Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) orientasi realita halusinasi

22
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan antara satu dengan yang lainnya, saling ketergantungan serta mempunyai norma yang sama, stuart & Laraia (2001) dalam Keliat (2005). Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian, kompetitif, kesamaan, ketidaksamaan, kesukaan, dan menarik (Yalom,1995 dalam Stuart & Laraia, 2001). Sedangkan kelompok terapeutik memberi kesempatan untuk saling bertukar (sharing) tujuan, umpamanya membantu individu yang berperilaku destruktif dalam berhubungan dengan orang lain, mengidentifikasi dan memberikan alternatif untuk membantu merubah perilaku destruktif menjadi konstruktif. Terapi Aktivitas Kelompok ( TAK ) Orientasi Realitas adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/tempat, dan waktu. Klien dengan gangguan jiwa Psikotik mengalami penurunan daya nilai realitas ( reality testing 3

description

praktek keperawatan jiwa akademi keperawatan dirgahayu samarinda

Transcript of Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) orientasi realita halusinasi

Page 1: Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) orientasi realita halusinasi

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian

Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan

antara satu dengan yang lainnya, saling ketergantungan serta mempunyai

norma yang sama, stuart & Laraia (2001) dalam Keliat (2005).

Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang

harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut,

kebencian, kompetitif, kesamaan, ketidaksamaan, kesukaan, dan menarik

(Yalom,1995 dalam Stuart &  Laraia, 2001).

Sedangkan kelompok terapeutik memberi kesempatan untuk saling

bertukar (sharing) tujuan, umpamanya membantu individu yang

berperilaku destruktif dalam berhubungan dengan orang lain,

mengidentifikasi dan memberikan alternatif untuk membantu merubah

perilaku destruktif menjadi konstruktif.

Terapi Aktivitas Kelompok ( TAK ) Orientasi Realitas adalah upaya

untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri,

orang lain, lingkungan/tempat, dan waktu.

Klien dengan gangguan jiwa Psikotik mengalami penurunan daya nilai

realitas ( reality testing ability ). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu,

dan orang-orang di sekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa

asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietass pada klien. Untuk

menamggulangi hendayaini, maka perlu ada aktivitas yang member

stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas di sekitarnya.

Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri

sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.

Terapi aktivitas kelompok orientasi realita adalah pendekatan untuk

mengorieantasikan klien terhadap situasi nyata (realitas). Umumnya

dilaksanakan pada kelompok yang mengalami gangguan orientasi terhadap

orang, waktu dan tempat. Teknik yang digunakan meliputi inspirasi

represif, interaksi bebas maupun secara didaktif.

3

Page 2: Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) orientasi realita halusinasi

B. Tujuan

Tujuan terapi aktivitas kelompok oriantasi realita meliputi :

1. Penderita mampu mengidentifikasi stimulus internal (pikiran,

perasaan, sensasi somatik) dan stimulus eksternal (iklim, bunyi, situasi

alam sekitar)

2. Penderita dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan.

3. Pembicaraan penderita sesuai realitas.

4. Penderita mampu mengenali diri sendiri.

5. Penderita mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat.

C. Karakteristik Klien

1. Penderita dengan gangguan orientasi realita (GOR) yaitu halusinasi,

ilusi, waham, dan depersonalisasi yang sudah dapat berinteraksi

dengan orang lain.

2. Penderita dengan GOR terhadap orang, waktu, dan tempat yang sudah

dapat berinteraksi dengan orang lain.

3. Penderita kooperatif.

4. Dapat berkomunikasi verbal dengan baik.

5. Kondisi fisik dalam keadaan sehat.

D.  Jenis-jenis TAK Orientasi Realitas

1. TAK Orientasi Realitas pengenalan orang

2. TAK Orientasi Realitas pengenalan tempat

3. TAK Orientasi Realitas pengenalan waktu

E. Indikasi Keperawatan

Klien yang mempunyai indikasi keperawatan TAK orientasi realitas

adalah klien dengan :

1. Halusinasi

2. Dimensia

3. Kebingungan

4. Tidak kenal dirinya

5. Salah mengenal orang lain, tempat dan waktu

6. Waham

4

Page 3: Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) orientasi realita halusinasi

F. Sarana dan Prasarana TAK

Sarana dan prasarana yang biasanya digunakan pada TAK Orientasi

Realitas, antara lain:

1. Persiapan alat yang biasa digunakan antara lain :

a. Spidol

b. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK

c. Boneka

d. Mp3

e. Kalender

f. Jam dinding

2. Persiapan terapis :

Rawlins, Williams dan Beck (1993) mengidentifikasi tiga area yang

perlu dipersiapkan untuk menjadi terapis atau pemimpin terapi

kelompok, yaitu persiapan teoritis melalui pendidikan formal, literatur,

bacaan dan lokakarya; praktik yang disupervisi pada saat berperan

sebagai pemimpin kelompok; dan pengalaman mengikuti terapi

kelompok.

Perawat diperkenankan memimpin terapi kelompok jika telah

dipersiapkan secara professional. American Nursing Association

(ANA) menetapkan pada praktik keperawatan psikiatri dan klinikal

spesialis dapat berfungsi sebagai terapis kelompok. Sertifikat dari

ANA sebagai spesialis klinik dalam keperawatan psikiatri-kesehatan

jiwa menjamin perawat mahir dan kompeten sebagai terapis kelompok.

Perawat yang memimpin kelompokterapeutik dan kelompok

tambahan TAK, persyaratannya harus mempunyai pengetahuan

tentang masalah klien dan mengetahui metode yang dipakai untuk

kelompok khusus serta terampil berperan sebagai pemimpin.

3.  Persiapan KLIEN :

Berdasarkan pengamatan dan kajian status klien maka karakteristik

klien yang dilibatkan dalam terapi aktivitas kelompok gangguan

orientasi realita ini adalah klien dengan masalah halusinasi, dimensia,

5

Page 4: Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) orientasi realita halusinasi

kebingungan, tidak kenal dirinya, salah mengenal orang lain, tempat

dan waktu.

G. Pengorganisasian TAK

1. Terapis

a. Perawat Oktovia L. P sebagai leader

b. Perawat Fernandes Ekaldo sebagai Co leader

c. Fasilitator

1) Perawat Astuti Lasida

2) Perawat Donata Devung

3) Perawat Fetra Setiawan

4) Perawat Mariani Nainggolan

5) Perawat Nova Karlina

6) Perawat Suhaimi Franajaya

d. Perawat Sarimadi sebagai Observer

2. Peran dan fungsi

a. Leader

1) Menyusun rencana aktivitas dalam kelompok (proposal).

2) Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan

3) Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan

perasaan, mengajukann pendapat dan memberikan umpan

balik.

4) Sebagai role model

5) Memotivasi setiap anggota untuk mengemukakan pendapat

dan memberikan umpan balik.

b. Co leader

Membantu leader dalam mengorganisir angota kelompok

c. Fasilitator

1) Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif

dan memotivasi anggota

2) Memfokuskan kegiatan

3) Membantu menkoordinasikan anggota kelompok

6

Page 5: Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) orientasi realita halusinasi

d. Observer

1) Mengobservasi semua respon klien

2) Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan

perilaku klien

3) Memberi umpan balik pada kelompok.

1. Nama klien yang ikut

1) Ny. A

2) Tn. B

3) Tn. C

4) Ny. D

5) Ny. E

6) Tn. F

7) Tn G

3 Waktu : dari pukul 09 : 00 S/d 10 : 30 (90 menit)

4 Tempat : ruang calista

5 Setting perawat dan klien

7

L CoK1

FK2

FK3FK4

FK5K6

FK7

O

Keterangan   : L     : LeaderCo : Wakil LeaderK    : KlienF     : FasilitatorO    : ObserverPosisi Klien saling berhadapan

Page 6: Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) orientasi realita halusinasi

H. Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada

tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan

tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas orang, kemampuan klien yang

diharapkan adalah dapat menyebutkan nama, panggilan, asal, dan hobi

klien lain. Untuk TAK orientasi realitas tempat, kemampuan klien yang

diharapkan adalh mengenal tempat di rumah sakit. Sedangkan untuk TAK

orientasi realitas waktu, kemampuan klien yang diharapkan adalah

mengenal waktu, hari, tanggal, bulan, dan tahun.

8

Page 7: Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) orientasi realita halusinasi

BAB III

APLIKASI TAK

GANGGUAN ORIENTASI REALITA

A. Sesi 1 : Pengenalan Orang

1. Tujuan

a. Klien mampu mengenal nama-nama perawat

b. Klien mampu menyebutkan nama lengkap klien lain

c. Klien mampu menyebutkan nama panggilan klien lain

d. Klien mampu menyebutkan asal klien lain

e. Klien mampu menyebutkan hobi klien lain

2. Setting

a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

b. Ruangan nyaman dan tenang

3. Alat

a. Pulpen

b. Kertas karton                             

c. Boneka

d. Handphone dan MP3

e. Jarum jahit

4. Metode

a. Dinamika kelompok

b. Diskusi dan tanya jawab

5. Langkah kegiatan

a. Persiapan

1) Memilih klien sesuai dengan indikasi

2) Membuat kontrak dengan klien

3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

b. Orientasi

1) Salam terapeutik

Salam dari terapis kepada klien

9

Page 8: Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) orientasi realita halusinasi

2) Evaluasi/validasi

Menayakan perasaan klien saat ini.

3) Kontrak

a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal orang

b) Terapis menjelaskan aturan terapi berikut :

(1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus

minta izin kepada terapis.

(2) Lama kegiatan 45 menit.

(3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

c. Tahap kerja

1) Terapis membagikan papan nama untuk masing-masing klien.

2) Terapis meminta masing-masing klien menuliskan nama

panggilan di papan nama yang dibagikan.

3) Terapis meminta masing-masing klien memperkenalkan diri

secara berurutan, searah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi

menyebutkan : nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.

4) Terapis menjelaskan langkah-langkah berikutnya : musik akan

dinyalakan, saat musik didengarkan boneka dipindahkan dari

satu klien ke klien yang lain. Saat musik dihentikan, klien yang

memegang boneka menyebutkan akan memilih balon dan

meledakkan dengan jarum jahit, lalu melakukan perintah yang

ada dalam balon tersebut misalnya menyebutkan nama lengkap,

nama panggilan, asal dan hobi klien yang lain yang ada

disebelah kanan (minimal nama panggilan).

5) Ulangi langkah 4 sampai semua klien mendapat giliran.

6) Terapis memberi pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan

mengajak klien lain bertepuk tangan.

d. Tahap terminasi

1) Evaluasi

a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti

TAK

10

Page 9: Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) orientasi realita halusinasi

b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

2) Tindak lanjut

Terapis menganjurkan klien menyapa orang lain sesuai nama

panggilan

3) Kontrak yang akan datang

a) Terapis membuat kontrak untuk TAK yang akan datang,

yaitu ”mengenal tempat”

b) Menyepakati waktu dan tempat.

6. Evaluasi dan Dokumentasi

a. Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya

pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien

sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realitas orang,

kemampuan klien yang diharapkan adalah dapat menyebutkan

nama, panggilan, asal dan hobi klien lain. Formulir evaluasi sebagai

berikut :

Sesi 1: TAK Orientasi realitas orang

Kemempuan mengenal orang lain

No. Aspek yang dinilaiNama klien

K1 K2 K3 K4 K5

1 Menyebutkan nama klien lain

2 Menyebutkan nama panggilan klien lain

3 Menyebutkan asal klien lain

4 Menyebutkan hobi klien lain

11

Page 10: Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) orientasi realita halusinasi

Petunjuk :

Dilakukan =1

Tidak dilakukan = 0

Evaluasi keberhasilan klien dan kelompok dalam bentuk presentase.

b. Dokumentasi

Dokumentasikan pada catatan proses keperaeatan tiap klien.

Contoh: klien mengikuti TAK orientasi realitas orang. Klien mampu

menyebutkan nama, panggilan, asal dan hobi klien lain di

sebelahnya. Anjurkan klien mengenal klien lain di ruangan.

B. Sesi 2: Pengenalan Tempat

1. Tujuan

a. Klien mampu mengenal nama rumah sakit.

b. Klien mampu mengenal nama ruangan tempat dirawat.

c. Klien mampu mengenal kamar tidur.

d. Klien  mengenal tempat tidur.

e. Klien mengenal ruang perawat, ruang istirahat, ruang makan, kamar

mandi, dan WC

2. Setting

a. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.

b. Ruangan tempat perawatan klien.

3. Alat

a. Pulpen

b. Kertas karton 

c. Hadiah                            

4. Metode

a. Diskusi kelompok

b. Orientasi lapangan

5. Langkah kegiatan

a. Persiapan

12

Page 11: Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) orientasi realita halusinasi

1) Mengingatkan kontrak pada klien peserta Sesi 1 TAK orientasi

realitas.

2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

b. Orientasi

1) Salam terapeutik

Salam dari terapis kepada klien.

2) Terapis dan klien memakai papan nama.

3) Evaluasi/ validasi

a) Menanyakan perasaan klien saat ini.

b) Menanyakan apakah klien masih mengingat nama-nama klien

yang lain.

4) Kontrak

a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal tempat

yang biasa dilihat.

b) Terapis menjelaskan aturan terapi berikut :

(1) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus

minta ijin kepada terapis.

(2) Lama kegiatan 45 menit.

(3) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

b. Tahap kerja

1) Terapis menanyakan kepada klien nama rumah sakit, nama

ruangan, klien diberi kesempatan menjawab. Beri pujian pada

klien yang mampu menjawab dengan tepat.

2) Terapis menjelaskan dengan mengajarkan sebuah lagu “chiki

chaka” yang kalah diminta menyebutkan nama rumah sakit dan

nama ruangan tempat klien dirawat dan jika klien mampu

menjawab pertanyaan dari terapis maka akan mendapatkan

hadiah.

3) Kegiatan ini diulang sampai semua peserta mendapat giliran.

4) Terapis memberikan pujian saat klien telah menyebutkan dengan

benar.

13

Page 12: Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) orientasi realita halusinasi

5) Terapis mengajak klien berkeliling serta menjelaskan nama dan

fungsi ruangan yang ada. Kantor perawat,  kamar amandi, WC,

ruang istirahat, ruang TAK, dan ruangan lainnya.

e. Tahap terminasi

Evaluasi

a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.

c) Tindak lanjut.

Terapis menganjurkan klien untuk menghafal nama-nama

tempat.

d) Kontrak yang akan datang

(1) Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang, yaitu

mengenal waktu.

(2) Menyepakati waktu dan tempat.

6. Evaluasi dan Dokumentasi

a. Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada

tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai

dengan tujuan TAK. Untuk TAK orientasi realita tempat, kemampuan

klien yang diharapkan adalah mengenal tempat di rumah sakit.

14

Page 13: Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) orientasi realita halusinasi

Sesi 2 : TAK

Orientasi Realitas Tempat

Kemempuan Mengenal Tempat Di Rumah Sakit

No. Aspek yang dinilaiNama klien

K1 K2 K3 K4 K5

1 Menyebutkan nama rumah

sakit

2 Menyebutkan nama ruangan

3 Menyebutkan letak kantor

perawat

4 Menyebutkan letak kamar

mandi, WC

5 Menyebutkan letak kamar

tidur

Petunjuk :

Dilakukan =1

Tidak dilakukan = 0

Evaluasi keberhasilan klien dan kelompok dalam bentuk presentase.

b. Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada

catatan proses keperawatn tiap klien. Contoh :klien mengikuti sesi 2,

TAK orientasi Realita tempat. Klien mampu menyebutkan nama ruangan

dan letak kamar tidur yang lain belum mampu. Orientasikan klien

dengan tempat-tempat di ruangan.

15

Page 14: Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) orientasi realita halusinasi

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Terapi aktivitas kelompok ( TAK ) orientasi realitas adalah upaya untuk

mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain,

lingkungan/tempat, dan waktu. Tujuan terapi aktivitas kelompok oriantasi

realita meliputi :penderita mampu mengidentifikasi stimulus internal (fikiran,

perasaan, sensasi somatik) dan stimulus eksternal (iklim, bunyi, situasi alam

sekitar), penderita dapat membedakan antara lamunan dan kenyataan,

pembicaraan penderita sesuai realitas, penderita mampu mengenali diri

sendiri, danpenderita mampu mengenal orang lain, waktu dan tempat. Klien

yang mempunyai masalah keperawatan tak orientasi realitas adalah klien

dengan : halusinasi, dimensia, kebingungan, tidak kenal dirinya, salah

mengenal orang lain, tempat dan waktu.

Karakteristik klien yang mengikuti tak adalah penderita dengan gangguan

orientasi realita (GOR) yaitu halusinasi, ilusi, waham, dan depersonalisasi

yang sudah dapat berinteraksi dengan orang lain, penderita dengan gor

terhadap orang, waktu, dan tempat yang sudah dapat berinteraksi dengan

orang lain, penderita kooperatif, dapat berkomunikasi verbal dengan baik,

kondisi fisik dalam keadaan sehat.

B. SARAN

Diharapkan makalah dapat bermanfaat sebagai dasar pembelajaran bagi

mahasiswa khususnya pada mata kuliah keperawatan jiwa materi Terapi

Aktivitas Kelompok (TAK) realita aktivitas dan sebagai bahan pengembangan

materi yang lebih baik lagi.

16

Page 15: Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) orientasi realita halusinasi

DAFTAR PUSTAKA

Wahyu Purwaningsih, S.Kep, & Ina Karlina, S.Kep.Ns. 2009. Asuhan

Keperawatan Jiwa   Dilengkapi Terapi Modalitas dan Standart

Operating Prosedure (SOP). Yogjakarta : Nuha Medika Press.

Keliat, Budi Anna. 2005. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok.Jakarta

: EGC

17