Teori Skabies II

8
S?K A B I E S Skabies sering juga disebut penyakit kulit berupa budukan atau kudis Transmisi Penyakit ini dapat ditularkan melalui kontak erat dengan orang yang terinfeksi. Etiologi dan Patogenesis Skabies disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap kutu Sarcoptes scabiei var hominis dan tinjanya pada kulit manusia. gbr. 1 Sarcoptes scabiei Sarcoptes scabiei: Kutu yang transparan, berbentuk oval, pungggungnya cembung, perutnya rata dan tidak bermata. Diameternya sekitar 0.3 mm

description

duhygduy

Transcript of Teori Skabies II

Page 1: Teori Skabies II

S?K A B I E S

Skabies sering juga disebut penyakit kulit berupa budukan atau kudis

TransmisiPenyakit ini dapat ditularkan melalui kontak erat dengan orang yang terinfeksi.

Etiologi dan PatogenesisSkabies disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap kutu Sarcoptes scabiei varhominis dan tinjanya pada kulit manusia.

gbr. 1 Sarcoptes scabiei

Sarcoptes scabiei:

Kutu yang transparan, berbentuk oval, pungggungnya cembung, perutnya rata dan tidak bermata.

Diameternya sekitar 0.3 mm memiliki 4 pasang kaki. tidak dapat terbang ataupun meloncat siklus hidup 30 hari

Kutu betina melubangi stratum corneum dalam waktu 20 menit lalu bertelur sekitar 3 butir perharinya. Telur itu kemudian menetas setelah hari ke 4. Lalu larva bermigrasi ke permukaan kulit dan berkembang hingga dewasa. Setelah 2 minggu, kutu betina dan

Page 2: Teori Skabies II

jantan kawin. Kutu betina lalu kembali melubangi stratum corneum. Kutu jantan, yang tubuhnya lebih kecil dari betina, terjatuh dari kulit dan mati.

Jumlah kutu yg terdapat pada inang biasanya kurang dari 20 ekor, kecuali pada "crusted scabies" yg bisa mencapai lebih dari 1 juta ekor. Di luar tubuh manusia, kutu skabies bisa bertahan hidup selama 3 hari.

Skabies hanya dapat diberantas dengan memutus rantai penularan dan memberi obat yang tepat.

Gambaran klinikGatal-gatal dan kemerahan dapat terjadi 6-8 minggu setelah kutu menginfeksi. Lesi yg timbul dapat berupa nodul atau papula yg merah, bersisik, timbul krusta (ekskoriasi) pada sela-sela jari, pinggir jari, pergelangan tangan dan pinggir telapak tangan, siku, ketiak, skrotum, penis, labia dan areola pada wanita.

gbr.2 Terowongan di sela-sela jari

Page 3: Teori Skabies II

gbr. 3 Terowongan di lateral palmar

Erupsi eritema difus pada tubuh dapat terjadi akibat reaksi hipersensitivitas terhadap antigen kutu.

Penyakit skabies memiliki 4 gejala klinis utama (gejala kardinal/ cardinal sign),yaitu:1. Pruritus nokturnaatau rasa gatal di malam hari, yang disebabkan aktivitas kutu yang lebih tinggi dalam suhu lembab. Rasa gatal dan kemerahan diperkirakan timbul akibat sensitisasi oleh kutu.2. Penyakit ini dapat menyerang manusia secara kelompok.Mereka yang tinggal di asrama, barak-barak tentara, pesantren maupun panti asuhan berpeluanglebih besar terkena penyakit ini. Penyakit ini amat mudah menular melaluipemakaian handuk, baju maupun seprai secara bersama-sama. Skabies mudahmenyerang daerah yang tingkat kebersihan diri dan lingkungan masyarakatnya rendah.3. Adanya lesi kulit yg khasberupa papula, vesikel pada kulit atau terowongan-terowongan di bawah lapisan kulit (kanalikuli) yangberbentuk lurus atau berkelok-kelok berukuran 1-10 mm. Jika terjadi infeksi skunder oleh bakteri,maka akan timbul gambaran pustul (bisul kecil). Kanalikuli ini berada padadaerah lipatan kulit yang tipis, seperti sela-sela jari tangan, daerah sekitarkemaluan, wajah dan kulit kepala (pada anak), siku bagian luar, kulit sekitar payudara, bokong danperut bagian bawah.4. Pemeriksaan kerokan kulit secara mikroskopis positif adanya kutu, telur, nimfa?atau skibala (butiran feses).

Pada "crusted scabies" terdapat lesi berupa plak hiperkeratotik tersebar di telapak tangan

Page 4: Teori Skabies II

dan kaki disertai penebalan dan distrofi kuku jari tangan dan kaki. Pruritus (gatal) bervariasi bahkan hilang sama sekali pada keadaan ini.

gbr. 4 Crusted Scabies. Plak hiperkeratotik dengan ribuan kutu hidup didalamnya.

Diagnosis-Ditegakkan dari anamnesis, manifestasi klinik dan pemeriksaan penunjang-Ditemukan 2 atau lebih dari 4 gejala kardinal (+) atau ditemukan gejala kardinal no.4 (+)

gbr. 5 Kutu Skabies betina (dengan telur), telur (abu2), dan skibala

Diagnosis Banding

1. Dermatitis atopik 2. Reaksi terhadap gigitan serangga 3. Dermatitis kontak 4. Dermatitis herpetiformis 5. Eksim dishidrotik 6. Psoriasis 7. Bullous pemphigoid 8. Drug eruption

Penatalaksanaan PengobatanFarmakologisPengobatan penyakit ini menggunakan obat-obatan berbentuk krim atau salepyang dioleskan pada bagian kulit yang terinfeksi. Banyak sekali obat-obatan yangtersedia di pasaran. Namun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi antara lain;

Page 5: Teori Skabies II

tidak berbau, efektif terhadap semua stadium kutu (telur, larva maupun kutudewasa), tidak menimbulkan iritasi kulit, juga mudah diperoleh dan murah harganya. Sistemik- Antihistamin klasik sedatif ringan untuk mengurangi gatal, misalnyaklorfeniramin maleat 0.34 mg/kg BB 3 x sehari.- Antibiotik bila ditemukan infeksi sekunder misalnya ampisilin, amoksisilin,eritromisin.Topikal- Obatan-obatan yang dapat digunakan antara lain:1. Salep 2 ? 4, biasanya dalam bentuk salep atau krim.Kekurangannya, obat ini menimbulkan bau tak sedap (belerang), mengotoripakaian, tidak efektif membunuh stadium telur, dan penggunaannya haruslebih dari 3 hari berturut-turut.2. Emulsi benzil-benzoas 20 ? 25%, efektif terhadap semua stadium, diberikansetiap malam selama 3 hari berturut-turut. Kekurangannya, dapatmenimbulkan iritasi kulit.3. Gamexan 1%, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semuastadium kutu, mudah digunakan, serta jarang menimbulkan iritasi kulit.Namun obat ini tidak dianjurkan bagi wanita hamil, maupun anakdibawah usia 6 tahun, karena bersifat toksik terhadap susunan sarafpusat. Pemakaiannya cukup satu kali dioleskan seluruh tubuh. Dapatdiulang satu minggu kemudian bila belum sembuh.4. Krotamiton 10%, termasuk obat pilihan karena selain memiliki efek antiskabies,juga bersifat anti gatal.5. Permetrin HCl 5%, efektifitasnya seperti Gamexan, namun tidak terlalutoksik. Penggunaannya cukup sekali, namun harganya relatif mahal.

Setelah?pengobatan skabies benar-benar tuntas, rasa gatal masih dapat berlangsung sampai sekitar 4 minggu lamanya. Pasien dapat diberikan steroid topikal/ sistemik atau pun antihistamin untuk mengatasinya.

Non-farmakologis (+Pencegahan)- Selain menggunakan obat-obatan, yang tidak kalah penting untuk diperhatikanadalah upaya peningkatan kebersihan diri dan lingkungan. Hal ini dapatdilakukan dengan cara:1. Mencuci bersih atau merebusdengan air panas handuk, seprai maupun baju penderita skabies (yg dipakai dalam 5 hari terakhir), kemudian menjemurnya hingga kering.Menghilangkan faktor predisposisi, antara lain dengan penyluhanmengenai higiene perorangan dan lingkungan.2. Menghindari pemakaian baju, handuk, seprai secara bersama-sama.3. Mengobati seluruh anggota keluarga, atau masyarakat yang terinfeksiuntuk memutuskan rantai penularan. Hewan peliharaan tidak perlu diobati karena kutu skabies tidak hidup disana.

Page 6: Teori Skabies II

Tabel Treatment for Scabies

PemantauanDianjurkan kontrol 1 minggu kemudian, bila ada lesi baru obat topikal dapat diulang kembali.

*Intan Risna/ Tropmed Group 7/ Case 8 (Learning Issue)Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Referensi:1. Fitzpatrick's Dermatology in General Medicine.Scabies, Other Mites and Pediculosis.7th Ed.USA: McGraw-Hill Companies;2008:Chapter 208.2. Slide Introduction Skill's Laboratory Tropical Medicine System. Scabies. FK UNPAD;?26-April-20103. Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas 2007.Skabies.Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2007.