Skabies Referat

download Skabies Referat

of 25

Transcript of Skabies Referat

  • 7/28/2019 Skabies Referat

    1/25

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan penetrasi tungau

    parasit Sarcoptes scabiei var. hominis ke dalam epidermis. Tungau skabies pertama kali

    diidentifikasi pada tahun 1687, oleh karena itu skabies merupakan salah satu penyakit pada

    manusia yang penyebabnya dapat diketahui.1

    Skabies adalah penyakit endemik di seluruh dunia, dapat menyerang seluruh ras dan

    berbagai tingkat sosial, namun gambaran akurat mengenai prevalensinya sulit didapatkan.

    Lingkungan padat penduduk, yang sering terdapat pada negara-negara berkembang dan

    hampir selalu berkaitan dengan kemiskinan dan higiene yang buruk, dapat meningkatkan

    penyebaran skabies.2

    Skabies ditularkan melalui kontak langsung kulit dengan kulit maupun dengan kontak

    tidak langsung melalui benda-benda yang dipakai bersama, misalnya handuk, pakaian, sprei,

    dan sarung bantal. Semakin banyak jumlah parasit dalam satu individu, maka semakin besar

    kemungkinan terjadinya penularan dalam lingkungan yang sama. Terdapat berbagaigambaran klinis skabies yang berbeda pada berbagai individu. Gambaran ini dapat

    menyulitkan diagnosis sehingga menyebabkan terapi yang tidak tepat. Apabila beberapa

    anggota keluarga mengeluhkan erupsi kulit yang gatal, skabies harus dipikirkan sebagai salah

    satu diagnosis.1,2

    1

  • 7/28/2019 Skabies Referat

    2/25

    BAB II

    SKABIES

    II. 1Sarcoptes scabiei

    Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Ackarina, super

    famili Sarcoptes. Infestasi Sarcoptes scabiei pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var.

    hominis. Badan tungau skabies berbentuk oval dengan bagian dorsoventral yang datar. Betina

    dewasa berukuran panjang 0,4 mm dan lebar 0,3 mm. Jantan dewasa berukuran lebih kecil,

    dengan panjang 0,2 mm dan lebar 0,15 mm. Badan tungau berwarna putih suram dan terdapat

    gambaran gelombang

    transversal yang jelas. Pada

    bagian dorsal ditutupi rambut-

    rambut halus dan duri-duri,

    yang disebut dentikel. Tungau

    dewasa mempunyai

    empat pasang kaki; dua pasang

    kaki depan sebagai alat

    untuk melekat. Pada

    tungau betina, terdapat rambut-

    rambut halus yang disebut

    setae di ujung dua pasang kaki

    belakang, sedangkan pada

    2

  • 7/28/2019 Skabies Referat

    3/25

    tungau jantan terdapat rambut-rambut halus di ujung pasangan kaki ketiga dan alat perekat di

    ujung kaki keempat.1

    Gambar 1.Sarcoptes scabiei jantan dan betina

    Kopulasi terjadi di terowongan yang digali oleh tungau betina. Setelah kopulasi,

    tungau jantan mati dan tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan lebih dalam

    dan mulai bertelur, kurang lebih 3 telur per hari. Terowongan tersebut terdapat di stratum

    corneum. Selama 4-6 minggu, tungau betina dapat meletakkan 40-50 telur di sepanjang

    3

  • 7/28/2019 Skabies Referat

    4/25

    terowongan. Telur-telur tersebut menetas setelah 4 hari dan mengeluarkan larva. Larva mulai

    menuju permukaan kulit dan menjadi tungau dewasa. Jumlah tungau dewasa pada seorang

    penderita skabies biasanya kurang dari 20, kecuali pada crusted scabies (dulu dikenal

    sebagaiNorwegian scabies) yang dapat ditemukan lebih dari satu juta tungau.

    Gambar 2. Siklus hidup Sarcoptes scabiei

    II. 2 Epidemiologi

    Skabies ditemukan di semua negara dengan prevalensi yang bervariasi. Daerah

    endemik skabies adalah di daerah tropis dan subtropis seperti Afrika, Mesir, Amerika

    Tengah, Amerika Selatan, Amerika Utara, Australia, Kepulauan Karibia, India, dan Asia

    Tenggara.3,4

    Diperkirakan bahwa terdapat lebih dari 300 juta orang di seluruh dunia terjangkit

    tungau skabies.5 Studi epidemiologi memperlihatkan bahwa prevalensi skabies cenderung

    tinggi pada anak-anak serta remaja dan tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin, ras, umur,

    4

  • 7/28/2019 Skabies Referat

    5/25

    ataupun kondisi sosial ekonomi. Faktor primer yang berkontribusi adalah kemiskinan dan

    kondisi hidup di daerah yang padat,4 sehingga penyakit ini lebih sering di daerah perkotaan. 6

    Terdapat bukti menunjukkan insiden kejadian berpengaruh terhadap musim dimana

    kasus skabies lebih banyak didiagnosis pada musim dingin dibanding musim panas. Insiden

    skabies semakin meningkat sejak dua dekade ini dan telah memberikan pengaruh besar

    terhadap wabah di rumah-rumah sakit, penjara, panti asuhan, 6 dan panti jompo.7

    Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi skabies. Banyak faktor yang

    menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain: higiene yang buruk, kesalahan diagnosis,

    dan perkembangan dermografik serta ekologi. Penyakit ini dapat dimasukkan dalam P.H.S.

    (Penyakit akibat Hubungan Seksual).8

    II. 3 Patogenesis

    Reaksi alergi yang sensitif terhadap tungau dan produknya memperlihatkan peran

    yang penting dalam perkembangan lesi dan terhadap timbulnya gatal. 9S. Scabiei melepaskan

    substansi sebagai respon hubungan antara tungau dengan keratinosit dan sel-sel Langerhans

    ketika melakukan penetrasi ke dalam kulit.

    10

    Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan keterlibatan reaksi hipersensitivitas tipe IV

    dan tipe I. 9,10 Pada reaksi tipe I, pertemuan antigen tungau dengan Imunoglobulin-E pada sel

    mast yang berlangsung di epidermis menyebabkan degranulasi sel-sel mast. Sehingga terjadi

    peningkatan antibodi IgE. Keterlibatan reaksi hipersensitivitas tipe IV akan memperlihatkan

    gejala sekitar 10-30 hari setelah sensitisasi tungau 10 dan akan memproduksi papul-papul dan

    nodul inflamasi yang dapat terlihat dari perubahan histologik dan jumlah sel limfosit T

    banyak pada infiltrat kutaneus.9 Kelainan kulit yang menyerupai dermatitis tersebut sering

    terjadi lebih luas dibandingkan lokasi tungau dengan efloresensi dapat berupa papul, nodul,

    vesikel, urtika dan lainnya. Akibat garukan yang dilakukan oleh pasien dapat timbul erosi,

    ekskoriasi, krusta hingga terjadinya infeksi sekunder. 11

    5

  • 7/28/2019 Skabies Referat

    6/25

    Cara penularan skabies:

    Skabies dapat ditularkan melalui kontak langsung maupun kontak tidak langsung.4

    Penularan melalui kontak langsung (skin-to-skin) menjelaskan mengapa penyakit ini sering

    menular ke seluruh anggota keluarga.11 Penularan secara tidak langsung dapat melalui

    penggunaan bersama pakaian, handuk, maupun tempat tidur. Bahkan dapat pula ditularkan

    melalui hubungan seksual antar penderita dengan orang sakit,8 namun skabies bukan

    manifestasi utama dari penyakit menular seksual. 7

    II. 4 Gambaran Klinis Skabies

    Skabies Klasik

    Karakteristik khas pada skabies adalah gatal terutama pada malam hari. Lesi bilateral

    dan biasanya muncul pertama kali pada tangan, terutama pada sela-sela jari. Lesi juga

    terdapat pada pergelangan tangan bagian fleksor, siku, dan axilla anterior. Pada area tersebut

    didapatkan papul dan nodul eritem, berskuama, dan sering disertai krusta. Lesi patognomonis

    ditandai terowongan berupa garis pendek, bergelombang, dan berwarna gelap 12

    Gambar 3. Gambaran terowongan pada palmar lateral.

    6

  • 7/28/2019 Skabies Referat

    7/25

    Terowongan terdapat pada daerah yang sedikit atau tidak ada folikel rambut, biasanya

    stratum corneum tipis dan lunak, misalnya pada sela jari, pergelangan tangan, siku, axilla,

    penis, genitalia, bokong, dan kaki.Area predileksi ini disebut sebagai circle of Hebra, karena

    membentuk suatu lingkaran imajiner, seperti diperlihatkan pada gambar dibawah ini

    Gambar 4. Tempat predileksi skabies.

    Apabila menginfeksi areola mammae pada wanita dapat menyebabkan eksematosa,

    dan apabila menginfeksi penis dapat menimbulkan lesi dengan karakteristik nodul, ulkus

    chancriform atau pioderma.

    Skabies Incognito

    Pengobatan kortikosteroid, baik sistemik maupun topikal, dapat menyamarkan gejala

    skabies. Hal ini sering menimbulkan gambaran klinis yang tidak biasa, seperti distribusi lesi

    7

  • 7/28/2019 Skabies Referat

    8/25

    yang luas dan atipikal, dalam beberapa kasus dapat menyerupai penyakit lain seperti

    dermatitis atopik.12

    Gambar 5. Scabies Incognito dengan lesi krusta terlokalisasi pada penderita

    dengan pengobatan regimen imunosupresan

    Skabies Nodular

    Skabies nodular ditemukan pada 7-10% pada penderita skabies. Skabies ini

    berkarakteristik nodul berwarna coklat kemerahan yang terasa gatal, berukuran 5 mm sampai

    20 mm. Lesi terutama pada daerah tertutup, paling sering pada genitalia pria, lipat paha, dan

    axilla12

    8

  • 7/28/2019 Skabies Referat

    9/25

    Gambar 6. Skabies nodular pada penis.

    Tungau jarang ditemukan dan lesi tidak menular. Apabila sembuh dapat menimbulkan

    hiperpigmentasipostinflamasi yang lebih jelas terlihat setelah pengobatan.

    Skabies Pada Bayi dan Anak-anak

    Prevalensi skabies tertinggi pada bayi adalah pada usia di bawah 2 tahun. Pada

    kelompok usia ini, infeksi dapat terjadi pada wajah, kulit kepala, telapak tangan, dan telapak

    kaki. 12

    Gambar 7. Lesi skabies pada plantar pedis bayi.

    Lesi skabies pada bayi dan anak-anak berupa vesikel dan vesikulopustular, sering

    terdapat pada tangan dan kaki, juga terdapat gambaran lesi nodul krusta multipel pada

    trunkus dan ekstremitas. Seringkali terjadi kesalahan diagnosis karena indeks kecurigaan

    (suspicious index) yang rendah dan perubahan eksema sekunder.

    Skabies Pada Orang Tua

    9

  • 7/28/2019 Skabies Referat

    10/25

  • 7/28/2019 Skabies Referat

    11/25

    Gambar 9. Skabies pada anjing.

    Skabies yang berasal dari hewan memiliki pola penyebaran yang berbeda (sering di

    trunkus, lengan, dan abdomen, jarang pada sela jari dan genitalia), memiliki waktu inkubasi

    yang lebih singkat dan tidak terdapat gambaran terowongan karena kutu hewan tidakmenyempurnakan siklus hidupnya pada tubuh manusia.

    Skabies Krusta (Norwegian Scabies)

    Skabies krusta dapat berawal dari skabies biasa. Skabies ini ditemukan pada pasien

    dengan keadaan umum yang lemah atau imunocompromised, termasuk pasien dengan

    kelainan neuorologis, sindrom down, transplantasi organ, penyakit graft-versus-host,

    leukemia T-cell pada orang dewasa, lepra, atau AIDS. Lesi pada skabies krusta sangat

    berbeda dengan tipe klasik, dimana lesi lebih tebal dan terkadang ada skuama. Lesi berupa

    plak hiperkeratotik difus dan/atau krusta pada regio palmar dan plantar, dengan penebalan

    dan distrofi kuku tangan dan kaki.12

    11

  • 7/28/2019 Skabies Referat

    12/25

    Gambar 10. Distrofi kuku pada skabies krusta.

    Terdapat ribuan bahkan jutaan tungau skabies pada skabies krusta sehingga sangat

    menular dan mudah ditemukan pada pemeriksaan di bawah mikroskop. Gatal dirasakan

    minimal atau tidak ada sama sekali. Gambaran klinis dapat menyerupai dermatitis

    psoriasiform pada tangan dan kaki, dermatitis seboroik, atau eritroderma. Pada pasien dengan

    defisit neurologis, skabies krusta kadang hanya menginfestasi pada ekstremitas yang

    mengalami kelainan neurologis.

    II. 5 Diagnosis

    Diagnosis pasti ditegakkan dari pemeriksaan mikroskop dengan menemukan tungau,

    telur, atau butiran faeces. Salah satu elemen tersebut harus ditemukan, karena infestasi ini

    sering underdiagnosed (skabies dapat menyerupai dermatosis pruritus), atau overdiagosed

    sehingga menyebabkan penyakit lain diobati dengan skabisid. Untuk mengidentifikasi

    terowongan secara cepat dapat diteteskan gentian violet pada area yang terinfestasi, lalu

    dibersihkan dengan alkohol. Terowongan akan terlihat lebih gelap dari kulit di sekitarnyakarena akumulasi tinta.1

    Tekhnik pemeriksaan mikroskopis dengan meneteskan setetes minyak mineral di atas

    terowongan dan kemudian mengerok secara longitudinal dengan pisau skalpel nomor 15

    sepanjang terowongan, hati-hati jangan sampai berdarah. Kerokan lalu diletakkan pada kaca

    objek dan diperiksa di bawah pembesaran 10 kali. Gambaran mikroskopis tungau terlihat

    seperti gambar dibawah ini

    12

  • 7/28/2019 Skabies Referat

    13/25

    Gambar 11.Sarcoptes scabiei betina, telur, dan faeces.

    Metoda diagnostik lain mencakup dermoskopi yang dapat digunakan untuk

    memeriksa tungau secara in vivo. Pada situasi diagnostik yang sulit dan kasus atipik,

    polymerase chain reaction (PCR) dapat digunakan sebagai alat diagnostik, dengan cara

    mendeteksi DNA tungau dari krusta kutaneus.

    Tanda-tanda kardinal dalam menegakkan skabies, yaitu:1

    1. Pruritus nokturnal; gatal pada malam hari yang disebabkan oleh aktivitas tungau ini lebih

    tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.

    2. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok, misalnya dalam sebuah keluarga

    biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi. Begitu pula dalam sebuah

    perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar tetangga yang berdekatan akan

    diserang oleh tungau tersebut. Seluruh anggota keluarga yang terinfeksi dikenal dengan

    keadaan hiposensitisasi. Walaupun mengalami infestasi tungau tetapi tidak memberikangejala. Pasien ini bersifat sebagai pembawa (carrier).

    3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-

    abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung teroeongan

    itu ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi

    polimorf (pustul, ekskoriasi dan lain-lain). Tempat predileksi biasanya merupakan tempat

    dengan stratum korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian

    polar, siku bagian luar, lipatan ketiak bagian depan, areola mammae (wanita), umbilicus,

    13

  • 7/28/2019 Skabies Referat

    14/25

    bokong, genitalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang

    telapak tangan dan telapak kaki.

    4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik

    Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal diatas.

    II. 6 Diagnosis Banding

    Skabies dapat terlihat mirip dengan kebanyakan kasus dermatitis atopik, reaksi akibat

    gigitan serangga, dermatitis kontak, dermatitis herpetiformis, dishidrotik eksim. Kelainan

    kulit lain, seperti psoriasis (pada tipe krusta), pemfigoid bullosa dan erupsi obat. 1

    II. 7 Pemeriksaan Penunjang

    Bila gejala klinis spesifik, diagnosis skabies mudah ditegakkan. Tetapi penderita

    sering datang dengan lesi yang bervariasi sehingga diagnosis pasti sulit ditegakkan. Pada

    umumnya diagnosis klinis ditegakkan bila ditemukan dua dari empat cardinal sign.13

    Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menemukan tungau dan produknya yaitu :

    1. Kerokan kulit

    Papul atau kanalikuli yang utuh ditetesi dengan minyak mineral atau KOH 10% lalu

    dilakukan kerokan dengan meggunakan scalpel steril yang bertujuan untuk mengangkat

    atap papula atau kanalikuli. Bahan pemeriksaan diletakkan di gelas objek dan ditutup

    dengan kaca penutup lalu diperiksa dibawah mikroskop.13

    2. Mengambil tungau dengan jarum

    Bila menemukan terowongan, jarum suntik yang runcing ditusukkan kedalam

    terowongan yang utuh dan digerakkan secara tangensial ke ujung lainnya kemudian

    dikeluarkan. Bila positif, Tungau terlihat pada ujung jarum sebagai parasit yang sangat

    kecil dan transparan. Cara ini mudah dilakukan tetapi memerlukan keahlian tinggi.13

    3. Tes tinta pada terowongan (Burrow ink test)

    Identifikasi terowongan bisa dibantu dengan cara mewarnai daerah lesi dengan tinta

    hitam. Papul skabies dilapisi dengan tinta cina, dibiarkan selama 20-30 menit.

    Setelahtinta dibersihkan dengan kapas alkohol, terowongan tersebut akan kelihatan lebih gelap

    14

  • 7/28/2019 Skabies Referat

    15/25

    dibandingkan kulit di sekitarnya karena akumulasi tinta didalam terowongan. Tes

    dinyatakan positif bila terbetuk gambaran kanalikuli yang khas berupa garis menyerupai

    bentuk zigzag. 13,14

    4. Membuat biopsi irisan (epidermal shave biopsy)

    Diagnosis pasti dapat melalui identifikasi tungau, telur atau skibala secara mikroskopik.

    Ini dilakukan dengan cara menjepit lesi dengan ibu jari dan telunjuk kemudian dibuat

    irisan tipis, dan dilakukan irisan superficial secara menggunakan pisau dan berhati-hati

    dalam melakukannya agar tidak berdarah. Kerokan tersebut diletakkan di atas kaca

    objek dan ditetesi dengan minyak mineral yang kemudian diperiksa dibawah

    mikroskop.6,13

    5. Biopsi irisan dengan pewarnaan HE.

    Gambar 12. Sarcoptes scabiei dalam epidermis (panah) dengan pewarnaan H.E

    6. Uji tetrasiklin

    Pada lesi dioleskan salep tetrasiklin yang akan masuk ke dalam kanalikuli. Setelah

    dibersihkan, dengan menggunakan sinar ultraviolet dari lampu Wood, tetrasiklin

    tersebut akan memberikan fluoresensi kuning keemasan pada kanalikuli.13

    Dari berbagai macam pemeriksaan tersebut, pemeriksaan kerokan kulit merupakan

    cara yang paling mudah dan hasilnya cukup memuaskan. Agar pemeriksaan berhasil, ada

    beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni 13 :

    1. Kerokan harus dilakukan pada lesi yang utuh (papula, kanalikuli) dan tidak dilakukan

    pada tempat dengan lesi yang tidak spesifik.

    2. Sebaiknya lesi yang akan dikerok diolesi terlebih dahulu dengan minyak mineral agar

    tungau dan produknya tidak larut, sehingga dapat menemukan tungau dalam keadaan

    hidup dan utuh.15

  • 7/28/2019 Skabies Referat

    16/25

    3. Kerokan dilakukan pada lesi di daerah predileksi.

    4. Oleh karena tungau terdapat dalam stratum korneum maka kerokan harus dilakukan di

    superficial dan menghindari terjadinya perdarahan. Namun karena sulitnya menemukan

    tungau maka diagnosis scabies harus dipertimbangkan pada setiap penderita yang

    datang dengan keluhan gatal yang menetap.

    II. 8 Penatalaksanaan

    Terdapat beberapa terapi untuk skabies yang memiliki tingkat efektivitas yang

    bervariasi. Faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan yang antara lain umur pasien,

    biaya pengobatan, berat derajat erupsi, dan factor kegagalan terapi yang pernah

    diberikan sebelumnya.6

    Pada pasien dewasa, skabisid topikal harus dioleskan di seluruh permukaan tubuh

    kecuali area wajah dan kulit kepala,dan lebih difokuskan di daerah sela-sela jari,

    inguinal, genital, area lipatan kulit sekitar kuku, dan area belakang telinga. Pada pasien

    anak dan scabies berkrusta, area wajah dan kulit kepala juga harus dioleskan skabisid

    topikal. Pasien harus diinformasikan bahwa walaupun telah diberikan terapi skabisidal

    yang adekuat, ruam dan rasa gatal di kulit dapat tetap menetap hingga 4 minggu. Jikatidak diberikan penjelasan, pasien akan beranggapan bahwa pengobatan yang diberikan

    tidak berhasil dan kemudian akan menggunakan obat anti scabies secara berlebihan.

    Steroid topikal, anti histamin maupun steroid sistemik jangka pendek dapat diberikan

    untuk menghilangkan ruam dan gatal pada pasien yang tidak membaik setelah

    pemberian terapi skabisid yang lengkap.6

    a. Penatalaksanaan secara umum

    Edukasi pada pasien skabies : 15

    1. Mandi dengan air hangat dan keringkan badan.

    2. Pengobatan yang diberikan dioleskan di kulit dan sebaiknya dilakukan pada

    malam hari sebelum tidur.

    3. Hindari menyentuh mulut dan mata dengan tangan.

    4. Ganti pakaian, handuk, sprei, yang digunakan, selalu cuci dengan teratur dan bila

    perlu direndam dengan air panas

    16

  • 7/28/2019 Skabies Referat

    17/25

    5. Jangan ulangi penggunaan skabisd yang berlebihan dalam seminggu walaupun

    rasa gatal yang mungkin masih timbul selama beberapa hari.

    6. Setiap anggota keluarga serumah sebaiknya mendapatkan pengobatan yang sama

    15 dan ikut menjaga kebersihan 13

    b. Penatalaksanaan secara khusus

    Pengobatan skabies harus efektif terhadap tungau dewasa, telur dan

    produknya, mudah diaplikasikan, nontoksik, tidak mengiritasi, aman untuk semua

    umur, dan terjangkau biayanya.10 Pengobatan skabies yang bervariasi dapat berupa

    topikal maupun oral.

    a. Permethrin

    Merupakan sintesa dari pyrethroid, 11,16 dan bekerja dengan cara mengganggu

    polarisasi dinding sel saraf parasit yaitu melalui ikatan dengan natrium. Hal ini

    memperlambat repolarisasi dinding sel dan akhirnya terjadi paralise parasit. 11,17 Obat

    ini merupakan pilihan pertama dalam pengobatan scabies karena efek toksisitasnya

    terhadap mamalia sangat rendah 11,13 dan kecenderungan keracunan akibat kesalahan

    dalam penggunaannya sangat kecil.13 Hal ini disebabkan karena hanya sedikit yang

    terabsorpsi di kulit dan cepat dimetabolisme yang kemudian dikeluarkan kembali

    melalui keringat dan sebum, dan juga melalui urin.11,13 Belum pernah dilaporkan

    resistensi setelah penggunaan obat ini.13

    Permethrin tersedia dalam bentuk krim 5%, yang diaplikasikan selama 8-12

    jam dan setelah itu dicuci bersih. 11 Apabila belum sembuh bisa dilanjutkan dengan

    pemberian kedua setelah 1 minggu. 13

    Permethrin jarang diberikan pada bayi-bayi yang berumur kurang dari 2 bulan,

    wanita hamil dan ibu menyusui.13 Wanita hamil dapat diberikan dengan aplikasi yang

    tidak lama sekitar 2 jam.11 Efek samping jarang ditemukan, berupa rasa terbakar, perih

    dan gatal,13 namun mungkin hal tersebut dikarenakan kulit yang sebelumnya memang

    sensitive dan terekskoriasi.11

    b. Presipitat Sulfur 2-10%

    Sulfur adalah antiskabietik tertua yang telah lama digunakan, sejak 25 M.11,18

    Preparat sulfur yang tersedia dalam bentuk salep (2% -10%) dan umumnya salep

    konsentrasi 6% lebih disukai. Cara aplikasi salep sangat sederhana, yakni

    17

  • 7/28/2019 Skabies Referat

    18/25

    mengoleskan salep setelah mandi ke seluruh kulit tubuh selama 24 jam selama tiga

    hari berturut-turut.13 Keuntungan penggunaan obat ini adalah harganya yang murah

    dan mungkin merupakan satu-satunya pilihan di negara yang membutuhkan terapi

    massal.17

    Bila kontak dengan jaringan hidup, preparat ini akan membentuk hydrogen

    sulfide dan pentathionic acid (CH2S5O6) yang bersifat germicid dan fungicid. Secara

    umum sulfur bersifat aman bila digunakan oleh anak-anak, wanita hamil dan

    menyusui serta efektif dalam konsentrasi 2,5% pada bayi. Kerugian pemakaian obat

    ini adalah bau tidak enak, mewarnai pakaian dan kadang-kadang menimbulkan

    iritasi.13

    c. Benzyl benzoate

    Benzil benzoate adalah ester asam benzoat dan alkohol benzil18 yang

    merupakan bahan sintesis balsam peru.11 Benzil benzoate bersifat neurotoksik pada

    tungau skabies. Digunakan sebagai 25% emulsi dengan periode kontak 24 jam dan

    pada usia dewasa muda atau anak-anak, dosis dapat dikurangi menjadi 12,5%. Benzil

    benzoate sangat efektif bila digunakan dengan baik dan teratur dan secara kosmetik

    bisa diterima. Efek samping dari benzil benzoate dapat menyebabkan dermatitis iritan

    pada wajah dan skrotum, karena itu penderita harus diingatkan untuk tidak

    menggunakan secara berlebihan. Penggunaan berulang dapat menyebabkan dermatitis

    alergi. Terapi ini dikontraindikasikan pada wanita hamil dan menyusui, bayi, dan

    anak-anak kurang dari 2 tahun. Tapi benzil benzoate lebih efektif dalam pengelolaan

    resistant crusted scabies. Di negara-negara berkembang dimana sumber daya yang

    terbatas, benzil benzoate digunakan dalam pengelolaan skabies sebagai alternatif yang

    lebih murah.17

    d. Gamma benzene heksaklorida (Lindane)

    Lindane juga dikenal sebagai hexaklorida gamma benzena, adalah sebuah

    insektisida yang bekerja pada sistem saraf pusat (SSP) tungau. Lindane diserap masuk

    ke mukosa paru-paru, mukosa usus, dan selaput lendir kemudian keseluruh bagian

    tubuh tungau dengan konsentrasi tinggi pada jaringan yang kaya lipid dan kulit yang

    menyebabkan eksitasi, konvulsi, dan kematian tungau. Lindane dimetabolisme dan

    diekskresikan melalui urin dan feses.17

    18

  • 7/28/2019 Skabies Referat

    19/25

    Lindane tersedia dalam bentuk krim, lotion, gel, tidak berbau dan tidak

    berwarna. Pemakaian secara tunggal dengan mengoleskan ke seluruh tubuh dari leher

    ke bawah selama 12-24 jam dalam bentuk 1% krim atau lotion. Setelah pemakaian

    dicuci bersih dan dapat diaplikasikan lagi setelah 1 minggu.11,13 Hal ini untuk

    memusnahkan larva-larva yang menetas dan tidak musnah oleh pengobatan

    sebelumnya. Beberapa penelitian menunjukkan penggunaan Lindane selama 6 jam

    sudah efektif. Dianjurkan untuk tidak mengulangi pengobatan dalam 7 hari, serta

    tidak menggunakan konsentrasi lain selain 1%.13

    Efek samping lindane antara lain menyebabkan toksisitas SSP, kejang, dan

    bahkan kematian pada anak atau bayi walaupun jarang terjadi. Tanda-tanda klinis

    toksisitas SSP setelah keracunan lindane yaitu sakit kepala, mual, pusing, muntah,

    gelisah, tremor, disorientasi, kelemahan, berkedut dari kelopak mata, kejang,

    kegagalan pernapasan, koma, dan kematian. Beberapa bukti menunjukkan lindane

    dapat mempengaruhi perjalanan fisiologis kelainan darah seperti anemia aplastik,

    trombositopenia, dan pancytopenia.11

    e. Crotamiton krim (Crotonyl-N-Ethyl-O-Toluidine)

    Crotamion (crotonyl-N-etil-o-toluidin) digunakan sebagai krim 10% atau

    lotion. Tingkat keberhasilan bervariasi antara 50% dan 70%. Hasil terbaik telah

    diperoleh bila diaplikasikan dua kali sehari selama lima hari berturut-turut setelah

    mandi dan mengganti pakaian dari leher ke bawah selama 2 malam kemudian dicuci

    setelah aplikasi kedua. Efek samping yang ditimbulkan berupa iritasi bila digunakan

    jangka panjang.13

    Beberapa ahli beranggapan bahwa crotamiton krim ini tidak memiliki

    efektivitas yang tinggi terhadap skabies. Crotamiton 10% dalam krim atau losion,

    tidak mempunyai efek sistemik dan aman digunakan pada wanita hamil, bayi dan

    anak kecil. 11

    f. Ivermectin

    Ivermectin adalah bahan semisintetik yang dihasilkan oleh Streptomyces

    avermitilis, anti parasit yang strukturnya mirip antibiotic makrolid, namun tidak

    mempunyai aktifitas sebagai antibiotic, diketahui aktif melawan ekto dan endo

    parasit. Digunakan secara meluas pada pengobatan hewan, pada mamalia, pada

    manusia digunakan untuk pengobatan penyakit filarial terutama oncocerciasis.

    19

  • 7/28/2019 Skabies Referat

    20/25

    Diberikan secara oral, dosis tunggal, 200 ug/kgBB dan dilaporkan efektif untuk

    scabies. Digunakan pada umur lebih dari 5 tahun. Juga dilaporkan secara khusus

    tentang formulasi ivermectin topikal efektif untuk mengobati scabies. Efek samping

    yang sering adalah kontak dermatitis dan toxicepidermal necrolysis.13

    g. Monosulfiran

    Tersedia dalam bentuk lotion 25% sebelum digunakan harus ditambahkan 2-3

    bagian air dan digunakan setiap hari selama 2-3 hari.13

    h. Malathion

    Malathion 0,5% adalah insektisida organosfosfat dengan dasar air digunakan

    selama 24%. Pemberian berikutnya beberapa hari kemudian. Namun saat ini tidak lagi

    direkomendasikan karena berpotensi memberikan efek samping yang buruk.11

    c. Penatalaksanaan skabies berkrusta

    Terapi skabies ini mirip dengan bentuk umum lainnya, meskipun skabies

    berkrusta berespon lebih lambat dan umumnya membutuhkan beberapa pengobatan

    dengan skabisid. Kulit yang diobati meliputi kepala, wajah, kecuali sekitar mata,

    hidung, mulut dan khusus dibawah kuku jari tangan dan jari kaki diikuti dengan

    penggunaan sikat di bagian bawah ujung kuku. Pengobatan diawali dengan krim

    permethrin dan jika dibutuhkan diikuti dengan lindane dan sulfur. Mungkin sangat

    membantu bila sebelum terapi dengan skabisid diobati dengan keratolitik.13

    d. Penatalaksanaan skabies nodular

    Nodul tidak mengandung tungau namun merupakan hasil dari reaksi

    hipersensitivitas terhadap produk tungau. Nodul akan tetap terlihat dalam beberapa

    minggu setelah pengobatan. Skabies nodular dapat diobati dengan kortikosteroid

    intralesi atau menggunakan primecrolimus topikal dua kali sehari. 11

    e. Pengobatan terhadap komplikasi

    Pada infeksi bakteri sekunder dapat digunakan antibiotik oral.13

    f. Pengobatan simptomatik

    Obat antipruritus seperti obat anti histamin mungkin mengurangi gatal yang

    secara karakeristik menetap selama beberapa minggu setelah terapi dengan anti

    20

  • 7/28/2019 Skabies Referat

    21/25

    skabeis yang adekuat. Pada bayi, aplikasi hidrokortison 1% pada lesi kulit yang sangat

    aktif dan aplikasi pelumas atau emolient pada lesi yang kurang aktif mungkin sangat

    membantu, dan pada orang dewasa dapat digunakan triamsinolon 0,1% .13

    Tabel 1. Pengobatan skabies oral dan topikal.

    TABEL PENGOBATAN SKABIES ORAL DAN TOPIKAL

    Terapi Pemberian Faktor risiko Keampuhan

    Permethrin

    Cream (5%)

    Tunggal, malam

    hari, ulangi hari

    ke-8

    Alergi terhadap

    formaldehid

    Baik, namun beberapa

    pertanda toleransi mulai

    berkembang

    Lindane

    Lotion (1%)

    Secara topikal,

    malam hari, hari

    ke-1 dan ke-8

    Toksisitas SSP, usia < 2

    tahun, kehamilan,

    menyusui, area kulit

    yang erosi

    Buruk, resistensi sangat

    umum terjadi

    Sulfur (5%) Secara topikal,

    malam hari,

    selama 3 hari

    berturut-turut

    Tidak ada Data efektifitas terbatas

    Crotamiton (10%) Secara topikal,

    malam hari pada

    hari ke-1, ke-2,

    ke-3, dan ke-8

    Dermatitis kontak iritan,

    kulit yang terkelupas

    Sangat buruk, memiliki

    khasiat anti-gatal, dapat

    digunakan untuk

    menghilangkan gatal

    post-scabetic

    Ivermectin (200-

    400 mg/kgBB),

    Secara oral pada

    hari ke-1 dan ke-

    14

    Toksisitas SSP, berat

    badan

  • 7/28/2019 Skabies Referat

    22/25

    pasien yang rutin berbagi tempat tidur dengan orang lain sehingga terdapat resiko tinggi

    penularan, maka orang tersebut dapat diberikan terapi walaupun asimptomatik. Pasangan

    seksual sebaiknya juga diterapi secara bersamaan dengan pasien skabies. Bagi anggota

    keluarga dengan kontak kulit yang minimal, maka tidak pelu diberikan terapi.

    Sebagai terapi akhir, barang-barang pribadi pasien seperti baju, sprei, dan handuk

    harus dicuci dengan air hangat dan dijemur di bawah sinar matahari. Mencuci perabotan di

    rumah tidak begitu diperlukan, karena tungau tidak akan bertahan hidup di luar tubuh

    manusia.

    II. 9 Pencegahan

    Untuk melakukan pencegahan terhadap penularan scabies, orang-orang yang

    kontak langsung atau dekat dengan penderita harus diterapi dengan topikal skabisid.

    Terapi pencegahan ini harus diberikan untuk mencegah penyebaran scabies karena

    seseorang mungkin saja telah mengandung tungau scabies yang masih dalam periode

    inkubasi asimptomatik.3

    Selain itu untuk mencegah terjadinya reinfeksi melalui seprei, bantal, handuk danpakaian yang digunakan dalam 5 hari terakhir, harus dicuci bersih dan dikeringkan

    dengan udara panas karena tungau scabies dapat hidup hingga 3 hari diluar kulit, karpet

    dan kain pelapis lainnya sehingga harus dibersihkan (vacuumcleaner).3

    II. 10 Komplikasi

    Infeksi sekunder pada pasien skabies merupakan akibat dari infeksi bakteri atau

    karena garukan. Keduanya mendominasi gambaran klinik yang ada. Erosi merupakan

    tanda yang paling sering muncul pada lesi sekunder. Infeksi sekunder dapat ditandai

    dengan munculnya pustul, supurasi, dan ulkus. Selain itu dapat muncul eritema,

    skuama, dan semua tanda inflamasi lain pada ekzem sebagai respon imun tubuh yang

    kuat terhadap iritasi. Nodul-nodul muncul pada daerah yang tertutup seperti bokong,

    skrotum, inguinal, penis, dan axilla.5 Infeksi sekunder lokal sebagian besar disebabkan

    oleh Staphylococcus aureus dan biasanya mempunyai respon yang bagus terhadap

    topikal atau antibiotic oral, tergantung tingkat pyodermanya.10 Selain itu, limfangitis

    22

  • 7/28/2019 Skabies Referat

    23/25

    dan septiksemia dapat juga terjadi terutama pada skabies Norwegian, post-streptococcal

    glomerulonephritis bisa terjadi karena skabies-induced pyodermas yang disebabkan

    oleh Streptococcus pyogen3

    II. 11 Prognosis

    Penatalaksanaan seperti yang telah disebutkan di atas biasanya cukup efektif, namun

    dapat gagal apabila pasien tidak mengikuti instruksi. Reinfestasi dari luar umumnya tidak

    terjadi kecuali pada penularan secara seksual. Resistensi hanya dapat dibuktikan dengan

    ditemukan kembali tungau skabies pada pasien yang telah dipastikan menjalani terapi dengan

    benar dan secara keseluruhan.1

    BAB III

    KESIMPULAN

    Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap

    Sarcoptes scabiei var. hominis dan produknya.

    Penularannya dengan 2 cara, yaitu kontak langsung dan kontak tak langsung.

    23

  • 7/28/2019 Skabies Referat

    24/25

    Pada penyakit skabies ditemukan 4 tanda cardinalyaitu pruritus nocturna, menyerang

    manusia secara berkelompok, adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi

    yang berwarna putih atau keabu-abuan dan menemukan tungau.

    Bentuk kelainan kulit pada penyakit skabies yaitu ditemukannya papul, vesikel, erosi,

    ekskoriasi, krusta dan lain-lain, serta bermanifestasi klinis dalam berbagai variasi. Bila

    infeksi sekunder telah terjadi dapat disebabkan bakteri yang ditandai dengan munculnya

    pustul maupun timbulnya gejala infeksi sistemik

    Penanganan yang menjadi pilihan utama adalah primethrin 5% topikal yang dioleskan

    di kulit 8-12 jam serta edukasi pasien.

    BAB IV

    DAFTAR PUSTAKA

    24

  • 7/28/2019 Skabies Referat

    25/25

    1. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Indonesia.

    Jakarta : Universitas Indonesia; 2007.

    2. Setiyabudi R. Dasar Kesehatan Lingkungan. Disitasi dari :

    http://www.ajago.blogspot.htm. Last Update : Juli 2012

    3. Binic I, Aleksandar J, Dragan J, Milanka L. Crusted (Norwegian) Scabies Following

    Systemic And Topikal Corticosteroid Therapy.J Korean Med Sci; 25: 2010. 88-91.

    4. Walton SF, Currie BJ. Problems in Diagnosing Scabies, A Global Disease in Human

    and Animal Populations. Clin Microbiol Rev. 2007. April. 268-79.

    5. Chosidow O. Scabies.New England J Med. 2006. July : 354/ 1718-27.

    6. Scabies and Pediculosis, Orkin Miltoin, Howard L. Maibach. Fitzpatricks

    Dermatology in General Medicine, 7th. USA: McGrawHill; 2008. 2029-31.

    7. Johnston G, Sladden M. Scabies: Diagnosis and Treatment. British Med J. 2005.

    September :17;331(7517)/619-22.

    8. Handoko RP, Djuanda A, Hamzah M. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.4.

    Jakarta: FKUI; 2005. 119-22.

    9. Burns DA. Diseases Caused by Arthropods and Other Noxious Animals, in: Burns T,

    Breathnach S, Cox N, Griffiths C. Rooks Textbook of Dermatology. Vol.2. USA:

    Blackwell publishing; 2004. 37-47.

    10. Hicks MI, Elston DM. Scabies.DermatologicTherapy. 2009. November :22/279-292.

    11. Harahap M.Ilmu Penyakit Kulit.Ed.1. Jakarta: Hipokrates; 2000. 109-13.

    12. Scabies. Available athttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdf. Accessed on

    14 th August 2012

    13. Amiruddin MD. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed.1. Makassar: Fakultas

    Kedokteran Universitas Hasanuddin ; 2003. 5-10.

    14.Beegs Jennifer,ed. Scabies Prevention and Control Manual.Michigan. Scabies

    prevention and Control Manual.

    15. Karthikeyan K. Treatment of Scabies: Newer Perspectives. Postgraduate Med J.

    2005. Januari. 1(951)/7-11.

    16. Currie J.B., and James S. McCarthy. Permethrin and Ivermectin for Scabies. NewEngland J Med. 2010. February : 362/717-724.

    17. Sadana, Liana Yuliawati. Krim Permethrin 5% untuk Pengobatan Scabies (online).

    2007. [cited 2010 October 19th] : [1 screens]. Available from:

    URL:http://www.yosefw.wordpress.com

    25

    http://www.ajago.blogspot.htm/http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6797/1/047023015.pdfhttp://www.ajago.blogspot.htm/