Teori Dualitasradiasari.lecture.ub.ac.id/files/2017/11/9-Dualitas-dan-Dual-Simplex.pdf · Konsep...

39

Transcript of Teori Dualitasradiasari.lecture.ub.ac.id/files/2017/11/9-Dualitas-dan-Dual-Simplex.pdf · Konsep...

  • Teori Dualitas

    2

  • Konsep Dualitas

    3

    • Setiap permasalahan LP mempunyaihubungan dengan permasalahan LP lain

    • Masalah dual adalah sebuah masalah LP yang diturunkan secara matematis dari satumodel LP primal

  • 1

    Bentuk Standar

    Masalah Primal Masalah Dual

    4

    njx

    mibxa

    ST

    xcZ

    j

    i

    n

    j

    jij

    n

    j

    jj

    ,...,2,1,0

    ,...,2,1,

    :

    ,max

    1

    1

    dibatasi tak

    ,...,2,1,

    :

    ,min

    1

    1

    i

    j

    m

    i

    iij

    m

    i

    ii

    y

    njcya

    ST

    ybW

  • 1

    Bentuk Standar

    Masalah Primal Masalah Dual

    5

    njx

    mibxa

    ST

    xcZ

    j

    i

    n

    j

    jij

    n

    j

    jj

    ,...,2,1,0

    ,...,2,1,

    :

    ,min

    1

    1

    dibatasi tak

    ,...,2,1,

    :

    ,max

    1

    1

    i

    j

    m

    i

    iij

    m

    i

    ii

    y

    njcya

    ST

    ybW

  • Aturan-aturan (Hillier & Lieberman)

    6

    • Koefisien fungsi tujuan dari permasalahanprimal adalah ruas kanan kendalafungsional pada permasalahan dualnya

    • Ruas kanan kendala fungsional padapermasalahan primal merupakan koefisienfungsi tujuan pada permasalahan dualnya

    • Koefisien variabel kendala fungsional padapermasalahan primal menjadi koefisienpada kendala fungsional padapermasalahan dualnya

  • Aturan-aturan (Taha)

    7

    • Untuk setiap batasan primal terdapatsebuah variabel dual

    • Untuk setiap variabel primal terdapatsebuah batasan dual

    • Koefisien batasan dari sebuah variabelprimal membentuk koefisien sisi kiri daribatasan dual yang bersesuaian; dankoefisien tujuan dari variabel yang samamenjadi sisi kanan dari batasan dual

  • Masalah dual diperoleh secarasimetris dari masalah primal

    8

    Variabel Primal

    x1 x2 … xj … xn

    Sisi kanan daribatasan dual

    c1 c2 … cj … cn

    Koefisien sisi kiridari batasan dual

    a11 a12 … a1j … a1n b1 y1

    Variabeldual

    a21 a22 … a2j … a2n b2 y2

    : : : : : :

    am1 am2 … amj … amn bm ym

    Batasan dual ke-j↑

    tujuan dual

  • Hubungan Primal-Dual

    9

    TujuanPrimalStandar

    Dual

    Tujuan Batasan Variabel

    Maksimisasi

    Minimisasi ≥Tidak

    dibatasi

    MinimisasiMaksimisas

    i≤

    Tidakdibatasi

  • Contoh:

    10

    • Primal

    Max z = 5 x1 + 12 x2 + 4 x3

    x1 + 2 x2 + x3 ≤ 10

    2 x1 - x2 + 3 x3 = 8

    x1, x2, x3 ≥ 0

  • Contoh:

    11

    • Primal Standar

    Max z = 5 x1 + 12 x2 + 4 x3

    x1 + 2 x2 + x3 + s1 = 10

    2 x1 - x2 + 3 x3 = 8

    x1, x2, x3, s1 ≥ 0

  • Contoh:

    12

    • Dual

    Min W = 10 y1 + 8 y2

    y1 + 2 y2 ≥ 5

    2 y1 - y2 ≥ 12

    y1 + 3 y2 ≥ 4

    y1 + 0 y2 ≥ 0 (y1 ≥ 0)

    y1, y2 tak dibatasi

  • Pemecahan Masalah Dual

    13

    Nilai tujuan dalam satu pasangan masalah primal dan dual harus memenuhi hubungan berikut

    1. Untuk setiap pasangan pemecahan primal dan dual yang layak

    (nilai tujuan dalammasalah maksimisasi)

    ≤ (nilai tujuan dalammasalah minimisasi)

    2. Di pemecahan optimum untuk kedua masalah

    (nilai tujuan dalammasalah maksimisasi)

    = (nilai tujuan dalammasalah minimisasi)

  • 1

    Contoh

    Primal Dual

    14

    Min z = 5 x1 + 2 x2

    ST

    x1 – x2 ≥ 3

    2 x1 + 3 x2 ≥ 5

    x1, x2 ≥ 0

    Max w = 3 y1 + 5 y2

    ST

    y1 + 2 y2 ≤ 5

    - y1 + 3 y2 ≤ 2

    - y1 ≤ 0 (y1 ≥ 0)

    - y2 ≤ 0 (y2 ≥ 0)

  • 1

    Contoh

    Primal (min) Dual (max)

    15

    Pemecahan Layak

    x1 = 3

    x2 = 0

    Nilai tujuan

    z = 15

    Pemecahan Layak

    y1 = 3

    y2 = 1

    Nilai tujuan

    w = 14

  • 1

    Contoh

    Primal (min) Dual (max)

    16

    Pemecahan Tak Layak

    x1 = 3

    x2 = 1

    Nilai tujuan

    z = 17

    Pemecahan Tak Layak

    y1 = 4

    y2 = 1

    Nilai tujuan

    w = 17

  • 1

    Contoh

    Primal Dual

    17

    Pemecahan Optimal

    x1 = 3

    x2 = 0

    Nilai tujuan

    z = 15

    Pemecahan Optimal

    y1 = 5

    y2 = 0

    Nilai tujuan

    w = 15

  • Programa Dual

    Hubungan antara PRIMAL dan DUAL adalah sebagai berikut :

    PRIMAL DUAL

    RHS Fungsi Tujuan

    MAX MIN

    Constrain Variable

  • Programa Dual

    x1 x2 xn RHS

    y1 a11 a12 a1n b1

    y2 a21 a22 a2n b2

    ym am1 am2 amn bm

    c1 c2 cn

    Koefisien Fungsi Objektif

    (Maksimisasi)

    Ko

    efi

    sie

    n F

    un

    gs

    i

    Ob

    jek

    tif

    (Min

    imis

    as

    i)

    PRIMALD

    UA

    L

  • Contoh Programa DualPRIMAL : Max 3x1 + 5x2

    s.t.

    x1 4

    2x2 12

    3x1 + 2x2 18

    x1, x2 0

    DUAL : Min 4y1 + 12y2 + 18y3s.t.

    y1 + 3y3 3

    2y2 + 2y3 5

    y1, y2 , y3 0

    DUAL dari DUAL adalah PRIMAL

  • Primal of Diet problem

  • Diet Problem – Dual

  • PRIMAL – DUAL

    Secara umum hubungan antara DUAL dan PRIMAL dapat digambarkan seperti pada tabel di bawah ini

    MINIMASI MAKSIMASI

    Unrestricted =

    = Unrestricted

    Vari

    ab

    le

    Va

    ria

    ble

    Co

    nstr

    ain

    t

    Co

    nstr

    ain

    t

  • Contoh 2

    Primal: Max. z = 3x1 + 2x2 (Obj. Func.)

    subject to

    2x1 + x2 100 (Finishing constraint)

    x1 + x2 80 (Carpentry constraint)

    x1 40 (Bound on soldiers)

    x1, x2 0

    Optimal Solution: z = 180, x1 = 20, x2 = 60

    Dual : Min. w = 100y1 + 80y2 + 40y3 (Obj. Func.)

    subject to

    2y1 + y2 + y3 3

    y1 + y2 2

    y1, y2, y3 0

  • Hubungan PRIMAL – DUAL

    Bila x adalah feasible terhadap PRIMAL dan yfeasible terhadap DUAL, maka cx yb

    Nilai objektif problem Max Nilai objektif problem Min

    DUAL Constraint y A c

    x 0 y Ax cx

    Ax b y b cx

  • Teorema Dualitas

    ● Bila x* adalah penyelesaian dari PRIMAL dan y*

    adalah penyelesaian dari DUAL, maka cx* = y*b

    ● Bila x0 feasible terhadap PRIMAL dan y0 feasible terhadap DUAL sedemikian hingga cx0 = y0b, maka x0 dan y0 adalah penyelesaian optimal

    Menyelesaikan

    PRIMAL

    Menyelesaikan

    DUAL

    zDUAL FR

    PRIMAL FR

    Optimal

    (PRIMAL – DUAL FEASIBLE)

  • Teorema Dualitas

    1. P optimal D optimal

    2. P tak terbatas

    D tak terbatas

    D tidak feasible

    P tidak feasible

    3. P tidak feasible

    D tidak feasible

    D tak terbatas/tidak feasible

    P tak terbatas/tidak feasible

  • Dual Simplex

  • Dual Simplex• Sekelompok masalah LP yang tidak memiliki

    pemecahan dasar awal yang layak dansemuanya adalah variabel slack, tetapi dapatdipecahkan tanpa menggunakan variabelbuatan yaitu dengan menggunakan metodedual simplex

    • Dalam prosedur dual simplex, pemecahandimulai tidak layak dan optimal (sebagaimanadiperbandingkan dengan metode primal simplex yang memulai layak tetapinonoptimal)

  • Dual Simplex• Gagasan umum dari prosedur dual simplex

    adalah bahwa sementara iterasi dimulai tidaklayak dan (lebih baik daripada) optimal, iterasiberikutnya bergerak ke arah ruang layak tanpakehilangan sifat optimalitas (simpleks biasamempertahankan kelayakan sementarabergerak ke arah optimalitas)

    • Pada iterasi dimana pemecahan menjadi layakuntuk pertama kalinya, proses tersebutberakhir

  • Dual Simplex• Kondisi Kelayakan:

    – Variabel keluar adalah variabel dasar yang memiliki nilaipaling negatif (jika sama, tentukan secara sembarang).

    – Jika semua variabel dasar adalah nonnegatif, proses berakhir.

    • Kondisi Optimalitas:– Variabel masuk adalah variabel nondasar yang berkaitan

    dengan rasio terkecil jika meminimumkan atau nilai absolutterkecil dari rasio jika memaksimumkan (jika sama, tentukan sembarang).

    – Rasio ditentukan dengan membagi koefisien sisi kiripersamaan z dengan koefisien negatif yang bersesuaiandalam persamaan dengan koefisien negatif yang bersangkutan dengan variabel keluar.

    – Jika semua penyebut adalah nol atau positif, tidak terdapatpemecahan yang layak

  • Contoh 1Min z = 3 x1 + 2 x2

    3 x1 + x2 ≥ 3

    4 x1 + 3 x2 ≥ 6

    x1 + x2 ≤ 3

    x1, x2 ≥ 0

  • Contoh 1Min z - 3 x1 - 2 x2 = 0

    -3 x1 - x2 + s1 = -3

    -4 x1 - 3 x2 + s2 = -6

    x1 + x2 + s3 = 3

    x1, x2, s1, s2, s3 ≥ 0

  • Contoh 1Dasar z x1 x2 s1 s2 s3 RHS

    z 1 -3 -2 0 0 0 0

    s1 0 -3 -1 1 0 0 -3

    s2 0 -4 -3 0 1 0 -6

    s3 0 -1 1 0 0 1 3

    3/4 2/3 ~ ~ ~

    Dasar z x1 x2 s1 s2 s3 RHS

    z 1 -1/3 0 0 -2/3 0 4

    s1 0 -5/3 0 1 -1/3 0 -1

    x2 0 4/3 1 0 -1/3 0 2

    s3 0 -1/3 0 0 1/3 1 1

    1/5 ~ ~ 2 ~

    Dasar z x1 x2 s1 s2 s3 RHS

    z 1 0 0 -1/5 -3/5 0 21/5

    x1 0 1 0 -3/5 1/5 0 3/5

    x2 0 0 1 4/5 -3/5 0 6/5

    s3 0 0 0 -1/5 2/5 1 6/5

    rasio

    rasio

  • 1

    Contoh 1

    • X1 = 3/5

    • X2 = 6/5

    • Z = 21/5

  • Contoh 2Max z = 2 x1 - x2

    x1 + x2 = 1

    2 x2 ≥ 1

    x1, x2 ≥ 0

  • Contoh 2Max z - 2 x1 + x2 = 0

    x1 + x2 = 1

    - 2 x2 + s1 = -1

    x1, x2 , s1 ≥ 0

    ========================================

    x1 = 1 – x2, sehingga:

    z – 2 (1 – x2) + x2 = 0

    z + 3 x2 = 2

  • 1

    Contoh 2

    • X1 = ½

    • X2 = ½

    • Z = ½

    Dasar z x1 x2 s1 RHS

    z 1 0 3 0 2

    x1 0 1 1 0 1

    s1 0 0 -2 1 -1

    ~ 1 1/2 ~

    Dasar z x1 x2 s1 RHS

    z 1 0 0 1 1/2 1/2

    x1 0 1 0 1/2 1/2

    x2 0 0 1 -1/2 1/2

    rasio