Teori Komunikasi Kelompok- Kel4

32
TEORI KOMUNIKASI KELOMPOK 4 (GANJIL) SAFITRI SANI NISRINA (F1C012011) ERDIANSYAH (F1C012023) RIZKY HARDIANSYAH (F1C012029) FITRIA (F1C012039) LUHUR INDRA WIJAYA (F1C012049) SUFIAN BURHANUDDIN (F1C012055) ADITYA WAHYU P.S. (F1C012061) MUTIARA NABILA (F1C012067)

Transcript of Teori Komunikasi Kelompok- Kel4

Page 1: Teori Komunikasi Kelompok- Kel4

TEORI KOMUNIKASI

KELOMPOK 4 (GANJIL)

SAFITRI SANI NISRINA (F1C012011)

ERDIANSYAH (F1C012023)

RIZKY HARDIANSYAH (F1C012029)

FITRIA (F1C012039)

LUHUR INDRA WIJAYA (F1C012049)

SUFIAN BURHANUDDIN (F1C012055)

ADITYA WAHYU P.S. (F1C012061)

MUTIARA NABILA (F1C012067)

Page 2: Teori Komunikasi Kelompok- Kel4

TEORI KOMUNIKASI KELOMPOK

Komunikasi dalam kelompok merupakan bagian dari kegiatan keseharian kita. Kemudian seiring dengan perkembangan usia dan kemampuan intelektualitas, kita masuk dan terlibat dalam kelompok-kelompok sekunder seperti sekolah, lembaga agama, tempat pekerjaan dan kelompok sekunder lainnya yang sesuai minat dan tertarikann kita. Modul teori komunikasi kelompok ini, akan terdiri dari empat kegiatan belajar yaitu prinsip-prinsip dasar komunikasi dalam suatu kelompok (group communication), memahami komunikasi dalam kelompok, pendekataan teoretis komunikasi kelompok, dan beberapa perspektif dalam penelitian komunikasi kelompok.

Prinsip Dasar Komunikasi dalam Kelompok

Sebagaimana telah diuraikan bahwa kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas . kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder merupakan wahana bagi setiap orang untuk mewujudkan harapan dan keinginan berbagi informasi contohnya sebagai media untuk mengungkapkan persoalan-persoalan pribadi (keluarga sebagai kelompok primer) dan sebagai sarana meningkatkan pengetahuan anggotanya (kelompok belajar). Jadi, banyak manfaat yang kita petik bila kita ikut terlibat dalam suatu kelompok yang sesuai dengan rasa ketertarikan (interest) kita. Orang yang memisahkan atau mengisolasikan dirinya dengan orang lain adalah orang penyendiri, orang yang benci kepada orang lain (misanthrope) atau dapat dikatakan sebagai orang anti sosial. Bahasan ini mencakup tiga hal yaitu pengertian mengenai komunikasi kelompok, karekteristik dari komunikasi kelompok, dan kajian tentang fungsi dari komunikasi kelompok.

Pengertian Komunikasi Kelompok

Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam bukunya: Human Communication , A Revision of approaching speech/Communication, memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemelihara diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat. Ada empat elemen yang tercakup dalam definisi diatas, yaitu interaksi tatap muka, jumlah partisipan yang terlibat dalam interaksi,maksud atau tujuan yang di kehendaki, dan kemampuan anggota untuk dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya.

Terminologi tatap muka (face to face) mengandung makna bahwa setiap anggota kelompok harus dapat melihat dan mendengar anggota lainnya dan dapat mengantur umpan balik secara verbal maupun non verbal dari setiap anggotanya. Dengan demikian

Page 3: Teori Komunikasi Kelompok- Kel4

makna tatp muka berkaitan erat dengan adanya interaksi di setiap anggota kelompok. Elemen kedua yaitu jumlah partisipan berkisar antara 3 sampai 20 orang. Pertimbangannya, jika jumlah partisipasi melebihi 20 orang, kurang memungkinkan berlangsungnya suatu interaksi dimana setiap anggota kelompok mampu melihat dan mendengar anggota lainnya. Dan karena kurang tepat untuk dikatakan sebagai komunikasi kelompok.

Elemen yang ketiga yaitu maksud dan tujuan yang dikehendaki bermakna bahwa maksud dan tujuan akan memberikan tipe identitas kelompok. Dari maksud dan tujuan ini mengahsilkan tindak komunikasi yaitu kepuasan kebutuhan pribadi, kepuasan kebutuhan kolektif atau kelompok bahkan kelangsungan hidup kelompok itu sendiri. Elemen terakhir adalah kemampuan anggota untuk menumbuhkan karakteristik personal anggota lainnya secarat akurat. Ini mengandung arti bahwa setiap anggota kelompok secara tidak langsung berhubungan satu sama lain dan maksud/tujuan kelompok telah terdefinisikan dengan jelas, disamping itu identifikasi setiap anggota dengan kelompoknya relatif stabil dan permanen.

Komunikasi kelompok dikemukakan oleh Ronald Adler dan George Rodman dalam bukunya: understanding Human Communication. Mereka mengatakan bahwa kelompok atau group merupakan sekumpulan kecil orang yang saling berinteraksi, biasanya tatap muka dalam waktu yang lama guna mencapai tujuan tertentu. Ada empat elemen dari definisi diatas, yaitu interaksi, waktu, ukuran, dan tujuan. Interaksi dalam komunikasi kelompok merupakan faktor yang penting, karena melalui interaksi inilah kita dapat melihat perbedaan antara kelompok dengan coact . coact adalah sekumpulan orang yang secara serentak terikat dalam aktivitas yang sama, namun tanpa komunikasi satu sama lain.

Elemen yang kedua adalah waktu. Sekumpulan orang yang yang berinteraksi untuk jangka waktu yang singkat, tidak dapat digolongkan sebagai kelompok. Karena itu mempunyai karakteristik atau ciri khas yang tidak dipunyai oleh kumpulan yang bersifat sementara. Elemen ketiga yaitu ukuran atau jumlah partisipan dalam kelompok komunikasi adalah ada yang memberi batas 3 sampai 8, 3 samai 15, dan 3 sampai 20 orang. Untuk mengatasi perbedaan jumlah anggota tersebut , munculah konsep yang disebut smallness, yaitu kemampuan setiap anggota kelompok untuk dapat mengenal dan memberi reaksi terhadap anggota lainnya. Dengan adanya konsep smallness, kuantitas tidak dipersoalkan sepanjang setiap anggota mampu mengenal dan memberikan reaksi kepada anggota lain.

Elemen terakhir adalah tujuan yang artinya bahwa keanggotaan dalam suatu kelompok akan membantu individu yang menjadi anggota kelompok tersebut dapat mewujudkan satu atau lebih tujuannya.

Karakteristik Komunikasi Kelompok

Ada dua karakteristik yang melekat pada suatu kelompok yaitu norma dan peran. Norma adalah persetujuan atau perjanjian tentang bagimana orang-orang dalam suatu

Page 4: Teori Komunikasi Kelompok- Kel4

kelompok berperilaku satu dengan lainnya. Ada tiga kategori norma kelompok, yaitu norma sosial, proseduraldan tugas.norma sosial mengatur hubungan diantar para anggota kelompok. Sedangkan norma prosedural menguraikan dengan lebih rinci bagaiman kelompok harus beroperasi. Dan norma tugas memusatkan perhatian pada bagaimana suatu pekerjaan harus dilaksanakan.

TABEL NORMA-NORMA YANG DIHARAPKAN DALAM SUATU KELOMPOK

SOSIAL PROSEDURAL TUGASMendiskusikan persoalan yang tidak kontroversial

Memperkenalkan para anggota kelompok

Mengkrtitik ide, bukan orangnya

Menceritakan gurauan yang lucu

Membuat agenda pertemuan

Mendukung gagasan yang terbaik

`menceritakan kebenaran yang tidak dapat di bantah

Duduk saling bertatap muka Memiliki kepedulian untuk pemecahan persoalan

Jangan merokok (kalau dimungkinkan)

Memantapkan tujuan kelompok

Berbagi beban pekerjaan

Jangan datang terlambat Jangan meninggalkan pertemuan tanpa sebab

Jangan memaksakan gagasan kita dalam kelompok

Tidak hadir tanpa alasan yang jelas

Jangan memonopoli percakapan

Jangan berkata kasar jika tidak setuju

jika norma diberikan batasan sebagai ukuran kelompokyang dapat diterima, makan peran (role) merupakan pola pola perilaku yang diharapkan dari setiap anggota kelompok. Ada dua fungsi peran dalam suatu kelompok, yaitu fungsi tugas dan fungsi pemeliharaan.

TABEL PERAN FUNGSIONAL DARI ANGGOTA KELOMPOK

FUNGSI TUGAS FUNGSI PEMELIHARAANPemberi InformasiPemberi PendapatPencari informasiPemberi aturan

Pendorong PartisipasiPenyelarasPenurun KeteganganPenengah Persoalan Pribadi

Page 5: Teori Komunikasi Kelompok- Kel4

Fungsi Komunikasi Kelompok

Keberadaan suatu kelompok dalam masyarakat dicerminkan oleh adanya fungsi fungsi yang akan dilaksanakannya. Fungsi-fungsi tersebut mencakup fungsi hubungan sosial, pendidikan, persuasif, pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dan fungsi terapi.

Fungsi pertama dalam kelompok adalah hubungan sosial, yaitu bagaimana suatu kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan sosial diantara para anggotanya. Fungsi kedua yaitu pendidikan adalah bagaimana sebuah kelompok secara formal maupun informal bekerja untuk mencapai dan mempertukarkan pengetahuan. Fungsi pendidikan dalam kelompok akan sesuai yang diharapkan atau tidak, bergantung pada tiga faktor,yaitu jumlah informasi baru yang dikontribusikan, jumlah partisipan dalam kelompok,serta frekuensi interaksi diantara anggota kelompok.

Fungsi ketiga yaitu persuasif. Dalam fungsi ini, seorang anggota kelompok berupaya mempersuasi anggota lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Fungsi keempat yaitu pemecahan masalah dan pembuat keputusan. Pemecahan masalah yaitu berkaitan dengan penemuan alternatif atau solusi sedangkan pembuatan keputusan berhubungan dengan pemilhan antar dua atau lebih solusi. Jadi, pemecahan masalah menghasilkan materi atau bahan untuk pembuatan keputusan. Fungsi kelima adalah terapi . kelompok terapi memiliki perbedaan karena terapi tidak memiliki tujuan. Objek dari kelompok terapi adalah membantu setiap individu mencapai perubahan personalnya. Contoh dari kelompok terapi ini adalah konsultasi perkawinan, penderitaan narkotika, kelompok perokok berat dan sebagainya. Tindak komunikasi dalam kelompok kelompok terapi dikenal dengan nama ‘pengungkapan diri’ (self disclouser). Artinya, dalam suasana yang mendukung, setiap anggota dianjurkan untuk berbicara secara terbuka tentang apa yang menjadi permasalahannya.

Page 6: Teori Komunikasi Kelompok- Kel4

MEMAHAMI KOMUNIKASI DALAM KELOMPOK

TIPE KELOMPOK

Ronald B. Adler dan George Rodman dalam bukunya Understanding Human communication membagi kelompok dalam tiga tipe : 1.kelompok belajar, 2.kelompok pertumbuhan, 3.kelompok pemecahan masalah.

1. Kelompok belajar(Learning Group)Kelompok belajar biasanya identik dengan masa sekolah, atau pendidikan. Tujuan dari learning group ini adalah meningkatkan pengetahuan atau kemampuan para anggotanya. Ciri kelompok ini adalah adanya pertukaran informasi dua arah, layaknya seperti guru dan murid.

2. Kelompok pertumbuhan (Growth Group)Kelompok pertumbuhan memusatkan perhatiannya kepada masalah pribadi yang dihadapi para anggotanya, seperti kelompok bimbingan perkawinan, kelompok bimbingan psikologi. Ciri pada kelompok ini adalah tujuan kelompok diarahkan kepada usaha utuk membantu para anggotanya mengidentifikasi dan mengarahkan mereka untuk peduli dengan persoalan pribadi yang mereka hadapi.

3. Kelompok pemecahan masalah (Problem-solving group)Orang – orang yang terlibat dalam kelompok pemecahan masalah, bekerja bersama sama untuk mengatasi persoalan bersama yang mereka hadapi. Dalam keluarga misalnya, bagaimana seluruh anggota keluarga memecahkan persoalan tentang cara cara pembagian kerja yang memungkinkan mereka terlibat dalam pekerjaan rumah tangga, seperti tugas apa yang harus dilakukan oleh seorang suami, apa yang menjadi tanggung jawab seorang istri, dan pekerjaan apa yang dibebankan kepada anak anaknya. KPM melibatkan aktivitas penting, pertama pengumpulan informasi yaitu bagaiman kelompok sebelum membuat keputusan, berusaha mengumpulkan informasi yang penting dan beguna untuk landasan pengambilan keputusan tersebut. Kedua, adalah pembuatan keputusan atau kebijakan itu sendiri yang berdasar pada hasil pengumpulan informasi.Metode dalam pengambilan keputusan :A. KEWENANGAN TANPA DISKUSI

Digunakan oleh para pimpinan militer. Keuntungan metode ini adalah cepat, ketika kelompok tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Juga dapat diterima keputusan apa yang diambil walaupun tanpa melibatkan anggotanya.Kerugian metode ini ketidakpercayaan para anggota kelompok terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.

B. PENDAPAT AHLIMetode ini akan bekerja dengan baik apabila anggota kelompok yang dianggap ahli tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota kelompok lainnya.

Page 7: Teori Komunikasi Kelompok- Kel4

C. KEWENANGAN SETELAH DISKUSIMetode ini mempertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota kelompok dalam proses pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil melalui metode ini aka meningkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya, disamping juga cepat dalam pengambilan keputusannya. Akan tetapi kekurangan dari metode ini yaitu akan terjadinya perang opini oleh masing – masing anggotanya.

D. KESEPAKATANKesepakatan terjadi apabila semua anggota dari suatu kelompok mendukung. Keputusan yang diambil melalui metode ini aka meningkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya.Kekurangan dari metode ini adalah tidak cocok jika digunakan dalam keadaan mendesak atau darurat karena dibutuhkan waktu yang relatif lama dalam pengambilan keputusannya.

KEPEMIMPINAN1. FUNGSI KEPEMIMPINAN

Burgoon, Heston dan McCroskey menguraikan delapan fungsi kepemimpinan, yaitu :a.Fungsi InisiasiDalam fungsi inisiasi, seorang pemimpin perlu mengambil prakarsa untukmenciptakan gagasan gagasan baru, namun sebaliknya tugas pemimpin juga memberi arahan ataupun menolak gagasan gagasan dari anggota kelompomnya yang dinilai tidak layak. Hal ini perlu dilaksanakan karena seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab yang lebih besar terhadap keberadaan atau eksistensi kelompok yang dipimpinnya dan yang lebih penting adalah untuk terlaksananya tujuan kelompok.

b.Fungsi KeanggotaanPerilaku seorang pimpinan adalah memastikan bahwa dirinya juga merupakan salah seorang anggota kelompok tersebut, perilaku tersebut dijalankannya dengan cara meleburkan dirinya dalam kelompok serta melakukan aktifitas yang menekankan kepada interaksi informal dengan anggota kelompok lainnya.

c.Fungsi perwakilanSeorang pemimpin tidak jarang harus melindungi dan mempertahankan anggotanya dari ancaman ancaman yang berasal dari luar. Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menjadi wakil atau juru bicara kelompok dihadapan kelompok lainnya.

d.Fungsi OrganisasiTanggung jawab terhadap hal-hal yang bersangkut paut dengan persoalan organisasional seperti struktur organisasi, kelancaran roda organisasi dan deskripsi kerja ada ditangan seorang pemimpin, sehingga ia perlu memiliki bekal kemampuan mengelola organisasi yang tentunya labih dibanding anggota kelompok yang lainnya.

Page 8: Teori Komunikasi Kelompok- Kel4

e.Fungsi IntegrasiSeorang pemimpin perlu mempunyai kemampuan untuk memecahkan ataupun mengelola dengan baik konflik yang ada dan muncul dikelompoknya. Dengan bekal kemampuan tersebut diharapkan seorang pemimpin dapat menciptakan suasana kondusif untuk tercapainya penyelesaian konflik yang dapat memberi kepuasan kepada semua anggota kelompok.

f.Manajemen Informasi InternalPimpinan pada suatu tertentu harus memberi sarana bagi berlangsungnya pertukaran informasi diantara para anggotanya dan juga mencari masukan –masukan tentang bagaimana sebaiknya kelompoknya harus merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program kerjanya, inilah nilai penting dari fungsi manajemen informasi internal yang perlu ada pada kepemimpinan kelompok.

g.Fungsi penyaring InformasiSeorang pemimpin bertindak sebagai penyaring sekaligus manajer bagi informasi yang masuk dan keluardari kelompok yang dipimpinnya. Fungsi tersebut dilakukan sebagai usaha untuk mengurangi adanya konflik didalam kelompok atau dengan kelompok lain, karena informasi yang ada dalam kelompo tersebut telah terseleksi.

h.Fungsi ImbalanPemimpin melakukan evaluasi dan mengatakan setuju atau tidak setuju terhadap kegiatan kegiatan yang telah dilakukan oleh para anggotanya. Hal ini dilakukan melalui imbalan materi seperti penaikan gaji, pemberian pangkatm pujian atau penghargaan. Banyak anggota kelompok sangat sensitif terhadap kekuatan imbalan dari pimpinannya, sehingga pekerjaan ataupun tugas yang dilakukannya diarahkan untuk memperoleh imbalan tersebut.

2. Gaya Kepemimpinan dalam KelompokGaya kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai tingkat pengendalian yang digunakan seorang pemimpin dan sikapnya terhadap para anggota kelompoknya. Gaya Kepemimpinan dalam Kelompok ini dibagi dalam lima ciri yaitu authoritarian, bureaucratic atau supervisory, diplomatic, democratic dan laissezfaire atau group-centered.

Dalam gaya authoritarian, seorang pemimpin adalah seorang pengendali/contoroller. Kata-kata yang diucapkannya adalah hukum atau peraturan dan tidak dapat diubah. Kelompok yang menggunakan gaya kepemimpinan ini memiliki kemungkinan terorganisasi dengan baik dan produktif, namun hubungan antarpribadi di antara para anggota kelompok cenderung renggang.

Sedangkan gaya kepemimpinan bureaucratic, pimpinan bertindak sebagai pengawas dan mengkoordinasikan aktifitas kelompok. Seorang pemimpin birokratik memandang hubungan sosial sebagai hal yang tidak dikehendaki, karena ia lebih suka menjauhkan

Page 9: Teori Komunikasi Kelompok- Kel4

dan tidak memperhatikan persoalan-persoalan antarpribadi yang dihadapi para anggotanya. Pemimoin birokratik cenderung berkomunikasi melalui saluran tertulis secara resmi. Kelompok yang memakai gaya kepemimpinan ini akan lebih produktif, sebab segala sesuatunya terorganisasi dengan baik, namun ada kecenderungan dari anggota kelompok untuk bersikap apatis.

Pemimpin yang menggunakan gaya diplomatik adalah seorang manipulator, artinya ia ,melaksanakan gaya kepemimpinannya supaya menjadi pusat perhatian para anggota kelompoknya. Pemimpin yang diplomatis cenderung untuk sedikit menggunakan kontrol atau setidaknya lebih halus dalam memakai kontrol tersebut dan lebih luwes dibanding pemimpin authoritarian. Ia tidak terpaku terhadap satu aturan khusus dan karena lebih bebas untuk menggunakan strategi-strategi tertentu guna memanipulasi orang lain. Dengan demikian, pemimpin diplomatik terbuka dengan adanya saran dan umpan balik yang demokratis dari anggota kelompoknya.

Dalam gaya kepemimpinan demokratik, pemimpin tidak banyak menggunakan kontrol. Pemimpin demokratik mengharapkan seluruh anggotanyauntuk berbagi tanggung jawabdan mamou mengembangkan potensi kepemimpinan yang dimilikinya. Pemimpin demokratis memiliki kepedulian terhadap hubungan antarpribadi maupun hubungan tugas diantara para anggota kelompok, meskipun nampaknya kurang terorganisasi dengan baik, namun gaya ini dapat berjalan dalam suasanan yang rileksdan meiliki kecenderungan untuk menghasilkan produktifitas dan kreatifitas, karena gaya ini mampu memaksimalkan kemampuan yang dimiliki oleh para anggotanya.

Gaya laissez-faire atau group-centered ini tidak berdasar pada aturan aturan. Seorang pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan ini menginginkan seluruh anggota kelompoknya berpartisipasi tanpa memaksakan atau menuntut kewenangan yang dimilikinya. Kelompok yang memakai gaya ini akan menjadi tidak terorganisasi, tidak produktif dan anggotanya akan apatis, sebab mereka merasa bahwa kelompoknya tidak memiliki maksud atau tujuan yang hendak dicapai.

Walaupun begitu, dalam situasi tertentu khusunya dalam kelompok terapi, gaya kepemimpinan ini adalah yang paling layak dan efektif.

KOMUNIKASI DALAM PERSPEKTIF TEORITIS

Page 10: Teori Komunikasi Kelompok- Kel4

Menurut Marvin Shaw, kelompok dalam perspektif interaksional ada;ah dua orang atau lebih yang berinteraksi satu sama lain dalam suatu cara tertentu, dimana masing-masing mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pihak-pihak lainya. Kelompok yang memiliki kurang dari 20 anggota disebut kelompok kecil.

Menurut uraian dari Shaw, tindak komunikasi sebagai karakteristik yang esensial dari kelompok. Shaw juga mengatakan kelompok yang baik adalah kelompok yang dapat bertahan untuk satu periode yang panjang, memiliki tujuan dan memiliki struktur interaksi.

Teori perbandingan social

Teori ini mengemukakan bahw tindak komunikasi dalam kelompok berlangsung karena adanya kebutuan-kebutuhan dari individu untu membandingkan sikap, pendapat dan kemampuan dengan individu lainya. Teori ini mempunyai pandangan apabila tekanan seseorang untuk berkomunikasi dengan anggota kelompok lainya meningkat, jika muncul ketidaksetujuan yang berkaitan denga kejadian atau peristiwa; kalau tingkat pentingya peristiwa tersebut meningkat dan apabila hubungan dalam kelompok juga menunjukkan peningkatan.

Teori perbandingan sosial ini di upayakan untuk menjelaskan bagaimana tindak komunikasi dari para anggota kelompok apakah mengalami pemingkatan atau penurunan.

Teori kepribadian Kelompok

Teori ini merupakan studi mengenai interaksi kelompok pada basis dimensi kelompok dan dinamika kepribadian. Dimensi kelompok merujuk pada ciri-ciri populasi atau karakteristik individu seperti umur, kecendekiawaan; sementara ciri-ciri keribadian atau suatu efek yang memungkinkan kelompok bertindak sebagai suatu keseluruan, merujk pada eran-peran spesifik, klik dan posisi status.

Konsep kunci dari teori kepribadian kelompok ini ialah synergy. Synergi adalah jumblah input energy dari anggota kelompok. Selain synergi kelompok, ada pula ‘’effectife synergy’, yaitu energy klompok yang tersiksa setelah dikurangi energy interinsik atau synergi pemeliharaan kelompok.

Synergy suatu kelompok didapat dari bagaimana sikap para anggotanya terhadap kelompok tersebut. Samapai batas dimana pra anggota memliki sikap yang berbeda terhadap kelompok dan kegiatannya, maka yang muncul kemudian adalah konflik, sehingga akan meningkatkan proporsi energy yang dibutuhkan untuk memelihara atau mempertahankan kelangsungan kelompok.

Page 11: Teori Komunikasi Kelompok- Kel4

TEORI PERCAKAPAN KELOMPOK

Teori percakapan kelompokini sanagat berkaitan dengan produktivitas kelompok atau upaya-upaya untuk mencapainya melalui pemeriksaan masukan dari anggota (member inputs), variabel-variabel yang perantara, dan keluaran dari kelompok. Produktivitas dari kelompok dapat dijelaskan melalui konsekuensi perilaku, interaksi dan harapan-harapan melalui struktur kelompok.

TEORI PERTUKARAN SOSIAL

Teori pertukaran sosial ini didasrkan pada pemikiran bahsa seseorang dapat mencapai suatu pengertian mengenai sifat komplks dari kelompok dengan mengkaji hubungan diantara dua orang. Suatu kelompok dipertimbangkan untuk menjadi sebuah kumpulan dari hubungan antara dua partisipan tersebut.

Pendekatan pertukaran sosial ini penting karena berusaha menjelaskan fenomena kelompok dalam lingkup konsep-konsep ekonomi da perilaku mengenai biaya dan imbuhan.

TEORI SOSIOMETRIK

Sosiometrik merupakan konsepsi psikologis yang mengacu pada suatu pendekatan metodologis dan teoretis terhadap kelompok, asumsi yang dimunculkan adalah bahwa individu-individu dakam kelompok yang merasa tertarik satu sama lain akan lebih banyak melakukan tindak komunikasi, sebaliknya individu-individu yang saling menolak, hanya sedikit atau kurang melaksanakan tindak komunikasi

BEBERAPA PERSPEKTIF DALAM PENILITIAN KELOMPOK

Page 12: Teori Komunikasi Kelompok- Kel4

Kajian ilmiah mengenai pengaruh kelompok pada perilaku manusia dimulai dalam dekade 30-an, terutama melalui berbagai pembentukan norma tersebut melalui studi laboratorium. Penelitian yang dilakukan nya adalah fenomena yang disebut auto kinesik light-effect. Eksperimen yang dilakukan adalah menempat kan orang dalam sebuah ruangan yang sangat gelap gulita, kemudian ruangan tersebut diberi satu titik cahaya yang redup. Persepsi nya adalah ketika seseorang dalam kegelapan dan melihat setitik cahaya, maka seolah olah titik cahaya tersebut bergerak (menjauh). Ini dikarenakan sisitem syaraf studi yang dilakukan oleh Muzafer Sherif, seorang psikolog sosial. Seorang ahli lain yang melakukan studi tentang komunikasi kelompok dengan memfokuskan pada ‘tekanan’ kelompok dan konformitas adalah Salomon Asch, juga seorang psikolog sosial. Sementara itu, seorang ahli yang namanya layak diperhitungkan dalam studi mengenai komunikasi kelompok adalah Kurt lewin, yang menemukan teori mengenai dinamika kelompok. Studi tentang peranan kelompok dalam pembentukan sikap politik dalam kaitanya dengan pemilihan umum juga telah dilakukan oleh Paul Lzarsfeld, seorang sosiolog, pada tahun 40-an. Maka bagian berikut akan mengeruaikan penilitian-penilitian yang dilakukan para ahli dengan menyimak kembali pemikiran awal dan prinsip-prinsip utama yang melandasi perkembangan studi tentang komunikasi kelompok.

Penilitian Sherif Mengenai Norma-norma Kelompok

Kelompok biasanya memeliki sejumlah aturan atau standar tertentu yang dapat pula disebut sebagai norma. Studi yang dilakukan sherif (1936-1937) berusaha untuk memahami proses yang harus bekerja kelewat keras untuk mengimbangi setitik cahaya tersebut. Dari sejumlah orang yang dilibatkan dalam penilitian tersebut, semuanya melihat seolah olah cahaya itu bergerak dan tidak seorang pun tahu dengan pasti seberapa jauh cahaya itu bergerak. Fenomena ini memberikan sherif suatu pemahaman tentang situasi yang tidak pasti dan selanjutnya diaplikasikan dalam konteks kelompok. Ketika hasil eksperimen pertama dilakukan secara individu maka hasilnya berbeda dari setiap orang (sangat bervariasi), namun ketika eksperimen kedua dilakukan secara berkelompok dimana masing-masing individu dalam ruaangan tersebut bisa saling bertukar pendapat dan mendengar penilaian orang lainya, maka hasil deskripsi mengenai seberapa jauh bergeraknya cahaya menjadi mengecil. Ini lah yang disebut norma kelompok. Ketika eksperimen ketiga atau yang terkahir yaitu dengan menempatkan kembali masing-masing individu secara terpisah kedalam ruangan eksperimen, maka hasilnya pun tidak berbeda jauh dengan hasil eksperimen kedua. Mereka pada umumnya menggunakan ukuran yang diperolehnya dalam situasi kelompok untuk mendeskrisipkan jarak pergerakan cahaya tersebut.

Eksperimen Sherif menunjukan orang menjadi tergantung kepada orang lain untuk mendapatkan panduan baik saat berkelompok atau saat berada diluar kelompok seperti hasil eksperimen ketiga. Dan dari hasil ini kita dapat memprkirakan bahwa kelompok memiliki pengaruh yang kuat terhadap berbagai hal yang tidak pasti.

Page 13: Teori Komunikasi Kelompok- Kel4

Penelitian Kurt Lewin Mengenai Keputusan kelompok

Kurt Lewin telah memberikan sejumlah kontribusi penting dalam studi komunikasi. Pada saat perang dunia 2 berlangsung, Lewin diminta untuk berpatisipasi dalam suatu program yang dirancang dengan menggunakan komunikasi untuk membuat orang mengubah beberapa kebiasaan makan mereka.

Dalam suatu kelompok eksperime, Lewin dan rekan-rekannya berusaha untuk membuat para ibu rumah tangga dalam suasana perang yang kurang menguntungkan, untuk meningkatkan pemanfaatan daging “jerohan” (hati sapi, babat, ginjal, dsb) sebagai bahan konsumsi sehari-hari. Lewin merancang 2bentuk eksperimen, yaitu ceramah atau menggunakan presentasi oral yang menjelaskan nilai gizi, nilai ekonomis, dan cara memasak daging jerohan serta membagikan buku resep. Dan suatu kondisi keputusan kelompok yaitu dengan memberikan penjelasan sejumlah informasi awal yang dilanjutkan dengan memberikan buku resep dan diskusi antara peserta.

Pada akhir pertemuan ditanyakan kepada para ibu-ibu siapakah yang mau mencoba memasaknya minggu depan. Hasilnya adalah, hanya 3% dari para ibu yang mengikuti ceramah yang mau mencoba memasak daging yang belum pernah mereka konsumsi sebelumnya, sementara 32% dari para ibu dalam kondisi keputusan kelompok yang berminat untuk mencoba memasaknya minggu depan (lebih banyak dari ibu-ibu yang mengikuti ceramah). Terdapat sejumlah faktor yang berperan dalam eksperimen ini, termasuk diskusi kelompok, solidaritas sosial, keputusan untuk bertindak, dan persepsi mengenai konsesus kelompok.

Penelitian Mengenai Kelompok dan Sikap Politik

Dalam dekade 40-an, sejumlah peneliti mulai melakukan penelitian secara sistematis mengenai bagaimana orang memutuskan untuk memilih salah seorang calon dalam pemilihan umum. Dua studi penting mengenai hal ini dilakukan masing-masing oleh Paul Lazarsfeld pada tahun 1940 di Erie County, Pennsylvania, antara dua kandidat yaitu Rosevelt dan Willkie. Dan Benard Berelson pada tahun 1948 di Elmira, New York, antara kandidat Truman dan Dewey.

Kedua studi berasal dari asumsi bahwa media masa memainkan peran penting dalam mempengaruhi keputusan untuk memilih. Namun, kedua studi tersebut menemukan temuan yang mengejutkan dimana ternyata media masa tidak terlau berperan dibandingkan pengaruh antar pribadi, atau pengaruh dari orang lain. Kedua studi juga dianggap sebgai tonggak bagi penemuan kembali faktor pengaruh personal, suatu faktor yang dipandang sebelah mata oleh para peneliti komunikasi pada waktu itu yang sedang terpengaruh oleh

Page 14: Teori Komunikasi Kelompok- Kel4

pemikiran tentang kekuatan media masa (masa kejayaan teori jarum hipodemik dan teori peluru).

Studi yang dilakukan Lazarsfeld dan Berelson menunjukan suatu kecenderungan yang kuat bahwa orang memilih kandidat yang sama seperti yang dipilih kelompok primernya (keluarga, kerabat, teman dekat, rekan kerja). Kuatnya pengaruh keluarga ditandai oleh temuan bahwa 75% dari orang yang baru pertama kali memiliki hak suara dalam pemilu, memilih kandidat yang sama dengan yang dipilih ayahnya. Orang juga cenderung memiliki pilihan yang sama dengan teman dekat nya atau rekan sekerjanya.

Berelson menyebut kuatnya konsistensi ini sebagai ‘homogenitas politik dari kelompok primer’, dan hasil dari kedua studi tersebut sangat sesuai dengan ansumsi Asch mengenai tekanan kelompok dimana suatu kesepakatan penuh dari kelompok yang beranggotakan 3orang telah cukup untuk mempengaruhi penilaian seorang anggota lainya.

Homogenitas pendapat dalam bidang politik dapat dijelaskan melalui dua proses yang berbeda. Pertama, adalah bahwa kelompok menimbulkan tekanan dan mempengaruhi penilaian individu, seperti yang ditemukan pada studi yang dilakukan Asch.penjelasan lainya adalah bahwa mungkin orang akan mencari teman yang memiliki sikap dan aspirasi politik yang sesuai dengan dirinya. Keduanya mungkin benar sampai tingkat tertentu. Tetapi penjelasan kedua dirasakan kurang cukup untuk menjadi faktor pengaruh yang berdiri sendiri. Orang banyak pilihan untuk menentukan temanya , namun mereka memiliki sedikit pilihan dalam memilih rekan kerjanya. Dan yanglebih pasti adalah orang tidak memiliki pilihan untuk menentukan siapa keluarganya.

Orang juga masuk kedalam kelompok tertentu yang lebih besar yang ditentukan oleh sejumlah karakternya, seperti jenis kelamin, umur, ras, pekerjaan, religiusitas, dsb. Orang dalam kelompok luas seperti ini juga cenderung memiliki kesamaan dalam memilih kandidat. Hanya dengan mengetahui dua faktor yaitu agam dan status ekonomi, telah memungkinkan kita untuk memprediksikan pilihan seseorang dengan tingkat akurasi yang tinggi. Dengan menggunakan lima atau enam faktor akan membuat pilihan seseorang lebih mudah diprediksi.

TEORI - TEORI PENGALAMAN DAN INTERPRETASI

Page 15: Teori Komunikasi Kelompok- Kel4

Bidang komunikasi menggali berbagai ragam pengalaman manusia dan dalam teori tersebut memberitahukan bahwa sifat dasar dari pengalaman sadar dan peran komunikasi di dalamnya. secara spesifik yaitu ada dua tradisi, fenomologi dan hermeneutis.

Asumsi sentral dari kebanyakan teori dalam bab ini adalah bahwa orang secara aktif menginterpretasikan [engalan mereka dengan memberikan pengertian pada apa yang mereka lihat.

Interpretasi kadang - kadang menurut istilah bahasa jerman di sebut juga verstehen (pemahaman) adalah sebuah proses pemberian pengertian secara aktif pada sesuatu yang anda amati, seperti sebuah teks. sebuah tindakan atau sebuah situasi - pokok setiap pengalaman.

FENOMENOLOGI

Fenomenologi adalah studi tentang pengetahuan yang berasal dari kesadaran, atau cara di mana orang-orang menjadi paham akan obyek - obyek dan kejadian - kejadian dari sundut pandang si perceiver , individu yang mengalami hal - hal tersebut.

maurice merleau - ponty, seseorang teoritisi dari tradisinya, mengungkapkan sudut pandang ini sebagai berikut : semua pengetahuan saya tentang dunia, bahkan pengetahuan ilmiah saya, di dapat dari sudut pandang saya sendiri secara khusus, atau dari pengalan tertentu tentang dunia yang tanpanya simbol - simbol ilmu pengetahuan tidak akan berarti apa - apa.

Fenomenologi menjadikan pengalaman hidup yang sesungguhnya sebagai data dasar dari realita. Fenomenologi berarti membiarkan segala sesuatu menjadi nyata sebagaimana aslinya, tanpa katagori - katagori kita sendiri terhadapnya.

Stanley deetz merangkum tiga prinsip dasar dari fenomenologi. pertama pengetahuan bersifat sadar pengetahuan tidak adak kesimpulan dari pengalaman tetapi langsung ditemukan dalm pengalaman sadar. kedua, pengertian dari sesuatu terdiri dari potensi dari sesuatu itu dalam kehidupan seseorang. dengan kata lain, bagaimana anda menghubungkan sebuah obyek menentukan arti obyek itu bagi anda. misalnya, menjadi sebuah senjata bila anda memutuskan untuk memegangnya di antara jari - jari anda dalam perjalan ke mobil di tempat parkir yang gelap. Asumsi ketiga adalah bahwa bahasa merupakan kendaraan dari pengertian. kita menjalani pengalaman dunia melalui bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan dan mengungkapkan dunia tersebut.

FENOMENOLOGI KLASIK

Edmund Husserl biasanya dianggap sebagai pendiri fenomenologi klasik yang berusaha untuk mengembangka sebuah metode untuk mengemukakan kebenaran melalui kesadaran yang terfokus. Husserl meyakini bahwa dalam kehidupan sehari-hari orang mengalami segala sesuatu didalam sejenis sikap alamiah yang dipengaruhi oleh segala jenis

Page 16: Teori Komunikasi Kelompok- Kel4

kepercayaan dan prasangka. Untuk mempelajari sebuah topik secara fenomenologis anda harus memilah kebingungan dalam kehidupan awam. istilah memilah terutama bermanfaat karena menunjukan bahwa kita tidak menyingkirkan keyakinan tetapi kita hanya mengesampingkan sementara selama berlangsungnya sebuah penyelidikan secara fenomenologis. Istilah yang digunakan Husserl untuk menggambarkan proses ini adalah reduksi fenomenologis yang merupakan eliminasi secara hati-hati dan sistematis.

FENOMENOLOGI HERMENEUTIC

Kritikus terpenting dalam fenomenologi klasik adalah Martin Heidegger. Baginya fenomenologi dan hermeneutic bergabung dalam fenomenologi hermeneutic. Dan menurutnya yang paling penting dalam kehidupan manusia adalah pengalaman alamiah yang tidak dapat dihindari pasti dialami hanya dengan eksis di dunia. Hans-Georg Gadamer tertarik pada bagaimana pemahaman dimungkinkan dalam pengalaman manusia. Baginya individu tidak terpisah dari benda-benda untuk bisa menganalisa dan menginterpretasikan mereka. Sebaliknya kita menginterpretasikan secara alamiah. Prinsip sentral dari teori Gadamer adalah seseorang selalu memahami pengalaman dari sudut pandang dugaan/asumsi. Hermeneutic bukan saja proses mempertanyakan tetapi juga membiarkan sebuah proses mempertanyakan kita.

HERMENEUISTIC

Page 17: Teori Komunikasi Kelompok- Kel4

Hermeneuistic adalah studi tentang pemahaman, terutama tantang penafsiran tindakan dan teks. Ada beberapa cabang hermeneuistic seperti penafsiran kitab alkitab (exegesis), penafsiran teks harfiah (filologi), dan penafsiran tindakan-tindakan personal dan sosial (hermeneusitics sosial).

Hemeneuistic dimulai pada abad ke 19 oleh Friedrich Schleiermacher. Ia berusaha membentuk sisitem untuk mengetahui apa yang dimaksud seorang penulis dalam tulisan mereka. Wiliiam Dilthey sebagai penulis biografi Friedrich Schleiermacher mengemukakan bahwa hermeneuistic adalah kunci bagi semua ilmu sosial dan kemanusiaan.

Hampir semua aktivitas interpretif dapat disebut hermeneutic, yang berarti memahami perasaan-perasaan dan pengertian-pengertian orang lain, memahami pengertian dari sebuah peristiwa, menerjemahkan tindakan-tindakan, atau mengungkap pengertian dari sebuah teks.

Ilmu-ilmu hermeneuistic dibagi dua, yaitu: Ilmu yang menggunakan hermeneuistic untuk memahami teks dan Ilmu-ilmu yang menggunakan ilmu hermeneuistic sebagai alat untuk menafsirkan tindakan. Secara umum, teks adalah artefak yang dapat ditafsirkan. Hermeneustic teks tidak terbatas pada penerapan kata-kata penulis saja. Sebuah teks biasanya merupakan catatan, apakah tertulis, elektronis, fotografis, atau disimpan dengan cara lain.

Meskipun tidak banyak kesepakatan tentang teknik-teknik interpretasi secara khusus, namun hampir semua aliran pemikiran bersandar pada sebuah pemikiran umum dari proses yang general. Proses ini disebut lingkaran hermeneuistic. Interpretas sifatnya berlanjut, bolak-balik antara spesifik dan umum.

Dalam lingkaran hermeneutic, seseorang selalu mengaitkan apa yang dilihatnya pada obyek dengan apa yang sudah diketahuinya. Si interpreter juga kemudian beralih dari sekumpulan konsep yang sudah diketahui ke yang belum diketahui, sehingga keduanya bergabung dalam sebuah interpretasi yang sifatnya tentatif.

INTERPRETASI TEKSTUAL

Interpretasi teks merupakan salah satu masalah sentral dalam hermeneuistic. Tantangan terberatnya adalah untuk memastikan pengertian dari teks.

Paul Ricoeur, seorang teoritisi interpretif besar yang sangat mengandalkan tradisi-tradisi maupun hermeneuistic. Menurut dirinya perkataan itu sifatnya sementara, namun teks terus hidup. Teks itu sendiri memang seperti selalu berbicara pada kita, dan pekerjaan interpreter adalah memahami apa yang dimaksud dalam teks tersebut.

Page 18: Teori Komunikasi Kelompok- Kel4

Pemisahan teks dari situasi disebut penjarakan. Anda dapat membaca sebuah pesan dan mendapat suatu pengertian terlepas dari fakta bahwa anda bukanlah bagian dari peristiwa pembicaraan yang sesungguhnya.

Seperti sebuah interpretasi musikal, pengertian dari sebuah teks selalu merupakan sebuah pola dari keseluruhannya. Versi Ricoeur tentang lingkaran hermeneustic terdiri dari penjelasan dan pemahaman. Penjelasan bersifat empiris dan analitis, dalam analisis sebuah teks, seorang interpreter mungkin akan mencari kata-kata dari frase-frase yang berulang, tema-tema yang naratif dan variasi-variasi tema. Pemahaan sifatnya sintetis, memberikan penjelasan atas peristiwa-peristiwa dalam artian interpretasi keseluruhan.

Dalam hermeneutic, seseorang melewati kedua proses, merinci sebuah teks kedalam bagian-bagiannya dan mencari pola-pola, kemudian mundur kembali dan menilai pengertian keseuruhannya secara subyektif. Dengan demikian penjelasan dan pemahaman tidak terpisah, tapi merupakan dua buah kutub dalam spectrum interpretif.

Ricoeur merujuk pada tindakkan terbuka untuk pengertian-pengertian dari sebuah teks sebagai sebuah penerimaan (appropriation). Sebuah contoh dari interpreasi Ricoeurian adalah studi oleh Barbara Warnick melihat ungkapan-ungkapan dari pelaku, tempat, dan waktu.

Dalam sebuah contoh penerimaan, pemahaman Warnick secara keseluruhan tentang perkataan itu adalah bahwa Ia mengungkapkan nila-nilai yang merupakan bagian dari sesuatu tetapi melampaui situasi saat sekarang, dan untuk alasan ini, teks itu relevan untuk generasi demi generasi pada orang Amerika.

INTERPRETASI BUDAYA

Interpretas budaya meliputi usaha untuk memahami tindakan-tindakan dari suatu kelompok atau budaya seperti suku Zulu, penduduk Castro di San Fransisco, atau siswa SMU di New York. Hermeneutics seperti menuntut pengamatan dan penggambaran tindakan-tindakan suatu kelompok, seperti halnya seseorang meneliti sebuah teks tertulis, dan usaha untuk mengerti apa yang mereka maksud. Istilah lain untuk interpretasi budaya adalah ethnography.

Clifford Geertz, seorang interpreter budaya terkemuka menggambarkan interpretasi budaya sebagai sebuah thick description, dimana interpreternya menggambarkan praktek-praktek cultural “dari sudut pandang pribumi”. Berlawanan dengan thin description, di mana orang hanya menggambarkan pola perilaku dengan sedikit pengertian apa artinya bagi para partisipannya sendiri.

Interpretasi budaya juga menggunakan lingkaran hermeneutic. Versi Geertz dari lingkaran meilbatkan sebuah gerakan dari konsep-konsep pengalaman dekat ke konsep-

Page 19: Teori Komunikasi Kelompok- Kel4

konsep pengalaman jauh. “Konsep-konsep pengalaman dekat” adalah konsep-konsep yang mempunyai pengertian untuk anggota-anggota dari budaya, dan konsep-konsep pengalaman jauh mempunyai pengertian untuk pihak luar. Sebuah kosa kata yang cocok dapat dikembangkan untuk menjelaskan sudut pandang pribumi kepada pihak luar tanpa mengabaikan konsep-konsep pengalaman-dekat pribumi.

Masalah-masalah etnografis muncul ketika seorang interpreter tidak memiliki pemahaman yang cukup. Etnografi berusaha untuk memahami hal-hal yang asing bagi orang lain.

Donal Carbaugh dan Sally Hastings menggambarkan teorisasi etnografis sebagai sebuah proses yang terdiri dari empat bagian. Yang pertama adalah mengembangkan sebuah orientasi dasar untuk subyek. Fase kedua dari teorisasi etnografis mendefinisikan kelas-kelas atau jenis-jenis aktivitas yang akan diamati. Kemudian yang ketiga, si etnografer akan berteori tentang budaya spesifik yang sedang diteliti. Yang terakhir, pada fase keempat, si etnografer mundur untuk melihat kembali pada teori umum tentang budaya yang sedang diselidikinya dan mengujinya dengan kasus yang spesifik.

Pada bagian ini kita akan melihat pada tiga bentuk interpretasi budaya yang menonjol dalam bidang komunikasi. Etnografi komunikasi, budaya organisasional da studi-studi media interpretif.

ETNOGRAFI KOMUNIKASI

Etnografi komunikasi hanyalah penerapan dari metode-metode etnografis pada pola-pola komunikasi dari sebuah kelompok. Di sini si interpreter berusaha untuk mengerti akan bentuk-bentuk komunikasi yang digunakan oleh anggota-anggota dari kelompok atau budaya.

Gerry Philipsen mengisolasikan empat asumsi dari etnografi komunikasi. Yang pertama adalah bahwa para partisipan dalam sebuah komunitas budaya lokal menciptakan pengertian bersama. Mereka menggunakan kode-kode yang mempunyai suatu tingkatan pemahaman bersama. Kedua, para komunikator dalam setiapkelompok budaya harusmengkoordinasika tindakan-tindakan mereka. Ketiga, pengertian-pengertian dan tindakan-tindakan yang sifatnya khusus bagi masing-masing kelompok. Keempat, tidak hanya pola-pola perilaku dan kode-kode yang berbeda dari kelompok ke kelompok, tetapi setiap kelompok juga mempunyai cara-cara sendiri untuk memahami kode-kode dan tindakan-tindakan tertentu.

Dell Hymes seorang antropolog menyatakan bahwa linguistik formal tidak dengan sendirinya memadai untuk mengungkapkan sebuah pemahaman yang lengkap atas bahasa

Page 20: Teori Komunikasi Kelompok- Kel4

karena Ia mengabaikan cara-cara yang sangat beragam di mana bahasa digunakan dalam komunikasi sehari-hari.

Seorang etnografer komunikasi lainnya, Donal Carbaugh, menulis bahwa etnografi komunikasi menunjuk pada setidak-tidaknya tiga jenis masalah. Yang pertama adalah menemukan jenis identitas bersama yang tercipta melalui komunikasi dalam komunitas dalam komunitas budaya, baik itu orang Afrika, Amerika, para pemandu sorak, orang Rotary, para pengusaha Jepang, atau Jhon’s Autobody Bowlers. Identitas ini merupakan sense para anggota tentang siapa mereka sebagai sebuah kelompok.

Masalah yang kedua adalah mengungkapkan pengertian-pengertian bersama dari kinerja publik yan dilihat di dalam kelompok. Yang ketiga adalah menelusuri kontradiksi-kontradiksi, atau paradox -paradoks dari kelompok.

Dalam mengatasi masalah-masalah etnografis ini, dibahaslah tiga pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tentang norma, pertanyaan tentang bentuk, dan pertanyaan-pertanyaan tentang kode-kode budaya.

Sebuah perluasan penting dari bidang ini adalah etnografi komparatif, yang melibatkan penciptaan kategori-kategori yang berlaku di semua budaya. Hymes mengemukakan Sembilan kategori yang dapat digunakan untuk memperbandingkan berbagai budaya, yaitu: Cara-cara berbicara, Bentuk ideal pembicara yang fasih, Komunitas pembicaraan, Situasi pembicaraan, Peristiwa pembicaraan, Tindakan pembicaraan, Komponen-komponen dari tindakan-tindakan pembicaraan, Aturan-aturan berbicara dalam komunitas, Fungsi-fungsi pembicaraan di dalam komunitas.

Sebagai sebuah contoh dari sebuah etnografi komunikasi, perhatikan studi yang dilakukan oleh Tamar Katriel tentang ”griping” (kesedihan) orang Israel. Bentuk komunikasi ini berlangsung pada seluruh masyarakat Israel yangdewasa, tetapi paling sering terlihat di kalangan kelas menengah dan biasanya berlangsung pada pertemuan sosial pada hari Jumat malam yang disebut “mesibot kiturim” atau pesta bersedih. Bentuk komunikasi ini sangat dikenal di kalangan masyarakat Israel sebagai bagian dari karakter nasional mereka.

Jadi, bersedih merupakan sebuah pengungkapan frustasi secara bersama-sama. Walaupun sebenarnya lebih dari itu, karena informan-informan Katriel memberitahunya bahwa pengungkapan itu memberikan semacam rasa solidaritas dan sifatnya menyenangkan.

Bersedih sifatnya ritual, dan kandungan komunikasinya kelihatannya tidak penting. Bersedih mengikuti sebuah pola yang predictable. Ia biasanya dimulai dengan sebuah kesedihan awal, diikuti oleh pengakuan kesedihan oleh orang lain. Metagriping adalah bersedih tentang kesedihan, atau mengeluh karena orang Israel terlalu banya bersedih, bentuk lainnya adalah antigrip, yaitu sebuah ungkapan yang berbunyi “berhentilah bersedih dan mulailah melakukan sesuatu”. Kajian ini dengan sangat baikmenggambarkan kategori-

Page 21: Teori Komunikasi Kelompok- Kel4

kategori Hymes tentang etnografi komparatif. Sesi bersedih adalah sebuah peristiwa komunikasi, yang terdiri dari jenis-jenis tindakan pembicaraan tertentu.

BUDAYA ORGANISASI

Organisasi dipandang sebagai budaya, memberikan peluang bagi interpretasi budaya. Sebuah organisasi, yang bisa merupakan sebuah cara hidup bagi anggotanya, membentuk sebuah realita bersama yang membedakannya dari budaya-budaya lain.

Budaya organisasi dihasilkan melalui interaksi antara anggota-aggotanya. Tindakan-tindakan yang berorientasi tugas tidak hanya mencaoai sasaran-sasaran jangka pendek, tetappi juga menciptakan atau memperkuat cara-cara tertentu untuk memahami pengalaman.

Michael Pacanowsky dan Nick O’Donnell-Trujillo, pemimpin dalam gerakan budaya organisasi, mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertentu yang dirancang untuk mengungkapkan pola-polabudaya di dalam sebuah organisasi.

Ada banyak indikator, termasuk construct yang relevan, fakta-fakta yang terlihat, praktek-praktek, atau aktivitas-aktivitas, upacara, serta ritual-ritual. Pacanowsky dan O’Donnell-Trujilo menguraikan empat karakteristik dari tampilan-tampilan komunikasi, yaitu: 1.) mereka bersifat interaksional. Tampilan organisasi adalah sesuatu di mana orang ikut serta bersama-sama; 2.) Tampilan bersifat kontekstual; 3.) Tampilan merupakan episode; 4.) tampilan mengalami improvisasi.

Ritual-ritual sosial tidak berkaitan dengan tugas, tetapi mereka merupakan tampilan-tampilan di dalam organisasi. Ritual-ritual organisasi ritual dimana keseluruhan kelompok kerja ikut serta dengan suatu keteraturan.

Kategori tampilan yang kedua adalah apa yang oleh para penulisnya disebut “gairah”. Di sini, para pekerja menggunakan tampialn-tampilan yang membuat yang membuat tugas-tugas rutin yang rutin dan membosankan menjadi emnarik atau menggairahkan. Barangkali cara yang paling lazim untuk melakukan ini adalah melalui penyampaian cerita.

Cara lainnya drama diciptakan menyangkut pekerjaan adalah passionate repatee, yang terdiri dari interaksi-interaksi dramatis dan penggunaan bahasa yang ceria.

Kategori tampilan yang ketiga melibatkan sosialitas, yang memperkuat sebuah logika dari kewajaran dan memanfaatkan aturan-aturan sosial di dalam organisasi. Privacies adalah tampilan sosialitas ang mengkomunikasikan kepekaan dan privacy.

Page 22: Teori Komunikasi Kelompok- Kel4

Kategori tampilan yang keempat melibatkan politik organisasi, yang membentuk dan memperkuat pemikiran-pemikiran tentang kekuasaan dan pengaruh, bisa meliputi penunjukkan kekuatan pribadi, pembentukan persekutuan, dan bargaining.

Kategori yang ke lima adalah “enkulturasi”, atau proses-proses “pengajaran” budaya pada para anggota organisasi. Enkulturasi sifatnya berlanjut, tetapi tampilan-tampilan tertentu terutama vital bagi proses ini.

Memahami pengertian-pengertian budaya dari tampilan-tampilan organisasi seperti percakapan antara orang lain itu berjalan seperti halnya etnografi. Si peneliti pertama-tama menggambarkan tindakan-tindakan dari para anggota organisasi dan kemudian membangun sebuah interpretasi dari mereka dalam pengertian yang tidak hanya bisa dipercaya dari sudut pandang pelaku aslinya, tapi juga dapat dimengerti oleh orang lain di luar organisasi. Ini benar-benar merupakan sebuah proses hermeneutics.

STUDI-STUDI MEDIA INTERPRETIF

Studi-studi media tradisional memandang media sebagai saluran untuk menyampaikan informasi pada audiens. Sebuah cara yang berbeda dan semakin popular untuk melakukan pendekatan terhadap media adalah dengan menanggap audiens sebagai komunitas-komunitas interpretif yang besar jumlahnya, masing-masing dengan pengertiannya sendiri-sendiri tentang apa yang dibaca, dilihat, atau didengar. Komunitas interpretif muncul di sekitar kandungan media yang khusus.

Hasil dari konsumsi media bergantung pada konstruksi budaya dari komunitas itu, pendekatan ini menurut interpretasi budaya. Contohnya dari komunitas interpretif adalah orang-orang yang memperoleh berita dengan mendengarkan “All Things Considered” dari National Public Radio di mobil dalam perjalanan pulang dari kantor. Komunitas lainnya mungkin terdiri dari orang-orang yang sering menonton sepak bola di akhir pecan untuk bersantai, hiburan, dan kehidupan sosial.

Thomas Lindlof menguraikan tiga dimensi dari sebuah komunitas interpretif. Karena komunitas interpretif mendefinisikan pengertian mereka sendiri tentang media, Lindlof merujuk elemen-elemen ini sebagai genre, atu tipe-tipe umum dari hasil media yang tercipta melalui interaksi di dalam komunitas interpretif. Genre yang pertama yang mencirikan sebuah komunitas interpretif adalah isi, yang terdiri dari jenis-jenis acara dan media lainnya yang dikonsumsi oleh komunitas itu. Satu kelompok sama-sama berminat pada sepak bola di televise, kelompok lainnya tertarik pada novel-novel misteri dan kelompok lainnya lagi pada video music. Tidaklah cukuo bahwa sebuah komunitas menaruh

Page 23: Teori Komunikasi Kelompok- Kel4

minat yang sama pada satu jenis isi media, ia juga harus mempunyai pengertian-pengertian yang sama tentang isi tersebut.

Dengan demikian, genre dari interpretasi berputar di sekeliling pengertian bersama. Para anggota dari sebuah komunitas menginterpretasikan isi dari acara-acara dan media lainnya dengan cara-cara yang sama. Dampak terhadap perilaku mereka, terutama apa yang mereka katakan tentang media dan bahasa yang digunakan untuk menggambarkannya, adalah sama.

Yang terakhir, genre dari tindakan sosial merupakan kumpulan-kumpulan perilaku yang sama terhadap media yang bersangkutan, termasuk tidak hanya bagaimana isi media itu dikonsumsi tetapi juga cara-cara ia mempengaruhi tindak-tanduk para anggota komunitas.

KOMENTAR DAN ANALISIS

Teori-teori yang ditampilkan dalam bab ini merupakan anggota-anggota dari sebuah keluarga yang sudah diperluas. Seperti halnya sebuah keluarga, mereka mempunyai perbedaan-perbedaan penting tapi mempunyai hubungan yang sama. Dalam fenomenologi pengalaman sadar individu memberikan sebuah pandangan pada kenyataan. Dalam hermeneutics interpretasi dari sebuah budaya atau teks merupakan sebuah tugas manusia yang disiplin dan sadar.