Komunikasi Kelompok 2 (1)

download Komunikasi Kelompok 2 (1)

of 26

description

presentation

Transcript of Komunikasi Kelompok 2 (1)

KOMUNIKASI KELOMPOK

KOMUNIKASI KELOMPOKAdit Triansyah210 110 110 349Andika Pakaradena210 110 110 358M. Yusuf Musa210 110 110 362Dwitra Sukma Wardhana210 110 110 379R. Daru Ramadinoto210 110 110 388

PengertianPengertian Komunikasi kelompok menurut AdlerMenurut Adler, Grup atau kelompok adalah sebuah kumpulan orang-orang yang biasa bertemu dan berinteraksi satu sama lain, dan memiliki sebuah tujuan yang akan dicapai.Pengertian Komunikasi kelompok menurut Burgoon & LuffnerKomunikasi kelompok adalah interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagai informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.Pengertian Komunikasi Kelompok Menurut Goldberg & LarsonKomunikasi kelompok adalah suatu bidang studi, penelitian, dan terapan yang tidak menitikberatkan perhatiannya pada proses kelompok secara umum, tetapi pada segala sesuatu tingkah laku individu yang terjadi pada saat individu-individu berinteraksi dalam diskusi kelompok tatap muka yang kecil.

Karakteristik Komunikasi KelompokKarakterisitik Komunikasi Kelompok Menurut BrillhartMeliputi sekelompok kecil orang (2 orang hingga 20 orang) sehingga setiap orang menjadi sadar dan mampu bereaksi terhadap yang lainnya.Untuk keberhasilan pencapaian tujuan setiap orang harus terikat dlaam kondisi saling ketergantungan.Setiap orang harus mempunyai rasa saling memiliki dan mengidentifikasi diri dengan anggota kelompok lain.Interaksi secara oral, walau tidak seluruh interaksi berlangsung secara oral, tetapi yang signifikan melalui pembicaraan.Perilaku didasarkan pada norma-norma, nilai, dan prosedur yang diterima tiap anggota.Karakteristik Komunikasi KelompokMenurut BitnerTABEL NORMA-NORMA YANG DIHARAPKAN DALAM SUATU KELOMPOK

TABEL PERAN FUNGSIONAL DARI ANGGOTA KELOMPOK

Fungsi Komunikasi KelompokFungsi pertama dalam kelompok adalah hubungan sosial.Fungsi kedua dari kelompok adalah pendidikan.Fungsi ketiga dari kelompok adalah persuasi.Fungsi keempat dari kelompok adalah kelompok.Fungsi kelima dari kelompok adalah terapi.Proses Komunikasi KelompokPengambilan Keputusan

Fase Satu : OrientasiPernyataan dalam fase-fase ini masih sementara dan pendapat-pendapat dikemukakan secara hati-hati.Fase Kedua : KonflikFase kedua ditandai dengan adanya pertentangan.Fase Ketiga : Timbulnya Sikap-Sikap BaruKomentar dan usulan-keputusan lebih sering diinterpretasikan, dan interpretasi itu diikuti oleh interpretasi berikutnya.Fase Keempat : DukunganUsulan-keputusan semakin nampak di fase keempat. Pertentangan berubah menjadi dukungan.Proses Pengambilan Keputusan

Mary Follet (Hasan, 2004) memberikan definisi atau keputusan sebagai suatu atau sebagai hukum situasi. Apabila semua fakta dari situasi itu dapat diperolehnya dan semua yang terlibat, baik pengawas maupun pelaksana mau mentaati hukumnya atau ketentuannya, maka tidak sama dengan mentaati perintah. Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan wewenang dari hukum situasi.

Pemikiran Follett, Model Input Proses Output

Input = sesuatu yang mempengaruhi kelompokProses = sesuatu yang terjadi dalam kelompok Output = sesuatu yang dihasilkan kelompok

Empat Metode Pengambilan Keputusan

Kewenangan tanpa diskusiMetode ini sering digunakan oleh pemimpin otoriter.Pendapat ahliKadang-kadang seorang anggota kelompok diberi julukan ahli (expert) oleh anggota lainnya, sehingga menimbulkan sebuah kekuasaan dan kekuatan untuk dapat membuat keputusan.Kewenangan setelah diskusi Sifat otoriter dalam metode ini lebih sedikit jika dibandingkan dengan metode yang pertama. Karena metode ini mempertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota kelompok dalam proses pengambilan keputusan.KesepakatanKesepakatan terjadi jika keputusan yang diambil disetujui oleh seluruh anggota kelompok.Kepemimpinan dalam kelompokFungsi KepemimpinanFungsi inisiasiFungsi keanggotaanFungsi perwakilan Fungsi organisasiFungsi integrasiFungsi manajemen informasi internalFungsi penyaringan informasi

Gaya KepemimpinanOtoriterDemokratisLaissez FaireNondirektifBirokratik

Teori-Teori Komunikasi Kelompok1. Teori Keseimbangan (Heider)

Teori ini dirumuskan olehFritz Heiderdalam bukunyaThe Psychology Of Interpersonal Relations.Ruang lingkup teori keseimbangan (balance theory) dari heider ialah mengenai hubungan-hubungan antarpribadi . Teori ini berusaha menerangkan bagaimana individu individu sebagai bagian dari stuktur sosial , misalnya sebagai suatu kelompok cenderung untuk menjalin hubungan satu sama lain. Tentunya salah satu cara bagaimana suatu kelompok dapat berhubungan, ialah dengan menjalin komunikasi secara terbuka. Teori Haider memusatkan perhatiannya pada hubungan intra-pribadi ( intra personal) yang berfungsi sebagai daya tarik . Daya tarik menurut Haider adalah semua keadaan kognitif yang berhubungan dengan perasaan suka dan tidak suka terhadap individu-individu dan objek - objek lain. Dengan demikian , teori Heider yaitu sangat menaruh perhatian pada keadaan - keadaan intra pribadi tertentu yang mungkin mempengaruhi pola-pola hubungan dalam suatu kelompok.

2. Teori Sistem A-B-X NewcombSistem A-B-X dari Newcomb merupakan perluasan dari teori intrapribadi dari Heider sampai kepada interaksi yang terjadi antara anggota kelompok yang hanya terdiri dari 2 anggota kelompok. Model dari Newcomb ini mengandung 3 unsur, yaitu A dan B yang mewakili 2 orang individu yang berinteraksi dan X sebagai objek pembicaraan (komunikasi). Menurut Newcomb, tingkah laku komunikasi terbuka antara A dan B dapat dijelaskan melalui kebutuhan mereka untuk mencapai keseimbangan antara satu sama lain dan juga terhadap X. Komunikasi terjadi karena A harus berorientasi pada B, pada X dan orientasi B pada X. Untuk mencari keadaan yang simetris, A berusaha untuk melengkapi dirinya dengan informasi tentang orientasi B terhadap X dan ini dilakukan melalui interaksi. Oleh karena keseimbangan atau keadaan simetris perlu dicari, A mungkin terdorong untuk mempengaruhi orientasi B pada X, apabila A menemukan keadaan yang tidak seimbang diantara mereka. B dengan sendirinya juga akan terdorong untuk mempengaruhi orientasi A. Besar pengaruh A dan B terhadap satu sama lain dan kemungkinan usaha masing-masing dalam meningkatkan keadaan simetris melalui tindakan komunikasi akan meningkat pada saat daya tarik.

3. Teori Proses Perbandingan Sosial Menurut FestingerDalam teorinya, tentang proses-proses perbandingan sosial, Leon Festinger membedakan antara kenyataan fisik dengan kenyataan sosial. Apabila pendapat, sikap, dan keyakinan kita dapat diukur secara fisik, itu berarti kita berhubungan dengan kenyataan fisik, sehingga mungkin kita tak perlu lagi saling berkomunikasi. Akan tetapi bila pendapat, sikap, serta keyakinan kita tidak didasarkan pada kejadian yang mudah diukur, maka kita berhadapan dengan kenyataan sosial, dan ini dapat diukur secara baik dengan cara berkomunikasi dengan orang lain yang kita anggap penting bagi kita.4. Teori Pertukaran Sosial Menurut Thibault & Kelley

Thibault dan Kelley memusatkan perhatian mereka terutama pada kelompok yang terdiri dari 2 orang anggota atau diad. Mereka merasa yakin bahwa usaha memahami tingkah laku yang kompleks dari kelompok-kelompok besar mungkin dapat diperoleh dengan cara menggali pola hubungan diadis (2 orang).Model Thibault dan Kelley mendukung asumsi-asumsi yang dibuat oleh Homans dalam teorinya tentang proses pertukaran sosial, khususnya bahwa interaksi manusia mencakup pertukaran barang dan jasa, serta bahwa tanggapan-tanggapan individu-individu yang muncul elalui interaksi di antara mereka mencakup baik imbalan (rewards) maupun pengeluaran (costs). Apabila imbalan tidak cukup, atau bila pengeluaran melebihi imbalan, interaksi akan terhenti atau individu-individu yang terlibat didalamnya akan merubah tingkah laku mereka dengan tujuan mencapai apa yang mereka cari. Di antara hal-hal lain, imbalan dan pengeluaran menentukan siapa berinteraksi dengan siapa dan tentang apa sehingga terjadi interaksi.

5. Teori Sosiometris dari Moreno

Sosiometris dapat diartikan sebagai pendekatan teoritis dan metodologis terhadap kelompok-kelompok yang diciptakan mula-mula oleh Moreno dan kemudian dikembangkan oleh Jennings dan oleh yang lain-lain. Pada dasarnya teori ini berhubungan dengan daya tarik (attraction) dan penolakan (repulsions) yang dirasikan oleh individu-individu terhadap satu sama lain serta implikasi perasaan-perasaan ini bagi pembentukan dan struktur kelompok. Suatu uji-coba sosiometris sering kali diterapkan pada anggot-anggota kelompok untuk menentukan struktur sosiometris suatu kelompok. Uji-coba pada umumnya mencakup pertanyaan-pertanyaan yang meminta anggota-anggota kelompok untuk saling menentukan peringkat mereka berdasarkan efektivitas dalam melaksanakan tugas dan daya tarik antar pribadi. Suatu analisis terhadap hasil uji-coba memberikan gambaran tentang berbagai konfigurasi sosial atau struktur yang telah dikembangkan oleh anggota kelompok.

6. Homans : Sistem Internal dan External

Menurut Homans, ada 3 unsur dalam struktur kelompok kecil, yaitu : kegiatan, interaksi dan perasaan. Kegiatan terdiri dari tindakan-tindakan anggota kelompok yang berhubungan dengan tugas kelompok. Dalam melakukan tindakan-tindakan tersebut mereka terlibat dalam suatu interaksi, yaitu memperlihatkan saling ketergantungan dan saling menanggapi dalam bertingkah laku. Sebagian interaksi ini melibatkan komunikasi antar pribadi. Elemen ketiga dari tingkah laku sosial, dalam kelompok kecil ialah perasaan.7. Teori Analisis Proses Interaksi

Teori Analisis proses interaksi Bales adalah Teori klasik yang di kembangkan untuk menjelaskan pola diskusi kelompok, terutama dalam hal kepemimpinan. Teori yang dicapai adalah proses pembuatan untuk menganalisis komunikasi kelompok.Ada tiga tahap dalam model Bales, yaitu:Tahap 1 : Orientation PhaseTahap 2 : Evaluation PhaseTahap 3 : Control Phase

8. Teori Konvergensi Simbolik

Teori Konvergensi Simbolik, yang dikembangkan oleh Ernest Bormann dengan kelompok mahasiswa dari Universitas Minnesota, menemukan proses sharing fantasi. Jadi, konsep Teori Konvergensi Simbolik adalah tema fantasi. Tema fantasi adalah pesan yang didramatisi seperti permainan kata-kata, cerita, analogi, dan pidato yang menghidupkan interaksi dalam kelompok.

9. Teori Kepribadian Kelompok (Group Syntality Theory)

Teori kepribadian merupakan studi mengenai interaksi kelompok pada basis dimensi kelompok dan dinamika kepribadian. Dimensi kelompok merujuk pada ciri-ciri populasi atau karakteristik individu seperti umur, kecendikiawanan (intelligence), sementara ciri-ciri kepribadian atau suatu efek yang memungkinkan kelompok bertindak sebagai satu keseluruhan, merujuk pada peran-peran spesifik, dan posisi status. Dinamika kepribadian diukur oleh apa yang disebut dengan synergy, yaitu tingkat atau derajat energi dari tiap individu yang dibawa dalam kelompok untuk digunakan dalam melaksanakan tujuan-tujuan kelompok. Banyak dari synergy atau energi kelompok harus dicurahkan ke arah pemeliharaan keselarasan dan keterpaduan kelompok.

10. Teori Percakapan Kelompok

Teori percakapan kelompok ini sangat berkaitan dengan produktivitas kelompok atau upaya-upaya untuk mencapainya melalui pemeriksaan masukan dari anggota (member input), variabel-variabel perantara (mediating variable), dan keluaran dari kelompok (group output). Masukan yang berasal dari anggota kelompok dapat diidentifikasikan sebagai perilaku, interaksi dan harapan-harapan yang bersifat individual. Sedangkan variabel perantara merujuk pada struktur formal dan struktur peran dari kelompok seperti status, norma, dan tujuan-tujuan kelompok.

11. Teori Kelompok Terpercaya

Teori ini digunakan untuk mengkritik teori Analisis proses interaksi dari Bales. Kelompok terpercaya (Bonafide Theory) adalah sebuah peristiwa alamiah kelompok. Dalam hal ini, semua kelompok, kecuali mereka yang dibuat di laboratorium, adalah terpercaya karena semua kelompok adalah bagian dari sistem yang benar. Pemikiran sebuah kelompok terpercaya sebagai sejenis kelompok yang pemikirannya sebagai sebuah perspektif atau cara memandang semua kelompok.

12. Teori Kerja Kelompok Efektif Antarbudaya Menurut John Oetzel

John Oetzel menggunakan model input proses output dalam membentuk variabel-variabel penting yang memengaruhi fungsi kelompok. Tertarik dalam perbedaan sebagaimana dengan keefektifan kelompok, Oetzel menciptakan sebuah model yang secara budaya membedakan kelompok, menghadapi input tertentu, menciptakan hasil melalui komunikasi yang kembali memengaruhi keadaan ketika kelompok sedang bekerja.Perbedaan budaya yang paling penting dibagi dalam tiga kelompok, yaitu :1. Individualisme kolektivisme2. Kehendak diri3. Urusan rupa.

13. Teori Penyusunan

Merupakan sebuah teori dasar dari aksi sosial. Teori ini menyebutkan bahwa tindakan manusia adalah sebuah proses produksi dan reproduksi dalam berbagai macam sistem sosial. Dengan kata lain, ketika kita berkomunikasi satu sama lain, kita menciptakan struktur yang memberi jarak dari lembaga sosial dan budaya yang lebih besar dengan hubungan individu yang lebih kecil.

14. Teori Pemikiran Kelompok

Suatu mode berpikir sekelompok orang yang sifatnya kohesif (terpadu), ketika usaha-usaha keras yang dilakukan anggota-anggota kelompok untuk mencapai kata mufakat (kebulatan suara) telah mengesampingkan motivasinya untuk menilai alternatif-alternatif tindakan secara realistis. Definisi dari teori ini adalah satu situasi dalam proses pengambilan keputusan yang menunjukkan tumbuhnya kemerosotan efisiensi mental, pengujian realitas, dan penilaian moral yang disebabkan oleh tekanan-tekanan kelompok (Mulyana, 1999: ).

15. Teori Pendekatan Feminis

Merupakan percabangan dari teori sosiokultural dengan pembahasan isu-isu gender. Kelompok pemikir yang bekerja dari perspektif feminis menganjurkan pembedaan Bales yang banyak memengaruhi kinerja dalam komunikasi kelompok kecil. Pemikir feminis mempertanyakan dasar pembagian kinerja kelompok dalam persamaan tugas dengan pria dan wanita. Feminis juga mempertanyakan penelitian yang menyarankan bahwa wanita lebih menunjukkan sisi seksual dalam kelompok daripada pria. Pemikir kritis feminis meminta para peneliti menguji asumsi yang mereka buat tentang seks dan gender dalam kelompok kecil dan tidak membuat keputusan berdasarkan dugaan atau pandangan tradisional tentang seks dan gender.