Makalah Komunikasi Lintas Budaya (Kelompok 2)
description
Transcript of Makalah Komunikasi Lintas Budaya (Kelompok 2)
TUGAS KOMUNIKASI BISNIS
KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA
DIBUAT OLEH:
KELOMPOK 2
JUPITER SUBUR (117141080)
IMMANUEL SIAGIAN (117141077)
MELFIN YUSA YULIAN (117141018)
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2015
BAB I
LATAR BELAKANG
Perkembangan dunia saat ini menuju pada suatu yang disebut sebagai “Desa Dunia”
karena semakin meningkatnya kontak-kontak komunikasi dan hubungan antar berbagai
bangsa dan Negara. Mempelajari masalah-masalah komunikasi antarbudaya menjadi
semakin penting. Dari berbagai permasalahan, orang mulai menyadari cara-cara untuk
berhubungan dalam konteks antarbudaya tidaklah sesederhana yang dipikirkan sebelumnya.
Keanekaragaman ini mengindikasikan eksistensi manusia sebagai mahkluk sosial
yang berbudaya. Sebagai makhluk sosial manusia tentunya harus berinteraksi antar
individu, antar kelompok atau bahkan antar bangsa. Dan dalam interaksi tersebut manusia
akan saling bertukar informasi melalui komunikasi. Liliweri (2009) mengungkapkan bahwa
manusia tidak bisa dikatakan berinteraksi sosial kalau ia tidak berkomunikasi dengan cara
atau melalui pertukaran informasi, ide-ide, gagasan, maksud serta emosi yang dinyatakan
dalam simbol-simbol dengan orang lain.
Saat ini orang-orang bertambah mudah untuk pergi ke tempat-tempat yang mulanya
asing dan sangat mudah untuk bertemu bahkan berinteraksi. Mobilitas yang meningkatkan,
teknologi komunikasi modern, serta kesadaran akan masalah- masalah dunia yang harus
ditangani bersama meningkatkan hubungan antarbudaya.
Dengan berkurangnya hambatan- hambatan komunikasi, maka dunia harus
mencapai saling pengertian antar sesama umat manusia. Belajar untuk mengerti pikiran dan
perilaku orang lain, tidak saja menjadi perhatian utama dari pemerintah suatu Negara tetapi
juga lembaga perekonomian sosial dan keagamaan, serta individu- individu yang berusaha
untuk memahami dunia.
Manifestasi budaya tidak akan dapat ditransmisikan tanpa komunikasi. Oleh karena
itu, Fiske (2011) menyatakan bahwa komunikasi menjadi sentral bagi keberlangsungan
kehidupan budaya; tanpa komunikasi kebudayaan jenis apapun akan mati.
Komunikasi dipahami sebagai interaksi antarperibadi melalui penukaran simbol-
simbol linguistik, misalnya verbal dan nonverbal. Simbol-simbol itu kemudian dinyatakan
melalui sistem yang langsung seperti tatap muka atau media berupa tulisan, visual atau
aural (Liliweri, 2009)
Liliweri (2009) juga mengartikan komunikasi antarbudaya dalam beberapa
pernyataan sebagai berikut:
1. Komunikasi antarbudaya adalah pernyataan diri antar-pribadi yang paling efektif
antara dua orang yang saling berbeda latar belakang budaya.
2. Komunikasi antarbudaya merupakan pertukaran pesan-pesan yang disampaikan
secara lisan, tertulis, bahkan secara imajiner antara dua orang yang berbeda latar belakang
budaya.
3. Komunikasi antarbudaya adalah pertukaran makna berbentuk simbol yang dilakukan
oleh dua orang yang berbeda latar belakang budayanya.
Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi antarbudaya
adalah proses penyampaian pesan secara lisan, tulisan ataupun simbol-simbol antar pribadi
yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda.
BAB II
PEMBAHASAN
1. UNDERSTANDING THE OPPORTUNITIES AND
CHALLENGES OF COMMUNICATION IN A DIVERSE
WORLD (Memahami Kesempatan dan Tantangan Komunikasi
dalam Keragaman Dunia)
Keragaman meliputi semua karakteristik dan pengalaman yang memberi
pemahaman tentang individu ini sendiri, karakteristik dan pengalaman ini mempunyai
pengaruh yang besar dan mendalam terhadap cara komunikasi seorang pebisnis.
Dalam skala besar, efek dari suatu komunikasi menghasilkan hasil yang sangat
fundamental atau mendasar dalam suatu budaya. Komunikasi antar budaya adalah suatu
proses pengiriman dan penerimaan pesan antara orang-orang dengan latar belakang
budayanya dapat menginterpretasikan simbol verbal dan nonverbal secara berbeda. Setiap
percobaan untuk mengirim dan menerima pesan sangat dipengaruhi oleh budaya, agar
sukses dalam berkomunikasi, pebisnis harus mengetahui dasar dari perbedaan budaya yang
mungkin dia hadapi dan bagaimana caranya untuk menangani hal ini, Apabila pebisnis
mengenali dan menyesuaikan diri dengan perbedaan budaya, akan sangat membantu sekali
dalam membuka kesempatan bisnis di negara manapun dan memaksimalkan kontribusi
semua pekerjanya dalam budaya yang beragam.
1.1 Kesempatan yang ada di Pasar Global
Sebagai pebisnis, tentu dia mencari konsumen baru atau tenaga kerja baru,
atau sebagai karyawan, mencari kesempatan kerja baru. Karena itu, kesempatan
akan sangat terbuka lebar ketika seseorang mencarinya di luar negeri.
Pasar global saat ini tidak ada batasan sama sekali, batas alamiah dan batas
antar negara bukanlah sesuatu yang tidak bisa ditembus seperti dahulu kala. Pasar
domestik membuka diri untuk bersaing secara global, sama dengan bisnis dalam
skala apapun juga mencari kesempatan untuk bertumbuh di luar negara mereka.
1.2 Keuntungan dari Tenaga Kerja yang Beragam
Pandangan dan ide yang didapat lebih luas dari yang sebelumnya
Bisa lebih mengerti perbedaan pasar antar negara
Rekrutmen bisa lebih luas karena banyak calon-calon yang mempunyai latar
belakang dan kemampuan yang berbeda dengan yang lainnya
1.3 Tantangan Komunikasi Antar Budaya
Keragaman mempengaruhi bagaimana pesan bisnis dibentuk, direncanakan,
dikirim, diterima, dan diintepretasikan dalam tempat kerja. Keragaman tenaga kerja
saat ini meliputi kemampuan, tradisi, latar belakang, pengalaman, penampilan, dan
sikap terhadap pekerjaan secara luas. Supervisor memilik tantangan komunikasi
dengan karyawan yang beragam, memotivasi mereka, dan menjaga kerjasama dan
harmoni di antara mereka. Tim memiliki tantangan untuk bekerja secara dekat dan
solid, dan perusahaan juga mempunyai tantangan untuk bisa bekerjasama baik
dengan rekan bisnis dan masyarakat secara menyeluruh.
Interaksi antara budaya dengan komunikasi sangat lekat dan tidak bisa
dipisahkan. Cara seseorang berkomunikasi, dari bahasa yang digunakan dan simbol
nonverbal yang dikirim ke seseorang, sangat dipengaruhi oleh budaya dari tempat
seseorang itu berada. Arti dari suatu kata, banyaknya gerakan, pentingnya waktu
dan tempat, aturan dalam hubungan manusia, dan banyak sekali aspek aspek
komunikasi yang dipengaruhi oleh budaya. Dalam skala besar, budaya seseorang
mempengaruhi cara berpikir, yang kemudian mempengaruhi cara komunikasi baik
dalam posisi pengirim maupun penerima. Dari sini bisa dilihat bagaimana
komunikasi antar budaya lebih kompleks dibandingkan dengan mencocokkan
bahasa yang digunakan si penerima dan pengirim, hal ini sudah melampaui
kepercayaan, nilai, dan emosi.
2.ENHANCING YOUR SENSITIVITY TO CULTURE AND
DIVERSITY (Meningkatkan Sensitivitas terhadap Budaya dan
Keragaman)
Pengertian tentang Konsep Budaya
Budaya adalah sistem umum yang mencakup simbol, kepercayaan, perilaku, nilai,
ekspektasi dan norma berperilaku. Budaya sangat mempengaruhi cara hidup, memberi
panduan mengenai sikap yang harus dilakukan terhadap situasi tertentu, dan membentuk
aturan perilaku.
Sebenarnya, seorang individu terbentuk dari beberapa budaya. Dengan adanya
tambahan budaya yang orang tersebut bagikan dengan semua orang yang hidup di
negaranya, individu tersebut berasal dari budaya lain, khusus grup etnis, atau kemungkinan
grup religius, dan bisa saja dari profesi yang mempunyai bahasa khusus dan budaya sendiri.
Masyarakat belajar budaya secara langsung dan tidak langsung dari anggota lain
di dalam grup. Hidup dan bertumbuh dalam suatu budaya, seseorang juga diajarkan siapa
dia dan bagaimana cara memaksimalkan elemen fungsional budaya tersebut. Kadang-
kadang seseorang diberitahukan secara eksplisit tentang perilaku apa yang bisa diterima, di
waktu lainnya orang tersebut juga belajar melalui observasi nilai seperti apa yang bisa
dipakai dalam suatu grup. Dari sini bisa disimpulkan bahwa budaya diturunkan dari orang
ke orang dan dari generasi ke generasi.
Selain dipelajari secara otomatis, budaya juga cenderung koheren, yaitu suatu
budaya sangat konsisten dan logis jika dilihat secara mendalam
Budaya cenderung komplit, yaitu budaya memberikan jawaban yang begitu
banyak terhadap pertanyaan besar tentang hidup, oleh karena itu komplitnya suatu budaya
bisa membuat komunikasi dengan budaya lain menjadi kompleks.
Mengatasi Etnosentrisme dan Stereotip Etnosentrisme adalah suatu tendensi untuk menilai grup lain berdasarkan standar, perilaku, dan
budaya grup yang bersangkutan, dengan penilaian seperti ini, ketika suatu grup dibandingkan dengan
dirinya, mereka merasa grupnya paling superior, bahkan ekstrimnya menjadi xenophobia, ketakutan
terhadap pendatang, pebisnis yang punya pandangan seperti ini tidak akan sukses untuk berkomunikasi
antar budaya.
Pandangan yang kabur atau terdistorsi terhadap suatu budaya atau kelompok disebut stereotip,
menilai seseorang atau mengeneralisasikan seseorang dengan dasar keanggotaannya di kelompok
tertentu. Etnosentrisme dan Xenophobia adalah pandangan negatif terhadap semua orang dalam suatu
kelompok, stereotip adalah anggapan bahwa seseorang adalah anggota grup tertentu dan kegagalan
untuk mengenal individu lebih jauh.
Pluralisme kultur adalah paham yang menerima semua budaya dengan kekhasannya. Dengan
adanya ini pebsinis bisa mengomunikasikan hal-hal yang ingin dia sampaikan dengan mudah ditengah
keragaman budaya.
Ada beberapa cara unutk menghindari etnosentrisme dan stereotip
●Hindari Asumsi, jangan berharap semua orang akan berperilaku dan menggunakan bahasa yang sama
● Hindari Prasangka Buruk, Ketika seseorang melakukan pekerjaan berbeda, jangan disalahkan atau
menganggapnya tidak becus
● Ketahui perbedaan, Jangan menganggap semua budaya sama dan metode pekerjaannya pun sama
Menghadapi etnosentrisme dan stereotip bukan hal mudah, karena harus mengubah pandangan
diri sendiri dan budaya, bahkan menurut penelitian terdahulu, ada hal hal yang tidak disadari yang
menjadi penyebab etnosentrisme dan stereotip itu sendiri
Mengenali Variasi di dalam Dunia yang Penuh RagamAda delapan perbedaan budaya yang mempengaruhi komunikasi antar budaya, yaitu :
Kontekstual, Legal dan Etika, Sosial, Simbol Nonverbal, Umur, Gender, Agama, dan Kemampuan.
Perbedaan KontekstualKonteks kultural adalah pola dari gerakan fisik, stimulus lingkungan dan pemahaman implisit
yang membentuk arti antara dua pihak dalam budaya yang sama
Budaya Konteks Tinggi : Masyarakat cenderung tidak banyak bicara dan lebih banyak
menggunalan simbol nonverbal untuk mengartikan sesuatu yang sedang dikomunikasikan, cth : Korea
Selatan dan Taiwan
Budaya Konteks Rendah : Masyarakat lebih banyak bicara dan tidak terlalu sering
menggunakan simbol nonverbal untuk mengartikan sesuatu yang sedang dikomunikasikan, cth :
Amerika dan Jerman
Perbedaan Legal dan Etika Konteks kultural juga mempengaruhi etika dan legal suatu negara, negara dengan konteks
rendah akan sangat memperhatikan pernyataan tertulis dibanding pernyataan verbal, sementara negara
dengan konteks tinggi, lebih percaya dan lebih memerhatikan pernyataan verbal dibanding tertulis.
Beberapa negara seperti Kenya, China, Rusia, dan negara-negara Timur Tengah banyak sekali
praktik menyuapnya dan ini adalah hal lumrah agar urusan bisnis dipermudah, sementara di Amerika
Serikat, praktik suap adalah tindakan kriminal.
Sistem hukum di setiap negara juga berbada di negara konteks tinggi, hukumnya lebih fleksibel
dan dalam hukum perjanjian kepercayaan antar dua belah pihak utama, sedangkan di negara dengan
konteks rendah, sangat terpaku pada hukum tertulis.
Ada empat prinsip dasar etika yang menjadi panduan komunikasi antar budaya
● Mengusahakan pengertian bersama secara aktif
Menjelaskan sejelas mungkin informasi terhadap semua pihak secara fleksibel dan menghindari hal hal
yang menyinggung budaya setempat
● Kirim dan terima pesan tanpa prasangka buruk
Mengirim dan menerima informasi dengan penuh kepercayaan dan tidak ada prasangka buruk
● Kirim pesan sejujur mungkin
Membuat pesan yang jujur agar pihak penerima mengerti dan tidak merasa ditipu
● Hormati perbedaan budaya
Menghormati hak asasi kedua belah pihak dan mengetahui kebutuhan masing-masing dengan
komunikasi tanpa rasa curiga
Perbedaan Sosial Perilaku sosial sangat tergantung dengan budaya setempat, dan beberapa aturan sosial bersifat
formal dan dilakukan spesifik dan aturan yang lain bersifat informal dan dipelajari setiap saat, kombinasi
aturan formal dan informal ini mempengaruhi perilaku sosial masyarakat secara umum.
Beberapa negara seperti Kenya, China, Rusia, dan negara-negara Timur Tengah banyak sekali
praktik menyuapnya dan ini adalah hal lumrah agar urusan bisnis dipermudah, sementara di Amerika
Serikat, praktik suap adalah tindakan kriminal.
Sistem hukum di setiap negara juga berbada di negara konteks tinggi, hukumnya lebih fleksibel
dan dalam hukum perjanjian kepercayaan antar dua belah pihak utama, sedangkan di negara dengan
konteks rendah, sangat terpaku pada hukum tertulis.
Aturan sosial sangat berbeda antar budaya, perbedaan tersebut dapat dilihat dari beberapa area
● Sikap terhadap pekerjaan dan kesuksesan
Masyarakat di negara barat seperti di Amerika menganggap bahwa kesuksesan berasal dari hasil kerja
individu itu sendiri, sementara masyarakat di negara timur, seperti di Jepang, menganggap kesuksesan
berasal dari kerjasama semua pihak dalam perusahaan
● Peran dan Status
Budaya menentukan peran seseorang, termasuk siapa berkomunikasi dengan siapa, apa yang
dikomunikasikan, dan cara apa yang digunakan dalam berkomunikasi
● Pengunaan Perilaku
Suatu perilaku yang dianggap sopan dalam suatu budaya bisa dianggap tidak sopan di budaya lain
● Konsep Waktu
Bisnis dengan jadwal, tenggat waktu, dan perjanjian sangat berbeda dilihat dari budaya yang satu dengan
budaya yang lainnya. Orang yang budaya konteksnya tinggi sangat fokus pada satu pekerjaan dan
merencanakan bisnisnya secara efisien. Orang yang budaya konteksnya rendah lebih fleksibel dan lebih
penting membangun hubungan bisnis dibanding mengejar tenggat waktu
Perbedaan NonverbalSimbol nonverbal di setiap negara sangat berbeda, dan bisa diartikan macam-macam oleh
orang-orang yang ada di negara tersebut. Simbol nonverbal membuat komunikasi antar budaya
kompleks dan kaya.
Simbol non verbal dapat dilihat dalam beberapa area berikut
● Ucapan Salam
Apakah seseorang berjabat tangan, membungkuk, atau mencium?
● Jarak Personal
Ketika seseorang berbicara, apakah dia berdiri mendekati atau menjauhi lawan bicaranya?
● Sentuhan
Apakah ketika seseorang berbicara menyentuh lawan bicaranya atau tidak menyentuh lawan bicaranya?
● Ekspresi Muka
Apakah seseorang menggelengkan kepalanya ketika berkata tidak dan menganggukan kepalanya ketika
mengatakan ya?
● Kontak Mata
Apakah seseorang menatap mata lawan bicara ketika berkomunikasi?
● Postur
Apakah seseorang rileks atau santai ketika di kantor atau tempat umum? Apakah mereka duduk lurus?
● Formalitas Apakah suatu budaya bersifat formal atau informal
Perbedaan UmurUmur seseorang bisa menjadi faktor yang berpengaruh terhadap komunikasi antar budaya, di
negara barat, orang yang berumur senior, tidak terlalu dihormati karena dirinya sudah tua dan tidak
punya energi banyak dibandingkan dengan orang yang berusia muda, di negara timur, orang tua sangat
dihormati dan dijaga dengan baik oleh orang muda, dan dalam bisnis, mereka memegang kendali besar,
mempunyai jabatan prestisius, dan mempunyai posisi yang sangat kuat dalam bisnis.
Perbedaan Gender Persepsi gender menjadi faktor yang berpengaruh terhadap komunikasi antar budaya, di negara
barat, baik pria maupun wanita memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan pekerjaan dan
memegang jabatan eksekutif, sementara di negara timur pada umumnya pria lebih diutamakan untuk
memegang jabatan eksekutif dibanding wanita, dan wanita dianggap sebagai pengurus rumah tangga saja
dan harus ada di rumah untuk mengurus anak dan rumahnya.
Perbedaan AgamaAgama adalah salah satu penggerak dominan dalam banyak budaya dan sumber perbedaan antar
budaya, dalam bisnis ada banyak pekerja yang aturan agamanya sangat ketat dan tidak boleh dilanggar,
sehingga mereka harus minta izin untuk berdoa dan ada juga pekerja yang tidak terlalu ketat dalam
urusan agama.
Perbedaan Kemampuan Orang-orang disabilitas sangat sulit dalam melakukan suatu pekerjaan dan ini menjadi faktor
yang mempengaruhi antar budaya, Budaya yang sangat kooperatif dengan orang-orang ini akan sangat
membantu pekerjaan dan menunjang mereka agar dapat memaksimalkan pekerjaannya.
3.IMPROVING INTERCULTURAL COMMUNICATION
SKILLS (Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Antar
Budaya)
Komunikasi antar budaya yang sukses perlu banyak kemampuan, seorang pebisnis harus bisa
meningkatkan kemampuan antar budayanya lewat pembelajaran budaya dan bahasa lain, menghormati
gaya komunikasi yang diharapkan, belajar untuk menulis dan berbicara dengan jelas, dengarkan dengan
baik, ketahui kapan menggunakan penerjemah, dan membantu orang lain beradaptasi dengan budaya
pebisnis tersebut.
Belajar Budaya LainAgar dapat beradaptasi dan berkomunikasi dengan budaya lain diperlukan tidak hanya
pengetahuan saja tapi dibutuhkan kemampuan dan motivasi untuk mengubah perilaku sendiri, dengan
kata lain, ini bukanlah hal yang mudah, dan sayangnya pengetahuan tentang budaya lain dan pola
komunikasi baru bisa terbentuk setelah belajar bertahun-tahun, tapi baiknya, sekarang tidak perlu
mempelajari seluruh dunia secara keseluruhan karena perusahaan sekarang merekrut spesialis untuk
beberapa negara atau regional, dan ini akan memberi kesempatan untuk fokus pada budaya tertentu
secara spesifik, dan beberapa perusahaan membantu karyawan mempelajari budaya dan kebiasaan
penduduk negara lain.
Komunikasi antar budaya yang sukses terbentuk dari kejujuran dan kesan baik, supaya sukses
perlu pendekatan bersahabat, humor sehat, dan pemikiran terbuka.
Belajar Bahasa LainAgar dapat beradaptasi dan berkomunikasi dengan budaya lain diperlukan pembelajaran bahasa,
namun sekarang tidak harus belajar semua bahasa di semua negara, saat ini bahasa Inggris adalah bahasa
internasional dan penghubung semua bisnis di dunia, jadi diperlukan pembelajaran dan latihan bahasa
Inggris secara intensif, ditambah dengan bahasa-bahasa tertentu yang akan lebih sering digunakan di
negara tertentu dibanding bahasa Inggris, seperti bahasa Mandarin di China.
Hormati Gaya Komunikasi yang Diinginkan Gaya komunikasi—termasuk penyampaian secara langsung atau tidak, tingkat formalitas,
preferensi tertulis dengan lisan, dan faktor lainnya sangat beragam dari satu budaya dengan budaya.
Mengetahui gaya komunikasi yang diinginkan akan sangat membantu pebisnis untuk beradaptasi dan
berkomunikasi dengan lawan bicaranya di luar negeri, contoh orang Amerika lebih suka berbicara
langsung dan terbuka, orang Jepang dan orang China tidak suka berbicara langsung pada poinnya.
Menulis dan Berbicara Secara JelasKetika mengirimkan pesan tertulis kepada rekan bisnis di negara lain, buat diri sendiri mengenal
dan terbiasa dengan gaya komunikasi tertulis mereka, dan adaptasi gaya, pendekatan, dan irama agar
dapat memenuhi ekspektasi mereka.
Ada beberapa rekomendasi, seperti di bawah ini
● Gunakan bahasa secara jelas dan simpel
Gunakan kata-kata yang tepat dan jangan membingungkan lawan bicara dengan kata-kata yang ambigu
● Usahakan singkat
Gunakan kalimat simpel dan paragraph singkat dan sampaikan informasi secara spesifik agar mudah
ditangkap dan dimengerti lawan bicara
Gunakan elemen transisional
Bantu lawan bicara untuk mengikuti jalan pikiran lewat kata-kata transisional dan frase, dan bila perlu
diurutkan setiap langkah yang akan dikomunikasikan
● Tanggapi korespondensi internasional dengan baik
● Catat dan ingat tanggal dan angka dengan hati-hati
● Hindari bahasa non formal, jargon bisnis, dan frase
● Hindari candaan dan referensi yang tidak dikenali di budaya lain
Mendengar dengan BaikPercakapan dalam semua bahasa dalam dunia ini sangat berbeda dalam irama, tinggi-rendah
suara, kecepatan, dan volume, satu kata dalam bahasa tertentu bisa berarti sangat banyak tergantung
kondisi pemakaiannya, dan ketika satu bahasa dikomunikasikan bisa ditanggapi dengan perasaan dan
pendapat yang bermacam-macam, contoh orang Arab ketika dia sedang berbicara akan dianggap marah
atau senang oleh orang Amerika, orang Jepang cenderung berbicara halus dibanding dengan orang di
negara barat, salah satu cara menangani hal ini adalah bertanya pada lawan bicara apa maksud dari arti
kata yang dia ucapkan dalam bahasa negaranya sendiri dan mendengarkan dengan baik maksud dari kata
tersebut.
Gunakan Penerjemah (Interpreter dan Translator) dan Software Penerjemah
Pebisnis sering menemui keadaan yang di mana penerjemah sangat dibutuhkan, ada dua jenis
penerjemah, yaitu interpreter (untuk komunikasi lisan) dan translator (untuk komunikasi tertulis),
konsumen sendiri lebih suka ditanggapi dengan bahasa lokal dibanding dengan bahasa internasional,
terutama dalam hal iklan, garansi, panduan perbaikan, dan label produk. Interpreter atau translator
mungkin mahal, tetapi seiring dengan kemajuan teknologi, pebisnis tinggal menggunakan software
penerjemah untuk mengartikan tulisan dokumen dalam bahasa lain ke bahasa lokal atau ke dalam bahasa
internasional, yaitu bahasa Inggris.
Bantu Lawan Bicara Bisa Beradaptasi dengan Budaya Sendiri
Pebisnis hendaknya membantu lawan bicara untuk bisa beradaptasi dengan budaya pebisnis
sendiri dengan menjelaskan apa dan bagaimana harus dilakukan, hal-hal yang boleh dan tidak boleh
dilakukan dalam budaya lokal si pebisnis, menjelaskan secara lengkap hal-hal yang lawan bicara tidak
mengerti, dan buat mereka nyaman ketika mereka berkomunikasi dengan pebisnis.
BAB III
KESIMPULANDari pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi antar budaya
sangat berpengaruh terhadap kesuksesan bisnis dan karir seorang pebisnis, oleh karena itu komunikasi
antar budaya harus dikuasai secara intensif, komunikasi antar budaya sendiri sangat dipengaruhi budaya
negara yang bersangkutan, oleh karena itu pebisnis harus bisa menyesuaikan dan beradaptasi dengan
budaya negara tempat dia berbisnis dan membantu rekan bisnisnya untuk bisa beradaptasi dengan
budaya pebisnis tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Bovee, C.L., & Thill, J.V. (2008). Business Communication Today (9th ed.). Upper Saddle
River, NJ: Prentice Hall.
Fiske, John. (2011). Studies in Culture and Communications: Introduction to
Communication Studies. New York: Routledge.
Liliweri, Alo. (2009). Dasar-Dasar Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.