Teori Komunikasi Kelompok 5(Ganjil)

31
TEORI – TEORI KOMUNIKASI ORGANISASI Tindak komunikasi organisasi ini dapat dilakukan dalam beragam konteks. Kita dapat berkomunikasi dengan orang lain dalam konteks antar pribadi (interpersonal communication), kita bisa pula berbagai pesan dalam konteks kelompok (group communication), dapat juga dalam lingkup organisasi (organizational communication), serta tindak komunikasi kita dengan memanfaatkan pesan dari media massa (mass comunication). Salah satu konteks komunikasi yang menarik untuk dikaji adalah tindak komunikasi dalam suatu organisasi, karena pemahaman mengenai peristiwa – peristiwa komunikasi yang terjadi di dalamnya, seperti apakah instruksi pimpinan sudah dilaksanakan dengan benar oleh karyawan ataupun bagaimana bawahan mencoba menyampaikan keluhan kepada atasan, memungkinkan tujuan organisasi yang telah ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan hasil yang diharapkan. PENTINGNYA KOMUNIKASI dalam ORGANISASI Disamping itu penting juga mempelajari arus komunikasi yang berlangsung dalam suatu organisasi, yaitu arus komunikasi vertikal yang terdiri dari arus komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) dan

Transcript of Teori Komunikasi Kelompok 5(Ganjil)

Page 1: Teori Komunikasi Kelompok 5(Ganjil)

TEORI – TEORI KOMUNIKASI ORGANISASI

Tindak komunikasi organisasi ini dapat dilakukan dalam beragam konteks. Kita

dapat berkomunikasi dengan orang lain dalam konteks antar pribadi ( interpersonal

communication), kita bisa pula berbagai pesan dalam konteks kelompok (group

communication), dapat juga dalam lingkup organisasi (organizational communication),

serta tindak komunikasi kita dengan memanfaatkan pesan dari media massa (mass

comunication).

Salah satu konteks komunikasi yang menarik untuk dikaji adalah tindak

komunikasi dalam suatu organisasi, karena pemahaman mengenai peristiwa – peristiwa

komunikasi yang terjadi di dalamnya, seperti apakah instruksi pimpinan sudah

dilaksanakan dengan benar oleh karyawan ataupun bagaimana bawahan mencoba

menyampaikan keluhan kepada atasan, memungkinkan tujuan organisasi yang telah

ditetapkan dapat tercapai sesuai dengan hasil yang diharapkan.

PENTINGNYA KOMUNIKASI dalam ORGANISASI

Disamping itu penting juga mempelajari arus komunikasi yang berlangsung

dalam suatu organisasi, yaitu arus komunikasi vertikal yang terdiri dari arus

komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) dan arus komunikasi dari

atas (upward communication) serta arus dalam jenjang atau tingkatan yang sama. Arus

komunikasi ini dikenal dengan nama komunikasi horisontal.

Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss dalam buku Human Communication

menguraikan adanya 3 model dalam komunikasi. Pertama, model komunikasi linier,

yaitu pandangan komunikasi satu arah (one-way view of communication). Dalam model

ini, komunikator memberikan suatu stimuli dan komunikan melakukan respons atau

tanggapan yang diharapkan, tanpa mengadakan seleksi dan interprestasi.

Model komunikasi yang kedua adalah interaksional yang merupakan kelanjutan

dari pendekatan linier. Pada model ini, penerima (recevier) melakukan seleksi,

interprestasi dan memberikan respons terhadap pesan dari pengirim (sender). Model

Page 2: Teori Komunikasi Kelompok 5(Ganjil)

yang ketiga adalah transaksional.Dalam pandangan transaksional, komunikasi hanya dapat

dipahami dalam konteks hubungan (relationship) di antar dua orang atau lebih.

Ronald Adler dan George Rodman dalam buku Understanding Human Communication,

mencoba menguraikan masing-masing fungsi dari kedua arus komunikasi dalam organisasi.

Pertama adalah downward communication. Komunikasi ini berlangsung ketika orang-orang

yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Sedangkan

upward communication terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada

atasannya.

Arus komunikasi berikutnya adalah horizontal communication. Tindak komunikasi ini

berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedududkan yang setara.

Fungsi arus komunikasi ini yakni a)memperbaiki koordinasi tugas b)upaya pemecahan

masalah c)saling berbagi informasi d)upaya memecahkan konflik e)membina hubungan

melalui kegiatan bersama.

FUNGSI KOMUNIKASI dalam ORGANISASI

Fungsi Informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pmrosesan informasi (information-

processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat

memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.

Fungsi Regulatif

Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku suatu organisasi. Pada

semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini.

Pertama, atasan atau orang-orang yang berada dalam tatanan manajemen yaitu mereka yang

memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Kedua,

berkaitan dengan pesan dan message. Pesan-pesan regulativ pada dasarnya berorientasi pada

kerja.

Page 3: Teori Komunikasi Kelompok 5(Ganjil)

Fungsi persuasif

Dalam mengatur di suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak selalu membawa hasil

sesuai dengan diharapan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pemimpin yang lebih suka

mempersuasi bawahannya dari pada memberi perintah.

Fungsi integratif

Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat

melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat

mewujudkan hal tersebut, yaitu saluran komunikasi formal dan informal.

MEMAHAMI KOMUNIKASI dalam ORGANISASI

Gaya komunikasi atau communication style akan memberikan pengetahuan kepada kita

tentang bagaimana perilaku orang-orang dalam suatu organisasi ketika mereka melaksanakan

tindak berbagai informasi dan gagasan.

Gaya komunikasi didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antar pribadi yang

terspesialisasi yang digunakan dalam situasi tertentu (a specialized set of interpersonal

behaviorus that are used in a given situation).

Ada enam gaya komunikasi yang akan kita bahas.

The Controlling style

Gayakomunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan satu kehendak atau

maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang

lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama

komunikator satu arah atau one way communicators.

The Equalitarian style

Aspek penting gaya komunikasi ini adalah adanya lanndasan kesamaan. The equalitarian

style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal

secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two way traffic of communication).

Page 4: Teori Komunikasi Kelompok 5(Ganjil)

The Structuring style

Gaya komunikasi yang terstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis

maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan

pekerjaan serta strukturorganisasi. Pengirim pesan (sander) lebih memberi perhatian kepada

keinginan utuk mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi teentteng tujuan

organisasi, jadwal kerja aturan dan prosedur yang berlaku pada organisasi tersebut.

The Dynamic style

Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki agresif, karena pengirim pesan atau sender

memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The

dynamic style of cummunication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun

supervisor yang membawahi para wiraniaga (salesman atau saleswomen).

The Relinquishing Style

Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat

ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun

pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang

lain.

The Withdrawal Style

Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi,

artinya tidak ada keinginan dari orang – orang yang memakai gaya ini untuk

berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan

antarpribadi yang dihadapi oleh orang – orang tersebut.

Page 5: Teori Komunikasi Kelompok 5(Ganjil)

TABEL GAYA KOMUNIKASI

GAYA KOMUNIKATOR MAKSUD TUJUAN

Controling

Equalitarian

Structuring

Dynamic

Relinquishing

Withdrawal

Memberi perintah,

bututh perhatian

orang lain

Akrab, hangat

Objektif, tidak

memihak

Mengendalikan,

agresif

Bersedia menerima

gagasan orang lain

Independen/berdiri

sendiri

Mempersuasi orang

lain

Menstimulasi orang

lain

Menstimulasi

lingkungan kerja,

memantapkan

struktur

Menumbuhkan sikap

untuk bertindak

Mengalihkan

tanggung jawab

kepada orang lain

Menghindari

komunikasi

Menggunakan

kekuasaan dan

wewenang

Menekankan

pengertian bersama

Menegaskan ukuran,

prosedur, aturan

yang dipakai

Ringkas dan singkat

Mendukung

pandangan orang

lain

Mengalihkan

persoalan

Sumber : Jerry W.Koehler, Karl W.E. Anatol, Ronald L.Applbaum : prganizational

Comunication, Behavioral Perspectives, hal. 48.

Kekuasaan dalam Organisasi

Sebagai pemimpin harus menggunakan kekuasaan dengan efektif, sehingga mampu

menumbuhkan motivasi bawahan untuk bekerja dan melaksanakan tugas dengan lebih

baik.

Page 6: Teori Komunikasi Kelompok 5(Ganjil)

Menurut French dan Raven, ada lima tipe kekuasaan, yaitu : reward, coercive, referent,

expert dan legitimate power.

a. Reward Power

Tipe kekuasaan ini memusatkan perhatian pada kemampuan untuk memberi

ganjaran atau imbalan atas pekerjaan atau tugas yang dilakukan orang lain.

Kekuasaan ini akan terwujud melalui suatu kejadian atau situasi yang

memungkinkan orang lain menemukan kepuasan.

b. Coercive Power

Kekuasaan yang bertipe paksaan ini, lebih memuaskan pandangan pada

kemampuan untuk memberi hukuman kepada orang lain. Tipe koersif ini

berlaku jika bawahan merasakan bahwa atasannya mempunyai ‘lisensi’ untuk

menghukum dengan tugas – tugas yang suli, mencaci – maki sampai

kekuasaannya memotong gaji karyawan.

c. Referent Power

Tipe kekuasaan ini didasarkan pada satu hubungan ‘kesukaan’ atau liking,

dalam arti ketika seseorang mengindentifikasi orang lain yang mempunyai

kualitas atau persyaratan seperti yang diinginkannya.

d. Expert Power

Kekuasaan yang berdasar pada keahlian ini, memfokuskan diri pada suatu

keyakinan bahwa seseorang yang mempunyai kekuasaan, pastilah ia memiliki

pengetahuan, keahlian dan informasi yang lebih banyak dalam suatu persoalan

tertentu.

e. Legimate Power

Kekuasaan yang sah adalah kekuasaan yang sebenarnya (actual power), ketika

seseorang melalui suatu persetujuan dan kesepakatan diberi hak untuk mengatur

dan menentukan perilaku orang lain dalam suatu organisasi.

Page 7: Teori Komunikasi Kelompok 5(Ganjil)

Memperbaiki Kemampuan Berkomunikasi dalam Organisasi

Prinsip – prinsip umum untuk memperbaiki kemampuan berkomunikasi dalam

organisasi.

Prinsip yang pertama adalah bagaimana mendefinisikan tujuan kita berkomunikasi.

Orang berkomunikasi untuk memperoleh hasil yang diharapkan, namun mereka tidak

selalu tahu dengan tepat hasil – hasil apa yang mereka cari.

Prinsip kedua dalam memperbaiki kemampuan berkomunikasi dalam organisasi

adalah bagaimana memilih audiens yang ‘terbaik’. Setiap pesan yang kita sampaikan,

akan mempunyai beberapa audiens yang potensial, karena berkomunikasi dengan setiap

orang mensyratkan satu pendekatan yang berbeda dan kemungkinan akan mendapatkan

hasil yang berbeda pula.

Prinsip ketiga adalah menggunakan saluran (channel) yang terbaik. Ada beberapa

saluran komunikasi baik secara lisan maupun tertulis yang dapat digunakan untuk

menyampaikan pesan – pesan organisasional.

KOMUNIKASI LISAN DAN KOMUNIKASI TERTULIS

KOMUNIKASI LISAN KOMUNIKASI TERTULIS

Lebih personal (pribadi) Lebih formal (resmi)

Efektif untuk gagasan yang relatif

sederhana

Efektif untuk gagasan yang relatif

kompleks

Memberikan umpan balik segera Memberi umpan balik yang tertunda

Off – the - record Ada catatan resmi

Efektif kalau mencari respons yang cepat

dan emosional

Efektif kalau mencari respons yang

tertunda

Page 8: Teori Komunikasi Kelompok 5(Ganjil)

BEBERAPA PENDEKATAN DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI

Pendekatan Strukrtur dan Fungsi Organisasi

Inti dari teori weber mengenai birokrasi adalah konsep mengenai kekuasaan,

wewenang dan legitimasi. Menurut Weber, kekuasaan adalah kemampuan seseorang dalam

setiap hubungan sosia guna mempengaruhi orang lain. Ia juga mengemukakan adanya tiga

jenis kewenangan (otoritas ), yaitu otoritas tradisional, otoritas birokratik (rasional-legal) dan

otoritas karismatik. Selan itu, Weber juga mengngkapkan pandangannya mengenai enam

prinsip birokrasi yang terdiri dari:

a) Birokrasi didasaran pada aturan aturan yang memungkinkan diselesaikannya suatu

persoalan.

b) Birokrasi mengenal pembagian secara sistematis terhadap tenaga kerja. Setiap tenaga

kerja memiliki hak dan kekuasaan yang terdeinisikan secara jelas.

c) Esensi dari birokrasi adalah adanya penjenjangan (hiearki)

d) Pemimpin diangkan berdasarkan kemampuan dan pendidikan mereka.

e) Birokrasi harus memiliki kebebasan untuk mengalokasi sumber-sumber yang ada

dalam lingkup pengaruhnya.

f) Birokrasi masyarakat pengelolaan arsip yang rapi.

Pendekatan Hubungan Manusiawi (Human Relation)

Dalam banyak hal, pendekatan structural dan fungsional mengenai organisasi yang

menekankan pada produktivitas dan penyelesaian tugas, sedangkan faktor mausia dipandang

sebagai variable dalam suatu pengertian yang lebih luas.

Ada beberapa anggapan dasar dari pendekatan human reation yaitu :

a) Produktivitas itentukan oleh norma sosial, bukan faktor psikologis.

b) Seluruh imbalan yang berupa non ekonomis, sangat pentig dalam memotivasi cara

karyawan.

c) Karyawan biasanya memberikan reaksi terhadap suatu poersoalan, lebih sebagai

anggota kelompok dari pada individu.

d) Kepemimpinan memegang peran yang sangant penting dan mencakup aspek-aspek

formal dan informal.

Page 9: Teori Komunikasi Kelompok 5(Ganjil)

e) Penganut aliran human reation menganggap komunikasi sebagai fasilitator pentin

dalam proses pembuatan keputusan.

Pendekatan Komunikasi sebagai suatu Proses Pengorganisasian

Salah satu gagasan paling penting dalam referensi tentang omnikasi organisasi adalah,

bahwa komunikasi bukan semata-mata sesuatu yan dilakukan oleh para angota organisasi,

bukan pula alat ntuk menyelesaikan suatu persoalan. Namun komunikasi itu sendiri lebh

dipandan sebagai suatu proses pengorganisasian.

Teori pengorganisasian memandang orgnisasi bukan sebagai suatu struktur atau

kesatuan, tetapi suatu aktivitas. Oleh karena itu, lebih sesuai disebut sebagai

pengorganisasian dari organisasi, sebab organisasi adalah suatu yang akan dicapai oe

sekelompok orang melalui proses yang terus menerus dilaksanakan jadi ketika sekelompok

orang melakukan apa yang mereka lakukan, dalam arti aktivitas mereka menciptakan

organisai maka pengoranisasian dilakukan secara berkesinambungan.

Pendekatan Organisasi Sebagai Kultur

Pada bahasan terakhir kita melihat pandangan yang agak berbeda, yaitu organisasi

sebagai kultur, dalam arti ahwa oranisasi juga sebagai pandangan hidup (way of life) bagi

para anggotanya. Secara khusus kit akan mempelajari teori kultur organisasi sebagai suatu

penampilan. Ada lima bentuk penampilan organisasi yaitu ritual, hasrat (passion), sosialitas,

politik organisasi dan enkulturasi.

Ritual merupakan suatu penampilan yang diulang – ulang secara teratur. Suatu

aktivitas yang dianggap oleh suatu kelompok sebagai sesuatu yang sudah biasa dan rutin.

Bentuk penampilan yang Kedua adalah hasrat (passion), yaitu bagaimana para

karyawan dapat mengubah pekerjaan-pekerjan rutin dan membosankan menjadi menarik dan

merangsang minat.

Kategori dari penampilan adalah “sosialitas “. Bentuk penampilan ini akan

memperkuat suatu pengertian bersama mengnai kebenaran ataupun norma-norma dan

pengunaan aturan dalam organisasi, seperti tatasusila dan sopa santun.

Politik organisasi merupakan bentuk organisasi yang keempat. Bentuk penampilan

tersebut menciptakan dan memperkuat minat terhadap kekuasaan dan pengaruh, seperti

Page 10: Teori Komunikasi Kelompok 5(Ganjil)

memperlihatkan kekuatan diri, kekuatan untuk mengadakan proses tawar-menawar

(bargaining power) dan sebagainya.

Kategori terkhir dari penampilan adalah ‘enkulturasi’ atau proses mengajarkan

budaya kepada anggota organisasi. Contoh bentuk penamilan ini adalah ‘learning theropes’

ysng terdiri dari urut-urutan penampilan ketika orang mengajarkan kepada orang lain tentang

bagaimana mengajarkan sesuatu.

TEORI INTEGRATIF DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI

Teori Intregatif

Teori yang dikemukakan oleh Richard Farace, Peter Monge, Harnish Russel ini

menunjukan suatu pandangan umum yang sangat menarik mengenai konsep-konsep sistem

dari organisasi. Karya mereka merupakan integrasi dari berbagai gagasan terbaik ke dalam

suatu bentuk yang secara internal telah memberikan suatu sintesis mengenai pandangan

sistem.

Mereka mendefinisikan suatu organisasi sebagai suatu sistem yang setidaknya terdiri

dari dua orang(atau lebih), ada saling ketergantungan, input, proses dan output. Kelompok ini

berkomunikasi dan bekerja sama untuk menghasilkan suatu hasil akhir dengan menggunakan

energi, informasi, dan bahan-bahan lain dari lingkungan.

Dalam teorinya mereka mengemukakan dua bentuk komunikasi yang berkaitan dengan

dua bentuk informasi. Pertama adalah ‘informasi absolut’ yang terdiri dari keseluruhan

kepingan pengetahuan yang ada dalam sistem. Jadi keseluruhan informasi yang

dikomunikasikan dalanm suatu organisasi adalah komunikasi absolut. Sebaliknya, ‘informasi

yang didistribusikan’ adalah informasi yang telah disebarkan melalui organisasi.

Kerangka strukrtural fungsional bagi komunikasi terletak pada tiga dimensi analitis.

Pertama adalah ‘system level’ yang terdiri atas empat sub-level : individual, dyadic,

kelompok dan organisasional, dalam suatu prinsip hierarki sistem. Fungsi-funsi komunikasi

merupakan dimensi analisis yang kedua terbagi menjadi tiga yakni produksi, inovasi, dan

pemeliharaan. Dimensi ketiga adalah struktur. Jika fugsi berkaitan dengan isi pesan, maka

struktur berkaitan dengan tumbuhnya pola-pola atau aturan-aturan dalam penyampaian pesan.

Page 11: Teori Komunikasi Kelompok 5(Ganjil)

Menurut Farace struktur dapat dibagi tiga. Pertama struktur komunikasi atau jaringan

kerja mikro, yaitu pola-pola interaksi di dalam kelompok. Jenis struktur kedua adalah struktur

kekuasaan. Disini terdapat pembagian kekuasaan atas tanggung jawab masing-masing

kelompok. Jenis struktur ketiga yang ditekankan dalam teori ini adalah kepemimpinan.

Struktur kepemimpinan berkaitan dengan distribusi peran di dalam kelompok, terutama

distribusi dari peran-peran yang berhubungan dengan pengaruh antarpribadi dari para anggota

kelompok.

Terdapat jenis-jenis jaringan kerja yang terjadi dalam suatu organisasi, dan masing-

masing mempunyai fungsi tersendiri bagi organisasi. Mungkin jaringan kerja yang biasanya

mudah dipahami adalah tabel atau diagram susunan organisasi formal, yang menjabarkan

jaringan tugas. Meskipun demikian terjadi pula sejumlah jaringan tidak resmi atau informal

networks, di mana setiap jaringan terdiri dari dua bagian pokok yaitu : para anggota dan

rantai/pertautan/kaitan yang menghubungkannya.

Rantai (links) ditandai oleh lima sifat. Pertama adalah simetri atau tingkat yang

menhubungkan para anggota, umumnya berupa suatu rantai interaksi atas dasar

keseimbangan/kesejajaran. Ciri kedua adalah kekuatan (strength) yang mengacu pada

frekuensi interaksi. Sifat ketiga adalah resiprositas (timbal balik) yaitu tingkat kesepakatan

para anggota mengenal hubungan mereka. Ciri keempat adalah isi (content) yang merupakan

esensi dari interaksi. Sifat kelima adalah cara (mode) yakni cara komunikasi dengan saluran

dan media yang digunakan untuk interaksi.

Jadi suatu jaringan terdiri dari anggota-anggota yang bersama-sama dihubungkan dalam

berbagai cara untuk berbagi informasi. Dalam pengertian jaringan, kelompok ditandai oleh

empat kriteria yaitu :

1) lebih dari separuh aktivitas komunikasi yang dilakukan kelompok berada di dalam

kelompok;

2) setiap individu harus dikaitkan dengan individu lain dalan kelompok;

3) kelompok tidak akan hancur oleh keluarnya satu orang atau rusaknya rantai

hubungan;

4) kelompok harus memiliki tiga anggota.

Keempat kriteria tersebut membuat kelompok relati stabil;

Page 12: Teori Komunikasi Kelompok 5(Ganjil)

Jadi suatu jaringan adalah suatu rangkaian kelompok-kelompok dan anggota-anggota

yang saling berkaitan. Dua peran lain juga penting dalam struktur jaringan adalah

penghubung (liaison) dan jembatan (bridge). Bridge adalah anggota kelompok yang juga

behubungan dengan kelompok lainnya. Sementara liaison bukan anggota dari kelompok

manapun, meskipun dia menghubungkan dua kelompok atau lebih.

TEORI-TEORI KRITIS

Kritisisme, penerapan nilai-nilai untuk membuat penilaian, mempunyai sejarah

yang panjang dalam bidang komunikasi. Kritisisme retoris, misalnya dengan seksama

meneliti dan menilai kualitas dari diskursus dan bentuk – bentuk komunikasi lainnya.

Meskipun terdapat beberapa variasi dari ilmu sosial kritis, semua memilki tiga

ciri esensial yang sama. Pertama, para ilmuwan sosial kritis berpendapat bahwa

perlu untuk memahami pengalaman langsung dari orang – orang yang

sesungguhnya di dalam konteks. Kedua, pendekatan – pendekatan kritis

menyelidiki kondisi – kondisi sosial untuk mengungkapkan pengaturan –

pengaturan yang merusak yang biasanya tersembunyi di balik peristiwa sehari –

hari. Ketiga, ilmu sosial kritis melakukan sebuah usaha sadar untuk memadukan

teori dan tindakan. Teori – teori semacam itu jelas bersifat normatif dan berusaha

untuk membuat perubahan dalam kondisi – kondisi yang mempengaruhi kehidupan kita

atau seperti kata Pollock dan cox, “untuk membaca dunia dengan sebuah mata untuk

membentuknya”. Penelitian kritis bertujuan mengungkapkan cara – cara dimana sebuah

pembagian penting dari studi – studi kritis adalah antara para strukturalis dan

poststruktural. Sebuah aliran pemikiran, strukturalis, mengajarkan bahwa struktur –

struktur sosial yang menekan sifatnya nyata, meskipun mereka mungkin tersembunyi

dari kesadaran kebanyakan orang.

Kelompok kedua yang bertentangan dengan yang pertama, adalah poststrukturalis.

Postrukturalisme mengajarkan bahwa tidak ada realita atau pengertian sentral dan

bahwa “struktur – struktur” yang menekan sifatnya singkat. Ada perjuangan, tetapi bukan

perjuangan antara ideologi – ideologi yang keras. Ia merupakan perjuangan antara

kepentingan – kepentingan dan gagasan – gagasan yang sifatnya mengalir.

Page 13: Teori Komunikasi Kelompok 5(Ganjil)

Pollock dari Cox menulis bahwa meskipun kedua aliran pemikiran ini memiliki

perbedaan – perbedaan penting, mereka memiliki kesamaan dalam “sebuah perasaan

akan harapan yang gagal dan kesulitan, kalauu bukan kemustahilan, untuk

mempengaruhi perubahan sosial”.

MARXISME DAN ALIRAN FRANKFURT

Dasar – dasar Marxis

Salah satu lingkup intelektual terpenting dari abad ke-20 adalah teori sosial yang

berdasarkan marxis. Berawal dari gagasan – gagasan Karl Marx dan Friedrich Engels,

gerakan ini terdiri dari sejumlah teori dengan kaitan yang longgar yang menantang

tatanan masyarakat yang dominan. Hampir semua cabang ilmu sosial, termasuk

komunikasi, sudah dipengaruhi oleh jalur pemikiran ini.

Marx mengajarkan bahwa alat – alat produksi di dalam masyarakat menentukan

sifat dari masyarakat itu. Ini merupakan pemikiran linier dasar dari Marxisme,

hubungan dasar – suprastruktur. Perekonomian merupakan dasar dari semua struktur

sosial. Dalam sistem – sistem kapitalis, keuntungan menggerakan produksi dan

karenanya mendominasi buruh.

Kelompok – kelompok kelas pekerja ditekan oleh kelompok – kelompok yang

lebih kuat yang bersandar pada keuntungan. Semua institusi yang memperkuat

dominasi di dalam sebuah masyarakat kapitalis dimungkinkan oleh sistem

perekonomian ini. Hanya bila kelas pekerja bangkit melawan kelompok – kelompok

dominan ini alat – alat produksi bisa dirubah dan pembebasan buruh bisa tercapai.

Pembebasan ini membuat kemajuan alamiah yang lebih jauh dalam sejarah di mana

kekuatan – kekuatan penekan berbenturan dalam sebuah dialektis yang mengakibatkan

munculnya sebuah tatanan sosial yang lebih tinggi. Teori Marxis ini disebut analisis

ekonomi politik.

Marxisme memberikan penekanan kuat pada sarana komunikasi dalam

masyarakat. Praktek – praktek komunikasi merupakan suatu hasil dari ketegangan antara

kreatifitas individual dan benar – benar bebas untuk mengekspresikan diri dengan jelas

dan tegas maka pembebasan bisa terjadi, dan kondisi itu tidak bisa dicapai dalam

masyarakat yang berdasarkan kelas.

Page 14: Teori Komunikasi Kelompok 5(Ganjil)

Istilah idiologi adalah penting dalam kebanyakan teori kritis. Sebuah idiologi adalah

sekumpulan pemikiran yang membentuk realita suatu kelompok, sebuah sistem perwakilan

atau sebuah kode dari pengertian-pengertian yang mengatur bagaimana individu-individu

atau kelompok-kelompok memandang dunia. Dalam marxisme klasik, sebuah idiologi adalah

sebuah pemikiran yang tidak sesuai yang diperkuat oleh kekuatan politik yang dominan. Bagi

marxis klasik, ilmu pengetahuan harus diunggkapkan untuk mengungkapkan kebenaran dan

mengatasi kesadaran yang salah tentang idiologi.

Teori-teori kritis yang lebih baru cenderung menyakini bahwa tidak ada satu idiologi

yang dominan tetapi bahwa kelas-kelas yang dominan di masyarakat sendiri tertentu melalui

perjuangan dari beberapa idiologi. Banyak pemikir sekarang menolak pemikiran bahwa

idilogi sekarang merupakan sebuah eleman yang terpisah dalam sistem sosial; sebaliknya, ia

tertanam kuat dalam bahasa dan proses sosial budaya dan lainya.

Istilah idiologi adalah penting dalam kebanyakan teori kritis. Sebuah idiologi

merupakan sekumpulan pemoikiran yang membentuk sruktur realita suatu kelompok, sebuah

sistem perwakilan atau sebuah kode dari pengertian-pengertian yang mengatur bagaimana

individu-individu atau kelompok-kelompok memandang dunia. Dalam marxisme klasik,

sebuah idiologi adalah sekumpulan pemikiran yang tidak sesuia yang diperkuat oleh kekuatan

politik yang dominan. Bagi marxis klasik, ilmu pengetahuan harus digunakan untuk

mengungkapakan kebenaran dan mengatasi kesadaran yang salah tentang idiologi.

Teori-teori kritis yang lebih baru meyakini bahwa tidak ada satu ideologi yang

dominan tetapi bahwa tetapi bahwa kelas-kelas yang dominan di masyarakat sendiri tertentu

melalui perjuangan dari beberapa ideologi. Banyak pemikir sekarang menolak pemikiran

bahwa suatu ideologi merupakan sebuah elemen yang terpisah dalam sistem

sosial;sebaliknya, ia tertanam kuat dalam bahasa dan semua proses sosial dan budaya

lainnya.

Teori – teori Marxis cenderung melihat masyarakat sebagai dasar perjuangan antar

kepetingan melalui dominasi dari sebuah ideologi terhadap ideologi lainnya. Hegemoni

merupakan sebuah proses dominasi, di mana sekumpulan pemikiran merongrong atau

menekan yang lain. Ia merupakan sebuah proses melalui mana sebuah kelompok dalam

masyarakat menjalankan kepemimpinan atas yang lain.

Page 15: Teori Komunikasi Kelompok 5(Ganjil)

Proses hegemoni bisa terjaddi dengan banyak cara dan dalam banyak kerangka.

Pada dasarnya, ia terjadi bila peristiwa – peristiwa atau teks diinterprestasikan dengan

suatu cara yang menaikan kepentingan – kepentingan suatu kelompok di atas

kepentingan – kepentingan kelompok lain. Ini bisa merupakan sebuah proses yang halus

untuk membuat kepentingan – kepentingan suatu kelompok bawahan jadi mendukung

kepentingan – kepentingan suatu kelompok yang dominan.

Aliran Frankurt dan Pragmatis – pragmatis yang Universal

Salah satu tradisi Marxis yang paling panjang dan terkenal adalah Aliran

Franfurt. Aliran Franfurt adalah sebuah tradisi yang demikian penting dalam studi –

studi kritis sehingga sseringkali dikenal sekedar sebagai Teori Kritis. Jenis teori kritis

ini dimulai dengan hasil penelitian Max Horkheimer, Theodor Adorno, Herbert

Marcuse, dan para kolega mereka di Franfurt Institute for Social Research pada tahun

1923.

Ilmuwan aliran Frankfurt kontemporer yang paling terkenal adalah Jurgen

Habermas, yang teorinya tentang pragmatik universal dan transformasi masyarakat telah

membawa pengaruh besar di Eropa dan pengaruh yang semakin besar di Amerika

Serikat. Habermas mengajarkan bahwa masyarakat harus dipahami sebagai campuran

dari tiga kepentingan besar : pekerja, interaksi, dan kekuasaan. Ketiga kepentingan

tersebut adalah perlu. Pekerjaan, kepentingan besar yang pertama, terdiri dari usaha –

usaha untuk menciptakan sumber daya material. Karena sifatnya yang sangat

instrumental menyelesaikan tugas – tugas yang terlihat dan mencapai sasaran – sasaran

yang kongkrit pekerjaan pada dasarnya merupakan sebuah “kepentingan teknis”.

TIGA KEPENTINGAN MASYARAKAT

Tipe Sifat

Kepentingan

Rasionalitas Ilmu yang

Terkait

Pekerjaan Teknis Instrumental Ilmu-ilmu

empiris

Interaksi Praktis Praktis Sejarah

/Hermeneutics

Kekuasaan Emansipatif Self – reflection Teori kritis

Page 16: Teori Komunikasi Kelompok 5(Ganjil)

Kepentingann besar yang kedua adalah interaksi, atau penggunaan bahasa dan

sistem – sistem simbol lainnya dari komunikasi. Karena kerjasama sosial diperlukan

untuk kelangsungan hidup, Habermas menamai item kedua ini “kepentingan praktis”.

Kepentingan besar yang ketiga adalah kekuasaan. Tatanan sosial umumnya mengarah

pada distribusi kekuasaan, meskipun kita juga ingin dibebaskan dari dominasi.

Kekuasaan mengarah pada komunikasi yang meyimpang, tetapi dengan mewaspadai

ideologi – ideologi yang mendominasi dalam masyarakat, kelompok – kelompok dapat

diperdayakan untuk mentransformasikan masayarakat. Akibatnya, kekuasaan merupakan

sebuah “kepentingan emansipatif”.

Ia menguraikan tiga jenis tindakan pembicaraan. Constative, atau pernyataan,

dirancang untuk menyatakan sebuah proposi sebagai kebenaraan. Regulative

dimaksudkan untuk mempengaruhi hubungan seseorang dengan orang atau keommpok

lain melalui pengaruh. Perintah – perintah dan janji – janji contohnya. Yang terakhir,

avowal (pengakuan) dirancang untuk mengungkapkan kondisi internal si pembicara,

untuk mengakui sesuatu tentang seseorang.

Habernas menggambarkan sebuah situasi pembicaraan yang ideal di mana

masyarakat harus dimodelkan. Pertama, situasi pembicaraan yang ideal menuntut

kebebasan berbicara; tidak boleh ada kekangan terhadap apa yang bisa diungkapkan.

Kedua, semua individu harus memiliki akses yang sama untuk berbicara. Dengan kata

lain, semua pembicara dan posisi harus diakui absah. Yang terakhir, norma – norma dan

kewajiban – kewajiban masyarakat tidak bersisi satu tetapi mendistribusi kekuasaan

secara sama pada semua lapisan dalam masyarakat. Hanya bila persyaratan –

persyaratan ini terpenuhi maka komunikasi yang sepenuhnya emansipatif dapat terjadi.

TEORI YANG DIBUNGKAM

Teoritis komunikasi Cheris Kramare telah mengembangkan teori kelompok yang

dibungkam dengan menggabungkanya dengan hasil-hasil penelitian tentang wanita dan

komunikasi. Ia menguraikan asumsi-asumsi dasar dari teori kelompok yang dibungkam

sebagai berikut :

Page 17: Teori Komunikasi Kelompok 5(Ganjil)

1. Karena kaum pria dan kaum wanita memiliki pengalaman yang berbada

berdasarkan pemisahan tenaga kerja dalam masyarakat, mereka memandang dunia dengan

cara yang berbeda.

2. Kaum pria dominan secara politis dalam masyarakat, dan oleh sebab itu sistem

presepsi mereka menjadi dominan, yang menyababkan persepsi-persepsi kaum wanita tidak

diadopsi secara luas.

3. Kaum wanita harus menerjemahkan cara-cara pemahaman mereka sendiri ke dalam

pengertian-pengertian kaum pria tentang dunia untuk bisa berpartisipasi dalam kehidupan

publik.

Teori kelompok yang dibungkam merupakan sebuah contoh yang sangat bagus dari

teori komunikasi kritis. Ia memfokuskan pada pengalaman kelompok-kelompok tertentu di

masyarakat, ia mengekspos struktur yang mendasari yana menyebabkan penekanan, dan ia

mengemukakan petunjuk-petunjuk bagi perubahan yang positif.

Lingkup Diskursus yang Patriarkis

Salah satu teoritisi komunikasi feminis yang paing terkenl adalah Julia Penelope.

Menurut Penelope , sebuah lingkup diskursus yang patriarkis adalah sekumpulan

konvensi bahasa yang mencerminkan suatu definisi tertentu tentang realita. Mereka yang

menerima bahasa pada dasarnya menerima kategori-kategorinya tentang kebenaran, dan

sebagian besar pemakai bahasa melakukannya tanpa bertanya-tanya.

Contoh lain sebuah ciri tata bahasa dari lingkup diskursus yang patriarkis adalah pelaku

yang hilang. Ini merupakan kegagalan untuk mengidentifikasikan orang atau orang-orang

yang bertanggung jawab atas suatu tindakan, yang sangat lazim dalam kalimat pasif.

STUDI-STUDI FEMINIS

Studi-studi feminis merupakan sebuah sebutan generic bagi sebuah perspektif yang

menggali pengertian dari jenis kelamin daam masyarakat. Para teoritis feminis telah

mengamati bahwa banyak aspek dalam kehidupan “ dibagi menrut jenis kelamin”, yang

Page 18: Teori Komunikasi Kelompok 5(Ganjil)

berarti bahwa mereka dialami menurut pengertian maskulin dan feminism. Ini meliputi tidak

hanya seks secara biologis tetapi juga hampir semua sisi kehidupan manusia, termasuk

bahasa, pekerjaan, peran-peran keluarga, pendidikn dan sosialisasi.

Teori feminis bertujuan untuk menentang asumsi-asumsi yang berlaku tentang jenis

kelamin di masyarakat dan untuk menemukan cara-cara yang lebih liberal bagi wanita dan

pria untuk eksis digunakan.

Aliran-aliran feminis yang paling menonjol adalah aliran liberal dan radikal.

Feminisme liberal merupakan pndasi dari gerakan kaum wanita pada tahun 1960-an dan

1970-an. Aliran ini berdasakan pada democrat liberal atau pemikiran bahwa keadilan meliputi

jaminan persamaan hak bagi semua individu. Para feminis liberal mengatakan bahwa kaum

wanita telah mengalami tekanan sebagai suatu kelompok bahwa mereka beum memiliki hak-

hak yang sama dengan kaum pria, sebagai mana terlihat jelas dalam kenyataan-kenyataan

seperti pendapat rata-rata kaum wanita yang lebih rendah, pengecualia kaum wanita dari

pusat-pusat kekuasaan dan pengambilan keputusan, dan kurangnya kesempata bagi kaum

wanita untk maju dalam karir pilihan mereka. Singkatnya, feminisme liberal terutama

berhubungan dengan citra pubik dan hak-hak kaum wanita.

Berlawanan dengan aliran pemikiran kaum liberal, feminisme radikal meyakini bahwa

penekanan terhadap kaum wanita sudah jauh lebih dalam daripada hak-hak public. Bagi pra

feminis radikal, misalnya bukan sekedaar merubah hokum untuk memberikan persamaan hak

bagi kaum wanita. Masalahnya berada pada inti struktur sosial kita, yang siatnya patrilineal.

Patriarki mempertahankan sekumpulan pengertian yang sarat memuat jenis kelamin yang

menaikan kepentingan-kepentingan maskulin merendahkan kepentingan-kepentingan

feminism.

Dalam bab ini kita melihat dua teori feminis tentang komunikasi yang menonjol.

Yang pertama adalah teori kelompok yang dibungkam dan yang Kedua adalah teori lingkup

diskurus yang patriarkis.

STUDI-STUDI BUDAYA

Study-study budaya melibatkan penelitian-penelitia tentang cara-cara budaya

dihasilkan melalui perjungan antara ideologi-ideologi. Kelompok ilmuan budaya yang paling

Page 19: Teori Komunikasi Kelompok 5(Ganjil)

terkenal, British Cultural Stdies, berasosiasi dengan Centre for Contenporary Cultural Studies

di University of Birmingham.

Tradisi studi budaya sifatnya refrmis dalam orientasinya. Para ilmuan ini ingin

melihat perubahan-perubahan dalam masyarakat barat, dan mereka memendang ilmu mereka

sebagai sebuah sebagai sebuah intrumen perjuangan budaya sosialis. Mereka meyakin bahwa

perubahan tersebut akan terjadi dalam dua cara: (1) melalui identifikasi kontrandiksi-

kontradisi dalam masyarakat, resolusi yang akan mengarah pada perubahan positif dan

bukannya menekan, dan (2) dengan memberikan interperetasi yang akan membantu orang

memahami dominasi dan jenis-jenis perubahan yang di kehendaki.

Studi komunikasi massa adalah sentral dalam penelitian ini, karena media di pandang

sebagai alat yang kuat dari ideologi yang dominan. Di samping itu, media memiliki potensi

untuk membangkitkan kesadaran masyarakat tentang masalah-masalah kelas, kekuasaan, dan

dominasi. Tetapi kita harus berhati-hati dalam meintrepetasikan studi-studi budaya dalam hal

ini, karena media merupakan bagian dari kumpulan kekuatan intitusional yang jauh lebih

besar. Media adalah penting, tetapi mereka bukan satu-satunya hirauan dari para ilmuan ini,

sehingga mereka merujuk bidang merekalebih sebagai “studi-studi budaya” ketimbang

“studi-studi media”.

Apakah yang di maksud dengan budaya dalam “studi-studi budaya”?. Dua definisi

sudah di gunakan . yang pertama adalah pemikiran-pemikiran yang sama di mana

masyarakat bersandar, atau cara-cara kolektif di mana suatu kelompok memahami

pengalamanya. Yang kedua adalah pratek-praktek atau keseluruhan cara hidup dari suatu

kelompok, apa yang di lakukan secara materiil oleh individu dari hari ke hari. Kedua

pengertian budaya ini sebenarnya tidak bisa di pisahkan, karena ideologi suatu kelompok di

produksi dalam praktek-prakteknya

Komunikasi, terutama melaui media memenkan peran khusus dalam mepengaruhi

budaya tertentu melaui penyebaran informasi. Media sangat penting karena mereka langsung

menampilkan sebuah cara untuk memang realita. Meskipun media menggambarkan ideologi

secara implisit dan langsung , suara-suara yang menentang akan selalu ada sebagai bagian

dari perjuangan dialektis antara kelompok-kelompok.

Page 20: Teori Komunikasi Kelompok 5(Ganjil)

Media tetap saja didominasi oleh ideologi yang berkuasa, dan oleh sebab itu mereka

menghadapi suara-suara yang menentang dari dalam kerangka ideologi yang dominan yang

mendatangkan pengaruh pada pendifinisian kelompok-kelompok sebaga “batas”

Dengan demikian sasaran utama dari studi-studi budaya adalahuntuk mengekspos

bagaimana idelogi dari kelompok-kelompok yang kuat di pertahankan tidak dengan sungguh-

sungguh dan bagaimana ideologi tersebut bisa di tentang untuk menumbangkan sistem

kekuasan yang menekan hak-hak kelompok-kelompok tertentu.

KOMENTAR DAN PEMBAHASAN

Komunikasi dalam organisasi memang sangat penting demi mencapai tujuan

organisasi. Oleh sebab itu dibutuhkan kemampuan untuk menata dan mengatur yang baik

agar dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pemilihan gaya komunikasi juga perlu

diperhatikan untuk digunakan pada suasana yang tepat. Hal tersebut harus dimiliki oleh

pemimpin sebagai pemilik wewenang dan kekuasaan dalam organisasi. Kecakapan

komunikasi lisan maupun tulisan adalah hal yang wajib dimiliki untuk semua anggota

organisasi.

Selain itu terdapat pembahasan teori feminis yang menyalahkan penekanan wanita

terhadap patriarki. Nilai-nilai maskulin diyakini merasuki masyarakat dan mengendalikan

semua pusat kekuasaan,sehingga mengecilkan pengalaman kaum wanita. Pemikiran ini tidak

berbeda dengan pemikiran orisinil aliran Frankurt, yang menganggap masyarakat kapitalis

didominasi oleh satu kepentingan hegemonik tunggal, ekonomi politik. Tradisi studi-studi

budaya menganut pandangan yang lebih kompleks. Para ilmuwan ini tidak melihat adanya

suatu kumpulan pemikiran sebagai sesuatu yang terus dominan. Bagi ilmuwan budaya, jenis

kelamin hanya satu di antara banyak elemen masyarakat yang mengalami ketegangan

dinamis dengan elemen-elemen lain.

Teori-teori tesebut jelas sarat nilai. Para teoritisi kritis akan mengatakan bahwa semua

bentuk penelitian mengandung nilai-nilai, dan nilai,nilai hanya berbahaya bila mereka tidak

disadari atau diketahui. Degan kata lain teori-teori kritis mewakili sebuah pembahasan ganda,

tentang masyarakat dan tentang ilmu pengetahuan sosial tradisional.

Page 21: Teori Komunikasi Kelompok 5(Ganjil)