tekstil, observasi caping

6
A.PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang mempunyai penduduk terbesar ke-3 di dunia, kehidupan penduduknya banyak berorientasi pada bidang agraris. Begitu besar tanah Indonesia yang subur dan bahkan penyair mengatakan “ranting dan kayu jadi tanaman”. Sebagian penduduk di Indonesia mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Petani di Indonesia mempunyai pakaian yang khas, khususnya penutup kepala. Biasanya mereka menggunakan penutup kepala yang disebut caping. Caping sendiri berfungsi sebagai pelindung dari sengatan panas matahari. Caping terbuat dari bahan bambu yang diolah dan dibentuk dengan teknik anyaman. Di Indonesia sendiri masih banyak pengrajin yang masih menekuni kerajinan dari bambu, dan masih banyak pula yang menekuni pembuatan caping. Bapak Sukadi salah satunya, ia sudah menekuni kerajinan ini sejak masih muda. Tinggal di desa Babatan, Pracimantoro, Wonogiri, sekitar 5km dari pusat pemerintahan kecamatan Pracimantoro. Kerajinan ini sudah diperoleh secara turun temurun oleh beliau. Mempunyai seorang istri dan 3 orang anak semuanya bisa membuat kerajinan bambu dan anyaman.

description

observasi caping

Transcript of tekstil, observasi caping

A. PENDAHULUANIndonesia merupakan negara yang mempunyai penduduk terbesar ke-3 di dunia, kehidupan penduduknya banyak berorientasi pada bidang agraris. Begitu besar tanah Indonesia yang subur dan bahkan penyair mengatakan ranting dan kayu jadi tanaman. Sebagian penduduk di Indonesia mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Petani di Indonesia mempunyai pakaian yang khas, khususnya penutup kepala. Biasanya mereka menggunakan penutup kepala yang disebut caping. Caping sendiri berfungsi sebagai pelindung dari sengatan panas matahari. Caping terbuat dari bahan bambu yang diolah dan dibentuk dengan teknik anyaman.Di Indonesia sendiri masih banyak pengrajin yang masih menekuni kerajinan dari bambu, dan masih banyak pula yang menekuni pembuatan caping. Bapak Sukadi salah satunya, ia sudah menekuni kerajinan ini sejak masih muda. Tinggal di desa Babatan, Pracimantoro, Wonogiri, sekitar 5km dari pusat pemerintahan kecamatan Pracimantoro. Kerajinan ini sudah diperoleh secara turun temurun oleh beliau. Mempunyai seorang istri dan 3 orang anak semuanya bisa membuat kerajinan bambu dan anyaman.B. PROSES BERKARYA1. Diawali dengan menentukan bahan dasar, yaitu bambu. Biasanya Bapak Sukadi mendapat setoran bambu dari penjual bambu keliling.

2. Kemudian bambu dipotong per-ros, biasanya 1 ros bambu bisa dibuat menjadi 1 buah caping.

3. Dipotong menjadi beberapa bagian, bagian kasar halus dan plipit/pinggiran

4. Setelah itu, semua bagian dihaluskan sedemikian rupa agar terlihat rapi

5. Caping terdiri dari 3 bagian, bagian halus, bagian mbok/paling tebal, bagian jeroan/di dalam.

6. Kemudian mulai ngenam/menganyam bagian-bagian tersebut

7. Jika ketiganya sudah jadi, maka ditumpuk sesuai urutan dan dirapikan pinggirannya

8. Kemudian diberi plipit/bingkai, dan diikat dengan tali

9. Selanjutnya menyiapkan iker-iker atau tempat kepala

10. Kemudian dipasangkan ke dalam caping, dengan cara ditali

11. Caping sudah jadi, akan tetapi masih ada satu proses lagi yaitu pengasapan, pengasapan dilakukan agar caping berubah warna menjadi cokelat keemasan

C. PENUTUPKerajinan bambu memang sudah sudah tidak terlalu banyak peminatnya, karena sudah tergerus oleh teknologi dan jaman yang mulai berkembang. Saat ini orang kebanyakan memikirkan hal yang serba minimalis, dan tidak mengingat bahwa hal ini secara tidak sadar menggiring kerajinan bambu ke arah kepunahan. Begitu pula dengan caping, kebanyakan orang lupa bahwa caping merupakan kerajinan bernilai cita rasa seni dan menjadi bagian dari kebudayaan Indonesia. Begitu pula dengan kebudayaan lain, mereka juga tergerus oleh pesatnya perkembangan zaman. Apakah kita mau anak cucu kita tidak mengenal apa itu kebudayaan?. Hal ini menjadi sangat penting, karena akan berlanjut pada setiap generasi. Harapan kita, kitalah yang menanggung. Mulai detik ini, kita mulai renungkan apa yang sudah kita lakukan untuk menjaga kelestarian budaya kita.