Teknologi Perbenihan III

download Teknologi Perbenihan III

of 5

description

Tugas Teknologi Perbenihan IIIOrganisme pengganggu Benih padi dan cara pengendaliannya

Transcript of Teknologi Perbenihan III

TEKNOLOGI PERBENIHAN IIIOrganisme Pengganggu Benih Padi dan Cara Pengendaliannya

DISUSUN OLEH:KELOMPOK 4

Fhardila Yusanti150510130100 Karlina Aditaputri 150510130106Ade Indra Gunawan150510130109Bayu Adji Purwoko150510130114M Sopyan Sauri150510130130

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS PADJADJARAN2015KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadiran Tuhan Yang Maha Pemurah oleh karena berkat kemurahanNya makalah MK. Teknologi Perbenihan III ini bisa kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas tentang Organisme Pengganggu Benih (OPB) pada benih padi dan Cara Pengendaliannya suatu pembahasan yang tentunya tidak sederhana tentunya dalam pembuatan laporan ini.Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang Organisme Pengganggu Benih (OPB) pada benih padi dan Cara Pengendaliannya dimana yang diperdalam di dalam makalah ini adalah mengenai Organisme Pengganggu benih padi yang menjadi hama gudang setelah pasca panen benih padi serta cara pengendaliannya. Kritik dan saran yang membangun sangat saya butuhkan dalam kemajuan makalah ini.Demikian makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat,Jatinangor, 25 November 2015

Penyusun,

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangBeras merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia dan merupakan sumber utama bagi pemenuhan kebutuhan kalori. Didalam pembangunan nasional komoditi ini mempunyai peranan srategis. Karena mempunyai peran yang besar dalam mewujudkan stabilitas nasional maka beras akan selalu menjadi perhatian dalam ketersediaan dan distribusinya. Pasca panen padi mencakup pemanenan hasil dan pemoresan gabah hingga siap digunakan konsumen. Setelah dipanen, padi disimpan dalam bentuk gabah dan beras. Penyimpanan diperlukan karena padi panen secara musiman, sementara beras dibutuhkan setiap hari. Penyimpanan padi juga penting artinya sebagai stok pangan untuk mengatasi masa-masa sulit, seperti terjadinya kekeringan dan banjir yang mengakibatkan gagal panen (Andales, 1988). Salah satu masalah selama penyimpanan gabah adalah serangan hama dan penyakit terutama hama gudang. Di Asia Tenggara yang beriklim tropis dan lembab , kerusakan pasca panen padi diperkirakan mencapai 30 % ( Hayasi, 2003), 5-15 % diantaranyadisebabkan hama gudang. Di Amerika Serikat dengan fasilitas penyimpanan yang modern , nilai kerugian yang ditimbulkan oleh hama gudang mencapai limamilyar dolar AS per tahun, apalagi dengan negara berkembang yang fasilitas penyimpanannya masih sederhana.Hama gudang menimbulkan kerusakan pada gabah sehingga menjadi kotor, bau apek , berjamur, bergumpal, dan adakalanya berkecambah . Kondisi tersebut dapat mengundang hama sekunder untuk merusak gabah sehingga menambah parah tingkat kerusakan ( Peng dan Morallo Rejesus , 1988). Dampak ekonomi lebi lanjut maka terjadi penurunan kepercayaan konsumen terhadap produk. Hama gudang hidup dalam ruang lingkup yang terbatas, yakni hidupdalam bahan-bahan simpanan di gudang. Umumnya hama gudang yang seringdijumpai adalah dari ordo Coleoptera (bangsa kumbang), seperti Tribolium sp. ,Sitophilus oryzae, Callocobruchus chinensis, Sitophilus zaemays, Necrobia rufipes dan lain-lain.Untuk mencegah kerugian yang ditimbulkan Organisme Pengganggu Benih (OPB) perlu dilakukan upaya pengendalian. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai Organisme Pengganggu Benih beserta cara pengendaliannya. 1.2 Tujuan Untuk mengetahui Organisme Penggaggu pada benih padi terutama hama gudang dari jenis Coleoptera (bangsa kumbang) serta pengendaliannya.

DAFTAR PUSTAKA

Anggara, Agus dan Sudarmaji. 2009. Hama Pasca Panen Padi dan Pengendaliannya. Balai

Besar Penelitian Tanaman Padi. Subang. Diakses pada 25 November 2015 pada situs (http://www.litbang.pertanian.go.id/special/padi/bbpadi_2009_itp_17.pdf)