2. manajemen perbenihan dan produksi benih

23
MANAJEMEN PERBENIHAN DAN PRODUKSI BENIH BENIH MUTU BENIH MANAJEMEN MUTU BENIH SISTEM PERBENIHAN MANAJEMEN SISTEM PERBENIHAN MANAJEMEN PERENCANAAN PROD. BENIH INDUSTRI BENIH

Transcript of 2. manajemen perbenihan dan produksi benih

Page 1: 2.  manajemen perbenihan dan produksi benih

MANAJEMEN PERBENIHAN DAN PRODUKSI BENIH

• BENIH• MUTU BENIH• MANAJEMEN MUTU BENIH• SISTEM PERBENIHAN• MANAJEMEN SISTEM PERBENIHAN• MANAJEMEN PERENCANAAN PROD. BENIH• INDUSTRI BENIH

Page 2: 2.  manajemen perbenihan dan produksi benih

MANAJEMEN PERBENIHAN DAN PRODUKSI BENIH

Program perbenihan langkah penting dalam pembangunan pertanian.

Efektivitasnya ditentukan kemajuan aspek lain (irigasi, masukan-masukan lain).

Program perbenihan hendaknya dikembangkan secara tuntas.

Tiga dasar pengembangan program perbenihan: dorongan tingkat tinggi, program pemuliaan tanaman yang produktif, usaha-usaha yang terkoordinasi.

Page 3: 2.  manajemen perbenihan dan produksi benih

KEBIJAKAN DASAR, TUJUAN DAN SASARAN PROGRAM PERBENIHAN

Empat usaha pokok pemerintah untuk peningkatan produksi pertanian:Intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi (semuanya

meningkatkan kebutuhan benih bermutu tinggi).

Kebijakan dasar pemerintah dalam program perbenihan:1. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan lembaga-lembaga

perbenihan dari hulu sampai ke hilir.2. Mengalihkan secara bertahap usaha pengadaan dan penyaluran

benih komersial dari lembaga pemerintah kepada swasta.3. Membimbing, membina dan mengawasi pengadaan benih bermutu

dengan pertimbangan sertifikasi benih tetap ditangani pemerintah.4. Mengusahakan agar pengadaan dan penyaluran benih bermutu

dipenuhi oleh masing-masing daerah (provinsi).

Page 4: 2.  manajemen perbenihan dan produksi benih

TUJUAN PROGRAM PERBENIHAN

• Meletakkan dasar-dasar pengembangan industri perbenihan

• Mengembangkan usaha swasta di bidang perbenihan, terutama pengolahan dan pemasaran benih; meningkatkan atau mendorong kesadaran petani untuk menggunakan benih unggul bermutu.

Page 5: 2.  manajemen perbenihan dan produksi benih

SASARAN PROGRAM PERBENIHAN

• Tepat varietas, sesuai dengan kondisi tempat yang memerlukan.

• Tepat jumlah, sesuai dengan kebutuhan.• Tepat mutu, benih bermutu baik.• Tepat waktu, tersedia pada saat diperlukan.• Tepat lokasi, tersedia di tempat yang

memerlukan.• Tepat harga, harganya terjangkau oleh

petani.

Page 6: 2.  manajemen perbenihan dan produksi benih

KEBJAKAN OPERASIONAL DALAM PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BENIH

• Berawal dari pemberian kualifikasi benih secara fungsional.• Dilanjutkan dengan kualifikasi benih secara agronomi.• Saat ini kualifikasi benih secara teknologi/bioteknologi.

Dalam rangka sertifikasi benih terdapat empat kelas benih:

Benih Penjenis (Breeder Seed, BS) PuslibangtanBenih Dasar (Foundation Seed, FS) Dirjen Tan. PanganBenih Pokok (Stock Seed, SS) Dirjen Tan. PanganBenih Sebar (Extension Seed, ES) Dinas Pert. Provinsi

Page 7: 2.  manajemen perbenihan dan produksi benih

PEMBINAAN PROGRAM PERBENIHANKebijakan operasional sejak 1982:1. Pengubahan sistem perbanyakan benih dari alir generasi tunggal

menjadi alir generasi majemuk (poly generation flow)2. Pemberian peran yang lebih besar kepada perusahaan BUMN dan

swasta.3. Pengurangan dana sumber APBN untuk kegiatan operasional Balai

Benih.4. Pengadaan dan penyaluran BS kepada Balai Benih Induk (BBI) oleh

Puslitbangtan dengan koordinasi Dirjen Pertanian Tanaman Pangan/Direktorat Bina Produksi Tanaman Pangan

5. Pengadaan dan penyaluran ES oleh BUMN, koperasi dan swasta.6. Pengawasan mutu dan sertifikasi benih serta pembinaan dan

bimbingan bagi penangkar benih tetap ditangani pemerintah. 7. Pembinaan mutu benih melalui kebijakan diversifikasi mutu, yaitu

penggunaan benih bersertifikat (ES) dan benih berlabel merah jambu bagi petani.

8. Pemberian subsidi bagi perusahaan benih BUMN.

Page 8: 2.  manajemen perbenihan dan produksi benih

ANATOMI SISTEM PERBENIHAN• Sukses nasional dalam program swasembada beras merupakan

bukti keberhasilan pembangunan bidang pertanian khususnya perbenihan.

• Sistem perbenihan meliputi enam subsistem, yaitu:

1. Penelitian dan pengembangan2. Pengadaan 3. Pengawasan 4. Pendidikan dan pelatihan 5. Penyuluhan 6. Penggunaan benih

Page 9: 2.  manajemen perbenihan dan produksi benih

1. Subsistem Penelitian dan pengembangan

Lembaga atau perorangan yang terlibat: Puslitbangtan, Balai Penelitian Tanaman Pangan, Universitas, Pemulia tanaman.

Kegiatannya meliputi pembakuan teknologi pengujian dan pemurnian benih menghasilkan varietas baru (BS) beserta IPTEK nya.

Sasaran kegiatannya adalah menghasilkan kriteria mutu benih, baik mutu fisik, fisiologik maupun genetik.

Pengujian mutu benih dilakukan oleh BPSBTPH dengan menggunakan metode-metode baku baik di laboratorium maupun di lapang.

Page 10: 2.  manajemen perbenihan dan produksi benih

2.Subsistem pengadaan benih

Lembaga atau perorangan yang telibat memiliki orientasi menghasilkan benih bermutu yang dapat menubuhkan tanaman yang berproduksi normal.

Subsistem pengadaan harus dapat menjangkau pasar benih. Komponen pasar orientasinya merebut kepercayaan para konsumen, yang keberhasilannya sangat tergantung pada usaha-usaha sebelumnya.

Ekses dari usaha subsistem pengadaan apabila tidak ada pengawasan dan penilaian yang objektif adalah kerugian bagi konsumen.

OLeh karena itu penting sekali ada pihak ketiga yang melaksanakan dan menentukan penilaian hasil subsistem pengadaan benih. Penilaian harus dilakukan secara objektif berdasarkan kejujuran yang tidak memihak siapapun kecuali kebenaran penilaiannya.

Page 11: 2.  manajemen perbenihan dan produksi benih

3.Subsistem pengawasan

Subsistem ini memiliki komponen-komponen pengawasan di lapang dan di laboratorium.

Pengawas lapang bekerja mulai pemeriksaan lapang produksi (kondisi lahan, kemurnian tanaman, stadium pertumbuhan tanaman vegetatif dan generatif).

Pengawas laboratorium bekerja untuk menentukan mutu genetik, fisiologik dan fisik benih.

Subsistem pengawasan harus mampu menjangkau petani konsumen untuk mengumpulkan penilaian konsumen.

Page 12: 2.  manajemen perbenihan dan produksi benih

4. Subsistem pendidikan dan pelatihan

Sasaran subsistem ini adalah penumbuhan kesadaran akan mutu benih melalui pendidikan formal maupun informal.

Kebenaran mutu benih yang lebih ditentukan oleh mutu genetiknya, akan lebih banyak dapat mendukung persyaratan teknologi maju. Misalnya dalam sifat pertumbuhan yang merata, masak merata, letak buah pada batang dengan ketinggian yang sama, semuanya akan menunjang penggunaan mesin penanam, mesin pemanen ataupun mesin pengering yang dapat dilakukan secara homogen.

Sertifikasi bertujuan untuk menjaga kebenaran mutu genetik, mutu fisiologik dan mutu fisik sesuai dengan janji pihak produsen kepada konsumen secara berkesinambungan dalam pemenuhan kebutuhan benih yang bermutu. Apalagi dalam menghadapi peredaran benih yang ragamnya juga bertambah, maka jaminan itu semakin dituntut oleh konsumen.

Semua uraian di atas memerlukan kegiatan pendidikan dan pelatihan kepada semua pihak yang terlibat dalam sistem perbenihan.

Page 13: 2.  manajemen perbenihan dan produksi benih

5.Subsistem penyuluhan

Sasarannya adalah agar para petani dapat melaksanakan teknologi produksi pangan sebaik-baiknya, dan dalam hal penggunaan benih tanggap terhadap mutu benih.

Lembaga atau perorangan yang terlibat dalam subsistenm ini adalah BPP, PPS, PPM, PPL yang kegiatannya meliputi penyuluhan tentang mutu benih bagi petani, di samping materi lainnya yang berkaitan dengan teknik budidaya tanaman.

6. Subsistem penggunaan benih (PETANI/PENANGKAR)

Lembaga atau perorangan yang terlibat dalam subsistem ini adalah produsen benih pemakai benih sumber yang akan menghasilkan kelas benih berikutnya dan petani pemakai benih sebar atau berlabel merah jambu yang menghasilkan produk konsumsi.

Page 14: 2.  manajemen perbenihan dan produksi benih

PENGELOLAAN SISTEM PERBENIHAN

Tujuan utama dari perusahaan benih adalah:

- Untuk menghasilkan dan memasarkan benih bermutu tinggi.- Memenangkan kepercayaan dari pemakai benih (petani).- Menjamin penghasilan yang memadai atas modal yang diinvestasikan.

Perusahaan benih memerlukan kepemimpinan yang efisien, dinamis dan imajinatif untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.

Page 15: 2.  manajemen perbenihan dan produksi benih

PENGADAAN VERSUS KEBUTUHAN BENIHBerbagai permasalahan yang dihadapi dalam setiap subsistem perbenihan:

1. Kebijakan pola pergiliran varietas dalam penanggulangan serangan hama dan penyakit menimbulkan kesulitan dalam penyediaan benih sumber (FS dan SS) dari varietas yang dianjurkan.

2. Tidak adanya jaminan pasokan benih sumber dan keterbatasan permodalan penangkar benih.

3. Kegiatan produksi benih unggul memerlukan biaya tinggi sehingga harga benih di tingkat petani menjadi mahal, lebih-lebih mengingat penggunaan benih adalah musiman sedangkan penanganan ekstra diperlukan untuk mencegah kemundurannya.

4. Persepsi yang bervariasi terhadap mutu benih terutama petani yang kurang maju.

5. Lemahnya pengawasan internal oleh produsen benih dan kurang memadainya pengawasan eksternal oleh pemerintah (pemalsuan).

6. Periode pemasaran benih tertentu relatif singkat (kedelai).7. Faktor perbanyakan benih tertentu (kedelai, kacang tanah) rendah di samping

daya simpannya juga rendah.

Page 16: 2.  manajemen perbenihan dan produksi benih

ASPEK KHUSUS PENGELOLAAN SISTEM PERBENIHAN

Beberapa permasalahan khusus pengelolaan sistem perbenihan:

1. Produksi benih bukanlah pabrik konvensional yang dapat dikendalikan secara sempurna melainkan sangat dipengaruhi perubahan varietas, kondisi iklim yang berbeda, perubahan ancaman hama dan penyakit menuntut perubahan dalam teknologi.

2. Langkah-langkah produksi mengikuti rangkaian yang telah ditentukan dan memerlukan pemantauan yang konsisten serta tindakan segera jika timbul masalah.

3. Produksi disebarkan di wilayah yang luas dan melibatkan banyak pemakai benih yang berbeda-beda pengalaman, kapasitas produksi dan kemampuannya.

4. Benih sebagai produk akhir merupakan benda hidup yang harus ditangani secara hati-hati dan digunakan sebelum benih tersebut mati.

Page 17: 2.  manajemen perbenihan dan produksi benih

MEMPRODUKSI, MENGOLAH, DAN MENYIMPAN BENIH

• Petunjuk umum merencanakan produksi benih1. Tentukan target produksi berdasarkan data yang tepat dan permintaan

petani.2. Hitung keperluan-keperluan produksi untuk setiap generasi ebnih, yaitu

benih penjenis, benih dasar, benih pokok dan benih sebar menurut lahan yang diperlukan untuk produksi benih dan keperluan produksi total.

3. Siapkan suatu bagan alur sistem produksi secara umum yang mencakup di mana dan oleh siapa dihasilkan, oleh siapa diperiksa dan di mana diuji dsb.

4. Siapkan sampai tuntas ongkos-ongkos untk peralatan dan fasilitas-fasilitas.5. Tentukan keperluan personal, misalnya personal lapang, personal tanaman,

personal laboratorium, personal administrasi dsb.6. Buat rencana/sketsa pemasaran benih dan struktur harga.7. Siapkan suatu jadwal produksi benih untuk periode 4 tahun.8. Siapkan kalender operasi yang rinci.9. Rinci situasi khusus lain yang dapat menggagalkan rencana.

Page 18: 2.  manajemen perbenihan dan produksi benih

• Menetapkan wilayah/lahan untuk produksi benih

Wilayah produksi benih harus dikonsentrasikan di wilayah yang tidak terpisah-pisah dan cocok untuk produksi. Keuntungan pendekatan wilayah yang demikian adalah:

1. Memudahkan penyediaan bantuan teknis, supervisi dan latihan bagi penangkar dan pengawas benih yang terlibat dalam pekerjaan produksi benih. Dapat menghemat biaya.2. Memudahkan pelaksanaan pengembangan yang terintegrasi.3. Menghindari masalah isolasi dan roguing.4. Memudahkan sertifikasi benih, pengambilan contoh benih, pengujian benih, pengolahan benih, penyimpanan, serta pergerakan dan distribusi benih.

Page 19: 2.  manajemen perbenihan dan produksi benih

• Kriteria pemilihan tempat:

1. Harus memiliki kondisi agroklimat yang cocok, dengan curah hujan dan kelembaban yang tinggi harus dihindari.

2. Untuk mencapai faktor perbanyakan benih yang maksimum, wilayah harus memiliki kemampuan untuk menghasilkan di atas rata-rata.

3. Untuk mencapai produksi yang ekonomis wilayah harus memiliki gangguan alami minimum.

4. Wilayah produksi benih harus mudah mendapatkan tenaga kerja.

5. Wilayah memiliki fasilitas jalan yang memadai.6. Wilayah memiliki sistem komunikasi yang baik.

Page 20: 2.  manajemen perbenihan dan produksi benih

• Teknik budidaya yang efisien• Pemeliharaan kebenaran varietas• Pemanenan tepat waktu dan pengeringan

yang efisien• Bimbingan dan pelatihan bagi prapenangkar• Mendorong prapenangkar untuk menghasil-

kan benih lebih baik• Pengolahan dan penyimpanan benih

Page 21: 2.  manajemen perbenihan dan produksi benih

MASALAH TEKNIS DAN OPERASIONAL• Iklim yang basah• Fasilitas dan peralatan• Kurangnya supervisi yang mampu• Unit produksi yang kecil• Benih bermutu rendah• Pemasaran dan distribusi• Kurang pengalaman

Page 22: 2.  manajemen perbenihan dan produksi benih

PENENTUAN KEBUTUHAN BENIHYang perlu dipersiapkan:1. Mengidentifikasi faktor-faktor utama yang terlibat

dalam menentukan laju penambahan benih berbagai spesies.

2. Menghitung dan menggunakan faktor perbanyakan benih ketika merencanakan program perbanyakan benih.

3. Menganalisis dan menetapkan faktor-faktor yang paling berpengaruh pada pencapaian sasaran perbanyakan benih dan membuat rekomendasi berdasarkan pada analisis tersebut.

Page 23: 2.  manajemen perbenihan dan produksi benih

PRINSIP DAN KONSEP PERBANYAKAN BENIH

Prasyarat kegiatan perbanyakan benih adalah:

1. Adanya prosedur pelepasan varietas.2. Adanya lembaga atau organisasi yang

bertanggung jawab atas langkah-langkah perbanyakan benih secara berangkai.

3. Adanya metode dan jadwal perbanyakan benih.4. Adanya taraf pasokan yang diperlukan untuk

setiap varietas dan kelas benih.