TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN.docx

download TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN.docx

of 12

Transcript of TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN.docx

  • 8/10/2019 TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN.docx

    1/12

    TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN

    MAKALAH

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

    Mata Kuliah Bioteknologi

    Oleh :

    Erlin Fujianti 122154042

    Wini Agustin 122154052

    Neng Revi Rismayanti 122154061

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SILIWANGI

    TASIKMALAYA

    2014

  • 8/10/2019 TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN.docx

    2/12

    KATA PENGANTAR

    Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. karena berkat

    rahmat-Nya yang telah memberi nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga

    penulis mampu menyelesaikan makalahberjudul Teknologi DNA Rekombinan.

    Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bioteknologi.

    Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan diketahui bahwa setiap

    makhluk hidup menggunakan DNA dan RNA untuk menyimpan dan metransfer

    informasi genetiknya. Sehingga para ilmuwan berpikir mengenai bisa tidaknya

    materi gen ini dimanipulasi sehingga bisa didapatkan DNA dan RNA yang sifat

    genetiknya sesuai dengan yang diinginkan. Kemudian berkembang teknologi baru

    dalam perubahan sifat-sifat genetik suatu jasad yang dikenal dengan teknologi

    DNA rekombinan atau disebut sebagai rekayasa genetik.

    Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini banyak mendapat

    bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih

    kepada :

    1. Egi Nuryadin, S.Pd., selaku dosen mata kuliah Bioteknologi yang telah

    membantu selama menyusun makalah ini;

    2. rekan-rekan kelas yang telah memotivasi penulis untuk menyelesaikan

    penyusunan makalah ini;

    3. semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

    Semoga Allah swt. memberikan balasan yang berlipat ganda. Makalah ini

    bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan, baik

    dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu, penulis

    sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi

    kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa membarikan manfaaat bagi

    penulis dan bagi pembaca. Amin.

    Tasikmalaya, 20 September 2014 Penulis

  • 8/10/2019 TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN.docx

    3/12

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.Latar Belakang Masalah

    Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan banyak ditemukan

    penemuan-penemuan baru salah satunya tentang biologi molekular. Setelah

    banyak penelitian diketahui bahwa setiap makhluk hidup menggunakan DNA

    dan RNA untuk menyimpan dan metransfer informasi genetiknya. Sehingga

    para ilmuwan berpikir mengenai bisa tidaknya materi gen ini dimanipulasi

    sehingga bisa didapatkan DNA dan RNA yang sifat genetiknya sesuai dengan

    yang kita inginkan.

    Pada awal tahun tujuh puluhan, Paul Berg berhasil menyambungkan

    molekul DNA secara in vitro, maka kemudian berkembang teknologi baru

    dalam perubahan sifat-sifat genetik suatu jasad yang dikenal dengan teknologi

    DNA rekombinan atau disebut sebagai rekayasa genetik. Teknologi ini pada

    dasarnya adalah teknik menyambungkan molekul-molekul DNA secara in vitro

    sehingga diperoleh molekul DNA rekombinan sesuai dengan yang diharapkan.

    Teknologi ini memungkinkan diperolehnya suatu produk dengan sifat

    tertentu dalam waktu lebih cepat dan jumlah lebih besar daripada produksi

    secara konvensional.

    Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perlu diakukan

    penyusunan makalah terkait dengan teknologi DNA rekombinan untuk

    mengetahui lebih jelas mengenai teknologi DNA rekombinan tersebut serta

    manfaat yang diperoleh dari aplikasi teknologi tersebut bagi kehidupan

    manusia.

  • 8/10/2019 TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN.docx

    4/12

    B.Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan

    rumusan masalah sebgai berikut.

    1.Bagaimana teknik isolasi DNA ?

    2.Bagaimana isolasi mRNA dan pembuatan cDNA ?

    3.Bagaimana pembuatan gen sintetik ?

    4.Bagaimana amplifikasi DNA dan teknikteknik PCR ?

    5.Bagaimana pemotongan DNA dengan enzim endonuklease restriksi ?

    6.Bagaimana penyambungan DNA (ligasi DNA) ?

    C.Tujuan Makalah

    Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan

    tujuan untuk mengetahui :

    1.Teknik isolasi DNA;

    2. isolasi mRNA dan pembuatan cDNA;

    3.pembuatan gen sintetik;

    4. amplifikasi DNA dan teknikteknik PCR;

    5.pemotongan DNA dengan enzim endonuklease restriksi; dan

    6.penyambungan DNA (ligasi DNA).

    D.Kegunaan Makalah

    Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik seara

    teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai

    pengembangan konsep teknologi DNA rekombinan. Secara praktis makalah ini

    bermanfaat bagi :

    1. penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep teknologi

    DNA rekombinan;

    2. pembaca, sebagai media informasi tentang manfaat teknologi DNA

    rekombinan.

  • 8/10/2019 TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN.docx

    5/12

    E.Prosedur Makalah

    Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

    Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis

    akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan konprehensif.

    Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik

    studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca

    berbagai literatur yang relewan dengan tema makalh. Data tersebut diolah

    dengan teknik analisis isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta

    mengaplikasikan data tersebut dalam konteks tema makalah.

  • 8/10/2019 TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN.docx

    6/12

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A.Teknik isolasi DNA

    B.Isolasi mRNA dan pembuatan cDNA

    C.Pembuatan gen sintetik

    Suatu gen yang tersusun atas rangkaian nukleotida juga dapat diperoleh

    denga melakukan sintesis kimia sehingga diperoleh gen sintetik. Sekarang telah

    banyak metode sintesis nukleotida, baik secara otomatis maupun semi-

    otomatis. Meskipun demikian, gen-gen dengan ukuran besar tidak selalu

    mudah disintesis sehingga seringkali harus dilakukan sintesis secara bertahap.

    Hasil sintesis gen tersebut selanjutnya harus dicek kembali urutan

    nukleotidanya dengan teknik penentuan urutan DNA (DNA sequencing).

    Dengan metode sintesis kimiawi maka dimungkinkan untuk membuat suatu

    gen yang sama sekali baru yang tidak pernah ada di alam. Meskipun

    demikian, belum tentu gen baru tersebut dapat diekspresikan menjadi suatu

    rangkaian asam amino suatu protein yang fungsional.

    Pada tahun 1921, pasien diabetes mellitus yang mengalami peningkatan

    kadar gula darah disebabkan gangguan produksi insulin, telah diterapi dengan

    menggunakan insulin yang berasal dari kelenjar pankreas hewan.

    Meskipun insulin sapi dan babi mirip dengan insulin manusia, namun

    komposisinya sedikit berbeda. Akibatnya, sejumlah sistem kekebalan tubuh

    pasien menghasilkan antibodi terhadap insulin babi dan sapi yang berusaha

    menetralkan dan mengakibatkan respon inflamasi pada tempat injeksi.

    Faktor-faktor ini menyebabkan peneliti mempertimbangkan untuk

    membuat Humulin dengan memasukkan gen insulin ke dalam vektor yang

    cocok, yaitu sel bakteri E. coli, untuk memproduksi insulin yang secara kimia

    identik dan dapat secara alami diproduksi.

  • 8/10/2019 TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN.docx

    7/12

    D.Amplifikasi DNA dan teknikteknik PCR

    Kemajuan teknologi telah memungkinkan para ilmuan untuk meniru

    urutan nukleotida suatu gen dengan cara melakukan amplifikasi DNA dengan

    teknis reaksi berantai polimerase (Polymerase Chain Reaction, atau PCR).

    Amplifikasi DNA dilakukan secara in vitro (di dalam tabung) dengan

    menggunakan :

    1.Enzim DNA polimerase,

    2.dNTP (dinukleatida triphosphat),

    3. oligonukleatida primer,

    4.Molekul DNA cetakan (DNA template)

    Enzime DNA polimerase adalah enzim yang mengkatalisis reaksi

    polimerisasi nukleotida menjadi untaian DNA. Dalam teknik PCR, biasanya

    digunakan enzim DNA polimerase yang berasal dari bakteri termotoleran yang

    berasal dari laut, yaitu Thermus aquaticus, sehingga enzimnya disebut Taq

    DNA polymerase. Enzim ini mempunyai kelebihan dibanding dengan enzim

    Dna polimerase yang lain karena ketahanannya terhadap suhu sangat tinggi

    mencapai suhu 95 - 100C. Suhu setinggi ini diperlukan sebab untuk dapat

    menyalin urutan basa DNAcetakan dalam metode PCR, maka DNA cetakan

    harus didenaturasi (dipisahkan ikatan antar untaiannya) dengan perlakuan

    panas. Sekarang telah banyak enzim DNA polimerase termotoleran lain yang

    dikembangkan untuk PCR, misalnya Tth DNA polymerase, dan Pwo DNA

    polymerase.

    Molekul dNTP (yaitu dATP, dTTP, dCTP, dan dGTP) diperlukan untuk

    teknik PCR sebagai bahan dasar untuk membuat untaian DNA karena molekul

    DNA disusun oleh keempat nukleotida tersebut.

    Oligonukleotida primer adalah molekul nukleotida berukuran pendek

    (sekitar 10 30 basa nukleotida) yang diperlukan dalam mengawali proses

    sintesis DNA. Perlu diketahui bahwa proses sintesis DNA, baik secara in vivo

    (di dalam sel) maupun secara in vitro (di luar sel) memerlukan molekul primer.

    Urutan basa nukleotida pada primer ditentukan agar menempel (komplementer)

  • 8/10/2019 TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN.docx

    8/12

    pada bagian molekul DNA cetakan yang akan disalin atau diamplifikasi.

    Molekul primer dapat dibuat dengan cara sintesis kimiawi.

    Molekul DNA cetakan adalah molekul DNA yang urutan nukleotidanya

    akan disalin. DNA cetakan diisolasi dari sel dan selanjutnya digunakan sebagai

    cetakan yang akan dibaca oleh enzim DNA polimerase untuk membuat salinan

    urutan nukleotida.

    PCR silakukan dengan mencampurkan empat komponen tersebut dalam

    tabung Eppendorf kemudian dimasukan ke dalam alat thermocycler. Volume

    total campuran reaksi diperlukan biasanya berkisar antara 25 100 l.

    Thermocycler adalah alat yang dapat diatur untuk membuat suatu siklus

    perubahan suhu yang diperlukan dalam proses amplifikasi DNA. Mesin PCR

    dilengkapi dengan program komputer yang mengatur secara otomatis pada

    setiap siklus. Pertama kali suatu alat diatur sehingga mencapai 95 - 100C

    selama beberapa menit (biasanya sekitar 5 menit). Pada saat ini, molekul DNA

    cetakan mengalami denaturasi sehingga dua untaiannya terpisah. Pemisahan

    untaian ini diperlukan agar oligonukleat primer dapat menempel, karena primer

    tidak akan dapat menempel pada DNA cetakan yang masih dalam bentuk

    untaian ganda (double stranded).

    Setelah beberapa menit pada suhu denaturasi, suhu alat diturunkan

    sehingga mencapai suhu yang sesuai untuk penempelan primer (primer

    annealing) pada DNA cetakan. Biasanya suhu diperlukan sekitar 50 - 60C,

    tetapi suhu yang tetap harus ditentukan secara empiris tergantung pada basa

    nukleotida primer yang digunakan. Pada suhu yang tepat, molekul primer akan

    menempel pada daerah DNA yang komplementer. Sebagai contoh, jika urutan

    nukleotida primer adalah GATCTTCG, maka primer tersebut akan menempel

    pada daerah DNA cetakan yang mempunyai urutan CTAGAAGC. Molekul

    primer yang menempel tersebut berfungsi sebagai molekul awal dalam proses

    polimerisasi DNA. Nukleotida-nukleotida baru akan ditempelkan di ujung

    primer tersebut sesuai dengan urutan nukleotida pada DNA cetakan.

    Proses penempelan primer biasanya memerlukan waktu beberapa menit

    (sekitar 2-3 menit), selanjutnya suhu alat dinaikan ke suhu yang optimum

  • 8/10/2019 TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN.docx

    9/12

    untuk aktivitas polimerisasi DNA oleh DNA polimerase. Jika digunakan Taq

    DNA polymerase, maka biasanya suhu dinaikan menjadi 72C. Pada suhu

    inilah terjadi proses polimerisasi (sintesis) DNA baru dengan adanya aktivitas

    DNA polimerase, dNTP, primer, dan DNA cetakan. Proses polimerisasi

    biasanya berlangsung selama 2-5 menit.

    Setelah proses polimerisasi, kemudian dilakukan lagi siklus seperti

    semula, yaitu dengan menaikan suhu menjadi 95-100C (denaturasi), kemudian

    diturunkan menjadi 50-60C (penempelan primer), dan kemudian dinaikan lagi

    menjadi 72C (polimerisasi). Siklus perubahan suhu semacam ini dilakukan

    berulang-ulang sekitar 25-35 kali. Dengan demikian dalam proses PCR terjadi

    sintesis DNA secara berulang-ulang sehingga diperoleh molekul DNA baru

    dengan jumlah yang jauh berlipat ganda dibanding dengan molekul DNA

    cetakannya. Inilah yang disebut sebagai proses reaksi berantai polimerase atau

    PCR. Dengan teknik ini dimungkinkan mengamplifikasi suatu fragmen DNA

    dengan cepat dan dalam jumlah banyak. Selain itu, amplifikasi juga dapat

    diarahkan hanya pada bagian-bagian tertentu suatu gen sehingga dapat

    dikembangkan untuk tujuan rakayasa struktur suatu gen atau suatu protein.

    Skema dasar proses PCR.

    GAMBAR

    Reaksi berantai polimeraseatau lebih umum dikenal sebagai PCR

    (kependekan dari istilahbahasa Inggris polymerase chain reaction) merupakan

    suatu teknik atau metode perbanyakan (replikasi)DNA secaraenzimatik tanpa

    menggunakanorganisme.Dengan teknik ini, DNA dapat dihasilkan dalam

    jumlah besar dengan waktu relatif singkat sehingga memudahkan berbagai

    teknik lain yang menggunakan DNA. Teknik ini dirintis olehKary Mullispada

    tahun 1983

    Polymerase Chain Reaction (PCR) atau reaksi berantai polimerase adalah metode

    enzimatis untuk melipatgandakan (amplification) secara eksponensial suatu

    sekuen nukleotida tertentu secara in vitro. Metode ini ditemukan oleh Kary B.

    Mullis pada tahun 1985, seorang saintis dari perusahaanCETUS Corporation.

    Metode PCR ini pada awalnya hanya digunakan untuk melipatgandakan molekul

    DNA, akan tetapi dalam perkembangannya dapat digunakan untuk

    melipatgandakan molekul mRNA.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggrishttp://id.wikipedia.org/wiki/Replikasihttp://id.wikipedia.org/wiki/DNAhttp://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Organismehttp://id.wikipedia.org/wiki/Kary_Mullishttp://id.wikipedia.org/wiki/Kary_Mullishttp://id.wikipedia.org/wiki/Organismehttp://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/wiki/DNAhttp://id.wikipedia.org/wiki/Replikasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggris
  • 8/10/2019 TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN.docx

    10/12

    Metode PCR dapat melipatgandakan (amplification) suatu fragmen molekul DNA

    menjadi molekul DNA (110 bp/5x10-19) sebesar 200.000 kali setelah dilakukan20 siklus reaksi selama 220 menit. Kelebihan dari metode PCR adalah DNA

    cetakan yang digunakan juga tidak perlu dimurnikan terlebih dahulu sehingga

    metode PCR dapat digunakan untuk melipatgandakan suatu sekuen DNA dalam

    genom bakteri hanya dengan mencampurkan kultur bakteri di dalam tabung PCR.

    Cara kerja

    Prinsip kerja reaksi berantai polimerase

    Secara prinsip, PCR merupakan proses yang diulang-ulang antara 2030 kali

    siklus yang tergantung oleh kebutuhan. Setiap siklus terdiri atas tiga tahap.Berikut adalah tiga tahap bekerjanya PCR dalam satu siklus:

    1. Tahap peleburan(melting) atau denaturasi. Pada tahap ini (berlangsung

    pada suhu tinggi, 9496 C) ikatan hidrogenDNAterputus (denaturasi)

    dan DNA menjadi berberkas tunggal. Biasanya pada tahap awal PCR

    tahap ini dilakukan agak lama (sampai 5 menit) untuk memastikan semua

    berkas DNA terpisah. Pemisahan ini menyebabkan DNA tidak stabil dan

    siap menjadi templat ("patokan") bagiprimer.Durasi tahap ini 12 menit.

    2. Tahap penempelanatau annealing. Primer menempel pada bagian DNA

    templat yang komplementer urutan basanya. Ini dilakukan pada suhu

    antara 4560 C. Penempelan ini bersifat spesifik. Suhu yang tidak tepat

    menyebabkan tidak terjadinya penempelan atau primer menempel di

    sembarang tempat. Durasi tahap ini 12 menit.

    3. Tahap pemanjanganatau elongasi. Suhu untuk proses ini tergantung dari

    jenisDNA polimerase(ditunjukkan oleh P pada gambar) yang dipakai.

    DenganTaq-polimerase,proses ini biasanya dilakukan pada suhu 76 C.

    Durasi tahap ini biasanya 1 menit.

    Lepas tahap 3, siklus diulang kembali mulai tahap 1. Akibat denaturasi dan

    renaturasi, beberapa berkas baru (berwarna hijau) menjadi templat bagi primer

    lain. Akhirnya terdapat berkas DNA yang panjangnya dibatasi oleh primer yangdipakai. Jumlah DNA yang dihasilkan berlimpah karena penambahan terjadi

    secaraeksponensial.

    Aplikasi PCR

    Sejak ditemukannya metode PCR, perkembangan dunia biologi molekular dan

    bioteknologi semakin pesat. Beberapa contoh penerapan PCR antara lain:

    - analisis tindakan kriminal dengan sedikit sampel darah, sperma, sidik jari atau

    jaringan

    - deteksi DNA atau RNA virus yang sulit terdeteksi, seperti HIV

    http://id.wikipedia.org/wiki/DNAhttp://id.wikipedia.org/wiki/DNAhttp://id.wikipedia.org/wiki/DNAhttp://id.wikipedia.org/wiki/Primerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Primerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Primerhttp://id.wikipedia.org/wiki/DNA_polimerasehttp://id.wikipedia.org/wiki/DNA_polimerasehttp://id.wikipedia.org/wiki/DNA_polimerasehttp://id.wikipedia.org/wiki/Taq-polimerasehttp://id.wikipedia.org/wiki/Taq-polimerasehttp://id.wikipedia.org/wiki/Taq-polimerasehttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Eksponensial&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Eksponensial&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Eksponensial&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Eksponensial&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Taq-polimerasehttp://id.wikipedia.org/wiki/DNA_polimerasehttp://id.wikipedia.org/wiki/Primerhttp://id.wikipedia.org/wiki/DNA
  • 8/10/2019 TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN.docx

    11/12

    - pengujian kualitas air minum

    - identifikasi jenis kelamin

    E.Pemotongan DNA dengan enzim endonuklease restriksi

    F.Penyambungan DNA (ligasi DNA)

    BAB III

    PENUTUP

  • 8/10/2019 TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN.docx

    12/12

    A.Simpulan

    B.Saran