Tata Letak Manejemen Operasi Lanjutan Kelompok 7

download Tata Letak Manejemen Operasi Lanjutan Kelompok 7

of 22

Transcript of Tata Letak Manejemen Operasi Lanjutan Kelompok 7

TATA LETAK MANEJEMEN OPERASI LANJUTAN KELOMPOK 7

PENENTUAN TATA LETAK FASILITASMAKALAHdiajukan sebagai salah satu tugas pada mata kuliah ManajemenOperasilanjutandosenpengampu :Drs. GirangRazati, M.SiMasharyono, S.Pd, MM

Disusun Oleh:Riza Fitriyani (1200038)Nisa Aghnia (1203451)Putri Andhi (1200567)HennyMulyani ( 1200630)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNISFAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA2013

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt Tuhan semesta alam yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Penentuan Tata Letak Fasilitas yang disusun sebagai tugas pada mata kuliah Manajemen Operasi lanjutan, tepat pada waktu yang telah ditentukan.Sholawat beserta salam selalu terpanjatkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari zaman kebodohan menuju zaman ilmu pengetahuan.Penyusun sangat menyadari bahwa dalam penyusunan karya sederhana ini masih banyak sekali kekurangan. Maka, kritik dan saran yang membangun sangat di butuhkan. Dan terakhir, semoga karya sederhana ini dapat memperlengkap khazanah pengetahuan tentang displin ilmu manajemenOperasi bagi setiap yang membaca.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I1.1 Pengertian dan Pentingnya Tata Letak1.2 Tujuan Perencanaan Tata Letak1.3 Kriteria Kinerja Tata Letak1.4 Jenis Tata Letak1.5 Tata Letak Untuk Jasa1.6 Studi KasusBAB II2.1 Kesimpulan2.2 SaranDAFTAR PUSTAKA

BAB IPEMBAHASAN

1.1 Pengertian dan Pentingnya Tata LetakTata letak merupakan keputusan kunci yang menentukan efisiensi operasi jangka panjang. Tata letak mempunyai sejumlah implikasi strategis karena hal tersebut dapat menyusuun prioritas persaingan perusahaan yang berkaitan dengan kapasitas, proses, fleksibilitas dan biaya seperti kualitas kehidupan kerja, kontrak pelanggan dan image. Tata letak yang efektif da[at membantu organisasi mencapai strategi yang mendukung diferensiasi, biaya rendah dan tanggapan. Tata letak terdapat pada semua bidang karena setiap fasilitas mempunyai tata letak. Tat letak yang baik dapat memperbaiki koordinasi antar lini departemen dan bidang fungsional. Setiap proses dalam fasilitas mempunyai tata letak yang harus direncanakan secara teliti.Orientasi merupakan kebutuhan keperilakukan dari individu yang memasuki suatu tempat dengan berbagai pertanyaan. Maka orientasi dapat dibantu dengan desain fasilitas yang memungkinkan pelanggan melihat penyedia jasa, baik dilihat dari luar maupun setelah berada di dalamnya.Lingkungan fisik fasilitas pelayanan mempengaruhi perilaku pelanggan dan karyawan penyedia jasa, sehingga harus didesain sesuai dengan gambaran dan perasaan yang sama dengan konsep pelayanan yang ditawarkan. Tipologi tempat pelayananan ditunjukkan pada tabel sebagai berikut:

Siapa yang Memberikan PelayananKompleksitas Fisik Tempat PelayananRumitSederhanaPelayanan Mandiri/hanya pelanggan (Self-service)Kursus golfKios kantor posATMPelayanan Interpersonal (pelanggan&karyawan)Hotel mewahRumah makanTerminal penerbanganHotel sederhanaKios hot dogTerminal bisPelayanan Jarak Jauh (hanya karyawan)Pelayanan profesionalTelemarketingBantuan online

Beberapa dimensi yang berpengaruh pada lingkungan secara holistik pelanggan dan karyawan yaitu sebagai berikut:Dimensi LingkunganLingkungan HolistikModerator PsikologisTanggapan InternalKeperilakuanKondisi Lingkungan: Suhu Udara; Kegaduhan; Musik; dan Bau.

Fungsi Ruang: Tata Letak; Peraltan dan Mebel.

Tanda, Simbol&Perkakas: Tanda; Perkakas personal dan Gaya dekorasi.

Tempat Pelayanan yang dipersepsikanKognitif: Keyakinan, Kategorisasi dan arti tanda-tanda

Emosional: Mood dan Sikap

Fisiologis: Perasaan; Kesenangan; Perpindahan dan kesesuaian fisik

Tanggapan karyawan

Tanggapan PelangganPendekatan: Afiliasi; Eksplorasi; Komitmen dan Tinggal lebih lama dan menghindari pendekatan yang bersebrangan

Interaksi Sosial antara pelanggan dan karyawan

Pendekatan: Atraksi; Eksplorasi; Membayar datang kembali dan menghindari pendektaan yang berseberangan

Tanggapan internal karyawan dan pelanggan terhadap tempat pelayanan adalah perilaku pendekatan dan penghindaran. Tanggapan internal dimodifikasi oleh atribut personal (seperti pengalaman) dan dimensi psikologis baik kognitif, emosional maupun fisiologis. Tempat pelayanan didesain untuk mengadakan interaksi antara pelanggan dan karyawan. Bayangan yang baik terhdap tempat pelayanan akan mendorong pendekatan keperilakuan baik untuk karyawan (komitmen dan keinginan tetap berada dalam perusahaan) dan pelanggan (eksplorasi, membayar dan datang kembali). Karena lingkungan fisik menimbulkan tanggapan emosional dan mempengaruhi perilaku, desain fasilitas pelayanan dapat membentuk partisipan untuk mendukung sasaran organisasi. Sasaran penyusunan strategi penentuan tata letak adalah menentukan tata letak untuk kegiatan opersional perusahaan sehingga dapat tercapai tujuan perusahaan dengan biaya rendah.

1.2 TujuanPerencanaan Tata LetakMenurut Russel dan Taylor (2000), Chase et al. (2001), dan dervitsiotis (1981), tujuan tata letak adalah meminimumkan material handling cost, meningkatkan efisiensi utilitas ruangan, meningkatkan efisiensi utilitas tenaga kerja pabrik, mengurangi kendala proses, dan memudahkan komunikasi dan interaksi antara para pekerja, pekerja dengan supervisinya, dan atau antara pekerja dengan para pelanggan perusahaan. Dengan demikian, secara umum, tujuan dari perencanaan tata letak adalah untuk mendapatkan susunan tata letak yang paling optimal dari fasilitas-fasilitas produksi yang tersedia di dalam perusahaan. Dengan adanya susunan tata letak yang optimal, maka diharapkan pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan tersebut akan dapat berjalan dengan lancar dan para karyawan akan dapat menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada mereka dengan baik pula. Namun demikian, secara lebih terperinci tujuan tata letak akan mencakup beberapa hal sebagai berikut.1.2.1 Meminimalisasi Material Handling CostSalah satu tujuan yang ingin dicapai oleh manajemen perusahaan adalah simplikasi dari proses produksi di dalam perusahaan yang bersangkutan, penyusunan tata letak pabrik yang tepat diharapkan dapat memperoleh intesentif dan kontribusi terhadap penurunan material handling cost. Disisi lain, tata letak yang baik itu akan menunjang pelaksanaan proses produksi secara efisien. Lebih jauh lagi, simplikasi dari prosess produksi yang efisien dapat disebutkan sebagai:a. Efisiensi penggunaan peralatan produksi dapat di tingkatkanEfisiensi dari penggunaan mesin dan peralatan produksi yang ada serta perlengkapan produksi yang disediakan didalam perusahaan dapat dipertahankan pada tingkat utilitas yang cukup tinggi. Pada umumnya manajemen perusahaan akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit di dalam melaksanakan investasi pengadaan mesin dan peralatan material handling. Apabila pengaturan dari mesin dan peralatan produksi serta perlatan material handling yang diperlukan tersebut tidak baik, maka kelancaran proses produksi menjadi terganggu sehingga penggunaan mesin dan peralatan produksi cenderung menjadi tidak optimal.b. Pengurangan waktu tungguWaktu tunggu didalam pelaksanaan proses produksi akan berkurang apabila perusahaan memiliki tata letak yang tepat dan sistematis. Dengan pengaturan tata letak yang baik dan sistematis serta dengan keseimbangan antardepartemen yang proporsional, maka perusahaan dapat menyelaraskan tata letak itu dengan kebutuhan pengolahan. Sistematisasi tata letak yang sama dengan kebutuhan sistematik pengolahan, akan mewujudkan kelancaran proses pengolahan. Keseimbangan kapasitas secara proporsional akan memberikan kontribusi terhadap penurunan sampai peniadaan waktu tunggu dalam proses pengolahan.c. Penumpukan barang dalam proses dapat dikurangiPenumpukan barang dalam proses produksi (working in prosess inventory) sering terjadi. Hal ini disebabkan karena terdapat ketidakseimbangan dari masing-masing mesin dan peralatan produksi dilini pengerjaan. Sebagaimana diketahui, didalam pelaksanaan proses produksi, seringkali (bahkan hampir selalu) keluaran dari salah satu bagian akan menjadi masukakn bagi bagian lain. Apabila kapasitas masing-masing bagian tidak seimbang, maka akan terjadi tumpukan working in prosess inventory dalam pelaksanaan proses produksi. Penumpukan barang dalam proses ini, selain akan meningkatkan biaya pengerjaan, juga akan menyebabkan diperlukannya tempat penyimpan sementara yang cukup luas. Jika ini terjadi, maka hal itu akan menurunkan efisiensi pemakaian ruangan.d. Pemeliharaan fasilitas produksi menjadi mudahPenyusunan tata letak yang baik pada umumnya akan diikuti dengan perencanaan pabrik yang optimal. Tata letak yang optimal akan menjamin tersedianya ruang gerak yang cukup bagi tenaga kerja untuk melaksanakan tugasnya, termasuk para teknisi yang akan melakukan pemeliharaan rutin atas mesin dan peralatan produksi. Ruang gerak yang cukup tersebut akan memudahkan para teknisi dan para operator mesin untuk melayani mesin dan peralatan produksi yang bersangkutan. Oleh karena para petugas peme pemeliharaan mesin dan peralatan produksi dapat bekerja dengan lebih baik, maka pelaksanaan pemeliharaan menjadi lebih mudah sehingga biaya pemeliharaan dapat ditekan karena dapat dilaksanakan dengan lebih mudah dan lebih cepat.e. Peningkatan produktifitas pekerjaanApabila tata letak yang dipergunakan oleh perusahaan benar-benar hasil evaluasi yang cermat dan komprehensif, maka tata letak itu menjadi salah satu indicator untuk meningkatkan produktifitas kerja. Tata letak yang baik akan melahirkan lingkungan kerja yang asri, apik, dan menyenangkan. Lingkungan tersebutlan yang dapat membuat nyaman para karyawan dan mendorong produktivitasnya.

1.2.2 Efektivitas Penggunaan Ruangan PabrikInvestasi yang dikeluarkan perusahaan untuk membangun pabrik, membeli mesin, dan peralatan produksi umumnya berjumlah besar. Sehubungan dengan hal itu, perusahaan dituntut untuk mempunyai perencanaan tata letak yang baik. Ruang pabrik harus termanfaatkan dengan baik agar efisiensi tercapai. Dalam program tata letak harus sudah diperhitungkan luas ruangan yang diperlukan untuk meletakan mesin dan peralatan produksi, ruang untuk penempatan peralatan material handling, ruang untuk penyimpan bahan dan komponen rakitan, barang dalam proses pengerjaan, dan barang selesai, ruang untuk tenaga kerja manusia, dan ruang lain untuk menunjang proses pabrikan yang lancar. Menghitung semua kebutuhan ruangan itu dengan cermat akan menjadi pemicu dicapainya pemakaian ruangan yang efisien.Oleh karena itu, sejak awal, manajemen dan rekayasa pabrik, harus sudah memperhitungkan efisiensi penggunaan ruangan.

1.2.3 Tingkat Penggunaan Tenaga Kerja PabrikasiUntuk melaksanakan sinkronisasi antara kebutuhan gerakan tenaga kerja manusia dan tata letak, maka manajemen dan rekayasa perusahaan perlu melakukan analisis desain proses diikuti oleh studi egronomik yang cermat. Analisis desain proses dan telaah egronomik, akan memberikan umpan balik yang baik terhadap penyelarasan kebutuhan itu dengan tata letak. Dengan cara itu, tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dapatdiselesaikan dalam waktu tang paling optimal. Apabila yang sedemikian itu dapat dicapai, maka waktu efektif tenaga kerja dapat termanfaatkan dengan seoptimal-optimalnya, dan meminimumkan waktu yang terbuang (minimize time waste). Pada akhirnya, utilitas tenaga kerja akan meningkat, optimum.

1.2.4 Mengurangi Kendala Kelancaran Proses ProduksiKeteraturan dari peletakan mesin dan peralatan produksi di dalam sebuah perusahaan akan menci takan lingkungan kerja yang baik. Tanaga kerja akan merasa nyaman dalam melaksanakan tugasnya. Tekanan perasaan yang akan berujung stress akan dikurangi. Akibatnya, pekerja dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan perasaan gembira dan bebas dari beban mental yang tidak perlu, suasana sedemikian, dapat diperoleh apabila manajemen perusahaan sejak awal telah melakukan perencanaan tata letak dengan baik.Penempatan mesin dan peralatan produksi tang tidak serasi, tidak sistematis, sumpek, dan pengap akan memberikan dampak psikologis yang berat kepada segenap tenaga kerja. Keharusan pekerja mengeluarkan energy yang melebihi kebutuhan, arus bahan dan komponen yang bolak-balik, material handling yang tidak efektif dan efisien, akan membuat pekerja cepat lelah, bosan, dan stress. Aliran bahan dan pekerjaan menjadi terhambat, produksi menjadi lambat, dan pada akhirnya, produktivitas akan menurun. Akibat dari semuanya ialah meningkatnya biasa produksi. Dengan demikian, para manajer dan perekayasa pabrik harus berusaha menghilangkan semua hambatan potensial itu dalam rancangan tata letak yang dibuatnya. Kendala untuk menghilangkan kendala proses sedemikian itu merupakan salah satu tujuan yang akan dicapai dalam proses pembuatan tata letak pabrik yang berhasil.

1.2.5 Memudahkan KomunikasiDari berbagai hasil penelitian diperoleh sempulan bahwa rancangan tata letak yang membatasi komunikasi antara sesame pekerja, pekerja dengan supervisinya, dan antarsupervisi yang ada, akan memiliki produktifitas yang rendah. Manusia adalah makhluk sosiala yangmemerluakn komunikasi dan pergaulan dengan pihak lain. Sehubungan dengan itu, rancangan tata letak yang menyebabkan tenaga kerja itu menghadap ke dinding dan saling membelakangi satu sama lain, akan menurunkan moral kerja. Mereka akan dapat cepat bosan, memiliki tekanan perasaan yang tidak tersalurkan, dan pada akhirnya akan berdampak pada penurunan kinerja. Jarak yang jauh antara tenaga kerja dan supervisinya akan membatasi interaksi mereka. Kesulitan yang dihadapi oleh tenaga kerja sulit dikomunikasikan. Akibatnya, kendala yang ada pada mulannya hanya merupakan kendala yang kecil, tetapi akan tidak diwadahi pemecahannya yang baik, dapat berubah menjadi kendala yang serius. Sehubungan dengan itu, rancangan tata letak harus dibuat sedemikian rupa sehingga menghilangkan kendala komunikasi antara sesame pekerja, pekerja dengan supervisinya, serta antara supervise. Kelancaran dan kemudahan berkomunikasi akan menjadi pendorong ke arah terciptanya kesenangan bekerja, dan mencegah timbulnya frustasi dan kendala psikologis lainnya yang akan menurunkan produktifitas kerja.Disamping lima tujuan utama diatas, juga dijumpai beberapa tujuan lain atau tujuan sekunder dari tata letak yang baik, yaitu sebagai berikut.1. Mengurangi waktu siklus pengolahan atau waktu pelayanan pelanggan, karena jarak antara workcenter relative optimal.2. Mengurangi, bahkan menghilangkan hamburan atau pergerakan yang berlebihan. Semua gerakan sudah dianalisis melalui egronomik analysis.3. Memudahkan penempatan dan arus load and unload ( pemasukan dan pengeluaran) material, produk, atau tenaga kerja pengolahan / perakitan.4. Mempertemukan kepentingan keamanan dan keselamatan kerja dengan pertimbangan teknis-ekonomis.5. Mendukung usaha meningkatkan kualitas produk dan jasa.6. Memudahkan pelaksanaan perawatan mesin dan peralatan produksi.7. Memudahkan suatu kontrol visual dari kegiatan produksi/ pengolahan.8. Memberikan dukungan fleksibilitas untuk menyesuaikan penataan sistem dengan kondisi perubahan.

1.3 Kriteria Kinerja Tata LetakDesain fasilitas dan tata letak untuk menghindari disorientasi dan frustrasi bila karyawan atau pelanggan memasuki struktur yang tidak mereka kenal. Konsep tempat pelayanan didasarkan pad aide bahwa lingkungan fisik mempengaruhi perilaku dan persepsi pelayanan baik bagi pelanggan maupun karyawan atau penyedia jasa. Desain fasilitas dan tata letak didasarkan pada tujuan pelayanan, yaitu kebutuhan atau persyaratan ruang, fleksibilitas, fakyor estetika dan lingkungan. Menurut Heizer dan Render (2008) desain tata letak harus memperhatikan beberapa hal yaitu sebagai berikut:a. Penggunaan ruang, peralatan dan orang dengan lebih baik;b. Dapat memperbaiki aliran informasi, material dan orang;c. Dapat memperbaiki moral karyawan dan meningkatkan keamanan dan kondisi kerja;d. Dapat memperbaiki interaksi dengan pelanggan;e. Bersifat fleksibel (apapun tata letak yang ada, pasti memerlukan perubahan).Sebelum manajer dapat membuat keputusan yang berkaitan dengan pengaturan fisik, ada empat pertanyaan yang memrlukan jawaban yaitu sebagai berikut:a. Mencakup apa sajakah pusat tata letak tersebut?Tata letak proses merefleksikan keputusan proses dan memaksimalkan produktivitas. Sebagai contoh, meja informasi ditempatkan dekat dengan pintu bank atau hotel akan memberikan petunjuk lebih baik bagi pelanggan yang membutuhkan pelayanan.b. Seberapa besar ruang dan kapasitas yang dibutuhkan?Ketidakcukupan ruang dapat mengurangi produktivitas, menghilangkan prifsai karyawan dan aman dari berbagai resiko. Namun demikian, kelebihan ruang juga berarti pemborosan, mengurangi produktivitas dan mengisolasi karyawan.c. Bagaimana setiap ruang pelayanan diatur?Banyaknya ruangan, bentuk atau keadaan ruangan dan elemen yang ada di dalamnya saling berhubungan. Sebagai contoh, penggantian meja dan kursi sangat berpengaruh pada perabotan lain yang ditentukan oleh ukuran dan kondisi kantor dan kegiatannya.d. Dimanakah setiap pekerjaan atau proses ditempatkan?Lokasi dapat berpengaruh secara signifikan pada produktivitas. Sebagai contoh, karyawan yang harus seringkali berinteraksi dengan orang lain harus ditempatkan pada satu lokasi yang sama, bukan terpisah.Ada dua macam pengaturan tata letak, yaitu relatif dan absolut. Tata letak relatif sangat dipengaruhi oleh pekerjaan atau letak proses lain. Tata letak absolut merupakan ruang khusus yang digunakan untuk satu fasilitas. Pengaturan tata letak mempunyai dampak dalam strategi dan praktek. Menurut Krajewski et al. (2007), mengubah tata letak dapat mempengaruhi organisasi dan bagaimana hal tersebut dapat memenuhi proritas persaingan dengan berbagau cara, yaitu:a. Meningkatkan kepuasan pelanggan dan penjualan;b. Membantu aliran bahan atau material dan informasi;c. Meningkatkan penggunaan tenaga kerja dan peralatan secara efisien;d. Mengurangi resiko karyawan;e. Memperbaiki moral karyawan; danf. Memperbaiki komunikasi.Kegiatan operasional dipengaruhi secara langsung oeh desain fasilitas. Misalkan saja rumah makan yang tudak cukup ventilasi akan membuat pelanggan tidak mau dating lagi, atau ruang pusat kebugaran yang sempit dan berdebu juga akan membuat pelanggan merasa tidak nyaman. Desain tata letak menunjukkan komponen pendukung pelayanan yang mempengaruhi bagaimana pelayanan diberikan. Beberapa faktor yang mempengaruhi deain, yaitu:a. Ciri dan sasaran organisasi jasa;b. Ketersediaan lokasi dan ruang yang duperlukan;c. Fleksibilitas;d. Keamanan;e. Estetika; danf. Komunitas dan lingkungan (Fritzsimmons & Fritzsimmons 2008).Permasalahan tata letak dalam menemukan pengaturan terbaik dari komponen dan fasilitas fisik system pelayanan dengan pertimbangan waktu, biaya dan teknologi. Sasaran tata letak antara lain sebagai berikut:a. Pemindahan orang, material dan kertas kerja seminimal mungkin.b. Penggunaan ruang seoptimal mungkin. Ruang yang tersedia harus memungkinkan untuk ekspansi.c. Fleksibilitas dalam pengaturan, pelayanan dan pertumbuhan. Perubahan produk atau jasa yang ditawarkan akan membuat perlunya modifikasi tata letak dari waktu ke waktu.d. Lingkungan fisik yang memuaskan bagi karyawan. Hal ini meliputi pencahayaan, pengendalian suhu udara, ketenangan, kafetaria, kamar kecil dan sebagainya.e. Kenyamanan pelanggan selama pelayanan.f. Penampilan atraktif dari ruang kantor yang diatur bagi manajemen dan pelanggan.Untuk mencapai fleksibilitas dalam tata letak, manajer dapat memberikan pelatihan bagi karyawan, merawat fasilitas atau peralatan yang ada, mempertahankan tingkat investasi, menempatkan posisi tempat kerja agar saling berdekatan dan menggunakan peralatan yang dapat dipindahkan. Ada berbagai jenis tata letak yang digunakan sesuai dengan proses yang terjadi dalam perusahaan, yaitu tata letak kantor, tata letak eceran, letak gudang, tata letak posisi tetap, tata letak berorientasi proses, tata letak sel-sel kerja dan tata letak berorientasi produk. Menurut Heizer dan Render (2008), tata letak yang baik membutuhkan beberapa hal yaitu:a. Peralatan dan penanganan bahan atau material. Manajer harus memutuskan peralatan yang digunakan.b. Kebutuhan kapasitas dan ruang. Apabila orang, mesin dan peralatan diketahui, maka manajer dapat menyusun tata letak dapat menyusun tata letak dan menyediakan ruang bagi setiap komponen.c. Lingkungan dan keindahan. Tata letak yang berkaitan dengan keputusan mengenai tempat, jendela, ruang dan berbagai fasilitas seperti aliran udara, ketenangan, prifasi dan sebagainya.d. Aliran informasi. Komunikasi adalah penting bagi organisasi dan harus didukung oleh tata letak.e. Biaya perpindahan antar berbagai pekerjaan. Ada berbagai pertimbangan yang berkaitan dengan perpundahan bahan atau untuk kepentingan bidang tertentu di proses selanjutnya.

Sementara itu, Krajewski et al. (2007) menyatakan bahwa tata letak dikatakan baik apabila memenuhi satu atau beberapa factor berikut ini yaitu:a. Kepuasan pelanggan;b. Tingkat investasi modal;c. Persyaratan penanganan bahan atau material;d. Kemudahan dalam mengambil dan menyimpan barang;e. Lingkungan dan atmosfer kerja;f. Mudah dalam perawatan mesin;g. Sikap pelanggan internal dan eksternal;h. Banyaknya fleksibilitas yang diperlukan;i. Pelanggan dan tingkat penjualan.Ukuran kinerja kepuasan pelanggan terutama digunakan oleh perusahaan dengan kontak pelanggan internal maupun eksternal tinggi. Pelanggan menunjukkan keterlibatannya secara aktif dalam pelayanan yang diberikan. Oleh karena itu, loyalitas pelanggan, hubungan emosional, kenyamanan pelanggan dan tingkat penjualan dapat dipengaruhi oleh tat letak. Tingkat lantai ruang, kebutuhan peralatan dan persediaan merupakan asset yang dibeli. Selanjutnya, dalam perusahaan manufaktur, penanganan bahan menjadi pertimbangan yang sangat penting. Perusahaan harus mampu meminimalkan biaya penanganan bahan. Di gudang, biaya menyimpan dan mengambil bahan atau material. Di toko pengecer, kenyamanan pelanggan akan menghemat biaya yang harus dikeluarkan pelanggan untuk mencari produk yang diinginkan. Di kantor, komunikasi dan kerjasama seringkali meningkat bila orang atau departemen yang selalu saling berhubungan didekatkan untuk memudahkan komunikasi dan kerjasama langsung (tatap muka). Fleksibelitas tat letak memungkinkan untuk menangani perubahan kebutuhan dan preferensi pelanggan.

1.4 Jenis Tata LetakPilihan jenis atau tipe tata letak tergantung terutama ppada struktur proses, yaitu posisi proses pada matriks hubungan pelanggan untuk penyedia pelayanan dan pada matriks proses produksi untuk proses pemanufakturan. Menurut Krajewski et al. (2007), pada umumnya terdapat empat tipe tata letak, yaitu (1) aliran fleksibel (flexible flow); (2) aliran lini (line flow); (3) campuran (hybrid); dan (4) posisi tetap (fixed position). Aliran fleksibel merupakan tata letak yang mengatur sumber daya (karyawan dan peralatan) lebih didasarkan pada fungsinya daripada berdasar pelayanan atau produk.

1.4.1 Tata Letak Aliran FleksibelTata letak ini digunakan pada kantor yang langsung berhubungan dengan pelanggan (front office) dan job process dengan aliran kerja beragam, volume rendah dan kastemisasi tinggi. Tata letak aliran fleksibel ini paling sesuai bila kegiatan operasi dilakukan intermittent dengan berbagai tipe pelanggan atau perusahaan manufaktur yang memiliki berbagai komponen yang berbeda-beda. Keunggulan tipe tata letak fleksibel adalah diatur secara linier, menggunakan peralatan yang bersifat umum dan sumber daya sedikit, lebih fleksibel dalam menangani perubahan dalam bauran produk, karyawan lebih ahli dalam pengetahuan teknis dan peralatan yang multifungsi. Tantangan dalam tata letak aliran fleksibel ini adalah pengaturan tata letak yang memudahkan proses sehingga tidak menimbulkan kekacauan.Tata letak proses berusaha meminimalkan waktu perpindahan antar departemen yang berdampak pada biaya.Contoh : suatu perusahaan jasa mencoba mengatur tata letak ruangan untuk melayani pelanggan. Perusahaan itu memiliki enam departemen yang masing-masing memerlukan luas petak 20 kaki X 20 kaki, sedangkan ruangan yang dimiliki untuk keenam departemen tersebut adalah panjang 60 kaki dan lebar 40 kaki. Pengaturan ke enam departemen tersebut mengikuti keenam tahapan berikut:Tahap 1. Menyusun matriks muatan dari ke masing-masing departemenTahap 2. Menentukan kebutuhan ruangan untuk setiap departemenTahap 3. Mengembangkan skema awal yang menunjukkan banyaknya barang atau orang atau informasi yang di angkut antar departemen.Tahap 4. Menentukan biaya untuk pengaturan dengan menggunakan persamaan minimasi biaya angkut dan penganganan barang.Tahap 5. Mencoba mencari tata letak departemen dapat mencapai biaya minimal.Tahap 6. Persiapkan pengaturan departemen yang sesuai dengan ruangan yang tersedia.

1.4.2 Tata Letak Aliran Lini Tata letak ini digunakan pada pabrikasi (back office) dan proses lini yang memiliki aliran kerja linier dan tugas yang berulang-ulang. Setiap stasiun atau pusat kerja (work stasion) atau departemen diatur sesuai jalur lini. Beberapa jenis pengaturan aliran, seperti bentuk L, O, S atau U. Tata letak ini disebut dengan lini produksi atau lini rakitan. Tipe tata letak ini sangat terspesialisasi dan sumber daya modal tinggi. Bila volumenya tinggi, keuntungan tata letak aliran lini adalah dalam hal kecepatan tingkat pemrosesan, persediaan lebih rendah, waktu tidak produktifnya rendah untuk perubahan dan penanganan bahan atau material. Tatangannya adalah mengelompokkan kegiatan- kegiatan ke dalam stasiun-stasiun kerja dan mencapai tingkat hasil yang diinginkan dengan sumber daya terbatas. Tata letak ini juga sering disebut dengan tata letak produk dengan proses yang bersifat kontinyu. Keunggulan tata letak produk ini adalah persediaan bahan baku dan barang dalam proses rendah, pelatihan karyawan tidak terlalu diutamakan, biaya variabel per unit rendah, dan waktu persiapan mesin tidak terlalu lama. Sedangkan kelemahan tata letak produk ini adalah fleksibilitas rendah, unit produk yang dihasilkan banyak, dan terhentinya sebagian proses akan menghambat proses produksi secara keseluruhan.1.4.3 Tata Letak CampuranTata letak mengombinasikan elemen-elemen dari proses yang berbeda dengan proses lini.Tata letak campuran digunakan dalam fasilitas yang mempunyai kegiatan operasi pabrikasi dan rakitan (assembly). Operasi pabrikasi merupakan komponen yang dibuat dari bahan mentah dengan aliran campuran, sedangkan pada operasi rakitan komponennya dirakit menjadi produk akhir. Manajer operasi juga menciptakan tata letak campuran dalam memperkenalkan sel dan otomasi yang fleksibel seperti system pemanufakturan fleksibel. Suatu sel merupakan dua atau lebih stasiun kerja yang ditempatkan saling berdekatan dengan beberapa bagian atau model diproses dengan aliran lini. Sedangkan bila sel satu karyawan dan beberapa mesin disebut teknologi kelompok.1.4.4 Tata Letak Posisi Tetap Tipe tata letak ini digunakan dalam perusahaan manufakturan dan jasa dengan lokasi tetap, sementara karyawan dan peralatan didatangkan ke lokasi tersebut. Tata letak ini digunakan bila produk yang dihasilkan sulit dibawa, seperti gedung, lokomotif, bendungan, dan sebagainya. Heizer dan Render (2008) mengelompokkan tipe tata letak seperti berikut :1. Tata letak kantor mengatur posisi karayawan, peralatan dan aliran informasi.2. Tata letak eceran mengalokasikan ruang yang ada untuk mengatur barang dan jarak antar rak untuk menanggapi perilaku pelanggan.3. Tata letak gudang mengatur kesesuaian ruang dan penanganan barang.4. Tata letak posisi tetap mengatur kebutuhan tata letak yang besar dan berat, seperti bangunan dan kapal.5. Tata letak berorientasi proses berkaitan dengan volume rendah, variasi produksi tingkah atau produksi intermittent.6. Tata letak sel kerja mengatur mesin dan perlatan berfokus pada produksi produk tunggal atau sekelompok produk yang berhubungan.7. Tata letak yang berorientasi produk mencari personil dan mesin terbaik yang digunakan dalam produksi secara terus-menerus atau produksi berulang.Sasaran tata letak fasilitas adalah untuk merencanakan atau mengatur kegiatan, departemen, tempat kerja, gudang dan sebagainya ke dalam fasilitas yang ada atau yang diusulkan. Sasaran dasar keputusan tata letak adalah menjamin kelancaran aliran kerja, material, orang dan informasi melalui system. Menurut Russell dan Taylor (2009), tata letak fasilitas yang efektif juga :1. Meminimalkan biaya perpindahan dan penanganan bahan.2. Menggunakan ruang secara efisien.3. Menggunakan karyawan secara efisien.4. Mengurangi hambatan (bottleneck).5. Membantu komunikasi dan interaksi antar karyawan, antara karyawan dan supervisor, dan antara pelanggan dan supervisor.6. Mengurangi siklus pemanufakturan dan waktu pelayanan pelanggan7. Mengurangi pemborosan dan redundansi perpindahan.8. Membantu masuk, keluar, dan perpindahan orang, alat, dan bahan.9. Memperhatikan keamanan dan perlindungan.10. Memperhatikan kualitas produk dan pelayanan.11. Mendorong kegiatan perawatan.12. Menyediakan pengendalian kegiatan visual.13. Menyediakan fleksibilitas untuk mengadaptasi kondisi perubahan.14. Meningkatkan kapasitas.

1.5 Tata Letak Untuk Jasa Tata letak pelayanan yang baik dapat mendorong pelanggan merasa yakin dan nyaman dalam mendapatakan pelayanan. Tersedianya tempat dan pemenuhan kebutuhan ruangan juga merupakan persyaratan mutlak pelayanan. Fleksibilitas tata letak pelayanan di masa mendatang. Kemanan merupakan ukuran penentu tata letak pelayanan pelanggan yang dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan pada pihak penyedia jasa. Factor keindahan pelayanan seperti di toko fashion yang selalu mengutamakan keindahan ruang, baik display maupun ruang pas. Pertimbangan lain dalam pengaturan tata letak pelayanan adalah komunitas dan lingkungan. Pelayanan tidak hanya memperhatikan kualitas pelayanan atau jasa yang diterima, tetapi berbagai factor lain yang menyertai dan mendukung pelayanan tersebut. Organisasi jasa atau pelayanan dikelompokkan menjadi dua, yaitu pelayanan berdasarkan fasilitas dan pelayanan berdasarkan medan atau tempat (Agnihithri et al.,2002). Pada pelayanan berdasar fasilitas, pelanggan mengakses sendiri fasilitas pelayanan, sedangkan pada pelayanan berdasar medan atau tempat, penyedia jasa atau pelayanan, menyediakan pelayanan kepada pelanggan atau kepemilikannya, yang ditempatkan pada lokasi pelanggan atau mendekati pelanggan. Pelayanan berdasarkan medan atau tempat dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu :1. Pelayanan pengiriman atau pengantaran seperti pengepakan dan jasa pos;2. Pelayanan keadaan darurat, seperti polisi, pemadam kebakaran, dan ambulan; dan3. Dukungan pelayanan purna jual dari peralatan, seperti pemasangan, perawatan, dan perbaikan.Berbagi modifikasi atau pengaturan kembali tata letak yang ada menunjukkan biaya yang besar dan tidak dapat dicapai bila mesin dan peralatan yang ada tidak memiliki fleksibilitas dan tidak mudah dipindahkan sewaktu-waktu diperlukan (Rawabdeh & Tahboub, 2006).1.5.1 Tata Letak ProsesTata letak proses (prosese layouts) yang digunakan dalam perusahaan jasa memerlukan ruang yang memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi para pelanggan. Sebagian besar perusahaan jasa atau pelayanan menggunakan tata letak proses karena adanya variasi dalam permintaan pelayanan. Tata letak proses dikarakteristikan dengan operasi yang sebentar-sebentar (intermittent), toko jasa (service job), sekumpulan pekerjaan (jobs shop), atau sekumpulan produksi (batch production) yang melayani kebutuhan yang berbeda dari orang-orang yang berbeda. Tata letak proses diatur sesuai denga fungsi proses yang banyak digunakan oleh organisasi jasa atau pelayanan. Jenis tata letak ini sangat efisien bagi pelanggan di kantor pengacara, perusahaan asuransi, klinik atau rumah sakit, dan agen perjalanan. Keunggulan tata letak berorientasi proses adalah fleksibilitas peralatan yang digunakan dan penugasan karyawan. Dalam perencanaanya taktik yang umum adalah mengatur departemen atau tempat-tempat pemeberian pelayanan dengan cara yang paling nyaman. Hubungan dan perpindahan orang maupun kertas kerja dari satu tempat ke tempat lain menjadi pertimbangan utama. Kelemahan tata letak proses disebabkan peralatan yang digunakan yang bersifat umum. Permintaan atau keinginan pelanggan seringkali dilayani dalam waktu yang lama karena kesulitan dalam penjadwalan, persiapan, dan penganganan bahan atau material yang unik. Hal tersebut membutuhkan karyawan dengan keahlian tinggi dan perlunya persediaan barang dalam proses dalam jumlah cukup untuk menagantisipasi proses masing-masing departemen yang tidak seimbang. Bebarapa hal yang perlu mendapatkan perhatian, yaitu banyaknya orang atau barang atau informasi yang akan disampaikan antar departemen dan jarak yang terkait dengan biaya pemindahan barang atau orang atau informasi antar departemen. Biaya merupakan fungsi jarak antar departemen. Sasaran yang akan dicapai dalam tata letak kantor dirumuskan :Minimum biaya = n = banyaknya departemeni,j = departemenXij = banyaknya yang diangkut dari departemen i ke departemen jCij = banyaknya yang diangkut dari departemen i ke departemen j

1.5.2 Tata Letak Kantor Tata letak kantor menghendaki pengelompokan / karyawan, peralatan, dan ruang untuk memberikan kenyamanan, keamanan, dan perpindahan informasi. Tata letak kantor mempertimbangkan perpindahan informasi, baik yang dibawa oleh individu dengan bertatap muka, melalui telepon atau komputer, dengan e-mail, diskusi kelompok, surat, atau pembicaraan lewat telepon internal. Perbedaan utama tata letak kantor adalah pentingnya aliran informasi. Beberapa hal yang menjadi perhatian dan pertimbangan dalam tata letak kantor, yaitu kedekatan (proximity), prifasi atau keleluasaan pribadi (privacy), dan beberapa macam pilihan tata letak kantor.1. Kedekatan (proximity)Kemudahan menemui rekan kerja dan supervisor dapat mendukung komuniksi dan pengembangan saling percaya. Pembicaraan-pembicaraan antar mereka cenderung menjadi lebih formal dan dapat dibicarakan lebih lanjut secara lebih mendalam. Kedekatan hubungan dengan pihak lain juga dapat mengklarifikasi apa yang diharapkan terhadap karyawan dalam pekerjaan tersebut dan dengan cara yang ada. Banyak prosedur formal yang digunakan dalam merencanakan tata letak kantor mencoba memaksimuman kedekatan karyawan yang mengerjakan pekerjaan yang seringkali berinteraksi.2. Prifasi atau Keleluasaan Pribadi (privacy)Faktor kunci dalam desain tata letak kantor adalah keleluasaan pribadi. Gangguan dan kekacauan yang terjadi akan menurunkan kinerja karyawan. Keleluasaan pribadi ini berhubungan dengan kepuasan kerja baik terhadap pekerjaan maupun terhadap supervisor.3. Pilihan Dalam Tata Letak KantorKedekatan dan keleluasaan pribadi bagi karyawan mendatangkan dilema bagi manajemen. Kedekatan diperoleh dengan keterbukaan dan fleksibilitas tempat kerja. Keleluasaan pribadi diperoleh dengan berbagai standar, pintu, ruangan yang kedap suara, dan sebagainya yang mengarah pada tata letak yang tidak fleksibel. Ada empat pendekatan yang dapat di gunakan, yaitu tata letak tradisional, penataan kantor secara teratur, penyusunan kegiatan, dan telecommuting.Tata letak tradisional digunakan untuk ketertutupan kantor bagi manajemen dan karyawan yang pekerjaannya menghendaki adanya keleluasaan pribadi dan bidang yang terbuka bagi pekerjaan lain. Tata letak yang sesuai adalah tata letak yang tertutup dan terbuka dengan keseragaman meja kerja. Dalam tata letak tradisional, setiap orang mempunyai tempat kerja sendiri. Dedngan tata letak tersebut lokasi , ukuran, dan perlengkapannya berhubungab dengan status seseorang dalam organisasi.Pendekatan lain yang dikembangkan di Jerman sekitar tahun 1950an emnempatkan semua orang pada bidang yang terbuka yaitu penataan kantor secara teratur. Tujuannya adalah tercapainya kerjasama yang lebih dekat antar karyawan pada semua level. Perusahaan atau organisasi yang menggunakan pendekatan ini harus mengatur dan memindahkan stasiun-stasiun kerja untuk mempertahankan fleksibilitasnya.Penyusunan kegiatan merupakan konsep yang relatif baru untuk mencapai kedekatan dan keleluasaan pribadi. Ada berbagai pekerjaan yang dapat dilakukan di beberapa tempat, seperti perpustakaan, ruang konferensi, dang sebagainya. Desain tata letak kantor memperhatikan karyawan yang memberikan pelayanan dan fasilitas yang digunakan dalam proses pelayanan. Menurut Haksever et al (2000), daftar pengecekan dalam desain tata letak meliputi :1. Karyawan dalam satu kelompok kerja biasanya seringkali berhubungan satu sama lain.2. Beberapa kelompok yang seringkali berinteraksi dengan kelompok lain.3. Beberapa perusahaan menghendaki ruang konferensi, khususunya yang menawarkan pelayanan profesional.4. Beberapa pelayanan atau jasa sangat baik di kerjakan di kantor secara privat, sementara pekerjaan lain lebih tepat dilakukan di tempat yang terbuka, seperti pemrosesan secara rutin dengan jumlah besar.5. Pekerjaan yang seringkali dikunjungi pelanggan harus lebih indah tata letaknya dari pada pekerjaan standar.6. Gang atau lorong antar departemen harus di desain sehingga semua pelayanan dapat dicapai dengan mudah.7. Kantor-kantor yang ada harus dapat merefleksikan status karyawan, misal dibedakan dengan ukuran, lokasi, dan tingkat keterbukaannya.8. Fasilitas yang digunakan bersama antar karyawan harus mendukung kenyamanan karyawan.9. Tempat penerimaan pelanggan (reception area) diperlukan dan harus atraktif dan menyenangkan bagi pelanggan.10. Ruang untuk gudang bahan pendukung/ perlengkapan harus ada.11. Pada umumnya kamar mandi / WC juga diperlukan bagi pelanggan.12. perlunya ruang pangkalan data atau pusat sistem informasi.

Tata letak kantor tergantung pada seluruh area kantor, bentuk ruang, proses yang dilakukan, dan hubungan antar karyawan. Setiap karyawan mempunyai stasiun kerja yang di desain untuk mencapai efisiensi dalam sistem kerja secara keseluruhan dan tugas karyawan pada pekerjaannya. Menurut Haksever et al. (2000), variasi stasiun kerja meliputi :1. seperangkat meja yang diatur sebaris bersama dalam bidang atau ruang terbuka.2. Meja atau bidang kerja yang dipisahkan dengan rak buku, file cabinets, atau tanaman hias.3. Di dinding pemisah di tempat kerja besi dan kaca yang bervariasi dalam tinggi sekitar empat hingga delapan kaki yang dipasang dalam sehari.4. Pemisah dinding hingga atap di sekitar kelompok stasiun atau tempat kerja.5. Kantor yang dibangun sebagai bagian dari konstruksi bangunan.

Zalesny dan Farace (1987) memperkenalkan konsep kantor terbuka (open offices) untuk menggantikan konsep tradisional. Adopsi terhadap konsep kantor terbuka dapat meningkatkan komunikasi dan reaksi positif terhadap lingkungan kerja diantara karyawan serta menurunkan kepuasan kerja, keterlibatan, motivasi kerja karyawan, dan keleluasaan pribadi karyawan. Berdasaran pendekatan hubungan sosial lingkungan bertindak sebagai katalisator yang mempengaruhi kualitas dan tingkat interaksi dan komunikasi sosial di antara warganya. Konsep tradisional menutup kantor yang dapat menyediakan tempat kerja yang bersifat pribadi, dapat diidentifikasi, dan dapat di pertahankan yang membuat batasan fisik dan personal kerja karyawan. Apabila dukungan terhadap pandangan sosioteknikal lebih besar dari pada pandangan hubungan sosial, maka penerapan konsep antor terbuka akan menurunkan motivasi, epuasan , dan identitas tugas.

1.5.3 Tata Letak Eceran Tata letak eceran didasarkan pada ide bahwa penjualan dan profitabilitas bervariasi bagi pelanggan. Banyak manajer operasi eceran mencoba memperlihatkan semua produk yang dijualnya kepada pelanggan. Penelitian yang ada menunjukkan bahwa semakin banyak produk yang di perlihatkan (display) kepada pelanggan , semakin banyak penjualan dan semakin tinggi tingkat pengembalian investasinya. Sasaran tata letak pelayanan eceran adalah memaksimumkan keuntungan setiap bidang atau ruang yang dimiliki (Chase et al, 2006). Tata letak eceran juga memperhatikan kenyamanan pelanggan, kemudahan memindahakan barang, dan mengoptimalkan ruangan yang ada. Ada beberrapa ide yang membantu pengaturan tata letak eceran tersebut .

1.6 StudiKasus

BAB IIKESIMPULAN

2.1 Kesimpulan2.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, D. (2009). Manajemen Operasi Jasa. Yogyakarta: Graha Ilmu.Haming, M., & N.Muhfud. (2007). Manajemen Produksi Modern : Manufaktur dan Jasa. Jakarta: Sinar Grafika Offset.