TA kel 12

download TA kel 12

of 20

Transcript of TA kel 12

Laporan Arus KasSetelah membaca bab ini, diharapkan dapat : 1. Memahami perbedaan antara laporan arus dana dan laporan perubahan posisi. 2. Memahami mengapa FASB mengalihkan dari laporan perubahan posisi keuangan. 3. Memahami masalah non artikulasi yang timbul ketika menggunakan metode tidak langsung. 4. Membandingkan masalah klasifikasi yang ada dalam trichotomy FASB pada aktivitas operasi, investasi, dan keuangan. 5. Mendiskusikan bagaimana laporan arus kas dapat digunakan di dalam persekutuan dengan laporan laba rugi sebagai tujuan analisis.

Pada tahun 1987, FASB ditugaskan untuk membuat standar Laporan Arus Kas, SFAS No. 95. Laporan ini menggantikan laporan terdahulunya yaitu Laporan Perubahan Posisi Keuangan (Statement of Change in Financial Position/SCFP). SCFP melaporkan perubahan asset, kewajiban, dan akun ekuitas pemilik neraca. Pada tahun 1963, Accounting Principles Boards (APB) Opinion No. 3 merekomendasikan untuk mencantumkan SCFP dalam laporan tahunan, tetapi hal itu tidak diwajibkan. Securities and Exchange Commission (SEC) membuat perintah itu sebagai UU yang mulai

berlaku pada 1971. Sebagai respon dari aksi SEC, APB Opinion No. 19 telah dikeluarkan pada tahun 1971. Opinion No. 19 menggantikan APB Opinion No. 3 dan dibuat perintah untuk laporan keuangan. Masa peralihan dari laporan arus dana ke laporan arus kas (Cash Flow Statement/SCF) menggambarkan kecenderungan pelaporan basis kas sebagai tambahan penting untuk akrual basis pada laporan L/R dan Neraca. Pada intinya SCF adalah SCFP dengan dana didefinisikan sebagai kas. APB Opinion No. 19 membolehkan kefleksibilitas pada poin ini, dan sebagian besar perusahaan memilih untuk mendefinisika dana sebagai modal kerja bersih. SFAS No. 95 mendefinisikan dana sebagai kas, pada intinya FASB menggerakkan posisi keseragaman yang kaku pada orientasi kelenturan dalam APB Opinion No. 19, karena SCF menyederhanakan kasus yang special dengan SCFP yang lebih umum, dimulai dengan sebuah analisis dasar ilmiah SCFP. Perasionalan untuk mengubah definisi kas pada dana di diskusikan dalam

sesi berikutnya. Struktur dari SCF didiskusikan kemudian. Dua masalah umum yang difokuskan : 1) masalah non artikulasi yang timbul dari penggunaan metode tidak langsung pada bagian operasi di dalam SCF, dan 2) klasifikasi masalah dan ketidakkonsistenan dengan 3 cara pengklasifikasian FASB dalam SCF. Kita juga mendiskusikan bagaimana SCF dapat digunakan dalam persekutuan dengan laporan L/R untuk analisis tujuan. Bagian ini ditutup dengan tinjauan pada teori relasi dan penelitian empiris.

Dasar ilmiah dari laporan perubahan posisi keuangan Opini APB No.19 menyatakan tujuan pelaporan SCFP adalah untuk: (1) Melengkapi pengungkapan pada perubahan posisi keuangan; (2)Meringkas aktivitas keuangan dan investasi, dan; (3) Melaporkan arus dana dari operasi. Tiga item informasi ini tidak dapat diperoleh secara langsung dari laporan L/R dan neraca komparatif, karena cara dalam perolehan data adalah pengumpulan dalam dua laporan keuangan ini. Oleh karena itu SCFP melaporkan informasi baru meskipun ia meringkas laporan transaksi yang sama di dalam laporan L/R dan neraca komparatif. Denan kata lain, SCFP berbeda dalam cara pengklasifikasian dan pelaporan transaksi akuntansi dari kejadian yang terjadi pada neraca dan laporan L/R. Tetapi sejak SCFP merilis definisi dan pengukuran elemen akuntansi dari dua laporan keuangan yang lain. Hal tersebut mungkin didiskripsikan sebagai turunan dari laporan keuangan. Dasar ilmiah dapat diringkas sebagai berikut: TRANSAKSI KREDIT = TRANSAKSI DEBIT (12.1)

Terdapat dua bagian keseimbangan dalam laporan perubahan posisi keuangan, yaitu sumber dana dan penggunaan sumber dana. Sumber dana didefinisikan sebagai transaksi kredit. Transaksi kredit timbul dari peningkatan kewajiban dan ekuitas pemilik, dan penurunan asset. Peningkatan kewajiban dan ekuitas pemilik menunjukkan tersedianya modal baru untuk perusahaan dari sumber eksternal (seperti hutang dan penerbitan saham), dan sumber internal (seperti pendapatan bersih). Hasil dari penjualan asset ( penurunan asset) juga menghasilkan sumber internal pada tersedianya sumber penerimaan untuk perusahaan. Penggunaan sumber dana didefinisikan sebagai transaksi debit. Transaksi debit timbul dari penurunan kewajiban dan ekuitas pemilik, dan peningkatan asset. Penurunan

kewajiban dan ekuitas pemilik menunjukkan penurunan modal perusahaan. Jenis transaksi ini termasuk penurunan hutang, pnurunan modal drai banyak sumber termasuk pembelian kembali saham (treasury stock), pembayaran deviden dan rugi bersih. Peningkatan asset menunjukkan investasi baru, yang juga sumber penerimaan perusahaan. Di dalam semua kasus penurunan tersedianya sumber penerimaan perusahaan adalah sebagai hasil dari transaksi debit. Struktur dasar yang digarisbawahi dalam persamaan ilmiah (12.1) dari SCFP. Akan tetapi, SCFP adalah pengganti untuk laporan keuangan terdahulu, yaitu laporan arus dana. Dalam laporan arus dana, akun neraca tertentu didefinisikan sebagai pembanding yang disebut fund balance Tujuan dari laporan ini untuk menunjukkan bagaimana akun fund balance ditingkatkan oleh pendapatan dan sumber lain dan penurunan akibat dari kerugian dan penggunaan lain. Konsep arus dana ditunjukkan pada kelancaran, dapat dipakai, dan ketersediaan sumber perusahaan. Selain itu konsep arus dana sebuah laporan operasi berakhir pada perhitungan arus kas dari perhitungan akrual. Ini adalah jenis khusus pada fund balance untuk didefinisikan menjadi akun modal kerja. Keduanya, bagian sumber dan penggunaan pada SCFP, transaksi digolongkan dalam mempengaruhi fund balance dan mempengaruhi akun lainnya. Hasil dari

penerimaan bersih pada fund balance juga dilaporkan secara terpisah. Struktur kompleks SCFP diilustrasikan dalam Exhibit 12.1. Exhibit 12.1 dititikberatkan terlebih dahulu, bahwa dasar ilmiah juga didefinisikan dalam persamaan (12.1). Format lebih komplek dalam Exhibit 12.1 hanya lebih dirinci pada cara mengklasifikasikan transaksi debit dan kredit, dan sebagai pedoman laporan arus dana dengan SCFP.Exhibit 12.1 Format Standar pada Laporan Perubahan Posisi Keuangan Sumber daya (transaksi kredit) 1. Peningkatan akun fund balance a. Dari laba bersih b. Dari sumber lain 2. Sumber daya lain 3. Penurunan, jika ada, dalam fund balance untuk satu periode Penggunaan Sumber (transaksi debit) 1. Penurunan akun fund balance a. Dari kerugian bersih b. Dari sumber lain

2. 3.

Penggunaan sumber lain Peningkatan, jika ada, dalam fund balance untuk satu periode

Evolusi dari laporan arus kas ke SCFP menyajikan sebuah ekspansi informasi yang dilaporkan. Laporan arus kas hanya terdiri dari transaksi yang telah tercantum di poin 1a dan 1b di exhibit 12-1. Transaksi yang tidak berefek pada akun pendanaan dikeluarkan (tidak termasuk). Hasilnya adalah sebuah laporan perubahan pada keseimbangan dana dan bagaimana ini mengubah kedatangan. Penekanannya dalam arus kas terfokus melaporkan lebih dalam pada likuiditas. Dengan menambahkan transaksi yang tercantum di poin 2 Exhibit 12-1, sebuah rangkuman yang komprehensif dibuat dari semua perubahan posisi keuangan, tidak hanya yang terkait akun neraca. Pendekatan ini maksudnya sebagai all-inclusive atau all-resources SCFP. Tipe-tipe transaksi yang tercantum di poin 2 menyinggung untuk berinvestasi dan aktivitas keuangan tidak mempengaruhi akun dana. Contoh-contoh termasuk konversi hutang konvertibel ke common stock, penerbitan persediaan untuk aset nonmoneter, deviden dibayarkan untuk properti daripada kas, dan perubahan nonmoneter aset. Pendapat APB nomor 19 dipilih untuk pendekatan all-inclusive daripada laporan arus kas yang lebih mendalam. Bagaimanapun, jelas bahwa sebuah laporan arus kas masih terkandung di dalam SCFP. Persiapan SCFP membutuhkan empat langkah yang berbeda. Langkah pertama untuk membagi akun neraca memperbaiki akun keuangan. Opini APB nomor 19 mengijinkan siapa saja dari empat definisi kas, kas dengan setara kas, aset lancar, dan modal kerja. Langkah berikutnya adalah menetapkan efek transaksi laporan laba rugi ke neraca. Laba rugi harus dianalisis dengan hati-hati dan disesuaikan dengan semua item yang tidak mempengaruhi keseimbangan keuangan. Sebagai contoh, bila dana terbagi menjadi modal kerja, semua laporan laba rugi debit dan kredit yang tidak memiliki kesamaan debit dan kredit pada aset tetap dan kewajiban tetap tidak termasuk. Contohnya biaya depresiasi. Kredit mengakumulasikan depresiasi adalah untuk akun non dana. Setelah penyesuaian dibuat untuk laba rugi, nomor penyesuaian diklasifikasikan ke dalam sumber dari sumber daya bila jumlah adalah sebuah credit balance dan sebagai penggunaan sumber daya jumlahnya sebagai debit balance.

Klasifikasi ini sesuai dengan poin 1a exhibit 12-1. Penyesuaian utama laba bila dana dibagi sebagai modal kerja ditunjukkan di exhibit 12-2. Langkah ketiga adalah menganalisa semua transaksi laporan nonincome pada akun non-fund. Ada dua tipe kemungkinan: transaksi melibatkan satu akun dana dan satu akun non dana, dan transaksi melibatkan dua akun nondana. Ketika sebuah transaksi melibatkan akun dana dan non dana, kualifikasi transaksi sesuai dengan poin 1b di exhibit 12-1. Jika akun dana didebit dan akun nondana dikredit, kredit akun dana akan diklasifikasikan sebagai sebuah sumber dari sumber daya karena karena ini adalah kredit transaksi. Sebuah contoh akan menjadi debit untuk kas dan kredit untuk hutang obligasi untuk mengeluarkan hutang yang baru. Jika sebuah akun dana dikredit dan skun nondana didebit, transaksi akan diklasifikasikan sebagai penggunaan sumber daya karena ada sebuah debit ke akun non dana. Sebuah contoh akan menjadi debit ke aset dan kredit kas untuk pembelian aset. Tipe transaksi ini menggambarkan investasi dan aktivitas finansial.

Exhibit 12-2

Contoh-contoh penyesuaian nondana pada laba rugi ketika dana didefinisikan sebagai modal kerja

Eliminasi kredit laporan laba rugi 1. Semua pendapatan buku timbul dari pelepasan aset, hutang pensiun, dan restrukturisasi hutang 2. Amortisasi premi atas hutang 3. Amortisasi pemotongan investasi 4. Pendapatan luar biasa timbul dari sebuah perubahan dalam prinsip akuntansi 5. Pendapatan investasi akuntansi ekuitas dalam kelebihan deviden kas 6. Amortisasi kredit pajak investasi tangguhan 7. Amortisasi pendapatan tangguhan dari transaksi penjualan leaseback 8. Beban pajak lebih dari hutang pajak karena pajak tangguhan Eliminasi debit laporan laba rugi 1. Semua kerugian buku timbul dari pelepasan aset, hutang pensiun, dan restrukturisasi hutang 2. Amortisasi pemotongan hutang 3. Amortisasi pemotongan investasi 4. Depresiasi, deplesi, dan amortisasi penyewaan 5. Amortisasi aset tak berwujud dan biaya yang ditangguhkan 6. Pengurangan beban pajak berhubungan dengan pembalikan pajak tangguhan 7. kerugian ekstra muncul dari sebuah perubahan dalam prinsip akuntansi 8. Kerugian investasi akuntansi ekuitas

9. Amortisasi kerugian tangguhan dari transaksi penjualan leaseback 10. Beban kompensasi karena persoalan opsi saham karyawan

Transaksi yang keduanya debit dan kredit mempengaruhi akun nondana diklasifikasikan sebagai sumber dan penggunaan sumber daya. Debit melambangkan penggunaan sumber daya dan kredit diklasifikasikan sebagai sumber dari sumber daya. Sebuah contoh transaksi tipe ini adalah konversi hutang konvertibel. Transaksi akuntansi akan dicatat sebagai debit hutang obligasi dan kredit diklasifikasikan sumber dari sumber daya. Tipe transaksi-transaksi ini berhubungan dengan poin 2 di exhibit 121. Mereka mewakili investasi dan transaksi finansial tetapi bebeda dari tipe di poin 1b karena tidak ada efek pada akuntansi dana. Akhirnya, item neraca di SCFP adalah perubahan dalam keseimbangan dana sendirinya. Perubahan itu diklasifikasikan sebagai sumber atau penggunaan sumber daya tergantung keseimbangan turun atau naik. Keseimbangan dana mewakili ekuivalen sebuah akun aset, jadi perubahannya dilaporkan dengan maksud yang sama sebagai sebuah perubahan pada aset lain. Sebuah kredit mewakili sumber daya, dan debit menggambarkan penggunaan sumber daya. Item ini berhubungan dengan poin 3 di exhibit 12-1. Semua transaksi dalam akun nondana dimasukkan dalam laporan perubahan posisi keuangan. Ini adalah benar bahkan jika transaksi tidak memiliki efek langsung ke akun dana. Ketika dana didefinisikan sebagai modal kerja, transaksi nondana terbatas menjadi transaksi nonmoneter, seperti perubahan nonmoneter aset dan konversi hutang konvertibel menjadi saham umum. Tentu saja, ketika dana didefinisikan sebagai kas, ada banyak penambahan transaksi akuntansi yang tidak mempengaruhi kas. Untuk itu, semakin sempit definisi dana, lebih banyak transaksi nondana dilaporkan terpisah. Ini adalah satu alasan mengapa sebuah definisi modal kerja dana akan meminimalisasi biaya produksi sebuah SCFP.

Pengalihan ke Laporan Arus Kas SFAC no 1 menyatakan 3 tujuan laporan keuangan. Yang pertama ini adalah pernyataan yang sangat bagus dan simpel: laporan keuangan harus menyediakan informasi yang berguna untuk menyajikan dan investor potensial dan kreditor dan pengguna lain dalam membuat investasi rasional, kredit, dan keputusan serupa. Dua

tujuan tambahan dapat dipikirkan sebagai jalan yang spesifik menemui tujuan yang pertama. Ini adalah informasi pelaporan tentang sumber laba perusahaan dan perubahan dalam sumber daya dan informasi laporan yang berguna dalam menyusun arus kas masa yang akan datang. Dua tujuan pelaporan ini memotivasi adopsi FASB SCF. Dalam SFAC no 5, FASB membuat klaim tentang SCF: Ini menyediakan informasi berguna tentang sebuah aktivitas entitas dalam mengatur kas melalui operasi untuk membayar hutang, memdistribusikan deviden, atau investasi ulang untuk menjaga atau memperluas kapasitas operasi, tentang aktivitas keuangannya, hutang dan ekuitas, dan tentang investasi atau pembelanjaan kas. Kegunaan penting informasi tentang sebuah kas entitas saat ini dan pembayaran termasuk menolong akses faktor-faktor seperti likuiditas entitas, fleksibilitas keuangan, profitabilitas, dan risiko. Memorandum diskusi FASB terdahulu menarankan bahwa data arus kas adalah sebuah pengungkapan suplemental yang berguna karena mereka: 1. Menyediakan feedback arus kas 2. Menolong mengidentifikasi hubungan antara pendapatan akuntansi dan arus kas 3. Menyediakan informasi tentang kualitas pendapatan 4. Meningkatkan perbandingan informasi dalam laporan keuangan 5. Bantuan dalam mengakses fleksibilitas dan likuiditas 6. Membantu dalam memprediksi arus kas masa yang akan datang Dalam satu jalan atau yang lainnya, semua poin proses setuju dengan pembatasan akuntansi akrual. Ini tidak untuk mengatakan data akrual tidak informatif, Tetapi, sebaliknya, data arus kas yang dapat melengkapi laporan laba rugi dan neraca. Hal ini menjelaskan bahwa aliran kas diperlukan dalam menilai arus kas masa lalu (point 1). Oleh karena itu arus kas juga diperlukan dalam memahami arus kas aktual yang dihasilkan dari operasi (point 2) - yaitu, hubungan antara laba akuntansi sebuah arus kas. Point ketiga juga berkaitan dengan komponen arus kas dari laba akuntansi. Kualitas pendapatan adalah istilah yang digunakan oleh para analis keuangan untuk menjelaskan hubungan ini. Semakin tinggi korelasi antara laba akuntansi dan arus kas, semakin tinggi kualitas pendapatan. Konsep kualitas pendapatan mencerminkan sebuah kesadaran bahwa pendapatan laba akuntansi terdiri dari banyak akrual non - kas dan penangguhan dan bahwa hal itu tidak selalu memberikan kebaikan indikasi likuiditas.

Kesepakatan point keempat adalah masalah keseragaman. Karena fleksibilitas dalam pilihan beberapa kebijakan akuntansi, komparatif antara perusahaan-perusahaan tidak dapat dicapai. Sebagaimana ditunjukkan dalam bab 9, banyak bidang akuntansi gagal mencapai keseragaman. Arus kas operasi adalah pengukuran sederhana dan membuang pilihan sewenang - wenang lebih sedikit dari kebijakan akuntansi. Untuk alasan ini, pengukuran arus kas lebih seragam dari pengukuran pendapatan dan hasil dalam tingkat yang lebih tinggi komparatif. Dengan demikian, SCFs telah dianjurkan sebagai cara untuk berurusan dengan kesewenang-wenangan pengukuran pendapatan. Adalah sebuah kesederhanaan menarik bagi arus kas ketika membandingkan dengan abstrak dan kompleksitas dari laba akuntansi. Poin kelima penggunaan data arus kas untuk membantu dalam menilai fleksibilitas keuangan perusahaan dan likuiditas. Fleksibilitas adalah kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan situasi baru dan kesempatan. Likuiditas adalah kemampuan untuk konversi cepat aset tunai. Kas yang dihasilkan secara internal dari operasi memberikan indikasi dari kedua likuiditas dan fleksibilitas. arus kas merupakan sumber daya internal yang tersedia untuk pembayaran hutang dan pembayaran, investasi baru, dan distribusi kepada pemegang saham. Ini adalah alasan asli untuk membutuhkan pernyataan aliran dana. Informasi Likuiditas juga diisikan dalam neraca. Seperti tercantum dalam bab 10, namun, sistem klasifikasi arus tidak lancar adalah panduan buruk untuk likuiditas karena beberapa item saat ini merupakan beban yang ditangguhkan atau kredit yang tidak berdampak pada arus kas masa depan. Aktiva lain seperti persediaan tidak dapat langsung diubah menjadi uang tunai dalam waktu singkat. Juga, karena atribut pengukuran dilaporkan dalam neraca biasanya sesuatu yang lain dari nilai realisasi bersih, tidak mungkin untuk menentukan berapa banyak uang tunai akan dihasilkan dari aset. Sebuah neraca menunjukkan tidak lebih dari peringkat kasar likuiditas. Sebagai akibatnya, neraca di masa kini mengungkapkan sedikit tentang likuiditas dan fleksibilitas. Sebuah SCF, di sisi lain, memberikan wawasan potensi menghasilkan kas operasi. Sistem Akuntansi exit-price diilustrasikan dalam Lampiran 1-A dimaksudkan untuk mengukur fleksibilitas perusahaan dalam hal jumlah uang tunai yang dapat direalisasikan dari likuidasi asset yang tidak dibuat - buat. Namun, bahkan pengukuran

exit -price hanya indikator kasar likuiditas dan fleksibilitas. Meskipun seperti sistem pengukuran mungkin memberikan perkiraan nilai konversi kas sumber daya sebuah perusahaan, itu adalah kecepatan nilai konversi sumber daya sebuah perusahaan, itu adalah kecepatan konversi yang pada akhirnya menentukan baik likuiditas dan fleksibilitas. Bagaimana menggunakan akuntansi exit - price adalah untuk menilai fleksibilitas sebuah perusahaan karena itu dipertanyakan. Selain itu, perusahaan lebih mungkin untuk meningkatkan modal secara bertahap, bukan dengan menjual seluruh asetnya. Dalam situasi normal, perusahaan tidak akan menjual aset produktif untuk menaikkan modal baru yang diperlukan untuk peluang investasi baru. perusahaan A lebih mungkin untuk menggunakan modal baru atau kas menyadari dari aset-aset yang dimiliki untuk dijual, seperti persediaan. Titik keenam dan terakhir menunjukkan bahwa data arus kas berguna untuk memprediksi arus kas masa depan. Masuk akal bahwa data arus kas masa lalu akan berguna untuk memprediksi arus kas masa depan. Namun, tidak jelas apakah arus kas, arus dana, atau pendapatan akuntansi merupakan alat prediksi yang lebih baik arus kas masa depan. Filosofi dikeluarkan pengungkapan. Akan mempertahankan bahwa semua informasi berpotensi berguna harus diungkapkan, selain memegang pertanyaan biaya,. Namun, dalam kasus SCFP, hanya ada biaya minimal dalam menyajikan informasi karena tidak lebih dari satu cara yang berbeda untuk merangkum dan

mengklasifikasikan transaksi akuntansi periode berjalan. Pendahulunya poin diskusi ke penemuan kembali akuntansi kas-basis sebagai suplemen penting untuk laporan keuangan berbasis akrual. Hal ini juga perlu untuk memahami mengapa arus kas menggantikan konsep yang lebih umum aliran dana. Selama musyawarah FASB 'yang mengarah ke SCF, konsensus muncul bahwa dana harus didefinisikan sebagai kas daripada modal kerja bersih terutama karena modal kerja bersih adalah ukuran buruk likuiditas. Tiga alasan untuk hal ini adalah: (1) biaya tangguhan dan kredit termasuk dalam modal kerja bersih tapi memiliki konsekuensi bukan arus kas, (2) konversi aktiva lancar dapat mengambil satu tahun atau lebih lama jika siklus operasi perusahaan melebihi satu tahun, dan ( 3) barang-barang seperti inventarisasi dilakukan berdasarkan biaya dan demikian tidak secara eksplisit mengungkapkan potensi arus kas dari persediaan. Dalam terang ambiguitas ini, arus kas

melaporkan banding karena keterusterangan dan interpretasi literal kas-kas (dengan permintaan maaf untuk gelas bir Gertrude).

Ketentuan Laporan Arus Kas Struktur SGF subklasiikasi penerimaan dan pembayaran kas dalam aktivitas operasi, pembiayaan, dan kegiatan investasi. Hal ini bertentangan dengan kerangka kerja / sumber yang digunakan dari SCFP. Namun, pendekatan klasifikasi tiga-cara yang lebih jelas mensegregasikan arus kas dalam kategori fungsional yang bermakna arus operasi, arus pembiayaan bersih, dan arus investasi bersih. Sebaliknya, dua arah sumber / menggunakan kerangka mekanis berfokus pada hubungan debet-kredit akuntansi dalam arti sempit diilustrasikan dalam Lampiran 12-1 Kas didefinisikan sebagai kas harfiah di tangan atau pada giro, ditambah setara kas. Setara kas adalah investasi yang sangat likuid yang dapat dikonversi untuk mengetahui jumlah kas dan yang telah jatuh tempo jangka pendek (umumnya, akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang). Seperti No.19 APB Opini, SCF mengharuskan semua non-kas (yaitu, tidak ada uang) investasi keuangan dan transaksi yang akan dilaporkan sebagai suplemen untuk SCF, baik dalam jadwal atau dalam format narasi. Sekali lagi, pendekatan ini merupakan termasuk semua-atau semuasumber daya konsep aliran dana pelaporan. Ini mungkin menjamin bahwa semua transaksi debet dan kredit perusahaan tersebut dicatat dan disajikan dalam SCFP merupakan skema alternatif untuk mengklasifikasikan dan melaporkan seluruh transaksi perusahaan itu. Sebuah contoh dari format yang disarankan adalah diilustrasikan dalam Lampiran 12-3. Pada SCF, arus kas dipisahkan menjadi mereka yang berasal dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan pendanaan. Meskipun organisasi ini menyediakan lebih kliasifikasi konsistensi-yang harus mengarah kepada yang lebih besar dibandingkandibandingkan SCFP (lihat catatan kaki 5), ada anggota FASB setuju dengan pernyataan tersebut karena mereka percaya bahwa bunga dan dividen yang diterima timbul dari aktivitas investasi bukannya dari aktivitas operasi , sebagaimana dinyatakan dalam ayat 22 dari standar, dan bahwa bunga yang dibayarkan adalah elemen dari aktivitas pendanaan daripada biaya operasi, seperti disebutkan dalam ayat 23.

Metode Langsung Vs Metode Tidak Langsung Dalam standar dikemukakan bahwa arus kas operasi dapat disajikan dengan metode langsung maupun metode tidak langsung. Metode langsung melaporkan arus kas yang berhubungan dengan klasifikasi laporan laba rugi (pendapatan,hpp,dll). Perbedaannya, metode tidak langsung atau metode rekonsiliasi dimulai dengan pendapatan akrual dan menyesuaikannya dengan item non-kas di dalamnya. Lebih banyak informasi baru dilaporkan dengan metode langsung, dan FASB muncul untuk memperkenalkan ini. Bagaimanapun, semua exposure draft dan eventual accounting standard, FASB mengakui bahwa metode langsung mungkin lebih mahal karena tidak semua perusahan mengatur secara langsung catatan akuntansi sampai menghasilkan data penting. Jika metode langsung digunakan, bagaimanapun, jadwal terpisah harus menyesuaikan arus kas operasi net dengan pendapatan net (seperti di ilustrasikan exhibit 12-4). Dengan kata lain, metode tidak langsung atau metode rekonsiliasi harus digunakan terpisah atau sebagai pendukung metode langsung. Beberapa anggota FASB percaya bahwa mengizinkan penggunaaan metode tidak langsung akan menghalangi user memahami dan akan mengurangi kualitas laporan keuangan.

Exhibit 12-3

Ilustrasi SCF dalam penyesuaian dengan SFAS No. 95 (Metode Langsung) Perusahaan M Laporan Arus Kas Konsolidasi Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2000

Arus Kas dari aktivitas operasi: Penerimaan kas dari pelanggan Pengeluaran kas untuk pemasok dan pegawai Penerimaan deviden dari afiliasi Pendapatan bunga Beban bunga (setelah dikurangi jumlah yang dikapitalisasi) Pembayaran pajak penghasilan Klaim asuransi yang diterima Pembayaran kas untuk hak paten Total kas dari aktivitas operasi Arus kas dari aktivitas investasi Pendapatan dari penjualan fasilitas Penerimaan pembayaran penjualan tanaman Capital expenditure

$13,850 (12,000) 20 55 (220) (325) 15 (30) $1,365

$600 150 (1,000)

Pembayaran pembelian perusahaan S, setelah dikurangi kas yang diperoleh Total kas dari aktivitas investasi Arus kas dari aktivitas pendanaan Pinjaman di bawah garis perjanjian kredit Pembayaran obligasi pokok capital lease Penerimaan dari penerbitan hutang jangka panjang Penerimaan dari penerbitan saham biasa Pembayaran dividen Total kas dari aktivitas pendanaan Jumlah peningkatan kas dan setara kas Kas dan setara kas awal tahun Kas dan setara kas akhir tahun Exhibit 12-4

(925) (1,175)

$300 (125) 400 500 (200) 875 $1,065 600 $1,665

Metode tidak Langsung atau Metode Rekonsiliasi Penyajian Arus Kas dari Aktivitas Operasi Rekonsiliasi pendapatan bersih ke kas bersih yang diakui dalam aktivitas operasi: Pendapatan net $760 Penyesuaian untuk rekonsiliasi pendapatan bersih ke kas bersih yang diakui dalam aktivitas operasi: Depresiasi dan amortisasi $445 Penyisihan kerugian piutang 200 Keuntungan dari penjualan fasilitas (80) Keuntungan yang belum dibagi dari afiliasi (25) Penerimaan pembayaran dari angsuran piutang atas penjualan persediaan 100 Perubahan dalam aset dan kewajiban dari pembelian perusahaan S: Penambahan piutang (215) Penurunan persediaan 205 Penambahan beban dibayar dimuka (25) Penurunan hutang dan biaya yang masih harus dibayar (250) Penambahan bunga dan pajak penghasilan 50 Penambahan pajak tangguhan 150 Penambahan kewajiban lain 50 Total penyesuaian 605 Total kas dari aktivitas operasi $1,365 Supplemental schedule non kas dari aktivitas investasi dan financial: Perusahaan membeli saham perusahaan S sebesar $950. Bersamaan dengan akuisisi, liabilitas yang diambil alih sebagai berikut: Fair value dari aset $1,580 Pembayaran kas untuk saham (950) Kewajiban yang diambil alih $630

Kewajiban capital lease $850 terjadi ketika perusahaan menandatangani sewa untuk peralatan baru. Tambahan saham biasa ditebitkan atas konversi $500 dari hutang jangka panjang. Pengungkapan kebijakan akuntansi: Untuk tujuan dari laporan arus kas, perusahaan menyadari semua instrumen utang yang sangat likuid dibeli dalam waktu tiga bulan atau kurang untuk menjadi setara kas.

Namun, sebagian besar perusahaan Amerika, sekitar 98 persen tahun 1996, menggunakan metode tidak langsung. Jelas itu mungkin terjadi bahwa preparer telah dipengaruhi oleh cost issue dalam istilah preferensi yang sangat kuat untuk metode tidak langsung. Kedua metode menghasilkan jumlah arus kas yang sama untuk operasi. Informasi yang didapatkan dari angka ini sebenarnya berbeda: jumlah arus kas penjualan, HPP, dan sejenisnya versus rekonsiliasi yg menyesuaikan pendapatan akrual ke arus kas analognya. Yang menjadi salah satu masalah adalah biaya berlawanan dengan manfaat informasi. Terdapat jumlah yang terbatas dari penelitian empiris yang mengindikasi metode langsung lebih disukai disbanding metode tidak langsung, khususnya oleh user luar. McEnroe menemukan bahwa 56 persen responden menyukai metode langsung dan lawannya 44 persen menyukai metode tidak langsung dalam penelitian yang melibatkan 282 responden yang terdiri dari analis financial, penasihat keuangan, professor akuntansi, dan akuntan. Exhibit 12-4 juga menunjukkan supplemental schedule non kas dari aktivitas investasi dan financial membutuhkan apakah itu metode langsung maupun tidak langsung adalah transportasi utama untuk memperlihatkan kas dari aktivitas operasi. Masalah Non-artikulasi Ada masalah utama yg baru-baru ini muncul dalam metode tidak langsung. Penelitian yang ekstensif menemukan di mana metode tidak langsung digunakan untuk menentukan arus kas dari operasi, non artikulasi terjadi ketika arus kas timbul dari perubahan akun modal kerja di perusahaan konsolidasi yang tidak sama dengan penyesuaian modal kerja yang tercatat di bagian operasi SCF. Non artikulasi dapat menghalangi pemahaman analis untuk angka pokok di bagian operasi dari SCF karena hal itu muncul untuk membuat SCF menjadi tidak konsisten dengan neraca pokok. Kemudian, perbedaan muncul dengan 75 persen dari situasi yang ditunjukan sampel yang dibuat peneliti.

Satu alasan penting untuk kemunculan non artikulasi ketika akuisisi dari anak perusahaan terjadi selama setahun. Ketika akuisisi dari anak perusahaan timbul, di awal tahun saldo modal kerja perusahaan yang diakuisisi tidak termasuk dalam neraca konsolidasi awal. Dalam rangka untuk mengartikulasi, keseimbangan yang hilang mungkin dapat dimasukkan dalam suatu akun. Selain masalah akuisisi, masalah non artikulasi lainnya muncul ketika transaksi melibatkan akun modal kerja yang tidak mempengaruhi kas. Tipe transaksi ini mempengaruhi perusahaan yang tidak berkonsolidasi seperti yang berkonsolidasi. Sedikit contoh dari transaksi ini: 1. Writeup atau writedown items modal kerja-biasanya persediaan-ketika perusahaan mendapatkannya dengan pembelian; 2. Pengalokasian depresiasi dengan persediaan manufaktur 3. Setiap tipe reklasifikasi dari akun modal kerja antara kategori current dan noncurrrent seperti saat surat hutang operasi yang jatuh tempo diharapkan akan dibiayai (Dengan asumsi perusahaan memiliki kemampuan dan niat untuk membiayai kembali) Situasi ini muncul ketika metode tidak langsung dan mempunyai pengaruh yang kurang baik terhadap kegunaan metode itu. Hasilnya, Bahnson, Miller, dan Budge lebih menyukai metode langsung.

Klasifikasi Masalah SFAS No 95 Selain tiga perbedaan paham oleh anggota FASB, Nurnberg dan Munter telah mengangkat pertanyaan penting tentang struktur SCF dalam SFAS no 95. Sehubungan dengan pembiayaan, operasi, investasi trikotomi, Nurnberg menyatakan bahwa gangguan ini sesuai dengan keputusan investasi dan kredit. Muter mencatat bahwa kerusakan tiga bagian berikut klasifikasi neraca dan pengakuan laba rugi. Di antara masalah klasifikasi tidak SFAS 95, Nurnberg mencatat bahwa bunga dan dividen penerimaan dan pembayaran bunga beroperasi arus masuk dan keluar, masing-masing, tetapi menurut literatur keuangan mereka jelas dilihat sebagai aktivitas investasi dalam situasi dahulu dan aktivitas pembiayaan dalam kasus selanjutnya. Format laporan laba rugi diikuti oleh FASB dalam SFAS no 95 dengan pendapatan bunga dan beban dan pendapatan deviden sebagai usaha item berikut

orientasi eksklusif dimana menampilkan semua elemen sebagai aktivitas investasi (bunga dan pendapatan deviden) atau aktivitas pendanaan (beban bunga) berikut pendekatan teori entitas. Sedangkan FASB mungkin memiliki pilihan yang sulit dalam mengikuti laba akuntansi (teori proprietary) pendekatan atau pergi dengan orientasi keuangan (entity theory), pertimbangan yang lebih praktis mungkin telah

mempengaruhi FASB. lembaga perbankan disukai mengklasifikasikan penerimaan bunga dan pembayaran bunga sebagai operasi item - yang mereka bisa jadi bagi bank untuk menghindari pelaporan arus kas negatif dari operasi. Oleh karena itu menjaga konsistensi dengan laporan laba rugi serta masalah industri perbankan mungkin telah mempengaruhi keputusan FASB untuk split, misalnya, beban bunga (operasi) dan penerimaan dan pembayaran pokok (aktivitas pendanaan). Namun, pemisahan antara bunga dan pendapatan dividen (operasi) dan pembelian saham perusahaan lain (investasi) dan pinjaman atau melunasi pokok (pembiayaan) menyebabkan masalah lebih lanjut. Dalam kasus hutang obligasi atau surat hutang jangka panjang, muncul pertanyaan tentang bagaimana untuk menangani diskonto atau premi yang penyesuaian bunga tetapi bagian dari pokok pinjaman: jumlah positif dalam hal premium atau kekurangan dalam hal dari diskon. Vent, cowlings, dan sevalstad telah menemukan empat cara untuk menghadapi situasi ini dalam laporan tahunan dipublikasikan. Asumsikan pinjaman yang empat tahun $ 10,000 dengan tingkat bunga nominal sebesar 8 persen yang dijual seharga $ 11,000 pada tanggal 31 Desember 2000. Untuk mempermudah, asumsikan amortisasi secara garis lurus dari premi. Beban bunga per tahun akan menjadi $ 550 ($ 800 dikurangi $ 250 dari amortisasi premi). Keempat metode yang ditampilkan dalam pameran 12-5. Metode 1 mudah untuk mengikuti dan mungkin akan menjadi salah satu yang digunakan dengan metode langsung. Perhatikan, bagaimanapun, bahwa jumlah arus operasi tidak sama dengan beban bunga akrual akuntansi karena premi $ 1,000 adalah bagian dari aliran pendanaan pada tahun 2.000. Metode 2 dan 3 mengeluarkan premi dari aliran investasi dan meletakkannya, benar, dalam kategori aliran operasi. Metode 2 mengalokasikan premi untuk operasi pada tahun pembayaran, 2004, sedangkan metode 3 membuat mengalokasinya pada 2000, tahun penerbitan. Metode 4 mengalokasikan premi sepanjang umur obligasi. preferensi kami adalah untuk metode 1 sekalipun tidak ada perjanjian antara akrual dan jumlah arus kas. Metode 4 masuk akal sedikit karena mengalokasikan premi selama empat

tahun sebagai keluar pembiayaan (yang tidak) sehingga memecah arus kas tahunan dari 2001 sampai dengan 2004 menjadi dua segmen $ 800. Sedangkan metode 1 hampir pasti akan digunakan dengan metode langsung, metode 1-3 semua akan mungkin berdasarkan metode tidak langsung. Perhatikan bahwa kita berhadapan dengan contoh lain dari masalah alokasi. Munter mengangkat beberapa isu-isu serupa. Jika pembayaran bunga

dikapitalisasi sesuai dengan SFAS no. 34, maka akan dikeluarkan dari aktivitas operasi dan termasuk dalam aktivitas investasi sebagai bagian dari biaya perolehan aktiva tetap. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah peristiwa harus classifed oleh sifat dasar penerimaan atau pengeluaran (pembayaran bunga) atau atas dasar tujuan akhir dari acara (akuisisi aset). Sebuah divisi serupa muncul dalam transaksi sewa guna usaha dengan perbedaan antara sewa guna usaha dan operasi. Dalam kasus sewa operasi, jumlah seluruh pengeluaran kas yang diklasifikasikan sebagai arus kas keluar yang berasal dari aktivitas operasi. Untuk sewa modal, bagian bunga diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, sedangkan pengurangan Bagian pokok adalah kegiatan pembiayaan. Apakah sifat dasar dari peristiwa atau klasifikasi akhir transaksi harus mengatur di SCFs memang pertanyaan menarik.

Exhibit 12-5 Metode 1 Tahun Arus Operasi

Alokasi premi antara arus kas operasi dan pendanaan Metode 2 Arus Operasi Arus Pendanaan $11.000 $ (800) (800) (800) (800) $1.000 (11.000) Metode 3 Arus Operasi $ 1.000 (800) (800) (800) (800) (10.000) Arus Pendanaan $10.000 (550) (550) (550) (550) (250) (250) (250) (10.000) Metode 4 Arus Operasi Arus Pendanaan $11.000

Arus Pendanaan $11.000

2000 2001 2002 2003 2004 2004 $ (800) (800) (800) (800)

Fleksibilitas Penyajian Fleksibilitas Penyajian muncul dalam SFAS No 104 yang menggantikan SFAS No. 95, Hedging kegiatan dalam SFAS no. 95 dianggap aktivitas investasi. Namun,

SFAS no. 104 memungkinkan lindung nilai (forward kontrak, kontrak berjangka, dan opsi atau swap) jika diidentifikasi dengan item neraca tertentu seperti persediaan (melidungi peningkatan harga persediaan sebagai contoh) harus diklasifikasikan baik dengan item yang di neraca sebagai unsur operasi atau sebagai suatu kegiatan investasi. Nurnberg dan Largay percaya bahwa peningkatan fleksibilitas dalam akuntansi untuk transaksi lindung nilai dalam SFAS No. 104 biasanya akan memimpin untuk perbandingan lebih sedikit tetapi dapat dibenarkan sebagai peningkatan fleksibitas dalam beberapa situasi. SFAS No. 95 dengan demikian disajikan klasifikasi yang ketat oleh sifat dari transaksi lindung nilai sebagai transaksi jenis investasi (gagasan keseragaman rigid), sedangkan SFAS no. 104 juga memungkinkan hubungan dengan akun neraca yang berkaitan lindung nilai.

Analisis Kegunaan Laporan Arus Kas Meskipun memiliki masalah klasifikasi dan non-artikulasi, SCF jelas merupakan laporan yang sangat berguna. Hal ini ditunjukkan dalam contoh yang sangat unik dari penelitian oleh Ingram dan lee di mana mereka menggunakan laporan laba rugi dan SCF secara bersama-sama. Mereka mengemukakan bahwa dari waktu ke waktu pertumbuhan perusahaan akan memiliki pendapatan yang lebih tinggi dan arus kas yang lebih rendah. Hal ini karena perkembangan perusahaan akan meningkatkan persediaan dan piutang sebagai perkembangan. Untuk batas persediaan dan piutang tertentu akan diimbangi oleh peningkatan hutang tetapi efek bersih dari pertumbuhan modal kerja adalah bahwa perubahan pendapatan setiap tahun akan melebihi perubahan arus kas operasi secara aktual dan paling mungkin relatif. Selanjutnya, sebagai perluasan perusahaan, akan ada arus keluar investasi bersih sebagai aktiva tetap yang akan dibeli dan arus kas masuk dari pembiayaan sebagai utang baru dan ekuitas yang melayang/mengambang (floated) dan dividen tersebut, sangat mungkin, dipotong. Untuk perusahaan kontrakan, sebagian besar hubungan akan berjalan secara terbalik: penjualan dan pendapatan menurun namun arus kas operasi biasanya akan meningkat sebagai piutang dan pendapatan yang dikontrak. Selain itu, kas keluar untuk investasi akan menurun. Demikian pula, dalam kategori pendanaan, arus kas keluar akan meningkat karena meningkatnya pembelian kembali saham (treasury stock), meningkatnya pembayaran hutang atau uang pensiun, dan meningkatnya dividen kas.

Perhatikan kesamaan antara hasil Ingram dan lee, dan penggunaan arus kas dan akrual untuk tujuan prediktif dalam bab 8. analisis statistik Ingram dan lee's, yang melibatkan hampir 1000 perusahaan selama periode 1974-1992, didukung sebagian besar analisis deduktif mereka. Analisis mereka juga menemukan bahwa perluasan perusahaan, menunjukkan karakteristik di sini, akan menjadikan leverage lebih tinggi dari perusahaan kontrakan. Kompleksitas Arus Kas Sementara SCF kurang manipuble dibanding pendapatan, masalah muncul dengan itu. Karena arus kas dari operasi dianggap menjadi bagian paling penting dari SCF, aktivitas cukup dikhususkan untuk meningkatkan arus kas dari operasi ketika pada saat yang sama juga mengurangi arus kas masuk dari investasi atau peningkatan arus kas keluar dari investasi. Efek keseluruhan terhadap kas tidak berubah, tapi penataan kembali ini, tidak diragukan lagi, dilihat baik oleh pengguna. Contoh dari masalah ini melibatkan Tyco International, penjual sistem alarm keamanan rumah. Pelanggan membayar sekitar $ 30 per bulan untuk layanan ini dan kontrak seringkali melampaui satu tahun. Tyco menjual layanan ini sendiri serta membeli kontrak layanan dari dealer lainnya. Sekarang terlihat bahwa pengeluaran kas oleh Tyco untuk mengembangkan penjualan alarm keamanan rumah versus uang yang dibelanjakan oleh Tyco untuk mendapatkan kontrak layanan dari perusahaan lainnya seharusnya diperlakukan sama: (1) arus kas keluar dari operasi untuk bagian yang digunakan untuk penjualan alarm keamanan rumah diakui dalam laba rugi tahun berjalan dan (2) arus kas keluar untuk investasi untuk porsi yang timbul untuk pendapatan diakui pada periode mendatang. perlakuan serupa dari kontrak yang dibeli dan kontrak yang dijual langsung oleh Tyco akan menjadi contoh layak dari keseragaman rigid. Namun, ternyata Tyco memperlakukan situasi arus kas yang sama ini dengan fleksibel. Kontrak dealer yang dibeli oleh Tyco diperlakukan sebagai "akuisisi" dan arus kas ini diakui pada SCF sebagai arus kas keluar dari sistem alarm keamanan rumah internal. inkonsistensi klasifikasi jenis ini pada SCF bukan tidak biasa.

Penelitian Arus Kas dan Dana Dua periode bertahan membela pelaporan arus kas, Lawson dan lee, berpendapat bahwa laporan arus kas diperlukan untuk melaporkan kinerja perusahaan. Artinya, likuiditas (aliran kas) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kinerja perusahaan. Lee menambahkan, bahkan lebih kuat,: "... arus kas dan bukan laba adalah hasil akhir dari aktivitas entitas. Laba adalah sebuah abstraksi; kas adalah sumber daya fisik "Meskipun ada beberapa ambiguitas tentang apakah laporan arus kas lebih unggul atas laporan akrual atau hanya merupakan suplemen penting bagi mereka, Lawson dan Lee telah membuat kasus yang kuat. Sebagaimana dibahas dalam Bab 8, model penaksiran arus kas dari literatur ekonomi keuangan sekarang memiliki sebuah point sama: arus kas perusahaan adalah penentu utama nilai perusahaan, bukan pendapatan akuntansi akrual. Namun, ada juga perkembangan dari bukti-bukti penelitian pasar modal dimana akuntansi akrual lebih informatif kecuali arus kas literal terhadap harga sekuritas perusahaan. Salah satu interpretasi dari tubuh penelitian ini adalah bahwa diantara kedua arus kas dan akrual akan lebih berguna bersama-sama dari pada salah satu saja, yaitu, keduanya berguna dalam mengevaluasi kinerja dan prospek perusahaan. Dari perspektif ini, saat itu, SCF bersifat komplementer untuk laporan akrual, dan dekomposisi data akrual dalam arus kas dan komponen akrual menyediakan informasi baru. Akhirnya, sejumlah survei investor dan analis telah secara konsisten menunjukkan bahwa data arus kas (dana) digunakan untuk analisis investasi tetapi analisis profitabilitas konvensional berdasarkan data akrual mendominasi fokus likuiditas arus kas atau dana. Namun, banyak survei saat ini yang ditugaskan oleh Yayasan Akuntansi Keuangan menemukan bahwa data aliran dana meningkatkan kepentingan ketika data akrual menurunkan kepentingan. Analisis empiris menunjukkan pentingnya isi informasi dari kedua laba akuntansi akrual dan arus kas yang telah dibahas dalam bab 8 . Penelitian terbaru menunjukkan bahwa arus kas dari operasi memiliki kekuatan explanatory incremental yang signifikan untuk pengembalian sekuritas bahkan setelah pengendalian untuk jumlah laba akuntansi. Semua ini menunjukkan bahwa arus kas memainkan peran sekunder namun penting dan mungkin meningkatkan dalam menilai kinerja dan prospek perusahaan secara keseluruhan.