Dx Komunitas PoA Mei 2012 Kel. Pagentan Singosari (No-ta-jo-we)
Click here to load reader
-
Upload
vijay-kumar -
Category
Documents
-
view
213 -
download
7
Transcript of Dx Komunitas PoA Mei 2012 Kel. Pagentan Singosari (No-ta-jo-we)
PLANNING OF ACTION
DIAGNOSIS KOMUNITAS KELURAHAN PAGENTAN
KECAMATAN SINGOSARI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS SINGOSARI
Oleh :
KELOMPOK PUSKESMAS SINGOSARI
Devina Nugroho 0610710029
Irma Selekta Vera 0610710067
Johan Setiawan 0610710070
William Wahyudin 0610710138
PUSKESMAS SINGOSARI KABUPATEN MALANG
LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
0
BAB 1
PENDAHULUAN
Diagnosis komunitas merupakan suatu pendekatan epidemiologi
dalam menyusun dan melaksanakan program kesehatan di masyarakat.
Diagnosis komunitas dijalankan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesakitan
masyarakat terhadap suatu penyakit tertentu dan faktor yang ikut mempengaruhi
serta ikut berperan dalam menularkan penyakit kepada masyarakat dan tindakan
apa yang harus dilakukan agar penyakit tersebut tidak menyebar luas menjadi
epidemis.
Makanya, dalam pelaksanaan kegiatan di puskesmas, sangat penting
melakukan diagnosis komunitas dengan cara mengidentifikasi faktor resiko dan
sumber dari suatu masalah kesehatan pada suatu komunitas serta menentukan
prioritas pada masalah kesehatan.
Penetapan prioritas masalah merupakan bagian penting dalam
proses pemecahan masalah karena terbatasnya sumber daya yang tersedia dan
karena adanya hubungan antara satu masalah dengan masalah lainnya. Pada
pengerjaan modul ini digunakan metode PEARL factor (kuantitatif) terhadap
daftar pemecahan masalah yang ada dengan dipilih skor yang paling tinggi
sebagai pemecahan masalah.
Penyusunan Plan of Action idealnya didasarkan pada kajian
diagnosis komunitas dari data primer maupun sekunder yang telah disusun.
Harapannya adalah program dan kegiatan yang dilakukan dapat tepat sasaran
dan dapat sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Kesesuaian data primer dan data sekunder menunjukkan bahwa
kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan kesehatan dicerminkan oleh
pengunjung puskesmas. Sebaliknya apabila terdapat ketidaksesuaian antara
data primer dan data sekunder maka kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan
kesehatan tidak dapat direpresentasikan oleh pengunjung puskesmas.
Pada tugas ini kami memilih Kelurahan Pagentan Kecamatan
Singosari. Menurut data sekunder yang diperoleh pada periode Januari 2011-
Desember 2011 yang menjadi permasalahan komunitas kelurahan tersebut
masih tetap berupa penyakit infeksi. Dari penyakit infeksi ini, yang menjadi
perhatian untuk dibahas adalah tingginya ISPA yaitu sebanyak 1387 kasus
1
dalam periode tahun tersebut. ISPA dipengaruhi oleh banyak sekali faktor resiko.
Pencegahan terjadinya ISPA merupakan suatu langkah penting untuk
menurunkan angka morbiditas dan mortalitas masyarakat. Oleh karena itu kami
ingin mengetahui mengenai faktor risiko dan sumber daya yang ada di Kelurahan
Pagentan Singosari sehingga dapat disusun suatu rencana intervensi untuk
menyelesaikan masalah tersebut dan dapat dilakukan evaluasi hasil intervensi
bila programnya telah dilaksanakan.
2
BAB 2
ANALISIS DATA
2.1 Faktor Resiko
Dari hasil diagnosis komunitas didapatkan beberapa hal yang
mempengaruhi tingginya angka kejadian ISPA di Kelurahan Pagentan. Hal-hal
tersebut antara lain:
Kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dari masyarakat. Hal
ini dibuktikan dengan rendahnya kesadaran warga untuk menjaga
kebersihan lingkungannya.
Higiene dan sanitasi lingkungan yang buruk yang ditandai dengan
jarangnya mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Begitu juga
setelah batuk dan membersihkan hidung dan mulut.
Masyarakat memiliki tingkat pengetahuan yang rendah mengenai
kesehatan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya anggapan di masyarakat
bahwa ISPA adalah penyakit yang biasa dan ringan sehingga masyarakat
kurang menganggap serius pencegahan dari ISPA.
Rendahnya tingkat pendidikan sebagian besar warga. Sebagian besar
warga desa ini adalah tamatan SD dan tamatan SMP sehingga seringkali
terjadi kesulitan dalam pemberian informasi dan edukasi di bidang
kesehatan. Seringkali program atau kegiatan kesehatan yang dilakukan
tidak memperoleh umpan balik dari masyarakat.
Jarang sekali ada acara rutin untuk kerja bakti dalam membersihkan
lingkungan sekitar rumah di Kelurahan Pagentan dan rendahnya
partisipasi dan inisiatif masyarakat untuk melakukan kerja bakti
membersihkan lingkungan sekitar rumah.
Faktor perubahan cuaca dari kemarau ke penghujan maupun sebaliknya.
2.2 Intervensi Faktor Resiko
Dari beberapa faktor tersebut, faktor resiko yang memungkinkan untuk
diintervensi dari sudut pandang kesehatan adalah kurangnya perilaku hidup
bersih dan sehat dari masyarakat, higiene dan sanitasi lingkungan yang buruk,
serta kurangnya pengetahuan di bidang kesehatan.
3
Dari faktor-fator risiko tersebut terdapat beberapa alternatif pemecahan
masalah antara lain:
Perilaku hidup bersih dan sehat yang kurang
Pemecahan masalah :
- Penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam
rumah seperti tidak merokok di dalam rumah.
- Penyuluhan tentang pencegahan, penularan, dan
komplikasi ISPA.
- Pembagian masker untuk setiap penderita ISPA.
- Pengadaan MCK yang memadai.
- Progam PMT yang dilakukan di posyandu untuk
meningkatkan status gizi masyarakat agar tidak mudah
terserang ISPA.
Higienitas dan sanitasi lingkungan yang buruk
- Penyuluhan tentang higienitas dan sanitasi lingkungan
dengan indikator ventilasi rumah, sistem pencahayaan,
dan lantai rumah.
- Pengadaan gerakan bersih desa setiap bulan.
- Penyediaan tempat khusus untuk pembuangan sampah.
seperti penyediaan tong sampah di depan rumah.
Kurangnya pengetahuan di bidang kesehatan
- Memberikan penyuluhan tentang kesehatan yang
disesuaikan dengan jadwal kegiatan masyarakat misalnya
saat acara posyandu remaja, PKK, pengajian, dan lain-
lain.
- Penyuluhan mengenai pemberian ASI eksklusif, imunisasi
dasar lengkap, dan tentang mekanan bergizi beserta
contoh-contohnya.
- Pembagian leaflet tentang kesehatan.
- Menempelkan poster-poster kesehatan di tempat-tempat
umum yang sering dikunjungi masyarakat seperti
poskamling, balai desa, tempat pengajian, dan lain-lain.
Tidak adanya agenda rutin tentang pengadaan kerja bakti di
Kelurahan Pagentan
4
- Merencanakan dan mengagendakan program kerja bakti
membersihkan lingkungan di Kelurahan Pagentan tiap
bulan secara rutin.
Rendahnya partisipasi dan inisiatif masyarakat untuk melakukan
kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar rumah.
- Memberikan balas jasa berupa penyediaan makanan
setelah acara kerja bakti dilakukan.
- Memberikan pengumuman secara tertulis seperti lewat
surat atau leaflet tentang jadwal diadakannya kerja bakti.
2.3 Pemecahan Masalah
2.3.1 Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang digunakan adalah sistem
skoring berdasarkan PEARL, yakni berbagai pertimbangan dalam
kemungkinan pemecahan masalah. Skor 0 = tidak dan 1 = ya
P = Propriateness yaitu kesesuaian masalah dengan prioritas
berbagai
kebijaksanaan/program/kegiatan instansi/organisasi terkait.
E = Economic feasibility yaitu kelayakan dari segi pembiayaan.
A = Acceptability yaitu situasi penerimaan masyarakat dan
instansi terkait/instansi lainnya.
R = Resource availability yaitu ketersediaan sumber daya untuk
memecahkan masalah (tenaga, sarana/peralatan, waktu)
L = Legality yaitu dukungan aspek hukum/perundangan-
undangan / peraturan terkait seperti peraturan
pemerintah/juklak/juknis/protap.
5
2.3.2 Proses Pemecahan Masalah
Dilakukan dengan metode PEARL. Skor ya= 1, tidak = 0.
Daftar Pemecahan
MasalahP E A R L Total Skor
Penyuluhan mengenai PHBS
1 1 1 1 1 5
Pengadaan MCK
1 0 1 0 1 3
Pemberian masker
1 1 0 1 1 4
Program PMT 1 1 1 0 1 4
Penyuluhan mengenai sanitasi dan hiegenitas
1 1 1 1 1 5
Membersihkan desa/kerja bakti
1 1 0 0 1 3
Penyuluhan kesehatan
1 1 1 1 1 5
Pemberian leaflet
1 1 1 0 1 4
Menempelkan poster
1 1 1 0 1 4
Edukasi mengenai tindakan pengobatan
1 1 1 1 1 5
Dari hasil skoring, daftar pemecahan masalah yang tertinggi adalah
penyuluhan mengenai PHBS, penyuluhan mengenai sanitasi dan higienitas,
penyuluhan kesehatan dan pemberian edukasi tindakan pengobatan dengan
6
skornya masing-masing lima. Berdasarkan skor PEARL ini, planning of action
untuk mencegah terjadinya ISPA adalah dengan melakukan penyuluhan yang
meliputi PHBS, higienitas dan sanitasi lingkungan, penyuluhan tentang
kesehatan dan edukasi mengenai tindakan pengobatan ISPA.
Pemecahan masalah yang bersifat:
pencegahan primer :
- penyuluhan mengenai PHBS,
- penyuluhan mengenai sanitasi dan higienitas,
- penyuluhan kesehatan.
pencegahan sekunder :
- pemberian edukasi mengenai tindakan pengobatan ISPA.
2.4 Program di Puskesmas
Program-program di puskesmas yang akan dilibatkan dalam pemecahan
masalah tersebut adalah :
No Pemecahan MasalahProgram
Puskesmas
1. Penyuluhan tentang pentingnya pencegahan ISPA, penularan ISPA dan komplikasinya dengan PHBS
Promkes
2. Pengadaan MCK yang memadai PHBS
3. Membagikan masker untuk setiap pasien yang mederita ISPA
BP/KIA
4. Progam PMT yang dilakukan di posyandu untuk meningkatkan status gizi masyarakat agar tidak mudah terserang ISPA
Gizi & Posyandu
5. Penyuluhan tentang higienitas dan sanitasi lingkungan
Promkes
6. Menggerakkan penduduk untuk mengadakan gerakan bersih desa setiap bulan
Promkes
7. Memberikan penyuluhan tentang kesehatan sesuai dengan jadwal kegiatan masyarakat
Promkes & Posyandu
7
misalnya saat pengajian, arisan dan lain-lain. Mengenai pemberian ASI eksklusif, imunisasi dasar lengkap, dan tentang mekanan bergizi beserta contoh-contohnya
8. Pemberian leaflet tentang kesehatan saat ibu-ibu mengantarkan balitanya ke posyandu
Promkes
9. Menempelkan poster-poster kesehatan di tempat-tempat umum yang sering dikunjungi masyarakat seperti poskamling, balai desa dan lain-lain
Promkes
8
2.5 Planning of Action
PLANNING OF ACTION
Strategi intervensi
Tujuan MetodeTempat dan
WaktuSasaran
Peran dan tanggung
jawabSumber daya
Monitoring dan Evaluasi
Penyuluhan tentang pentingnya pencegahan ISPA, penularan ISPA dan komplikasinya dengan PHBS
- Menyadarkan masyarakat betapa pentingnya pencegahan ISPA
- Supaya masyarakat paham bagaimana ISPA menular sehingga bisa dilakukan
- Penyusunan materi tentang pentingnya pencegahan ISPA, penularan dan komplikasinya--Pengadaan materi
- Penyuluhan materi oleh tenaga kesehatan dan
Balai Desa, Posyandu, Puskesmas
- Masyarakat Kelurahan Pagentan
Nakes: Memberikan pengarahan kepada masyarakat Kelurahan Pagentan tentang pentingnya pencegahan, penularan dan penanganan awal yang harus dilakukan bila
Nakes dan kader kesehatan
Indikator Input Persentase
materi yang telah disampaikan
Indikator Proses Persentase
penyuluhan yang sesuai jadwal
Indikator Output Jumlah peserta
sasaran yang hadir
Jumlah
9
langkah-langkah mencegah penularan ISPA pada orang lain
- Agar masyarakat mengetahui ISPA dapat mengancam jiwa terutama pada anak yang tidak ditangani dengan benar
kader kesehatan kepada masyarakat
- Pemberian pamflet dan brosur mengenai pentingnya pencegahan, dan penularan ISPA
menderita ISPA
Kader kesehatan:
Membantu menyampaikan kepentingan pencegahan penularan ISPA
pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat Kelurahan Pagentan selama penyuluhan berlangsung
Indikator Outcome- Target
penurunan angka kejadian ISPA yang tercapai pada 5 tahun ke depan
Indikator Feedback- Segala macam
bentuk saran dan pendapat masyarakat Kelurahan Pagentan tentang materi yang telah disampaikan
10
Penyuluhan tentang pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan imunisasi dasar lengkap
- Agar masyarakat terutama ibu-ibu hamil dan yang memiliki balita sadar akan penting-nya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan imunisasi dasar lengkap untuk anaknya
- Agar ibu membawa anaknya secara rutin ke posyandu untuk diimunisasi sesuai jadwal imunisasinya.
- Pendataan masyarakat yang akan diberi penyuluhan
- Penyusunan materi tentang pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan imunisasi dasar lengkap
- Pengadaan materi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan imunisasi dasar lengkap
- Penyuluhan materi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan
Penyuluhan di Posyandu, Puskesmas
Masyarakat Kelurahan Pagentan terutama ibu-ibu hamil dan yang memiliki balita yang datang ke posyandu dan yang berobat ke puskesmas
Nakes: Memberikan pengarahan kepada masyarakat tentang pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan imunisasi dasar lengkap
Kader kesehatan: Ikut membantu sosialisasi mengenai pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan imunisasi dasar lengkap
Nakes dan kader kesehatan
Indikator Input- Persentase
materi yang telah disampaikan
Indikator Proses Persentase
penyuluhan yang sesuai jadwal
Indikator Output Jumlah peserta
sasaran yang hadir
Jumlah pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat Kelurahan Pagentan selama penyuluhan berlangsung
Indikator Outcome- Target
11
imunisasi dasar lengkap kepada masyarakat
- Pemberian pamflet dan brosur mengenai pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan imunisasi dasar lengkap
penurunan angka kejadian ISPA khususnya pada balita dalam 5 tahun ke depan yang tercapai
Indikator Feedback- Segala macam
bentuk saran dan pendapat masyarakat Kelurahan Pagentan tentang materi yang telah disampaikan
Penyuluhan tentang makanan bergizi, teknik pengolahan makanan yang bersih, sehat, murah, bergizi
- Menyadarkan masyarakat akan pentingnya makan makanan yang bergizi
- Pendataan masyarakat yang akan diberi penyuluhan
- Penyusunan materi contoh
Puskesmas, Posyandu, balai desa, arisan PKK
- Ibu-ibu peserta posyandu
- Peserta posyandu lansia
Nakes: Memberikan pengarahan kepada masyarakat tentang makanan bergizi
Nakes dan kader kesehatan
Indikator Input Jumlah ahli gizi,
bidan KIA dan kader yang terlibat
Jumlah posyandu dan arisan PKK yang melaksanakan
12
dan contoh-contoh makanan bergizi
- Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang contoh makan makanan yang bergizi dan murah
- Masyarakat merubah jenis makanan yang bergizi tetapi terjangkau (murah)
makan makanan yang bergizi dan murah serta pentingnya makan makanan yang bergizi
- Pemberian demo pengolahan makanan yang bersih, sehat murah, dan bergizi
- Pemberian pamflet, poster dan brosur mengenai makan makanan yang bergizi
- Warga yang berobat di puskesmas
Kader kesehatan: Ikut membantu sosialisasi mengenai makanan bergizi
pelatihan Persentase
materi yang telah disampaikan
Jumlah form penilaian
Persentase alat peraga yang sudah tersedia
Presentase demo pengolahan makanan yang bersih, sehat murah, dan bergizi
Indikator Proses Persentase
pelatihan yang sesuai jadwal
Indikator Output Jumlah sasaran
yang hadir
Indikator
13
Outcome- Target
penurunan angka kejadian ISPA pada 5 tahun ke depan yang tercapai
Indikator Feedback- Jumlah form
kesan dan pesan yang dikembalikan
Penyuluhan tentang Perilaku hidup bersih dan sehat dalam rumah seperti tidak merokok, tidak merokok dalam rumah, tidak merokok di depan anggota keluarga
- Menyadarkan masyarakat akan bahaya merokok dan efek jangka panjangnya terhadap tubuh dan lingkungan sekitar
- Pendataan masyarakat yang akan diberi penyuluhan
- Penyusunan materi bahaya merokok bagi tubuh dan lingkungan sekitar
- Pemberian
Puskesmas, posyandu, balai desa,karang taruna, pengajian, masjid/musholla
Bapak-bapak pengajian, karangtaruna, posyandu remaja
Nakes: memberikan pengarahan kepada masyarakat Kelurahan Pagentan tentang bahaya merokok
Kader kesehatan:
Nakes dan kader kesehatan
Indikator Input- Jumlah peserta
yang hadir - Persentase
materi yang telah disampaikan
Indikator Proses Persentase
penyuluhan yang sesuai jadwal
14
terutama istri, anak atau bayi
pamflet dan brosur mengenai bahaya merokok
- Pengadaan pretest dan posttest
Ikut membantu sosialisasi mengenai bahaya merokok bagi kesehatan
Indikator Output Jumlah
pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat Kelurahan Pagentan selama penyuluhan berlangsung
Nilai post-test meningkat
Indikator Outcome- Target
penurunan jumlah perokok
- Penurunan angka kejadian ISPA
Indikator Feedback- Saran dan
pendapat masyarakat
15
Kelurahan Pagentan tentang materi yang telah disampaikan
Penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat dengan indikator ventilasi rumah, dan lantai rumah
- Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya rumah sehat dan syarat-syarat rumah sehat
- Memberikan pengetahuan tentang luas ventilasi minimal dalam setiap rumah
- Penyuluhan tentang 10 indikator rumah
- Pendataan masyarakat yang akan diberi penyuluhan
- Penyusunan materi PHBS dan Rumah sehat
- Pemberian pamflet dan brosur mengenai PHBS dan rumah sehat
Posyandu, balai desa, puskesmas
Kepala keluarga, perangkat desa
Nakes: memberikan pengarahan kepada masyarakat tentang PHBS dan rumah sehat
Kader kesehatan: Ikut membantu sosialisasi mengenai PHBS
Nakes dan kader kesehatan kerjasama dengan KESLING desa dan puskesmas
Indikator Input- Jumlah peserta
yang hadir - Persentase
materi yang telah disampaikan
Indikator proses: Persentase
penyuluhan yang sesuai jadwal
Indikator output Jumlah
pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat Kelurahan Pagentan selama
16
sehat penyuluhan berlangsung
Nilai post-test meningkat
Indikator Outcome- Pengingkatan
presentase rumah sehat dan perilaku hidup bersih sehat
- Penurunan angka kejadian ISPA
Indikator Feedback Saran dan
pendapat masyarakat Kelurahan Pagentan tentang materi yang telah disampaikan
17
18
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Faktor resiko yang paling banyak di Kelurahan Pagentan adalah:
Kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dari masyarakat.
Higiene dan sanitasi lingkungan yang buruk.
Rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan
Rendahnya tingkat pendidikan sebagian besar warga.
Tidak adanya acara rutin untuk kerja bakti dalam membersihkan lingkungan sekitar
rumah di Kelurahan Pagentan.
Rendahnya partisipasi dan inisiatif masyarakat untuk melakukan kerja bakti
membersihkan lingkungan sekitar rumah.
Faktor perubahan cuaca dari kemarau ke penghujan maupun sebaliknya.
Dari hasil skoring PEARL, daftar pemecahan masalah yang tertinggi adalah penyuluhan
mengenai PHBS, penyuluhan mengenai sanitasi dan higienitas, penyuluhan kesehatan dan
pemberian edukasi tindakan pengobatan dengan skor 5. Berdasarkan skor ini, planning of
action untuk mencegah terjadinya ISPA adalah dengan melakukan penyuluhan yang
meliputi PHBS, higienitas dan sanitasi lingkungan, memberikan penyuluhan tentang
kesehatan sesuai dengan jadwal kegiatan masyarakat misalnya saat pengajian, arisan dan
lain-lain, dan memberi penyuluhan edukasi mengenai tindakan pengobatan ISPA.
3.2 Saran
Perlu diadakan kerjasama antara Puskesmas Singosari dan Dinas Kesehatan
dengan Kelurahan Pagentan dalam hal penyediaan sarana dan prasarana MCK.
Membentuk dan membina kader-kader kesehatan yang baru dalam hal pola hidup
bersih dan sehat.
Perlu musyawarah dan kerjasama antara aparat desa dan penduduk desa dalam hal
kerja bakti dan penyediaan tempat pembuangan sampah sementara.
Perlunya peningkatan screening, pencatatan serta pemantauan gizi dan berat badan
terhadap balita yang kurang gizi dan yang dibawah garis merah.
19