Dx Komunitas PoA Mei 2012 Kel. Pagentan Singosari (No-ta-jo-we)

28

Click here to load reader

Transcript of Dx Komunitas PoA Mei 2012 Kel. Pagentan Singosari (No-ta-jo-we)

Page 1: Dx Komunitas PoA Mei 2012 Kel. Pagentan Singosari (No-ta-jo-we)

PLANNING OF ACTION

DIAGNOSIS KOMUNITAS KELURAHAN PAGENTAN

KECAMATAN SINGOSARI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS SINGOSARI

Oleh :

KELOMPOK PUSKESMAS SINGOSARI

Devina Nugroho 0610710029

Irma Selekta Vera 0610710067

Johan Setiawan 0610710070

William Wahyudin 0610710138

PUSKESMAS SINGOSARI KABUPATEN MALANG

LABORATORIUM ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

0

Page 2: Dx Komunitas PoA Mei 2012 Kel. Pagentan Singosari (No-ta-jo-we)

BAB 1

PENDAHULUAN

Diagnosis komunitas merupakan suatu pendekatan epidemiologi

dalam menyusun dan melaksanakan program kesehatan di masyarakat.

Diagnosis komunitas dijalankan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kesakitan

masyarakat terhadap suatu penyakit tertentu dan faktor yang ikut mempengaruhi

serta ikut berperan dalam menularkan penyakit kepada masyarakat dan tindakan

apa yang harus dilakukan agar penyakit tersebut tidak menyebar luas menjadi

epidemis.

Makanya, dalam pelaksanaan kegiatan di puskesmas, sangat penting

melakukan diagnosis komunitas dengan cara mengidentifikasi faktor resiko dan

sumber dari suatu masalah kesehatan pada suatu komunitas serta menentukan

prioritas pada masalah kesehatan.

Penetapan prioritas masalah merupakan bagian penting dalam

proses pemecahan masalah karena terbatasnya sumber daya yang tersedia dan

karena adanya hubungan antara satu masalah dengan masalah lainnya. Pada

pengerjaan modul ini digunakan metode PEARL factor (kuantitatif) terhadap

daftar pemecahan masalah yang ada dengan dipilih skor yang paling tinggi

sebagai pemecahan masalah.

Penyusunan Plan of Action idealnya didasarkan pada kajian

diagnosis komunitas dari data primer maupun sekunder yang telah disusun.

Harapannya adalah program dan kegiatan yang dilakukan dapat tepat sasaran

dan dapat sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Kesesuaian data primer dan data sekunder menunjukkan bahwa

kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan kesehatan dicerminkan oleh

pengunjung puskesmas. Sebaliknya apabila terdapat ketidaksesuaian antara

data primer dan data sekunder maka kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan

kesehatan tidak dapat direpresentasikan oleh pengunjung puskesmas.

Pada tugas ini kami memilih Kelurahan Pagentan Kecamatan

Singosari. Menurut data sekunder yang diperoleh pada periode Januari 2011-

Desember 2011 yang menjadi permasalahan komunitas kelurahan tersebut

masih tetap berupa penyakit infeksi. Dari penyakit infeksi ini, yang menjadi

perhatian untuk dibahas adalah tingginya ISPA yaitu sebanyak 1387 kasus

1

Page 3: Dx Komunitas PoA Mei 2012 Kel. Pagentan Singosari (No-ta-jo-we)

dalam periode tahun tersebut. ISPA dipengaruhi oleh banyak sekali faktor resiko.

Pencegahan terjadinya ISPA merupakan suatu langkah penting untuk

menurunkan angka morbiditas dan mortalitas masyarakat. Oleh karena itu kami

ingin mengetahui mengenai faktor risiko dan sumber daya yang ada di Kelurahan

Pagentan Singosari sehingga dapat disusun suatu rencana intervensi untuk

menyelesaikan masalah tersebut dan dapat dilakukan evaluasi hasil intervensi

bila programnya telah dilaksanakan.

2

Page 4: Dx Komunitas PoA Mei 2012 Kel. Pagentan Singosari (No-ta-jo-we)

BAB 2

ANALISIS DATA

2.1 Faktor Resiko

Dari hasil diagnosis komunitas didapatkan beberapa hal yang

mempengaruhi tingginya angka kejadian ISPA di Kelurahan Pagentan. Hal-hal

tersebut antara lain:

Kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dari masyarakat. Hal

ini dibuktikan dengan rendahnya kesadaran warga untuk menjaga

kebersihan lingkungannya.

Higiene dan sanitasi lingkungan yang buruk yang ditandai dengan

jarangnya mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Begitu juga

setelah batuk dan membersihkan hidung dan mulut.

Masyarakat memiliki tingkat pengetahuan yang rendah mengenai

kesehatan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya anggapan di masyarakat

bahwa ISPA adalah penyakit yang biasa dan ringan sehingga masyarakat

kurang menganggap serius pencegahan dari ISPA.

Rendahnya tingkat pendidikan sebagian besar warga. Sebagian besar

warga desa ini adalah tamatan SD dan tamatan SMP sehingga seringkali

terjadi kesulitan dalam pemberian informasi dan edukasi di bidang

kesehatan. Seringkali program atau kegiatan kesehatan yang dilakukan

tidak memperoleh umpan balik dari masyarakat.

Jarang sekali ada acara rutin untuk kerja bakti dalam membersihkan

lingkungan sekitar rumah di Kelurahan Pagentan dan rendahnya

partisipasi dan inisiatif masyarakat untuk melakukan kerja bakti

membersihkan lingkungan sekitar rumah.

Faktor perubahan cuaca dari kemarau ke penghujan maupun sebaliknya.

2.2 Intervensi Faktor Resiko

Dari beberapa faktor tersebut, faktor resiko yang memungkinkan untuk

diintervensi dari sudut pandang kesehatan adalah kurangnya perilaku hidup

bersih dan sehat dari masyarakat, higiene dan sanitasi lingkungan yang buruk,

serta kurangnya pengetahuan di bidang kesehatan.

3

Page 5: Dx Komunitas PoA Mei 2012 Kel. Pagentan Singosari (No-ta-jo-we)

Dari faktor-fator risiko tersebut terdapat beberapa alternatif pemecahan

masalah antara lain:

Perilaku hidup bersih dan sehat yang kurang

Pemecahan masalah :

- Penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam

rumah seperti tidak merokok di dalam rumah.

- Penyuluhan tentang pencegahan, penularan, dan

komplikasi ISPA.

- Pembagian masker untuk setiap penderita ISPA.

- Pengadaan MCK yang memadai.

- Progam PMT yang dilakukan di posyandu untuk

meningkatkan status gizi masyarakat agar tidak mudah

terserang ISPA.

Higienitas dan sanitasi lingkungan yang buruk

- Penyuluhan tentang higienitas dan sanitasi lingkungan

dengan indikator ventilasi rumah, sistem pencahayaan,

dan lantai rumah.

- Pengadaan gerakan bersih desa setiap bulan.

- Penyediaan tempat khusus untuk pembuangan sampah.

seperti penyediaan tong sampah di depan rumah.

Kurangnya pengetahuan di bidang kesehatan

- Memberikan penyuluhan tentang kesehatan yang

disesuaikan dengan jadwal kegiatan masyarakat misalnya

saat acara posyandu remaja, PKK, pengajian, dan lain-

lain.

- Penyuluhan mengenai pemberian ASI eksklusif, imunisasi

dasar lengkap, dan tentang mekanan bergizi beserta

contoh-contohnya.

- Pembagian leaflet tentang kesehatan.

- Menempelkan poster-poster kesehatan di tempat-tempat

umum yang sering dikunjungi masyarakat seperti

poskamling, balai desa, tempat pengajian, dan lain-lain.

Tidak adanya agenda rutin tentang pengadaan kerja bakti di

Kelurahan Pagentan

4

Page 6: Dx Komunitas PoA Mei 2012 Kel. Pagentan Singosari (No-ta-jo-we)

- Merencanakan dan mengagendakan program kerja bakti

membersihkan lingkungan di Kelurahan Pagentan tiap

bulan secara rutin.

Rendahnya partisipasi dan inisiatif masyarakat untuk melakukan

kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar rumah.

- Memberikan balas jasa berupa penyediaan makanan

setelah acara kerja bakti dilakukan.

- Memberikan pengumuman secara tertulis seperti lewat

surat atau leaflet tentang jadwal diadakannya kerja bakti.

2.3 Pemecahan Masalah

2.3.1 Metode Pemecahan Masalah

Metode pemecahan masalah yang digunakan adalah sistem

skoring berdasarkan PEARL, yakni berbagai pertimbangan dalam

kemungkinan pemecahan masalah. Skor 0 = tidak dan 1 = ya

P = Propriateness yaitu kesesuaian masalah dengan prioritas

berbagai

kebijaksanaan/program/kegiatan instansi/organisasi terkait.

E = Economic feasibility yaitu kelayakan dari segi pembiayaan.

A = Acceptability yaitu situasi penerimaan masyarakat dan

instansi terkait/instansi lainnya.

R = Resource availability yaitu ketersediaan sumber daya untuk

memecahkan masalah (tenaga, sarana/peralatan, waktu)

L = Legality yaitu dukungan aspek hukum/perundangan-

undangan / peraturan terkait seperti peraturan

pemerintah/juklak/juknis/protap.

5

Page 7: Dx Komunitas PoA Mei 2012 Kel. Pagentan Singosari (No-ta-jo-we)

2.3.2 Proses Pemecahan Masalah

Dilakukan dengan metode PEARL. Skor ya= 1, tidak = 0.

Daftar Pemecahan

MasalahP E A R L Total Skor

Penyuluhan mengenai PHBS

1 1 1 1 1 5

Pengadaan MCK

1 0 1 0 1 3

Pemberian masker

1 1 0 1 1 4

Program PMT 1 1 1 0 1 4

Penyuluhan mengenai sanitasi dan hiegenitas

1 1 1 1 1 5

Membersihkan desa/kerja bakti

1 1 0 0 1 3

Penyuluhan kesehatan

1 1 1 1 1 5

Pemberian leaflet

1 1 1 0 1 4

Menempelkan poster

1 1 1 0 1 4

Edukasi mengenai tindakan pengobatan

1 1 1 1 1 5

Dari hasil skoring, daftar pemecahan masalah yang tertinggi adalah

penyuluhan mengenai PHBS, penyuluhan mengenai sanitasi dan higienitas,

penyuluhan kesehatan dan pemberian edukasi tindakan pengobatan dengan

6

Page 8: Dx Komunitas PoA Mei 2012 Kel. Pagentan Singosari (No-ta-jo-we)

skornya masing-masing lima. Berdasarkan skor PEARL ini, planning of action

untuk mencegah terjadinya ISPA adalah dengan melakukan penyuluhan yang

meliputi PHBS, higienitas dan sanitasi lingkungan, penyuluhan tentang

kesehatan dan edukasi mengenai tindakan pengobatan ISPA.

Pemecahan masalah yang bersifat:

pencegahan primer :

- penyuluhan mengenai PHBS,

- penyuluhan mengenai sanitasi dan higienitas,

- penyuluhan kesehatan.

pencegahan sekunder :

- pemberian edukasi mengenai tindakan pengobatan ISPA.

2.4 Program di Puskesmas

Program-program di puskesmas yang akan dilibatkan dalam pemecahan

masalah tersebut adalah :

No Pemecahan MasalahProgram

Puskesmas

1. Penyuluhan tentang pentingnya pencegahan ISPA, penularan ISPA dan komplikasinya dengan PHBS

Promkes

2. Pengadaan MCK yang memadai PHBS

3. Membagikan masker untuk setiap pasien yang mederita ISPA

BP/KIA

4. Progam PMT yang dilakukan di posyandu untuk meningkatkan status gizi masyarakat agar tidak mudah terserang ISPA

Gizi & Posyandu

5. Penyuluhan tentang higienitas dan sanitasi lingkungan

Promkes

6. Menggerakkan penduduk untuk mengadakan gerakan bersih desa setiap bulan

Promkes

7. Memberikan penyuluhan tentang kesehatan sesuai dengan jadwal kegiatan masyarakat

Promkes & Posyandu

7

Page 9: Dx Komunitas PoA Mei 2012 Kel. Pagentan Singosari (No-ta-jo-we)

misalnya saat pengajian, arisan dan lain-lain. Mengenai pemberian ASI eksklusif, imunisasi dasar lengkap, dan tentang mekanan bergizi beserta contoh-contohnya

8. Pemberian leaflet tentang kesehatan saat ibu-ibu mengantarkan balitanya ke posyandu

Promkes

9. Menempelkan poster-poster kesehatan di tempat-tempat umum yang sering dikunjungi masyarakat seperti poskamling, balai desa dan lain-lain

Promkes

8

Page 10: Dx Komunitas PoA Mei 2012 Kel. Pagentan Singosari (No-ta-jo-we)

2.5 Planning of Action

PLANNING OF ACTION

Strategi intervensi

Tujuan MetodeTempat dan

WaktuSasaran

Peran dan tanggung

jawabSumber daya

Monitoring dan Evaluasi

Penyuluhan tentang pentingnya pencegahan ISPA, penularan ISPA dan komplikasinya dengan PHBS

- Menyadarkan masyarakat betapa pentingnya pencegahan ISPA

- Supaya masyarakat paham bagaimana ISPA menular sehingga bisa dilakukan

- Penyusunan materi tentang pentingnya pencegahan ISPA, penularan dan komplikasinya--Pengadaan materi

- Penyuluhan materi oleh tenaga kesehatan dan

Balai Desa, Posyandu, Puskesmas

- Masyarakat Kelurahan Pagentan

Nakes: Memberikan pengarahan kepada masyarakat Kelurahan Pagentan tentang pentingnya pencegahan, penularan dan penanganan awal yang harus dilakukan bila

Nakes dan kader kesehatan

Indikator Input Persentase

materi yang telah disampaikan

Indikator Proses Persentase

penyuluhan yang sesuai jadwal

Indikator Output Jumlah peserta

sasaran yang hadir

Jumlah

9

Page 11: Dx Komunitas PoA Mei 2012 Kel. Pagentan Singosari (No-ta-jo-we)

langkah-langkah mencegah penularan ISPA pada orang lain

- Agar masyarakat mengetahui ISPA dapat mengancam jiwa terutama pada anak yang tidak ditangani dengan benar

kader kesehatan kepada masyarakat

- Pemberian pamflet dan brosur mengenai pentingnya pencegahan, dan penularan ISPA

menderita ISPA

Kader kesehatan:

Membantu menyampaikan kepentingan pencegahan penularan ISPA

pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat Kelurahan Pagentan selama penyuluhan berlangsung

Indikator Outcome- Target

penurunan angka kejadian ISPA yang tercapai pada 5 tahun ke depan

Indikator Feedback- Segala macam

bentuk saran dan pendapat masyarakat Kelurahan Pagentan tentang materi yang telah disampaikan

10

Page 12: Dx Komunitas PoA Mei 2012 Kel. Pagentan Singosari (No-ta-jo-we)

Penyuluhan tentang pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan imunisasi dasar lengkap

- Agar masyarakat terutama ibu-ibu hamil dan yang memiliki balita sadar akan penting-nya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan imunisasi dasar lengkap untuk anaknya

- Agar ibu membawa anaknya secara rutin ke posyandu untuk diimunisasi sesuai jadwal imunisasinya.

- Pendataan masyarakat yang akan diberi penyuluhan

- Penyusunan materi tentang pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan imunisasi dasar lengkap

- Pengadaan materi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan imunisasi dasar lengkap

- Penyuluhan materi pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan

Penyuluhan di Posyandu, Puskesmas

Masyarakat Kelurahan Pagentan terutama ibu-ibu hamil dan yang memiliki balita yang datang ke posyandu dan yang berobat ke puskesmas

Nakes: Memberikan pengarahan kepada masyarakat tentang pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan imunisasi dasar lengkap

Kader kesehatan: Ikut membantu sosialisasi mengenai pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan imunisasi dasar lengkap

Nakes dan kader kesehatan

Indikator Input- Persentase

materi yang telah disampaikan

Indikator Proses Persentase

penyuluhan yang sesuai jadwal

Indikator Output Jumlah peserta

sasaran yang hadir

Jumlah pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat Kelurahan Pagentan selama penyuluhan berlangsung

Indikator Outcome- Target

11

Page 13: Dx Komunitas PoA Mei 2012 Kel. Pagentan Singosari (No-ta-jo-we)

imunisasi dasar lengkap kepada masyarakat

- Pemberian pamflet dan brosur mengenai pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan imunisasi dasar lengkap

penurunan angka kejadian ISPA khususnya pada balita dalam 5 tahun ke depan yang tercapai

Indikator Feedback- Segala macam

bentuk saran dan pendapat masyarakat Kelurahan Pagentan tentang materi yang telah disampaikan

Penyuluhan tentang makanan bergizi, teknik pengolahan makanan yang bersih, sehat, murah, bergizi

- Menyadarkan masyarakat akan pentingnya makan makanan yang bergizi

- Pendataan masyarakat yang akan diberi penyuluhan

- Penyusunan materi contoh

Puskesmas, Posyandu, balai desa, arisan PKK

- Ibu-ibu peserta posyandu

- Peserta posyandu lansia

Nakes: Memberikan pengarahan kepada masyarakat tentang makanan bergizi

Nakes dan kader kesehatan

Indikator Input Jumlah ahli gizi,

bidan KIA dan kader yang terlibat

Jumlah posyandu dan arisan PKK yang melaksanakan

12

Page 14: Dx Komunitas PoA Mei 2012 Kel. Pagentan Singosari (No-ta-jo-we)

dan contoh-contoh makanan bergizi

- Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang contoh makan makanan yang bergizi dan murah

- Masyarakat merubah jenis makanan yang bergizi tetapi terjangkau (murah)

makan makanan yang bergizi dan murah serta pentingnya makan makanan yang bergizi

- Pemberian demo pengolahan makanan yang bersih, sehat murah, dan bergizi

- Pemberian pamflet, poster dan brosur mengenai makan makanan yang bergizi

- Warga yang berobat di puskesmas

Kader kesehatan: Ikut membantu sosialisasi mengenai makanan bergizi

pelatihan Persentase

materi yang telah disampaikan

Jumlah form penilaian

Persentase alat peraga yang sudah tersedia

Presentase demo pengolahan makanan yang bersih, sehat murah, dan bergizi

Indikator Proses Persentase

pelatihan yang sesuai jadwal

Indikator Output Jumlah sasaran

yang hadir

Indikator

13

Page 15: Dx Komunitas PoA Mei 2012 Kel. Pagentan Singosari (No-ta-jo-we)

Outcome- Target

penurunan angka kejadian ISPA pada 5 tahun ke depan yang tercapai

Indikator Feedback- Jumlah form

kesan dan pesan yang dikembalikan

Penyuluhan tentang Perilaku hidup bersih dan sehat dalam rumah seperti tidak merokok, tidak merokok dalam rumah, tidak merokok di depan anggota keluarga

- Menyadarkan masyarakat akan bahaya merokok dan efek jangka panjangnya terhadap tubuh dan lingkungan sekitar

- Pendataan masyarakat yang akan diberi penyuluhan

- Penyusunan materi bahaya merokok bagi tubuh dan lingkungan sekitar

- Pemberian

Puskesmas, posyandu, balai desa,karang taruna, pengajian, masjid/musholla

Bapak-bapak pengajian, karangtaruna, posyandu remaja

Nakes: memberikan pengarahan kepada masyarakat Kelurahan Pagentan tentang bahaya merokok

Kader kesehatan:

Nakes dan kader kesehatan

Indikator Input- Jumlah peserta

yang hadir - Persentase

materi yang telah disampaikan

Indikator Proses Persentase

penyuluhan yang sesuai jadwal

14

Page 16: Dx Komunitas PoA Mei 2012 Kel. Pagentan Singosari (No-ta-jo-we)

terutama istri, anak atau bayi

pamflet dan brosur mengenai bahaya merokok

- Pengadaan pretest dan posttest

Ikut membantu sosialisasi mengenai bahaya merokok bagi kesehatan

Indikator Output Jumlah

pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat Kelurahan Pagentan selama penyuluhan berlangsung

Nilai post-test meningkat

Indikator Outcome- Target

penurunan jumlah perokok

- Penurunan angka kejadian ISPA

Indikator Feedback- Saran dan

pendapat masyarakat

15

Page 17: Dx Komunitas PoA Mei 2012 Kel. Pagentan Singosari (No-ta-jo-we)

Kelurahan Pagentan tentang materi yang telah disampaikan

Penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat dengan indikator ventilasi rumah, dan lantai rumah

- Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya rumah sehat dan syarat-syarat rumah sehat

- Memberikan pengetahuan tentang luas ventilasi minimal dalam setiap rumah

- Penyuluhan tentang 10 indikator rumah

- Pendataan masyarakat yang akan diberi penyuluhan

- Penyusunan materi PHBS dan Rumah sehat

- Pemberian pamflet dan brosur mengenai PHBS dan rumah sehat

Posyandu, balai desa, puskesmas

Kepala keluarga, perangkat desa

Nakes: memberikan pengarahan kepada masyarakat tentang PHBS dan rumah sehat

Kader kesehatan: Ikut membantu sosialisasi mengenai PHBS

Nakes dan kader kesehatan kerjasama dengan KESLING desa dan puskesmas

Indikator Input- Jumlah peserta

yang hadir - Persentase

materi yang telah disampaikan

Indikator proses: Persentase

penyuluhan yang sesuai jadwal

Indikator output Jumlah

pertanyaan yang diajukan oleh masyarakat Kelurahan Pagentan selama

16

Page 18: Dx Komunitas PoA Mei 2012 Kel. Pagentan Singosari (No-ta-jo-we)

sehat penyuluhan berlangsung

Nilai post-test meningkat

Indikator Outcome- Pengingkatan

presentase rumah sehat dan perilaku hidup bersih sehat

- Penurunan angka kejadian ISPA

Indikator Feedback Saran dan

pendapat masyarakat Kelurahan Pagentan tentang materi yang telah disampaikan

17

Page 19: Dx Komunitas PoA Mei 2012 Kel. Pagentan Singosari (No-ta-jo-we)

18

Page 20: Dx Komunitas PoA Mei 2012 Kel. Pagentan Singosari (No-ta-jo-we)

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Faktor resiko yang paling banyak di Kelurahan Pagentan adalah:

Kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dari masyarakat.

Higiene dan sanitasi lingkungan yang buruk.

Rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan

Rendahnya tingkat pendidikan sebagian besar warga.

Tidak adanya acara rutin untuk kerja bakti dalam membersihkan lingkungan sekitar

rumah di Kelurahan Pagentan.

Rendahnya partisipasi dan inisiatif masyarakat untuk melakukan kerja bakti

membersihkan lingkungan sekitar rumah.

Faktor perubahan cuaca dari kemarau ke penghujan maupun sebaliknya.

Dari hasil skoring PEARL, daftar pemecahan masalah yang tertinggi adalah penyuluhan

mengenai PHBS, penyuluhan mengenai sanitasi dan higienitas, penyuluhan kesehatan dan

pemberian edukasi tindakan pengobatan dengan skor 5. Berdasarkan skor ini, planning of

action untuk mencegah terjadinya ISPA adalah dengan melakukan penyuluhan yang

meliputi PHBS, higienitas dan sanitasi lingkungan, memberikan penyuluhan tentang

kesehatan sesuai dengan jadwal kegiatan masyarakat misalnya saat pengajian, arisan dan

lain-lain, dan memberi penyuluhan edukasi mengenai tindakan pengobatan ISPA.

3.2 Saran

Perlu diadakan kerjasama antara Puskesmas Singosari dan Dinas Kesehatan

dengan Kelurahan Pagentan dalam hal penyediaan sarana dan prasarana MCK.

Membentuk dan membina kader-kader kesehatan yang baru dalam hal pola hidup

bersih dan sehat.

Perlu musyawarah dan kerjasama antara aparat desa dan penduduk desa dalam hal

kerja bakti dan penyediaan tempat pembuangan sampah sementara.

Perlunya peningkatan screening, pencatatan serta pemantauan gizi dan berat badan

terhadap balita yang kurang gizi dan yang dibawah garis merah.

19