Sumber Hukum Islam

download Sumber Hukum Islam

If you can't read please download the document

description

pemahaman yangjelas

Transcript of Sumber Hukum Islam

12 | PagePendidikan Agama Islam Sumber Hukum IslamTugas Makalah Sumber Hukum IslamDosen Pembimbing:Ahmad Munir, S.Th.I, M.ANama Anggota : Akmaniyah(Fak. Pertanian)Kusnadi (Fak. Pertanian)Okki Putra Diantoro(Fak. Pertanian)Irham Lithus(Fak. Pertanian)Barep Seto Purnomo(Fak. Pertanian)Syadin Sumartono(Fak. Pertanian)Hiksa Maulana Saputra(Fak. Pertanian)Saifur Ridhal(Fak. Pertanian) Mata Kuliah Umum Pendidian Agama IslamUniversitas Jember2015BAB I PENDAHULUANLatar BelakangIslam adalah agama risalah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan misi sebagai agama rahmatan lil alamin tentunya ajaran syariat Islam harus diapatuhi oleh setiap muslim yang mukallaf. Ajaran-ajaran Islam itu sendiri tak datang dengan kehendak Nabi Muhammad SAW sendiri, tapi ada sebuah sumber hukum ajaran Islam yang dijadikan sebagai acuan seorang muslim datang beribadah dan menghamba pada Sang Khaliq. Secara umum adanya hukum di dunia ini bertujuan menyelamatkan manusia dari kehancuran dan kesesatan. Sebuah qoul mengatakan : Jikalau di dunia ini tiada hukum dan peraturan niscaya manusia akan celaka. Maka, seyogyanya seorang muslim yang taat beragama harus mengetahui terlebih dahulu apa yang seharusnya ia kerjakan dalam tatanan peribadatan yang hakiki. Tiada suatu hukum yang menjerat manusia dalam kesusahan dan kesesatan, tapi hukum dibuat untuk menyelamatkan manusia dari kezoliman dan mengangkat derajat manusia guna menjadi makhluq yang mulia.Dari itulah risalah agama Islam memiliki hukum paten dan konkrit sebagai dasar-dasar memenuhi hak Allah SWT dan hak kepada sesama hamba yang diwahyukan Allah SWT. Allah SWT berfirman : dan tiadalah yang diucapkan itu (al-quran) menurut kemauan nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya) Q.S. annajm 3-4.Pada bab ini kita akan mempelajari, memhami, dan menerapkan sumber hukum Islam yang telah disepakati oleh fuqoha, yakni : Al-quran, Al-sunnah, Al-ijma, dan Al-qiyas.Rumusan MasalahApa pengertian sumber hukum Islam?Bagaimana kedudukan Al-quran dalam Islam?Bagaimana kedudukan Al-sunnah dalam Islam?Bagaimana kedudukan Al-Ijma dalam Islam?Bagaimana kedudukan Al-qiyas dalam Islam?Ruang Lingkup MasalahPada makalah ini akan dijabarkan secara terperinci tentang semua rumusan masalah yang diberikan dari berbagai sumber terpercaya. Hanya saja pembahasan yang diulas dalam makalah ini ialah penjabaran yang mengarah kepada masalah hukum meliputi cakupan, kedudukan, objek dan penetapannya. Sehingga tulisan ini meruapakan kesimpulan dari beberapa ketetapan para Fuqoha yang memakari dibidangnya. Pendapat yang diambil hanya pendapat yang kuat dan bersifat mayoritas.Manfaat dan TujuanMemberi pengetahuan tentang apa sajakah sumber hukum Islam yang absah.Mempelajari setiap hukum yang ada untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.Mampu bersikap bijaksana dalam setiap perbedaan pendapat yang dikemukakan para pakar sebelum menetapkan sebuah hukum.Meningkatkan mutu peribadatan pada Allah SWT.BAB II PEMBAHASANPengertian Sumber Hukum IslamDalam pembahasaan ushul fiqh, sumber-sumber hukum Islam disebut masadirul lahkam. Beberapa istilah lain yang diberi pengrtian sama adalah adillatul ahkam (dalil-dalil hukum). Dan ushulul ahkan (dasar-dasdar hukum). Yang dimaksud dengan sumber-dumber huku adalah sesuatu yang diapakai untuk menunjukkan hukum syariat yang berkaitan dengan perbuatan manusia melalui jalan yang qadI atau dzonni. Sumber-sumber hukum Islam dapat diklasifiasikan menjadi dua bagian. Pertama, sumber hukum Islam dipandang dari sisi kesepakatan ulama dalam menetapkan sumber hukum. Kedua,sumber-sumber yang dikaitkan dengan kepada sumber pokok (masadirut tabiyah), namun tergolong perdapat yang berupa dalil ijtihad, seperti ijma,qiyas, istihsan, istishab, masalihul maslahah, urf, sahabi, syaru man qoblana, dan sadduz zarai.Berdasarkan cara pengambilan atau perujukan hukum, sumber hukum Islam dibagi menjadi menjadi dua bagian. Pertama, sumber-sumber hukum yang dirujuk secara naqli yakni berdasarkan Al-quan dan Sunnah. Kedua,sumber-sumber hukum yang dirujuk secara aqli seperti ijma dan qiyas.Al-Quran Sebagai Sumber Hukum IslamDefenisi Al-quranMenurut Bahasa, Al-quran bersal dari kata qaraa-yaqrau-qiraatan yang berarti bacaan atau yang dibaca. Dalam pengertian ini ulama memberikan batasan terhadap istilah bacaan, kumpulan dan himpunan huruf serta kata pada bagian dalam suatu sistematika dan tata bahasa tertentu. Secara terminologi ialah Al-quan adalah kalam Allah SWT sebagai mujizat, yang diturunkan pada Nabi Muhammad SAW berbentuk mushaf (lembaran) tertulis dan ternuqil secara mutawatir, yang diawali Surat Al-fatihah dan diakhiri Surat An-nas dan membacanya sebagai ibadah.Kedudukan Al-quran sebagai sumber hukum IslamBeradsarkan pengertian diatas Al-quan merupakan sumber utama pengambilan hukum suatu perkara. Urutan sumber hukum di atas berdasarkan kepada dialog Nabi saw dengan Muadz ketika beliau di utus ke Yaman menjadi Gubernur di sana Bagaimana engkau memberi keputusan jika dihadapkan kepadamu sesuatu yang harus diberi keputusan ? Ia menjawab: Aku akan putuskan dengan Kitab Allah, Bersabda Rasulullah: Jika engkau tidak dapatkan dalam kitab Allah ? Ia menjawab: Dengan Sunnah Rasulullah. Nabi bertanya ? Jika tidak ada dalam sunnah Rasulullah? Ia menjawab ; Aku akan berijtihad dengan pendapatku dan seluruh kemampuanku, maka rasulullah merasa lega dan berkata: Segala puji bagi Allah yang telah memberi taufiq kepada utusan Rasulullah ( Muadz) dalam hal yang diridhai oleh Rasulullah saw. ( Ahmad, Turmudzi, Abu Daud). Maka dari sanalah akar suatu permasalahan dan pengambilan hukumnya harus sesuai dengan isi Al-quran.Alqur'an Dalil Kully dan Juz'iAlqur'an sebagai sumber utama hukum Islam menjelaskan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya dengan cara :1. Penjelasan rinci ( zuj'i ) terhadap sebagian hukum-hukum yang dikandungnya, seperti yang berkaitan dengan masalah aqidah, hukum waris, hukum-hukum yang terkait dengan masalah pidana, hudud, dan kaffarat. Hukum-hukum yang rinci ini, menurut para ahli ushul fiqh sebagai hukum taabbudi yang tidak bisa dimasuki oleh logika.2. Penjelasan Alqur'an terhadap sebagian besar hukum-hukum itu, bersifat global / kully, umum, dan muthlaq, seperti dalam masalah shalat yang tidak dirinci berapa kali sehari dikerjakan, berapa ra'kaat untuk satu kali shalat, apa hukum dan syaratnya. Demikian juga dalam masalah zakat, tidak dijelaskan secara rinci benda-benda yang wajib dizakati, berapa nisab nisab zakat, dan berapa kadar yang harus dizakatkan. Untuk hukum-hkum yang bersifat global, umum, dan muthlaq ini, Rasulullah saw. melalui sunnahnya bertugas menjelaskan, mengkhususkan, dan membatasinya. Hal inilah yang diungkapkan Alqur'an dalan surat al-Nahl : 44 Dan kami turunkan kepada engkau (Muhammad) Alqur'an agar dapat engkau jelaskan kepada mereka apa yang diturunkan Allah kepada mereka.Ketahuilah, bahwasannya Al-quran yang diwahyukan itu memliki dua makna. Pertama, kalamullah alqodim. Kedua, untaian yang bibaca, didengar, dihafal dan ditulis pada dua sisi lembaran-lembaram, itu merupakan kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi SAW dengan perantara Jibril secara berangsur-angsur sebagai Ijaz bagi manusia. Mengapa Al-quran dikatan kalamullah alqodim, karena Al-qur;an merupakan gambaran dari dzat Allah yang qodim dan azaly. Juga diatakan sebagai kitabullah, karena merupakan ciptaan Allah SWT berupa simbol dan perkataan melalui Jibril yang tercantum di lauh mahfudz. Dengan pemahaman ini, Alquran tidak disebut ciptaan Allah, kecuali untuk mempelajari dan menjaga hilangnya pemikiran pada makna Al-quran sebagai kalamullah alqodim.Al-Sunnah Sebagai Sumber Hukum IslamPengertian Al-sunnahAs-sunnah sepengertian dengan Al-hadits. Dalam kitab Tarifat sunnah beretimologi kebiasaan, sedangkan menurut kacamata syariat ialah sesuatu yang diserupakan pada nabi berupa perkataan, perbuatan, dan ketetapan. Secara garis besar sunnah dibagi menjadi dua macam. Peratama sunnah al-huda atau yang disebut sunnah muakkadah seperti adzan, iqomah, sholat rawatib, berkumur-kumur (saat wudlu), dan menghirup air. Kedua, sunnah zaidah atau yang disebut sunnah pelengkap (goiru muakkadah). Seperti siwak, perbuatan ketika sholat (sunnah sholat) dan setelah sholat.Berdasarkan pengertian tersebut sunnah digolongkan menjadi 3 :Sunnah QouliyyahSunnah yang berupa perkataan nabi. Sunnah ini dinamakan juga Al-hadits, da ada juga yang menamakannya Al-khobar. Oleh sebab itu sunnah qouliyyah itu dinamakan sunnah, hadits, dan khobar.Sunnah filiyyahSunnah yang berupa perbuatan nabi. Misalnya, ketika menerangkan tata cara beribadah (sholat, haji dll).Sunnah TaqririyyahMerupakan ketetapan nabi. Dengan cara beliau diam ketika melihat perbuatan para sahabat. Perkataan dan perbuatan yang didiamkan Rasulullah ini dapat menjadi hujjah bagi ummat Islam contohnya, membiarkan dzikir dengan suara keras setelah sholat.Kedudukan Al-Sunnah Sebagai Sumber Hukum IslamHadits merupakan sumber hukum Islam yang kedua memilki kedua fungsi sebagai berikut :Memperkuat hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Al Quran, sehingga kedunya (Al Quran dan Hadits) menjadi sumber hukum untuk satu hal yang sama. Misalnya Allah SWT didalam Al Quran menegaskan untuk menjauhi perkataan dusta, sebagaimana ditetapkan dalam firmannya Jauhilah perbuatan dusta (QS Al Hajj : 30). Ayat diatas juga diperkuat oleh hadits-hadits yang juga berisi larangan berdusta.Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat Al Quran yang masih bersifat umum. Misalnya, ayat Al Quran yang memerintahkan shalat, membayar zakat, dan menunaikan ibadah haji, semuanya bersifat garis besar. Seperti tidak menjelaskan jumlah rakaat dan bagaimana cara melaksanakan shalat, tidak merinci batas mulai wajib zakat, tidak memarkan cara-cara melaksanakan haji. Rincian semua itu telah dijelaskan oleh Rasullah SAW dalam haditsnya. Contoh lain, dalam Al Quran Allah SWT mengharamkan bangkai, darah dan daging babi. Firman Allah sebagai berikut Diharamkan bagimu bangkai, darah, dan daging babi (QS Al Maidah : 3)Menetapkan hukum atau aturan-aturan yang tidak didapati dalam Al Quran. Misalnya, cara menyucikan bejana yang dijilat anjing, dengan membasuhnya tujuh kali, salah satunya dicampur dengan tanah, sebagaimana sabda Rasulullah SAW : ( )Mennyucikan bejanamu yang dijilat anjing adlah dengan cara membasuh sebanyak tujuh kali salah satunya dicampur dengan tanah (HR Muslim, Ahmad, Abu Daud, dan Baihaqi).Al-Ijma Sebagai Sumber Hukum IslamDefinisi Al-ijmaSecara harfiah berarti keinginan dan kesepakatan. Istilahnya ialah kesepakatan para imam mujtahidin pada suatu masa atas urusan agama.Al-ijma sebagai sumber hukum IslamDasar penetapan Al-ijma sebagai sumber hukum Islam tercantum dalam kitab nasaih al-din karya al-habib al-haddad sebagai berikut dan ketika agama yang mulia ini tegak dan kokoh pondasinya ialah dengan mufakat, saling menolong, dan persamaan persepsi. Adanya perpecahan, permusuhan dan konflik merupakan tanda lemah dan hancurnya agama. Maka jelaslah ijtima dalam agama merupakan pokok dari segala kebaikan. Dan pertentangan itu pangkal dari segala kehancuran.Oleh karenanya, penetapan suatu landasan hukum tidak boleh cacat karena adanya perseteruan diantara para ahlil aqdi dan unsur-unsur yang membangun. Sebuah hadits rasulullah SAW bahwasannya ummat Islam tidak akan bersepakat dalam kesesatan. Jelas hadits ini membuka pemahaman kita bahwa diantara perbedaan yang ada merupakan rahmat bagi semua kaum muslimin. Bukankah Allah SWT telah berfirman : hendaklah kalian semua menjadi ummat (perkumpulan) yang selalu menyeru pada kebaikan (yakni kebaikan dalam golongan keimanan dan ketaatan), dan seruan itu merupakan derajat yang tinggi di sisi Allah SWT dan kedekatan yang agung.Al-qiyas Sebagai Sumber Hukum IslamDefinisi qiyasKata Qiyas berasal dari kata : ; Ia telah mengukur, ; Ia sedang mengukur, ; ukuran. Jadi kata qiyas itu artinya : ukuran, sukatan, dan timbangan. Para ahli ushul fiqih memberi definisi Qiyas secara istilah bermacam-macam: 1. Mengeluarkan hukum yang sama dari yang disebutkan kepada yang tidak disebutkan dengan menghimpun antara keduanya. 2. Membandingkan yang didiamkan kepada yang dinashkan ( diterangkan) karena ada illat hukum.Kehujjahn QiyasKehujjahan Qiyas dapat ditunjukan dengan beberapa alasan :Alquran. : :2Jumhur ulama ushul, memandang Qiyas dapat jadi hujjah atas alasan ayat di atas. I'tibar dalam ayat di atas berasal dari kata ubur, artinya, melewati atau melampaui. Maka Qiyas itu melewati atau menyembrangkan hukum asal ( pokok ) kepada hukum cabang. Jadi Qiyas termasuk ke dalam makna ayat di atas.Al-sunnah. Sesuai sabda nabi : Bagaimana engkau memberi keputusan jika dihadapkan kepadamu sesuatu yang harus diberi keputusan ? Ia menjawab: Aku akan putuskan dengan Kitab Allah, Bersabda Rasulullah: Jika engkau tidak dapatkan dalam kitab Allah ? Ia menjawab: Dengan Sunnah Rasulullah. Nabi bertanya ? Jika tidak ada dalam sunnah Rasulullah? Ia menjawab ; Aku akan berijtihad dengan pendapatku dan seluruh kemampuanku, maka rasulullah merasa lega dan berkata: Segala puji bagi Allah yang telah memberi taufiq kepada utusan Rasulullah ( Muadz) dalam hal yang diridhai oleh Rasulullah saw. ( Ahmad, Turmudzi, Abu Daud). Hadits diatas menunjukkan bahwa Rasulullah menyetujui apa yang telah dilakukan Muaz bin Jabal setelah berijtihad dengan alquran dan al-sunnah tetapi tiada pemecahan, maka dilakukan qiyas. Karena qiyas termasuk ijtihad.Alasan Logikaiii.iAllah swt. tidak menetapkan hukum buat hamba kalau bukan untuk kemaslahatan bagi hamba. Karena kemaslahatan yang menjadi tujuan dari syariat, Karena itu jika ada suatu masalah yang tidak ada nashnya, tapi illatnya sama dengan yang ada nashnya, maka diduga keras dapat memberikan kemaslahatan-kemaslahatan bagi hamba.iii.iiNash yang ada dalam Alquran dan al-Sunnah itu terbatas, sedangkan kejadian pada manusia itu tidak terbatas dan tidak berakhir. Maka Qiyas merupakan sumber perundangan yang dapat mengikuti kejadian baru dan dapat menyesuaikan dengan kemaslahatan.iii.iiiQiyas adalah dalil yang sesuai dengan naluri manusia dan logika yang sehat. Oleh karena itu jika dilarang minum yang memabukan dengan nash, maka logislah setiap minuman yang memabukan diqiaskan kepada minuman tersebut.Dari uraian inilah terjawab, segala peristiwa yang tidak ditunjukan oleh wahyu sering Rasulullah menetapkan hukumnya dengan jalan Qiyas.BAB III KESIMPULAN DAN SARANKesimpulanSetelah memahami kaidah-kaidah yangterdapat dalam makalah ini, maka dapat ditarik titik simpul bahwa hukum itu berputar beserta ada atau tiadanya illat (permasalahan). Perbincangan masalah hukum harus sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada. Jika disuatu kondisi memiliki disiplin hukum tersendiri, maka disaat yang lain juga memiliki pandangan yang berbeda. Dari situlah, garis besar segala hukum itu ditetapkan berdasarkan : SyariatAkalSosial-BuadayaSaran Dalam menyusun makalah ini hendaknya memiliki pandangan yang luas dan bisa menerima sebuah perbedaaan aspek kajian dan output keberagamaan pendapat.Handaknya mencermati, mentelaah, dan mengkaji ulang segala aspek itu dengan seksama bersama anggota kelompok.Gunakanlah bahasa yang tepat sasaran, baik menggunakan istilah syari ataupun istilah yang sudah dikenal oleh umum.Cakupan masalah dan rumusan masalah hendakna bersatu padua agar pembahasannya tidak melenceng dari rumusan masalah.Sabar dalam bekerja.DAFTAR PUSTAKAMusih, Muhammad, M.Ag. Fiqih 3kelas XII MA.2011. Jakarta : Yudhistira.Al-jurjani, Ali bin Muhammad. Al-tarifat. Al-haramain.Muhammad bin Alwi,al-sayyid. Qul hadzihi sabili. Malang : As-shofwahAtsari, Abu Ismal Muslim.Sumber Hukum &Aqidah Islam. 2005. Pustakaelpososwy