Agama Islam Sumber Hukum Islam (Buku)

23
DIKTAT PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS X Dede Sutisna

description

membahas pengertian agama islam sumber hukum islam

Transcript of Agama Islam Sumber Hukum Islam (Buku)

Page 1: Agama Islam Sumber Hukum Islam (Buku)

DIKTAT

PENDIDIKAN AGAMA ISLAMKELAS X

Dede Sutisna

SMK NEGERI 30 JAKARTAJl. Pakubuwono VI Kebayoran Baru Jakarta Selatan

Telp. 021-7221253 – Fax. [email protected] – smk30jakarta.net

Page 2: Agama Islam Sumber Hukum Islam (Buku)

2 Bab 5_Sumber Hukum Islam

sumber hukum islamsumber hukum islam

SUMBER HUKUM ISLAM

Dewasa ini kaum muslimin banyak belum mengerti dan memahami hakikat

sumber hukum yang menjadi rujukannya dalam beragama. Ironisnya

pernyataan sumber hukum Islam adalah Al-Qur‘ân dan Sunnah serta Ijma’ dan

Qiyas merupakan hal yang sudah umum di masyarkat. Namun itu hanya

sekedar slogan tanpa diketahui hakikatnya, sehingga banyak da’i dan tokoh

agama berfatwa menyelisihi sumber-sumber hukum tersebut.

Padahal sangat jelas kedudukan Ijma’ dalam agama ini. Karena Ijma’

adalah salah satu dasar yang menjadi sumber rujukan, pedoman dan sumber

dasar hukum syari’at yang mulia ini setelah Al-Qur‘ân dan Sunnah. Ijma’

Memahami Sumber Hukum Islam, hukum taklifi, dan hikmah ibadah.

Menyebutkan pengertian, kedudukan, dan fungsi al-Quran, Hadis, dan Ijtihad sebagai sumber hukum Islam.

Menjelaskan pengertian, kedudukan dan fungsi hukum taklifi dalam hukum Islam.

Menjelaskan pengertian dan hikmah ibadah

Menerapkan hukum taklifi dalam kehidupan sehari-hari.

Page 3: Agama Islam Sumber Hukum Islam (Buku)

3Pendidikan Agama Islam kelas X

bersumber dari Al-Qur‘ân dan Sunnah, menjadi penguat kandungan keduanya

dan penghapus perselisihan yang ada di antara manusia dalam semua yang

diperselisihkan.

Syaikh Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyatakan, Ijma’ adalah

sumber hukum ketiga yang dijadikan pedoman dalam ilmu dan agama.

Seluruh amalan dan perbuatan manusia, baik batiniyah maupun lahiriyah

yang berhubungan dengan agama, mereka menimbangnya dengan ketiga

sumber hukum ini. (Syarh al-‘Aqidah al-Wasithiyah, Khalid al-Mushlih, hlm.

203). Ijma’ menjadi sesuatu yang ma‘shum dari kesalahan dengan dasar

firman Allah dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam . Firman Allah

Subhanahu wa Ta'ala :

Dan barang siapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu’min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruknya tempat kembali.(Qs. an-Nisâ‘/4:115).

Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam :

Umatku tidak berkumpul (sepakat) di atas kesesatan.

Karenanya, Syaikhul-Islamt mengatakan, agama kaum muslimin dibangun

berlandaskan ittiba‘ kepada Al-Qur‘an dan Sunnah Rasulullah serta

kesepakatan umat (Ijma’). Sehingga ketiganya menjadi sumber hukum yang

ma‘shum. (Dar’u Ta’arudh al-‘Aql wa an-Naql, 1/272).

Demikianlah, Allah Subhanahu wa Ta'ala menyatukan hati umat ini dengan

Ijma’ sebagai rahmat dan karunia dari- Nya. Ijma’ umat ini sebagian besar

dalam masalah dasar dan pokok agama. Dan banyak dari masalah furu’nya

yang menjadi faktor penyebab bersatunya kaum muslimin, menyempitkan

lingkaran perselisihan dan pemutus perbedaan pendapat di antara orang-

orang yang berbeda pendapat.

Oleh karena itu, wajib bagi siapapun yang ingin selamat dari

ketergelinciran dan kesalahan untuk mengetahui Ijma’ (konsensus) kaum

muslimin dalam permasalahan agama, sehingga ia dapat berpegang teguh

(komitmen) dan mengamalkan tuntutannya setelah benar-benar selamat dari

penyimpangan (tahrif) dan memastikan kebenaran penisbatannya

(penyandarannya) kepada syariat serta tidak dibenarkan menyelisihinya

setelah mengetahui Ijma’ tersebut.

Page 4: Agama Islam Sumber Hukum Islam (Buku)

4 Bab 5_Sumber Hukum Islam

Para imam (ulama besar) umat ini telah sepakat memvonis sesat orang

yang menyelisihi konsensus umat ini dalam satu permasalahan agama.

Bahkan bisa menjadi landasan untuk memberi vonis kafir dan murtad dalam

beberapa keadaan tertentu. Karena itulah, para ulama juga telah

memperhatikan hal ini secara sempurna, dan kita semua kembali merujuk

kepada keterangan mereka tentang Ijma’ yang benar.

Semoga dengan menimbang semua amalan perbuatan yang berhubungan

dengan agama kepada ketiga sumber di atas, dapat menjadi pendorong bagi

kaum muslimin untuk dapat bersatu...

Seperti yang (mungkin) kita ketahui bahwa sumber utama (primary

sources) dari Hukum Islam adalah Alquran dan Sunnah (yang bentuknya

adalah dalam teks hadis).  Sedangkan sumber lain bagi Hukum

Islam (Secondary sources) adalah tulisan-tulisan atau pendapat-pendapat

para cendekiawan muslim yang diformulasikan pasca wafatnya Rasulullah

SAW, yang pada umumnya ditulis pada masa keemasan keilmuandalam islam,

yaitu pada jaman disnasti Abbasiyah (750-950 M), kemudian biasa disebut

ilmu fiqih; teks-teks hukum dalam Islam yang ditulis oleh tokoh-tokoh Islam

terkemuka (biasanya terbatas pada madzhabnya masing-masing); dan Fatwa,

atau aturan yang berlaku bagi muslim yang dikeluarkan oleh para ulama

dalam rangka menjawab pertanyaan ummat berkaitan dengan sesuatu hal

yang spesifik tergantung situasi, kondisi, waktu dan lokasi pada saat

dibuatnya fatwa tersebut. 

1.  al-Quran

Alquran bukanlah tulisan hukum, namun di dalam Alquran terkandung

setidaknya 500 perintah Allah SWT yang sifatnya berkaitan dengan hukum. 

Abdur Rahman i Doi (Shari’ah: The Islamic Law, 1989) membuat klasifikasi

atas aturan-aturan yang terkait dengan hukum ke dalam empat bagian besar

yaitu: a) The concise injunctions, atau perintah-perintah Allah yang tertulis di

dalam Alquran namun tidak ditemui penjelasan tentang tata cara pelaksanaan

atas perintah tersebut.  Sebagai contoh adalah perintah Allah untuk

mendirikan shalat, berpuasa atau mengeluarkan zakat;  b) The concise and

detailed injunctions, atau perintah-perintah Allah yang secara jelas tertulis

dalam Alquran, dan penjelasan atas ayat-ayat tersebut bisa didapati dari hadis

atau sumber hukum Islam lainnya.  Sebagai contoh adalah aturan mengenai

hubungan muslim dengan non-muslim; c) The detailed Injuctions, yaitu

dimana Alquran telah memberikan penjelasan yang detail berkaitan dengan

satu perintah Allah SWT, dan tidak diperlukan adanya lagi suatu penjelasan

tambahan.  Sebagai contoh adalah hukuma hadd (huddud); dan d)

Fundamental principles of Guidance, prinsip-prinsip ini tidak memiliki

penjelasan yang terperinci dan pasti (clear cut), sehingga untuk menetukan

Page 5: Agama Islam Sumber Hukum Islam (Buku)

5Pendidikan Agama Islam kelas X

hukum atas hal-hal tersebut perlu diambil melalui suatu proses yang

dinamakan ijtihad.

2.  Hadis dan Sunnah

Sunnah adalah segala perbuatan dan perkataan Rasulullah, termasuk

segala sesuatu yang disetujui oleh Beliau.  Hadis sendiri berarti segala hikayat

atau pembicaraan yang digunakan dalam meriwayatkan segala sesuatu tindak

tanduk Rasulullah, sehingga sunnah dapat berarti sebuah contoh perbuatan

atau hukum yang diambil dari adanya suatu hadis.  Berkaitan dengan Shariah,

hanya sunnah yang berkaitan dengan hukum sajalah yang dikategorikan

sebagai suatu sumber hukum Islam, sehingga sunnah yang tidak langsung

berkaitan seperti bagaimana teknik pertanian, strategi peperangan, dan lain

sebagainya tidak dianggap sebagai sebuah sumber hukum Islam atau hukum

pidana Islam.

Sunnah sendiri digunakan dalam berbagai keperluan diantaranya adalah

untuk menkonfirmasi hukum-hukum yang sudah disebutkan dalam Alquran,

untuk memberikan penjelasan tambahan bagi ayat Alquran yang menjelaskan

sesuatu secara umum, untuk mengklarifikasi ayat-ayat Alquran yang mungkin

dapat menerbitkan keraguan bagi ummat, dan memperkenalkan hukum baru

yang tidak disebutkan dalam alquran.  Kompilasi atas hadis dilakukan oleh

para ulama dan cendekiawan muslim yang secara umum dikumpulkan oleh

empat periwayat hadis terkemuka yaitu kompilasi hadis yang diriwayatkan

oleh Al-Bukhari (870M), Muslim (875M), Abu Dawud (888M), dan At-Tirmidhi

(892M).  Mungkin masih ada hadis yang diriwayatkan oleh selain empat ulama

terkemuka ini, namun secara umum umat muslim mengenal empat kompilasi

hadis yang dikumpulkan atau diriwayatkan ulama di atas.  Hadis sendiri

diklasifikasikan berdasarkan kualitas dari periwayatnya (bisa dipercaya) dan

kekuatan dari isnad atau bagaimana hubungan antara para periwayat itu

sendiri, sehingga dapat digolongkan dalam tiga jenis: Muwatir, Mashhur, dan

Ahad.  Masing-masing memiliki arti sendiri-sendiri yang menandakan kualitas

dari hadis-hadis tersebut. 

3.  Mazhab

Sumber-sumber bagi Hukum Islam adalah pendapat-pendapat dan

tulisan-tulisan dari para ulama, cendekiawan muslim, atau para hakim yang

dibuat setelah Rasulullah SAW wafat.  Ilmu-ilmu yang dikompilasikan oleh

para ulama ini merupakan sumber-sumber hukum Islam yang sangat bernilai

bagi umat muslim sebagai hingga saat ini.  Berdasarkan aliran dalam Islam

yang ada saat ini, secara umum terdapat dua aliran besar yaitu Sunni dan

Shiah.  Empat aliran besar (madhabs) yang tergolong dalam aliran sunni

Page 6: Agama Islam Sumber Hukum Islam (Buku)

6 Bab 5_Sumber Hukum Islam

adalah Madhad Hanafi, Maliki, Hambali, dan Shafii.  Sedangkan satu aliran

yang terdapat dalam Shiah adalah Madhab Shiah itu sendiri.

Madhad Hanafi dikembangkan oleh seorang ulama dan cendekiawan muslim

yaitu Imam Abu Hanifa (80-150 H, atau 702-772M), dan muridnya yang

terkenal Abu Yusuf dan Muhammad.  Mereka menekankan pada penggunaan

alasan-alasan dan shura atau diskusi kelompok daripada semata-mata

mengikuti aturan atau tradisi yang telah ada secara turun temurun.  Madhab

ini paling banyak berkembang dan dikuti di India dan Timur Tengah, serta

pernah menjadi mdhab resmi yang digunakan di Turki (dinasti Utsman).

Madhab Maliki mengikuti ajaran-ajaran yang dikembangkan oleh ulama dan

cendekiawan muslim Imam Malik (lahir 95H atau 717M) yang menitikberatkan

pada praktek-prakte yang diterapkan penduduk di Madinah sebagai suatu

bentuk contoh kehidupan Islam yang paling otentik.  Saat ini, ajaran-ajaran

Imam Malik atau madhab Maliki paling banyak ditemui hampir di seluruh

bagian wialayah muslim di benua Afrika.

Madhab Hambali dikembangkan oleh ulama dan cendekiawan muslim yang

bernama Imam Ahmad ibnu Hambali (lahir 164H atau 799M) yang menjunjung

tinggi nilai-nilai tradisi dan ketuhanan serta mengadopsi pandangan yang

tegas terhadap hukum.  Saat ini madhab Hambali secara dominan diterapkan

di saudi Arabia.

Madhab Syafii didirikan oleh seorang ulama dan cendekiawan bernama Imam

As-Shafii (lahir 150H atau 772M) adalah merupakan murid dari Imam Malik

dan pernah belajar dari beberapa tokoh cendekian muslim yang paling

terkemuka pada saat itu.  Imam As-Shafii terkenal karena ke-moderat-annya

dan penilaiannya yang berimbang, dan walaupun Beliau menghormati tradisi,

Imam As-Shafii mengevalusinya secara lebih kritis dibandingkan dengan Imam

Malik.  Para pengikut madhab Shafii secara dominan diikuti oleh umat muslim

yang berada di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Madhab Syiah yang dianut oleh sekitar 10% umat muslim saat ini, menurut

sebagian cendekiawan lebih diakibatkan sebagai akibat dari pergesekan

politik dalam dunia muslim terhadap pendapat bahwa pemimpin umat muslim

harus selalu merupakan keturunan dari keluarga Ali, yaitu keponakan dari

Rasulullah sekaligus suami dari puteri nabi Fatimah.  Madhab yang masih

memiliki sub-madhab (katakanlah seperti itu) seperti Ithna’ashaaris dan

Isma’ilis saat ini ditemui secara dominan di negara Iran, serta memiliki

pengikut yang juga mayoritas di Iraq, India, dan negara-negara kawasan teluk.

4.  Tulisan-tulisan tentang hukum Islam

Page 7: Agama Islam Sumber Hukum Islam (Buku)

7Pendidikan Agama Islam kelas X

Banyak ulama, cendekiawan muslim dan ahli hukum islam telah menulis

buku-buku yang berisi hal-hal yang berkaitan dengan hukum Islam.  Tulisan-

tulisan ini juga dipandang sebagai sumber-sumber hukum yang diakui dan

berlaku terutama di dalam kalangan madhab mereka masing-masing.

5.  Fatwa

Fatwa adalah aturan hukum yang dikeluarkan oleh seorang ulama atau

cendekiawan muslim yang terkemuka dalam menjawab pertanyaan atau

memberikan aturan terhadap hal-hal yang sifatnya khusus saja.  Fatwa juga

harus berasal dari sumber dan merupakan turunan hukum Islam serta

dihasilkan oleh para ulama dan cendekiawan muslim yang terkemuka

(mujtahidin) yang dilakukan melalui proses ijtihad dan diambil hanya jika

sumber hukumnya tidak jelas atau belum ada.

AL-QURAN

1. Pengertian al-Qur'an

Dalam segi bahasa al-Qur'an artinya yang dibaca. Sedangkan menurut

istilah ialah wahyu Allah swt yang merupakan mukjizat yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad saw, sebagai sumber hukum dan pedoman hidup

pemeluk Islam. Jika dibaca menjadi ibadah kepada Allah swt. Dengan

keterangan diatas, maka firman Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Musa

as dan Isa as serta nabi-nabi lainnya bukan dikatakan al-Qur'an. Demikin pula

firman Allah swt yang diturunkan atau disampaikan kepada nabi Muhammad

saw. Jika dibaca bukan ibadah seperti hadis qudsi, tidak pula dinamakan al-

Qur'an.

Al-Qur'an juga mempunyai nama-nama lain seperti al-Kitab, Kitabullah, al-

Furqan (membedakan antara yang haq dan yang batil). Dan az-Zikru

(peringatan) dan masih banyak lagi nama-nama al-Qur'an. Al-Qur'an yang kita

kenal sekarang ini adalah dalam bentuk mushaf yaitu lafadz yang

tertulis/dibukukan. Al-Qur'an dikumpulkan pada zaman khalifah Abu Bakar dan

mulai dibukukan pada zaman khalifah Usman bin Affan. Al-Qur'an yang disalin

kedalam berbagai bahasa disebut terjemah al-Qur'an, sedangkan yang lebih

luas penguraian pengertian beserta segala aspeknya disebut tafsir al-Qur'an,

tafsir inilah yang akan menjelaskan kepada kita kandungan al-Qur'an

disamping pengertian al-Qur'an yang tersurat, diungkapkan juga pengertian

yang sersirat. Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa

akan terungkap oleh tafsir, sehingga akan jelaslah maksud sabda Rasulullah

saw tentang sifat al-Qur'an sebagai berikut:

Artinya: Al-Qur'an adalah cahaya yang terang beenderang, pering atau yang

dijelaqskan/bijaksana daan jalan yang lurus (H. R. Baihaqi)

Page 8: Agama Islam Sumber Hukum Islam (Buku)

8 Bab 5_Sumber Hukum Islam

2. Pemmbagian hukum al-Qur'an

a. Hukum-hukum istiqadiah (hukum-hukum yang dikenal dengan

keimanan).

b. Hukum-hukum khuluqiah (hukum-hukum yang berkenaan dengan

akhlak).

c. Hukum amaliyah (hukum-hukum yang berkenaan dengan pelaksanan syariat dan pengertian khusus).

Hukum amliyah pada garis besarnya dibagi dua:

a. hukum yang mengantar hubungan manusia dengan khalliknya yang

dikenal sebagai istilah ibadah, baik berrupa ibadah khusus kepada

Allah swt seperti shalat, mauppun mengandung unsur

kemasyarakatan seperti zakat.

b. hukum yang mengantar hubungan antara sesama manusia, yang

dikenal sebagai muamalah, seperti munakahah, mawaris, jual beli,

sewa menyewa, utang piutang dan sebagainya.

3. Kedukukan dan fungsi al-Qur'an

Kedudukan al-Qur'an

al-Qur'an berkedudukan sebagai sumber hukum yang utama dan yang

pertaama, tak adaa saattu jenis hukumpun yang tidak terdapat dasarr-

dasarnya. Sebagai firman Allah swt:

?? ????? ?? ????? ?? ????? (??? ???? )

Artinya: tidak kami alpakan sesuatu dalam kitab (Q. S. al-Anam:38)

kedudukan al-Qur'an itu sumber utama dan pertama bagi tasyri Islam,

maka seegala sesuatu ketetapan supaya berpegang kepada al-Qur'an dan

peembuatannya sebgai firman Allah swt:

??????? ?????? ???? ???? (?????? )

Artinya: "maka berpegang teguhlah pada apa yang diwahyukan Allah swt

kepadaamu (Q. S. al-Zukhruf: 43)

Betapa tingginya kedudukan al-Qur'an sebagai dasaaar hukum yang

penuh berkat raahmat dari Allah swt. Karena itulah seebagai syarat

bertakwa kepadaa Allah swt. Manusia diwajibkan mengikuti hukum-hukum

al-Qur'an sebagaimana firman Allah swt:

???? ??? ?????? ???? ?? ????? ?? ???? ?????? ?????? (??? ???? )

Artinya: Dan al-Qur'an itu adalah kitab yang kami turunkan yang

diberkati, makaa itulah dan berita kwalah agar kamu diberi raahmat (Q. S.

al-Anam: 155)

Page 9: Agama Islam Sumber Hukum Islam (Buku)

9Pendidikan Agama Islam kelas X

Demikian kedudukan al-Qur'an sebagai sumber Islam yang pertama dan

utama.

4. Fungsi al-Qur'an

a. al-Qur'an berfungsi sebagai penegas bidang akidah.

Dalam bidang akidah penegasan al-Qur'an merupakan khulasah

(intisari) yang diprioritaskan, diantara mengenal iman kepadaa yang

waajib.

b. sebagaii penegas bidang ibadah

Ibadah sebagai realitas dari pada akidah dapat dijadikan ukuran

kuuwaalitas iman seseorang. Iman menurut istilah menyangkut

keyakinan ucapan dan perbuatan.

c. memberikan pengajaran kepada kita dengan pengalaman kisah-kisah

masa silam.

Sejarah masa lalu dinyatakan dalam kisa-kisah yang diterangkan

dalam al-Qur'an, baik yang bersifat positif dengan meemikul resiko

yang menyenangkan ataupun yang bersifat neegatif dengan memikull

resiko yang tidak menyenangkan merupakan pedoman bagi umat

manusia.

d. membawa kabar gembira (menyeddiakan paahala) bagi yang

beramal shalih dan memberikan peeringatan (mengancam dengan

siksa) bagi yang durrhaka firman Allah swt dalam al-Qur'an:

????? ?????? ?? ??? ???? ?? ???????? (???? )

Artinya: yang memberrikan kabar gembira dan memberikan

peringatan, tetapi kebanyakan mereka berrpaling, maka tidak mau

mendengarnya. (Q. S. al-Fushilat: 4)

e. menjadi pedoman khidup bagi setiap mukmin.

Firmna Allah swt:

Artinmya: Dan sesungguhnya al-Qur'an itu benar-benar menjadi

petunjuk bagi orang-orangyang beriman. (Q. S. an-Naml: 77)

f. sebagai obat bagi segala penyakit rohani.

Firman Allah swt:

Artinya: Dan kami turunkan dari al-Qur'an sesuatu yang menjadi

peenawar dan rahmat bagi orang-orang beriman. (Q. S. al-Isra': 82)

g. memberikan motifasi/dorongan untuk kemajuan teknologi.

Al-Qur'an diturunkan untuk memberikan peetunjuk sehingga menjadi

rahmat sebelum dirasakan seebagai rahmat. Tentu dengan melalui

proses tertentu dengan bantuan ilmu pengetahuan.

Firman Allah swt:

Page 10: Agama Islam Sumber Hukum Islam (Buku)

10 Bab 5_Sumber Hukum Islam

Artinya: Hai jamaah jin manusia jika kamu sanggup menghembus

(melihat) menjuru ke langit maka lintasilah, kamu tidak dapat

menembuskan dengan kekuatan. (Q. S. ar-Rahman: 33)

5. Garis-garis besar isi al-Qur'an

Pokok-pokok isi al-Qur'an adaa lima.

a. Tauhid kepercayaan kepada Allah swt, malaikat-malaikattnmya, kitab-

kitabnya, para rasul, hari kiamat/kemudian, dan qada dan qadar yang

baik dan buruk.

b. Tuntunan ibadan sebagai peran yang menrubahhidupkan jiwa tauhid.

c. Janji dan ancaman: al-Qur'an menjanjikan pahala bagi orang yang

meneerima dan mengamalkan isi al-Qur'an dan mengancam mereka

yang mengingkarinya dengan siksa.

d. Hukum yang dihajati pergaulan hidup untuk keeebahagiaan dunia

akhirat.

e. Inti sejarah orang-orang yang tunduk kepada Allah swt, yaaitu orang-

orang yang shalil seeperti nabi-nabi, dan rasul-rasul juga sejarah

mereka yang mengingkaari agama Allah swt dan hukum-hukumnya.

Maksud sejarah ialah sebagaii tuntunan dan tauladan bagi orang-orang

yang hendak mencari kebahagiaan dan meliputi tuntunan akhlak.

6. Dasar-dasar al-Qur'an dalam membuat hukum

al-Qur'an diturunkan Allah swt kepada Naabi Muhammad saw untuk

dijaddikan peetunjuk dan peengaajaran bagi seluruh umat manusia, dalam

mengadddakan perrintah dan larangan. Al-Qur'an selalu berpedoman kepada

dua hal yaitu: (1) tidak meembedakan, dan (2) berangsur-angsur.

1. Tidak membedakan.

Firman Allh dalam Al-Qur'an;

Artiya; Allah swt tidak aakan memberikan sesutu kepada seorang

melaainkan sesui dengan ke sanggupannya.(Q,S. Al Baqorah;286.)

Artinya; Allah swt menghendaki kelonggaran bagi dan tidak menghendaki

ke sulitan bagi mu.(Q,S,Al-Baqorah;185.)

Dengan dasar itulah,Kita boleh;

a. Mengqasar shalat(dari empat menjadi dua rakat)dan menjama

(mengumpulkan shalat)yang masing-masing apabila berpegian sesui

dengan syarat-syaratnya.

b. Boleh titik berpuasa bila berpergian .

c. Boleh bertayamum sebagi wudu'.

d. Boleh memakan-makan yang haramkan. Jika keadan memaksa.

2. Berangur-angsur

Page 11: Agama Islam Sumber Hukum Islam (Buku)

11Pendidikan Agama Islam kelas X

Al-Qur'an telah membuat Hukum yang berangsur angsur.Hal ini dapat di

ketahui sebagi berikut;

Mengharamkan sesuatu secara berangsur-angsur seperti larangan-

larangan minum minuman keras dan penjudi,sebagaimana Firman Allah

swt

Artinya; Mereka bertaya kepadamu tentang minuman yang memabukan

dan tentang penjudian,Katakan oleh mu bahwa minuman yang

memabukan dan penjudi itu dosa besar dan ada manfatkannya bagi

manusia,tetapi dosanya lebih besar dari manpatnya. (Q,S,Al-baqarah;

219)

Lalu datanglah fase yang ke dua dari fase mengharamkannya sesat

sebelum shalat bahwa bekas-bekasnya harus lenyap sebelum shalat,

yaitu dengan fiman Allah swt;

Artinya; Waihai orang-orang yang beriman, Janganlah mendekati shalat

jika kamu dalam keadan mabuk. (Q. S. An-nisa; 43.)

Kemudian datanglah fase terakhir yaitu larangan keras terhadap arak dan

judi. Setelah banyak orang-orang menninggalkan kebiasaan itu dan

sesudah turun ayat yang pertama dan yang kedua, yaitu fiman Allah swt:

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya arak, judi dan

bertenung adalah pekerjaan keji termasuk perbuatan syetan, maka

jauhilah perbuatan-perbuatan itu, agar kamu memperoleh kebahagiaan.

(Q. S. al-Qur'an-Maidah: 90)

Demikianlah Allah swt membuat larangan secara berangsur-angsur pula,

misalnya pengumuman dasar peperangan dan jihad dimasa permulaan

Islam. Di kota Mekkah dan Maddinah.

7. Penerapan Sikap dan Perilaku

Sikap dan perilaku yang mencerminkan penghayatan terhadap al-Quran

sebagai sumber hukum, antara lain adalah:

a. Memiliki al-Quran, berikut terjemahannya dan gemar membawanya

untuk terus dibaca di saat waktu luang, atau di berbagai kesematan.

b. Mempelajari dan memahami al-Quran di antaranya melalui metode

ayat bil ayat, yaitu memahami ayat al-Quran dengan ayat yang

lainnya. Misalnya:

tahapan 1 tata krama membaca al-Quran

tahapan 2 tata krama menerjemahkan al-Quran

tahapan 3 tata krama memahami isi kandungan al-Quran

tahapan 4 tata krama melaksanakan isi kandungan al-Quran

tahapan 5 tata krama mensyiarkan al-Quran

Page 12: Agama Islam Sumber Hukum Islam (Buku)

12 Bab 5_Sumber Hukum Islam

c. Bertadarus dan tadabur al-Quran sesuai dengan kemampuan masing-

masing, khususnya dibaca secara rutin sehabis salat fardu maghrib

dan subuh.

d. Melaksanakan pesan moral yang terdapat dalam al-Quran di

kehidupan sehari-hari, karena al-Quran dijadikan petunjuk dan

pedoman hidup manusia.

e. Mengamalkan/mensyiarkan al-Quran dan

tetap mempelajarinya.

f. Menghormati al-Quran, tidak disimpan di

tempat yang tidak selayaknya, dipelihara dan

dirawat agar tidak cepat rusak.

g. Gemar menghafal surat-surat pendek/panjang

dan digunakan sebagai bacaan ketika salat.

h. Mempelajari bahasa Arab, nahwu, saraf, dan

ilmu lainnya, agar dapat menerjemahkan

atau menafsirkan ayat-ayat al-Quran.

Bahan DiskusiBahan Diskusi

1. Diskusikanlah apa yang terjadi jika seseorang

telah pandai membaca al-Quran tetapi tidak

paham apa yang dibacanya!?

2. Bagaimana dampaknya kepada seseorang yang telah memahami

ayat al-Quran tetapi tidak dipatuhinya? Kaitkan dengan QS. 61: 2-3.

3. Bagaimana jika seorang muslim tidak atau enggan memahami al-

Quran? Kaitkan dengan QS. 7: 179?

4. Bagaimana dengan diri Anda, sudahkan bias membaca al-Quran? Jika

belum jelaskan alasannya?!

As-Sunnah

1. Pengertian sunnah

Sunnah menurut bahasa artinya perjalanan, pekerjaan atau cara.

Sedangkan menurut istilah syara adalah perkataan Nabi Muhammad saw,

perbuatan dan keterangannya yaitu yang dikatakan atau yang diperbuat

oleh para sahabat dan ditetapkan oleh Nabi, tiada ditegurnya sebagai

bukti bahwa perbuatan itu tidak teralarang hukumnya.

2. Jenis sunnah

a. sunnah Qauliyah, yaitu perkataan dari Rasul contohnya yang sudah

masyhur ialah Hadis:

Tadabur al-QURAN

Dari Utsman bin Affan, Rasulullah bersabda, "Yang paling baik di antara kamu adalah orang yang mau belajar al-Quran dan mengajarkannya". (HR. Imam Turmuzi)

Point does Your one take from that

Page 13: Agama Islam Sumber Hukum Islam (Buku)

13Pendidikan Agama Islam kelas X

Artinya: sesungguhnya setiap perbuatan itu tergantung kepada niat

(H. R. Bukhari Muslim)

b. sunnah fi'liyah, yaitu perbuatan Rasulullah saw, yang dapat

disimpulkan sebagai perintah atau larangan melalui contoh teladan

beliau.

Contoh seperti pelaksanaan ibadah shalat, puasa, haji dan

sebagainya.

c. sunnah taqririyah, yaitu pengakuan dan penetapan pemberian

perseetujuan hal-hal yang dilakukan oleh para shahabat, baik yang

perkataan maupun perbuatan.

Contohnya seperti kisah dua orang shahabat dalam keadaan mufasir

tidak menemukan air, sedang keduanya ingin melaksanakan shalat.

Selesainya shalat keduanya melanjutkan perjalanan dan menemukan

air, sedangkan waktu shalat masih ada, saloah seorng dari keduanya

kemudian berwudhu dan mengulangi shalatnya, sedangkan yang

satunya tidak mengulangi shalatnya. Engkau telah mengikuti

sunnahku dan telah memenuhi kewajiban shalatmu, sedangkan

beliau berkata: engkau mendapat pahala dua kali.

d. sunnah hammiyah, ialah suatu amalan yang ddikeehendaki atau

diinginkan Nabi saw, tetapi belum sampai beliau kerrjakan sesudah

wafat, misalnya puasa tanggal sembilan Muharram.

3. Macam-macam kiualitas hadis

Secara garis besar, kualitas hadis dibagi menjadi dua: mutawatir dan

ahad. Yang dimaksud dengan hadis mutawatir adalah sebuah hadis yang

diriwayatkan oleh sejumlah orang banyak yang tidak memungkinkan

melakukan kebohongan bersama. Sementara yang dimaksud dengan

hadis ahad adalah hadis yang diriwayatkan oleh perorangan yang

jumlahnya tidak mencapai jumlah mutawatir. Karena persyaratan hadis

mutawatir cukup ketat, maka jumlahnya bias dibilang sangat sedikit.

Dengan kata lain, riwayat hadis yang ada hamper didominasi hadis ahad.

Mengingat kualitas masing-masing orang yang meriwayatkan hadis

(perawi) berbeda satu sama lain, maka hadis ahad sendiri masih dibagi

tiga macam:

a. Shahih, hadis yang memiliki mata rantai sanad yang bersambung,

tidak bertentangan dengan riwayat hadis kebanyakan, tidak

mengandung cacat, serta diriwayatkan oleh seorang perawi yang adil

dan akurat.

b. Hasan, hadis yang tidak jauh berbeda dengan pengertian shahih.

Yang membedakan antara keduanya hanya pada kualitas perawinya,

di mana perawi hadis hasan tidak sepopuler perawi hadis shahih.

Page 14: Agama Islam Sumber Hukum Islam (Buku)

14 Bab 5_Sumber Hukum Islam

c. Dha'if, sebuah hadis yang tidak memenuhi beberapa kriteria hadis

shahih maupun hasan. (para perawinya termasuk suka berbuat fasik,

pendusta, pelupa, berbuat dosa). Contoh: "Barangsiapa yang berkata

kepada orang miskin, bergembiralah, maka wajib baginya surga."

(HR. Ibnu 'Adi). Di antara perawi hadis tersebut ialah Abu Mali bin

Harun, menurut Imam Yahya ia sebagai pendusta dan bias dikatakan

sebagai pemalsu hadis.

Contoh lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim:

"Barang siapa mati karena mempertahankan hartanya, maka ia mati

syahid."

4. Kedudukan sunnah

a. Sunnah sebagai dasar hukum

Kaum muslimin sepakat bahwa sunnah sebagai dasar hukum yang

kedua sesudah al-Qur'an, kesimpulan ini diperoleh berdasarkan dalil-

dalil yang memberikan petunjuk tentang kedua kedudukan dan fungsi

sunnah, baik yang nash, ijma, ataupun pertimbangan akal yang

sehat.

1) Dalil yang berupa nash antara lain, firman allah dalam al-Qur'an:

artinya: apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia

dan yang ddilarangnya bagimu maka tinggalkan. (Q. S. al-Ashr: 7)

Artinya: barang siapa yang mentaati Rasul, maka sesungguhnya

mentaati Allah swt. (Q. S. an-Nisa: 80)

2) Dalil akal

Bila sunnah tidak menjadi dasar hukum (hujjah) maka

seebagaimana cara melaksanakan perintak al-Qur'an yang masih

bersifat ijmal, seperti shalat, puasa, haji, dan sebagainya. Dalam

perintah shalat tersebut, melainkan Rasul langsung memberikan

contoh pelaksanaannya, dengan demikiawn tidak patut kita

sangkal mengenai kedudukan sunnah sebagai salah satu sumber

hukum.

b. Sunnah terhadap al-Qur'an meliputi tiga fungsi pokok yaitu:

1. menguatkan dan menegaskan hukum yang terdapat dalam al-

Qur'an contohnya seperti perintah melaksanakan shalat, puasa,

zakat dan haji, larangan menghadik orang tua, larangan

membunuh kecuali dengan jalan haq dicantumkan dalam al-

Qur'an ditegaskan juga dalam sunnah.

2. menguraikan dan merincikan yang global atau mujmal,

mengkaitkan yang mutlak dan mentaksiskan yang umum ('am),

tafsir, taqsid dan daqsis berfungsi penjelasan apa yang

dikehendaki al-Qur'an, rasulullah saw, memang mempunytai

Page 15: Agama Islam Sumber Hukum Islam (Buku)

15Pendidikan Agama Islam kelas X

tugas penjelas kitabullah al-Qur'an sebagaimwana firman Allah

swt:

artinya: dan kami turunkan kepadamu al-Qur'an, agar kamu

menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan

kepada mereka dan upayaa mereka memikirkan. (Q. S. an-Nisa:

44)

Contohnya seperti penjelasan tata cara ibadah shalat, puasa, dan

Haji, penjelasan harta benda yang diwajibkan mengeluarkan

zakatnya dan nisabnya, masing-masing menjelasakan akan jual

beli yang mengandung riba, menentukan berbagai yang haram

dan yang tidak haram dan laain sebagainya.

3. menetapkan dan mengadakan hukum yang tidak disebutkan

dalam al-Qur'an hukum yang terjadi adalah merupakan produk

sunnah sendiri yang tidak ditunjukan oleh al-Qur'an contohnya

seperti haram memadu seseorang perempuan dengan bibinya

dari pihaak ibunya, haram makan daging burung yangberkuku

panjang, haram memakai sutra dan cincin emas bagi laki-laki dan

sebagainya.

5. Sunnah yang dapat dijadikan hujjah

Sunnah yang dapat dijadikan hujjah adalah yang dapat

dipertanggungjawabkan kesahihannya dengan uraaian berikut:

a. Sunnah mutawatir, yatu yang diriwayatkan dengan sanad yang

banyak, sehingga tidak ditentukan lagi siapa-siapa saja yang

diriwayatkannya, umumnya hadis yang demikian populer dalam

masyarakat, tak seorangpun yang menolak keasliannya.

b. Sunnah masyhur, yaitu yang diriwayatkan dengan paling sedikit tiga

sanad.

c. Sunnah ahad, yaitu yang diriwayatkan dengan dua atau satu sanad

saja, tingkat ahad inilah yang baik.

6. Penerapan Sikap dan Perilaku

Sikap dan perilaku yang mencerminkan memahami hadis sebagai sumber

hukum kedua antara lain adalah:

a. Membaca dan mempelajari hadis, khususnya hadis sahih untuk

diterapkan sebagai sumber hukum kedua setelah al-Quran dalam

kehidupan sehari-hari.

b. Dapat menghafal hadis-hadis pendek untuk dijadikan bahan latihan

berdakwah/khutbah.

c. Menghindari hadis-hadis palsu agar tidak salah dalam beribadah dan

beramal soleh.

Page 16: Agama Islam Sumber Hukum Islam (Buku)

16 Bab 5_Sumber Hukum Islam

d. Mengenal (mengetahui) sejarah hadis atau memiliki beberapa buku

hadis.

e. Menempatkan hadis (sunnah rasul) sebagai sumber hukum kedua dan

menjauhi dari sikap perilaku ingkar terhadap kedudukan hadis

sebagai sumber hukum Islam.

Bahan DiskusiBahan Diskusi

1. Diskusikanlah apa latar belakang adanya hadis palsu dan sebuah

contoh hadis palsu.

2. Cari dan himpunlah lima hadis tentang kewajiban menuntut ilmu.

IJTIHAD

1. Pengertian Ijtihad

Ijtihad menurut bahasa artinya besungguh-sungguh, berusaha keras

mencurahkan tenaga, memeras pikiran, atau bekerja semaksimal

mungkin. Adapun ijtihad menurut istilah ulama Usul Fiqih ialah usaha

keras seorang faqih (ulama fiqih) yang mencurahkan segala

kesanggupannya untuk mendapatkan ilmu tentang hukum-hukum

syari'ah."

Ijtihad dapat pula diartikan usaha serius yang dilakukan oleh seorang

faqih atau ahli agama untuk memecahkan suatu masalah yang tidak ada

ketetapannya, baik dari al-Quran maupun Hadis dengan menggunakan

pikiran yang sehat dan jernih, sehingga diperoleh ketetapan hukum yang

benar dan tepat.

2. Berbagai Metode Ijtihad

Adapun metode untuk menetapkan hukum dalam proses ijtihad bisa

dibilang cukup beragam, di antaranya sebagai berikt:

a. IJMA'

Ijma' menurut bahasa artinya sepakat atau sependapat. Menurut

istilah, yaitu kesepakatan atau persetujuan para mujtahid umat

Muhammad Saw sepeninggal beliau pada suatu masa tentang suatu

perkawa (hukum). Kesepakatan ini bisa berbentuk perbuatan (ijma'

fi'liyah), perkataan (ijma' qauliyah) dan dengan cara diam (ijma'

sukuti). Misalnya tentang bolehnya memakan daging Kuda.

b. QIYAS

Qiyas menurut bahasa adalah mengukur sesuatu dengan lainnya.

Sengakan menurut istilah adalah penetapan suatu hukum

berdasarkan suatu hukum yang sudah ditentukan oleh nash al-Quran

Page 17: Agama Islam Sumber Hukum Islam (Buku)

17Pendidikan Agama Islam kelas X

maupun hadis karena adanya persamaan illah atau sebab. Misalnya

tentang haramnya bir atau mengisap ganja, yang ada dalam Quran

yang diharamkan meminum ARAK (khamr) alasannya memabukkan

sehingga dapat merusak akal sehat. Karena illah-nya atau sebabnya

sama-sama memabukkan dan merusak akal sehat manusia maka bir

atau mengisap ganja serta yang lainya haram hukumnya.

7. Hukum Taklifi

Menurut para ulama ahli usul fiqh, yang dimaksud dengan hukum taklifi

adalah ketetapan Allah tentang perintah larangan atau takhyir (pilihan).

Menurut para ulama hukum taklifi terbagi menjadi lima:

1. Wajib, yaitu suatu perintah yang berasal dari syar'i (Allah atau

Rasulullah) yang harus dilaksanakan oleh mukallaf. Biasanya hukum

wajib ditunjukkan melalui redaksi kalimat perintah yang tidak disertai

penjelasan yang meringankan untuk ditinggalkan. Karena ketetapan

yang bersifat harus, maka jika seseorang melaksanakannya akan

mendapatkan pahala dan yang meninggalkannya akan mendapat

dosa. Misalnya kalimat perintah yang memunculkan hukum wajib bagi

mukallaf terdapat dalam firman Allah SWT;

ا WXXهZ Wآي ذ_ينW ي aXXوا ال eXXنWءام Wب_ eت eمe ك Wيك Wامe عWل ي rXXالص Wب_ eت اك WXXXمW ذ_ينW عWلWى ك aXXXم م_ن الe _ك eم قWبل aك WعWل ل

. Wونeقa Wت ت"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa

sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu

bertakwa." (QS. 2: 183)

2. Mandub, yaitu suatu perintah yang berasal dari syar'i (Allah dan

Rasulullah) yang harus dilaksanakan oleh mukallaf, namun sifatnya

tidak mengharuskan. Karena bukan sebuah ketetapan yang harus,

maka orang yang melaksanakannya akan mendapatkan pahala dan

yang meninggalkannya tidak berdosa, seperti pada ayat berikut;

{ه|ا Wآي ذ_ينW ي aXXوا ال eXXنWا ءامWذ_ eم إ Wنت دWي WXXين� تWد _XXى بWل_ إWجWل� مaى أ WسZم .eوهe eب فWاكت

"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila melakukan utang-piutang

untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya." (QS.

2: 282)

3. Haram, yaitu suatu larangan yang berasal dari syar'I (Allah atau

Rasulullah) yang harus ditinggalkan oleh mukallaf. Karena larangan

yang sifatnya harus ditinggalkan, maka bagi yang melaksanakannya

Page 18: Agama Islam Sumber Hukum Islam (Buku)

18 Bab 5_Sumber Hukum Islam

akan mendapat dosa dan yang meninggalkannya akan mendapatkan

pahala. Seperti pada ayat berikut;

مWت rر eXXXXح eمe Wيك ةe عWل WXXXXيتWالم eامaدXXXXالWو eحمW وWلنز_ير_ eه_لa الخ_ _غWير_ وWمWاا ه_ الله_ ل _XXب eة WXXق_ ن WنخeالمWو

eةWوذeوقWالمWو eةW دrي WرW ةe وWالمeت WXXط_يحa لW وWالن WXXكW وWمWاأeعe ب aالس a _ال eم إ aيت اذWك WXXم Wح_ اذeب WXXمWى وWلWب_ ع eXXصZ الن

Wن مeوا وWأ Wقس_ Wست _ ت WزلXXXXم _اال eم ب _ك ف_سق�. ذWل"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan

daging hewan yang disembelih bukan atas nama Allah, yang tercekik,

yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang

buas, kecuali yang sempat kamu sembelih. Dan (diharamkan

pula)yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan pula)

mengundi nasib dengan azhlam (anak panah), karena itu suatu

perbuatan fasik." (QS. Al-Maidah/5: 3).

4. Makruh, yaitu suatu perintah yang berasal dari syar'i (Allah atau

Rasulullah) yang dianjurkan untuk dilaksanakan oleh mukallaf dan

sifatnya bukan sebuah keharusan. Karena sifatnya tidak harus, maka

bagi orang yang meninggalkanny akan mendapatkan pahala dan

yang tetap melanggarnya tidak mendapatkan dosa. Misalnya dalam

firman Allah berikut;

ZهWا Wآي aذ_ينW ي eوا ال eوا ءامWن Wسئل Wت WآءW عWن ال ي ^XXشW _ن أ إWبدe eم ت Wك eم ل ؤك eسW ت

"Wahai orang yang-orang yang beriman! Janganlah kamu

menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika ditegakkan

kepadamu, (justru) menyusahkan kamu." (QS. Al-Maidah/5: 101).

5. Mubah, sebuah pilihan yang diberikan oleh syar'i (Allah atau

Rasulullah) kepada mukallaf antara melaksanakan atau

meninggalkannya. Karena sifatnya sebuah pilihan, maka orang yang

melaksanakan atau meninggalkannya sama-sama tidak mendapatkan

dosa. Misalnya dalam surat al-Jumu'ah/62: 10 berikut;

Wذ_ Wت_ فWإ وا الصaلوةe قeض_ي eر WXXشW Wرض_ ف_ى فWانت االWغeوا الله_. فWضل_ م_ن وWابت

"Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi;

carilah karuia Allah."

8. Penerapan Sikap dan Perilaku

Page 19: Agama Islam Sumber Hukum Islam (Buku)

19Pendidikan Agama Islam kelas X

Sikap dan perilaku yang mencerminkan penghayatan terhadap hokum-

hukum taklifi adalah sebagai berikut:

a. Senantiasa berhati-hati dalam bertindak atau melakukan sesuatu,

apakah boleh dilakukan atau tidak.

b. Melaksanakan salat fardu, puasa, zakat, dan haji/umrah sesuai

dengan syariat yang telah ditentukan berdasarkan al-Quran dan hadis

Nabi saw.

c. Melaksanakan salat rawatib (qabliyah dan ba'diyah), atau salat-salat

sunnah lainnya.

d. Senantiasa berpuasa sunnah seperti hari Senin dan Kamis.

e. Menjauhi perbuatan-perbuatan yang hukumnya makruh karena

nantinya akan menjadi haram.

f. Melaksanakan perbutan-perbuatan baik dan menjauhi perbautan-

perbutan yang hukumnya haram.

g. Senantiasa berkonsultasi kepada yang layak diminta nasihat

mengenai perbuatan yang akan dilakukan tetapi masih ada keraguan.

Reasonably to been contemplated [layak untuk direnungkan]

Hukum taklifi adalah tuntunan Allh SWT yang dikemas oleh para ahli fiqh

yang berkaitan dengan perintah untuk melakukan suatu perbuatan atau

meninggalkannya. Ada lima macam yang berkaitan dengannya, yaitu:

wajib, haram, sunnah, makruh dan mubah.

Berhati-hatilah dalam bertindak supaya tidak salah jalan, yang

seharusnya kita melakukannya malah ditinggalkan sebaliknya seharus

ditinggalkan malah dilakukan, jauhkan dari sikap keragu-raguan dan yang

hal-hal yang makruh karena nantinya akan menggiring kepada hal yang

diharamkan.

LATIHANLATIHAN

A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Jelaskan pengertian al-Quran, Sunnah, Ijtihad!

2. Tuliskan ayat Quran yang menyatakan bahwa al-Quran adalah sumber hukum Islam yang pertama dan utama!

3. Sebutkan tiga fungsi hadis terhadap al-Quran!

4. Bagaimna menurut pendapatmu jika ada orang yang hanya berpedoman kepada al-Quran tetapi mengingkari Sunnah? Jelaskan dengan singkat!

Page 20: Agama Islam Sumber Hukum Islam (Buku)

20 Bab 5_Sumber Hukum Islam

5. Apakah yang dimaksud dengan hukum mubah? Sebutkan contohnya!

B. Berilah tanda checklist () pada kolom yang sesuai dengan pilihan sikap

Anda!

No

Pernyataan S SS

TS

STS

1 Menerapkan hukum Islam berarti harus membentuk pemerintahan Islam di Indonesia.

2 Jika ada masalah keagamaan, hendaknya para ulama melakukan ijtihad untuk mencari solusinya.

3 Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, kita harus selalu menyesuaikan tradisi yang berlaku di masyarakat selama tidak bertentangan dengan syari'at.

4 Kita tetap tidak boleh makan daging babi ketika berada di tengah hutan dan tidak ada bahan makanan lagi yang bisa dimakan.

5 Kalau sering terjadi perselisihan faham dalam sebuah perjanjian, maka pencatatan perjanjian menjadi wajib dilakukan.