STUDI TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH DI RT …repository.poltekkes-kdi.ac.id/419/1/KTI...

99
STUDI TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH DI RT 23 RW 8 KELURAHAN RAHANDOUNA KECAMATAN POASIA KOTA KENDARI TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan OLEH ASKIA P00320012006 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEPERAWATAN 2015

Transcript of STUDI TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH DI RT …repository.poltekkes-kdi.ac.id/419/1/KTI...

STUDI TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH DIRT 23 RW 8 KELURAHAN RAHANDOUNA KECAMATAN

POASIA KOTA KENDARI TAHUN 2015

KARYA TULIS ILMIAH

Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III PoliteknikKesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan

OLEH

ASKIAP00320012006

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEPERAWATAN

2015

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Askia

NIM : P00320012006

Tempat dan Tanggal Lahir : Makoro, 23 Juni 1994

Suku / Bangsa : Buton / Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

B. Pendidikan

1. SD Negeri 1 Taipabu, tamat tahun 2006

2. MTs Negeri 1 Binongko, tamat tahun 2009

3. SMA Negeri 1 Binongko, tamat tahun 2012

4. Sejak tahun 2012 melanjutkan pendidikan diploma (DIII) di Politeknik

Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan sampai sekarang.

MOTTO

Tidak ada kekuatan yang dapat menguatkan selain kesabaranTidak ada harta yang

paling berharga selain rasa syukur

Tidak ada teman yang mengerti selain keikhlasan

Tidak ada obat yang menyembuhkan selain Quran dan Zikir

Tidak ada hiburan yang mampu menghilangkan kegalauan selain shalat.

Hidup bukan untuk sebuah pengakuan

Tetapi awal pengakuan adalah terhadap diri tentang keberadaan

Hidup adalah titian

Hidup butuh pengorbanan

Dimana tidak ada kata menyerah dan keangkuhan di dalamnya.

hidup bukan hanya sebagai untaian kata

tetapi harus bersumber dari jiwa yang suci

Walau kadang tak dimengerti

Hidup penuh dengan tanda tanya.

Dan yang ku tau ada rahasia di balik rahasia

Cukuplah Aku ridha kepadaNya dan ridhaNya kepadaku

ABSTRAK

Askia (NIM: P00320012006). Studi tentang Kesehatan Lingkungan Rumah diRT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun2015. Dibimbing oleh Hj. Sumirah Budi Pertami dan Hj. Rutji Nurhati (xiii + 58halaman + 13 lampiran ). Kesehatan lingkungan rumah yang meliputi pengelolaansampah dan limbah, komponen rumah, jamban, air, dan sanitasi makanan.Kesehatanlingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehinggaberpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula(Adnani, 2011).Jenis penelitian deskriptif yang dilakukan pada tanggal 30 Mei – 03Juni 2015. Sampel penelitian berjumlah 32 rumah dari populasi 105 rumah yangdiambil dengan cara random sampling secara dor to dor. Data diperoleh dari dataprimer dan data sekunder dengan instrumen penelitian lembar observasi.Datadisajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dinarasikan. Hasil penelitiandidapatkan 31 rumah (96,88%) memiliki kesehatan lingkungan rumah yangmemenuhi syarat kesehatan dan yang tidak memenuhi syarat kesehatan 1 rumah(3,12%) dengan uraian dari 32 responden di dapatkan 6 rumah (18,75%) memenuhisyarat dalam pengelolaan sampah dan limbah dan 26 rumah (81,25%) tidakmemenuhi syarat kesehatan, komponen rumah yang memenuhi syarat sebanyak 7rumah (21,88%), yang tidak memenuhi syarat 25 rumah (78,12%), jamban yangmemenuhi syarat sebanyak 15 rumah (46,88%), yang tidak memenuhi syarat 17rumah (53,12%), Air yang memenuhi syarat sebanyak 10 rumah (31,25%), yang tidakmemenuhi syarat 22 rumah (68,75%), sanitasi makanan yang memenuhi syaratsebanyak 10 rumah (31,25%), yang tidak memenuhi syarat 22 rumah (68,75%). Olehkarena itu disarankan kepada pemerintah setempat perlu kiranya lebih memperhatikankeadaan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan lingkungan rumah denganmensosialisasikan kesehatan lingkungan rumah dan menerapkan perilaku sehat.

Kata Kunci : Kesehatan, Lingkungan, Sanitasi Makanan.

Daftar Pustaka: 22 buah (2005-2014).

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat

dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaian penelitian dengan judul “Studi

Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna

Kecamatan Poasia Kota Kendari tahun 2015”.Penelitian ini disusun dalam rangka

melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III (DIII)

pada Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan.

Rasa hormat, terima kasih dan penghargaan kepada bapakku Mahduki dan

Mamaku Maryam yang tercinta atas semua bantuan moril dan materil serta doanya

demi kesuksesan studi yang penulis jalani selama menuntut ilmu sampai selesainya

karya tulis ini.

Proses penulisan karya tulis ini telah melewati perjalanan panjang, dan penulis

banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada ibu Hj. Sumirah

Budi Pertami S.Kp.,M.Kep.selaku pembimbing I yang mengajarkanku tentang

kelemahlembutan dan ibu Hj. Rutji Nurhati A.Kep.Selaku pembimbing II yang

mengajarkanku tentang arti dari keberanian.Kesabaran dalam membimbing dan

pengorbanan waktu dan pikiran selama menyusun karya tulis ini. Ucapan terima

kasih juga penulis tujukan kepada:

1. Bapak Petrus, SKM. M.Kes. selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes

Kendari.

2. Kepala Kantor Balitbang Sulawesi Tenggara yang telah memberikan izin

penelitian kepada penulis dalam penelitian ini.

3. Kepala Kantor Kelurahan Rahandouna dan staf Kelurahan Rahandouna dalam

memfasilitasi dan memberikan pelayanan selama melakukan penelitian.

4. Bapak Muslimin L., A.Kep.,S.Pd.,M.Si.selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari.

5. Tim Penguji yaitu Ibu Dali Dali, SKM., M.Kes selaku penguji I, Bapak Indriono

Hadi S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku penguji II, dan ibu Fitri Wijayati,

S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku penguji III.

6. Bapak dan Ibu dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan

Keperawatan serta seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan pelayanan

akademik yang diberikan selama penulis menuntut ilmu Keperawatan.

7. Terima Kasih kepada Umi Norma Hasan dan Almarhum Aba Drs. H. Hasan,

Ayah Drs. H. La Ode Malik, MM. dan Ibu Hasrati Hasan serta adik-adikku Rusdi

Mubarak dan Zurriyati Isra Marfu’ah.

8. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih untuk adik-adikku Fatmawati, Ezra

Mandira dan Nofrizal yang masih melanjutkan studinya.

9. Terima kasih untuk kakakku Masluddin, Kakak Jufri dan Kakak Nursianti yang

selalu memotivasiku.

10. Teman-temanku Hartina, Siti Salfiah, Siti Aminah, Melta, Serly Dwita Sanampe,

Hesti Sulastri, Kasman, Maman Indrayana, Muhammad Bastian dan Ayu Lestari

serta teman-temanku Tingkat III A dan Tingkat III B.

Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang

ada pada penulis, sehingga bentuk dan isi karya tulis ini masih jauh dari

kesempurnaan.Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi

kesempurnaan karya tulis ini.

Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya

bagi penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan selanjutnya.

Kendari, Juni 2015

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... iHALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ iiHALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iiiRIWAYAT HIDUP ............................................................................................ ivMOTTO .............................................................................................................. vABSTRAK.......................................................................................................... viKATA PENGANTAR ........................................................................................ viiDAFTAR ISI ...................................................................................................... xDAFTAR TABEL............................................................................................... xiiDAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5C. Tujuan ..................................................................................................... 5D. Manfaat ................................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Kesehatan Lingkungan .............................................. 7B. Tinjauan Tentang Rumah........................................................................ 21

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran...................................................................................... 29B. Kerangka Konsep.................................................................................... 30C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ............................................. 31

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian........................................................................................ 34B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 34C. Populasi dan Sampel ............................................................................... 34D. Prosedur Pengumpulan Data................................................................... 35E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 36F. Jenis Data ................................................................................................ 36G. Pengolahan Data ..................................................................................... 36H. Analisa Data............................................................................................ 37I. Penyajian Data ........................................................................................ 38J. Etika Penulisan........................................................................................ 38

BAB V PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum tentang Lokasi Penelitian .......................................... 39

B. Hasil Penelitian ....................................................................................... 41C. Pembahasan............................................................................................. 46

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 60B. Saran ....................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Pendidikan KK di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna

Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015...................................... 41

Tabel 5.2 Distribusi Pekerjaan KK di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna

Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015...................................... 42

Tabel 5.3 Distribusi Jenis Rumah di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna

Kecamatan PoasiaKota Kendari Tahun 2015....................................... 43

Tabel 5.4 Distribusi Pengelolaan Sampah dan Limbah di RT 23 RW 8

Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari

Tahun 2015........................................................................................... 43

Tabel 5.5 Distribusi Komponen Rumah di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna

Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015...................................... 44

Tabel 5.6 Distribusi Jamban di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna

Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015...................................... 44

Tabel 5.7 Distribusi Air di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna

Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015...................................... 45

Tabel 5.8 Distribusi Sanitasi Makanan di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna

Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015...................................... 45

Tabel 5.9 Distribusi Kesehatan Lingkungan Rumah di RT 23 RW 8 Kelurahan

Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015................. 46

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar permohonan persediaan menjadi responden.

Lampiran 2 : Lembar persetujuan responden.

Lampiran 3 : Lembar observasi penelitian.

Lampiran 4: Tabulasi data pengelolaan sampah dan limbah di RT 23 RW 8

Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015.

Lampiran 5: Tabulasi data komponen rumah di RT 23 RW 8 Kelurahan

Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015.

Lampiran 6: Tabulasi data jamban di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna

Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015.

Lampiran 7: Tabulasi data air di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna Kecamatan

Poasia Kota Kendari Tahun 2015.

Lampiran 8: Tabulasi data sanitasi makanan di RT 23 RW 8 Kelurahan

Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015.

Lampiran 9: Master tabel distribusi frekuensi kesehatan lingkungan di RT 23 RW 8

Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015.

Lampiran 10: Surat Izin Penelitian dari Poltekkes Kemenkes Kendari.

Lampiran 11: Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah

Propinsi Sulawesi Tenggara.

Lampiran 12: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Kelurahan

Rahandouna Kecamatan Poasia.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia dimanapun berada membutuhkan tempat untuk tinggal yang

disebut rumah.Rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan beristrahat

serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat

secara fisik, mental, social, sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja

secara produktif (Alamsyah dan Muliawati, 2013: 164).

Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area

sekitarnya yang dipakai sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan

keluarga (UU RI No. 4 Tahun 1992). Menurut WHO (World Health

Organization), rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat

berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta

keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu (Komisi WHO

Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001). Oleh karena itu keberadaan rumah

yang memenuhi syarat kesehatan, sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan

rumah dapat terpenuhi dengan baik.

Rumah merupakan kebutuhan dasar manusia sebagai tempat tinggal yang

harus memenuhi syarat kesehatan sehingga penghuninya tetap sehat.Rumah yang

sehat tidak terlepas dari ketersediaan sarana dan prasarana yang terkait seperti

pengelolaan sampah dan limbah, konstruksi rumah (bahan bangungan, penataan

ruangan seperti lantai kedap air, adanya ventilasi, dan langit-langit rumah yang

mudah dibersihkan pencahayaan kualitas udara), penyediaan air bersih,

penyediaan jamban dan sanitasi makanan (Alamsyah dan Muliawati, 2013: 159).

Konstruksi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

merupakan faktor risiko sebagai sumber penularan berbagai penyakit, khususnya

penyakit yang berbasis lingkungan.Beberapa penelitian menunjukkan bahwa

kondisi rumah yang tidak sehat mempunyai hubungan terhadap kejadian

penyakit.Penelitian Wahyuni (2005) menemukan bahwa balita yang menderita

demam berdarah (DBD) 64% bertempat tinggal di rumah yang mempunyai sarana

pembuangan air limbah tidak memenuhi syarat.Yuwono (2008) menemukan

lingkungan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat merupakan faktor risiko

terjadinya pneumonia pada balita.Wulandari (2009) menemukan sanitasi rumah

yang buruk dapat menyebabkan balita terkena diare.Keman (2005: 39)

menyatakan bahwa penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dan

tuberkulosis erat kaitannya dengan kondisi ventilasi rumah yang tidak sehat.

Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi syarat

menjadi faktor resiko terhadap penyaki diare. Disamping penyakit cacingan yang

menyebabkan produktivitas kerja menurun, serta angka kejadian penyakit yang

ditularkan oleh vektor penular penyakit demam berdarah, malaria, pes dan

filariasis yang masih tinggi.

Berdasarakan hasil riskesdas tahun 2013 mengenai kesehatan lingkungan

nasional, proporsi RT yang melakukan pengelolaan sampah yang diangkut oleh

petugas sebesar 24,9%, dibakar 50,9%, ditimbun 3,9%, dijadikan kompos 0,9%,

dibuang dikali 10,4 %, dan dibuang sembarangan sebesar 9,7% (Riskesdas, 2013).

Berdasarkan data kepemilikan rumah di Indonesia 81,9 % milik sendiri dan

sisanya sebesar 18,6% rumah yang disewa, rumah dinas dan rumah milik orang

tua/saudara. Menurut kepadatan hunian, terdapat 13,4 % rumah dengan

kepadatan hunian kurang dari 8 m2 per orang (padat). Untuk kondisi ruangan

dalam rumah, sebagian besar ruangan-ruangan terpisah dari ruang lainnya. Begitu

pula dalam hal kebersihan, sekitar tiga perempat RT dengan kondisi ruang tidur,

ruang keluarga maupun dapurnya bersih dengan pencahayaan cukup. Kurang

dari 50 % RT yang ventilasinya cukup dan dilengkapi dengan jendela yang

dibuka setiap hari (Riskesdas 2013).

Proporsi RT yang memiliki akses terhadap sumber air minum improved di

Indonesia adalah sebesar 66,8 persen, dan unimproved sebesar 33,2 %. Secara

kualitas fisik, masih terdapat RT dengan kualitas air minum keruh (3,3%),

berwarna (1,6%), berasa (2,6%), berbusa (0,5%), dan berbau (1,4%).

Proporsi RT di Indonesia menggunakan fasilitas BAB milik sendiri

adalah 76,2%, milik bersama sebanyak 6,7%, dan fasilitas umum adalah 4,2 %.

Masih terdapat RT yang tidak memiliki fasiltas BAB/BAB sembarangan, yaitu

sebesar 12,9 persen (Riskesdas, 2013).

Data Riskesdas nasional tahun 2013 tentang penyakit yang diakibatkan karena

lingkungan rumah yang buruk yaitu Infeksi Saluran Pernafasan Akut 25 %,

Pneumonia 4,5 %, TB 0,4%, diare 7,0 %, insiden diare pada kelompok usia balita

di Indonesia adalah 10,2 %, insiden Malaria 1,9 %. Yang didapatkan karena

pencemaran udara, pengolahan makanan dan minuman yang tidak bersih dan

adanya vektor.

Berdasarkan data riskesdas provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013

pengelolaan sampah di Sulawesi Tenggara sebesar 45% dibakar dan sisanya

diangkut oleh petugas, ditimbun, dijadikan kompos, dibuang dikali, dan dibuang

sembarangan. Proporsi jamban milik sendiri 70%, milik bersama 5,3%, milik

umum 4,5%, dan BAB sembarangan 20,2%. Proporsi air improved 66,8%, dan

unimproved 33,2%.

Data Riskesdas provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2013 tentang penyakit yang

disebabkan karena lingkungan rumah yang buruk yaitu ISPA sekitar 22,2%,

insiden pneumonia sebanyak 29 %, TB 0,2 %, hepatitis 2,1%, diare 3,4%, diare

pada balita 5.9%, malaria 1,9 %.

Berdasarkan data Puskesmas Poasia tahun 2013, angka kejadian ISPA yaitu

4413 kasus, alergi pada kulit sebanyak 1126 kasus, diare 789 kasus, penyakit lain

pada saluran pernapasan sebanyak 3248 kasus. Sedangkan pada tahun 2014 kasus

ISPA mengalami kenaikan yaitu menjadi 5822 kasus, alergi kulit mengalami

penurunan menjadi 1054, diare 704 kasus.

Kelurahan Rahandouna adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Poasia yang

terdiri dari 30 RT dan 10 RW. Di RT 23 RW 8 adalah salah satu RT di Kelurahan

Rahandouna Kecamatan Poasia yang memiliki 6 Dasawisma dengan jumlah KK

138 dan jumlah rumah 105 rumah. Di RT 23 RW 8 hanya 1 dasawisma yaitu

dasawisma Anggrek yang aktif dalam kegiatan yang diadakan oleh kelurahan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti pada ketua RT 23 RW 8

terhadap keadaan lingkungan rumah dan kondisi kesehatan masyarakat di RT 23

RW 8 ada beberapa warga yang membuang sampah sembarangan, dan saluran

pembuangan air limbah sering tersumbat dan berbau.

Berdasarkan data di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang kesehatan

lingkungan rumah di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia

Kota Kendari Tahun 2015.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana kesehatan lingkungan rumah di RT 23 RW 8 Kelurahan

Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari tahun 2015 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran kesehatan lingkungan rumah di RT 23 RW 8

Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari tahun 2015.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran pengelolaan sampah dan limbah di RT 23

RW 8 Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari tahun

2015.

b. Mengetahui gambaran komponen rumah di RT 23 RW 8 Kelurahan

Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari tahun 2015.

c. Mengetahui gambaran tentang jamban di RT 23 RW 8 Kelurahan

Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari tahun 2015.

d. Mengetahui gambaran tentang air di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna

Kecamatan Poasia Kota Kendari tahun 2015.

e. Untuk mengetahui gambaran tentang sanitasi makanan di RT 23 RW 8

Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari tahun 2015.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pemerintah setempat sebagai sumber informasi tentang kesehatan

lingkungan rumah RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia.

2. Bagi institusi sebagai rujukan dan sumber informasi bagi peneliti

selanjutnya.

3. Bagi masyarakat dapat dijadikan sebagai sumber informasi tentang

kesehatan lingkungan rumah.

4. Bagi peneliti sebagai penambah wawasan dan pengetahuan tentang

kesehatan lingkungan rumah dan merupakan pengalaman dalam

mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti pendidikan,

serta merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan

jenjang pendidikan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Kesehatan Lingkungan

1. Pengertian Kesehatan Lingkungan

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa

lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,

dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi

alam itu sendiri, kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia

serta makhluk hidup lainnya.

Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang

optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan

yang optimum pula (Adnani, 2011).

Lingkungan mempunyai tiga fungsi demi memenuhi kebutuhan hidup

manusia.Pertama, memberikan ruang untuk hidup, manusia dapat bertempat

tinggal dan melakukan fungsi hidupnya.Kedua, lingkungan merupakan

sumber daya baik hayati maupun non hayati yang bersifat terbaharui.Ketiga,

lingkungan juga memberikan pelayanan pada manusia agar tetap mendukung

kehidupan manusia.

2. Tujuan Kesehatan Lingkungan

Tujuan kesehatan lingkungan adalah terciptanya keadaan serasi sempurna

dari semua faktor yang ada di lingkungan fisik manusia sehingga

perkembangan fisik manusia dapat diuntungkan dan kesehatan serta

kelangsungan hidup manusia dapat dipelihara dan ditingkatkan (Adnani,

2011)

3. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan

Ruang lingkup kesehatan lingkungan secara garis besar adalah masalah

pengolahan sampah dan limbah, rumah sehat, pencemaran udara, penyediaan

jamban keluarga, penyediaan sarana air bersih, pencemaran udara, sanitasi

makanan dan manajemen penyakit berbasis wilayah (Alamsyah dan

Muliawati, 2013).

a. Pengelolaan Sampah dan Limbah

Sampah merupakan suatu bahan yang terbuang atau yang dibuang dari

sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai

ekonomis, sampah dapat berupa padat, cair dan gas.

Secara lebih rinci, sampah digolongkan sebagai berikut.

1) Human excreta merupakan istilah bagi bahan buangan yang

dikeluarkan tubuh manusi, yaitu faeses dan urin. Sampah manusia ini

dapat berbahaya bagi kesehatan karena dapat menjadi media penularan

penyakit.

2) Sewage adalah air limbah buangan rumah tangga maupun pabrik.

3) Refuse merupakan bahan sisa proses industry atau hasil sampingan

kegiatan rumah tangga. Refuse ini yang populer disebut sampah dalam

pengertian masyarakat sehari-hari. Sampah jenis ini dibagi menjadi

garbage (sampah lapuk) dan rubbish (sampah tidak lapuk dan tidak

mudah lapuk).

4) Industrial waste umumnya dihasilkan dalam skala besar dan

merupakan bahan-bahan buangan dari sisa-sisa proses industri.

Mekanisme pengelolaan sampah dalam UU Nomor 18 Tahun 2008

tentang pengelolaan sampah meliputi, kegiatan-kegiatan berikut.

1) Pengurangan sampah, yaitu kegiatan untuk mengatasi timbulnya

sampah sejak dari produsen sampah (rumah tangga, pasar, dan

lainnya), mengguna ulang sampah dari sumbernya dan/atau di tempat

pengolahan, dan daur ulang sampah di sumbernya dan atau di tempat

pengolahan.

2) Penanganan sampah, yaitu rangkaian kegiatan penanganan sampah

yang mencakup pemilahan (pengelompokkan dan pemisahan sampah

menurut jenis dan sifatnya), pengumpulan (memindahkan sampah dari

sumber sampah ke TPS atau tempat pengolahan sampah terpadu),

pengangkutan (kegiatan memindahkan sampah dari sumber), TPS atau

tempat pengolahan sampah terpadu, pengolahan hasil akhir (mengubah

bentuk, komposisi karakteristik dan jumlah sampah agar diproses lebih

lanjut), dimanfaatkan atau dikembalikan alam dan pemprosesan aktif

kegiatan pengolahan sampah atau residu hasil pengolahan sebelumnya

agar dapat dikembalikan ke media lingkungan.

b. Rumah Sehat

Rumah adalah tempat segala sesuatunya sudah dikenal dan tidak

berubah serta adanya perasaan otonomi dan kendali yang dimiliki

seseorang (Rauckhorst, Stokes dan Mezey, 1982).Rumah memberikan

perasaan keaslian tentang asal seseorang dan kesinambungan dengan akar

etnik seseorang, perasaan privasi, aman, kedekatan, dan konsistensi dalam

berperilaku, mengacu pada peraturan keluarga dan ritual (Taylor, 1995).

Menurut WHO, rumah merupakan struktur fisik atau bangunan untuk

tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani

dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan

individu. Dengan demikian rumah sehat adalah bangunan tempat

berlindung dan beristrahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang

menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental, social, sehingga

seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif (Alamsyah dan

Muliawati, 2013).

Menurut World Health Organization (WHO) dalam Alamsyah dan

Muliawati (2013), lingkungan perumahan yang dapat memberikan efek

penting secara langsung atau tidak langsung terhadap kesehatan fisik

ataupun mental dari penghuninya, yaitu:

1) Struktur dari rumah yang mencakup sejauh mana rumah melindungi

penghuni dari panas dan dingin yang ekstrim, kebisingan, masuknya

debu, hujan, dan serangga.

2) Sejauh mana suplai air yang memasuki rumah sudah cukup memadai,

baik dari segi kualitatif maupun kuantitatif.

3) Efektivitas sarana pembuangan dan manajemen selanjutnya dari

ekskreta dari limbah cair maupun padat.

4) Kualitas lokasi rumah, termasuk sejauh mana secara structural aman

untuk perumahan dan terlindung dari kontaminasi (dengan demikian

penyediaan pengaliran air merupakan aspek paling penting).

5) Akibat dari kepadatan yang berlebihan, termasuk meliputi kecelakaan

rumah tangga, infeksi melalui udara, penyakit pernapasan akut,

pneumonia, dan tuberkulosa.

6) Adanya pencemaran udara dalam rumah yang berkaitan dengan bahan

bakar yang digunakan di dalam rumah yang baik untuk memasak

maupun penghangantan.

7) Standar-standar keamanan makanan termasuk sejauh mana tempat

tinggal tersebut sudah memiliki sarana untuk menyimpanh makanan

serta melindunginya dari pembusukan serta pencemaran.

8) Vektor-vektor dan hospes-hospes penyakit yang berkaitan dengan

lingkungan domestik.

9) Rumah sebagai tempat kerja, dimana pertanyaan-pertanyaan mengenai

kesehatan kerja seperti penggunaan dan penyimpanan bahan-bahan

kimia toksik serta berbahaya serta aspek-aspek kesehatan serta

keselamatan dan keamanan dari peralatan perlu dipertimbangkan.

c. Pencemaran udara

Udara merupakan suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang

mengelilingi bumi. Komposisi udara normal terdiri atas gas nitrogen

78,1%, oksigen 20,93 %, dan karbondioksida 0.03 %. Sementara

selebihnya berupa gas neon, argon, krypton, xenon, dan helium.Udara

juga mengandung uap air, debu, bakteri, spora, dan sisa tumbuh-

tumbuhan.

Udara di alam tidak pernah dijumpai dalam keadaan bersih tanpa

polutan. Beberapa gas seperti sulfur dioksida, hidrogen sulfida, dan

karbondioksida, selalu dibebaskan ke udara sebagai produk sampingan

dari proses alami seperti aktivitas vulkanik, pembusukan sampah tanaman,

kebakaran hutan, dan sebagainya. Selain itu, udara juga dicemari oleh

aktivitas manusia seperti pemakaian kendaraan bermotor, gas buang dari

kawasan industry dan lain-lain.

Pencemaran udara diartikan sebagai masuk atau dimasukkannya

makhluk hidup, zat, energi, dan au komponen lain ke udara oleh kegiatan

manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat

tertentu yang menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak daapat

berfungsi lagi sesuai peruntukkannya.

d. Penyediaan Jamban Keluarga

Pembuatan jamban merupakan salah satu upaya manusia untuk

memelihara kesehatan dengan membuat lingkungan tempat hidup yang

bersih dan sehat.Dalam pembuatan jamban, sedapat mungkin harus

diusahakan agar jamban tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.Selain

itu konstruksi jamban yang kokoh dan biaya yang terjangkau juga perlu

dipikirkan dalam membuat jamban.

1) Syarat Pembuatan Jamban

a) Tidak mengakibatkan pencemaran pada sumber-sumber air

minum, dan permukaan tanah yang ada disekitar jamban.

b) Menghindarkan berkembangbiaknya / tersebarnya cacing tambang

pada permukan ranah.

c) Tidak memungkinkan berkembangbiaknya lalat dan serangga lain.

d) Menghindarkan atau mencegah timbulnya bau.

e) Mengusahakan konstruksi yang sederhana, kuat dan murah.

f) Mengusahakan system yang dapat digunakan dan diterima

masyarakat setempat.

2) Penentuan jarak

Di Indonesia pada umumnya jarak yang berlaku antara sumber air dan

lokasi jamban berkisar antara 8 sampai dengan 15 meter atau rata-rata

10 meter.

a) Keadaan daerah datar atau lereng.

Bila daerahnya berlereng jamban harus dibuat di sebelah bawah

dari letak sumber air.Seandainya tidak mungkin dan terpaksa di

atasnya, maka jaraknya tidak boleh kurang dari 15 meter dan letak

harus agak ke kanan atau ke kiri.Bila daerahnya datar, jamban

sedapat mungkin harus di luar lokasi yang seing digenangi banjir.

b) Keadaan permukaan air tanah dangkal atau dalam.

c) Sifat, macam, dan susunan tanah berpori atau padat, pasir, tanah

liat atau kapur.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah mudah dan tidaknya

memperoleh air.

e. Penyediaan Sarana Air Bersih

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia no

416/Menkes/Per/IX/1990 yang dimaksud air bersih adalah air bersih yang

digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak (Alamsyah dan

Muliawati, 2013).

1) Syarat air bersih

a) Syarat kuantitatif adalah jumlah air yang dibutuhkan setiap hari

tergantung kepada aktivitas dan tingkat kebutuhan. Secara

kuantitas di Indonesia diperkirakan air sebanyak 138,5

liter/orang/hari dengan perincian yaitu untuk mandi, cuci kakus 12

liter, minum 2 liter, cuci pakaian 10,7 liter, kebersihan rumah 31,4

liter, taman 11,8 liter, cuci kendaraan 21,8 liter, berwudhu 16,2

liter, lain-lain 33,3 liter.

b) Secara kualitatif

Syarat kualitatif meliputi syarat fisik, kimia, radioaktivitas, dan

mikrobiologis yang memenuhi syarat kesehatan menurut Peraturan

Menteri Kesehatan No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-

syarat dan pengawasan kualitas air.

(1) Parameter fisik

Air yang memenuhi persyaratan fisik yaitu air yang tidak

berbau tidak berasa, tidak berwarna, tidak keruh, dan dengan

suhu di bawah suhu udara, serta memiliki jumlah zat padat

terlarut yang rendah.

(2) Kimia

Air yang baik dari segi parameter kimia adalah air yang tidak

tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia yang

berbahayabagi kesehatan antara lain air raksa, aluminium,

arsen, barium, fluoride, kalsium, besi, derajat keasaman, dan

zat kimia lain. Air sebaiknya dalam keadaan netral untuk

mencegah terjadinya pelarutan logam berat dan korosi jaringan

distribusi air.pH yang dianjurkan adalah 6,5-9.

(3) Parameter radioaktivitas

Air yang memiliki bentuk radioaktivitas dalam bentuk apapun

memiliki efek yang sama, yaitu menimbulkan kerusakan pada

sel yang terpapar. Kerusakan tersebutdapat berupa kematian sel

dan perubahan komposisi genetik.

(4) Parameter mikrobiologis

Sumber air yang ada di alam pada dasarnya mengandung

bakteri.Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai dengan tempat

dan kondisi yang mempengaruhinya.Oleh karena itu, air yang

digunakan untuk keperluan sehari-hari harus bebas dari bakteri

patogen.

2) Sumber air

Berdasarkan letak sumbernya, air dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

a) Air hujan

Air hujan merupakan sumber utama air di bumi dan merupakan

jenis air yang paling murni.Namun, air ini cenderung mengalami

pencemaran ketika berada di atmosfir. Air hujan akan melarutkan

partikel debu dan gas yang terdapat dalam udara, misalnya CO2,

N2O3 dan gas S2O3 sehingga terjadi reaksi kimia yang membuat

air hujan ketika sampai di permukaan sudah tidak murni dan

mengakibatkan keasaman pada air hujan.

b) Air permukaan

Air permukaan merupakan salah satu sumber penting bahan baku

air bersih. Faktor-faktor yang harus diperhatikan, antara lain:

(1) Jumlah atau kuantitas air permukaan

(2) Mutu atau kualitas baku air permukaan

(3) Kontinuitas air permukaan.

Air permukaan tersebut dapat berupa air sungai, telaga, rawa,

danau, waduk, air terjun, atau sumur permukaan sebagian besar

berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan. Jenis air ini

seringkali merupakan sumber air yang paling tercemar, baik

karena kegiatan manusia, fauna flora, dan zat-zat lainnya.

3) Pengolahan air secara sederhana

a) Pengolahan secara alamiah ini dilakukan dalam bentuk

penyimpanan (storage) dari air yang diperoleh dari berbagai

macam sumber, seperti air danau, air kali, air sumber, dan

sebagainya.

b) Pengolahan air dengan menyaring

Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan kerikil,

ijuk, dan pasir.

c) Pengolahan air dengan menggunakan zat kimia yang berfungsi

sebagai koagulasi dan mempercepat pengendapan, misalnya tawas.

d) Pengolahan air dengan mengalirkan udara tujuannya adalah untuk

menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, menghilangkan

gas-gas yang tidak diperlukaan.

e) Pengolahan air minum untuk umum tujuannya untuk membunuh

kuman-kuman yang terdapat pada air.

f. Sanitasi Makanan

Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia untuk

mempertahankan hidupnya. Ada 4 fungsi pokok makanan bagi kehidupan

manusia, yaitu:

1) Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan/ perkembangan serta

mengganti jaringan tubuh yang rusak.

2) Memperoleh energy guna melakukan kegiatan sehari-hari.

3) Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan air,

mineral, dan cairan tubuh yang lain.

4) Berperan di dalam mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai

penyakit.

Agar makanan dapat berfungsi sebagaimana mestinya, kualitas

makanan harus diperhatikan.Kualitas tersebut mencakup ketersediaan zat

gizi yang dibutuhkan tubuh dalam makanan dan pencegahan terjadinya

kontaminasi makanan dengan zat-zat yang dapat mengakibatkan gangguan

kesehatan.

Terjadinya kontaminan dalam makanan dapat berlangsung melalui dua

cara, yaitu kontaminasi langsung dan kontaminasi silang. Kontaminasi

langsung adalah kontaminasi yang terjadi pada bahan makanan mentah,

baik tanaman maupun bahan makanan mentah ataupun makanan masaka

melalui perantara.Dengan demikian, kontaminasi silang dapat terjadi

selama makanan hewan, yang diperoleh dari tempat hidup atau asal

makanan tersebut.Contohnya kontaminasi pestisida.

Kontaminasi silang adalah kontaminasi pada ada dalam tahap

persiapan, pengolahan, pemasakan maupun penyajian.

Kontaminasi makanan dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu:

1) Kontaminasi fisik terkait dengan kondisi ruangan yang tidak

mendukung pengamanan makanan seperti sirkulasi udara yang kurang

baik, temperature ruangan yang panas dan lembab, dan sebagainya.

2) Kontaminasi kimia terjadi apabila terdapat zat-zat kimia yang

digunakan untuk mempertahankan kesegaran bahan makanan, obat-

obat penyemprot hama, penggunaan wadah bekas obat-obat pertanian

untuk kemasan makanan dan lain-lain.

3) Kontaminasi biologi terjadi apabila terdapat organisme hidup di dalam

makanan. Organisme hidup yang sering menjadi kontaminan

bervariasi, mulai dari berukuran cukup besar seperti serangga sampai

yang amat kecil seperti mikroorganisme. Mikroorganisme merupakan

kontaminan yang harus diwaspadai, karena keberadaannya dalam

makanan sering tidak disadari sampai menimbulkan akibat-akibat yang

tidak diinginkan.

Makanan dapat terkontaminasi karena beberapa hal, yaitu

1) Mengolah makanan dengan tangan kotor,

2) Memasak sambil bemain dengan hewan peliharaan,

3) Menggunakan lap kotor untuk membersihkan meja, perabotan bersih,

dan lainnya.

4) Dapur, alat masak dan makanan yang kotor,

5) Makanan yang sudah jatuh ke tanah,

6) Makanan disimpan tanpa tutup,

7) Makanan mentah dan matang disimpan bersama-sama,

8) Makanan dicuci dengan air kotor,

9) Makanan terkontaminasi dengan kotorann akibat hewan yang

berkeliaran di sekitarnya.

10) Sayuran dan buah-buahan ditanam pada tanah yang terkontaminasi,

11) Memakan sayuran dan makanan yang terkontaminasi,

12) Pengolah makanan yang sakit atau carier penyakit.

Untuk mencegah kontaminasi makanan dengan zat-zat yang dapat

mengakibatkan gangguan kesehatan diperlukan penerapan sanitasi

makanan.Sanitasi makanan adalah usaha untuk mengamankan dan

menyelamatkan makanan agar tetap bersih, sehat dan aman.

Sanitasi makanan yang buruk dapat menimbulkan gangguan kesehatan

pada orang yang mengkonsumsinya.Gangguan kesehatan yang dapat

terjadi akibat makanan dapat dikelompokkan menjadi keracunan makanan,

dan penyakit bawaan makanan.

g. Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah

Berdasarkan paradigma lingkungan, kejadian penyakit merupakan

hasil interaksi antara manusia dengan komponen lingkungan di sekitarnya

yang memiliki potensi penyakit.

Menurut Achmadi (2012), manajemen pengendalian penyakit berbasis

wilayah merupakan upaya terintegrasi antara tata laksana pengendalian

kasus dengan pengendalian berbagai faktor risiko penyakit yang

direncanakan dan dilaksanakan seacra simultan, paripurna, berbasis

wilayah pada hakikatnya ahalah manajemen penyakityang dilakukan

secara komprehensif dengan melakukan upaya-upaya berikut.

1) Tata laksana kasus atau penderita penyakit dengan baik, mulai dari

upaya menegakkan diagnosis penyakit, melakukan pengobatan dan

menyembuhkan penyakit dalam sebuah komunitas masyarakat dalam

sebuah wilayah. Kasus yang dimaksud adalah kasus-kasus yang

menjadi prioritas wilayah administrative, wilayah pemerintah pusat,

maupun WHO.

2) Tata laksana faktor risiko atau pengendalian faktor resiko untuk

mencegah penularan atau proses kejadian penyakit yang berkelanjutan

dan melindungi penduduk yang sehat dari resiko menderita penyakit

yang bersangkutan.

B. Tinjauan tentang Rumah

1. Pengertian Rumah

Rumah adalah tempat segala sesuatunya sudah dikenal dan tidak berubah

serta adanya perasaan otonomi dan kendali yang dimiliki seseorang

(Rauckhorst, Stokes dan Mezey, 1982).Rumah memberikan perasaan keaslian

tentang asal seseorang dan kesinambungan dengan akar etnik seseorang,

perasaan privasi, aman, kedekatan, dan konsistensi dalam berperilaku,

mengacu pada peraturan keluarga dan ritual (Taylor, 1995).

Menurut WHO, rumah merupakan struktur fisik atau bangunan untuk

tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan

rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu.

Dengan demikian rumah sehat adalah bangunan tempat berlindung dan

beristrahat serta sebagai sarana pembinaan keluarga yang menumbuhkan

kehidupan sehat secara fisik, mental, social, sehingga seluruh anggota

keluarga dapat bekerja secara produktif (Alamsyah dan Muliawati, 2013).

2. Syarat Rumah

Menurut World Health Organization (WHO) dalam Alamsyah dan

Muliawati (2013), lingkungan perumahan yang dapat memberikan efek

penting secara langsung atau tidak langsung terhadap kesehatan fisik ataupun

mental dari penghuninya, yaitu:

a. Struktur dari rumah yang mencakup sejauh mana rumah melindungi

penghuni dari panas dan dingin yang ekstrim, kebisingan, masuknya debu,

hujan, dan serangga.

b. Sejauh mana suplai air yang memasuki rumah sudah cukup memadai, baik

dari segi kualitatif maupun kuantitatif.

c. Efektivitas sarana pembuangan dan manajemen selanjutnya dari ekskreta

dari limbah cair maupun padat.

d. Kualitas lokasi rumah, termasuk sejauh mana secara structural aman untuk

perumahan dan terlindung dari kontaminasi (dengan demikian penyediaan

pengaliran air merupakan aspek paling penting).

e. Akibat dari kepadatan yang berlebihan, termasuk meliputi kecelakaan

rumah tangga, infeksi melalui udara, penyakit pernapasan akut,

pneumonia, dan tuberkulosa.

f. Adanya pencemaran udara dalam rumah yang berkaitan dengan bahan

bakar yang digunakan di dalam rumah yang baik untuk memasak maupun

penghangantan.

g. Standar-standar keamanan makanan termasuk sejauh mana tempat tinggal

tersebut sudah memiliki sarana untuk menyimpanh makanan serta

melindunginya dari pembusukan serta pencemaran.

h. Vektor-vektor dan hospes-hospes penyakit yang berkaitan dengan

lingkungan domestik.

i. Rumah sebagai tempat kerja, dimana pertanyaan-pertanyaan mengenai

kesehatan kerja seperti penggunaan dan penyimpanan bahan-bahan kimia

toksik serta berbahaya serta aspek-aspek kesehatan serta keselamatan dan

keamanan dari peralatan perlu dipertimbangkan.

Persyaratan kesehatan perumahan dan pemukiman menurut Keputusan

Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1990 meliputi

parameter sebagai berikut:

a. Lokasi

1) Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran

sungai, aliran lahar, gelombang tsunami, longsor, gempa bumi, dan

sebagainya.

2) Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir sampah

dan bekas lokasi pertambangan.

3) Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah kebakaran

seperti jalur pendaratan penerbangan.

b. Kualitas udara

Kualitas udara di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas

beracun baik oleh alam atau altivitas manusia dan memenuhi persyaratan

baku mutu lingkungan sebagai berikut:

1) Gas berbau (H2S dan NH3) secara biologis tidak terdeteksi

2) Partikel debu diameter <10 µg tidak melebihi 150 µg/m3

3) Gas SO2 tidak melebihi 0,1ppm

4) Debu total tidak melebihi 350 mm3/m2 per hari.

c. Kebisingan dan getaran

1) Tingkat kebisingan dilokasi tidak melebihi 45-55 dB

2) Tingkat getaran di lingkungan perumahan harus memenuhi maksimal

10 mm/detik

d. Kualitas tanah pada daerah perumahan harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut:

1) Timah hitam (Pb) maksimal 300 mg/kg

2) Arsenik total maksimal 100 mg/kg

3) Cadmium (Cd) maksimal 20 mg/kg

4) Benzoa pyrene maksimal 1 mg/kg.

e. Prasarana dan sarana lingkungan

1) Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan

konstruksi yang aman dari kecelakaan.

2) Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan

vector penyakit.

3) Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan

tidak mengganggu kesehatan, kontruksi trotoar tidak membahayakan

pejalan kaki dan penyandang cacat, jembatan harus memiliki pagar

pengaman, lampu penerangan jalan tidak menyilaukan mata.

4) Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas air yang

memenuhi persyaratan kesehatan.

5) Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus

memenuhi persyaratan kesehatan.

6) Pengelolaan pembuangan sampah rumah tangga harus memenuhi

syarat kesehatan.

7) Memiliki akses sarana pelayanan kesehatan, komunikasi, tempat kerja,

tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian dan lain sebagainya.

8) Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya.

9) Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi

kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan keracunan.

f. Vector penyakit

1) Indeks lalat harus memenuhi syarat

2) Indeks jentik nyamuk di bawah 5 %.

g. Penghijauan

Pepohonan untuk penghijauan lingkungan merupakan pelindung dan juga

berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan kelestarian alam.

Adapun ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:

a. Bahan bangunan

1) Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat

membahayakan kesehatan, antara lain debu total kurang dari 150

µg/m2, asbestos kurang dari 0,5 serat/m3/ 24 jam, plumbum (Pb)

kurang dari 300 mg/kg bahan.

2) Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan

berkembangnya mikroorganisme patogen.

b. Komponen dan penataan ruangan

1) Lantai kedap air dan mudah dibersihkan

2) Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci

kedap air dan mudah dibersihkan.

3) Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan.

4) Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir.

5) Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukkannya.

6) Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.

c. Pencahayaan

Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat

menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux

dan tidak menyilaukan mata.

d. Kualitas udara

1) Suhu udara nyaman antara 18-30 0c

2) Kelembaban udara 40-70 %

3) Gas SO2 kurang 0,01 ppm /24 jam

4) Pertukaran udara 5 kaki 3/menit/penghuni

5) Gas COkurang dari 100 ppm/8 jam

6) Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3.

e. Ventilasi

Luas lubang ventilasi alamiah permanen minimal 10% luas lantai.

f. Vector penyakit

Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.

g. Penyediaan air

1) Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60

liter/orang/hari

2) Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau

air minum menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan Kepmenkes 907

tahun 2002.

h. Saran penyimpanan makanan

Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman.

i. Pembuangan limbah

1) Limbah cair yang berasal dari rumah tangga tidak mencemari sumber

air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah.

2) Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau,

tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah.

j. Kepadatan hunian

Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2

orang tidur.

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Menurut UU RI No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup menyebutkan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang

dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk manusia dan

perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan peri kehidupan

dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Ruang lingkup kesehatan lingkungan secara garis besar adalah masalah

pengelolaan sampah dan limbah, rumah sehat, penyediaan jamban keluarga,

penyediaan sarana air bersih, pencemaran udara, sanitasi makanan dan

manajemen penyakit berbasis wilayah (Alamsyah dan Muliawati, 2013).

B. Kerangka Konsep

Kesehatan Lingkungan Rumah

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Komponen rumah

Pengelolaan sampah dan limbah

Air

Pencemaran udara

Jamban

Manajemen penyakit berbasiswilayah

Kesehatanlingkungan rumah

Sanitasi makanan

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Kesehatan lingkungan rumah dalam penelitian ini adalah lingkungan rumah

tinggal dalam hal pengelolaan sampah dan limbah, komponen rumah, jamban,

air, dan sanitasi makanan di RT 23 RW 8 kelurahan Rahandouna Kecamatan

Poasia Kota Kendari tahun 2015.

Kriteria objektif:

Memenuhi syarat : jika semua variabel memenuhi syarat

Tidak memenuhi syarat : jika salah satu/lebih variabel tidak memenuhi

syarat.

2. Pengelolaan sampah dan limbah dalam penelitian ini adalah pengelolaan

sampah dan limbah yang syaratnya yaitu membuang sampah di tempat

sampah (tong sampah atau lubang sampah), sampah dibakar / ditimbun /

diambil petugas, tidak menimbun sampah di halaman lebih dari satu hari,

SPAL lancar / tidak tergenang, dan tidak ada sampah dalam SPAL di RT 23

RW 8 kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari tahun 2015.

Kriteria objektif:

Jika jawaban observasi YA nilainya 1.Jika jawaban observasi TIDAK nilainya

0.

Memenuhi syarat : jika semua syarat kesehatan terpenuhi

Tidak memenuhi syarat : jika salah satu/lebih syarat kesehatan tidak

terpenuhi

3. Yang dimaksud komponen rumah dalam penelitian ini adalah komponen

rumah tinggal dengan syarat yaitu langit-langit rumah bersih, lantai rumah

bersih, dapat membaca dalam rumah, perabotan rumah tertatan rapi, dan

terdapat tumbuhan yang bermanfaat di halaman rumah di RT 23 RW 8

kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari tahun 2015.

Kriteria objektif:

Jika jawaban observasi YA nilainya 1.Jika jawaban observasi TIDAK nilainya

0.

Memenuhi syarat : jika semua syarat kesehatan terpenuhi

Tidak memenuhi syarat : jika salah satu/lebih syarat kesehatan tidak

terpenuhi

4. Jamban dalam penelitian ini adalah tempat pembuangan kotoran manusia

yang syaratnya yaitu jarak septik tank dengan sumber air ≥ 8 m, jamban tidak

berbau, jamban bersih, jamban tertutup, dan tersedia air yang cukup di RT 23

RW 8 Kelurahan Rahandouna Kota Kendari tahun 2015.

Kriteria objektif :

Jika jawaban observasi YA nilainya 1.Jika jawaban observasi TIDAK nilainya

0.

Memenuhi syarat : jika semua syarat kesehatan terpenuhi

Tidak memenuhi syarat : jika salah satu/lebih syarat kesehatan tidak

terpenuhi

5. Yang dimaksud air dalam penelitian ini adalah air bersih yang digunakan

untuk keperluan sehari-hari dengan syarat penampungan air bersih, tidak ada

serangga dalam penampungan air, air tidak berbau / tidak berasa /tidak

berwarna, tidak ada endapan pada air minum, air bersih diperoleh dari sumur /

PAM yang digunakan oleh masyarakat di RT 23 RW 8 Kelurahan

Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari tahun 2015.

Kriteria objektif:

Jika jawaban observasi YA nilainya 1.Jika jawaban observasi TIDAK nilainya

0.

Memenuhi syarat : jika semua syarat kesehatan terpenuhi

Tidak memenuhi syarat : jika salah satu/lebih syarat kesehatan tidak

terpenuhi.

6. Sanitasi makanan adalah tindakan untuk mengamankan makanan dengan

syaratnya yaitu makanan ditutup, keadaan dapur yang bersih, kuku ibu

pendek, dan ada ventilasi di dapur sehingga makanan tetap bersih dan aman

yang dilakukan oleh masyarakat di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna

Kecamatan Poasia.

Kriteria objektif:

Jika jawaban observasi YA nilainya 1.Jika jawaban observasi TIDAK nilainya

0.

Memenuhi syarat : jika semua syarat kesehatan terpenuhi

Tidak memenuhi syarat : jika salah satu/lebih syarat kesehatan tidak

terpenuhi.

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dimaksudkan untuk

mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan secara objektif mengenai

distribusi, frekuensi suatu masalah kesehatan atau yang mempengaruhinya.

Dalam penelitian ini akan mendeskripsikan tentang kesehatan lingkungan rumah

yaitu mengenai pengelolaan sampah dan limbah, komponen rumah, jamban, air,

dan sanitasi makanan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna

Kecamatan Poasia.

2. Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan selama kurang lebih 4 bulan dari tanggal 2

Maret – 29 Juni 2015.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi adalah merupakan keseluruhan subyek penelitian atau obyek yang di

teliti (Notoatmodjo, 2002). Adapun populasi pada penelitian ini adalah

seluruh rumah di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna berjumlah 105 rumah.

2. Sampel

Menurut Nursalam (2011: 91) sampel terdiri dari bagian populasi yang

terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui

sampling.Apabila jumlah populasi ≤ 1000, maka sampel bisa diambil 20-30 %

dari jumlah populasi. Sehingga besar sampel yaitu 105 x 30/100 = 31,5

dibulatkan menjadi 32 sampel.

Tekhnik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling

yaitu pengambilan sampel dengan cara diacak dari 1-32 subjek di dalam

populasi sehingga subjek dianggap sama.

Kriteria inklusi sampel sebagai berikut:

a. Rumah pribadi

b. KK bersedia menjadi responden.

Kriteria eksklusi sampel sebagai berikut:

a. KK yang menumpang

b. KK tidak bersedia menjadi responden.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

peneliti mendatangi rumah di RT 23 RW 8 secara dor to dor yang rumahnya

terpilih secara acak sebanyak 32 rumah.Selanjutnya menanyakan kesediaan untuk

menjadi responden dan menandatangani lembar persetujuan. Jika KK bersedia

untuk menjadi responden maka langsung dilakukan penelitian dengan

menggunakan lembar observasi.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu

menggunakan lembar observasi dengan skala Gutman untuk mengobservasi

pengelolaan sampah dan limbah, komponen rumah, jamban, air, dan sanitasi

makanan di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari

Tahun 2015.

F. Jenis Data

1. Data Primer didapatkan melalui observasi langsung peneliti di RT 23 RW 8

Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015 dengan

menggunakan lembar observasi.

2. Data Sekunder

Data sekunder tentang jumlah rumah diambil dari kantor kelurahan

Rahandouna, data Riskesdes tahun 2013 tentang penyakit dan kesehatan

lingkungan rumah secara nasional dan data provinsi Sulawesi Tenggara, dan

laporan kasus penyakit di Puskesmas Poasia.

G. Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan proses yang sangat penting dalam penelitian ini.

Oleh karena itu harus dilakukan dengan baik dan benar. Kegiatan-kegiatan dalam

pengolahan data :

1. Editing

Editing adalah memeriksa kelengkapan jawaban responden dan menghitung

jumlah kuesioner.

2. Coding

Coding adalah mengklasifikasi jawaban-jawaban dari para responden ke

dalam kategori-kategori. Biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara memberi

tanda/kode berbentuk angka pada masing-masing jawaban.

3. Scorring

Scorring adalah menilai masing-masing item dengan menggunakan

perhitungan kalkulator.

4. Tabulating

Tabulating merupakan lanjutan dari pengkodean pada proses pengolahan.

Dalam hal ini setelah data tersebut di koding kemudian di tabulasi agar lebih

mudah penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi.

H. Analisa Data

Sesuai jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif, maka dilakukan analisis

dengan cara menampilkan distribusi dan persentase frekuensi variabel yang di

teliti dan hasil observasi tersebut di persentasikan dalam bentuk distribusi tabel

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Rumus yang digunakan adalah :

fX = x k

n

Keterangan:

X : persentase hasil yang di capai

f : frekuensi variabel yang diamati

n : jumlah sampel penelitian

k : konstanta 100%.

I. Penyajian Data

Data yang telah diolah disajikan secara deskriptif dalam narasi dan penjelasan

tabel.

J. Etika penulisan

Pada saat melakukan penelitian ini, sebelumnya peneliti menentukan

etika penelitian terhadap calon responden antara lain sebagai berikut :

1. Permohonan jadi Responden

Peneliti membuat surat permohonan sebagai calon responden penelitian.

2. Lembar Persetujuan ( Informed Consent )

Lembar persetujuan disampaikan kepada responden, peneliti menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian, dan responden bersedia menjadi responden,

maka peneliti memohon kesediaan responden untuk menandatangani lembar

persetujuan.

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum tentang Lokasi Penelitian

1. Keadaan Geografis

Kelurahan Rahandouna adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Poasia

terletak di Jln. Kelurahan Rahandouna memiliki batas wilayah yaitu pada

sebelah utara berbatasan dengan Teluk Kendari, sebelah selatan berbatasan

dengan Kecamatan Konda, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan

Anggoeya, dan sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Anduonohu.

(Daftar Isian Potensi Kelurahan, Kelurahan Rahandouna, 2014).

2. Luas Wilayah

Kelurahan Rahandouna memiliki luas 708 ha/m2, dimana 300 ha/m2

dipergunakan untuk pemukiman, 390 ha/m2 dipergunakan untuk

322perkebunan, 3.8 ha/m2 digunakan untuk perkantoran, dan 14,2 ha/m2

digunakan untuk prasarana umum lainnya.

3. Data Demografis

Kelurahan Rahandouna Memiliki jumlah penduduk sebesar 104.266 jiwa

dengan jumlah laki-laki 5904 jiwa dan perempuan 6608 jiwa.Kelurahan

Rahandouna terdiri dari 10 RW dan 30 RT dengan jumlah kepala keluarga

(KK) 2335 KK.Agama penduduk yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan

Budha dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Suku penduduk

kelurahan Rahandouna yaitu suku Muna sebesar 52 %, suku Tolaki 20 %,

Bugis 17 %, Makassar 6 %, Jawa 3 %, Mandar 1 %, dan Tator 1 %.

4. Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan yang ada di Keluraha Rahandouna terdiri dari

Playgroup dengan jumlah 5 statusnya terdaftar, TK jumlahnya 9 dengan

statusnya terdaftar, SD berjumlah 3 status negeri, SMP berjumlah 1 statusnya

negeri, dan SMA/sederajat berjumlah 2 statusnya negeri.

5. Lembaga Keamanan

Lembaga keamanan di Kelurahan Rahandouna yaitu adanya hansip dan

adanya kerja sama dengan TNI-POLRI.

6. Prasarana dan Sarana

Prasarana dan sarana di Kelurahan yaitu

a. Prasarana dan sarana transportasi darat dan laut; transportasi darat yaitu

adanya jalanan umum dengan panjang jalan 9 KM, jembatan 2 unit dan 12

pangkalan ojek, dan pada transportasi laut ada 24 unit perahu motor.

b. Prasarana Komunikasi dan Informasi yang ada yaitu adanya warnet 2 unit,

kantor pos 1 unit.

c. Prasarana air bersih dan sanitasi yaitu adanya 153 unit sumur pompa, 1102

unit sumur gali, 1 unit bangunan pengolahan air bersih, adanya SPAL, dan

MCK umum 1 unit.

d. Prasarana peribadatan jumlah masjid 9 buah dan jumlah

langgar/surau/mushola 6 buah.

e. Prasarana Kesehatan terdapat rumah sakit umum 1 unit, Puskesmas 1 unit,

apotik 2 unit, posyandu 6 unit, rumah bersalin 1 unit.

f. Prasarana dan sarana kebersihan terdapat 10 lokasi tempat pembuangan

sementara, gerobak sampah 1 unit, dan jumlah pemulung 2 orang.

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia

dengan sampel penelitian adalah rumah di RT 23 RW 8 Kelurahan

Rahandouna dengan jumlah responden 32 KK.

Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah pendidikan, pekerjaan dan

status sosial ekonomi yang diobservasi dari jenis rumah responden.

a. Pendidikan

Pendidikan KK di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna Kecamatan

Poasia Kota Kendari tahun 2015 dapat dilihat pada tabel V.1 sebagai

berikut:

Tabel 5.1Distribusi Pendidikan KK di RT 23 RW 8 Kelurahan

Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015No Jenjang Pendidikan Frekuensi Persentase (%)1 SD 8 25,002 SMP sederajat 2 6,253 SMA sederajat 14 43,754 PT 7 21,885 Tidak sekolah 1 3,12

Total (n) 32 100Sumber: Data Primer diolah Juni 2015

Berdasarkann tabel 5.1 di atas menunjukkan bahwa dari 32 responden

yang memiliki jenjang pendidikan SD yaitu sebanyak 8 orang (25,00%),

SMP sederajat sebanyak 2 orang (6,25%), SMA sederajat sebanyak 14

orang (43,75), PT sebanyak 7 orang (21,88 %), dan tidak sekolah

sebanyak 1 orang (3,12%).

b. Pekerjaan

Pekerjaan KK di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna Kecamatan

Poasia Kota Kendari tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 5.2 sebagai

berikut:

Tabel 5.2Distribusi Pekerjaan KK di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna

Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015No Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)1 PNS 7 21,882 Wiraswasta 11 34,383 Buruh 2 6,254 TNI 1 3,125 Pegawai swasta 1 3,12

6 Pedagang 7 21,88

7 Tidak bekerja 1 3,12

8 Pensiun 2 6,25

Total (n) 32 100Sumber: Data primer diolah Juni 2015

Berdasarkann tabel 5.2 di atas menunjukkan bahwa dari 32 responden

yang memiliki pekerjaan sebagai PNS yaitu sebanyak 7 orang (21,88 %),

Wiraswasta 11 rumah (34,38%), buruh 2 orang (6,25%), TNI 1 orang

(3,12 %), pegawai swasta 1 orang (3,12%), pedagang sebanyak 7 orang

(21,88%), tidak bekerja 1 orang (3,12%), pensiun 2 orang (6,25 %).

c. Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi masyarakat yang diobservasi dari jenis rumah yang

dihuni, dapat dilihat pada tabel 5.3 sebagai berikut:

Tabel 5.3Distribusi Jenis Rumah di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna

Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015No. Jenis Rumah Frekuensi Persentase (%)1 Permanen 20 62,502 Semipermanen 12 37,50

Total 100,00Sumber: Data primer diolah Juni 2015

Berdasarkan Tabel 5.3 di atas menunjukkan bahwa dari 32 rumah yang

diobservasi jenis rumah yang paling banyak dihuni oleh masyarakat adalah

rumah permanen yaitu sebanyak 20 rumah (62,50 %), dibandingkan dengan

rumah semipermanen sebanyak 12 rumah (37,50%).

2. Variabel Penelitian

a. Pengelolaan sampah dan limbah

Gambaran Pengelolaan sampah dan limbah di RT 23 RW 8 Kelurahan

Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari tahun 2015 dapat dilihat

pada tabel 5.4.

Tabel 5.4Distribusi Pengelolaan sampah dan Limbah di RT 23 RW 8

Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun2015

No. Pengelolaan sampah dan Limbah Frekuensi Persentase (%)1 Memenuhi syarat 6 18,752 Tidak memenuhi syarat 26 81,25

Total (n) 32 100Sumber: Data primer diolah Juni 2015

Berdasarkan tabel 5.4 di atas menunjukkan bahwa dari 32 rumah

terdapat 6 rumah (18,75%) yang memenuhi syarat kesehatan dan tidak

memenuhi syarat kesehatan sebanyak 26 rumah (81,25%).

b. Komponen Rumah

Gambaran jamban di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna Kecamatn

Poasia Kota Kendari Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 5.5 sebagai

berikut:

Tabel 5.5Distribusi Komponen Rumah di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna

Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015No Komponen Rumah Frekuensi Persentase (%)1 Memenuhi syarat 7 21,882 Tidak memenuhi syarat 25 78,12

Total (n) 32 100Sumber: Data primer diolah Juni 2015

Berdasarkan tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa dari 32 rumah

terdapat7 rumah (21,88%) yang memenuhi syarat kesehatan, dan tidak

memenuhi syarat kesehatan sebanyak 25 rumah (78,12%).

c. Jamban

Gambaran jamban di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna Kecamatan

Poasia Kota Kendari Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 5.6 sebagai

berikut:

Tabel 5.6Distribusi Jamban di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna

Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015No Jamban Frekuensi Persentase (%)1 Memenuhi syarat 15 46,882 Tidak memenuhi syarat 17 53,12

Total (n) 32 100Sumber: Data primer diolah Juni 2015

Berdasarkan tabel 5.6 di atas menunjukkan bahwa dari 32 rumah

ditemukan yang tidak memenuhi syarat kesehatan lebih banyak yaitu 17

rumah (53,12%), daripada yang memenuhi syarat kesehatan yaitu

sebanyak 15 rumah (46,88%).

d. Air

Gambaran air bersih di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna

Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 5.7

sebagai berikut:

Tabel 5.7Distribusi Air di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna Kecamatan

Poasia Kota Kendari Tahun 2015No Air Frekuensi Persentase (%)1 Memenuhi syarat 10 31,252 Tidak memenuhi syarat 22 68,75

Total (n) 32 100,00Sumber: Data primer diolah Juni 2015

Berdasarkan tabel 5.7 di atas menunjukkan bahwa dari 32 rumah yang

diobservasi, rumah yang airnya tidak memenuhi syarat kesehatan lebih

banyak yaitu 22 rumah (68,75%), dibandingkan dengan yang memenuhi

syarat kesehatan hanya terdapat 10 rumah (31,25%).

e. Sanitasi Makanan

Gambaran sanitasi makanan di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna

Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 5.8

sebagai berikut:

Tabel 5.8Distribusi Sanitasi Makanan di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna

Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015No Sanitasi Makanan Frekuensi Persentase (%)1 Memenuhi syarat 10 31,252 Tidak memenuhi syarat 22 68,75

Total (n) 32 100Sumber: Data primer diolah Juni 2015

Berdasarkan tabel 5.8 di atas menunjukkan bahwa dari 32 rumah yang

diteliti ditemukan sanitasi makanannya yang memenuhi syarat kesehatan

yaitu 10 rumah (31,25%), dan tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu

sebanyak 22 rumah (68,75 %).

f. Kesehatan lingkungan Rumah

Gambaran kesehatan lingkungan rumah dalam penelitian ini yaitu

Baik dan Kurang. Gambaran Kesehatan lingkungan rumah di RT 23 RW 8

Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015

dapat dilihat pada tabel V.9 sebagai berikut:

Tabel 5.9Distribusi Kesehatan Lingkungan Rumah di RT 23 RW 8 Kelurahan

Rahandouna Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015No. Kesehatan Lingkungan

RumahFrekuensi Persentase (%)

1 Memenuhi syarat 1 3,122 Tidak memenuhi syarat 31 96,88

Total (n) 32 100Sumber: Data Primer diolah Juni 2015

Berdasarkan tabel 5.9 di atas menunjukkan bahwa dari 32 rumah yang

diobservasi ditemukan 1 rumah (3,12 %) yang Memenuhi syarat kesehatan

dan 31 rumah (96,88 %) yang tidak memenuhi syarat kesehatan.

C. Pembahasan

1. Kesehatan Lingkungan Rumah

Berdasarkan tabel 5.9 di atas menunjukkan bahwa dari 32 rumah yang

diobservasi ditemukan 1 rumah (3,12 %) yang memenuhi syarat kesehatan

dan 31 rumah (96,88 %) yang tidak memenuhi syarat kesehatan.

Tujuan kesehatan lingkungan adalah terciptanya keadaan serasi sempurna

dari semua faktor yang ada di lingkungan fisik manusia sehingga

perkembangan fisik manusia dapat diuntungkan dan kesehatan serta

kelangsungan hidup manusia dapat dipelihara dan ditingkatkan (Adnani,

2011).Perilaku kesehatan lingkungan adalah bagaimana seseorang berespons

terhadap lingkungannya sebagai determinan kesehatan manusia sehingga

lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh rumah yang diteliti

tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu 31 rumah (96,88%). Hasil analisa data

dari setiap variabel menunjukkan bahwa rumah yang ada di RT 23 RW 8 tidak

memenuhi syarat dalam pengelolaan sampah dan limbah, komponen rumah,

jamban, air, dan sanitasi makanan.

Berdasarkan Karakteristik responden, tingkat pendidikan responden yang

paling banyak ialah SMA sederajat sebanyak 14 orang (43,75), dan yang

paling rendah adalah tidak sekolah sebanyak 1 orang (3,12%). Sisanya

berpendidikan SDsebanyak 8 orang (25,00%), SMP sederajat sebanyak 2

orang (6,25%), dan PT sebanyak 7 orang (21,88 %). Menurut Wied hary A.

(1996), menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah

atau tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka

peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin baik pula

pengetahuannya.Dampak pengetahuan baik yaitu dapat mengarahkan perilaku

seseorang ke hal- hal yang bersifat positif.Teori ini tidak sesuai dengan

keadaan dilapangan dimana sebagian besar responden memiliki tingkat

pendidikan SMA dan PT yang memiliki status kesehatan lingkungan yang

tidak memenuhi syarat kesehatan.

Karakteristik responden lain yang turut mempengaruhi status kesehatan

lingkungan adalah status sosial ekonomi yang tergambar dari pekerjaan dan

jenis rumah yang dihuni oleh masyarakat. Berdasarkann tabel 5.2 dari 32

responden yang memiliki pekerjaan sebagai Wiraswasta 11 rumah (34,38%),

PNS yaitu sebanyak 7 orang (21,88 %), pedagang sebanyak 7 orang (21,88%),

buruh 2 orang (6,25%), TNI 1 orang (3,12 %), pegawai swasta 1 orang

(3,12%), tidak bekerja 1 orang (3,12%), pensiun 2 orang (6,25 %).

Berdasarkan jenis rumah, yang paling banyak dihuni oleh masyarakat adalah

rumah permanen yaitu sebanyak 20 rumah (62,50 %), dibandingkan dengan

rumah semipermanen sebanyak 12 rumah (37,50%). Status sosial ekonomi

mempengaruhi tersedianya sarana dan prasarana yang digunakan terkait

masalah pengelolaan sampah dan limbah, komponen rumah, jamban, air dan

sanitasi makanan. Adanya faktor ekonomi jugamembuat masyarakat

menyibukkan diri dengan pekerjaan sehingga tidak sempat untuk merapikan

dan membersihkan rumah serta ketidakmampuan dalam hal ekonomi. Hal ini

sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Azwar (1996) bahwa tingkat

sosial ekonomi masyarakat, ditandai dengan pendapatan yang dipunyai,

tersedianya bahan-bahan bangunan yang dapat dimanfaatkan dan atau dibeli

dan lain sebagainya. Jelaslah bahwa suatu masyarakat yang lebih makmur,

secara relatif akan mempunyai perumahan yang lebih baik, dibanding dengan

masyarakat miskin.

Selain karena faktor ekonomi, salah satu penyebabnya adalah kurangnya

faktor pendorong dari petugas kesehatan yang tidak pernah mensosialisasikan

kesehatan lingkungan rumah kepada masyarakat di RT 23 RW 8 Kelurahan

Rahandouna.Menurut Priyoto (2014), faktor pendorong terwujud dalam sikap

dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang lain, yang merupakan

kelompok referensi dari perilaku sehat.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat 1 rumah (3,12 %) yang memenuhi

syarat kesehatan. Responden memiliki lingkungan rumah yang memenuhi

syarat dalam hal pengelolaan sampah dan limbah, komponen rumah, jamban,

air, dan sanitasi makanan. Dari karakteristiknya menunjukkan bahwa

responden memiliki pendidikan S1, pekerjaan sebagai PNS, dan jenis rumah

permanen.

2. Pengelolaan Sampah dan Limbah

Berdasarkan tabel 5.4 di atas menunjukkan bahwa dari 32 rumah terdapat

6 rumah (18,75%) yang memenuhi syarat kesehatan dan tidak memenuhi

syarat kesehatan sebanyak 26 rumah (81,25%).

Sampah merupakan suatu bahan yang terbuang atau yang dibuang dari

sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai

ekonomis, sampah dapat berupa padat, cair dan gas (Alamsyah dan Muliawati,

2013). Sampah yang terdapat di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna berupa

sampah padat (Refuse), dan sampah cair (Sewage). Agar tidak terjadi

pencemaran lingkungan maka pengelolaan sampah yang memenuhi syarat

kesehatan harus di terapkan pada masyarakat.

Ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999

tentang pembuangan limbah, yaitu limbah cair yang berasal dari rumah tangga

tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari

permukaan tanah, limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak

menimbulkan bau, tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah

(Alamsyah dan Muliawati, 2013). Dari hasil observasi, masyarakat di RT 23

RW 8 Kelurahan Rahandouna sebagian kecil tidak memiliki tong sampah,

membuang sampah sembarangan, menimbun sampah lebih dari satu hari,

SPAL tergenang dan terdapat sampah dalam SPAL, sehingga hal tersebut

memungkinkan terjadinya pencemaran pada air, tanah dan menimbulkan bau.

Bila masalah sampah ini tidak mendapat perlakuan penanganan yang baik

sebagaimana mestinya jelas akan berdampak terhadap pencemaran lingkungan

serta berkurangnya nilai estetika (Yuliastuti dkk).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu

sebanyak 26 rumah (81,25%) memiliki pengelolaan sampah yang tidak

memenuhi syarat kesehatan.Ini berarti responden memiliki pengetahuan dan

perilaku hidup tidak sehat.Menurut Pradono dan Sulistyowati (2013),

hubungan antara pengetahuan, perilaku hidup dan tingkat pendidikan

berkontribusi terhadap status kesehatan seseorang.

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan atau

kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk tindakan seseorang

(Priyoto, 2014 : 83).

Pengetahuan dapat diperoleh melalui pendidikan.Pendidikan adalah proses

perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, pendidikan

menuntut manusia untuk mengisi kehidupannya untuk mencapai

keselamatan.Walaupun demikian, hasil penelitian menunjukkan tingkat

pendidikan bukanlah pemicu seseorang untuk berperilaku hidup sehat. Hal ini

tidak sejalan dengan argumen yang dikemukakan oleh Ross dan Mirowsky

dalam penelitiannya menyimpulkan, adanya efek positif dari lamanya (tahun)

pendidikan dengan kesehatan yang konsisten, dengan argumen bahwa

lamanya tahun sekolah dapat mengembangkan kapasitas kehidupan yang

efektif yang pada akhirnya akan mempengaruhi kesehatan, termasuk bekerja

penuh-waktu, dapat menjalankan pekerjaan dengan baik, meningkatkan

kesejahteraan, ekonomi, dapat mengontrol diri, lebih dapat mendukung sosial,

dan bergaya hidup sehat (Ross, 1999).

Hal ini terjadi akibat belum dimilikinya rasa tanggung jawab serta masih

sangat rendahnya pemahaman masyarakat terhadap manfaat kebersihan.

Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah sangattergantung

kepadapemahaman dan kemauan masyarakat untuk menjaga dan menciptakan

lingkungan bersih. Disamping itu, kemampuan masyarakat berkontribusi

dalam pengelolaan sampah juga akan sangat tergantung kepada status sosial

ekonomi masyarakat.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat 6 rumah (18,75%) yang memenuhi

syarat kesehatan. Dari hasil observasi menunjukkan bahwa masyarakat

memiliki tong sampah, tidak membuang sampah sembarangan, tidak

menimbun sampah, SPAL yang tidak tergenang, dan tidak terdapat sampah

dalam SPAL. Hal ini disebabkan karena status sosial ekonomi dan pendidikan

masyarakat yang tinggi.Argumen ini sesuai dengan teori Priyoto (2014) yang

mengatakan bahwa keadaan sosial ekonomi mempengaruhi faktor fisik,

kesehatan dan pendidikan. Apabila faktor-faktor tersebut cukup baik akan

mengurangi beban fisiologis dan psikologis.

3. Komponen Rumah

Berdasarkan tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa dari 32 rumah terdapat

7 rumah (21,88%) yang memenuhi syarat kesehatan, dan tidak memenuhi

syarat kesehatan sebanyak 25 rumah (78,12%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang tidak memenuhi syarat

kesehatan lebih banyak yaitu 25 rumah (78,12%).Dari hasil observasi rumah

yang komponen rumahnya tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu langit-

langit rumah yang kotor, lantai rumah kotor, perabotan rumah tidak tertata

rapi, dan tidak memiliki tumbuhan bermanfaat di halaman rumah.

Persyaratan kesehatan perumahan dan pemukiman menurut Keputusan

Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1990 tentang

penghijaun menyatakan bahwa pepohonan untuk penghijauan lingkungan

merupakan pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan

kelestarian alam.Persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999

tentang komponen dan penataan ruangan menyatakan bahwa lantai kedap air

dan mudah dibersihkan, langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak

rawan kecelakaan, serta ruang ditata sesuai dengan fungsi dan

peruntukkannya. Dengan demikian jika komponen rumah tidak memenuhi

persyaratan akan menyebabkan penurunan status kesehatan lingkungan yang

berdampak pada status kesehatan individu atau masyarakat yang tinggal di

lingkungan tersebut. Lingkungan yang tidak sehat atau sanitasinya tidak

terjaga dapat menimbulkan masalah kesehatan.Lingkungan rumah dapat

berperan menjadi penyebab langsung, sebagai faktor yang berpengaruh dalam

menunjang terjadinya penyakit, sebagai medium transmisi penyakit, dan

sebagai faktor yang mempengaruhi perjalanan penyakit (Anonim).

Status kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor

pokok yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku

(nonbehavior causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau

terbentuk dari 3 faktor, yaitu faktor-faktor predisposisi (predisposing factor),

yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai

dan sebagainya; Faktor-faktor pendukung (enabling faktor), yang terwujud

dalam lingkungan fisik tersedia atau tidaknya fasilitas-fasilitas atau sarana-

sarana kesehatan; Faktor-faktor pendorong (reforcing factor) yang terwujud

dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain, yang

merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat (Priyoto,2014).

Dalam penelitian ini melibatkan masyarakat dengan latar belakang

pekerjaan dan status sosial ekonomi yang berbeda-beda.Ini dapat dilihat dari

jenis rumah dan status pekerjaan responden.Sebagian masyarakat memiliki

jenis rumah semipermanen.Status sosial ekonomi mendukung tersedianya

sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk status komponen rumah yang

memenuhi syarat.Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Azwar

(1996) bahwa tingkat sosial ekonomi masyarakat, ditandai dengan pendapatan

yang dipunyai, tersedianya bahan-bahan bangunan yang dapat dimanfaatkan

dan atau dibeli dan lain sebagainya. Jelaslah bahwa suatu masyarakat yang

lebih makmur, secara relatif akan mempunyai perumahan yang lebih baik,

dibanding dengan masyarakat miskin.

4. Jamban

Berdasarkan tabel 5.6 di atas menunjukkan bahwa dari 32 rumah

ditemukan yang tidak memenuhi syarat kesehatan lebih banyak yaitu 17

rumah (53,12%), daripada yang memenuhi syarat kesehatan yaitu sebanyak 15

rumah (46,88%).

Pembuatan jamban merupakan salah satu upaya manusia untuk

memelihara kesehatan dengan membuat lingkungan tempat hidup yang bersih

dan sehat.Dalam pembuatan jamban, sedapat mungkin harus diusahakan agar

jamban tidak menimbulkan bau yang tidak sedap. Selain itu konstruksi

jamban yang kokoh dan biaya yang terjangkau juga perlu dipikirkan dalam

membuat jamban (Alamsyah dan Muliawati, 2013)

Hasil penelitian tentang jamban yaitu sebanyak 17 rumah (53,12%) tidak

memenuhi syarat kesehatan. Dari hasil observasi menunjukkan bahwa

terdapat rumah yang memiliki jamban dengan jarak septik tank < 8m, jamban

berbau dan kotor, jamban yang terbuka (tidak, memiliki tembok dan atap),

dan tidak tersedia air yang cukup. Pengelolaan kotoran manusia yang tidak

memenuhi syarat dapat menjadi sumber penularan penyakit yang mengancam

kesehatan masyarakat banyak.Oleh karena itu kotoran manusia perlu ditangani

dengan seksama (Depkes RI, 2006: 184).

Hal ini dikarenakan kurangnya partisipasi masyarakat dalam penyediaan

jamban yang memenuhi syarat kesehatan. Partisipasi sangat tergantung

kepada pemahaman dan kemauan masyarakat untuk menjaga dan

menciptakan lingkungan bersih. Disamping itu, kemampuan

masyarakatberkontribusi dalam penyediaan jamban sehat tergantung pada

status sosial ekonomi masyarakat (Yuliastuti dkk).

Hasil penelitian menunjukkan 15 rumah (46,88%) memiliki jamban yang

memenuhi syarat kesehatan. Dari hasil observasi menunjukkan bahwa rumah

memiliki jamban yang jarak septik tanknya ≥ 8m, jamban yang bersih, tidak

berbau, tersedia air yang cukup, dan jamban tertutup.Perkembangan informasi

mengenai dampak dari jamban yang tidak sehat mempengaruhi persepsi

seseorang untuk mengadopsi perilaku sehat. Menurut Priyoto (2014), semakin

besar resiko yang dirasakan semakin besar kemungkinan terlibat dalam

perilaku untuk mengurangi resiko. Perilaku manusia merupakan hasil dari

segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya

yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.

5. Air

Berdasarkan tabel 5.7 di atas menunjukkan bahwa dari 32 rumah yang

diobservasi, rumah yang airnya tidak memenuhi syarat kesehatan lebih

banyak yaitu 22 rumah (68,75%), dibandingkan dengan yang memenuhi

syarat kesehatan hanya terdapat 10 rumah (31,25%).

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia no

416/Menkes/Per/IX/1990 yang dimaksud air bersih adalah air bersih yang

digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak (Alamsyah dan

Muliawati, 2013).

Hasil penelitian menunjukkan 22 rumah (68,75%) tidak memenuhi syarat

kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan air yang digunakan oleh masyarakat

di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna yaitu berbau/berasa/berwarna dan

terdapat endapan pada air minum.

Hal ini disebabkan karena sikap dan perilaku masyarakat yang belum

mampu menerapkan sikap dan perilaku sehat terkait masalah air.Masyarakat

yang mampu menerapkan perilaku sehat dapat diobservasi dari tingkah

lakunya terhadap lingkungannya.Sehubungan dengan hal tersebut Adnani

(2011) mengatakan bahwa perilaku dapat diartikan sebagai respons seseorang

terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut.Bentuk respons perilaku terdiri

dari dua yaitu bentuk pasif dan aktif. Dimana bentuk pasif dapat terjadi dalam

diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat dari orang lain.

Sedangkan bentuk aktif adalah apabila perilaku jelas dapat diobservasi secara

langsung atau sudah tampak dalam tindakan nyata.Kurangnya faktor

pendorong turut mempengaruhi perilaku masyarakat terhadap air.Dari hasil

wawancara di lapangan bahwa masyarakat tidak pernah mendapatkan

penyuluhan terkait masalah air bersih.Menurut Priyoto (2014), faktor

pendorong terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas

yang lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku sehat.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat 10 rumah (31,25%)yang memenuhi

syarat kesehatan. Dari hasil observasi air yang memenuhi syarat yaitu tidak

berbau/tidak berasa/tidak berwarna, tidak ada endapan pada air minum,

penampungan air yang bersih, tidak ada serangga dalam penampungan air,

dan air bersumber dari PAM/sumur. Keadaan ini disebabkan karena

tersedianya sarana dan prasarana air bersih, dan tersedianya informasi seperti

TV, surat kabar, dan lain sebagainya yang mendukung perilaku sehat. Sarana

air bersih adalah semua sarana yang dipakai sebagai sumber air bersih bagi

penghuni rumah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

sehingga perlu diperhatikan dalam pendirian sarana air bersih. Apabila sarana

air bersih dibuat memenuhi syarat teknis kesehatan diharapkan tidak ada lagi

pencemaran terhadap air bersih, maka kualitas air yang diperoleh menjadi

baik (Artanti, 2012). Faktor-faktor pendukung (enabling faktor), yang

terwujud dalam lingkungan fisik tersedia atau tidaknya fasilitas-fasilitas atau

sarana-sarana kesehatan seperti sarana air bersih (Priyoto,2014).

6. Sanitasi Makanan

Berdasarkan tabel 5.8 di atas menunjukkan bahwa dari 32 rumah yang

diteliti ditemukan sanitasi makanannya yang memenuhi syarat kesehatan yaitu

10 rumah (31,25%), dan tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu sebanyak 22

rumah (68,75 %).

Sanitasi makanan adalah usaha untuk mengamankan dan menyelamatkan

makanan agar tetap bersih, sehat dan aman (Alamsyah dan Muliawati,

2013).Sanitasi makanan yang buruk dapat menimbulkan gangguan kesehatan

pada orang yang mengkonsumsinya.Gangguan kesehatan yang dapat terjadi

akibat makanan dapat dikelompokkan menjadi keracunan makanan, dan

penyakit bawaan makanan (Alamsyah dan Muliawati, 2013).

Rumah yang memilki sanitasi makanan tidak memenuhi syarat kesehatan

yaitu sebanyak 22 rumah (68,75 %). Dari hasil penelitian menunjukkan

rumah yang memiliki sanitasi makanan yang memenuhi syarat lebih banyak,

hal ini disebabkan karena kurangnya kemauan masyarakat dalam

mengamankan makanan.Hal ini dapat diobservasi dari keadaan pengolah

makanan dan keadaan lingkungan tempat pengolahan makanan, dimana

pengolah memiliki kuku yang panjang, dan dapur yang kotor dan licin.

Ahmadi (1982) menyatakan, bahwa kemauan adalah dorongan dari dalam

yang sadar, berdasarkan pertimbangan pemikiran dan perasaan, serta seluruh

pribadi seseorang yang menimbulkan kegiatan yang terarah pada tercapainya

tujuan tertentu yang berhubungan dengan kebutuhan hidup pribadinya.

Sementara itu, yang memenuhi syarat kesehatan sebanyak 10 rumah

(31,25%). Hal ini ditunjukkan dari hasil observasi peneliti pada keluarga

dalam mengamankan makanan. Sehubungan dengan hal tersebut, dapat

disebabkan karena pengetahuan responden tentang cara mengamankan

makanan. Pengetahuan dapat didapatkan melalui pendidikan, dan berbagai

sumber informasi seperti TV, majalah, surat kabar dan lain-lain. Walaupun

demikian, ketersediaan sarana dan prasarana sangat mendukung tercapainya

sanitasi makanan yang memenuhi syarat seperti lemari penyimpanan

makanan, alat-alat yang digunakan untuk membersihkan dapur, dan lain-lain.

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada hasil penelitian dengan judul “Studi tentang

Kesehatan Lingkungan Rumah di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna

Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun 2015”, peneliti dapat menarik

kesimpulan bahwa dari 32 rumah terdapat 31 rumah (96,88 %) yang

memenuhi syarat kesehatan dan 1 rumah (3,12 %) tidak memenuhi syarat

kesehatan. Adapun uraiannya pada masing-masing variabel adalah sebagai

berikut:

1. Pengelolaan sampah dan limbahnya tidak memenuhi syarat kesehatan

sebanyak 26 rumah (81,25%), dan yang memenuhi syarat kesehatan yaitu

6 rumah (18,75%).

2. Komponen rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan lebih banyak

yaitu 25 rumah (78,12%) dibandingkan dengan memenuhi syarat

kesehatan yaitu 7 rumah (21,88%).

3. Jamban yang tidak memenuhi syarat kesehatan yaitusebanyak 17 rumah

(53,12%), dan yang memenuhi syarat kesehatan yaitu sebanyak 15 rumah

(46,88%).

4. Air yang tidak memenuhi syarat kesehatan lebih banyak yaitu 22 rumah

(68,75%), dibandingkan dengan yang memenuhi syarat kesehatan hanya

terdapat 10 rumah (31,25%).

5. Sanitasi makanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu 22 rumah

(68,75 %) dan tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu sebanyak 10 rumah

(31,25%).

B. Saran

1. Bagi pemerintah setempat perlu kiranya lebih memperhatikan keadaan

kesehatan masyarakat khususnya kesehatan lingkungan rumah dengan

mensosialisasikan kesehatan lingkungan rumah dan menerapkan perilaku

sehat.

2. Bagi institusi perlu kiranya memperhatikan kesehatan lingkungan kampus

sebagai lingkungan yang menjadi contoh kepada masyarakat, dan

menekankan pada perilaku kesehatan.

3. Bagi masyarakat perlu meningkatkan pengetahuan dan perilaku kesehatan

khususnya terkait kesehatan lingkungan rumah sehingga tercapai hidup

masyarakat yang berkualitas.

4. Bagi peneliti kiranya dapat dijadikan sebagai referensi dalam

pengembangan ilmu pengetahuan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Adnani, Hariza. 2011. Buku ajar ilmu kesehatan masyarakat. Yogyakarta: NuhaMedika.

Alamsyah, Dedi dan Ratna Muliawati. 2013. Pilar dasar ilmu kesehatanmasyarakat.Yogyakarta: Nuha Medika.

Anonim.http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/20/jhptump-ump-gdl-suryofebri-969-2-babii.pdf. Diakses tanggal 6 Maret 2015 jam 14.36.33.

Anonim.Sanitasi Lingkungan.http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121.pdf . Diakses 15 Maret jam 08.32.17.

Aspuah, Siti. 2013. Kumpulan Kuesioner, dan Instrumen Penelitian Kesehatan.Yogyakarta: Nuha Medika.

Avip Priatna, Bambang. Langkah Pengolahan Data-data dalamPenelitian.http://file.upi.edu/Direktori.pdf. Di akses 23 Maret 2015 jam12.47.

Chandra, Budiman. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC.

Dermawan, Deden. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta: GosyenPublishing.

Djaali dan Pudji Muljono. 2007. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:Grasindo.

Friedman, Marilyn M, dkk. 2010. Buku Ajar Keperawatan KeluargaRiset, Teoridan Praktek. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Keman, Suedjajadi. 2005. “Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Pemukiman,Jurnal Kesehatan Lingkungan”. 2, (1), 29-42.

Kemenkes RI. 2013. “Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013”.http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2013.pdf. Diakses 15 Maret 2015 jam08.35.14.

Machfoedz, Ircham. 2007. Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan,dan Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Ilmu Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: RinekaCipta.

Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu KeperawatanPedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Edisi2.Jakarta : Salemba Medika.

Priyoto, 2014.Teori Sikap dan Perilaku dalam Kesehatan.Yogyakarta: Nuha Medika.

Puspitasari, Dinarjati Eka.2009. Dampak Pencemaran Air terhadap KesehatanLingkungan dalam Perspektif Hukum Lingkungan (Studi Kasus Sungai Codedi Kelurahan Wirogunan Kecamatan Mergangsan dan KelurahanPrawirodirjan Kecamatan Gondomanan Yogyakarta). Mimbar Hukum 21(1)23-34.

Rahman. 2014. Buku Daftar Isian Potensi Kelurahan. Kelurahan Rahandouna.

Riskesdas.2013. http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf. Diakses 15 Maret 2015 jam 09.55.25.

Saryono. 2010. Kumpulan Instrumen Penelitian Kesehatan. Bantul: Nuha Medika.

Suyanto. 2011. Metodologi dan Aplikasi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: NuhaMedika.

Yuliastuti,dkk. Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di KabupatenBadung.http://download.portalgaruda.org/article.php?article= 82298&val=984. Diakses 25 Maret 2015 jam 13.51.14.

Lampiran 1

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Yang terhormat,

Bapak/ibu responden

di-

Tempat

Dalam rangka meningkatkan meningkatkan pelayanan kesehatan, maka saya:

Nama : Askia

NIM : P00320012006

Sebagai mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan,

bermaksud akan melaksanakan penelitian yang berjudul “Studi tentang Kesehatan

Lingkungan Rumah di RT 23 RW 8 Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia

Kota Kendari Tahun 2015”.

Sehubungan dengan hal itu, mohon kesediaan bapak/ibu meluangkan waktu untuk

menjadi responden dalam penelitian ini. Apabila setuju, maka bapak/ibu

dipersilahkan untuk menandatangani surat persetujuan menjadi responden.

Atas kesediaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, saya ucapkan terima kasih.

Kendari, …………2015

Askia

Lampiran 2

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN PADA PENELITIANTENTANG STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH DI RT 23 RW 8

KELURAHAN RAHANDOUNA KECAMATAN POASIAKOTA KENDARI TAHUN 2015

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Tempat / tanggal lahir :

Agama :

Alamat :

Dengan ini menyatakan kesediaan menjadi responden pada penelitian yang dilakukan

oleh mahasiswa Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan An. Askia (Nim.

P00320012006). Dan saya memahami bahwa data ini bersifat rahasia.

Kendari, …………..2015

Yang membuat pernyataan

Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI PENELITIAN

STUDI TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH DI KELURAHANRAHANDOUNA KECAMATAN POASIA KOTA KENDARI TAHUN 2015

I. Identitas responden No. Urut :

1. Inisial KK : Hari/Tanggal :

2. Umur KK :

3. Alamat :

4. Pendidikan :

5. Pekerjaan :

II. Variabel Penelitian

1. Syarat pengelolaan sampah dan limbah

No. Pertanyaan Ya Tidak

1.

2.

3.

4.

5.

Membuang sampah di tempat sampah (tong sampah

atau lobang sampah)

Pengolahan sampah dibakar / ditimbun dalam tanah /

diambil petugas.

Tidak menimbun sampah di halaman

Saluran pembuangan air limbah (SPAL) lancar/tidak

tergenang.

Tidak ada sampah dalam SPAL.

2. Syarat komponen rumah

No. Pertanyaan Ya Tidak

1.

2.

3.

4.

5.

Langit-langit rumah bersih.

Lantai rumah bersih.

Dapat membaca dalam rumah.

Perabotan rumah tertata rapi.

Terdapat tumbuhan yang bermanfaat di halaman rumah.

3. Syarat jamban

No. Pertanyaan Ya Tidak

1.

2.

3.

4.

5.

Jarak septik tank dengan sumber air ≥8

Jamban tidak berbau

Jamban bersih

Jamban tertutup

Tersedia air yang cukup

4. Syarat Air

No. Pertanyaan Ya Tidak1.

2.

3.

4.

5.

Air tidak berbau / air tidak berasa / air tidak berwarna

Tidak ada endapan pada air minum.

Penampungan air bersih.

Tidak ada jentik nyamuk dalam penampungan air.

Air bersih diperoleh dari PAM / sumur.

5. Syarat sanitasi Makanan

No Pertanyaan Ya Tidak1.

2.

3.

4.

Lantai dapur bersih.

Ada ventilasi di dapur

Makanan yang sudah dimasak ditutup.

Kuku ibu pendek

TABULASI DATAPENGELOLAAN SAMPAH DAN LIMBAH DI RT 23 RW 8 KELURAHAN RAHANDOUNA

KECAMATAN POASIA KOTA KENDARI TAHUN 2015

No. Inisial

Tanggal

Pekerjaan Pendidikan Jenis Rumah P. Sampah/Limbah

SyaratSkor %

Kategori

PNS W Buruh TNI PS PdagangTdk

BkerjaPensiun TS SD

SMP/S

SMA/S

PT Prmanen Smiprmanen 1 2 3 4 5 MS TMS1 Tn. H

30/5/2015

Tukang kayu & batu √ SMA √ √ 1 0 1 0 0 2 40 √2 Tn. B Kuli bangunan √ SD √ √ 1 0 1 1 1 4 80 √3 Tn. A Karyawan hotel √ SMA √ √ 0 0 0 1 1 2 40 √4 Tn. B Pensiun pegawai PU √ SD √ √ 1 0 1 0 0 2 40 √5 Tn. M Tukang batu √ STM √ √ 1 0 1 0 0 2 40 √6 Ny. R Pedagang kue keliling √ SD √ √ 1 1 1 0 0 3 60 √7 Ny. W Pedagang kue keliling √ SD √ √ 1 1 0 0 0 2 40 √8 Tn. R klining servis di hotel √ SMA √ √ 1 0 1 1 1 4 80 √9 Ny. N PNS √ SMA √ √ 1 0 1 1 1 4 80 √10 Tn. H

31/5/2015

Pensiun PNS √ SMA √ √ 1 0 1 1 1 4 80 √11 Tn. L Buruh tani √ SD √ √ 1 1 1 1 1 5 100 √12 Ny. W Pedagang eceran √ SR √ √ 0 1 1 1 1 4 80 √13 Ny. M Penjual miras √ TS √ √ 0 1 1 1 1 4 80 √14 Tn. U Pedagang √ SMA √ √ 1 1 0 1 1 4 80 √15 Tn. B PNS √ S1 √ √ 1 0 1 1 1 4 80 √16 Tn. L TNI √ SMA √ √ 1 1 0 1 1 4 80 √17 Tn. L PNS √ SMA √ √ 1 1 1 1 1 5 100 √18 Tn. R servis AC √ SMA √ √ 0 0 1 1 1 3 60 √19 Tn. J Tukang batu √ SD √ √ 0 0 1 1 1 3 60 √20 Tn. D Buruh bangungan √ SMA √ √ 1 0 1 0 0 2 40 √21 Ny. W Pedagang kue keliling √ SD √ √ 1 1 0 0 1 3 60 √22 Tn. R

1/6/2015

PNS √ S2 √ √ 1 1 1 1 0 4 80 √23 Tn. L PNS √ S2 √ √ 1 1 0 1 1 4 80 √24 Tn. A

2/6/2015

Tidak bekerja √ SMEA √ √ 1 1 0 1 1 4 80 √

25 Tn. R PNS √ S1 √ √ 1 1 1 1 1 5 100 √26 Tn. S penjual RB √ SMA √ √ 1 1 1 1 1 5 100 √27 Tn. L Mandor √ S1 √ √ 1 1 1 1 1 5 100 √28 Tn. L PNS √ S1 √ √ 1 1 1 1 1 5 100 √29 Tn. S 3/6/2015

Pegawai honorer √ S1 √ √ 1 1 0 1 1 4 80 √30 Tn. L Tukang batu √ SMP √ √ 1 1 0 1 1 4 80 √31 Tn. L klining servis & tukang ojek √ SMA √ √ 0 0 1 1 1 3 60 √32 Tn. S Tukang ojek √ SD √ √ 0 1 1 1 1 4 80 √

Total (n) 7 11 2 1 1 7 1 2 1 8 2 14 7 20 12 6 26

X= f/n x k 21,88 34,38 6,25 3,12 3,12 21,88 3,12 6,25 3,12 25,00 6.25 43,75 21,88 62,50 37,50 18,75 81,25

TABULASI DATAKOMPONEN RUMAH DI RT 23 RW 8 KELURAHAN RAHANDOUNA

KECAMATAN POASIA KOTA KENDARI TAHUN 2015

No. Inisial

Tanggal

Pekerjaan Pendidikan Jenis RumahKomponen Rumah

SyaratSkor %

Kategori

PNS W Buruh TNI PS PdagangTdk

BkerjaPensiun TS SD

SMP/S

SMA/S

PT Prmanen Smiprmanen 1 2 3 4 5 MS TMS1 Tn. H

30/5/2015

Tukang kayu & batu √ SMA √ √ 1 1 1 0 1 4 80 √2 Tn. B Kuli bangunan √ SD √ √ 1 1 1 1 0 4 80 √3 Tn. A Karyawan hotel √ SMA √ √ 0 0 1 0 1 2 40 √4 Tn. B Pensiun pegawai PU √ SD √ √ 1 0 1 1 1 4 80 √

5 Tn.M

Tukang batu √ STM √ √1 0 1 1 1 4 80 √

6 Ny. R Pedagang kue keliling √ SD √ √ 0 0 1 1 1 3 60 √

7 Ny.W

Pedagang kue keliling √ SD √ √1 1 1 1 1 5 100 √

8 Tn. R klining servis di hotel √ SMA √ √ 0 1 1 1 0 3 60 √9 Ny. N PNS √ SMA √ √ 1 1 1 1 1 5 100 √

10 Tn. H

31/5/2015

Pensiun PNS √ SMA √ √ 1 0 1 1 1 4 80 √11 Tn. L Buruh tani √ SD √ √ 1 0 1 1 1 4 80 √

12 Ny.W

Pedagang eceran √ SR √ √1 0 1 1 1 4 80 √

13 Ny.M

Penjual miras √ TS √ √1 0 1 1 1 4 80 √

14 Tn. U Pedagang √ SMA √ √ 1 1 1 1 1 5 100 √15 Tn. B PNS √ S1 √ √ 1 0 1 1 1 4 80 √16 Tn. L TNI √ SMA √ √ 1 0 1 1 1 4 80 √17 Tn. L PNS √ SMA √ √ 1 0 1 1 0 3 60 √18 Tn. R servis AC √ SMA √ √ 1 1 1 1 0 4 80 √19 Tn. J Tukang batu √ SD √ √ 1 0 1 1 1 4 80 √20 Tn. D Buruh bangungan √ SMA √ √ 1 1 1 1 1 5 100 √

21 Ny.W

Pedagang kue keliling √ SD √ √1 0 1 0 1 3 60 √

22 Tn. R

1/6/2015

PNS √ S2 √ √ 1 0 1 0 1 3 60 √

23 Tn. L PNS √ S2 √ √ 1 1 1 1 1 5 100 √24 Tn. A

2/6/2015

Tidak bekerja √ SMEA √ √ 0 1 1 1 1 4 80 √25 Tn. R PNS √ S1 √ √ 1 1 1 1 1 5 100 √26 Tn. S Penjual RB √ SMA √ √ 1 0 1 0 0 2 40 √27 Tn. L Mandor √ S1 √ √ 1 1 1 0 1 4 80 √28 Tn. L PNS √ S1 √ √ 0 1 1 1 1 4 80 √29 Tn. S

3/6/2015

Pegawai honorer √ S1 √ √ 1 1 1 1 1 5 100 √30 Tn. L Tukang batu √ SMP √ √ 1 1 1 0 1 4 80 √31 Tn. L klining servis & tukang ojek √ SMA √ √ 0 1 1 1 1 4 80 √32 Tn. S Tukang ojek √ SD √ √ 0 1 1 1 1 4 80 √

Total (n) 7 11 2 1 1 7 1 2 1 8 2 14 7 20 12 7 25

X= f / n x k 21,88 34,38 6,25 3,12 3,12 21,88 3,12 6,25 3,12 25,00 6.25 43,75 21,88 62,50 37,50 21,88 78,12

TABULASI DATAJAMBAN DI RT 23 RW 8 KELURAHAN RAHANDOUNAKECAMATAN POASIA KOTA KENDARI TAHUN 2015

No.

Inisial

Tanggal

Pekerjaan Pendidikan Jenis RumahJamban

Syarat JambanSko

r %Kategori

PNS W Buruh TNI PS Pedagan

gTdk

BekerjaPensiu

nTS SD SMP

/ SSMA/ S PT Prmane

nSmiprmane

n 1 2 3 4 5 MS TMS

1 Tn. H

30/5/2015

Tukang kayu & batu √ SMA √ √ 1 0 1 1 1 4 80 √

2 Tn. B Kuli bangunan √ SD √ √ 1 1 1 1 1 5 100 √

3 Tn. A Karyawan hotel √ SMA √ √ 1 1 1 1 1 5 100 √

4 Tn. B Pensiun pegawai PU √ SD √ √ 0 0 0 1 1 2 40 √

5 Tn.M

Tukang batu √ STM √ √ 1 1 1 1 1 5 100 √

6 Ny. R Pedagang kue keliling √ SD √ √ 1 1 0 1 1 4 80 √

7 Ny.W

Pedagang kue keliling √ SD √ √ 1 1 0 1 1 4 80 √

8 Tn. R klining servis di hotel √ SMA √ √ 1 0 1 1 1 4 80 √

9 Ny. N PNS √ SMA √ √ 1 1 0 1 1 4 80 √

10 Tn. H

31/5/2015

Pensiun PNS √ SMA √ √ 1 1 0 1 1 4 80 √

11 Tn. L Buruh tani √ SD √ √ 1 0 0 1 1 3 60 √

12 Ny.W

Pedagang eceran √ SR √ √ 1 1 1 1 1 5 100 √

13 Ny.M

Penjual miras √ TS √ √ 1 1 0 1 0 3 60 √

14 Tn. U Pedagang √ SMA √ √ 1 0 0 1 1 3 60 √

15 Tn. B PNS √ S1 √ √ 1 1 0 1 0 3 60 √

16 Tn. L TNI √ SMA √ √ 1 0 0 1 1 3 60 √

17 Tn. L PNS √ SMA √ √ 1 0 0 1 1 3 60 √

18 Tn. R servis AC √ SMA √ √ 1 1 1 1 1 5 100 √

19 Tn. J Tukang batu √ SD √ √ 1 1 1 1 1 5 100 √

20 Tn. D Buruh bangungan √ SMA √ √ 1 1 1 1 1 5 100 √

21 Ny.W

Pedagang kue keliling √ SD √ √ 1 1 0 1 1 4 80 √

22 Tn. R 1/6/2015

PNS √ S2 √ √ 1 1 1 1 1 5 100 √

23 Tn. L PNS √ S2 √ √ 1 1 1 1 1 5 100 √

24 Tn. A

2/6/2015

Tidak bekerja √ SMEA √ √ 1 0 0 1 1 3 60 √

25 Tn. R PNS √ S1 √ √ 1 1 1 1 1 5 100 √

26 Tn. S Penjual RB √ SMA √ √ 1 1 0 0 1 3 60 √

27 Tn. L Mandor √ S1 √ √ 1 1 0 1 1 4 80 √

28 Tn. L PNS √ S1 √ √ 1 1 1 1 1 5 100 √

29 Tn. S

3/6/2015

Pegawai honorer √ S1 √ √ 1 1 1 1 1 5 100 √

30 Tn. L Tukang batu √ SMP √ √ 1 1 1 1 1 5 100 √

31 Tn. L klining servis & tukangojek √ SMA √ √ 1 1 1 1 1 5 10

0 √

32 Tn. S Tukang ojek √ SD √ √ 1 1 1 1 1 5 100 √

Total (n) 7 11 2 1 1 7 2 1 8 2 14 7 20 12 15 17

X= f/n x k 21,88

34,38 6,25 3,1

23,12 21,88 6,25

3,12

25,00 6.25 43,7

521,8

862,50 37,50

46,88

53,12

TABULASI DATAAIR DI RT 23 RW 8 KELURAHAN RAHANDOUNAKECAMATAN POASIA KOTA KENDARI TAHUN 2015

No

Inisial

Tanggal

Pekerjaan Pendidikan Jenis RumahAir

Syarat AirSko

r%

Kategori

PNS WBuru

hTNI PS

Pdagang

TdakBkerja

Pensiun

TS SDSMP/ S

SMA/S

PTPrmane

nSmiprmane

n1 2 3 4 5 MS TMS

1 Tn. H

30/5/2015

Tukang kayu & batu √ SMA √ √ 0 1 0 1 1 3 60 √

2 Tn. B Kuli bangunan √ SD √ √ 1 1 1 1 1 5100

3 Tn. A Karyawan hotel √ SMA √ √ 0 1 1 1 1 4 80 √

4 Tn. B Pensiun pegawai PU √ SD √ √ 0 1 0 1 1 3 60 √

5Tn.M

Tukang batu √ STM √ √ 0 1 1 1 1 4 80 √

6 Ny. R Pedagang kue keliling √ SD √ √ 1 1 0 1 1 4 80 √

7Ny.W

Pedagang kue keliling √ SD √ √ 1 1 0 1 1 4 80 √

8 Tn. R klining servis di hotel √ SMA √ √ 1 1 1 1 1 5100

9 Ny. N PNS √ SMA √ √ 1 1 0 1 1 4 80 √

10 Tn. H

31/5/2015

Pensiun PNS √ SMA √ √ 0 1 0 1 1 3 60 √11 Tn. L Buruh tani √ SD √ √ 0 1 0 1 1 3 60 √

12Ny.W

Pedagang eceran √ SR √ √ 1 0 1 1 1 4 80 √

13Ny.M

Penjual miras √ TS √ √ 1 0 1 1 1 4 80 √

14 Tn. U Pedagang √ SMA √ √ 1 1 1 1 1 5100

15 Tn. B PNS √ S1 √ √ 1 1 1 1 1 5100

16 Tn. L TNI √ SMA √ √ 0 1 0 1 1 3 60 √

17 Tn. L PNS √ SMA √ √ 1 0 0 1 1 3 60 √

18 Tn. R servis AC √ SMA √ √ 1 1 1 1 1 5100

19 Tn. J Tukang batu √ SD √ √ 1 1 0 1 1 4 80 √

20 Tn. D Buruh bangungan √ SMA √ √ 1 1 1 1 1 5100

21Ny.W

Pedagang kue keliling √ SD √ √ 1 1 1 0 1 4 80 √

22 Tn. R

1/6/2015

PNS √ S2 √ √ 1 1 1 1 1 5100

23 Tn. L PNS √ S2 √ √ 1 1 1 1 1 5100

24 Tn. A

2/6/2015

Tidak bekerja √ SMEA √ √ 1 0 1 1 1 4 80 √

25 Tn. R PNS √ S1 √ √ 1 1 1 1 1 5100

26 Tn. S Penjual RB √ SMA √ √ 0 1 0 1 1 3 60 √27 Tn. L Mandor √ S1 √ √ 1 1 0 1 1 4 80 √

28 Tn. L PNS √ S1 √ √ 1 1 0 1 1 4 80 √

29 Tn. S

3/6/2015

Pegawai honorer √ S1 √ √ 1 1 1 1 1 5100

30 Tn. L Tukang batu √ SMP √ √ 0 1 1 1 1 4 80 √31 Tn. L klining servis & tukang ojek √ SMA √ √ 1 1 0 1 1 4 80 √

32 Tn. S Tukang ojek √ SD √ √ 0 1 1 1 1 4 80 √

Total (n) 7 11 2 1 1 7 2 1 8 2 14 7 20 12 10 22

X= f/n x k21,8

834,3

86,25

3,12

3,12

21,88 6,253,12

25,00

6.2543,7

521,8

862,50 37,50

31,25

68,75

TABULASI DATASANITASI MAKANAN DI RT 23 RW 8 KELURAHAN RAHANDOUNA

KECAMATAN POASIA KOTA KENDARI TAHUN 2015

No Inisial

Tanggal

Pekerjaan Pendidikan Jenis RumahSanitasi Makanan

SyaratSkor %

Kategori

PNS W Buruh TNI PS PdagangTdk

BkerjaPensiun TS SD

SMP/S

SMA/S

PT Permanen Semipermanen 1 2 3 4 MS TMS

1 Tn. H

30/5/2015

Tukang kayu & batu √ SMA √ √ 1 1 1 0 3 75 √2 Tn. B Kuli bangunan √ SD √ √ 0 1 1 0 2 50 √3 Tn. A Karyawan hotel √ SMA √ √ 0 1 1 1 3 75 √4 Tn. B Pensiun pegawai PU √ SD √ √ 0 1 1 1 3 75 √5 Tn. M Tukang batu √ STM √ √ 0 1 1 1 3 75 √6 Ny. R Pedagang kue keliling √ SD √ √ 0 1 1 1 3 75 √7 Ny. W Pedagang kue keliling √ SD √ √ 0 1 1 1 3 75 √8 Tn. R klining servis di hotel √ SMA √ √ 0 1 1 1 3 75 √9 Ny. N PNS √ SMA √ √ 1 1 1 1 4 100 √10 Tn. H

31/5/2015

Pensiun PNS √ SMA √ √ 0 1 1 1 3 75 √11 Tn. L Buruh tani √ SD √ √ 0 1 1 0 2 50 √12 Ny. W Pedagang eceran √ SR √ √ 0 1 1 1 3 75 √13 Ny. M Penjual miras √ TS √ √ 0 1 1 1 3 75 √14 Tn. U Pedagang √ SMA √ √ 1 1 1 1 4 100 √15 Tn. B PNS √ S1 √ √ 0 1 1 1 3 75 √16 Tn. L TNI √ SMA √ √ 0 0 1 1 2 50 √17 Tn. L PNS √ SMA √ √ 0 1 1 1 3 75 √18 Tn. R servis AC √ SMA √ √ 0 1 1 1 3 75 √19 Tn. J Tukang batu √ SD √ √ 1 1 1 1 4 100 √20 Tn. D Buruh bangungan √ SMA √ √ 1 1 1 1 4 100 √21 Ny. W Pedagang kue keliling √ SD √ √ 0 1 1 1 3 75 √

22 Tn. R

1/6/2015

PNS √ S2 √ √ 0 1 1 1 3 75 √

23 Tn. L PNS √ S2 √ √ 1 1 1 1 4 100 √

24 Tn. A

2/6/2015

Tidak bekerja √ SMEA √ √ 1 1 1 0 3 75 √

25 Tn. R PNS √ S1 √ √ 1 1 1 1 4 100 √

26 Tn. S Penjual RB √ SMA √ √ 0 1 1 0 2 50 √

27 Tn. L Mandor √ S1 √ √ 0 1 1 1 3 75 √28 Tn. L PNS √ S1 √ √ 1 1 1 1 4 100 √29 Tn. S

3/6/2015

Pegawai honorer √ S1 √ √ 1 1 1 1 4 100 √30 Tn. L Tukang batu √ SMP √ √ 1 1 1 1 4 100 √31 Tn. L klining servis & tukang ojek √ SMA √ √ 0 1 1 1 3 75 √32 Tn. S Tukang ojek √ SD √ √ 1 1 1 1 4 100 √

Total (n) 7 11 2 1 1 7 1 2 1 8 2 14 7 20 12 10 22

X= f/n x k 21,88 34,38 6,25 3,12 3,12 21,88 3,12 6,25 3,12 25,00 6.25 43,75 21,88 62,50 37,50 31,25 68,75

MASTER TABELDISTRIBUSI FREKUENSI KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH DI RT 23 RW 8 KELURAHAN RAHANDOUNA

KECAMATAN POASIA KOTA KENDARI TAHUN 2015

No.Inisi

alPekerjaa

n

Pendidikan

Jenis Rumah

Kesehatan Lingkungan Rumah

P.Sampah dan Limbah Komponen Rumah Jamban Air Sanitasi Makanan

SKOR

%

KategoriKLR

Syarat

%

Kategori Syarat

%

Kategori Syarat

%

Kategori Syarat

%

Kategori Syarat

%

Kategori

P SP 1 2 3 4 5

Skor MS

TMS

1 2 3 4 5

Skor MS

TMS

1 2 3 4 5

Skor MS

TMS

1 2 3 4 5

Skor MS

TMS

1 2 3 4

Skor MS

TMS

MSTMS

1Tn.H

Tukangkayu &

batu

SMA

√ 1 0 1 0 0 2 40 √ 1 1 1 0 1 4 80 √ 1 0 1 1 1 4 80 √ 0 1 0 1 1 3 60 √ 1 1 1 0 3 75 √ 0 0 √

2Tn.B

Kulibanguna

nSD √ 1 0 1 1 1 4 80 √ 1 1 1 1 0 4 80 √ 1 1 1 1 1 5

100

√ 1 1 1 1 1 5100

√ 0 1 1 0 2 50 √ 2 40 √

3Tn.A

Karyawan hotel

SMA

√ 0 0 0 1 1 2 40 √ 0 0 1 0 1 2 40 √ 1 1 1 1 1 5100

√ 0 1 1 1 1 4 80 √ 0 1 1 1 3 75 √ 1 20 √

4Tn.B

Pensiunpegawai

PUSD √ 1 0 1 0 0 2 40 √ 1 0 1 1 1 4 80 √ 0 0 0 1 1 2 40 √ 0 1 0 1 1 3 60 √ 0 1 1 1 3 75 √ 0 0 √

5Tn.M

Tukangbatu

STM √ 1 0 1 0 0 2 40 √ 1 0 1 1 1 4 80 √ 1 1 1 1 1 5100

√ 0 1 1 1 1 4 80 √ 0 1 1 1 3 75 √ 1 20 √

6Ny.R

Pedagang kue

kelilingSD √ 1 1 1 0 0 3 60 √ 0 0 1 1 1 3 60 √ 1 1 0 1 1 4 80 √ 1 1 0 1 1 4 80 √ 0 1 1 1 3 75 √ 0 0 √

7Ny.W

Pedagang kue

kelilingSD √ 1 1 0 0 0 2 40 √ 1 1 1 1 1 5

100

√ 1 1 0 1 1 4 80 √ 1 1 0 1 1 4 80 √ 0 1 1 1 3 75 √ 1 20 √

8Tn.R

kliningservis di

hotel

SMA

√ 1 0 1 1 1 4 80 √ 0 1 1 1 0 3 60 √ 1 0 1 1 1 4 80 √ 1 1 1 1 1 5100

√ 0 1 1 1 3 75 √ 1 20 √

9Ny.N

PNSSMA

√ 1 0 1 1 1 4 80 √ 1 1 1 1 1 5100

√ 1 1 0 1 1 4 80 √ 1 1 0 1 1 4 80 √ 1 1 1 1 4100

√ 2 40 √

10Tn.H

PensiunPNS

SMA

√ 1 0 1 1 1 4 80 √ 1 0 1 1 1 4 80 √ 1 1 0 1 1 4 80 √ 0 1 0 1 1 3 60 √ 0 1 1 1 3 75 √ 1 20 √

11Tn.L

Buruhtani

SD √ 1 1 1 1 1 5100

√ 1 0 1 1 1 4 80 √ 1 0 0 1 1 3 60 √ 0 1 0 1 1 3 60 √ 0 1 1 0 2 50 √ 1 20 √

12Ny.W

Pedagang eceran

SR √ 0 1 1 1 1 4 80 √ 1 0 1 1 1 4 80 √ 1 1 1 1 1 5100

√ 1 0 1 1 1 4 80 √ 0 1 1 1 3 75 √ 1 20 √

13Ny.M

Penjualmiras

TS √ 0 1 1 1 1 4 80 √ 1 0 1 1 1 4 80 √ 1 1 0 1 0 3 60 1 0 1 1 1 4 80 √ 0 1 1 1 3 75 √ 0 0 √

14Tn.U

Pedagang

SMA

√ 1 1 0 1 1 4 80 √ 1 1 1 1 1 5100

√ 1 0 0 1 1 3 60 √ 1 1 1 1 1 5100

√ 1 1 1 1 4100

√ 3 60 √

15Tn.B

PNS S1 √ 1 0 1 1 1 4 80 √ 1 0 1 1 1 4 80 √ 1 1 0 1 0 3 60 √ 1 1 1 1 1 5100

√ 0 1 1 1 3 75 √ 1 20 √

16Tn.L

TNISMA

√ 1 1 0 1 1 4 80 √ 1 0 1 1 1 4 80 √ 1 0 0 1 1 3 60 √ 0 1 0 1 1 3 60 √ 0 0 1 1 2 50 √ 0 0 √

17Tn.L

PNSSMA

√ 1 1 1 1 1 5100

√ 1 0 1 1 0 3 60 √ 1 0 0 1 1 3 60 √ 1 0 0 1 1 3 60 √ 0 1 1 1 3 75 √ 1 20 √

18Tn.R

servisAC

SMA

√ 0 0 1 1 1 3 60 √ 1 1 1 1 0 4 80 √ 1 1 1 1 1 5100

√ √ 1 1 1 1 1 5100

√ 0 1 1 1 3 75 √ 2 40 √

19 Tn. JTukang

batuSD √ 0 0 1 1 1 3 60 √ 1 0 1 1 1 4 80 √ 1 1 1 1 1 5

100

√ 1 1 0 1 1 4 80 √ 1 1 1 1 4100

√ 2 40 √

20Tn.D

Buruhbangung

an

SMA

√ 1 0 1 0 0 2 40 √ 1 1 1 1 1 5100

√ 1 1 1 1 1 5100

√ 1 1 1 1 1 5100

√ 1 1 1 1 4100

√ 4 80 √

21Ny.W

Pedagang kue

kelilingSD √ 1 1 0 0 1 3 60 √ 1 0 1 0 1 3 60 √ 1 1 0 1 1 4 80 √ 1 1 1 0 1 4 80 √ 0 1 1 1 3 75 √ 0 0 √

22Tn.R

PNS S2 √ 1 1 1 1 0 4 80 √ 1 0 1 0 1 3 60 √ 1 1 1 1 1 5100

√ 1 1 1 1 1 5100

√ 0 1 1 1 3 75 √ 2 40 √

23Tn.L

PNS S2 √ 1 1 0 1 1 4 80 √ 1 1 1 1 1 5100

√ 1 1 1 1 1 5100

√ 1 1 1 1 1 5100

√ 1 1 1 1 4100

√ 4 80 √

24Tn.A

Tidakbekerja

SMEA

√ 1 1 0 1 1 4 80 √ 0 1 1 1 1 4 80 √ 1 0 0 1 1 3 60 √ 1 0 1 1 1 4 80 √ 1 1 1 0 3 75 √ 0 0 √

25Tn.R

PNS S1 √ 1 1 1 1 1 5100

√ 1 1 1 1 1 5100

√ 1 1 1 1 1 5100

√ 1 1 1 1 1 5100

√ 1 1 1 1 4100

√ 5100

26 Tn. Spenjual

RBSMA

√ 1 1 1 1 1 5100

√ 1 0 1 0 0 2 40 √ 1 1 0 0 1 3 60 √ 0 1 0 1 1 3 60 √ 0 1 1 0 2 50 √ 1 20 √

27Tn.L

Mandor S1 √ 1 1 1 1 1 5100

√ 1 1 1 0 1 4 80 √ 1 1 0 1 1 4 80 √ 1 1 0 1 1 4 80 √ 0 1 1 1 3 75 √ 1 20 √

28Tn.L

PNS S1 √ 1 1 1 1 1 5100

√ 0 1 1 1 1 4 80 √ 1 1 1 1 1 5100

√ 1 1 0 1 1 4 80 √ 1 1 1 1 4100

√ 2 40 √

29 Tn. SPegawaihonorer

S1 √ 1 1 0 1 1 4 80 √ 1 1 1 1 1 5100

√ 1 1 1 1 1 5100

√ 1 1 1 1 1 5100

√ 1 1 1 1 4100

√ 4 80 √

30Tn.L

Tukangbatu

SMP √ 1 1 0 1 1 4 80 √ 1 1 1 0 1 4 80 √ 1 1 1 1 1 5100

√ 0 1 1 1 1 4 80 √ 1 1 1 1 4100

√ 2 40 √

31Tn.L

kliningservis &tukang

ojek

SMA

√ 0 0 1 1 1 3 60 √ 0 1 1 1 1 4 80 √ 1 1 1 1 1 5100

√ 1 1 0 1 1 4 80 √ 0 1 1 1 3 75 √ 1 20 √

32 Tn. STukang

ojekSD √ 0 1 1 1 1 4 80 √ 0 1 1 1 1 4 80 √ 1 1 1 1 1 5

100

√ 0 1 1 1 1 4 80 √ 1 1 1 1 4100

√ 2 40 √

Jumlah 20 12 6 26 7 25 15 17 1022

10 22 31 1

%62,5

037,5

018,2

581,7

521,88

78,12

46,88

53,12

31,25

68,75

31,25

68,75

96,88

3,12

Keterangan :

YA : Nilainya 1TIDAK : Nilainya 0Memenuhi syarat : jika semua syarat kesehatan terpenuhiTidak memenuhi syarat : jika salah satu/lebih syarat kesehatan tidak terpenuhiP. Sampah dan Limbah : Pengelolaan sampah dan limbahMS : Memenuhi SyaratTMS : Tidak memenuhi syaratKLR : Kesehatan lingkungan rumah KLRmemenuhi syarat jika semua variabel (5 variabel) memenuhi syaratP : PermanenSP : Semi Permanen

Kendari, Juni 2015

Mengetahui,Lurah Kelurahan Rahandouna

Mahmud Kalo, S.Si. NIP.19590515 198101 1 003

Peneliti

ASKIANIM: P00320012006