IDENTIFIKASI PENGETAHUAN SISWA TENTANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/311/1/KTI...
Transcript of IDENTIFIKASI PENGETAHUAN SISWA TENTANG …repository.poltekkes-kdi.ac.id/311/1/KTI...
i
IDENTIFIKASI PENGETAHUAN SISWA TENTANG
PELAYANAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH
(UKS) DI SMP KARTIKA XX-6 KENDARI
KARYA TULIS ILMIAH
Di Susun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III keperawatan
Politeknik Kesehatan Kendari
OLEH:
MUSDALIFAH
P00320014080
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
2017
ii
iii
iv
MOTTO
TIDAK ADA MASALAH YANG TIDAK BISA DI SELESAIKAN SELAMA MASIH BERUSAHA,
BERDOA, DAN TAWAKKAL DI JALANNYA.
ORANG SUKSES TIDAK DI HASIL KAN DARI ORANG YANG
HANYA DUDUK DIAM BERPANGKU TANGAN, TAPI ORANG
SUKSES LAHIR DARI ORANG-ORANG YANG SELALU GAGAL
TETAPI TERUS BERUSAHA UNTUK MENCOBA LAGI
KEBANGGAAN KITA YANG TERBESAR ADALAH BUKAN
TIDAK PERNAH GAGAL, TETAPI BANGKIT KEMBALI
SETIAP KALI KITA JATUH.
LEBIH BAIK MENCOBA DARI PADA TIDAK SAMA
SEKALI.
KARYA TULIS INI KU PERSEMBAHKAN KEPADA BAPAK DAN IBUKU TERCINTA, KELUARGA
KU TERSAYANG. SERTA TEMAN-TEMAN SEPERJUANGAN KU. ALMAMATER , AGAMA BANGSA
DAN NEGARAKU
v
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas diri
Nama : Musdalifah
Nim : P00320014080
Tempat, Tgl Lahir : Masadian, 18 juli 1996
Suku / bangsa : bungku / bajo / indonesia
Jenis kelamin : perempuan
Agama : islam
Alamat : kemaraya Jl Bunga Kolosua
B. Pendidikan
1. SD Masadian kab. Morowali kec. Menui kepulauan Tamat tahun 2008
2. Mts Al-ikhlas Masadian kec. Menui kepualauan. Kab morowali. Tamat
tahun 2011
3. SMA S. Kartika VII-2 kendari. Tamat tahun 2014
4. Sejak tahun 2014 melanjutkan pendidikan Diploma III (D.3) di poltekkes
Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan sampai sekarang.
vi
ABSTRAK
MUSDALIFAH (P00320014080). Identifikasi pengetahuan siswa tentang pelayanan
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SMP kartika xx-6 kendari. Di bimbing oleh HJ
Sitti Rachmi Misbah dan Muslimin L (xiii + 47 Halaman + 11 Lampiran).
Pengetahuan tentang Pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), adalah pengetahuan
seseorang tentang pendidikan kesehatan sekolah, pelayanan kesehatan sekolah,
pembinaan lingkungan kehidupan sekolah. Berdasarkan data dari tim pembina UKS di
SMP kartika xx-6 kendari bahwa pengelolaan UKS pada SMP tersebut hanya terdiri
dari 2 orang guru yang merupakan tim ketua UKS, dan anggota PMR yang merupakan
pemberi pelayanan berjumlah 1 orang yang bergantian setiap harinya. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang pelayanan Usaha Kesehatan
Sekolah di SMP kartika xx-6 kendari.variabel pada penelitian ini adalah pengetahuan
siswa tentang pelayanan usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Jenis penelitian ini adalah
deskriptif dengan desain penelitian deskriptif survey yang dilakukan pada tanggal 24
juli-25 juli 2016, sampel penelitian berjumlah 66 siswa yang di ambil secara staratified
random samplin g. data di peroleh dari data sekunder dan primer dengan instrumen
penelitian adalah lembar kuisioner. Tehnik analisa data dan penyajian data adalah secara
deskriptif. Dan di sajikan dengan tabel distribusi frekuensi dan di narasikan. Hasil
pengetahuan baik yaitu 49 responden (74,24%), dan 17 responden (25,76%) memiliki
pengetahuan kurang tentang pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dengan
demikian pengeta huan siswa di SMP kartika xx-6 kendari tentang pelayanan Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) cukup baik. Oleh karena itu di sarankan kepada pihak
sekolah khususnya para pendidik agar meningkatkan penyuluhan atau arahan kepada
siswa tentang pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
Kata kunci : pengetahuan, pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Daftar pustaka : 10 (1997-2015)
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Identifikasi Pengetahuan siswa tentang
Pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SMP Kartika xx-6 Kendari. Sebagai
syarat untuk memperoleh gelar Ahlimadyah Keperawatan di politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
masih banyak kekeliruan, kesalahan dan kekurangan yang di sebabkan karena
pengetahuan dan kemampuan penulis masih kurang sehingga kritik dan saran dari
semua pihak sangat di harapkan oleh penulis demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah
ini.
Ungkapan terima kasih yang tak berujung penulis haturkan kepada kedua orang
tua yang Allah karuniakan untuk penulis yaitu Ayahanda H. Harun dan ibunda HJ
Nurminah atas doa, cinta dan kasih sayang serta pengorbanan yang di berikan kepada
penulis tidak sia-sia dan juga semoga Allah SWT memberikan izin agar penulis di beri
kesempatan untuk dapat membalasnya. Kepada saudaraku Sahrul, dan Muh Rifandi
yang telah menyemangati penulis.
viii
Proses penyususnan Karya Tulis Ilmiah ini telah melewati perjalanan panjang
dan penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada ibu HJ.
Sitti Rachmi Misbah,.S.Kp.,M.Kes selaku pembimbing I dan Muslimin
L.,A.Kep.,S.Pd.,M.Si selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dan
memberikan bimbingan serta arahan selama proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
hingga dapat di selesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini pula dengan segala kerendahan hati penulis inigin
menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1) Bapak Petrus, SKM.,M.Kes selaku direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kendari
2) Kepala Kantor Badan Riset Sultra yang telah memberikan izin penelitian kepada
penulis dalam penilitian
3) Bapak Muslimin L.,A.Kep.,S.Pd.,M.Si selaku Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
4) Bapak M. Pausi, S.pd, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Kartika xx-6 Kendari
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk meneliti di SMP kartika xx-6
kendari
5) Ibu Ruth Mongan B.Sc.,S.Pd.,M.Pd, bapak H. Taamu A.Kep.,S.PD.,M.Kes .
bapak Abdul Syukur Bau,S.Kep.,Ns.,MM. Selaku dosen penguji yang telah di
memberikan kritik dan saran yang sangat penulis butuhkan demi kesempurnaan
Karya Tulis ilmiah ini.
ix
6) Bapak dan ibu dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari jurusan
Keperawatan serta seluruh staf dan karyawan atas segala fasilitas dan pelayanan
akademik yang di berikan selama penulis menuntut ilmu.
7) Teman-temanku kelas 3B, yang memberi motivasi, dukungan, selama mengikuti
pendidikan
8) Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Keperawatan angkatan 2014 yang tidak dapat
penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah sama-sama berjuang dalam
suka maupun duka untuk mencapai cita-cita sebagai perawat profesional.
Harapan penulis semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita
semua. Akhir kata semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Amiin
Kendari, juli 2016
Peneliti
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii
MOTTO .................................................................................................................... iv
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. v
ABSTRAK ................................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ x
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................
........ xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
C. Tujuan ............................................................................................................ 5
1. Tujuan Umum .......................................................................................... 5
2. Tujuan Khusus ......................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6
1. Manfaat Teoritis ...................................................................................... 6
2. Manfaat Praktis ........................................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Siswa ................................................................................ 8
1. Pengertia Siswa ....................................................................................... 8
B. Tinjauan Pengetahuan ................................................................................... 10
1. Pengertian ............................................................................................... 10
2. Tingkat pengetahuan................................................................................ 11
3. Cara memperoleh pengetahuan ............................................................... 12
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ..................................... 15
5. Kriteria tingkat pengetahuan ................................................................... 17
xi
C. Tinjauan Usaha kesehatan Sekolah ............................................................... 17
1. Sejarah ..................................................................................................... 17
2. Definisi .................................................................................................... 18
3. Tujuan ...................................................................................................... 19
4. Program Usaha Kesehatan Sekolah ......................................................... 19
5. Alasan perlunya Usaha Kesehatan Sekolah ............................................ 20
6. Ruang lingkup Usaha Kesehatan Sekolah ............................................... 21
a. Pendidikan Kesehatan di Sekolah...................................................... 21
b. Pelayanan Kesehatan di Sekolah ....................................................... 22
c. Pembinaan Lingkungan kesehatan sekolah ....................................... 23
7. Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah .......................................................... 25
8. Sarana dan prasarana Usaha Kesehatan Sekolah ..................................... 25
9. Pengelolaan Usaha Keseha Sekolah ........................................................ 25
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Dasar pemikiran ............................................................................................. 29
B. Bagan Kerangka Konsep ............................................................................... 29
C. Variabel Penelitian ........................................................................................ 30
D. Definisi Operasional ...................................................................................... 30
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .............................................................................................. 32
B. Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................................... 32
C. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 32
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 33
E. Instrumen Penelitian....................................................................................... 33
F. Cara Pengolahan Data ................................................................................... 33
G. Analisa Data ................................................................................................. 34
H. Penyajian Data ............................................................................................... 35
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian .......................................................................... 36
B. Hasil Penelitian .............................................................................................. 38
C. Pembahasan ................................................................................................... 43
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 48
B. Saran .............................................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kelas di SMP kartika xx-6
kendari
Tabel 5.2 distribusi Responden menurut Jenis Kelamin di SMP kartika xx-6
kendari
Tabel 5.3 distribusi Responden menurut umur di SMP kartika xx-6 kendari
Tabel 5.4 distribusi Responden menurut pengetahuan tentang pendidikan kesehatan
sekolah di SMP kartika xx-6 kendari
Tabel 5.5 distribusi Responden menurut pengetahuan tentang pelayanan kesehatan
sekolah di SMP kartika xx-6 kendari
Tabel 5.6 distribusi Responden menurut pengetahuan tentang pembinaan
lingkungan kehidupan kesehatan sekolah di SMP kartika xx-6 kendari
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Gabungan pengetahuan Responden tentang
Pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SMP kartika xx-6
Kendari
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kesediaan Menjadi responden
Lampiran 2 Surat Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 Kuisioner Penelitian
Lampiran 4 Kunci Jawaban Kuisioner Penelitian
Lampiran 5 Tabel Hasil Penelitian
Lampiran 6 Master Tabel
Lampiran 7 Surat Izin Pengambilan Data Awal Penelitian dari Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari
Lampiran 8 Surat Permohonan Izin Penelitian dari Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kendari
Lampiran 9 Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Kesbang dan Politik
Lampiran 10 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hidup sehat seperti yang didefinisikan World Health Organization
(WHO) adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan
kesehatan jiwa adalah keadaan yang memungkinkan perkembangan fisik,
mental, intelektual, emosional, dan sosial yang optimal dari seseorang.
Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan
ditegaskan bahwa ”Kesehatan Sekolah” diselenggarakan untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga
peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan
optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan sumber daya manusia yang
berkualitas.
Sumantri (2007), peserta didik itu harus sehat dan orang tua
memperhatikan lingkungan yang sehat dan makan makanan yang bergizi,
sehingga akan tercapai manusia soleh, berilmu dan sehat (SIS). Dalam proses
belajar dan pembelajaran materi pembelajaran berorientasi pada head, heart dan
hand, yaitu berkaitan dengan pengetahuan, sikap/nilai dan keterampilan. Namun
masih diperlukan faktor kesehatan (health) sehingga peserta didik memiliki 4 H
(head, heart, hand dan health)
2
UKS sebagai salah satu wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan yang
sehat, maka program UKS mempunyai TRIAS UKS yang meliputi pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah
yang sehat (Hendra Sitepu dkk, 2015).
Pendidikan kesehatan sekolah merupakan proses perubahan prilaku
seeorang dalam memelihara kesehatan dirinya dan lingkungannya, sesuai
dengan tujuan pendidikan kesehatan dari Badan Kesehatan Dunia World Health
Organization (WHO) dalam pelaporan tahun 1954 No. 89 bahwa pendidikan
kesehatan bertujuan memberi bantuan kepada seorang untuk mencapai keadaan
sehat dengan usaha dan pembuatannya. Pendidikan Kesehatan Sekolah
mencakup semua pendidikan kesehatan di sekolah. Pendidikan itu juga
mencakup pendidikan yang berlangsung di ruang kelas sekaligus semua aktivitas
yang di tujukan untuk memberikan pengaruh positif pada pengetahuan kesehatan
dan keterampilan siswa, orang tua dan staf sekolah. Agar efektife pendidikan
kesehatan harus di kembangkan dengan baik dan di rencanakan dengan cermat.
Rencana tertulis untuk pendidikan kesehatan sekolah di sebut sebagai kurikulum
kesehatan. ( James F. McKenzie dkk, 2006)
Program Usaha Kesehatan Sekolah dilaksanakan pada semua jenis atau
tingkatan pendidikan, baik Sekolah Negeri maupun Swasta mulai dari tingkat
Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas, Khusus pengembangan Sekolah
3
Dasar penyelenggaraannya bersama-sama dengan lembaga pendidikan mulai
tingkat daerah sampai dengan pusat.
Program UKS ini hendaknya dilaksanakan dengan baik sehingga
sekolah menjadi tempat yang dapat meningkatkan dan mempromosikan derajat
kesehatan peserta didik. Penyelenggaraan program kesehatan sekolah sebagai
upaya untuk mencapai tujuan pengembangan kemampuan hidup, sebagai syarat
utama tercapainya derajat kesehatan yang optimal, dan selanjutnya
menghasilkan anak didik yang berkualitas.
Layanan Kesehatan Sekolah merupakan layanan yang di berikan untuk
siswa agar dapat menghargai, melindungi, dan meningkatkan kesehatan, secara
khusus layanan yang di tawarkan oleh sekolah mencakup pemeriksaan kesehatan
(skrining dan tes), layanan kedaruratan untuk cedera dan kesakitan mendadak,
penataklaksanaan penyakit kronis, pencegahan dan pengendalian penyakit
menular, fasilitas untuk siswa yang memiliki kebutuhan khusus, konsultasi
kesehatan, dan pengobatan masalah kesehatan terdeteksi dalam batasan hukum
negara bagian melalui perujukan, dan tindak lanjut yang di berikan perawat dan
guru sekolah. ( James F. McKenzie dkk, 2006).
Pembinaan lingkungan sekolah yang sehat bertujuan untuk mewujudkan
lingkungan sehat di sekolah/madrasah yang memungkinkan setiap warga
sekolah/madrasah mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya dalam rangka
mendukung tercapainya proses belajar yang maksimal bagi setiap peserta didik.
Lingkungan sekolah/ madrasah di bedakan menjadi dua yaitu lingkungan fisik
4
dan non fisik. Lingkungan fisik meliputi: konstruksi ruang dan bangunan
sedangkan lingkungan non fisik meliputi prilaku masyarakat sekolah/madrasah.
( Amirul mukminin, M.kes, dan Neneng Tasu’ah, M.pd, 2015)
Begitu pentingnya program UKS dalam upaya peningkatan pendidikan
kesehatan peserta didik maka peran petugas kesehatan mempunyai peranan yang
sangat penting dan intesitas pembinaan dan pengembangan UKS perlu di
tingkatkan agar derajat kesehatan anak dan lingkungan sekolah tercapai melalui
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sehat,
mengingat fungsi tugas dan kewajiban sebagai pelayan masyarakat di samping
guru yang setiap hari menghadapi peserta didik. Untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat yang harus dimiliki siswa adalah pengetahuan
kesehatan dan pelayanan kesehatan. Dengan dimilikinya pengetahuan tentang
kesehatan maka prinsip hidup akan tertuju dengan penerapan pola hidup sehat,
dan selanjutnya kebiasaan hidup sehat akan terus terpakai dalam kehidupan
sehari-hari. Sedangkan dengan adanya pelayanan kesehatan di sekolah dapat
meningkatkan, mencegah dan mengobati serta memulihkan peserta didik
terhadap lingkungan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan
keterampilan melakukan tindakan hidup sehat dalam rangka membentuk prilaku
hidup sehat. (febri kurniawan, 2015)
kurikulum sekolah terutama pada tingkat sekolah menengah pertama
(SMP) harus menerapkan kesehatan sekolah yang di sebut dengan usaha
kesehatan sekolah (UKS) yang tujuannya untuk mencapai keadaan kesehatan
5
anak-anak sekolah dan lingkungan sehingga dapat memberikan kesempatan
tumbuh dan berkembang secara harmonis serta belajar secara efisien dan optimal
Data dari TIM pembina UKS di SMP kartika xx-6 kendari bahwa
pengelolaan UKS pada SMP tersebut terdiri dari 2 orang guru yang merupakan
tim ketua UKS, dan anggota PMR yang merupakan pemberi pelayanan
berjumlah 1 orang yang bergantian setiap harinya.
Alasan pengambilan tempat penelitian di SMP kartika xx-6 kendari yaitu
karena di SMP kartika memiliki UKS yang masih berjalan aktif selain itu UKS
di SMP kartika bekerja sama dengan TIM PMR dalam mengelola UKS tersebut
di SMP kartika sendiri TIM UKS selalu melakukan sosialisasi tentang program-
program UKS dan akan di evaluasi setiap 6 atau 12 bulan,
Berdasarkan data di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “identifikasi pengetahuan siswa tentang pelayanan UKS di
SMP Kartika xx-6 kendari”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
“bagaimanakah pengetahuan siswa tentang pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) di SMP XX-6 Kendari tahun 2017?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
6
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan siswa
tentang pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) SMP kartika xx-6
kendari
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi pengetahuan siswa tentang pendidikan kesehatan di
sekolah
2. Mengidentifikasi pengetahuan siswa tentang pelayanan kesehatan di sekolah
3. Mengidentifikasi pengetahuan siswa tentang pemeliharaan lingkungan
kehidupan sekolah
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang di terapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
4. Manfaat Teoritis
a. Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah:
Penelitian ini di harapkan memberikan tambahan materi bacaan
khususnya yang berkenaan dengan bidang pengetahuan Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS)
b. Manfaat untuk penulis:
Penelitian ini di harapkan menambah pengetahua, wawasan dan
pengalaman yang berharga, agar lebih mengetahui tentang pelayanan
UKS
7
5. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Manfaat untuk siswa
Penelitian ini di harapkan menambah wawasan baru dalam bidan
g kesehatan khususnya tentang pelayanan usaha kesehatan sekolah
(UKS)
b. Manfaat untuk tempat penelitian:
Penelitian ini di harapkan memberi informasi dan pengetahuan
baru kepada guru, siswa dan pihak yang terkait mengenai pelayanan
Usaha Kesehatan Sekolah. Sehingga perlu di tingkatkan lagi kegiatan
UKS yang ada di SMP kartika XX-6 kendari
c. Manfaat untuk tenaga kesehatan
Hasil penelitian di harapkan sebagai sumber informasi tentang
pelayanan Usaha Kesehatan sekolah (UKS)
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Siswa
1. Pengertian Siswa
Siswa atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang
menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar, dalam proses
belajar-mengajar siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita memiliki
tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Siswa akan menjadi
faktor penentu, sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu yang di
perlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.
kamus besar bahasa indonesia pengertian siswa berarti orang, anak yang
sedang berguru (belajar, bersekolah). Sedangkan menurut pasal 1 ayat 4 UU
RI No. 20 tahun 2013. Mengenai sistem pendidikan nasional, di mana siswa
adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri mereka
melalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
Menurut Nata (dalam Aly, 2008) kata siswa di artikan sebagai orang
yang menghendaki untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, keterampilan,
pengalaman dan kepribadian yang baik sebagai bekal hidupnya agar bahagia
dunia dan akhirat dengan jalan belajar sungguh-sungguh. Di samping kata
siswa di jumpai istilah lain yang sering di gunakan dalam bahasa arab yaitu,
tilmidz yang berarti siswa atau pelajar.
9
B. Tinjauan Tentang Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar, pengetahuan manusia di peroleh
dari mata dan telinga (Notoadmodjo, 2017)
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (Over Behavior). Karena dari pengalaman
dan penelitian ternyata prilaku yang berdasarkan oleh pengetahuan akan
lebih langgeng dari pada prilaku yang tidak di dasari oleh pengetahuan.
Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelumorang mengadopsi
(prilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan , yakni
a. Awarenes (kesadaran), di mana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulasi atau objek tersebut. Di sini
sikap objek sudah mulai timbul.
c. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik
lagi.
d. Trial di mana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan
apa yang di kehendaki oleh stimulus.
10
e. adaption di mana subjek telah berprilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus (Notoatmodjo,
2007).
2. Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif, mencakup 6 tingkatan, yaitu:
a. Tahu (know), merupakan tingkat pengetahuan paling rendah. Tahu
artinya dapat mengingat atau kembali suatu materi yang telah di pelajari
sebelumnya. Ukuran bahwa seseorang itu tahu, ialah ia dapat
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan.
b. Memahami (comprehention), artinya kemampuan untuk menjelaskan dan
menginterpretasikan dengan lancar tentang objek yang di ketahui.
Seseorang yang telah faham tentang sesuatu harus dapat menjelaskan,
memberikan contoh, dan menyimpulkan
c. Penerapan (Application), yaitu kemampuan untuk menggunakan materi
yang ada telah di pelajari pada situasi dan kondisi nyata atau dapat
menggunakan hukum-hukum, rumus, metode dalamsituasi nyata.
d. Analisis (Analysis), artinya adalah kemampuan untuk menguraikan
objek ke dalam bagian-bagian lebih kecil, tetapi masih di dalam suatu
struktur objek tersebut dan masih terkait satu sama lain. Ukuran
kemampuan ialah ia dapat menggambarkan, membuat bagan,
membedakan, memisahkan, membuat bagan proses adopsi prilaku dan
dapat membedakan pengertian psikologidan fisiologi
11
e. Sintesi (syntesis), yaitu suatu kemampuan untuk menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi
yang ada. Ukuran kemampuan ialah dapat menyusun, meringkaskan,
merencanakan, dan menyelesaikan suatu teori atau rumusan yang telah
ada.
f. Evaluasi (Evaluation), yaitu kemampuan untuk melakukanpenilaian
terhadapsuatu objek. Evaluasidapat menggunakan kriteria yang telahada
atau di susun sendiri (sunaryo, 2004: 25)
3. Cara Memperoleh Pengetahuan
Atmodjo (2007), dan berbagai macam cara yang telah di gunakan untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat di
kelompokkan menjadi dua, yakni:
a. Cara memperoleh kebenaran non ilmiah
1) Cara coba-coba dan salah (Trial dan Error)
Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang pernah di gunakan
oleh manusia dalam memperoleh pengetahuan adalah melalui cara
coba-coba atau dengan kata yang lebih di kenal “trial and error”
metode ini telah di gunakan oleh orang dalam waktu yang cukup
lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai sekarang
pun metode ini masih sering di gunakan, terutama oleh mereka yang
belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu dalam memecahkan
12
suatu masalah yang di hadapi, metode ini telah banyak jasanya,
terutama dalam meletakkan dasar-dasar menemukan teori-teori dalam
berbagai cabang ilmu pengetahuan.
2) Cara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak di
sengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah
penemuan enzim urease oleh summers pada tahun 1926.
3) Cara kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-
kebiasaan dan tradisi-tradisi yang di lakukan oleh orang, tanpa
melalui penalaran apakah yang di lakukan tersebut baik atau tidak,
kebiasaan seperti ini tidak hanya terjadi pada masyarakat tradisional
saja, melain kan juga terjadi pada masyrakat moderen. Para
pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah, tokoh agama,
maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai
mekanisme yang sama dalam penemuan pengetahuan.
4) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah ini
mengandung maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber
pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan, oleh karena itu pengalaman
pribadi pun dapat di gunakan sebagai upaya memperoleh
13
pengetahuan . hal ini di lakukan dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang di peroleh dalam memecahkan masalah yang di
hadapi pada masa lalu.
5) Cara akal sehat
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan
teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini berkembang, para
orang tua zaman dahulu agar anaknya mau menuruti nasehat orang
tuanya atau agar anak disiplin menggunakan cara hukuman fisik bila
anaknya berbuat salah, misalnya di jewer telinga atau di cubit.
Ternyata cara menghukum anak ini sampai sekarang berkembang
menjadi teori atau kebenaran , bahwa humuna adalah merupakan
metode (meskipun bukan yang paling baik) bagi pendidikan anak.
Pemberian hadiah dan hukuman (rewardand punishmen) merupakan
cara yang masih di anut oleh banyak orang untuk mendisiplinkan
anak dalam konteks pendidikan.
6) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan norma agama adalah suatu kebenaran yang di
wahyukan dari tuhan melalui para nabi. Kebenaran ini harus di
terima dan di yakini oleh pengikut-pengikut agama yang
bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau
tidak.
14
7) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif di peroleh manusia cepat sekali melalui
proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau
berfikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar di percaya
karena kebenaran ini tidak menggunakancara-cara yang rasional dan
yang sistematis. Kebenaran ini di peroleh seseorang hanya
berdasarkan intuisi atau suara hatiatau bisikan hati saja.
8) Melalui jalan fikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara
berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah
mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran
pengetahuan manusia telah menggunakan jalan fikirannya, baik
melalui induksi maupun deduksi.
b. Cara ilmiah memperoleh pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa
ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini di sebut metode penelitian
ilmiah atau lebih populer di sebut metodologi penelitian. (research
methodology) cara ini mula-mula di kembangkan oleh Francis Bacon
(1561-1626). Ia mengatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan di
lakukan dengan mengadakan observasi langsung. Dan membuat
15
pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubung denga objek yang
di amati. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok:
1) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul pada
saat di lakukan pengamatan
2) Segala sesuatu yang negatif, uakni gejala tertentu yang tidak muncul
pada saat di lakukan pengamatan.
3) Gejala-gejala yang muncul secara berfariasi, yakni gejala-gejala yang
berubah ubah pada kondisi-kondisi tertentu.
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
a. Umur
Umur adalah lamanya tahun di hitung sejak di lahirkan hingga
penelitian ini di lakukan. Umur merupakan periode penyesuaian terhadap
pola-pola kehidupan baru. Pada masa ini merupakan usia produktif, masa
bermasalah, masa ketegangan emosi, masa keterampilan, sosial, masa
komitmen, masa ketergantungan, masa perubahan nilai, masa
penyesuaian dengan hidup baru, masa kreatif, pada dewasa ini di tandai
oleh adanya perubahan-perubahanjasmani dan mental, semakin
bertambah umur seseorang, maka akan semakin bertambah keinginan
dan pengetahuannya tentang kesehatan. Umur yang lebih cepat
menerima pengetahuan adalah 18-40 thn.
b. Pendidikan
16
Pendidikan adalah proses pertumbuhan seluruh kemampuan dan
prilakumelalui pengajaran, sehingga pendidikanitu perlu
mempertimbangkan umur (proses perkembangan) dan hubungannya
dengan proses belajar. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih mudah
menerima ide-ide dan teknologi yang baru
Pendidikan memiliki peranan yang lain penting dalam menentukan
kualitas manusia. Dengan pendidikan, manusia dianggap akan
memperoleh pengetahuan dan aplikasinya. Semakin tinggi pendidikan
hidup manusia akan semakin berkualitas, perubahan yang cepat dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat di butuhkan orang
yang berpengetahuan baik. Untuk mendapatkan pengetahuan yang baik
kita dapatkan dalam pendidikan, jadi pendidikan yang tinggi akan
didapatkan pengetahuan yang baik.
c. Sumber informasi
Informasi yang di peroleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi
tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang memperoleh informasi,
maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Sumber
informasi adalah segala sesuatu yang menjadi perantara dalam
penyampaian informasi, merangsang fikiran dan keamanan.
Sumber informasi adalah suatu proses pemberitahuan yang dapat
membuat seseorang mengetahui informasi dengan mendengar atau
17
melihat sesuatu secara langsung maupun tidak langsung. Semakin
banyak informasi yang di dapatakan semakin luas pengetahuan
seseorang.
d. Lingkungan
Menurut Ann. Mariner yang di kutip dari Nursalam, lingkungan
merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitarmanusia dan pengaruhnya
yang mempengaruhi perkembangan dan prilaku orang atau kelompok
(Wawan dan Dewi, 2010: 18)
5. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Menurut Arikunto (2016) dalam Wawan dan Dewi (2010:18)pengetahuan
seseorang dapat di ketahuidan di interpretasikan dengan skala yang bersifat
kualitatif, yaitu:
a. Dikatakan baik bila di capai (56%-100%)
b. Di katakan kurang bila mencapai (<56%)
C. Tinjauan Tentang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
1. Sejarah
Usaha kesehatan sekolah di rintis sejak tahun 1956 melalui Pilot Project
di Jakarta dan bekasi yang meripakan kerjasama antara Departemen
Kesehatan, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan dan Departemen
Dalam Negeri.
Dalam tahun 1980 ditingkatkan menjadi Keputusan Bersama antara
Depdikbud dan Depkes tentang kelompok kerja UKS. Untuk mencapai
18
kemantapan dan pembinaan secara terpadu di tetapkan surat keputusan
bersama Mendikbud, Menkes, Mendagri dan Menag Tanggal 3 september
1980 tentang pokok kebijaksanaan dan Pengembangan UKS No.
408a/U/1984, Nomor. 3191/Menkes/SKBVI/1984, Nomor 74/th/1984,
Nomor. 61/1984. Sedangkan tentang Tim pembina UKS Nomor. 408b,
Nomor. 319a/Menkes?SKB/VI/1984, Nomor 74a/1984, Nomor. 61/1984
yang di sempurnakan dengan nomor. 0372a/P/1989, Nomor.
390a/Menkes/SKB/VI 1989, Nomor. 30a tahun 1989 tanggal 12 juni 1989.
Dasar kebijakan pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah adalah Undang-
Undang Nomor 4 tahun 1979 tentang Pembinaan Anak Sekolah.
2. Definisi
Usaha Keseshatan Sekolah (UKS) adalah upaya membina dan
mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu
melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah.
UKS adalah bagian dari usaha kesehatan pokok yang menjadi beban
tugas puskesmas yang di tujukan kepada sekolah-sekolah.
a. Departemen pendidikan dan kebudayaan
Usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah upaya membina dan
mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang di lakukan secara terpadu
melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah,
perguruan agama serta usaha-usaha yang di lakukan dalam rangka
pembinaan dan pemeliharaan kesehatan di lingkungan sekolah.
19
b. Departemen kesehatan
Usaha Kesehatan Sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat
yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta
lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama.
UKS merupakan wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat, yang pada
gilirannya menghasilkan derajat kesehatan yang optimal.
c. Azrul Azwar
Usaha Kesehatan Sekolah adalah bagian dari usaha kesehatan
pokok yang menjadi beban tugas puskesmas yang ditujukan kepada
sekolah-sekolah dengan anak beserta lingkungan hidupnya, dalam
rangka mencapai keadaan kesehatan anak sebaik-baiknya dan sekaligus
meningkatkan prestasi belajar anak sekolah setinggi-tingginya.
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat
kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan sehat sehingga
kemungkinan pertumbuhan dan perkembangan anak yang harmonis dan
optimal dalam rangka pembentukan manusia indonesia yang berkualitas.
b. Tujuan Khusus
Untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan meningkatkan derajat
kesehatan peserta didik yang mencakup:
20
1) Menurunkan angka kesakitan anak sekolah
2) Meningkatkan kesehatan peserta didik baik fisik, mental maupun
sosial.
3) Agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan
untuk melaksanakan prinsip-prinsip hidup sehat serta berpartisipasi
aktif dalam usaha peningkatan usaha kesehatan di sekolah.
4) Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan terhadap anak sekolah.
5) Meningkatkan daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk
narkotika, rokok, alkohol, dan obat berbahaya lainnya.
4. Program Usaha Kesehatan Sekolah
Ada beberapa beberapa jenis kegiatan usaha kesehatan sekolah dan jenis
kegiatan UKS di sini di kelompokkan menjadi 3 macam yaitu kegiatan yang
berkaitan dengan pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan lingkungan
sekolah yang sehat. Bagian-bagian jenis kesgiatan tersebut termasuk dalam
program kegiatan UKS sebagai berikut
a) Pendidikan kesehatan
1) Pelaksanaan pemeriksaan berkala
2) Pelaksanaan pemeriksaan rutin
3) Pelaksanaan lomba pengetahuan kesehatan sekolah
4) Pelaksanaan pemeriksaan tinggi badan
5) Pengadaan alat peraga
6) Pelaksanaan dokter kecil
21
b) Pelayanan kesehatan
1) Kegiatan penjaringan anak sekolah (screening)
2) Pelaksanaan pemberantasan sarang penyakit
3) Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan atau deteksi dini penyakit
4) Pengadaan upaya alih tekhnologi kesehatan
5) Pengadaan rujukan puskesmas
c) Lingkungan sekolah sehat
1) Pengadaan ruang UKS
2) Pembinaan kantin sekolah
3) Pengadaan sarana air bersih yang memenuhi syarat
4) Pengadaan tempat pembuangan air limbah yang memenuhi syarat
5) Pengadaan kamar mandi/wc khusus siswa
5. Alasan Perlunya Usaha Kesehatan Sekolah
a) Anak usia sekolah merupakan kelompok umur yang rawan terhadap
masalah kesehatan
b) Usia sekolah sangat peka untuk menanamkan pengertian dan kebiasaan
hidup sehat
c) Sekolah merupakan institusi masyarakat yang terorganisasi dengan baik.
d) Keadaan kesehatan anak sekolah akan sangat berpengaruh terhadap
prestasi belajar yang di capai.
e) Anak sekolah merupakan kelompok terbesar dari kelompok usia anak-
anak yang menerapkan wajib belajar.
22
f) Pendidikan kesehatan melalui abak-anak sekolah sangat efektif untuk
merubah prilaku dan kebiasaan ibu sehat umumnya.
6. Ruang lingkup UKS
Ruang lingkup UKS tercermin dalam tri program atau yang di sebut TRIAS
UKS yang meliputi
a) Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan upaya memberikan bimbingan
kepada peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan kemampuan dan
keterampilan peserta didik dalam melaksanakan prilaku hidup dan sehat
agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, selain di bidang
kesehatan peserta didik juga di bina dalam bidang kesehatan lingkungan
yang merupakan bagian yang sangat mempengaruhi pembentukan
pribadi peserta didik, adanya proses kenaikan bagi peserta didik maka
harus menyelenggarakan kegiatan sosialisasi setiap tahun sehingga
seluruh peserta didik terpapar materi kesehatan dan kesehatan
lingkungan (tim pembina UKS, 2008, 33)
Pendidikan kesehatan di lakukan secara intra kurikuler dan
extrakurikuler kurikulum. Kegiatan intrakurikuker adalah melaksanakan
pendidikan pada saat jam pelajaran berlangsung sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.. Pendidikan ini tidak hanya di berikan pada saat mata
pelajaran pendidikan jasmani saja, namun bisa juga secara integratif pada
saat mata pelajaran lainnya di sampaikan kepada peserta didik. Kegiatan
23
extrakurikuler adalah melaksanakan pendidikan di luar jam pelajaran
yang di lakukan di sekolah atau di luar sekolah, misalnya melaksanakan
penyuluhan tentang gizi, narkoba, dan sebagainya terhadap peserta didik,
guru dan orang tua, melaksanakan pelatihan UKS bagi peserta didik,
guru pembina UKS dan kader kesehatan melaksanakan pendidikan dan
kebiasaan hidup bersih melalui program sekolah sehat.
b) Pelayanan kesehatan
Layanan Kesehatan Sekolah merupakan “layanan yang di berikan
untuk siswa agar dapat menghargai, melindungi dan meningkatkan
kesehatan” secara khusus layanan yang di tawarkan oleh sekolah
mencakup m pemeriksaan kesehatan, (skrining dan tes), layanan
kedaruratan untuk cedera dan kesakitan mendadak, penatalaksanaan
penyakit kronis, pencegahan dan pengendalian penyakit menular,
fasilitas untuk siswa yang memiliki kebutuhan khusus, konsultasi
kesehatan dan pengobatan masalah kesehatan terdeteksi dalam batasan
hukum negara bagian melalui perujukan dan tindak lanjut yang di
berikan perawat dan guru sekolah.
Adapun pelaksanaan pelayanan kesehatannya meliputi kegiatan-
kegiatan antara lain:
1) Kegiatan peningkatan (promotif) latihan keterampilan teknis
pemeliharaan kesehatan dan pembentukan peran serta aktif peserta
24
didik dalam pelajaran kesehatan antara lain: kader kesehatan sekolah,
olahraga, dan lomba
2) Pembinaan sarana lingkungan sekolah antara lain:
a) Pembinaan warung sekolah (kantin)
b) Lingkungan sekolah yang terpelihara
c) Pembinaan keteladanan berprilaku hidup sehat
3) Kegiatan pencegahan (preventive)
4) Memelihara kesehatan yang bersifat umum dan khusus
5) Penjaringan kesehatan bagi siswa
6) Memonitoring/memantau peserta didik
7) Usaha pencegahan penyakit menular
8) Kegiatan penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitas)
9) Pengobatan pada penyakit
10) P3k Pembinaan lingkungan sekolah sehat
c) Pembinaan lingkungan sekolah sehat
Pembinaan lingkungan sekolah sehat di laksanakan dalam rangka
menjadikan sekolah sebagai instansi yang dapt menjamin
berlangsungnya proses belajar mengajar yang mampu menumbuhkan
kesadaran, kesanggupan dan keterampilan peserta didik untuk prinsip
hidup sehat.
Pembinaan lingkungan sekolah sehat yang merupakan salah satu
unsur penting dalam membina pengetahuan sekolah harus di lakukan,
25
karena lingkungan kehidupan yang sehat sangat di perlukan untuk
meningkatkan kesehatan seluruh komunitas sekolah serta peningkatan
daya serap siswa dalam proses belajara mengajar maka pembinaan
lingkungan kehidupan sekolah sehat di laksanakan melalui 6 k yaitu:
Keamanan, keindahan, kebersihan, kekeluargaan, ketertiban,
kerindangan.
Lingkungan sekolah sehat di tinjau dari dua segi, yaitu aspek fisik
dan aspek mental.
1) Apek fisik aspek bangunan sekolah, peralatan sekolah, perlengkapan,
sanitasi yang memenuhi syarat-syarat kesehatan serta pengawas
kebersihan meliputi
a) Penyediaan air bersih
b) Pemeliharaan penampungan air bersih
c) Pengadaan dan pemeliharaan air limbah
d) Pemeliharaan WC/kamar mandi
e) Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruang kelas,
perpustakaan, ruang serbaguna, ruang olahraga, ruang UKS, rung
laboratorium, ruang ibadah.
f) Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun
sekolah (termasuk penghijauan sekolah)
g) Pengadaan dan pemeliharaan warung/kantin sekolah
h) Pengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah
26
2) Aspek mental meliputi : penghuni-penghuni sekolah tersebut,
menyangkut hubungan murid, guru, orang tua murid, tenaga
administrasi sekolah, dan petugas-petugas kesehatan UKS.
Kesehatan lingkungan sekolah adalah segala upaya untuk
menyehatkan dan memelihara sekolah dan pengaruhnya terhadap siswa.
Kesehatan lingkungan adalah interaksi antara manusia dan lingkungan
yang barakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan.
Lingkungan sehat tujuan umumnya adalah untuk menciptakan
lingkungan hidup yang kondusif bagi upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat terutama masyarakat sekolah. Tujuan khusus
lingkungan sehat adalah mewujudkan lingkungan hidup sehat yang
mendukung tumbuh kembang anak dan remaja. Memenuhi kebutuhan
dasar untuk hidup sehat, memungkinkan interaksi sosial, melindungi
masyarakat dari ancaman bahaya yang berasal dari lingkungan sehingga
tercapai derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat yang
optimal.
7. Sasaran Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
a. Sasaran pelayanan
Sasaran pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah UKS adalah seluruh
peserta didik dari tingkat pendidikan:
1) Sekolah taman kanak-kanak
27
2) Pendidikan dasar
3) Pendidikan menengah
4) Pendidikan agama
5) Pendidikan kejuruan
6) Pendidikan khusus (sekolah luar biasa)
b. Sasaran pembinaan
1) Peserta didik
2) Pembina UKS (teknis dan nonteknis)
3) Sarana dan prasarana pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan
4) Lingkungan sekolah
8. Sarana dan prasarana UKS
Menurut djonet soetamto (1982, 122-123) sarana dan prsarana UKS meliputi
a) Tempat tidur
b) Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan,
c) Kotak p3k dan obat-obatan (betadine, oralit, dan parasetamol)
d) Lemari obat, buku rujukan, poster-poster, struktur organisasi, tempat
cuci tangan, data kesakitan muridperalatan gigi dan unit gigi
e) Contoh-contoh medel organ tubuh
f) Melaksanakan TRIAS UKS
9. Pengelolaan Usaha Kesehatan Sekolah UKS
a) Pengelolaan UKS
28
Unsur yang terlibat dalam pelaksanaan UKS adalah guru UKS,
peserta didik, petugas kesehatan dari puskesmas dan masyarakat sekolah
(BP3)
b) Prinsip-prinsip pengelolaan
1) Mengikutsertakan peran serta aktif masyarakat sekolah yang
meliputi:
a) Masyarakat sekolah yang terdiri dari guru, peserta didik
karyawan sekolah
b) Masyarakat di luar sekolah, orang tua murid yang bernaung di
bawah Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3)
2) Kegiatan yang terintegrasi
Pelayanan kesehatan menyeluruh yang menyangkut segala upaya
kesehatan pokok puskesmas sebagai satu kesatuan yang utuh dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan peserta didik.
3) Melaksanakan rujukan
Melaksanakan rujukan adalah untuk mengatasi masalah
kesehatan yang tidak dapat di atasi di sekolah ke fasilitas kesehatan
yaitu puskesmas atau rumah sakit
4) Kolaborasi tim
UKS merupakan kegiatan yang melibatkan kerja sama lintas
sektoral, maka di perlukan kerja sama tim yang baik dengan
terorganisasi, dan tiap-tiap instansi mempunyai uraian tugas yang
29
jelas sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam melaksanakan
kegiatannya.
c) Kerja sama lintas sektoral
Dalam kegiatan UKS melibatkan berbagai departemen terkait
sesuai dengan surat keputusan bersama di atas yaitu sebagai berikut.
1) Departemen Kesehatan
2) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
3) Departemen Dalam Negeri
4) Departemen Agama
d) Tolak ukur keberhasilan pembinaan
1) Dilihat dari peserta didik
a) Sehat, tidak sakit-sakitan dan bebas narkoba.
b) absensi sakit menurun
c) pertumbuhan dan perkembangan peserta didik sesuai dengan
golongan usia
2) Di lihat dari lingkungan sekolah
a) Semua ruangan dan kamar mandi, jamban dan pekarangan bersih
b) Tidak ada sampah
c) Sumber air bersih tersedia
e) Peran perawat
1) Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah
30
a) Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik
dengan melakukan pengumpulan data, analisa data dan
perumusan masalah dan prioritas.
b) Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama TPUKS
c) Melakukan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan yang
di susun
d) Penilaian dan pemantauan hasil kegiatan UKS
e) Pencatatan dan pelaporan sesuai dengan prosedur yang di
tetapkan
2) Sebagai pengelola kegiatan UKS. Perawat kesehatan yang bertugas
di puskesmas dapat menjadi salah seorang anggota dalam TPUKS.
Atau dapat juga di tunjuk sebagai seorang koordinator UKS di
tingkat puskesmas, bila perawat kesehatan di tunjuk sebagai
koordinator maka pengelolaan pelaksanaan UKS menjadi tanggung
jawabnya atau paling tidak ikut terlibat dalam tim pengelola UKS.
3) Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan. Peranan perawat
kesehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan dapat di lakukan
secara langsung melalui penyuluhan kesehatan yang bersifat umum
dan klasikal atau secara tidak langsung sewaktu melakukan
pemeriksaan kesehatan peserta didik secara perseorangan.
31
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
Usaha Kesehatan Sekolah UKS sebagai salah satu wahana untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta
menciptakan lingkungan yang sehat, maka program Usaha kesehatan sekolah
UKS mempunyai TRIS UKS yang meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan
kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat.
Adapun pengertian pengetahuan yaitu merupakan suatu proses dengan
menggunakan panca indra yang di lakukan seseorang terhadap objek tertentu
dapat menghasilkan keterampilan. Panca indera yang di maksud yakni
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
32
B. Bagian Kerangka Konsep
Gambar 1.1 Kerangka Konsep Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah di SMP
Kartika XX-6 Kendari
Keterangan:
: Variabel Independen
: Variabel dependent
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (independent)
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel terikat (Sugiyono, 2003). Adapun variabel independent
dalam penelitian ini adalah pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan,
pembinaan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat.
2. Variabel Terikat (dependent)
TRIAS UKS:
1. Pendidikan kesehatan
2. Pelayanan kesehatan
3. Pembinaan lingkungan
kehidupan sekolah yang sehat
Pelaksaanaan
program Usaha
Kesehatan Sekolah
33
Variabel terikat adalah variabel yang di pengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas. Adapun variabel terikat dalam
penelitian ini adalah pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah UKS.
D. Definisi Operasional
Pengetahuan adalah segala yang di ketahui dan di pahami oleh siswa sekolah
menengah pertama (SMP) tentang pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah
meliputi:
a. Pengetahuan siswa tentang pendidikan kesehatan yang di maksud dalam
penelitian ini adalah pengetahuan siswa tentang pengertian pendidikan
kesehatan di sekolah, kegiatan pendidikan di sekolah, dan kegiatan yang
berhubungan dengan pendidikan kesehatan di sekolah, dengan kriteria
objektif yaitu
Baik bila responden menjawab kuisioner dengan benar ≥60%-100%
Tidak baik bila responden menjawab kuisioner dengan benar <60%
(Arikunto, 2006)
b. Pengetahuan tentang pelayanan kesehatan yang di maksud dalam penelitian
ini adalah pengetahuan siswa tentang pengertian pelayanan kesehatan, dan
pelayanan apa saja yang di lakukan di sekolah. Dengan kriteria objektif yaitu
Baik bila responden menjawab kuisioner dengan benar ≥60%-100%
Tidak baik bila responden menjawab kuisioner dengan benar <60%
(Arikunto, 2006)
34
c. pengetahuan tentang pembinaan lingkungan kehidupan sekolah yang di
maksud dalam penelitian ini adalah pengertian pembinan lingkungan, tujuan
pembinan lingkungan, dan contoh pembinan lingkunga. Dengan kriteria
objektif yaitu
Baik bila responden menjawab kuisioner dengan benar ≥60%-100%
Tidak baik bila responden menjawab kuisioner dengan benar <60%
(Arikunto, 2006)
35
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain penelitian deskriptif;
survey, metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang yang di
lakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang
suatu keadaan secara objektif. Metode penelitian deskriptif di gunakan untuk
memecahkan dan menjawab permasalahan yang sedang di hadapi pada situasi
sekarang. (Notoadmodjo, 2007)
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengetahuan siswa
SMP tentang pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah di SMP kartika xx-6 kendari
B. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini di lakukan di SMP kartika xx-6 kendari dan di laksanakan
setelah selesai melakukan ujian proposal.
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh s iswa SMP Kartika x-6 kendari
yang berjumlah 658 orang
2. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP kartika xx-6 kendari,
dengan mengambil 10% dari jumlah populasi yaitu 10/100x658 sama dengan
66 orang, hal ini berdasarkan pendapat Arikunto (1998 :98), bahwa apabila
populasi >100, maka sampel di ambil 10-15% dan apabila jumlah populasi
10-15% dari jumlah populasi yang ada. Kemudian untuk menentukan sampel
dalam penelitian ini di gunakan tehnik staratified random sampling yaitu
suatu tehnik pengambilan sampel di mana siswa memiliki peluang yang
sama untuk di jadikan sampel. dapun sampel yang di ambil pada setiap kelas
yaitu:
36
1. Kelas VII A dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang= 10% x 36 = 3,6 di
bulatkan menjadi 4 orang
2. Kelas VII B dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang =10% x 35= 3,5 di
bulatkan menjadi 4 orang
3. Kelas VII C dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang = 10% x 36=3,6 di
bulatkan menjadi 4 orang
4. Kelas VII D dengan jumlah sebanyak 34 orang= 10%x34=3,4 di
bulatkan menjadi 3 orang
5. Kelas VII E dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang= 10% x 35=3,5 di
bulatkan menjadi 4 orang
6. Kelas VII F dengan jumlah siswa 34 orang = 10% x 34 =3,4 di bulatkan
menjadi 3 orang
7. Kelas VIII A dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang = 10%x 34 =3,4
di bulatkan menjadi 3 orang
8. Kelas VIII B dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang = 10%x35 =3,5 di
bulatkan menjadi 4 orang
9. Kelas VIII C dengan jumlah siswa sebanyak 33 orang = 10%x33 =3,3 di
bulatkan menjadi 3 orang
10. Kelas VIII D dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang = 10% x 34=3,4 di
bulatkan menjadi 3 orang
11. Kelas VIII E dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang = 10%x 32=3,2 di
bulatkan menjadi 3 orang
12. Kelas VIII F dengan jumlah siswa sebanyak 33 orang = 10%x33= 3,3 di
bulatkan menjadi 3 orang
13. Kelas VIII G dengan jumlah siswa sebanyak 34 orang =10%34=3,4 di
bulatkan menjadi 3 orang
14. Kelas IX A dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang =10%x 30=3,0 di
bulatkan menjadi 3 orang
15. Kelas IX B dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang = 10%x35= 3,5 di
bulatkan menjadi 4 orang
37
16. Kelas IX C dengan jumlah siswa sebanyak 31 orang =10%x31=3,1 di
bulatkan menjadi 3 orang
17. Kelas IX D dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang =10%x30=3,0 di
bulatkan menjadi 3 orang
18. Kelas IX E dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang = 10%x30=3,0 di
bulatkan menjadi 3 orang
19. Kelas IX F dengan jumlah siswa sebanyak 31 orang = 10%x31= 3,1 di
bulatkan menjadi 3 orang
20. Kelas IX G dengan jumlah siswa sebanyak 29 orang =10%x29=2,9 di
bulatkan menjadi 3 orang
Sehingga total sampel berjumlah 66 orang, dengan kriteria sampel:
a. Bersedia untuk di teliti
b. Sampel adalah seluruh anggota pelaksana UKS
c. Sampel mampu membaca dan menulis dengan baik
D. Metode pengumpulan data
1. Data primer
Data primer yaitu data yang di peroleh melalui wawancara langsung kepada
responden yang beris daftar pertanyaan mengenai pengetahuan siswa
tengtang pelayanan UKS
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang sudah ada dan di peroleh dari instansi terkait
mengenai data jumlah siswa dan gambaran umum lokasi penelitian
E. Instrumen penelitian
Penelitian ini menggunakan lembar kuisioner yang di buat dengan mengacu
pada kerangka konsep, berisi pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan
mengenai UKS
F. Cara pengolahan data
Pengolahan data yang telah di peroleh dari hasil penelitian di kerjakan melalui
beberapa proses dengan tahapan sebagai berikut:
38
a. Editing
seleksi data (editing) merupakan proses pemeriksaan data di lapangan
sehingga dapat menghasilkan data yang akurat untuk pengelolaan data
selanjutnya kegiatan yang di lakukan adalah pemeriksaan apakah semua
pertanyaan penelitian di jawab dan jawaban yang di tulis dapat di baca
secara konsisten
b. Cooding
Pemberian kode (cooding) yaitu memberikan kode tertutup pada tiap-tiap
data sehingga memudahkan dalam melakukan analisa data
c. Skoring
Skoring yaitu pemberian skor atau bobot penilaian pada jawaban yang
telah di isi oleh responden. Pemberian bobot pada pada jawaban di ukur
menggunakan skala guttman, di mana pernyataan yang bernilai benar di beri
bobot/skor 1 dan yang bernilai salah di bobot/skor 0
d. Tabulation
Pengelolaan data (tabulation) yaitu merupakan tahap di mana jawaban-
jawaban dari responden yang sama di kelompokkan dengan teliti dan teratur
lalu di hitung dan di jumlahkan, kemudian di tuliskan dalam bentuk tabel-
tabel.
G. Analisa data
Untuk mendapatkan persentase hasil dari setiap responden sebagai objek
penelitian di gunakan rumus sebagai berikut:
keterangan:
X = nilai presentase yang di peroleh
f = frekuensi variabel yang di amati
n = jumlah sampel penelitian
X=𝑓
𝑛 X k
39
k = konstanta (100%) (arikunto, 2006)
H. Penyajian Data
Penyajian data Pada penelitian ini yaitu dalam bentuk tabel disrtibusi frekuensi
yang kemudian di narasikan secara deskriptif (memaparkan) variabel yang telah
di teliti
40
BAB V
HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
1. Letak Geografis
SMP KARTIKA XX-6 Kendari alamat jalan Jl. Palapa No. 8 kendari
Kecamatan Kendari Barat Kota Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara dengan
luas tanah ± 17.400 m2, dan luas bangunan 6.000 m
2. SMP XX-6 Kendari
memiliki batas-batas wilayah yaitu sebagai berikut:
Sebelah utara : berbatasan dengan perumahan warga
Sebelah timur : berbatasan dengan jalan pahlawan
sebelah selatan : berbatasan dengan jalan pahlawan
Sebelah barat : berbatasan dengan perumahan kodim
2. Keadaan Demografi
Jumlah siswa SMP kartika xx-6 kendari berdasarkan data kesiswaan
SMP kartika xx-6 kendari tahun 2017 terdapat 658 siswa yang terdiri dari
298 siswi, dan 360 siswa.
3. Sarana dan prasarana
Adapun sarana dan prasarana di SMP kartika xx-6 kendari yaitu:
a. Jumlah ruang belajar : 20 unit
b. Ruang guru : 1 unit
c. Ruang kepala sekolah : 1 unit
41
d. Ruang perpustakaan : 1 unit
e. Lab komputer : 1 unit
f. Aula : 1 unit
g. Mushola : 1 unit
h. Ruang penjaga sekolah : 1 unit
i. Kantin sekolah : 5 unit
j. WC guru : 1 unit
k. WC siswa : 3 unit
l. Pondok baca : 10 unit
m. Lapangan serba guna : 1 unit
n. Ruang UKS : 1 unit
1) Tempat tidur
2) Kursi
3) Meja
4) Lemari
5) Buku register
6) Timbangan
7) Pengukuran tinggi badan
8) Jam dinding
9) Selimut
10) Bantal tempat cuci tangan
11) Tempat sampah
42
4. Tenaga pendidik
Jumlah tenaga pendidik di SMP kartika xx-6 kendari berjumlah 40 orang
dengan jumlah guru tetap (PNS) sebanyak 20 orang, non PNS sebanyak 12
orang, dan guru bantu sebanyak 8 orang.
B. Hasil penelitian
Penelitian ini di lakukan di SMP kartika xx-6 kendari pada tanggal 24 juli 2017
dengan judul identifikasi pengetahuan siswa tentang pelayanan usaha kesehatan
sekolah (UKS) di SMP kartika xx-6 kendari dengan jumlah sampel sebanyak 66
siswa. Hasil penelitian ini secara lengkap dapt di lihat pada tabel distribusi
berikut.
1. Karakteristik Responden
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden menurut kelas di
SMP kartika xx-6 kendari
No Kelas Frekuensi %
1 VII A 4 6,06%
2 VII B 4 6,06%
3 VII C 4 6,06%
4 VII D 3 4,55%
5 VII E 4 6,06%
6 VII F 3 4,55%
7 VIII A 3 4,55%
43
8 VIII B 4 6,06%
9 VIII C 3 4,55%
10 VIII D 3 4,55%
11 VIII E 3 4,55%
12 VIII F 3 4,55%
13 VIII G 3 4,55%
14 IX A 3 4,55%
15 IX B 4 6,06%
16 IX C 3 4,55%
17 IX D 3 4,55%
18 IX E 3 4,55%
19 IX F 3 4,55%
20 IX G 3 4,55%
Total 66 100,00%
Sumber: data primer di olah juli 2017
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah responden sebanyak
66 responden. Jumlah responden pada kelas VII sebanyak 19 responden
(28,79%), kelas VIII sebanyak 22 responden (33,33%), dan kelas IX sebanyak
25 responden (37,88%)
44
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden menurut Jenis Kelamin
di SMP kartika xx-6 kendari
No Jenis kelamin Frekuensi %
1 Laki-laki 35 53,03%
2 Perempuan 31 46,97%
Jumlah 66 100
Sumber : data primer di olah 2017
Berdasarkan Tabel 5.2 menunjukkan bahwa jumlah responden sebanyak
66 responden. Jumlah responden laki-laki sebanyak 35 responden (53,03%) dan
jumlah responden perempuan sebanyak 31 responden (46,97%).
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur
di SMP kartika xx-6 kendari
No Umur Frekuensi %
1 13 18 27,27%
2 14 40 60,61%
3 15 8 12,12%
Jumlah 66 100
Sumber : data primer di olah 2017
Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa umur responden berkisar
antara 13, 14, dan 15 tahun. Responden yang berumur 14 tahun merupakan
jumlah terbanyak yakni 40 orang (60,61%).
2. Variabel Penelitian
Sesuai dengan tujuan yang di tetapkan sebelumnya bahwa dalam
penelitian ini untuk memperoleh hasil pengetahuan tentang pendidikan
kesehatan sekolah, pelayanan kesehatan sekolah, dan pembinaan lingkungan
45
kehidupan sekolah. Gambaran secara deskriptife dari masing-masing
variabel tersebut di sajikan sebagai berikut.
a. Pengetahuan tentang pendidikan kesehatan sekolah
Tabel 5.4
Distribusi frekuensi responden menurut pengetahuan tentang
pendidikan kesehatan sekolah di SMP kartika xx-6 kendari
No Pengetahuan tentang
pendidikan kesehatan sekolah
Frekuensi %
1 Baik 58 87,88
2 Kurang 8 12,12
Jumlah 66 100
Sumber : Data Primer Diolah 2015
Hasil penelitian pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 66 responden
sebagian besar memiliki pengetahuan baik yaitu 58 responden (87,88%),
dan 8 responden (12,12%) memiliki pengetahuan kurang tentang pendidikan
kesehatan sekolah.
b. Pengetahuan tentang pelayanan kesehatan sekolah
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden menurut Pengetahuan tentang
Pelayanan Kesehatan Sekolah di SMP Kartika xx-6 Kendari
No Pengetahuan tentang
pelayanan kesehatan sekolah
Frekuensi %
1 Baik 37 56,06
2 Kurang 29 43,94
Jumlah 66 100
Sumber : Data Primer Di olah 2017
46
Hasil penelitian pada Tabel 5,5 menunjukkan bahwa dari 66 responden
sebagian besar memiliki pengetahuan baik yaitu 37 responden (56,06%),
dan 29 responden (43,94%) memiliki pengetahuan kurang tentang
pelayanan kesehatan sekolah.
c. Pengetahuan tentang pembinaan lingkungan kehidupan sekolah
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Responden menurut Pengetahuan tentang
Pembinaan lingkungan Kehidupan Sekolah
di SMP Kartika xx-6 Kendari
No Pengetahuan tentang
pembinaan lingkungan
kehidupan sekolah
Frekuensi %
1 Baik 54 81,82
2 Kurang 12 18,18
Jumlah 66 100
Sumber : Data Primer Di olah 2017
Hasil penelitian pada Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 66
responden sebagian besar memiliki pengetahuan baik yaitu 54 responden
(81,82%), dan 12 responden (18,18%) memiliki pengetahuan kurang
tentang pembinaan lingkungan kehidupan sekolah.
d. Pengetahuan tentang pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Gabungan Pengetahuan Responden tentang
Pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SMP kartika xx-6
kendari
No Pengetahuan Frekuensi %
1 Baik 49 74,24
3 Kurang 17 25,76
Jumlah 66 100
Sumber Data Primer Di Olah 2017
47
Hasil penelitian pada Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 66
responden sebagian besar memiliki pengetahuan baik yaitu 49 responden
(74,24%), dan 12 responden (25,76%) memiliki pengetahuan kuranng
tentang pembinaan lingkungan kehidupan sekolah
C. Pembahasan
1. Pengetahuan siswa tentang pendidikan kesehatan sekolah
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 66 responden
sebagian besar memiliki pengetahuan baik yaitu 58 responden (87,88%),
dan 8 responden (12,12%) memiliki pengetahuan kurang tentang pendidikan
kesehatan sekolah.
Hasil penelitian dari 66 responden didapatkan pengetahuan baik yaitu
sebanyak 58 responden (87,88%). Hal tersebut dikarenakan pendidikan
kesehatan di lakukan secara intra kurikuler dan extrakurikuler kurikulum.
Kegiatan intrakurikuker adalah melaksanakan pendidikan pada saat jam
pelajaran berlangsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku.. Pendidikan
ini tidak hanya di berikan pada saat mata pelajaran pendidikan jasmani saja,
namun bisa juga secara integratif pada saat mata pelajaran lainnya di
sampaikan kepada peserta didik.
Kegiatan extrakurikuler adalah melaksanakan pendidikan di luar jam
pelajaran yang di lakukan di sekolah atau di luar sekolah, misalnya
48
melaksanakan penyuluhan tentang gizi, narkoba, dan sebagainya terhadap
peserta didik, guru dan orang tua, melaksanakan pelatihan UKS bagi peserta
didik, guru pembina UKS dan kader kesehatan melaksanakan pendidikan
dan kebiasaan hidup bersih melalui program sekolah sehat.
Sementara yang pengetahuan kurang sebanyak 8 responden (12,12%).
Hal ini dikarenakan masih kurangnya pengetahuan siswa tentang apa
pendidikan kesehatan.
2. Pengetahuan siswa tentang pelayanan kesehatan sekolah
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 66 responden
sebagian besar memiliki pengetahuan baik yaitu 37 responden (56,06%), dan
29 responden (43,94%) memiliki pengetahuan kurang tentang pendidikan
kesehatan sekolah.
Hasil penelitian dari 66 responden didapatkan pengetahuan baik yaitu
sebanyak 37 responden (56,06%). Hal ini dikarenakan pelayanan kesehatan
telah diberikan di sekolah tersebut yaitu dengan dibentuknya usaha
kesehatan sekolah (UKS) yang dimana merupakan tempat dilakukannya
pemeriksaan kesehatan dan layanan kedaduratan untuk cedera dan kesakitan
mendadak misalnya bila ada siswa yang sakit maka siswa tersebut dibawa ke
ruang UKS.
Sementara yang pengetahuan kurang sebanyak 29 responden (43,94%).
Hal ini dikarenakan masih banyak siswa belum mengetahui tentang
49
pentingnya pelayanan kesehatan dibuktikan dengan kurangnya minat siswa
untuk mengikuti kegitan palang merah remaja (PMR) yang dimana petugas
PMR yang bertugas di UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) tersebut.
3. Pengetahuan siswa tentang pembinaan lingkungan kehidupan sekolah
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 66 responden
sebagian besar memiliki pengetahuan baik yaitu 54 responden (81,82%), dan
12 responden (18,18%) memiliki pengetahuan kurang tentang pendidikan
kesehatan sekolah.
Hasil penelitian dari 66 responden didapatkan pengetahuan baik yaitu
sebanyak 54 responden (81,82%). Hal ini dikarenakan sekolah telah
menyediakan air bersih yang digunakan untuk cuci tangan maupun untuk
keperluan lain seperti untuk BAK (buang air kecil) dan BAB (buang air
besar), dan pengadaan serta pemeliharan pagar sekolah. Kesehatan
lingkungan sekolah adalah segala upaya untuk menyehatkan dan memelihara
sekolah dan pengaruhnya terhadap siswa. Kesehatan lingkungan adalah
interaksi antara manusia dan lingkungan yang barakibat atau mempengaruhi
derajat kesehatan. Lingkungan sehat tujuan umumnya adalah untuk
menciptakan lingkungan hidup yang kondusif bagi upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat terutama masyarakat sekolah. Tujuan khusus
lingkungan sehat adalah mewujudkan lingkungan hidup sehat yang
mendukung tumbuh kembang anak dan remaja. Memenuhi kebutuhan dasar
untuk hidup sehat, memungkinkan interaksi sosial, melindungi masyarakat
50
dari ancaman bahaya yang berasal dari lingkungan sehingga tercapai derajat
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat yang optimal.
Sementara yang pengetahuan kurang sebanyak 12 responden
(18,18%). Hal ini dikarenakan masih kurangnya kesadaran siswa untuk
ikut berpartisipasi untuk melakukan pembinaan lingkungan sekolah yang
sehat.
51
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 66 responden
memiliki pengetahuan baik yaitu 49 reponden (74,24%), dan 17 responden
(25,76%) memiliki pengetahuan kurang tentang pelayanan Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS). Sehingga dapat di jabarkan sebagai berikut
1) Pengetahuan tentang pendidikan kesehatan di sekolah 66 responden sebagian
besar memiliki pengetahuan baik yaitu 58 responden (87,88%), dan 8
responden (12,12%) memiliki pengetahuan kurang tentang pendidikan
kesehatan sekolah
2) Pengetahuan tentang pelayanan kesehatan sekolah dari 66 responden
sebagian besar memiliki pengetahuan baik yaitu 37 responden (56,06%), dan
29 responden (43,94%) memiliki pengetahuan kurang tentang pelayanan
kesehatan sekolah.
3) Pengetahuan tentang pembinaan lingkungan kehidupan sekolah dari 66
responden sebagian besar memiliki pengetahuan baik yaitu 54 responden
(81,82%), dan 12 responden (18,18%) memiliki pengetahuan kurang tentang
pembinaan lingkungan sekolah.
52
B. SARAN
Dari hasil penelitian tersebut di atas maka peneliti menyarankan sebagai
berikut :
1. bagi siswa SMP banyak membaca dan mencari informasi tentang Pelayanan
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
2. bagi tempat penelitian yaitu di SMP kartika xx-6 kendari khususnya para
pendidik agar meningkatkan penyuluhan atau arahan kepada siswa tentang
pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
3. bagi tenaga kesehatan di harapkan penelitianh ini dapat menjadi sumber
informasi untuk menambah wawasan mengenai tingkat pengetahuan siswa
tentang pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
4. bagi pihak institusi di harapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan
dapat di kembangkan untuk penelitian selanjutnya yang lebih relevan dan
konteks yang berbeda
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Rohman Sumantri. 2007. Analisis Makanan. Yogyakarta: Gajah Mada
University Prees. IKAPI.
Sitepu, Hendra, dkk. 2015. Peran Serta Masyarakat Sekolah Dalam Pelaksanaan
Program Usaha Kesehatan Sekolah Di SMP Negeri 1 Manado
Mckenzie, James F, Dkk. 2006. Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC
Mukminin, Amirul Dan Tasu’ah, Neneng. 2015. Pengembangan Model Layanan
Program Usaha Kesehatan Sekolah Terintegrasi Pada Lembaga Paud Di Kota
Semarang. Semarang: FIP Universitas Negri Semarang
Effendy, Nasrul. 1997. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta
:EGC
Makhfudly, Ferry Effendi. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta : Salemba
Medika
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat Imu dan Seni. Jakarta :
Rhineka
Nursalam. 2008. Konsep dan penerapan Metodologi Penelitin Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta
Eska Riyanti, Pudjiati dan Nurhasanah Aan. 2014. Usia Dan Sikap Siswa Sekolah
Dasar Tentang Sanitasi Dasar Mempengaruhi Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat.
JAKARTA : Rineka Cipta
KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth. Responden
Di-
Tempat
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan, maka saya :
Nama : Musdalifah
Nim : P00320014080
Sebagai Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan
Keperawatan bermaksud akan melaksanakan penelitian dengan judul “ Identifikasi
Pengetahuan Siswa tentang Pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SMP
Kartika XX-6 Kendari.”
Sehubungan dengan hal itu, saya mohon anda meluangkan waktu untuk menjadi
responden. Namun, apabila anda setuju, anda di persilahkan untuk menandatangani
surat persetujuan responden ini. Atas partisipasi dan kebijakan responden saya ucapkan
terima kasih.
Hormat saya,
Musdalifah
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Menyatakan tidak keberatan untuk menjadi sampel dalam penelitian : “Identifikasi
Pengetahuan Siswa tentang Pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di SMP
Kartika XX-6 Kendari”
Demikian pernyataan saya yang di buat dengan sebenarnya.
Kendari 2017
Menyetujui
Responden
KUISIONER PENELITIAN
IDENTIFIKASI PENGETAHUAN SISWA TENTANG PELAYANAN
USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI
SMP KARTIKA XX-6 KENDARI
I. Identitas Responden
Nama (inisial) :
Kelas :
Jenis kelamin :
Umur : ...........Tahun
Alamat :
II. Petunjuk Pengisian Kuisioner
1. Bacalah baik-baik setiap pertanyaan dengan alternatif jawaban yang
tersedia.
2. Jawablah pertanyaan sesuai dengan jawaban yang anda anggap benar
dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu a, b, dan c di depanm
jawaban yang tepat.
A. Identifikasi Pengetahuan Siswa tentang pendidikan kesehatan di
sekolah
1. Pendidikan kesehatan di sekolah yaitu...
a. Upaya memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk
meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dalam
melaksanakan prilaku hidup bersih dan sehat.
b. Pemberian pelayanan kesehatan serta pengobatan kepada peserta
didik
c. Pemeriksaan kesehatan pada peserta didik yang di lakukan di
sekolah-sekolah
2. Kegiatan pendidikan kesehatan di sekolah ada dua, yaitu...
a. Kegiatan tanya jawab dan ekstrakurikuler
b. Kegiatan perlombaan dan intrakurikuler
c. Kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler
3. Salah satu materi pendidikan kesehatan di sekolah, yaitu...
a. Cara menulis yang baik dan benar
b. Kebersihan dan kesehatan diri sendiri
c. Bersikap yang baik saat di sekolah
4. Kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan kesehatan di sekolah,
yaitu...
a. Perlombaan kebersihan kelas
b. Perlombaan karya tulis ilmiah
c. Perlombaan cerdas cermat
5. Kepanjangan dari p3k, yaitu...
a. Pelajaran pertolongan pertama kecalakaan
b. Pertolongan pertama pada kecelakaan
c. Pemberian pertolongan pada kecelakaan
B. Identifikasi pengetahuan siswa tentang pelayanan kesehatan sekolah
1. Pelayanan kesehatan sekolah adalah...
a. Pendidikan tentang kebiasaan hidup sehat kepada peserta didik
b. Layanan yang di berikan untuk siswa agar dapat menghargai,
melindungi, dan meningkatkan kesehatan
c. Pemberitahuan kepada murid tentang lingkungan yang baik untuk
kesehatan
2. Pelayanan yang di tawarkan oleh sekolah adalah...
a. pemeriksaan kesehatan (skrening dan tes)
b. lomba kebersihan lingkungan
c. kantin jujur
3. salah satu pelaksanaan pelayanan kesehatan meliputi kegiatan-
kegiatan antara lain...
a. kegiatan ekstrakurikuler
b. kegiatan intrakurikuler
c. kegiatan pencegahan (preventive)
4. contoh kegiatan pencegahan di sekolah yaitu...
a. pemeriksaan fisik
b. melaksanakan kegiatan p3k
c. penyuluhan kesehatan dan pemantauan status gizi
5. kegiatan penyembuhan dan pemulihan di sebut...
a. kuratif dan rehabilitas
b. promotife
c. preventif
C. Identifikasi Pengetahuan siswa tentang pembinaan kehidupan
sekolah
1. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah yaitu..
a. Kegiatan pendidikan kesehatan di sekolah
b. Kegiatan menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat
c. Kegiatan penyuluhan kesehatan di sekolah
2. Tujuan dari lingkungan sehat adalah...
a. Menciptakan lingkungan yang sehat sebagai upaya peningkatan
kesehatan sekolah
b. Menciptakan lingkungan yang dapat menyebabkan penyakit
c. Menciptakan lingkungan yang dapat mengaggu kesehatan siswa
3. Salah satu contoh pembinaan lingkungan kehidupan sekolah adalah
a. Pendidikan tentang kesehatan mulut
b. Pendidikan tentang kebersihan pakaian
c. Pembinaan kebersihan halaman dan kebun sekolah
4. Kepanjangan dari 6 K, yaitu...
a. Keamanan, keindahan, kebersihan, kekeluargaan, ketertiban,
kerindangan
b. Skerapihan, kebersihan, keamanan, kesehatan, kekeluargaan dan
ketertiban
c. Kecelakaan, kesehatan, ketertiban, keamanan, kebersihan dan
kerapihan
5. Lingkungan sekolah di tinjau dari dua aspek, yaitu...
a. Aspek siswa dan aspek lingkungan
b. Aspek guru dan aspek siswa
c. Aspek fisik dan aspek mental
LEMBAR JAWABAN KUISIONER PENELITIAN
A. Identifikasi tentang Pendidikan Kesehatan di Sekolah
1. a
2. c
3. b
4. a
5. b
B. Identifikasi tentang Pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah
1. b
2. a
3. c
4. c
5. a
C. Identifikasi tentang Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah
1. b
2. a
3. c
4. a
5. c
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1. Pembagian lembar kuisioner
Gambar 2. Menjelaskan cara pengisian kuisioner
Gambar 3. Pengisian lembar kuisioner oleh siswa