Studi Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Status Sosial Ekonomi

20
STUDI PERBEDAAN STATUS GIZI BERDASARKAN STATUS SOSIAL EKONOMI PADA ANAK SD INP 234 TAKALAR KOTA dan ANAK SD INP BONTONOMPO KAB. TAKALAR THN 2011 SUKFITRIANTY SYAHRIR 70200107109 GIZI

Transcript of Studi Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Status Sosial Ekonomi

Page 1: Studi Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Status Sosial Ekonomi

STUDI PERBEDAAN STATUS GIZI BERDASARKAN STATUS SOSIAL EKONOMI PADA ANAK SD INP 234 TAKALAR KOTA dan ANAK SD INP BONTONOMPO KAB.

TAKALAR THN 2011

SUKFITRIANTY SYAHRIR70200107109

GIZI

Page 2: Studi Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Status Sosial Ekonomi

A. Latar Belakang Kekurangan zat gizi pada anak usia muda akan

menghambat perkembangan mental dan kecerdasan otak dimasa yang akan datang. Kelainan yang terjadi pada jaringan otak akibat gizi buruk itu akan menyebabkan turunnya fungsi otak, yang akan berpengaruh terhadap kemampuan belajar (Syahmien Moehji, 2004:10).

Kondisi kesehatan anak usia sekolah 0-18 tahun di Indonesia tergolong rendah menurut peringkat HDI Indonesia berada pada urutan 112 dari 175 negara di dunia, sejauh di bawah Negara-negara ASEAN lain Malaysia, Filiphina, Thailand, Singapura, Brunai dan Vietnam ( Sanusi Ahmad, 2005)

Pendahuluan

Page 3: Studi Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Status Sosial Ekonomi

Berdasarkan standar WHO, secara nasional prevalensi kurus adalah 13,3%

pada laki-laki dan 10,9% pada perempuan. Sedangkan prevalensi BB lebih

pada laki-laki 9,5% dan perempuan 6,4%. Provinsi Sulawesi Selatan

prevalensi Kurus baik pada Laki-laki maupun perempuan lebih tinggi dari

angka nasional. Kebalikannya prevalensi BB-Lebih untuk kedua jenis

kelamin di Sulawesi Selatan lebih rendah dibanding angka nasional

( Riskesda, 2007 ).

Berdasarkan data Riskesda 2007, kabupaten Takalar mempunyai

prevalensi kurus tertinggi pada anak laki-laki (23,5%) sedangkan pada

anak perempuan adalah Tana Toraja (19,2%). Sedangkan prevalensi kurus

terendah di Kota Palopo, yaitu 9,2% pada anak laki-laki dan 7,2% di Luwu

Utara untuk anak perempuan. Untuk prevalensi BB-Lebih, terendah adalah

0,9% pada anak laki-laki di Kabupaten Takalar, dan 0,9% pada anak

perempuan di Kabupaten Jeneponto. Prevalensi BB-Lebih tertinggi di Kota

Makassar (20,2%) pada anak laki-laki, dan 10,1% pada anak perempuan.

Page 4: Studi Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Status Sosial Ekonomi

B. Rumusan Masalah “Apakah Ada Perbedaan Status Gizi Berdasarkan

Status Sosial Ekonomi Pada Anak SD Inp 234 Takalar Kota dan Anak SD Inp Bontonompo Kab. TakalarTahun 2011”.

C. Tujuan Umum Penelitian Untuk mengetahui perbedaan status gizi

berdasarkan status sosial ekonomi pada siswa SD Inp 234 Takalar Kota dan siswa SD Inp Bontonompo Kab. TakalarTahun 2011”.

Page 5: Studi Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Status Sosial Ekonomi

Tinjauan Pustaka

A. Anak Usia Sekolah Anak usia sekolah dasar adalah anak yang sedang

mengalami pertumbuhan, baik pertumbuhan intelektual, emosional, maupun pertumbuhan badaniah adalah suatu kenyataan bahwa kecepatan pertumbuhan anak pada masing-masing aspek tersbut adalah tidak sama. Ada yang pertumbuhan badan lebih cepat. Demikian situasinya sehingga terjadi berbagai variasi tingkat pertumbuhan dari ketiga aspek tersebut. Inilah suatu faktor yang menimbulkan adanya perbedaan individual pada anak usia SD walaupun mereka dalam usia yang sama (Prayekti, 2005).

B. Status Gizi 1. Pengertian gizi & status gizi

2. Penilaian status gizi3. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi4. Kebutuhan zat gizi pada kelompok usia anak SD

Page 6: Studi Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Status Sosial Ekonomi

C. Status Sosial Ekonomi

Sosial ekonomi adalah suatu konsep, dan untuk mengukur

sosial ekonomi keluarga harus melalui variabel-variabel

pendapatan keluarga, tingkat pendidikan dan pekerjaan

(Notoatmodjo, 2005 : 68).

1. PendapatanPendapatan merupakan nilai maksimal yang

dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam satu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti semula (Rustam, 2002).

Tingkat pendapatan dapat menentukan pola makan. Orang dengan tingkat ekonomi rendah biasanya akan membelanjakan sebagian besar pendapatan untuk makanan, sedangkan orang dengan tingkat ekonomi tinggi akan berkurang belanja untuk makanan (FKM UI, 2007 : 176).

Page 7: Studi Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Status Sosial Ekonomi

2. Pendidikan

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU RI No.

20 tahun 2003).

Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah

menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan

yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan

menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai

yang baru diperkenalkan (Kuncoroningrat, 1997).

Page 8: Studi Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Status Sosial Ekonomi

4. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu. Ini terjadi

setelah orang melakukan pengindraan terhadap

suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

panca indra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba serta

proses belajar dalam pendidikan formal maupun

informal. (Notoatmodjo, 2002).

Page 9: Studi Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Status Sosial Ekonomi

Kerangka Konsep

A. Dasar Pemikiran Variabel Status Gizi

Status gizi merupakan suatu keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dari zat-zat gizi. Dengan kata lain status gizi adalah suatu keadaan gizi seseorang atau keadaan tubuh yang diakibatkan karena konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi tersebut ( Sunita Almatsier,2001:3).

Page 10: Studi Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Status Sosial Ekonomi

Dasar Pemikiran Variabel

PendapatanTingkat pendapatan di dalam suatu rumah tangga akan mempengaruhi tingkat konsumsi, terutama konsumsi pangan rumah tangga tersebut karena pendapatan berbanding lurus dengan daya beli. Apabila pendapatan suatu rumah tangga tinggi, maka daya beli juga tinggi. Begitupun sebaliknya, apabila tingkat pendapatan suatu rumah tangga rendah, maka daya beli juga akan rendah. Hal ini berarti juga bahwa tingkat pendapatan akan mempengaruhi pola kebiasaan makan yg selanjutnya berperan dalam prioritas penyediaan pangan berdasarkan ekonomi dan nilai gizinya.

Page 11: Studi Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Status Sosial Ekonomi

Dasar Pemikiran VariabelPendidikan

Pendidikan adalah suatu proses pengembangan kepribadian dan intelektual seseorang yang dilaksanakan secara sadar dan penuh tanggung jawab yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan keterampilan dan sikap serta nilai-nilai yang sesuai dengan sarana pendidikan. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan menambah kemampuan berfikir untuk menyerap informasi.Tingkat pendidikan akan mempengaruhi konsumsi pangan yaitu melalui cara pemilihan bahan makanan. Orang yang berpendidikan lebih tinggi cenderung memeilih makanan yang lebih baik dibandingkan dengan yang berpendidikan lebih rendah.

Page 12: Studi Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Status Sosial Ekonomi

Dasar Pemikiran Variabel

Pengetahuan

Pentingnya gizi (dalam hal ini pangan ) sebagai kebutuhan pokok

keluarga, harus dapat diterapkan secara proporsional, khususnya

dalam kaitan pengelolaan sumber bahan pangan. Pengetahuan gizi

yang baik akan menyebabkan seseorang mampu menyusun menu

yang baik untuk dikonsumsi. Semakin banyak pengetahuan gizi

seseorang, maka ia akan semakin memperhitungkan jeins dan

jumlah makanan yang diperolehnya untuk dikonsumsi. Dan

semakin bertambah pengetahuan ibu akan semakin mengerti jenis

dan jumlah makanan untuk dikonsumsi anggota keluarga.

Page 13: Studi Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Status Sosial Ekonomi

B. Model Hubungan antara Variabel

     

Gambar 2Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

Variabel Independen :

Variabel Dependen :

Pendidikan

Pendapatan

Pengetahuan

STATUS GIZI

Page 14: Studi Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Status Sosial Ekonomi

Defenisi Operasional

1. Status gizi anak usia sekolah

Berat Badan Menurut Umur (BB/U)-3 s/d < -2 SD: Gizi kurang-2 s/d +2 SD : Gizi baik> +2 SD : Gizi lebih

Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)-3 s/d < -2 SD: Pendek-2 s/d +2 SD : Normal

Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/T)-3 s/d < -2 SD: Kurus-2 s/d +2 SD : Normal> +2 SD : Gemuk

Page 15: Studi Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Status Sosial Ekonomi

2. Tingkat pendapatan Kriteria objektif :

Cukup : Jika Pendapatan Orang Tua ≥ Rp. 1.040.232Kurang : jika pendapatan orang tua < Rp. 1.040.232

3. Tingkat pendidikanTinggi : jika minimal tamat SLTP / sederajat (SLTP ke atas )Rendah : Jika tidak tamat SLTP/sederajat (SLTP ke bawah)

4. Pengetahuan Kriteia objektif :

Pengetahuan baik : Bila ≥ 60% jawaban benarPengetahuan kurang : Bila < 60% jawaban benar

Page 16: Studi Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Status Sosial Ekonomi

Metode PenelitianA. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan rancangan

cross sectional study dimana data yang menyangkut variabel

bebas dan terikat, akan dikumpul dalam waktu yang

bersamaan (Soekidjo Notoatmodjo, 2002). B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SD Inp 234 Takalar Kota

Jl. Jend Sudirman Kecamatan Pattallassang Kab. Takalar dan

SD Inp Bontonompo Desa Bulukunyi Kecamatan

Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar.

Page 17: Studi Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Status Sosial Ekonomi

C. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh murid di SD Inp 234 Takalar Kota dengan jumlah 250 murid dan SD Inp Bontonompo Kab. Takalar berjumlah 90 murid. dengan total populasi 30 murid.

b. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian murid SD Inp 234 Takalar Kota dan SD Inp Bontonompo Kab. Takalar yang diperoleh dengan menggunakan rumus :

N n = 1 + N (d2)

Setelah dilakukan perhitungan diperoleh jumlah sampel keseluruhan 118 murid. Jumlah sampel di SD Inp 234 Takalar Kota 71 murid dan jumlah sampel di SD Inp. Bontonompo 47 murid, maka digunakan sampling metthod dipilih proporsional random sampling.

 

Page 18: Studi Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Status Sosial Ekonomi

D. Teknik Pengambilan Data1.Data Primer2.Data Sekunder

E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Timbangan injak Mikrotoice atau pita pengukur Kuesioner

Page 19: Studi Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Status Sosial Ekonomi

F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Proses pengolahan data melalui tahap-tahap sebagai berikut :

a. Editing

b. Coding

c. Memasukkan data

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

b. Analisis Bivariat

3. Penyajian Data

Page 20: Studi Perbedaan Status Gizi Berdasarkan Status Sosial Ekonomi

TERIMA KASIH !!!