STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN...

38
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI PADA Tn. E DENGAN PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA DISUSUN OLEH : BOBBY SADWIKA NIM. P.09009 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012

Transcript of STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN...

Page 1: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

MENCINTAI DAN DICINTAI PADA Tn. E DENGAN

PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SENA

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

SURAKARTA

DISUSUN OLEH :

BOBBY SADWIKA

NIM. P.09009

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 2: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

i �

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN

MENCINTAI DAN DICINTAI PADA Tn. E DENGAN

PERILAKU KEKERASAN DI RUANG SENA

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH

SURAKARTA

Diajukan

Untuk Menempuh Ujian Karya Tulis Ilmiah

DISUSUN OLEH :

BOBBY SADWIKA

NIM. P.09009

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2012

Page 3: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

ii �

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Bobby Sadwika

NIM : P.09009

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI

PADATn.E DENGAN PERILAKU KEKERASAN

DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA

DAERAH SURAKARTA”.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan

atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakan , maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai

dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Surakarta, April 2012

Bobby Sadwika

Page 4: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis ini diajukan oleh:

Nama : Bobby Sadwika

NIM : P.09009

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI

PADA Tn.E DENGAN PERILAKU

KEKERASAN DI RUANG SENA RUMAH

SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA”.

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Di tetapkan di : ..............................

Hari/Tanggal : ..............................

Pembimbing I : Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep., Ns ( )

NIK. 201185071

Page 5: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

iv �

HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini di ajukan oleh :

Nama : Bobby Sadwika

NIM : P.09009

Program Studi : DIII Keperawatan

Judul Karya Tulis Ilmiah : “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN MENCINTAI DAN DICINTAI

PADA Tn.E DENGAN PERILAKU

KEKERASAN DI RUANG SENA RUMAH

SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA”.

Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah

Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Di tetapkan di : ..............................

Hari/Tanggal : ..............................

DEWAN PENGUJI

Penguji I : Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep., Ns ( )

NIK. 201185071

Penguiji II :Anissa Cindy Nurul Afni, S.Kep., Ns ( )

NIK. 201187086

Penguji III : Siti Mardiyah, S.Kep., Ns ( )

NIK. 201183063

Mengetahui,

Ketua Program Studi DIII Keperawatan

STIKes Kusuma Husada Surakarta

Setiyawan, S.Kep, Ns

NIK.201084050

Page 6: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

v �

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

berkat, rahmat dan karunian-Nya, sehingga penulis dapat menyeleseikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan

Mencintai Dan Dicintai Pada Tn. E Dengan Perilaku Kekerasan Di Ruang Sena

Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Setiyawan, S.Kep, Ns , selaku Ketua Program studi DIII Keperawatan yang

telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes

Kusuma Husada Surakarta.

2. Erlina Windyastuti, S.Kep, Ns , selaku Sekretaris Ketua Program studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba

ilmu di STIKesKusuma Husada Surakarta.

3. Fakhrudin Nasrul Sani, S.Kep, Ns , selaku dosen pembimbing sekaligus

sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan

masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta

memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

4. Anissa Cindy NurulAfni, S.Kep., Ns, selaku dosen penguji yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

5. Siti Mardiyah, S.Kep., Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman

dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

6. Semua dosen Program studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

Page 7: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

vi �

7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat

untuk menyelesaikan pendidikan.

8. Sindy Paramita Spd, selaku kakak pertama saya yang selalu memberi

dukungan dan semangat untuk segera menyeleseikan tugas Karya Tulis

Ilmiah.

9. Bryan Sadwika selaku kakak sekaligus saudara kembar saya yang memberi

dukungan dan semangat untuk segera menyeleseikan tugas Karya Tulis

Ilmiah.

10. Sahabat-sahabatku penghuni kontrakan “James Boy” yang setia dalam

berjuang bersama menempuh 3 tahun belajar di bangku akademik STIKes

Kusuma Husada Surakarta.

11. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes

Kusuma Husada Surakarta dan bebagai pihak yang tidak dapat disebutkan

satu-persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan

ilmu keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, April 2012

Bobby Sadwika

Page 8: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

vii �

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ v

DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan .................................................................. 3

C. ManfaatPenulisan ................................................................. 4

BAB II LAPORAN KASUS

A. Pengkajian ........................................................................... 6

B. Daftar Perumusan Masalah ................................................... 11

C. Perumusan Masalah Keperawatan ........................................ 12

D. RencanaKeperawatan ........................................................... 12

E. Implementasi Keperawatan .................................................. 16

F. Evaluasi Keperawatan .......................................................... 16

BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan ......................................................................... 18

B. Simpulan .............................................................................. 23

C. Saran .................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

Page 9: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

viii �

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 GenogramTn. E ....................................................................... 8

Gambar 2.2 Pohon Masalah ........................................................................ 11

Page 10: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

ix �

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Log Book Kegiatan Harian

Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data

Lampiran 3 Lembar Pendelegasian Pasien

Lampiran 4 Asuhan Keperawatan

Lampiran 5 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Page 11: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

1 �

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Definisi sehat jiwa menurut Soeharto Heerdjan adalah orang yang

jiwanya sehat secara populer dapat dilukiskan sebagai orang yang mampu

berkembang secara wajar, sanggup melaksanakan tugasnya sehari-hari

sebagaimana mestinya (Erlinafsiah, 2010).

Gangguan jiwa menjadi masalah serius diseluruh dunia.Organisasi

kesehatan Dunia (World Head Organitation) tahun 2007 menyatakan, paling

tidak 1 dari 4 orang atau sekitar 450 juta orang terganggu jiwanya di

Indonesia berdasarkan survey kesehatan mental rumah tangga setiap 1000

anggota rumah tangga terdapat 185 orang mengalami gangguan terkait

masalah kejiwaan (Siti, 2010).

Kepala Dinas Kesehatan di Jakarta Dien Emawati menyatakan bahwa

jumlah penderita gangguan jiwa ringan hingga triwulan kedua tahun 2011

mencapai 306.621 orang, naik dari 159.029 orang pada tahun 2010. Secara

keseluruhan, jumlah penderita gangguan jiwa di Jakarta mencapai angka

14,1% dari jumlah penduduk. Jumlah itu di atas angka nasional sebesar

11,6% (Kompas.com, 10 Oktober 2011).

Dampak perkembangan jaman dan pembangunan juga menjadi faktor

peningkatan permasalahan kesehatan yang ada, menjadikan banyaknya

masalah kesehatan fisik juga masalah kesehatan mental spiritual, dan pada

Page 12: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

2 �

akhir-akhir ini penderita gangguan jiwa makin meningkat, kebanyakan

penderita gangguan jiwa terjadi karena perilaku kekerasan baik dalam rumah

tangga ataupun yang lainnya (Casmita, 2008).

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan di mana seseorang

melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri

sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk

mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif (Stuard dan

Sudden, 2005).Marah merupakan perasaan jengkel yang ditimbulkan sebagai

respon terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak dipenuhi yang

dirasakan sebagai ancaman(Iyus, 2009).

Teori maslow menentukan prioritas diagnosa yang akan direncanakan

berdasarkan kebutuhan di antaranya kebutuhan fisiologi, keselamatan dan

keamanan, mencintai dan dicintai, harga diri dan aktualisasi diri. Kebutuhan

keamanan dan keselamatan meliputi masalah lingkungan, kondisi tempat

tinggal, perlindungan, pakaian, bebas dari infeksi dan rasa takut.Kebutuhan

mencintai dan dicintai adalah suatu keadaan dimana seseorang memiliki

tanggung jawab terhadap sesuatu yang menimbulkan rasa cinta kasih serta

keinginan untuk menjaga dan mempertahankannya(Hidayat, 2008).

Rumah Sakit Jiwa Surakarta adalah rumah sakit milik pemerintah

yang diklasifikasikan sebagai kelas A dan sebagai pelayanan kesehatan yang

bermutu dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat yang berhubungan

dengan perencanaan dari suatu rumah sakit bagi rumah sakit jiwa, dengan

berbagai tingkat keparahannya. Hasil survei di Rumah Sakit Jiwa Daerah

Page 13: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

3 �

Surakarta, gangguan halusinasi yang ada di Rumah Sakit Jiwa Daerah

Surakarta kurang lebih 42% jika dibandingkan gangguan jiwa lainnya,

diantaranya perilaku kekerasan 34%, harga diri rendah 14,5%, defisit

perawatan diri 5,6% dan menarik diri 3,9% (Catatan Medical Record RSJD

Surakarta, 2002). Berdasarkan laporan periode bulan April 2012, pasien yang

dirawat di ruang Sena RSJD Surakarta di dapatkan dari 42 pasien yang

mengalami gangguan jiwa terdapat 15 pasien yang mengalami gangguan

resiko perilaku kekerasan, rata – rata berumur antara 20 tahun sampai 50

tahun.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk

mengangkat masalah ini dalam membuat karya tulis ilmiah dengan judul

“Studi Kasus Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Mencintai Dan

Dicintai Pada Tn. E Dengan Perilaku Kekerasan Di Ruang Sena Rumah Sakit

Jiwa Daerah Surakarta”.

B. Tujuan Penulisan

Terdiri atas 2 (dua) hal yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

1. Tujuan umum

Melaporkan kasus pemenuhan kebutuhan dicintai dan mencintai

pada Tn.E dengan perilaku kekerasan di Rumah Sakit Jiwa Daerah

Surakarta.

Page 14: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

4 �

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn. E dengan

pemenuhan kebutuhan dicintai dan mencintai: perilaku kekerasan.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. E

dengan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai: perilaku

kekerasan.

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn. E

dengan pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai: perilaku

kekerasan.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Tn. E dengan

pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai: perilaku kekerasan.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn. E dengan pemenuhan

kebutuhan mencintai dan dicintai: perilaku kekerasan.

f. Penulis mampu menganalisa kondisi pemenuhan kebutuhan

mencintai dan dicintai yang terjadi pada Tn. E dengan gangguan

pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai: perilaku kekerasan.

C. Manfaat Penulisan

1. Penulis

Dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman

nyata penulis dalam memberikan asuhan keperawatan pemenuhan

kebutuhan mencintai dan dicintai dengan perilaku kekerasan.

Page 15: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

5 �

2. Bagi profesi

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan lainnya dalam

melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku

kekerasan, sehingga klien mendapatkan penanganan yang cepat, tepat

dan optimal.

3. Bagi institusi

a. RSJD Surakarta

Sebagai bahan pertimbangan oleh pihak rumah sakit untuk

membuat kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan

asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan.

b. Pendidikan

Sebagai sumber bacaan atau referensi untuk meningkatkan

kualitas pendidikan keperawatan khususnya pada klien dengan

perilaku kekerasan dan dapat menambah pengetahuan bagi para

pembaca.

Page 16: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

6 �

BAB II

LAPORAN KASUS

A. Pengkajian

Bab II ini merupakan ringkasan Asuhan Keperawatan Jiwa dengan

pengelolaan studi kasus pada pasien Tn.E dengan Perilaku Kekerasan di

ruang Sena RSJD Surakarta pada tanggal 05 April – 07 April 2012. Asuhan

keperawatan ini dimulai dari pengkajian, analisa data, perumusan diagnosa

keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

Hasil pengkajian tanggal 05 April 2012 pukul: 10.00 WIB pada kasus

ini diperoleh dengan cara auto anamnesa dan allow anamnesa, mengadakan

pengkajian langsung, pemeriksaan fisik dan menelaah catatan perawat, dari

data pengkajian tersebut didapatkan hasil identitas pasien bernama Tn.E,

umur 50 tahun, masuk tanggal 22 Maret 2012 agama Islam, pekerjaaan

swasta, alamat Madiun yang dirawat di ruang Sena RSJD Surakarta sudah 2

minggu sejak Tn. E diagnosa Perilaku Kekerasan. Penanggung jawab pasien

adalah Ny.R, pekerjaan tukang jahit, hubungan dengan pasien adalah istrinya.

Ketika dilakukan pengkajian keluhan yang dirasakan pasien saat dikaji

adalah pasien mengatakan jengkel kepada istrinya. Riwayat alasan masuk ± 1

minggu sebelum masuk rumah sakit pasien sering ngeluyur, susah tidur,

mengamuk, membanting-banting barang di rumah, pasien mengatakan kesal

kepada istrinya karena selalu meminta uang kepada pasien untuk belanja.

Page 17: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

7 �

Faktor predisposisi didapatkan pasien mengatakan sudah pernah

dirawat di rumah sakit jiwa selama 3x dan pengobatan sebelumnya kurang

berhasil karena tidak bersedia minum obat dan jarang kontrol. Faktor

presipitasi pasien mengatakan stress dan mengamuk di rumah lalu

membanting barang - barang yang ada di sekitarnya karena merasa kesal

dengan istrinya yang selalu meminta uang, pasien mengatakan kurang dicintai

oleh istrinya. Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penganiayaan fisik

semasa hidupnya, dari pengkajian genogram bahwa tidak ada anggota

keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Tn.E merupakan anak keempat dari

empat bersaudara, di rumah dia tinggal bersama anak dan istrinya. Pasien

mengatakan mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu diejek

oleh tetangganya karena pernah dirawat di rumah sakit jiwa.

Hasil pemeriksaan fisik didapatkan tanda- tanda vital, tekanan darah:

130/80 mmHg, nadi: 86 x/menit, suhu: 36 C, respirasi: 20 x/menit, tinggi

badan: 165 cm, berat badan: 60 kg.Pengkajian psikososial didapatkan bahwa

pasien adalah anak keempat dari empat bersaudara, pasien tinggal serumah

dengan istri dan satu orang anaknya, dalam anggota keluarga tidak ada yang

mengalami gangguan jiwa.

Page 18: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

8 �

Gambar 2.1 Genogram

Keterangan :

Pengkajian konsep diri, pada gambaran dirinya pasien mengatakan

suka pada hidungya karena mancung dan kurang suka dengan perutnya yang

sedikit buncit. Identitas pasien mengatakan sudah menikah dan mempuyai

anak satu. Peran pasien dirumah adalah sebagai kepala keluarga. Ideal diri

pasien mengatakan pasien mengatakan ingin cepat pulang bertemu anak

istrinya dan segera bekerja kembali. Harga diri pasien mengatakan sedikit

malu bila bertemu dengan tetangganya karena dirinya suka mengamuk-amuk

dirumah.

: Laki - Laki

: Perempuan

: Pasien

: Laki - Laki meninggal

: Perempuan meninggal

: Tinggal serumah

: Garis Keturunan

Page 19: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

9 �

Pasien mengatakan orang yang paling berharga adalah istri dan

anaknya meskipun dia sering diamuk tapi pasien mengatakan dia sangat

menyayangi keduanya. Hubungan dalam bermasyarakat pasien mengatakan

jarang bergaul dengan tetanggganya tetapi jika ada selametan pasien selalu

mengikuti, pasien tampak diam saja ketika tidak ada yang mengajaknya

berbicara. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain pasien

mengatakan tidak menemukan kesulitan dalam berhubungan dengan orang

lain. Kepercayaan pasien mengatakan beragama islam dan rajin beribadah.

Kegiatan ibadah pasien mengatakan sholat 5 waktu dan tidak lupa berdo’a

setelah sholat. Penampilan pasien terlihat rapi dengan rambut tertata rapi, cara

berpakaian juga baik tidak acak-acakan.

Pembicaraan saat dikaji pasien berbicara dengan jelas dan nada suara

agak tinggi. Aktifitas motorik pasien terlihat agak tegang. Alam perasaan

pasien mengatakan senang saat dikaji. Afek pasien saat dikaji afeknya datar.

Interaksi pasien saat di wawancarai cukup kooperatif dan mau menjawab

semua pertanyaan yang diajukan. Isi pikir pasien saat dikaji pasien tidak

mengalami gangguan, tidak ada waham, pasien mengatakan ingin segera

pulang dan bertemu keluarga di rumah. Proses pikir pasien dapat menjawab

pertanyaan dengan baik. Memori pasien dapat mengingat kejadian jangka

panjang dan jangka pendek, pasien mampu mengingat kapan saat dia dibawa

di rumah sakit dengan diantar kakak dan istrinya. Pasien dapat berkonsentrasi

saat diajak berbicara, pasien mampu mengambil keputusan sendiri, saat di

tanya “kalau ada kotoran sampah di ruangan harusnya bagaimana?” dan

Page 20: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

10 �

pasien menjawab “ya, disapu”. Tingkat kesadaran pasien sadar penuh, tidak

ada disorientasi waktu dan tempat. Persepsi pasien tidak mengalami

gangguan halusinasi.Daya tilik diri pasien mengatakan ingin cepat sembuh

dan segera pulang.

Pada pengkajian kebutuhan pasien pulang didapatkan data bahwa

pasien mengatakan makan 3x sehari dengan menu yang disediakan dari

rumah sakit yaitu nasi, sayur, lauk-pauk serta buah. Pasien juga mengatakan

selalu habis makannya lalu tidak lupa mencuci piringmya sendiri. BAB

pasien mengatakan, BAB sehari 1x yaitu saat pagi hari dan untuk BAK pasien

mengatakan bisa 6-7x sehari. Kebutuhan mandi pasien juga tercukupi, pasien

mengatakan mandi 2x sehari yaitu pagi dan sore. Pasien juga mengatakan

selalu keramas dan menggosok giginya saat mandi, kemudian pasien

mengatakan setelah mandi tidak lupa ganti baju yang bersih dan menyisir

rambutnya agar kelihatan rapi.

Penggunaan obat, pasien mengatakan ketika di rumah sakit mau untuk

minum obat secara teratur agar cepat sembuh dan pulang. Pemeliharaan

kesehatan pasien mengatakan jarang kontrol ke rumah sakit. Kegiatan di

dalam rumah pasien mengatakan lebih senang melihat tv. Kegiatan di luar

rumah pasien mengatakan bekerja bila ada yang mengajaknya bekerja.

Mekanisme koping, pasien mengalami mekanisme koping maladaptif yaitu

pasien mengatakan jengkel kepada istrinya ketika istrinya minta uang

sedangkan dia tidak punya uang, pasien mengatakan selalu menghindar dari

istrinya ketika dimintai uang atau bila pasien marah pasien mengatakan

Page 21: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

11 �

membanting barang-barang di rumah agar istrinya tidak mengomel lagi.

Pasien mengatakan mengerti alasan kenapa dia dibawa ke rumah sakit jiwa

karena dia sering mengamuk di rumah dan pasien mengatakan ingin sembuh

dari penyakitnya. Terapi obat Risperidol 2x2 mg, Clorpromazin 2x100mg,

Triheksaperidol 2x2 mg. Pasien dilakukan pemeriksaan laboratorium tgl 24

Maret 2012 dengan hasil yaitu GDS 129 mg/dL (normal < 130 mg/dL),

SGOT 44 u/L (normal < 37 u/L), SGPT 37 u/L (normal < 42 u/L).

B. DaftarPerumusanMasalah

Berdasarkan data diatas dapat ditegakkan diagnosa keperawatan yaitu

resiko perilaku kekerasan, diagnosa keperawatan tersebut didukung dengan

data subyektif pasien mengatakan kesal dengan istrinya karena sering

meminta uang, pasien mengatakan jika dirinya marah maka dia membanting-

banting barang di rumah. Data obyektif: pasien tampak kesal, wajah merah,

mata melotot, suara dengan nada tinggi.

Setelah diagnosa keperawatan ditegakkan maka dapat disimpulkan

bahwa pohon masalahnya adalah sebagai berikut:

Pohon Masalah

Resiko Menciderai Diri Sendiri, Orang Lain dan Lingkungan (Akibat)

Resiko Perilaku Kekerasan ( Core Problem)

Harga diri rendah (Etiologi)

Gambar 2.2 Pohon masalah

Page 22: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

12 �

C. Rencana Keperawatan

Didapatkan dari hasil pengkajian rencana keperawatan pada Tujuan

umum: Klien tidak melakukan tindakan kekerasan.

Tujuan khusus yaitu merupakan respon yang diharapakan dari hasil

tindakan keperawatan. Tujuan khusus 1: Klien dapat membina hubungan

saling percaya. Kriteria evaluasi setelah 1x pertemuan klien tampak:

Menunjukan tanda-tanda percaya pada perawat, wajah cerah (tersenyum),

mau berkenalan, bersedia menceritakan perasaannya. Intervensi yang akan

dilakukan bina hubungan saling percaya dengan, memberi salam setiap

berinteraksi, perkenalkan nama perawat dan tujuan perawat berinteraksi,

tanyakan dan panggil nama kesukaan klien, tunjukan sikap empati jujur dan

menepati janji setiap kali berinteraksi, tanyakan perasaan klien dan masalah

yang dihadapi klien, buat kontrak interaksi yang jelas, dengarkan dengan

penuh perhatian ungkapan perasaan klien.

Tujuan khusus 2: Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku

kekerasan yang dilakukannya. Kriteria evaluasi setelah 1x pertemuan klien

menceritakan penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya, menceritakan

penyebab perasaan kesal (jengkel), baik dari diri sendiri maupun

lingkungannya. Intervensi yang akan dilakukan, bantu klien mengungkapkan

perasaan marahnya, motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa kesal

(jengkel), dengarkan tanpa mencela atau memberi penilaian setiap ungkapan

perasaan klien.

Page 23: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

13 �

Tujuan Khusus 3: Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perlikau

kekerasaan. Kriteria evaluasi setelah 1x pertemuan klien menceritakan tanda-

tanda saat terjadi perilaku kekerasan, tanda fisik mata merah, tangan

mengepal, ekspresi wajah tegang, tanda emosional, perasaan marah jengkel

marah bicara kasar, tanda sosial bermusuhan yang dialami saat terjadi

perilklien kekerasan. Intervensi yang akan dilakukan, bantu klien

mengungkapkan tanda-tanda perilaku kekerasan yang dialaminya, motivasi

klien menceritakan kondisi fisik saat perilaku kekerasan terjadi, motivasi

klien menceritkan kondisi emosinya saat terjadi perilaku kekerasan, motivasi

klien menceritakan kondisi hubungan dengan orang lain saat terjadi perilaku

kekerasan.

Tujuan khusus 4: Klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku

kekerasan yang pernah dilakukanya. Kriteria evaluasi setelah 1x pertemun

klien menjelaskan, jenis-jenis ekspresi kemarahan yang selama ini telah

dilakukanya, perasaannya saat melakukan kekerasan, efektifitas cara yang

dipakai dalam menyelesaikan masalah. Intervensi yang akan dilakukan,

diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukan selama ini,

motivasi klien menceritakan jenis-jenis tindakan kekerasan yang selama ini

pernah dilakukannya, motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah

tindakan kekerasan tersebut terjadi, diskusikan apakah dengan tindakan

kekerasan yang dilakukanya masalah yang dialami teratasi.

Tujuan khusus 5: Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku

kekerasan. Kriteria evaluasi setelah 1x pertemun klien menjelaskan akibat

Page 24: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

14 �

tindakan kekerasan yang dilakukannya, diri sendiri (luka, dijauhi teman),

orang lain (keluarga luka, tersinggung, ketakutan), lingkungan (barang atau

benda rusak). Intervensi yang akan dilakukan, diskusikan dengan klien akibat

negatif (kerugian) cara yang dilakukan pada, diri sendiri, orang lain, keluarga,

lingkungan

Tujuan khusus 6: Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam

mengungkapkan kemarahan. Kriteria evaluasi 2x pertemuan klien,

menjelaskan cara sehat mengungkapkan marah, Intervensi diskusikan dengan

klien apakah klien mau mempelajari cara mengungkapkan marah yang sehat,

jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk mengungkapkan marah, jelaskan

cara sehat untuk mengungkapkan marah, cara fisik : nafas dalam pukul bantal

dan olahraga, verbal mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal pada orang

lain, sosial : latihan asertif dengan orang lain.

Tujuan khusus 7: Klien dapat mendemontrasikan cara mengontrol

perilaku kekerasan. Kriteria evaluasi setelah 2 kali pertemuan klien

memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasan, fisik : tarik nafas dalam,

memukul bantal, verbal : mengungkapkan perasaan kesal pada orang lain

tanpa menyakiti, spiritual zikir doa. Intervensi diskusikan cara mungkin di

pilih untuk mengungkapkan kemarahannya, latih klien memperagakan cara

yang dipilih, jelaskan manfaat cara tersebut, anjurkan klien menirukan

peragaan yang sudah dilakukan, anjurkan klien menggunakan cara yang

sudah dilatih saat jengkel muncul.

Page 25: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

15 �

Tujuan khusus 8: Klien mendapatkan dukungan keluarga untuk

mengontrol perilaku kekerasan. Kriteria evaluasi setelah 3x pertemuan

keluarga : menjelaskan cara merawat klien dengan perilaku kekerasan,

mengungkapkan rasa puas dalam merawat klien. Intervensi diskusikan

pentingnya paran serta keluarga sebagai pendukung klien untuk mengatakan

perilaku kekerasaan, jelaskan pengertian penyebeb, akibat, dan cara merawat

klien perilaku kekerasan, peragakan klien menangani parilaku kekerasan, beri

kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang, beri pujian kepada

keluarga setelah peragakan, tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara

yang dilatih.

Tujuan khusus 9: Klien menggunakan obat sesuai program yang telah

di tetapkan . Kriteria evaluasi setelah 1x pertemuan klien menjelaskan :

manfaat minum obat, keinginan tidak minum obat, nama obat, bentuk dan

warna obat, dosis yang diberikan kepadanya, waktu penakaran, cara

penakaran, efek yang dirasakan, setelah 1x pertemuan klien mengungkapkan

obat sesusi program. Intervensi jelaskan manfaat menggunaan obat secara

teratur dan kerugian jika tidak menggunakan obat, jelaskan kepada klien :

jenis obat (nama, warna dan bentuk obat), dosis yang tepat untuk klien, waktu

pemakain, efek yang dirasakan klien, anjurkan klien :minta dan menggunakan

obat tepat waktu, lapor ke perawat atau dokter jika mengalami efek yang

tidak biasa, beri pujian terhadap kedisiplinan klien menggunakan obat.

Page 26: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

16 �

D. Implementasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah: bina hubungan saling

percaya, mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang muncul pada

pasien, mengidentifikasi tanda dan gejala yang muncul pada saat marah,

mengidentifikasi akibat yang ditimbulkan pada saat marah, membantu pasien

dalam memilih dan mempraktikkan cara mengontrol perilaku kekerasan

yaitu: tarik nafas dalam, pukul bantal, berbicara baik, beribadah, minum obat,

menganjurkan pasien untuk memasukkan cara yang dipilih ke jadwal harian

pasien untuk dilatih setiap hari.

Respon pasien yaitu pasien mau membina hubungan saling percaya

dengan perawat, pasien mengatakan jengkel kepada istrinya, pasien

mengatakan merasa kurang dicintai oleh istrinya, pasien mengatakan bila dia

marah maka membanting-banting barang di rumah, pasien tampak bersedia

diajarkan teknik mengontrol marah, pasien mengatakan bersedia

memasukkan teknik pukul bantal ke dalam jadwal harian untuk dilatih setiap

hari.

E. Evaluasi

Setelah dilakukan tindakan implementasi selama 3 x 15 menit

didapatkan evaluasi, data subyektif: pasien mau berjabat tangan dan mau

untuk memperkenalkan dirinya, pasien mengatakan kesal kepada istrinya,

pasien mengatakan mengamuk saat kesal karena selalu dimintai uang untuk

belanja dengan istrinya dan membanting barang-barang. Data obyektif: pasien

Page 27: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

17 �

tampak mau berjabat tangan dan membina hubungan saling percaya pada

perawat, pasien tampak mau menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya

muncul, pasien menjawab semua pertanyaan, ada kontak mata, pasien mau

menyebutkan perilaku kekerasan yang dilakukan, pasien mampu

mempraktikkan cara mengontrol perilaku kekerasan yang dia pilih: pukul

bantal. pasien tampak mau mempraktekkan cara yang dipilih ke dalam jadwal

harian untuk dilatih setiap hari. Evaluasi pukul bantal: motivasi pasien secara

mandiri. Validasi pukul bantal: anjurkan pasien pukul bantal saat kesal atau

marah.

Page 28: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

18 �

BAB III

PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

A. Pembahasan

Perilaku kekerasan adalah perilaku yang membahayakan orang, diri

sendiri secara fisik, emosional dan seksualitas (Nanda, 2005). Menurut Stuart

dan Sudden (2005), resiko perilaku kekerasan adalah keadaan dimana

individu mengalami perilaku yang dapat membahayakan diri sendiri, orang

lain dan lingkungan.

Marah merupakan perasaan jengkel yang ditimbulkan sebagai respon

terhadap kecemasan atau kebutuhan yang tidak dipenuhi yang dirasakan

sebagai ancaman (Iyus, 2009). Manifestasi klinis dari perilaku kekerasan

antara lain adalah kata-kata kotor, peningkatan agitan, harga diri rendah,

peningkatan volume suara, rasa bersalah terhadap diri sendiri, muka merah,

otot tegang (Stuart danSudden, 2005).

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses

keperawatan, tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan

kebutuhan atau masalah klien (Townsend, 2006).

Pengkajian pada pasien, penulis menggunakan teori proses perawatan

jiwa yaitu pengkajian identitas klien, identitas penanggung jawab, alasan

masuk, faktor predisposisi, pemeriksaaan fisik, psikososial, status mental,

kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial dan

lingkungan, data penunjang dan terapi (Kelliat, 2006).

Page 29: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

19 �

Teknik pengkajian yang dilakukan penulis adalah dengan cara

wawancara dengan klien (autoanamnesis) dan orang terdekat klien

(alloanamnesis), meneliti catatan kesehatan (Smeltzer, 2002).

Setelah dilakukan pengkajian pada Tn.E secara garis besar ditentukan

dari data subyektif dan obyektif yaitu pasien mengatakan kesal dengan

istrinya karena sering meminta uang, pasien mengatakan merasa kurang

dicintai oleh istrinya, pasien mengatakan jika dirinya marah maka dia

membanting-banting barang di rumah, pasien tampak kesal. Terdapat

manifestasi klinis yang muncul pada klien yaitu wajah tegang, mata melotot,

wajah memerah, suara dengan nada tinggi. Tanda gejala yang muncul pada

Tn.E sesuai dengan teori yang di cantumkan oleh penulis yaitu terjadi

peningkatan volume suara, muka merah dan otot tegang. Kebutuhan

mencintai dan dicintai adalah suatu keadaan dimana seseorang memiliki

tanggung jawab terhadap sesuatu yang menimbulkan rasa cinta kasih serta

keinginan untuk menjaga dan mempertahankannya(Hidayat, 2008).

Berdasarkan pengkajian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

manusia tidak bisa lepas dari kebutuhan untuk dicintai dan mencintai, bila

rasa ini mengalami gangguan maka akan timbul resiko perilaku kekerasan

karena jika seseorang tidak bisa mencintai dan dicintai maka tidak akan

timbul rasa kasih sayang dan memiliki sehingga membuat seseorang tersebut

dapat bertindak sesuka hatinya tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi.

Diagnosa keperawatan adalah merupakan suatu pernyataan yang

menjelaskan respon manusia terhadap status kesehatan atau resiko perubahan

Page 30: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

20 �

dari kelompok dimana perawat secara accountabilitas dapat

mengidentifikasikan dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga

status kesehatan klien (Kelliat, 2005).

Menurut Stuart dan Sudden (2005),

pohonmasalahpadaresikoperilakukekerasan(core

problem)dapatmengakibatkanseseorangberesikomelakukantindakanmenceder

aidirisendiri, orang lain ataulingkungan. Hal

inidapatterjadikarenabeberapapenyebabyaitugangguankonsepdiri:

hargadirirendah, gangguanpemeliharaankesehatan,

ketidakmampuankeluargamerawatklien di rumah.

Data yangdiperolehdari Tn.E yaitu resiko perilaku kekerasan

yangdisebabkan oleh harga diri rendah yang didukungoleh data subyektif

pasien mengatakan pasien kurang suka dengan perutnya yang buncit, pasien

mengatakan sedikit malu bila bertemu dengan tetangganya karena dia sering

mengamuk-amuk di rumah, pasien mengatakan jarang bergaul dengan

tetangganya di rumah, data obyektif: pasien menunduk, kontak mata kurang

saat menceritakan masalahnya yang berkaitan dengan kondisi fisik.

Kemudiandapat beresiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

yang didukung data subyektif pasien mengatakan kesal jika istrinya minta

uang kemudian pasien mengamuk dan membanting-banting barang,data

obyektif pasien tampak kesal saat bercerita,wajah merah. Berdasarkan data

yang diperolehtersebutpenulismenyimpulkanbahwapohonmasalah yang

terjadipadaTn.Esamadenganteori yang

Page 31: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

21 �

dituliskanyaitupenyebabdariresikoperilakukekerasan(core

problem)adalahhargadirirendahsehinggadapatberesikoperilakumencederaidiri

sendiri, orang lain danlingkungan, halinijugaberkaitandengan gangguan

pemenuhan kebutuhan mencintai dan dicintai yaitu keadaan pasien yang

kurang mengerti akan menjaga hubungan keluarga terutama dengan istrinya

dan menyebabkan resiko perilaku kekerasan pada Tn.E dapat muncul ketika

dirinya sedang marah.

Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan

yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan

intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter dan

Perry, 2005).

Rencana tindakan yang dilakukan penulis adalah bina hubungan saling

percaya, mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan, mengidentifikasi

tanda - tanda perilaku kekerasan, mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan,

mengidentifikasi akibat dari perilaku kekerasan, mengidentifikasi cara yang

dilakukan klien ketika perilaku kekerasan muncul, ajarkan cara mengontrol

perilaku kekerasan, ajarkan kepada keluarga cara merawat klien dengan

perilaku kekerasan, anjurkan pada klien menggunakan obat yang benar.

Kriteria hasil yang diharapkan adalah klien dapat membina hubungan saling

percaya, klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang

dilakukannya, klien dapat mengidentifikasi tanda - tanda perilaku kekerasan,

klien dapat mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah

dilakukanya, klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan, klien

Page 32: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

22 �

dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan kemarahan,

klien dapat mendemontrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan, klien

mendapatkan dukungan keluarga untuk mengontrol perilaku kekerasan, klien

menggunakan obat sesuai program yang telah di tetapkan.

Implementasi dan evaluasi keperawatan pada Tn. E dilakukan selama

tiga hari pada tanggal 05 – 07 April 2012 di bangsal sena, Rumah Sakit Jiwa

Surakarta. Implementasi adalah tahap dimana perawat memulai kegiatan dan

melakukan tindakan – tindakan perawatan dalam mengatasi masalah klien,

tugas perawat pada saat ini adalah melaksanakan kegiatan yang telah

direncanakan pada tahap pra interaksi dan melanjutkan tahap orientasi

(Erlinafsiah, 2010). Implementasi yang dilakukan penulis untuk mengatasi

resiko perilaku kekerasan pada Tn.E yaitu membina hubungan saling percaya

dan melakukan pengkajian mulai dari identitas pasien, alasan masuk, faktor

predisposisi, pemeriksaan fisik, status mental, masalah psikososial dan

lingkungan, mekanisme koping dan tingkat pengetahuan pasien. Melakukan

proses keperawatan dari TUK 1 sampai 7 yaitu mengidentifikasi terhadap

pasien tentang penyebab terjadinya marah, mengidentifikasi tanda-tanda saat

marah, mengidentifikasi akibat dari marah yang dilakukan, mengajarkan cara

mengontrol marah yang benar yaitu teknik pukul bantal sebagai cara yang

dipilih pasien.

Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari

tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi dilakukan terus menerus pada

respon klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.

Page 33: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

23 �

Evaluasi dapat dibagi dua, yaitu evaluasi proses atau formatif dilakukan

setiap selesai melakukan tindakan, evaluasi hasil atau sumatif dilakukan

dengan membandingkan respon klien pada tujuan khusus dan umum yang

telah ditentukan (Kelliat, 2006).

Hasil evaluasi yang didapat dari Tn.E adalah data subyektif dan

obyektif antara lain: pasien mengatakan mengamuk saat kesal karena selalu

dimintai uang untuk belanja dengan istrinya dan membanting barang-barang,

pasien tampak mau berjabat tangan dan membina hubungan saling percaya

pada perawat, pasien tampak mau menyebutkan penyebab perilaku

kekerasannya muncul, pasien menjawab semua pertanyaan, ada kontak mata,

pasien mau menyebutkan perilaku kekerasan yang dilakukan, pasien

mengatakan mau untuk diajari cara mengontrol marah dengan cara pukul

bantal dan pasien tampak mau mempraktekannya. Kemudian dilakukan

perencanaan untuk pasien antara lain pasien diminta untuk memberitahukan

kepada perawat atau keluarga ketika sedang marah, sedangkan perencanaan

untuk penulis adalah mempertahankan tujuan khusus 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7 lalu

melanjutkan strategi pelaksanaan yang selanjutnya yaitu mengontrol marah

dengan cara verbal, spiritual (do’a) dan minum obat secara teratur.

Memotivasi pasien untuk mempraktekan cara mengontrol marah dengan

pukul bantal. Penulis mendelagasikan kepada perawat ruangan untuk

memvalidasi cara yang telah diajarkan kepada pasien.

B. Simpulan

Page 34: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

24 �

Pengumpulan data penulis menggunakan metode wawancara (allow

anamnesa) dan (autoanamnesa) mengobservasi klien yaitu dari segi

penampilan, pembicaran, perilaku klien, kemudian ditambah dengan

menelaah catatan medik dan catatan keperawatan. Dalam pengkajian ini

penulis mengkaji data dari tanggal klien masuk RSJD, identitas klien,

penanggung jawab alasan masuk, faktor predisposisi, faktor prestisipitasi,

pemeriksaan fisik keluhan fisik, psikososial, (genogram dan analisa

genogram) konsep diri, hubungan sosial, spiritual status mental, kebutuhan

persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial dan lingkungan,

pengetahuan klien, aspek penunjang.

Dalam diagnosa keperawatan pada pohon masalah yang menjadi care

problem dari perilaku kekerasan adalah resiko perilaku kekerasan, yang

menjadi akibat adalah resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan

lingkungan, dan penyebab dari perilaku kekerasan adalah gangguan harga diri

rendah. Data yang diperoleh dari Tn. E sesuai dengan teori yang ada diatas

yaitu yang menjadi care problem adalah resiko perilaku kekerasan yang

didukung dengan data subyektif: pasien mengatakan kesal dengan istrinya

karena sering meminta uang, pasien mengatakan jika dirinya marah maka dia

membanting-banting barang di rumah dan data obyektif: pasien tampak kesal,

wajah merah, mata melotot, suara dengan nada tinggi.

Intervensi yang dilakukan yaitu, tujuan umum: pasien dapat

mengontrol marah agar tidak ada perilaku kekerasan yang muncul. Tujuan

khususnya yaitu pasien dapat membina hubungan saling percaya, pasien

Page 35: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

25 �

dapat menyebutkan penyebab perilaku kekerasan, pasien dapat

mengidentifikasi tanda – tanda perilaku kekerasan, pasien dapat menyebutkan

jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukan, pasien dapat menyebutkan

akibat dari perilaku kekerasan, pasien dapat mempraktikkan cara mengontrol

perilaku kekerasan, pasien bersedia minum obat sesuai program yang

dianjurkan, pasien memasukkan cara mengontrol perilaku kekerasan ke dalam

jadwal harian.

Implementasi yang dilakukan penulis untuk mengatasi resiko perilaku

kekerasan pada Tn.E yaitu membina hubungan saling percaya dan melakukan

pengkajian mulai dari identitas pasien, alasan masuk, faktor predisposisi,

pemeriksaan fisik, status mental, masalah psikososial dan lingkungan,

mekanisme koping dan tingkat pengetahuan pasien. Melakukan proses

keperawatan dari TUK 1 sampai 7 yaitu mengidentifikasi terhadap pasien

tentang penyebab terjadinya marah, mengidentifikasi tanda-tanda saat marah,

mengidentifikasi akibat dari marah yang dilakukan, mengajarkan cara

mengontrol marah yang benar yaitu teknik pukul bantal sebagai cara yang

dipilih pasien.

Evaluasi yang didapat dari Tn.E adalah data subyektif dan obyektif

antara lain: pasien mengatakan mengamuk saat kesal karena selalu dimintai

uang untuk belanja dengan istrinya dan membanting barang-barang, pasien

tampak mau berjabat tangan dan membina hubungan saling percaya pada

perawat, pasien tampak mau menyebutkan penyebab perilaku kekerasannya

muncul, pasien menjawab semua pertanyaan, ada kontak mata, pasien mau

Page 36: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

26 �

menyebutkan perilaku kekerasan yang dilakukan, pasien mengatakan mau

untuk diajari cara mengontrol marah dengan cara pukul bantal dan pasien

tampak mau mempraktekannya. Kemudian dilakukan perencanaan untuk

pasien yaitu mempertahankan TUK 1 sampai 7 dan melanjutkan strategi

pelaksanaan dari perilaku kekerasan

C. Saran

Berdasarkankesimpulandiatas, makapenulismemberikan saran yang

diharapkanbermanfaat, sebagaiberikut:

1. Rumah sakit hendaknya menyediakan dan memfasilitasi apa yang

dibutuhkan oleh klien untuk penyembuhan, rumah sakit menyediakan

tenaga kesehatan yang profesional guna membantu penyembuhan pasien.

2. Institusi pandidikan untuk selalu memberikan motivasi kepada

mahasiswa untuk penyelesaian tugas karya tulis ilmiah.

3. Keluarga berikan motivasi kepada klien dan kontrolkan secara rutin,

belajar cara merawat klien pada anggota keluarga yang menderita

gangguan jiwa.

4. Perawat untuk lebih profesional dalam merawat pasien dan lebih sabar

dalam memberikan pelayanan guna peningkatan keadaan pasien.

Page 37: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

DAFTAR PUSTAKA

Catatan Medical Record, 2002. Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

Casmita.T. 2008. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Perilaku Kekerasan.

www. jurnal. perilaku – kekerasan. com diakses tanggal 10 April 2012.

Erlinafsiah. 2010. Modal Perawat Dalam Praktik Keperawatan Jiwa. Penerbit:

Trans Info Media. Jakarta.

Hidayat Aziz H. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Penerbit Buku: EGC. Jakarta.

Kelliat Budi A. 2005. Marah Akibat Penyakit Yang Diderita. Penerbit Buku

Kedokteran: EGC. Jakarta.

Kelliat Budi A. 2006. Proses Perawatan Jiwa. Penerbit Buku Kedokteran: EGC.

Jakarta.

Kompas. com. 2010. Departemen Kesehatan RI, Rencana Pembangunan

Kesehatan Menuju Indonesia Sehat. www. kompas. com. diakses tanggal

15 April 2012.

Nanda. 2005. Definisi Dan Klasifikasi. Penerbit Buku: Prima Medika. Jakarta.

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, volume 1, edisi 4.

EGC: Jakarta.

Siti A. 2010. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Perilaku Kekerasan. www.

jurnal. perilaku – kekerasan. com. diakses tanggal 10 April 2012.

Smeltzer, C. Suzanne. 2002. Brunner & Suddarth: Buku Ajar Keperawatan

Medikal Bedah. Alih Bahasa: Waluyo Agung, Yasmin Asih, Juli, Kuncara,

I Made Karyasa. EGC: Jakarta.

Stuard & Sudden. 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Penerbit Buku

Kedokteran: EGC. Jakarta.

Townsend M C. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri. Penerbit Buku

Kedokteran: EGC. Jakarta.

Yosep. Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa. Penerbit Buku: Pt Refika Aditama.

Bandung.

Page 38: STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/5/01-gdl-bobbysadwi... · Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Bobby Sadwika

Tempat,tanggal lahir : Madiun, 07 Februari 1991

Jenis kelamin : Laki - Laki

Alamat Rumah : Jln. Tanjung Manis gg XI/03. Kel. Manisrejo.

Kec.Taman. Kota Madiun. Provinsi Jawa Timur.

Riwayat Pendidikan : SD Negeri Nambangan Lor Madiun

SMP Negeri 04 Madiun

Madrasah Aliyah Negeri 2 Madiun

DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta