stroke iskemik
-
Upload
suzansfauziah -
Category
Documents
-
view
21 -
download
2
description
Transcript of stroke iskemik
STROKE ISKEMIK
Disusun Oleh:Susan S Fauziah
10310377
Pembimbing:dr. Luhu A.Tapiheru,Sp.S
28 Mei 2015LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. AS Umur : 40 tahun Jenis kelamin : Perempuan Alamat : Ds Amplas Tambak rejo Agama : Islam Pekerjaan : Ibu rumah tangga Status perkawinan : Menikah Tanggal MRS : 18 Mei 2015 Tanggal KRS : 24 Mei 2015
ANAMNESA
Keluhan utama
Lemah tangan dan kaki kiri Keluhan tambahan
(-) Riwayat penyakit sekarang
Os datang ke RSHM dibawa oleh keluarganya dengan keluhan tangan dan kaki sebelah kiri lemah tiba-tiba pada pagi hari, dirasakan pasien ± 4 hari SMRS. Os mengaku lemah terjadi ketika bangun tidur. Keluhan ini sudah pernah dirasakan sejak 1 tahun lalu tetapi hanya lemah di tangan saja.Os mengaku memiliki riwayat sakit stroke 3x yaitu pada tahun 2005,2011 dan 2014. Penderita juga mengeluh belum BAB selama sakit. BAB (-) dan BAK (+) normal.
Riwayat penyakit terdahulu :
Stroke dan hipertensi
Riwayat penyakit keluarga :
Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal
Riwayat penyakit lain di keluarga :
ibu (+) Hipertensi.
Riwayat penggunaan Obat :
Riwayat mengkonsumsi obat disangkal.
ANAMNESA TRAKTUS
Traktus Sirkulatorius : Hipertensi Traktus Respiratorius : Dalam batas
normal Traktus Urogenitalis : Dalam batas
normal Penyakit Terdahulu dan Kecelakaan : tidak ada,
disangkal Intoksikasi dan Obat-obatan : tidak ada,
disangkal
ANAMNESA KELUARGA Faktor Herediter : ibu (+) hipertensi Faktor Familier : tidak ada, disangkal Lain-lain : tidak ada
ANAMNESA SOSIAL Kelahiran dan Pertumbuhan : normal Imunisasi : tidak lengkap Pendidikan : SMA Pekerjaan : ibu rumah tangga Perkawinan dan Anak : menikah, memiliki 2 anak
PEMERIKSAAN UMUM Tekanan Darah : 160/100 mmHg Nadi : 98 x/i Frekuensi Nafas : 20 x/i Temperatur : 36,1 oC Kulit dan Selaput Lendir : Dalam batas normal Kelenjar Getah Bening : Dalam batas normal Persendian : Dalam batas normal
KEPALA DAN LEHER Bentuk dan Posisi: Medial Pergerakan : Dalam batas normal Kelainan Panca Indera : Tidak ada Rongga mulut dan Gigi : Dalam batas normal Kelenjar Parotis : Dalam batas normal Desah : Tidak ada Dan lain-lain : Tidak ada
RONGGA DADA DAN ABDOMEN
Paru-paru Inspeksi : simetris kanan = kiri Palpasi : stem fremitus kanan = kiri Perkusi : sonor di kedua lapangan paru Auskultasi : vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)
Jantung Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat Palpasi : ictus cordis tidak teraba Perkusi : batas atas jantung ICS II, batas kanan linea sternalis kanan ICS
IV, batas kiri linea midclavicularis ICS IV Auskultasi : HR 82 x/menit, regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen Inspeksi : simetris, datar Palpasi : soepel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba Perkusi : timpani Auskultasi : peristaltik (+) normal
GENITALIA Toucher : Tidak dilakukan pemeriksaan
STATUS NEUROLOGI
SENSORIUM : Compos mentis
KRANIUM Bentuk : bulat lonjong Fontanella : tertutup, keras Palpasi : dalam batas normal Perkusi : dalam batas normal, cracked pot sign (-) Auskultasi : dalam batas normal Transiluminasi : tidak dilakukan pemeriksaan
PERANGSANGAN MENINGEALKaku Kuduk : -Tanda Kernig : -Tanda Lasegue : -Tanda Brudzinski I : -
Tanda Brudzinski II : -
PENINGKATAN TEKANAN INTRAKRANIAL
Muntah :-Sakit Kepala :-Kejang :-
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
REFLEKS FISIOLOGIS
Triceps : ++/++ Biseps : ++/++ Radioperiost : ++/++ APR : ++/++ KPR : ++/++ Strumple : ++/++
REFLEKS PATOLOGIS Hoffman tromer : -/- Babinski : +/+ Chaddok : -/- Gordon : -/- Schaeffer : -/- Klonus otot : -/- Klonus tumit : -/-
N. KRANIALISNI : NormosmiaNII,III : RC +/+ pupil isokor, 3
mmNIII,IV,VI : gerak bola mata NNV : buka/tutup mulut (+)NVII : sudut mulut simetrisNVIII : pendengaran baikNIX,X : uvula medialNXI : angkat bahu (+)NXII : lidah deviasi ke kanan
Kekuatan motorik ESD: 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 EID: 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 ESS: 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 EIS: 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
PEMERIKSAAN RONTGEN THORAX
Jantung: Kedua sinus dan diafragma baik Ada elongasi aorta Apeks tertanam CTR 50 %
Paru: Kadua hilus tidak menebal Corakan bronkovaskular normal Tulang-tulang dan soft tissue baik
Kesan: Jantung : Kardiomegali Pulmo : Normal
DIAGNOSA FUNGSIONAL : hemiparese duplex + PN XII UMN
DIAGNOSA ETIOLOGIK : Stroke Iskemik DIAGNOSA ANATOMIK : Infark cerebri ganglia
basalis kanan DIAGNOSA KERJA : hemiparese duplex+PN
XII UMN ec stroke iskemik
Anatomik dan Fisiologik
Susunan Saraf pusat Medula Spinalis
Otak besar
Otak kecil Otak Batang otak
Susunan saraf perifer Susunan saraf somatic
Susunan saraf yang mempunyai peranan spesifik untuk mengatur aktivitas otot sadar atau serat lintang.
Susunan saraf otonom
Susunan saraf yang mempunyai peranan penting memengaruhi pekerjaan otot involunter (otot polos) seperti jantung, hati, pancreas, jalan pencernaan, kelenjar dan lain-lain.
Susunan saraf simpatis
Susunan saraf parasimpatis
Hemiparesis
Paresis (kelemahan otot pada lengan dan tungkai) adalah kerusakan yang menyeluruh,
tetapi belum meruntuhkan semua neuron korteks piramidalis.
Hemiparesis adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran darah otak
StrokeDefinisi stroke menurut World Health
Organization (WHO) adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global), dengan gejala-gejala
yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat menyebabkan kematian,
disertai gangguan kesadaran atau tidak yang disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak karena berkurangnya suplai darah (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh
darah secara spontan (stroke hemoragik).
STROKE ISKEMIK
Stroke Iskemik terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding
pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah
ke otak.
Stroke Iskemik terbagi lagi menjadi 3 yaitu Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat
penggumpalan. Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah. Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian
tubuh karena adanya gangguan denyut jantung. Klasifikasi Stroke Iskemik
Berdasarkan onset penyakitnya stadium stroke iskemik terbagi atas: 1. Serangan iskemia atau Transient Ischemic Attack (TIA). Pada bentuk ini
gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak akan menghilang dalam waktu 24 jam
2. Defisit Neurologik Iskemik Sepintas atau Reversible Ischemic Neurological Defisit (RIND). Gejala neurologik yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih lama 24 jam tapi tidak lebih seminggu.
3. Stroke Progresif (Progresive Stroke atau Stroke in evolution). Gejala neurologik makin lama makin berat.
4. Stroke Komplet (Completed Stroke atau Permanent Stroke), gejala klinis sudah menetap. Terdiri dari:
Non-hemorrhagic stroke (infark), baik karena trombus atau embolus.
Hemorrhagic completed stroke
Faktor Resiko
Tidak dapat dimodifikasi
Usia
Jenis kelamin
Ras Dapat dimodifikasi
Hipertensi
Diabetes
Hiperlipidemia
Penyakit jantung ( AF, kelainan katup )
Merokok
Patofisiologi
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya stroke iskemik, salah satunya adalah aterosklerosis, dengan mekanisme thrombosis yang menyumbat arteri besar dan arteri kecil, dan juga melalui mekanisme emboli. Pada stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur arteri yang menuju ke otak.Misalnya suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak.Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil
Gejala Klinik
Sindroma klinik sesuai dg.pemb.darah , daerah infark:
- hemiparesis - hemihipastesi
- disfasia-afasia - ggn.penglihatan
- diplopia - fasialis parese
- dll.
Diagnosis Serangan Otak Definisi stroke (WHO, 1986; PERDOSSI, 1999) adalah
tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal, global, dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih atau menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler.
Diagnosis stroke ditegakkan berdasarkan temuan klinis. CT Scan kepala tanpa kontras merupakan pemeriksaan
baku emas untuk perdarahan di otak. Bila tidak memungkinkan, dapat dilakukan CT Scan
maka dapat digunakan :
Algoritme Stroke Gajah Mada Siriraj Stroke Score:
(2,5 x derajat kesadaran) + (2 x vomitus) + (2 x nyeri kepala)+(0,1 x tekanan diastolik) - (3 x petanda ateroma) -12
Keterangan: Derajat kesadaran : 0 kompos mentis; 1 somnolen; 2 sopor/koma
Vomitus : 0 tidak ada; 1 ada Nyeri kepala : 0 tidak ada; 1 ada Ateroma : 0 tidak ada; 1 salah satu atau lebih: DM, angina,
penyakit pembuluh darah
Nilai > 1 menunjukkan stroke hemoragik, nilai < 1 menunjukkan stroke iskemik,
sedangkan nilai antara memerlukan pemeriksan CT scan. Pungsi lumbal dapat dilakukan bila ada indikasi khusus MRI dilakukan untuk menentukan lesi patologik stroke lebih tajam. Neurosonografi untuk mendeteksi stenosis pebuluh darah ekstrakranial
dan intrakranial dalam membantu evaluasi diagnostik, etiologik, terapeutik, dan prognostik.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan umum stroke akut adalah : Stabilisasi jalan napas dan pernapasan
Pemantauan secara terus-menerus terhadap status neurologis, nadi, tekanan darah, suhu tubuh, dan saturasi oksigen dianjurkan dalam 72 jam, pada pasien dengan defisit neurologis yang nyata. Pemberian oksigen dianjurkan pada keadaan saturasi oksigen < 95%. Perbaiki jalan napas termasuk pemasangan pipa orofaring pada pasien tidak sadar.
Stabilisasi hemodinamik
Berikan cairan kristaloid atau koloid intravena (hindari pemberian cairan hipotonik seperti glukosa. Dianjurkan pemasangan CVC (Central Venous Catheter) dengan tujuan untuk memantau kecukupan cairan dan sebagai sarana untuk memasukkan cairan dan nutrisi.
Pemeriksaan awal fisik umum meliputi tekanan darah, pemeriksaan jantung, pemeriksaan neurologi umum awal (derajat kesadaran, pemeriksaan pupil dan okulomotor, keparahan hemiparesis).
Pada PSA aneurisma, tekanan darah harus dipantau dan dikendalikan bersama pemantauan tekanan perfusi serebri untuk mencegah risiko terjadinya stroke iskemik sesudah PSA serta perdarahan berulang. Untuk mencegah terjadinya PSA berulang, pada pasien stroke PSA akut, tekanan darah diturunkan hingga TDS 140-160 mmHg, sedangkan TDS 160-180 mmHg sering digunakan sebagai target TDS dalam mencegah terjadinya vasospasme.
Pengendalian peninggian tekanan intrakranial
Pemantauan ketat terhadap penderita dengan risiko edema serebral harus dilakukan dengan memperhatikan perburukan gejala dan tanda neurologis pada hari-hari pertama setelah serangan stroke. Sasaran terapi adalah TIK < 20 mmHg dan CPP > 70 mmHg. Penatalaksanaan pasien dengan peningkatan TIK adalah :
Tinggikan posisi kepala 20o – 30o
Posisi pasien hendaklah menghindari penekanan vena jugular
Hindari pemberian cairan glukosa atau cairan hipotonik
Hindari hipertemia
Jaga normovolemia
Osmoterapi atas indikasi :
Manitol 0,25-0,5 mg/kgBB selama > 20 menit, diulangi setiap 4-6 jam dengan target ≤ 310 mOsm/L. Osmolalitas sebaiknya diperiksa 2 kali dalam sehari selama pemberian osmoterapi.
Kalau perlu berikan furosemide dengan dosis inisial 1 mg/kgBB IV
Pengendalian kejang
Bila kejang berikan diazepam bolus lambat intravena 5-20 mg dan diikuti oleh fenitoin loading dose 15-20 mg/kg bolus dengan kecepatan maksimum 50 mg/menit. Bila kejang belum teratasi maka perlu dirawat di ICU.
Pengendalian suhu tubuh
Setiap penderita stroke yang disertai demam harus diobati dengan antipiretika dan diatasi penyebabnya. Berikan acetaminophen 650 mg bila suhu lebih dari 38,5oC (AHA Guideline) atau 37,5oC (ESO Guideline).
Pemeriksaan penunjang
EKG, laboratorium, LP, pemeriksaan radiologi (foto rontgen dada, CT Scan).
Prognosis
Prognosis stroke dipengaruhi oleh sifat dan tingkat keparahan defisit neurologis yang dihasilkan. usia pasien, penyebab stroke, gangguan medis yang terjadi bersamaan juga mempengaruhi prognosis. Secara keseluruhan, kurang dari 80% pasien dengan stroke bertahan selama paling sedikit 1 bulan, dan didapatkan tingkat kelangsungan hidup dalam 10 tahun sekitar 35%. pasien yang selamat dari periode akut, sekitar satu setengah sampai dua pertiga kembali fungsi independen, sementara sekitar 15% memerlukan perawatan institusional. Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena serangan stroke, dan sekitar 25% atau 125.000 orang meninggal dan sisanya mengalami cacat ringan atau berat. Sebanyak 28,5% penderita stroke meninggal dunia, sisanya menderita kelumpuhan sebagian maupun total. Hanya 15% saja yang dapat sembuh total dari serangan stroke dan kecacatan