Stroke Iskemik

7
TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Definisi Stroke adalah sindrom yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak (GPDO) dengan awitan akut, disertai manifestasi klinis berupa deficit neurologis dan bukan sebagai akibat tumor, trauma ataupun infeksi susunan saraf pusat. 3.2 Klasifikasi 1. Klasifikasi berdasarkan waktu: a. TIA (Transient Ischemic Attack) b. RIND (Reversible Ischaemic Neurological Deficit) c. Stroke in evolution d. Completed stroke 2. Klasifikasi berdasarkan Etiologi a. Trombosis b. Emboli 3. Klasifikasi berdasarkan patologi anatomi a. Iskemik b. Hemoragik

description

stroke

Transcript of Stroke Iskemik

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Definisi Stroke adalah sindrom yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak (GPDO) dengan awitan akut, disertai manifestasi klinis berupa deficit neurologis dan bukan sebagai akibat tumor, trauma ataupun infeksi susunan saraf pusat.

3.2 Klasifikasi1. 2. Klasifikasi berdasarkan waktu:a. TIA (Transient Ischemic Attack)b. RIND (Reversible Ischaemic Neurological Deficit)c. Stroke in evolutiond. Completed stroke3. Klasifikasi berdasarkan Etiologia. Trombosisb. Emboli4. Klasifikasi berdasarkan patologi anatomia. Iskemikb. Hemoragik

3.3 Etiologi1. Stroke iskemik (50%): trombus atherosklerosis, penyakit kolagen, vaskulitis, tromboemboli (25%) dari arteri intra dan ekstrakranial, jantung, emboli lain lemak, udara, dan tumor. 5% gangguan koagulasi, trombosis vena, dan kegagalan perfusi (aritmia jantung). 2. Stroke hemoragik (20%) hipertensi sistemik, aneurisma pembuluh darah otak, arteriovenosus malformation, hemofilia, dll.

3.4 Faktor Resiko1. Tidak dapat dimodifikasi : usia, jenis kelamin.2. Dapat dimodifikasi : penyakit metabolik seperti diabetes mellitus, hipertensi, dislipidemia, penyakit tiroid, aritmia jantung, penyakit jantung koroner, kebiasaan merokok dan minum alkohol, kondisi hiperkoagulabilitas darah, kontrasepsi oral, dan kurangnya aktivitas tubuh serta olahraga.

3.5 Gejala Klinis1. Timbul mendadak (terutama emboli), atau diketahui saat bangun tidur.2. Defisit neurologik biasanya sentral (kontralateral). Sangat jelas pada sistim karotis , perlu lebih teliti pada sistem vertebrobasiler sebab banyak inti nervus kranial yang dipendarahi sistem vertebrobasiler. 3. Kesadaran rnenurun sampai koma pada stroke hemoragi (kecuali sedikit), iskemi pusat kesadaran atau hemisfer bilateral luas

3.6 Sistem karotis / stroke hemisferik 1. lobus frontalis, parietalis, ganglia basal dan lobus temporalis. 2. hemiparesis, hemiihipestesi, bicara pelo, serta sering disertai gangguan neurobehavior, paresis N. VII dan N. XII tipe sentral 3. Gangguan konjugat gerak bola mata deviatio konjugae, gaze paresis kekiri atau kekanan, sindroma Horner pada penyakit pembuluh karotis. 4. Gangguan lapangan pandang: Tergantung letak lesi, hemianopia kongruen atau tidakprognostik kurang baik

3.7 Sistem vertebrobasiler / fossa posterior 1. Cabang panjang (A. serebeli inferior): sindroma Wallenberg, daerah dorso-lateral tegmentum medula oblongata. 2. Cabang pendek (paramedian): sindroma Weber, hemiparesis alternans karena lesi pada traktus kortikobulber dari berbagai nervus kranialis. 3. Cabang tembus (perforating branches) memberi gejala sangat kecil dan fokal internuclear ophtalmoplegie (INO). 4. Keadaan umum lebih buruk 5. Dapat terjadi penurunan kesadaran (terlibatnya ARAS)6. Kombinasi kelainan beberapa saraf otak: vertigo, diplopia, dan gangguan traktus kortikobulber lainnya. 7. "long-tract sign: vertigo dengan parestesi keempat ujung-ujung distal anggota gerak. 8. Gangguan N. kranial:parestesia perioral, hemianopia altitudinal, dan skew deviation (vertical displacement of one eye).

3.8 Penatalaksanaan1. Pada Stroke Iskemik Akuta. Penatalaksanaan peningkatan tekanan darah Pada penderita dengan tekanan darah diastolik > 140 mmHg (atau > 110mmHg bila akan dilakukan terapi trombolisis) diperlakukan sebagai penderita hipertensi emergensi berupa drip kontinyu nikardipin, diltiazem, nimodipin dan lain-lain. Jika tekanan darah sistolik >220 mmHg dan atau tekanan diastolik >120 mmHg, berikan Labetalol iv selama 1-2 menit. Dosis Labetatol dapat diulang atau digandakan setiap 10-20 menit sampai penurunan tekanan darah yang memuaskan dapat dicapai atau sampai titik kumulatif 300 mg yang diberikan melalui teknik bolus mini. Setelah dosis awal, labetalol dapat diberikan 6-8 jam bila diperlukan. Jika tekanan sistolik < 220 mmHg atau tekanan diastolik < 120 mmHg terapi darurat harus ditunda kecuali adanya bukti perdarahan intraserebal, gagal ventrikel jantung kiri, infark miokard akut, gagal ginjal akut, edema paru, diseksi aorta, ensefalopati hipertensi dan sebagainya. Jika peninggian tekanan darah tersebut menetap pada 2 kali pengukuran selam waktu 60 menit, maka diberikan 200-300 mg Labetalol 2-3 kali sehari sesuai kebutuhan. Pengobatan alternatif yang memuaskan selain Labetalol adalah nifedipin oral 10 mg setiap 6 jam atau 6,25-25 mg Kaptopril setiap 8 jam. Jika monoterapi oral tidak berhasil atau jika obat tidak dapat diberikan per oral, maka diberikan Labetalol iv seperti diatas atau obat pilihan lainnya (urgensi). Batas penurunan tekanan darah sebanyak banyaknya sampai 20-25% dari tekanan darah arterial rerata pada jam pertama dan tindakan selanjutnya ditentukan kasus per kasus. Berdasarkan penelitian ACCESS study, bahwa pemberian candesartan cilexetil pada stroke akut terbukti meskipun penurunan level tekanan darah tak berbeda bermakna dengan plasebo, penilaian outcome setelah 1 tahun memperlihatkan hasil yang memuaskan. Kita menunggu penelitian lanjutan skala yang lebih luas dan besar mengenai peranan Angitensin Receptor Blocker pada stroke akut.

b. Penatalaksanaan penurunan tekanan darah Pastikan tekanan darah penderita rendah yaitu dibawah 120 mmHg (pada pengukuran tekanan darah brakhial kanan dan kiri yang digunakan sebagai pedoman adalah tekanan darah yang tinggi). Penggunaan obt-obat vasoaktif dapat diberikan dalam bentuk infus dan disesuaikan dengan efek samping yang akan ditimbulkan seperti takikardi. Pemberian dopamin drip diawali dengan dosis kecil dan dipertahankan pada tekanan darah optimal yaitu berkisar 140 sistolik pada kondisi stroke akut

2. Pada Stroke Perdarahan IntraSerebrala. Hilangkan faktor-faktor yang berisiko meningkatkan tekanan darah seperti retensi urin, nyeri, febris, peningkatan tekanan intrakranial, emosional stres dan sebagainya.b. Bila tekanan darah sistolik > 220 mmHg atau tekanan diastolik > 140 mmHg atau tekanan darah arterial rata-rata > 145 mmHg berikan Nikardipin, Diltiazem atau Nimodipinc. Bila tekanan sistolik 180-220 mmHg atau tekanan diastolik 105-140mmHg atau tekanan arterial rata-rata 130mmHg : labetalol 10-20 mg IV selama 1-2 menit ulangi atau gandakan setiap 10 menit sampai maksimum 300 mg atau berikan dosis awal bolus diikuti oleh Labetalol drip 2-8 mg/menit, atau Nikardipin, Diltiazem, Nimodipind. Pada fase tekanan darah tak boleh diturunkan lebihd ari 20-25% dari tekanan darah arteri rerata dalam 1 jam pertama.e. Bila tekanan sistolik