Stroke
-
Upload
priskila-kristiawan -
Category
Documents
-
view
15 -
download
2
description
Transcript of Stroke
STROKE
STROKE
Definisi menurut WHO :Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain daripada gangguan vascular.
Dapat juga didefinisikan sebagai disfungsi neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak dan timbul secara mendadak atau cepat dengan gejala-gejala dan tanda-tanda sesuai dengan daerah fokal otak yang terganggu.
Secara praktis , stroke dapat dikenal dari gejala klinisnya yang bersifat : onset mendadak, gejala berkembang cepat dan mencapai maksimal dalam waktu beberapa menit sampai jam. Setelah mencapai gejala maksimal , bila penderita tetap hidup gejala klinis dapat membaik sebagian atau seluruhnya.
Jenis stroke:
Ringan, misalnya
TIA (Transient Ischaemic Attack), berlangsungnya kurang dari 24 jam.
RIND (Reversible Ischaemic Neurologic Defisit) berlangsungnya lebih dari 24 jam
Keduanya bisa sembuh dengan sempurna.
Sedang
Berat
Pembagian berdasarkan patologi:
1. Stroke iskemik
2. Storke haemmoragik
---- perlu dibedakan karena penangannya berbeda.
Dapat dibedakan dengan:
Klinis(dengan menggunakan skor Siriraj)
Ct-scan, MRI (lebih mudah)
Intracerebral(parenchymal)
Haemoragik
15%
ekstracerebral(SAH=PAS)
Pembagian sindroma stroke
Trombosis : 70% - 80%
Ischemic
emboli : 15%-20%
Lain-lain : 5%
Vaskulitis
Koagulopati
Hipotensi
Stroke haemorhagis :
Penderita rata-rata lebih muda
Ada hipertensi
Terjadi dalam keadaan aktif
Didahului nyeri kepala
Kesadaran menurun (tidak selalu)
Ada meningismus (tidak selalu kecuali subarachnoid)
Stroke iskemik :
Penderita rata-rata lebih tua
Terjadi dalam keadaan istirahat
Ada lispidemia(LDL tinggi), DM, disaritmia jantung
Nyeri kepala
Gangguan kesadaran jarang.
Gejala stroke dapat berupa:
Lumpuh separo badan, setengah badan kurang berasa, semutan, seperti terkena cabe, seperti terbakar, mulut mencong, lidah mencong, pelo, susah menelan, makan / minum keselek, sulit berbahasa, tidak dapat memahami bicara orang lain, tidak dapat baca / nulis, susah jalan, ataxia.
Gejala klinis yang ada sesuai dengan letak lesi, luas lesi, pembuluh darah yang terkena.
Faktor resiko
Dominan:
Hipertensi
Penyakit jantung: MCI, aritmia, penyakit katup jantung, gagal jantung kongestif.
Sudah ada arterosklerosis : angina pectoris, gangguan pembuluh darah karotis, klaudikasio intermitten.
Diabetes mellitus
Polisitemia
Pernah stroke
Non dominan:
Hiperlipidemia
Hemaokrit yang tinggi
Obesitas
Asam urat tinggi
Kurang olah raga
Serangan iskemik sesaatDefinisi
Serangan Iskemik Sesaat (Transient Ischemic Attacks, TIA) adalah gangguan fungsi otak yang merupakan akibat dari berkurangnya aliran darah ke otak untuk sementara waktu
TIA lebih banyak terjadi pada usia setengah baya dan resikonya meningkat sejalan dengan bertambahnya umur. Kadang-kadang TIA terjadi pada anak-anak atau dewasa muda yang memiliki penyakit jantung atau kelainan darah.Penyebab
Serpihan kecil dari endapan lemak dan kalsium pada dinding pembuluh darah (ateroma) bisa lepas, mengikuti aliran darah dan menyumbat pembuluh darah kecil yang menuju ke otak, sehingga untuk sementara waktu menyumbat aliran darah ke otak dan menyebabkan terjadinya TIA.
Resiko terjadinya TIA meningkat pada: - tekanan darah tinggi - aterosklerosis - penyakit jantung (terutama pada kelainan katup atau irama jantung) - diabetes - kelebihan sel darah merah (polisitemia).
Gejala
TIA terjadi secara tiba-tiba dan biasanya berlangsung selama 2-30 menit, jarang sampai lebih dari 1-2 jam. Gejalanya tergantung kepada bagian otak mana yang mengalami kekuranan darah: - Jika mengenai arteri yang berasal dari arteri karotis, maka yang paling sering ditemukan adalah kebutaan pada salah satu mata atau kelainan rasa dan kelemahan - Jika mengenai arteri yang berasal dari arteri vertebralis, biasanya terjadi pusing, penglihatan ganda dan kelemahan menyeluruh.
Gejala lainnya yang biasa ditemukan adalah: - Hilangnya rasa atau kelainan sensasi pada lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh - Kelemahan atau kelumpuhan pada lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh - Hilangnya sebagian penglihatan atau pendengaran - Penglihatan ganda - Pusing - Bicara tidak jelas - Sulit memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat - Tidak mampu mengenali bagian tubuh - Gerakan yang tidak biasa - Hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih - Ketidakseimbangan dan terjatuh - Pingsan. Gejala-gejala yang sama akan ditemukan pada stroke, tetapi pada TIA gejala ini bersifat sementara dan reversibel. Tetapi TIA cenderung kambuh; penderita bisa mengalami beberapa kali serangan dalam 1 hari atau hanya 2-3 kali dalam beberapa tahun. Sekitar sepertiga kasus TIA berakhir menjadi stroke dan secara kasar separuh dari stroke ini terjadi dalam waktu 1 tahun setelah TIA.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Karena tidak terjadi kerusakan otak, maka diagnosis tidak dapat ditegakkan dengan bantuan CT scan maupun MRI.
Digunakan beberapa teknik untuk menilai kemungkinan adanya penyumbatan pada salah satu atau kedua arteri karotis. Aliran darah yang tidak biasa menyebabkan suara (bruit) yang terdengar melalui stetoskop. Dilakukan skening ultrasonik dan teknik Doppler secara bersamaan untuk mengetahui ukuran sumbatan dan jumlah darah yang bisa mengalir di sekitarnya. Angiografi serebral dilakukan untuk menentukan ukuran dan lokasi sumbatan.
Untuk menilai arteri karotis biasanya dilakukan pemeriksaan MRI atau angiografi, sedangkan untuk menilai arteri vertebralis dilakukan pemeriksaan ultrasonik dan teknik Doppler. Sumbatan di dalam arteri vertebral tidak dapat diangkat karena pembedahannya lebih sulit bila dibandingkan dengan pembedahan pada arteri karotis.
Pengobatan
Tujuan pengobatan adalah untuk mencegah stroke. Faktor resiko utama untuk stroke adalah tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, merokok dan diabetes; karena itu langkah pertama adalah memperbaiki faktor-faktor resiko tersebut.
Obat-obatan diberikan untuk mengurangi kecenderungan pembentukan bekuan darah, yang merupakan penyebab utama dari stroke. Salah satu obat yang paling efektif adalah aspirin. Kadang diberikan dipiridamol, tetapi obat ini hanya efektif untuk sebagian kecil penderita.Untuk yang alergi terhadap aspirin, bisa diganti dengan tiklopidin. Jika diperlukan obat yang lebih kuat, bisa diberikan antikoagulan (misalnya heparin atau warfarin).
Luasnya penyumbatan pada arteri karotis membantu dalam menentukan pengobatan. Jika lebih dari 70% pembuluh darah yang tersumbat dan penderita memiliki gejala yang menyerupai stroke selama 6 bulan terakhir, maka perlu dilakukan pembedahan untuk mencegah stroke. Sumbatan yang kecil diangkat hanya jika telah menyebabkan TIA yang lebih lanjut atau stroke.
Pada pembedahan enarterektomi, endapan lemak (ateroma) di dalam arteri dibuang. Pembedahan ini memiliki resiko terjadinya stroke sebesar 2%. Pada sumbatan kecil yang tidak menimbulkan gejala sebaiknya tidak dilakukan pembedahan, karena resiko pembedahan tampaknya lebih besar.
Stroke iskemik
Secara patologik suatu infark dapat dibagi dalam:
1. thrombosis
2. emboli
3. arteritis
Iskemia otak dianggap sebagai kelainan gangguan suplai darh ke otak yang membahayakan fungsi neuron tanpa memberikan perubahan yang menetap. Infark otak timbul karena iskemik otak yang lama dan parah dengan perubahan fungsi dan struktur otak yang irreversible.
Terjadinya infark otak diakibatkan aliran darah otak (ADO) regional yang tidak mencukupi. Dalam keadaan normal aliran darah otak adalah 50 ml/ 100 gram otak/ menit. Keadaan ini akan tetap dipertahankan oleh kemampuan autoregulasi pembuluh darah otak. Bila tekanan ADO menurun antara 20-50 ml/ 100 gram otak/ menit maka terjadi penambahan pemakaian oksigen oleh jaringan otak tanpa disertai gangguan dari fungsinya. Bila penurunan ADO mencapai 10-20 ml/ 100 gram otak/ menit terjadi kegagalan aktivitas listrik neuronal dan sebagian struktur intrasel berada dalam proses disintegrasi dan terjadi edema intraseluler.
Kematian sel otak ter5jadi bila ADO kurang dari 10 ml/ 100 gram otak/ menit diakibatkan oleh kegagalan energi sehingga K+ keluar dan CA ++ masuk kedalam sel.
Patofisiologi
Stroke iskemik sangat erat hubungannya dengan aterosklerosis dan arteriosklerosis. Arterosklerosis merupakan keadaan dimana menebalnya dan berkurangnya elastisistas pembuluh darah. Aterosklerosis menimbulkan bermacam-macam manifestasi diantaranya:
Menyempitkan lumen pembuluh darah dan mengakibatkan isufisiensi pembuluh darah
Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya thrombus atau perdarahan aterom
Merupakan terbentuknya thrombus yang kemudian terlepas sebagai emboli
Menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi lemah dan terjadi aneurisma yang kemudian dapat robek.
Faktor yang mempengaruhi aliran darah ke otak :
Keadaan pembuluh darah: menebal, menyempit, berkurang elastisitas.
Keadaan darah: mempengaruhi aliran darah, misal: viskositas, peningkatan hematokrit
Tekanan sistemik memegang peranan tekanan perfusi otak
Kelainan jantung, misalnya fibrilasi, blok jantung dapat menyebabkan aliran darah terganggu sehingga suplai oksigen otak juga terganggu
Gejala / manifestasi klinik
Gejala-gejala klinis sindroma stroke tergantung pembuluh darah dan daerah yang terserang.
1. Pembuluh darah
a. a. cerebri anterior
b. a. cerebri media
c. a. cerebri posterior
2. Letak lesi
a. Cortex
b. Subcortex
c. Capsula interna
d. Batang otak
3. Luas lesi.
Gejala-gejala penyumbatan arteri karotis interna:
1. Gejala penyumbatan arteri karotis interna
Buta mendadak (amaurosis fugaks)
Disfasia bila gangguan terletak pada sisi dominan
Hemiparesis kontralateral dan dapat disertai sindrom Horner
2. Gejala sumbatan a.cerebri anterior:
Hemiparesis kontralateral dengan kelumpuhan tungkai lebih dominan
Hemihipestesi bisa ada atau tidak
Inkontinensia urine
Gangguan mental
Bisa kejang-kejang
3. Gejala sumbatan a. cerebri media:
Hemiplegia kontralateral lengan lebih menonjol
Hemihipestesi
Afasia
Gejala-gejala gangguan system vertebro-basilar:
1. Gejala sumbatan di a.cerebri posterior:
a. Hemianopsia homonym kontralateral dari sisi lesi
b. Hemiparesis kontralateral
c. Hilangnya rasa sakit, suhu, sensorik propioseptif kontralateral
Bila salah satu cabang ke thalamus tersumbat, timbullah sindrom talamikus:
a. Nyeri talamik, suatu rasa nyeri yang terus menerus dan sukar dihilangkan. Terdapat rasa anastesi, tetapi pada tes tusukan timbul nyeri (anastesi dolorosa)
b. Hemikhorea, disertaihemiparesis, disebut sindrom Dejerine Marie.
2. Gangguan sumbatan pada rteri vetebralis:
Bila sumbatan pada sisi yang dominant dapat terjadi sindrom Wallenberg. Sumbatan pada sisi yang tidak dominant sering tidak menimbulkan gejala.
3. Sumbatan / gangguan pada a. serebeli posterior inferior
Sindroma Wallenberg berupa ataksia serebelar pada lengan dan tungkai di sisi yang sama, gangguan N.II dan refleks kornea hilang pada sisi yang sama.
Sindroma Horner sesisi dengan lesi
Disfagia, bila mengenai nucleus ambigus ipsilateral
Nistagmus, bila mengenai nucleus vestibular
Hemihipestesi alternans
4. Sumbatan / gangguan pada cabang kecil a.basilaris adalah paresis nervi kranialis yang nukleusnya terletakdi tengah-tengah N.III,VI,XII, disertai hemiparesis kontralateral.
Gejala lesi di cortex:
Hemiplegia kontralateral
Afasia
Ada fase syok/fase akut yaitu dimana gejala kelumpuhan UMN belum menunjukkan gangguan kelumpuhan tipe UMN.
Gejala lesi di subcortex:
Hemiplegia di kontralateral
Afasia
Gejala lesi di capsula interna:
Hemiplegia
Tidak ada afasia
Disertai gangguan ekstrapiramidal berupa rigiditas atau hiperefleksi- untuk membedakan dengan lesi di cortex.
Gejala kelumpuhan tipe UMN sudah tampak pada fase akut.
Gejala lesi di batang otak:
Hemiplegia kontralateral:
Sindroma Weber
Sindroma Millard Gubler
Sindroma Wallenberg
Diagnosis stroke non hemoragik
Anamnesis
Terjadi keluhan/ gejala deficit neurology yang mendadak
Tanpa trauma kepala
Adanya factor resiko
Pemeriksaan fisik
Adanya deficit neurology fokal
Ditemukan factor resiko
Bising pada auskultasi/ keluhan pembuluh darah lainnya.
Pemeriksaan penunjang
CT scan
Angiografi serebral
Pemeriksaan LCS
Laboratorium: Hb, Ht, LED, leukosit, eritosit, ASTRUP, elektrolit
EKG, ekokardiografi, Doppler
Perdarahan intracerebral
Paling sering karena pecahnya mikroaneurysma pada arteri penembus di capsula interna dan ganglia basales.
Faktro-faktor penyebab: usia lanjut, arterosklerosis, hipertensi kronis, tekanan darah naik mendadak, kejadian biasanya dalam keadaan sadar dan aktif.
Gejala umum:
Gejala timbul mendadak berkembang dalam beberapa menit-jam, hematom membesar, menekan, menembus, merusak daerah sekitarnya. Tekanan intrakranium meninggi sakit kepala, muntah, kesadran menurun. Darah masuk ke ruang subarachnoidal meningismus.Darah masuk ke ventrikel decerebrasi(prognosa buruk),timbulnya tegang/kaku.
Gejala fokal:
Tergantung tempat hematom odem kolateral, pergeseran dan tekanan pada struktur lain (herniasi). Diagnosa tepat pungsi lumbal (dulu), sekarang dengan CT scan. Perdarahan intracerebral dapat disebabkan infark hemoragis, trauma, tumor, malformasi, pembuluh darah (AVM), vaskulitis, koagulopati.
Perdarahan subarachnoid (SAH)
Sebab : pecahnya kongenital aneurysma, AVM, penyakit haemoragik. Penderita lebih muda (30-50 thn).Mendadak sakit kepala sangat, muntah-muntah, meningismus, kejang, penurunan kesadaran cepat koma kematian.
Gejala fokal jarang tergantung struktur sekitar aneurysma. Aneurysma biasanya terdapat pada anastomose di circulus arteriosus Willisi.
Diagnosa:
Pungsi lumbal,analisa cairan cerebrospinal (dulu).
Ct scan darah di sulci.
Angiografi
Komplikasi dari stroke
1. Kulit : decubitus
2. Musculoskeletal : osteoporosis, kontraktur, atrofi
3. Tractus urinarius : infeksi, batu
4. Tractus respiratorius : pneumoni, ateletktasis
5. GIT : konstipasi.
Terapi:
1. Simptomatik
2. Medikamentosa:
a. CVD hemoragik:
Anti cerebral edem bila terdapat edema otak misal manitol
Anti perdarahan (adona, transamin, vit. K)
Noortrofik (nicholin, hydergin, nootropil)
b. CVD non hemoragik
Anticerebral edem bila ada edema otak
Anti platelet agregasi (aspirin, trental)
Antikoagulan (heparin)
Neurotrofik
3. Suportif: infus dengan ringer laktat
4. Menanggulangi faktor resiko
5. Fisioterapi
6. Operatif: CVD hemoragik dengan aneurysma / perdarahan massif,CCVM.
Keterangan :
Terapi stroke meliputi 5 B, yaitu:
Blood
-. Tekanan darah dipertahankan.
-. Bila tekanan sistolik lebih dari 200 dapat diturunkan .
-. Gula darah yang tinggi harus segera dikoreksi.
-. Keseimbangan cairan dan elektrolit perlu diawasi.
Brain
-. Bila terjadi kejang beri antikonvulsan ; Diazepam i.v
-. Adanya tekanan tinggi intrakranial akibat edema otak diatasi dengan :
1. Glyserol 10 % 1-1,5 gr/kgBB/hari habis dalam 4-6 jam 9 5 hari).
2. Manitol 20 % 1-1,5 gr/kgBB/hari 4-6 kali pemberian.
Breath
-. Kelancaran jalan nafas.
-. Gigi palsu dilepas.
-. Isap lendir secara teratur..
-. Oksigenisasi.
-. Bila ada radang atau asma segera diatasi.
Bowel
-. Kebutuhan cairan dan kalori perlu diperhatikan.
-. Pasang NGT jika diperlukan.
-. Hindari obstipasi.
-. Kekurangan albumin perlu diperhatikan karena dapat memperberat edema.
Bladder
-. Produksi urine perlu diperhatikan.
-. Hindari infeksi saluran kemih
Prognosa:
1. Pada CVD hemoragik ada dua keungkinan yang terjadi pada pasien yaitu: kematian atau sembuh tanpa gejala sisa.
2. Prognosa dipengaruhi
Usia
Letak lesi dan luasnya
Serangan pertama / residif.
3. Kematian dapat terjadi karena tekanan intrakranial yang meninggi secara progressive pada CVD hemoragik, jadi bukan karena kehilangan darah.
Perdarahan intracerebral
Paling sering karena pecahnya mikroaneurysma pada arteri penembus di capsula interna dan ganglia basales. Pecahnya pembuluh darah disebabkan kerusakan dindingnya akibat arteriosclerosis, peradangan ( sifilis), trauma atau kelainan kongenital ( aneurisma, malformasi arteri-vena).
Hal ini dipermudah bila terjadi peninggian tekanan darah secara tiba-tiba . Perdarahan intraserebral juga sering timbul akibat pecahnya mikroaneurisma ( Charcot- bourchat) akibat hipertensi lama dan paling sering terjadi didaerah subkortikal, serebellum dan pons.
Perdarahan di korteks sering terjadi akibat tumor yang berdarah atau malformasi pembuluh darah yang pecah.
Faktro-faktor penyebab: usia lanjut, arterosklerosis, hipertensi kronis, tekanan darah naik mendadak, kejadian biasanya dalam keadaan sadar dan aktif.
Gejala umum:
Gejala timbul mendadak berkembang dalam beberapa menit-jam, hematom membesar, menekan, menembus, merusak daerah sekitarnya. Tekanan intrakranium meninggi sakit kepala, muntah, kesadran menurun. Darah masuk ke ruang subarachnoidal meningismus.Darah masuk ke ventrikel decerebrasi(prognosa buruk),timbulnya tegang/kaku.
Gejala fokal:
Tergantung tempat hematom odem kolateral, pergeseran dan tekanan pada struktur lain (herniasi). Diagnosa tepat pungsi lumbal (dulu), sekarang dengan CT scan. Perdarahan intracerebral dapat disebabkan infark hemoragis, trauma, tumor, malformasi, pembuluh darah (AVM), vaskulitis, koagulopati.
Perdarahan subarachnoid (SAH)
Sebab : pecahnya kongenital aneurysma, AVM, penyakit haemoragik. Penderita lebih muda (30-50 thn).Mendadak sakit kepala sangat, muntah-muntah, meningismus, kejang, penurunan kesadaran cepat koma kematian.
Perdarahan disini terutama pada sirkulus Willisii dan berasal dari aneurisma kongenital yang pecah. Biasa terjadi pada usia lebih muda. Perdarahan sering berulang dan menimbulkan vasospasme hebat sehingga terjadi infark otak.
Aneurisma kongenital biasa terjadi pada vpercabangan arteri dan berbentuk seperti buah berry.
Penyebab lain adalah malformasi arteri vena yang pecah atau PSA sekunder yang berasal dari PIS yang masuk kedalam ruang sub arachnoidales.
Gejala fokal jarang tergantung struktur sekitar aneurysma. Aneurysma biasanya terdapat pada anastomose di circulus arteriosus Willisi.
Diagnosa:
Pungsi lumbal,analisa cairan cerebrospinal (dulu).
Ct scan darah di sulci.
Angiografi
STATUS NEUROLOGI
NAMA (Inisial): Tn. P
MASUK TGL: 18/04/2013
JENIS KELAMIN: Laki-laki
KELUAR TGL: -UMUR
: 55 tahun
MENINGGAL TGL: -
PEKERJAAN
: Karyawan
DOKTER: Dr. Agus Yudawijaya Sp.S
PENDIDIKAN: S1
KO-ASSISTEN: Rebeka AritonangANAMNESIS
AUTO / ALLO: Autoanamnesa dengan pasien
KELUHAN UTAMA:
Lemas separuh badan sebelah kanan
KELUHAN TAMBAHAN:
Bicara pelo
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT:
Pasien datang ke UDG RSU UKI dengan keluhan lemah separuh badan kanan sejak 2 hari SMRS. Keluhan ini dirasakan muncul tiba-tiba saat pasien sedang beristirahat. Pasien juga mengeluh bicara menjadi sulit dan pelo sejak 1 hari SMRS.
Pasien sudah berobah ke RS Pasar Rebo dan dirujuk ke RSU UKI.
Demam disangkal. Kejang disangkal. Mual dan muntah disangkal.
Riwayat darah tinggi + 4 tahun, dan tidak terkontrol. Riwata kencing manis disangkal. Riwayat penyakit stroke sebelumnya disangkal. Riwayat trauma disangkal. Pasien mempunyai kebiasaan merokok sejak 20 tahun, sebanyak 1 bungkus/hari.TERAPI YANG TELAH DIDAPAT: -
PENYAKIT DAHULU:
Pasien juga memiliki riwayat hipertensi sejak 4 tahun SMRS dan biasanya meminum obat captopril namun tidak terkontrol.MAKAN, MINUM, KEBIASAAN:
Riwayat merokok sejak pasien sejak 20 tahun. 1 bungkus / hariOBAT-OBATAN YANG PERNAH DIMINUM: -
KEDUDUKAN DALAM KELUARGA: Kepala keluarga
LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL: Baik
PEMERIKSAAN UMUM
KESADARAN
: TSS
KOOPERATIF: kooperatif
NADI
: 78 x/menit SUHU
: 36,70C
TEKANAN DARAH
: 180/100 mmHg RESPIRASI: 24 x/menit, teratur
UMUR KLINIS
: 50an
BENTUK BADAN
: Atletikus
GIZI
: Cukup
STIGMATA
: Tidak ada
TROFIK: Baik
KULIT
: Sawo matangTURGOR: Baik
KUKU
: Sianosis -
LAIN-LAIN: -
KEL. GETAH BENING: Tidak teraba membesar
PEMBULUH DARAH:
A. Carotis Comunis: Palpasi kanan dan kiri : Teraba kuat, cukup angkat,
reguler
Auskultasi : Tidak ada bising arteri
PEMERIKSAAN REGIONAL
KEPALA
: Normocephali
KALVARIUM
: Tidak ada kelainan
MATA
: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
HIDUNG
: Bentuk biasa, Lapang, Sekret -/-
MULUT
: Tidak ada kelainan
TELINGA
: Bentuk biasa, serumen -/-
OKSIPUT
: Tidak ada kelainan
LEHER
: Tidak ada kelainan
THORAKS
: Normochest
JANTUNG: Inspeksi (iktus kordis tidak terlihat), Palpasi (Iktus kordis tidak teraba), Perkusi (Batas kanan jantung ICS V linea parasternal dextra, Batas kiri jantung ICS V linea midklavikularis sinistra), Auskultasi (BJ I dan II normal, murmur -, gallop -)
PARU-PARU: Inspeksi (pergerakan dinding dada simetris), Palpasi (vocal fremitus simetris), Perkusi (sonor simetris kanan kiri), Auskultasi (BND vesikuler, Wheezing -/-, Rhonki -/)
ABDOMEN: Inspeksi (perut tampak datar), Auskultasi (BU + 3 kali/menit), Palpasi (supel, tidak ada nyeri tekan), Auskultasi (timpani, tidak ada nyeri ketok)
HEPAR
: Tidak teraba membesar
LIEN
: Tidak teraba membesar
VESIKA URINARIA
: Bulging -, nyeri ketok -
GENITALIA EKSTERNA: Tidak dilakukan
EKSTREMITAS
: Simetris, akral hangat, edema -
SENDI-SENDI
: Tidak ada kelainan
OTOT-OTOT
: Tidak ada kelainan
GERAKAN LEHER
: Tidak ada keterbatasan Range of Movement
GERAKAN TUBUH
: Tidak ada keterbatasan Range of Movement
NYERI KETOK
: -
NYERI SUMBU
: -
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
1.TANDA-TANDA PERANGSANGAN MENINGEN
KAKU KUDUK: -
BRUDZINSKI I: -
KERNIG
: -/-
BRUDZINSKI II: -/-
LASEQUE
: >70 />702.GANGGUAN SARAF OTAK
N. I (OLFAKTORIUS)
Kanan
Kiri
CAVUM NASI
lapang
lapang
TEST PENGHIDU
baik baik
N. II (OPTIKUS)
Kanan
Kiri
VISUS ( kasar) baik
baik
LIHAT WARNA baik baik
KAMPUS (KONFRONTASI) baik
baik
FUNDUSKOPI tidak dilakukanN. III, IV, VI (OKULOMOTORIUS, TROKHLEARIS, ABDUSEN)
SIKAP BOLA MATA: simetris
PTOSIS : -
STRABISMUS : -
NISTAGMUS : -
EKSOPTALMUS : -
ENOPTALMUS : -
DIPLOPIA : -
DEVIASI KONJUGE : -
PERGERAKAN BOLA MATA
LATERAL KANAN : Baik
LATERAL KIRI : Baik
ATAS : Baik
BAWAH : Baik
BERPUTAR : Baik
PUPIL
BENTUK : Bulat, 3 mm/3 mm
ISOKOR : Isokor
Kanan Kiri
REFLEKS CAHAYA
Langsung + +
Konsensual + +
REFLEKS AKOMODASI + +
N. V (TRIGEMINUS)
Kanan
Kiri
MOTORIK
MEMBUKA MULUT Baik Baik
GERAKAN RAHANG Baik Baik
MENGGIGIT (Palpasi) Baik Baik
SENSORIK
RASA RABA kiri leih terasa disbanding kanan
RASA NYERI kiri leih terasa disbanding kananRASA SUHU
Tidak Dilakukan
REFLEKS
REFLEKS KORNEA + +
REFLEKS MASETER + +
N. VII (FASIALIS)
SIKAP WAJAH (dalam istirahat) : tidak simetris
MIMIK : Biasa
Kanan
Kiri
ANGKAT ALIS Baik Baik
KERUT DAHI Baik Baik
LAGOFTALMUS
- -
KEMBUNG PIPI Baik Baik
MENYERINGAI sulcus nasolabialis dextra tampak mendatar
RASA KECAP (2/3 depan) Tidak dilakukan
FENOMENA CHVOSTEK -
N. VIII (VESTIBULOKOKHLEARIS)
VESTIBULARIS
NISTAGMUS -
VERTIGO -
KOKHLEARIS
Kanan Kiri
SUARA BISIK baik
baik
GESEKAN JARI
baik
baik
TES RINNE +
+
TES WEBER tidak ada lateralisasi
TES SCHWABACH sama dengan pemeriksa
N. IX, X (GLOSOFARINGEUS, VAGUS)
ARKUS FARING : Simetris
UVULA
: Di tengah
PALATUM MOLE : Intak
DISFONI : -
DISARTRIA
: +DISFAGI : -
BATUK : -
MENELAN : Baik
MENGEJAN : Baik
REFLEKS FARING : Baik
REFLEKS OKULOKARDIAK : Positif
REFLEKS SINUS KAROTIKUS : Positif
N. XI (ASESORIUS)
Kanan
Kiri
MENOLEH (kanan, kiri, bawah) baik baik
ANGKAT BAHU baik
baik
N. XII (HIPOGLOSUS)
SIKAP LIDAH DALAM MULUT : Deviasi ke kanan
JULUR LIDAH : Deviasi ke kanan
GERAKAN LIDAH : Berkurang
TREMOR : -
FASIKULASI : -
TENAGA OTOT LIDAH : Berkurang3.MOTORIK
DERAJAT KEKUATAN OTOT (0-5)
Kanan
Kiri
LENGAN- Atas 3 5
- Bawah 3 5
- Lengan 3 5
- Jari 3 5
TUNGKAI- Atas 3 5
- Bawah 3 5
- Kaki 3 5
- Jari 3 5
TONUS OTOT (Hiper, noro, hipo, atoni)
Kanan
Kiri
LENGAN- Fleksor Normotoni Normotoni
- Ekstensor Normotoni Normotoni
TUNGKAI- Fleksor Normotoni Normotoni
- Ekstensor Normotoni Normotoni
TROFI OTOT
Kanan
Kiri
LENGAN Eutrofi Eutrofi
TUNGKAI Eutrofi Eutrofi
GERAKAN SPONTAN ABNORMAL
KEJANG : -
TETANI : -
TREMOR : -
KHOREA : -
ATETOSIS : -
BALISMUS : -
DISKINESIA : -
MIOKLONIK : -
4.KOORDINASI
STATIS
Duduk : Baik
Berdiri : Tidak dilakukan
Test Romberg : Tidak dilakukan
DINAMIS
Telunjuk hidung : Baik
Jari-jari : Baik
Tumit lutut : Baik
5.REFLEKS
REFLEKS TENDO
Kanan
Kiri
Biseps ++ ++
Triseps ++ ++
Radius ++ ++
Ulna ++ ++
Knee Pes Reflex ++ ++
Achilles Pes Reflex ++ ++
REFLEKS KULIT
Telapak kaki (Stuple) ++ ++
Kulit perut ++ ++
Kremaster Tidak dilakukan
Anus Interna Tidak dilakukan
Anus Eksterna Tidak dilakukan
REFLEKS ABNORMAL
Babinski -
-
Chaddok -
-
Oppenheim -
-
Gordon -
-
Scheffer -
-
Rossolimo -
-
Mendel Behterew -
-
Hoffman Tromer -
-
Klonus lutut -
-
Klonus kaki -
-
6.SENSIBILITAS
EKSTEROSEPTIF
Rasa raba (pakai kapas) : kanan > kiri
Rasa nyeri (pakai jaru) : kanan > kiri
Rasa suhu (pakai tabung air panas / air dingin) : tidak dilakukan
PROPIOSEPTIF
Kanan
Kiri
Rasa sikap baik baik
Rasa getar (garpu tala) tidak dilakukan7.VEGETATIF
MIKSI : baikDEFEKASI : baik
SALIVASI : baik
SEKRESI KERINGAT : baik
FUNGSI SEKS :-
8.FUNGSI LUHUR
MEMORI : baik
BAHASA : baik
AFEK DAN EMOSI : baik
VISUOSPATIAL : baik
KOGNITIF : baik9.TANDA REGRESI
REFLEKS MENGHISAP : -
REFLEKS MENGGIGIT : -
REFLEKS MEMEGANG : -
SNOUT REFLEX : -10.PALPASI SARAF TEPI
N. ULNARIS
: Tidak teraba membesar, nyeri tekan -
N. AURIKULARIS MAGNUS : Tidak teraba membesar, nyeri tekan LABORATORIUM
CT BRAIN
RESUME
Pasien seorang laki-laki berusia 55 tahun datang dengan keluhan utama lemas separuh badan sebelah kanan sejak 2 hari SMRS. Bicara pelo (+). Riwayat darah tinggi, riwayat merokok (+).
Dari pemeriksaan fisik didapatkan :
Kesadaran
: compos mentis
Tekanan darah: 180/110 mmHg
Nadi
: 78 x/menit
Suhu
: 36,7 C
Frekuensi Napas: 24 x/mnt
Rangsang Meningeal : -
Saraf Otak :
N VII (fasialis) : sulkus nasolabialis kanan tampak mendatar
N XII (hipoglosus) : julur lidah deviasi ke kanan
Motorik : 3333 5555
3333 5555Sensorik : kanan lebih terasa daripada kiriRefleks Fisiologis : ++/++
Refleks Patologis : -/-
FAKTOR RESIKOHipertensi 5 tahun, tidak terkontrol.
Riwayat merokok sejak 20 tahun SMRSSIRIRAJ STROKE SCORE
= ( 2,5 x 0 ) + ( 2 x 0 ) + ( 2 x 0 ) + ( 0,1 x 100 ) ( 3 x 1 ) - 12
= -5 (Stroke Non Hemoragik)
GAJAH MADA SCORE
Tidak terdapat penurunan kesadaran
Tidak terdapat nyeri kepala
Tidak terdapat refleks Babinski
= Stroke Non Hemoragik
DIAGNOSIS
KLINIS : Hemiparese dextra + Parese N.VII dextra tipe sentral + Parese N.XII dextra tipe sentral + hemihipestesia dextraTOPIS : Korteks serebri hemisfer sinistra
ETIOLOGIS : Stroke Non Hemoragik
DIAGNOSIS BANDING : Stroke Hemoragik
TERAPI
Diet : Lunak rendah garam 1500 kkal
IVFD : I RL + Neuroprotektor (1 gr Citicolin) /24 jam
Mm :Anti Hipertensi (Amlodipine 1x 5 mg)
Anti agregasi (ascardia 1x80 mg)
Anti DM (metformin 3 x 500 mg)
PEMERIKSAAN ANJURAN
H2TL,GDS,elektrolit,ureum,kreatinin.
PROGNOSIS
AD VITAM
: Dubia ad bonam
AD SANASIONUM : Dubia ad bonam
AD FUNGSIONUM : Dubia ad bonam
DAFTAR PUSTAKA
1.Lumban Tobing SM, Prof.DR.dr, Stroke Bencana Peredaran Darah di Otak, Balai Penerbit Fakulas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1994
2.Guideline Stroke 2000, seri Pertama, Kelompok Studi Serebrovaskuler dan Neurogeriatri, Perhimpunan Dr. Sp.Saraf Indonesia PERDOSSI
3.Aliah, Amirudin, F. Kuswara, R. Arifin Limoa Waysang Gambaran Umum Tentang Peredaran Darah Otak. Kapita Selekta Neurologi, Gadjah Mada Press Yogyakarta 1996
4.Chusid J.G, Neuroanatomi Korelatif dan Neurologi Fungsional, Jilid 2, Yogyakarta, UGM Press, 1993; Hal 699 714
5.Mahar Marjono, Priguna S, Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat
6.Lumban Tobing, SM, Prof.DR.dr, Neurogeriatri Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
7.Misbach Jusuf, dr, Stroke, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1999
8.National Stroke Assication, http://www.stroke.org/
PAGE 30