Status Ujian Psikiatri
-
Upload
yulita-rumlus -
Category
Documents
-
view
57 -
download
0
Transcript of Status Ujian Psikiatri
STATUS UJIAN PSIKIATRI
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : J.A
Umur : 24 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat/tanggal lahir : Tandurusa Bitung, 9 Juni 1988
Status perkawinan : Belum menikah
Pendidikan terakhir : Tidak Tamat SD
Pekerjaan : -
Suku/bangsa : Sanger/Indonesia
Agama : Kristen Protestan
Alamat sekarang : Tandurusa Bitung
Tanggal MRS : 25 Juni 2012
Cara MRS : Diantar oleh ayah dan ibu pasien
Tangal pemeriksaan : 25 Juni 2012
Tempat pemeriksaan : Poliklinik Jiwa RS. Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Riwayat psikiatri diperoleh dari:
- Autoanamnesis dengan pasien sendiri pada tanggal 25 Juni 2012
- Alloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 25 Juni 2012
A. Keluhan utama
Berjalan tanpa tujuan, berbicara sendiri, marah tanpa sebab, merontak dan
mendengarkan suara-suara bisikan.
B. Riwayat gangguan sekarang
Autoanamnesis
Pasien tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Setiap kali ditanya pasien
hanya senyum-senyum sendiri dan cekikikan sambil menutup mulut.
Alloanamnesis
Pasien sudah mengalami gejala-gejala ini sudah sejak kurang lebih 13 tahun.
Tetapi kurang lebih 2 minggu ini gejala-gejala tersebut lebih berat. Pasien 1
suka berjalan sendiri tanpa tujuan dan berhari-hari baru pulang ke rumah.
Pasien juga sering suka berbicara sendiri. Pasien sering marah-marah tanpa
sebab dan merontak. Pasien juga mengaku sering mendengar suara-suara
yang mengejek (padahal tidak ada yang mengejek pasien).
C. Riwayat gangguan sebelumnya
1. Riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya
Pasien sudah menderita gangguan psikiatrik sejak usia 11 tahun. Pasien
tidak pernah berobat ke RS.
2. Riwayat gangguan medis
Pasien pada waktu usia 8 bulan pernah tenggelam. Pasien juga pernah
mengalami trauma di kepala karena dikeroyok oleh masyarakat
kampong.
3. Riwayat gangguan psikoaktif
Pasien merokok, minum minuman beralkohol. Minum alkohol terakhir 1
hari sebelum pasien berobat ke poliklinik. Pasien tidak pernah
mengkonsumsi zat-zat psikoaktif.
III. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1. Riwayat prenatal dan perinatal
Pasien adalah anak yang tidak diinginkan. Pada waktu usia kandungan 3 bulan
Ibu pasien melakukan usaha untuk menggugurkan kandungan tetapi tidak
berhasil. Pasien lahir normal dan tidak ditemukan kelainan atau cacat bawaan.
Pasien pada waktu umur 6 bulan mengikuti lomba bayi sehat. Pasien anak
pertama dari dua bersaudara.
2. Riwayat masa kanak awal (usia 1-3 tahun)
Pasien tumbuh dengan normal, melakukan aktivitas sesuai tahap perkembangan
seperti anak seumurnya.
3. Riwayat masa kanak pertengahan (usia 4-11 tahun)
Pasien merupakan anak yang baik. Pasien bersekolah tetapi Cuma sampai kelas
1 SD karena pasien tidak bisa tenang dan diam didalam kelas.
4. Riwayat masa kanak akhir dan remaja
Pasien termasuk anak yang rajin. Pasien boleh melakukan semua kegiatan di
rumah dengan baik, seperti menyapu,mengepel,masak nasi,goreng ikan,cuci
2
baju. Hubungan dengan keluarga baik. Pasien suka memiliki banyak teman
tetapi teman di sekitar rumah pasien tidak mau bergaul dengan pasien.
5. Riwayat masa dewasa
a. Riwayat pendidikan
Pasien Cuma sampai kelas 1 SD.
b. Riwayat keagamaan
Pasien beragama Kristen Protestan. Pasien suka mengikuti kegiatan-kegiatan
gereja tetapi tidak ada teman.
c. Riwayat psikoseksual
Pasien tidak pernah mengalami penyiksaan seksual semasa kecil
d. Riwayat pernikahan
Pasien belum menikah.
e. Riwayat pekerjaan
Pasien pernah bekerja di kapal ikan tetapi sekarang sudah tidak.
f. Riwayat sosial
Pasien mempunyai hubungan yang baik dengan orangtua dan adik.
Riwayat pelanggaran hukum
Pasien pernah di keroyok oleh orang kampung. Pasien sering mengambil
barang-barang milik tetangga.
g. Situasi kehidupan sekarang
Pasien tinggal bersama ayah dan ibu.
h. Riwayat keluarga
Pasien adalah anak pertama dari dua bersaudara, pasien hidup dengan
ekonomi menengah kebawah. Hubungan antar keluarga cukup baik.
3
SILSILAH KELUARGA / GENOGRAM
= pasien
= laki-laki
= perempuan
Faktor herediter : Tidak ada dari keluarga pasien yang mempunyai
keluhan yang sama seperti pasien.
IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTALIS
A. Deskripsi umum
1. Penampilan
Pasien adalah seorang laki-laki umur 24 tahun, tampak sesuai dengan
usianya, berpenampilan tidak rapi, kulit sawo matang, rambut
pendek,warna hitam, tidak disisir rapi, menggunakan baju kaos,
celana pendek dan sandal. Selama wawancara pasien tampak tenang.
Ada kontak mata dengan pemeriksa.
2. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Pada saat wawancara pasien duduk dan sering tersenyum dan tertawa
sambil menutup mulut bila bila ditanya.Sesekali menjawab tetapi
4
dengan suara kecil.
3. Sikap terhadap pemeriksa
Tidak Kooperatif.
B. Alam perasaan
1. Mood : Hipotimik
2. Afek : Afek yang tidak sesuai
3. Kesesuaian : Ekspresi emosional tidak sesuai dengan isi
pikiran (inappropriate)
C. Karakteristik bicara
Selama wawancara pasien berbicara cuma sedikit, selebihnya jika
ditanya pasien hanya senyum-senyum sendiri dan tertawa sambil
menutup mulut.
D. Gangguan persepsi
Terdapat halusinasi auditorik (pasien sering mendengar bisikan yang
mengejek dia,menurut pasien anak-anak tetangga selalu mengejek
pasien).
E. Proses dan isi pikiran
Proses pikiran: Pikiran yang lambat. Pasien mejawab beberapa
pertanyaan dengan proses berpikir yang lambat.
Isi pikiran: Waham (-).
F. Sensorium dan kognisi
1. Kesadaran
Kompos mentis.
2. Orientasi
Orientasi waktu
Baik (Pasien bisa membedakan siang dan malam)
Orientasi Tempat
Baik (Pasien mengetahui bahwa pasien berada di Rumah
Sakit)
Orientasi Orang
Baik (Pasien mengenali ayah,ibu dan adiknya)
3. Daya ingat
5
Daya ingat segera (immediate memory)
Lambat. (Pasien dengan lambat menyebutkan kembali 3
benda yang disebutkan oleh pemeriksa dalam waktu lebih dari
30 detik)
Daya ingat baru saja (recent memory)
Baik (pasien mengingat minuman apa yang tadi dia minum
tadi malam)
Daya ingat jangka panjang (remote memory)
Tidak baik (pasien tidak bias mengingat kejadian waktu
beberapa tahun lalu)
4. Kemampuan baca dan menulis
Tidak bisa (pasien tidak dapat membaca dan menulis)
5. Kemampuan visuospasial
Tidak Bisa (Pasien tidak dapat menggambar)
6. Kemampuan menolong diri sendiri
Baik. Pasien dapat mengurus diri sendiri seperti mandi, berpakaian,
memasak makanan sendiri dan dapat mencuci baju sendiri.
7. Berpikir abstrak
Tidak baik.
8. Informasi dan intelegensia
Tidak baik
G. Pengendalian impuls
Selama wawancara pasien dapat mengendalikan keinginannya untuk
berjalan-jalan.
H. Pertimbangan dan tilikan
Pertimbangan: Terganggu
Tilikan: Derajat 4 (pasien merasa bahwa penyakitnya
disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui oleh
pasien)
I. Reabilitas
Penjelasan yang diberikan pasien tidak dapat dipercaya.
V. PEMERIKSAAN STATUS FISIK UMUM
6
1. Status interna
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : kompos mentis
Tanda vital : TD: 120/90 mmHg N: 82x/menit
R: 20x/menit S: 36,50C
Kepala : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Thoraks : simetris
Jantung : SI-II normal, tidak ada bising
Paru : suara pernapasan vesikuler, tidak ada ronkhi,
tidak ada wheezing
Abdomen : datar, lemas, bising usus (+) normal
Hepar dan lien: tidak teraba
Ekstremitas : hangat, edema tidak ada, sianosis tidak ada
2. Status Neurologi
GCS : E4 :Membuka mata secara spontan.
M6 : Sesuai perintah.
V5 : Berorientasi baik.
TRM : Kaku kuduk (-) , Laseque (-) , Brudzinsky 1 (-), Kernig (-).
Mata : gerakan normal searah, pupil bulat isokor, reflex cahaya +/+
Pemeriksaan Nervus Kranialis
a. Nervus Olfaktorius (N.I)
Dilakukan untuk memeriksa fungsi pembau pasien. Pasien disuruh
menutup matanya dan membaui bahan-bahan yang khas didekat
hidungnya dan ditanyakan apa yang dicium olehnya.Dalam hal ini
pemeriksa menggunakan minyak kayu putih sebagai instrument.
Hasilnya pada pasien ini terkesan normal.
b. Nervus Optikus (N.II)
Dilakukan untuk memeriksa ketajaman penglihatan kasar. Kedua
mata diperiksa secara bergantian dan disuruh menyebutkan barang
atau huruf di sekitar ruangan tempat pasien berada. Dalam hal ini
pemeriksa menunjuk gelas dan koran yang ada disekitar posisi
pasien. Hasil ketajaman penglihatan normal.
c. Nervus Okulomotorius (N.III), Nervus Troklearis (N.IV), dan Nervus
7
Abducens (N.VI)
Dilakukan untuk memeriksa gerakan bola mata. Kedua mata
diperiksa secara bergantian. Pasien disuruh duduk dengan jarak 1
meter kemudian mata pasien mengikuti jari pemeriksa sampai
membentuk huruf O. Pada pasien ini kesan normal.
d. Nervus Trigeminus (N.V)
Pasien disuruh memejamkan mata dan pada wajah pasien
disentuhkan kertas yang sudah dipelintir, apakah pasien masih dapat
merasakan. Selain itu pasien disuruh membuka mulut dan dilihat
apakah simetris atau tidak. Pada pasien in kesan normal.
e. Nervus Facialis (V.II)
Dilakukan dengan cara pasien disuruh mengangkat dahi, bersiul dan
menyeringai. Dilihat apakah simetris atau tidak. Pada pasien ini
kesan normal.
f. Nervus Vestibulokoklearis (N.VIII)
Dilakukan untuk memeriksa fungsi pendengaran pasien secara kasar.
Pada pasien ini dibisikkan kata-kata mendesis dan lunak pada jarak
dekat dan sedikit jauh.Pemeriksa membisikan kata “SUSU” dan
“BUAH”. Pada pasien ini kesan pendengaran normal.
g. Nervus Glossofaringeus (N.IX)
Dilakukan dengan menilai artikulasi bicara pasien, kemampuan
menelan. Pada pasien ini kesan normal.
h. Nervus Aksesorius (N.XI)
Dilakukan untuk menilai kekuatan otot-otot leher dan pundak.
Dilakukan dengan cara pasien dusurh mengangkat bahu atau
menggerakkkan kepala ke kiri dan ke kanan dan deberi sedikit
tahanan. Pada pasien ini kesan normal.
i. Nervus Hipoglosus (N.XII)
Dilakukan dengan cara menyuruh pasien menjulukan lidah dan
dilihat apakah ada deviasi. Pada pasien ini kesan normal.
Fungsi sensorik : tidak terganggu
Fungsi motorik : kekuatan otot 5/5/5/5
Tonus otot n/n/n/n
8
Ekstrapiramidal Sindrom : Tidak ditemukan gejala ekstrapiramidal
(tremor, bradikinesia, rigiditas)
Refleks fisiologis : Refleks Biceps (+), Triceps (+), Archilles (+)
Refleks patologis : Brudzinsky 1 (-), Brudzinsky 2 (-).
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Berdasarkan anamnesis didapatkan pasien laki-laki berumur 24 tahun,
suku Sanger, agama Kristen protestan, tidak lulus SD. Aktifitas sehari-hari
hanya tinggal di rumah. Pasien di bawa ke RS Prof. Dr. V.L Ratumbuysang
Manado, tanggal 25 Juni 2012 oleh ayah dan ibunya dengan keluhan
Berjalan tanpa tujuan, berbicara sendiri, marah tanpa sebab, merontak dan
mendengarkan suara-suara bisikan.
Dari anamnesis diketahui bahwa kurang lebih 2 minggu yang lalu
pasien sering berjalan tanpa tujuan,suka berbicara sendiri padahal tidak ada
orang yang mengajak pasien berbicara. Pasien juga suka mendengarkan
suara-suara bisikan yang mengejek, jika pasein mendengar suara-suara itu
pasien langsung keluar rumah mengambil batu dan melempar rumah milik
tetangga. Pasien tidak pernah berobat. Pada waktu umur 8 bulan pasien
pernah tenggelam dan juga ada riwayat trauma di kepala. Pasien pernah
keroyok oleh masyarakat kampung. Pasien sering memakan kotorannya
sendiri. Pasien merokok dan akhir-akhir ini mulai meminum minuman
beralkohol tetapi tidak mengkonsumsi zat-zat psikotropika. Riwayat
kehidupan pribadi normal. Pasien tinggal bersama orangtua. Pasien anak
pertama dari dua bersaudara. Kehidupan ekonomi Pasien tergolong
menengah ke bawah.
Pada pemeriksaan status mental, pasien adalah seorang laki-laki umur
24 tahun, tampak sesuai umurnya. Badan sedang (tidak kurus atau gemuk),
penampilan tidak rapi, kulit kecokelatan, rambut lurus, pendek, memakai
kaos coklat dan celana pendek warna hitam. Ekspresi wajah datar, dan
kurang bersemangat. Ada kontak mata dengan pemeriksa.Mood hipotimik,
afek yang tidak sesuai, ekspresi inappropriate. Pasien tidak menjawab semua
pertanyaan,artikulasi baik dan jelas,volume kecil. Adanya riwayat halusinasi
auditorik. Pikiran yang lambat. Orientasi baik, Daya ingat segera dan daya
ingat jangka panjang tidak baik. Kemampuan baca dan tulis serta
9
kemampuan visuospasial tidak baik. Kemampuan menolong diri sendiri baik.
Kemampuan berpikir abstrak tidak baik. Informasi dan intelegensia tidak
baik. Pengendalian impuls baik. Pertimbangan terganggu. Tilikan 4.
Penjelasan pasien tidak dapat dipercaya.
Pada pemeriksaan status generalis didaptakan tekanan darah 120/90
mmHg,lainnya dalam batas normal. Status neurologis tidak didapatkan
kelainan.
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
Berdasarkan riwayat hidup pasien ditemukan adanya kejaidan-
kejadian yang mencetuskan perubahan pola perilaku dan psikologis yang
bermanifestasi timbulnya gejala dan tanda klinis yang khas berkaitan adanya
gangguan kejiwaan serta ditemukan adanya distress dan disability dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien
mengalami suatu gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status neurologis dan status interna tidak ditemukan
kelainan yang mengindikasikan adanya gannguan medis umum yang secara
fisiologis menimbulkan disfungsi otak serta mengakibatkan gangguan jiwa
yang diderita selama ini. Dengan demikian gangguan mental organik (F00-
F09) dapat disingkirkan.
Pada anamnesis pasien mengaku merokok dan meminum alkohol
tetapi bukan pemadat. Terakhir pasien meminum alkohol tadi malam
sebelum datang berobat keesokan paginya. Pasien tidak menggunakan obat-
obat psikoaktif. Sehingga gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif
(F10-F19) dapat disingkirkan.
Pada alloanamnesis dan autoanamnesis didapatkan adanya halusinasi
auditorik, dimana halusinasi auditoriknya pasien mendengar suara orang
yang mengejek. Halusinasi diatas telah menetap >1 bulan, maka berdasarkan
PPDGJ III pasien dapat digolongkan sebagai skizofrenia, untuk dapat
menentukan apakah pasien tergolong dalam salah satu tipe skisofrenia khas
maka perlu adanya peninjauan pada pustaka masing-masing kriteria. Yaitu:
1. Skizofrenia Paranoid
10
Harus memenuhi kriteria umum Skizofrenia dan sebagai gejala khas,
waham dan atau halusinasinya menonjol, dimana halusinasi tersebut berupa
suara yang mengancam, memerintah atau bercakap-cakap dengan pasien.
Atau juga bisa berupa halusinasi pembauan atau pengecapan rasa atau
bersifat seksual. Adapun waham yang menonjol berupa hampir semua jenis
waham, yaitu waham dikendalikan, waham dikejar-kejar, waham kebesaran
dan waham dipengaruhi.
2. Skizofrenia Hebefrenik
Harus memenuhi kriteria umum Skizofrenia dan sebagai gejala khas,
Pertama kali ditegakkan pada usia remaja atau dewasa muda 15-25 tahun,
dan untuk mendiagnosis hebefrenik umumnya diperlukan pengamatan
kontinue selama 2 bulan atau 3 bulan untuk memastikan bahwa gambaran
yang khas berikut ini memang bertahan, yaitu perilaku yang tidak
bertanggung jawab, ada kecenderungan untuk menyendiri, afek pasien yang
dangkal dan tidak wajar, sering disertai oleh cekikikan (giggling) atau
perasaan puas diri (self-satisfied),senyum sendiri (self-absorbed
smiling) ,terwata menyeringai (grimaces),mannerism,mengibuli secra
bersenda gurau (pranks),keluhan hipokondriakal dan ungkapan kata yang
diulang-ualang. Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tidak
menentu (rambling) serta inkoherensi. Gangguan afektif dan dorongan serta
gangguan proses piker umumnya menonjol Halusinasi dan waham biasanya
tidak menonjol. Dorongan kehendak (drive) dan yang bertujuan
(determination) hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku
penderita memperlihatkan cirri khas yaitu perilaku tanpa tujan (aimless) dan
tanpa maksud (empty of puspose).
3. Skizofrenia Katatonik
Harus memenuhi kriteria umum Skizofrenia dan sebagai gejala khas
stupor, rigiditas, gaduh gelisah, menampilkan dan mempertahankan posisi
tubuh tertentu.
4. Skizofrenia tak terinci
Harus memenuhi kriteria umum Skizofrenia namun gejala khas belum
menonjol sesuai dengan Kriteria –kriteria diatas.
5. Depresi Pasca Skizofrenia
11
Biasa ditegakkan jika pasien telah menderita skizofrenia selama 12
bulan terakhir ini dan juga terdapat gejala depresi yang menonjol.
6. Skizofrenia Residual dan Skizofrenia Simpleks
Pada skizofrenia residual harus diawali gejala positif kemudian timbul
gejala negative, sedangkan untuk skizofrenia simpleks gejala negative terus
menerus tanpa didahului gejala positif.
7. Waham Menetap
Dimana waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis atau gejala
yang paling menonjol dan harus ada sekitar 3 bulan lamanya, harus bersifat
pribadi dan bukan merupakan bagian dari budaya setempat.
Dari Kriteria diatas diagnosis yang paling sesuai dengan gejala yang
muncul pada pasien ini adalah skizofrenia Hebefrenik karena pada pasien ini
didiagnosa pertama kali pada usia 24 tahun. Adanya perilaku yang tidak
bertanggung jawab seperti mengambil barang-barang milik tetangga,
kecenderungan untuk menyendiri,afek yang tidak sesuai (inappropriate),senyum-
senyum sendiri dan cekikikan pada saat diwawancara pasien ditanya pasein
hanya senyum-senyum disertai cekikikan. Dan juga pasien suka berjalan tanpa
tujuan.
Pada aksis II, tidak ada gangguan.
Pada aksis III tidak ditemukan kondisi medis umum yang berkaitan dengan
gangguan jiwa yang dialami pasien.
Pada aksis IV tidak ditemukan masalah dengan keluarga,lingkungan
sosial,pendidikan,pekerjaan,perumahan,ekonomi dan lain-lain.
Pada aksis V, laporan mengenai fungsi secara keseluruhan dan kemampuan
penyesuaian diri menurut GAF scale (Global Assessment of Functioning scale)
didapatkan nilai 60-51 yaitu gejala sedang (moderate),disabilitas sedang.
12
VIII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I : F20.1 Skizofrenia Hebefrenik
Aksis II : tidak ada diagnosis
Aksis III : tidak ada diagnosis
Aksis IV : tidak ada masalah
Aksis V : Global Assesment Of functioning (GAF) Scale 60-51:
gejala sedang (moderate),disabilitas sedang.
IX. PROBLEM
a. Organobiologik: Tidak ada kelainan organobiologik
b. Psikologi: Pasien mengalami halusinasi.
c. Lingkungan dan sosial ekonomi:
Pasien masih dapat bersosialisasi dengan lingkungannya. Pasien
tergolong dalam ekonomi menengah ke bawah.
X. PERENCANAAN TERAPI
a. Biologik/Psikofarmaka
- Risperidon 2 mg tab 2x1
- Trihexyphenidyl 2 mg tab 2 x ½ (kalau perlu)
b. Psikoterapi dan intervensi psikososial
- Terhadap pasien
Memberikan edukasi terhadap pasien agar memahami gangguannya
lebih lanjut, cara pengobatan, efek samping yang dapat muncul,
pentingnya kepatuhan dan keteraturan minum obat, perbaikan fungsi
sosial dan pencapaian kualitas hidup yang baik. Memotivasi dan
memberikan dukungan kepada pasien sehingga dapat menjalankan
fungsi sosialnya dengan baik.
-Terhadap keluarga
Terapi keluarga dalam bentuk psikoedukasi yang menyampaikan
informasi kepada keluarga mengenai penyakit dan pengobatan penyakit
sehingga keluarga dapat memahami dan menerima kondisi pasien,
memberikan nasehat kepada pasien sebagai langkah awal untuk 13
mengurangi kekambuhan.
Memberikan pengertian kepada keluarga akan pentingnya peran
keluarga pada perjalanan penyakit.
XI. PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia ad malam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
XII. ANJURAN
Dianjurkan kepada pasien agar tetap mengkonsumsi obatnya dan
dapat bergaul dengan lingkungan sekitar. Dan kepada orangtua dianjurkan
untuk melatih keterampilan pasien dikarenakan pasien masih muda sehingga
kedepannya nanti pasien dapat berusaha sendiri.
XIII. DISKUSI
Diagnosis pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Dari anamnesis ditemukan adanya halusinasi lebih dari 1
bulan yang lalu, sehingga pasien merasa tersinggung dan melempari rumah
tetangga.
Dari pemeriksaan fisik, melalui inspeksi, ditemukan adanya
penampilan yang tidak rapi, terdapat kesadaran compos mentis, dan afek
yang sesuai.
Pasien ini dapat didiagnosis dengan skizofrenia karena sesuai
dengan PPDGJ III. Berdasarkan PPDGJ III, skizofrenia umumnya ditandai
oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan
persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul
(blunted). Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan
intelektual biasanya tetap terpelihara. Pedoman diagnostik untuk skizofrenia
yaitu ditemukan halusinasi, waham, gejalah negatif seperti sikap sangat
apatis, bicara yang jarang dan respon emosional yang tumpul dan tidak
wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan
menurunnya kinerja sosial, dan berlangsung selama kurun waktu 1 bulan
14
atau lebih. Pasien didiagnosis skizofrenia heberfrenik karena pada pasien ini
didiagnosa pertama kali pada usia 24 tahun. Adanya perilaku yang tidak
bertanggung jawab seperti mengambil barang-barang milik tetangga dan
memakan kotoran, kecenderungan untuk menyendiri, afek yang tidak sesuai
(inappropriate), senyum-senyum sendiri dan cekikikan. Pada saat
diwawancara pasien ditanya pasein hanya senyum-senyum disertai
cekikikan. Dan juga pasien memperlihatkan ciri khas yaitu perilaku tanpa
tujuan (aimless) dan tanpa maksud (empty of puspose) yaitu berjalan tanpa
tanpa tujuan berhari-hari baru pulang kerumah.
Pada pasien ini diberikan risperidon tablet 2 mg 2 kali sehari 1 tablet,
Trihexyphenidyl tablet 2 mg 2 kali sehari ½ tablet. Risperidon merupakan
obat antipsikosis atipikal yang berafinitas terhadap dopamineD2 receptor
dan serotonin 5 HT2 receptor (serotonin-dopamine antagonist), sehingga
efektif terhadap gejala positif dan negatif pada sindrom psikosis.
Trihexyphenidyl (THP) merupakan antikolinergik yang mempunyai efek
sentral lebih kuat dari pada perifer, sehingga banyak digunakan untuk terapi
penyakit Parkinson. Senyawa ini bekerja dengan menghambat pelepasan
asetil kolin endogen dan eksogen. Efek sentral terhadap susunan saraf pusat
akan merangsang pada dosis rendah dan mendepresi pada dosis toksik.
XIV. WAWANCARA PSIKIATRI
Wawancara dilakukan di Poliklinik Jiwa RS Prof. Dr. V.L Ratumbuysang
pada tanggal 25 Juni 2012 jam 09.30 wita
Keterangan:
A. Pemeriksa B. Pasien C. Ibu Pasien
Dialog :
A : Selamat pagi…
B : Senyum-senyum sambil menutup mulut”
A : Perkenalkan, kita dokter muda Yulita” Boleh mo batanya-tanya sadiki Jimmy?
B : Senyum-senyum sambil menutup mulut
A : Nama sapa kang?
B : Senyum-senyum sambil menutup mulut
15
C : Jimmy Abikarim,dok
A : So umur berapa dang Jimmy?
B : Senyum-senyum sambil menutup mulut
A : Jimmy ada batanya kurang senyum-senyum trus..ada yang bekeng lucu Jim?
B : Geleng-geleng kepala
A : Umur brapa dunk Jim?
C : 24 tahun dok.
A : Tinggal dimana dang ?
B : diam
C : Tandurusa dokter
A : Bagaimana dunk jimmy,ada barasa apa sampe kamari
B : Diam
C : begini dokter dia kwa so lama saki bagini kira-kira dari dia umur 11 tahun
dokter tapi kira-kira so 2 minggu ini dia pe penyakit ini kita rasa tambah berat
dari tuh kemarin-kemarin. Dia jaga bajalang nintau kemana sampe berhari-hari
baru dia pulang dokter. Pernah sampe ke manado dia dokter kong dia jaga
bicara sendiri, marah-marah tanpa sebab, merontak. Dia juga jaga bilang
katanya dia jaga dengar torang ja bese di talinga kalo mana itu tetangga jaga
ejek pa dia dokter. Kalo dorang so babesek dia langsung kaluar rumah ambe
batu kong lempar itu tetangga pe rumah.
A : ooooohhh….
A : Jimmy kalo ngana bajalang orang jaga suruh pa ngana atau orang ada pangge
bajalan
B : geleng-geleng kepala
C : nyanda dokter dia jaga bajalang sandiri.
A : Jimmy itu orang ada babesek ditelinga jaga babilang apa? Itu suara
parampuang atau laki-laki
B : Senyum-senyum
A : Jawab kwa jimmy
B : io ada
A : Jimmy kiapa ngana jaga lempar itu tetangga pe rumah?
B : diam
A : Jimmy kiapa ngana jaga bacerita sendiri? Orang jaga panggil bacerita?
B : senyum-senyum sambil cekikikan dan menutup mulut
16
A : Jimmy berapa bersaudara
B : Senyum-senyum
C : Dua dokter,dia kwa anak yang pertama. Waktu kita hamil pa dia dokter kita
mau kaseh jatuh pa dia dokter. Soalnya qt masih sekolah. Dia sayang skali pa
de pea de dokter.
A : Dulu sekolah dimana jimmy?
C : Dia Cuma sampe kelas 1 SD dokter soalnya dia nda bisa tenang kalo di kelas.
A : So menikah ngana?
C : belum dokter
A : Waktu kecil ada kena saki dia ?
C : Nyanda dokter. Cuma waktu umur 8 bulan dia ada tenggelam dokter. Waktu
dia umur 11 tahun dia mulai ba jadi bagini dokter. Dia jaga makan de pe
kotoran. Pernah leh satu kampung ada pukul pa dia. Dorang ada bage pa die pe
kepala.
A : So pernah bawa ke dokter berobat?
C : Belum pernah Cuma kita bawa ke dukun
A : Kong ada bae?
C : Nyanda dokter
A : Ada pa ibu atao bapak pe keluarga jaga saki bagini?
C : Cuma jimmy dokter
A : Jimmy dimana pagi ini atau malam
B : Pagi
A : Jimmy jaga barokok deng baminum
B : Diam
C : Ada dokter, dia jaga barokok deng baminum. Kita jaga kase doi pa dia supa bli
akang dia pe snack napa dia pigi babeli rokok dengan cap tikus
A : Jimmy sapa ada ajar pa ngana minum cap tikus
B : diam
C : Napa dokter tadi malam dia ada baminum di kamar.
A : io jimmy?
B : io
A : Dirumah ngana bekeng apa jimmy?
C : Dia boleh urus de pe diri sendiri dokter. Kita kwa kerja jadi kita kase tinggal
pa dia di rumah sandiri. Dia jaga sapu tuh rumah, atur itu tempat tidur,jaga
17
mamasak for dia makan,jaga cuci baju. Pokoknya dia bisa kerja deng bekeng
makanan for dia dokter. Dia pernah kerja di kapal ikan ikan dokter, iko pa dia
pe om.
A : bagus kalo begitu,kong kiapa di berenti dung?
C : bagitu noh dokter de pe orang nda bisa tenang…
A : Ok dunk ibu nanti mo kase resep for jimmy, neh jimmy ngana harus minum
obat y biar cepat sembuh. Deng mo kase hilang itu orang jaga besek di talinga
B : Senyum-senyum
C : Io dokter,makase neh
A : Sama-sama ibu,selamat siang..
18