(SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

77
AKSI PERUBAHAN SKRINING KASUS DAN DETEKSI Pre-EKLAMSIA (SRIKANDIE) Oleh : SRI LINDAWATI NDH : 32 SEKSI PENYEHATAN KELUARGA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS ANGKATAN I PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN KAJIAN DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA TAHUN 2020

Transcript of (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

Page 1: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

AKSI PERUBAHAN

SKRINING KASUS DAN DETEKSI Pre-EKLAMSIA

(SRIKANDIE)

Oleh :

SRI LINDAWATI

NDH : 32

SEKSI PENYEHATAN KELUARGA

DINAS KESEHATAN KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS ANGKATAN I

PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN KAJIAN

DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

TAHUN 2020

Page 2: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

LEMBAR PERSETUJUAN

AKSI PERUBAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Laporan Aksi Perubahan

Peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan I :

Nama : Sri Lindawati, S.Sos., M.Kes

NDH : 32

NIP : 19711213 199102 2 001

Jabatan : Kepala Seksi Penyehatan Keluarga

Instansi : Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara

Judul Aksi Perubahan : Skrining Kasus dan Deteksi pre-Eklamsia

(SRIKANDIE)

Dinyatakan LAYAK untuk diajukan dalam Seminar Aksi Perubahan pada hari

Selasa, 19 Mei 2020 bertempat di Kampus Pusat Pelatihan dan Pengembangan

dan Otonomi Daerah (Puslatbang KDOD) Lembaga Administrasi Negara.

Mentor,

Ismi Mufiddah, SKM., MPH

NIP. 19700827 199703 2 004

Coach,

Veronika Hanna Naibaho

NIP. 19800926 200604 2 004

Page 3: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

LEMBAR PENGESAHAN

AKSI PERUBAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Laporan Aksi Perubahan

Peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan I :

Nama : Sri Lindawati, S.Sos., M.Kes

NDH : 32

NIP : 19711213 199102 2 001

Jabatan : Kepala Seksi Penyehatan Keluarga

Instansi : Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara

Judul Aksi Perubahan : Skrining Kasus dan Deteksi pre-Eklamsia

(SRIKANDIE)

TELAH DISEMINARKAN dalam Seminar Aksi Perubahan pada hari Selasa, 19

Mei 2020 bertempat di Kampus Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan

Otonomi Daerah (Puslatbang KDOD) Lembaga Administrasi Negara.

Narasumber,

.......................................

NIP.

Coach,

Veronika Hanna Naibaho

NIP. 19800926 200604 2 004

Page 4: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

iii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat rahmat dan hidayah-Nya jualah maka reformer dapat menyelesaikan Laporan Aksi

Perubahan berjudul SRIKANDIE yaitu Skrining Kasus dan Deteksi pre-Eklamsia sebagai

syarat dalam penyelesaian kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan I di

Kampus Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Otonomi Daerah (Puslatbang KDOD)

Lembaga Administrasi Negara di Samarinda.

Terlaksananya aksi perubahan hingga penyusunan laporan ini tidak terlepas dari

bimbingan, bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Pada kesempatan ini, reformer ingin

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada yang

terhormat :

1. Kepala Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Otonomi Daerah (Puslatbang KDOD)

Lembaga Administrasi Negara;

2. Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BKPPD) Kutai

Kartanegara;

3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara yang telah memberikan

dukungan dan motivasi dalam keikutsertaan reformer dalam mengikuti pelatihan;

4. Ibu Ismi Mufiddah, SKM., MPH selaku Sekretaris Dinas Kesehatan sekaligus mentor

yang telah banyak membantu kelancaran pelaksanaan aksi perubahan;

5. Ibu Veronika Hanna Naibaho selaku Coach, atas bimbingan dan arahannya dalam

proses konsultasi maupun coaching sejak masa persiapan rancangan, pelaksanaan

hingga finalisasi aksi perubahan;

6. Para narasumber ahli yaitu dr. Triseno Adji Budihardjo, SpOG, dr. Bernadus Edi

Dirgantoro, SpOG, dr. Rizka Pramuditha, SpOG dan dr. Aditya Zulfikar, SpOG yang

selalu memberikan bimbingan, arahan dan masukan yang sangat penting dalam

penyusunan prosedur pelaksanaan SRIKANDIE;

7. Tim Efektif Aksi Perubahan : Herlena Hayati, SST., MKM, Muh. Fajri, Riska Ainani,

A.Md. Keb, Ika Harni Lestyoningsih, SKM., M.Kes serta Izza Fitriana, A.Md. Keb

yang memiliki intensitas tinggi dalam membantu sejak awal hingga selesainya aksi

perubahan;

8. Rekan-rekan Diklat PKP Angkatan I Tahun 2020 yang selalu memberikan dukungan,

kebersamaan yang membuat semangat dalam pelaksanaan aksi perubahan;

Page 5: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

iv

9. Keluarga tercinta dan semua sahabat terdekat atas dukungan morilnya yang sangat

besar sehingga selalu bersemangat mengerjakan aksi perubahan;

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga semua bantuan dan dukungan yang diberikan hingga aksi perubahan ini selesai,

mendapat limpahan rahmat, pahala dan berkah dari Allah SWT dan formula SRIKANDIE

nantinya bisa bermanfaat dalam memberikan kontribusi untuk penurunan Angka Kematian

Ibu dan Angka Kematian Bayi di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Samarinda, 14 Mei 2020

Sri Lindawati, S.Sos., M.Kes

Page 6: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

iv

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Persetujuan........................................................................................................... i

Lembar Pengesahan ........................................................................................................ ii

Kata Pengantar ................................................................................................................ iii

Daftar Isi ......................................................................................................................... iv

Daftar Tabel ..... .............................................................................................................. vi

Daftar Gambar ................................................................................................................ viii

Daftar Lampiran .............................................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1

A. DESKRIPSI SINGKAT ........................................................................... 1

B. LATAR BELAKANG ............................................................................. 2

C. GAGASAN PERUBAHAN .................................................................... 19

1. Anamnese .......................................................................................... 19

2. Pemeriksaan Fisik ............................................................................. 20

3. Pemeriksaan Tekanan Darah ............................................................ 20

4. Intervensi yang diberikan ................................................................. 20

D. TUJUAN ................................................................................................. 20

1. Tujuan Jangka Pendek ...................................................................... 20

2. Tujuan Jangka Menengah .................................................................. 20

3. Tujuan Jangka Panjang ...................................................................... 21

E. MANFAAT ............................................................................................. 21

F. KETERKAITAN AKSI PERUBAHAN DENGAN ISU STRATEGIS... 22

G. RENCANA AKSI PERUBAHAN .......................................................... 23

1. Pentahapan (Milestone) ..................................................................... 23

2. Tata Kelola Aksi Perubahan .............................................................. 25

3. Identifikasi Pemangku Kepentingan (Stakeholder) ........................... 27

4. Rencana Anggaran ............................................................................ 31

5. Gambaran Rancangan Aksi Perubahan ............................................. 31

6. Faktor Kunci Keberhasilan ................................................................ 35

7. Potensi Kendala dan Strategi ............................................................. 35

8. Rancangan Aksi Perubahan ............................................................... 37

Page 7: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

v

BAB II IMPLEMENTASI AKSI PERUBAHAN.................................................... 44

A. DESKRIPSI KEPEMIMPINAN ............................................................. 44

1. Capaian Hasil Perubahan .................................................................. 44

2. Manfaat Hasil Perubahan .................................................................. 55

B. DESKRIPSI PROSES KEPEMIMPINAN .............................................. 59

1. Membangun Integritas ....................................................................... 59

2. Mengelola Tim Kerja ........................................................................ 60

3. Membangun Budaya Pelayanan ........................................................ 61

C. KEBERLANJUTAN AKSI PERUBAHAN ........................................... 62

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 65

A. Kesimpulan .............................................................................................. 65

B. Saran ........................................................................................................ 66

LAMPIRAN ................................................................................................................... 67

Page 8: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

vi

DAFTAR TABEL Halaman

Tabel 1.1 Data Kasus Kematian Ibu Maternal di Kutai Kartanegara ................... 5

Tabel 2.1 Data Kasus Kematian Neonatal di Kab. Kutai Kartanegara.................. 7

Tabel 3.1 Data Kasus Kematian Bayi di Kab. Kutai Kartanegara ....................... 9

Tabel 4.1 Data Penyebab Langsung Kematian Maternal ..................................... 11

Tabel 5.1 Data Penyebab Tidak Langsung Kematian Maternal ........................... 12

Tabel 6.1 Kondisi dan Harapan ............................................................................ 15

Tabel 7.1 Instrumen Analisis USG 1..................................................................... 15

Tabel 8.1 Instrumen Analisis USG 2 .................................................................... 17

Tabel 9.1 Gagasan Perubahan................................................................................. 19

Tabel 10.1 Rincian Kegiatan Pentahapan Jangka Pendek....................................... 24

Tabel 11.1 Identifikasi Stakeholder......................................................................... 28

Tabel 12.1 Rencana Anggaran ................................................................................ 31

Tabel 13.1 Jadwal Jangka Pendek .......................................................................... 32

Tabel 14.1 Jadwal Jangka Menengah dan Jangka Panjang .................................... 34

Tabel 15.1 Kendala dan Strategi............................................................................... 36

Tabel 16.2 Capaian Hasil Perubahan Terhadap Rencana Perubahan....................... 62

Tabel 17.2 Capaian Kemanfaatan ........................................................................... 63

Tabel 18.2 Rencana Jangka Menengah dan Jangka Panjang Keberlanjutan............. 64

Page 9: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

vii

DAFTAR GAMBAR Halaman

Gambar 1.1 Grafik Kematian Maternal Tahun 2015-2019........................................ 6

Gambar 2.1 Grafik Kematian Neonatal Tahun 2015-2019........................................ 8

Gambar 3.1 Grafik Kematian Bayi Tahun 2015-2019............................................... 10

Gambar 4.1 Grafik Penyebab Langsung Kematian Maternal .................................... 12

Gambar 5.1 Grafik Penyebab Tidak Langsung Kematian Maternal .......................... 13

Gambar 6.1 Analisis Pohon Masalah ......................................................................... 16

Gambar 7.1 Pohon Alternatif ..................................................................................... 18

Gambar 8.1 Milestone Aksi Perubahan ...................................................................... 23

Gambar 9.1 Tata Kelola Aksi ..................................................................................... 25

Gambar 10.1 Pengelompokan Stakeholder .................................................................. 29

Gambar 11.1 Daftar Tilik SRIKANDIE........................................................................ 39

Gambar 12.1 Prosedur Pelaksanaan SRIKANDIE ...................................................... 40

Gambar 13.1 Bagan Pelaksanaan Konseling ............................................................... 41

Gambar 14.1 Bagan Pelaksanaan Observasi ............................................................... 42

Gambar 15.1 Bagan Rujukan ....................................................................................... 43

Gambar 16.2 Daftar Hadir Rapat Tim........................................................................... 44

Gambar 17.2 Dokumentasi Kegiatan Rapat.................................................................. 44

Gambar 18.2 Notulen Rapat ......................................................................................... 44

Gambar 19.2 Koordinasi Mentor .................................................................................. 45

Gambar 20.2 SK Tim Efektif ....................................................................................... 45

Gambar 21.2 Koordinasi Pembagian Tugas Tim ......................................................... 46

Gambar 23.2 Sampel Hasil Koordinasi Stakeholder..................................................... 47

Gambar 24.2 Dukungan dari Kepala Dinas Kesehatan ............................................... 48

Gambar 25.2 Dukungan Stakeholder Kepala Bidang P2PL......................................... 48

Gambar 26.2 Dukungan Stakeholder Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat.............. 48

Gambar 27.2 Hasil Konsultasi dengan Narasumber Ahli ........................................... 49

Gambar 28.2 Cuplikan Pelaksanaan Sosialisasi SRIKANDIE.................................... 50

Gambar 29.2 Pelaksanaan Ujicoba Pelaksanaan Skrining Ibu Hamil ........................ 51

Gambar 30.2 Cuplikan Pelaksanaan Monev................................................................ 52

Gambar 31.2 Analisa Hasil Ujicoba............................................................................. 53

Gambar 32.2 Publikasi di Website Dinas Kesehatan................................................... 54

Gambar 33.2 Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan SRIKANDIE............................. 55

Gambar 34.2 Dukungan Stakeholder............................................................................ 56

Page 10: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

viii

Gambar 35.2 Pengelompokan Stakeholder ................................................................. 61

Page 11: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

ix

DAFTAR LAMPIRAN Halaman

Lampiran 1 Kartu Konsultasi Coach......................................................................... 68

Lampiran 2 Kartu Konsultasi Mentor ...................................................................... . 69

Lampiran 3 SK Tim Efektif ...................................................................................... 70

Lampiran 4 Pernyataan Dukungan Stakeholder ........................................................ 71

Lampiran 5 Hasil Koordinasi/Konsultasi Stakeholder................................................ 94

Lampiran 6 Form Persetujuan Mentor........................................................................ 116

Lampiran 7 Lembar Persetujuan Rancangan Aksi Perubahan..................................... 117

Lampiran 8 Lembar Pengesahan Rancangan Aksi Perubahan................................... 118

Lampiran 9 Lembar Sosialisasi SRIKANDIE............................................................ 119

Lampiran 10 Notulen Rapat.......................................................................................... 123

Lampiran 11 Daftar Hadir Rapat................................................................................... 126

Lampiran 12 Lembar Monitoring SRIKANDIE............................................................ 128

Page 12: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI SINGKAT

Kementerian Kesehatan dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas)

yang dilaksanakan pada tanggal 18-21 Februari 2020 dengan tema “Promotif Preventif

Kesehatan untuk Membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul menuju Indonesia

Maju 2045” mengangkat 5 permasalahan besar bidang kesehatan dalam agenda kerja

tahun ini. Masalah kesehatan tersebut antara lain Angka Kematian Ibu dan Angka

Kematian Bayi (AKI-AKB), Pengendalian Stunting, Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan Tata Kelola Sistem Kesehatan

yang di arahkan pada konteks pendekatan promotif dan preventif, yang membutuhkan

dukungan dan inovasi serta pemanfaatan teknologi, sehingga pada bonus demografi

mendatang Indonesia dapat memperoleh sumber daya yang unggul dan berdaya saing.

Dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu di Kalimantan Timur, Dinas

Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur juga telah melakukan berbagai kegiatan seperti

pelatihan peningkatan kemampuan teknis tenaga Puskesmas dalam pengelolaan

kerjasama antara puskesmas, Unit Transfusi Darah (UTD) dan Rumah Sakit (RS) dalam

pelayanan darah untuk menurunkan kasus kematian maternal. Setelah mengikuti

pelatihan tersebut diharapkan dapat dilakukan integrasi dengan Program Perencanaan

Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) di masing-masing wilayah kerjanya.

Kepala Dinas juga menyampaikan bahwa angka kematian ibu di Kalimantan Timur

masih tinggi, walaupun cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan sudah mencapai lebih

dari 80 persen.

Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai salah satu kabupaten terluas di Kalimantan

Timur memiliki permasalahan utama di bidang kesehatan dengan tingginya jumlah

kematian ibu maternal (ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas) yang pada akhirnya

memberikan dampak pula pada tingginya jumlah kematian neonatus dan bayi. Untuk

mengatasi hal tersebut telah dilakukan beberapa inovasi dan kegiatan yang bertujuan ke

arah penurunan kematian ibu maternal, neonatus dan bayi. Salah satu inovasi yang telah

dilakukan yaitu Gerakan Nikah Sehat (GNS) dengan sasaran calon pengantin yang

diberikan pelayanan skrining terhadap penyakit tidak menular, penyakit menular,

pemberian Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan reproduksi,

Keluarga Berencana, persiapan kehamilan sehat serta pemberian imunisasi Tetanus

Page 13: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

2

Toxoid (TT). Kegiatan ini dilakukan melalui integrasi dengan instansi lain seperti KUA,

kecamatan, kelurahan/kantor desa, dan RT, dengan mekanisme berjenjang untuk

memberikan pelayanan yang optimal.

Skrining Kasus dan Deteksi Eklamsia (SRIKANDIE) merupakan suatu cara

untuk melakukan skrining pada ibu hamil dengan menggunakan formulir khusus yang

diharapkan mampu melakukan intervensi lebih awal untuk mencegah kasus Eklamsia

(keracunan kehamilan) yang prosentasenya cukup besar di Kabupaten Kutai Kartanegara

sehingga menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi.

B. LATAR BELAKANG

Kabupaten Kutai Kartanegara, merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi

Kalimantan Timur dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten

Malinau, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang, sebelah timur berbatasan dengan

selat Makassar dan Kota Samarinda, sebelah selatan berbatasan dengan Kota Balikpapan

dan Kabupaten Penajam Paser Utara serta sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten

Kutai Barat. Secara topografi terdiri atas wilayah pantai, sungai dan daratan. Beberapa

wilayah di pantai dan pedalaman hingga saat ini masih ada yang harus ditempuh melalui

jalur laut, sungai dan danau, dengan iklim tropika basah yang bercirikan hujan cukup

tinggi dengan penyebaran merata sepanjang tahun, sehingga tidak terdapat pergantian

musim yang jelas.

Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki luas wilayah 27.263 km2 dan luas

perairan sekitar 4.097 km2 yang dibagi dalam 18 wilayah kecamatan, 44 kelurahan dan

193 desa dengan jumlah penduduk 696.784 jiwa. Di beberapa desa masih ada yang

memiliki dusun yang untuk mencapainya juga hanya dengan berjalan kaki dengan akses

yang sulit. Hingga saat ini belum semua desa memiliki sarana mobilitas ambulans desa

untuk mempermudah proses rujukan pasien. Dengan luasnya wilayah dan kondisi

geografis tersebut menyebabkan beberapa permasalahan kesehatan antara lain akses

rujukan menuju ke Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) relatif cukup

sulit dilakukan.

Untuk program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), permasalahan diatas masih

diperberat dengan tingginya tingkat mobilisasi penduduk dimana di beberapa wilayah

dengan adanya perkebunan kelapa sawit dan perusahaan batubara menyebabkan

datangnya penduduk dari luar untuk masuk dan menetap di wilayah Kabupaten Kutai

Kartanegara namun tidak disertai dengan tertibnya administrasi kependudukan sehingga

Page 14: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

3

hal ini berpengaruh pada pencatatan, pelaporan serta cakupan dan target pada program

KIA. Selain itu masih ada 8 desa yang saat ini tidak memiliki tenaga bidan dikarenakan

bidan melanjutkan pendidikan, menikah/ikut dengan suami, mendapat pekerjaan di

tempat lain, pertimbangan kesejahteraan dan beberapa alasan lainnya yang tidak

dikemukakan.

Kesehatan ibu maternal (ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas) masih dipengaruhi

pula oleh 4T (4 Terlalu) yaitu Terlalu Muda (kehamilan dengan usia ibu kurang dari 20

tahun), Terlalu Tua (kehamilan dengan usia ibu lebih dari 35 tahun), Terlalu Banyak

(kehamilan lebih dari 4 kali) dan Terlalu Rapat (kehamilan dengan jarak kurang dari 2

tahun dari kehamilan lalu). Hal ini juga masih diperberat dengan 3T (3 Terlambat) yaitu

terlambat mengenali risiko dan terlambat mengambil keputusan, terlambat tiba di

fasilitas pelayanan kesehatan dan terlambat mendapatkan penanganan.

Tradisi yang masih kuat di beberapa wilayah pedalaman dan pantai juga turut

memberikan pengaruh yang cukup besar. Hal ini terlihat dari kehamilan dianggap

sebagai proses yang wajar dan tidak perlu mendapatkan asuhan antenatal (pemeriksaan

kehamilan) dan masih adanya persalinan yang ditolong oleh dukun bayi meskipun

petugas kesehatan telah melakukan penyuluhan, konseling dan pendekatan persuasif

pada keluarga. Pada beberapa kasus masih menganggap bahwa memilih persalinan

berlangsung dirumah sendiri sebagai suatu tradisi dan juga tidak dirasakan menjadi

masalah. Beberapa proses rujukan kasus emergensi seringkali terkendala oleh tidak

adanya persetujuan keluarga terutama dari orang tua yang pada akhirnya menyebabkan

keterlambatan rujukan serta keterlambatan penanganan yang adekuat.

Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara sesuai Peraturan Bupati Kutai

Kartanegara Nomor 50 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan

Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Perumusan kebijakan di Bidang Kesehatan;

2. Pelaksanaan kebijakan di Bidang Kesehatan;

3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di Bidang Kesehatan;

4. Pelaksanaan administrasi dinas di Bidang Kesehatan;

5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati.

Page 15: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

4

Adapun Seksi Penyehatan Keluarga merupakan salah satu unit kerja pada Bidang

Kesehatan Masyarakat yang mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Menganalisa, membimbing, membagi tugas, meneliti dan menilai hasil kerja

bawahan;

2. Menyusun rencana kegiatan urusan Penyehatan Keluarga sebagai pedoman

pelaksanaan tugas;

3. Merencanakan pelaksanaan kegiatan Seksi Penyehatan Keluarga dengan unit kerja

terkait;

4. Merencanakan pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian teknis

program dan kegiatan Penyehatan Keluarga;

5. Merencanakan Pelaksanaan Sistem Pengawasan Internal (SPI) di Seksi Penyehatan

Keluarga;

6. Merencanakan dan menyiapkan bahan Perjanjian Kinerja dan Standar Operasional

Prosedur (SOP) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) urusan Penyehatan

Keluarga;

7. Merencanakan kegiatan dan mengendalikan penyiapan bahan penyusunan kebijakan

daerah urusan Penyehatan Keluarga;

8. Merencanakan, melaksanakan dan melaporkan kegiatan pelaksanaan monitoring dan

evaluasi kegiatan yang berkaitan dengan urusan Penyehatan Keluarga;

9. Merencanakan, melaksanakan dan melaporkan tugas kedinasan lainnya yang

diberikan oleh atasan.

Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi Penyehatan Keluarga mengemban amanah untuk

pencapaian target program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan beberapa indikator

Standar Pelayanan Minimal (SPM), yang hingga saat ini masih harus berupaya dalam

target yang belum terpenuhi, yaitu antara lain :

1. Tingginya kematian ibu maternal (ibu hamil/ibu bersalin/ibu nifas);

2. Tingginya kematian neonatal (bayi baru lahir 0-28 hari);

3. Tingginya kematian bayi (29 hari-11 bulan)

Hal ini dapat dilihat pada penyajian data kasus kematian ibu maternal, neonatal dan bayi

di Kabupaten Kutai Kartanegara dalam rentang waktu 2015-2019, dimana terdapat

kecenderungan angka kematian yang tetap tinggi, seperti terlihat pada tabel dibawah ini :

Page 16: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

5

Tabel 1.1

Data Kasus Kematian Ibu Maternal di Kabupaten Kutai Kartanegara

Tahun 2015 - 2019

NO PUSKESMAS TAHUN

JUMLAH 2015 2016 2017 2018 2019

1 Samboja 0 1 0 0 0 1

2 Handil Baru 1 0 4 0 2 7

3 Sungai Merdeka 0 0 1 0 0 1

4 Muara Jawa 2 3 1 0 3 9

5 Sangasanga 1 3 2 0 2 8

6 Loa Janan 2 0 1 1 1 5

7 Batuah 0 2 0 1 0 3

8 Loa Duri 1 1 0 0 3 5

9 Loa Kulu 2 2 2 1 2 9

10 Jonggon Jaya 1 0 0 1 0 2

11 Muara Muntai 0 0 1 3 0 4

12 Muara Wis 2 0 0 0 1 3

13 Kota Bangun 2 1 2 0 0 5

14 Rimba Ayu 0 0 1 2 1 4

15 Mangkurawang 0 2 0 0 1 3

16 Rapak Mahang 3 1 4 1 0 9

17 Loa Ipuh 1 1 0 1 1 4

18 Sebulu 1 0 1 0 1 0 2

19 Sebulu 2 0 1 0 0 0 1

20 Teluk Dalam 0 0 0 2 1 3

21 Separi 0 0 1 1 0 2

22 Sungai Meriam 0 3 3 2 0 8

23 Muara Badak 1 4 2 0 3 10

24 Badak Baru 0 0 0 1 0 1

25 Marangkayu 0 0 0 1 0 1

26 Prangat 0 0 0 0 0 0

27 Muara Kaman 2 2 1 1 1 7

28 Bunga Jadi 4 2 2 0 1 9

29 Kahala 1 0 3 0 2 6

30 Kembang Janggut 3 2 3 2 1 11

31 Tabang 0 0 0 0 0 0

32 Ritan 0 0 1 0 0 1

KABUPATEN 29 32 35 22 24 142

Sumber : Seksi Penyehatan Keluarga, 2019

Page 17: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

6

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sepanjang tahun 2015-2019 terdapat 142 kasus

kematian maternal yang hampir tersebar diseluruh wilayah Puskesmas di Kabupaten

Kutai Kartanegara dengan kecenderungan angka yang menetap. Untuk lebih jelasnya

bisa dilihat pada grafik berikut :

Gambar 1.1

Grafik Kematian Maternal Tahun 2015-2019

Berdasarkan analisa kasus, bahwa morbiditas (kesakitan) maupun mortalitas

(kematian) yang terjadi pada ibu maternal dapat memberikan dampak dan berbanding

lurus pada kasus morbiditas maupun mortalitas pada periode neonatal (bayi baru lahir

usia 0-28 hari), yang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

29

32

35

22 24

0

5

10

15

20

25

30

35

40

2014,5 2015 2015,5 2016 2016,5 2017 2017,5 2018 2018,5 2019 2019,5

Kematian Maternal

Page 18: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

7

Tabel 2.1

Data Kasus Kematian Neonatal di Kabupaten Kutai Kartanegara

Tahun 2015 – 2019

NO PUSKESMAS TAHUN

JUMLAH 2015 2016 2017 2018 2019

1 Samboja 1 6 2 4 4 17

2 Handil Baru 4 4 11 3 4 26

3 Sungai Merdeka 2 4 2 2 4 14

4 Muara Jawa 9 14 14 6 2 45

5 Sangasanga 3 2 4 8 3 20

6 Loa Janan 7 6 7 6 9 35

7 Batuah 1 2 2 0 4 9

8 Loa Duri 6 5 3 8 4 26

9 Loa Kulu 5 1 5 1 2 14

10 Jonggon Jaya 6 3 1 5 2 17

11 Muara Muntai 4 8 16 3 3 34

12 Muara Wis 9 3 3 2 2 19

13 Kota Bangun 5 6 3 3 1 18

14 Rimba Ayu 4 0 3 3 4 14

15 Mangkurawang 5 2 5 7 5 24

16 Rapak Mahang 1 6 4 0 7 18

17 Loa Ipuh 1 3 6 3 2 15

18 Sebulu 1 4 11 6 4 5 30

19 Sebulu 2 1 3 9 2 1 16

20 Teluk Dalam 4 1 6 7 5 23

21 Separi 4 3 2 0 9 18

22 Sungai Meriam 5 1 9 2 4 21

23 Muara Badak 5 3 6 4 4 22

24 Badak Baru 4 5 6 6 2 23

25 Marangkayu 5 2 2 5 0 14

26 Prangat 4 1 1 0 3 9

27 Muara Kaman 15 4 13 7 10 49

28 Bunga Jadi 6 1 2 2 2 13

29 Kahala 2 0 2 3 0 7

30 Kembang Janggut 6 3 8 7 2 26

31 Tabang 0 1 2 0 1 4

32 Ritan 0 2 1 2 1 6

KABUPATEN 138 116 166 115 111 646

Sumber : Seksi Penyehatan Keluarga, 2019

Page 19: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

8

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sepanjang tahun 2015-2019 terdapat 646

kasus kematian neonatal yang hampir tersebar diseluruh wilayah Puskesmas di

Kabupaten Kutai Kartanegara dengan kecenderungan angka yang stagnan. Untuk lebih

jelasnya bisa dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.1

Grafik Kematian Neonatal Tahun 2015-2019

Dengan analisa yang sama bahwa kematian maternal dan kematian dalam periode

neonatal akan berdampak pula pada kondisi morbiditas dan mortalitas yang terjadi pada

bayi (28 hari-11 bulan) yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

138

116

166

115 111

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Kematian Neonatal

Page 20: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

9

Tabel 3.1

Data Kasus Kematian Bayi di Kabupaten Kutai Kartanegara

Tahun 2015 - 2019

NO PUSKESMAS TAHUN

JUMLAH 2015 2016 2017 2018 2019

1 Samboja 0 2 2 0 0 4

2 Handil Baru 6 0 3 2 0 11

3 Sungai Merdeka 0 1 0 3 2 6

4 Muara Jawa 13 8 1 3 2 27

5 Sangasanga 2 2 2 1 1 8

6 Loa Janan 0 2 1 0 1 4

7 Batuah 0 0 0 0 0 0

8 Loa Duri 1 1 0 0 1 3

9 Loa Kulu 4 2 2 0 3 11

10 Jonggon Jaya 0 1 1 0 2 4

11 Muara Muntai 3 2 2 1 3 11

12 Muara Wis 3 4 2 3 3 15

13 Kota Bangun 1 1 4 0 1 7

14 Rimba Ayu 0 1 0 0 0 1

15 Mangkurawang 4 0 2 3 3 12

16 Rapak Mahang 2 1 3 4 5 15

17 Loa Ipuh 2 1 3 1 2 9

18 Sebulu 1 2 3 1 3 0 9

19 Sebulu 2 1 0 3 3 2 9

20 Teluk Dalam 5 3 6 2 2 18

21 Separi 2 2 1 2 3 10

22 Sungai Meriam 3 1 2 5 4 15

23 Muara Badak 3 2 1 4 1 11

24 Badak Baru 1 0 0 1 2 4

25 Marangkayu 2 5 0 3 3 13

26 Prangat 1 2 0 0 1 4

27 Muara Kaman 2 3 4 13 2 24

28 Bunga Jadi 2 1 2 0 1 6

29 Kahala 1 0 1 2 1 5

30 Kembang Janggut 6 0 2 2 2 12

31 Tabang 0 0 2 2 0 4

32 Ritan 1 1 0 0 1 3

KABUPATEN 73 52 53 63 54 295

Sumber : Seksi Penyehatan Keluarga, 2019

Page 21: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

10

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sepanjang tahun 2015-2019 terdapat 295

kasus kematian bayi yang hampir tersebar diseluruh wilayah Puskesmas di Kabupaten

Kutai Kartanegara dengan kecenderungan angka yang relatif menetap di setiap tahunnya.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3.1

Grafik Kematian Bayi Tahun 2015-2019

Berdasarkan gambaran yang sudah disajikan diatas dapat disampaikan analisa

bahwa kesehatan ibu maternal perlu mendapatkan perhatian yang optimal karena hal

tersebut berpengaruh besar pada periode neonatal dan bayi sebagai generasi penerus

bangsa yang diharapkan memiliki kualitas kesehatan yang prima. Untuk memutus rantai

kematian maternal perlu upaya untuk mengetahui akar penyebab masalah yang menjadi

penyebab kematian.

Kematian ibu maternal disebabkan oleh 2 (dua) hal yaitu penyebab langsung dan

penyebab tidak langsung. Kematian maternal dengan penyebab langsung yaitu kematian

yang secara langsung berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Sedangkan

penyebab tidak langsung yaitu kematian maternal yang disebabkan oleh faktor-faktor

determinan yang ikut menjadi penyebab kematian yang tidak secara langsung

berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas.

73

52 53

63

54

0

10

20

30

40

50

60

70

80

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Kematian Bayi

Page 22: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

11

Dari data yang didapatkan bahwa penyebab kematian maternal pada kurun waktu 2015-

2019 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1

Data Penyebab Langsung Kematian Ibu Maternal di Kab. Kutai Kartanegara

Tahun 2015-2019

TAHUN

Perdarahan

Eklamsia Infeksi Atonia

Uteri

Emboli

Air

Ketuban

Lain-

lain Jumlah

HAP HPP

2015 0 6 6 3 1 1 1 18

2016 1 2 12 1 1 1 1 19

2017 1 7 5 3 1 2 0 19

2018 1 8 4 1 0 0 0 14

2019 0 3 3 1 0 2 1 10

Jumlah 3 26 30 9 3 6 3 80

Sumber : Seksi Penyehatan Keluarga, 2019

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sepanjang tahun 2015-2019 terdapat 80 kasus

kematian ibu maternal dengan penyebab langsung, yaitu tahun 2015 sebanyak 18 kasus

(22,5%), tahun 2016 sebanyak 19 kasus (23,75%), tahun 2017 sebanyak 19 kasus

(23,75%), tahun 2018 sebanyak 14 kasus (17,5%) dan tahun 2019 sebanyak 10 kasus

(12,5%), dimana penyebab terbesar Eklamsia 30 kasus (37,5%), HPP 26 kasus (32,5%),

Infeksi 9 kasus (11,25%), Emboli Air Ketuban 6 kasus (7,5%), Ruptura Uteri 5 kasus

(6,25%), Atonia Uteri 3 kasus (3,75%), HAP 3 kasus (3,75%), dan lain-lain 3 kasus

(3,75%).

Dari tabel diatas juga bisa dilihat bahwa sepanjang tahun 2015-2019 kasus

Eklamsia merupakan penyebab kematian maternal yang tertinggi dengan 30 kasus

(37,5%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Page 23: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

12

Gambar 4.1

Grafik Penyebab Langsung Kematian Maternal

Tahun 2015-2019

Seperti telah disampaikan diatas bahwa kematian maternal selain disebabkan oleh

penyebab langsung yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas, juga

disebabkan oleh penyebab yang secara tidak langsung menjadi penyebab kematian yang

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 5.1

Data Penyebab Tidak Langsung Kematian Ibu Maternal di Kab. Kutai Kartanegara

Tahun 2015-2019

TAHUN Stroke Jantung Multi

Organ Kanker Meningitis

Oedem

Paru DoA

Lain-

lain Jumlah

2015 1 5 0 1 0 0 0 4 11

2016 3 3 1 0 1 0 0 5 13

2017 1 1 5 1 1 0 2 5 16

2018 0 1 0 1 0 2 1 3 8

2019 0 2 0 4 3 0 2 3 14

Jumlah 5 12 6 7 5 2 5 20 62

Sumber : Seksi Penyehatan Keluarga, 2019

3

26

30

9

3 6 3

HAP HPP Eklamsia Infeksi Atonia Uteri Emboli Air Ketuban Lain-lain

Page 24: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

13

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sepanjang tahun 2015-2019 terdapat 62 kasus

kematian ibu maternal dengan penyebab tidak langsung, yaitu tahun 2015 sebanyak 11

kasus (17,7%), tahun 2016 sebanyak 13 kasus (21%), tahun 2017 sebanyak 16 kasus

(25,8%), tahun 2018 sebanyak 8 kasus (12,9%) dan tahun 2019 sebanyak 14 kasus

(22,58%), dimana penyebab terbesar yaitu kelainan jantung 12 kasus (19,35%), kanker 7

kasus (11,29%), kegagalan multi organ 6 kasus (9,6%), stroke 5 kasus (8%), Meningitis

5 kasus (8%), Death on Arrival 5 kasus (8%), oedem paru 2 kasus (3,2%) dan lain-lain

20 kasus (32,25%), dimana lain-lain ini dikarenakan Perdarahan intracranial, Hepatitis,

kegagalan ginjal, Glukoma dan Hipokalemia, seperti terlihat pada grafik berikut ini :

Gambar 5.1

Grafik Penyebab Tidak Langsung Kematian Maternal

Tahun 2015-2019

Berdasarkan data-data diatas, dapat diambil 3 (tiga) faktor penyebab masalah sebagai

berikut :

1. Tidak terdeteksinya ibu hamil untuk kasus yang dapat dilakukan pencegahan

2. Masih banyaknya kasus eklamsia sebagai penyebab langsung kematian maternal

3. Tidak adanya formula untuk melakukan skrining yang mudah dipahami dan

dipergunakan oleh petugas

Perlu disampaikan bahwa Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara dan UPT

Puskesmas, sesuai tugas dan fungsinya telah melakukan beberapa upaya dalam

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak sebagai berikut :

5

12

6

7 5

2

5

20

Stroke Jantung Multi Organ Kanker Meningitis Oedem Paru DoA Lain-lain

Page 25: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

14

1. Melakukan koordinasi dengan semua Puskesmas untuk melakukan kerjasama

dengan lintas sektor dan lintas program terkait di Puskesmas;

2. Melakukan kegiatan kemitraan antara bidan dan dukun bayi;

3. Melakukan pembinaan kelas ibu hamil dan kelas ibu balita;

4. Melakukan optimalisasi rujukan balik kasus maternal melalui kegiatan feedback

maternal;

5. Menjalankan konsep Manual Rujukan Maternal Neonatal (MR-MN) sesuai

Peraturan Bupati nomor 28 Tahun 2017;

6. Melakukan kerjasama dengan pihak kecamatan, KUA dan sektor terkait lainnya

dalam kegiatan Gerakan Nikah Sehat;

7. Memotivasi semua Puskesmas agar melakukan analisis permasalahan kesehatan

maternal dengan membuat inovasi dalam upaya tindak lanjut dan perbaikan;

8. Melakukan kerjasama dengan semua Rumah Sakit di Daerah untuk mengaktifkan

pelayanan hotline service;

9. Kerjasama dengan pihak Rumah Sakit untuk memberikan pembelajaran kasus pada

kegiatan Teach Me (On the Job Training);

10. Melaksanakan kegiatan pelayanan dokter spesialis obstetri dan ginekologi ke

kecamatan;

11. Memberikan pelayanan Ante Natal Care (ANC) dengan formulir Indeks Rujukan

(Indikator Deteksi Dini Rujukan);

12. Melaksanakan Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) untuk 32

Puskesmas;

13. Menggalang calon pendonor darah bagi ibu hamil dalam kegiatan Program

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K);

14. Menjalankan program pemerintah dengan melakukan pendataan pada Program

Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK).

Namun demikian, semua kegiatan diatas belum secara signifikan menurunkan

angka kejadian kasus-kasus pada ibu maternal yang masih tetap tinggi. Hal tersebut

dibuktikan berdasarkan data dan fakta dilapangan, sehingga dapat disimpulkan bahwa

kondisi saat ini dan harapan reformer terhadap permasalahan untuk penurunan kematian

maternal di Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai berikut :

Page 26: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

15

Tabel 6.1

Kondisi dan Harapan

Kondisi saat ini Kondisi yang diharapkan

Tidak terdeteksinya ibu hamil untuk

kasus yang bisa dilakukan pencegahan

Banyaknya kasus eklamsia sebagai

penyebab langsung kematian maternal

Tidak adanya formula skrining yang

mudah dipahami dan pergunakan

Tingginya kedisiplinan petugas untuk

melakukan pemantauan pada semua ibu

hamil dengan skrining dan intervensi

terhadap kemungkinan kasus eklamsia

Untuk mengetahui faktor penyebab yang paling dominan/mempengaruhi atas

permasalahan tingginya kasus kematian ibu maternal, bersama ini dilakukan diagnosa

dengan menggunakan 2 (dua) analisa, yaitu : USG (Urgency, Seriousness and Growth)

dan analisa Pohon Masalah sebagai berikut :

Tabel 7.1

Instrumen Analisis USG 1 (Urgency, Seriousness and Growth)

No Masalah Pokok Kriteria

Total Rank U S G

1 Tidak terdeteksinya ibu hamil untuk kasus

yang bisa dilakukan pencegahan

4 5 5 14 2

2 Banyaknya kasus Eklamsia sebagai

penyebab langsung kematian maternal

5 4 4 13 3

3 Tidak adanya formula skrining yang

mudah dipahami dan dipergunakan

5 5 5 15 1

Keterangan :

U : Urgency, tingkat kegawatan apabila masalah tidak ditanggulangi

S : Seriousness, tingkat keseriusan masalah dengan masalah lainnya

G : Growth, tingkat besar/luasnya masalah

5 : Sangat serius

4 : Serius

3 : Cukup serius

2 : Tidak serius

1 : Tidak ada

Page 27: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

16

Gambar 6.1

Analisis Pohon Masalah

Dari analisa pohon masalah diatas dapat diketahui bahwa penyebab “Tingginya

Kematian Karena Eklamsia” adalah “Tidak terdeteksinya ibu hamil untuk kasus yang

dapat dicegah”, yang disebabkan oleh :

1. Kurangnya tingkat pemahaman ibu

2. Tidak adanya formula skrining yang mudah dipahami dan dipergunakan

3. Tidak dilakukannya tindak lanjut pasca pendataan keluarga

Dari ketiga faktor tersebut, dengan ini reformer melakukan uji analisis guna

mengetahui faktor mana yang paling dominan mempengaruhi penyebab tidak

terdeteksinya ibu hamil untuk kasus yang dapat dicegah tersebut sebagai berikut :

Tingginya Kematian Ibu Maternal

di Kab. Kutai Kartanegara

Tingginya Kematian

Karena Eklamsia

Banyaknya penyebab tidak

langsung kematian

Tidak terdeteksinya ibu hamil

untuk kasus yang dapat

dicegah

Banyaknya kasus Eklamsia

sebagai penyebab langsung

kematian maternal

Tidak adanya formula

skrining yang mudah

dipahami dan dipergunakan

Kurangnya tingkat

pemahaman ibu

Tidak dilakukannya tindak

lanjut pasca pendataan

keluarga

akibat

sebab

Page 28: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

17

Tabel 8.1

Instrumen Analisis USG 2 (Urgency, Seriousness dan Growth)

No Masalah Pokok Kriteria

Total Rank U S G

1 Kurangnya tingkat pemahaman ibu 3 4 2 9 3

2 Tidak adanya formula skrining yang

mudah dipahami dan dipergunakan

5 5 5 15 1

3 Tidak dilakukannya tindak lanjut pasca

pendataan keluarga

4 4 4 12 2

Keterangan :

U : Urgency, tingkat kegawatan apabila masalah tidak ditanggulangi

S : Seriousness, tingkat keseriusan masalah dengan masalah lainnya

G : Growth, tingkat besar/luasnya masalah

5 : Sangat serius

4 : Serius

3 : Cukup serius

2 : Tidak serius

1 : Tidak ada

Dari analisa tersebut diatas dapat diketahui ternyata faktor yang paling dominan

mempengaruhi permasalahan adalah “Tidak adanya formula skrining yang mudah

dipahami dan dipergunakan”.

Selanjutnya dilakukan identifikasi kegiatan mana yang sesuai dan dapat mengatasi

penyebab masalah tersebut diatas, maka ditemukan 3 (tiga) alternatif kegiatan yang

menjadi perhatian, yaitu :

1. Penguatan Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)

2. Merancang formula untuk pelaksanaan skrining pada ibu hamil

3. Pembentukan kelompok pemberdayaan masyarakat

Yang selanjutnya akan disajikan dalam pohon alternatif seperti dibawah ini :

Page 29: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

18

Gambar 7.1

Pohon Alternatif

Dari analisis alternatif diatas, dengan ini reformer mencetuskan ide gagasan pada

aksi perubahan pada Pelatihan Kepemimpinan Pengawas Angkatan I ini dengan judul

“Skrining Kasus dan Deteksi pre-Eklamsia” yang disingkat dengan

“SRIKANDIE”. Gagasan yang dibangun ini diharapkan akan membantu mengatasi

permasalahan tingginya kematian ibu maternal di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Selaras dengan amanah pada pasal 47 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2019

tentang Kebidanan menyebutkan bahwa “Dalam menjalankan praktik kebidanan bidan

berperan sebagai pemberi pelayanan kebidanan, pengelola pelayanan kebidanan,

penyuluh dan konselor, pendidik, pembimbing dan fasilitator klinik, penggerak peran

Meningkatnya kedisiplinan

petugas dalam melakukan

skrining

Terlaksananya

pelaporan dan

evaluasi bulanan

Terdokumentasinya

hasil skrining ibu

hamil

Tersusunnya formula

untuk pelaksanaan

skrining

Pembentukan

Kelompok

Pemberdayaan

Masyarakat

Merancang formula

pelaksanaan skrining

ibu hamil

Penguatan Program

Pelayanan Kesehatan

Peduli Remaja

Page 30: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

19

serta masyarakat dan pemberdayaan perempuan dan atau peneliti”, maka Skrining

Kasus dan Deteksi Eklamsia (SRIKANDIE) merupakan mekanisme yang dibangun

dengan melibatkan semua unsur kesehatan terutama pemberi layanan kebidanan agar

mampu dan terampil dalam melakukan deteksi dini pada ibu hamil dengan tujuan

melakukan pencegahan terhadap kondisi yang tidak diinginkan di kemudian hari serta

memberikan intervensi yang sesuai demi mempertahankan dan meningkatkan kesehatan

ibu maternal (ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas).

C. GAGASAN PERUBAHAN

Berdasarkan analisa permasalahan diatas, maka dapat dirincikan gagasan

perubahan dalam bentuk kegiatan, sebagai berikut :

Tabel 9.1

Gagasan Perubahan

Tata Kelola Kondisi saat ini Kegiatan Optimalisasi Hasil yang diharapkan

Merancang

formula

pelaksanaan

skrining untuk

ibu hamil

Belum adanya

formula skrining

yang mudah

dipahami dan

dipergunakan

Formula skrining akan

menjadi hal yang

wajib untuk

dilaksanakan pada

semua ibu hamil saat

melakukan

pemeriksaan

Terhindarnya ibu hamil

dari kasus eklamsia

(keracunan kehamilan)

yang hal ini dapat

membahayakan ibu

maupun bayinya

Sebagai gambaran, bahwa gagasan perubahan pada formula yang akan

dipergunakan dalam melakukan skrining pada ibu hamil (usia kehamilan 12-28 minggu)

memuat beberapa substansi penting yang meliputi :

1. Anamnese

a. Data Umum dan riwayat kehamilan :

1) Riwayat keluarga pre-eklamsia

2) Primigravida (hamil yang pertama)

3) Kehamilan gamelli (kembar)

4) Primitua Sekunder (jarak antar kehamilan > 10 tahun)

5) Usia > 35 tahun

Page 31: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

20

b. Data Riwayat Khusus:

1) Riwayat Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK)

2) Hipertensi Kronis

3) Kelainan Ginjal

4) Diabetes Mellitus

5) Penyakit Autoimun

c. Penyakit yang pernah dialami

2. Pemeriksaan Fisik :

a. Tinggi Badan

b. Berat Badan

c. Hasil penghitungan Body Mass Index

3. Pemeriksaan Tekanan Darah :

a. Mean Arterial Pressure ( Sistolik + 2 Diastole / 3)

b. Roll Over Test (perbandingan diastolik miring kiri (left lateral reccumbent) dan

posisi terlentang (supine)

4. Intervensi yang diberikan :

a. Konseling

b. Observasi

c. Obat-obatan

d. Rujukan

D. TUJUAN

Gagasan untuk membuat inovasi pada aksi perubahan ini memiliki beberapa tujuan

sebagai berikut :

1. Tujuan Jangka Pendek :

a. Tersusunnya formula untuk melakukan skrining pada ibu hamil di 3 (tiga)

Puskesmas pilot project;

b. Meningkatnya kedisiplinan petugas di 3 (tiga) Puskesmas pilot project dalam

melakukan skrining pada ibu hamil.

2. Tujuan Jangka Menengah :

a. Meningkatnya kedisiplinan petugas di 32 Puskesmas di wilayah Kabupaten Kutai

kartanegara dalam melakukan skrining pada ibu hamil;

b. Meningkatnya kewaspadaan dan intervensi secara dini kasus eklamsia pada ibu

hamil.

Page 32: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

21

3. Tujuan Jangka Panjang :

Meningkatnya kesehatan ibu maternal dengan turunnya jumlah kematian ibu dengan

kasus Eklamsia di Kab. Kutai Kartanegara

E. MANFAAT

Aksi Perubahan ini nantinya diharapkan memiliki manfaat secara internal dan

eksternal sebagai berikut :

1. Manfaat secara Internal

Manfaat secara internal bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara :

a. Meningkatkan kerjasama lintas program terkait antar seksi baik Seksi

Penyehatan Keluarga, Seksi Pengendalian Penyakit dan Penyakit Tidak

Menular, Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar, Seksi Pelayanan Kesehatan

Rujukan, Seksi Peningkatan Gizi Keluarga dan Masyarakat serta Seksi

Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan

b. Meningkatkan kerjasama dengan 32 Puskesmas di wilayah Kabupaten Kutai

Kartanegara

c. Meningkatkan fungsi pengawasan pada 32 Puskesmas serta jejaring di wilayah

kerjanya

d. Meningkatkan kedisiplinan dan kualitas pelayanan di fasilitas pelayanan

kesehatan dasar

2. Manfaat secara Eksternal

Manfaat secara eksternal diantaranya sebagai berikut :

a. Memberikan kontribusi peningkatan target Standar Pelayanan Minimal (SPM)

b. Menurunkan AKI-AKB di Kabupaten Kutai Kartanegara

c. Menurunkan AKI-AKB di Provinsi Kalimantan Timur

Page 33: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

22

F. KETERKAITAN AKSI PERUBAHAN DENGAN ISU STRATEGIS

Kementerian Kesehatan dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas)

yang dilaksanakan pada tanggal 18-21 Februari 2020 dengan tema “Promotif Preventif

Kesehatan untuk Membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul menuju Indonesia

Maju 2045” mengangkat 5 permasalahan besar bidang kesehatan dalam agenda kerja

tahun ini. Masalah kesehatan tersebut antara lain Angka Kematian Ibu dan Angka

Kematian Bayi (AKI-AKB), Pengendalian Stunting, Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit, Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan Tata Kelola Sistem Kesehatan

yang di arahkan pada konteks pendekatan promotif dan preventif, yang membutuhkan

dukungan dan inovasi serta pemanfaatan teknologi, sehingga pada bonus demografi

mendatang Indonesia dapat memperoleh sumber daya yang unggul dan berdaya saing.

Aksi perubahan Skrining Kasus dan Deteksi pre-Eklamsia (SRIKANDIE)

dirasakan sangat mendukung salah satu upaya program prioritas nasional dalam

menanggulangi permasalahan utama untuk penurunan Angka Kematian Ibu (AKI).

Selain itu, metode skrining kasus dan deteksi ini juga mendukung pencapaian

Sustainable Development Goals ke-3 yaitu memastikan kehidupan yang sehat dan

mendukung kesejahteraan bagi semua usia.

Dalam indikator kesehatan nasional, aksi perubahan SRIKANDIE juga

bertujuan meningkatkan cakupan Standar Pelayanan Minimal (SPM) 3 dari 12 indikator

yang ada. Dengan penerapan SRIKANDIE pada fasilitas pelayanan kesehatan dasar di

Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan capaian Pelayanan Kesehatan pada Ibu

Hamil (SPM indikator 1), Pelayanan Kesehatan pada Ibu Bersalin (SPM indikator 2) dan

capaian Pelayanan Kesehatan pada Bayi Baru Lahir (SPM indikator 3) yang pada

akhirnya akan mampu menekan angka kesakitan dan kematian (morbiditas dan

mortalitas) maternal di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Page 34: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

23

G. RENCANA AKSI PERUBAHAN

1. Pentahapan (Milestone)

Tahapan pelaksanaan yang akan dilaksanakan dalam aksi perubahan dapat di

gambarkan dengan penjelasan sebagai berikut ini :

Gambar 8.1

Milestone Aksi Perubahan

Berdasarkan milestone aksi perubahan di atas, maka berikut ini reformer membuat

jadwal rincian rencana pelaksanaan jangka pendek (2 Bulan) seperti dibawah ini :

Jangka Pendek

(2 Bulan)

Jangka Menengah

(>2 Bulan-1 Tahun)

Jangka Panjang (>1-5 Tahun)

1. Perencanaan Aksi

Perubahan

2. Pelaksanaan Aksi

Perubahan

3. Monitoring dan

Evaluasi

1. Penyebarluasan

sosialisasi di 32

Puskesmas

2. Penggandaan formula

skrining

3. Pelaksanaan aksi

perubahan

4. Monitoring dan

evaluasi kegiatan

1. Cetak formula skrining

dalam Buku KIA

2. Pelaksanaan komitmen

seluruh bidan

3. Pelaksanaan aksi

perubahan hingga ke

jejaring puskesmas

4. Monitoring dan evaluasi

kegiatan

Page 35: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

24

Tabel 10.1

Rincian Kegiatan Pentahapan Jangka Pendek (2 Bulan)

Milestone Uraian Kegiatan Aktor Output Bukti

Perencanaan 1. Koordinasi bersama

sponsor dan mentor

2. Rapat kegiatan

3. Pembentukan Tim Efektif

/Agen Perubahan

4. Pembagian tugas

5. Pembuatan SK

6. Penyusunan formula

skrining

- Kepala Dinas Kesehatan

- Sekretaris Dinas

Kesehatan

- Kasi PMPK

- Staf

- Dukungan sponsor

- Persetujuan mentor

- SK Tim Efektif

- Surat persetujuan

mentor

- Dokumen SK

- Dokumentasi kegiatan

Pelaksanaan 1. Focus Group Disscusion

(FGD)

2. Pembekalan Agen Aksi

Perubahan

3. Penentuan lokasi aksi

perubahan

4. Sosialisasi Pelaksanaan

Aksi Perubahan

5. Pendistribusian formulir

skrining

6. Publikasi di website Dinas

Kesehatan

7. Launching

- Kepala Dinas Kesehatan

- Sekretaris Dinas

Kesehatan

- Ka. UPTD Puskesmas

(3 orang)

- Bidan Koordinator

(3 Puskesmas)

- Dukungan stakeholder

- Komitmen

- Formula skrining bumil

- Terlaksananya aksi

perubahan

- Surat dukungan

stakeholder

- Notulen FGD

- Dokumentasi Kegiatan

Monitoring dan

Evaluasi

1. Rapat Tim Efektif /Agen

Perubahan

2. Pelaporan kegiatan

- Mentor

- Kabid terkait

- Kasi terkait

- Tim Efektif/agen

perubahan

- Capaian target dan

tujuan

- Notulen rapat

- Laporan kegiatan

- Dokumentasi

Page 36: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

25

2. Tata Kelola Aksi Perubahan

Gambaran struktur tim yang akan terlibat dalam penyelenggaraan aksi perubahan

adalah sebagai berikut :

Gambar 9.1

Tata Kelola Aksi

Keterangan :

Garis Komando

Garis Koordinasi

Anggota 4

Izza Fitriana

Pelaporan Pengadministrasi Dokumentasi Instrumen/Evaluasi

Ika Harni. L

COACH :

Veronika Hanna Naibaho

Anggota 2

Riska Ainani

Anggota 3

Muh. Fajri

Sekretaris Dinas Kesehatan

REFORMER

Sri Lindawati

Koord. Agen Perubahan

Herlena Hayati

Anggota 1

SPONSOR

MENTOR

dr. Martina Yulianti, Sp. PD., FINASIM., MARS

Kepala Dinas Kesehatan Kab. Kutai Kartanegara

Ismi Mufiddah, SKM., MPH

Page 37: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

26

Penjelasan tentang personil dan tugas-tugas dari setiap anggota tim Pelaksana Aksi

Perubahan adalah sebagai berikut :

a. Sponsor :

Yang bertindak sebagai sponsor dalam aksi perubahan ini adalah Ibu dr. Martina

Yulianti, Sp.PD., FINASIM., MARS, selaku Kepala Dinas Kesehatan Kab. Kutai

Kartanegara dengan tugas memberikan dukungan dan masukan terhadap aksi

perubahan.

b. Mentor :

Yang bertindak sebagai mentor dalam aksi perubahan ini adalah Ibu Ismi

Mufiddah, SKM., MPH selaku Sekretaris pada Dinas Kesehatan Kutai

Kartanegara, dengan tugas sebagai berikut :

1) Memberikan arahan terkait jenis perubahan, rencana dan pelaksanaan secara

keseluruhan aksi perubahan;

2) Memberikan masukan dan saran-saran terkait pelaksanaan aksi perubahan;

3) Membantu reformer untuk mendapatkan sumber daya dalam pelaksanaan

aksi perubahan;

4) Membantu reformer untuk menyelesaikan permasalahan diluar kewenangan

reformer.

c. Coach :

Yang bertindak selaku coach dalam aksi perubahan ini adalah Ibu Veronika

Hanna Naibaho, SS., MAP dengan tugas sebagai berikut :

1) Memberikan bimbingan tentang jenis perubahan yang akan dilakukan oleh

reformer;

2) Memantau serta memberikan arahan tentang pelaksanaan aksi perubahan;

d. Koordinator Agen Perubahan :

Yang bertindak selaku koordinator agen perubahan adalah Herlena Hayati, SST.,

MKM dengan tugas sebagai berikut :

1) Mengikuti perencanaan jenis aksi perubahan yang akan dilakukan

2) Membantu melaksanakan inovasi/aksi perubahan

3) Membantu mempersiapkan, mengelola dan mengatur secara administrasi dan

teknis seluruh kegiatan aksi perubahan

4) Melaporkan progress dan evaluasi aksi perubahan

Page 38: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

27

e. Anggota 1 :

Yang bertindak selaku anggota 1 adalah Ika Harni Lestyoningsih, SKM., M.Kes

dengan tugas sebagai berikut :

1) Menggali referensi yang diperlukan dalam aksi perubahan

2) Menyusun format laporan aksi perubahan

f. Anggota 2 :

Yang bertindak selaku anggota 2 adalah Riska Ainani, A.Md. Keb dengan tugas

sebagai berikut:

1) Melakukan pendokumentasian kegiatan aksi perubahan yang dilaksanakan di

Puskesmas

2) Melakukan proses pengadministrasian kegiatan aksi perubahan

g. Anggota 3 :

Yang bertindak selaku anggota 3 adalah Muzaini Fauzi, SKM dengan tugas

sebagai berikut:

1) Membuat design aksi perubahan

2) Membuat visual dokumentasi kegiatan aksi perubahan secara keseluruhan

h. Anggota 4 :

Yang bertindak selaku anggota 4 adalah Izza Fitriana, A.Md. Keb dengan tugas

sebagai berikut:

1) Menyusun instrumen kontrol aksi perubahan

2) Melakukan evaluasi pelaksanaan aksi perubahan oleh Puskesmas

3. Identifikasi Pemangku Kepentingan (Stakeholder)

Dalam merencanakan aksi perubahan diperlukan seseorang yang mampu

memberikan dukungan dalam menjalankan aksi perubahan. Untuk aksi perubahan

yang akan dilakukan, beberapa stakeholder pendukung yang telah di identifikasi

seperti terlihat pada tabel berikut :

Page 39: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

28

Tabel 11.1

Identifikasi Stakeholder

No Stakeholder Pengelompokan

Internal Eksternal

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

Kepala Dinas Kesehatan

Sekretaris Dinas Kesehatan

Ka. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan (P2PL)

Ka. Bidang Sumber Daya Kesehatan (SDK)

Ka. Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes)

Ka. Seksi PMPK

Ka. Seksi PGKM

Ka. Seksi DIK

Ka. Seksi P2P

Ka. Seksi Kesehatan Lingkungan

Ka. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar

Ka. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan

Ka. Seksi Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan

Ka. Seksi Regulasi dan Peningkatan Mutu

Ka. Subbag. Penyusunan Program dan Keuangan

Ka. UPTD Puskesmas

Direktur 3 (tiga) Rumah Sakit Umum Daerah

Bidan Koordinator

Ketua PKK

Ketua RT

Kader Kesehatan

Masyarakat

Ѵ

Ѵ

Ѵ

Ѵ

Ѵ

Ѵ

Ѵ

Ѵ

Ѵ

Ѵ

Ѵ

Ѵ

Ѵ

Ѵ

Ѵ

Ѵ

Ѵ

Ѵ

Ѵ

Ѵ

Ѵ

Ѵ

Page 40: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

29

a. Pengelompokan Stakeholder :

Gambar 10.1

Pengelompokan Stakeholder

Dari hasil analisis pengelompokan stakeholder menunjukkan bahwa terdapat 4

(empat) kelompok stakeholder, yaitu :

1) Promotors adalah stakeholder yang memiliki pengaruh dan minat tinggi

terhadap keberhasilan aksi perubahan. Stakeholder dalam kelompok ini

adalah :

Ka. Seksi Kesling

Ka. Seksi Regulasi

Ka. Seksi DIK

Ka. Subbag. Sungram

Direktur 3 (tiga) RSUD

Ketua PKK

Ka. UPTD 32 Puskesmas

Bidan Koordinator

Ka. Dinas Kesehatan

Ka. Bidang P2PL

Ka. Bidang SDK

Ka. Bidang Yankes

Ka. Seksi P2P

Ka. Seksi PMPK

Ka. Seksi PGKM

Kasi Farmasi&Perbekkes

Ka. Seksi Yankesdas

Ka, Seksi Yankes Rujukan

- Kader Kesehatan

Ketua RT

Masyarakat

LATENTS PROMOTERs

APATHETIC DEFENDERS

Page 41: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

30

a) Kepala Dinas Kesehatan Kutai Kartanegara

b) Kepala Bidang P2PL

c) Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan

d) Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan

e) Kepala Seksi P2P

f) Kepala Seksi PMPK

g) Kepala Seksi PGKM

h) Kepala Seksi Farmasi dan Perbekalan Kesehatan

i) Kepala Seksi Yankesdas

j) Kepala Seksi Yankes Rujukan

2) Latens adalah stakeholder yang memiliki pengaruh besar, tetapi memiliki

minat yang rendah terhadap keberhasilan aksi perubahan. Stakeholder dalam

kelompok ini adalah :

a) Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan

b) Kepala Seksi Data dan Informasi Kesehatan

c) Kepala Seksi Regulasi

d) Ka. Sub. Bagian Penyusunan Program

e) Direktur 3 (tiga) RSUD di Kutai Kartanegara

f) Ketua PKK

g) Kepala UPTD 32 Puskesmas se-Kutai Kartanegara

h) Bidan Koordinator

3) Defenders adalah stakeholder yang memiliki pengaruh kecil, tetapi memiliki

minat yang tinggi terhadap keberhasilan aksi perubahan. Stakeholder dalam

kelompok ini adalah :

a) Ketua RT

b) Kader Kesehatan

c) Masyarakat

4) Apathetic adalah stakeholder yang memiliki pengaruh kecil dan minat rendah

terhadap keberhasilan aksi perubahan, dalam hal ini tidak ada yang masuk

dalam pengelompokkan.

Page 42: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

31

b. Strategi Komunikasi

1) Latents :

Menyampaikan maksud dan tujuan serta area perubahan yang akan dilakukan

serta meminta dukungan kegiatan aksi.

2) Promoters :

Menyampaikan maksud dan tujuan dipilihnya aksi perubahan, mendiskusikan

rencana aksi perubahan, melibatkan dalam penyusunan design aksi

perubahan serta evaluasi kemajuan pelaksanaan aksi perubahan

3) Defenders :

Memaparkan rencana aksi, maksud dan tujuan serta menggalang kerjasama

untuk membantu pelaksanaan kegiatan operasional dilapangan dalam aksi

perubahan yang dilakukan

4. Rencana Anggaran

Pelaksanaan kegiatan aksi perubahan ini (FGD, Sosialisasi Puskesmas Pilot Project,

Penggandaan Formulir Skrining Ibu Hamil dan Launching) memerlukan anggaran

dengan rincian seperti tabel berikut :

Tabel 12.1

Rencana Anggaran

No Uraian Satuan Jumlah Harga (Rp)

1

2

3

4

5

Spanduk

Konsumsi rapat

Penggandaan Formulir

Operasional Tim

ATK

Lembar

Paket

Lembar

Paket

Paket

2

1

600

1

1

500.000,-

1.500.000,-

180.000,-

500.000,-

500.000,-

Jumlah 3.180.000,-

5. Gambaran Rancangan Aksi Perubahan

Gambaran rancangan aksi perubahan sebagai petunjuk pelaksanaan kegiatan

agar dapat berjalan dengan efektif dan tepat waktu, dengan tujuan utama adalah

mengatur tanggal kegiatan, aktor terkait dan output yang dihasilkan, dapat dilihat

pada tabel berikut:

Page 43: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

32

Tabel 13.1

Jadwal Jangka Pendek (2 Bulan / 8 Minggu)

No Milestone Kegiatan

Tanggal Rencana Kegiatan

Aktor Output Maret April Mei

III IV I II III IV I II

M1 Perencanaan Koordinasi 1. Sponsor

2. Mentor

3. Kasi PMPK

4. Kasi PGKM

5. Tim Efektif/

agen perubahan

Daftar Hadir

Notulen rapat

SK Tim Kerja

Daftar stakeholder

Surat dukungan stakeholder

Dokumentasi

Formulir Skrining

Rapat Kegiatan

Pembentukan Tim Efektif/

Agen Perubahan

Pembagian Tugas

Pembuatan SK

Penyusunan formula

skrining

M2 Pelaksanaan A. Focus Group Discussion 1. Sponsor

2. Mentor

3. Kabid P2PL

4. Kabid SDK

5. Kabid Yankes

6. Kasi P2

7. Kasi PMPK

8. Kasi PGKM

9. Kasi Yankesdas

10. Kasi Kesling

11. Direktur 3 RSUD

Daftar Hadir

Notulen rapat

Daftar lokasi kegiatan

Dokumentasi

1. Rapat tim

2. Pembekalan agen aksi

perubahan dan

penentuan lokasi

3. Pelaksanaan uji coba

4. Sosialisasi internal

Dinas Kesehatan

5. Evaluasi & revisi

Page 44: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

33

No Milestone Kegiatan

Tanggal Rencana Kegiatan

Aktor Output Maret April Mei

III IV I II III IV I II

B. Sosialisasi & Launching 1. Sponsor

2. Mentor

3. Kabid P2PL

4. Kabid SDK

5. Kabid Yankes

6. Kasi PMPK

7. Kasi PGKM

8. Kasi P2

9. Kasi Kesling

10. Kasi Yankesdas

11. Kasi Yankes Rujukan

12. Kasi DIK

13. Kasi Farmasi & Perbekes

14. Ka. UPTD Puskesmas

15. Direktur 3 RSUD

16. Bidan Koordinator

17. Tim Efektif/

agen perubahan

Undangan Sosialisasi

Daftar Hadir

Hasil Publikasi

Dokumentasi

1. Sosialisasi dengan

Puskesmas pilot project

2. Pendistribusian

formulir skrining

3. Publikasi di website

Dinas Kesehatan

4. Launching

M3 Monitoring

dan Evaluasi

Rapat Tim Efektif/ agen

perubahan

1. Mentor

2. Kasi PMPK

3. Kasi P2

4. Ka. UPTD Puskesmas

5. Bidan Koordinator

6. Tim Efektif/

Agen Perubahan

Notulen rapat

Daftar hadir

Laporan kegiatan

Dokumentasi kegiatan Pelaporan Kegiatan

Page 45: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

34

Tabel 14.1

Jadwal Jangka Menengah (> 2 Bulan-1 Tahun)

Jadwal Jangka Panjang (>1 Tahun-5 Tahun)

No Kegiatan Bulan (Tahun 2020)

Tahun

2020-2025

Maret April Mei Bulan

Jangka Menengah 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyebarluasan sosialisasi

hingga ke 32 Puskesmas

Juni-Juli

2020

2 Penggandaan formula skrining

SRIKANDIE

Agst 2020

3 Implementasi aksi perubahan

SRIKANDIE

Juni 2020-

Des 2021

4 Monitoring dan evaluasi

kegiatan

Juni-Des

2020

Jangka Panjang

1 Cetak formula skrining

SRIKANDIE dalam Buku KIA

Januari

(2021-2025)

2 Pelaksanaan komitmen seluruh

bidan/petugas

Jan-Des

(2021-2025)

3 Implementasi aksi perubahan

hingga ke jejaring Puskesmas

Jan-Des

(2021-2025)

4 Monitoring dan evaluasi

kegiatan

Jun & Des

(2021-2025)

Page 46: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

35

6. Faktor Kunci Keberhasilan

Faktor kunci keberhasilan pelaksanaan kegiatan aksi perubahan ini adalah :

a. Terbangunnya komunikasi dan motivasi yang efektif kepada tim agen

perubahan

b. Terlaksananya koordinasi yang baik dengan para stakeholder

c. Terlaksananya sosialisasi internal (Dinas Kesehatan) dan eksternal (Puskesmas

pilot project) tentang aksi perubahan yang akan dilakukan untuk menekan kasus

eklamsia pada ibu maternal

d. Terbentuknya Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan tentang kedisiplinan

semua fasilitas pelayanan kesehatan dasar untuk melakukan skrining kasus

eklamsia

e. Adanya komitmen dari semua petugas dalam melakukan skrining kasus

eklamsia yang menjadi kedisiplinan petugas dalam menjalankannya

f. Adanya kedisiplinan petugas dalam pencatatan dan pelaporan sebagai bukti

pelaksanaan pekerjaan yang sudah dilakukan

7. Potensi Kendala dan Strategi

Rancangan aksi perubahan ini memiliki beberapa kendala yang akan menjadi

permasalahan. Permasalahan tersebut dapat menghambat pelaksanaan serta keberhasilan

pencapaian target dan tujuan pada aksi perubahan. Potensi masalah itu bisa di jelaskan

sebagai berikut :

Page 47: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

36

Tabel 15.1

Kendala dan Strategi

No Potensi Masalah Strategi

1 Kutai Kartanegara menjadi lokus

kegiatan untuk penurunan AKI-AKB

oleh Kementerian Kesehatan,

sehingga telah banyak kegiatan yang

direncanakan dan sudah terjadwal

dari awal hingga akhir tahun.

Melakukan persiapan dengan lebih

efisien dalam waktu serta menugaskan

tim agen perubahan yang juga staff pada

seksi untuk bisa membagi waktu dengan

baik agar semua pekerjaan bisa selesai

sesuai target.

2 Kegiatan dari Dinas Kesehatan

Provinsi yang bertepatan dengan

jadwal aksi perubahan

Menyampaikan kepada Kepala Seksi

Kesehatan Keluarga di Dinas Kesehatan

Provinsi agar memberitahukan rencana

kegiatan yang akan dilakukan untuk

memudahkan pengaturan waktu.

3 Kesulitan dalam merancang formulir

skrining ibu hamil yang akan

dijadikan produk yang dihasilkan

dari aksi perubahan, karena

merupakan suatu hal yang baru

Melibatkan seksi Pemberdayaan

Masyarakat dan Promosi Kesehatan

(PMPK) di Dinas Kesehatan untuk

membantu dalam rancangan formulir

skrining.

4 Kondisi internasional, nasional dan

daerah tentang adanya infeksi virus

Covid-19 yang akan menghambat

rencana yang telah disusun

diantaranya adalah rapat tim,

sosialisasi pada Puskesmas uji coba,

sosialisasi internal Dinkes dan

launching

Memanfaatkan media telekomunikasi

melalui WhatsApp grup, zoom meeting

dan mendokumentasikan semua kegiatan

sebagai bahan pelaporan.

Page 48: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

37

8. Rancangan Aksi Perubahan

a. Indikator Skrining Ibu Hamil

Untuk melakukan intervensi secara dini terhadap faktor risiko maupun

risiko tinggi pada ibu hamil diperlukan pelaksanaan skrining atau pemeriksaan

secara lengkap terhadap indikator yang diperlukan. Dalam menyusun formula

skrining pre-Eklamsia, diperlukan beberapa indikator penting yang akan

dilakukan pemeriksaan yaitu :

1) Anamnese

Anamnese yaitu suatu bentuk pemeriksaan dengan melakukan interview

untuk mengumpulkan beberapa data pendukung, yang meliputi :

a) Data umum dan riwayat kehamilan :

Riwayat keluarga pre-eklamsia

Primigravida (hamil yang pertama)

Kehamilan gamelli (hamil kembar)

Primitua sekunder (jarak antar kehamilan > 10 tahun)

Usia > 35 tahun

b) Data riwayat khusus :

Riwayat Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK)

Hipertensi Kronis

Kelainan Ginjal

Diabetes Mellitus

Penyakit Autoimun

2) Pemeriksaan Fisik

a) Tinggi Badan :

Ibu hamil tanpa menggunakan alas kaki dilakukan pengukuran

menggunakan microtois (alat ukur) yang diletakkan pada dinding yang

rata dengan posisi wajah ibu lurus ke depan. Pengukuran dengan

menggunakan standar ukur centimeter (cm) yang kemudian di konversi

dalam meter (m).

b) Berat Badan :

Dilakukan penimbangan berat badan dengan menggunakan alat timbang

berat badan dewasa dengan standar kilogram (kg), dimana saat dilakukan

penimbangan ibu hamil tidak membawa benda/barang yang berat

ditubuhnya.

Page 49: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

38

c) Menghitung Body Mass Index (BMI) :

Indek massa tubuh (body mass index) dilakukan dengan menghitung hasil

pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan ibu hamil dengan

rumus sebagai berikut :

Berat Badan

BMI =

(Tinggi Badan)2

Nilai yang perlu dibaca dalam penghitungan BMI adalah :

18,5 : kekurangan berat badan (Underweight)

18,5-24,9 : Normal (ideal)

25-29,9 : kelebihan berat badan (Over weight)

> 30 : kegemukan (Obesitas)

3) Pemeriksaan Tekanan Darah

Merupakan pemeriksaan penting yang menjadi kunci pelaksanaan skrining

pre-Eklamsia. Dalam hal ini dilakukan 2 cara pemeriksaan tekanan darah,

yaitu :

a) Mean Arterial Pressure (MAP) :

Dilakukan pemeriksaan tekanan darah dan menghitung nilai MAP dengan

cara :

( Sistolik + 2 Diastolik / 3) > 90

b) Roll Over Test (ROT) :

Dilakukan pemeriksaan tekanan darah dengan membandingkan antara

hasil pemeriksaan Diastolik miring kiri (left lateral reccumbent) dan

posisi terlentang (supine) > 15 mmHg

b. Rancangan Formula Skrining

Formula skrining dibuat berdasarkan kombinasi referensi dari Satuan

Tugas Penurunan Angka Kematian Ibu (Satgas-Penakib) Pasuruan, Buku Saku

Penanganan Kegawatdaruratan Obstetri dan Ginekologi, Manual Rujukan

Maternal Neonatal dan Buku KIA. Rancangan formula untuk pelaksanaan

skrining pre-eklamsia tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Page 50: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

39

Gambar 11.1

DAFTAR TILIK SRIKANDI- IBU HAMIL USIA KEHAMILAN 12-28 MINGGU

NAMA IBU/SUAMI :

NO HP :

Petunjuk Pengisian Daftar Tilik

Lakukan anamnese dan pemeriksaan fisik terhadap indikator berikut ini. Isilah Daftar Tilik dengan tanda (√ ) pada kolom yang sesuai dari hasil

pemeriksaan atau anamnese pada ibu hamil/suami atau keluarga.

Identitas yang harus diisi oleh provider meliputi : Nama ibu dan suami, no. Hp, tanggal pemeriksaan, nama dan tempat provider

Hasil Skoring didapatkan dari penjumlahan data (√) pada kolom “YA” yang ada pada kolom hasil.

Hasil Skrining Pre Eklampsia didapatkan dari jumlah Skoring dengan mengacu pada ketentuan yang ada

YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK YA TDK

a. Riwayat Keluarga PE

b. Primigravida

c. Gamelli

d. Primitua Sekunder

e. Usia > 35 tahun

f. IMT > 30/Obesitas

g. MAP > 90 mmHg

h. ROT > 15 mmHg

a. Riwayat HT

b. HT kronis

c. Kelainan Ginjal

d. DM

e. Penyakit Auto Imunitas

NAMA DAN TEMPAT PROVIDER

28

28

26

NAMA DAN TEMPAT PROVIDER

Total Skoring

ANAMNESE DAN PEMERIKSAAN FISIK : 12 16 20 24

12

2. RIWAYAT KHUSUS :

16 20 24 26

Total Skoring

DATA DAN HASIL SKRINING

UK TGLHASIL

1.

DATA DAN HASIL SKRINING

UK TGLHASIL

DATA DAN HASIL SKRINING

UK TGLHASIL

DATA DAN HASIL SKRINING

UK TGLHASIL

DATA DAN HASIL SKRINING

UK TGLHASIL

INDIKATOR SKRININGNO DATA DAN HASIL SKRINING

UK TGLHASIL

Page 51: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

40

c. Tata Cara Pelaksanaan Skrining

Gambar 12.1

1. Riwayat Keluarga pre-eklamsia 1.

2. Primigravida 2. Hipertensi Kronis

3. Kehamilan Kembar (Gamelli) 3. Kelainan Ginjal

4. 4. Diabetes Mellitus

5. Usia > 35 tahun 5. Penyakit Autoimun

6. IMT > 30 / Obesitas

7. Mean Arterial Pressure / MAP > 90

8. Roll Over Test / ROT > 15 mmHg

1.

2.

3. Obat-obatan

4. Rujukan

▪ Laksanakan Konsep manual Rujukan Maternal-Neonatal

▪ Laksanakan Indeks Rujukan

▪ Hubungi Hotline Maternal

Sumber : Modifikasi Teori Penakib Jatim

PROSEDUR PELAKSANAAN

Usia Kehamilan 12-28 Minggu

≥ 2 hasil (+)

Salah Satu hasil (+)

SKRINING (+)

SKRINING KASUS DAN DETEKSI EKLAMSIA (SRIKANDIE)

Primitua Sekunder (jarak antar

kehamilan >10 tahun)

Riwayat Hipertensi Dalam

Kehamilan

Rujukan :

Konseling

Observasi

Intervensi :

Anamnese & Pemeriksaan Fisik : Riwayat Khusus:

Page 52: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

41

d. Intervensi dan Tata Laksana Hasil Skrining

1) Konseling

Konseling diberikan pada ibu hamil dengan hasil skrining negatif

maupun positif. Untuk hasil skrining negatif akan diberikan konseling tentang

perawatan kehamilan sehari-hari seperti nutrisi, istirahat, personal hygiene, serta

aktifitas fisik dengan memperhatikan kondisi ibu dan keamanan janin yang

dikandungnya. Untuk hasil skrining positif akan diberikan konseling tentang hal

yang sama serta konseling kemungkinan rujukan yang akan dilakukan,

keteraturan minum obat yang diberikan serta waktu yang tepat untuk kembali

memeriksakan diri.

Untuk kemudahan dalam pemberian konseling dapat dilihat dalam bagan

dibawah ini:

Gambar 13.1

Bagan Pelaksanaan Konseling

Optimalisasi Pemanfaatan Buku KIA sebagai panduan konseling :

● Hal. 4-6 Perawatan kehamilan sehari-hari

● Hal. 8 Pengenalan tanda bahaya kehamilan

● Hal. 9 Masalah lain pada kehamilan

Tanda-tanda Impending Eklamsia :

● Pandangan kabur

● Mual / muntah

● Nyeri epigastrium

● Sakit kepala hebat

Nomor kontak yang bisa dihubungi :

● Kader Kesehatan

● Petugas Kesehatan

● Hotline Puskesmas

BAGAN KONSELING

K

O

N

S

E

L

I

N

G

Page 53: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

42

2) Observasi

Observasi diberikan pada ibu hamil dengan hasil skrining pre-eklamsia

negatif maupun positif. Observasi diberikan pada ibu hamil risiko tinggi yang

memiliki riwayat khusus seperti riwayat Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK)

di kehamilan terdahulu, Hipertensi Kronis, kelainan ginjal, Diabetes Mellitus

dan penyakit autoimun yang membutuhkan observasi lanjutan. Untuk

pelaksanaan observasi dapat dilihat seperti bagan berikut ini :

Gambar 14.1

Bagan Pelaksanaan Observasi

3) Intervensi Obat-obatan

Pemberian obat-obatan diberikan sesuai advis dokter di fasilitas

kesehatan dan atau sesuai protokol yang berlaku dengan tetap mengutamakan

keselamatan ibu dan bayinya. Obat-obatan yang bisa diberikan yaitu :

a) Vitamin C dosis tunggal 500 mg

b) Kalsium 1 gram / hari

OBSERVASI Lakukan Observasi Tekanan Darah

sesuai bagan dibawah ini :

No Umur Kehamilan Frekuensi

1 16 minggu 2x

2 20 minggu 2x

3 24 minggu 1x

4 26 minggu 1x

5 28 minggu 1x

Bila terjadi peningkatan tekanan darah

systole ≥15 mmHg dan atau diastole ≥90 mmHg

Rujukan :

● Poli Kebidanan Rumah Sakit

● Dokter Umum FKTP

BAGAN OBSERVASI

Page 54: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

43

4) Rujukan

Rujukan diberikan apabila ditemukan kondisi ibu hamil jika tekanan

darah menunjukkan peningkatan yaitu systole > 15 mmHg dan diastole ≥90

mmHg, Mean Arteriale Pressure (MAP) dan Roll Over Test (ROT) yang

positif. Rujukan dilakukan dengan terlebih dahulu menghubungi nomor

hotline Rumah Sakit dan atau poli kebidanan Rumah Sakit ataupun

berdasarkan advis dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).

Untuk rujukan tersebut bisa dilihat dalam bagan berikut ini:

Gambar 15.1

Bagan Rujukan

RUJUKAN

Dengan mengacu kebijakan ●

lokal yang berlaku : ● Sesuai hasil pemeriksaan dengan INDEKS Rujukan

● Hasil Skrining PE Positif

- Hasil Konsultasi Dokter Obgyn

- Hasil pemeriksaan Dokter FKTP

Sesuai konsep Manual Rujukan maternal Neonatal

BAGAN RUJUKAN

- Nomor Hotline Maternal

Page 55: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

44

BAB II

IMPLEMENTASI AKSI PERUBAHAN

A. DESKRIPSI KEPEMIMPINAN

1. Capaian Hasil Perubahan

Beberapa tahapan perencanaan dalam aksi perubahan dicapai dengan beberapa

kegiatan sebagai berikut :

a. Rapat tim di Seksi Penyehatan Keluarga :

Dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 18 Maret 2020 dengan melibatkan

beberapa staff dengan fokus rapat yaitu :

1) Penyampaian tugas yang diberikan dalam Pelatihan Kepemimpinan

Pengawas

2) Penyampaian rencana aksi perubahan dengan latar belakang permasalahan

tingginya kematian maternal di Kab. Kutai Kartanegara

3) Permintaan dukungan sebagai tim efektif yang akan membantu pelaksanaan

aksi perubahan yang akan dilaksanakan

16.2 Daftar hadir rapat tim

17.2 Foto kegiatan rapat

18.2 Notulen rapat

Gambar 16.2 Gambar 17.2

Gambar 18.2

Page 56: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

45

b. Koordinasi dan konsultasi dengan mentor :

Setelah konsultasi untuk menyusun rancangan aksi perubahan, konsultasi dengan

mentor dalam proses implementasi aksi perubahan dilaksanakan sejak tanggal 19

Maret 2020 hingga selesainya laporan aksi perubahan dengan beberapa hal yang

jadi hasil koordinasi dan juga konsultasi, yaitu :

1) Penyempurnaan beberapa tampilan dalam latar belakang masalah, data dan

grafik

2) Fokus aksi perubahan dengan keutamaan prioritas masalah

3) Finalisasi judul aksi perubahan

4) Fokus Penentuan stakeholder untuk melibatkan pihak Rumah Sakit

5) Pembahasan draft SK Tim Efektif

6) Penentuan lokus puskesmas ujicoba SRIKANDIE hingga evaluasi akhir

c. Pembentukan Tim Efektif/ Agen Perubahan :

Pembentukan tim efektif dilakukan setelah rapat tim pada tanggal 18 Maret 2020

dan finalisasi SK Tim Efektif dengan ditandatangani oleh Kepala Dinas

Kesehatan dilakukan pada tanggal 19 Maret 2020.

Gambar 19.2 : Koordinasi Mentor

Gambar 20.2 : SK Tim Efektif

Page 57: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

46

d. Pembagian Tugas :

Setelah di tandatanganinya SK oleh Kepala Dinas Kesehatan, pada tanggal 19

Maret 2020 reformer membagi tugas yang akan dilakukan oleh personal tim

yang masing-masing telah tercantum dalam SK Tim Efektif, dimana dengan

adanya wabah Covid-19 maka koordinasi dilaksanakan melalui media whatsApp

grup.

e. Penentuan dan Koordinasi Stakeholder :

Dikarenakan situasi wabah Covid-19 maka penentuan stakeholder yang terlibat

dalam aksi perubahan tidak bisa dilaksanakan sesuai rencana. Beberapa

stakeholder yang bisa dilakukan koordinasi secara langsung maupun via

telephone yaitu Kepala Seksi PMPK, Kepala Seksi PGKM, Kepala Bidang

Pelayanan Kesehatan, Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, Kepala Bidang

P2PL. Sedangkan selebihnya reformer menyampaikan sosialisasi tentang

deskripsi pelaksanaan penerapan SRIKANDIE.

Gambar 21.2 : Koordinasi Pembagian Tugas Tim

Page 58: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

47

Gambar 22.2 : Lembar Sosialisai untuk Stakeholder

Gambar 23.2 : Sampel Hasil Koordinasi Stakeholder

Page 59: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

48

f. Dukungan Stakeholder :

Gambar 24.2 : Dukungan dari Kepala Dinas Kesehatan sekaligus Plt. Direktur RSUD

AM. Parikesit Tenggarong dengan harapan bahwa aksi perubahan ini mampu

menurunkan Angka Kematian Ibu di Kutai Kartanegara

Gambar 25.2 : Dukungan pelaksanaan SRIKANDIE oleh Kabid P2PL Dinas

Kesehatan dengan pesan agar bisa ditambahkan dengan pemeriksaan lainnya

yang mendukung ke arah penurunan kematian ibu dan bayi

Gambar 26.2 : Dukungan dari Kabid Kesehatan Masyarakat dengan pesan untuk

penguatan sosialisasi secara intensif

Page 60: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

49

g. Penyusunan Formula Skrining :

Formula untuk pelaksanaan kemudahan skrining dilakukan dengan memodifikasi

beberapa referensi, serta dengan berkonsultasi dengan narasumber ahli (dokter

spesialis Obstetri Gynekologi dari 3 Rumah Sakit agar tindak lanjut kasus bisa

dilakukan dengan berkelanjutan.

Gambar 27.2 : Hasil konsultasi dengan narasumber ahli (dokter spesialis

obgyn di 3 RSUD di Kutai Kartanegara serta penasehat POGI Kaltim)

Page 61: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

50

h. Sosialisasi Formula Srikandie :

Dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2020. Dikarenakan kondisi wabah Covid-19

maka sosialisasi pada stakeholder (Bidan Koordinator Puskesmas) dilakukan via

WhatsApp grup dengan menyampaikan maksud dan tujuan serta teknis

pelaksanaan skrining pada sasaran yaitu ibu hamil dengan usia kehamilan antara

12-28 minggu yang memenuhi kriteria.

Gambar 28.2 : Cuplikan pelaksanaan sosialisasi form SRIKANDIE

dengan stakeholder (Bidan Koordinator) dari 10 Puskesmas

terpilih untuk ujicoba

Page 62: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

51

i. Pelaksanaan uji coba formula skrining

1) Pemilihan Puskesmas uji coba :

Uji coba dalam pelaksanaan skrining pre-eklamsia pada ibu hamil

dilaksanakan di 10 Puskesmas yang dipilih berdasarkan banyaknya kasus

Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK) yang didapatkan dari laporan rutin

Puskesmas di Seksi Penyehatan Keluarga.

10 Puskesmas uji coba tersebut adalah Puskesmas Kota Bangun, Puskesmas

Rapak mahang, Puskesmas Mangkurawang, Puskesmas Loa Kulu, Puskesmas

Teluk Dalam, Puskesmas Separi, Puskesmas Muara Badak, Puskesmas

Sungai Meriam, Puskesmas Handil Baru dan Puskesmas Muara Jawa.

Pelaksanaan uji coba tersebut dilakukan pada tanggal 1-15 April 2020.

2) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan uji coba :

Untuk memantau pelaksanaan uji coba maka monitoring dilakukan dengan

cara melakukan komunikasi, koordinasi dan evaluasi setiap hari dengan bidan

koordinator di 10 lokasi ujicoba.

Gambar 29.2 : Pelaksanaan ujicoba skrining ibu hamil

dengan form SRIKANDIE

Page 63: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

52

3) Analisis hasil uji coba :

a) Selama 2 minggu masa uji coba, terdapat 82 ibu hamil yang memenuhi

kriteria usia kehamilan untuk dilakukan skrining dengan menggunakan

formulir Srikandie;

b) Terdapat 19 ibu hamil (23,17%) dengan hasil skrining positif yang

mengacu pada indikator dan kriteria yang ada dalam prosedur pelaksanaan

Skrining Srikandie;

c) Dari 19 ibu hamil yang memiliki hasil skrining positif, indikator

terbanyak yaitu ada pada anamnese dan pemeriksaan fisik;

d) Ada 52 kriteria positif pada anamnese dan pemeriksaan fisik. Kriteria

terbanyak secara berurutan ada pada pemeriksaan Mean Arterial Pressure

(MAP) yaitu sebanyak 13 orang (25%), Body Mass Index (BMI) sebanyak

10 orang (19,23%), faktor usia sebanyak 9 orang (17,30%), Roll Over Test

(ROT) sebanyak 8 orang (15,38%), primipara sebanyak 6 orang (11,53%)

dan riwayat Pre Eklamsia dalam keluarga sebanyak 4 orang (7,69%);

e) Pada indikator Riwayat Khusus terdapat 13 kriteria yang positif

ditemukan pada ibu hamil, yaitu 7 orang dengan riwayat HT (53,86%), 4

orang dengan HT kronis (30,76%) dan 2 orang dengan Diabetes Mellitus

(15,38%);

Gambar 30.2 : Cuplikan saat melakukan

monitoring dan evaluasi ke 10 Puskesmas ujicoba

Page 64: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

53

f) Untuk intervensi hasil skrining positif, masih ditemukan keragaman jenis

penanganan sesuai hasil konsultasi dokter pada masing-masing

puskesmas. Tidak semua ibu hamil di treatment sesuai dengan pedoman

pada bagan intervensi walaupun hasil skrining positif;

g) Dari 19 orang ibu hamil dengan hasil skrining positif, yang terbanyak

yaitu pada usia kehamilan 24 minggu sebesar 6 ibu hamil (31,57%), lalu

masing-masing 4 ibu hamil pada usia kehamilan 12 dan 20 minggu

(21,05%), kemudian 2 orang ibu hamil pada usia kehamilan 26 minggu

(10,52%) dan 1 orang pada usia kehamilan 28 minggu (5,26%);

h) Dapat disimpulkan untuk sementara, bahwa semakin cepat skrining

dilakukan maka akan semakin baik dan semakin dini ditemukan ibu hamil

yang berpotensi mengalami pre-Eklamsia pada kehamilannya.

j. Pendistribusian formula skrining :

Berkaitan dengan masa pandemi covid-19, maka formula skrining dikirimkan via

WhatsApp dan bidan koordinator di 10 puskesmas ujicoba mem-print out

formulir untuk dipergunakan dalam melakukan skrining pada ibu hamil.

k. Publikasi di website Dinas Kesehatan dan YouTube:

Agar aksi perubahan dirasakan manfaatnya oleh banyak orang terutama oleh

provider/bidan di puskesmas dan jejaringnya serta untuk meningkatkan upaya

promotif dan preventif dalam penurunan angka morbiditas dan mortalitas ibu

maternal, maka aksi perubahan SRIKANDIE ini telah dipublikasikan dan dapat

dilihat di website resmi Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara di

www.dinkes.kukarkab.go.id dan di YouTube : https://youtu.be/MVzotVprScQ

Gambar 31.2 : Analisa Hasil Ujicoba

Page 65: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

54

l. Monitoring dan Evaluasi :

1) Dalam melakukan monitoring dan evaluasi kita lakukan melalui rapat tim

efektif yang dilaksanakan beberapa kali, baik dalam suasana formal maupun

yang bersifat koordinasi langsung dan juga melalui media sosial untuk

membahas ujicoba SRIKANDIE, monitoring dan evaluasi aksi serta

keberlangsungan SRIKANDIE nantinya untuk dilakukan penerapan ke

seluruh Puskesmas dan jejaringnya dalam upaya menurunkan kasus pre-

Eklamsia.

2) Monitoring dan evaluasi penerapan SRIKANDIE pada tahap pelaksanaan

dilakukan pada tanggal 22 April-9 Mei 2020 didapatkan hasil, yaitu :

a) Didapatkan 52 kunjungan/kontak ibu hamil dengan bidan yang memenuhi

syarat kriteria pelaksanaan skrining;

b) Dari 52 ibu hamil tersebut, terdapat 10 ibu hamil dengan hasil skrining

positif (18,18%);

c) Dari 10 ibu hamil dengan hasil positif skrining, indikator terbanyak ada

pada anamnese dan pemeriksaan fisik;

d) Pada indikator anamnese dan pemeriksaan fisik, kriteria positif terbanyak

ada pemeriksaan MAP (9 ibu hamil) dan BMI (5 ibu hamil). Kriteria ini

terlihat paling sensitif memberikan sumbangan hasil positif pada indikator

ini;

e) Meskipun indikator riwayat khusus memiliki point tinggi dalam

memberikan hasil positif (1 kriteria positif, maka hasil skrining positif)

bila dibandingkan dengan indikator anamnese dan pemeriksaan fisik (2

atau lebih kriteria, maka hasil positif), namun hasil analisis menunjukkan

Gambar 32.2 : Publikasi di

website Dinas Kesehatan

Page 66: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

55

hasil bahwa ada 27 kriteria positif pada anamnese dan pemeriksaan fisik,

sedangkan pada riwayat khusus ada 8 kriteria positif;

f) Meskipun demikian, bisa jadi ibu hamil yang bersangkutan pada saat

dilakukan skrining mendapatkan hasil skrining positif pada kedua

indikator;

g) Data juga menunjukkan ada beberapa ibu hamil dengan hasil skrining

negatif walaupun terdapat kriteria lain dengan pemeriksaan yang positif;

h) Pada indikator riwayat pemeriksaan khusus, skrining positif terbanyak

terdapat pada Hipertensi Kronis yaitu 4 orang ibu hamil, setelah itu

riwayat Hipertensi pada keluarga sebanyak 3 ibu hamil;

i) 52 ibu hamil (100%) dengan skrining positif diberikan konseling sesuai

pedoman, 8 ibu hamil (80%) yang mendapatkan terapi obat-obatan sesuai

rekomendasi, 9 ibu hamil (90%) dilakukan observasi dan hanya 2 ibu

hamil (20%) yang dilakukan rujukan;

j) Terdapat perbandingan hasil skrining positif terbanyak yang sama pada

umur kehamilan 16 minggu dan 18 minggu yaitu masing-masing

sebanyak 3 ibu hamil (30%), berikutnya umur kehamilan 24 minggu

sebanyak 2 ibu hamil (20%) dan masing-masing 10% pada umur

kehamilan 12 minggu dan 18 minggu.

Gambar 33.2 : Monitoring Evaluasi Pelaksanaan SRIKANDIE

.

Page 67: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

56

2. Manfaat Hasil Perubahan :

a. Setelah diadakannya uji coba terhadap skrining pre-eklamsia pada ibu hamil,

berikut pernyataan bidan koordinator dari 10 Puskesmas :

Gambar 34.2 : Dukungan Stakeholder

1) Bidan Koordinator Puskesmas Separi :

2) Bidan Koordinator Puskesmas Sungai Meriam :

“Sangat bermanfaat Bu dan terbantu sekali

untuk deteksi resti sedini mungkin. Lebih

spesifik dan akurat sesuai dengan kriteria yang

ada. Dan memantau kondisi ibu untuk

menentukan tindakan selanjutnya agar ibu dan

bayi selamat.”

“Skrining Srikandie sangat membantu bidan dalam

mendeteksi secara dini resiko terjadinya pre

eklamsi pada ibu hamil sehingga bidan dapat

menentukan rencana tindak lanjut dalam

melakukan asuhan kebidanan, melaksanakan

asuhan kebidanan dengan kolaborasi, melakukan

rujukan agar dapat menurunkan AKI-AKB.

Kemudahan form Srikandie :

1. Spesifik : digunakan pada bumil 12-28 mgg

2. Berisi hasil wawancara dan observasi dari hasil

pemeriksaan ibu hamil

3. Cara pengisian cukup mudah, cukup dg

memberikan tanda centang pd kolom yg

disediakan sesuai hasil wawancara

4. Skoring yg didapat sudah dapat menentukan

bumil mana saja yang beresiko dan mana yang

tidak beresiko pre eklamsia

5. Dalam pengisian tidak perlu waktu lama

6. Isi form sesuai dg teori skrining ibu hamil pre

eklamsia yang bidan dapatkan (valid)”

Page 68: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

57

3) Bidan Koordinator Puskesmas Muara Jawa :

4) Bidan Koordinator Puskesmas Teluk Dalam :

5) Bidan Koordinator Puskesmas Muara Badak :

6) Bidan Koordinator Puskesmas Handil Baru :

“Manfaat yang kami dapat selama

pelaksanaan Srikandie adalah kami sangat

terbantu dalam melakukan skrining

terutama untuk bumil dengan resiko pre

eklamsia. Sehingga pemantauan terhadap

bumil bisa lebih maksimal lagi. Dengan

adanya form skrining memudahkan kami.”

“Skrining PEB ini mudah untuk dikerjakan,

sangat membantu dalam

menentukan/mendeteksi kasus pre eklamsia

sejak dini sehingga kita bisa segera dapat

menentukan tindakan selanjutnya.”

“Manfaat yang kami dapat dalam

pelaksanaan Srikandie...adalah cepat

terdeteksi ibu hamil dengan PEB maupun

dengan PER sehingga kami bisa lebih fokus

memantau bumil tersebut. Dan form

skrining sangat membantu kami...”

“Skrining ini sangat bermanfaat untuk

mendeteksi secara dini kemungkinan akan

terjadi kasus pre-eklamsia, sehingga ibu

yang kemungkinan akan mengalami pre

eklamsia atau ibu yang sudah mengalami

pre eklamsia akan dilakukan penanganan

sedini mungkin dan kasus pre eklamsia

berat akan bisa ditekan, skriningnya sangat

mudah, tidak memakan waktu lama dan

menggunakan format khusus yang

sederhana dan mudah pengisiannya,”

Page 69: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

58

7) Bidan Koordinator Puskesmas Rapak Mahang :

8) Bidan Koordinator Puskesmas Mangkurawang :

9) Bidan Koordinator Puskesmas Kota Bangun :

10) Bidan Koordinator Puskesmas Loa Kulu :

“Manfaat yang dirasakan adalah lebih cepat

dan lebih dini dalam menemukan kasus PE

maupun PEB sehingga sebagai petugas

kesehatan kita lebih awarness dan lebih fokus

dalam pemantauan kasus tersebut.”

“Manfaat dari screening srikandie adalah kita

lebih cepat mengenali bumil yang beresiko

terhadap kejadian beresiko terhadap kejadian

pre eklamsia/eklamsia, mulai dari

pengumpulan data melalui wawancara dan

pemeriksaan fisik serta adanya form daftar

tilik PEB kita sudah bisa memastikan jika ada

indikator yang tercentang lebih dari 1”ya”

maka kita lebih waspada terhadap resiko

kejadian pre eklamsia dan akan melakukan

intervensi yang sesuai diantaranya KIE,

kolaborasi dengan dokter, pemantauan dan

rujukan.”

“Alhamdulillah, manfaat yang kami dapat dari

skrining srikandie, lebih memudahkan dalam

mendeteksi secara dini resiko pre eklamsia

pada ibu hamil, sehingga kami dapat

melakukan pemantauan dengan maksimal.

Selain itu form dari skrining srikandie juga

mudah digunakan...”

“Alhamdulillah dengan adanya skrining ini

petugas dapat lebih cepat dalam menemukan

potensi terjadinya kasus PE atau PEB.

Sehingga petugas kesehatan dan bumil akan

lebih waspada terhadap kemungkinan yang

bisa saja terjadi pada kehamilan tersebut.”

Page 70: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

59

b. Dengan pelaksanaan skrining, rumah sakit lebih mudah melakukan intervensi

pada ibu hamil yang dirujuk karena sudah mendapatkan konseling dan intervensi

awal di puskesmas.

c. Bidan desa dan bidan puskesmas lebih mudah dalam melakukan konsultasi via

media hotline servise karena semua stakeholder telah berkomitmen untuk

menurunkan morbiditas dan mortalitas maternal di Kutai Kartanegara.

d. Ibu hamil dan keluarga lebih memahami potensi risiko yang dimiliki jika tidak

memeriksakan kehamilannya, sehingga lebih berhati-hati dan lebih mudah

menerima konseling petugas.

e. Memberikan informasi dan perubahan pada pemetaan stakeholder karena lebih

memahami peran dan integrasi yang terkait penurunan angka morbiditas

maternal.

B. DESKRIPSI PROSES KEPEMIMPINAN

1. Membangun Integritas

a. Efektifitas dalam kerjasama tim :

Reformer mengawali tahapan implementasi aksi perubahan dengan melaksanakan

rapat untuk pembentukan tim efektif yang diharapkan dapat membantu

pelaksanaan aksi. Reformer membagi tugas masing-masing personal agar bisa

bekerja dengan efektif sesuai tahapan dan tujuan yang ingin dicapai. Koordinasi

dan tanggung jawab anggota tim menjadi hal utama ynag selalu disampaikan baik

dalam pertemuan dengan tatap muka maupun koordinasi melalui telephone dan

juga whatsApp.

b. Menggalang komitmen bersama :

Reformer memimpin kerjasama tim untuk menentukan puskesmas yang akan

menjadi pilot project pelaksanaan ujicoba skrining SRIKANDIE, dilanjutkan

dengan pembentukan WhatsApp grup SRIKANDIE beranggotakan tim efektif

dan 10 Bidan Koordinator Puskesmas terpilih. Penyampaian sosialisasi aksi

perubahan SRIKANDIE dengan paparan latar belakang, maksud dan tujuan serta

menggalang komitmen bersama untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas

maternal di Kutai kartanegara.

Page 71: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

60

c. Meningkatkan kedisiplinan dan tanggung jawab :

Reformer dan tim melakukan monitoring dan evaluasi hasil pelaksanaan ujicoba

dan implementasi skrining serta meminta seluruh bidan koordinator bisa

menyampaikan progress pelayanan skrining pada ibu hamil secara disiplin dan

penuh tanggung jawab.

d. Membangun budaya kerja :

Meskipun sedang terjadi wabah pandemi covid-19 yang mengkondisikan agar

ada pembatasan dan bekerja dari rumah, namun hal tersebut tidak menghambat

proses koordinasi secara langsung karena reformer dan tim tetap bisa

melaksanakan pekerjaan dengan baik.

2. Mengelola Tim Kerja :

Dalam pengelolaan ini dimaknai menjadi 2, yaitu :

a. Pengelolaan tim efektif

Untuk melakukan pengelolaan pada tim efektif, reformer menggunakan beberapa

pendekatan berdasarkan karakter masing-masing personal yang sudah diketahui

karena tim berada dalam satu seksi yang sama. Hal ini memberikan keuntungan

pada saat membagi tugas tim efektif yang juga disesuaikan dengan basic

pendidikan dan juga keahlian masing-masing, sehingga dalam tahapan ini

reformer tidak menemui kesulitan yang berarti.

b. Pengelolaan koordinasi bersama stakeholder

Dalam tahapan ini reformer melakukan pendekatan dan koordinasi dengan semua

stakeholder internal dan eksternal baik secara langsung maupun via media sosial.

Diawali dengan sosialisasi penyampaian rencana aksi perubahan dalam

penyusunan dan pelaksanaan SRIKANDIE, tujuan yang ingin dicapai serta

harapan keterlibatan beberapa stakeholder dalam integrasi program terkait dengan

Seksi Penyehatan Keluarga sampai pada dukungan serta terbentuknya komitmen

dalam upaya implementasi SRIKANDIE di Puskesmas. Terdapat pergeseran

kuadran pada pemetaan stakeholder seperti yang disampaikan berikut ini :

Page 72: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

61

Gambar 35.2 :

Pengelompokan Stakeholder

3. Membangun Budaya Pelayanan :

Dalam tahapan ini reformer memberikan motivasi kepada 10 Bidan Koordinator

Puskesmas terpilih untuk melakukan konseling dan penyebaran informasi melalui

WhatsApp yang terbentuk antara bidan desa dengan ibu-ibu hamil yang ada

diwilayah kerjanya untuk memeriksakan diri ke Puskesmas. Reformer memberikan

motivasi dan himbauan untuk melakukan skrining pada ibu hamil 12-28 minggu

secara disiplin untuk mempermudah intervensi secara dini kasus pre-Eklamsia.

Ka. Seksi Kesling

Ka. Seksi Regulasi

Ka. Subbag. Sungram

Direktur 3 (tiga) RSUD

Ka. Dinas Kesehatan

Ka. Bidang P2PL

Ka. Bidang SDK

Ka. Bidang Yankes

Ka. Seksi P2P

Ka. Seksi PMPK

Ka. Seksi PGKM

Kasi Farmasi&Perbekkes

Ka. Seksi Yankesdas

Ka, Seksi Yankes Rujukan

Ka. Seksi DIK

Ka. Sub.Bag. UTL

Ka. UPTD 10 Puskesmas

Bidan Koordinator

- Kader Kesehatan

Ketua RT

Masyarakat

APATHETIC DEFENDERS

LATENTS PROMOTERs

Page 73: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

62

C. KEBERLANJUTAN AKSI PERUBAHAN

Berdasarkan hasil kegiatan yang didapatkan, dengan melihat tujuan yang ingin dicapai

dalam jangka pendek dibandingkan hasil setelah implementasi jangka pendek

dilaksanakan, dimana seluruh kegiatan yang direncanakan sebagian besar telah berjalan

sesuai rencana, meski terdapat beberapa modifikasi kegiatan sebagai imbas dari wabah

pandemi covid-19. Begitu pula dengan kemanfaatan yang didapat telah diperoleh hasil

sesuai dengan proyeksi yang diharapkan. Capaian hasil yang didapat dibandingkan

dengan rencana yang disusun dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 16.2 : Capaian Hasil Perubahan Terhadap Rencana Perubahan

No Rencana Jadwal Hasil

M1. Perencanaan

1 Koordinasi dan Rapat Kegiatan Maret minggu III Terlaksana Maret-III

2 Pembentukan Tim Efektif Maret minggu III Terlaksana Maret-III

3 Pembagian Tugas Maret minggu III Terlaksana Maret-III

4 Pembuatan SK Maret minggu III Terlaksana Maret-III

5 Penyusunan Formula Skrining Maret minggu III-IV Terlaksana Maret III-IV

M2 Pelaksanaan

6 Rapat Koordinasi Maret minggu IV Terlaksana Maret-IV

7 Pembekalan agen aksi perubahan

& penentuan lokasi

Maret minggu IV Terlaksana Maret-IV

8 Pelaksanaan uji coba Maret IV-April I Terlaksana Maret-IV sd

April-I

9 Sosialisasi internal Dinas

Kesehatan

Maret minggu IV Terlaksana April-IV sd Mei-I

dgn ganti metode

10 Evaluasi hasil ujicoba April minggu II Terlaksana April-II

11 Sosialisasi dengan puskesmas

pilot project

April minggu II Terlaksana April-II

13 Distribusi formulir Srikandie April minggu II Terlaksana secara mandiri

oleh Puskesmas

14 Publikasi di website Dinkes April minggu II Terlaksana Mei-I

15 Launching April minggu II Geser jangka menengah

Page 74: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

63

M3 Monitoring dan Evaluasi

16 Rapat Tim Efektif Mei minggu I Terlaksana Mei-I

17 Pembuatan Laporan Aksi Mei minggu II Terlaksana Mei I-II

Tabel 17.2 : Capaian Kemanfaatan

No Manfaat Capaian

1 INTERNAL :

a. Publikasi inovasi dalam manajemen

perubahan Dinas Kesehatan

Penerapan SRIKANDIE di seluruh FKTP

b. Upaya penurunan AKI-AKB Pelaksanaan Deteksi dan Intervensi dini

bagi ibu hamil potensi PE

c. Peningkatan kedisiplinan petugas di

FKTP

Adanya Prosedur Tetap pelaksanaan

skrining kasus dan deteksi Eklamsia

d. Peningkatan capaian Standar Pelayanan

Minimal Dinas Kesehatan

Indikator Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

dan Ibu Bersalin

e. Peningkatan cakupan indikator

program KIA

Indikator cakupan K1, PN, PN Fasyankes

2 EKSTERNAL :

a. Peningkatan Indikator Pembangunan

Kesehatan

Penurunan AKI-AKB

3 b. Penurunan beban anggaran

pembiayaan BPJS

Penurunan angka kesakitan (morbiditas)

maternal

4 c. Peningkatan derajat kesehatan

masyarakat

Penurunan morbiditas dan mortalitas

Page 75: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

64

Dengan tercapainya aksi perubahan dan manfaatnya di jangka pendek, maka untuk

keberlanjutan aksi perubahan di jangka menengah dan jangka panjang akan dilanjutkan

sebagaimana rencana berikut ini :

Tabel 18.2 : Rencana Jangka Menengah dan Jangka Panjang Keberlanjutan

No Kegiatan Target Kegiatan

JANGKA MENENGAH :

1 Penyebarluasan sosialisasi Srikandie hingga

ke 32 Puskesmas

Juni-Juli 2020

2 Penggandaan formula skrining Srikandie Agustus 2020

3 Launching Srikandie September 2020

4 Implementasi aksi perubahan Srikandie Juni 2020-Desember 2021

5 Monitoring dan evaluasi kegiatan Juni-Desember 2020

JANGKA PANJANG :

1 Cetak formula skrining SRIKANDIE dalam

Buku KIA

Januari

(2021-2025)

2 Pelaksanaan komitmen seluruh

bidan/petugas

Januari-Desember

(2021-2025)

3 Implementasi aksi perubahan hingga ke

jejaring Puskesmas

Januari-Desember

(2021-2025)

4 Monitoring dan evaluasi kegiatan Juni & Desember

(2021-2025)

Untuk menjamin keberlanjutan kegiatan, maka diperlukan strategi sebagai berikut :

1. Menciptakan budaya kerja yang bersih, rajin, disiplin dan berkarya

2. Meningkatkan integrasi dan kerjasama tim yang baik

3. Menggalang komitmen untuk peningkatan kualitas pelayanan kesehatan

4. Pengajuan anggaran kegiatan yang rasional

5. Penggalangan komitmen stakeholder dalam mendukung berlangsungnya kegiatan

Page 76: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

65

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Aksi Perubahan Skrining Kasus dan Deteksi pre-Eklamsia (SRIKANDIE) di

latarbelakangi oleh tingginya jumlah kematian ibu di Kabupaten Kutai Kartanegara

yang penyebab terbesarnya dikarenakan Eklamsia atau keracunan kehamilan yang

ditandai dengan tingginya tekanan darah, sakit kepala, bengkak daerah tungkai kaki,

jari-jari tangan bahkan sampai pada wajah, yang jika tidak mendapatkan

penanganan yang cepat akan menyebabkan kegagalan organ yang lain hingga dapat

mengakibatkan kematian;

2. SRIKANDIE adalah sebuah formulir untuk melakukan skrining kasus dan

melakukan deteksi serta intervensi dini terhadap ibu hamil yang memiliki potensi

terjadi pre-Eklamsia pada periode maternal;

3. Skrining dengan formulir SRIKANDIE dilakukan oleh bidan/petugas kesehatan di

fasilitas pelayanan kesehatan dasar seperti Puskesmas, klinik pratama, bidan praktik

dan dokter praktik;

4. Hasil skrining yang positif akan dilakukan intervensi seperti pemberian konseling,

observasi, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi hingga pelaksanaan

rujukan ke rumah sakit;

5. Tim efektif yang dibentuk dalam aksi ini dapat bekerja sama dengan baik dan

melakukan tugasnya masing-masing;

6. Komitmen yang tinggi dari stakeholder di lapangan yaitu 10 orang bidan

koordinator dari 10 puskesmas yang dipilih sebagai lokasi ujicoba sangat

mendukung aksi perubahan ini terlaksana dengan baik;

7. Stakeholder internal di Dinas Kesehatan juga sangat mendukung pelaksanaan aksi

ini dan terdapat perubahan kuadran stakeholder ke pengelompokan promoters;

8. Berjalannya kegiatan pada masa pandemi covid-19 ini dilakukan dengan

meningkatkan koordinasi, komunikasi dan integrasi baik secara langsung dengan

tatap muka maupun melalui media sosial.

Page 77: (SRIKANDIE) - pustakamaya.lan.go.id

SRIKANDIE

66

B. SARAN

1. Kematian ibu maternal masih didasari oleh faktor 4T yaitu terlalu tua usia ibu saat

hamil (>35 tahun), terlalu muda usia ibu saat hamil (< 20 tahun), terlalu banyak

kehamilan yang dimiliki (> 4 kali hamil) serta terlalu dekat jarak antar kehamilan

(<2 tahun), sehingga sangat diperlukan kerjasama semua pihak untuk

menginformasikan tentang hal tersebut serta menggalakkan KB;

2. Aksi perubahan SRIKANDIE ini akan semakin memberikan dampak yang positif

jika didukung oleh semua pihak yaitu keluarga, kader kesehatan, tokoh masyarakat

serta semua unsur di masyarakat untuk memotivasi semua ibu hamil untuk

memeriksakan diri secara teratur ke fasilitas pelayanan kesehatan/tenaga kesehatan;

3. Komitmen bersama untuk meningkatkan kedisiplinan dalam pelaksanaan skrining

sangat penting untuk keberlangsungan aksi perubahan ini dalam upaya penurunan

angka kesakitan dan kematian ibu di Kabupaten Kutai Kartanegara.