1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

70
KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 1 MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA 1. JUDUL Membangun Komitmen dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika dengan Gerakan BeNar di Indonesia. 2. ABSTRAKSI Presiden Joko Widodo pada tahun 2015 menyatakan bahwa Indonesia kini berada dalam kondisi darurat narkoba. Indonesia kini dilirik sebagai pasar oleh bandar narkoba dunia. Indonesia saat ini salah satu pasar (narkoba) yang paling besar. Di dalam laporan yang disajikan oleh Jurnal Data Puslitdatin BNN tahun 2018, proyeksi jumlah kerugian biaya ekonomi dan sosial akibat penyalahgunaan narkoba Diproyeksikan akan terjadi peningkatan kerugian biaya sosial dan ekonomi (Sosek) akibat penyalahgunaan narkoba sekitar hampir 2 kali lipatnya atau meningkat dari Rp.84,7 trilyun menjadi Rp.152,5 trilyun di tahun 2022. Berdasarkan data yang dimuat dalam Indonesia Drugs Report 2019 yang dikeluarkan Puslildatin BNN, angka prevalensi penggunaan narkoba berjumlah 3.811.529 orang. Dari jumlah tersebut 60% diantaranya adalah pengguna dari kalangan pelajar dan mahasiswa Sementara itu data penanganan kasus narkoba di Indonesia tahun 2013 S/D 2019 yang dirilis oleh Direktorat Tindak Pidana Narkoba menunjukkan bahwa tahun 2018 terjadi penurunan jumlah kasus narkoba dibandingkan tahun 2017. tetapi secara kuantitas jumlah barang bukti sangat besar dan bahkan bisa dikatakan spektakuler, lebih kurang 3.5 ton berhasil disita oleh penyidik BNN dan Polri Di sisi lain, selama 2015-2017 terjadi peningkatan drastis penyelundupan melalui jasa pos atau perusahaan jasa titipan. Pada 2015, tercatat ada 65 kasus pengiriman paket narkoba melalui jasa pos/kargo. Pada 2016, ada 80 kasus dan pada 2017 meningkat menjadi 152 kasus. Di samping itu, juga ada jaringan narkoba yang dikendalikan oleh narapidana narkoba dari Lapas. Berkaitan dengan masalah penanggulangan tindak pidana narkotika, maka penyelidikan terhadap tindak pidana narkotika merupakan salah satu tugas Kepolisian Negara Republik

Transcript of 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

Page 1: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 1

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

1. JUDUL

Membangun Komitmen dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika dengan

Gerakan BeNar di Indonesia.

2. ABSTRAKSI

Presiden Joko Widodo pada tahun 2015 menyatakan bahwa Indonesia kini

berada dalam kondisi darurat narkoba. Indonesia kini dilirik sebagai pasar oleh bandar

narkoba dunia. Indonesia saat ini salah satu pasar (narkoba) yang paling besar. Di

dalam laporan yang disajikan oleh Jurnal Data Puslitdatin BNN tahun 2018, proyeksi

jumlah kerugian biaya ekonomi dan sosial akibat penyalahgunaan narkoba

Diproyeksikan akan terjadi peningkatan kerugian biaya sosial dan ekonomi (Sosek)

akibat penyalahgunaan narkoba sekitar hampir 2 kali lipatnya atau meningkat dari

Rp.84,7 trilyun menjadi Rp.152,5 trilyun di tahun 2022. Berdasarkan data yang dimuat

dalam Indonesia Drugs Report 2019 yang dikeluarkan Puslildatin BNN, angka

prevalensi penggunaan narkoba berjumlah 3.811.529 orang. Dari jumlah tersebut 60%

diantaranya adalah pengguna dari kalangan pelajar dan mahasiswa Sementara itu data

penanganan kasus narkoba di Indonesia tahun 2013 S/D 2019 yang dirilis oleh

Direktorat Tindak Pidana Narkoba menunjukkan bahwa tahun 2018 terjadi penurunan

jumlah kasus narkoba dibandingkan tahun 2017. tetapi secara kuantitas jumlah barang

bukti sangat besar dan bahkan bisa dikatakan spektakuler, lebih kurang 3.5 ton berhasil

disita oleh penyidik BNN dan Polri Di sisi lain, selama 2015-2017 terjadi peningkatan

drastis penyelundupan melalui jasa pos atau perusahaan jasa titipan. Pada 2015,

tercatat ada 65 kasus pengiriman paket narkoba melalui jasa pos/kargo. Pada 2016, ada

80 kasus dan pada 2017 meningkat menjadi 152 kasus. Di samping itu, juga ada

jaringan narkoba yang dikendalikan oleh narapidana narkoba dari Lapas. Berkaitan

dengan masalah penanggulangan tindak pidana narkotika, maka penyelidikan terhadap

tindak pidana narkotika merupakan salah satu tugas Kepolisian Negara Republik

Page 2: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 2

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

Indonesia sebagai bagian dari penegakan hukum. Melakukan penyidikan terhadap

tindak pidana narkotika tidaklah mudah, karena kejahatan penyalahgunaan narkotika

dilakukan secara rapi, terorganisir dan tersembunyi. Polri memiliki keterbatasan untuk

mendapatkan akses cepat karena Polri tidak memasuki secara leluasa wilayah kerja

instansi tersebut untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap

penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika sehingga ada

cara yang lebih efektif yaitu membangun komitmen masyarakat untuk tidak

mengonsumsi narkotika sehingga tidak ada transaksi pembelian lagi bisa memberantas

peredaran narkotika. Untuk itu, perlu adanya pedoman atau SOP kolaborasi antara

Polri dengan instansi keagamaan untuk bisa mengimun masyarakat dan mendidik

generasi muda sejak dini untuk menjauhi narkotika. Berdasarkan uraian di atas,

menjadi sangat penting untuk membangun komitmen dalam pencegahan

penyalahgunaan narkotika dengan Gerakan BeNar sebagai salah satu teknik Proyek

perubahan yang dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu: jangka pendek, menengah dan

panjang. Pada jangka pendek fokus pada pembuatan produk SOP dengan instansi

keagamaan dan SOP Gerakan BeNar dan diujicobakan kelayakannya. Pada jangka

menengah fokus pada penyempurnaan dan pengesahan tentang SOP Gerakan BeNar.

Sedangkan dalam jangka panjang, focus pada penerapan tentang MOU Gerakan BeNar

di seluruh wilayah. Kolaborasi proper dilakukan dengan stakeholder internal yaitu

Bareskrim Polri sedangkan stakeholder eksternal terdiri dari: BNN, Organisasi

GRANAT, Pendidikan Bimbingan Keagamaan (Pesantren, sekolah keagamaan, dll).

Setelah SOP ditandatangani oleh Direktur Tipid Narkoba, dilakukan ujicoba.

Rekomendasi yang bisa diberikan adalah: (1) Draft MOU tentang Gerakan BeNar

harus segera disampaikan kepada Divkum Mabes Polri untuk segera dibahas dan

disahkan. (2) Apabila perkabareskrim telah disahkan, segera dilakukan sosialisasi ke

wilayah dan kemudian dilakukan anev hasil pelaksanaan untuk masukan

penyempurnaan. Pelajaran (lesson learned) yang bisa ditarik oleh project leader dari

Page 3: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 3

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

PKN I dan penyusunan proper adalah: (1) Kepemimpinan kolaboratif untuk menjawab

tantangan pembangunan yang membutuhkan akselerasi dan koordinasi antar instansi,

karena kepemimpinan kolaboratif menjadi penggerak terjadinya perubahan. Hal itu

bisa dilakukan jika pemimpin terbuka terhadap perbedaan dan keragaman serta

bersedia membangun sinergi. (2) Penyusunan proper membelajar pada project leader

untuk mampu berpikir strategis melihat masalah yang prioritas untuk dipecahkan.

Proses itu dimulai dengan memahami mengapa masalah itu muncul dan kemudian

menyusun langkah-langkap pemecahan masalah secara terencana dan bertahap serta

melibatkan pihak internal dan eksternal secara kolaboratif. (3) Proses pelatihan

kepemimpinan nasional tingkat I yang mengharuskan pesertanya tidak lepas dari

jabatan, menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk membagi waktu, pikiran, energi

dan juga biaya untuk tetap bisa melaksanakan tanggung jawab tugas dari jabatan yang

diemban sekaligus bisa menyelesaikan tuntutan tugas selama mengikuti pelatihan.

Kata Kunci: Komitmen, Pencegahan, Penyalahgunaan Narkotika, Gerakan BeNar

3. LATAR BELAKANG

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,

baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan

kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-

Undang No. 35 tahun 2009). Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman

atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan

penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai

menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan

ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang Ini

(Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009

Page 4: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 4

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

Tentang Narkotika). Peredaran dan penyalahgunaan narkotika di Indonesia sudah

sangat prihatin dan mengkhawatirkan, Pidato Presiden Joko Widodo di Istana Negara

dalam rangka hari anti narkoba ( HANI ) tanggal 26 juni 2015 menetapkan Indonesia

Darurat Narkoba Presiden menyatakan korban narkoba pada tahun 2015 mencapai 4.1

juta orang atau 2.2% dari jumlah populasi penduduk dan memerintahkan seluruh aparat

penegak hukum, kementerian, lembaga dan masyarakat untuk Perang terhadap

Narkoba dan berperan aktif melakukan upaya pencegahan dan pemberantasan

narkotika. Kejahatan narkotika digolongkan kejahatan luar biasa dan serius, terlebih

lagi kejahatan narkotika terjadi dilintas negara dan terorganisasi sehingga menjadi

ancaman nyata yang membutuhkan penanganan serius dan mendesak untuk itu

Presiden indonesia memerintahkan kepada seluruh aparat penagak hukum BNN,

Polri,TNI,dan kementrian / lembaga agar melakukan tindakan tegas terhadap para

sindikat jaringan narkoba.

Berdasarkan data yang dimuat dalam Indonesia Drugs Report pada tahun 2019

yang dikeluarkan Puslitdatin BNN, angka prevalensi penggunaan narkoba sudah

berjumlah 3.811.529 orang dari total populasi penduduk indonesia. Pada tanggal 14

Juli 2017 pukul 09.00 wib, Tim merah putih Polda Metro jaya melakukan

pengungkapan 1 Ton sabu-sabu di Pelabuhan Anyer dengan 8 orang tersangka dan di

tahun 2018, Tim TNI-AL juga melakukan pengungkapan 1 ton sabu-sabu di perairan

Selat Philip, kepulauan Riau. Terkait dengan pengungkapan yang dilakukan oleh Polri,

BNN dan TNI, Presiden Joko Widodo menerbitkan Inpres No 6 tahun 2018 tentang

Rencana Aksi Nasional (RAN) Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan

Peredaran Gelap Narkotika (P4GN).

Laporan Akhir Survei Nasional Perkembangan Penyalahguna Narkoba di

Indonesia Tahun Anggaran 2014 oleh BNN memproyeksikan jumlah penyalahguna

narkoba setahun terakhir di Indonesia (2014-2029) melalui pengembangan tiga

Page 5: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 5

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

skenario yaitu skenario naik, stabil, dan turun. Skenario naik adalah terjadinya situasi

kenaikan jumlah penyalahguna akibat tekanan yang lebih kuat dari para

pengedar/bandar narkoba. Skenario turun adalah terjadinya situasi penurunan jumlah

penyalahguna akibat tekanan yang lebih kuat dari para aparat penegak hukum dan

seluruh lapisan masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan

narkoba, terutama aspek sosialisasi dan edukasi. Sementara skenario stabil adalah

kondisi di mana relatif tidak ada kenaikan jumlah penyalahguna narkoba dari tahun ke

tahun karena adanya keseimbangan kekuatan antara pihak aparat penegak hukum dan

seluruh lapisan masyarakat melawan para pengedar/bandar narkoba (BNN, 2014). Jika

menggunakan skenario naik, maka jumlah penyalahguna pada tahun 2016 akan

mencapai 4.505.900, jika menggunakan skenario stabil akan mencapai 4.173.600 dan

pada skenario turun akan mencapai jumlah 3.766.800. Sebagai gambaran pelengkap,

dapat ditambahkan data penyalahguna narkoba di Indonesia dari laporan kinerja BNN

tahun 2015 berdasarkan jenis penyalahguna (kelompok coba pakai, teratur pakai,

penyalahguna Narkoba Non-Suntik, dan penyalahguna Narkoba Suntik). Mengenai

ruang lingkup penyalahguna, Laporan Akhir Survei Nasional Perkembangan

Penyalahguna Narkoba di Indonesia Tahun Anggaran 2014 menemukan bahwa semua

provinsi di Indonesia telah menjadi target narkoba. Provinsi di Jawa mempunyai

jumlah penyalahguna terbanyak dibandingkan provinsi di luar Jawa karena Pulau Jawa

memiliki populasi yang lebih besar. DKI Jakarta memiliki angka prevalensi tertinggi

(4,73%) disusul oleh Kalimantan Timur (3,07%) dan Kepulauan Riau (2,94%) (BNN,

2014). Sementara dari berbagai jenis narkoba yang beredar di Indonesia tercatat ganja,

sabu-sabu, dan ekstasi merupakan jenis narkoba yang paling banyak digunakan

mencapai 85% seluruh pecandu di Indonesia. Sebagai gambaran, menurut the United

Nations Office of Drugs and Crime (UNODC) setidaknya terdapat 44 narkotika jenis

baru psychoactive substances (NPS) di Indonesia dari keseluruhan 461 NPS di

Page 6: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 6

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

dunia. Jenis sabu tidak hanya diperoleh dari luar namun ditemukan juga sabu

(methamphetamine) yang sudah berhasil diproduksi dalam skala besar di dalam negeri

(DW, 2018). Survei Nasional BNN 2014 berhasil mengumpulkan data dasar

penggunaan jenis narkoba pada tiga kelompok survei yaitu kelompok

pelajar/mahasiswa, kelompok pekerja dan kelompok rumah tangga. Tiga jenis narkoba

(ganja, sabu-sabu, dan ekstasi) amat populer pada tiga kelompok tersebut dengan

sedikit perbedaan pola pemakaian selain ganja dan sabu, yaitu pemakaian pil koplo

pada kelompok pelajar dan pekerja.

Pada tanggal 12 juni 2018, project leader melakukan perjalanan disebuah

Dusun Lobunahot, Kecamatan Andian Koting, Tapanuli Utara dengan jumlah

penduduk 35 Kartu Keluarga ( KK ) dengan tingkat kehidupan masyarakat yang rendah

secara ekonomi, pendidikan dan infrastruktur bahkan listrik tidak ada, project leader

mendapat informasi dari masyarakat setempat bahwa adanya peredaran narkotika di

desa tersebut. Menurut analisa project leader bila disetiap desa telah terkontaminasi

dengan peredaran narkotika maka ini merupakan ancaman yang sudah sangat

membahayakan bagi bangsa dan negara, ini merupakan fenomena gunung es yang

Page 7: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 7

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

tentunya peredaran dan penyalah gunaan Narkotika di Indonesia harus dicegah dan

diberantas secara tegas dan konsisten tanpa toleransi.

Pada perkembangan saat ini, narkotika tidak hanya digunakan dalam bidang

farmasi saja, tetapi sudah terjadi penyalahgunaan narkotika. Hal ini sering kali

ditemukan pada kalangan remaja hingga masyarakat usia dewasa. remaja adalah masa

di mana seorang individu mengalami peralihan dari masa anak-anak menuju ke

dewasa. masa remaja disebut masa yang paling rawan dihadapi individu sebagai anak.

Dari yang tadinya anak-anak mereka mengalami perkembangan secara fisik maupun

psikis dengan beberapa perubahan. Orang tua yang memiliki anak tentu akan

menghadapi hal ini di kala membesarkan anak mereka, anak yang beranjak remaja

akan mengalami perubahan sesuai dengan pertumbuhan moral seorang anak. Jika

kontrol dari orang tua dan orang terdekat anak kurang, maka seringkali terjadi

penyimpangan pada anak tersebut. Penyimpangan ini cenderung kearah negatif yang

sering disebut dengan kenakalan remaja. Ada banyak jenis kenakalan remaja, seperti

perkelahian dan minum-minuman keras, pencurian, perampokan,

perusakan/pembakaran, seks bebas bahkan konsumsi narkotika. Salah satu bentuk

kenakalan remaja yang saat ini dapat dikategorikan mengkhawatirkan adalah

penyalahgunaan narkotika. Peredaran dan penyalahgunaan Narkotika merupakan salah

satu permasalahan nasional yang dipandang serius oleh pemerintah, karena dapat

menyebabkan rusaknya moral bangsa. Karena itu pemerintah sangat memberikan

perhatian terhadap penanganan atas penyalahgunaan Narkotika. Di negara kita,

masalah merebaknya penyalahgunaan narkotika semakin lama semakin meningkat.

Efek domino akibat dari penyalahgunaan narkotika juga semakin beragam, serta usaha

untuk mengatasi penyalahgunaan Narkotika merupakan langkah yang tidak mudah

untuk dilaksanakan. Penyalah guna adalah orang yang menggunakan Narkotika tanpa

hak atau melawan hukum. Ketika seseorang melakukan penyalahgunaan Narkotika

secara terus-menerus, maka orang tersebut akan berada pada keadaan ketergantungan

Page 8: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 8

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

pada Narkotika, baik secara fisik maupun psikis. Ketergantungan Narkotika adalah

kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk menggunakan Narkotika secara terus-

menerus dengan takaran yang meningkat agar menghasilkan efek yang sama dan

apabila penggunaannya dikurangi dan/atau dihentikan secara tiba-tiba, menimbulkan

gejala fisik dan psikis yang khas. Untuk penanggulangan penyalahgunaan narkotika

diperlukan upaya yang terpadu dan komprenhensif yang meliputi upaya preventif,

represif, terapi dan rehabilitasi. Penyebab terjadinya penyalahgunaan narkotika

disebabkan oleh beberapa faktor yang saling mempengaruhi satu sama lain, yaitu: 1)

Faktor letak geografi Indonesia; 2) Faktor ekonomi; 3) Faktor kemudahan memperoleh

narkotika; 4) Faktor keluarga dan masyarakat; 5) Faktor kepribadian; 6) Faktor fisik

dari individu yang menyalahgunakannya. Metode pencegahan dan pemberantasan

penyalahgunaan narkotika yang paling efektif dan mendasar adalah metode preemtif

dan preventif. Upaya yang paling praktis dan nyata adalah represif dan upaya yang

manusiawi adalah kuratif serta rehabilitatif.

1. Preemtif

Program preemtif ini kerap disebut juga sebagai program promotif atau

program pembinaan. Pada program ini yang menjadi sasaran pembinaanya adalah para

anggota masyarakat yang belum memakai atau bahkan belum mengenal narkoba sama

sekali. Prinsip yang dijalani oleh program ini adalah dengan meningkatkan peranan

dan kegitanan masyarakat agar kelompok ini menjadi lebih sejahtera secara nyata

sehingga mereka sama sekali tidak akan pernah berpikir untuk memperoleh

kebahagiaan dengan cara menggunakan narkoba. Bentuk program yang ditawarkan

antara lain pelatihan, dialog interaktif dan lainnya pada kelompok belajar, kelompok

olah raga, seni budaya, atau kelompok usaha. Pelaku program yang sebenarnya paling

tepat adalah lembaga-lembaga masyarakat yang difasilitasi dan diawasi oleh

pemerintah.

Page 9: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 9

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

2. Preventif

Program preventif ini disebut juga sebagai program pencegahan dimana

program ini ditujukan kepada masyarakat sehat yang sama sekali belum pernah

mengenal narkoba agar mereka mengetahui tentang seluk beluk narkoba sehingga

mereka menjadi tidak tertarik untuk menyalahgunakannya. Program ini selain

dilakukan oleh pemerintah, juga sangat efektif apabila dibantu oleh sebuah instansi dan

institusi lain termasuk lembaga-lembaga profesional terkait, lembaga swadaya

masyarakat, perkumpulan, organisasi masyarakat dan lainnya. Bentuk dan agenda

kegiatan dalam program preventif ini:

a. Kampanye anti penyalahgunaan narkoba

Program pemberian informasi satu arah dari pembicara kepada pendengar

tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. Kampanye ini hanya memberikan informasi

saja kepada para pendengarnya, tanpa disertai sesi tanya jawab. Biasanya yang

dipaparkan oleh pembicara hanyalah garis besarnya saja dan bersifat informasi umum.

Informasi ini biasa disampaikan oleh para tokoh masyarakat. Kampanye ini juga dapat

dilakukan melalui spanduk poster atau baliho. Pesan yang ingin disampaikan hanyalah

sebatas arahan agar menjauhi penyalahgunan narkoba tanpa merinci lebih dala

mengenai narkoba.

b. Penyuluhan tentang bahaya narkoba

Berbeda dengan kampanye yang hanya bersifat memberikan informasi, pada

penyuluhan ini lebih bersifat dialog yang disertai dengan sesi tanya jawab. Bentuknya

bisa berupa seminar atau ceramah. Tujuan penyuluhan ini adalah untuk mendalami

pelbagai masalah tentang narkoba sehingga masyarakat menjadi lebih tahu karenanya

dan menjadi tidak tertarik enggunakannya selepas mengikuti program ini. Materi

Page 10: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 10

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

dalam program ini biasa disampaikan oleh tenaga profesional seperti dokter, psikolog,

polisi, ahli hukum ataupun sosiolog sesuai dengan tema penyuluhannya.

c. Pendidikan dan pelatihan tentang bahaya narkoba pada kelompok sebaya

Perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan didalam kelompok masyarakat agar

upaya menanggulangi penyalahgunaan narkoba didalam masyarakat ini menjadi lebih

efektif. Pada program ini pengenalan narkoba akan dibahas lebih mendalam yang

nantinya akan disertai dengan simulasi penanggulangan, termasuk latihan pidato,

latihan diskusi dan latihan menolong penderita. Program ini biasa dilakukan dilembaga

pendidikan seperti sekolah atau kampus dan melibatkan narasumber dan pelatih yang

bersifat tenaga profesional.

d. Upaya mengawasi dan mengendalikan produksi dan upaya distribusi

narkoba di masyarakat.

Pada program ini sudah menjadi tugas bagi para aparat terkait seperti polisi,

Departemen Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Imigrasi, Bea

Cukai, Kejaksaan, Pengadilan dan sebagainya. Tujuannya adalah agar narkoba dan

bahan prekusor tidak beredar secara illegal didalam masyarakat namun melihat

keterbatasan jumlah dan kemampuan petugas, program ini masih belum dapat berjalan

optimal.

3. Kuratif

Program ini juga dikenal dengan program pengobatan dimana program ini

ditujukan kepada para pemakai narkoba. Tujuan dari program ini adalah mebantu

mengobati ketergantungan dan menyembuhkan penyakit sebagai akibat dari

pemakaian narkoba, sekaligus menghentikan peakaian narkoba.Tidak sembarang

pihak dapat mengobati pemakai narkoba ini, hanya dokter yang telah mempelajari

Page 11: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 11

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

narkoba secara khususlah yang diperbolehkan mengobati dan menyembuhkan pemakai

narkoba ini. Pengobatan ini sangat rumit dan dibutuhkan kesabaran dala menjalaninya.

Kunci keberhasilan pengobatan ini adalah kerjasama yang baik antara dokter, pasien

dan keluarganya. Bentuk kegiatan yang yang dilakukan dalam program pengobat ini

adalah:

a) Penghentian secara langsung;

b)Pengobatan gangguan kesehatan akibat dari penghentian dan pemakaian narkoba

(detoksifikasi);

c) Pengobatan terhadap kerusakan organ tubuh akibat pemakaian narkoba;

d) Pengobatan terhadap penyakit lain yang dapat masuk bersama narkoba seperti

HIV/AIDS, Hepatitis B/C, sifilis dan lainnya. Pengobatan ini sangat kompleks dan

memerlukan biaya yang sangat mahal. Selain itu tingkat kesembuhan dari pengobatan

ini tidaklah besar karena keberhasilan penghentian penyalahgunaan narkoba ini

tergantung ada jenis narkoba yang dipakai, kurun waktu yang dipakai sewaktu

menggunakan narkoba, dosis yang dipakai, kesadaran penderita, sikap keluarga

penderita dan hubungan penderita dengan sindikat pengedar. Selain itu ancaman

penyakit lainnya seperti HIV/AIDS juga ikut mempengaruhi, walaupun bisa sembuh

dari ketergantungan narkoba tapi apabila terjangkit penyakit seperti AIDS tentu juga

tidak dapat dikatakan berhasil.

4. Rehabilitatif

Program ini disebut juga sebagai upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga

yang ditujukan kepada penderita narkoba yang telah lama menjalani program kuratif.

Tujuannya agar ia tidak memakai dan bisa bebas dari penyakit yang ikut

menggerogotinya karena bekas pemakaian narkoba. Kerusakan fisik, kerusakan mental

Page 12: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 12

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

dan penyakit bawaan macam HIV/AIDS biasanya ikut menghampiri para pemakai

narkoba. Itulah sebabnya mengapa pengobatan narkoba tanpa program rehabilitasi

tidaklah bermanfaat. Setelah sembuh masih banyak masalah yang harus dihadapi oleh

bekas pemakai tersebut, yang terburuk adalah para penderita akan merasa putus asa

setelah dirinya tahu telah terjangit penyakit macam HIV/AIDS dan lebih memilih

untuk mengakhiri dirinya sendiri. Cara yang paling banyak dilakukan dalam upaya

bunuh diri ini adalah dengan cara menyuntikkan dosis obat dalam jumlah berlebihan

yang mengakibatkan pemakai mengalami Over Dosis (OD). Cara lain yang biasa

digunakan untuk bunuh diri dalah dengan melompat dari ketinggian, membenturkan

kepala ke tembok atau sengaja melempar dirinya untuk ditabrakkan pada kendaraaan

yang sedang lewat. Banyak upaya pemulihan namun keberhasilannya sendiri sangat

bergantung pada sikap profesionalisme lembaga yang menangani program rehabilitasi

ini, kesadaran dan kesungguhan penderita untuk sembuh serta dukungan kerja sama

antara penderita, keluarga dan lembaga. Masalah yang paling sering timbul dan sulit

sekali untuk dihilangkan adalah mencegah datangnya kembali kambuh (relaps) setelah

penderita menjalani pengobatan. Relaps ini disebabkan oleh keinginan kuat akibat

salah satu sifat narkoba yang bernama habitual. Cara yang paling efektif untuk

menangani hal ini adalah dengan melakukan rehabilitasi secara mental dan fisik.Untuk

pemakai psikotropika biasanya tingkat keberhasilan setelah pengobatan terbilang

sering berhasil, bahkan ada yang bisa sembuh 100 persen.

5. Represif

Ini merupakan program yang ditujukan untuk menindak para produsen, bandar,

pengedar dan pemakai narkoba secara hukum.Program ini merupakan instansi

peerintah yang berkewajiban mengawasi dan mengendalikan produksi aupun distribusi

narkoba.Selain itu juga berupa penindakan terhadap pemakai yang melanggar undang-

undang tentang narkoba. Instansi yang terkain dengan program ini antara lain polisi,

Page 13: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 13

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

Departemen Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Imigrasi, Bea

Cukai, Kejaksaan, Pengadilan. Begitu luasnya jangkauan peredaran gelap narkoba ini

tentu diharapkan peran serta masyarakat, termasuk LSM dan lembaga kemasyarakatan

lain untuk berpartisipasi membantu para aparat terkait tersebut Masyarakat juga harus

berpartisipasi, paling tidak melaporkan segala hal yang berhubungan dengan kegiatan

yang terkait dengan penyalahgunaan narkoba dilingkungannya. Untuk memudahkan

partisipasi masyarakat tersebut, polisi harus ikut aktif menggalakkan pesan dan ajakan

untuk melapor ke polisi bila melihat kegiatan penyalahgunaan narkoba.Cantumkan

pula nomor dan alamat yang bisa dihubungi sehingga masyarakat tidak kebingungan

bila hendak melapor. Melaporkan kegiatan pelanggaran narkoba seperti ini tentu saja

secara tidak langsung ikut mebahayakan keselamatan si pelapor, karena sindikat

narkoba tentu tak ingin kegiatan mereka terlacak dan diketahui oleh aparat. Karena itu

sudah jadi tugas polisi untuk melindungi keselamatan jiwa si pelapor dan merahasiakan

identitasnya. Masalah penyalahgunaan narkoba adalah masalah yang kompleks yang

pada umumnya disebabkan oleh tiga faktor yaitu: faktor individu, faktor

lingkungan/sosial dan faktor ketersediaan, menunjukkan bahwa pencegahan

penyalahgunaan narkoba yang efektif memerlukan pendekatan secara terpadu dan

komprehensif. Pendekatan apa pun yang dilakukan tanpa mempertimbangkan ketiga

faktor tersebut akan mubazir. Oleh karena itu peranan semua sektor terkait termasuk

para orangtua, guru, tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok remaja dan LSM di

masyarakat, dalam pencegahan narkoba sangat penting.

1. Peran remaja

a. Pelatihan keterampilan.

b. Kegiatan alternatif untuk mengisi waktu luang seperti : kegiatan olahraga, kesenian

dan lainlain.

Page 14: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 14

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

2. Peran orangtua

a. Menciptakan rumah yang sehat, serasi, harmonis, cinta, kasih saying dan komunikasi

terbuka.

b. Mengasuh, mendidik anak yang baik.

c. Menjadi contoh yang baik.

d. Mengikuti jaringan orang tua.

e. Menyusun peraturan keluarga tentang keluarga bebas narkoba.

f. Menjadi pengawas yang baik.

3. Peran Tokoh Masyarakat

a. Mengikutsertakan dalam pengawasan narkoba dan pelaksanaan Undang-undang.

b. Mengadakan penyuluhan, kampanye pencegahan penyalahgunaan narkoba.

c. Merujuk korban narkoba ke tempat pengobatan.

d. Merencanakan, melaksanakan dan mengkoordinir program-program pencegahan

penyalahgunaan narkoba.

Masyarakat mempunyai peran penting didalam usaha pencegahan dan

penanggulangan penyalahgunaan narkoba. Untuk itu tokoh masyarakat dapat

melaksanakan hal-hal sebagai berikut :

1) Pahami masalah penyalahgunaan narkoba, pencegahan dan penanggulangannya.

2) Amati situasi dan kondisi lingkungan.

3) Galang potensi masyarakat yang dapat membantu pelaksanaan penanggulangannya,

Page 15: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 15

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

terutama orangtua, para remaja, sekolah, organisasi-organisasi sosial dalam

masyarakat di sekitar lingkungan.

4) Arahkan, dorong dan kendalikan gerakan masyarakat tersebut.

Cara menggerakkan masyarakat dengan tahap-tahap sebagai berikut :

1) Tatap muka dan berbicara secara terbuka maksud gerakan tersebut.

2) Adakan rapat untuk menyusun program kerja.

3) Libatkan tokoh-tokoh masyarakat, organisasi sosial, tokoh agama dan potensi-

potensi masyarakat yang ada.

4) Beri pengertian tentang masalah penyalahgunaan narkoba dimana masalah tersebut

bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah tapi juga masyarakat. Adapun

strategi pencegahan penyalahgunaan narkoba di masyarakat dapat dilakukan melalui

langkah-langkah sebagai berikut.

a. Pelatihan dan Pendidikan

Merencanakan dan melaksanakan kursus pelatihan untuk berbagai kelompok

masyarakat seperti orang tua, tokoh-tokoh masyarakat, kelompok remaja tentang

strategi-strategi pencegahan, keterampilan mengasuh anak, pelatihan kerja untuk anak-

anak remaja dan lainlain.

b. Kebijakan dan Peraturan

Masyarakat perlu menyusun kebijakan dan peraturan tentang penanggulangan

dan pencegahan narkoba dan zat adiktif lainnya.

c. Kegiatan Kemasyarakatan

Page 16: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 16

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

Tokoh-tokoh masyarakat dapat mendorong dan menggerakkan masyarakat

terutama para remaja untuk bergiat dalam kegiatan-kegiatan yang positif fan kegiatan

kemasyarakatan seperti kerja bakti, pemeliharaan kebersihan, kesehatan, dan

penghijauan lingkungan.

d. Promosi Hidup Sehat

Tokoh-tokoh masyarakat dapat menyusun program-program yang

mengutamakan pada pengembangan hidup sehat seperti : gerak jalan, lomba olahraga,

senam bersama, rekreasi bersama, dll.

e. Sistem Rujukan

Tokoh-tokoh masyarakat bisa membantu mereka yang rawan atau yang korban

narkoba untuk mendapatkan pelayanan pengobatan, perawatan atau rehabilitasi sosial

melalui sistem rujukan atau tata cara yang disepakati.

f. Pembentukan Kelompok Konseling

Pembentukan kelompok konseling dari warga masyarakat, tokoh-tokoh

masyarakat atau organisasi sosial masyarakat, sebagai relawan untuk memberikan

konsultasi/konseling kepada warga atau remaja-remaja yang memiliki masalah pribadi

atau memiliki kerawanan atau telah menjadi korban narkoba.

g. Organisasi

Penetapan prosedur hubungan kerjasama antara organisasi sosial masyarakat

yang satu dengan yang lainnya dan dengan tokoh-tokoh masyarakat formal/informal

sangat penting untuk memperlancar dan meningkatkan koordinasi dalam

penanggulangan dan pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungannya. Di

daerah yang kena wabah narkoba, akibatnya sudah amat jelas.Selain orang yang

terkena narkoba menjadi tidak produktif, kehadirannya amat membebani bahkan

Page 17: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 17

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

menghancurkan kehidupan keluarga, mengancam keamanan lingkungan, dan memicu

aksi-aksi kejahatan di masyarakat. Keadaan buruk ini sudah menimbulkan masyarakat

benar-benar cemas dan merasa muak dan masyarakat sudah mulai perang melawan

narkoba. Pengalaman pencegahan penyalahgunaan narkoba diluar dan didalam negeri

menunjukkan bahwa pencegahan penyalahgunaan narkoba yang efektif memerlukan

peranan aktif dari segenap lapisan masyarakat termasuk para orang tua, tokoh

masyarakat dan agama, kelompok remaja dan kelompok masyarakat lainnya.

Partisipasi dan kolaborasi oleh segenap lapisan masyarakat adalah strategi yang sangat

diperlukan untuk merespon secara multi disiplin pada permasalahan penyalahgunaan

narkoba yang sangat kompleks. Permasalahan penyalahgunaan narkoba merupakan

hasil interaksi berbagai faktor seperti tersedianya narkoba sendiri aspek kepribadian

dan perilaku individu. Dengan kenyataan ini, tidak ada satu sistem atau kelompok pun

yang bisa memberantas dan mencegah sendiri penyalahgunaan narkoba

dilingkungannya. Pemerintah tidak dapat mengatasi masalah narkoba sendiri. Masalah

penyalahgunaan narkoba yang sangat kompleksi ini tetap menuntut penanganan secara

komprehensif dan terpadu, dengan partisipasi aktif dari masyarakat baik secara

individu maupun kelompok yang mempunyai potensi membantu generasi muda

mencegah penyalahgunaan narkoba.

Andrie Wongso (motivator terkemuka di Indonesaa) mengatakan,’’Tanpa

komitmen yang kuat dan konsistensi dalam memperbaiki diri, jangan berharap

kehidupan kita hari ini dan besok bisa lebih baik dari hari kemarin. Banyak orang gagal

bukan karena mereka tidak mampu melainkan karena mereka tidak memiliki

komitmen”. Dengan peredaran dan penyalah gunaan narkotika saat ini, tentunya kita

sangat prihatin sehingga project leader tertarik untuk melakukan proyek perubahan.

Untuk itu, isu strategis yang menjadi proyek perubahan yang akan diterapkan

oleh project leader adalah Bagaimana membangun komitmen dalam pencegahan

dan pemberantasan narkotika dengan Gerakan BeNar di Indonesia.

Page 18: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 18

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

4. TUJUAN PROYEK PERUBAHAN

Untuk mengatasi pencegahan penyalahgunaan narkotika dibutuhkan komitmen

yang meliputi:

• Penerapan Gerakan BeNar dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika

kolaborasi dengan lingkup keagamaan, BNN, Organisasi Anti Narkoba

• Pengembangan publikasi manual dan berbasis teknologi dalam pencegahan dan

penyalahgunaan narkotika kepada masyarakat

• Membangun koordinasi dan kolaborasi dalam pencegahan penyalahgunaan

narkotika

a. Tujuan Jangka Pendek

1) Mengembangkan kebijakan terkait pencegahan penyalahgunaan narkotika di

lingkungan kepolisian melalui bimbingan teknis

2) Meningkatkan integritas, pola pikir dan pola tindak dalam pencegahan

penyalahgunaan narkotika melalui coaching clinic dan workshop

3) Membangun kesadaran masyarakat khususnya remaja dalam pencegahan

penyalahgunaan melalui paparan public, media elekronik, Radio Talks,

banner,sosialisasi.

4) Mengembangkan booklet dan buku saku pencegahan penyalahgunaan narkotika

5) Membangun sistem laporan pencegahan penyalahgunaan narkotika di

lingkungan kepolisian

Page 19: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 19

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

b. Tujuan Jangka Menengah

1) Meningkatkan komitmen kepolisian terkait tugas dan tanggung jawab

pencegahan penyalahgunaan narkotika melalui Roadshow.

2) Membangun kesadaran masyarakat khususnya remaja dalam pencegahan dan

pemberantasan narkotika melalui Seminar Talks di Pesantren, Sekolah Buddhist,

dan bimbingan keagamaan lainnya.

3) Membangun kolaborasi dengan BNN terkait pengembangan sistem Gerakan

BeNar pencegahan penyalahgunaan narkotika berbasis teknologi

4) Membangun kesadaran masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika

Gerakan BeNar melalui video pencegahan penyalahgunaan narkotika

5) Membangun koordinasi dengan kementerian agama serta organisasi anti narkoba

terkait komitmen pencegahan penyalahgunaan narkotika

c. Tujuan Jangka Panjang

1) Mengembangkan kebijakan pencegahan penyalahgunaan narkotika koordinatif

dengan instansi sekolah bimbingan keagamaan,BNN,lembaga

swadaya,masyarakat

2) Roadshow membangun integritas, pola pikir dan pola tindak dalam pencegahan

penyalahgunaan narkotika komitmen dengan eksternal stakeholders

3) Pengembangan publikasi manual dan berbasis teknologi dalam pencegahan

penyalahgunaan narkotika Gerakan BeNar

5. ANALISIS PERMASALAHAN

Permasalahan dan tantangan dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika antara

lain adalah semakin beragamnya modus operandi kejahatan di lapangan sebagai akibat

dari perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat. Hal ini meningkatkan

Page 20: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 20

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

kompleksitas masalah dalam upaya pemberantasan narkotika. Selain itu, juga ditemukan

permasalahan seperti merebaknya fenomena narkotika masuk kampung dan perilaku

madat di kalangan remaja yang meracik obat-obatan legal dengan berbagai zat obat-

obatan lain.

Saat ini, strategi yang digunakan oleh para sindikat jaringan narkotika ke

Indonesia semakin beragam, dengan menggunakan modus-modus operandi yang

dapat mengelabui para remaja dengan cara memasukkan kedalam kemasan makanan,

minuman dan banyak lagi cara-cara lain, para sindikat melancarkan aksinya dengan

menggunakan jalur darat, laut dan udara, untuk meminimalisir tertangkapnya para

pelaku slalu menggunakan indentitas palsu,serta menggunakan pola jaringan

komunikasi terputus ini menjadi modus para sindikat narkotika Selain itu para

sindikat juga melakukan upaya mempengaruhi para petugas dilapangan sehingga

para petugas yang tidak memiliki komitmen, integritas dan profesionalisme dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sehingga dapat dipengaruhi dengan

memberikan uang ataupun barang untuk tutup mulut guna melancarkan peredaran

dan perdagangan narkotikadi Indonesia.

Oleh karena itu, dalam proyek perubahan ini akan berfokus untuk menyusun

dan melakukan sosialisasi ke masyarakat tentang bahaya narkotika lebih mendalam.

Dengan tidak adanya permintaan atau pembelian narkotika, maka dengan sendirinya

transaksi narkotika akan terhenti sehingga tercapailah tujuan pemberantasan narkotika.

6. MANFAAT PROYEK PERUBAHAN

a. Manfaat bagi Polri

Melalui proyek perubahan ini, manfaat bagi Polri adalah sebagai berikut:

Page 21: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 21

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

1) Perintah Presiden dan Kapolri untuk pencegahan dan pemberantasan

peredaran narkotika dapat dilakukan secara efektif.

2) Upaya untuk mengungkap jaringan dan memutus jaringan para sindikat

dapat dilakukan secara efektif

3) Citra Polri di mata masyarakat semakin positif dan baik

b. Manfaat bagi Stakeholders

1) Stakeholder memahami perannya dalam membantu pencegahan

penyalahgunaan narkotika

2) Stakeholder dapat berpartisipasi aktif dalam pencegahan

penyalahgunaan narkotika.

3) Adanya kejelasan langkah strategis, peran dan komitmen dalam

pencegahan penyalahgunaan narkotika di Indonesia.

7. OUTPUT KUNCI

Kriteria keberhasilan yang menjadi output kunci dari proyek perubahan ini

adalah:

1. Terbentuk kesamaan pemahaman di antara personil yang terlibat dalam proyek

perubahan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan.

2. Tersedianya kebijakan internal kepolisian (Direktorat Tindak Pidana Narkoba

Bareskrim Polri) dan lintas Institusi sebagai dasar dalam pencegahan

penyalahgunaan narkotika dengan Gerakan BeNar.

Page 22: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 22

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

3. Terbentuknya sistem kolaboratif berbasis teknologi dalam pencegahan

penyalahgunaan narkotika Gerakan BeNar.

4. Terlaksananya evaluasi internal dan eksternal yang terprogram dan berkelanjutan

terhadap pengelolaan pencegahan penyalahgunaan narkotika dengan Gerakan

BeNar di Indoneisa

5. Terlaksananya sosialisasi kepada stakeholders dalam pencegahan dan

pemberantasan narkotika

8. PENTAHAPAN PROYEK PERUBAHAN

Pelaksanaan proyek perubahan dilaksanakan dalam tiga tahapan, yaitu: jangka

pendek, jangka menengah, dan jangka Panjang. Tahapan jangka pendek dilaksanakan

dalam jangka waktu 2 bulan. Jangka menengah dalam waktu 6 bulan sd 1 tahun dan

jangka Panjang dalam waktu 1 tahun atau lebih.

Milestone proyek perubahan jangka pendek kegiatannya dilaksanakan mulai

bulan April sampai dengan Mei 2020, dengan rincian kegiatan sebagai berikut:

1. Peningkatan Integritas dengan cara coaching clinic, workshop, roadshow di

Pesantren, Sekolah Buddhist, dan bimbingan keagamaan lainnya.

2. Pembuatan SOP tentang Membangun komitmen pencegahan penyalahgunaan

Narkotika Dengan Gerakan BeNar di Indonesia dengan BNN, Kementerian

Agama dan organisasi anti narkoba.

3. Pertemuan koordinasi dan kolaborasi dengan stakeholder melalui coaching

clinic, workshop

Milestone proyek sesuai tahapan jangka pendek, menengah dan panjang

disajikan pada dalam tabel di halaman berikut.

Page 23: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 23

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

A. Tahapan Jangka Pendek

No TAHAP

WAKTU

PRODUK

APRIL MEI JUNI

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

4

1 Pembentukan

Tim Efektif

Tim efektif terbentuk

2 Menyusun SOP

Naskah SOP

3

Pertemuan

Koordinasi

dengan

stakeholder

internal

Surat dukungan dan

notulen

4

Pertemuan

koordinasi

dengan BNN RI

Surat dukungan

5

Pertemuan

koordinasi

dengan

Surat dukungan

Page 24: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 24

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

Kementerian

Agama

6

Pertemuan

koordinasi

dengan Ketua

DPP Granat

Surat dukungan

7 menyusun draft

draft

8. SOP

SOP ditandatangani

9 Penyusunan

paparan publik

Paparan Publik

10.

Menyusun dan

memaparkan

laporan proper

laporan

B. Tahapan Jangka Menengah

No. TAHAP UTAMA WAKTU OUTPUT

Page 25: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 25

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

1 Roadshow kebijakan pencegahan

penyalahgunaan Narkotika dengan Gerakan

BeNar ke satres

Juli 2020 Pemahaman

roadshow dalam

notulen

2 Implementasi Gerakan BeNar Agustus 2020 draft

3 Publikasi manual dan berbasis teknologi

September

2020

Hasil publikasi

4 Penyusunan draft M O U

Oktober

2020

Draft M O U

5 Pembahasan naskah M O U

November

2020

Naskah M O U

6 Pengajuan penandatanganan M O U

Desember

2020 M O U

C. Tahapan Jangka Panjang

No. TAHAP UTAMA WAKTU OUTPUT

1

M O U Pencegahan penyalahgunan

narkoba

Januari-

Maret 2021

T R Kapolri

kejajaran

direktorat

narkoba

Page 26: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 26

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

2 Sosialisasi dalam rapat teknis Bareskrim Januari-

Maret 2021

paparan,

jadwal kegiatan

3 Roadshow membangun integritas, pola pikir,

pola tindak dalam komitmen pencegahan

penyalahgunaan dengan eksternal stakeholders

April-Juni

2021

paparan,

jadwal kegiatan

Dokumentasi

3 Penerapan Sosialisasi ke pesantren, sekolah

Buddhist dan bimbingan keagamaan lainnya

baik sosialisasi langsung maupun iklan,

promosi,dll

2021

dokumen

laporan hasil

4 Publikasi manual dan berbasis teknologi

tentang pencegahan penyalahgunaan narkotika

Gerakan BeNar

2021

Publikasi

9. TATA KELOLA PROYEK PERUBAHAN

Untuk memperlancar pelaksanaan proyek perubahan “Membangun

Komitmen dalam Pencegahan dan Pemberantasan Narkotika di Indonesia” dibentuk

tim efektif yang bertugas melaksanakan proyek perubahan yang dipimpin oleh

project leader. Tim efektif bekerja berdasarkan surat perintah.

1. Struktur Organisasi Proyek

Sponsor/Mentor

Penanggung Jawab

:

:

Brigjen Pol. Krisno H Siregar, S.I.K, M.H

KBP. Wawan Munawar, S.I.K, M.Si

Coach : Dr. PM. Marpaung, M.Sc (Marps)

Page 27: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 27

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

Project Leader : KBP. Hendri Marpaung, SH

Ketua Tim Pokja I

Anggota

:

:

KBP. Gusde Wardana, SH

1. AKP NI Nyoman Parbawati, SH

2. IPTU Wahyudi Gultom, SH

3. IPDA Yudha Rizki Adikumara, SH

4. AIPTU Y. Johny Hardiyanto

5. BRIPTU Probo Yudha A, S.Kep.,NS

6. IPDA Febri Tri Haryono

Ketua Tim Pokja II : KBP. Jimmy A. Anes, S.I.K

Anggota : 1. AKP Abdul Arif

2. AKP Grace Adelina Sopacua

3. IPTU Vita Andriani, SH., MH

4. IPDA Eka Frestya Yulianti, SH., MM

5. AIPDA Moch. Afrokhudin, SH

6. AIPDA Setmigar

Gambar 1

Page 28: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 28

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

Struktur Organisasi Tim Proyek Perubahan

2. Deskripsi Tugas

NO JABATAN DALAM

PROYEK

DESKRIPSI TUGAS

1 Mentor • Memberikan dukungan dalam rancangan dan implementasi

proyek perubahan

• Memberikan kesepakatan dan persetujuan atas proposal

proyek perubahan, memberikan bimbingan dan dukungan

penuh kepada project leader dalam pelaksanaan proyek

perubahan

2 Coach Memberikan motivasi, arahan/konsultasi dan memantau kegiatan

yang dilaksanakan dalam proyek perubahan

COACH Dr.PM.Marpaung,M.Sc

PROJECT LEADER KBP. Hendri Marpaung,SH

POKJA 1 POKJA 2

SPONSOR/MENTOR Direktur Tipid-EkSus Bareskrim Polri Brigjen Pol.Daniel T.M.Silitonga,S.H,MA

Page 29: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 29

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

3 Project leader Merancang proyek perubahan, melakukan eksekusi terhadap

keseluruhan tahap yang telah dirancang dengan mendayagunakan

seluruh sumber daya yang dimiliki

4 Pokja I Menyiapkan administasi persuratan dan mengarsipkan dokumen-

dokumen terkait pelaksanaan proyek perubahan mempersiapkan

pelaksanaan kegiatan koordinasi dengan stakeholders

5 Pokja II Menyusun draf

10. PETA SUMBER DAYA

Gonsalves et al. yang dikutip oleh Iqbal (2007) mendeskripsikan stakeholder

sebagai siapa yang memberikan dampak dan/atau yang terkena oleh dampak dari suatu

program, kebijakan, dan/atau pembangunan. Mereka bisa sebagai individu, komunitas,

kelompok sosial, atau suatu lembaga yang terdapat dalam setiap tingkat golongan

masyarakat. Peta sumber daya di dalam proyek perubahan ini merupakan penjelasan

tentang kepada siapa kegiatan atau acara tersebut akan dilaksanakan. Peta Sumber

Daya ini adalah:

1. Badan Reserse Kriminal Polri

2. Stakeholder eksternal:

a. BNN

o Deputi Bidang Pencegahan

o Deputi Bidang Pemberantasan

o Deputi Bidang Hukum dan kerjasama

o Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat

Page 30: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 30

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

b. Kementerian Agama Republik Indonesia

o Dirjen BIMAS Islam

o Dirjen BIMAS Buddha

o Dirjen BIMAS Kristen

o Dirjen BIMAS Katolik

o Dirjen BIMAS Hindu

c. Dinas Kesehatan

o Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan

NAPZA

d. Dinas Sosial

o Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial

e. Tokoh Masyarakat

o GRANAT (Gerakan Anti Narkoba)

o LAN (Lembaga Anti Narkoba)

o GIAN (Gerakan Indonesia Anti Narkoba)

o GANN (Gerakan Anti Narkoba Nasional)

f. Tokoh agama

o MUI (Majelis Ulama Indonesia)

o PGI (Persatuan Gereja Indonesia)

o WALUBI (Perwakilan Umat Buddha Indonesia)

o MATAKIN (Majelis Agama Tinggi Konghuchu)

g. Akademisi

o Para Profesor

Page 31: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 31

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

o Para Ilmuwan

11. POTENSI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA

Proyek perubahan tidak dapat dilakukan sendiri oleh project leader, tetapi harus

melakukan kolaborasi dengan stakeholder internal dan eksternal. Kolaborasi adalah

bentuk kerjasama, interaksi, kompromi beberapa elemen yang terkait baik individu,

lembaga dan atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan tidak langsung yang

menerima akibat dan manfaat. Nilai-nilai yang mendasari sebuah kolaborasi adalah

tujuan yang sama, kesamaan persepsi, kemauan untuk berproses, saling memberikan

manfaat, serta kejujuran.

Sementara itu, stakeholder adalah semua pihak di dalam masyarakat, baik itu

individu, komunitas atau kelompok masyarakat, yang memiliki hubungan dan

kepentingan terhadap sebuah organisasi/ perusahaan dan isu/ permasalahan yang

sedang diangkat. Keberadaan stakeholder dalam kegiatan proyek perubahan ini akan

diperlukan untuk membantu mengembangkan tujuan proyek perubahan tersebut.

Potensinya adalah sebagai berikut:

1. Dapat menggunakan pendapat stakeholder untuk kepentingan merancang proyek

perubahan;

2. Mendapatkan dukungan dari stakeholder yang kuat untuk memperoleh lebih

banyak sumber daya, dalam mendukung proyek perubahan;

3. Dapat mengantisipasi kemungkinan adanya reaksi orang lain terhadap proyek

perubahan, sehingga dapat merancang strategi komunikasi yang baik;

4. Berkomunikasi dengan stakeholder, dapat memastikan mereka memahami

manfaat dari proyek perubahan;

Page 32: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 32

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

5. Menumbuhkan keterlibatan terhadap upaya perubahan.

Berdasarkan pengaruh dan kepentingannya, stakeholders dapat dibagi menjadi 4

(empat) macam, yaitu:

1. Stakeholder Promotors, yaitu stakeholder/orang-orang yang harus benar-benar

dilibatkan dan yang membawa pengaruh terbesar dalam proyek perubahan..

2. Stakeholder Latents, yaitu stakeholder/orang-orang dengan High Influence

namun Low Interest, stakeholders ini bisa sangat membantu jika dapat diyakinkan

akan pentingnya proyek perubahan;

3. Stakeholder Defendants, yaitu stakeholder/orang-orang yang memiliki

ketertarikan yang tinggi, tapi memiliki kekuatan yang kecil. khususnya dalam

komunikasi..

4. Stakeholder Apathetics, yaitu stakeholders/orang-orang yang Low Influence dan

Low Interest, mereka tidak peduli terhadap proyek perubahan karena menjadi

stakeholder secara kebetulan

Keempat jenis stakeholder tersebut dapat digambarkan dalam matriks kuadran

stakeholders sebagai berikut:

Matriks Stakeholders

Tinggi

Page 33: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 33

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

KEPENTINGAN

Merujuk pada jenis stakeholder tersebut di atas, dapat dilakukan identifikasi

stakeholders yang terkait dengan proyek perubahan dapat dikategorikan sebagai

berikut:

1. Stakeholder Promotors, meliputi:

a. BNN

b. Bareskrim Polri

2. Stakeholder Latents, meliputi:

a. Ditjen Kementerian

Tinggi Rendah

Rendah

Latents:

Kepentingan Tinggi Pen garuh Rendah

Promotors:

Kepentingan Tinggi Pengaruh Tinggi

Apathetics:

Kepentingan Rendah Pengaruh Rendah

Defendants:

Kepentingan Tinggi Pengaruh Rendah

Page 34: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 34

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

3. Stakeholder Defendents, meliputi:

a. Dinas Kesehatan

b. Dinas Sosial

c. Tokoh Masyarakat

d. Tokoh agama

e. Akademisi

4. Stakeholder Apathetics, meliputi:

a. LSM anti narkoba

b. Media massa

Mitra stakeholder yang terkait proyek perubahan tersebut dapat digambarkan

dalam matriks kuadran berikut ini:

Matriks Mitra Stakeholders yang Terkait Proyek Perubahan

Matriks Stakeholders

Tinggi

Page 35: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 35

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

KEPENTINGAN

12. STRATEGI KOMUNIKASI

Strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komuni kasi

(communication planning) dan manajemen (communications management) untuk

mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus

dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan,

dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu

tergantung dari situasi dan kondisi (Effendi, 1981 : 84). Sesungguhnya suatu

strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan

dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti

memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang

akan mungkin dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan strategi

Tinggi Rendah

Rendah

Latents:

Ditjen Kemenag

Promotors:

Bareskrim Polri BNN

Apathetics:

LSM Anti Narkoba Media Massa

Defendants:

Dinas Sosial Tokoh Masyarakat

Tokoh Agama

Dinas Kesehatan

Akademisi

Page 36: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 36

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

komunikasi ini, berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi secara

sadar untuk rnenciptakan perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat

(Arifin, 1984 :10). Dari beberapa pengertian terkait strategi komunikasi menurut

para ahli diatas, maka dapat disimpulkan mengeanai pengertian strategi

komunikasi ; a. Strategi merupakan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan. b.

Strategi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi c. Startegi merupakan

keseluruhan keputusan kondisional Menurut Effendy (2006:35-39) Kolerasi antara

komponen dalarn strategi komunikasi yaitu: 1) Mengenali sasaran komunikasi 2)

Pemilihan media komunikasi 3) Pengkajian tujuan pesan komunikasi 4) Peranan

komunikator dalam komunikasi Komponen korelasi strategi komunikasi diatas

merupakan komponen yang harus diketahui atau dimiliki oleh seorang humas

untuk menciptakan komunikasi yang efektif, Sehingga komunikasi yang

disampaikan secara jelas tersampaikan kepada penerima pesan.

Tidak hanya itu perlu adanya pengkajian-pengkajian tentang tujuan dari

penyebaran informasi tersebut dan pentingnya sosok peranan komunikator yang

dianggap kredibel dalam penyampaian pesan tersebut. Hal ini tentu sangat besar

pengaruhnya dalam tercapainya sebuah koumnikasi yang efektif. Menurut Effendi

(1981: 67) strategi komunikasi terdiri dari dua aspek, yaitu : 1) Secara makro

(Planned multi-media strategy) 2) Secara mikro (single communication medium

strategy) Kedua aspek tersebut mempunyai fungsi ganda, yaitu :Menyebarluaskan

pesan komunikasi yang bersifat informant', persuasif dan instruktif secara

sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal. Menjembatani

"cultural gap", misalnya suatu program yang berasal dari suatu produk kebudayaan

lain yang dianggap baik untuk diterapkan dan dijadikan mill kebudayaan sendiri

sangat tergantung bagaimana strategi mengemas informasi itu dalam

dikomunikasikannya. Untuk mencapai tujuan sebuah perusahaan maupun

organisasi memerlukan strategi dalam bertindak. Strategi yang tepat akan

Page 37: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 37

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

menentukan tercapainya tujuan tersebut. R Wayne Pace, Brent. D. Petersen dan M.

Dallas Burnett dalam bukunya “Theniquet for Effective Communication”

menyatakan bahwa tujuan sentral dari strategi komunikasi adalah: 1) To secure

understanding: komunikan mengerti pesan yang disampaikan. 2) To establishes

acceptance: pembinaan kepada penerima setelah pesan dimengerti dan diterima. 3)

To motivation action: memotivasi kegiatan organisasi.

Strategi komunikasi banyak menentukan keberhasilan dalam kegiatan

komunikasi. Dalam menyusun strategi komunikasi seorang pemimpin harus

memahami fungsi strategi komunikasi baik secara makro maupun mikro. Dengan

pendekatan makro berarti organisasi dipandang struktur global yang berinteraksi

dengan lingkungannya. Sedangkan dengan pendekatan mikro lebih memfokuskan

kepada komunikasi dalam unit dan sub unit pada suatu organisasi. Komunikasi

yang diperlukan pada tingkat ini adalah komunikasi antara anggota kelompok,

komunikasi untuk memberi orientasi dan latihan, komunikasi untuk menjaga iklim,

komunikasi dalam mensupervisi dan pengarahan pekerjaan dan komunikasi untuk

mengetahui rasa kepuasan dalam bekerja (Muhammad, 2008: 75-76). Berdasarkan

hal tersebut di atas penulis menyimpulkan kesimpulan bahwa suatu strategi

komunikasi bisa berhasil jika memperhatikan tujuan dari komunikasi yang

dilakukan dan memperhatikan ”to secure understanding”, memastikan bahwa

komunikan mengerti pesan yang ia terima ”to establih acceptance”, bila pesan telah

diterima dan dimengerti maka pesan tersebut harus dibina ”to motivate action”

kemudian di motivasi untuk mampu melaksanakan pesan tersebut. Penerapan

strategi komunikasi untuk membangun komitmen dalam pengelolaan pencegahan

pemberantasan narkotika ini adalah dengan mengenali sasaran komunikasi terkait

informasi apa yang akan disampaikan , memilih media seperti apa yang dijadikan

alat untuk menyebarkan informasi tersebut, edukasi masyarakat tentang bahaya

narkotika, Implementasi slogan dan promosi bahaya narkotika,dan lain-lain.

Page 38: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 38

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

13. RESIKO/POTENSI KENDALA DAN ALTERNATIF

SOLUSI

Resiko/Potensi Kendala bermakna bahaya, akibat atau konsekuensi yang

dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang

akan datang. Oleh karena itu, resiko/potensi kendala harus diantisipasi agar proyek

perubahan yang dilaksanakan dapat berlangsung secara efektif. Beberapa

resiko/potensi kendala yang harus diantisipasi, adalah:

1. Waktu pelaksanaan proyek perubahan yang sangat terbatas, yaitu kurang lebih 2

(dua) bulan, sehingga dapat mempengaruhi hasil capaian proyek perubahan

2. Kesibukan Mentor sebagai Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus,

sehingga dapat menimbulkan hambatan dan kendala dalam melakukan diskusi

untuk mendapatkan arahan dan petunjuk terhadap pelaksanaan proyek perubahan.

3. Personel yang terlibat dalam Tim Pokja juga memiliki tugas-tugas rutin yang harus

dilaksanakan, sehingga dimungkinkan jadwal pelaksanaan proyek perubahan akan

mengalami keterlambatan dalam pelaksanaannya

4. Kesibukan kegiatan dalam Rakernis Dittipidnarkoba dan Rakornis Bareskrim

yang melibatkan mentor, project leader dan tim efektif.

5. Kesibukan menangani perkara terkait narkoba yang mengharuskan mentor, project

leader dan tim efektif dating ke TKP yang berada di luar kota.

Alternatif solusi untuk menangani faktor resiko yang terjadi adalah:

1. Mengatasi kendala

Page 39: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 39

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

a) Untuk mengatasi kesulitan bertemu mentor, project leader membuat jadwal

pertemuan yang disesuaikan dengan waktu luang mentor

b) Untuk mengatasi kesulitan terkait kesibukan rutin project leader dan tim

efektif, project leader mendokumentasikan secara cermat semua dokumen

yang sudah diperoleh dan selalu dibawa kemanapun project leader

bertugas,sehingga memungkinkan untuk terus mengikuti perjalanan proyek

perubahan. Selain itu, project leader juga menyiapkan copy dokumen untuk

ditinggal di kantor.

c) Berkoordinasi dengan stakeholder yang terkait untuk melanjutkan

implementasi proyek perubahan yang hanya dilakukan selama 2 bulan

d) Melakukan sosialisasi secara continue dan dibuat agenda rencana kegiatan

sosialisasi

e) Sosialisasi berjenjang tentang pentingnya penerapan proyek perubahan

2. Meminimalisir resiko

a) Adanya perwakilan personil stakeholder terkait dalam implementasi proyek

perubahan apabila stakeholder tidak dapat hadir dalam pertemuan

b) Perlunya disusun rencana kegiatan yang tidak menghalangi waktu dan tugas

masing-masing stakeholder yang terkait sehingga seluruh rencana kegiatan

dapat dilakukan.

14. FAKTOR KUNCI KEBERHASILAN

Faktor-faktor yang menjadi kunci keberhasilan pencapaian tujuan proyek

perubahan secara tepat sasaran dan tepat waktu adalah sebagai berikut:

Page 40: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 40

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

1. Adanya produk hukum dalam bentuk Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,

Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, Peraturan Kapolri dan Kepala BNN

terkait dengan penanganan tindak pidana narkotika

2. Terjalinnya sinergitas dan kolaborasi antara Polri dengan stakeholder dalam

penanganan tindak pidana narkotika

3. Adanya komitmen dan dukungan pimpinan Bareskrim Polri dan Direktur Tindak

Pidana Narkoba sebagai atasan langsung, sehingga tercapai sesuai dengan tujuan

dan waktu yang ditentukan.

4. Adanya komitmen pencegahan penyalahgunaan di lingkungan masyarakat

terutama di remaja yang berada di pesantren, sekolah Buddhist, dan bimbingan

keagamaan lainnya.

Capaian Proyek Perubahan Pelaksanaan proyek perubahan sesuai tahapan

telah memberikan hasil yang memuaskan, dengan rincian hasil sebagai berikut:

1. Telah terlaksana koordinasi dan komunikasi dengan stakeholder internal

maupun eksternal

2. Telah tersusun SOP Gerakan BeNar

3. Terlaksana ujicoba SOP Gerakan BeNar

Pelaksanaan Proyek Perubahan Sebagai tindak lanjut rancangan

proyek perubahan, project leader telah melaksanakan langkah-langkah

implementasi jangka pendek, sebagaimana diuraikan berikut ini.

1. Rapat Tim Efektif

Rapat tim efektif dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 2 April

2020 di ruang rapat Direktor Tindak Pidana Narkoba di Gedung

baru Bareskrim Polri. Rapat dipimpin langsung oleh project

Page 41: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 41

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

leader. Dalam rapat tersebut project leader menjelaskan isi

rancangan proper dan hal-hal apa yang akan dilaksanakan dalam

proyek perubahan dan apa tugas dari anggota tim efektif.

Selanjutnya disampaikan jadwal kegiatan untuk pelaksanaan

proyek perubahan. Rapat tim efektif tidak dapat dihadiri oleh

semua anggota tim karena sebagian masih melaksanakan tugas

yang tak bisa ditinggalkan. Namun semua anggota tim sudah

mendapatkan sprint penugasan sebagai tim efektif proper dan

telah menyatakan bersedia bergabung, meski tak selalu hadir

dalam kegiatan rapat atau pertemuan. Dokumentasi kegiatan rapat

tim efektif disajikan pada gambar berikut.

Gambar. Rapat Tim Efektif dipimpin oleh Project Leader

2. Pokja Awal Penyusunan SOP Gerakan BeNar

Pokja awal ini dilakukan pada tanggal 9 April 2020 di ruang rapat

Direktor Tindak Pidana Narkoba di Gedung baru Bareskrim Polri.

Page 42: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 42

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

Pelaksanaan pokja dipimpin oleh project leader dan diikuti oleh

beberapa anggota tim efektif. Hasil dari pokja tersebut selanjutnya

dibahas di pertemuan berikutnya di Jakarta. Beberapa hal yang

didiskusikan dalam pokja tersebut, terkait dengan SOP Gerakan

BeNar adalah :

a. Tujuan dari S.O.P

b. Persiapan Gerakan BeNar

c. Pelaksanaan Gerakan BeNar

d. Teknik Gerakan BeNar

Dokumentasi kegiatan Pokja Awal Penyusunan SOP Gerakan

BeNar dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar. Foto Kegiatan Pokja Awal Penyusunan S.O.P Gerakan BeNar

3. Pembahasan SOP

Pembahasan SOP Gerakan BeNar dilaksanakan pada ruangan

forum Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri yang

Page 43: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 43

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

dilaksanakan di Jakarta. Pembahasan dilakukan di kelompok II

yang dimentori oleh project leader. Peserta dalam pokja tersebut

berasal dari Direktur Resnarkoba. Hasil pembahasan dalam

kelompok tersebut menyepakati agar draf SOP Gerakan BeNar bisa

ditanda tangani oleh Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim

Polri. Dokumentasi kegiatan pembahasan draft SOP Gerakan

BeNar tersebut disajikan pada gambar di bawah ini.

Gambar dokumentasi kegiatan pembahasan draf

SOP Gerakan BeNar

Draft SOP yang dibahas kemudian telah disetujui forum untuk

dimintakan tangan tangan pengesahan pada Direktur Tipidnarkoba

Bareskrim Polri.

4. Komunikasi dan Koordinasi dengan Stakeholder Internal

Komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder internal dilakukan

sebagai wujud dari kepemimpinan kolaboratif yang dilakukan

Page 44: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 44

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

project leader. Komunikasi internal dengan Direktur Tindak Pidana

Narkoba. Dokumentasi kegiatan koordinasi dan komunikasi dengan

Direktur Tindak Pidana Narkoba dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

Gambar. Foto kegiatan koordinasi dan komunikasi dengan

Direktur Tindak Pidana Narkoba

5. Komunikasi dengan Kepala BNN RI Deputi Pencegahan

Komunikasi dengan Kepala BNN RI Deputi Pencegahan,

dilaksanakan pada April 2020 di bertempat di ruang kerja Kepala

Page 45: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 45

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

BNN RI Deputi Pencegahan, Inspektur Jenderal Polisi Drs. Anjan

Pramuka Putra, S.H, M.Hum. Dalam komunikasi dengan Kepala

BNN RI Deputi Pencegahan, project leader memberikan informasi

terkait hal-hal yang dapat dikolaborasikan oleh Bareskrim Polri

dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika di Indonesia. Di akhir

pertemuan, Kepala BNN RI Deputi Pencegahan menyatakan

dukungan terhadap rencana dan pelaksanaan proyek perubahan ini

dengan harapan kerjasama ini ke depan lebih optimal. Dokumentasi

kegiatan koordinasi dan komunikasi dengan Kepala BNN RI Deputi

Pencegahan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar. Foto kegiatan koordinasi dan komunikasi Dengan

Kepala BNN RI Deputi Pencegahan

Page 46: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 46

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

6. Komunikasi dengan Ketua DPP GRANAT

Komunikasi dengan Ketua DPP GRANAT, dilaksanakan pada Mei

2020 di bertempat di ruang kerja Ketua DPP GRANAT, Dr.H.

KRH. Henry Yosodiningrat, S.H., M.H. Dalam komunikasi dengan

Ketua DPP GRANAT, project leader memberikan informasi terkait

hal-hal yang dapat dikolaborasikan oleh Bareskrim Polri dalam

pencegahan penyalahgunaan narkotika di Indonesia. Di akhir

pertemuan, Ketua DPP GRANAT menyatakan dukungan terhadap

rencana dan pelaksanaan proyek perubahan ini dengan harapan

kerjasama ini ke depan lebih optimal. Dokumentasi kegiatan

koordinasi dan komunikasi dengan Ketua DPP GRANAT dapat

dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar. Foto kegiatan koordinasi dan komunikasi

dengan Ketua DPP GRANAT

Page 47: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 47

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

7. Komunikasi dengan Direktur Jenderal BIMAS Islam

Komunikasi dengan Direktur Jenderal BIMAS Islam, dilaksanakan

pada April 2020 di bertempat di ruang kerja Direktur Jenderal

BIMAS Islam, Prof. Dr. P hil. H. Kamaruddin Amin. MA. Dalam

komunikasi dengan Direktur Jenderal BIMAS Islam, project leader

memberikan informasi terkait hal-hal yang dapat dikolaborasikan

oleh Bareskrim Polri dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika

di Indonesia. Di akhir pertemuan, Direktur Jenderal BIMAS Islam

menyatakan dukungan terhadap rencana dan pelaksanaan proyek

perubahan ini dengan harapan kerjasama ini ke depan lebih optimal.

Dokumentasi kegiatan koordinasi dan komunikasi dengan Direktur

Jenderal BIMAS Islam dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar. Foto kegiatan koordinasi dan komunikasi

dengan Direktur Jenderal BIMAS Islam

Page 48: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 48

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

8. Komunikasi dengan Direktur Jenderal BIMAS Kristen

Komunikasi dengan Direktur Jenderal BIMAS Kristen,

dilaksanakan pada April 2020 di bertempat di ruang kerja Direktur

Jenderal BIMAS Kristen, Prof. Dr. Thomas Pentury,M.Si. Dalam

komunikasi dengan Direktur Jenderal BIMAS Kristen, project

leader memberikan informasi terkait hal-hal yang dapat

dikolaborasikan oleh Bareskrim Polri dalam pencegahan

penyalahgunaan narkotika di Indonesia. Di akhir pertemuan,

Direktur Jenderal BIMAS Kristen menyatakan dukungan terhadap

rencana dan pelaksanaan proyek perubahan ini dengan harapan

kerjasama ini ke depan lebih optimal. Dokumentasi kegiatan

koordinasi dan komunikasi dengan Direktur Jenderal BIMAS

Kristen dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar. Foto kegiatan koordinasi dan komunikasi dengan

Direktur Jenderal BIMAS Kristen

Page 49: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 49

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

9. Komunikasi dengan Direktur Jenderal BIMAS Katolik

Komunikasi dengan Direktur Jenderal BIMAS Katolik,

dilaksanakan pada April 2020 di bertempat di ruang kerja Direktur

Jenderal BIMAS Katolik, Dr. Aloma Sarumaha,M.A, M.Si. Dalam

komunikasi dengan Direktur Jenderal BIMAS Katolik, project

leader memberikan informasi terkait hal-hal yang dapat

dikolaborasikan oleh Bareskrim Polri dalam pencegahan

penyalahgunaan narkotika di Indonesia. Di akhir pertemuan,

Direktur Jenderal BIMAS Katolik menyatakan dukungan terhadap

rencana dan pelaksanaan proyek perubahan ini dengan harapan

kerjasama ini ke depan lebih optimal. Dokumentasi kegiatan

koordinasi dan komunikasi dengan Direktur Jenderal BIMAS

Katolik dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar. Foto kegiatan koordinasi dan komunikasi dengan

Direktur Jenderal BIMAS Katolik

Page 50: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 50

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

10. Komunikasi dengan Direktur Jenderal BIMAS Buddha

Komunikasi dengan Direktur Jenderal BIMAS Buddha,

dilaksanakan pada April 2020 di bertempat di ruang kerja Direktur

Jenderal BIMAS Buddha, Caliadi, S.H., M.H. Dalam komunikasi

dengan Direktur Jenderal BIMAS Buddha, project leader

memberikan informasi terkait hal-hal yang dapat dikolaborasikan

oleh Bareskrim Polri dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika

di Indonesia. Di akhir pertemuan, Direktur Jenderal BIMAS

Buddha menyatakan dukungan terhadap rencana dan pelaksanaan

proyek perubahan ini dengan harapan kerjasama ini ke depan lebih

optimal. Dokumentasi kegiatan koordinasi dan komunikasi dengan

Direktur Jenderal BIMAS Buddha dapat dilihat pada gambar di

bawah ini.

Gambar. Foto kegiatan koordinasi dan komunikasi dengan

Direktur Jenderal BIMAS Buddha

Page 51: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 51

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

11. Komunikasi dengan Plt. Direktur Jenderal BIMAS Hindu

Komunikasi dengan Plt. Direktur Jenderal BIMAS Hindu,

dilaksanakan pada April 2020 di bertempat di ruang kerja

Plt.Direktur Jenderal BIMAS Hindu, I Made Sutresna, S.Ag., MA.

Dalam komunikasi dengan Plt. Direktur Jenderal BIMAS Hindu,

project leader memberikan informasi terkait hal-hal yang dapat

dikolaborasikan oleh Bareskrim Polri dalam pencegahan

penyalahgunaan narkotika di Indonesia. Di akhir pertemuan, Plt.

Direktur Jenderal BIMAS Hindu menyatakan dukungan terhadap

rencana dan pelaksanaan proyek perubahan ini dengan harapan

kerjasama ini ke depan lebih optimal. Dokumentasi kegiatan

koordinasi dan komunikasi dengan Plt. Direktur Jenderal BIMAS

Hindu dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar. Foto kegiatan koordinasi dan komunikasi dengan

Plt. Direktur Jenderal BIMAS Hindu

Page 52: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 52

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

15. PERSETUJUAN PROJECT SPONSOR

Direktorat Narkoba

16. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pelaksanaan proyek perubahan Membangun Komitmen

dalam Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika dengan Gerakan BeNar di Indonesia,

dapat ditarik beberapa kesimpulan, sebagai berikut:

1. Indonesia sudah mengalami darurat narkoba. Bahkan Presiden Joko Widodo

sudah menyatakan perang terhadap narkoba. Hal ini disebabkan Indonesia

sudah menjadi negara tujuan penjualan narkoba. Berbagai cara narkoba masuk

ke Indonesia, antara lain melalui jalur transportasi resmi seperti pesawat,

transportasi darat dan laut. Di samping itu ada juga melalui jasa pengiriman

seperti melalui Pos Indonesia

2. Penangkapan langsung pembawa narkoba seringkali tidak memberikan hasil

yang optimal karena yang tertangkap hanya pelaku, tetapi jaringan pembeli dan

penjualnya yang melibatkan lebih banyak orang tidak bisa terungkap. Oleh

karena itu perlu dikembangkan Gerakan BeNar guna untuk mendidik

masyarakat khususnya agar tidak menggunakan dan membeli narkoba.

3. Dengan Gerakan BeNar, proses pemberantasan narkotika semakin efektif

karena menekan demand agar tidak ada permintaan. Di samping itu kolaborasi

antara Polri dalam hal Bareskrim Polri dengan stakeholder eksternal semakin

kuat.

4. Pembentukan SOP dan paparan publikasi sangat mendukung tercapainya

edukasi ke masyarakat khususnya generasi muda.

Page 53: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 53

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

5. Pelaksanaan proyek perubahan bisa efektif karena proses kolaborasi berjalan

dengan sangat baik.

B. SARAN

Beberapa saran dapat dirumuskan dalam upaya menuntaskan proyek perubahan ini,

sebagai berikut:

1. Draft peraturan Kabareskim tentang Standar Operasional Prosedur Gerakan BeNar

harus segera disampaikan kepada Divkum Mabes Polri untuk segera dibahas dan

disahkan.

2. Apabila perkabareskrim telah disahkan, segera dilakukan sosialisasi ke wilayah

dan kemudian dilakukan anev hasil pelaksanaan untuk masukan penyempurnaan.

3. Proses uji coba S.O.P Gerakan BeNar diharapkan dapat berjalan baik dan

diterapkan setelah wabah covid19 selesai sehingga banyak generasi muda semakin

tahu dan mendalami tentang bahayanya narkoba.

C. LESSON LEARNT KEPEMIMPINAN

Lesson Learnt merupakan pembelajaran yang diperoleh dari pengalaman suatu

kegiatan apa saja, dan biasanya proyek, program, event, yang secara niat dan aktif

digali untuk menjadi pembelajaran pada kegiatan berikutnya. Beberapa hal yang bisa

dijadikan pelajaran bagi project leader selama mengikuti Pendidikan di Pelatihan

Kepemimpinan Nasional tingkat I dan menyusun proyek perubahan, adalah sebagai

berikut:

1. Kepemimpinan kolaboratif untuk menjawab tantangan pembangunan yang

membutuhkan akselerasi dan koordinasi antar instansi, karena kepemimpinan

kolaboratif menjadi penggerak terjadinya perubahan. Hal itu bisa dilakukan

Page 54: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 54

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

jika pemimpin terbuka terhadap perbedaan dan keragaman serta bersedia

membangun sinergi

2. Penyusunan proper mengajarkan project leader untuk mampu berpikir strategis

melihat masalah yang prioritas untuk dipecahkan. Proses itu dimulai dengan

memahami mengapa masalah itu muncul dan kemudian menyusun langkah-

langkap pemecahan masalah secara terencana dan bertahap serta melibatkan

pihak internal dan eksternal secara kolaboratif.

3. Proses pelatihan kepemimpinan nasional tingkat I yang mengharuskan

pesertanya tidak lepas dari jabatan, menjadi sebuah tantangan tersendiri untuk

membagi waktu, pikiran, energi dan juga biaya untuk tetap bisa melaksanakan

tanggung jawab tugas dari jabatan yang dilakukan sekaligus bisa

menyelesaikan tuntutan tugas selama mengikuti pelatihan.

Page 55: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 55

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

Lampiran 1. SOP Gerakan BeNar

Page 56: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 56

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

Page 57: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 57

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

Page 58: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 58

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

Page 59: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 59

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

Page 60: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 60

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

Lampiran 2. Persetujuan Mentor

Page 61: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 61

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

Lampiran 3. Sprint Tim Efektif

Page 62: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 62

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

Page 63: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 63

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

Lampiran 4. Surat Dukungan Stakeholder

Page 64: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 64

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

Page 65: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 65

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

Page 66: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 66

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

Page 67: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 67

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

Page 68: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 68

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

Page 69: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 69

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

Page 70: 1. JUDUL 2. ABSTRAKSI - pustakamaya.lan.go.id

KBP. HENDRI MARPAUNG SH , Proyek Perubahan PKN Tk. I | 70

MEMBANGUN KOMITMEN DALAM PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

DENGAN GERAKAN BENAR DI INDONESIA

Lampiran 5. Paparan Publikasi