ABSTRAKSI PENDAHULUAN

33
PERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA GEDUNG KAMPUS STIE-IBS KEMANG Yunida Danuatmaja Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Pondasi merupakan suatu struktur bawah yang berfungsi mendistribusikan beban dari struktur atas ke dalam tanah baik dari beban secara vertikal maupun horizontal. Perencanaan pondasi yang aman sangat diperlukan karena mengingat beban dari seluruh banguna diterima langsung oleh pondasi. Dan batas keruntuhan total pada banguna secra langsung berasal atau berawal dari keadaan suatu pondasi tersebut. Dan dalam perencanaan pondasi pertimbangan yang harus diperhatikan adalah karakteristik tanah di lokasi dan beban pada struktur atas bangunannya. Jenis tanah di lokasi adalah jenis tanah kohesif yaitu lanau homogen sehingga cocok bila menggunakan pondasi tiang bor. Untuk daya dukung ujungnya menggunakan metode Vesic dan untuk daya dukung selimutnya menggunakan Lambda ( λ ). Dan untuk penurunannya menggunakan metode semi empiris serta untuk penulangan pondasi dan pile cap nya mangacu pada peraturan SK SNI T-15-1991-03. Dari hasil perhitungan pondasi tiang bor didapat bahwa diameter yang digunakan adalah 0,6 m dan 0,8 m dengan kedalaman tanah keras sedalam 19 m. Dan untuk penulangan pondasinya dengan diameter 0,6 m adalah 10D22 dengan jumlah tulangan pokok sebanyak 10 batang sedangkan diameter 0,8 m adalah 13D25 dengan jumlah tulangan pokok sebanyak 13 batang. Dan untuk tebal pile cap nya yaitu berkisar dari 800 mm sampai 900 mm, dengan diameter tulangan berkisar antara 22 mm sampai 24 mm. Kata kunci : Daya dukung, Pondasi tiang bor. PENDAHULUAN Kekuatan struktur atas suatu bangunan tidak lepas dari kekuatan struktur bawah (pondasi) yang menahan serta mendistribusikan beban bangunan yang terjadi ke dalam tanah. Untuk itu dibutuhkan suatu perencanaan yang baik, baik dari segi biaya serta keamanan dalam perencanaan struktur dengan memperhitungkan faktor-faktor dan kekuatan tanah yang terjadi dalam menghitung data-data teknis yang telah dikumpulkan di lapangan. Dalam proses pemasangan pondasi antara tanah kohesif ( lempung dan lanau ) dengan tanah non kohesif ( pasir ) mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap tanah, pada tanah kohesif dengan pancang biasanya permukaan tanah sekitar tiang mengalami penaikan yang diikuti oleh konsolidasi tanah. Keadaan karakteristik tanah asli yang begitu lunak maka dalam perhitungan daya dukung ujung digunakan metode vesic, karena metode ini cocok digunakan untuk tanah lempung homogen serta metode ini tidak

Transcript of ABSTRAKSI PENDAHULUAN

PERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA GEDUNG KAMPUS STIE-IBS KEMANG

Yunida Danuatmaja

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma

ABSTRAKSI Pondasi merupakan suatu struktur bawah yang berfungsi mendistribusikan beban

dari struktur atas ke dalam tanah baik dari beban secara vertikal maupun horizontal.

Perencanaan pondasi yang aman sangat diperlukan karena mengingat beban dari seluruh

banguna diterima langsung oleh pondasi. Dan batas keruntuhan total pada banguna secra

langsung berasal atau berawal dari keadaan suatu pondasi tersebut.

Dan dalam perencanaan pondasi pertimbangan yang harus diperhatikan adalah

karakteristik tanah di lokasi dan beban pada struktur atas bangunannya. Jenis tanah di

lokasi adalah jenis tanah kohesif yaitu lanau homogen sehingga cocok bila menggunakan

pondasi tiang bor. Untuk daya dukung ujungnya menggunakan metode Vesic dan untuk

daya dukung selimutnya menggunakan Lambda ( λ ). Dan untuk penurunannya

menggunakan metode semi empiris serta untuk penulangan pondasi dan pile cap nya

mangacu pada peraturan SK SNI T-15-1991-03.

Dari hasil perhitungan pondasi tiang bor didapat bahwa diameter yang digunakan

adalah 0,6 m dan 0,8 m dengan kedalaman tanah keras sedalam 19 m. Dan untuk

penulangan pondasinya dengan diameter 0,6 m adalah 10D22 dengan jumlah tulangan

pokok sebanyak 10 batang sedangkan diameter 0,8 m adalah 13D25 dengan jumlah

tulangan pokok sebanyak 13 batang. Dan untuk tebal pile cap nya yaitu berkisar dari 800

mm sampai 900 mm, dengan diameter tulangan berkisar antara 22 mm sampai 24 mm.

Kata kunci : Daya dukung, Pondasi tiang bor.

PENDAHULUAN Kekuatan struktur atas suatu bangunan tidak lepas dari kekuatan struktur bawah (pondasi)

yang menahan serta mendistribusikan beban bangunan yang terjadi ke dalam tanah.

Untuk itu dibutuhkan suatu perencanaan yang baik, baik dari segi biaya serta keamanan

dalam perencanaan struktur dengan memperhitungkan faktor-faktor dan kekuatan tanah

yang terjadi dalam menghitung data-data teknis yang telah dikumpulkan di lapangan.

Dalam proses pemasangan pondasi antara tanah kohesif ( lempung dan lanau )

dengan tanah non kohesif ( pasir ) mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap tanah,

pada tanah kohesif dengan pancang biasanya permukaan tanah sekitar tiang mengalami

penaikan yang diikuti oleh konsolidasi tanah. Keadaan karakteristik tanah asli yang

begitu lunak maka dalam perhitungan daya dukung ujung digunakan metode vesic,

karena metode ini cocok digunakan untuk tanah lempung homogen serta metode ini tidak

dipengaruhi oleh kadar air yang tinggi yang mengakibatkan pelunakan pada tanah yang

dapat mempengaruhi penurunan pada ujung tiang. Metode ini jauh lebih baik digunakan

dari pada metode Mabsout yang perhitungannya dipengaruhi nilai adhesi akibat faktor

kadar air tanah yang tinggi sehingga menambah pelunakan pada tanah.

LANDASAN TEORI Pondasi Tiang Bor

Pondasi tiang bor merupakan pondasi dengan mengebor tanah hingga mencapai

kedalaman tanah keras yang telah ditentukan. Kemudian setelah selesai melakukan

pengeboran maka pelaksanaan berikutnya adalah pemasangan casing sepanjang

kedalaman lubang lalu penempatan tulangan kedalam lubang yang telah dibor

sebelumnya. Penggunaan pondasi tiang bor ini lebih efisien dibandingkan dengan

penggunaan pondasi yang lainnya. Sebab pondasi dilakukan cetak ditempat. Serta tiang

bor ini lebih ramah terhadap lingkungan sekitar tanpa menimbulkan kebisingan saat

pemasangan pondasi, serta tidak mengganggu kestabilan tanah sekitar akibat pemasangan

tiang ke dalam tanah.

Daya Dukung Aksial

Daya Dukung Ujung Tiang (Qp) :

1. Metode Vesic

Qp = Ap x qp

Ap = 2

1 4 ðD

qp = [ C.Nc + ór’ Nr ]

Dimana : Qp = Daya dukung ujung tiang (t)

Ap = Luas penampang ujung tiang (m2)

qp = Daya dukung persatuan luas

C = Nilai kohesi (t/ m2)

Nc = Faktor daya dukung

Nq = Faktor daya dukung

φ = Sudut geser tanah (o)

γ = Berat volume (t/m3)

Tabel Faktor Daya Dukung Nc dan Nq

2. Metode Mabsout

Qp = 9itCR2 + 2itCARz

Dimana : Qp = Daya dukung ujung tiang (t)

it = 3,14

R = Jari-jari penampang ujung tiang (m)

C = Nilai kohesi (t/ m2)

CA = Adhesi tanah (t/ m2)

Z = kedalaman tiang (m)

Gambar Table Nilai Adhesi

Daya Dukung Selimut Tiang (Qs)

1. Metode Alpha (a)

As = it x D x L

f = a . Cu

Qs = f . As

∑Qs = Qs1 + Qs2 + Qs3 + Qs4

Dimana : ∑Qs = Daya dukung selimut tiang (t)

f = Gesekan selimut tiang

As = Luas selimut tiang (m2)

a = Konstanta Cu = Nilai kohesi (t/ m

2)

Gambar 2.4 Grafik α hubungan dengan C

2. Metode Lambda (λ)

A f = π x D x L

σ’ = (γ – 1) H1

Qf = λ ( σ’ + 2C ). Af

∑Qf = Qf 1 + Qf 2 + Qf 3 + Qf 4

Dimana :

λ = Konstanta σ’ = Tegangan vertical efektif rata-rata (t/m

2)

C = Nilai kohesi (t/ m2)

Af = Luas selimut tiang (m2)

Gambar Koefisien λ

Daya Dukung Ultimit Tiang Tunggal (Qu)

Qu = Qp + Qs

Dimana : Qu = Daya dukung ultimit (t)

Qp = Daya dukung ujung tiang (t)

Qs = Daya dukung selimut tiang (t)

Daya Dukung Ijin (Qijin)

Q a = Qu F .K

atau

Qp Qa= +

FK1 FK2

Dimana : Qa = Daya dukung ijin (t)

Qu = Daya dukung ultimit tiang tunggal (t)

FK = Faktor Keamanan

Qs

Tabel Faktor Keamanan untuk Pondasi Tiang

Jumlah Tiang

P n =

Qijin

Dimana : n = Jumlah tiang

P = Beban tiap kolom (t)

Qijin = Daya dukung ijin (t)

Daya Dukung Kelompok Tiang (ΣQu)

Gambar 2.6 Kelompok Tiang sebagai Pondasi Blok

1. Tentukan jumlah total kapasitas kelompok tiang

ΣQu = m . n(Qp + Qs)

Dimana :

m = Jumlah baris tiang

n = Jumlah tiang dalam satu baris

Qp = Daya dukung ujung tiang (t)

Qs = Daya dukung selimut tiang (t)

2. Tentukan daya dukung blok berukuran L x Bg x D

ΣQu = Lg . Bg . q’ . Nq + Σ[2(Lg + Bg)C. ∆L

Dimana :

Lg = Panjang blok (m)

Bg = Lebar blok (m)

P = Keliling (m)

∆L = Panjang segmen tiang (m)

Nq = Faktor daya dukung

C = Nilai kohesi (t/ m2)

Efisiensi Kelompok Tiang (Eg)

Dimana :

ΣQu = Daya dukung kelompok tiang (m)

n = Jumlah tiang

Qu = Daya dukung tiang tunggal

Gambar Efisiensi kelompok tiang pada tanah non kohesif dari uji model tiang

pada beban vertikal.

Daya Dukung dengan Standard Penetration Test ( SPT )

Daya Dukung Ujung Tiang

- Metode Briaud

( ) 2

Ae = ð B 4

ql e = 19,7 . σr . (N60)0,36

Ple

= qe . Ae

Dimana :

As = Luas penampang tiang ( m2 )

ql e = Daya dukung perlawanan tanah (kg/m2 )

Qu

n Qu .

Eg

Ple = Daya dukung ujung ( t )

Daya Dukung Selimut Tiang

- Metode Briaud

As = π (B).(D)

N 6 0 = segmen − segmenN − SPT

jumlahsegmen

fs = 0,224 . σr . (N60)0,29

Ps

= fs . As

Dimana : As = Luas selimut tiang ( m

2 )

fs = Daya dukung perlawanan tanah (kg/m2 )

Ps = Daya dukung selimut tiang ( t )

Daya Dukung Ijin

Pa

F

Dimana : P

le = Daya dukung ujung ( t ) Ps

= Daya dukung selimut ( t ) F =

Faktor keamanan ( 3,3 )

Daya Dukung dengan Cone Penetration Test ( CPT )

Daya Dukung Ujung Tiang

- Metode Vesic

qc = Cu . Nc

Pu = qc . Ab + 2fs . As

Dimana : qc = tekanan konus pada ijing tiang ( t/m

2 )

fs = tahanan friksi rata-rata sepanjang tiang (t/m2 )

Ab = Luas ujung tiang ( m2 )

As = Luas selimut tiang (m2 )

Pu = Daya dukung ultimit ( t )

P P s

l + e

PENURUNAN PONDASI / ( SETTLEMENT )

Penurunan Pondasi Tiang Tunggal

1). Metode Semi Empiris

S = Ss + Sp + Sps

Dimana : S = Penurunan total pondasi tiang tunggal (m)

Ss = Penurunan akibat deformasi axial tiang tunggal (m)

Sp = Penurunan akibat beban pada ujung tiang (m)

Sps = Penurunan akibat beban pada sepanjang tiang (m)

Penurunan akibat deformasi axial tiang tunggal :

Ss = ( )

Qp + α. Qs xL

ApxEp

Dimana : Qp = Daya dukung ujung tiang (kN)

Qs = Daya dukung selimut tiang (kN)

α = Koefisien yang bergantung pada distribusi gesekan selimut

sepanjang pondasi tiang

L = Panjang tiang (m)

Ap = Luas penampang (m)

Ep = Modolus elastis tiang (kN/m2)

Menurut Vesic (1977) menyarankan α = 0,5 untuk distribusi gesekan seragam

atau parabolik sepanjang tiang sedangkan untuk distribusi berbentuk segitiga nilai α =

0,33.

Penurunan Akibat Beban pada Ujung Tiang :

Sp = CpxQp

Dxq p

Dimana : Cp = Koefisien empiris Vesic

Qp = Perlawanan ujung di bawah beban kerja atau beban ujung yang

diijinkan

qP = Daya dukung berat ujung tiang (kN/m2)

D = Diameter tiang pancang (m) Tabel 2.3 Nilai Koefisien Cp

Jenis Tanah Tiang Pancang Tiang Bor

Pasir 0,02-0,04 0,09-0,18

Lempung 0,02-0,03 0,03-0,06

Lanau 0,03-0,05 0,09-0,12

Sumber : Manual Pondasi Tiang

Penurunan Akibat Beban pada Sepanjang Tiang : Sps = x ( v ) I w s

⎛ Qws ⎞ D 2

⎜ ⎝ ⎠ ⎟ 1 − x s

PxLEs

L Iws = 2 + 0,3 5

Dimana: Qws = Kapasitas selimut tiang (kN)

P = Keliling tiang (m)

L = Panjang tiang (m)

vs = Angka poisson tanah

Es = Modulus elastis tanah (kN/m2)

Iws = Faktor pengaruh

D = Diameter tiang (m)

Tabel 2.4 Angka Poison (pt)

Jenis Tanah µ

Lempung jenuh 0,4 -0,5

Lempung tak jenuh 0,1 - 0,3

Lempung berpasir 0,2 - 0,3

Lanau 0,3 - 0,35

Pasir padat 0,2 - 0,4

Pasir kasar (angka pori, e = 0,4 - 0,7) 0,15

Pasir halus (angka pori, e = 0,4 - 0,7) 0,25

Batu (tergantung dari jenisnya) 0,1 - 0,4

Loess 0,1 - 0,3 Sumber : Bowles, 1968

Tabel 2.5 Modulus Elastis Tanah (Es)

Jenis Tanah Es (kN/m2)

Lempung Sangat lunak 300 - 3000

Lunak 2000 - 4000

Sedang 4500 - 9000

Keras 7000 - 20000

Berpasir 30000 - 42500

Pasir Berlanau 5000 - 20000

Tidak padat 10000 - 25000

Padat 50000 -100000

Pasir dan kerikil

D

Padat 80000 - 200000

Tidak padat 50000 - 140000

Lanau 2000 -20000

Loess 15000 - 60000

Serpih 140000 - 1400000 Sumber : Bowles, 1977

Penurunan Pondasi Kelompok Tiang pada Tanah Lempung

Rumus perhitungan penurunan tiang kelompok :

Bg Sg = S

Dimana : S = Penurunan tiang tunggal (m)

Bg = Lebar kelompok tiang (m)

D = Diameter pondasi (m)

DAYA DUKUNG LATERAL / HORIZONTAL

Dimana :

E = Modulus tiang

I = Momen Inersia tiang

ηh = Modulus variasi = 3,5 – 7 kg/cm3

Untuk tanah lempung terkonsolidasi normal harga ηh = 3,5 – 7 kg/cm3

Daya Dukung Lateral pada Tiang Tunggal

KN ExI

p p

N xL 5

h

Dimana : Ep = Modulus tiang

Ip = Momen inersia tiang

D

T = 5

EI

ηh

L = Panjang tiang ( m ) H ρ = _ _ _ _ 2

F xI N xL

h

Dimana :

ρF = Defleksi di kepala tiang ( 6,25 x 10-3

)

H = Beban lateral kepala tiang ( t ) I’ρF = Faktor pengaruh elastis yang mempengaruhi defleksi akibat beban horizontal dan

momen

Gambar Faktor pengaruh I’ρF Floating Pile dengan kepala tiang terjepit

'ñ . F

Gambar Momen maksimum pada kepala tiang bebas berdasarkan asumsi modulus tanah.

Rumus yang digunakan untuk mendapatkan momen maksimum tiang terjadi pada tiang

adalah :

MF = Y . H . L

Dimana : MF = Momen yang terjadi untuk kondisi kepala tiang terjepit ( tm )

Y = Konstanta yang didapat dari gambar 3.1

Daya Dukung Lateral Kelompok Tiang Pondasi

Gaya horisontal total dalam grup dirumuskan sebagai berikut : n

HG H j = ∑ =

j 1

Dimana : HG = Gaya horisontal grup tiang ( t )

Hj = Beban lateral pada tiang j ( t )

n = Jumlah tiang

Gambar Jenis-jenis Kolom

PENENTUAN DIMENSI dan TULANGAN PILE CAP

Pile cap adalah suatu struktur penutup kepala tiang yang berfungsi pengikat kelompok

tiang pondasi. Disini tulangan dari pondasi akan disambung atau diikat langsung kepada

tulangan pile cap. Ini bertujuan agar penerimaan beban atau pendistribusian beban dari

struktur atas diterima secara merata oleh pondasi. Untuk itu perencanaan perhitungan

penulangan pile cap berdasarkan kepada peraturan SK SNI T-15-1991-03.

Vu = n . Q ijin

b o = 2. ( (b + h ) + (2 .d ) )

2 φ φ . . 1 ⎟ V f c b o d

c ' . . = ⎛ + β ⎞ 1

⎜ . ⎝ 6

c ⎠

σ g r m a k s = + A W V u

u

p M

1 2 M u = . . w u l 2

M n M u

φ

ρ 0,85 . â1 .

b f f

= ⎛ f ' ⎞ ⎛ 6 0 0

⎜⎜ ⎟ ⎟ +

⎝ y y

c ⎞

⎠ ⎝ 600 ⎠

. ⎜⎜ ___________________________________ ⎟⎟

ρ m a k s = 0 , 7 5 . ñ b

ρ m i n =

1,4

fy R n

M n = 2 b

m = f y

0,85.fc '

2 2 . ⎠ ⎟

⎛ ________________________ R n

f ⎞

− . . m f

y y ⎜ ⎝ θ

m. f y

A s = ρ . b . d

α =

As . f y

0,85. f c ' . b M n A s f y

= . 2

⎛ − a 2 ⎞ ⎜ d

. ⎝ ⎠

METODE PERENCANAAN

Pada tahapan perencanaan manual berisikan tentang alir dari langkah-langkah dalam

perencanaan pondasi. Langkah-langkah tersebut berupa diagram alir yang

menggambarkan tingkatan dalam proses pengerjaan baik secara umum yaitu berupa

perencanaan pondasi sedangkan secara khusus berupa perencanaan tulangan pondasi dan

tulangan pile cap. Pengerjaan secara umum tersebut berupa langkah-langkah proses

perencanaan pondasi secara keseluruhan yaitu mulai dari menghitung daya dukung ujung

tiang dengan metode Vesic, metode Lambda ( λ ) untuk menghitung selimut tiang, serta

menghitung daya dukung dengan SPT yaitu daya dukung ujung dan selimut dengan

metode Briaud dan CPT dengan metode Vesic dalam mencari daya dukung ujung.

Kemudian menghitung penurunannya dengan menggunakan metode Semi Empiris dalam

mencari tiang tunggal maupun kelompok tiang. Serta dalam menghitung daya dukung

lateral menggunakan metode Poulos, baik untuk tiang tunggal maupun kelompok tiang.

.d

ρ

f y −

Mulai

Pengumpulan data : 1. Data struktur atas

2. Data tanah

Perhitungan perencanaan

pondasi

Penulangan

pile cap

Perbandingan

Anggaran Biaya

Selesai

Gambar Diagram Alir Perencanaan Pondasi

Vesic

Daya dukung

ujung tiang

Daya dukung

tiang

Mabsout

Beban Vertikal

Alpha ( α )

Daya dukung

selimut tiang

Penulangan

tiang

Lambda ( λ )

Tiang tunggal

Penurunan

tiang

Semi Empiris

Kelompok

tiang

Beban Horizontal

Poulos

Untuk bentuk diagram alir perencanaan tulangan pondasi dapat dilihat pada gambar di

bawah ini :

Gambar Diagram Alir Perencanaan Tulangan Tarik Pondasi

Perencanaan tulangan geser pondasi dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini :

Gambar Diagram Alir Perencanaan Tulangan Geser Pondasi

Menghitung Vu

Menghitung tebal pile cap (d) Yes

Gambar Diagram Alir Perencanaan Tebal dan Tulangan Pile cap

Mulai

Ø Vc > Vu

Menghitung nilai ρbalance, ρmaks, ρmins dan ρ pada potongan 1 dan 2

Menghitung luas tulangan yang dibutuhkan (Ag) pada potongan 1 dan 2

Menghitung tegangan tanah yang terjadi akibat Vu dan Mu

Menghitung momen nominal (Mn2) pada potongan 1 & 2

Momen pondasi pada potongan 1 & 2

Menghitung lengan momen dalam (a)

pada potongan 1 dan 2

Tebal pile cap dapat digunakan

Mn1 < Mn2

Yes

Selesai

DATA PERENCANAAN

Bangunan 1 ( 4 Lantai )

Per Kolom Beban per titik ( T ) Per Kolom Beban per titik ( T )

D - 3 50,97 J - 2 157,32

D - 4 84,51 J - 4 167,58

D - 5 121,16 J - 5 112,75

D - 6 79,95 L - 1 105,52

E - 6 122,58 L - 2 165,66

F - 1 64,64 L - 4 165,32

F - 2 95,66 L - 5 105,57

F - 3 96,36 M - 1 100,55

F - 4 133,94 M - 2 176,46

F – 5 199,25 M - 4 176,68

G - 6 71,33 M - 5 100,92

H - 1 98,99 N - 1 65,51

H - 2 163,45 N - 2 106,28

H - 4 154,39 N - 4 106,31

H - 5 127,26 N - 5 65,50

J - 1 105,11

Bangunan 2 ( 3 Lantai )

Per Kolom Beban per titik ( T ) Per Kolom Beban per titik ( T )

A - 7 27,19 E - 8 179,56

A - 8 23,92 E - 9 229,68

A - 9 24,12 E - 10 242,33

A - 10 23,21 E - 11 119,26

B - 7 55,83 E - 12 88,87

B - 8 143,44 E - 13 58,31

B - 9 136,60 G - 7 82,70

B - 10 134,26 G - 8 138,05

B - 11 71,10 G - 11 87,67

B - 12 62,25 I - 7 69,78

B - 13 52,91 I - 8 111,25

C - 7 57,43 I - 9 229,02

C - 8 57,65 I - 10 263,39

C - 9 55,20 I - 11 88,76

C - 10 56,30 K - 7 55,17

C - 11 52,27 K - 8 86,14

C - 12 43,58 K - 9 88,26

C - 13 51,74 K - 10 104,04

E - 7 84,84 K - 11 84,24

m

m

Lempung Coklat

Kemerahan y = 1,71 t/m3

q = 30°

C = 0,25 kg/cm2

m Lempung Merah

Ke abu-abuan

y = 1,58 t/m3

q = 32°

C = 0,22 kg/cm2

m Lanau Coklat Ke

abu-abuan

y = 1,43 t/m3

q = 13°

C = 0,11 kg/cm2

19 m 17,4 m

Lapisan Tanah

m 19,1 m

Tanah Keras

Sondir qc>100

kg/cm2 27 m

2

1

19,6 m

Lanau Coklat Ke

abu-abuan

m

16,8 m

y = 1,43 t/m3

q = 13° C = 0,11 kg/cm

2

m

Tanah Keras

Boring

NSPT>30

Keras Sondir dan

Boring

20

20 m 3 5 3 0

30

3 m

Gambar Penampang Lapisan Tanah

0,00

4,80

5,00

11,00

16,80

28,00

Tabel Hasil Uji Laboratorium BH2

Jenis Uji Simbol 1,50 - 2,00 5,50 - 6,00 11,50 - 12,00

INDEX

PROPERTES

W % 48,00 52,00 76,4 1

γ t/m3 1,71 1,58 1,43

e 1,27 1,49 2,24

Gs 2,62 2,59 2,63

ATTERBERG LL % 119 115,38 143,12

PI % 76,86 67,43 85,03

BUTIRAN (%)

Kr % 0 0 0

Ps % 2 1 3

Ln % 58 59 80

Lm % 40 40 17

TRIAXIAL TES C kg/cm

2 0,25 0,22 0,11

φ° 30 32 13

CONSOLIDASI

Cc 0,33 0,66 0,64

Pc kg/cm2 1,25 1,35 1,50

Cv cm/det2 1,41 x 10

-3 4,47 x 10

-3 1,68 x 10

-3

PERHITUNGAN DATA

Tabel Daya Dukung Ultimit Tiang Tunggal untuk Diameter 0,6 m

Qp (t)

Qs (t) Vesic Mabsout

11,33 22,38

Alpha (α)

Lapis 1 23,55

Lapis 2 24,87

Lapis 3 12,02

Lapis 4 23,21

ΣQs = 83,65 94,98 106,03

Lambda (λ)

Tabel 5.7 Daya Dukung Ultimit Tiang Tunggal untuk Diameter 0,8 m

Qp (t)

Qs (t)

Vesic Mabsout

20,14 31,08

Alpha (α)

Lapis 1 3 1,40

Lapis 2 33,16

Lapis 3 16,03

Lapis 4 30,95

ΣQs = 111,54 131,68 142,62

Lambda (λ)

Lapis 1 35,44

Lapis 2 55,13

Lapis 3 54,66

Lapis 4 111,67

ΣQs = 256,9 277,04 287,98

Lapis 1

Lapis 2

Lapis 3

Lapis 4

ΣQs = 192,7

41,35

41,01

26,58

83,76

204,03 215,08

Tabel Daya Dukung Izin Tiang untuk Diameter 0,6 m

Daya dukung ultimit (t)

FK

Daya dukung izin (t)

Qp (t)

Qs (t) Vesic Mabsout Vesic Mabsout

Alpha (α) 94,98 106,03 3,3 28,78 32,13

Lambda (λ) 204,03 215,08 3,3 61,83 65,18

Tabel Daya Dukung Izin Tiang untuk Diameter 0,8 m

Daya dukung ultimit (t)

FK

Daya dukung izin (t)

Qp (t)

Qs (t) Vesic Mabsout Vesic Mabsout

Alpha (α) 131,68 142,62 3,3 39,90 43,22

Lambda (λ) 277,04 287,98 3,3 83,95 87,27

Tabel Efisiensi Kelompok Tiang

No. Dimensi (m) Jumlah tiang Efisiensi kelompok tiang

1. 0,6

2 1

3 1,5

4 2

2. 0,8

2 1

3 1,5

4 2

PENURUNAN PONDASI / ( SETTLEMENT )

Tabel Penurunan Tiang Tunggal

No. Diameter Jumlah Tiang S ( m )

1. 0,6 1 0,0158

2. 0,8 1 0,0191

Tabel Penurunan Kelompok Tiang

No. Diameter Jumlah

Tiang Bg Sg

1

0,6

2 1,2 0,0224

2 3 1,2 0,0224

3 4 2,4 0,0317

1

0.8

2 1,6 0,0270

2 3 1,6 0,0270

3 4 3,2 0,0382

Tabel Daya Dukung Lateral pada Kelompok Tiang

No. Diameter ( m ) Jumlah Tiang

Daya dukung lateral

kelompok tiang

( t )

1. 0,6

2 3,3426

3 5,0139

4 6,6852

2. 0,8

2 3,8568

3 5,7852

4 7,7136

ES TIMA SI BIAYA PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR / BORED PILE

Tabel Estimasi Biaya untuk Pondasi Diameter 0,6 m

No

. JENIS PEKERJAAN SAT

KOEFISIE

N

HARGA

SATUA

N Rp.

JUMLAH

Rp.

1. Pengeboran D 60 cm / m Bored Pile

a. Alat bantu

Crawler Crane Jam 0,130 19.0000 24.700

Mesin Bor Jam 0,130 16.0000 20.800

b. Upah pasang

Tukang Gali Tanah

Org/Ja

m 0,160 60.000 9.600

Mandor

Org/Ja

m 0,008 65.000 520

Operator Alat

Org/Ja

m 0,53 3 10700 5.703

c. Lain-lain

Oli + Solar Jam 1,000 13.500 13.500

Alat Bantu Jam 0,220 45.500 10.010

Jumlah x 74 hari 6.277.649

2. Beton Readymix D60cm/m3, Bored Pile

a. Bahan

Beton Readymix K-400 m3 9,546 66.5000 6.347.824

Jumlah x 148 tiang 939.477.952

b. Upah pasang

Tukang Batu Halus

Org/Ja m 0,425 55.000 23.375

Mandor

Org/Ja m 0,021 65.000 1.365

c. Lain-lain

Pipa Tremi + Casing

Pelindung Jam 1,000 12.500 12500

Jumlah x 74 hari 2.755.760

3. Pembesian Bored pile /kg

a. Bahan

Besi beton ulir kg 1,000 8.500 8.500

Kawat beton kg 1,000 180 180

Kawat las kg 1,000 50 50

Kawat gantung kg 1,000 400 400

Jumlah x 567 kg x 148 766.153.080

b. Upah pasang

Tukang Besi

Org/Ja m 0,005 55.000 275

c. Lain-lain

Alat Bantu Jam 1,000 100 100

Jumlah x 74 hari 24.750

Sub Total 1.714.689.191

2. ( Untuk Diameter 0,8 m)

Tabel Estimasi Biaya untuk Pondasi Diameter 0,8 m

No. JENIS PEKERJAAN SAT KOEFISIEN HARGA

SATUAN

Rp.

JUMLAH Rp.

1. Pengeboran D 80 cm / m Bored Pile

a. Alat bantu

Crawler Crane Jam 0,130 190.000 24.700

Mesin Bor Jam 0,130 160.000 20.800

b. Upah pasang

Tukang Gali Tanah Org/Jam 0,160 60.000 9.600

Mandor Org/Jam 0,008 65.000 520

Operator Alat Org/Jam 0,533 10.700 5.703,10

c. Lain-lain

Oli + Solar Jam 1,000 14.000 14.000

Alat Bantu Jam 0,220 46.870 10.3 11,40

Jumlah x 61 hari 5.223.704,50

2. Beton Readymix D60cm/m3, Bored Pile

a. Bahan

Beton Readymix K-400 m3 9,546 665.000 6.347.824

Jumlah x 122 tiang 774.434.528

b. Upah pasang

Tukang Batu Halus Org/Jam 0,425 55.000 23.375

Mandor Org/Jam 0,021 65.000 1.365

c. Lain-lain

Pipa Tremi + Casing

Pelindung Jam 1,000 12.500 12.500

Jumlah x 61 hari 2.271.640

3. Pembesian Bored pile /kg

a. Bahan

Besi beton ulir kg 1,000 8.500 8.500

Kawat beton kg 1,000 180 180

Kawat las kg 1,000 50 50

Kawat gantung kg 1,000 400 400

Jumlah x 951,6 kg x 122 tiang 1.059.949.176

b. Upah pasang

Tukang Besi Org/Jam 0,005 55.000 275

c. Lain-lain

Alat Bantu Jam 1,000 100 100

Jumlah x 74 hari 24.750

Sub Total 1.841.903.799

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perancangan dan perhitungan pondasi yang telah dilakukan, maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Dari hasil perhitungan penulangan pondasi dengan diameter pondasi sebesar 0,6 m

dan 0,8 m didapat bahwa tulangan pokok yang digunakan untuk diameter 0,6 m

adalah 10D22 dengan jumlah tulangan sebanyak 1480 batang, lebih sedikit

dibandingkan dengan tulangan pokok pada pondasi dengan diameter 0,8 m dengan

tulangan 13D25 sebanyak 1586 batang. Dengan selisih jumlah tulangan sebanyak 106

buah atau sebesar 6,68 % dari jumlah tulangan pokok pada diameter 0,8 m.

2. Berdasarkan hasil perhitungan jumlah tiang pondasi, didapat bahwa jumlah tiang

pondasi dengan diameter 0,6 m yaitu sebanyak 148 tiang, lebih banyak dari pondasi

yang menggunakan diameter 0,8 m dengan jumlah tiang sebanyak 122 tiang. Dengan

selisih jumlah tiang sebanyak 26 tiang atau sebesar 17,57 % dari jumlah tiang dengan

diameter 0,6 m.

3. Biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan pondasi dengan diameter 0,6 m dengan

jumlah tiang sebanyak 148 buah sebesar Rp 1.714.689.191 lebih sedikit dibandingkan

dengan biaya untuk pembuatan pondasi dengan diameter 0,8 m dengan jumlah tiang

sebanyak 122 buah sebesar Rp 1.841.903.799. Namun biaya pembuatan pondasi

kedua diameter tersebut yaitu diameter 0,6 m dan 0,8 m lebih besar dibandingkan

dengan biaya sebenarnya pada proyek di lapangan yaitu dengan dimensi pondasi 0,30

m x 0,30 m dengan jumlah tiang sebanyak 228 buah sebesar Rp 1.320.983.337,

dengan selisih sebesar Rp 393.705.854 atau 22,96 % dari biaya pembuatan pondasi

dengan diameter 0,6 m dan sebesar Rp 350.433.799 atau 19,03 % dari biaya

pembuatan pondasi dengan diameter 0,8 m.

4. Berdasarkan hasil perhitungan manual digunakan daya dukung ujung terkecil yaitu

dengan metode Vesic karena Vesic menyatakan bahwa pada daya dukung selimut

atau daya dukung ujung seharusnya nilai yang dihasilkan tidak mesti bertambah bila

kedalaman pondasi bertambah. Ini bertolak belakang dengan metode Mabsout bahwa

nilai daya dukung ujung bergantung pada kedalaman tanah keras atau kedalaman

pondasi. Serta data yang digunakan pada vesic hanya menggunakan data hasil uji

laboratorium dan tanah yang digunakan adalah jenis tanah lempung yang homogen.

SARAN

1. Berdasarkan perancangan dan perhitungan pondasi, sebaiknya sebelum melakukan

perencanaan pondasi harus memperhatikan keadaan karakteristik tanah sekitar.

Sehingga dapat diketahui metode dan jenis pondasi yang tepat untuk dapat digunakan

dalam pelaksanaan di lapangan.

2. Selain itu yang terpenting harus memperhatikan optimasi biaya yang digunakan

sehingga anggaran biaya yang digunakan dapat dipakai seefisien mungkin dan tepat

dengan tidak mengabaikan sisi keamanannya.