SPM bab 11

21
Kelompok I : Aditya Bachtiar Rifa’i 09412147013 Ainuni Rusyda 09412147010 Anindita Wulan O 09412147007 Yuniar Widyastuti 08412147012 UKURAN KINERJA

Transcript of SPM bab 11

Page 1: SPM bab 11

Kelompok I :Aditya Bachtiar Rifa’i 09412147013Ainuni Rusyda 09412147010Anindita Wulan O09412147007 Yuniar Widyastuti08412147012

UKURAN KINERJA

Page 2: SPM bab 11

PENDAHULUANPENDAHULUAN

Sistem ukuran kinerja menggabungkan informasi keuangan dengan informasi nonkeuangan, yang bertujuan untuk membantu menerapkan strategi.Kinerja disebut juga sebagai performance atau performansi yang artinya adalah pencapaian suatu target (keberhasilan) dari sesuatu yang direncanakan di dalam organisasi.

Page 3: SPM bab 11

KINERJA ORGANISASI Kinerja organisasi terdiri dari:1. KINERJA KEUANGAN

Adalah kinerja (keberhasilan) yang dinilai berdasarkan ukuran-ukuran angka dalam satuan nilai uang, dengan cara membandingkan realisasi keuangan berdasarkan anggarannya, disebut tradisional karena tidak ada keharusan melakukan inovasi contoh :

a. Pencapaian labab. Ketersediaan kas, dan sebagainya2. KINERJA NON KEUANGAN

Adalah kinerja (keberhasilan) yang dinilai tidak berdasarkan ukuran-ukuran angka dalam satuan nilai uang, contoh :a. Kehadiran pegawaib. Kualitas produkc. Kepadatan telepon (telephone density), dan lain

sebagainya

Page 4: SPM bab 11

SISTEM UKURAN KINERJA

Cita-cita sistem ukuran kinerja adalah untuk mengimplementasikan strategi.Kinerja harus dinilai secara formal dengan mengunakan ukuran-ukuran dari suatu sistem pengukuran kinerja. Ukuran-ukuran ini dapat dilihat sebagai faktor keberhasilan penting masa kini dan masa depan, yang terdiri dari:Ukuran Kesuksesan Keuangan Perusahaan, misalnya tingkat pengembalian yang optimal bagi pemegang saham melalui pencapaian laba. Namun, hal ini ada kelemahannya sehingga tidak bisa untuk memastikan bahwa strategi akan dilaksanakan dengan sukses

Page 5: SPM bab 11

Keterbatasan Sistem Pengendalian Keuangan

Pada suatu perusahan bisnis yang hanya mengandalkan ukuran keuangan saja adalah tidak mencukupi untuk memastikan bahwa strategi akan dilaksanakan dengan sukses. Ada beberapa alasan yang mendasari:

Dapat mendorong tindakan jangka pendek yang tidak sesuai dengan kepentingan jangka panjang perusahaan.

Manajer unit bisnis mungkin tidak mengambil tindakan yang berguna untuk jangka panjang, guna memperoleh laba jangka pendek.

Menggunakan laba jangka pendek sebagai satu-satunya tujuan dapat mendistorsi komunikasi antara manajer unit bisnis dengan manajemen senior.

Pengendalian keuangan yang ketat dapat memotivasi manajer untuk memanipulasi data.

Page 6: SPM bab 11

Lanjutan.. Pertimbangan Umum

membandingkan sistem ukuran kinerja dengan panel instrument dashboard yang akan memberikan wawasan penting mengenai bauran dari ukuran keuangan dan nonkeuangan yang diperlukan dalam suatu sistem pengendalian manajemen.

Balanced Scorecardmerupakan salah satu model pengukuran kinerja gabungan antara ukuran kinerja keuangan dan non keuangan dan merupakan contoh sistem ukuran kinerja yang memelihara keseimbangan antara ukuran-ukuran strategis yang berbeda dalam usaha mencapai tujuan.

Page 7: SPM bab 11

Lanjutan..Menurut para pendukung pendekatan ini, unit bisnis harus diberikan cita-cita dan diukur dari 4 (empat) perspektif berikut ini:

1. Keuangan, contoh : margin laba, ROA, arus kas, dll.

2. Pelanggan, contoh : pangsa pasar, indeks kepuasan pelanggan (CSI).

3. Bisnis internal, contoh : retensi karyawan, pengurangan waktu siklus.

4. Inovasi dan pembelajaran, contoh : persentase penjualan produk baru.Balanced Scorecard bertujuan untuk memelihara keseimbangan antara ukuran-ukuran strategis yang berbeda dengan pencapaian cita-cita untuk mendorong karyawan agar bertindak sesuai kepentingan terbaik organisasi.

Page 8: SPM bab 11

Lanjutan.. Pertimbangan Tambahan

Ukuran Hasil dan PemicuUkuran hasil mengindikasikan hasil dari suatu strategi (lagging indicators); yang memberitahu manajemen mengenai apa yang telah terjadi.Ukuran pemicu merupakan indikator yang mendahului (leading indicators); yang menunjukkan kemajuan dari bidang-bidang kunci dalam mengimplementasikan suatu strategi.Ukuran Keuangan dan NonkeuanganUkuran nonkeuangan yang dirasa sangat penting justru sering gagal dimasukkan dalam tinjauan kinerja tingkat eksekutif dalam banyak organisasi,

Page 9: SPM bab 11

Lanjutan..Hal tersebut disebabkan ukuran nonkeuangan dirasa kurang canggih dibandingkan ukuran keuangan, serta karena manajer senior kurang terampil dalam menggunakannya.Ukuran Internal dan EksternalPerusahaan harus mencapai keseimbangan antara ukuran-ukuran eksternal, seperti kepuasan pelanggan, dengan ukuran-ukuran dari proses bisnis internal seperti produksi.Pengukuran Memicu PerubahanAspek yang paling penting dari sistem pengukuran kinerja adalah kemampuannya untuk mengukur hasil dan pemicu agar organisasi bertindak sesuai strateginya.

Page 10: SPM bab 11

Lanjutan..

Ukuran dalam scorecard :○ spesifik untuk strategi tertentu,○ dikaitkan dari atas ke bawah,○ dikaitkan dengan target tertentu,○menekankan gagasan hubungan sebab-

akibat antara ukuran-ukuran tersebut,○ dikaitkan satu sama lain secara eksplisit

dalam hubungan sebab-akibat, dan○ dapat menerjemahkan strategi menjadi

tindakan.

Page 11: SPM bab 11

Lanjutan.. Faktor Kunci Keberhasilanmeliputi beberapa ukuran “non keuangan” atau

juga disebut “faktor kunci keberhasilan”, terdiri dari :

a.Variabel Kunci yang Berfokus Pada Pelanggan 1) Pemesanan 2) Pesanan tertunda 3) Pangsa pasar 4) Kepuasan pelanggan 5) Retensi pelanggan 6) Loyalitas pelanggan

b.

Page 12: SPM bab 11

b. Variabel Kunci yang Berkaitan dengan Proses Bisnis Internal1) Utilisasi kapasitas 2) Pengiriman tepat waktu 3) Perputaran persediaan 4) Kualitas 5) Waktu siklus, rumusnya

Waktu Siklus = Waktu Pemrosesan + Waktu Penyimpanan + Waktu Pemindahan + Waktu Inspeksi

Page 13: SPM bab 11

Lanjutan.. Implementasi Sistem Pengukuran Kinerja

Implementasi Sistem Pengukuran Kinerja meliputi 4 (empat) langkah yaitu :a. Mendefinisikan strategi kemudian didifiniskan scorecard agar cita-cita organisasi dinyatakan secara eksplisit dan targetnya telah ditetapkan. Departemen fungsional pada suatu unit bisnis perlu memiliki scorecard tersendiri dan diselaraskan dengan unit dibawahnya.b. Mendifinisikan ukuran-ukuran strategi organisasi harus mengembangkan ukuran-ukuran strategi, tetapi harus fokus pada yang penting-penting saja, sehingga manajemen tidak melihat banyak indikator pada dashboard organisasi, tetapi harus dilihat ukuran sebab-akibatnya.

Page 14: SPM bab 11

c. Mengintegrasikan Ukuran Strategi ke Dalam Sistem Manajemen scorecard harus diintegrasikan dengan struktur formal dan non formal dari organisasi, budaya dan praktek sumber daya manusia.

d. Meninjau Ukuran Strategi dan Hasilnya secara Berkala scorecard harus ditinjau secara konsisten dan terus menerus oleh Manajemen Senior (meliputi : kondisi organisasi menurut ukuran hasil dan menurut ukuran pemicu, perubahan strategi organisasi, perubahan ukuran Scorecard).

Page 15: SPM bab 11

Aspek paling penting dari tinjauan ini adalah:

a) Menginformasikan kepada manajemen apakah strategi tersebut telah dilaksanakan dengan benar dan seberapa berhasil strategi tersebut bekerja

b) Menunjukkan bahwa manajemen serius mengenai pentingnya ukuran-ukuran ini

c) Menjaga agar ukuran-ukuran tersebut sejajar dengan strategi yang selalu berubah

d) Memperbaiki pengukuran

Page 16: SPM bab 11

KESULITAN DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA1. Terdapat korelasi yang buruk antara ukuran

nonkeuangan dengan hasilnya.Hal ini terjadi karena tidak ada jaminan bahwa profitabilitas masa depan mengikuti pencapaian target non keuangan. Oleh sebab itu perlu dikembangkan ukuran-ukuran yang mewakili kinerja masa depan.

2. Terpaku pada Hasil KeuanganBukan hanya manajer senior yang terlatih dan terbiasa dengan ukuran keuangan, tetapi mereka juga mendapatkan tekanan tentang kinerja keuangan perusahaan. Tekanan ini dapat membebani pengmbalian jangka panjang yang tidak pasti dari ukuran nonkeuangan. Atas kinerja kuangan ini, manajer diberikan kompensasi, sehingga manajer lebih peduli terhadap ukuran keuangan dari pada yang lainnya.

Page 17: SPM bab 11

3. Ukuran-ukuran tidak diperbaruiBanyak perusahaan tidak punya mekanisme formal untuk memperbaharui ukuran-ukuran tersebut agar selaras dengan perubahan strateginya. Yang terjadi ukuran-ukuran strategi yang lalu tetap digunakan sehingga menimbulkan kemalasan.

4. Terlalu banyak pengukuranBerapa banyak ukuran penting yang dapat diikuti seorang manajer dalam waktu yang sama?, jika terlalu banyak ukuran maka resikonya adalah manajer kehilangan fokus karena pada waktu yang sama banyak hal hal dilakukan.

5. Kesulitan menerapkan trade-offBeberapa perusahaan menggabungkan ukuran keuangan dan non keuangan kemudian diberi bobot, jika tidak demikian maka sulit untuk melakukan trade off.

Page 18: SPM bab 11

Lanjutan.. Praktik-praktik Pengukuran

Berdasar atas hasil studi Lingle dan Schiemann, praktik pengukuran dilakukan atas tiga aspek, yaitu: a. Jenis ukuranContoh jenis ukuran yang digunakan: ukuran keuangan, kepuasan pelanggan, dan inovasi.b.Kualitas dari ukuran Untuk menilai kualitas dari suatu ukuran, ukuran tersebut harus dikaitkan dengan kompensasi, sehinggadapat dinilai apakah berkualitas tinggi, terkini, sedang, ataukah buruk.c.Hubungan ukuran dengan kompensasiMasing-masing jenis ukuran menghasilkan perubahan keputusan kompensasi yang berbeda-beda.

Page 19: SPM bab 11

PENGENDALIAN INTERAKTIF

Pengendalian interaktif adalah sistem pengendalian manajemen hari ini yang menentukan strategi hari esok, dengan tujuan utama memfasilitasi terciptanya organisasi pembelajaran mengingatkan manajemen terhadap ketidakpastian strategis baik berupa masalah ataupun peluang. Ketidakpastian strategis adalah pergeseran lingkungan secara mendasar yang mungkin mengganggu aturan-aturan yang dijalankan oleh suatu organisasi.

Page 20: SPM bab 11

Perbedaan key success factor dengan ketidakpastian strategis antara lain:Key success factor diturunkan dari stratesi yang dipilih, sedangkan Ketidakpastian strategis adalah dasar perusahaan untuk mencari strategi baru serta menghasilkan pertanyaan, bukan jawaban.

Prasyarat subsistem sebelum digunakan sebagai sistem pengendalian interaktif:

Harus tidak ambigu serta mudah dipahami dan diinterpretasikan.

Harus membuat data mengenai ketidakpastian strategis. Harus membantu pengembangan strategi

baru perusahaan.

Page 21: SPM bab 11

Karakteristik pengendalian interaktif Ketidakpastian strategis yang dihadapi

oleh bisnis menjadi titik pusat. Eksekutif senior menerima informasi

semacam itu dengan serius. Perhatian fokus pada output informasi. Interpretasi dan pembahasan implikasi

dari informasi untuk inisiatif strategis masa depan.

Rapat dilakukan sesuai asumsi yang mendasari serta tindakan yang sesuai.