Spek Teknis

74
PENJELASAN UMUM Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah : Peningkatan JalanTanjung Harapan Tanjung MayatKecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Kepulauan Meranti DIVISI I UMUM SEKSI 1.2 MOBILISASI 1.2.1 UMUM 1) Uraian Lingkup kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan di bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, dan secara umum harus memenuhi berikut: a) Ketentuan Mobilisasi untuk semua Kontrak i) Mobilisasi semua Personil Penyedia Jasa sesuai dengan struktur organisasi pelaksana yang telah disetujui oleh Kuasa Pengguna Anggaran termasuk para pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam Kontrak. ii) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan dimana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak ini. b) Kegiatan Demobilisasi untuk semua Kontrak Pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat akhir Kontrak, termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum Pekerjaan dimulai. 2) Periode Mobilisasi Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan harus diselesaikan dalam jangka waktu 60 hari terhitung mulai tanggal mulai kerja. 3) Pengajuan Kesiapan Kerja Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran suatu program mobilisasi menurut detil dan waktu yang disyaratkan.

description

gambangan uyung sagu

Transcript of Spek Teknis

Page 1: Spek Teknis

PENJELASAN UMUM

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :

“Peningkatan JalanTanjung Harapan – Tanjung Mayat”Kecamatan Tebing Tinggi

Kabupaten Kepulauan Meranti

DIVISI I

UMUM

SEKSI 1.2

MOBILISASI

1.2.1 UMUM

1) Uraian

Lingkup kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini akan tergantung padajenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan dibagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, dan secara umum harus memenuhi berikut:

a) Ketentuan Mobilisasi untuk semua Kontrak

i) Mobilisasi semua Personil Penyedia Jasa sesuai dengan struktur organisasipelaksana yang telah disetujui oleh Kuasa Pengguna Anggaran termasukpara pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaianpekerjaan dalam Kontrak.

ii) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yangtercantum dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaandimana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak ini.

b) Kegiatan Demobilisasi untuk semua Kontrak

Pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia Jasa pada saat akhir Kontrak, termasukpemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milikPemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi sepertisemula sebelum Pekerjaan dimulai.

2) Periode Mobilisasi

Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan harus diselesaikan dalam jangka waktu 60 hariterhitung mulai tanggal mulai kerja.

3) Pengajuan Kesiapan Kerja

Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran suatu programmobilisasi menurut detil dan waktu yang disyaratkan.

Toshiba
Text Box
Page 2: Spek Teknis

Bilamana perkuatan jembatan lama atau pembuatan jembatan darurat atau pembuatantimbunan darurat pada jalan yang berdekatan dengan proyek, diperlukan untuk memper-lancar pengangkutan peralatan, instalasi atau bahan milik Penyedia Jasa, detil pekerjaandarurat ini juga harus diserahkan bersama dengan program mobilisasi.

1.2.2 PROGRAM MOBILISASI

1) Dalam waktu paling lambat 7 hari setelah Surat Perintah Mulai, Penyedia Jasa harusmelaksanakan Rapat Persiapan Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang dihadiriPengguna Jasa dan Penyedia Jasa untuk membahas semua hal baik yang teknis maupunyang non teknis dalam kegiatan ini.Agenda dalam rapat harus mencakup namun tidak terbatas pada berikut ini:

a) Pendahuluan

b) Sinkronisasi Struktur Organisasi:i) Struktur Organisasi Pengguna Jasaii) Struktur Organisasi Penyedia Jasa

c) Masalah-masalah Lapangan:i) Ruang Milik Jalanii) Sumber-sumber Bahaniii) Lokasi Base Camp

d) Wakil Penyedia Jasa

e) Pengajuan

f) Persetujuan

g) Dokumen Penyelesaian Pekerjaan/Penyerahan Pertama Pekerjaan Selesai

h) Rencana Kerja:i) Bagan Jadwal Pelaksanaan kontrak yang menunjukkan waktu dan urutan

kegiatan utama yang membentuk Pekerjaaanii) Rencana Mobilisasiiii) Rencana Relokasiiv) Rencana Kesehatan dan Keselamatan Kerja Kontrak (RK3K)v) Program Mutuvi) Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintasvii) Rencana Inspeksi dan Pengujian

i) Komunikasi dan korespondensi

j) Rapat Pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan pekerjaan

k) Pelaporan dan pemantauan

2) Dalam waktu 14 hari setelah Rapat Persiapan Pelaksanaan, Penyedia Jasa harusmenyerahkan Program Mobilisasi (termasuk program perkuatan jembatan, bila ada) danJadwal Kemajuan Pelaksanaan kepada Kuasa Pengguna Anggaran untuk dimintakanpersetujuannya.

1.2.3 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran

Pengukuran kemajuan mobilisasi akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan atas dasar jadwalkemajuan mobilisasi yang lengkap dan telah disetujui.

Page 3: Spek Teknis

2) Dasar Pembayaran

Mobilisasi harus dibayar atas dasar lump sum menurut jadwal pembayaran yang diberikandi bawah, dimana pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaandan pemasangan semua peralatan, dan untuk semua pekerja, bahan, perkakas, dan biayalainnya yang perlu untuk menyelesaikan pekerjaan. Walaupun demikian Kuasa PenggunaAnggaran dapat, setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan, memerintahkan Penyedia Jasauntuk menambah peralatan yang dianggap perlu tanpa menyebabkan perubahan hargalump sum untuk Mobilisasi.

Nomor MataPembayaran

Uraian SatuanPengukuran

1.2 Mobilisasi Lump Sum

Page 4: Spek Teknis

DIVISI 2

DRAINASE

SEKSI 2.1SELOKAN DAN SALURAN AIR

2.1.1 UMUM

1) Uraian

a) Pekerjaan ini mencakup pembuatan selokan baru yang dilapisi (lined) maupuntidak (unlined) dan perataan kembali selokan lama yang tidak dilapisi, sesuaidengan Spesifikasi ini serta memenuhi garis, ketinggian, dan detil yangditunjukkan pada Gambar. Selokan yang dilapisi akan dibuat dari pasangan batudengan mortar atau yang seperti ditunjukkan dalam Gambar.

b) Pekerjaan ini juga mencakup relokasi atau perlindungan terhadap sungai yangada, kanal irigasi atau saluran air lainnya yang pasti tidak terhindarkan darigangguan baik yang bersifat sementara maupun tetap, dalam penyelesaianpekerjaan yang memenuhi ketentuan dalam Kontrak ini.

2) Penerbitan Detil Pelaksanaan

Detil pelaksanaan selokan, baik yang dilapisi maupun tidak, yang tidak dimasukkandalam Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh DireksiPekerjaan.

3) Pekerjaan Seksi Lain yang Berkaitan dengan Seksi Ini

Pekerjaan Seksi lain yang berkaitan dengan Seksi ini tetapi tidak terbatas berikut ini:

a) Mobilisasi dan Demobilisasi : Seksi 1.2b) Rekayasa Lapangan : Seksi 1.9c) Pengamanan Lingkungan Hidup : Seksi 1.17d) Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19e) Pasangan Batu dengan Mortar : Seksi 2.2f) Gorong-gorong dan Drainase Beton : Seksi 2.3g) Galian : Seksi 3.1h) Timbunan : Seksi 3.2i) Pemeliharaan Rutin Perkerasan, Bahu Jalan, Drainase,

Perleng-kapan Jalan dan Jembatan: Seksi 10.1

4) Toleransi Dimensi Saluran

a) Elevasi galian dasar selokan yang telah selesai dikerjakan tidak boleh berbedalebih dari 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui pada tiap titik, dan haruscukup halus dan merata untuk menjamin aliran yang bebas dan tanpa genanganbilamana alirannya kecil.

b) Alinyemen selokan dan profil penampang melintang yang telah selesaidikerjakan tidak boleh bergeser lebih dari 5 cm dari yang ditentukan atau telahdisetujui pada setiap titik.

Page 5: Spek Teknis

5) Pengajuan Kesiapan Kerja

a) Contoh bahan yang akan digunakan untuk saluran yang dilapisi harus diserahkansebagaimana yang disyaratkan dalam Pasal 2.2.1.5) dari Spesifikasi ini.

b) Setelah selesainya pekerjaan pembentukan penampang selokan, Penyedia Jasaharus meminta persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum bahan pelapis selokandipasang.

c) Sebelum setiap pelaksanaan pekerjaan dimulai pada setiap ruas dari Kontrak,Penyedia Jasa harus, melakukan survei total station jika memungkinkan,melakukan pengikatan pada titik-titik tetap (benchmark) dan penetapan titk-titikpengukuran sepanjang kedua sisi jalan termasuk lokasi semua lubangpenampung (catch pits) serta saluran pembuangan, baik dalam rangka menerimagambar rancangan dan data lapangan asli yang ditunjukkan di dalamnya sebagaiyang telah akurat maupun akan mengajukan perbaikan yang diusulkan untukpersetujuan Direksi Pekerjaan. Jarak maksimum pembacaan setiap titikketinggian haruslah 25 meter.

6) Jadwal Kerja

a) Penyedia Jasa senantiasa harus menyediakan drainase yang lancar tanpaterjadinya genangan air dengan menjadwalkan pembuatan selokan yangsedemikian rupa agar drainase dapat berfungsi dengan baik sebelum pekerjaantimbunan dan struktur perkerasan dimulai. Pemompaan harus dilakukan selamadiperlukan untuk mencegah genangan air di daerah Pekerjaan. Pemeliharaanberkala baik saluran sementara maupun permanen harus dijadwalkan sehinggaaliran air yang lancar dapat dipertahankan secara keseluruhan selama PeriodePelaksanaan.

b) Pada tahap awal selokan harus digali sedikit lebih kecil dari penampangmelintang yang disetujui, sedangkan pemangkasan tahap akhir termasukperbaikan dari setiap kerusakan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan harusdilaksanakan setelah seluruh pekerjaan yang berdekatan atau bersebelahanselesai.

7) Kondisi Tempat Kerja

Ketentuan yang diberikan dalam Pasal 3.1.1.7) Pekerjaan Tanah dari Spesifikasi initentang cara pengeringan tempat kerja dan pemeliharaan sanitasi di lapangan harusberlaku.

8) Perbaikan Terhadap Pekerjaan yang Tidak Memenuhi Ketentuan

a) Bilamana dianggap perlu maka survei profil permukaan lama atau yang akandilaksanakan harus diulang untuk mendapatkan catatan kondisi fisik yang teliti.

b) Pelaksanaan pekerjaan selokan yang tidak memenuhi kriteria toleransi yangdiberikan dalam Pasal 2.1.1.4) di atas, harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa sepertiyang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

Pekerjaan perbaikan dapat meliputi:

Page 6: Spek Teknis

i) Penggalian atau penimbunan lebih lanjut, bilamana diperlukan termasukpenimbunan kembali dan dipadatkan terlebih dulu pada pekerjaan barukemudian digali kembali hingga memenuhi garis yang ditentukan;

ii) Perbaikan dan penggantian pasangan batu dengan mortar yang cacat sesuaidengan ketentuan Pasal 2.2.1.8) dari Spesifikasi ini.

c) Pekerjaan timbunan yang tidak memenuhi ketentuan harus diperbaiki sesuaidengan ketentuan dari Pasal 3.2.1.8) dari Spesifikasi ini.

9) Pemeliharaan Pekerjaan yang Telah Diterima

Tanpa mengurangi kewajiban Penyedia Jasa untuk melaksanakan perbaikan terhadappekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkandalam Pasal 2.1.1.8) di atas, Penyedia Jasa juga harus bertanggungjawab ataspemeliharaan rutin dari semua selokan yang telah selesai dan diterima baik dilapisimaupun tidak selama Periode Pelaksanaan, pemeliharaan rutin tersebut harusdilaksanakan sesuai dengan Seksi 10.1 dari Spesifikasi ini.

10) Utilitas Bawah Tanah

Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam Pasal 3.1.1.9) dari Spesifikasi iniharus berlaku juga pada pekerjaan yang dilaksanakan menurut Seksi ini.

11) Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian

Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam Pasal 3.1.1.11) dari Spesifikasi iniharus berlaku.

12) Pengembalian Bentuk dan Pembuangan Pekerjaan Sementara

Ketentuan yang disyaratkan untuk Galian dalam Pasal 3.1.1.12) dari Spesifikasi iniharus berlaku.

2.1.2 BAHAN DAN JAMINAN MUTU

1) Timbunan

Bahan timbunan yang digunakan harus memenuhi ketentuan sifat-sifat bahan,penghamparan, pemadatan dan jaminan mutu yang ditentukan dalam Seksi 3.2 dariSpesifikasi ini.

2) Pasangan Batu dengan Mortar

Saluran yang dilapisi pasangan batu dengan mortar harus memenuhi ketentuan sifat-sifat bahan, pemasangan, dan jaminan mutu yang disyaratkan dalam Seksi 2.2 dariSpesifikasi ini.

2.1.3 PELAKSANAAN

1) Penetapan Titik Pengukuran pada Saluran

Lokasi yang diperlukan, panjang, arah aliran dan kelandaian dan pengaturanpembuangan dari semua selokan dan semua lubang penampung (catch pits) dan

Page 7: Spek Teknis

selokan pembuang yang berhubungan, harus ditandai dengan cermat oleh PenyediaJasa sesuai dengan Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh DireksiPekerjaan dan harus disetujui atau diubah oleh Direksi Pekerjaan sebelum pelaksanaantersebut dimulai.

2) Pelaksanaan Pekerjaan Selokan

a) Penggalian, penimbunan dan pemangkasan harus dilakukan sebagaimana yangdiperlukan untuk membentuk selokan baru atau lama sehingga memenuhikelandaian yang ditunjukkan pada gambar yang disetujui dan memenuhi profiljenis selokan yang ditunjukkan dalam Gambar atau bilamana diperintahkan lainoleh Direksi Pekerjaan.

b) Setelah formasi selokan yang telah disiapkan disetujui oleh Direksi Pekerjaan,pelapisan selokan pasangan batu dengan mortar harus dilaksanakan seperti yangdisyaratkan dalam Seksi 2.2 dari Spesifikasi ini.

c) Seluruh bahan hasil galian harus dibuang dan diratakan oleh Penyedia Jasasedemikian rupa sehingga dapat mencegah setiap dampak lingkungan yangmungkin terjadi, di lokasi yang ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan.

3) Perlindungan Terhadap Saluran Air Lama

a) Sungai atau kanal alam yang bersebelahan dengan Pekerjaan dalam Kontrak ini,tidak boleh diganggu tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan.

b) Bilamana penggalian atau pengerukan dasar sungai tidak dapat dihindarkan,maka setelah pekerjaan ini selesai Penyedia Jasa harus menimbun kembaliseluruh galian sampai permukaan tanah asli atau dasar sungai dengan bahan yangdisetujui Direksi Pekerjaan.

c) Bahan yang tertinggal di daerah aliran sungai akibat pembuatan pondasi atauakibat galian lainnya, atau akibat penempatan cofferdam harus dibuangseluruhnya setelah pekerjaan selesai.

4) Relokasi Saluran Air

a) Bilamana terdapat pekerjaan stabilisasi timbunan atau pekerjaan permanenlainnya dalam Kontrak ini yang tidak dapat dihindari dan akan menghalangisebagian atau seluruh saluran air yang ada, maka saluran air tersebut harusdirelokasi agar tidak mengganggu aliran air pada ketinggian air banjir normalyang melalui pekerjaan tersebut. Relokasi yang demikian harus disetujui terlebihdahulu oleh Direksi Pekerjaan.

b) Relokasi saluran air tersebut harus dilakukan dengan mempertahankankelandaian dasar saluran lama dan harus ditempatkan sedemikian rupa sehinggatidak menyebabkan terjadinya penggerusan baik pada pekerjaan tersebut maupunpada bangunan di sekitarnya.

c) Penyedia Jasa harus melakukan survei dan mengambar penampang melintangdari saluran air yang akan direlokasi dan harus mengambarkan secara detailpenampang melintang yang diajukan untuk keperluan pekerjaan tersebut. DireksiPekerjaan akan menyetujui atau merevisi usulan Penyedia Jasa sebelum relokasipekerjaan dimulai.

Page 8: Spek Teknis

2.1.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran Galian

Pekerjaan galian selokan dan saluran air harus diukur untuk pembayaran dalam meterkubik sebagai volume aktual bahan yang dipindahkan dan disetujui oleh DireksiPekerjaan. Pekerjaan galian ini diperlukan untuk pembentukan atau pembentukankembali selokan dan saluran air yang memenuhi pada garis, ketinggian, dan profilyang benar seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau yang diperintahkan olehDireksi Pekerjaan. Penggalian yang melebihi dari yang ditunjukkan dalam Gambar atauyang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, tidak boleh diukur untuk pembayaran.

2) Pengukuran dan Pembayaran Timbunan

Timbunan yang digunakan untuk pekerjaan selokan dan saluran air harus diukur dandibayar sebagai Timbunan dalam Seksi 3.2 dari Spesifikasi ini.

3) Pengukuran dan Pembayaran Pelapisan Saluran

Pelapisan saluran untuk selokan drainase dan saluran air akan diukur dan dibayarsebagai Pasangan Batu dengan Mortar dalam Seksi 2.2 dari Spesifikasi ini.

4) Dasar Pembayaran

Kuantitas galian, ditentukan seperti yang disyaratkan di atas akan dibayar berdasarkanHarga Kontrak per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawahini dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayarantersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua pekerja,perkakas dan peralatan untuk galian selokan drainase dan saluran air, untuk semuaformasi penyiapan pondasi selokan yang dilapisi dan semua pekerjaan lain atau biayalainnya yang diperlukan atau biasanya diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yangsebagaimana mestinya seperti yang diuraikan dalam Seksi ini.

Nomor MataPembayaran

Uraian SatuanPengukuran

2.1 Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air Meter Kubik

Page 9: Spek Teknis

DIVISI 3

PEKERJAAN TANAH

SEKSI 3.1

GALIAN

3.1.1 UMUM

1) Uraian

a) Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukantanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang diperlukan untukpenyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini.

b) Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan, untukformasi galian atau pondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau struktur lainnya,untuk pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan longsoran, untuk galian bahankonstruksi dan pembuangan sisa bahan galian, untuk pengupasan dan pembuangan bahanperkerasan beraspal dan /atau perkerasan beton pada perkerasan lama, dan umumnyauntuk pembentukan profil dan penampang yang sesuai dengan Spesifikasi ini danmemenuhi garis, ketinggian dan penampang melintang yang ditunjukkan dalam Gambaratau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

c) Pekerjaan yang diperlukan untuk pembuangan bahan yang tak terpakai dan tanah humusakan dicakup oleh Seksi 3.4 dari Spesifikasi ini.

d) Kecuali untuk keperluan pembayaran, ketentuan dari Seksi ini berlaku untuk semua jenisgalian yang dilakukan sehubungan dengan Kontrak, dan pekerjaan galian dapat berupa:

i) Galian Biasa

ii) Galian Batu

iii) Galian Struktur

iv) Galian Perkerasan Beraspal

v) Galian Perkerasan Berbutir

vi) Galian Perkerasan Beton

e) Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi sebagai galian batu,galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation), galian perkerasan beraspal,galian perkerasan berbutir, dan galian perkerasan beton, serta pembuangan bahan galianbiasa yang tidak terpakai seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yangdiperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

f) Galian batu, galian perkerasan beton harus mencakup galian bongkahan batu, betondengan volume 1 meter kubik atau lebih dan seluruh batu atau bahan lainnya yangmenurut Direksi Pekerjaan adalah tidak praktis menggali tanpa penggunaan alatbertekanan udara atau pemboran, dan peledakan. Galian ini tidak termasuk galian yangmenurut Direksi Pekerjaan dapat dibongkar dengan penggaru (ripper) tunggal yangditarik oleh traktor dengan berat maksimum 15 ton dan tenaga kuda neto maksimumsebesar 180 PK (Tenaga Kuda).

Page 10: Spek Teknis

f) Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yangdisebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur. Setiap galian yang didefinisikansebagai Galian Biasa atau Galian Batu atau Galian Perkerasan Beton tidak dapatdimasukkan dalam Galian Struktur.

g) Galian Struktur terbatas untuk galian lantai pondasi jembatan, tembok penahan tanahbeton, dan struktur pemikul beban lainnya selain yang disebut dalam Spesifikasi ini.Pekerjaan galian struktur juga meliputi: penimbunan kembali dengan bahan yangdisetujui oleh Direksi Pekerjaan; pembuangan bahan galian yang tidak terpakai;semua keperluan drainase, pemompaan, penimbaan, penurapan, penyokong;pembuatan tempat kerja atau cofferdam beserta pembongkarannya.

h) Galian Perkerasan Beraspal mencakup galian pada perkerasan lama dan pembuanganbahan perkerasan beraspal dengan maupun tanpa Cold Milling Machine (mesin pengupasperkerasan beraspal tanpa pemanasan) seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atausebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

i) Galian Perkerasan Berbutir mencakup galian pada perkerasan lama dan pembuanganbahan perkerasan berbutir yang tidak terpakai seperti yang ditunjukkan dalam Gambaratau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

j) Pemanfaatan kembali bahan galian ini harus mendapat persetujuan terlebih dahuluoleh Direksi Pekerjaan sebelum bahan ini dipandang cocok untuk proses daur ulang.Material lama bekas galian harus diatur penggunaan/penempatannya oleh DireksiPekerjaan.

2) Pekerjaan Seksi Lain yang Berkaitan dengan Seksi Ini

a) Transportasi dan Penanganan. : Seksi 1.5b) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas : Seksi 1.8c) Rekayasa Lapangan : Seksi 1.9d) Bahan dan Penyimpanan : Seksi 1.11e) Pengamanan Lingkungan Hidup : Seksi 1.17f) Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19g) Selokan Tanah dan Saluran Air : Seksi 2.1h) Gorong-gorong dan Drainase Beton : Seksi 2.3i) Drainase Porous : Seksi 2.4j) Timbunan : Seksi 3.2k) Penyiapan Badan Jalan : Seksi 3.3l) Beton : Seksi 7.1m) Pasangan Batu : Seksi 7.9n) Pembongkaran Struktur Lama : Seksi 7.15o) Pengembalian Kondisi Perkerasan Lama : Seksi 8.1p) Pengembalian Kondisi Bahu Jalan Lama Pada Jalan Berpenutup

Aspal: Seksi 8.2

q) Pemeliharaan Jalan Samping dan Jembatan : Seksi 10.2

3) Toleransi Dimensi

a) Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian selain galian perkerasan beraspaldan/atau perkerasan beton tidak boleh berbeda lebih tinggi dari 2 cm atau lebih rendah 3cm pada setiap titik, dan 1 cm pada setiap titik untuk galian bahan perkerasan lama.

Page 11: Spek Teknis

b) Pemotongan permukaan lereng yang telah selesai tidak boleh berbeda dari garis profilyang disyaratkan melampaui 10 cm untuk tanah dan 20 cm untuk batu di manapemecahan batu yang berlebihan tak dapat terhindarkan.

c) Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap aliran airpermukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk menjaminpengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan.

4) Pengajuan Kesiapan Kerja dan Pencatatan

a) Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar menurut Seksi ini, sebelum memulaipekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan, gambar detilpenampang melintang yang menunjukkan elevasi tanah asli sebelum operasipembersihan, memasang patok – patok batas galian, dan penggalian yang akandilaksanakan.

b) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan metode kerja dan gambardetil seluruh struktur sementara yang diusulkan atau yang diperintahkan untukdigunakan, seperti penyokong (shoring), pengaku (bracing), cofferdam, dan dindingpenahan rembesan (cutoff wall), dan gambar-gambar tersebut harus memperolehpersetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan galian yang akandilindungi oleh struktur sementara yang diusulkan.

c) Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan untuk setiap galian untuk tanahdasar, formasi atau pondasi yang telah selesai dikerjakan, dan bahan landasan atau bahanlainnya tidak boleh dihampar sebelum kedalaman galian, sifat dan kekerasan bahanpondasi disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan, seperti yang disebutkan dalamPasal 3.1.2.

d) Arsip tentang rencana peledakan dan semua bahan peledak yang digunakan, yangmenunjukkan lokasi serta jumlahnya, harus disimpan oleh Penyedia Jasa untuk diperiksaDireksi Pekerjaan.

e) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu catatan tertulis tentanglokasi, kondisi dan kuantitas perkerasan beraspal yang akan dikupas atau digali.Pencatatan pengukuran harus dilakukan setelah seluruh bahan perkerasan beraspal telahdikupas atau digali.

5) Pengamanan Pekerjaan Galian

a) Penyedia Jasa harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin keselamatanpekerja, yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan bangunan yang ada disekitar lokasi galian.

b) Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng galian harus dijaga tetap stabil sehinggamampu menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus dipertahan-kansepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang memadai harusdipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil. Bilamana diperlukan,Penyedia Jasa harus menyokong atau mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidakdilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian tersebut.

Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan keselamatan pekerja maka galian tanahyang lebih dari 5 meter harus dibuat bertangga dengan teras selebar 1 meter atausebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan

Page 12: Spek Teknis

c) Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya tidakdiijinkan berada atau beroperasi lebih dekat 1,5 m dari tepi galian parit untuk gorong-gorong pipa atau galian pondasi untuk struktur, terkecuali bilamana pipa atau strukturlainnya yang telah terpasang dalam galian dan galian tersebut telah ditimbun kembalidengan bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan dan telah dipadatkan.

d) Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut-off wall) atau cara lainnya untukmengalihkan air di daerah galian harus dirancang sebagaimana mestinya dan cukup kuatuntuk menjamin bahwa keruntuhan mendadak yang dapat membanjiri tempat kerjadengan cepat, tidak akan terjadi.

e) Dalam setiap saat, bilamana pekerja atau orang lain berada dalam lokasi galian dan harusbekerja di bawah permukaan tanah, maka Penyedia Jasa harus menempatkan seorangpengawas keamanan di lokasi kerja yang tugasnya hanya memantau keamanan dankemajuan. Sepanjang waktu penggalian, peralatan galian cadangan (yang belum dipakai)serta perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat kerja galian.

f) Bahan peledak yang diperlukan untuk galian batu harus disimpan, ditangani, dandigunakan dengan hati-hati dan di bawah pengendalian yang extra ketat sesuai denganPeraturan dan Perundang-undangan yang berlaku. Penyedia Jasa harusbertanggungjawab dalam mencegah pengeluaran atau penggunaan yang tidak tepatatas setiap bahan peledak dan harus menjamin bahwa penanganan peledakan hanyadipercayakan kepada orang yang berpengalaman dan bertanggungjawab.

g) Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade) yangcukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke dalamnya, dan setiap galianterbuka pada lokasi jalur lalu lintas maupun lokasi bahu jalan harus diberi rambutambahan pada malam hari berupa drum yang dicat putih (atau yang sejenis) besertalampu merah atau kuning guna menjamin keselamatan para pengguna jalan, sesuaidengan yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.

h) Ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 1.8, Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintasditerapkan pada seluruh galian di Ruang Milik Jalan.

6) Jadwal Kerja

a) Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi sepadan denganpemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam kondisi yang mulus (sound), denganmempertimbangkan akibat dari pengeringan, perendaman akibat hujan dan gangguandari operasi pekerjaan berikutnya.

b) Galian saluran atau galian lainnya yang memotong jalan yang terbuka untuk lalu lintasharus dilakukan dengan pelaksanaan setengah badan jalan sehingga jalan tetap terbukauntuk lalu lintas pada setiap saat.

c) Bilamana lalu lintas pada jalan terganggu karena peledakan atau operasi-operasipekerjaan lainnya, Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu atasjadwal gangguan tersebut dari pihak yang berwenang dan juga dari Direksi Pekerjaan.

d) Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan maka setiap galian perkerasan beraspalharus ditutup kembali dengan campuran aspal pada hari yang sama sehingga dapatdibuka untuk lalu lintas.

Page 13: Spek Teknis

7) Kondisi Tempat Kerja

a) Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Penyedia Jasa harus menyediakansemua bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan untuk pengeringan(pemompaan), pengalihan saluran air dan pembuatan drainase sementara, dindingpenahan rembesan (cut off wall) dan cofferdam. Pompa siap pakai di lapangan harussenantiasa dipelihara sepanjang waktu untuk menjamin bahwa tak akan terjadi gangguandalam pengeringan dengan pompa.

b) Bilamana Pekerjaan sedang dilaksanakan pada drainase lama atau tempat lain dimana airtanah rembesan (ground water seepage) mungkin sudah tercemari, maka Penyedia Jasaharus senantiasa memelihara tempat kerja dengan memasok air bersih yang akandigunakan oleh pekerja sebagai air cuci, bersama-sama dengan sabun dan desinfektanyang memadai.

8) Perbaikan Terhadap Pekerjaan Galian yang Tidak Memenuhi Ketentuan

a) Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan dalam Pasal 3.1.1.3) diatas sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan harus diperbaiki olehPenyedia Jasa sebagai berikut :

i) Lokasi galian dengan garis dan ketinggian akhir yang melebihi garis danketinggian yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkanDireksi Pekerjaan harus digali lebih lanjut sampai memenuhi toleransi yangdisyaratkan.

ii) Lokasi dengan penggalian yang melebihi garis dan ketinggian yang ditunjukkandalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, ataulokasi yang mengalami kerusakan atau menjadi lembek, harus ditimbun kembalidengan bahan timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat sebagaimana yangdiperintahkan Direksi Pekerjaan.

iii) Galian pada perkerasan lama dengan dimensi dan kedalaman melebihi yang telahditetapkan, harus diisi kembali dengan menggunakan bahan yang sama denganperkerasan lama sampai dimensi dan kedalaman yang ditetapkan.

9) Utilitas Bawah Tanah

a) Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk memperoleh informasi tentang keberadaandan lokasi utilitas bawah tanah dan untuk memperoleh dan membayar setiap ijin atauwewenang lainnya yang diperlukan dalam melaksanakan galian yang diperlukan dalamKontrak.

b) Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk menjaga dan melindungi setiap utilitasbawah tanah yang masih berfungsi seperti pipa, kabel, atau saluran bawah tanah lainnyaatau struktur yang mungkin dijumpai dan untuk memperbaiki setiap kerusakan yangtimbul akibat operasi kegiatannya.

10) Restribusi untuk Bahan Galian

Bilamana bahan timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat, agregat untuk campuran aspalatau beton atau bahan lainnya diperoleh dari galian sumber bahan di luar ruang milik jalan,Penyedia Jasa harus melakukan pengaturan yang diperlukan dan membayar konsesi danrestribusi kepada pemilik tanah maupun pihak yang berwenang untuk ijin menggali danmengangkut bahan-bahan tersebut.

Page 14: Spek Teknis

11) Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian

a) Semua bahan galian tanah dan galian batu yang dapat dipakai dalam batas-batas danlingkup kegiatan bilamana memungkinkan harus digunakan secara efektif untuk formasitimbunan atau penimbunan kembali.

b) Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah gambut (peat),sejumlah besar akar atau bahan tetumbuhan lainnya dan tanah kompresif yang menurutpendapat Direksi Pekerjaan akan menyulitkan pemadatan bahan di atasnya atau yangmengakibatkan setiap kegagalan atau penurunan (settlement) yang tidak dikehendaki,harus diklasifikasikan sebagai bahan yang tidak memenuhi syarat untuk digunakansebagai timbunan dalam pekerjaan permanen.

c) Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan galian yangtidak disetujui oleh Direksi Pekerjaan untuk digunakan sebagai bahan timbunan, harusdibuang dan diratakan oleh Penyedia Jasa di luar Ruang Milik Jalan (Rumija) sepertiyang diperintahkan Direksi Pekerjaan.

d) Penyedia Jasa harus bertanggungjawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya yangdiperlukan untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai atau yang tidakmemenuhi syarat untuk bahan timbunan, termasuk pembuangan bahan galian yangdiuraikan dalam Pasal 3.1.1 8) a) ii) dan iii), juga termasuk pengangkutan hasil galian ketempat pembuangan akhir dengan jarak tidak melebihi yang disyaratkan dalam Pasal3.1.3 2) f) dan perolehan ijin dari pemilik atau penyewa tanah dimana pembuangan akhirtersebut akan dilakukan.

e) Bahan hasil galian struktur yang surplus, tidak boleh diletakkan di daerah aliran agartidak mengganggu aliran dan tidak merusak efisiensi atau kinerja dari struktur. Tidakada bahan hasil galian yang boleh ditumpuk sedemikian hingga membahayakanseluruh maupun sebagian dari pekerjaan struktur yang telah selesai.

12) Pengembalian Bentuk dan Pembuangan Pekerjaan Sementara

a) Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, semua struktur sementara seperticofferdam atau penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) harus dibongkar olehPenyedia Jasa setelah struktur permanen atau pekerjaan lainnya selesai. Pembongkaranharus dilakukan sedemikian sehingga tidak mengganggu atau merusak struktur atauformasi yang telah selesai.

b) Bahan bekas yang diperoleh dari pekerjaan sementara tetap menjadi milik Penyedia Jasaatau bila memenuhi syarat dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, dapat dipergunakanuntuk pekerjaan permanen dan dibayar menurut Mata Pembayaran yang relevan sesuaidengan yang terdapat dalam Daftar Penawaran.

c) Setiap bahan galian yang sementara waktu diijinkan untuk ditempatkan dalam saluran airharus dibuang seluruhnya setelah pekerjaan berakhir sedemikian rupa sehingga tidakmengganggu saluran air.

d) Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh PenyediaJasa harus ditinggalkan dalam suatu kondisi yang rata dan rapi dengan tepi dan lerengyang stabil dan saluran drainase yang memadai.

Page 15: Spek Teknis

3.1.2 PROSEDUR PENGGALIAN

1) Prosedur Umum

a) Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang ditentukandalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus mencakuppembuangan semua material/bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah,batu, batu bata, beton, pasangan batu, bahan organik dan bahan perkerasan lama.

b) Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkinterhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.

Bilamana material/bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar ataupondasi dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat DireksiPekerjaan tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya dipadatkan ataudibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana yangdiperintahkan Direksi Pekerjaan.

c) Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai pada garisformasi untuk selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk perkerasan maupunbahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau pondasi struktur, maka bahan tersebutharus digali 15 cm lebih dalam sampai permukaan yang mantap dan merata.Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang terekspos tidak bolehtertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari 15 cm harusdibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbunkembali dengan bahan yang dipadatkan sesuai persetujuan Direksi Pekerjaan.

d) Peledakan sebagai cara pembongkaran batu hanya boleh digunakan jika, menurutpendapat Direksi Pekerjaan, tidak praktis menggunakan alat bertekanan udara atau suatupenggaruk (ripper) hidrolis berkuku tunggal. Direksi Pekerjaan dapat melarangpeledakan dan memerintahkan untuk menggali batu dengan cara lain, jika, menurutpendapatnya, peledakan tersebut berbahaya bagi manusia atau struktur di sekitarnya, ataubilamana dirasa kurang cermat dalam pelaksanaannya.

e) Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakananyaman pelindung ledakan (heavy mesh blasting) untuk melindungi orang, bangunandan pekerjaan selama penggalian. Jika dipandang perlu, peledakan harus dibatasiwaktunya seperti yang diuraikan oleh Direksi Pekerjaan.

f) Penggalian batu harus dilakukan sedemikian, apakah dengan peledakan atau caralainnya, sehingga tepi-tepi potongan harus dibiarkan pada kondisi yang aman dan seratamungkin. Batu yang lepas atau bergantungan dapat menjadi tidak stabil ataumenimbulkan bahaya terhadap pekerjaan atau orang harus dibuang, baik terjadi padapemotongan batu yang baru maupun yang lama.

g) Dalam hal apapun perlu dipahami bahwa, selama pelaksanaan penggalian, PenyediaJasa harus melakukan langkah-langkah berdasarkan inisiatifnya sendiri untukmemastikan drainase alami dari air yang mengalir pada permukaan tanah, agar dapatmencegah aliran tersebut mengalir masuk ke dalam galian yang telah terbuka.

2) Galian pada Tanah Dasar Perkerasan dan Bahu Jalan

Ketentuan dalam Seksi 3.3, Penyiapan Badan Jalan, harus berlaku seperti juga ketentuan dalamSeksi ini.

Page 16: Spek Teknis

3) Galian untuk Struktur dan Pipa

a) Galian untuk pipa, gorong-gorong atau drainase beton dan galian untuk pondasi jembatanatau struktur lain, harus cukup ukurannya sehingga memungkinkan penempatan strukturatau telapak struktur dengan lebar dan panjang sebagaimana mestinya danpemasangan bahan dengan benar, pengawasan dan pemadatan penimbunan kembali dibawah dan di sekeliling pekerjaan.

b) Bila galian parit untuk gorong-gorong atau lainnya dilakukan pada timbunan baru, makatimbunan harus dikerjakan sampai ketinggian yang diperlukan dengan jarak masing-masing lokasi galian parit tidak kurang dari 5 kali lebar galian parit tersebut, selanjutnyagalian parit tersebut dilaksanakan dengan sisi-sisi yang setegak mungkin sebagaimanakondisi tanahnya mengijinkan.

c) Semua bahan pondasi batu atau strata keras lainnya yang terekspos pada pondasijembatan harus dibersihkan dari semua bahan yang lepas dan digali sampaipermukaan yang keras, baik elevasi, kemiringan atau bertangga sebagaimana yangdiperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Semua serpihan dan retak-retak harusdibersihkan dan diinjeksi. Semua batu yang lepas dan terurai dan strata yang tipisharus dibuang. Jika pondasi telapak ditempatkan pada landasan selain batu, galiansampai elevasi akhir pondasi untuk telapak struktur tidak boleh dilaksanakan sampaisesaat sesudah pondasi telapak dipastikan elevasi penempatannya.

d) Bila pondasi tiang pancang digunakan, galian setiap lubang (pit) harus selesai sebelumtiang dipancangkan, dan penimbunan kembali pondasi dilakukan setelahpemancangan selesai. Setelah pemancangan selesai seluruhnya, semua bahan lepasdan yang bergeser harus dibuang, sampai diperoleh dasar permukaan yang rata danutuh untuk penempatan telapak pondasi tiang pancangnya.

4) Galian Berupa Pemotongan

(a) Perhatian harus diberikan agar tidak terjadi penggalian yang berlebihan. Metodepenggalian dan pemangkasan harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Papan pengarahprofil harus dipasang pada setiap penampang dengan interval 50 meter pada puncakdari semua pengarah untuk pemotongan yang menunjukkan posisi dan lerengpengarah rancangan. Papan pengarah profil harus terpasang pada tempatnya sampaipekerjaan galian selesai dan sampai Direksi Pekerjaan telah memeriksa danmenyetujui pekerjaan tersebut.

(b) Galian pada tanah lebih baik dipangkas dengan grader yang dilengkapi dengan pisauyang dapat dimiringkan atau dengan excavator. Pekerjaan ini harus sesuai dengangaris yang ditunjukkan oleh papan pengarah profil. Semua tindakan harus dilakukansegera setelah penggalian selesai tanpa menunggu selesainya seluruh pekerjaan galian,untuk mencegah kerusakan pada permukaan hasil pemotongan. Tindakan yangdemikian dapat termasuk penyediaan saluran penangkap, saluran lereng untuk galian,penanaman rumput atau tindakan-tindakan lainnya.

(c) Singkapan batu haruslah dipisahkan terlebih dahulu dengan pengeboran sampaidalam atau peledakan jika disetujui atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

(d) Semua permukaan pemotongan harus dibersihkan dari setiap bahan yang lepas yangakan menjadi berbahaya setelah pekerjaan selesai. Permukaan batu atau singkapanbatu harus dibersihkan dengan cara manual bilamana dipandang perlu oleh DireksiPekerjaan.

Page 17: Spek Teknis

(e) Bilamana kondisi permukaan tanah yang tak terduga dihadapi pada lokasi manapunyang mungkin menyebabkan ketidak-stabilan permukaan lereng hasil pemotongan,tindakan-tindakan yang diperlukan harus dilakukan untuk menjamin kestabilannya.Perubahan-perubahan yang perlu harus disetujui sebelum penggalian berikutnya.Semua perubahan akan tunduk pada perintah atau persetujuan terlebihdahulu dariDireksi Pekerjaan.

5) Galian Tanah Lunak, Tanah Ekspansif, atau Tanah Dasar Berdaya Dukung Sedang SelainTanah Organik

Tanah Lunak didefinisikan sebagai setiap jenis tanah yang mempunyai CBR lapangankurang dari 2%. Tanah Dasar dengan daya dukung sedang didefinisikan sebagai setiap jenistanah yang mempunyai CBR hasil pemadatan sama atau di atas 2% tetapi kurang dari nilairancangan yang dicantumkan dalam Gambar, atau kurang dari 6% jika tidak ada nilai yangdicantumkan. Tanah ekspansif didefinisikan sebagai tanah yang mempunyai PengembanganPotensial lebih dari 2,5%.

Bilamana tanah lunak, ekspansif atau berdaya dukung rendah terekspos pada tanah dasarhasil galian, atau bilamana tanah lunak atau ekspansif berada di bawah timbunan makaperbaikan tambahan berikut ini diperlukan:

a) Tanah lunak harus ditangani seperti yang ditetapkan dalam gambar rencana antara lain:

i) dipadatkan sampai mempunyai kapasitas daya dukung dengan CBR lapanganlebih dari 2% atau

ii) distabilisasi atau

iii) dibuang seluruhnya atau

iv) digali sampai di bawah elevasi tanah dasar dengan kedalaman yang ditunjukkandalam gambar atau jika tidak maka dengan kedalaman yang diberikan dalamTabel 3.1.2.(1) dan 3.1.2.(2) Kedalaman galian dan perbaikan untukpeningkatan tanah dasar haruslah diperiksa atau diubah oleh Direksi Pekerjaan,berdasarkan percobaan lapangan.

Tabel 3.1.2.(1) Peningkatan Tanah Dasar untuk Tanah Dasar Berdaya DukungSedang (CBR 2 s/d <6) dan Tipikal Lapisan Penopang

Tanah yangAda

CBR

Umur Rencanadalam ESA

(kriteriakeruntuhantanah dasar)

CBR Rancangan untuk Tanah Dasar

4 5 6

Timbunan Pilihan

Tebal untuk peningkatan tanah dasar Dse

(cm)

2 – 3(termasuk

lapis penopangpaling atas)

Dse2

10 5 - < 106 20 25 30

106 - < 107 25 30 35

107 - 108 30 35 40

4Semua

0 15 15

5 0 0 15

Page 18: Spek Teknis

Tabel 3.1.2.2 Perbaikan Tambahan untuk Tanah yang Sangat Lunak denganCBR Lapangan Di bawah 2

Kedalaman sampai karakteristikminimum CBR 2 ( DCP 65mm/tumbukan) di bawah

permukaan tanah asli untuk tanahtak terganggu, tidak termasuk

lapisan permukaan (cm)

Tebal lapispenopang

minimum (cm)

Kedalaman totalminimum galian dibawah tanah dasar

(cm)

< 45 cm 30 30 + Dse2

45 cm – < 90 cm 60 60 +Dse2

90 cm – 150 cm 100 100 +Dse2

> 150 cm Penggalian keseluruhan atau perbaikankhusus lainnya sebagaimana yang

diperintahkan atau disetujui DireksiPekerjaan

Catatan :Dse2 adalah tebal perbaikan tanah dasar dari Tabel 3.1.2.1 untuk tanah aslidengan CBR 2 – 3.

b) Tanah ekspansif harus dibuang sampai kedalaman 1 meter di bawah elevasipermukaan tanah dasar rencana.

c) Tanah Dasar berdaya dukung sedang harus digali sampai kedalaman tebal lapisanpenopang seperti ditunjukkan dalam gambar rencana.

Galian harus tetap dijaga agar bebas dari air pada setiap saat terutama untuk tanah lunak danekspansif, untuk memperkecil dampak pengembangan. Setiap perbaikan yang tidakdisyaratkan khusus dalam Gambar harus disetujui terlebih dahulu atau sebagaimanadiperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

6) Cofferdam

(a) Cofferdam yang sesuai dan praktis harus digunakan bilamana muka air yang dihadapilebih tinggi dari elevasi dasar dari galian. Dalam pengajuannya, Penyedia Jasa harusmenyerahkan gambar yang menunjukkan usulannya tentang metode pembuatancofferdam untuk disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

(b) Cofferdam atau krib untuk pembuatan pondasi, secara umum harus dilaksanakandengan benar sampai di bawah dasar dari telapak dan harus diperkaku dengan benardan sekedap mungkin yang dapat dilakukan. Secara umum, dimensi bagian dalam daricofferdam haruslah sedemikian hingga memberikan ruang gerak yang cukup untukpemasangan cetakan dan inspeksi pada bagain luar dari cofferdam, danmemungkinkan pemompaan di luar cetakan. Cofferdam atau krib yang bergeser ataubergerak ke arah samping selama pelaksanaan penurunan pondasi harus diperbaikiatau diperluas sedemikian hingga dapat menyediakan ruang gerak yang diperlukan.

(c) Bilamana terdapat kondisi-kondisi yang dihadapi, sebagaimana ditentukan olehDireksi Pekerjaan, dengan memandang kondisi tersebut adalah tidak praktis untukmengeringkan air pada pondasi sebelum penempatan telapak, Direksi Pekerjaan dapatmeminta pelaksanaan lapisan beton yang kedap dengan suatu dimensi yang dipandangperlu, dan dengan ketebalan yang sedemikian untuk menahan setiap kemungkinan

Page 19: Spek Teknis

gaya angkat yang akan terjadi. Beton untuk lapisan kedap yang demikian harusdipasang sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimanadiperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pondasi ini kemudian harus dikeringkan dantelapak dipasang. Ketika krib pemberat digunakan dan berat tersebut dimanfaatkanuntuk mengatasi sebagian tekanan hidrostatis yang bekerja pada dasar dari lapisankedap dari pondasi, jangkar khusus seperti dowel atau lidah-alur harus disediakanuntuk memindahkan seluruh berat dari krib ke lapisan kedap dari pondasi tersebut.Bilamana lapisan kedap dari pondasi diletakkan di bawah permukaan air, cofferdamharus dilepas atau dipisah pada muka air terendah sebagaimana yang diperintahkan.

(d) Cofferdam haruslah dibuat untuk melingdungi beton yang masih muda terhadapkerusakan akibat naiknya aliran air yang tiba-tiba dan untuk mencegah kerusakanpondasi akibat erosi. Tidak ada kayu atau pengaku yang boleh ditinggal dalamcofferdam atau krib sedemikian hingga memperluas pasangan batu bangunan bawah,tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan.

(e) Setiap pemompaan yang diperkenankan dari bagian dalam dari setiap bagian pondasiharus dilakukan sedemikian hingga dapat menghindarkan kemungkinan terbawanyasetiap bagian dari bahan beton tersebut. Setiap pemompaan yang diperlukan selamapengecoran beton, atau untuk suatu periode yang paling sedikit 24 jam sesudahnya,harus dilaksanakan dengan pompa yang diletakkan di luar acuan beton tersebut.Pemompaan untuk pengeringan air tidak boleh dimulai sampai lapisan kedap tersebuttelah mengeras sehingga cukup kuat menahan tekanan hidrostatis.

(f) Jika tidak disebutkan sebaliknya, cofferdam atau krib, dengan semua turap dan

(g) pengaku yang termasuk di dalamnya, harus disingkirkan oleh Penyedia Jasa setelahbangunan bawah selesai. Pembongkaran harus dilakukan sedemikian hingga tidakmengganggu, atau menandai pasangan batu yang telah selesai dikerjakan.

7) Pemeliharaan Saluran

Jika tidak disebutkan sebaliknya, tidak ada galian yang dilakukan di luar sumuran, krib,cofferdam, atau turap pancang, dan dasar sungai yang berdekatan dengan struktur tidakboleh terganggu tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan. Jika setiap galian atau pengerukandilakukan di tempat tersebut atau struktur sebelum sumuran, krib, atau cofferdamditurunkan, Penyedia Jasa haruslah, setelah dasar pondasi terpasang, menimbun kembalisemua galian ini sampai seperti permukaan asli atau dasar sungai sebelumnya dengan bahanyang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Bahan yang ditumpuk pada aliran sungai dari pondasiatau galian lainnya atau dari penimbunan cofferdam harus disingkirkan dan daerah aliranharus bebas dari segala halangan darinya.

Cofferdam, penyokong dan pengaku (bracing) yang dibuat untuk pondasi jembatan ataustruktur lainnya harus diletakkan sedemikian hingga tidak menyebabkan terjadinyapenggerusan dasar, tebing atau bantaran sungai.

8) Galian pada Sumber Bahan

a) Sumber bahan (borrow pits), apakah di dalam Ruang Milik Jalan atau di tempat lain,harus digali sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini.

b) Persetujuan untuk membuka sumber galian baru atau mengoperasikan sumber galianlama harus diperoleh secara tertulis dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap operasipenggalian dimulai.

Page 20: Spek Teknis

c) Sumber bahan (borrow pits) di atas tanah yang mungkin digunakan untuk pelebaranjalan mendatang atau keperluan pemerintah lainnya, tidak diperkenankan.

d) Penggalian sumber bahan harus dilarang atau dibatasi bilamana penggalian ini dapatmengganggu drainase alam atau yang dirancang.

e) Pada daerah yang lebih tinggi dari permukaan jalan, sumber bahan harus diratakansedemikian rupa sehingga mengalirkan seluruh air permukaan ke gorong-gorongberikutnya tanpa genangan.

f) Tepi galian pada sumber bahan tidak boleh berjarak lebih dekat dari 2 m dari kaki setiaptimbunan atau 10 m dari puncak setiap galian.

9) Galian pada Perkerasan Aspal yang Ada.

a) Pekerjaan galian perkerasan aspal yang dilaksanakan dengan atau tanpa menggunakanmesin Cold Milling. Maka penggalian terhadap material di atas atau di bawah batasgalian yang ditentukan haruslah seminimum mungkin. Bilamana pembongkarandilaksanakan tanpa mesin cold milling maka tepi lokasi yang digali haruslah digergajiatau dipotong dengan jack hammer sedemikian rupa agar pembongkaran yangberlebihan dapat dihindarkan. Bilamana material pada permukaan dasar hasil galianterlepas atau rusak akibat dari pelaksanaan penggalian tersebut, maka material yangrusak atau terlepas tersebut harus dipadatkan dengan merata atau dibuang seluruhnya dandiganti dengan material yang cocok sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. Setiap lubangpada permukaan dasar galian harus diisi dengan material yang cocok lalu dipadatkandengan merata sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.

b) Pada pekerjaan galian pada perkerasan aspal yang ada, material yang terdapat padapermukaan dasar galian, menurut petunjuk Direksi Pekerjaan, adalah material yanglepas, lunak atau tergumpal atau hal hal lain yang tidak memenuhi syarat, maka materialtersebut harus dipadatkan dengan merata atau dibuang seluruhnya dan diganti denganmaterial yang cocok sesuai petunujuk Direksi Pekerjaan.

3.1.3 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Galian yang Tidak Diukur untuk Pembayaran

Beberapa kategori pekerjaan galian dalam Kontrak tidak akan diukur dan dibayar menurutSeksi ini, pekerjaan tersebut dipandang telah dimasukkan ke dalam harga penawaran untukberbagai macam bahan konstruksi yang dihampar di atas galian akhir, seperti pasangan batu(stone masonry) dan gorong-gorong pipa. Jenis galian yang secara spesifik tidak dimasukkanuntuk pengukuran dalam Seksi ini adalah:

a) Galian di luar garis yang ditunjukkan dalam profil dan penampang melintang yangdisetujui tidak akan dimasukkan dalam volume yang diukur untuk pembayaran kecualibilamana:

i) Galian yang diperlukan untuk membuang bahan yang lunak atau tidak memenuhisyarat seperti yang disyaratkan dalam Pasal 3.1.2.1).b) di atas, atau untukmembuang batu atau bahan keras lainnya seperti yang disyaratkan dalam Pasal3.1.2.1).c) di atas;

Page 21: Spek Teknis

ii) Pekerjaan tambah sebagai akibat dari longsoran lereng yang sebelumnya telahditerima oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis asalkan tindakan atau metode kerjaPenyedia Jasa yang tidak sesuai dengan spesifikasi ini tidak memberikankontribusi yang penting terhadap kelongsoran tersebut.

b) Pekerjaan galian untuk selokan drainase dan saluran air, kecuali untuk galian batu, tidakakan diukur untuk pembayaran menurut Seksi ini. Pengukuran dan Pembayaran harusdilaksanakan menurut Seksi 2.1 dari Spesifikasi ini.

c) Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk pemasangan gorong-gorong pipa, tidak akandiukur untuk pembayaran, kompensasi dari pekerjaan ini dipandang telah dimasukkan kedalam berbagai harga satuan penawaran untuk masing-masing bahan tersebut, sesuaidengan Seksi 2.3 dari Spesifikasi ini.

d) Pekerjaan galian yang dilaksanakan dalam pengembalian kondisi (reinstatement)perkerasan lama tidak akan diukur untuk pembayaran, kompensasi untuk pekerjaan initelah dimasukkan dalam berbagai harga satuan penawaran yang untuk masing-masingbahan yang digunakan pada operasi pengembalian kondisi sesuai dengan Seksi 8.1dari Spesifikasi ini.

e) Galian untuk pengembalian kondisi bahu jalan dan pekerjaan minor lainnya, kecualiuntuk galian batu, tidak akan dibayar menurut Seksi ini. Pengukuran dan pembayaranakan dilaksanakan sesuai Seksi 8.2 dari Spesifikasi ini.

f) Galian yang diperlukan untuk operasi pekerjaan pemeliharaan rutin tidak akan diukuruntuk pembayaran, kompensasi untuk pekerjaan ini telah termasuk dalam hargapenawaran dalam lump sum untuk berbagai operasi pemeliharaan rutin yang tercakupdalam Seksi 10.1 dari Spesifikasi ini.

g) Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk memperoleh bahan konstruksi dari sumberbahan (borrow pits) atau sumber lainnya di luar batas-batas daerah kerja tidak bolehdiukur untuk pembayaran, biaya pekerjaan ini dipandang telah dimasukkan dalam hargasatuan penawaran untuk timbunan atau bahan perkerasan.

h) Pekerjaan galian dan pembuangan yang diuraikan dalam Pasal 3.1.2.1).a) selain untuktanah, batu, perkerasan berbutir, tanah organik dan bahan perkerasan aspal lama, tidakakan diukur untuk pembayaran, kompensasi untuk pekerjaan ini telah dimasukkandalam berbagai harga satuan penawaran yang untuk masing-masing operasipembongkaran struktur lama sesuai dengan Seksi 7.15 dari Spesifikasi ini.

i) Pekerjaan galian untuk pembuatan gigi bertangga untuk landasan suatu timbunan atauuntuk penyiapan saluran-saluran untuk penimbunan, yang dilaksanakan sesuai denganPasal 3.2.3.1).c) atau d), tidak boleh diukur untuk pembayaran, biaya untuk pekerjaanini telah dianggap termasuk dalam harga satuan penawaran.

2) Pengukuran Galian untuk Pembayaran

a) Pekerjaan galian di luar ketentuan seperti di atas harus diukur untuk pembayaran sebagaipembayaran dalam meter kubik bahan yang dipindahkan. Faktor penyesuaian berikut iniharus digunakan untuk menghitung kuantitas setara untuk timbunan:

Dasar perhitungan kuantitas galian ini haruslah gambar penampang melintang profiltanah asli sebelum digali yang telah disetujui dan gambar pekerjaan galian akhirdengan garis, kelandaian dan elevasi yang disyaratkan atau diterima. Metodeperhitungan haruslah metode luas ujung rata-rata, menggunakan penampang

Page 22: Spek Teknis

melintang pekerjaan secara umum dengan jarak tidak lebih dari 25 meter atau denganjarak 50 meter untuk medan yang datar.

b) Bilamana bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan dapatdigunakan sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh Penyedia Jasasebagai bahan timbunan, maka volume bahan galian yang tidak terpakai ini dan terjadisemata-mata hanya untuk kenyamanan Penyedia Jasa dengan exploitasi sumber bahan(borrow pits) tidak akan dibayar.

c) Pekerjaan galian struktur yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi olehbidang-bidang sebagai berikut:

Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar pondasi yang melaluititik terendah dari terain tanah asli. Di atas bidang horisontal ini galian tanahdiperhitungkan sebagai galian biasa atau galian batu sesuai dengan sifatnya.

Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi.

Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi.

Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang-bidang yang diuraikan di atasatau sebagai pengembangan tanah selama pemancangan, tambahan galian karenakelongsoran, bergeser, runtuh atau karena sebab-sebab lain.

d) Pekerjaan galian perkerasan beraspal yang tidak termasuk dalam ketentuan Seksi 8.1Pengembalian Kondisi (Reinstatement) Perkerasan Lama, harus diukur untukpembayaran sebagai volume di tempat dalam meter kubik bahan yang digali dandibuang.

e) Galian bahan perkerasan berbutir, tanah organik, tanah lunak, tanah ekspansif, tanahyang tak dikehendaki, tanah tergumpal dan tanah dengan daya dukung sedang, jikatidak disebutkan lain dalam pasal-pasal yang sebelumnya, harus diukur untukpembayaran sebagai Galian Biasa.

4) Dasar Pembayaran

Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuanpengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga dan pembayaran tersebutmerupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan termasuk cofferdam, penyokong,pengaku dan pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam melaksanakanpekerjaan galian sebagaimana diuraikan dalam Seksi ini.

Nomor MataPembayaran

Uraian SatuanPengukuran

3.1.1 Galian Biasa Meter Kubik

Page 23: Spek Teknis

SEKSI Skh3.2 (4)

URUGAN PASIR

3.2.1 UMUM

1) Uraian

a) Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan urugan pasiryang disetujui, penghamparan urugan pasir diperlukan untuk membentuk dimensihamparan sesuai elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujuioleh Kuasa Pengguna Anggaran.

b) Urugan pasir digunakan sebagai lantai kerja selah pekerjaan cerucuk kayuterpasang.

2) Toleransi Dimensi

a) Elevasi akhir setelah penghamparan urugan pasir harus 5 cm atau lebih dari yangditentukan atau disetujui.

b) Seluruh permukaan akhir penghamparan urugan pasir harus cukup rata.

3) Pengajuan Kesiapan Kerja

a) Untuk setiap penghamparan urugan pasir yang akan dibayar menurut ketentuanSeksi dari Spesifikasi ini, Penyedia Jasa harus menyerahkan pengajuan kesiapandi bawah ini kepada Kuasa Pengguna Anggaran sebelum setiap persetujuan untukmemulai pekerjaan disetujui oleh Kuasa Pengguna Anggaran:

i) Gambar detil penampang yang menunjukkan permukaan yang telahdipersiapkan untuk penghamparan urugan pasir;

b) Penyedia Jasa harus menyerahkan hal-hal berikut ini dalam bentuk tertuliskepada Kuasa Pengguna Anggaran segera setelah selesainya setiap ruaspekerjaan, dan sebelum mendapat persetujuan dari Kuasa Pengguna Anggaran,tidak diperkenankan menghampar bahan lain di atas pekerjaan urugan pasir.

4) Jadwal Kerja

a) Penghamparan urugan pasir pada Duiker harus dikerjakan dengan menggunakanpelaksanaan lebar keseluruhan duiker.

3.2.2 BAHAN

1) Sumber BahanUrugan pasir dari sumber bahan yang disetujui.

Page 24: Spek Teknis

3.2.3 PENGHAMPARAN

1) Penyiapan Tempat Kerja

a) Sebelum penghamparan urugan pasir pada setiap tempat, semua bahan yang tidakdiperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Kuasa PenggunaAnggaran.

2) Penghamparan Urugan Pasir

a) Urugan pasir harus dihamparkan kepermukaan yang telah disiapkan dan disebardalam lapisan memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan. Urugan pasirdihampar satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi ratasehingga sama tebalnya.

b) Urugan pasir umumnya diangkut langsung dari sumber bahan kelokasi pekerjaanyang telah disiapkan dan disebarkan.

3.2.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran Urugan Pasir

a) Urugan pasir harus diukur sebagai jumlah meter persegi bahan yang diperlukan,diselesaikan di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus berdasarkangambar penampang melintang yang disetujui.

2) Dasar Pembayaran

Kuantitas urugan pasir yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkutberapapun yang diperlukan, harus dibaya runtuk perkubik satuan pengukuran darimasing-masing harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk MataPembayaran terdaftar di bawah, dimana harga tersebut harus sudah merupakankompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan, penghamparan, penyelesaian akhir,seluruh biaya lain yang perlu atau biaya untuk penyelesaian yang sebagaimanamestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksiini.

Nomor MataPembayaran

Uraian SatuanPengukuran

Skh3.2.(4) Urugan pasir Meter Kubik

Page 25: Spek Teknis
Page 26: Spek Teknis

DIVISI 5PERKERASAN BERBUTIR DAN PERKERASAN BETON SEMEN

SEKSI 5.1LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS B

5.1.1 UMUM

1) Uraian

Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan,pembasahan dan pemadatan agregat di atas permukaan yang telah disiapkan dan telahditerima sesuai dengan detil yang ditunjukkan dalam Gambar atau sesuai dengan perintahKPA, dan memelihara lapis pondasi agregrat yang telah selesai sesuai dengan yangdisyaratkan. Pemrosesan harus meliputi, bila perlu, pemecahan, pengayakan, pemisahan,pencampuran dan operasi lainnya yang perlu untuk menghasilkan suatu bahan yangmemenuhi ketentuan dari Spesifikasi ini.

2) Toleransi Dimensi dan Elevasi

a) Permukaan lapis akhir harus sesuai dengan Tabel 5.(1), dengan toleransi di bawah ini:

Tabel 5.(1) Toleransi Elevasi Permukaan Relatif Terhadap Elevasi Rencana

Bahan dan Lapisan Pondasi Agregat Toleransi Elevasi Permukaanrelatif terhadap elevasi

rencanaLapis Pondasi Agregat Kelas B digunakansebagai Lapis Pondasi Bawah (hanya permukaanatas dari Lapisan Pondasi Bawah).

+ 0 cm-2 cm

Catatan :a) Pada permukaan semua Lapis Pondasi Agregat tidak boleh terdapat ketidakrataan

yang dapat menampung air dan semua punggung (camber) permukaan itu harussesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar.

b) Tebal total minimum Lapis Pondasi Agregat tidak boleh kurang satu sentimeter daritebal yang disyaratkan.

3) Pengajuan Kesiapan Kerja

a) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada KPA berikut di bawah ini paling sedikit 21hari sebelum tanggal yang diusulkan dalam penggunaan setiap bahan untuk pertamakalinya sebagai Lapis Pondasi Agregat :

i) Dua contoh masing-masing 50 kg bahan, satu disimpan oleh KPA sebagairujukan selama Waktu untuk Penyelesaian.

Page 27: Spek Teknis

ii) Pernyataan perihal asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk LapisPondasi Agregat, bersama dengan hasil pengujian laboratorium yangmembuktikan bahwa sifat-sifat bahan yang ditentukan dalam Pasal 5.1.2.5terpenuhi.

b) Penyedia Jasa harus mengirim berikut di bawah ini dalam bentuk tertulis kepada KPAsegera setelah selesainya setiap ruas pekerjaan dan sebelum persetujuan diberikanuntuk penghamparan bahan lain di atas Lapis Pondasi Agregat:

i) Hasil pengujian kepadatan dan kadar air seperti yang disyaratkan dalam Pasal5.1.3.4.

ii) Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data hasil survei pemeriksaanyang menyatakan bahwa toleransi yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.1.3dipenuhi.

4) Cuaca Yang Diijinkan Untuk Bekerja

Lapis Pondasi Agregat tidak boleh ditempatkan, dihampar, atau dipadatkan sewaktu turunhujan, dan pemadatan tidak boleh dilakukan segera setelah hujan atau bila kadar air bahanjadi tidak berada dalam rentang yang ditentukan dalam Pasal 5.1.3.3.

5) Perbaikan Terhadap Lapis Pondasi Agregat Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

a) Lokasi hamparan dengan tebal atau kerataan permukaan yang tidak memenuhiketentuan toleransi yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.1.3, atau yang permukaannyamenjadi tidak rata baik selama pelaksanaan atau setelah pelaksanaan, harus diperbaikidengan membongkar lapis permukaan tersebut dan membuang atau menambahkanbahan sebagaimana diperlukan, kemudian dilanjutkan dengan pembentukan danpemadatan kembali, atau dalam hal Lapisan Pondasi Agregat yang tidak memenuhiketentuan telah dilapisi dengan Lapisan diatasnya. Kekurangan tebal dapatdikompensasi dengan Lapisan diatasnya dengan tebal nominal sesuai dengan sifatbahan dan mempunyai kekuatan yang sama dengan tebal yang kurang.

b) Lapis Pondasi Agregat yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal rentang kadarair seperti yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.3.3 atau seperti yang diperintahkan KPA,harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut yang dilanjutkan denganpenyemprotan air dalam kuantitas yang cukup serta mencampurnya sampai rata.

c) Lapis Pondasi Agregat yang terlalu basah untuk pemadatan seperti yang ditentukandalam rentang kadar air yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.3.3 atau seperti yangdiperintahkan KPA, harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut secaraberulang-ulang pada cuaca kering dengan peralatan yang disetujui disertai waktu jedadalam pelaksanaannya. Alternatif lain, bilamana pengeringan yang memadai tidakdapat diperoleh dengan cara tersebut di atas, maka KPA dapat memerintahkan agarbahan tersebut dibuang dan diganti dengan bahan kering yang memenuhi ketentuan.

d) Perbaikan atas Lapis Pondasi Agregat yang tidak memenuhi kepadatan atau sifat-sifatbahan yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini harus seperti yang diperintahkan olehKPA dan dapat meliputi pemadatan tambahan, penggaruan disertai penyesuaian kadarair dan pemadatan kembali, pembuangan dan penggantian bahan, atau menambahsuatu ketebalan dengan bahan tersebut.

Page 28: Spek Teknis

6) Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian

Seluruh lubang pada pekerjaan yang telah selesai dikerjakan akibat pengujian kepadatan ataulainnya harus segera ditutup kembali oleh Penyedia Jasa dengan bahan Lapis PondasiAgregat, diikuti pemeriksaan oleh KPA dan dipadatkan sampai memenuhi kepadatan dantoleransi permukaan dalam Spesifikasi ini.

5.1.2 BAHAN

1) Sumber Bahan

Bahan Lapis Pondasi Agregat harus dipilih dari sumber yang disetujui dari Spesifikasi ini.

2) Kelas Lapis Pondasi Agregat

Lapis Pondasi Agregat Kelas B adalah untuk Lapis Pondasi Bawah.

3) Fraksi Agregat Kasar

Agregat kasar yang tertahan pada ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel atau pecahanbatu atau kerikil yang keras dan awet. Bahan yang pecah bila berulang-ulang dibasahi dandikeringkan tidak boleh digunakan.

Lapis Pondasi Agregat Kelas B yang berasal dari kerikil mempunyai 60 % berat agregatkasar dengan angularitas 95/90*.

*95/90 menunjukkan bahwa 95% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu ataulebih dan 90% agregat kasar mempunyai muka bidang pecah dua atau lebih.

4) Fraksi Agregat Halus

Agregat halus yang lolos ayakan 4,75 mm harus terdiri dari partikel pasir alami atau batu pecahhalus dan partikel halus lainnya. Fraksi bahan yang lolos ayakan No.200 tidak boleh melampauidua per tiga fraksi bahan yang lolos ayakan No.40.

5) Sifat-sifat Bahan Yang Disyaratkan

Seluruh Lapis Pondasi Agregat harus bebas dari bahan organik dan gumpalan lempung ataubahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan setelah dipadatkan harus memenuhi ketentuangradasi (menggunakan pengayakan secara basah) yang diberikan dalam Tabel 5.(2) danmemenuhi sifat-sifat yang diberikan dalam Tabel 5.(3)

Page 29: Spek Teknis

Tabel 5.(2) Gradasi Lapis Pondasi Agregat

Ukuran Ayakan Persen Berat Yang LolosASTM (mm) Kelas B

2” 50 1001 ½” 37,5 88 - 951“ 25,0 70 - 85

3/8” 9,50 30 - 65No.4 4,75 25 - 55No.10 2,0 15 - 40No.40 0,425 8 - 20No.200 0,075 2 - 8

Tabel 5.(3) Sifat-sifat Lapis Pondasi Agregat

Sifat – sifat Kelas BAbrasi dari Agregat Kasar (SNI 2417:2008) 0 - 40 %Indek Plastisitas (SNI 1966:2008) 0 - 10Hasil kali Indek Plastisitas dng. % Lolos AyakanNo.200

-

Batas Cair (SNI 1967:2008) 0 - 35Bagian Yang Lunak (SNI 03-4141-1996) 0 - 5 %CBR (SNI 03-1744-1989) min.60 %

6) Pencampuran Bahan Untuk Lapis Pondasi Agregat

Pencampuran bahan untuk memenuhi ketentuan yang disyaratkan harus dikerjakan di lokasiinstalasi pemecah batu atau pencampur yang disetujui, dengan menggunakan pemasokmekanis (mechanical feeder) yang telah dikalibrasi untuk memperoleh aliran yang menerusdari komponen-komponen campuran dengan proporsi yang benar. Dalam keadaan apapuntidak dibenarkan melakukan pencampuran di lapangan.

5.1.3 PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN LAPIS PONDASI AGREGAT

1) Penyiapan Formasi untuk Lapis Pondasi Agregat

a) Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar pada suatu lapisan perkerasan lamaatau tanah dasar baru yang disiapkan atau lapis pondasi yang disiapkan, maka lapisanini harus diselesaikan sepenuhnya, sesuai pada lokasi dan jenis lapisan yangterdahulu.

b) Lokasi yang telah disediakan untuk pekerjaan Lapisan Pondasi Agregat, sesuaidengan di atas, harus disiapkan dan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dariKPA paling sedikit 100 meter ke depan dari rencana akhir lokasi penghamparan LapisPondasi pada setiap saat. Untuk perbaikan tempat-tempat yang kurang dari 100 meterpanjangnya, seluruh formasi itu harus disiapkan dan disetujui sebelum lapis pondasiagregat dihampar.

Page 30: Spek Teknis

2) Penghamparan

a) Lapis Pondasi Agregat harus dibawa ke badan jalan sebagai campuran yang meratadan harus dihampar pada kadar air dalam rentang yang disyaratkan dalam Pasal5.1.3.3. Kadar air dalam bahan harus tersebar secara merata.

b) Setiap lapis harus dihampar pada suatu operasi dengan takaran yang merata agarmenghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan. Bilamanaakan dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan-lapisan tersebut harus diusahakansama tebalnya.

c) Lapis Pondasi Agregat harus dihampar dan dibentuk dengan salah satu metode yangdisetujui yang tidak meyebabkan segregasi pada partikel agregat kasar dan halus.Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan bahanyang bergradasi baik.

d) Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus dua kali ukuran terbesaragregat lapis pondasi. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm, kecualidiperintahkan lain oleh KPA.

3) Pemadatan

a) Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkanmenyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dan disetujui oleh KPA,hingga kepadatan paling sedikit 100 % dari kepadatan kering maksimum modifikasi(modified) seperti yang ditentukan oleh SNI 1743 : 2008, metode D.

b) KPA dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda karet digunakan untukpemadatan akhir, bila mesin gilas statis beroda baja dianggap mengakibatkankerusakan atau degradasi berlebihan dari Lapis Pondasi Agregat.

c) Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3 %di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum.

d) Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi dan bergerak sedikit demisedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang. Pada bagian yangber”superelevasi”, penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah dan bergeraksedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi. Operasi penggilasan harusdilanjutkan sampai seluruh bekas roda mesin gilas hilang dan lapis tersebutterpadatkan secara merata.

e) Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak terjangkau mesin gilasharus dipadatkan dengan timbris mekanis atau alat pemadat lainnya yang disetujui.

4) Pengujian

a) Jumlah data pendukung pengujian bahan yang diperlukan untuk persetujuan awalharus seperti yang diperintahkan KPA, namun harus mencakup seluruh jenispengujian yang disyaratkan dalam Pasal 5.1.2.5 minimum pada tiga contoh yangmewakili sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih untuk mewakili rentang mutubahan yang mungkin terdapat pada sumber bahan tersebut.

b) Setelah persetujuan mutu bahan Lapis Pondasi Agregat yang diusulkan, seluruh jenispengujian bahan harus diulangi lagi, bila menurut pendapat KPA, terdapat perubahanmutu bahan atau metode produksinya.

Page 31: Spek Teknis

c) Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus secara rutin diperiksa.Pengujian harus dilakukan sampai seluruh kedalaman lapis tersebut pada lokasi yangditetapkan oleh KPA, tetapi tidak boleh berselang lebih dari 200 m.

5.1.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran untuk Pembayaran

a) Lapis Pondasi Agregat harus diukur sebagai jumlah meter kubik dari bahan yangsudah dipadatkan, lengkap di tempat dan diterima. Volume yang diukur harusdidasarkan atas penampang melintang yang ditunjukkan pada Gambar bila tebal yangdiperlukan merata, dan pada penampang melintang yang disetujui KPA bila tebalyang diperlukan tidak merata, dan panjangnya diukur secara mendatar sepanjangsumbu jalan.

2) Pengukuran dari Pekerjaan Yang Diperbaiki

Bilamana perbaikan dari Lapis Pondasi Agregat yang tidak memenuhi, kuantitas yang akandiukur untuk pembayaran haruslah kuantitas yang akan dibayar seandainya pekerjaansemula telah diterima. Tidak ada pembayaran tambahan yang dilakukan untuk pekerjaantambahan tersebut atau juga kuantitas yang diperlukan untuk pekerjaan perbaikan tersebut.

Bila penyesuaian kadar air telah diperintahkan oleh KPA sebelum pemadatan, tidak adapembayaran tambahan yang dilakukan untuk penambahan air atau pengeringan bahan atauuntuk pekerjaan lainya yang diperlukan untuk mendapatkan kadar air yang memenuhiketentuan.

3) Dasar Pembayaran

Kuantitas yang ditentukan, sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar pada Harga SatuanKontrak per satuan pengukuran untuk masing masing Mata Pembayaran yang terdaftar dibawah ini dan termasuk dalam Daftar Kuantitas dan Harga, yang harga sertapembayarannya harus merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan,pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, pemeliharan permukaan akibat dilewatioleh lalu lintas, dan semua biaya lain-lain yang diperlukan atau lazim untuk penyelesaianyang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.

Nomor MataPembayaran

Uraian SatuanPengukuran

5.1.2 Lapis Pondasi Agregat Kelas B Meter Kubik

Page 32: Spek Teknis

DIVISI 7

STRUKTUR

SEKSI 7.1

BETON

7.1.1 UMUM

1) Uraian

a) Yang dimaksud dengan beton adalah campuran antara semen portland atausemen hidraulik yang setara, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atautanpa bahan tambahan membentuk massa padat.

b) Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruhstruktur beton bertulang, beton tanpa tulangan, beton prategang, beton pracetakdan beton untuk struktur baja komposit, sesuai dengan spesifikasi dan gambarrencana atau sebagaimana yang disetujui oleh KPA.

c) Pekerjaan ini harus pula mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoranbeton, pengadaan perawatan beton, lantai kerja dan pemeliharaan fondasi sepertipemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar fondasi tetap kering.

d) Mutu beton yang digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalamkontrak harus seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau sebagaimanadiperintahkan oleh KPA. Mutu beton yang digunakan dalam kontrak ini dibagisebagai berikut:

Tabel 7.1.1.(1) Mutu Beton dan Penggunaan

JenisBeton

fc’(MPa)

bk’(Kg/cm2)

Uraian

20 ≤ x < 35 K250 ≤ x < K400Digunakan untuk struktur beton dantulangan.

2) Penerbitan Detil Pelaksanaan

Detil pelaksanaan untuk pekerjaan beton yang tidak disertakan dalam Dokumen Kontrakpada saat pelelangan akan diterbitkan oleh KPA setelah peninjauan rancangan awal telahselesai dilaksanakan sesuai dengan Seksi 1.9 dari Spesifikasi ini.

3) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini

a) Timbunan : Seksi 3.2b) Baja Tulangan : Seksi 7.3c) Adukan Semen : Seksi 7.8d) Pembongkaran Struktur : Seksi 7.15

4) Jaminan MutuMutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta hasilakhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam Standar Rujukandalam Pasal 7.1.1.6) di bawah ini.

Page 33: Spek Teknis

5) Standar Rujukan

Standar Nasional Indonesia (SNI):SNI 03-1968-1990 : Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan

kasar.SNI 03-1972-1990 : Metode pengujian slump beton.SNI 03-2491-1991 : Metode pengujian kuat tarik belah beton.SNI 03-2493-1991 : Metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di

laboratorium.SNI 03-2495-1991 : Spesifikasi bahan tambahan untuk beton.SNI 03-2816-1992 : Metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk

campuran mortar dan beton.SNI 03-3976-1995 : Tata cara pengadukan dan pengecoran beton.SNI 03-4142-1996 : Metode pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos

saringan No.200 (0,075 mm).SNI 03-4156-1996 : Metode pengujian bliding dari beton segar.SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi beton siap pakai.SNI 03-4806-1998 : Metode pengujian kadar semen portland dalam beton segar

dengan cara titrasi volumetri.SNI 03-4808-1998 : Metode pengujian kadar air dalam beton segar dengan car

titrasi volumetri.SNI 03-2834-2000 : Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal.SNI 03-6429-2000 : Metode pengujian kuat tekan beton silinder dengan cetakan

silinder di dalam tempat cetakan.SNI 03-6889-2002 : Tata cara pengambilan contoh agregat.SNI 15-2049-2004 : Semen portland.SNI 2417:2008 : Metode pengujian keausan agregat dengan mesin Los

Angeles.Pd T–07–2005-B : Pelaksanaan pekerjaan beton untuk jalan dan jembatan.American Society for Testing and Materials (ASTM) :ASTM C 403-90 : Time of Setting of Concrete Mixtures by Penetration

ResistanceASTM C 33-93 : Standard Spesification for Concrete Aggregates.

ASTM C 989-95 : Spesification for Ground Granulated Blast Furnace Slag for

use in Concrete and Mortars.

American Concrete Institute (ACI) :ACI 363R-92 : State-of-the-art on High-Strength Concrete

ACI 305R-99 : Hot Weather Concreting

7) Pengajuan Kesiapan Kerja

a) Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakandengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang disyaratkan dalamPasal 7.1.2 dari Spesifikasi ini.

b) Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran (mix design) untuk masing-masing mutu beton yang akan digunakan sebelum pekerjaan pengecoran betondimulai, lengkap dengan hasil pengujian bahan dan hasil pengujian percobaancampuran beton di laboratorium berdasarkan kuat tekan beton untuk umur 7 dan28 hari, kecuali ditentukan untuk umur-umur yang lain oleh KPA. Proporsi bahandan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi kriteria teknis utama, yaitukelecakan (workability), kekuatan (strength), dan keawetan (durability).

Page 34: Spek Teknis

8) Penyimpanan dan Perlindungan Bahan

Cara penyimpanan semen harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :a) Semen disimpan di ruangan yang kering dan tertutup rapatb) Semen ditumpuk dengan jarak setinggi minimum 30 cm dari lantai ruangan,

tidak menempel/melekat pada dinding ruangan dan tinggi timbunan maksimum 8 zaksemen

c) Tumpukan zak semen disusun sedemikian rupa sehingga tidak terjadiperputaran udara di antaranya, dan mudah untuk diperiksa

d) Semen dari berbagai jenis/merek disimpan secara terpisahe) Semen yang baru datang tidak boleh ditumpuk di atas tumpukan semen yang sudah

ada dan penggunaannya harus dilakukan menurut urutan pengirimanf) Apabila semen telah disimpan lebih dari 2 (dua) bulan, maka sebelum digunakan

harus diperiksa terlebih dahulu bahwa semen tersebut masih memenuhi syarat

9) Kondisi Tempat Kerja

Penyedia Jasa harus menjaga temperatur semua bahan, terutama agregat kasar, dengantemperatur pada tingkat yang serendah mungkin dan harus dijaga agar selalu di bawah30oC sepanjang waktu pengecoran. Sebagai tambahan, Penyedia Jasa tidak boleh melaku-kan pengecoran bilamana :

a) Tingkat penguapan melampaui 1,0 kg/m2/jam sesuai dengan petunjuk Gambar7.1.1.(1).

Gambar 7.1.1.(1) Diagram Penentuan Tingkat Penguapan Air Rata-rata

b) Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 %.

c) Tidak diijinkan oleh KPA, selama turun hujan atau bila udara penuh debu atautercemar.

10) Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

8) Penyimpanan dan Perlindungan Bahan

Cara penyimpanan semen harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :a) Semen disimpan di ruangan yang kering dan tertutup rapatb) Semen ditumpuk dengan jarak setinggi minimum 30 cm dari lantai ruangan,

tidak menempel/melekat pada dinding ruangan dan tinggi timbunan maksimum 8 zaksemen

c) Tumpukan zak semen disusun sedemikian rupa sehingga tidak terjadiperputaran udara di antaranya, dan mudah untuk diperiksa

d) Semen dari berbagai jenis/merek disimpan secara terpisahe) Semen yang baru datang tidak boleh ditumpuk di atas tumpukan semen yang sudah

ada dan penggunaannya harus dilakukan menurut urutan pengirimanf) Apabila semen telah disimpan lebih dari 2 (dua) bulan, maka sebelum digunakan

harus diperiksa terlebih dahulu bahwa semen tersebut masih memenuhi syarat

9) Kondisi Tempat Kerja

Penyedia Jasa harus menjaga temperatur semua bahan, terutama agregat kasar, dengantemperatur pada tingkat yang serendah mungkin dan harus dijaga agar selalu di bawah30oC sepanjang waktu pengecoran. Sebagai tambahan, Penyedia Jasa tidak boleh melaku-kan pengecoran bilamana :

a) Tingkat penguapan melampaui 1,0 kg/m2/jam sesuai dengan petunjuk Gambar7.1.1.(1).

Gambar 7.1.1.(1) Diagram Penentuan Tingkat Penguapan Air Rata-rata

b) Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 %.

c) Tidak diijinkan oleh KPA, selama turun hujan atau bila udara penuh debu atautercemar.

10) Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

8) Penyimpanan dan Perlindungan Bahan

Cara penyimpanan semen harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :a) Semen disimpan di ruangan yang kering dan tertutup rapatb) Semen ditumpuk dengan jarak setinggi minimum 30 cm dari lantai ruangan,

tidak menempel/melekat pada dinding ruangan dan tinggi timbunan maksimum 8 zaksemen

c) Tumpukan zak semen disusun sedemikian rupa sehingga tidak terjadiperputaran udara di antaranya, dan mudah untuk diperiksa

d) Semen dari berbagai jenis/merek disimpan secara terpisahe) Semen yang baru datang tidak boleh ditumpuk di atas tumpukan semen yang sudah

ada dan penggunaannya harus dilakukan menurut urutan pengirimanf) Apabila semen telah disimpan lebih dari 2 (dua) bulan, maka sebelum digunakan

harus diperiksa terlebih dahulu bahwa semen tersebut masih memenuhi syarat

9) Kondisi Tempat Kerja

Penyedia Jasa harus menjaga temperatur semua bahan, terutama agregat kasar, dengantemperatur pada tingkat yang serendah mungkin dan harus dijaga agar selalu di bawah30oC sepanjang waktu pengecoran. Sebagai tambahan, Penyedia Jasa tidak boleh melaku-kan pengecoran bilamana :

a) Tingkat penguapan melampaui 1,0 kg/m2/jam sesuai dengan petunjuk Gambar7.1.1.(1).

Gambar 7.1.1.(1) Diagram Penentuan Tingkat Penguapan Air Rata-rata

b) Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 %.

c) Tidak diijinkan oleh KPA, selama turun hujan atau bila udara penuh debu atautercemar.

10) Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

Page 35: Spek Teknis

a) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yangdisyaratkan dalam Pasal 7.1.1.5), atau yang tidak memiliki permukaan akhir yangmemenuhi ketentuan, atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yangdisyaratkan dalam Pasal 7.1.3.1), harus mengikuti petunjuk yang diperintahkanoleh KPA dan dapat meliputi :i) Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum

dikerjakan;ii) Tambahan perawatan pada bagian struktur yang hasil pengujiannya gagal;iii) Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh dan penggantian bagian

pekerjaan yang dipandang tidak memenuhi ketentuan;

b) Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu pekerjaan beton atau adanyakeraguan dari data pengujian yang ada, KPA dapat meminta Penyedia Jasamelakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin bahwa mutupekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan adil. Biaya pengujiantambahan tersebut haruslah menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

c) Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser yang diakibatkan olehkelalaian Penyedia Jasa merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa dan harusdilakukan dengan biaya sendiri.. Penyedia Jasa tidak bertanggung jawab ataskerusakan yang timbul berasal dari bencana alam yang tidak dapat dihindarkan,asalkan pekerjaan yang rusak tersebut telah diterima dan dinyatakan oleh KPAsecara tertulis telah selesai.

7.1.2 BAHAN

1) Semen

a) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland tipe Iyang memenuhi SNI 15-2049-2004 tentang Semen Portland.

b) Semen tipe IA (Semen Portland tipe I dengan air-entraining agent ), PPC (PortlandPozzolan Cement), dan PCC (Portland Composite Cement) dapat digunakan apabiladiizinkan oleh KPA. Apabila hal tersebut diizinkan, maka Penyedia Jasa harusmengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai dengan merek semen yangdigunakan.

c) Di dalam satu proyek hanya dapat digunakan satu merek semen, kecuali jikadiizinkan oleh KPA. Apabila hal tersebut diizinkan, maka Penyedia Jasa harusmengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai dengan merek semen yangdigunakan.

2) A i r

Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus bersih,dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula atauorganik. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 03-6817-2002 tentang Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton. Apabilatimbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan karena sesuatu sebab pengujianair seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujiankuat tekan mortar semen dan pasir standar dengan memakai air yang diusulkan dandengan memakai air murni hasil sulingan. Air yang diusulkan dapat digunakan apabilakuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluhdelapan) hari mempunyai kuat tekan minimum 90% dari kuat tekan mortar dengan airsuling untuk periode umur yang sama. Air yang diketahui dapat diminum dapatdigunakan.

Page 36: Spek Teknis

3) Agregat

a) Ketentuan Gradasi Agregat

(a) (1) Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yangdiberikan dalam

(b) Tabel 7.1.2.(1), tetapi atas persetujuan KPA, bahan yang tidak memenuhiketentuan gradasi tersebut masih dapat digunakan apabila memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan dalam Butir 7.1.1.7) dan 7.1.3.1) yangdibuktikan oleh hasil campuran percobaan.

Tabel 7.1.2.(1) Ketentuan Gradasi Agregat

Ukuran Saringan Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat

Inci(in)

Standar(mm)

HalusKasar

Ukuranmaksimum37,5 mm

Ukuranmaksimum

25 mm

Ukuranmaksimum

19 mm

Ukuranmaksimum12,5 mm

Ukuranmaksimum

10 mm2 50,8 - 100 - - - -

1½ 38,1 - 95 -100 100 - - -1 25,4 - - 95 – 100 100 -¾ 19 - 35 - 70 - 90 - 100 100½ 12,7 - - 25 – 60 - 90 - 100 1003/8 9,5 100 10 - 30 - 20 - 55 40 - 70 95 - 100# 4 4,75 95 – 100 0 - 5 0 -10 0 - 10 0 - 15 30 - 65

# 8 2,36 80 – 100 - 0 - 5 0 - 5 0 - 5 20 - 50#16 1,18 50 – 85 - - - - 15 - 40# 50 0,300 10 – 30 - - - - 5 - 15# 100 0,150 2 – 10 - - - - 0 - 8

(2) Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregatterbesar tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan atauantara baja tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya dimana betonharus dicor.

b) Sifat-sifat Agregat

(1) Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh daripemecahan batu atau koral, atau dari penyaringan dan pencucian (jikaperlu) kerikil dan pasir sungai.

(2) Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yangditunjukkan oleh pengujian SNI 03-2816-1992 tentang Metodepengujian kotoran organik dalam pasir untuk campuran mortardan beton, dan harus memenuhi sifat-sifat lainnya yangdiberikan dalam Tabel 7.1.2.(2) bila contoh-contoh diambildan diuji sesuai dengan prosedur yang berhubungan.

Page 37: Spek Teknis

Tabel 5.1.4.(1) Ketentuan Mutu Agregat

Sifat-sifat Metode PengujianBatas Maksimum yang diizinkan untuk

AgregatHalus Kasar

Keausan agregat denganmesin Los Angeles

SNI 2417:2008 -40%

Kekekalan bentuk agregatterhadap larutan natrium sulfatatau magnesium sulfat

SNI 3407:2008 10% - natrium 12% - natrium

15% - magnesium 18% - magnesium

Gumpalan lempung danpartikel yang mudah pecah

SNI 03-4141-19963% 2%

Bahan yang lolos saringanNo.200.

SNI 03-4142-1996 5% untuk kondisiumum, 3% untuk

kondisipermukaanterabrasi

1%

(3) Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan olehpengujian SNI 03-2816-1992 tentang Metode pengujian kotoran organikdalam pasir untuk campuran.

7.1.3 PENCAMPURAN DAN PENAKARAN

1) Ketentuan Sifat-sifat Campuran

a) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kelecakan (slump),kekuatan (strength), dan keawetan (durability) yang dibutuhkan sebagaimanadisyaratkan.

b) Bilamana pengujian beton pada umur yang lebih awal sebelum 28 hari menghasilkankuat beton di bawah kekuatan yang disyaratkan, maka Penyedia Jasa tidak diperkenankanmengecor beton lebih lanjut sampai penyebab dari hasil yang rendah tersebut dapatdiketahui dengan pasti dan sampai telah diambil tindakan-tindakan yang menjaminbahwa produksi beton memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi.

c) Apabila kuat tekan beton berumur 28 hari tidak memenuhi ketentuan yangdisyaratkan, maka harus diambil tindakan mengikuti ketentuan menurut Pasal7.1.6.3).i) dan Pasal 7.1.6.3).j)

d) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat mencakuppembongkaran dan penggantian seluruh beton.

2) Penyesuaian Campuran

a) Penyesuaian Sifat Kelecakan (Workability)Apabila sifat kelecakan pada beton dengan proporsi yang semula dirancang sulitdiperoleh, maka Penyedia Jasa boleh melakukan perubahan rancangan agregat, dengansyarat dalam hal apapun kadar semen yang semula dirancang tidak berubah, juga rasioair/semen yang telah ditentukan berdasarkan pengujian yang menghasilkan kuat tekanyang memenuhi tidak dinaikkan. Pengadukan kembali beton yang telah dicampurdengan cara menambah air atau oleh cara lain tidak diizinkan.Bahan tambahan (aditif) untuk meningkatkan sifat kelecakan hanya diijinkan bila secarakhusus telah disetujui oleh KPA.

Page 38: Spek Teknis

b) Penyesuaian KekuatanBilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan, atas persetujuan KPAkadar semen dapat ditingkatkan asalkan tidak melebihi batas kadar semen maksimumkarena pertimbangan panas hidrasi. Cara lain dapat juga dengan menurunkan rasioair/semen dengan pemakaian bahan tambahan jenis plasticizer yang berfungsi untukmeningkatkan kinerja kelecakan adukan beton tanpa menambah air atau mengurangipenggunaan air dalam campuran beton tanpa mengurangi kelecakan adukan beton.

c) Penyesuaian Untuk Bahan-bahan BaruPerubahan sumber atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan tanpa pemberitahuantertulis kepada KPA. Bahan baru tidak boleh digunakan sampai KPA menerima bahantersebut secara tertulis dan menetapkan proporsi baru berdasarkan atas hasil pengujiancampuran percobaan baru yang dilakukan oleh Penyedia Jasa.

d) Bahan Tambahan

Bila untuk penyesuaian campuran perlu menggunakan bahan tambahan, maka dalampelaksanaannya harus sesuai dengan Pasal 7.1.2.5).b) dan mendapat persetujuan dariKPA.

3) Penakaran Bahan

a) Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semenkemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitassemen yang digunakan adalah setara dengan satu satuan atau kebulatan darijumlah zak semen. Agregat harus diukur beratnya secara terpisah. Ukuran setiappenakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur.

b) Untuk mutu beton fc’ > 20 Mpa atau K250 seluruh komponen bahan betonharus ditakar menurut berat. Untuk mutu beton fc’ < 20 MPa atau K250diizinkan ditakar menurut volume sesuai SNI 03-3976-1995. Bila digunakansemen kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus sedemikian sehinggakuantitas semen yang digunakan adalah setara dengan satu satuan ataukebulatan dari jumlah zak semen. Agregat harus ditimbang beratnya secaraterpisah. Ukuran setiap penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alatpencampur.

c) Penakaran agregat dan air harus dilakukan dengan basis kondisi agregat jenuhkering permukaan (JKP). Untuk mendapatkan kondisi agregat yang jenuhkering permukaan dapat dilakukan dengan cara menyemprot tumpukan agregatyang akan digunakan dengan air paling sedikit 12 (dua belas) jam sebelumpenakaran. Apabila agregat tidak dalam kondisi jenuh kering permukaan, makaharus diadakan perhitungan koreksi penakaran berat air dan agregat denganmenggunakan data resapan dan kadar air agregat lapangan. Sedangkan apabiladitakar menurut volume, maka harus memeperhitungkan faktor pengembangan(bulking factor) agregat halus seperti ditunjukkan dalam Gambar 7.1.3.(1)

Page 39: Spek Teknis

Gambar 7.1.3.(1) Faktor Pengembangan Agregat Halus

4) Pencampuran

a) Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis danukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dariseluruh bahan.

b) Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yangakurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalamsetiap penakaran.

c) Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telahditakar, dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.

d) Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalamcampuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelumwaktu pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuranuntuk mesin berkapasitas ¾ m3 atau kurang haruslah 1,5 menit; untuk mesin yanglebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.

e) Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, KPA dapat menyetujuipencampuran beton dengan cara manual, sedekat mungkin dengan tempatpengecoran. Penggunaan pencampuran beton dengan cara manual harus dibatasipada beton non-struktural.

7.1.4 PELAKSANAAN PENGECORAN

1) Penyiapan Tempat Kerjaa) Penyedia Jasa harus membongkar struktur lama yang akan diganti dengan beton

yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan pelaksanaanpekerjaan beton yang baru. Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuaidengan syarat yang disyaratkan dalam Seksi 7.15 dari Spesifikasi ini.

b) Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau formasi untukpekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam Gambar atausebagaimana yang diperintahkan oleh KPA sesuai dengan ketentuan dalam Seksi3.1 dan 3.2 dari Spesifikasi ini, dan harus membersihkan dan menggaru tempat disekeliling pekerjaan beton yang cukup luas sehingga dapat menjamin dicapainyaseluruh sudut pekerjaan. Jalan kerja yang stabil juga harus disediakan jikadiperlukan untuk menjamin bahwa seluruh sudut pekerjaan dapat diperiksa denganmudah dan aman.

Kasar Sedang

Halus

Fak

tor

Pen

gem

bang

an, %

Kadar Air Permukaan (Moisture Content) , %(= Kadar Air-Resapan)

Gambar 7.1.3.(1) Faktor Pengembangan Agregat Halus

4) Pencampuran

a) Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis danukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dariseluruh bahan.

b) Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yangakurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalamsetiap penakaran.

c) Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telahditakar, dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.

d) Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalamcampuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelumwaktu pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuranuntuk mesin berkapasitas ¾ m3 atau kurang haruslah 1,5 menit; untuk mesin yanglebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.

e) Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, KPA dapat menyetujuipencampuran beton dengan cara manual, sedekat mungkin dengan tempatpengecoran. Penggunaan pencampuran beton dengan cara manual harus dibatasipada beton non-struktural.

7.1.4 PELAKSANAAN PENGECORAN

1) Penyiapan Tempat Kerjaa) Penyedia Jasa harus membongkar struktur lama yang akan diganti dengan beton

yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan pelaksanaanpekerjaan beton yang baru. Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuaidengan syarat yang disyaratkan dalam Seksi 7.15 dari Spesifikasi ini.

b) Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau formasi untukpekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam Gambar atausebagaimana yang diperintahkan oleh KPA sesuai dengan ketentuan dalam Seksi3.1 dan 3.2 dari Spesifikasi ini, dan harus membersihkan dan menggaru tempat disekeliling pekerjaan beton yang cukup luas sehingga dapat menjamin dicapainyaseluruh sudut pekerjaan. Jalan kerja yang stabil juga harus disediakan jikadiperlukan untuk menjamin bahwa seluruh sudut pekerjaan dapat diperiksa denganmudah dan aman.

Kasar Sedang

Halus

Fak

tor

Pen

gem

bang

an, %

Kadar Air Permukaan (Moisture Content) , %(= Kadar Air-Resapan)

Gambar 7.1.3.(1) Faktor Pengembangan Agregat Halus

4) Pencampuran

a) Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis danukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dariseluruh bahan.

b) Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai dan alat ukur yangakurat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalamsetiap penakaran.

c) Pertama-tama alat pencampur harus diisi dengan agregat dan semen yang telahditakar, dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.

d) Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalamcampuran bahan kering. Seluruh air yang diperlukan harus dimasukkan sebelumwaktu pencampuran telah berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuranuntuk mesin berkapasitas ¾ m3 atau kurang haruslah 1,5 menit; untuk mesin yanglebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.

e) Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, KPA dapat menyetujuipencampuran beton dengan cara manual, sedekat mungkin dengan tempatpengecoran. Penggunaan pencampuran beton dengan cara manual harus dibatasipada beton non-struktural.

7.1.4 PELAKSANAAN PENGECORAN

1) Penyiapan Tempat Kerjaa) Penyedia Jasa harus membongkar struktur lama yang akan diganti dengan beton

yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan pelaksanaanpekerjaan beton yang baru. Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuaidengan syarat yang disyaratkan dalam Seksi 7.15 dari Spesifikasi ini.

b) Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau formasi untukpekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam Gambar atausebagaimana yang diperintahkan oleh KPA sesuai dengan ketentuan dalam Seksi3.1 dan 3.2 dari Spesifikasi ini, dan harus membersihkan dan menggaru tempat disekeliling pekerjaan beton yang cukup luas sehingga dapat menjamin dicapainyaseluruh sudut pekerjaan. Jalan kerja yang stabil juga harus disediakan jikadiperlukan untuk menjamin bahwa seluruh sudut pekerjaan dapat diperiksa denganmudah dan aman.

Kasar Sedang

Halus

Fak

tor

Pen

gem

bang

an, %

Kadar Air Permukaan (Moisture Content) , %(= Kadar Air-Resapan)

Page 40: Spek Teknis

c) Seluruh telapak pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dijagaagar senatiasa kering dan beton tidak boleh dicor di atas tanah yang berlumpuratau bersampah atau di dalam air. Atas persetujuan Direksi beton dapat dicor didalam air dengan cara dan peralatan khusus untuk menutup kebocoran sepertipada dasar sumuran atau cofferdam.

d) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yangharus dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudahdipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.

e) Bila disyaratkan atau diperlukan oleh KPA, bahan landasan untuk pekerjaan betonharus dihampar sesuai dengan ketentuan dari Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini.

f) KPA akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untuk pondasi sebelummenyetujui pemasangan acuan atau baja tulangan atau pengecoran beton dandapat meminta Penyedia Jasa untuk melaksanakan pengujian penetrasi ke dalamantanah keras, pengujian kepadatan atau penyelidikan lainnya untuk memastikancukup tidaknya daya dukung dari tanah di bawah pondasi.Bilamana dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi ketentuan,Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk mengubah dimensi atau ke dalaman daripondasi dan/atau menggali dan mengganti bahan di tempat yang lunak,memadatkan tanah pondasi atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagai-mana yang diperintahkan oleh KPA.

2) Acuan

a) Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yangkedap dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selamapengecoran, pemadatan dan perawatan.

b) Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan akhirstruktur yang tidak terekspos, tetapi kayu yang diserut dengan tebal yang merataharus digunakan untuk permukaan beton yang terekspos. Seluruh sudut-suduttajam Acuan harus dibulatkan.

c) Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.

3) Pengecoran

a) Penyedia Jasa harus memberitahukan KPA secara tertulis paling sedikit 24 jamsebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton bilamanapengecoran beton telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan harus meliputilokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton.KPA akan memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut dan akan memeriksaacuan, dan tulangan dan dapat mengeluarkan persetujuan tertulis maupun tidakuntuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Penyedia Jasatidak boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari KPA.

b) Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untuk memulaipengecoran, pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bilamana KPA atauwakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoransecara keseluruhan.

c) Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air ataudiolesi minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.

d) Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak dicorsampai posisi akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, ataudalam waktu yang lebih pendek sebagaimana yang dapat diperintahkan oleh KPAberdasarkan pengamatan karakteristik waktu pengerasan (setting time) semen yangdigunakan, kecuali diberikan bahan tambahan (aditif) untuk memperlambat prosespengerasan (retarder) yang disetujui oleh Direksi.

Page 41: Spek Teknis

e) Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasardan halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkindengan yang dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliranyang tidak boleh melampaui satu meter dari tempat awal pengecoran.

f) Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang rumitdan penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-lapisanhorisontal dengan tebal tidak melampuai 15 cm. Untuk dinding beton, tinggipengecoran dapat 30 cm menerus sepanjang seluruh keliling struktur.

g) Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaan betondalam waktu 24 jam setelah pengecoran.

4) Sambungan Konstruksi (Construction Joint)

a) Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk setiap jenisstruktur yang diusulkan dan KPA harus menyetujui lokasi sambungan konstruksipada jadwal tersebut, atau sambungan konstruksi tersebut harus diletakkan sepertiyang ditunjukkan pada Gambar. Sambungan konstruksi tidak boleh ditempatkanpada pertemuan elemen-elemen struktur terkecuali disyaratkan demikian.

b) Penyedia Jasa harus menyediakan pekerja dan bahan tambahan sebagaimana yangdiperlukan untuk membuat sambungan konstruksi tambahan bilamana pekerjaanterpaksa mendadak harus dihentikan akibat hujan atau terhentinya pemasokanbeton atau penghentian pekerjaan oleh KPA.

c) Atas persetujuan KPA, bahan tambahan (aditif) dapat digunakan untuk pelekatanpada sambungan konstruksi, cara pengerjaannya harus sesuai dengan petunjukpabrik pembuatnya.

d) Pada air asin atau mengandung garam, sambungan konstruksi tidak diperkenankanpada tempat-tempat 75 cm di bawah muka air terendah atau 75 cm di atas mukaair tertinggi kecuali ditentukan lain dalam Gambar.

5) Pemadatan

a) Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar yangtelah disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh KPA,penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok untukmenjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tidak boleh digunakanuntuk memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam cetakan.

b) Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukanbahwa semua sudut dan di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpapemindahan kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udaraterisi.

c) Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pema-datan yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.

d) Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-kurang-nya 5000 putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan diatas acuan supaya dapat menghasilkan getaran yang merata.

e) Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating(berdenyut) dan harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaranper menit apabila digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5 cm ataukurang, dengan radius daerah penggetaran tidak kurang dari 45 cm.

f) Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton basahsecara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai ke dasarbeton yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh keda-lamanpada bagian tersebut. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dandimasukkan kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alatpenggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 30 detik, juga tidak boleh

Page 42: Spek Teknis

digunakan untuk memindah campuran beton ke lokasi lain, serta tidak bolehmenyentuh tulangan beton.

g) Jumlah minimum alat penggetar mekanis dari dalam diberikan dalam Tabel7.1.4.(1).

Tabel 7.1.4.(1) Jumlah Minimum Alat Penggetar Mekanis dari Dalam

Kecepatan Pengecoran Beton (m3 / jam) Jumlah

Alat4 28 312 416 520 6

6) Beton Siklop

Pengecoran beton siklop yang terdiri dari campuran beton kelas fc’ 15 MPa atau K175dengan batu-batu pecah ukuran besar. Batu-batu ini diletakkan dengan hati-hati, tidakboleh dijatuhkan dari tempat yang tinggi atau ditempatkan secara berlebihan yangdikhawatirkan akan merusak bentuk acuan atau pasangan-pasangan lain yang berdekatan.Semua batu-batu pecah harus cukup dibasahi sebelum ditempatkan. Volume total batupecah tidak boleh melebihi sepertiga dari total volume pekerjaan beton siklop.Untuk dinding-dinding penahan tanah atau pilar yang lebih tebal dari 60 cm dapatdigunakan batu-batu pecah berukuran maksimum 25 cm, tiap batu harus cukup dilindungidengan adukan beton setebal 15 cm; batu pecah tidak boleh lebih dekat dari 30 cm dalamjarak terhadap permukaan atau 15 cm dalam jarak terhadap permukaan yang akandilindungi dengan beton penutup (caping).

7.1.5 PENGERJAAN AKHIR

1) Pembongkaran Acuana) Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang tipis dan

struktur yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yangditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur, tidakboleh dibongkar hingga pengujian menunjukkan bahwa paling sedikit 85 % darikekuatan rancangan beton telah dicapai.

b) Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk pekerjaanornamen, sandaran (railing), dinding pemisah (parapet), dan permukaan vertikalyang terekspos harus dibongkar dalam waktu paling sedikit 9 jam setelahpengecoran dan tidak lebih dari 30 jam, tergantung pada keadaan cuaca.

2) Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)

a) Terkecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan segera setelahpembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawat atau logam yang telah diguna-kanuntuk memegang cetakan, dan cetakan yang melewati badan beton, harus dibuangatau dipotong kembali paling sedikit 2,5 cm di bawah permukaan beton. Tonjolanmortar dan ketidakrataan lainnya yang disebabkan oleh sambungan cetakan harusdibersihkan.

Page 43: Spek Teknis

b) KPA harus memeriksa permukaan beton segera setelah pembong-karan acuan dandapat memerintahkan penambalan atas kekurangsempurnaan minor yang tidakakan mempengaruhi struktur atau fungsi lain dari pekerjaan beton. Penambalanharus meliputi pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan dengan adukan semen.

c) Bilaman KPA menyetujui pengisian lubang besar akibat keropos, pekerjaan harusdipahat sampai ke bagian yang utuh (sound), membentuk permukaan yang tegaklurus terhadap permukaan beton. Lubang harus dibasahi dengan air dan adukansemen acian (semen dan air, tanpa pasir) harus dioleskan pada permukaan lubang.Lubang harus selanjutnya diisi dan ditumbuk dengan adukan yang kental yangterdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir, yang harus dibuat menyusutsebelumnya dengan mencampurnya kira-kira 30 menit sebelum dipakai.

3) Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus)

Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir berikut ini, atauseperti yang diperintahkan oleh KPA :a) Bagian atas pelat, kerb, permukaan trotoar, dan permukaan horisontal lainnya

sebagaimana yang diperintahkan KPA, harus digaru dengan mistar bersudut untukmemberikan bentuk serta ketinggian yang diperlukan segera setelah pengecoranbeton dan harus diselesaikan secara manual sampai halus dan rata denganmenggerakkan perata kayu secara memanjang dan melintang, atau oleh cara lainyang cocok, sebelum beton mulai mengeras.

b) Perataan permukaan horisontal tidak boleh menjadi licin, seperti untuk trotoar,harus sedikit kasar tetapi merata dengan penyapuan, atau cara lain sebagaimanayang diperintahkan oleh KPA, sebelum beton mulai mengeras.

c) Permukaan bukan horisontal yang nampak, yang telah ditambal atau yang masihbelum rata harus digosok dengan batu gurinda yang agak kasar (medium), denganmenempatkan sedikit adukan semen pada permukaannya. Adukan harus terdiridari semen dan pasir halus yang dicampur sesuai dengan proporsi yang digunakanuntuk pengerjaan akhir beton. Penggosokan harus dilaksanakan sampai seluruhtanda bekas acuan, ketidakrataan, tonjolan hilang, dan seluruh rongga terisi, sertadiperoleh permukaan yang rata. Pasta yang dihasilkan dari penggosokan ini harusdibiarkan tertinggal di tempat.

4) Perawatan Dengan Pembasahan

a) Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini, tempe-ratur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga agarkehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperaturyang relatif tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yangsebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan beton.

b) Beton harus dirawat, sesegera mungkin setelah beton mulai mengeras, denganmenyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahanpenyerap air ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari. Semuabahan perawat atau lembaran bahan penyerap air harus dibebani atau diikat kebawah untuk mencegah permukaan yang terekspos dari aliran udara.Bilamana digunakan acuan kayu, acuan tersebut harus dipertahankan basah padasetiap saat sampai dibongkar, untuk mencegah terbukanya sambungan-sambungandan pengeringan beton. Lalu lintas tidak boleh diperkenankan melewatipermukaan beton dalam 7 hari setelah beton dicor atau setelah beton mencapaikekuatan minimum yang disyaratkan.

Page 44: Spek Teknis

7.1.6 PENGENDALIAN MUTU DI LAPANGAN

1) Penerimaan Bahan

Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambahan bila diperlukan) harusdiperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/memeriksa bukti tertulisyang menunjukkan bahwa bahan-bahan tersebut telah sesuai dengan ketentuan persyaratanbahan pada Butir 7.1.2.

Apabila bahan-bahan yang dibutuhkan jumlahnya cukup banyak dengan pengiriman yangterus menerus, maka dengan perintah KPA, untuk agregat kasar dan agregat halus PenyediaJasa harus melakukan pengujian bahan secara berkala selama pelaksanaan dengan intervalmaksimum 1000 m3 untuk gradasi dan maksimum 5000 m3 untuk abrasi, sedangkan untukbahan semen dengan interval setiap maksimum pengiriman 300 ton. Tetapi apabila menurutKPA terdapat indikasi perubahan mutu atau sifat bahan yang akan digunakan, makaPenyedia Jasa harus segera melakukan pengujian bahan kembali sebelum bahan tersebutdigunakan.

2) Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh KPA, harusdilaksanakan pada setiap adukan beton yang dihasilkan dan dilakukan sesaat sebelumpengecoran, dan pengujian harus dianggap belum dikerjakan terkecuali disaksikan olehKPA atau wakilnya. Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan sepertiyang diusulkan tidak boleh digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila KPA dalam beberapahal menyetujui penggunaannya secara terbatas dan secara teknis mutu beton tetap bisadijaga. Kelecakan (workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa sehinggabeton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga, celah, gelembung udara ataugelembung air, dan sedemikian rupa sehingga pada saat pembongkaran acuan diperolehpermukaan yang rata, halus dan padat.

3) Pengujian Kuat Tekan(a) Penyedia Jasa harus mendapatkan sejumlah hasil pengujian kuat tekan benda uji beton

dari pekerjaan beton yang dilaksanakan. Setiap hasil adalah nilai rata-rata dari dua nilaikuat tekan benda uji dalam satu set benda uji (1 set = 3 buah benda uji ), yang selisihnilai antara keduanya 5% untuk satu umur, untuk setiap kuat tekan beton dan untuksetiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap hari pengecoran.

(b) Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus menyediakan bendauji beton berupa silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm atau kubus 150 x150 x 150 mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03-4810-1998. Benda uji tersebutharus dicetak bersamaan dan diambil dari beton yang akan dicorkan, dan kemudiandirawat sesuai dengan perawatan yang dilakukan di laboratorium.

(c) Untuk keperluan evaluasi mutu beton sebagai dasar pembayaran harus menggunakandata hasil uji kuat tekan beton sesuai dengan umur yang ditetapkan dalam Kontrak.Hasil-hasil pengujian pada umur yang selain dari yang ditetapkan dalam Kontrak hanyaboleh digunakan untuk keperluan selain dari tujuan evaluasi mutu beton sebagai dasarpembayaran. Nilai-nilai perbandingan kekuatan yang digunakan untuk keperluan iniharus disesuaikan dengan grafik perkembangan kuat tekan campuran sebagai fungsiwaktu.

Page 45: Spek Teknis

d) Untuk pencampuran secra manual, maka pada pekerjaan beton dengan jumlah masing-masing mutu beton 60 m3 harus diperoleh satu hasil uji untuk setiap maksimum 5 m3

beton pada interval yang kira-kira sama, dengan minimum satu hasil uji tiap hari.Dalam segala hal jumlah hasil pengujian tidak boleh kurang dari empat hasil untukmasing-masing umur. Apabila pekerjaan beton mencapai jumlah 60 m3, maka untuksetiap maksimum 10 m3 beton berikutnya setelah jumlah 60 m3 tercapai harusdiperoleh satu hasil uji.

e) Untuk pengecoran hasil produksi ready mix, maka pada pekerjaan beton dengan jumlahmasing-masing mutu 60 m3 harus diperoleh satu hasil uji untuk setiap maksimum 15m3 beton pada interval yang kira-kira sama, dengan minimum satu hasil uji tiap hari.Dalam segala hal jumlah hasil pengujian tidak boleh kurang dari empat. Apabilapekerjaan beton mencapai jumlah 60 m3, maka untuk setiap maksimum 20 m3 betonberikutnya setelah jumlah 60 m3 tercapai harus diperoleh satu hasil uji.

f) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan yangdisyaratkan dalam Tabel 7.1.6.(1) atau yang disetujui oleh KPA.

Tabel 7.1.6.(1) Ketentuan Kuat TekanMutu Beton Kuat Tekan Karakteristik (kg/cm2)

fc’(Mpa)

’bk(kg/cm2)

Benda Uji Silinder150mm – 300mm

Benda Uji Kubus150x150x150mm

50 K600 500 60045 K500 450 50040 K450 400 45035 K400 350 40030 K350 300 35025 K300 250 30020 K250 200 25015 K175 150 17510 K125 100 125

g) Kuat Tekan Karakteristik Beton diperoleh dengan rumus berikut ini :

fck = fcm - k.S

nfcii = 1

fcm = adalah kuat tekan rata-ratan

n (fci – fcm)2

S = i = 1 adalah standar deviasin - 1

fck = kuat tekan karakteristik beton

Page 46: Spek Teknis

fcm = kuat tekan rata-rata betonfci = nilai hasil pengujiann = jumlah hasilS = standar deviasik = 1,645 untuk tingkat kepercayaan 95%

Catatan :Simbol-simbol fck, fcm, fci digunakan untuk benda uji silinder150 mm – 300 mmsedangkan untuk benda uji kubus 150 x 150 x 150 mm dapat digunakan simbol-simbolbk, bm, dan i sebagai pengganti fck, fcm, dan fci.

h) Mutu beton dan mutu pelaksanaan dianggap memenuhi syarat, apabila dipenuhi syarat-syarat berikut :

(1) Tidak boleh lebih dari 5% ada di antara jumlah minimum (20 atau 30) nilai hasilpemeriksaan benda uji berturut-turut terjadi kurang dari fc’ atau ’bk.

(2) Apabila setelah selesai pengecoran seluruhnya untuk masing-masing mutu betondapat terkumpul jumlah minimum benda uji, maka hasil pemeriksaan benda ujiberturut-turut harus memenuhi fck (fcm – 1,645.S) atau bk (bm – 1,645 S)

(3) Jika benda uji yang terkumpul kurang dari jumlah minimum yang telah ditentukan,maka nilai standar deviasi (S) harus ditingkatkan dengan faktor modifikasi yangdiberikan dalam Tabel 7.1.6.(2)

Tabel 7.1.6.(2) Faktor Modifikasi Standar Deviasi

Untuk Jumlah Hasil UjiMinimum 20

Untuk Jumlah Hasil UjiMinimum 30

Jumlah hasilUji

FaktorModifikasi

Jumlah hasilUji

FaktorModifikasi

- - 10 1,36- - 11 1,31- - 12 1,27- - 13 1,24- - 14 1,21- - 15 1,18- - 16 1,16- - 17 1,148 1,37 18 1,129 1,29 19 1,1110 1,23 20 1,0911 1,19 21 1,0812 1,15 22 1,0713 1,12 23 1,0614 1,10 24 1,0515 1,07 25 1,0416 1,06 26 1,0317 1,04 27 1,0218 1,03 28 1,0219 1,01 29 1,0120 1 30 1

(4) Apabila setelah selesai pengecoran beton seluruhnya untuk masing-masing mutubeton terdapat jumlah benda uji kurang dari minimum, maka apabila tidak dinilaidengan cara evaluasi menurut dalil-dalil matematika statistik yang lain, tidak boleh

Page 47: Spek Teknis

satupun nilai rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut, fcm,4 terjadikurang dari (fc’ + 0,82.Sr), di mana Sr = deviasi standar rencana.

(5) Selisih antara nilai tertinggi dan terendah di antara 4 hasil pemeriksaan benda ujiberturut-turut tidak boleh lebih besar dari 4,3.Sr.

i) Bila dari hasil perhitungan dengan kuat tekan menunjukkan bahwa kapasitas dayadukung struktur kurang dari yang disyaratkan, maka apabila pengecoran belum selesai,pengecoran harus segera dihentikan dan dalam waktu singkat harus diadakan pengujiantambahan yang tidak merusak (non-destructive) menggunakan alat seperti palu beton(rebound hammer) atau pengujian beton inti (core drilling) pada daerah yang diragukanberdasarkan aturan pengujian yang berlaku. Dalam hal dilakukan pengambilan betoninti, harus diambil minimum 3 (tiga) buah benda uji pada tempat-tempat yang tidakmembahayakan struktur dan atas persetujuan KPA. Tidak boleh ada satupun dari bendauji beton inti mempunyai kekuatan kurang dari 0,75fc’. Apabila dari pengujian tidakmerusak menggunakan alat seperti palu beton diperoleh suatu nilai kekuatan tekanbeton karakteristik, atau kuat tekan rata-rata dari pengujian beton inti yang tidak kurangdari 0,85fc’, maka bagian konstruksi tersebut dapat dianggap memenuhi syarat danpekerjaan yang dihentikan dapat dilanjutkan kembali. Dalam hal ini, perbedaan umurbeton saat pengujian terhadap umur beton yang disyaratkan untuk penetapan kuat tekanbeton perlu diperhitungkan dan dilakukan koreksi dalam menetapkan kuat tekan betonyang dihasilkan.

j) Apabila dari hasil pengujian yang ditentukan dalam Pasal 7.1.6.3) diperoleh hasil yangtidak memenuhi syarat, maka Penyedia Jasa harus mengadakan percobaan bebanlangsung dengan penuh keahlian. Apabila dari percobaan ini diperoleh suatu hasil nilaikekuatan beton yang mencapai tidak kurang dari 0,70 fc’, maka bagian konstruksitersebut dapat dianggap memenuhi syarat. Tetapi apabila hasilnya tidak mencapai nilaitersebut, maka bagian konstruksi yang bersangkutan hanya dapat dipertahankan danpekerjaan yang dihentikan dapat dilanjutkan kembali setelah dipenuhi salah satu darikedua tindakan berikut :

(1) mengadakan perubahan-perubahan pada rencana semula sehingga pengaruh bebanpada konstruksi tersebut dapat dikurangin;

(2) mengadakan perkuatan-perkuatan pada bagian konstruksi tersebut dengan carayang dapat dipertanggung jawabkan;

Apabila kedua tindakan di atas tidak dapat dilaksanakan, maka dengan perintah dariKPA, Penyedia Jasa harus segera membongkar beton dari konstruksi tersebut.

7.1.7 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran untuk Pembayarana) Cara Pengukuran

a. Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton yang digunakan danditerima sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada gambar kerja atau yangdiperintahkan oleh KPA. Tidak ada pengurangan yang akan dilakukan untukvolume yang ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang dari 200 mm atauoleh benda lainnya yang tertanam seperti "water stop", baja tulangan, selongsongpipa (conduit) atau lubang sulingan (weephole).

(2) Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan dilakukan untukacuan, perancah untuk balok dan lantai pemompaan, penyelesaian akhirpermukaan, penyediaan pipa sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya untukpenyelesaian pekerjaan beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggaptermasuk dalam harga penawaran untuk pekerjaan beton.

Page 48: Spek Teknis

(3) Kuantitas bahan untuk lantai kerja, bahan drainase porous, baja tulangan dan matapembayaran lainnya yang berhubungan dengan struktur yang telah selesai danditerima akan diukur untuk dibayarkan seperti disyaratkan pada Seksi lain dalamspesifikasi ini.

(4) Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar sebagai beton strukturatau beton tidak bertulang. Beton struktur harus beton yang disyaratkan ataudisetujui oleh KPA sebagai fc’=20 MPa atau K-250 atau lebih tinggi dan beton takbertulang harus beton yang disyaratkan atau disetujui untuk fc’=15 MPa atau K-175atau fc’=10 MPa atau K-125. Apabila beton dengan mutu (kekuatan) yang lebihtinggi diperkenankan untuk digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan) beton yanglebih rendah, maka volumenya harus diukur sebagai beton dengan mutu (kekuatan)yang lebih rendah.

b) Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki

(1) Apabila pekerjaan telah diperbaiki menurut Pasal 7.1.4.3) e) di atas, kuantitas yangakan diukur untuk pembayaran harus sejumlah yang harus dibayar jika pekerjaansemula telah memenuhi ketentuan.

(2) Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan kadarsemen atau setiap bahan tambahan, juga tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaantambahan atau bahan pelengkap lainnya yang diperlukan untuk mencapai mutu yangdisyaratkan untuk pekerjaan beton.

2) Dasar Pembayaran

Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan sebagaimana yangdisyaratkan di atas, akan dibayar pada harga kontrak untuk mata pembayaran danmenggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di bawah dan dalam daftar kuantitas.

Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh penyediaan danpemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam mata pembayaran lain, termasuk"water stop", lubang sulingan, acuan, perancah untuk pencampuran, pengecoran, pekerjaanakhir dan perawatan beton, dan untuk semua biaya lainnya yang perlu dan lazim untukpenyelesaian pekerjaan yang sebagaimana mestinya, yang diuraikan dalam seksi ini.

Nomor MataPembayaran Uraian Satuan

Pengukuran

7.1 (8) Beton mutu sedang, fc’20 MPa atau K-250 Meter Kubik

Page 49: Spek Teknis

SEKSI 7.3

BAJA TULANGAN

7.3.1 UMUM

1) Uraian

Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai denganSpesifikasi dan Gambar, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

2) Penerbitan Detil Pelaksanaan

Detail pelaksanaan untuk baja tulangan yang tidak termasuk dalam Dokumen Kontrakpada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah peninjauan kembalirancangan awal telah selesai menurut Seksi 1.9 dari Spesifikasi ini.

3) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi Ini

a) Rekayasa Lapangan : Seksi 1.9b) Keselamatan dan Kesehatan Kerja : Seksi 1.19c) Beton : Seksi 7.1

4) Standar Rujukan

SNI 07-6401-2000 : Spesifikasi Kawat Baja dengan Proses Canay Dingin untukTulangan Beton.

SNI 03-6812-2002 : SpesifikasiAnyaman Kawat Baja Polos yang Dilas untukTulangan Beton.

SNI 03-6816-2002 : Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton.AASHTO M31M - 90 : Deformed and Plain Billet-Steel Bar for Concrete Rein-

forcement.AWS D 2.0 : Standards Specifications for Welded Highway and Railway

Bridges.

5) Toleransi

a) Toleransi untuk fabrikasi harus seperti yang disyaratkan dalam SNI 03-6816-2002.

b) Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang menutupbagian luar baja tulangan adalah sebagai berikut :

i) 3,5 cm untuk beton yang tidak terekspos langsung dengan udara atauterhadap air tanah atau terhadap bahaya kebakaran;

ii) Seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 7.3.1.(1) untuk beton yang terendam/tertanam atau terekspos langsung dengan cuaca atau timbunan tanah tetapimasih dapat diamati untuk pemeriksaan;

iii) 7,5 cm untuk seluruh beton yang terendam/tertanam dan tidak bisa dicapai,atau untuk beton yang tak dapat dicapai yang bila keruntuhan akibat karatpada baja tulangan dapat menyebabkan berkurangnya umur atau struktur,atau untuk beton yang ditempatkan langsung di atas tanah atau batu, atau

Page 50: Spek Teknis

untuk beton yang berhubungan langsung dengan kotoran pada selokan ataucairan korosif lainnya.

Tabel 7.3.1.(1) Tebal Selimut Beton Minimum dari Baja Tulangan untukBeton Yang Tidak Terekspos Tetapi Mudah Dicapai

Ukuran Batang Tulanganyang akan diselimuti (mm)

Tebal Selimut BetonMinimum (cm)

Batang 16 mm dan lebih kecil 3,5Batang 19 mm dan 22 mm 5,0Batang 25 mm dan lebih besar 6,0

6) Penyimpanan dan Penanganan

a) Penyedia Jasa harus mengangkut tulangan ke tempat kerja dalam ikatan, diberilabel, dan ditandai dengan label logam yang menunjukkan ukuran batang, panjangdan informasi lainnya sehubungan dengan tanda yang ditunjukkan pada diagramtulangan.

b) Penyedia Jasa harus menangani serta menyimpan seluruh baja tulangansedemikian untuk mencegah distorsi, kontaminasi, korosi, atau kerusakan.

7) Pengajuan Kesiapan Kerja

a) Sebelum memesan bahan, seluruh daftar pesanan dan diagram pembengkokanharus disediakan oleh Penyedia Jasa untuk mendapatkan persetujuan dari DireksiPekerjaan, dan tidak ada bahan yang boleh dipesan sebelum daftar tersebut sertadiagram pembengkokan disetujui.

b) Sebelum memulai pekerjaan baja tulangan, Penyedia Jasa harus menyerahkankepada Direksi Pekerjaan daftar yang disahkan pabrik baja yang memberikanberat satuan nominal dalam kilogram untuk setiap ukuran dan mutu baja tulanganatau anyaman baja dilas yang akan digunakan dalam pekerjaan.

8) Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

a) Persetujuan atas daftar pesanan dan diagram pembengkokan dalam segala haltidak membebaskan Penyedia Jasa atas tanggung jawabnya untuk memastikanketelitian dari daftar dan diagram tersebut. Revisi bahan yang disediakan sesuaidengan daftar dan diagram, untuk memenuhi rancangan dalam Gambar, harus atasbiaya Penyedia Jasa.

b) Baja tulangan yang cacat sebagai berikut tidak akan diijinkan dalam pekerjaan :

i) Panjang batang, ketebalan dan bengkokan yang melebihi toleransipembuatan yang disyaratkan dalam SNI 03-6816-2002;

ii) Bengkokan atau tekukan yang tidak ditunjukkan pada Gambar atau GambarKerja Akhir (Final Shop Drawing);

iii) Batang dengan penampang yang mengecil karena karat yang berlebih atauoleh sebab lain.

Page 51: Spek Teknis

c) Bilamana terjadi kesalahan dalam membengkokkan baja tulangan, batang tulangantidak boleh dibengkokkan kembali atau diluruskan tanpa persetujuan DireksiPekerjaan atau yang sedemikian sehingga akan merusak atau melemahkan bahan.Pembengkokan kembali dari batang tulangan harus dilakukan dalam keadaandingin terkecuali disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan. Dalam segala hal batangtulangan yang telah dibengkokkan kembali lebih dari satu kali pada tempat yangsama tidak diijinkan digunakan pada Pekerjaan. Kesalahan yang tidak dapatdiperbaiki oleh pembengkokan kembali, atau bilamana pembengkokan kembalitidak disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki dengan mengganti seluruhbatang tersebut dengan batang baru yang dibengkokkan dengan benar dan sesuaidengan bentuk dan dimensi yang disyaratkan.

d) Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas di tempat kerja untuk pemotongan danpembengkokan tulangan, baik jika melakukan pemesanan tulangan yang telahdibengkokan maupun tidak, dan harus menyediakan persediaan (stok) batang lurusyang cukup di tempat, untuk pembengkokan sebagaimana yang diperlukan dalammemperbaiki kesalahan atau kelalaian.

9) Penggantian Ukuran Batang

Penggantian batang dari ukuran berbeda akan hanya diijinkan bila secara jelas disahkanoleh Direksi Pekerjaan. Bilamana baja diganti haruslah dengan luas penampang yang samadengan ukuran rancangan awal, atau lebih besar.

7.3.2 BAHAN

1) Baja Tulangan

a) Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu yang sesuai denganGambar dan memenuhi Tabel 7.3.2.(1) berikut ini :

Tabel 7.3.2.(1) Tegangan Leleh Karakteristik Baja Tulangan

Mutu SebutanTegangan Leleh Karakteristik atau

Tegangan Karakteristik yang memberikanregangan tetap 0,2 (kg/cm2)

U24 Baja Lunak 2.400U32 Baja Sedang 3.200U39 Baja Keras 3.900U48 Baja Keras 4.800

b) Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyamantulangan yang di las yang memenuhi SNI 03-6812-2002 dapat digunakan.

2) Tumpuan untuk Tulangan

Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dari batang besi ringan atau bantalan betonpracetak dengan mutu fc’ 20 MPa seperti yang disyaratkan dalam Seksi 7.1 dariSpesifikasi ini, terkecuali disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan. Kayu, bata, batu atau bahanlain tidak boleh diijinkan sebagai tumpuan.

3) Pengikat untuk Tulangan

Page 52: Spek Teknis

Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang memenuhi SNI 07-6401-2000.

7.3.3 PEMBUATAN DAN PENEMPATAN

1) Pembengkokan

a) Terkecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, seluruh baja tulangan harusdibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur SNI 03-6816-2002,menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan,bengkokan-bengkokan atau kerusakan. Bila pembengkokan secara panas dilapangan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, tindakan pengamanan harus diambiluntuk menjamin bahwa sifat-sifat fisik baja tidak terlalu berubah banyak.

b) Batang tulangan dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkok-kandengan mesin pembengkok.

2) Penempatan dan Pengikatan

a) Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemasangan untuk menghilangkankotoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yangdapat mengurangi atau merusak pelekatan dengan beton.

b) Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan Gambar dan dengan kebu-tuhanselimut beton minimum yang disyaratkan dalam Pasal 7.3.1.(5) di atas, atauseperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

c) Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikatsehingga tidak tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi ataupengikat (stirrup) terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan.

d) Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang ditunjukkanpada Gambar. Penyambungan (splicing) batang tulangan, terkecuali ditunjukkanpada Gambar, tidak akan diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari DireksiPekerjaan. Setiap penyambungan yang dapat disetujui harus dibuat sedemikianhingga penyambungan setiap batang tidak terjadi pada penampang beton yangsama dan harus diletakkan pada titik dengan tegangan tarik minimum.

e) Bilamana penyambungan dengan tumpang tindih disetujui, maka panjangtumpang tindih minimum haruslah 40 diameter batang dan batang tersebut harusdiberikan kait pada ujungnya.

f) Pengelasan pada baja tulangan tidak diperkenankan, terkecuali terinci dalamGambar atau secara khusus diijinkan oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis.Bilamana Direksi Pekerjaan menyetujui pengelasan untuk sambungan, makasambungan dalam hal ini adalah sambungan dengan panjang penyaluran penuhyang memenuhi ketentuan dari AWS D 2.0. Pendinginan terhadap pengelasandengan air tidak diperkenankan.

g) Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan betonsehingga tidak akan terekspos.

h) Anyaman baja tulangan yang dilas harus dipasang sepanjang mungkin, denganbagian tumpang tindih dalam sambungan paling sedikit satu kali jarak anyaman.

Page 53: Spek Teknis

Anyaman harus dipotong untuk mengikuti bentuk pada kerb dan bukaan, danharus dihentikan pada sambungan antara pelat.

i) Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang cukuplama, maka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan adukansemen acian (semen dan air saja).

j) Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah dipasang boleh digunakan untukmemikul perlengkapan pemasok beton, jalan kerja, lantai untuk kegiatan bekerjaatau beban konstruksi lainnya.

7.3.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran untuk Pembayaran

a) Baja tulangan akan diukur dalam jumlah kilogram terpasang dan diterima olehDireksi Pekerjaan. Jumlah kilogram yang dipasang harus dihitung dari panjangaktual yang dipasang, atau luas anyaman baja yang dihampar, dan satuan beratdalam kilogram per meter panjang untuk batang atau kilogram per meter persegiluas anyaman. Satuan berat yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan didasarkanatas berat nominal yang disediakan oleh pabrik baja, atau bila Direksi Pekerjaanmemerintahkan, atas dasar pengujian penimbangan yang dilakukan Penyedia Jasapada contoh yang dipilih oleh Direksi Pekerjaan.

b) Penjepit, pengikat, pemisah atau bahan lain yang digunakan untuk penempatanatau pengikatan baja tulangan pada tempatnya tidak akan dimasukkan dalam beratuntuk pembayaran.

c) Penulangan yang digunakan untuk gorong-gorong beton bertulang atau strukturlain di mana pembayaran terpisah untuk struktur yang lengkap telah disediakandalam Seksi lain dari Spesifikasi ini, tidak boleh diukur untuk pembayaranmenurut Seksi ini.

2) Dasar Pembayaran

Jumlah baja tulangan yang diterima, yang ditentukan seperti yang diuraikan di atas, harusdibayar pada Harga Penawaran Kontrak untuk Mata Pembayaran yang ditunjukkan dibawah ini, dan terdaftar dalam Daftar Kuantitas, dimana pembayaran tersebut merupa-kankompensasi penuh untuk pemasokan, pembuatan dan pemasangan bahan, termasuk semuapekerja, peralatan, perkakas, pengujian dan pekerjaan pelengkap lain untuk menghasilkanpekerjaan yang memenuhi ketentuan.

Nomor MataPembayaran

Uraian SatuanPengukuran

7.3.(3) Baja Tulangan U32 Ulir Kilogram

Page 54: Spek Teknis
Page 55: Spek Teknis

DIVISI 5

PERKERASAN BERBUTIR

SEKSI 5.2

LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS C

5.2.1 UMUM

1) Uraian

Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatanbahan untuk pelaksanaan lapis pondasi jalan tanpa penutup aspal dan suatu lapis permukaansementara pada permukaan tanah dasar atau lapis pondasi bawah yang telah disiapkan.Pemasokan bahan akan mencakup, jika perlu, pemecahan, pengayakan, pencampuran danoperasi-operasi lainnya yang diperlukan, untuk memperoleh bahan yang memenuhiketentuan dari Spesifikasi ini.

2) Toleransi Dimensi

a) Tebal minimum tidak boleh kurang dari 1 cm terhadap tebal yang disyaratkan.

b) Bila semua agregat yang lepas dibuang, standar kerataan dari permukaan yang padatharus sedemikian rupa sehingga tidak satu titikpun pada permukaan berbeda lebih dari1 cm diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m yang dipasang sejajar atau tegak luruspada sumbu jalan.

c) Ketidakrataan permukaan akhir tidak boleh menyebabkan terjadinya kantong air.

d) Kecuali ditentukan lain oleh Kuasa Pengguna Anggaran atau diberikan secara detildalam Gambar, Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal harus dilaksanakan denganlereng melintang atau punggung jalan sebesar 5 % untuk daerah bukan superelevasi.

3) Standar Rujukan

Standar Nasional Indonesia (SNI) :

SNI 1967 : 2008 : Cara Uji Penentuan Batas Cair untuk Tanah.SNI 1966 : 2008 : Cara Uji Penentuan Batas Plastis dan Indeks Plastisitas

Tanah.SNI 2417 : 2008 : Cara Uji Keausan Agregat dengan Mesin Abrasi Los

Angeles.

British Standards :

British Standard BS812 : Method of Sampling and Testing of MineralAggregates, Sands and Fillers.

4) Pengajuan Kesiapan Kerja

a) Kontraktor harus menyerahkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran berikut di bawahini sedikit 21 hari sebelum tanggal yang diusulkan dalam penggunan setiap bahanuntuk pertama kalinya sebagai Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal :

Page 56: Spek Teknis

i) Dua contoh masing-masing seberat 50 kg bahan, satu disimpan oleh KuasaPengguna Anggaran sebagai rujukan selama Waktu untuk Penyelesaian.

ii) Pernyataan perihal asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk LapisPondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal, bersama dengan hasil pengujianlaboratorium yang membuktikan bahwa sifat-sifat bahan terpenuhi.

iii) Pernyataan perihal metode dan lokasi produksi dan pencampuran bahan untuklapis pondasi jalan tanpa penutup aspal memenuhi.

b) Segera setelah selesainya satu bagian pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan dalambentuk tertulis kepada Kuasa Pengguna Anggaran hasil pengukuran permukaan dandata survei yang menyatakan bahwa toleransi permukaan dan tebal yang disyaratkandipenuhi.

5) Cuaca Yang Diijinkan Untuk Bekerja

Lapis Pondasi Agregat Jalan Tanpa Penutup Aspal tidak boleh ditempatkan, dihampar ataudipadatkan pada waktu hujan, dan pemadatan tidak boleh dilaksanakan segera setelah hujanatau juga bila kadar air bahan tidak memenuhi.

6) Perbaikan Atas Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Yang Tidak MemenuhiKetentuan

a) Lokasi dengan tebal dan kerataan permukaan yang tidak memenuhi toleransi yangdisyaratkan, atau yang permukaannya bergelombang selama atau sesudahpelaksanaan, harus diperbaiki dengan menggemburkan permukaannya dan membuangatau menambah bahan yang diperlukan, dilanjutkan dengan pembentukan danpemadatan kembali.

b) Perbaikan Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal yang tidak memenuhi kepadatanatau sifat-sifat bahan yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuaidengan petunjuk Kuasa Pengguna Anggaran dan dapat meliputi pemadatan tambahan,penggemburan dilanjutkan dengan penyesuaian kadar air dan pemadatan kembali,pembuangan dan penggantian bahan, atau menambah tebal bahan.

7) Pemeliharaan Pekerjaan Yang Telah Diterima

Tanpa mengurangi kewajiban Kontraktor untuk melaksanakan perbaikan terhadap pekerjaanyang tidak memenuhi ketentuan atau gagal sebagaimana disyaratkan di atas, Kontraktor jugaharus bertanggungjawab atas pemeliharaan rutin dari semua lapis pondasi jalan tanpapenutup aspal yang sudah selesai dikerjakan dan diterima selama Waktu untuk Penyelesaian.Pekerjaan pemeliharaan rutin tersebut harus dilaksanakan dan harus dibayar terpisah.

8) Pengendalian Lalu Lintas

Pengendalian Lalu Lintas harus memenuhi terpenuhi.

5.2.2 BAHAN

1) Sumber Material

Material lapis pondasi jalan tanpa penutup aspal harus dipilih dari sumber yang disetujuioleh Kuasa Pengguna Anggaran.

Page 57: Spek Teknis

2) Pemilihan Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal

Spesifikasi ini mencakup ketentuan sifat-sifat bahan Lapis Pondasi Jalan Tanpa PenutupAspal yaitu Kelas C. Kuasa Pengguna Anggaran akan menentukan pilihan jenis lapispondasi jalan tanpa penutup aspal pada berbagai lokasi di sepanjang Kontrak pada waktupeninjauan kembali rancangan awal atau revisi desain berdasarkan hasil pengujian bahansetempat yang tersedia, yang dilaksanakan Kontraktor sebagai bagian dari pekerjaan surveilapangan.

3) Ketentuan Sifat-sifat Bahan

Bahan yang dipilih sebagai Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Kelas C harusmemenuhi ketentuan di bawah ini dan harus bebas dari gumpalan lempung, bahan organik,atau bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan harus mempunyai mutu sedemikian rupasehingga dapat menghasilkan lapis permukaan yang keras dan stabil.

a) Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Kelas C

Agregat untuk Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Kelas C dapat terdiri ataskerikil pecah, batu pecah atau kerikil alam bulat yang memenuhi Spesifikasi Gradasidalam Tabel 5.(1) di bawah ini.

Tabel 5.(1) Ketentuan Gradasi untukLapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Kelas C.

Ukuran Ayakan Persen Berat Yang LolosASTM (mm)

¾” 19 100No.4 4,75 51 - 74No.40 0,425 18 - 36No.200 0,075 10 - 22

Bahan juga harus memenuhi ketentuan yang tercantum dalam Tabel 5.(2) di bawah ini:

Tabel 5.(2) Sifat-sifat Bahan untukLapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal Kelas C

Sifat-sifat NilaiBatas Cair (SNI 03-1967-1990) Maks.40Indeks Plastisitas (SNI 03-1966-1990) Min.6

Maks.20Abrasi Agregat Kasar (SNI 03-2417-1991) Maks.50

4) Pencampuran Bahan Plastis

a) Pencampuran bahan plastis tidak boleh dilaksanakan bila bahan aslinya telahmemenuhi ketentuan plastisitas minimum, kecuali jika ditentukan lain atau disetujuiKuasa Pengguna Anggaran.

b) Bahan plastis tidak boleh mengandung bahan organik.

Page 58: Spek Teknis

c) Bahan plastis tidak boleh mengandung butiran atau gumpalan lempung yangberukuran lebih dari 4,75 mm.

d) Kadar air bahan plastis dan semua fraksi lainnya harus sedemikian rupa sehinggabahan plastis itu tetap lepas sebelum dan selama proses pencampuran.

e) Bahan ini harus dicampur seluruhnya sampai merata. Cara pencampuran harussampai diterima oleh Kuasa Pengguna Anggaran.

5.2.3 PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN LAPIS PONDASI JALAN TANPAPENUTUP ASPAL

1) Penyiapan Formasi

Kecuali diperintahkan lain oleh Kuasa Pengguna Anggaran, penyiapan drainase, tanah dasardan lapis pondasi bawah harus selesai dan diterima paling sedikit 100 m ke depan darirencana lokasi akhir penghamparan lapis pondasi jalan tanpa penutup aspal pada setiap saat.

2) Pengiriman Bahan

a) Jika Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal kelas C dipasok sebagai bahan yangdicampur lebih dahulu, bahan itu harus dikirim ke badan jalan. Bilamana agragatdikirim dalam bentuk dua atau tiga komponen, setiap komponen harus dikirim sesuaidengan ketentuan, kecuali jika komponen itu harus dikirim dalam keadaan kering.

b) Tebal padat minimum tidak boleh kurang dari dua kali ukuran agregat maksimum.Tebal padat maksimum tidak boleh lebih dari 20 cm kecuali ditentukan lain ataudisetujui Kuasa Pengguna Anggaran .

3) Pemadatan Lapis Pondasi Kelas C

a) Segera setelah pembentukan awal selesai, setiap lapis bahan harus dipadatkanseluruhnya dengan alat pemadat yang cocok dan memadai, yang telah disetujui KuasaPengguna Anggaran .

b) Pembentukan akhir permukaan lapis pondasi bawah harus dilaksanakan paling sedikitsetelah dua lintasan pemadatan melintasi seluruh lokasi tersebut.

c) Selama pemasangan, pembentukan dan pemadatan Lapis Pondasi Jalan TanpaPenutup Aspal. Agregat harus dipertahankan dalam keadaan lembab denganpenyemprotan air yang diatur dengan ketat sehingga bahan halus yang berada dipermukaan tidak terganggu. Sebelum pemadatan selesai, kontraktor harus membuangsetiap agregat yang terlalu basah sehingga tidak merusak tanah dasar. Pemadatan tidakboleh dilanjutkan jika bahan menunjukkan tanda-tanda agak bergelombang. Dalamkeadaan demikian, bahan harus dibuang atau diperbaiki.

d) Operasi penggilasan harus dimulai dari sepanjang tepi perkerasan dan berangsur-angsur menuju ke tengah-tengah, dalam arah memanjang. Pada tempatber”superelevasi” penggilasan harus dimulai dari bagian yang rendah menuju kebagian yang tinggi.

e) Bahan sepanjang kerb, tembok dan tempat-tempat lain yang tak terjangkau oleh mesingilas harus dipadatkan dengan menggunakan timbris atau pemadat mekanis.

Page 59: Spek Teknis

f) Pemadatan harus berlanjut sampai seluruh lokasi yang telah dipadatkan menjadi suatupermukaan yang keras dengan kepadatan yang merata serta semua bekas jejak rodamesin gilas tidak tampak. Suatu lapisan yang keras dan stabil harus diperoleh dalampenggilasan akibat saling mengunci antar agregat dengan rapat.

g) Penambahan abu batu atau pasir berplastisitas rendah dalam jumlah kecil pada saatpemadatan tahap akhir dapat diijinkan agar dapat meningkatkan pengikatan pada lapispermukaan. Abu batu dan pasir tidak boleh dihampar terlalu tebal sedemikian hinggaagregat kasar menjadi tidak tampak.

5.2.4 PENGUJIAN

a) Jumlah data pendukung pengujian yang dibutuhkan untuk persetujuan awal dari mutubahan akan ditentukan Kuasa Pengguna Anggaran namun harus mencakup semuapengujian yang disyaratkan, paling sedikit tiga contoh yang mewakili sumber bahanyang diusulkan, yang dipilih untuk mewakili batas rentang mutu bahan yang mungkinterdapat dalam sumber bahan tersebut.

b) Setelah persetujuan atas mutu bahan untuk Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspalyang diusulkan, seluruh pengujian mutu bahan harus diulangi lagi bilamana menurutpendapat Kuasa Pengguna Anggaran terdapat perubahan pada mutu bahan atau padasumber bahan atau pada metode produksinya.

c) Suatu program pengujian pengendalian mutu bahan secara rutin harus dilaksanakanuntuk memeriksa ketidakseragaman bahan yang dibawa ke lokasi pekerjaan.

5.2.5 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran untuk Pembayaran

a) Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal harus diukur menurut jumlah meter kubikbahan padat yang diperlukan, selesai di tempat dan diterima Kuasa PenggunaAnggaran. Volume yang diukur harus berdasarkan penampang melintang yangditunjukkan dalam Gambar bilamana tebal yang diperlukan seragam dan berdasarkanpenampang melintang yang disetujui Kuasa Pengguna Anggaran bilamana tebal yangdiperlukan tidak seragam, dan panjangnya diukur secara mendatar sepanjang sumbujalan.

b) Pada Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal dimana tebal lapis pondasi yangditetapkan atau disetujui tidak seluruhnya terdiri dari bahan baru, tetapi terdiri darisebagian bahan pada jalan lama yang dikerjakan kembali, volume untuk pembayaranharuslah berdasarkan volume padat dari bahan baru yang dihampar, dihitung daripenampang melintang yang diambil oleh Kontraktor dan disetujui Kuasa PenggunaAnggaran sebelum pekerjaan dimulai.

c) Pekerjaan menyiapkan dan memelihara lapis pondasi bawah, tanah dasar atau formasiyang akan dihampar Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal tidak boleh diukur ataudibayar dalam Seksi ini, tetapi harus dibayar secara terpisah dengan harga penawaranuntuk Penyiapan Badan Jalan dalam Seksi 3.3 dari Spesifikasi ini.

Page 60: Spek Teknis

2) Pengukuran Pekerjaan Perbaikan

Bilamana perbaikan pada Lapis Pondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal yang tidak memenuhiketentuan telah diperintahkan Kuasa Pengguna Anggaran, kuantitas yang akan diukur untukpembayaran haruslah sama dengan kuantitas yang dibayar jika pekerjaan semula dapatditerima. Pembayaran tambahan tidak akan diberikan untuk pekerjaan tambahan tersebutatau kuantitas tambahan yang diperlukan oleh perbaikan tersebut.

Bilamana penyesuaian kadar air telah diperintahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaransebelum pemadatan, pembayaran tambahan tidak akan diberikan untuk penambahan air ataupengeringan terhadap bahan atau pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk memperolehkadar air yang memenuhi ketentuan.

3) Dasar Pembayaran

Kuantitas yang ditentukan, seperti yang diuraikan di atas, harus dibayar menurut HargaKontrak per satuan pengukuran untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar dibawah ini dan terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayarantersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan, pengham-paran,pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, penyiapan lapis dasar (cut off layer),penggunaan Lapis Permukaan Sementara pada permukaan yang sudah selesai, dan semuabiaya lain-lain yang diperlukan atau lazim untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinyadari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.

Nomor MataPembayaran

Uraian SatuanPengukuran

5.2.1 Lapis Pondasi Agregat Kelas C Meter Kubik

Page 61: Spek Teknis

SEKSI 7.6

CERUCUK KAYU

7.6.1 UMUM

1) Uraian

a) Yang dimaksud dengan Pondasi Tiang adalah komponen struktur berupa tiang yangberinteraksi langsung dengan tanah, yang berfungsi sebagai penopang akhir danmenyalurkan beban dari struktur jembatan ke tanah

b) Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini harus mencakup tiang pancang yang disediakan dandipancang atau ditempatkan sesuai dengan Spesifikasi ini, dan sedapat mungkin mendekatiGambar menurut penetrasi atau kedalamannya sebagaimana yang diperintahkan oleh DireksiPekerjaan.

c) Pekerjaan ini mencakup jenis-jenis tiang pancang berikut ini :

(a) Tiang Kayu, termasuk Cerucuk

BAHAN

1) Kayu

Cerucuk dalam pekerjaan ini terbuat dari kayu berdiameter 8-10 panjang 6 meter dapatdiawetkan atau tidak diawetkan, dan dapat dipangkas sampai membentuk penampang yangtegak lurus terhadap panjangnya atau berupa batang pohon lurus sesuai bentuk aslinya.Selanjutnya semua kulit kayu harus dibuang.Tiang pancang kayu harus seluruhnya keras dan bebas dari kerusakan, mata kayu, bagianyang tidak keras atau akibat serangan serangga. Pengawetan harus sesuai dengan AASHTOM133 - 04.Cerucuk kayu harus terbuat dari jenis, diameter dan mutu yang ditunjukkan dalam Gambar

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran untuk Pembayaran

a) Cerucuk

Cerucuk harus diukur untuk pembayaran dalam jumlah meter panjang untukpenyediaan dan pemancangan cerucuk memenuhi garis dan elevasi yang ditunjukkandalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan

2) Dasar PembayaranKuantitas yang ditentukan seperti diuraikan di atas, akan dibayar dengan Harga Kontrak persatuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkandalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harusmerupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, pemancangan, semua tenaga kerja dansetiap peralatan yang diperlukan dan semua biaya lain yang perlu dan biasa untukpenyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.

Nomor MataPembayaran

Uraian SatuanPengukuran

7.6 (1) Cerucuk Kayu Meter Panjang

Page 62: Spek Teknis

DIVISI 3

PEKERJAAN TANAH

SEKSI 3.2

TIMBUNAN PILIHAN

3.2.4 UMUM

5) Uraian

c) Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanahatau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunankembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan untukmembentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampangmelintang yang disyaratkan atau disetujui oleh KPA.

d) Timbunan pilihan harus digunakan untuk meningkatkan kapasitas daya dukung tanahdasar pada lapisan penopang (capping layer) dan jika diperlukan di daerah galian.Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk stabilisasi lereng atau pekerjaanpelebaran timbunan jika diperlukan lereng yang lebih curam karena keterbatasanruangan, dan untuk pekerjaan timbunan lainnya dimana kekuatan timbunan adalahfaktor yang kritis.

6) Toleransi Dimensi

c) Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm ataulebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui.

d) Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus memilikikelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.

e) Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis profilyang ditentukan.

f) Timbunan selain dari Lapisan Penopang di atas tanah lunak tidak boleh dihampar dalamlapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm atau dalam lapisan dengan tebal padat kurangdari 10 cm.

7) Standar Rujukan

Standar Nasional Indonesia (SNI) :

SNI 03-1744-1989 : Metode Pengujian CBR Laboratorium.SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan Dengan Alat

Konus Pasir.SNI-03-6371-2000 : Tata Cara Pengklasifikasian Tanah dengan Cara Unifikasi

Tanah.SNI 03-6795-2002 : Metode Pengujian untuk Menentukan Tanah EkspansifSNI-03-6797-2002 : Tata Cara Klasifikasi Tanah dan Campuran Tanah Agregat

untuk Konstruksi Jalan

Page 63: Spek Teknis

SNI 1966:2008 : Cara Uji Penentuan Batas Plastis dan Indeks PlastisitasTanah.

SNI 1967:2008 : Cara Uji Penentuan Batas Cair untuk Tanah.SNI 1742:2008 : Cara Uji Kepadatan Ringan untuk Tanah.SNI 1743:2008 : Cara Uji Kepadatan Berat untuk Tanah.SNI 3422:2008 : Cara Uji Analisis Ukuran Butir Tanah.

8) Pengajuan Kesiapan Kerja

c) Untuk setiap timbunan yang akan dibayar menurut ketentuan Seksi dari Spesifikasi ini,Penyedia Jasa harus menyerahkan pengajuan kesiapan di bawah ini kepada KPAsebelum setiap persetujuan untuk memulai pekerjaan disetujui oleh KPA:

ii) Gambar detil penampang melintang yang menunjukkan permukaan yang telahdipersiapkan untuk penghamparan timbunan;

iii) Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan bahwa pemadatan pada permukaanyang telah disiapkan untuk timbunan yang akan dihampar cukup memadai,bilamana diperlukan menurut Pasal 3.2.3.1).b) di bawah ini.

d) Penyedia Jasa harus menyerahkan hal-hal berikut ini kepada KPA paling lambat 14 harisebelum tanggal yang diusulkan untuk penggunaan pertama kalinya sebagai bahantimbunan:

i) Dua contoh masing-masing 50 kg untuk setiap jenis bahan, satu contoh harusdisimpan oleh KPA untuk rujukan selama Periode Kontrak;

ii) Pernyataan tentang asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk bahantimbunan, bersama-sama dengan hasil pengujian laboratorium yang menunjukkanbahwa sifat-sifat bahan tersebut memenuhi ketentuan yang disyaratkan Pasal3.2.2.

e) Penyedia Jasa harus menyerahkan hal-hal berikut ini dalam bentuk tertulis kepada KPAsegera setelah selesainya setiap ruas pekerjaan, dan sebelum mendapat persetujuan dariKPA, tidak diperkenankan menghampar bahan lain di atas pekerjaan timbunansebelumnya :

i) Hasil pengujian kepadatan seperti yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.4.

ii) Hasil pengukuran permukaan dan data survei yang menunjukkan bahwa toleransipermukaan yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.1.3) dipenuhi.

9) Jadwal Kerja

b) Timbunan badan jalan pada jalan lama harus dikerjakan dengan menggunakanpelaksanaan setengah lebar jalan sehingga setiap saat jalan tetap terbuka untuk lalu lintas.

c) Untuk mencegah gangguan terhadap pelaksanaan abutment dan tembok sayapjembatan, Penyedia Jasa harus menunda sebagian pekerjaan timbunan pada opritsetiap jembatan di lokasi-lokasi yang ditentukan oleh KPA, sampai waktu yang cukupuntuk mendahulukan pelaksanaan abutment dan tembok sayap, selanjutnya dapatdiperkenankan untuk menyelesaikan oprit dengan lancar tanpa adanya resikogangguan atau kerusakan pada pekerjaan jembatan.

Page 64: Spek Teknis

10) Kondisi Tempat Kerja

a) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering segera sebelumdan selama pekerjaan penghamparan dan pemadatan, dan selama pelaksanaan timbunanharus memiliki lereng melintang yang cukup untuk membantu drainase badan jalan darisetiap curahan air hujan dan juga harus menjamin bahwa pekerjaan akhir mempunyaidrainase yang baik. Bilamana memungkinkan, air yang berasal dari tempat kerja harusdibuang ke dalam sistem drainase permanen. Cara menjebak lanau yang memadai harusdisediakan pada sistem pembuangan sementara ke dalam sistim drainase permanen.

b) Penyedia Jasa harus selalu menyediakan pasokan air yang cukup untuk pengendaliankadar air timbunan selama operasi penghamparan dan pemadatan.

11) Perbaikan Terhadap Timbunan yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau Tidak Stabil

a) Timbunan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang disyaratkan ataudisetujui atau toleransi permukaan yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.1.3) harusdiperbaiki dengan menggemburkan permukaannya dan membuang atau menambahbahan sebagaimana yang diperlukan dan dilanjutkan dengan pembentukan kembali danpemadatan kembali.

b) Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kadar airnya yangdisyaratkan dalam Pasal 3.2.2.3).b) atau seperti yang diperintahkan KPA, harusdiperbaiki dengan menggaru bahan tersebut, dilanjutkan dengan penyemprotan airsecukupnya dan dicampur seluruhnya dengan menggunakan "motor grader" atauperalatan lain yang disetujui.

c) Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti dinyatakan dalam batas-bataskadar air yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.2.3).b) atau seperti yang diperintahkan KPA,harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut dengan penggunaan motor grader ataualat lainnya secara berulang-ulang dengan selang waktu istirahat selama penanganan,dalam cuaca cerah. Alternatif lain, bilamana pengeringan yang memadai tidak dapatdicapai dengan menggaru dan membiarkan bahan gembur tersebut, KPA dapatmemerintahkan agar bahan tersebut dikeluarkan dari pekerjaan dan diganti dengan bahankering yang lebih cocok.

d) Timbunan yang telah dipadatkan dan memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalamSpesifikasi ini, menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau karena hal lain, biasanya tidakmemerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat-sifat bahan dan kerataan permukaanmasih memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi ini.

e) Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi kepadatan atau ketentuan sifat-sifat bahan dariSpesifikasi ini haruslah seperti yang diperintahkan oleh KPA dan dapat meliputipemadatan tambahan, penggemburan yang diikuti dengan penyesuaian kadar air danpemadatan kembali, atau pembuangan dan penggantian bahan.

f) Perbaikan timbunan yang rusak akibat gerusan banjir atau menjadi lembek setelahpekerjaan tersebut selesai dikerjakan dan diterima oleh KPA haruslah seperti yangdisyaratkan dalam Pasal 3.2.1.8).c) dari Spesifikasi ini.

Page 65: Spek Teknis

12) Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian

Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akibat pengujian kepadatan atau lainnya harussecepatnya ditutup kembali oleh Penyedia Jasa dan dipadatkan sampai mencapai kepadatan dantoleransi permukaan yang disyaratkan oleh Spesifikasi ini.

13) Cuaca yang Diijinkan untuk Bekerja

Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan, dan pemadatantidak boleh dilaksanakan setelah hujan atau bilamana kadar air bahan berada di luar rentangyang disyaratkan dalam Pasal 3.2.3.3).b). Semua permukaan timbunan yang belum terpadatkanharus digaru dan dipadatkan dengan cukup untuk memperkecil penyerapan air atau harusditutup dengan lembaran plastik pada akhir kerja setiap hari dan juga ketika akan turun hujanlebat.

3.2.5 BAHAN

1) Timbunan Biasa

a) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan galiantanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh KPA sebagai bahan yang memenuhisyarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanen seperti yang diuraikan dalam Pasal3.1.1.1) dari Spesifikasi ini.

b) Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yangdiklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut SNI-03-6797-2002 atau sebagai CH menurut"Unified atau Casagrande Soil Classification System". Bila penggunaan tanah yangberplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya padabagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan kembali yang tidak memerlukan dayadukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis seperti itu sama sekali tidak bolehdigunakan pada 30 cm lapisan langsung di bawah bagian dasar perkerasan atau bahujalan atau tanah dasar bahu jalan. Sebagai tambahan, timbunan untuk lapisan ini bila diujidengan SNI 03-1744-1989, harus memiliki nilai CBR tidak kurang dari karakteristikdaya dukung tanah dasar yang diambil untuk rancangan dan ditunjukkan dalamgambar atau tidak kurang dari 6% jika tidak disebutkan lain (CBR setelah perendaman4 hari bila dipadatkan 100 % kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yangditentukan oleh SNI 03-1742-1989).

c) Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25, atau derajatpengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258 sebagai "very high" atau"extra high" tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif adalahperbandingan antara Indeks Plastisitas / PI - (SNI 03-1966-1989) dan persentase kadarlempung (SNI 03-3422-1994).

d) Bahan untuk timbunan biasa tidak boleh dari bahan galian tanah yang mempunyai sifatsifat sebagai berikut:- Tanah yang mengadung organik seperti jenis tanah OL, OH dan Pt dalam sistem

USCS serta tanah yang mengandung daun – daunan, rumput-rumputan, akar, dansampah.

a. Tanah dengan kadar air alamiah sangat tinggi yang tidak praktis dikeringkan untukmemenuhi toleransi kadar air pada pemadatan (>OMC+1%).

b. Tanah yang mempunyai sifat kembang susut tinggi dan sangat tinggi dalamklasifikasi Van Der Merwe dengan ciri ciri adanya retak memanjang sejajar tepiperkerasan jalan.

Page 66: Spek Teknis

2) Timbunan Pilihan

a) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan tanahatau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas untuk timbunan biasa dan sebagaitambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksudpenggunaannya, seperti diperintahkan atau disetujui oleh KPA. Dalam segala hal,seluruh timbunan pilihan harus, bila diuji sesuai dengan SNI 03-1744-1989, memilikiCBR paling sedikit 10.% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100.%kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 03-1742-1989.

3.2.6 PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN TIMBUNAN

1) Penyiapan Tempat Kerja

b) Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidakdiperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh KPA.

c) Kecuali untuk daerah tanah lunak dan tidak sesuai atau tanah rawa, dasar pondasitimbunan harus dipadatkan seluruhnya (termasuk penggemburan dan pengeringan ataupembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan atas dasar pondasimemenuhi kepadatan yang disyaratkan untuk Timbunan yang ditempatkan di atasnya.

d) Bilamana timbunan akan dibangun di atas permukaan tanah dengan kelandaian lerenglebih dari 10%, ditempatkan di atas permukaan lama atau pembangunan timbunan baru,maka lereng lama akan dipotong sampai tanah yang keras dan bertangga dengan lebaryang cukup sehingga memungkinkan peralatan pemadat dapat beroperasi. Tangga-tangga tersebut tidak boleh mempunyai kelandaian lebih dari 4% dan harus dibuatkansedemikian dengan jarak vertikal tidak lebih dari 30 cm untuk kelandaian yang kurangdari 15% dan tidak lebih dari 60 cm untuk kelandaian yang sama atau lebih besar dari15%.

e) Dasar saluran yang ditimbun harus diratakan dan dilebarkan sedemikian hinggamemungkinkan pengoperasian peralatan pemadat yang efektif.

2) Penghamparan Timbunan

c) Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalamlapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yangdisyaratkan dalam Pasal 3.2.1.2). Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis,lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya.

d) Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaanyang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah timbunanuntuk persediaan biasanya tidak diperkenankan, terutama selama musim hujan.

e) Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus diperhatikansedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam pembentukandrainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang menyolok di antara keduabahan tersebut dengan memakai acuan sementara dari pelat baja tipis yang sedikit demisedikit ditarik saat pengisian timbunan dan drainase porous dilaksanakan.

Page 67: Spek Teknis

f) Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harus dilaksanakan dengansistematis dan secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa atau struktur. Akantetapi, sebelum penimbunan kembali, diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 3jam setelah pemberian adukan pada sambungan pipa atau pengecoran struktur betongravity, pemasangan pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan mortar gravity.Sebelum penimbunan kembali di sekitar struktur penahan tanah dari beton, pasanganbatu atau pasangan batu dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak kurangdari 14 hari.

g) Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama harus disiapkandengan membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan harusdibuat bertangga (atau dibuat bergerigi) sehingga timbunan baru akan terkunci padatimbunan lama sedemikian sampai diterima oleh KPA. Selanjutnya timbunan yangdiperlebar harus dihampar horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah dasar,yang kemudian harus ditutup secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah dan atassampai elevasi permukaan jalan lama sehingga bagian yang diperlebar dapatdimanfaatkan oleh lalu lintas secepat mungkin, dengan demikian pembangunan dapatdilanjutkan ke sisi jalan lainnya bilamana diperlukan.

h) Lapisan penopang di atas tanah lunak termasuk tanah rawa harus dihampar sesegeramungkin dan tidak lebih dari tiga hari setelah persetujuan penggalian oleh KPA.Lapisan penopang dapat dihampar satu lapis atau beberapa lapis dengan tebal antara0,5 sampai 1,0 meter sesuai dengan kondisi lapangan dan sebagimana diperintahkanatau disetujui oleh KPA.

3) Pemadatan Timbunan

a) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus dipadatkandengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui KPA sampai mencapai kepadatanyang disyaratkan dalam Pasal 3.2.4.

b) Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan beradadalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum.Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan keringmaksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.

c) Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm daribahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm sertamampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan batu tersebut. Lapispenutup ini harus dilaksanakan sampai mencapai kepadatan timbunan tanah yangdisyaratkan dalam Pasal 3.2.4.2) di bawah.

d) Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan, diujikepadatannya dan harus diterima oleh KPA sebelum lapisan berikutnya dihampar.

e) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbujalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yangsama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di ataspekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus menerus divariasi agar dapatmenyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.

f) Dalam membuat timbunan sampai pada atau di atas gorong-gorong dan bilamanadisyaratkan dalam Kontrak sampai pada jembatan, Penyedia Jasa harus membuattimbunan tersebut sama tinggi pada kedua sisinya. Jika kondisi-kondisi memerlukanpenempatan timbunan kembali atau timbunan pada satu sisi jauh lebih tinggi dari sisi

Page 68: Spek Teknis

lainnya, penambahan bahan pada sisi yang lebih tinggi tidak boleh dilakukan sampaipersetujuan diberikan oleh KPA dan tidak melakukan penimbunan sampai strukturtersebut telah berada di tempat dalam waktu 14 hari, dan pengujian-pengujian yangdilakukan di laboratorium di bawah pengawasan KPA menetapkan bahwa strukturtersebut telah mencapai kekuatan yang cukup untuk menahan tekanan apapun yangditimbulkan oleh metoda yang digunakan dan bahan yang dihampar tanpa adanyakerusakan atau regangan yang di luar faktor keamanan.

g) Bahan untuk timbunan pada tempat-tempat yang sulit dimasuki oleh alat pemadatnormal harus dihampar dalam lapisan mendatar dengan tebal gembur tidak lebih dari10 cm dan seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan pemadat mekanis.

h) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas,harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dandipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan beratstatis minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun di tepi pipa harus mendapatperhatian khusus untuk mencegah timbulnya rongga-rongga dan untuk menjamin bahwapipa terdukung sepenuhnya.

4) Penyiapan Tanah Dasar pada Timbunan

Ketentuan dari Seksi 3.3, Penyiapan Badan Jalan harus berlaku.

3.2.7 JAMINAN MUTU

1) Pengendalian Mutu Bahan

a) Jumlah data pendukung hasil pengujian yang diperlukan untuk persetujuan awal mutubahan akan ditetapkan oleh KPA, tetapi bagaimanapun juga harus mencakup seluruhpengujian yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.2 dengan paling sedikit tiga contoh yangmewakili sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih mewakili rentang mutu bahan yangmungkin terdapat pada sumber bahan.

b) Setelah persetujuan mutu bahan timbunan yang diusulkan, menurut pendapat KPA,pengujian mutu bahan dapat diulangi lagi agar perubahan bahan atau sumber bahannyadapat diamati.

c) Suatu program pengendalian pengujian mutu bahan rutin harus dilaksanakan untukmengendalikan perubahan mutu bahan yang dibawa ke lapangan. Jumlah pengujianharus seperti yang diperintahkan oleh KPA tetapi untuk setiap 1000 meter kubik bahantimbunan yang diperoleh dari setiap sumber bahan paling sedikit harus dilakukan suatupengujian Nilai Aktif, seperti yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.2. 2).c). KPA setiap saatdapat memerintahkan dilakukannya uji ke-ekspansif-an tanah sesuai SNI 03-6795-2002.

2) Ketentuan Kepadatan untuk Timbunan Tanah

a) Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harusdipadatkan sampai 95 % dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan sesuai SNI03-1742-1989. Untuk tanah yang mengandung lebih dari 10 % bahan yang tertahan padaayakan 19 mm, kepadatan kering maksimum yang diperoleh harus dikoreksi terhadapbahan yang berukuran lebih (oversize) tersebut sebagaimana yang diperintahkan olehKPA.

Page 69: Spek Teknis

b) Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harusdipadatkan sampai dengan 100 % dari kepadatan kering maksimum yang ditentukansesuai dengan SNI 03-1742-1989.

c) Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis timbunan yang dipadatkan sesuaidengan SNI 03-2828-1992 dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan kepadatankurang dari yang disyaratkan maka Penyedia Jasa harus memperbaiki pekerjaan sesuaidengan Pasal 3.2.1.8 dari Seksi ini. Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman penuhpada lokasi yang diperintahkan oleh KPA, tetapi harus tidak boleh berselang lebih dari200 m. Untuk penimbunan kembali di sekitar struktur atau pada galian parit untukgorong-gorong, paling sedikit harus dilaksanakan satu pengujian untuk satu lapispenimbunan kembali yang telah selesai dikerjakan. Untuk timbunan, paling sedikit saturangkaian pengujian bahan yang lengkap harus dilakukan untuk setiap 1000 meter kubikbahan timbunan yang dihampar.

3) Kriteria Pemadatan untuk Timbunan Batu

Penghamparan dan pemadatan timbunan batu harus dilaksanakan dengan menggunakanpenggilas berkisi (grid) atau pemadat bervibrasi atau peralatan berat lainnya yang serupa.Pemadatan harus dilaksanakan dalam arah memanjang sepanjang timbunan, dimulai pada tepiluar dan bergerak ke arah sumbu jalan, dan harus dilanjutkan sampai tidak ada gerakan yangtampak di bawah peralatan berat. Setiap lapis harus terdiri dari batu bergradasi menerus danseluruh rongga pada permukaan harus terisi dengan pecahan-pecahan batu sebelum lapisberikutnya dihampar. Batu tidak boleh digunakan pada 15 cm lapisan teratas timbunan dan batuberdimensi lebih besar dari 10 cm tidak diperkenankan untuk disertakan dalam lapisan teratasini.

4) Kriteria Pemadatan untuk Lapisan Penopang

Timbunan Pilihan Berbutir lapisan penopang diatas tanah lunak (CBR lapangan kurang dari2%) dapat dihampar dalam satu atau beberapa lapis yang harus dipadatkan denganpersetujuan khusus tergantung kondisi lapangan. Tingkat pemadatan harus cukup agar dapatmemungkinkan pemadatan sepenuhnya pada timbunan pilihan lapis selanjutnya dan lapisanperkerasan.

5) Percobaan Pemadatan

Penyedia Jasa harus bertanggungjawab dalam memilih metode dan peralatan untuk mencapaitingkat kepadatan yang disyaratkan. Bilamana Penyedia Jasa tidak sanggup mencapaikepadatan yang disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini harus diikuti.

Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan peralatan pemadat dankadar air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai sehingga dapat diterima oleh KPA. Hasilpercobaan lapangan ini selanjutnya harus digunakan dalam menetapkan jumlah lintasan, jenisperalatan pemadat dan kadar air untuk seluruh pemadatan berikutnya.

3.2.5 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

2) Pengukuran Timbunan

b) Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang diperlukan,diselesaikan di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus berdasarkan gambarpenampang melintang profil tanah asli yang disetujui atau profil galian sebelum setiaptimbunan ditempatkan dan gambar dengan garis, kelandaian dan elevasi pekerjaan

Page 70: Spek Teknis

timbunan akhir yang disyaratkan dan diterima. Metode perhitungan volume bahanharuslah metode luas bidang ujung, dengan menggunakan penampang melintangpekerjaan yang berselang jarak tidak lebih dari 25 m, dan berselang tidak lebih dari 50meter untuk daearah yang datar.

3) Dasar Pembayaran

Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut berapapun yangdiperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari masing-masing harga yangdimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk Mata Pembayaran terdaftar di bawah,dimana harga tersebut harus sudah merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan,pemasokan, penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, seluruh biayalain yang perlu atau biaya untuk penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yangdiuraikan dalam Seksi ini.

Nomor MataPembayaran

Uraian SatuanPengukuran

3.2.2 Timbunan Pilihan Meter Kubik

Page 71: Spek Teknis

SPESIFIKASI KHUSUS

SEKSI Skh 3.2

GEOTEXTILE

3.1.1 UMUM

Pekerjaan ini merupakan pengadaan dan pemasangan geotextile yang bertujuanuntuk stabilisasi atau memperkuat tanah dasar (sub grade).

3.1.2 BAHAN

- Geotextile digunakan untuk perkuatan tanah/timbunan harus memenuhipersyaratan spesifikasi.

- Geotextile harus dari jenis yang dianyam (woven) berbentuk lembaran danterbuat dari serat menerus dengan bahan polimer polypropylene. Kualitasdari polimer yang dipakai harus bersertifikasi dari pabrik, tahan terhadapasam, alkali dan zat kimia didalam rentang pH. 2-14.

- Geotextile harus memiliki daya tahan terhadap pengaruh kontak langsungdengan bahan kimia yang umumnya terdapat didalam tanah dan memilikidaya tahan terhadap pengaruh mikro biologis lainnya.

- Geotextile harus memiliki kuat tarik izin yang memenuhi syarat. Kuat tarikizin yang dimaksud haruslah sudah mempertimbangkan faktor – factor yangmungkin mempengaruhi kinerja dari geotextile

- Geotextile harus memenuhi atau melampaui semua persyaratan seperti yangtersebut dibawah ini :

Properti Persyaratan Metoda Pengujian

(a). Massa Nominal min.300 Gr/m2 ASTM D4595

(b). Identifikasi Fiber Polypropylene

(c). Kuat Tarik (Metode Strip)- arahpanjang min. 55 kN/m’ ASTM D4595- arah lebar min. 51 kN/m’ ASTM D4595

(d). Pemanjangan (Metode Strip)- arah panjang 14 % ASTM D4595- arah lebar 09 % ASTM D4595

(g). Kuat sobek (metode Trapezoid)- arah panjang min. 880 N ASTM D4533- arahweft min. 730 N ASTM D4533

Page 72: Spek Teknis

- Setiap rol geotextile & georid yang dikirimkan dilapangan, harusmempunyai tanda produksi dan peryataan tipe yang tertera jelas untukmaksud pemeriksaan visual.

- Geotextile & georid yang dikirim kelapangan harus dengan pembungkusuntuk melindungi material tersebut terutama dari sinar matahari.Penyimpanan dan pemasangan geotextile tersebut tidak bolehmengakibatkan kerusakan fisik.

- Geotextile dipasang sesuai dengan rekomendasi/petunjuk yang dikeluarkanpabrik, dan harus dipasang pada lokasi seperti yang dicantumkan padagambar rencana atau atas petunjuk KPA.

3.1.3 PEKERJAAN

Lingkup dari pekerjaan ini meliputi semua penyediaan tenaga, peralatandan bahan sehubungan dengan pekerjaan pemasangan geotextile.

Pemasangan geotextile harus sesuai dengan gambar kerja sertamemperhatikan agar geotextile yang telah terhampar tidak merosot, terlipatatau sobek pada saat ditimbuni material lain diatasnya.

Geotextile yang telah sobek/ tercabik tidak boleh digunakan/dipasang.

Apabila perlu diadakan penyambungan geotextile, maka saambungantersebut harus disambung dengan stitcher sedemikian rupa sehingga tidakada kemungkinan lolosnya butiran yang terletak di kedua sisi geotextile.

Apabila untuk penyambungan tersebut pemborong harus melakukanoverlapping dari geotextile yang disambung, maka overlapping tersebutharus menjamin kekuatan yang paling sedikit sama dengan geotextile.

3.1.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARANVolume pekerjaan yang dibayar menurut kontrak sudah termasuk peralatan,material, buruh, finishing, dan pekerjaan/ material lainnya yang diperlukanuntuk pekerjaan ini sesuai gambar rencana kecuali apabila mempunyaimata pembiayaan tersendiri.

Nomor mata pembiayaan dan uraian Satuan

SK 3.1 Geotextile Meter Persegi

Page 73: Spek Teknis

SEKSI Skh 3.2.1

GAMBANGAN ( UYONG SAGU )

3.2.8 UMUM

1. Uraian

a. Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan uyung saguyang disetujui, penghamparan uyong sagu diperlukan untuk membentuk dimensihamparan sesuai elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujuioleh Kuasa Pengguna Anggaran.

b. Uyung Sagu yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini harus dibagi menjadilapis ,yaitu lapisan pertama dipasang arah memanjang jalan dan lapisan keduadipasang arah melintang jalan, di atas tanah.

c. Uyung Sagu digunakan untuk meningkatkan kapasitas daya dukung tanahdasar pada lapisan penopang (capping layer) dan sebagai gambangan.

14) Toleransi Dimensi

a. Elevasi akhir setelah penghamparan uyung sagu harus lebih tinggi dari 4 cm ataulebih dari yang ditentukan atau disetujui.

b. Seluruh permukaan akhir penghamparan uyung sagu harus cukup rata.

15) Pengajuan Kesiapan Kerja

a. Untuk setiap penghamparan uyung sagu yang akan dibayar menurut ketentuanSeksi dari Spesifikasi ini, Penyedia Jasa harus menyerahkan pengajuan kesiapan dibawah ini kepada Kuasa Pengguna Anggaran sebelum setiap persetujuan untukmemulai pekerjaan disetujui oleh Kuasa Pengguna Anggaran:

b. Gambar detil penampang melintang dan memanjang yang menunjukkanpermukaan yang telah dipersiapkan untuk penghamparan uyong sagu;

c. Penyedia Jasa harus menyerahkan hal-hal berikut ini dalam bentuk tertulis kepadaKuasa Pengguna Anggaran segera setelah selesainya setiap ruas pekerjaan, dansebelum mendapat persetujuan dari Kuasa Pengguna Anggaran, tidakdiperkenankan menghampar bahan lain di atas pekerjaan uyung sagu.

16) Jadwal Kerja

a. Penghamparan uyung sagu pada jalan harus dikerjakan dengan menggunakanpelaksanaan setengah lebar jalan sehingga setiap saat jalan tetap terbuka untuk lalulintas.

17) Cuaca yang Diijinkan untuk

18) Bekerja

Penghamparan uyung sagu boleh dihampar sewaktu hujan, dan boleh dilaksanakansetelah hujan.

Page 74: Spek Teknis

3.2.9 BAHAN

1) Sumber Bahan

Uyung sagu harus dipilih dari sumber bahan yang disetujui.

3.2.10 PENGHAMPARAN

1) Penyiapan Tempat Kerja

a. Sebelum penghamparan uyung sagu pada setiap tempat, semua bahan yang tidakdiperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Kuasa PenggunaAnggaran.

2) Penghamparan Uyung Sagu

a. Uyung Sagu harus dihamparkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebardalam lapisan memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan. Uyung sagudihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi ratasehingga sama tebalnya.

b. Uyung sagu umumnya diangkut langsung dari sumber bahan ke lokasi pekerjaanyang telah disiapkan dan disebarkan.

3.2.6 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

3) Pengukuran Uyung sagu

a. Uyong sagu harus diukur sebagai jumlah meter persegi bahan yang diperlukan,diselesaikan di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus berdasarkan gambarpenampang melintang dan memanjang yang disetujui.

4) Dasar Pembayaran

Kuantitas uyung sagu yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkutberapapun yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari masing-masing harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk MataPembayaran terdaftar di bawah, dimana harga tersebut harus sudah merupakankompensasi penuh untuk pengadaan, pemasukan, penghamparan, penyelesaian akhir,seluruh biaya lain yang perlu atau biaya untuk penyelesaian yang sebagaimanamestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.

Nomor MataPembayaran

Uraian SatuanPengukuran

Sk 3.2.(1) Uyung sagu Meter Persegi