Spek Teknis Reservoar

download Spek Teknis Reservoar

of 32

description

spesifikasi teknis reservoar penampungan air

Transcript of Spek Teknis Reservoar

  • 1

    Syarat-Syarat dan Spesifikasi Teknis

    A. Syarat-syarat

    1. Syarat-syarat Umum

    Tata laksana dalam penyelenggaraan Pekerjaan Pembuatan Bak Reservoar dan Instalasi, didasarkan pada peraturan-peraturan sebagai berikut. 1.1 Undang-undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 1999

    tentang Jasa Konstruksi. 1.2 Undang-undang Republik Indonesia nomor 28 tahun 2002

    tentang Bangunan Gedung. 1.3 AV 1941. 1.4 Undang-undang nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial

    Tenaga Kerja. 1.5 Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan

    Kerja. 1.6 SKB Menaker dan Menteri PU nomor Kep.174/MEN/86 dan

    104/KPTS/1986 tentang K3 ditempat kegiatan konstruksi.

    2. Prinsip Utama 2.1 Pada dasarnya semua pekerjaan baru dapat dilakukan setelah mendapat IZIN TERTULIS dari Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.

    2.2 Pada dasarnya semua material baru dapat digunakan setelah mendapat IZIN TERTULIS dari Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.

    2.3 Pada dasarnya semua pekerjaan harus dilaksanakan berdasarkan standar-standar Nasional/Internasional yang relevan dengan pekerjaan tersebut. Persyaratan-persyaratan dan lain-lain yang disebutkan dalam bagian-bagian dari RKS ini adalah untuk Referensi minimum.

    2.4 Pekerjaan/bagian pekerjaan hanya dapat dianggap selesai dan dapat diperhitungkan dalam progress report jika telah mendapat persetujuan Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.

    2.5 Pekerjaan ini bersifat lumpsum dalam pengertian bahwa jika terdapat sebagian atau keseluruhan pekerjaan ini gagal/tidak diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen maka pekerjaan dianggap belum dilaksanakan sehingga tidak dicatat dalam progress pelaksanaan.

    2.6 Semua biaya testing seperti Loading Test/PDA test, Commissioning (untuk M/E), Pressure Test (untuk Plumbing) dan Test Beban untuk Listrik merupakan kewajiban dan beban Kontraktor dianggap telah diperhitungkan didalam penawaran serta termasuk didalam lingkup pekerjaan.

    2.7 Seluruh material PEMBUATAN BAK RESERVOAR DAN INSTALASI harus dilaksanakan/dipasang sesuai petunjuk/manual pabrik/industri produsennya.

    2.8 Penyebutan Merk/Dagang/Type Product yang ada di RKS dan RAB serta gambar hanya dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang kualitas material yang diinginkan, dan harus dipersiapkan adanya material yang setara (equal) dan atau yang sama.

  • 2

    2.9 Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen mempunyai HAK MUTLAK untuk Menerima dan atau Menolak segala sesuatu menyangkut material, tata cara bekerja dan atau hasil produk dari sebagian dan atau keseluruhan pekerjaan.

    2.10 Kontraktor diharuskan menunjukkan contoh sample material/gambar material sebelum mengadakan pembelian.

    3. Syarat-Syarat Khusus yang Harus Dipenuhi Oleh Kontraktor

    Penggunaan standar yang tercantum dalam spesifikasi ini mencakup, tetapi tidak terbatas pada standar yang dirumuskan oleh badan-badan dan organisasi yang tercantum disini merupakan acuan yang harus ditaati/dipenuhi oleh Kontraktor dalam Rehabilitasi Pengadilan Limboto Tahap II ini. 3.1 Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan

    Gedung SNI 03-1726-1989. 3.2 Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan

    Gedung SNI 03-1727-1989. 3.3 Pedoman Mendirikan Bangunan Gedung SNI 03-1728-

    1989. 3.4 Pedoman Perencanaan Bangunan Baja untuk Gedung SNI

    03-1729-1989. 3.5 Pedoman Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur

    Dinding Bertulang untuk Rumah dan Gedung SNI 03-1734-1989.

    3.6 Tata Cara Perencanaan Bangunan dan Lingkungan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung SNI 03-1735-1989.

    3.7 Tata Cara Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung SNI 03-1736-1989.

    3.8 Tata Cara Pelaksanaan Sistem Hidran untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung SNI 03-1745-1989.

    3.9 Tata Cara Pelaksanaan Alat Bantu Evakuasi untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung SNI 03-1746-1989.

    3.10 Tata Cara Pencegahan Rayap pada Pembuatan Bangunan Rumah dan Gedung SNI 03-2404-1991.

    3.11 Tata Cara Penanggulangan Rayap pada Bangunan Rumah dan Gedung dengan Termitisida SNI 03-2405-1991.

    3.12 Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991

    3.13 Tata Cara Pengecatan Logam SNI 03-2408-1991 3.14 Spesifikasi Bahan Bangunan SNI 03-0106-1987, SNI 03-

    0349- 1989, SNI 03-2445-1991. 3.15 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 1977 yang

    diterbitkan oleh Yayasan Normalisasi Indonesia. 3.16 Peraturan Tentang Kayu SNI 03-2445-1991. 3.17 Penangkal Petir untuk Bangunan SNI 03-3990-1995. 3.18 SII (Standar Industri Indonesia). 3.19 AASHTO (American Association of State Highway and

    Transportation Officials). 3.20 ACI (American Concrete Institute). 3.21 AISC (American Institute of Steel Construction). 3.22 ANSI (American National Standar Institute).

  • 3

    3.23 ASTM (American Society for Testing and Materials). 3.24 AWS (American Welding Society Inc). 3.25 CRSI (Concrete Reinforcing Steel Institute). 3.26 National Electrical Code) & British Standards. 3.27 Peraturan PB. Perbakin 3.28 Regulation of International Shooting Sport Federation 3.29 Petunjuk-petunjuk dari Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen. 3.30 Buku Spesifikasi ini merupakan bagian yang tidak

    terpisahkan dan merupakan kesatuan yang saling melengkapi dengan gambar-gambar Rencana dan Bill of Quantity serta Berita Acara Rapat. Jika terdapat kontradiksi dengan salah satu dari dokumen tersebut maka Kontraktor wajib bertanya kepada Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.

    4. Syarat-Syarat

    Khusus K3LL

    Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas semua personil di job site karena itu Kontraktor wajib memiliki Sistem K3LL sebagai berikut: 4.1 Kontraktor wajib memiliki system K3LL yang meliputi :

    a. Pernyataan Kebijakan K3LL. b. Prosedur tanggap darurat. c. Peraturan K3LL. d. Induksi dan Orientasi K3LL. e. Rapat pertemuan K3LL. f. Pelatihan K3LL. g. Program Pengelolaan Peralatan dan Material. h. Program Tata Cara Pembuangan Limbah Konstruksi. i. Alat Pelindung Diri (APD). j. Program Inspeksi K3LL. k. Prosedur Pelaporan Kecelakaan. l. Dukungan Professionalisme K3LL. m. Asuransi Kecelakaan & Jamsostek. n. Lingkungan. o. Statistik K3LL. p. Prosedur Investigasi Kecelakaan.

    4.2 Kontraktor wajib memiliki struktur organisasi K3LL dan job description dengan syarat-syarat sebagai berikut : a. Manager K3LL :

    Berpengalaman sebagai Manager K3LL minimal 3 tahun pada pekerjaan konstruksi.

    Melampirkan biodata lengkap. b. Safety Officer :

    Berpengalaman sebagai Safety Officer minimal 3 tahun pada pekerjaan konstruksi.

    Melampirkan biodata lengkap. c. Safetyman :

    Berpengalaman sebagai Safetyman minimal 3 tahun pada pekerjaan konstruksi.

    Melampirkan biodata lengkap. 4.3 Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen berhak menetapkan

    sanksi administratif jika karena kelalaian Kontraktor terjadi kecelakaan fatal.

  • 4

    5. Hak cipta - Hak Kekayaan Intelektual Pajak-Pajak dan Bea Masuk Izin Kerja

    Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen menganggap bahwa pada dasarnya segala sesuatu yang menyangkut Izin Kerja (termasuk untuk orang asing) - Hak Cipta - Hak Kekayaan Intelektual - Pajak-pajak & Bea Masuk, menjadi tanggung jawab Main Contractor. Dengan demikian, semua personil, peralatan, system serta kegiatan yang berlangsung didalam pembangunan proyek ini merupakan kegiatan legal/sah sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan RI

    6. Metode Pelaksanaan & Metode Konstruksi Serta Rencana Pelaksanaan

    Kontraktor harus mengajukan Metode Pelaksanaan & Metode Konstruksi dalam Proposal penawarannya. Metode tersebut meliputi : 6.1 Program Mobilisasi & Demobilisasi. 6.2 Program Penempatan Peralatan & Peralatan yang

    Digunakan. 6.3 Program Penempatan SDM lengkap dengan Curiculum

    Vitae. 6.4 Schedule Pelaksanaan dengan Net Work Planning dan

    Curva S. 6.5 System Pelaksanaan Konstruksi & Struktur. 6.6 System Pelaksanaan Finishing Architektur & M/E

    Khususnya hal-hal yang spesifik.

    7. Organizing Structure

  • 5

    B. Uraian Pekerjaan 8. Lingkup

    Pekerjaan

    Pekerjaan yang akan dilaksanakan PEMBUATAN BAK RESERVOAR DAN INSTALASI sesuai dengan gambar dan spesifikasi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari dokumen ini. Pekerjaan tersebut di atas meliputi namun tidak terbatas pada : 8.1 Pekerjaan Persiapan 8.2 Pekerjaan PEMBUATAN BAK RESERVOAR DAN

    INSTALASIsebagaimana ditujukan pada gambar dan atau Bill of Quantity

    8.3 Pekerjaan Penyelesaian dan Penyerahan Dokumen As Built Drawing

    9. Sarana Bekerja

    Dan Tata Cara Pelaksanaan

    9.1 Kontraktor harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Untuk kelancaran pekerjaan Kontraktor harus

    menyediakan tenaga ahli yang bersertifikat sesuai dengan bidangnya

    b. Tenaga Ahli tersebut harus mengajukan Curiculum Vitae dan menunjukkan sertifikat sesuai dengan bidang keahliannya.

    c. Kontraktor harus membangun struktur organisasi di site minimal sebagai berikut :

    9.2 Kontraktor harus menyediakan semua peralatan yang nyata-

    nyata diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen berhak meminta Kontraktor mengadakan peralatan pembantu pekerjaan yang dianggap perlu untuk menjamin kecepatan, mutu dan ketepatan pekerjaan. Semua biaya mobilisasi dan sewa pakai peralatan dianggap telah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. Sebagai gambaran, peralatan minimal yang harus digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah :

  • 6

    No. Jenis Peralatan Kapasitas

    1 Genset 50 KVA

    2 Dump Truck 6 Ton

    3 Molen (Concrete Mixer) 7,5 Hp

    4 Water Pump 5 Hp

    9.3 Kontraktor wajib meneliti Situasi Tapak - Job Site dan hal

    lain yang dapat mempengaruhi penawaran. Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib melakukan survey ulang guna memperoleh data yang akurat.

    9.4 Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam SPESIFIKASI TEKNIS, Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan, Berita Acara Rapat Lapangan, serta petunjuk Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.

    9.5 Penawaran yang diajukan oleh Kontraktor bersifat lumpsum hingga pekerjaan yang dimaksud selesai. Item-item dan volume yang digunakan dalam penawaran harga dimaksudkan sebagai alat untuk menghitung dan mendapatkan harga.

    C. Pekerjaan Persiapan

    10. Ukuran-Ukuran

    10.1 Ukuran-ukuran dalam pekerjaan ini menggunakan sistem metrik (centimeter dan meter).

    10.2 Peil 0,00 Bangunan akan ditetapkan kemudian oleh Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen, dan Kontraktor Pelaksana fisik.

    10.3 Di bawah pengamatan Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen, Kontraktor harus membuat titik duga dari beton bertulang 10 x 10 x 200 cm. Titik duga tersebut harus dijaga kedudukannya serta tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung dan tidak boleh dibongkar tanpa seizin dari Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen. Kontraktor wajib menambahkan titik duga jika diperlukan oleh Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.

    10.4 Sebelum pekerjaan dimulai patok patok pembantu, Bouwplank harus disetujui Direksi Lapangan.

    10.5 Selama pelaksanaan pekerjaan, surveyor/juru ukur Kontraktor harus selalu stand by di Job Site lengkap dengan peralatannya. Semua pekerjaan yang akan dimulai harus diukur/ bidik ulang sebelum diizinkan secara tertulis oleh Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen untuk dilaksanakan.

    10.6 Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas tepatnya pekerjaan menurut ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar.

  • 7

    10.7 Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran satu sama lain dan bila ada perbedaan ukuran dalam gambar dan Spesifikasi segera dilaporkan kepada Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen. Bilamana terdapat selisih satu perbedaan ukuran maka petunjuk Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen yang dijadikan pedoman.

    10.8 Bilamana dalam pelaksanaan terdapat perubahan-perubahan akibat penyelesaian dilapangan, maka hal ini dianggap telah diperhitungkan sebagai resiko Kontraktor.

    11. Papan Nama

    Proyek

    11.1 Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor lebih dulu membuat papan nama proyek.

    11.2 Papan nama proyek dipasang sesuai dengan standard yang berlaku berdasarkan petunjuk Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen dan menjadi biaya Kontraktor.

    11.3 Papan nama proyek dimaksud harus dipasang di lokasi proyek dan harus ditempat yang dapat dilihat dengan bebas..

    12. Kewajiban Sebelum Pekerjaan Dimulai

    12.1 Kontraktor harus melaksanakan pembersihan lapangan sebelum memulai pekerjaan tanah (earth work) sehingga semua kotoran, puing-puing, sampah, rumput, batang kayu dan lain-lain tidak ada lagi di job site. Dengan demikian luas job site terlihat dengan jelas.

    12.2 Kontraktor harus membuat Shop Drawing atas semua Rencana Pelaksanaan Pekerjaan. Shop Drawing dibuat dalam format AUTOCAD minimum versi 2008.

    13. Kewajiban

    Setelah Pekerjaan Selesai

    13.1 Setelah pekerjaan selesai dan sebelum diadakan penyerahan pekerjaan kepada Pemilik, Kontraktor harus membersihkan seluruh site dari segala macam kotoran, puing-puing dan semua peralatan yang digunakan selama masa konstruksi. Kotoran-kotoran tersebut harus dikeluarkan dari job site atas biaya Kontraktor.

    13.2 Pekerjaan pembersihan merupakan bagian dari progress pekerjaan sehingga bila hal ini belum diselesaikan secara tuntas maka pekerjaan tidak akan dianggap selesai 100%.

    13.3 Kontraktor harus membuat As Built Drawing secara bertahap yang menunjukkan realisasi pekerjaan yang sebenarnya. Pekerjaan hanya dianggap selesai 100% setelah As Built Drawing ditanda tangani oleh Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.

    14. Kewajiban

    Selama Pekerjaan Berlangsung

    14.1 Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kesehatan, keselamatan kerja dan lindungan lingkungan.

    14.2 Dasar Hukum: a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang

    Keselamatan Kerja b. Keputusan Dirjen Binawas Nomor

    KEP/20/DJPPK/2004 tentang Sertifikasi Kompetensi K3 Bidang Konstruksi Bangunan.

    c. SKB Menaker dan Menteri PU Nomor KEP. 174/MEN/86 dan 104/KPTS/1986 tentang K3 di tempat Kegiatan Konstruksi.

  • 8

    d. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/SE/M/2005 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi untuk Instansi Pemerintah.

    14.3 Yang dimaksud dengan kesehatan adalah:

    a. Setiap pekerja baru harus melalui pemeriksaan kesehatan (Medical Check Up) pada dokter atau rumah sakit yang ditunjuk.

    b. Melindungi semua pekerja dari kemungkinan bahaya terhadap kesehatan pekerja dengan menggunakan alat pelindung diri pribadi (Personal Protective Equipment) minimal terdiri atas : Dust Maker untuk melindungi pernafasan. Kacamata keselamatan. Penyumbat telinga. Sepatu keselamatan. Topi keselamatan. Kaos tangan. Safety Belt. Jaringan Pengaman/Safety Net. Dan sebagainya

    c. Pengawasan dan pemeriksaan kesehatan terhadap makanan/minuman, kantin sendiri atau supplier makanan dengan menggunakan check list oleh petugas K3LL.

    d. Pengawasan terhadap kebersihan air minum, fasilitas air untuk mandi dan cucian ditempat kerja.

    e. Pengawasan terhadap kebersihan pakaian kerja. f. Pengawasan terhadap waktu istirahat malam (disiplin

    waktu) g. Pengawasan terhadap penggunaan minuman alkohol,

    obat terlarang dan sebagainya yang dianggap mengganggu kesehatan pekerja.

    h. Pengawasan terhadap sanitasi. i. Melakukan fogging system secara berkala sesuai

    kebutuhan. j. Jaminan pemeliharaan kesehatan pekerja melalui

    program Jamsostek. k. Menjalin hubungan kerjasama dengan pihak klinik l. (Puskesmas) terdekat guna menanggulangi bila terjadi m. keadaan darurat (emergency case) ditempat kerja. n. Menjalin hubungan kerjasama dengan pihak rumah sakit

    untuk rujukan (tindak lanjut) bila terjadi keadaan darurat (emergency case) ditempat kerja.

    o. Menyediakan stretcher atau tandu ditempat kerja. p. Menyediakan & memasang jaringan pengaman/jaring

    keselamatan.

  • 9

    14.4 Lindungan Lingkungan: Kontraktor wajib melaksanakan semua aspek yang berhubungan dengan lindungan lingkungan lokasi tempat kerja sebagai berikut : a. Sistim pengolahan limbah (Biodegradable waste

    system). b. Dampak negatif yang ditimbulkan terhadap lingkungan

    sekitar antara lain kebisingan, keributan, getaran, bau, polusi udara, air limbah, kemacetan arus lalu lintas, kotoran pada jalan raya, aspek estetika, dan sebagainya. Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan untuk keperluan pekerjaan, Kontraktor harus berhati-hati sedemikian sehingga tidak mengganggu kelancaran lalulintas atau menimbulkan kerusakan terhadap jalan yang telah ada dan prasarana lainnya. Bilamana terjadi kerusakan, Kontraktor berkewajiban untuk memperbaiki/mengganti.

    c. Dampak-dampak negatif lainya yang dapat menimbulkan penyakit terhadap pekerja antara lain kebersihan dan kerapian tempat kerja, kebersihan makanan dan air minum, kebersihan tempat tinggal, sanitasi, kebersihan kamar mandi dan toilet, dan sebagainya.

    14.5 Cuaca Pekerjaan harus diberhentikan apabila cuaca tidak memungkinkan yang memungkinkan penurunan mutu suatu pekerjaan.

    D. Keamanan Proyek Dan Keselamatan Kerja 15. Keamanan Proyek

    15.1 Selama berlangsungnya proyek, Kontraktor bertanggung jawab atas semua personil yang ditempatkan, termasuk personil Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen. Untuk itu Kontraktor wajib memberikan daftar nama personil setiap hari sebelum memulai pekerjaan kepada Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.

    15.2 Kontraktor harus menyediakan penerangan di daerah kerja, membuat pagar sementara disekeliling lokasi kerja dan menyediakan tanda tanda pengaman yang perlu.

    15.3 Kontraktor harus menempatkan petugas jaga/keamanan selama 24 jam untuk menjaga material/barang-barang Kontraktor dilapangan.

    15.4 Kontraktor wajib menyediakan alat-alat pemadam kebakaran dan bertanggung jawab atas kemungkinan terjadinya kebakaran selama masa pelaksanaan hingga penyerahan terakhir (kedua) proyek ini.

    15.5 Untuk menjamin keamanan bahan dan perlengkapan lainnya yang dianggap perlu, Kontraktor harus menyediakan gudang penyimpanan yang tertutup kuat dan aman dari resiko hilang atau rusak. Kontraktor juga diwajibkan menyediakan barak-barak untuk pekerja.

  • 10

    16. Asuransi Dan

    Keselamatan Kerja

    16.1 Kontraktor harus mengasuransikan personil yang ditempatkan sesuai dengan ketetapan pemerintah yang berlaku, (JAMSOSTEK, dll). Kontraktor harus menjamin keselamatan kerja semua personil melalui Asuransi Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen sesuai dengan Peraturan Keselamatan kerja termasuk pemakaian alat-alat perlindungan kerja.

    16.2 Kontraktor harus mengasuransikan seluruh pekerjaan yang dilaksanakan pada proyek ini (Construction All Risks) terhadap Bahaya Kebakaran dan Bahaya Kegagalan Konstruksi selama masa pelaksanaan hingga habisnya masa pemeliharaan.

    16.3 Biaya yang timbul akibat asuransi ini menjadi beban Kontraktor karena itu dianggap telah diperhitungkan di dalam penawaran Kontraktor

    17. Kantor Direksi

    Lapangan dan Kontraktor

    17.1 Kontraktor harus menyediakan kantor Direksi Lapangan di lapangan seluas minimal 24 m2, yang letaknya dekat dengan kantor Kontraktor, terdiri dari ruangan-ruangan sebagai berikut: a. Ruang Direksi Lapangan. b. Ruang Teknis c. Ruang Istirahat d. Ruang Rapat e. Ruang Kontraktor f. Ruang Lab. Lapangan

    17.2 Konstruksi Kantor bersifat sementara, lantai dari ruang-ruang dibuat dari beton rabat, dinding dari papan. Kontraktor juga harus menyediakan Kantor sementara dengan luas dan kualitas minimum sama dengan Kantor Direksi Lapangan.

    17.3 Kontraktor harus menyediakan listrik dan air secukupnya yang diperlukan Kantor Direksi Lapangan.

    17.4 Kontraktor harus menyediakan perlengkapan Kantor Kontraktor dan Kantor Direksi Lapangan, antara lain masing masing adalah : a. Kursi dan meja tamu : Secukupnya b. Kursi dan meja tulis : Secukupnya c. Kotak P3K : Secukupnya d. Dan lain lain yang menurut Direksi Lapangan

    diperlukan. 17.5 Kontraktor menyediakan alat komunikasi agar hubungan

    antara Direksi Keet, Kantor dan Site berjalan dengan lancar. 17.6 Kontraktor bertanggung jawab atas perawatan Kantor dan

    perawatan Kantor Direksi Lapangan. 17.7 Setelah pekerjaan selesai seluruh Kantor dan peralatannya

    harus dipindahkan dan Kontraktor berkewajiban untuk membongkar dan memindahkan bila diminta Direksi Lapangan.

  • 11

    18. Generator Set & Penyediaan Air Sementara

    18.1 Gen - Set. Untuk keperluan penerangan pada malam hari dan untuk keperluan bekerja, Kontraktor wajib menyediakan dan mengoperasikan satu set generator dengan kapasitas minimal 50 (lima puluh) KVA. Instalasi listrik untuk gedung, barak pekerja, Ruang Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen serta jalan masuk dan tempat-tempat lain yang ditentukan kemudian harus dipasang sesuai peraturan yang berlaku oleh instalatur PLN.

    18.2 Penyediaan Air Sementara. Untuk keperluan air pekerjaan dan pekerja, Kontraktor harus membuat sumur. Segala biaya yang dikeluarkan untuk pekerjaan pembuatan sumur ini dimasukkan dalam penawaran atau paling tidak dianggap telah diperhitungkan dalam penawaran. Kualitas air yang didapat dari sumur tersebut harus ditreatment sehingga memenuhi syarat kesehatan sesuai standar WHO. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya akan akibat yang timbul dari pemakaian air yang tidak memenuhi syarat. Kontraktor harus membuat metode pelaksanaan pembuatan sumur di mana termasuk di dalamnya tentang letak, sistem pelaksanaan pekerjaan dan kapasitas debit air yang diperoleh. Metode pelaksanaan ini harus dimintakan persetujuannya kepada Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.

    19. Daerah Kerja dan

    Jalan Masuk

    Kontraktor akan diberikan Daerah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini. Lokasi tersebut dapat diperoleh dengan cara sewa/pinjam berdasarkan ketentuan yang berlaku, harus membatasi operasinya di lapangan yang betul betul diperlukan untuk pekerjaan tersebut. Tata letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpanan bahan bangunan dan jalur pengangkutan material dibuat oleh Kontraktor dengan persetujuan Direksi Lapangan.

    E. Mobilisasi Dan Demobilisasi 20. Umum

    Kontraktor harus bertanggung jawab atas semua proses mobilisasi dan demobilisasi. Program mobilisasi/demobilisasi harus diajukan serta tertulis kepada Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen 20.1 Persyaratan mobilisasi.

    a. Pembelian atau sewa atas tanah guna keperluan base camp Kontraktor dan kegiatan pelaksanaan adalah beban Kontraktor.

    b. Mobilisasi dari semua staf Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen dan semua pekerja yang diperlukan untuk pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan kontrak menjadi beban Kontraktor.

    c. Mobilisasi dan pemasangan peralatan konstruksi dari suatu lokasi asalnya ketempat yang digunakan sesuai ketentuan kontrak adalah tanggung jawab Kontraktor.

  • 12

    d. Penyediaan dan pemeliharaan base camp Kontraktor, termasuk bila perlu kantor-kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel-bengkel, gudang-gudang dan sebagainya.

    e. Pembuatan dan penyerahan suatu program mobilisasi 20.2 Persyaratan mobilisasi untuk kantor lapangan dan fasilitas

    untuk Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen. Penyediaan dan pemeliharaan kantor dan akomodasi staf dengan perlengkapannya yang digunakan Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen harus sesuai dengan persyaratan yang ditentukan

    20.3 Persyaratan mobilisasi untuk fasilitas pengendalian mutu. Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium lapangan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan termasuk per-alatan laboratorium lapangan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor dan menjadi bagian dari kontrak.

    20.4 Persyaratan demobilisasi untuk semua kontrak. Pekerjaan demobilisasi dari daerah kerja (site) yang dilaksanakan oleh pihak Kontraktor pada akhir kontrak, termasuk membongkar kembali seluruh instalasi-instalasi, peralatan dan kantor untuk Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen diharuskan untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan pada daerah kerja (site), sehingga kondisinya sama dengan Perencanaan.

    21. Program

    Mobilisasi

    21.1 Pihak Kontraktor harus menyiapkan, menyerahkan dan mendapatkan persetujuan dari Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen perihal Program Mobilisasi dalam jangka waktu seperti ditentukan.

    21.2 Program Mobilisasi harus menetapkan waktu dari semua kegiatan mobilisasi yang berlaku dan tambahan informasi berikut ini harus dimasukkan pula: a. Lokasi Base Camp Kontraktor dengan memperlihatkan

    jarak ke lokasi dari SITE b. Rencana pengiriman Peralatan yang menunjukkan lokasi

    saat ini dari seluruh Peralatan yang terdaftar dalam jadwal yang dimasukkan bersama penawaran, bersama cara pengangkutan yang diusulkan untuk dipakai dan jadwal tibanya ditempat kerja.

    c. Kontraktor harus meminta persetujuan Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen atas setiap perubahan pada jadwal peralatan dan penyediaan staf yang telah dimasukkan bersama Penawaran.

    d. Harus membuat suatu Format Bagan Balok yang dapat memperlihatkan kemajuan pekerjaan secara menyeluruh dan diperlihatkan pula setiap kegiatan-kegiatan pekerjaan mobilisasi yang utama serta kurva kemajuan untuk menyatakan presentase kemajuan pekerjaan

  • 13

    22. Demobilisasi Akhir

    Pada waktu akhir pekerjaan, maka Demobilisasi menyeluruh adalah tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan Demobilisasi meliputi seluruh personil, peralatan dan pembersihan. Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen yang berhak melakukan penilaian atas selesai/belum selesainya Demobilisasi. Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen berhak untuk menolak pekerjaan dinyatakan selesai jika Demobilisasi belum tuntas.

    F. Persyaratan Bahan Bahan

    23. Umum 23.1 Semua bahan bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-ketentuan umum yang berlaku di Indonesia mengenai bahan bangunan serta persyaratannya akan dicantumkan di bawah ini.

    23.2 Material yang dipakai dalam pekerjaan pekerjaan ini diutamakan produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan teknis yang ditentukan.

    23.3 Jika Kontraktor mengajukan bahan lain yang akan digunakan selain yang disyaratkan dalam Dokumen Tender, sebelum pemesanan bahan harus diberitahukan kepada Direksi Lapangan yang meliputi jenis, Kualitas dan Kuantitas bahan yang dipesan untuk mendapatkan persetujuan

    23.4 Direksi Lapangan akan menilai dan memberikan persetujuannya secara tertulis sepanjang memenuhi persyaratan teknis dan Kontraktor diwajibkan untuk sejauh mungkin mempergunakan bahan bahan produksi dalam negeri.

    24. Kode, Standard,

    Sertifikat dan Literatur Dari Pabrik

    Kontraktor harus menyediakan dilapangan antara lain : Foto copy persyaratan, Standard Bahan, Katalog, Rekomendasi dan Sertifikat dari Pabrik dan Informasi lainnya yang diperlukan untuk semua material yang dipergunakan dalam proyek ini serta petunjuk pemasangan barang-barang tersebut harus mengikuti prosedur yang direkomendasikan oleh Pabrik.

    25. Bahan Agregat Beton

    25.1 Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan harus berbutir keras, bersih dari kotoran - kotoran, zat zat kimia organic dan anorganik, dan yang dapat merugikan mutu beton ataupun baja tulangan dan bersudut tajam. Susunan pembagian butir harus memenuhi persyaratan seperti table prosentase lewat saringan :

  • 14

    UK Saringan ( mm )

    10 5 2.5 1.2 0.6 0.3 0.15

    % 100 90 100 80 100 25 65

    25 65

    10 35

    2 10

    25.2 Prosentase berat faksi butiran yang lebih halus dari 0.074

    mm, kotoran atau lumpur tidak boleh lebih dari 5 % terhadap berat keseluruhan, kecuali ketentuan diatas, semua ketentuan mengenai agregat halus beton (pasir) pada PBI 1991 harus dipenuhi.

    25.3 Agregat kasar adalah batu pecah (split) dengan ukuran maksimum 3 cm yang mempunyai bidang pecah minimal 4 buah dan mempunyai bentuk lebih kurang seperti kubus.

    25.4 Batu pecah diperoleh dari batu yang keras sesuai dengan persyaratan PBI, bersih serta bebas dari kotoran kotoran yang dapat memenuhi kekuatan dan mutu beton mupun baja. Pembagian butir harus memenuhi ketentuan seperti table prosentase lewat saringan dibawah ini :

    UK Saringan ( mm )

    30 25 20 15 10 5 2.5

    % 100 95 100

    30 70 0 10 0 5

    25.5 Bila mana diperlukan Kontraktor harus mengadakan

    percampuran percampuran butir untuk memperoleh pembagian butir (grain size distribution seperti yang disyaratkan pada butir 1 dan 4 pada pasal 15.

    26. Besi Tulangan

    26.1 Besi untuk tulangan beton yang akan digunakan dalam pekerjaan ini adalah besi dengan mutu U-24 (minimum yield-stress 2400 kg/cm) dan U-32 (minimum yield-stress 3200 kg/cm) dengan diameter pengenal seperti ditetapkan pada gambar kerja dan mengacu pada standar SNI.

    26.2 Untuk besi tulangan dengan diameter lebih besar dari atau sama dengan 13 mm, harus dari jenis besi ulir (deformed bar) U-32 sedangkan diameter yang lebih kecil dapat dipakai besi polos U-24.

    26.3 Setiap pengiriman sejumlah besi tulangan ke proyek harus dalam keadaan baru dan disertai dengan sertifikat dari pabrik pembuat dan bila Direksi Lapangan memandang perlu, contoh akan diuji ke laboratorium atas beban Kontraktor. Jumlahnya ditentukan kemudian sesuai kebutuhan.

  • 15

    26.4 Penyimpanan atau penumpukkan harus sedemikian rupa sehingga besi tulangan terhindar dari pengotoran-pengotoran minyak, udara lembab lingkungan yang dapat menyebabkan baja berkarat dan lain-lain pengaruh luar yang mempengaruhi mutunya, sebaiknya besi terlindung atau ditutup dengan terpal-terpal sebelum dan sesudah pembengkokkan.

    26.5 Besi tulangan ditumpuk di atas balok-balok kayu agar tidak langsung berhubungan dengan tanah.

    27. Semen

    27.1 Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam pekerjaan ini adalah Portland Cement type I yang memenuhi ketentuan dan syarat syarat dalam SII 0013-81.

    27.2 Semen yang didatangkan ke proyek harus dalam keadaan utuh dan baru, kantong-kantong pembungkus harus utuh dan tidak ada sobekan sobekan.

    27.3 Penyimpanan semen harus dilakukan dalam gudang tertutup dan terlindung dari pengaruh hujan dan lembab udara dan tanah, semen ditumpuk didalamnya diatas lantai panggung kayu minimal 30 cm diatas tanah. Tinggi penumpukkan maksimum adalah 15 lapis, semen yang kantongnya pecah tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan keluar proyek.

    27.4 Semen yang dipakai selalu diperiksa oleh Direksi Lapangan sebelumnya, semen yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dari proyek. Urutan pemakaian semen harus mengikuti urutan tibanya semen tersebut dilapangan sehingga untuk itu Kontraktor diharuskan menumpuk semen berkelompok menurut urutannya tiba di lapangan.

    27.5 Semen yang umurnya lebih dari tiga bulan sejak keluarnya dari pabrik tidak diperkenankan dipakai untuk pekerjaan pekerjaan yang sifatnya struktural.

    27.6 Bilamana Direksi Lapangan memandang perlu, Kontraktor harus melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa dan melihat apakah semen memenuhi syarat, atas biaya Kontraktor.

    28. Kayu 28.1 Kayu, kering udara, Kelas kuat I-II, Kelas Awet-I, mutu A.

    Digunakan untuk seluruh pekerjaan kayu yang disebutkan di atas, terkecuali dinyatakan lain dalam Buku Spesifikasi Teknis dan yang dinyatakan dalam gambar.

    28.2 Harus benar-benar kayu mutu terbaik dari jenisnya masing-masing.

    28.3 Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah, mata kayu, melintang basah dan lapuk.

    28.4 Syarat-syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PKKI. Untuk kayu Tenam, kelembaban tidak dibenarkan melebihi 12%.

    28.5 Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah yang disetujui oleh Direksi Lapangan Pengawas.

    28.6 Seluruh bahan kayu harus diawetkan dengan bahan pengawetan atau ANTI RAYAP.

  • 16

    29. Papan Gypsum 29.1 Bahan Gypsum Bahan Gypsum yang dipergunakan harus memiliki MOR (Modulus Of Repture) sekitar 21 N/mm2. Procedur test: Specification for Grades/GRCA SO 101/0380 App.A2.

    29.2 Kriteria Standarisasi Papan Gypsum yang akan digunakan harus memenuhi kriteria standarisasi sebagai berikut:

    29.3 Cetakan

    Bahan cetakan dan cara pembuatannya harus konsisten menjamin menghasilkan benda sesuai type dan kehalusan permukaan yang diminta pada batas toleransi yang diperkenakan.

    29.4 Kerangka dan Pelengkap Pemasangan Kerangka untuk pemasangan maupun perlengkapan bantu lainnya seperti Bracket, harus memperhatikan beberapa faktor sebagai berikut : Konstruksi berat atau ringan. Ukuran kerangka yang mungkin dibuat (tempat). Ketahanan terhadap api yang disyaratkan. Ketahanan terhadap lingkungan (korosi, bahan kimia

    dsb). 29.5 System Sambungan

    Penggunaan bahan untuk penutup celah harus memperhitungkan segala toleransi dalam pembuatan komponen Gypsum, sekaligus kemungkinan perubahan/gerak pada konstruksi gedung sebagai kesatuan menyeluruh.

    Hasil Test Satuan External Internal Keterangan

    Ruang Densiti g/cm3 1,7 0,1 1,2 0,1 105 C hrs

    Drying Kelenturan Kg/cm2 > 200 > 160 JIS A5403

    Modul Elastisitas Kg/cm2 12 16 x 10 4

    56 x 10 4 No. 3 Specimen

    Kekuatan

    t = 4 mm Cm > 85 > 80 JIS A5403

    Drop Ball Test t = 5 mm Cm > 105 > 100

    t = 6 mm Cm > 115 > 110

    Penyerapan Air % < 25 < 50 -

    Kandungan Air % < 10 < 10 -

    Perubahan Bentuk % 0,15 0,15 JIS A5418

    Penghantar Panas Kcal/mhC 0,23 0,27 JIS A1412

    Ketahanan Air - Lulus Lulus JIS A5418

    Ketahanan Api - Lulus Lulus

    Notification No. 1828 by the Japanese Ministry of

    Construction

  • 17

    30. Air Kerja

    30.1 Air yang dipakai untuk adukan beton dan adukan spesi harus bersih, bebas zat zat organik atau anorganik yang terkandung dalam air, yang dapat mempengaruhi kekuatan dan keawetan dari beton. Mutu air tersebut sedapat mungkin bermutu air minum.

    30.2 Air yang akan dipakai untuk pekerjaan beton, membilas membasahi dan lain lain harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan sebelum dipakai.

    30.3 Kontraktor harus menyediakan tempat tempat penampungan air kerja di lapangan untuk menjamin kelancaran kerja.

    30.4 Untuk memenuhi kebutuhan air kerja, apabila dipandang perlu Kontraktor diperbolehkan membuat sumur air bersih dalam daerah kerja pelabuhan sepanjang memenuhi persyaratan, atas beban biaya pihak Kontraktor.

    31. Bekisting

    31.1 Kayu yang dipakai untuk cetakan beton adalah kayu mutu kelas III menurut kebutuhan PPKI 1970 atau kayu lapis (plywood) ataupun kayu lokal yang memenuhi persyaratan.

    31.2 Ukuran tebal papan bekisting minimal 3 cm dan toleransi perbedaan tebal minimal adalah 2mm. Bila untuk papan bekisting dipakai Pywood tebal minimum 16 mm. Papan bekisting harus kering udara agar tidak menyusut pada waktu dipakai.

    31.3 Apabila kayu yang digunakan sesuai gambar, jenis dan ukurannya tidak dapat diperoleh di pasaran, maka Kontraktor boleh mengajukan usul perobahan kepada Direksi Lapangan dengan jenis dan ukuran kayu yang berbeda namun mutunya minimal sama atau lebih tinggi dari yang disyaratkan. Direksi Lapangan akan menilai dan memberikan persetujuan secara tertulis.

    31.4 Untuk Konstruksi Gelagar/rusuk rusuk penguat dipakai kayu yang sejenis atau kayu yang menguat lebih baik dengan ukuran yang memadai sesuai dengan perhitungan. Bilamana akan dipergunakan Dolken, diameter minimal harus 12 cm, lurus, tidak banyak cacat dan diameter terkecil pada salah satu ujungnya harus lebih besar dari 10 cm.

    31.5 Setelah umur beton dilewati, maka harus dilakukan pembongkaran cetakan beton (bekisting) serta memotong stek tulangan yang muncul ke permukaan beton dan menutupnya dengan adukan beton.

    32. Urugan

    32.1 Material urugan yang boleh digunakan adalah material yang memenuhi syarat besar butir rata-rata kurang dari 20 % lewat saringan No. 200. Untuk material urugan tersebut harus memenuhi batas-batas gradasi (grain size distribution) sebagai berikut :

  • 18

    US Standard Sieve Size % Finer By Weight

    Inchi ( 20 mm ) # 4 ( 5 mm ) # 10 ( 2 mm ) # 40 ( 0.4 mm ) # 4 ( 0.075 mm )

    100 80 100 45 100

    10 80 0 2

    32.2 Material Urugan harus bersih dan tidak diperbolehkan mengandung bahan bahan organik, seperti sisa-sisa tanaman dan lain-lain.

    32.3 Butiran material urugan harus cukup keras dan tidak mudah lapuk, serta mempunyai berat jenis minimal 1,7 ton/m dan specific grafity minimal (Gs) adalah rata-rata 2,4.

    33. Material Sirtu 33.1 Untuk material sirtu yang dipergunakan dalam pekerjaan ini

    harus memenuhi persyaratan batas gradesi sebagai berikut:

    US Standard Sieve Size % Finer By Weight

    6 Inchi ( 20 mm ) 3 Inchi ( 5 mm ) Inchi ( 2 mm ) # 10 ( 0.4 mm ) # 40 ( 0.075 mm ) # 200 ( 0.075 mm )

    100 70 100 35 100 0 90 0 2 0 2

    33.2 Material sirtu harus bersih dan tidak boleh mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa tanaman dan lain-lain.

    33.3 Butiran material sirtu cukup keras dan tidak mudah lapuk, serta mempunyai berat jenis minimal 1,7 ton/m dan specific grafity minimal (Gs) adalah rata-rata 2,4.

    34. Sumber Material Urugan dan Sirtu

    34.1 Kontraktor harus bertanggung jawab atas supply seluruh material yang diperlukan sebagai bahan urugan atau sirtu dalam pekerjaan ini, serta mencari lokasi-lokasi sumber material yang akan ditetapkan dengan petunjuk Direksi Lapangan.

    34.2 Kontraktor diwajibkan mengambil beberapa sample dan memeriksa grain size distribution dan mutu bahan urugan dan sirtu tersebut untuk diajukan kepada Direksi Lapangan.

    34.3 Bila material urugan dan sirtu tidak tersedia secara cukup di satu lokasi, maka Direksi Lapangan dapat menyetujui penggunaan material campuran dari beberapa lokasi. Dalam hal ini material-material tersebut harus dicampur terlebih dahulu untuk memenuhi persyaratan diatas sebelum dipakai.

    35. Batu

    35.1 Batu yang akan dipakai untuk berbagai keperluan dalam pekerjaan ini haruslah batu kali pecah (belah) yang ukurannya disesuaikan dengan keperluan atau gambar kerja.

    35.2 Batu yang diperlukan untuk konstruksi pondasi harus dari batu yang bersifat keras, specific grafity (Gs) minimum 2,5 ton/m, tidak menunjukkan tanda lapuk, bentuk persegi panjang tak beraturan, bergradasi baik, dengan ukuran sesuai dengan persyaratan, berupa batu belah yang berasal

  • 19

    dari batu kali atau batu gunung. Batu yang tidak bersudut sama sekali tidak diperbolehkan untuk dipakai.

    35.3 Untuk konstruksi pasangan batu kosong bentuk batu sedemikian rupa mengingat pasangannya tidak menggunakan perekat, sehingga celah-celah yang kosong dapat dan harus diisi dengan batu yang berukuran lebih kecil, dan disesuaikan dengan gambar design atau gambar kerja.

    G. Spesifikasi Teknis Pekerjaan Bangunan 36. Pekerjaan Tanah

    36.1 Perataan Tanah a. Sebelum galian dilaksanakan tanah diratakan dahulu

    menurut ketinggian yang dicantumkan dan dibersihkan dari lapisan rumput dan lapisan humusnya.

    b. Daerah-daerah yang kurang ketinggiannya harus diurug dan dipadatkan hingga mencapai permukaan yang diperlukan.

    36.2 Galian Tanah a. Untuk pondasi harus dilakukan penggalian tanah

    menurut ketentuan dalam gambar, bestek dan sesuai atas petunjuk Direksi Lapangan.

    b. Lobang galian harus cukup lebar, sehingga waktu mengerjakan pasangan atau pengecoran beton tidak akan terganggu dan dasar lobang pondasi rata.

    c. Jika terjadi bahwa suatu atau beberapa tempat keadaan tidak mengijinkan pondasi dari batu kali menurut tertera dalam gambar maka Kontraktor harus segera memberitahukan kepada Direksi Lapangan sehingga pihak Direksi Lapangan dapat mengambil ketentuan lain.

    d. Apabila pada dasar lobang pondasi terdapat akar-akar, batu-batu dan tanahnya tidak baik, maka digali lagi dan diisi dengan pasir yang ditimbris dan digenangi air.

    e. Tanah bekas galian setelah dibersihkan dari kotoran-kotoran apabila penelitian Direksi Lapangan dipandang cukup baik dapat dipergunakan untuk mengisi lobang pondasi dan untuk timbunan di bawah urugan pasir landasan lantai, satu dan lain-lain atas petunjuk Direksi Lapangan.

    f. Jika terdapat air menggenangi di dalam lobang pondasi, harus dipompa keluar, untuk itu harus disediakan pompa air yang dalam keadaan siap pakai.

    g. Semua unsur-unsur pengganggu yang terdapat di dalam lobang galian seperti sisa kayu, batu-batu dan lain-lainnya harus dikeluarkan.

    h. Semua bekas tanah galian yang tidak dipergunakan harus diangkut keluar dari halaman pekerjaan.

  • 20

    37. Pekerjaan Urugan Pasir

    37.1 Urugan pasir harus dilaksanakan di bawah lantai pada bangunan minimal setebal 10 cm padat dan di bawah rabat minimal setebal 10 cm.

    37.2 Lapisan pasir urug harus ditimbun / dipadatkan dengan diairi sebelum lantai ubin atau pondasi dipasang, pasir urug harus bersih dari akar-akar dan kotoran lain.

    38. Pekerjaan

    Pondasi Batu Belah/Kali

    38.1 Pekerjaan pondasi harus didasarkan pengukuran dan papan bouwplank yang teliti, sesuai dengan ukuran minimal dalam gambar.

    38.2 Perubahan pada konstruksi pondasi diperbolehkan setelah mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.

    38.3 Pondasi batu belah / kali harus dipergunakan batu belah / kali yang baik dan tidak menggunakan batu belah/kali yang keropos (porous) serta batu karang.

    38.4 Adukan yang dipergunakan adalah 1 pc : 5 ps 38.5 Pada dasar pondasi dipergunakan lantai kerja dari pasangan

    batu kosong dengan pemadatan pasir setebal 15 cm. 38.6 Tempat-tempat yang menggunakan batu belah/kali dapat

    dilihat dalam gambar

    39. Pekerjaan Beton Bertulang

    43.1 Ukuran-ukuran penampang beton berikut penulangan dijelaskan dalam gambar detail.

    43.2 Sebagai beton bertulang dengan perbandingan 1 pc : 2 Ps : 3 krl dibuat untuk kolom-kolom, sloof , ring balk (praktis), lantai dan pondasi pelat.

    43.3 Seluruh pekerjaan beton bertulang ini didasarkan dengan syarat-syarat seperti terdapat dalam PBI tahun 1991.

    43.4 Kontraktor tidak diperkenankan mengecor beton, sebelum bekisting pemasangan besi beton diperiksa dan disetujui oleh Direksi Lapangan. Direksi Lapangan akan melaksanakan pemeriksaan pekerjaan beton, sehingga pekerjaan akan terganggu kemajuannya.

    43.5 Semua pekerjaan beton yang kelihatan setelah dibuka bekisting, tanpa pembetulan lagi harus rata dan tidak cacat.

    43.6 Untuk kolom-kolom setelah dicor bagian dalam dibasahi terus menerus dan sesudah 3 (tiga) hari boleh di buka bekistingnya. Untuk balok-balok sesudah dicor 3 (tiga) minggu setelahnya bekisting boleh dibuka.

    43.7 Untuk semua pekerjaan beton bertulang maupun beton-beton tumbuk harus dipakai alat-alat pencampur beton (beton mollen) mesin pencampur harus diperiksa terlebih dahulu sebelum pekerjaan beton dimulai.

    43.8 Kontraktor tidak diperkenankan mengecor beton sebelum bekistingnya diperiksa, pemasangan besi beton diperiksa dan disetujui oleh Direksi Lapangan. Direksi Lapangan akan melaksanakan pekerjaan beton sehingga pekerjaan tidak terganggu kemajuannya.

    43.9 Untuk pekerjaan beton dan pasangan supaya dipergunakan air bersih dari saluran kota atau cukup sumur yang cukup dalam menghasilkan air tawar jernih dengan persetujuan Direksi Lapangan.

  • 21

    43.10 Air sumur hanya boleh dipakai apabila ternyata memang benar-benar bersih/tidak asin

    40. Pekerjaan Beton

    Tidak Bertulang

    Pekerjaan beton tidak bertulang dengan perbandingan 1 pc : 3 ps : 5 krl dipergunakan untuk pekerjaan lantai dan rabat

    41. Pekerjaan Pembesian

    41.1 Lingkup pekerjaan. a. Kontrator harus menyiapkan, membengkokkan dan

    memasang besi sesuai dengan apa yang tercantum didalam spesifikasi/gambar. Dalam pekerjaan pembesian termasuk semua pemasangan karat beton, kaki ayam untuk penyangga, beton dekking dan segala hal yang perlu serta juga menghasiikan pekerjaan beton sesuai dengan pengalaman teknik yang terbaik.

    b. Gambar Kerja. Sebelum pekerjaan pembengkokkan besi beton, Kontraktor harus terlebih dahulu menyiapkan daftar pembesian, sketsa dan gambar pembengkokkan besi dan menyerahkannya pada Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen. Persetujuan atas gambar keja oleh Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen terbatas pada pelaksanaan secara umum sesuai dengan gambar sebagai lampiran Surat Perjanjian. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnnya akan ketelitian ukuran dan detail akan diperiksa dilapangan oleh Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen pada waktu pemasangan pembesian.

    c. Standard. Detail dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan peraturan atau standard yang berlaku.

    41.2 Pekerjaan Pembengkokan Besi Beton. a. Pekerjaan pembengkokan besi beton harus dilaksanakan

    dengan teliti sesuai dengan ukuran yang tertera pada gambar dan atau sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

    b. Harus diperhatikan khusus pada pembuatan beugel sehingga diperoleh ukuran yang sesuai, tidak terlalu besar dari beton dekking yang semestinya. Besi beton tidak boleh dibengkokan atau diluruskan sedemikian rupa, sehingga rusak atau cacat.

    c. Dilarang membengkok besi beton dengan cara pemanasan.

    d. Batang dengan tekukan atau bengkokan yang tidak

    tercantum dalam gambar tidak boleh dipakai. e. Bengkokan atau hak harus dibengkok melingkar sebuah

    pasak dengan diameter tidak kurang dari 5 kali diameter besi beton, kecuali untuk besi beton yang lebih besar dari 25 mm, pasak yang digunakan harus tidak kurang dari 8 kali diameter besi beton, kecuali bila ditentukan lain.

    f. Beugel dan batang pengikat harus dibengkok melingkari sebuah pasak dengan diameter tidak kurang dari 2 kali

  • 22

    diameter minimum besi beton. Semua pembesian harus mempunyai hak pada kedua ujungnya, bilamana tidak ditentukan lain.

    41.3 Syarat Pemasangan. a. Pembesian.

    Sebelum dipasang, besi beton harus bebas dari sisa logam, karatan dan lapisan yang dapat merusak logam, atau mengurangi daya ikat. Bila pengecoran beton ditunda, besi beton harus diperiksa kembali dan dibersihkan.

    b. Pemasangan. Pembesian harus disetel dengan cermat sesuai dengan gambar dan diikat dengan kawat atau jepitan yang sesuai pada persilangan dan harus ditunjang dengan penumpu beton atau logam dan penggantung logam. Jepitan atau penumpu logam tidak boleh ditekan menempel pada bekisting. Kawat beton harus dibengkokkan kearah dalam bekisting, sehingga diperoleh beton dekking yang telah ditentukan. Bilamana tldak dltentukan lain, di samping perlengkapan yang biasa dipakai untuk memegang pembesian secara kokoh pada tempatnya, harus dipakai ketentuan berikut : Dalam pelat batang tegak berdiameter 12 dengan

    jarak 80 - 100 cm, untuk menunjang penulangan bagian atas.

    Dalam dinding dengan 2 lapisan penulangan, pembagi jarak (spacer) bertentuk U dan Z dengan diameter 8 mm, bejarak 180 -200 cm.

    41.4 Beton dekking. a. Bilamana tidak ditentukan lain dalam gambar, maka

    pembesian harus dipasang dengan celah untuk beton dekking sebagai berikut : Beton yang dicor pada tanah : 8 cm. Semua bidang yang kena air tanah : 5 cm. Bagian atas plat bawah saluran yang tertutup balok

    dan kolom yang tidak kena tanah atau air : 4 cm. Bidang yang kena udara semua bidang interior : 1,5

    cm. b. Sambungan.

    Bilamana tidak ditentukan lain, sambungan pembesian harus dibuat dengan overlap minimum 40 kali diameter besi beton dan 60 kali diameter besi beton untuk pembesian reservoir (jika ada). Panjang overlap penyambungan untuk diameter yang berbeda, harus didasarkan pada diameter yang besar, (panjang penyambungan sesuai pedoman yang berlaku). Sistem pembesian dari gedung secara keseluruhan harus dihubungkan satu dengan lainnya dengan cara pengelasan guna untuk mendapatkan hubungan hantaran listrik statis secara kontinyu pada seluruh pembesian gedung.

  • 23

    c. Persetujuan dari Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen. Pemasangan pembesian harus diperiksa oleh Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen terlebih dahulu sebelum dilakukan pengecoran. Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen harus diberitahukan bila pemasangan pembesian sudah siap untuk diperiksa.

    42. Bekisting

    42.1 Lingkup pekerjaan.

    a. Bekisting atau cetakan harus digunakan bila diperlukan membatasi adukan beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan yang diinginkan. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas perencanaan yang memadai untuk seluruh bekisting.

    b. Pada bagian-bagian tertentu Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen akan memerintahkan Kontraktor untuk membuat shop drawing dari bekisting. Bila bekisting membahayakan atau tidak memadai, maka bekisting tersebut dapat ditolak oleh Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen, Kontraktor harus segera membongkar dan memindahkan bekisting yang ditolak itu dari lokasi pekerjaan dan menggantinya dengan yang baru.

    c. Bekisting harus kuat dan stabil menahan goyangan akibat pengaruh pipa-pipa concrete pump pada waktu pengecoran.

    42.2 Persyaratan Bahan. a. Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus

    mendapat persetujuan dari Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.

    b. Papan bekisting harus terbuat dari plywood/lumbercore baru tebal 20 mm yang diletakkan diatas balok-balok kayu baru. Sebagai penompang digunakan scaffolding dari besi.

    42.3 Rencana. a. Toleransi.

    Toleransi yang diizinkan adalah + 3 mm untuk garis dan permukaan. Bekisting harus demikian kuat dan kaku terhadap beban adukan beton yang masih basah dan getaran terhadap beban konstruksi dan angin. Bekisting harus tetap menurut garis dan permukaan yang disetujui oleh Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen sebelum pengecoran.

    b. Kedap air. Bekisting harus kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul skip atau adukan keluar pada sambungan atau cairan keluar bubur beton.

    c. Penanaman pipa lain-lain. Pipa, saluran dan lain-lainnya yang akan ditanam dan perlengkapan lain untuk membuat lubang, saluran dan lain-lain harus dipasang kokoh dalam bekisting, kecuali bilamana diperintahkan lain.

    42.4 Pembongkaran. a. Umum.

    Bekisting harus dibongkar dengan statis, tanpa goncangan, getaran atau kerusaken pada beton.

  • 24

    b. Saat pembongkaran bekisting. Saat untuk membongkar bekisting tergantung dari persetujuan Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen, akan tetapi berikut ini adalah waktu minimal pembongkaran bekisting dalam cuaca normal sebagai pedoman :

    Bagian Pengerasan Secara Normal

    Kolom, dinding dan sisi balok Plat Balok

    4 hari 28 hari 28 hari

    Adanya tabel ini tidak menghilangkan prasyarat persetujuan tertulis dari Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen untuk pembongkaran bekisting dan scaffolding. Pembongkaran bekisting hanya dapat dilakukan bila telah mendapat persetujuan dari lnsinyur Sipil, Kontraktor dan Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.

    43. Pekerjaan Percobaan Campuran Beton dan Adukan Beton

    43.1 Pekerjaan beton dalam pelaksanannya harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang termuat dalam PBI 1991, baik mengenai material-material koral, pasir semen dan baja maupun pelaksanaannya.

    43.2 Mutu Beton. Untuk beton bertulang kekuatan yang disyaratkan dalam pekerjaan ini adalah berdasarkan kekuatan karakteristik (K). Kekuatan karakteristik beton 250 kg/cm dengan pemakaian PC minimum 100 kg untuk tiap 1.00 m beton, faktor air semen maksimum 0.45 dan slump beton maksimum 7 cm, untuk ini pemborong harus membuat mixed design dengan persetujuan Direksi.

    43.3 Percobaan campuran (mixed design). Sebelum pelaksanaan pembetonan, pemborong terlebih dahulu harus mengadakan percobaan campuran (mixed design) untuk membuat mutu karakteristik beton seperti yang disyaratkan dan untuk mengetahui komposisi campuran beton (pasir, semen dan batu pecah).

    43.4 Slump yang diperkenankan adalah maksimum 7 cm. Dalam menentukan atau untuk mendapatkan mutu beton sesuai dengan karakteristik yang sudah ditentukan harus dilakukan dengan menggunakan ukuran yang sudah tertentu, baik untuk material betonnya maupun ukuran penggunan air (ember tertentu) yang mana ukuran tersebut nantinya akan digunakan selama pelaksanaan konstruksi (seperti gambar).

  • 25

    Volume = A x B x C

    Percobaan ini dilakukan sampai mendapat mutu beton yang sesuai dengan karakteristik yang sudah ditentukan, yaitu : K > K syarat (K = 250) Pekerjaan konstruksi pengecoran/beton boleh dilaksanakan, tetapi kalau : K < K syarat (K = 250) Maka percobaan ini harus terus dilakukan dengan komposisi lain, sampai mendapatkan mutu beton sesuai dengan yang disyaratkan. Bilamana kekuatan karakteristik telah dicapai dengan komposisi agregat tersebut di atas dan telah disetujui oleh Direksi harus digunakan dalam pemakaian selanjutnya. Segala perubahan dalam masa pelaksanaan terhadap campuran agregat yang telah disetujui harus mendapat persetujuan Direksi. Jumlah sample harus disediakan oleh pemborong untuk tiap seri pengetesan atau percobaan adalah 20 (dua puluh) buah dan laboratorium tempat percobaan akan ditentukan Direksi atau dengan persetujuan Direksi.

    44. Pekerjaan Pengecoran Beton

    44.1 Pekerjaan pengecoran beton harus dilaksanakan sekaligus dan harus dihindarkan adanya penghentian pengecoran (cold joint) kecuali jika sudah diperhitungkan pada tempat yang aman dan sebelumnya sudah mendapat persetujuan Direksi. Pemborong harus sudah mempersiapkan segala sesuatunya (peralatan) untuk pengamanan, perlindungan dan lain lain yang dapat menjamin kontinuitas pengecoran.

    44.2 Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan merata, pemborong harus memakai mesin pengaduk. Mesin pengaduk harus mempunyai kapasitas yang cukup untuk melayani volume pekerjaan yang direncanakan. Mesin pengaduk harus dibersihkan dengan air dan dihindarkn dari minyak sebelum dipakai. Setiap campuran beton harus diaduk sehingga merata/homogen dan waktu pengadukan minimum adalah dua menit untuk setiap kali pencampuran.

    44.3 Bilamana perlu pemborong diperkenankan untuk menggunakan concrete pump, gerobak-gerobak dorong untuk mengangkut adukan ketempat yang akan dicor. Pengangkutan beton tidak diperkenankan dengan ember ember.

    44.4 Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan material serta tenaga yang diperlukan sudah harus siap dan cukup untuk suatu tahap pengecoran sesuai dengan rencana yang sebelumnya disetujui Direksi. Tulangan, jarak, bekisting dan lain lain harus dijaga dengan baik sebelum dan selama

    A

    B

    C

    Takaran Ember

  • 26

    pengecoran. 44.5 Segera setelah beton dituangkan kedalam bekisting, adukan

    harus dipadatkan concrete vibrator yang jumlahnya harus mencukupi. Penggetaran dengan concrete vibrator dapat dibantu dengan penyodokan, apabila dengan concrete vibrator tidak mungkin dilakukan dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi terlebih dahulu.

    44.6 Pengecoran harus terus menerus dan hanya boleh berhenti ditempat tempat diperhitungkan aman dan telah direncanakan terlebih dahulu dan sebelumnya mendapatkan persetujuan dari Direksi. Penghentian maksimum dua jam, untuk menyambung suatu pengecoran, pengecoran sebelumnya harus dibersihkan permukaannya dan dibut kasar dengan sikat baja sempurna sambungannya dan sebelum adukan beton dituangkan, permukaan yang disambung harus disiram dengan air semen dengan campuran 1 PC : 0.45 Air.

    44.7 Selama waktu pengerasan beton harus dilindungi dengan air bersih atau ditutup dengan karung-karung yang senantiasa dibasahi dengan air, terus menerus selama paling tidak sepuluh hari setelah pengecoran.

    44.8 Apabila cuaca diragukan sedangkan pengawas atau Direksi menghendaki agar pengecoran harus berlangsung, maka pihak pemborong harus menyedikan alat pelindung atau terpal yang cukup untuk melindungi tempat yang sudah/akan dicor. Pengecoran tidak diijinkan selama hujan lebat atau ketika suhu udara naik diatas 32 Celcius.

    44.9 Untuk setiap 5 M pengecoran, Pemborong diwajibkan mengambil contoh (sample) untuk pemeriksaan kekuatan tekan kubus, pemeriksaan slump test, dengan prosedur sebagaimana ditentukan dalam PBI 1991. Slump maksimum yang diperkenankan dalam pelaksanaan adalah 7 cm dan factor air semen maksimum 0.45. Pengambilan-pengambilan contoh diatas sesuai petunjuk Direksi. Kubus kubus dijaga agar dapat mengeras dengan baik.

    44.10 Kubus beton yang dipakai selama pengecoran harus diuji kekuatan tekan karakteristiknya dilaboratorium yang dapat disetujui Direksi dan hasilnya dilaporkan secara tertulis kepada Direksi untuk dievaluasi. Bila mana hasil pengujian menunjukkan mutu beton kurang dari K syarat (K=250), maka pemborong diwajibkan untuk mengajukan rencana dan mengadakan perkuatan/penyempurnaan konstruksi dengan biaya pemborong.

    44.11 Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa mutu beton kurang dari nilai yang disyaratkan, pemborong harus mengambil core sample dari bagian bagian Konstruksi yang diragukan. Jumlah core sample untuk tiap pemeriksaan adalah tiga buah, dan selanjutnya akan diperiksa di laboratorium dengan persetujuan Direksi. Hasilnya akan dievaluasi Direksi dan bila nilai yang diperoleh membahayakan konstruksi, harus dilakukan perbaikan konstruksi tersebut atas biaya pemborong.

  • 27

    45. Pasangan Dengan Perekat Keras

    Pasangan dengan perekat keras 1 pc : 2 ps dipergunakan untuk: a. Semua pasangan batu/bata setinggi 60 cm dari lantai dan

    bawah sampai dasar atas sloof. b. Semua dinding W.C. Urinoir, toilet dan tempat cuci sampai

    setinggi 1,5 cm dari lantai. c. Semua bak penerima, perembes air hujan, bak w.c dan bak

    pemeriksa. d. Di tempat-tempat lain yang diperlukan dan dipandang perlu

    oleh Direksi Lapangan.

    46. Pasangan Bata

    46.1 Semua dinding dibuat sebagai dinding tidak memikul beban dari pasangan batu bata tebal 1/2 batu diperkuat dengan kolom-kolom dan balok ring, sloof menurut petunjuk gambar detail.

    46.2 Apabila tidak tercantum dalam gambar, maka untuk dinding tembok 1/2 batu, setiap luas 9 M2 harus diperkuat dengan kolom praktis dan ring beton bertulang.

    46.3 Ukuran dan tulangan kolom praktis sesuai dengan gambar bestek.

    46.4 Pemasangan batu bata dengan : a. Adukan 1 pc : 3 pasir dilaksanakan untuk semua

    pemasangan disekitar kosen dan yang ditentukan dalam gambar bestek dan gambar detail.

    b. Adukan 1 pc : 5 pasir dilaksanakan untuk pasangan bukan trasram.

    46.5 Sebelum dipasang batu bata harus direndam lebih dahulu dengan air. Dalam hari yang sama setelah pemasangan batu bata selesai dikerjakan, siar siar dikeruk sedalam 1 cm agar plesteran dapat melekat dengan baik.

    46.6 Semua tembok harus dipasang tegak lurus dan rata tidak boleh ada rengat-rengat sehingga memuaskan Direksi Lapangan.

    46.7 Pada bagian atas lubang pintu/jendela dan ventilasi dengan bentangan lebih dari 1 M dipasang balok latei dengan ukuran dan tulangan sesuai dengan yang tertera dalam gambar bestek / gambar detail.

    46.8 Apabila kurang dari 1 M dipasang rolag tinggi 1 batu (Knop) dengan adukan 1 pc : 3 pasir. Rolag harus dipasang sekaligus selesai agar benar benar berfungsi sebagai balok pemikul.

    46.9 Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh batu bata terlebih dahulu untuk disetujui. Direksi Lapangan berhak menolak batu bata tersebut bila tidak memenuhi syarat seperti : a. Pembakaran kurang matang / merata. b. Banyak mengandung retak-retak atau keropos. c. dan lain sebagainya.

    47. Pekerjaan

    Plesteran / Penghalus Beton

    47.1 Semua permukaan dinding sebelah luar dan dalam harus diplester dengan adukan yang sesuai dengan perekat yang dipergunakan oleh pasangan dinding.

  • 28

    47.2 Pada pasangan batu bata, sebelum diplester bidang tembok

    harus dibasahi dahulu sampai jenuh. Begitu selesai memasang batu bata siar siar dikeruk sedalam 1 cm untuk tujuan supaya plesteran dapat lebih kokoh menempel pada pasangan bata. Permukaan beton yang akan di plester sebelumnya harus diberap dahulu dengan air semen, kemudian dilakukan pemelesteran. kesemuanya ini harus dilaksanakan dengan sesungguhnya oleh kontraktor.

    47.3 Semua permukaan pasangan batu bata / kali yang terpendam didalam tanah harus diplester kasar (berapen) dengan adukan yang sama.

    47.4 Dengan adukan 1 semen : 3 pasir dilakukan untuk semua plesteran sudut sudut, pinggiran tembok serta beton dan untuk pasangan bata adukan kuat (trasram).

    47.5 Tebal plesteran tembok bata diambil maksimum 2 cm, plesteran tembok boleh dilakukan apabila selesai dengan pemasangan pipa pipa saluran air dan listrik, Pembobokan plesteran untuk instalasi tersebut tidak diperkenankan. Setelah pekerjaan pekerjaan plesteran selesai maka dilanjuntukan dengan acian dinding menggunakan semen.

    48. Pekerjaan Kayu

    48.1 Pekerjaan kayu kelas II dilaksanakan untuk :

    a. Kayu kosen Kayu kls II (Setara Kayu Lasi/klas Awet I) b. Rangka Partisi. c. Papan Listplank pada Atap.

    48.2 Pekerjaan kayu kls III dilaksanakan untuk cetakan beton/bekesting.

    48.3 Semua jenis kayu yang dipergunakan harus kering benar serta tidak mengandung cacat yang merugikan.

    48.4 Selanjutnya kayu-kayu yang didatangkan di tempat pekerjaan harus ditumpuk dengan cara tepat (diskunding) dalam loods-loods kerja yang terlindung baik. Sebelum mendapat persetujuan oleh Direksi Lapangan tidak diperbolehkan diulas dengan menie kayu.

    48.5 Pelaksanaan: a. Semua hubungan kayu dilaksanakan dengan syarat

    syarat pekerjaan yang baik (PUBB). Hubungan-hubungan kayu baik yang tampak maupun yang tidak tampak harus dikerjakan dengan rapi.

    b. Sebelum dipasang bagian-bagian yang dihubungkan harus dimenie terlebih dahulu.

    c. Semua pekerjaan kayu yang tampak harus diserut rata dan licin hingga dapat dicat/politur.

    d. Kosen pintu dan jendela dipasang dengan 3 (tiga) angker 10 mm tiap tiangnya pada tembok atau kolom penguat. Kosen kosen dipasang pada kolom kolom utama beton yang dicor lebih dahulu dipasang dengan sekerup fisher 2" jarak 40 cm.

    48.6 Ukuran kayu yang tertera pada gambar ialah ukuran jadi setelah digergaji dan diserut, apabila ada ukuran-ukuran yang tidak tertera pada gambar atau sukar diperoleh di pasaran, kontraktor diwajibkan membicarakan dengan Direksi Lapangan.

  • 29

    49. Pekerjaan Besi dan Logam Lainnya

    Semua baut, begel dsb, harus disediakan dan dipasang untuk penguat dari bahan besi pada tempat tempat yang menurut sifat konstruksinya atau menurut pendapat Direksi Lapangan dianggap perlu.

    50. Pekerjaan Cat dan Politur

    55.1 Untuk cat tembok, cat kayu, cat besi, cat menie dan lain-lain dipergunakan cat dengan kualitas baik. 55.2 Cat Tembok Apoxi dilaksanakan untuk semua

    permukaan dinding tembok dan lantai Reservoar bagian dalam dan dinding luar menggunakan cat dinding setara mowilex, plesteran beton harus dilebur sedikitnya 3 x sehingga dicapai hasil yang baik. Beberapa tempat dalam ruangan diberikan warna lain sebagai aksen yang akan ditentukan kemudian.

    55.3 Cat kayu dan besi pada umumnya dipergunakan cat kayu type dove yaitu pada bagian-bagian: a. Kosen-kosen pintu dan jendela. b. List plank. c. Kuda-kuda d. Pipa-pipa tangga besi kesemuanya ini harus di kerjakan dengan 2 (dua) kali cat menie dan 2 (dua) kali cat penutup.

    55.4 Politur digunakan untuk permukaan daun pintu dan jendela, serta dinding partisi. Cara mengerjakannya: Permukaan kayu / tripleks, teakwood dan lainnya didempul dengan dempul kayu, pori pori ditutup dengan waterbase / bedak, kemudian digosok kertas pasir sampai halus, selesai menghaluskan kemudian dipolitur. Setelah politur kering digosok lagi kertas pasir halus 1 kali baru kemudian dipolitur lagi.

    55.5 Untuk pekerjaan menie dilakukan sebagai lapisan dasar untuk semua bidang-bidang pengecatan dan semua bidang-bidang kayu yang kena/lekat tembok/beton dan talang yang terbenam air.

    55.6 Warna cat untuk Kuda-kuda dan listplank akan ditetapkan kemudian, untuk itu kontraktor supaya sebelum memulai pekerjaan pengecatan supaya melaporkan kepada Direksi Lapangan.

    51. Pekerjaan Rangka

    Atap, Penutup Atap, Bubungan dan Talang

    57.1 Semua rangka kap (kuda-kuda, gording-gording, dan nok) mempergunakan konstruksi Kayu Klas II.

    57.2 Semua pekerjaan kap secara teknis dan ukuran penampang harus merupakan ukuran jadi dilengkapi pula dengan

  • 30

    perkuatan-perkuatan baut dan lain sebagainya, yang dianggap perlu oleh Direksi Lapangan.

    57.3 Penutup atap dipasang setelah selesai pekerjaan rangka atap. Pemasangannya dilaksanakan dengan menggunakan baut kait galvanis.

    57.4 Penutup atap dipasang rapi sehingga di waktu hujan tidak ada bocor-bocor.

    57.5 Bahan penutup atap menggunakan : a. Penutup atap yang dipergunakan adalah Genteng Metal

    (zincalume). b. Bubungan ditutup dengan bubungan dengan bahan

    zincalume. c. Talang menggunakan talang dengan bahan besi

    Galvanized.

    58. Pekerjaan Lantai

    dan Keramik Pekerjaan lantai bawah reservoar menggunakan bahan

    keramik ukuran 40 x 40 cm. dengan pola lantai seperti pada gambar desain setara Kw1 (motif kasar).

    Adukan dan perekat yang dipakai dibawah tegel adalah 1 pc : 3 pasir.

    Bahan Keramik:

    a. Mempunyai kualitas ex pabrik yang baik (kw 1).

    b. Yang retak tidak boleh dipakai.

    c. Mempunyai ukuran yang tepat dan pinggiran-pinggiran yang tajam dan utuh.

    d. Warna harus rata.(persetujuan Pihak Direksi/pemberi Pekerjaan)

    49.1 Semua jenis bahan lantai / dinding harus berkualitas baik dan diberikan contoh contoh serta harus disetujui Direksi Lapangan sebelum dipasang.

    60. Pekerjaan Sanitair

    60.1 Umum 60.1.1 Lingkup Pekerjaan

    1. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

    2. Meliputi pelaksanaan pengadaan dan pemasangan Bois Beton

    .

    60.1.2 Pekerjaan Kran Air. 1. Sernua kran yang dipakai adalah dengan

    chromed finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat sanitair. Kran-kran tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai ring kedudukan yang harus dipasang menempel

  • 31

    pada dinding. Kran-kran yang dipasang dihalaman harus mempunyai ulir sink dan dapat disambung dengan pipa leher angsa (extension).

    2. Stop kran digunakan dengan putaran segitiga, diameter dan penempatannya sesuai gambar untuk itu.

    3. Kran-kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar untuk itu.

    4. Kran air harus merk SAN-ei atau TOTO atau setara.

    60.1.3 Pekerjaan Pompa Air.

    1. Pompa air yang digunakan adalah pompa air 2 inch yang setara sanyo.

    2. Pompa Air dan perlengkapan yang boleh dipasang harus dalam keadaan harus tanpa cacat dan telah disetujui oleh Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.

    3. Ketinggian pemasangan adalah + 50 cm dari Muka tanah sesuai dengan gambar rencana, waterpass dan bebas dari kebocoran-kebocoran air.

    60.1.4 Pengujian. 1. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan

    pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.

    2. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/ mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan rnasa garansi, atas biaya Kontraktor Pelaksana, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.

  • 32

    H. Peraturan Penutup

    1. Jika dalam Rencana Kerja dan Syarat Syarat ini tidak disebutkan perkataan "Yang dilever Kontraktor" atau "Yang dipasang Kontraktor" maka harus dianggap bahwa perkataan itu sudah tercantum, apabila pekerjaan tersebut jelas termasuk pekerjaan Kontraktor dan tidak diterangkan sebaliknya.

    2. Kalau dianggap perlu, maka Kontraktor diwajibkan membuat gambar-gambar revisi pada gambar bestek / gambar detail yang telah dilaksanakan. Gambar tersebut dibuat dalam 3 (Tiga) rangkap dan diserahkan kepada Direksi Lapangan / PTP dan Pejabat Pembuat Komitmen pada saat penyerahan pertama pekerjaan, satu copy gambar tersebut diserahkan pada perencana pada waktu yang sama.

    3. Jika dalam Syarat dan Spesifikasi Teknis ini belum tercakup beberapa jenis pekerjaan atau persyaratan lainnya, maka hal tersebut akan diatur dalam penjelasan pekerjaan (aanwijzing) dan akan dituangkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.

    Gorontalo, Januari 2013 CV..............................

    ................................ Direktur