Spek Teknis Gedung
-
Upload
kanaya-sabina -
Category
Documents
-
view
178 -
download
7
Transcript of Spek Teknis Gedung
Spesifikasi Teknis 1
SPESIFIKASI TEKNIS
SYARAT-SYARAT TEKNIS BANGUNAN
A. SPESIFIKASI UMUM
P a s a l - 1
JENIS PEKERJAAN
1. Nama kegiatan ini adalah :
Pekerjaan : Sesuai dengan pekerjaan yang dilelangkan
Lokasi : Sesuai dengan pekerjaan yang dilelangkan
2. Untuk Kelancaran Pelaksanaan, pemborongan harus menyediakan :
a. Tenaga Kerja / tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan
yang dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu seperti mesin pengaduk beton, pompa air, alat-alat
pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan dalam pelaksanaan.
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap
pekerjaan yang dilaksanakan tepat pada waktunya.
P a s a l - 2
STANDAR-STANDAR PELAKSANAAN
Apabila tidak ditentukan lain, dalam pelaksanaan pekerjaan ini berlaku dan
mengikat ketentuan-ketentuan yang tersebut dibawah ini dan dianggap
pemborong telah mengetahui dan memahaminya termasuk (apabila ada) segala
perubahan dan tambahannya sampai saat ini :
1. Peraturan Instalasi Listrik (SNI 0225-97-D)
2. Peraturan Perencanaan Perhitungan Beton (SNI T-15-1991-03)
3. Peraturan Pembuatan Campuran Beton (SNI T-15-1991-03)
4. Peraturan Baja Tulang Beton (SII 01236-84)
5. Peraturan Ukuran Kayu Bangunan (SKSNI S-05-1990-F)
6. Peraturan Tata Cara Pengecatan Kayu (SKSNI T-08-1990-F)
7. Peraturan Portland Cement (SSI 0013-81)
8. Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB – N.3)
9. Peratuaran Beton Indonesia ( PBI – NI.2 Tahun1971)
Spesifikasi Teknis 2
10. Peratuaran Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI – NI.2Tahun 1961)
11. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
12. Pedoman Plumbing Indonesia 1974
13. Peratan Umum Instalasi Air Indonesia (AVWI)
14. Peratuan Pabrik untuk bahan-bahan yang belum ada ketentuan-
ketentuannya.
15. Peraturan : a. Batu alam untuk bahan bangunan
b. Kerikil
c. Pasir (SKSNI S-04-1989-F)
P a s a l - 3
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembersihan Lapangan
Pemborong atas petunjuk Direksi/Pengawas harus melakukan
pembersihan lapangan sedemikian rupa sehingga lahan bersih dari semak-
semak, pohon-pohon dan sisa bangunan lama yang akan mengganggu
pelaksanaan pekerjaan. Pohon-pohon yang baik yang tidak mengganggu
bangunan tidak boleh dibongkar.
2. Patok Titik Tetap atau Bench Mark (BM)
Bilamana belum ada, Pemborong harus membuat suatu patok titik tetap
(BM) yang dipakai sebagai titik reverence peil-peil bangunan yang bersifat
permanen.
3. Papan Nama Kegiatan
Pemborong harus membuat suatu Papan Nama Kegiatan , adapun besar,
ukuran dan pemasangannya harus menurut Peraturan Daerah Setempat.
4. Air Proyek
Pemborong harus menyediakan air bersih untuk proyek, pengadaan air
bersih tersebut dapat dari PAM bilamana mungkin atau dengan membuat
sumur gali atau sumur bor atau dari sumber lain yang berdekatan, dengan
syarat air tersebut harus memenuhi persyaratan untuk pembangunan
seperti persyaratan yang tercantum dalam SK SNI S-04-1989-F
Spesifikasi Teknis 3
P a s a l - 4
PEMERIKSAAN DAN PENYEDIAAN
BAHAN DAN BARANG
1. Bila dalam RKS disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu barang,
maka hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan tingkat mutu, bahan dan
barang yang digunakan.
2. Setiap penggantian nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan
barang harus disetujui oleh Pengawas/Pemberi Tugas dan bila tidak
ditentukan dalam RKS serta gambar kerja maka bahan dan barang tersebut
diusahakan dan disediakan oleh pemborong yang harus mendapat
persetujuan dari Pengawas atau Pemberi Tugas.
3. Contoh bahan dan barang yang dipergunakan dalam pekerjaan harus
segera disediakan atas biaya Pemborong, setelah disetujui Pengawas atau
Direksi, harus dianggap bahwa bahan dan barang tersebut yang akan
dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan.
4. Contoh bahan dan barang tersebut, disimpan oleh Pengawas atau Direksi
untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang
dipakai tidak sesuai kwalitasnya maupun sifatnya.
P a s a l - 5
PERBEDAAN DALAM DOKUMEN LAMPIRAN KONTRAK
1. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar kerja dan RKS ini,
maka Pemborong harus menanyakan secara tertulis kepada Pengawas dan
pemborong harus mentaati keputusan tersebut.
2. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan
terakhirlah yang berlaku dan ukuran dengan angka adalah yang harus
diikuti daripada ukuran dengan skala dari gambar-gambar.
Spesifikasi Teknis 4
P a s al - 6
GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)
1. Jika terdapat kekurangan-kekurangan penjelasan-penjelasan dan gambar
kerja, atau diperlukan gambar tambahan/ gambar detail, atau untuk
memungkinkan pemborong melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan ketentuan, maka Pemborong harus membuat gambar
tersebut atas biaya Pemborong dan dapat dilaksanakan setelah mendapat
persetujuan dari Pengawas.
2. Gambar kerja hanya berubah apabila diperintahkan secara tertulis oleh
Pemberi Tugas, mengikuti penjelasan-penjelasan dan pertimbangan-
pertimbangan.
3. Gambar kerja hanya berubah apabila diperintahkan secara tertulis oleh
Pemberi Tugas, dengan mengikuti penjelasan-penjelasan oleh Perencana.
4. Gambar tersebut harus diserahkan kepada Pengawas untuk disetujui
sebelum dilaksanakan.
P a s al - 7
PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK
1. Pemborong harus sudah memperhitungkan biaya untuk pengukuran atau
penelitian ukuran tata letak atau penelitian ukuran tata letak atau
ketinggian bangunan (bouwplank), termasuk penyediaan “Bench Mark”
atau “Line Offset Mark” pada masing-masing lantai bangunan.
2. Sebelum melaksanakan pengukuran terhadap bangunan terlebih dahulu
Kontraktor mengukur situasi lapangan dengan mempergunakan alat ukur
(waterpass, theodolith) guna untuk mengecek kembali pengukuran yang
dilaksanakan oleh Konsultan Perencana.
Spesifikasi Teknis 5
3. Apabila terdapat pengukuran terdahulu, maka Kontraktor memberitahukan
terlebih dahulu kepada Direksi Lapangan sebelum melaksanakan pekerjaan
dalam arti yang sebenarnya.
4. Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus sudah menguasai situasi
lapangan baik mengenai luas, tinggi rendah permukaan tanah dan
sebagainya.
5. Pelaksana Kontraktor diwajibkan mempelajari gambar rencana dan gambar
detail sehingga waktu meletakkan tapak bangunan tidak ada terdapat
kesalahan antara gambar rencana dengan situasi site.
6. Papan Bouwplank dibuat dari papan Meranti 2 x 20 cm diketam rata pada
satu sisi tebalnya, yang akan dipasang menjadi sisi bagian atas papan
bouwplank.
7. Papan bouwplank dipasang pada tiang-tiang kayu ukuran 5/7 cm dengan
jarak pemasangan setiap 2 m, tertancap kuat kedalam tanah. Jarak antara
papan bouwplank dengan galian pondasi minimum 1,50 m.
8. Papan bouwplank harus dijaga keutuhannya, tidak boleh diubah posisinya
dan dijaga jangan sampai tertimbun tanah galian. Tanda pada As dan Peil
ketinggian diberi cat warna merah dan harus dijelaskan sampai papan
bouwplank tersebut tidak diperlukan lagi.
9. Papan bouwplank dipasang sekeliling bangunan yang akan dilaksanakan
pada tempat-tempat yang dianggap perlu.
10. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada Pengawas agar dapat
ditentukan sebagai pedoman atau refrensi dalam melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan gambar rencana dan persyaratan teknis.
P a s a l - 8
IZIN-IZIN
Spesifikasi Teknis 6
1. Pemborong harus mengurus dan meperhitungkan biaya untuk pembuatan
izin-izin yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
antara lain :
- Izin penebangan, izin pengambilan material, izin jalan, izin pembuangan,
izin pengurugan, izin trayek dan pemakaian jalan, izin penggunaan
bangunan serta izin-izin lain yang diperlukan sesuai dengan
ketentuan/peraturan daerah setempat.
2. Biaya Izin Mendirikan Bangunan (IMB), adalah tanggung jawab Kontraktor
sedangkan pengurusannya dilakukan oleh Pimpinan Proyek.
3. Izin penggunaan tenaga kerja dari luar daerah/Propinsi.
4. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal tersebut
dalam ayat 1 diatas menjadi tanggung jawab Pemborong.
P a s a l - 9
DOKUMENTASI
1. Pemborong harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta
pengirimannya ke Pemberi Tugas serta pihak-pihak lain yang diperlukan.
2. Yang dimaksud dalam pekerjaan dokumentasi adalah : foto-foto proyek,
berwarna minimal ukuran postcard, pelaksanaan pengambilan foto
dimaksud yaitu dimulai dari pekerjaan 0 % dan selanjutnya dilaksanakan
berdasarkan tahapan pekerjaan, sistem pengambilan foto tersebut untuk
satu sasaran diambil dari dua sisi.
Spesifikasi Teknis 7
P a s a l - 10
PEKERJAAN BETON
a. Lingkup Pekerjaan
1. Pengadaan dan Penyediaan semua bahan untuk pembuatan beton
bertulang maupun tidak.
2. Pengadaan dan penyediaan semua alat-alat untuk pembuatan beton
seperti mesin pengaduk beton (mollen) dan mesin penggetar (vibrator).
3. Melaksanakan pekerjaan konstruksi beton bertulang dan beton tidak
bertulang
b. B a h a n
1. Semen Portland (PC)
- Semen Portland type I dan memenuhi persyaratan SII 0013-81
- Penyimpanan semen didalam gudang harus pada tempat yang
kering, tinggi lantai minimum 30 cm dari permukaan tanah.
- Semen harus dalam keadaan baik dan tidak lembab, apabila semen
sudah lembab dan menunjukkan gejala membatu maka semen tidak
boleh dipakai.
2. Pasir Beton
- Memenuhi persyaratan PBI-1971 dan SK SNI S-04-1989-F
- Terdiri dari butir-butir yang keras dan tajam
- Bersih dari segala macam kotoran dan bahan-bahan organis
- Kadar lumpur maksimum 5 %
- Mempunyai butir-butir yang beraneka ragam besarnya
3. Kerikil Beton
- Memenuhi persyaratan PBI-1971 dan SK SNI S-04-1989-F
- Terdiri dari butir-butir yang keras, tidak berpori dan bersifat kekal
- Kadar lumpur maksimum 1 %, apabila kadar lumpur melebihi
ketentuan maka kerikil harus dicuci
- Mempunyai butir-butir yang beraneka ragam besarnya antar 4 mm –
31,5 mm
Spesifikasi Teknis 8
4. Besi Beton
- Memenuhi persyaratan PBI-1971 dan SII 0136-84
- Dari baja lunak U 24 dengan tegangan leleh 2400 Kg/cm² dan
tegangan maksimum 3600 Kg/cm²
- Bebas dari kotoran, karat dan bahan lainnya yang dapat mengurangi
daya lekat beton terhadap besi
- Diameter besi ditentukan dengan alat ukur yang tepat (jangka
sorong)
5. Kawat Pengikat
- Terbuat dari baja lunak yang telah dipijarkan terlebih dahulu
- Tidak bersepuh seng
- Diameter minimum 1 mm
- Memenuhi persyaratan SNI 0040-87-A
c. Pembuatan Campuran Beton
1. Pembuatan campuran beton harus mengikuti persyaratan yang
tercantum dalam SNI T-151990-03 tentang Tata Cara Pembuatan
Rencana Campuran Beton Normal.
2. Sebelum melaksanakan pembuatan beton, maka perlu dilakukan
pemeriksaan terhadap bahan-bahan pembuatan campuran beton,
takaran pembuatan campuran dan alat-alat yang akan digunakan
untuk pembuatan beton.
3. Pembuatan beton dengan mutu B0 dipakai campuran biasa dalam
perbandingan isi 1 : 3 : 5.
4. Pembuatan beton dengan mutu B1 dan K.125 harus dipakai campuran
nominal semen pasir dan kerikil dalam perbandingan isi 1 : 2 : 3 atau
1 : 1 1/2 : 2 1/2
5. Pembuatan beton dengan mutu K.175 dan mutu-mutu lainnya yang
lebih tinggi, harus dipakai campuran beton yang direncanakan.
Pembuatan beton dengan campuran yang direncanakan, jumlah semen
minimum dan nilai faktor air semen maksimum yang dipakai harus
disesuaikan dengan keadaan sekelilingnya.
Spesifikasi Teknis 9
d. Pengadukan Beton
1. Pengadukan beton untuk semua mutu beton harus dilakukan dengan
mesin pengaduk beton (mollen).
2. Waktu pengadukan disesuaikan dengan kapasitas drum pengaduk,
banyaknya adukan, jenis, susunan butir dari agregat yang dipakai dan
slump dari betonnya, lama pengadukan paling sedikit 1 1/2 menit
3. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat minimal seperti antara lain:
- Terlalu encer
- Sudah mengeras
- Tercampur bahan yang dapat merusak beton tidak boleh dipakai dan
harus disingkirkan dari tempat pelaksanaan.
e. Pengecoran Beton
1. Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, maka tulangan harus
terpasang dengan baik hingga sebelum dan selama pengecoran tidak
berubah tempatnya.
2. Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, maka cetakan beton harus
sudah terpasang dengan baik dan kuat sehingga masa waktu
pengecoran dilaksanakan tidak terjadi kebocoran dan pembongkaran
pada cetakan beton.
3. Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, maka ruang-ruang yang akan
diisi dengan beton harus dibersihkan dari segala macam kotoran,
kemudian cetakan-cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang
berhubungan dengan beton harus dibasahi sampai jenuh.
4. Pengecoran beton harus dilakukan sedekat-dekatnya dengan tujuan
terakhir agar terjadi pemisahan-pemisahan bahan-bahan akibat
pemindahan adukan didalam cetakan.
5. Untuk mencegah terjadinya rongga-rongga dan sarang-sarang kerikil,
maka adukan beton harus dipadatkan dengan menumbuk-numbuk
adukan atau memukul-mukul cetakan atau menggunakan alat pemadat
mekanis (vibrator).
6. Pengecoran beton harus berkelanjutan sampai batas yang direncanakan
tanpa berhenti.
7. Untuk mencegah pengeringan bidang-bidang beton, selama paling
sedikit dua minggu, permukaan beton harus dibasahi terus menerus.
Spesifikasi Teknis 10
Pada plat-plat atap pembasahan terus menerus dilakukan dengan cara
mengenangi air pada permukaan air.
8. Batang-batang tulangan, jangkar-jangkar dan plat-plat yang akan
berfungsi menjamin kontinuitas dengan bagian-bagian perluasan
konstruksi dikemudian hari, tidak boleh dibiarkan keluar dari
permukaan-permukaan beton tanpa dilindungi terhadap pengkaratan.
P a s a l - 11
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan dan alat bantunya, serta melaksanakan
pekerjaan pemasangan batu bata untuk dinding, tangga dan keperluan
lainnya sesuai dengan gambar rencana.
b. B a h a n
1. Bata harus yang berkualitas baik memenuhi persyaratan yang
tercantum dalam SII 00221-78. Harus matang pembakarannya, tidak
pecah atau hancur bila direndam dalam air. Direksi/Pengawas berhak
menolak batu bata yang dianggap tidak memenuhi syarat.
2. Semen/portland cement (PC) yang digunakan dalam pekerjaan ini harus
memenuhi persyaratan SII 0013-81, semen yang datang dipekerjaan
dan menunggu pemakaiannya, harus disimpan didalam gudang yang
lantainya kering minimum 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah
sekitarnya. Umur dalam penyimpanan, tidak boleh lebih dari 30 hari
sejak keluar dari pabrik. Bilamana pada setiap pembukaan kantong,
ternyata semen sudah lembab dan menunjukkan gejala mambatu, maka
semen tersebut tidak boleh dipergunakan dan harus segera disingkirkan
keluar lokasi pekerjaan.
3. Pasir pasang yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi
persyaratan SK SNI S-04-1989-F. Pasir harus bersih, asli dan bebas dari
segala kotoran dan bahan-bahan kimia. Kadar lumpur maksimum
Spesifikasi Teknis 11
sebesar 5 %, bilamana pasir yang dipakai tidak memenuhi syarat ini,
maka pasir tersebut harus dicuci.
c. Adukan
1. Jenis adukan /campuran yang akan dipakai untuk pekerjaan ini
dilaksanakan menurut kebutuhan terhadap jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan sebagaimana diatur dalam syarat-syarat teknis.
2. Pelaksanaan pembuatan adukan harus dilaksanakan secara hati-hati,
ditampung didalam bak kayu yang besarnya memenuhi syarat. Semen
dan pasir dicampur dalam keadaan kering yang kemudian diberi air
sesuai persyaratan sampai didapat campuran yang plastis.
Adukan yang telah kering/keras tidak boleh dipergunakan
P a s a l - 12
PEKERJAAN PLESTERAN
a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan plesteran, penyiapan dinding/tempat yang akan
diplester serta pelaksanaan pekerjaan plesteran itu sendiri pada dinding
yang akan diselesaikan dengan cat, satu dan lain hal sesuai dengan yang
tertera dalam gambar denah dan notasi penyelesaian dinding.
b. B a h a n
1. Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi
persyaratan SII 0013-18.
2. Pasir yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus halus dengan warna
asli, satu dan lain hal sesuai dengan persyaratan SK SNI S-04-1989-F.
3. Air yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi
persyaratan SK SNI S-04-1989-F.
c. Jenis Plesteran
Jenis-jenis plesteran yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
1. Plesteran tahan air untuk menutup dinding-dinding tahan air
digunakan adukan 1 Pc : 2 Psr dengan takaran yang sama.
Spesifikasi Teknis 12
2. Plesteran beton untuk menutup beton digunakan adukan 1 Pc : 2 Psr
dengan takaran yang sama.
3. Plesteran biasa untuk menutup permukaan dinding selain tahan air dan
beton digunakan adukan 1 Pc : 4 Psr dengan takaran yang sama.
d. Keadaan Dinding yang akan Diplester
1. Semua siar dipermukaan batu bata hendaknya dirapikan terlebih
dahulu agar supaya bahan plesteran dapat melekat dengan baik.
2. Semua permukaaan yang akan diplester harus dibersihkan dan disiram
dengan air bersih sebelum bahan plesteran ditempelkan (permukaan
dinding batu bata pada waktu plester harus basah).
3. Bidang beton yang akan diplester harus dikasarkan terlebih dahulu
supaya plesteran dapat lebih mengikat.
e. Hasil Pekerjaan Plesteran
1. Rapi, rata, horizontal dan vertikal.
2. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak maka bidang
tersebut harus diperbaiki.
P a s a l - 13
PEKERJAAN KAYU
a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan kayu dari berbagai jenis kelas sesuai dengan
jenis kebutuhan dan melaksanakan berbagai macam pekerjaan kayu
seperti lantai, rangka dinding/kosen pintu/jendela/ventilasi, kuda-kuda,
rangka atap/listplank/singap, rangka loteng, daun pintu/jendela dan lain
sebagainya yang menggunakan kayu.
b. B a h a n
1. Kayu yang digunakan dalam setiap pekerjaan harus kayu yang
berkualitas baik dan kuat, tidak mempunyai cacat-cacat seperti mata
kayu, celah-celah, serta pinggir dan cacat kayu lainnya.
Spesifikasi Teknis 13
2. Kayu yang digunakan dalam setiap pekerjaan harus memenuhi
persyaratan ukuran kayu yang tercantum dalam SK SNI 05-1990-F,
untuk triplek haru memenuhi SII 0404-80.
3 Kayu yang digunakan dalam setiap pekerjaan harus dalam keadaan
kayu kering udara dengan kadar air maksimum 23 %, kecuali untuk
konsen, daun pintu/jendela, jalusi dan elemen-elemen pintu lainnya
kadar air maksimum adalah sebesar 20 %.
c. Perlindungan Kayu
Pada semua pekerjaan kayu, seluruh permukaan kayu harus diberi lapisan
pelindung. Untuk permukaan kayu yang kasar diberi lapisan pelindung
berupa minyak, untuk mencegah kerusakan dari jamur dan serangga
digunakan bahan pengawet berupa minyak residu. Untuk permukaan kayu
yang akan dicat diberi lapisan pelindung berupa menie kayu. Untuk
permukaaan kayu yang halus dan tidak akan dicat diberi lapisan pelindung
berupa politur transparan.
d. Pemakaian Kayu
1. Bahan kayu untuk pekerjaan kozen pintu/jendela dan ventilasi dipakai
kayu Klas kuat I (kayu kulim dan sejenisnya).
2. Untuk pekerjaan kuda-kuda, rangka atap, rangka plafon dan lain
sebagianya sesuai kebutuhan dipakai kayu klas kuat II.
3. Setiap jenis kayu yang dipakai/dipergunakan, harus berkualitas baik
supaya tidak cacat, sebelum pemakain bahan tersebut harus mendapat
persetujuan dari Direksi.
P a s a l - 14
PEKERJAAN ATAP
a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan atap sesuai dengan bahan yang akan dipakai
untuk bangunan yang dikerjakan seperti : seng Zing Alum, seng
gelombang, superdex dan lain sebagainya. Melaksanakan pekerjaan atap
dan perlengkapannya seperti perabung, bola-bola, listplank talang atap dan
lainnya.
Spesifikasi Teknis 14
b. B a h a n
1. Atap seng Zing BJLS 30 harus yang berkualitas baik, memenuhi
ketentuan SII 0137-87.
2. Perabung atap disesuaikan dengan jenis atap yang dipakai.
3. Seng perabung , seng plat untuk bola-bola dan talang atap digunakan
seng plat BJLS 30.
4. Atap superstil ( multi roof / multi color ) , untuk perabung dipakai
nok model U atau nok bulat C , pertemuan atap dengan dinding
dipasang wall flasing , sedangkan pertemuan atap dengan listplank
pinggir dipsang nok samping.
c. Pelaksanaan Pekerjaan Atap
1. Pemasangan atap harus memenuhi persyaratan sidelap dan overlap dari
setiap jenis atap.
2. Hasil pemasangan atap baik vertikal maupun horizontal harus
merupakan satu garis lurus, kecuali untuk atap sirap.
3. Permukaan bidang atap secara keseluruhan harus merupakan suatu
bidang yang rata.
4. Perabung untuk atap seng harus dilapisi dengan papan ruiter tebal 2
cm.
P a s a l - 15
PEKERJAAN LANTAI
a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan lantai
dan melaksanakan pekerjaan lantai bangunan dengan yang ditentukan
dalam perencanaan
b. B a h a n
1. Semen/portland Cement (PC) yang digunakan dalam pekerjaan ini
harus memenuhi persyaratan SSI 0013-81, semen yang datang
dipekerjaan dan menunggu pemakaian, harus disimpan didalam
gudang yang lantainya kering minimum 30 cm lebih tinggi dari
Spesifikasi Teknis 15
permukaan tanah sekitarnya. Umur dalam penyimpanan, tidak boleh
lebih dari 30 hari sejak keluar dari pabrik. Bilamana pada setiap
pembukaan kantong, ternyata semen sudah lembab dan menunjukkan
gejala membatu, maka semen tersebut tidak boleh dipergunakan dan
harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
2. Pasir beton harus memenuhi syarat PBI – 1971 dan SK.SNI S-04-
1989.F, terdiri dari butir-butir yang keras dan tajam, bersih dari segala
macam kotoran dan bahan-bahan organis, kadar lumpur maksimum 5
% dan mempunyai butir-butir yang beraneka ragam.
3. Kerikil beton harus memenuhi syarat PBI 1971 dan SK.SNI S-04-
1989.F, terdiri dari butir-butir yang keras, tidak berpori dan bersifat
kekal, kadar lumpur maksimum 1 %, apabila kadar lumpur melebihi
ketentuan, maka kerikil harus dicuci dan mempunyai butir-butir yang
beraneka ragam besarnya antara 4 mm – 31,5 mm.
4. Pasir pasang yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi
persyaratan SK. SNI S-04-1989-F. Pasir harus bersih, asli dan bebas
dari segala macam kotoran dan bahan-bahan kimia. Kadar lumpur
maksimum sebesar 5 %, bilamana pasir yang dipakai tidak memenuhi
syarat ini, maka pasir tersebut harus dicuci.
c. Pelaksanaan, Pembuatan Campuran dan Pengecoran Beton
1. Pembuatan campuran beton harus mengikuti persyaratan yang
tercantum dalam SNI T-15-1990-03 tentang Tata Cara Pembuatan
Rencana Campuran Beton Normal.
2. Sebelum melaksanakan pembuatan beton, maka perlu dilakukan
pemeriksaan terhadap bahan-bahan pembuatan campuran beton,
takaran pembuatan campuran dan alat-alat yang akan digunakan
untuk pembuatan beton.
3. Pengadukan beton untuk semua mutu beton harus dilakukan dengan
mesin pengaduk beton (mollen).
Spesifikasi Teknis 16
P a s a l - 16
PEKERJAAN PENGECATAN
a. B a h a n
1. Plamir kayu yang digunakan untuk pekerjaan ini harus yang memenuhi
syarat antara lain seperti : Plamir harus melekat baik pada permukaan
yang akan dicat, pengeringan, jika disapukan tipis-tipis harus
mengering dalam waktu 2 x 24 jam tanpa mengerut atau merekah dan
harus cukup keras untuk digosok.
2. Cat kayu yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi syarat
antara lain: Tidak boleh ada gel dan endapan keras kering. Waktu
pengeringan (kering permukaan) maksimum satu jam.
b. Pelaksanaan Pengecatan
1. Pengecatan Tembok
- Penggunaan Plamir :
Biarkan permukaan dinding tembok sampai kering sempurna,
kurang lebih dari satu bulan setelah plesteran. Bila terjadi
pengkristalan sapulah permukaan dengan kain kering, kemudian
diulangi dengan kain basah dan biarkan selama dua hari, jika
pengkristalan masih terjadi diulangi lagi seperti semula sampai tidak
terjadi lagi pengkristalan. Bersihkan permukaan dinding tembok dari
debu, kotoran, dan bekas percikan plesteran. Bagian-bagian
didinding yang reka dan kurang rata diperbaiki dengan plamir dan
biarkan mengering. Setelah plamir mengering, kemudian diratakan
dengan menggunakan amplas.
- Persiapan Bahan :
Cat tembok emulsi untuk permukaan kasar diencerkan dengan air
bersih secukupnya antara 30 – 50 %. Cat tembok emulsi untuk
permukaan halus diencerkan dengan air secukupnya kira-kira 20 %.
- Pengecatan :
Spesifikasi Teknis 17
Dinding tembok cat dengan cat dasar atau cat yang diencerkan dari
cat yang akan dipakai. Setelah mengering dilanjutkan dengan
pengecatan lapis kedua, dan setelah mengering dilanjutkan dengan
pengecatan lapis ketiga sehingga hasil akhir warna cat benar-benar
rata.
2. Pengecatan Kayu
- Penggunaan plamir kayu dan dempul :
Sebelum permukaan pengecatan kayu dimulai permukaan kayu
harus diamplas dengan amplas kayu hingga halus. Untuk menutupi
lobang-lobang kecil permukaan kayu digunakan plamir, sedangkan
untuk menutupi lubang-lubang besar pada permukaan kayu
digunakan dempul. Setelah permukaan kayu mengering kemudian
digosok dengan amplas kayu hingga halus.
- Persiapan bahan :
Cat dasar untuk kayu (Lood Menie) diaduk sampai rata, bila perlu
ditambah pengencer (terpentin) secukupnya. Cat kayu yang akan
digunakan diaduk sampai rata, bila perlu ditambah pengencer
(terpentin) secukupnya.
- Pengecatan :
Permukaan kayu dicat dengan cat yang akan digunakan, untuk
pertama kali dipakai cat yang diencerkan. Setelah mengering dicat
dengan lapisan yang ketiga, sehingga diperoleh hasil akhir yang
benar-benar rata.
3. Pengecatan Triplek
- Triplek, terutama pada loteng dicat dengan cat air warna sesuai
dengan yang ditentukan.
- Bilamana pada pengecatan pertama terjadi perubahan warna
disebabkan permukaan triplek mengeluarkan getah, maka harus
digunakan cat minyak dengan warna yang sama.
- Pengecatan triplek dilaksanakan secara tiga kali berulang,
pengulangan pengecatan dilakukan setelah pengecatan sebelumnya
benar-benar kering.
Spesifikasi Teknis 18
P a s a l - 17
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Instalasi listrik meliputi pengadaan dan pemasangan saluran
instalasi penerangan dan titik api, sehingga diperoleh satu instalasi yang
lengkap dan baik, setelah diuji seksama dan siap untuk dipergunakan
(menyala). Pekerjaan pengadaan instalasi meliputi :
1. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan dan titik api berikut
ardennya.
2. Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan.
3. Pengadaan Gambar Kerja, pemasangan instalasi listrik penerangan dan
stop kontak.
4. Melakukan pengetesan terhadap instalsi yang telah terpasang,
pengetesan dilakukan bersama pihak-pihak yang berwenang (PLN)
disaksikan oleh pemberi Tugas/Direksi. Hasilnya dituangkan dalam
sertipikat tanda “Keur Instalasi Baik”
b. Persyaratan Bagi Instalasi Pelaksana
1. Memiliki pas PLN serta surat-surat izin yang harus ada dari instansi-
instansi sesuai dengan peraturan Pemerintah Daerah setempat,
maupun surat izin lain yang diminta oleh pemberi Tugas
Direksi/Pengawas.
2. Dalam pekerjaan pelaksanaan, harus memenuhi ketentuan yang telah
digariskan dalam gambar rencana baik segi ukuran, kualitas bahan
maupun jumlah.
3. Sehubungan dengan adanya pekerjaan ini istalateur harus
manghubungi PLN terlebih dahulu untuk kelancaran pembangunan
sampai pada hari penyerahan dengan hasil terakhir yang memuaskan.
Spesifikasi Teknis 19
4. Sebelum memulai pekerjaan, instalateur hendaknya membuat rencana
kerja yang disesuaikan dengan disiplin lain, juga disertakan jumlah
tenaga pelaksana dan tenaga ahlinya.
c. Syarat Pelaksanaan
1. Pemasangan instalasi harus memenuhi semua peraturan yang
tercantum dalam PUIL serta aturan-aturan tambahan.
2. Peralatan kerja harus lengkap, hal ini guna mendapatkan hasil kerja
dengan mutu baik serta tidak merusak material bahan instalasi.
3. Pekerjaan dikatakan selesai apabila:
- Semua sistem dipasang sesuai denga rencana, baik dalam
pemenuhan fungsinya dan telah menyala.
- Ada surat pengesahan atau sertifikat, hasil tes baik dari PLN
setempat.
4. Gambar rencana merupakan gambar untuk keperluan lelang,
instalateur hendaknya terlebih dahulu mengajukan gambar instalsi
yang harus terlebih dahulu oleh Direksi Pelaksana dan perencana
masing-masing mendapat tembusan dari gambar ini.
5. Setelah pekerjaan instalasi selesai, instalateur harus membuat gambar
revisi (as built drawing), gambar ini kelak akan digunakan sebagai
keperluan pemeliharaan instalasi dan kemudian diserahkan kepada
pemberi tugas.
6. Surat “ Kir Baik “ dari PLN harus diperoleh secara prosedur yang benar.
Biaya-biaya yang dikeluarkan menjadi tanggung jawab pemborong.
d. Bahan Instalasi
1. Semua bahan yang akan dipasang harus dalam keadaan baru dan baik
serta sebelumnya harus mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
2. Bahan-bahan harus sesuai dengan kondisi alam tropis dan memenuhi
pasal-pasal dalam PUIS, SPLN, VDE.
Spesifikasi Teknis 20
3. Wiring diplafod menggunakan kabel NYM 2 1/4 MM yang akan diklem
dengan PVC khusus untuk NYM.
- Penyambungan kabel hanya boleh dalam box terminal kabel.
- Kabel dalam dinding harus disertai/pipa union diameter 3/4” yang
akan dilem kuat sebelum ditutup dengan plesteran. Sedang mulut
pipa diberi tule mencegah kelecetan isolasi kabel.
- Penyambungan kabel di armatur lampu harus dengan kururtein
atau kontak sekrup dan kabel harus dilebihkan sedikit panjangnya.
- Lampu-lampu hendaknya dipasang dari type sejenis mudah dalam
pemeliharaan dan tahan lama.
4. Balas, fitting dan tubing dari lampu TL harus yang berkualitas tinggi
5. Tube lampu TL harus cool white
6. Pemasangan saklar dan stop kontak adalah in bouw pada dinding
dengan door PVC (pada dinding tembok ) setinggi 140 Cm dari lantai,
ukuran saklar 250 V, 15 A dan stop kontak 250 V, dan 6 A.
e. Hubungan Tanah
1. Saluran alat-alat yang terbuat dari logam dalam keadaan normal
tidak bertegangan harus dihubungkan dengan hubungan tanah.
2. Titik-titik pertanahan harus terbuat dari kawat tembaga jenis BC
dengan perlindungan pipa-pipa galvanis diameter 1 “tertanam tegak
lurus kedalam tanah, paling sedikit 6 M atau sampai permukaan air.
Spesifikasi Teknis 21
B. SPESIFIKASI KHUSUS
P a s a l . 1
U M U M
1. Lingkup Pekerjaan.
Nama kegiatan ini adalah :
Pekerjaan : Sesuai dengan pekerjaan yang dilelangkan
Lokasi : Sesuai dengan pekerjaan yang dilelangkan
Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut Pemborong wajib memenuhi/
mematuhi dan melaksanakan segala hal-hal yang telah dituangkan di
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini serta Risalah Penjelasan
(Aanwijzing) sangat mengikat dalam pelaksanaan kecuali adanya
permintaan/peraturan tertulis dari pihak proyek dalam hal ini disebut
Pemimpin Kegiatan.
2. Pemeriksaan dan Penyediaan Bahan
1. Bila di dalam RKS ini disebutkan nama dan pabrik suatu bahan atau
produk, inii dimaksudkan hanya menunjukkan sumber minimal dari
mutu bahan yang digunakan.
2. Contoh bahan/produk yang akan digunakan dalam pekerjaan ini
Kontraktor harus menyampaikan kepada Direksi guna untuk
mendapatkan persetujuan.
3. Tentang usulan pemakaian bahan nama produk/pabrik harus
mendapat rekomendasi dari Direksi berdasarkan ketentuan di dalam
RKS serta Risalah Penjelasan Pekerjaan.
Spesifikasi Teknis 22
3. Ukuran
a. Semua ukuran yang dipakai adalah ukuran jadi/bersih, kecuali ada
ketentuan lain yang disepakati dan diperkuat dengan Berita Acara
Perubahan.
b. Sedangkan ukuran untuk pekerjaan Struktur yaitu kolom, balok, sloof
dan plat sebagaimana yang tertera pada gambar merupakan ukuran
dimensi struktur (Beton) , bukan merupakan ukuran jadi terhadap
struktur tersebut.
4. Gambar-gambar
a. Seluruh gambar-gambar Rencana Arsitektur, Struktur dan elektrikal
dapat diperoleh melalui pemberi tugas, Pemborong wajib mengetahui
seluruh pelaksanaan bangunan ini, sehingga dapat menyesuaikan
program pekerjaannya secara baik dan benar.
b. Selama pelaksanaan, Pemborong harus memberi tanda dengan warna
pada gambar setiap bagian yang telah dilaksanakan termasuk kalau ada
perubahan dari perencanaan semula.
c. Pemborong harus membuat gambar pelaksanaan untuk bagian yang
dianggap perlu (Shop Drawing) gambar ini harus diketahui dan disetujui
oleh Pengawas/Direksi.
d. Setelah pekerjaan ini selesai, pemborong harus menjelaskan gambar
terpasang (as build drawing) diatas kertas kalkir untuk dapat dicetak
dan diserahkan kepada Direksi.
5. Perbedaan Gambar dan Hal-hal Yang Kurang Jelas
a. Pada dasarnya bila ada perbedaan/pertentangan antara gambar dan
RKS, maka yang berlaku adalah RKS, kecuali bilamana ada ketentuan
lain dari Pengawas/Direksi dan Perencana.
b. Apabila ada ketidaksesuaian/keragu-raguan antara gambar dan RKS,
yang tidak bisa diatasi, maka sebelum melaksanakan pekerjaan
tersebut Pemborong wajib melaporkan secara tertulis kepada
Pengawas/Direksi untuk mendapatkan keputusan selambat-lambatnya
1 (satu) minggu sebelum masalah tersebut terlihat dalam pelaksanaan.
Spesifikasi Teknis 23
c. Perbedaan tersebut tidak bisa dijadikan alasan bagi pemborong untuk
mengadakan Claim.
d. Untuk pekerjaan elektrikal dan plumbing walaupun tidak disebutkan
secara terperinci dalam RKS dan gambar tentang peralatan serta
perlengkapan instalasi, Pemborong diwajibkan menyediakan /
memasang peralatan yang digunakan/diperlukan, sehingga instalasi
dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
6. Lapangan Kerja
a. Pemborong harus membuat gudang, los kerja dan fasilitas WC pekerja
sepenuhnya dan ditempatkan pada lokasi lapangan yang tidak
mengganggu kegiatan pelaksanaan pekerjaan.
b. Direksi keet dibuat minimal 4 x 4 m dilengkapi dengan peralatan,
seperti meja kursi, kursi tamu dan papan tulis. Untuk pembuatan
Direksi keet tersebut merupakan beban kegiatan pelaksanaan
pekerjaan.
c. Selama pekerjaan berlangsung Pemborong wajib menyediakan fasilitas-
fasilitas keamanan serta keselamatan kerja antara lain : obat-obatan
dan peralatan pemadam kebakaran serta menempatkan tenaga kerja
yang bertanggung jawab atas keamanan lokasi kerja.
P a s a l 2
PEKERJAAN PENDAHULUAN
I. Pekerjaan Pembersihan Lokasi
Yang dimaksud dengan pembersihan lokasi antara lain :
- Sebelum pembersihan lokasi dimulai, terlebih dahulu dikerjakan
pembongkaran. Pembongkaran tersebut meliputi seluruh Mushalla
lama.
Setelah itu baru dilaksanakan pekerjaan pembersihan lokasi dari sisa-sisa
atau puing-puing bekas pembongkaran.
Spesifikasi Teknis 24
2. Pekerjaan Papan Nama Kegiatan
Papan Nama Kegiatan dibuat dari kayu Meranti atau sejenis yang dilapis
dengan Seng plat dengan ketentuan sebagai berikut :
Panil atas bertuliskan :
Nama Kegiatan :
Pekerjaan :
Harga Borongan :
Kontraktor Pelaksana :
Konultan Pengawas :
Direksi :
Mulai Pekerjaan :
Selesai Pekerjaan :
Panil bawah bertuliskan :
’’PROYEK INI DIBIAYAI DENGAN HASIL YANG DIHIMPUN DARI
PAJAK YANG ANDA BAYAR’’
Papan Nama Kegiatan diletakkan pada tempat yang mudah terlihat.
P a s a l 3
PENGUKURAN DAN PEMASANGAN PATOK / BOUWPLANK
1. Pengukuran
a. Yang dimaksud dengan pengukuran adalah pemeriksaan as – as
bangunan, perletakkan posisi bangunan sesuai dengan Gambar
Rencana dan penentuan elevasi-elevasi.
b. Setelah pengukuran (uitzetten) selesai dan disetujui oleh Direksi, maka
pemborong dapat memenuhi pekerjaan selanjutnya yakni :
- Pemasangan bouwplank
- Pekerjaan galian
Spesifikasi Teknis 25
c. Pemasangan bouwplank/pedoman as (sumbu) bangunan dilaksanakan
bersama dengan pengawas/ Direksi dengan menggunakan alat optik.
Titik ketinggian/peil lantai harus tetap dijaga agar tidak
berubah/bergeser selama pekerjaan ini berlangsung.
d. Dalam pelaksanaan pengukuran Pemborong bersama dengan
Direksi/Pengawas supaya memperhatikan untuk menetapkan sumbu
(As) serta ukurannya, untuk menetapkan dapat dipedomani sebagai
berikut :
- Sumbu (As) bangunan adalah “ As ” dinding
- “ As “ dinding adalah “ As “ balok sloof.
- “ As “ balok lantai tingkat adalah “ As “ dinding.
2. Pekerjaan Galian.
a. Pekerjaan galian dapat dilaksanakan setelah pekerjaan bouwplank
selesai diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
b. Dasar galian harus disesuaikan dengan elevasi yang ditunjukkan pada
gambar kerja.
c. Dasar galian harus padat dan rata serta dibersihkan dari kotoran.
d. Pada bagian yang harus ditimbun kembali, harus dipergunakan tanah
timbun yang memenuhi syarat sebagai tanah timbun dan tidak boleh
sisa-sisa kayu atau bahan organik lainnya.
3. Pekerjaan Lantai Kerja
Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja serta penempatannya, Pemborong
harus melaksanakan bagian pekerjaan tersebut bentuk dan ukurannya
disesuaikan dengan ukuran yang tertera pada gambar kerja dengan
campuran adukan betonnya 1 Pc : 3 Pasir : 5 Kerikil (1 : 3 : 5)
Spesifikasi Teknis 26
P a s a l 4
PEKERJAAN PONDASI
1. Lingkup Pekerjaan
Pondasi yang dipakai pada kegiatan ini adalah pondasi plat setempat beton
bertulang.
Bentuk dan ukuran serta penulangan sebagaimana tercantum dalam
gambar bestek. Sisa galian yang masih terbuka ditimbun kembali serta
diratakan dan dipadatkan.
Sebelum pekerjaan pondasi plat setempat dimulai, terlebih dahulu
dikerjakan pemancangan cerocok kayu dia. 12 – 15 Cm pada setiap galian
plat setempat dan sepanjang Balok Sloof.
P a s a l 5
PEKERJAAN STRUKTUR DAN DINDING
1. Struktur
a. Kolom beton bertulang dengan ukuran dan penempatan seperti
tercantum dalam gambar bestek. Yang diperbuat dari beton bertulang
semua bahagian-bahagian didalam gambar tertunjuk sebagai beton
bertulang, Pemborong harus mengerjakan semua bahagian ini dengan
teliti.
b. Pekerjaan ring balok beton bertulang dengan ukuran 15x20 Cm
dikerjakan sejalan dengan plat dag dan lisplank beton. Bentuk dan
ukuran plat dag dan lisplank beton sesuai dengan gambar bestek.
c. Pada keliling Ventilasi atas dibuat sirip beton bertulang dengan
ketentuan sesuai gambar bestek.
d. Pelaksanaan pengecoran harus dipimpin oleh tenaga ahli selama masa
pelaksanaan, mutu beton dan mutu pelaksanaan harus diperiksa di
laboratorium secara kontinue dengan membuat benda uji sesuai dengan
ketentuan PBI 1971, segala biaya untuk kebutuhan tersebut telah
merupakan beban Pemborong yang bersangkutan.
Spesifikasi Teknis 27
e. Cetakan dan acuan harus kokoh dan cukup rapat sehingga tidak terjadi
kebocoran-kebocoran pada adukan yang dituangkan ke dalam cetakan.
f. Cetakan harus diberi ikatan secukupnya, sehingga dapat terjamin
kedudukan dan bentuk yang kuat serta tetap.
g. Cetakan dibuat dari bahan-bahan yang baik dan tidak mudah meresap
air dan dipasang sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkaran
cetakan tidak terjadi kerusakan pada beton.
h. Beton tidak boleh dituangkan ke dalam cetakan/mal sebelum ada
pemeriksaan serta persetujuan dari Direksi, untuk ini Pemborong harus
memberitahu kepada Direksi sekurang-kurangnya 2 x 24 jam
sebelumnya, agar pelaksanaan pekerjaan tidak terlambat, pengecoran
beton hanya dilakukan dengan pengawasan langsung oleh Direksi
Lapangan atau Pengawas sehari-hari.
i. Jika terdapat cacat pada konstruksi beton, yang muncul setelah
pembongkaran bekisting misalnya sarang-sarang kerikil, maka itu
harus segera diperbaiki, cacat itu dipahat terlebih dahulu, dicuci bersih
dari semua kotoran dan debu serta disiram dengan air kemudian diisi
dengan adukan beton yang sama.
j. Beton yang telah selesai di Cor tidak boleh dipahat untuk membuat
lubang-lubang tanpa berunding terlebih dahulu dengan Direksi.
k. Adukan beton yang telah dituangkan kedalam bekisting harus selalu
dikocok dan digetarkan dengan mesin penggetar beton.
2. Pekerjaan dinding
a. Pekerjaan dinding Sirip beton pada teras adalah beton bertulang yang
dikerjakan dengan motif seperti tercantum dalam gambar bestek
b. Dinding bangunan terbuat dari pasangan bta bata ½ batu.
c. Dalam pelaksanaan pekerjaan pemasangan dinding harus dibuat
horizontal dan rata serta tepat pada posisi penempatannya.
d. Plesteran dilaksanakan dengan rapi dan harus watepass, sebelum
plesteran dilaksanakan maka dinding pasangan bata terlebih dahulu
harus dibasahi/disiram dengan tujuan agar plesteran dapat menyatu
dengan pasangan dinding bata.
Spesifikasi Teknis 28
P a s a l 6
PEKERJAAN KOZEN, PINTU DAN JENDELA
1. Kozen tebuat dari dari kayu kelas I kualitas baik.
2. Pintu panil kayu terbuat dari kayu kelas II (Tembusu) kualitas baik,
dimensi sesuaikan dengan gambar bestek.
3. Jendela terbuat dari jendela kaca bingkai.
P a s a l 7
PEKERJAAN PLAFON
1. Rangka plafon dibuat dari kayu kelas III kualitas baik dimana pada sisi
bagian bawah diketam halus sehingga plafon yang dpasang akan datar dan
tidak bergelombang
2. Plafond dipakai Plywood, list profil terbuat dari list profil kayu, semua
material kualitas baik.
3. Rangka plafond an piri harus digantungkan ke balok tarik kuda-kuda agar
plafon tidak bergelombang akibat rangkanya turun.
P a s a l 8
PEKERJAAN ATAP
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :
1. Rangka utama atas (top chord)
2. Rangka utama bawah (bottom chord)
3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.
Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:
1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
Spesifikasi Teknis 29
2. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen (Fabrikasi),
3. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek
4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku)
6. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)
Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:
1. Pemasangan penutup atap
2. Pemasangan kap finishing atap
3. Talang selain jurai dalam
4. Accesories atap
Persyaratan Material Rangka Atap
Material struktur rangka atap
Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties)
Baja Mutu Tinggi G 550
Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
Tegangan Maksimum 550 Mpa
Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
Modulus geser 80.000 Mpa
Spesifikasi Teknis 30
Lapisan anti karat : Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis lapisan anti karat (coating): Galvanised (Z220)
Pelapisan Galvanised
Jenis Hot-dip zinc
Kelas Z22
katebalan pelapisan 220 gr/m2
komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran
Galvalume (AZ100)
Pelapisan Zinc-Aluminium
Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
Kelas AZ100
katebalan pelapisan 100 gr/m2
komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.
Multigrip ( MG )
Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:
Galvabond Z275
Yield Strength 250 MPa
Design Tensile Strength 150 MPa
Brace System (bracing)
BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah (bottom chord) pada kuda-kuda baja ringan.
LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda baja ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling) pada batang tekan (web),standar teknis mengacu pada desain struktur kuda-kuda tersebut.
Spesifikasi Teknis 31
DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing diagonal antara web pada kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan letak berdampingan.
STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan bottom chord kuda-kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace berdasarkan perhitungan desain struktur.
Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang membentuk sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan talang dalam (Valley Gutter) untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai dalam minimal 0,45 mm dengan detail profil seperti gambar diatas.
Alat Sambung (Screw)
Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw sebagai berikut:
Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2
Spesifikasi Teknis 32
Panjang (termasuk kepala baut) 16mm
Kepadatan Alur 16 alur/inci
Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm
Kekuatan Mekanikal
Gaya geser satu baut 5,10 KN
Gaya aksial 8,60 KN
Gaya Torsi 6,90 KN
Persyaratan Pra-Konstruksi
1. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat) .
2. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang dilampirkan pada dokumen tender.
3. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.
4. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
5. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop permanen dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil perakitan (fabrikasi)
6. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,
7. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari badan akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya).
Persyaratan Pelaksanaan
1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.
2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
Spesifikasi Teknis 33
3. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.
4. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka atap.
5. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.
6. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
7. Jaminan Struktural
Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.
Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang tercantum pada “Cold formed code for structural steel”(Australian Standard/New Zealand Standard 4600:1996) dengan desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead and live loads Combination (Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-self drilling-for the building and construction industries”(Australian Standard 3566).
1. Rangka rangka atap dibuat dari kayu kelas II kualitas baik, sementara untuk
rangka kubah dibuat dari rangka plat besi
2. Penutup atp dibuat dari genteng metal super Steel.
3. Lisplank Dibuat dari kayu kelas II kualitas baik.
Spesifikasi Teknis 34
P a s a l 9
PEKERJAAN LANTAI
1. Bagian dalam ruangan ditimbun dengan tanah urug dan dipadatkan
hingga permukaannya rata.
2. Diatas urugan tanah diurg kembali dengan pasir urug setebal 5 cm
3. Selanjutnya dicor dengan cor beton tumbuk 1 : 3 : 5.
4. Penutup lantai dipasang keramik 40x40 Cm.
Pasal 10
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Pekerjaan Menie dan Residu.
a. Setiap permukaan/bidang kayu yang menyatu dengan pasangan harus
dimenie.
b. Seluruh kuda-kuda dan seluruh rangka atap harus di residu sampai
rata.
2. Pekerjaan cat.
a. Semua dinding dan kolom yang tidak dilapisi keramik atau batu alam
dicat dengan cat air kualitas baik. Sebelum pengecatan dimulai
permukaan dinding yang sudah diplester harus diplamir sampai rata
dan halus.
b. Kozen, pintu panil dan ram jendela/ventilasi di cat dengan cat minyak
c. Lisplank papan dicat dengan cat minyak.
d. Cat yang digunaka adalah standar ICI
P a s al 11
PEKERJAAN PERLENGKAPAN LUAR
DAN SYARAT PENYERAHAN PERTAMA
1. Halaman harus dibersihkan dari semua kotoran, bekas-bekas bahan
bangunan dan tanah selebar 3 meter disekeliling bangunan diratakan.
2. Persyaratan yang harus dipenuhi antara lain :
Spesifikasi Teknis 35
a. Seluruh bagian-bagian dari bangunan sudah lengkap sesuai spesifikasi,
gambar-gambar rencana dan memenuhi syarat-syarat teknis.
b. Pekerjaan cat-catan sudah selesai
c. Daftar chek list/daftar kekurangan-kekurangan yang akan
disempurnakan pada penyerahan kedua.
3. Penyerahan pertama pekerjaan telah dapat dilakukan dan diserahkan
dengan memakai surat tanda terima :
a. Persyaratan diatas telah selesai dilaksanakan.
b. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
4. Penyerahan kedua pekerjaan/terakhir dapat dilaksanakan dengan syarat
semua pekerjaan pembetulan atau penyempurnaan telah selesai dengan
baik dan sempurna.
P a s a l 13
P E N U T U P
1. Meskipun dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini uraian
pekerjaan dan bahan-bahan tidak dinyatakan kata demi kata, yang dibuat
dan dilaksanakan/disediakan Pemborong, pekerjaan dianggap sebagai yang
tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini dan bukan
sebagai pekerjaan tambahan.
2. Sebelum pekerjaan ditimbang terimakan untuk pertama kalinya,
pemborong harus membersihkan kotoran-kotoran yang ada pada bahagian
dalam maupun bahagian luar bangunan.