Spek Teknis Gedung

35
Spesifikasi Teknis 1 SPESIFIKASI TEKNIS SYARAT-SYARAT TEKNIS BANGUNAN A. SPESIFIKASI UMUM P a s a l - 1 JENIS PEKERJAAN 1. Nama kegiatan ini adalah : Pekerjaan : Sesuai dengan pekerjaan yang dilelangkan Lokasi : Sesuai dengan pekerjaan yang dilelangkan 2. Untuk Kelancaran Pelaksanaan, pemborongan harus menyediakan : a. Tenaga Kerja / tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan. b. Alat-alat bantu seperti mesin pengaduk beton, pompa air, alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan dalam pelaksanaan. c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang dilaksanakan tepat pada waktunya. P a s a l - 2 STANDAR-STANDAR PELAKSANAAN Apabila tidak ditentukan lain, dalam pelaksanaan pekerjaan ini berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan yang tersebut dibawah ini dan dianggap pemborong telah mengetahui dan memahaminya termasuk (apabila ada) segala perubahan dan tambahannya sampai saat ini : 1. Peraturan Instalasi Listrik (SNI 0225-97-D) 2. Peraturan Perencanaan Perhitungan Beton (SNI T-15-1991-03) 3. Peraturan Pembuatan Campuran Beton (SNI T-15-1991-03) 4. Peraturan Baja Tulang Beton (SII 01236-84) 5. Peraturan Ukuran Kayu Bangunan (SKSNI S-05-1990-F) 6. Peraturan Tata Cara Pengecatan Kayu (SKSNI T-08-1990-F) 7. Peraturan Portland Cement (SSI 0013-81) 8. Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB – N.3) 9. Peratuaran Beton Indonesia ( PBI – NI.2 Tahun1971)

Transcript of Spek Teknis Gedung

Page 1: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 1

SPESIFIKASI TEKNIS

SYARAT-SYARAT TEKNIS BANGUNAN

A. SPESIFIKASI UMUM

P a s a l - 1

JENIS PEKERJAAN

1. Nama kegiatan ini adalah :

Pekerjaan : Sesuai dengan pekerjaan yang dilelangkan

Lokasi : Sesuai dengan pekerjaan yang dilelangkan

2. Untuk Kelancaran Pelaksanaan, pemborongan harus menyediakan :

a. Tenaga Kerja / tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan

yang dilaksanakan.

b. Alat-alat bantu seperti mesin pengaduk beton, pompa air, alat-alat

pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan dalam pelaksanaan.

c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap

pekerjaan yang dilaksanakan tepat pada waktunya.

P a s a l - 2

STANDAR-STANDAR PELAKSANAAN

Apabila tidak ditentukan lain, dalam pelaksanaan pekerjaan ini berlaku dan

mengikat ketentuan-ketentuan yang tersebut dibawah ini dan dianggap

pemborong telah mengetahui dan memahaminya termasuk (apabila ada) segala

perubahan dan tambahannya sampai saat ini :

1. Peraturan Instalasi Listrik (SNI 0225-97-D)

2. Peraturan Perencanaan Perhitungan Beton (SNI T-15-1991-03)

3. Peraturan Pembuatan Campuran Beton (SNI T-15-1991-03)

4. Peraturan Baja Tulang Beton (SII 01236-84)

5. Peraturan Ukuran Kayu Bangunan (SKSNI S-05-1990-F)

6. Peraturan Tata Cara Pengecatan Kayu (SKSNI T-08-1990-F)

7. Peraturan Portland Cement (SSI 0013-81)

8. Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB – N.3)

9. Peratuaran Beton Indonesia ( PBI – NI.2 Tahun1971)

Page 2: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 2

10. Peratuaran Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI – NI.2Tahun 1961)

11. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)

12. Pedoman Plumbing Indonesia 1974

13. Peratan Umum Instalasi Air Indonesia (AVWI)

14. Peratuan Pabrik untuk bahan-bahan yang belum ada ketentuan-

ketentuannya.

15. Peraturan : a. Batu alam untuk bahan bangunan

b. Kerikil

c. Pasir (SKSNI S-04-1989-F)

P a s a l - 3

PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Pembersihan Lapangan

Pemborong atas petunjuk Direksi/Pengawas harus melakukan

pembersihan lapangan sedemikian rupa sehingga lahan bersih dari semak-

semak, pohon-pohon dan sisa bangunan lama yang akan mengganggu

pelaksanaan pekerjaan. Pohon-pohon yang baik yang tidak mengganggu

bangunan tidak boleh dibongkar.

2. Patok Titik Tetap atau Bench Mark (BM)

Bilamana belum ada, Pemborong harus membuat suatu patok titik tetap

(BM) yang dipakai sebagai titik reverence peil-peil bangunan yang bersifat

permanen.

3. Papan Nama Kegiatan

Pemborong harus membuat suatu Papan Nama Kegiatan , adapun besar,

ukuran dan pemasangannya harus menurut Peraturan Daerah Setempat.

4. Air Proyek

Pemborong harus menyediakan air bersih untuk proyek, pengadaan air

bersih tersebut dapat dari PAM bilamana mungkin atau dengan membuat

sumur gali atau sumur bor atau dari sumber lain yang berdekatan, dengan

syarat air tersebut harus memenuhi persyaratan untuk pembangunan

seperti persyaratan yang tercantum dalam SK SNI S-04-1989-F

Page 3: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 3

P a s a l - 4

PEMERIKSAAN DAN PENYEDIAAN

BAHAN DAN BARANG

1. Bila dalam RKS disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu barang,

maka hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan tingkat mutu, bahan dan

barang yang digunakan.

2. Setiap penggantian nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan

barang harus disetujui oleh Pengawas/Pemberi Tugas dan bila tidak

ditentukan dalam RKS serta gambar kerja maka bahan dan barang tersebut

diusahakan dan disediakan oleh pemborong yang harus mendapat

persetujuan dari Pengawas atau Pemberi Tugas.

3. Contoh bahan dan barang yang dipergunakan dalam pekerjaan harus

segera disediakan atas biaya Pemborong, setelah disetujui Pengawas atau

Direksi, harus dianggap bahwa bahan dan barang tersebut yang akan

dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan.

4. Contoh bahan dan barang tersebut, disimpan oleh Pengawas atau Direksi

untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang

dipakai tidak sesuai kwalitasnya maupun sifatnya.

P a s a l - 5

PERBEDAAN DALAM DOKUMEN LAMPIRAN KONTRAK

1. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar kerja dan RKS ini,

maka Pemborong harus menanyakan secara tertulis kepada Pengawas dan

pemborong harus mentaati keputusan tersebut.

2. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan

terakhirlah yang berlaku dan ukuran dengan angka adalah yang harus

diikuti daripada ukuran dengan skala dari gambar-gambar.

Page 4: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 4

P a s al - 6

GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)

1. Jika terdapat kekurangan-kekurangan penjelasan-penjelasan dan gambar

kerja, atau diperlukan gambar tambahan/ gambar detail, atau untuk

memungkinkan pemborong melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan

sesuai dengan ketentuan, maka Pemborong harus membuat gambar

tersebut atas biaya Pemborong dan dapat dilaksanakan setelah mendapat

persetujuan dari Pengawas.

2. Gambar kerja hanya berubah apabila diperintahkan secara tertulis oleh

Pemberi Tugas, mengikuti penjelasan-penjelasan dan pertimbangan-

pertimbangan.

3. Gambar kerja hanya berubah apabila diperintahkan secara tertulis oleh

Pemberi Tugas, dengan mengikuti penjelasan-penjelasan oleh Perencana.

4. Gambar tersebut harus diserahkan kepada Pengawas untuk disetujui

sebelum dilaksanakan.

P a s al - 7

PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOUWPLANK

1. Pemborong harus sudah memperhitungkan biaya untuk pengukuran atau

penelitian ukuran tata letak atau penelitian ukuran tata letak atau

ketinggian bangunan (bouwplank), termasuk penyediaan “Bench Mark”

atau “Line Offset Mark” pada masing-masing lantai bangunan.

2. Sebelum melaksanakan pengukuran terhadap bangunan terlebih dahulu

Kontraktor mengukur situasi lapangan dengan mempergunakan alat ukur

(waterpass, theodolith) guna untuk mengecek kembali pengukuran yang

dilaksanakan oleh Konsultan Perencana.

Page 5: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 5

3. Apabila terdapat pengukuran terdahulu, maka Kontraktor memberitahukan

terlebih dahulu kepada Direksi Lapangan sebelum melaksanakan pekerjaan

dalam arti yang sebenarnya.

4. Sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus sudah menguasai situasi

lapangan baik mengenai luas, tinggi rendah permukaan tanah dan

sebagainya.

5. Pelaksana Kontraktor diwajibkan mempelajari gambar rencana dan gambar

detail sehingga waktu meletakkan tapak bangunan tidak ada terdapat

kesalahan antara gambar rencana dengan situasi site.

6. Papan Bouwplank dibuat dari papan Meranti 2 x 20 cm diketam rata pada

satu sisi tebalnya, yang akan dipasang menjadi sisi bagian atas papan

bouwplank.

7. Papan bouwplank dipasang pada tiang-tiang kayu ukuran 5/7 cm dengan

jarak pemasangan setiap 2 m, tertancap kuat kedalam tanah. Jarak antara

papan bouwplank dengan galian pondasi minimum 1,50 m.

8. Papan bouwplank harus dijaga keutuhannya, tidak boleh diubah posisinya

dan dijaga jangan sampai tertimbun tanah galian. Tanda pada As dan Peil

ketinggian diberi cat warna merah dan harus dijelaskan sampai papan

bouwplank tersebut tidak diperlukan lagi.

9. Papan bouwplank dipasang sekeliling bangunan yang akan dilaksanakan

pada tempat-tempat yang dianggap perlu.

10. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada Pengawas agar dapat

ditentukan sebagai pedoman atau refrensi dalam melaksanakan pekerjaan

sesuai dengan gambar rencana dan persyaratan teknis.

P a s a l - 8

IZIN-IZIN

Page 6: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 6

1. Pemborong harus mengurus dan meperhitungkan biaya untuk pembuatan

izin-izin yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan

antara lain :

- Izin penebangan, izin pengambilan material, izin jalan, izin pembuangan,

izin pengurugan, izin trayek dan pemakaian jalan, izin penggunaan

bangunan serta izin-izin lain yang diperlukan sesuai dengan

ketentuan/peraturan daerah setempat.

2. Biaya Izin Mendirikan Bangunan (IMB), adalah tanggung jawab Kontraktor

sedangkan pengurusannya dilakukan oleh Pimpinan Proyek.

3. Izin penggunaan tenaga kerja dari luar daerah/Propinsi.

4. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal tersebut

dalam ayat 1 diatas menjadi tanggung jawab Pemborong.

P a s a l - 9

DOKUMENTASI

1. Pemborong harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta

pengirimannya ke Pemberi Tugas serta pihak-pihak lain yang diperlukan.

2. Yang dimaksud dalam pekerjaan dokumentasi adalah : foto-foto proyek,

berwarna minimal ukuran postcard, pelaksanaan pengambilan foto

dimaksud yaitu dimulai dari pekerjaan 0 % dan selanjutnya dilaksanakan

berdasarkan tahapan pekerjaan, sistem pengambilan foto tersebut untuk

satu sasaran diambil dari dua sisi.

Page 7: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 7

P a s a l - 10

PEKERJAAN BETON

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pengadaan dan Penyediaan semua bahan untuk pembuatan beton

bertulang maupun tidak.

2. Pengadaan dan penyediaan semua alat-alat untuk pembuatan beton

seperti mesin pengaduk beton (mollen) dan mesin penggetar (vibrator).

3. Melaksanakan pekerjaan konstruksi beton bertulang dan beton tidak

bertulang

b. B a h a n

1. Semen Portland (PC)

- Semen Portland type I dan memenuhi persyaratan SII 0013-81

- Penyimpanan semen didalam gudang harus pada tempat yang

kering, tinggi lantai minimum 30 cm dari permukaan tanah.

- Semen harus dalam keadaan baik dan tidak lembab, apabila semen

sudah lembab dan menunjukkan gejala membatu maka semen tidak

boleh dipakai.

2. Pasir Beton

- Memenuhi persyaratan PBI-1971 dan SK SNI S-04-1989-F

- Terdiri dari butir-butir yang keras dan tajam

- Bersih dari segala macam kotoran dan bahan-bahan organis

- Kadar lumpur maksimum 5 %

- Mempunyai butir-butir yang beraneka ragam besarnya

3. Kerikil Beton

- Memenuhi persyaratan PBI-1971 dan SK SNI S-04-1989-F

- Terdiri dari butir-butir yang keras, tidak berpori dan bersifat kekal

- Kadar lumpur maksimum 1 %, apabila kadar lumpur melebihi

ketentuan maka kerikil harus dicuci

- Mempunyai butir-butir yang beraneka ragam besarnya antar 4 mm –

31,5 mm

Page 8: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 8

4. Besi Beton

- Memenuhi persyaratan PBI-1971 dan SII 0136-84

- Dari baja lunak U 24 dengan tegangan leleh 2400 Kg/cm² dan

tegangan maksimum 3600 Kg/cm²

- Bebas dari kotoran, karat dan bahan lainnya yang dapat mengurangi

daya lekat beton terhadap besi

- Diameter besi ditentukan dengan alat ukur yang tepat (jangka

sorong)

5. Kawat Pengikat

- Terbuat dari baja lunak yang telah dipijarkan terlebih dahulu

- Tidak bersepuh seng

- Diameter minimum 1 mm

- Memenuhi persyaratan SNI 0040-87-A

c. Pembuatan Campuran Beton

1. Pembuatan campuran beton harus mengikuti persyaratan yang

tercantum dalam SNI T-151990-03 tentang Tata Cara Pembuatan

Rencana Campuran Beton Normal.

2. Sebelum melaksanakan pembuatan beton, maka perlu dilakukan

pemeriksaan terhadap bahan-bahan pembuatan campuran beton,

takaran pembuatan campuran dan alat-alat yang akan digunakan

untuk pembuatan beton.

3. Pembuatan beton dengan mutu B0 dipakai campuran biasa dalam

perbandingan isi 1 : 3 : 5.

4. Pembuatan beton dengan mutu B1 dan K.125 harus dipakai campuran

nominal semen pasir dan kerikil dalam perbandingan isi 1 : 2 : 3 atau

1 : 1 1/2 : 2 1/2

5. Pembuatan beton dengan mutu K.175 dan mutu-mutu lainnya yang

lebih tinggi, harus dipakai campuran beton yang direncanakan.

Pembuatan beton dengan campuran yang direncanakan, jumlah semen

minimum dan nilai faktor air semen maksimum yang dipakai harus

disesuaikan dengan keadaan sekelilingnya.

Page 9: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 9

d. Pengadukan Beton

1. Pengadukan beton untuk semua mutu beton harus dilakukan dengan

mesin pengaduk beton (mollen).

2. Waktu pengadukan disesuaikan dengan kapasitas drum pengaduk,

banyaknya adukan, jenis, susunan butir dari agregat yang dipakai dan

slump dari betonnya, lama pengadukan paling sedikit 1 1/2 menit

3. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat minimal seperti antara lain:

- Terlalu encer

- Sudah mengeras

- Tercampur bahan yang dapat merusak beton tidak boleh dipakai dan

harus disingkirkan dari tempat pelaksanaan.

e. Pengecoran Beton

1. Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, maka tulangan harus

terpasang dengan baik hingga sebelum dan selama pengecoran tidak

berubah tempatnya.

2. Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, maka cetakan beton harus

sudah terpasang dengan baik dan kuat sehingga masa waktu

pengecoran dilaksanakan tidak terjadi kebocoran dan pembongkaran

pada cetakan beton.

3. Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, maka ruang-ruang yang akan

diisi dengan beton harus dibersihkan dari segala macam kotoran,

kemudian cetakan-cetakan dan pasangan-pasangan dinding yang

berhubungan dengan beton harus dibasahi sampai jenuh.

4. Pengecoran beton harus dilakukan sedekat-dekatnya dengan tujuan

terakhir agar terjadi pemisahan-pemisahan bahan-bahan akibat

pemindahan adukan didalam cetakan.

5. Untuk mencegah terjadinya rongga-rongga dan sarang-sarang kerikil,

maka adukan beton harus dipadatkan dengan menumbuk-numbuk

adukan atau memukul-mukul cetakan atau menggunakan alat pemadat

mekanis (vibrator).

6. Pengecoran beton harus berkelanjutan sampai batas yang direncanakan

tanpa berhenti.

7. Untuk mencegah pengeringan bidang-bidang beton, selama paling

sedikit dua minggu, permukaan beton harus dibasahi terus menerus.

Page 10: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 10

Pada plat-plat atap pembasahan terus menerus dilakukan dengan cara

mengenangi air pada permukaan air.

8. Batang-batang tulangan, jangkar-jangkar dan plat-plat yang akan

berfungsi menjamin kontinuitas dengan bagian-bagian perluasan

konstruksi dikemudian hari, tidak boleh dibiarkan keluar dari

permukaan-permukaan beton tanpa dilindungi terhadap pengkaratan.

P a s a l - 11

PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA

a. Lingkup Pekerjaan

Meliputi pengadaan bahan dan alat bantunya, serta melaksanakan

pekerjaan pemasangan batu bata untuk dinding, tangga dan keperluan

lainnya sesuai dengan gambar rencana.

b. B a h a n

1. Bata harus yang berkualitas baik memenuhi persyaratan yang

tercantum dalam SII 00221-78. Harus matang pembakarannya, tidak

pecah atau hancur bila direndam dalam air. Direksi/Pengawas berhak

menolak batu bata yang dianggap tidak memenuhi syarat.

2. Semen/portland cement (PC) yang digunakan dalam pekerjaan ini harus

memenuhi persyaratan SII 0013-81, semen yang datang dipekerjaan

dan menunggu pemakaiannya, harus disimpan didalam gudang yang

lantainya kering minimum 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah

sekitarnya. Umur dalam penyimpanan, tidak boleh lebih dari 30 hari

sejak keluar dari pabrik. Bilamana pada setiap pembukaan kantong,

ternyata semen sudah lembab dan menunjukkan gejala mambatu, maka

semen tersebut tidak boleh dipergunakan dan harus segera disingkirkan

keluar lokasi pekerjaan.

3. Pasir pasang yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi

persyaratan SK SNI S-04-1989-F. Pasir harus bersih, asli dan bebas dari

segala kotoran dan bahan-bahan kimia. Kadar lumpur maksimum

Page 11: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 11

sebesar 5 %, bilamana pasir yang dipakai tidak memenuhi syarat ini,

maka pasir tersebut harus dicuci.

c. Adukan

1. Jenis adukan /campuran yang akan dipakai untuk pekerjaan ini

dilaksanakan menurut kebutuhan terhadap jenis pekerjaan yang akan

dilaksanakan sebagaimana diatur dalam syarat-syarat teknis.

2. Pelaksanaan pembuatan adukan harus dilaksanakan secara hati-hati,

ditampung didalam bak kayu yang besarnya memenuhi syarat. Semen

dan pasir dicampur dalam keadaan kering yang kemudian diberi air

sesuai persyaratan sampai didapat campuran yang plastis.

Adukan yang telah kering/keras tidak boleh dipergunakan

P a s a l - 12

PEKERJAAN PLESTERAN

a. Lingkup Pekerjaan

Meliputi penyediaan bahan plesteran, penyiapan dinding/tempat yang akan

diplester serta pelaksanaan pekerjaan plesteran itu sendiri pada dinding

yang akan diselesaikan dengan cat, satu dan lain hal sesuai dengan yang

tertera dalam gambar denah dan notasi penyelesaian dinding.

b. B a h a n

1. Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi

persyaratan SII 0013-18.

2. Pasir yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus halus dengan warna

asli, satu dan lain hal sesuai dengan persyaratan SK SNI S-04-1989-F.

3. Air yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi

persyaratan SK SNI S-04-1989-F.

c. Jenis Plesteran

Jenis-jenis plesteran yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

1. Plesteran tahan air untuk menutup dinding-dinding tahan air

digunakan adukan 1 Pc : 2 Psr dengan takaran yang sama.

Page 12: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 12

2. Plesteran beton untuk menutup beton digunakan adukan 1 Pc : 2 Psr

dengan takaran yang sama.

3. Plesteran biasa untuk menutup permukaan dinding selain tahan air dan

beton digunakan adukan 1 Pc : 4 Psr dengan takaran yang sama.

d. Keadaan Dinding yang akan Diplester

1. Semua siar dipermukaan batu bata hendaknya dirapikan terlebih

dahulu agar supaya bahan plesteran dapat melekat dengan baik.

2. Semua permukaaan yang akan diplester harus dibersihkan dan disiram

dengan air bersih sebelum bahan plesteran ditempelkan (permukaan

dinding batu bata pada waktu plester harus basah).

3. Bidang beton yang akan diplester harus dikasarkan terlebih dahulu

supaya plesteran dapat lebih mengikat.

e. Hasil Pekerjaan Plesteran

1. Rapi, rata, horizontal dan vertikal.

2. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak maka bidang

tersebut harus diperbaiki.

P a s a l - 13

PEKERJAAN KAYU

a. Lingkup Pekerjaan

Meliputi penyediaan bahan kayu dari berbagai jenis kelas sesuai dengan

jenis kebutuhan dan melaksanakan berbagai macam pekerjaan kayu

seperti lantai, rangka dinding/kosen pintu/jendela/ventilasi, kuda-kuda,

rangka atap/listplank/singap, rangka loteng, daun pintu/jendela dan lain

sebagainya yang menggunakan kayu.

b. B a h a n

1. Kayu yang digunakan dalam setiap pekerjaan harus kayu yang

berkualitas baik dan kuat, tidak mempunyai cacat-cacat seperti mata

kayu, celah-celah, serta pinggir dan cacat kayu lainnya.

Page 13: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 13

2. Kayu yang digunakan dalam setiap pekerjaan harus memenuhi

persyaratan ukuran kayu yang tercantum dalam SK SNI 05-1990-F,

untuk triplek haru memenuhi SII 0404-80.

3 Kayu yang digunakan dalam setiap pekerjaan harus dalam keadaan

kayu kering udara dengan kadar air maksimum 23 %, kecuali untuk

konsen, daun pintu/jendela, jalusi dan elemen-elemen pintu lainnya

kadar air maksimum adalah sebesar 20 %.

c. Perlindungan Kayu

Pada semua pekerjaan kayu, seluruh permukaan kayu harus diberi lapisan

pelindung. Untuk permukaan kayu yang kasar diberi lapisan pelindung

berupa minyak, untuk mencegah kerusakan dari jamur dan serangga

digunakan bahan pengawet berupa minyak residu. Untuk permukaan kayu

yang akan dicat diberi lapisan pelindung berupa menie kayu. Untuk

permukaaan kayu yang halus dan tidak akan dicat diberi lapisan pelindung

berupa politur transparan.

d. Pemakaian Kayu

1. Bahan kayu untuk pekerjaan kozen pintu/jendela dan ventilasi dipakai

kayu Klas kuat I (kayu kulim dan sejenisnya).

2. Untuk pekerjaan kuda-kuda, rangka atap, rangka plafon dan lain

sebagianya sesuai kebutuhan dipakai kayu klas kuat II.

3. Setiap jenis kayu yang dipakai/dipergunakan, harus berkualitas baik

supaya tidak cacat, sebelum pemakain bahan tersebut harus mendapat

persetujuan dari Direksi.

P a s a l - 14

PEKERJAAN ATAP

a. Lingkup Pekerjaan

Meliputi penyediaan bahan atap sesuai dengan bahan yang akan dipakai

untuk bangunan yang dikerjakan seperti : seng Zing Alum, seng

gelombang, superdex dan lain sebagainya. Melaksanakan pekerjaan atap

dan perlengkapannya seperti perabung, bola-bola, listplank talang atap dan

lainnya.

Page 14: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 14

b. B a h a n

1. Atap seng Zing BJLS 30 harus yang berkualitas baik, memenuhi

ketentuan SII 0137-87.

2. Perabung atap disesuaikan dengan jenis atap yang dipakai.

3. Seng perabung , seng plat untuk bola-bola dan talang atap digunakan

seng plat BJLS 30.

4. Atap superstil ( multi roof / multi color ) , untuk perabung dipakai

nok model U atau nok bulat C , pertemuan atap dengan dinding

dipasang wall flasing , sedangkan pertemuan atap dengan listplank

pinggir dipsang nok samping.

c. Pelaksanaan Pekerjaan Atap

1. Pemasangan atap harus memenuhi persyaratan sidelap dan overlap dari

setiap jenis atap.

2. Hasil pemasangan atap baik vertikal maupun horizontal harus

merupakan satu garis lurus, kecuali untuk atap sirap.

3. Permukaan bidang atap secara keseluruhan harus merupakan suatu

bidang yang rata.

4. Perabung untuk atap seng harus dilapisi dengan papan ruiter tebal 2

cm.

P a s a l - 15

PEKERJAAN LANTAI

a. Lingkup Pekerjaan

Meliputi penyediaan bahan-bahan yang diperlukan untuk pekerjaan lantai

dan melaksanakan pekerjaan lantai bangunan dengan yang ditentukan

dalam perencanaan

b. B a h a n

1. Semen/portland Cement (PC) yang digunakan dalam pekerjaan ini

harus memenuhi persyaratan SSI 0013-81, semen yang datang

dipekerjaan dan menunggu pemakaian, harus disimpan didalam

gudang yang lantainya kering minimum 30 cm lebih tinggi dari

Page 15: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 15

permukaan tanah sekitarnya. Umur dalam penyimpanan, tidak boleh

lebih dari 30 hari sejak keluar dari pabrik. Bilamana pada setiap

pembukaan kantong, ternyata semen sudah lembab dan menunjukkan

gejala membatu, maka semen tersebut tidak boleh dipergunakan dan

harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.

2. Pasir beton harus memenuhi syarat PBI – 1971 dan SK.SNI S-04-

1989.F, terdiri dari butir-butir yang keras dan tajam, bersih dari segala

macam kotoran dan bahan-bahan organis, kadar lumpur maksimum 5

% dan mempunyai butir-butir yang beraneka ragam.

3. Kerikil beton harus memenuhi syarat PBI 1971 dan SK.SNI S-04-

1989.F, terdiri dari butir-butir yang keras, tidak berpori dan bersifat

kekal, kadar lumpur maksimum 1 %, apabila kadar lumpur melebihi

ketentuan, maka kerikil harus dicuci dan mempunyai butir-butir yang

beraneka ragam besarnya antara 4 mm – 31,5 mm.

4. Pasir pasang yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi

persyaratan SK. SNI S-04-1989-F. Pasir harus bersih, asli dan bebas

dari segala macam kotoran dan bahan-bahan kimia. Kadar lumpur

maksimum sebesar 5 %, bilamana pasir yang dipakai tidak memenuhi

syarat ini, maka pasir tersebut harus dicuci.

c. Pelaksanaan, Pembuatan Campuran dan Pengecoran Beton

1. Pembuatan campuran beton harus mengikuti persyaratan yang

tercantum dalam SNI T-15-1990-03 tentang Tata Cara Pembuatan

Rencana Campuran Beton Normal.

2. Sebelum melaksanakan pembuatan beton, maka perlu dilakukan

pemeriksaan terhadap bahan-bahan pembuatan campuran beton,

takaran pembuatan campuran dan alat-alat yang akan digunakan

untuk pembuatan beton.

3. Pengadukan beton untuk semua mutu beton harus dilakukan dengan

mesin pengaduk beton (mollen).

Page 16: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 16

P a s a l - 16

PEKERJAAN PENGECATAN

a. B a h a n

1. Plamir kayu yang digunakan untuk pekerjaan ini harus yang memenuhi

syarat antara lain seperti : Plamir harus melekat baik pada permukaan

yang akan dicat, pengeringan, jika disapukan tipis-tipis harus

mengering dalam waktu 2 x 24 jam tanpa mengerut atau merekah dan

harus cukup keras untuk digosok.

2. Cat kayu yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi syarat

antara lain: Tidak boleh ada gel dan endapan keras kering. Waktu

pengeringan (kering permukaan) maksimum satu jam.

b. Pelaksanaan Pengecatan

1. Pengecatan Tembok

- Penggunaan Plamir :

Biarkan permukaan dinding tembok sampai kering sempurna,

kurang lebih dari satu bulan setelah plesteran. Bila terjadi

pengkristalan sapulah permukaan dengan kain kering, kemudian

diulangi dengan kain basah dan biarkan selama dua hari, jika

pengkristalan masih terjadi diulangi lagi seperti semula sampai tidak

terjadi lagi pengkristalan. Bersihkan permukaan dinding tembok dari

debu, kotoran, dan bekas percikan plesteran. Bagian-bagian

didinding yang reka dan kurang rata diperbaiki dengan plamir dan

biarkan mengering. Setelah plamir mengering, kemudian diratakan

dengan menggunakan amplas.

- Persiapan Bahan :

Cat tembok emulsi untuk permukaan kasar diencerkan dengan air

bersih secukupnya antara 30 – 50 %. Cat tembok emulsi untuk

permukaan halus diencerkan dengan air secukupnya kira-kira 20 %.

- Pengecatan :

Page 17: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 17

Dinding tembok cat dengan cat dasar atau cat yang diencerkan dari

cat yang akan dipakai. Setelah mengering dilanjutkan dengan

pengecatan lapis kedua, dan setelah mengering dilanjutkan dengan

pengecatan lapis ketiga sehingga hasil akhir warna cat benar-benar

rata.

2. Pengecatan Kayu

- Penggunaan plamir kayu dan dempul :

Sebelum permukaan pengecatan kayu dimulai permukaan kayu

harus diamplas dengan amplas kayu hingga halus. Untuk menutupi

lobang-lobang kecil permukaan kayu digunakan plamir, sedangkan

untuk menutupi lubang-lubang besar pada permukaan kayu

digunakan dempul. Setelah permukaan kayu mengering kemudian

digosok dengan amplas kayu hingga halus.

- Persiapan bahan :

Cat dasar untuk kayu (Lood Menie) diaduk sampai rata, bila perlu

ditambah pengencer (terpentin) secukupnya. Cat kayu yang akan

digunakan diaduk sampai rata, bila perlu ditambah pengencer

(terpentin) secukupnya.

- Pengecatan :

Permukaan kayu dicat dengan cat yang akan digunakan, untuk

pertama kali dipakai cat yang diencerkan. Setelah mengering dicat

dengan lapisan yang ketiga, sehingga diperoleh hasil akhir yang

benar-benar rata.

3. Pengecatan Triplek

- Triplek, terutama pada loteng dicat dengan cat air warna sesuai

dengan yang ditentukan.

- Bilamana pada pengecatan pertama terjadi perubahan warna

disebabkan permukaan triplek mengeluarkan getah, maka harus

digunakan cat minyak dengan warna yang sama.

- Pengecatan triplek dilaksanakan secara tiga kali berulang,

pengulangan pengecatan dilakukan setelah pengecatan sebelumnya

benar-benar kering.

Page 18: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 18

P a s a l - 17

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

a. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan Instalasi listrik meliputi pengadaan dan pemasangan saluran

instalasi penerangan dan titik api, sehingga diperoleh satu instalasi yang

lengkap dan baik, setelah diuji seksama dan siap untuk dipergunakan

(menyala). Pekerjaan pengadaan instalasi meliputi :

1. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan dan titik api berikut

ardennya.

2. Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan.

3. Pengadaan Gambar Kerja, pemasangan instalasi listrik penerangan dan

stop kontak.

4. Melakukan pengetesan terhadap instalsi yang telah terpasang,

pengetesan dilakukan bersama pihak-pihak yang berwenang (PLN)

disaksikan oleh pemberi Tugas/Direksi. Hasilnya dituangkan dalam

sertipikat tanda “Keur Instalasi Baik”

b. Persyaratan Bagi Instalasi Pelaksana

1. Memiliki pas PLN serta surat-surat izin yang harus ada dari instansi-

instansi sesuai dengan peraturan Pemerintah Daerah setempat,

maupun surat izin lain yang diminta oleh pemberi Tugas

Direksi/Pengawas.

2. Dalam pekerjaan pelaksanaan, harus memenuhi ketentuan yang telah

digariskan dalam gambar rencana baik segi ukuran, kualitas bahan

maupun jumlah.

3. Sehubungan dengan adanya pekerjaan ini istalateur harus

manghubungi PLN terlebih dahulu untuk kelancaran pembangunan

sampai pada hari penyerahan dengan hasil terakhir yang memuaskan.

Page 19: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 19

4. Sebelum memulai pekerjaan, instalateur hendaknya membuat rencana

kerja yang disesuaikan dengan disiplin lain, juga disertakan jumlah

tenaga pelaksana dan tenaga ahlinya.

c. Syarat Pelaksanaan

1. Pemasangan instalasi harus memenuhi semua peraturan yang

tercantum dalam PUIL serta aturan-aturan tambahan.

2. Peralatan kerja harus lengkap, hal ini guna mendapatkan hasil kerja

dengan mutu baik serta tidak merusak material bahan instalasi.

3. Pekerjaan dikatakan selesai apabila:

- Semua sistem dipasang sesuai denga rencana, baik dalam

pemenuhan fungsinya dan telah menyala.

- Ada surat pengesahan atau sertifikat, hasil tes baik dari PLN

setempat.

4. Gambar rencana merupakan gambar untuk keperluan lelang,

instalateur hendaknya terlebih dahulu mengajukan gambar instalsi

yang harus terlebih dahulu oleh Direksi Pelaksana dan perencana

masing-masing mendapat tembusan dari gambar ini.

5. Setelah pekerjaan instalasi selesai, instalateur harus membuat gambar

revisi (as built drawing), gambar ini kelak akan digunakan sebagai

keperluan pemeliharaan instalasi dan kemudian diserahkan kepada

pemberi tugas.

6. Surat “ Kir Baik “ dari PLN harus diperoleh secara prosedur yang benar.

Biaya-biaya yang dikeluarkan menjadi tanggung jawab pemborong.

d. Bahan Instalasi

1. Semua bahan yang akan dipasang harus dalam keadaan baru dan baik

serta sebelumnya harus mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.

2. Bahan-bahan harus sesuai dengan kondisi alam tropis dan memenuhi

pasal-pasal dalam PUIS, SPLN, VDE.

Page 20: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 20

3. Wiring diplafod menggunakan kabel NYM 2 1/4 MM yang akan diklem

dengan PVC khusus untuk NYM.

- Penyambungan kabel hanya boleh dalam box terminal kabel.

- Kabel dalam dinding harus disertai/pipa union diameter 3/4” yang

akan dilem kuat sebelum ditutup dengan plesteran. Sedang mulut

pipa diberi tule mencegah kelecetan isolasi kabel.

- Penyambungan kabel di armatur lampu harus dengan kururtein

atau kontak sekrup dan kabel harus dilebihkan sedikit panjangnya.

- Lampu-lampu hendaknya dipasang dari type sejenis mudah dalam

pemeliharaan dan tahan lama.

4. Balas, fitting dan tubing dari lampu TL harus yang berkualitas tinggi

5. Tube lampu TL harus cool white

6. Pemasangan saklar dan stop kontak adalah in bouw pada dinding

dengan door PVC (pada dinding tembok ) setinggi 140 Cm dari lantai,

ukuran saklar 250 V, 15 A dan stop kontak 250 V, dan 6 A.

e. Hubungan Tanah

1. Saluran alat-alat yang terbuat dari logam dalam keadaan normal

tidak bertegangan harus dihubungkan dengan hubungan tanah.

2. Titik-titik pertanahan harus terbuat dari kawat tembaga jenis BC

dengan perlindungan pipa-pipa galvanis diameter 1 “tertanam tegak

lurus kedalam tanah, paling sedikit 6 M atau sampai permukaan air.

Page 21: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 21

B. SPESIFIKASI KHUSUS

P a s a l . 1

U M U M

1. Lingkup Pekerjaan.

Nama kegiatan ini adalah :

Pekerjaan : Sesuai dengan pekerjaan yang dilelangkan

Lokasi : Sesuai dengan pekerjaan yang dilelangkan

Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut Pemborong wajib memenuhi/

mematuhi dan melaksanakan segala hal-hal yang telah dituangkan di

dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini serta Risalah Penjelasan

(Aanwijzing) sangat mengikat dalam pelaksanaan kecuali adanya

permintaan/peraturan tertulis dari pihak proyek dalam hal ini disebut

Pemimpin Kegiatan.

2. Pemeriksaan dan Penyediaan Bahan

1. Bila di dalam RKS ini disebutkan nama dan pabrik suatu bahan atau

produk, inii dimaksudkan hanya menunjukkan sumber minimal dari

mutu bahan yang digunakan.

2. Contoh bahan/produk yang akan digunakan dalam pekerjaan ini

Kontraktor harus menyampaikan kepada Direksi guna untuk

mendapatkan persetujuan.

3. Tentang usulan pemakaian bahan nama produk/pabrik harus

mendapat rekomendasi dari Direksi berdasarkan ketentuan di dalam

RKS serta Risalah Penjelasan Pekerjaan.

Page 22: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 22

3. Ukuran

a. Semua ukuran yang dipakai adalah ukuran jadi/bersih, kecuali ada

ketentuan lain yang disepakati dan diperkuat dengan Berita Acara

Perubahan.

b. Sedangkan ukuran untuk pekerjaan Struktur yaitu kolom, balok, sloof

dan plat sebagaimana yang tertera pada gambar merupakan ukuran

dimensi struktur (Beton) , bukan merupakan ukuran jadi terhadap

struktur tersebut.

4. Gambar-gambar

a. Seluruh gambar-gambar Rencana Arsitektur, Struktur dan elektrikal

dapat diperoleh melalui pemberi tugas, Pemborong wajib mengetahui

seluruh pelaksanaan bangunan ini, sehingga dapat menyesuaikan

program pekerjaannya secara baik dan benar.

b. Selama pelaksanaan, Pemborong harus memberi tanda dengan warna

pada gambar setiap bagian yang telah dilaksanakan termasuk kalau ada

perubahan dari perencanaan semula.

c. Pemborong harus membuat gambar pelaksanaan untuk bagian yang

dianggap perlu (Shop Drawing) gambar ini harus diketahui dan disetujui

oleh Pengawas/Direksi.

d. Setelah pekerjaan ini selesai, pemborong harus menjelaskan gambar

terpasang (as build drawing) diatas kertas kalkir untuk dapat dicetak

dan diserahkan kepada Direksi.

5. Perbedaan Gambar dan Hal-hal Yang Kurang Jelas

a. Pada dasarnya bila ada perbedaan/pertentangan antara gambar dan

RKS, maka yang berlaku adalah RKS, kecuali bilamana ada ketentuan

lain dari Pengawas/Direksi dan Perencana.

b. Apabila ada ketidaksesuaian/keragu-raguan antara gambar dan RKS,

yang tidak bisa diatasi, maka sebelum melaksanakan pekerjaan

tersebut Pemborong wajib melaporkan secara tertulis kepada

Pengawas/Direksi untuk mendapatkan keputusan selambat-lambatnya

1 (satu) minggu sebelum masalah tersebut terlihat dalam pelaksanaan.

Page 23: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 23

c. Perbedaan tersebut tidak bisa dijadikan alasan bagi pemborong untuk

mengadakan Claim.

d. Untuk pekerjaan elektrikal dan plumbing walaupun tidak disebutkan

secara terperinci dalam RKS dan gambar tentang peralatan serta

perlengkapan instalasi, Pemborong diwajibkan menyediakan /

memasang peralatan yang digunakan/diperlukan, sehingga instalasi

dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

6. Lapangan Kerja

a. Pemborong harus membuat gudang, los kerja dan fasilitas WC pekerja

sepenuhnya dan ditempatkan pada lokasi lapangan yang tidak

mengganggu kegiatan pelaksanaan pekerjaan.

b. Direksi keet dibuat minimal 4 x 4 m dilengkapi dengan peralatan,

seperti meja kursi, kursi tamu dan papan tulis. Untuk pembuatan

Direksi keet tersebut merupakan beban kegiatan pelaksanaan

pekerjaan.

c. Selama pekerjaan berlangsung Pemborong wajib menyediakan fasilitas-

fasilitas keamanan serta keselamatan kerja antara lain : obat-obatan

dan peralatan pemadam kebakaran serta menempatkan tenaga kerja

yang bertanggung jawab atas keamanan lokasi kerja.

P a s a l 2

PEKERJAAN PENDAHULUAN

I. Pekerjaan Pembersihan Lokasi

Yang dimaksud dengan pembersihan lokasi antara lain :

- Sebelum pembersihan lokasi dimulai, terlebih dahulu dikerjakan

pembongkaran. Pembongkaran tersebut meliputi seluruh Mushalla

lama.

Setelah itu baru dilaksanakan pekerjaan pembersihan lokasi dari sisa-sisa

atau puing-puing bekas pembongkaran.

Page 24: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 24

2. Pekerjaan Papan Nama Kegiatan

Papan Nama Kegiatan dibuat dari kayu Meranti atau sejenis yang dilapis

dengan Seng plat dengan ketentuan sebagai berikut :

Panil atas bertuliskan :

Nama Kegiatan :

Pekerjaan :

Harga Borongan :

Kontraktor Pelaksana :

Konultan Pengawas :

Direksi :

Mulai Pekerjaan :

Selesai Pekerjaan :

Panil bawah bertuliskan :

’’PROYEK INI DIBIAYAI DENGAN HASIL YANG DIHIMPUN DARI

PAJAK YANG ANDA BAYAR’’

Papan Nama Kegiatan diletakkan pada tempat yang mudah terlihat.

P a s a l 3

PENGUKURAN DAN PEMASANGAN PATOK / BOUWPLANK

1. Pengukuran

a. Yang dimaksud dengan pengukuran adalah pemeriksaan as – as

bangunan, perletakkan posisi bangunan sesuai dengan Gambar

Rencana dan penentuan elevasi-elevasi.

b. Setelah pengukuran (uitzetten) selesai dan disetujui oleh Direksi, maka

pemborong dapat memenuhi pekerjaan selanjutnya yakni :

- Pemasangan bouwplank

- Pekerjaan galian

Page 25: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 25

c. Pemasangan bouwplank/pedoman as (sumbu) bangunan dilaksanakan

bersama dengan pengawas/ Direksi dengan menggunakan alat optik.

Titik ketinggian/peil lantai harus tetap dijaga agar tidak

berubah/bergeser selama pekerjaan ini berlangsung.

d. Dalam pelaksanaan pengukuran Pemborong bersama dengan

Direksi/Pengawas supaya memperhatikan untuk menetapkan sumbu

(As) serta ukurannya, untuk menetapkan dapat dipedomani sebagai

berikut :

- Sumbu (As) bangunan adalah “ As ” dinding

- “ As “ dinding adalah “ As “ balok sloof.

- “ As “ balok lantai tingkat adalah “ As “ dinding.

2. Pekerjaan Galian.

a. Pekerjaan galian dapat dilaksanakan setelah pekerjaan bouwplank

selesai diperiksa dan disetujui oleh Direksi.

b. Dasar galian harus disesuaikan dengan elevasi yang ditunjukkan pada

gambar kerja.

c. Dasar galian harus padat dan rata serta dibersihkan dari kotoran.

d. Pada bagian yang harus ditimbun kembali, harus dipergunakan tanah

timbun yang memenuhi syarat sebagai tanah timbun dan tidak boleh

sisa-sisa kayu atau bahan organik lainnya.

3. Pekerjaan Lantai Kerja

Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja serta penempatannya, Pemborong

harus melaksanakan bagian pekerjaan tersebut bentuk dan ukurannya

disesuaikan dengan ukuran yang tertera pada gambar kerja dengan

campuran adukan betonnya 1 Pc : 3 Pasir : 5 Kerikil (1 : 3 : 5)

Page 26: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 26

P a s a l 4

PEKERJAAN PONDASI

1. Lingkup Pekerjaan

Pondasi yang dipakai pada kegiatan ini adalah pondasi plat setempat beton

bertulang.

Bentuk dan ukuran serta penulangan sebagaimana tercantum dalam

gambar bestek. Sisa galian yang masih terbuka ditimbun kembali serta

diratakan dan dipadatkan.

Sebelum pekerjaan pondasi plat setempat dimulai, terlebih dahulu

dikerjakan pemancangan cerocok kayu dia. 12 – 15 Cm pada setiap galian

plat setempat dan sepanjang Balok Sloof.

P a s a l 5

PEKERJAAN STRUKTUR DAN DINDING

1. Struktur

a. Kolom beton bertulang dengan ukuran dan penempatan seperti

tercantum dalam gambar bestek. Yang diperbuat dari beton bertulang

semua bahagian-bahagian didalam gambar tertunjuk sebagai beton

bertulang, Pemborong harus mengerjakan semua bahagian ini dengan

teliti.

b. Pekerjaan ring balok beton bertulang dengan ukuran 15x20 Cm

dikerjakan sejalan dengan plat dag dan lisplank beton. Bentuk dan

ukuran plat dag dan lisplank beton sesuai dengan gambar bestek.

c. Pada keliling Ventilasi atas dibuat sirip beton bertulang dengan

ketentuan sesuai gambar bestek.

d. Pelaksanaan pengecoran harus dipimpin oleh tenaga ahli selama masa

pelaksanaan, mutu beton dan mutu pelaksanaan harus diperiksa di

laboratorium secara kontinue dengan membuat benda uji sesuai dengan

ketentuan PBI 1971, segala biaya untuk kebutuhan tersebut telah

merupakan beban Pemborong yang bersangkutan.

Page 27: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 27

e. Cetakan dan acuan harus kokoh dan cukup rapat sehingga tidak terjadi

kebocoran-kebocoran pada adukan yang dituangkan ke dalam cetakan.

f. Cetakan harus diberi ikatan secukupnya, sehingga dapat terjamin

kedudukan dan bentuk yang kuat serta tetap.

g. Cetakan dibuat dari bahan-bahan yang baik dan tidak mudah meresap

air dan dipasang sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkaran

cetakan tidak terjadi kerusakan pada beton.

h. Beton tidak boleh dituangkan ke dalam cetakan/mal sebelum ada

pemeriksaan serta persetujuan dari Direksi, untuk ini Pemborong harus

memberitahu kepada Direksi sekurang-kurangnya 2 x 24 jam

sebelumnya, agar pelaksanaan pekerjaan tidak terlambat, pengecoran

beton hanya dilakukan dengan pengawasan langsung oleh Direksi

Lapangan atau Pengawas sehari-hari.

i. Jika terdapat cacat pada konstruksi beton, yang muncul setelah

pembongkaran bekisting misalnya sarang-sarang kerikil, maka itu

harus segera diperbaiki, cacat itu dipahat terlebih dahulu, dicuci bersih

dari semua kotoran dan debu serta disiram dengan air kemudian diisi

dengan adukan beton yang sama.

j. Beton yang telah selesai di Cor tidak boleh dipahat untuk membuat

lubang-lubang tanpa berunding terlebih dahulu dengan Direksi.

k. Adukan beton yang telah dituangkan kedalam bekisting harus selalu

dikocok dan digetarkan dengan mesin penggetar beton.

2. Pekerjaan dinding

a. Pekerjaan dinding Sirip beton pada teras adalah beton bertulang yang

dikerjakan dengan motif seperti tercantum dalam gambar bestek

b. Dinding bangunan terbuat dari pasangan bta bata ½ batu.

c. Dalam pelaksanaan pekerjaan pemasangan dinding harus dibuat

horizontal dan rata serta tepat pada posisi penempatannya.

d. Plesteran dilaksanakan dengan rapi dan harus watepass, sebelum

plesteran dilaksanakan maka dinding pasangan bata terlebih dahulu

harus dibasahi/disiram dengan tujuan agar plesteran dapat menyatu

dengan pasangan dinding bata.

Page 28: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 28

P a s a l 6

PEKERJAAN KOZEN, PINTU DAN JENDELA

1. Kozen tebuat dari dari kayu kelas I kualitas baik.

2. Pintu panil kayu terbuat dari kayu kelas II (Tembusu) kualitas baik,

dimensi sesuaikan dengan gambar bestek.

3. Jendela terbuat dari jendela kaca bingkai.

P a s a l 7

PEKERJAAN PLAFON

1. Rangka plafon dibuat dari kayu kelas III kualitas baik dimana pada sisi

bagian bawah diketam halus sehingga plafon yang dpasang akan datar dan

tidak bergelombang

2. Plafond dipakai Plywood, list profil terbuat dari list profil kayu, semua

material kualitas baik.

3. Rangka plafond an piri harus digantungkan ke balok tarik kuda-kuda agar

plafon tidak bergelombang akibat rangkanya turun.

P a s a l 8

PEKERJAAN ATAP

Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka batang berbentuk segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :

1. Rangka utama atas (top chord)

2. Rangka utama bawah (bottom chord)

3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.

4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.

Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:

1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi

Page 29: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 29

2. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen (Fabrikasi),

3. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek

4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan

5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan angin dan bracing (ikatan pengaku)

6. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)

Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:

1. Pemasangan penutup atap

2. Pemasangan kap finishing atap

3. Talang selain jurai dalam

4. Accesories atap

Persyaratan Material Rangka Atap

Material struktur rangka atap

Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties)

Baja Mutu Tinggi G 550

Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa

Tegangan Maksimum 550 Mpa

Modulus Elastisitas 200.000 Mpa

Modulus geser 80.000 Mpa

Page 30: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 30

Lapisan anti karat : Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis lapisan anti karat (coating): Galvanised (Z220)

Pelapisan Galvanised

Jenis Hot-dip zinc

Kelas Z22

katebalan pelapisan 220 gr/m2

komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran

Galvalume (AZ100)

Pelapisan Zinc-Aluminium

Jenis Hot-dip-allumunium-zinc

Kelas AZ100

katebalan pelapisan 100 gr/m2

komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.

Multigrip ( MG )

Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi untuk menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:

Galvabond Z275

Yield Strength 250 MPa

Design Tensile Strength 150 MPa

Brace System (bracing)

BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah (bottom chord) pada kuda-kuda baja ringan.

LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda baja ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling) pada batang tekan (web),standar teknis mengacu pada desain struktur kuda-kuda tersebut.

Page 31: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 31

DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing diagonal antara web pada kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan letak berdampingan.

STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan bottom chord kuda-kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace berdasarkan perhitungan desain struktur.

Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang membentuk sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan talang dalam (Valley Gutter) untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai dalam minimal 0,45 mm dengan detail profil seperti gambar diatas.

Alat Sambung (Screw)

Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw sebagai berikut:

Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2

Page 32: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 32

Panjang (termasuk kepala baut) 16mm

Kepadatan Alur 16 alur/inci

Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm

Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm

Kekuatan Mekanikal

Gaya geser satu baut 5,10 KN

Gaya aksial 8,60 KN

Gaya Torsi 6,90 KN

Persyaratan Pra-Konstruksi

1. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat) .

2. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang dilampirkan pada dokumen tender.

3. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat sambung pada setiap titik buhul.

4. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.

5. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop permanen dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil perakitan (fabrikasi)

6. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,

7. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari badan akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya).

Persyaratan Pelaksanaan

1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan yang berkompeten.

2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.

Page 33: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 33

3. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi.

4. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka atap.

5. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.

6. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi baja ringan dapat memasang reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan genteng tersebut sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.

7. Jaminan Struktural

Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku dan reng.

Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai dengan Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-persyaratan seperti yang tercantum pada “Cold formed code for structural steel”(Australian Standard/New Zealand Standard 4600:1996) dengan desain kekuatan strukural berdasarkan ”Dead and live loads Combination (Australian Standard 1170.1 Part 1) & “Wind load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan “Screws-self drilling-for the building and construction industries”(Australian Standard 3566).

1. Rangka rangka atap dibuat dari kayu kelas II kualitas baik, sementara untuk

rangka kubah dibuat dari rangka plat besi

2. Penutup atp dibuat dari genteng metal super Steel.

3. Lisplank Dibuat dari kayu kelas II kualitas baik.

Page 34: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 34

P a s a l 9

PEKERJAAN LANTAI

1. Bagian dalam ruangan ditimbun dengan tanah urug dan dipadatkan

hingga permukaannya rata.

2. Diatas urugan tanah diurg kembali dengan pasir urug setebal 5 cm

3. Selanjutnya dicor dengan cor beton tumbuk 1 : 3 : 5.

4. Penutup lantai dipasang keramik 40x40 Cm.

Pasal 10

PEKERJAAN PENGECATAN

1. Pekerjaan Menie dan Residu.

a. Setiap permukaan/bidang kayu yang menyatu dengan pasangan harus

dimenie.

b. Seluruh kuda-kuda dan seluruh rangka atap harus di residu sampai

rata.

2. Pekerjaan cat.

a. Semua dinding dan kolom yang tidak dilapisi keramik atau batu alam

dicat dengan cat air kualitas baik. Sebelum pengecatan dimulai

permukaan dinding yang sudah diplester harus diplamir sampai rata

dan halus.

b. Kozen, pintu panil dan ram jendela/ventilasi di cat dengan cat minyak

c. Lisplank papan dicat dengan cat minyak.

d. Cat yang digunaka adalah standar ICI

P a s al 11

PEKERJAAN PERLENGKAPAN LUAR

DAN SYARAT PENYERAHAN PERTAMA

1. Halaman harus dibersihkan dari semua kotoran, bekas-bekas bahan

bangunan dan tanah selebar 3 meter disekeliling bangunan diratakan.

2. Persyaratan yang harus dipenuhi antara lain :

Page 35: Spek Teknis Gedung

Spesifikasi Teknis 35

a. Seluruh bagian-bagian dari bangunan sudah lengkap sesuai spesifikasi,

gambar-gambar rencana dan memenuhi syarat-syarat teknis.

b. Pekerjaan cat-catan sudah selesai

c. Daftar chek list/daftar kekurangan-kekurangan yang akan

disempurnakan pada penyerahan kedua.

3. Penyerahan pertama pekerjaan telah dapat dilakukan dan diserahkan

dengan memakai surat tanda terima :

a. Persyaratan diatas telah selesai dilaksanakan.

b. Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan

4. Penyerahan kedua pekerjaan/terakhir dapat dilaksanakan dengan syarat

semua pekerjaan pembetulan atau penyempurnaan telah selesai dengan

baik dan sempurna.

P a s a l 13

P E N U T U P

1. Meskipun dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini uraian

pekerjaan dan bahan-bahan tidak dinyatakan kata demi kata, yang dibuat

dan dilaksanakan/disediakan Pemborong, pekerjaan dianggap sebagai yang

tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini dan bukan

sebagai pekerjaan tambahan.

2. Sebelum pekerjaan ditimbang terimakan untuk pertama kalinya,

pemborong harus membersihkan kotoran-kotoran yang ada pada bahagian

dalam maupun bahagian luar bangunan.