Spek Teknis

download Spek Teknis

of 29

Transcript of Spek Teknis

PEMERINTAH KOTA BALIKPAPAN

DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KOTA BALIKPAPANKEGIATAN DAK DAN PENDAMPING DAK TAHUN ANGGARAN 2010

RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT ( RKS )

KEGIATAN

DAK DAN PENDAMPING DAK

PEKERJAAN PAKET VII

A. PENGADAAN KONSTRUKSI JALAN KAMPUNG / DESA B. PEMBUATAN KONSTRUKSI JALAN KOMPLEK BBILOKASI BALIKPAPAN

SUMBER DANA : APBD KOTA BALIKPAPAN TAHUN ANGGARAN 2010

SPESIFIKASI TEKNIS

Keterangan : Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan, dengan ketentuan: 1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri. 2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional. 3. Metode pelaksanaan harus logis, realistis, dan dapat dilaksanakan. 4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metode pelaksanaan. 5. Harus mencantumkan macam, jenis, dan jumlah peratan utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. 6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. 7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk. 8. Harus mencantumkan kreteria kinerja produk (output perfomance) yang diinginkan. 9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

A. PENGADAAN KONSTRUKSI JALAN KAMPUNG / DESA I. PEK.SITE PREPARATION / PERSIAPAN

1.1.

Lingkup Pekerjaan. 1.1.1 Sewa Direksi Keet / Gudang

1.2

Umum. 1. Sarana Bekerja dan Tata Cara Pelaksanaan. 1.1. Untuk kelancaran pekerjaan Kontraktor harus menyediakan pelaksana yang dianggap memadai sebagai penanggung jawab penuh dan dengan wewenang penuh dilapangan. Pelaksanaan harus memenuhi kwalifikasi minimal sebagai Tenaga Ahli golongan C menurut ketentuan Bappenas. Kontraktor harus mengajukan Curiculum Vitae Site Manager yang bersangkutan untuk memperoleh persetujuan tertulis dari Direksi. Kontraktor harus menyediakan semua peralatan yang nyata-nyata diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Direksi berhak meminta Kontraktor mengadakan peralatan pembantu pekerjaan yang dianggap perlu untuk menjamin kecepatan, mutu dan ketepatan pekerjaan. Semua biaya mobilisasi dan sewa pakai peralatan dianggap telah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. Sebagai gambaran, peralatan minimal yang harus digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah : 1. Beton molen. 2. Mesin pemadat (Stamper). 3. Pompa air. 4. Mesin penggetar beton (vibrator). 5. Alatalat ukur lengkap (Theodolit Level dll). 6. Bor listrik. 7. Dan alat-alat lainnya yang diperlukan. 8. Alat-alat pertukangan sederhana wajib dimiliki oleh setiap tukang. Kontraktor wajib meneliti Situasi TapakJob Site dan hal lain yang dapat mempengaruhi penawaran. Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib melakukan survey ulang guna memperoleh akurasi data yang up date. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS, Gambar Rencana, Berita Acara

1.2.

1.3.

1.4.

Penjelasan, Berita Acara Rapat Lapangan, serta petunjuk Konsultan Perencana-Konsultan Pengawas. 2. Papan Nama Proyek 1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor lebih dulu membuat papan nama proyek. 2. Papan nama proyek dipasang sesuai dengan standard yang berlaku berdasarkan petunjuk Direksi dan menjadi beban Kontraktor. 3. Papan nama proyek dimaksud harus dipasang dilokasi proyek dan harus ditempat yang dapat dilihat dengan bebas. Pekerjaan Persiapan 1. Sebelum Pekerjaan Dimulai. Kontraktor harus melaksanakan pembersihan lapangan sebelum memulai pekerjaan sehingga semua kotoran, puing-puing, sampah, rumput, batang kayu dan lain-lain tidak ada lagi di job site. Dengan demikian seluas job site terlihat dengan jelas. 2. Setelah Pekerjaan Selesai. Setelah pekerjaan selesai sebelum diadakan penyerahan pekerjaan kepada Pemilik, Kontraktor harus membersihkan seluruh site dari segala macan kotoran, puing-puing dan semua peralatan yang digunakan selama masa konstruksi. Kotoran-kotoran tersebut harus dikeluarkan dari job site atas beban Kontraktor. Pekerjaan pembersihan merupakan bagian dari progress pekerjaan sehingga bila hal ini belum diselesaikan secara tuntas maka pekerjaan tidak akan dianggap selesai 100%. Selama Pekerjaan Berlangsung. Kontraktor bertanggung jawab atas kebersihan dan kerapian job site selama pekerjaan berlangsung. Kebersihan dan kerapian yang dimaksud disini meliputi : 1. Kebersihan terhadap kotoran-kotoran yang ditimbulkan oleh sisa-sisa pembuangan berbagai jenis sampah. 2. Kebersihan terhadap kotoran-kotoran yang disebabkan oleh sampah sisa-sisa bahan bangunan, pecahan-pecahan batu bata dan atas serpihan kayu, dan lain-lain. 3. Kebersihan dalam arti kata kerapian pengaturan material dan peralatan sehingga menunjang mobilisasi pelaksanaan di job site. 4. Kebersihan jalan raya didepan lokasi proyek yang menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3.

3.

4.

Keamanan Proyek, Izin Membangun, Asuransi Dan Fasilitas 1. Keamanan Proyek. Selama berlangsungnya proyek, Kontraktor bertanggung jawab atas semua personil yang ditempatkan, termasuk personil Direksi (Pengawas). Untuk itu Kontraktor wajib memberikan daftar nama personil setiap hari sebelum memulai pekerjaan kepada Direksi.

Kontraktor harus menempatkan petugas jaga/keamanan selama 24 jam untuk menjaga meterial/barang-barang Kontraktor dilapangan. 2. Asuransi dan Keselamatan Kerja. Kontraktor harus mengasuransikan personil yang ditempatkan sesuai dengan ketetapan pemerintah yang berlaku, (JAMSOSTEK, dll). Kontraktor harus menjamin keselamatan kerja semua personil termasuk personil Direksi & Konsultan sesuai dengan Peraturan Keselamatan kerja termasuk pemakaian alat-alat perlindungan kerja seperti helm, sepatu safety, kaos tangan pengaman dan lain-lain. Direksi Keet. Kontraktor harus menyediakan Keet untuk Pengawas dan Direksi Pelaksana di sesuaikan kebutuhan dengan perlengkapan minimal : 1. 2 (dua) unit meja tulis ( biro) lengkap dengan kursinya. 2. 1 (satu) unit komputer lengkap printer. 3. 1 (satu) unit white board lengkap dengan spidol dan penghapus. 4. 1 (satu) buah buku tamu & 1 (satu) buah buku harian. 4. Gudang Material. Kontraktor wajib membuat gudang material dan peralatan seluas minimal 60 m2. Gudang tersebut terutama dimaksudkan untuk penyimpanan material atau peralatan yang memerlukan perlindungan alat ataupun terhadap pencurian.

3.

5.

Mobilisasi Semua Alat dan bahan yang dipakai oleh kontraktor untuk menyelesaikan proyeknya merupakan tanggung jawab kontraktor baik mulai dari tempat pengadaan gudang/warehouse sampai ke lokasi proyek dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah. As Built Drawing Apabila terjadi perubahan dalam design pelaksanaan, kontraktor diwajibkan membuat as built drawing, bagian bagian yang mengalami perubahan hendaknya di tandai dengan stabilo berwarna untuk kemudian di konsultasikan dengan konsultan perencana, ini merupakan tanggung jawab kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah. Pengukuran Campuran Beton ( Job Mix ) Sebelum melakukan pengecoran Kontraktor harus membuat campuran beton K-225 dan K-300 ( job mix) yang akan di gunakan dalam pengecoran dan hasil dari job mix tersebut harus di tanda tangani pihak laboratorium yang di kehendaki, Konsultan pengawas,

6.

7.

Pejabat pelaksana teknis kegiatan dan Pejabat Pembuat Komitmen. ini merupakan tanggung jawab kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.

8.

Quality Control Kontraktor diharuskan melakukan quality control di antaranya meliputi Informasi pengadaan, Organisasi proyek kontraktor, jadwal pelaksanaan pekerjaan, Laporan harian, Laporan mingguan, Laporan kemajuan perusahaan (progres), backup data, prosedur intruksi kerja, Pelaksana Kerja, yang disusun oleh kontraktor sendiri dan disepakati oleh pengguna jasa serta dapat direvisi sesuai kebutuhan menjadi tanggung jawab kontraktor dan tidak dapat di klaim sebagai pekerjaan tambah.

II.2.1.

PEKERJAAN PONDASI, TANAH DAN PASIR

Lingkup Pekerjaan.

2.1.1 Galian Tanah Pondasi Siring + Galian Parit 2.1.2 Urugan Kembali Bekas Galian 2.1.3 Urugan Pasir Bawah Pondasi 2.1.4 Urugan Tanah Biasa 2.1.5 Urugan Tanah Pilihan 2.1.6 Pemadatan Tanah Urug Biasa dan Pilihan 2.1.7 Pasangan Batu Gunung Camp. 1:4 2.1.8 Pasang pipa PVC 11/2 jarak 2m + ijuk 2.1.9 Pasang pancang ulin 10/10-2m jarak 2m 2.1.10 Pasang sunduk kayu ulin 5/10 2.2 Umum 1. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, perlengkapan, alat pengangkutan dan alat lainnya yang diperlukan untuk pekerjaan tanah dan pasir. 2. Karena sifat galian berbeda, ada kemungkinan terjadi perubahan perancangan pada pelaksanaan pekerjaan untuk beberapa tahap. Perubahan tersebut harus dilakukan seizin Direksi Lapangan. Demikian pula semua penggalian, pengurugan dan cara pengurugan harus disetujui dan menurut perintah Direksi Lapangan. 3. Terhadap terkumpulnya air atau lumpur yang berada dilapangan maupun yang masuk dari tempat lain, maka Kontraktor harus selalu menyiapkan pompa air/lumpur yang bila diperlukan dapat bekerja terus menerus untuk menghindarkan genangan air/lumpur tersebut.

2.1.1 Galian Tanah Pondasi Siring + Galian Parit 1. Uraian Pekerjaan. a. Pada pekerjaan penggalian tanah pondasi termasuk juga pembuangan semua benda dalam bentuk apapun yang dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan pembangunan. b. Penggalian harus sesuai dengan garis dan peil yang tertera pada gambar. c. Kemiringan pada penggalian harus pada sudut kemiringan yang aman. d. Galian dan penyangga harus dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat ruang yang cukup untuk bekerja, bekisting dan hal lainnya selain untuk pondasi. e. Kontraktor harus menyediakan, menempatkan, memelihara, dan menjaga penyangga dan penumpukan yang mungkin diperlukan untuk bagian samping galian. Kelebihan Galian Tanpa Perintah. Setiap kelebihan galian dibawah permukaan yang telah ditentukan harus diurug kembali sampai permukaan semula dengan pasir. Pasir tersebut harus

2.

dibasahi seperlunya dan dipadatkan dengan baik untuk mencegah amblasnya bangunan yang akan dikerjakan. Pekerjaan tersebut diatas dilaksanakan dengan biaya Kontraktor. 3. Kelebihan Galian Yang Diperlukan. a. Atas perintah Direksi Lapangan, Kontraktor harus melakukan galian lebih banyak. Setelah galian selesai permukaan tanah harus diratakan dibasahi seperlunya dan dipadatkan dengan baik. b. Lubang galian harus digali lebih dalam atas perintah Direksi Lapangan sampai kedalaman yang ditentukan menurut ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peilpeil yang tercantum dalam gambar. Cara pengukuran dan pembayaran. Hasil pekerjaan galian tanah pondasi poor plat dihitung dalam bentuk meter kubik, terpasang dan di terima baik oleh direksi. Jumlah pekerjaan yang diukur dengan cara tersebut di atas akan dibayar sesuai dengan harga satuan untuk pekerjaan tersebut seperti dibawah ini. Didalam pekerjaan ini sudah termasuk pekerjaan perbaikan, material, upah dan biaya lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan tersebut.

4.

No

Mata Pembiayaan dan Uraian

Satuan M3

2.1.1 Galian Tanah Pondasi Siring + Galian Parit

2.1.2 Urugan Kembali Bekas Galian. 1. Uraian Pekerjaan Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan urugan kembali tanah bekas galian pondasi setelah melakukan pekerjaan pondasi. Pekerjaan urugan kembali tanah bekas galian pondasi harus spesifikasi dan Gambar Rencana. Bahan. Tanah untuk urugan kembali bekas galian harus bersih dari kotoran dan tidak menggumpal. Bahan urugan kembali bekas galian harus sesuai dengan Gambar Rencana dan sesuai dengan petunjuk Direksi. Pelaksanaan pekerjaan urugan kembali bekas galian tanah pondasi dikerjakan dengan volume yang sesuai dengan Gambar Rencana. Urugan kembali bekas galian dikerjakan sesudah pekerjaan pondasi selesai dikerjakan. Cara pengukuran dan pembayaran. Hasil pekerjaan urugan kembali bekas galian tanah dihitung dalam bentuk meter kubik, terpasang dan di terima baik oleh direksi. Jumlah pekerjaan

2.

3.

4.

yang diukur dengan cara tersebut di atas akan dibayar sesuai dengan harga satuan untuk pekerjaan tersebut seperti dibawah ini. Didalam pekerjaan ini sudah termasuk pekerjaan perbaikan, material, upah dan biaya lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan tersebut. No Mata Pembiayaan dan Uraian Satuan M3

2.1.2 Urugan Kembali Bekas Galian

2.1.3 Urugan Pasir Dibawah Pondasi & Siring 1. Uraian Pekerjaan Pekerjaan ini terdiri dari urugan pasir dibawah pondasi sebelum melakukan pekerjaan pondasi. Pekerjaan urugan pasir dibawah pondasi harus sesuai dengan spesifikasi dan ukuran serta kedudukan seperti pada Gambar Rencana. Bahan Pasir untuk pengurugan kembali harus bersih, teratur dari halus kekasar, tidak mengumpal dan bebas dari tahi logam, arang, abu, sampai atau bahan lainnya yang tidak dikehendaki oleh Direksi Lapangan. Pasir tersebut tidak boleh mengandung lebih dari 10 % (sepuluh persen) berat tanah liat. Pengurugan dengan pasir laut tidak diizinkan. Pasir yang digunakan untuk urugan dibawah pondasi harus sesuai dengan yang ditentukan oleh Direksi dengan ketebalan yang sesuai dengan Gambar Rencana. Pelaksanaan Pekerjaan urugan pasir bawah pondasi dikerjakan dengan ketebalan sesuai dengan Gambar Rencana. Urugan pasir dikerjakan sebelum dikerjakan pekerjaan pondasi. Cara pengukuran dan pembayaran. Hasil pekerjaan urugan pasir dibawah pondasi dihitung dalam bentuk meter kubik, terpasang dan di terima baik oleh direksi. Jumlah pekerjaan yang diukur dengan cara tersebut di atas akan dibayar sesuai dengan harga satuan untuk pekerjaan tersebut seperti dibawah ini. Didalam pekerjaan ini sudah termasuk pekerjaan perbaikan, material, upah dan biaya lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan tersebut. Mata Pembiayaan dan Uraian Satuan M3

2.

3.

4.

No

2.1.3 Urugan pasir dibawah pondasi

2.1.4 Urugan Tanah Biasa dan Tanah Pilihan 2.1.4.1 UMUM 1) Uraian Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan urugan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk urugan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi urugan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui. Urugan yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini harus dibagi menjadi tiga jenis, yaitu urugan biasa, urugan pilihan dan urugan pilihan di atas tanah rawa. Urugan pilihan dan biasa akan digunakan sebagai lapis penopang (capping layer) untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar, juga digunakan di daerah saluran air dan lokasi serupa dimana bahan yang plastis sulit dipadatkan dengan baik. Urugan pilihan dan biasa dapat juga digunakan untuk stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran urugan jika diperlukan lereng yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan urugan lainnya dimana kekuatan urugan adalah faktor yang kritis. Urugan pilihan dan biasa di atas tanah rawa akan digunakan untuk melintasi daerah yang rendah dan selalu tergenang oleh air, yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak dapat dialirkan atau dikeringkan dengan cara yang diatur dalam Spesifikasi ini. Pekerjaan yang tidak termasuk bahan urugan yaitu bahan yang dipasang sebagai landasan untuk pipa atau saluran beton, maupun bahan drainase porous yang dipakai untuk drainase bawah permukaan atau untuk mencegah hanyutnya partikel halus tanah akibat proses penyaringan. Bahan urugan jenis ini telah diuraikan dalam Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini. 2) Pekerjaan seksi lain yang berkaitan dengan seksi ini Transportasi dan Penanganan Pemeliharaan Lalu Lintas Rekayasa Lapangan Bahan dan Penyimpanan Drainase Porous Galian Penyiapan Badan Jalan Beton Pasangan Batu Pemeliharaan Jalan Samping Dan Jembatan : : : : : : : : : : Seksi 1.5 Seksi 1.8 Seksi 1.9 Seksi 1.11 Seksi 2.4 Seksi 3.1 Seksi 3.3 Seksi 7.1 Seksi 7.9 Seksi 10.2

3)

Toleransi dimensi Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi atau lebih rendah 2 cm dari yang ditentukan atau disetujui. Seluruh permukaan akhir urugan yang terekspos harus cukup rata dan harus memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas. Permukaan akhir lereng urugan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis profil yang ditentukan. Urugan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.

4)

Standar rujukan Standar Nasional Indonesia (SNI) : SNI 03-3422-1994 (AASHTO T 88 90) SNI 03-1967-1990 (AASHTO T 89 90) SNI 03-1966-1989 (AASHTO T 90 87) SNI 03-1742-1989 (AASHTO T 99 90) SNI 03-1743-1989 (AASHTO T180 90) SNI 03-2828-1992 (AASHTO T19186) SNI 03-1744-1989 (AASHTO T193 81) AASHTO : AASHTO T145 - 73 AASHTO T258 - 78 : : Classification of soils and soil aggregate mixtures for highway construction purpose Determining expansive soils and remedial actions : : : : : : : Metode pengujian analisis ukuran butir tanah dengan alat hidrometer. Metode pengujian batas cair dengan alat Casagrande. Metode pengujian batas plastis. Metode pengujian kepadatan ringan untuk tanah. Metode pengujian kepadatan berat untuk tanah. Metode pengujian kepadatan lapangan denganalat konus pasir. Metode pengujian CBR laboratorium.

5)

Pengajuan kesiapan kerja Untuk setiap urugan yang akan dibayar menurut ketentuan Seksi dari Spesifikasi ini, Kontraktor harus menyerahkan pengajuan kesiapan di bawah ini kepada

Direksi Pekerjaan sebelum setiap persetujuan untuk memulai pekerjaan disetujui oleh Direksi Pekerjaan : Gambar detail penampang melintang yang menunjukkan permukaan yang telah dipersiapkan untuk penghamparan urugan. Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan bahwa pemadatan pada permukaan yang telah disiapkan untuk urugan yang akan dihampar cukup memadai, bilamana diperlukan menurut Pasal 3.2.3.(1).(b) di bawah ini. Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut ini kepada Direksi Pekerjaan paling lambat 14 hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk penggunaan pertama kalinya sebagai bahan urugan : Dua contoh masing-masing 50 kg untuk setiap jenis bahan, satu contoh harus disimpan oleh Direksi Pekerjaan untuk rujukan selama Periode Kontrak. Pernyataan tentang asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk bahan urugan, bersama-sama dengan hasil pengujian laboratorium yang menunjukkan bahwa sifat-sifat bahan tersebut memenuhi ketentuan yang disyaratkan Pasal 3.2.2. Kontraktor harus menyerahkan hal-hal berikut ini dalam bentuk tertulis kepada Direksi Pekerjaan segera setelah selesainya setiap ruas pekerjaan, dan sebelum mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, tidak diperkenankan menghampar bahan lain di atas pekerjaan urugan sebelumnya : Hasil pengujian kepadatan seperti yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.4. Hasil pengukuran permukaan dan data survei yang menunjukkan bahwa toleransi permukaan yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.1.(3) dipenuhi. 6) Jadwal kerja Urugan badan jalan pada jalan lama harus dikerjakan dengan menggunakan pelaksanaan setengah lebar jalan sehingga setiap saat jalan tetap terbuka untuk lalu lintas. Untuk mencegah gangguan terhadap pelaksanaan abutment dan tembok sayap jembatan, Kontraktor harus menunda sebagian pekerjaan urugan pada oprit setiap jembatan di lokasi-lokasi yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, sampai waktu yang cukup untuk mendahulukan pelaksanaan abutment dan tembok sayap, selanjutnya dapat diperkenankan untuk menyelesaikan oprit dengan lancar tanpa adanya resiko gangguan atau kerusakan pada pekerjaan jembatan. 7) Kondisi tempat kerja Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering segera sebelum dan selama pekerjaan penghamparan dan pemadatan, dan selama pelaksanaan urugan harus memiliki lereng melintang yang cukup untuk membantu drainase badan jalan dari setiap curahan air hujan dan juga harus menjamin bahwa pekerjaan akhir mempunyai drainase yang baik. Bilamana memungkinkan, air yang berasal dari tempat kerja harus dibuang ke dalam sistim drainase permanen. Cara menjebak lanau yang memadai harus

disediakan pada sistem pembuangan sementara ke dalam sistim drainase permanen. Kontraktor harus selalu menyediakan pasokan air yang cukup untuk pengendalian kadar air urugan selama operasi penghamparan dan pemadatan. 8) Perbaikan terhadap urugan yang tidak memenuhi ketentuan atau tidak stabil Urugan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui atau toleransi permukaan yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.1.(3) harus diperbaiki dengan menggemburkan permukaannya dan membuang atau menambah bahan sebagaimana yang diperlukan dan dilanjutkan dengan pembentukan kembali dan pemadatan kembali. Urugan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kadar airnya yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.2.(3).(b) atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut, dilanjutkan dengan penyemprotan air secukupnya dan dicampur seluruhnya dengan menggunakan "motor grader" atau peralatan lain yang disetujui. Urugan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti dinyatakan dalam batas-batas kadar air yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.2.(3).(b) atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut dengan penggunaan motor grader atau alat lainnya secara berulang-ulang dengan selang waktu istirahat selama penanganan, dalam cuaca cerah. Alternatif lain, bilamana pengeringan yang memadai tidak dapat dicapai dengan menggaru dan membiarkan bahan gembur tersebut, Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar bahan tersebut dikeluarkan dari pekerjaan dan diganti dengan bahan kering yang lebih cocok. Urugan yang telah dipadatkan dan memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini, menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau karena hal lain, biasanya tidak memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifatsifat bahan dan kerataan permukaan masih memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi ini. Perbaikan urugan yang tidak memenuhi kepadatan atau ketentuan sifat-sifat bahan dari Spesifikasi ini haruslah seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi pemadatan tambahan, penggemburan yang diikuti dengan penyesuaian kadar air dan pemadatan kembali, atau pembuangan dan penggantian bahan. Perbaikan urugan yang rusak akibat gerusan banjir atau menjadi lembek setelah pekerjaan tersebut selesai dikerjakan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan haruslah seperti yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.1.(8).(c) dari Spesifikasi ini. 9) Pengembalian bentuk pekerjaan setelah pengujian Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akibat pengujian kepadatan atau lainnya harus secepatnya ditutup kembali oleh Kontraktor dan dipadatkan

sampai mencapai kepadatan dan toleransi permukaan yang disyaratkan oleh Spesifikasi ini. 10) Cuaca yang dijinkan untuk bekerja Urugan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan, dan pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan atau bilamana kadar air bahan berada di luar rentang yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.3.(3).(b). 11) Pengendalian lalu lintas Pengendalian Lalu Lintas harus sesuai dengan ketentuan Seksi 1.8, Pemeliharaan Lalu Lintas. 2.1.4.2 BAHAN 1) Sumber bahan Bahan urugan harus dipilih dari sumber bahan yang disetujui sesuai dengan Seksi 1.11 "Bahan dan Penyimpanan" dari Spesifikasi ini. 2) Urugan biasa Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan biasa harus terdiri dari bahan galian tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai bahan yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanen seperti yang diuraikan dalam Pasal 3.1.1.(1) dari Spesifikasi ini. Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut AASHTO M145 atau sebagai CH menurut "Unified atau Casagrande Soil Classification System". Bila penggunaan tanah yang berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar dari urugan atau pada penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis seperti itu sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan langsung di bawah bagian dasar perkerasan atau bahu jalan atau tanah dasar bahu jalan. Sebagai tambahan, urugan untuk lapisan ini bila diuji dengan SNI 03-1744-1989, harus memiliki CBR tidak kurang dari 6 % setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100 % kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1742-1989. Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25 atau derajat pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258 sebagai "very high" atau "extra high", tidak boleh digunakan sebagai bahan urugan. Nilai aktif adalah perbandingan antara Indeks Plastisitas / PI - (SNI 03-19661989) dan persentase kadar lempung (SNI 03-3422-1994). Bahan urugan yang digunakan untuk tanah dasar (subgrade) yaitu setebal 1 m dibawah lapis pondasi perkerasan jalan minimal harus mempunyai

nilai CBR tidak kurang dari 6 % setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100 % kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang ditentukan oleh SNI 031742-1989 jika terdiri dari satu jenis lapisan tanah, jika terdiri dari dua atau lebih lapisan tanah maka gabungan nilai CBR harus tidak kurang dari 6 % dan nilai CBR lapisan tanah yang berbeda dapat menggunakan minimal sebesar 5 % setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100 % kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1742-1989. 3) Urugan pilihan Urugan hanya boleh diklasifikasikan sebagai "Urugan Pilihan" bila digunakan pada lokasi atau untuk maksud dimana urugan pilihan telah ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan. Seluruh urugan lain yang digunakan harus dipandang sebagai urugan biasa (atau drainase porous bila ditentukan atau disetujui sebagai hal tersebut sesuai dengan Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini). Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan pilihan harus terdiri dari bahan tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas untuk urugan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud penggunaannya, seperti diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh urugan pilihan harus, bila diuji sesuai dengan SNI 03-1744-1989, memiliki CBR paling sedikit 10 % setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100 % kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 03-1742-1989. Bahan urugan pilihan yang akan digunakan bilamana pemadatan dalam keadaan jenuh atau banjir yang tidak dapat dihindari, haruslah pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya dengan Indeks Plastisitas maksimum 6 %. Bahan urugan pilihan yang digunakan pada lereng atau pekerjaan stabilisasi urugan atau pada situasi lainnya yang memerlukan kuat geser yang cukup, bilamana dilaksanakan dengan pemadatan kering normal, maka urugan pilihan dapat berupa urugan batu atau kerikil lempungan bergradasi baik atau lempung pasiran atau lempung berplastisitas rendah. Jenis bahan yang dipilih, dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan tergantung pada kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun, atau pada tekanan yang akan dipikul. 4) Urugan pilihan di atas tanah rawa Bahan urugan pilihan di atas tanah rawa haruslah pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya dengan Index Plastisitas maksimum 6 %.

No

Mata Pembiayaan dan Uraian

Satuan M3 M3

2.1.4 Urugan Tanah Biasa 2.1.5 Urugan Tanah Pilihan

2.5. 1)

PEMADATAN URUGAN Penyiapan tempat kerja Sebelum penghamparan urugan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan Pasal 3.1.1.(11) dan 3.1.2.(1) dari Spesifikasi ini. Bilamana tinggi urugan satu meter atau kurang, dasar pondasi urugan harus dipadatkan (termasuk penggemburan dan pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan atas dasar pondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan untuk urugan yang ditempatkan diatasnya. Bilamana urugan akan ditempatkan pada lereng bukit atau ditempatkan di atas urugan lama atau yang baru dikerjakan, maka lereng lama harus dipotong bertangga dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan peralatan pemadat dapat beroperasi di daerah lereng lama sesuai seperti urugan yang dihampar horizontal lapis demi lapis.

2)

Penghamparan urugan Urugan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.1.(3). Bilamana urugan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya. Tanah urugan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Penumpukan tanah urugan untuk persediaan biasanya tidak diperkenankan, terutama selama musim hujan. Urugan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus diperhatikan sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam pembentukan drainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang menyolok di antara kedua bahan tersebut dengan memakai acuan sementara dari pelat baja tipis yang sedikit demi sedikit ditarik saat pengisian urugan dan drainase porous dilaksanakan. Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harus dilaksanakan dengan sistematis dan secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa atau struktur. Akan tetapi, sebelum penimbunan kembali, diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 8 jam setelah pemberian

adukan pada sambungan pipa atau pengecoran struktur beton gravity, pemasangan pasangan batu gravity atau pasangan batu dengan mortar gravity. Sebelum penimbunan kembali di sekitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu atau pasangan batu dengan mortar, juga diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14 hari. Bilamana urugan badan jalan akan diperlebar, lereng urugan lama harus disiapkan dengan membuang seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan dibuat bertangga sehingga urugan baru akan terkunci pada urugan lama sedemikian sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan. Selanjutnya urugan yang diperlebar harus dihampar horizontal lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah dasar, yang kemudian harus ditutup secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah dan atas sampai elevasi permukaan jalan lama sehingga bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat mungkin, dengan demikian pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan lainnya bilamana diperlukan. 3) Pemadatan urugan Segera setelah penempatan dan penghamparan urugan, setiap lapis harus dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.4. Pemadatan urugan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1 % di atas kadar air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-1742-1989. Seluruh urugan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas urugan batu tersebut. Lapis penutup ini harus dilaksanakan sampai mencapai kepadatan urugan tanah yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.4.(2) di bawah. Setiap lapisan urugan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan, diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya dihampar. Urugan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi dapat dilewatkan di atas pekerjaan urugan dan lajur yang dilewati harus terus menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut. Bilamana bahan urugan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase beton atau struktur, maka pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa agar urugan pada kedua sisi selalu mempunyai elevasi yang hampir sama. Bilamana bahan urugan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi abutment, tembok sayap, pilar, tembok penahan atau tembok kepala gorong-

gorong, maka tempat-tempat yang bersebelahan dengan struktur tidak boleh dipadatkan secara berlebihan karena dapat menyebabkan bergesernya struktur atau tekanan yang berlebihan pada struktur. Terkecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan, urugan yang bersebelahan dengan ujung jembatan tidak boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang abutment sampai struktur bangunan atas telah terpasang. Urugan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan di bawah maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah timbulnya rongga-rongga dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya. Urugan Pilihan di atas Tanah Rawa mulai dipadatkan pada batas permukaan air dimana urugan terendam, dengan peralatan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. 4) Penyiapan tanah dasar pada urugan Ketentuan dari Seksi 3.3, Penyiapan Badan Jalan harus berlaku. 2.1.5.1 JAMINAN MUTU 1) Pengendalian mutu bahan Jumlah data pendukung hasil pengujian yang diperlukan untuk persetujuan awal mutu bahan akan ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi bagaimanapun juga harus mencakup seluruh pengujian yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.2 dengan paling sedikit tiga contoh yang mewakili sumber bahan yang diusulkan, yang dipilih mewakili rentang mutu bahan yang mungkin terdapat pada sumber bahan. Setelah persetujuan mutu bahan urugan yang diusulkan, menurut pendapat Direksi Pekerjaan, pengujian mutu bahan dapat diulangi lagi agar perubahan bahan atau sumber bahannya dapat diamati. Suatu program pengendalian pengujian mutu bahan rutin harus dilaksanakan untuk mengendalikan perubahan mutu bahan yang dibawa ke lapangan. Jumlah pengujian harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi untuk setiap 1000 meter kubik bahan urugan yang diperoleh dari setiap sumber bahan paling sedikit harus dilakukan suatu pengujian Nilai Aktif, seperti yang disyaratkan dalam Pasal 3.2.2.(2).(c). 2) Ketentuan kepadatan untuk urugan tanah Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus dipadatkan sampai 95 % dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan sesuai SNI 03-1742-1989. Untuk tanah yang mengandung lebih dari 10 % bahan yang tertahan pada ayakan , kepadatan kering maksimum yang

diperoleh harus dikoreksi terhadap bahan yang berukuran lebih (oversize) tersebut sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harus dipadatkan sampai dengan 100 % dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-1989. Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis urugan yang dipadatkan sesuai dengan SNI 03-2828-1992 dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan kepadatan kurang dari yang disyaratkan maka Kontraktor harus memperbaiki pekerjaan sesuai dengan Pasal 3.2.1.(8) dari Seksi ini. Pengujian harus dilakukan sampai kedalaman penuh pada lokasi yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi harus tidak boleh berselang lebih dari 200 m. Untuk penimbunan kembali di sekitar struktur atau pada galian parit untuk goronggorong, paling sedikit harus dilaksanakan satu pengujian untuk satu lapis penimbunan kembali yang telah selesai dikerjakan. Untuk urugan, paling sedikit satu rangkaian pengujian bahan yang lengkap harus dilakukan untuk setiap 1000 meter kubik bahan urugan yang dihampar. 3) Kriteria pemadatan untuk urugan batu Penghamparan dan pemadatan urugan batu harus dilaksanakan dengan menggunakan penggilas berkisi (grid) atau pemadat bervibrasi atau peralatan berat lainnya yang serupa. Pemadatan harus dilaksanakan dalam arah memanjang sepanjang urugan, dimulai pada tepi luar dan bergerak ke arah sumbu jalan, dan harus dilanjutkan sampai tidak ada gerakan yang tampak di bawah peralatan berat. Setiap lapis harus terdiri dari batu bergradasi menerus dan seluruh rongga pada permukaan harus terisi dengan pecahan-pecahan batu sebelum lapis berikutnya dihampar. Batu tidak boleh digunakan pada 15 cm lapisan teratas urugan dan batu berdimensi lebih besar dari 10 cm tidak diperkenankan untuk disertakan dalam lapisan teratas ini. 4) Percobaan pemadatan Kontraktor harus bertanggungjawab dalam memilih metode dan peralatan untuk mencapai tingkat kepadatan yang disyaratkan. Bilamana Kontraktor tidak sanggup mencapai kepadatan yang disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini harus diikuti : Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan peralatan pemadat dan kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai sehingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Hasil percobaan lapangan ini selanjutnya harus digunakan dalam menetapkan jumlah lintasan, jenis peralatan pemadat dan kadar air untuk seluruh pemadatan berikutnya.

No

Mata Pembiayaan dan Uraian

Satuan M3

2.1.5 Pemadatan tanah urug biasa dan pilihan

2.6.

Pasang Batu Gunung Camp 1 : 4 1. Uraian Pekerjaan Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan pondasi menerus batu gunung dengan camp 1 : 4 dengan bentuk, kemiringan dan ukuran ukuran seperti tertera pada Gambar Rencana.

2.

Bahan dan pelaksanaan a. Galian tanah harus dilakukan menurut ukuran-ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil yang tercantum dalam gambar. b. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa air, gas, pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain yang masih digunakan, maka Kontraktor harus secepatnya memberitahukan hal ini kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala kerusakankerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas dari longsoran-longsoran tanah dari kiri kanannya (bila perlu dilindungi oleh alat penahan tanah dan bebas dari genangan air, bila perlu dipompa), sehingga pekerjaan pemasangan pondasi dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan spesifikasi. Sebelum pondasi dilaksanakan, tanah dasar galian harus diberi lapisan pasir urug dengan tebal sesuai gambar, dibuat secara rata (tidak turun naik) dan selebar galian pondasi yang akan dipasang. Batu gunung/kali harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Batu yang sudah dibelah adalah sejenis batu yang kasar, berat dan berwarna kehitam-hitaman. 2. Tidak ringan dan porous. 3. Bahan asal adalah batu gunung/kali yang besar kemudian dibelah atau dipecah-pecah menjadi ukuran normal menurut tata cara pekerjaan yang bersangkutan. 4. Memenuhi Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI1982). 5. Adukan Pondasi batu kali 1pc : 4 ps, lapisan paling bawah digelar diatas pasir urug.

c.

d.

e.

6. Pemasangan sesuai dengan ukuran-ukuran didalam gambar atau atas petunjuk-petunjuk dari Direksi Lapangan. 7. Batu harus dipasang saling mengisi masing-masing dengan adukan lapis demi lapis, sehingga tidak ada rongga diantara batu-batu tersebut dan mencapai masa yang kuat dan integral. 3. Pengukuran Hasil Pekerjaan. Pengukuran hasil pekerjaan dilakukan dalam meter kubik panjang hasil pekerjaan yang teleh selesai dan disetujui Direksi. Pekerjaan pondasi pagar batu gunung akan diperhitungkan menurut keadaan tanah. Dasar pembayaran Pembayaran untuk pekerjaan pondasi pagar batu gunung camp 1:4 diperhitungkan dalam satuan meter kubik, panjang pondasi batu gunung yang terpasang dengan baik dan disetujui oleh Direksi. Mata Pembiayaan dan Uraian Satuan

4.

2.6.1

Pasang batu gunung camp 1 : 4

M3

2.7. - Pancang Ulin 10x10-2m jarak 2m - Pasang Kayu Kasar Sunduk Ulin 5/10 1. Uraian Pekerjaan Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pancang ulin 10x10-2m yang dimaksudkan untuk pemancangan pondasi penahan urugan tanah yang berada pada sisi kanan dan kiri badan jalan .Pekerjaan Pancang ulin 10x102m, harus menggunakan alat pancang yang sesuai dengan kapasitas pemacangan sehingga kedalaman pemancangan terpenuhi dan dari bawah kayu pancang ulin sekitar 50 cm dipasang kayu kasar sunduk ulin 5/10 agar pancang ulin 10x10-2 lebih kuat. 2. Peralatan. Peralatan yang digunakan untuk pancang ulin 10x10-2m dan sunduk ulin 5/10 yaitu dengan menggunakan alat pancang tumbuk,pahat dan gergaji dengan spesifikasi sesuai peralatan yang tercantum dalam spesifikasi alat.

3.

Pelaksanaan Dalam pelaksanaan pekerjaan pancang ulin dikerjakan dengan mengacu sesuai dengan volume gambar rencana.

4.

Cara pengukuran dan pembayaran. Hasil pekerjaan pancang ulin 10x10-2m dan kayu kasar sunduk ulin 5/10 dihitung dalam bentuk per titik, terlaksana dan di terima baik oleh direksi. Jumlah pekerjaan yang diukur dengan cara tersebut di atas akan dibayar sesuai dengan harga satuan untuk pekerjaan tersebut seperti dibawah ini. Didalam pekerjaan ini sudah termasuk pekerjaan pemancangan, sewa alat, upah dan biaya lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan tersebut.

No

Mata Pembiayaan dan Uraian

Satuan

2.7.1 Pancang Ulin 10x10-2m jarak 2m 2.7.2 Pasang kayu kasar sunduk ulin 5/10

Titik M3

III.3.1.

PEKERJAAN PLESTERAN DAN PAVING

Lingkup Pekerjaan 3.1.1 Pasangan Plesteran dinding batu gunung camp.1 : 2 3.1.2 Pasang paving depan rmh staf

3.1.1 Pasangan Plesteran Dinding Batu Gunung Camp 1:2 3.1.1.1 Persyaratan Bahan. 3.3.1. Portland Cement (PC). a. Semua PC yang digunakan harus Portland Cement merk standar yang selalu disetujui oleh badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan Portland Cement Klas I sesuai spesifikasi yang termuat dalam SNI. b. Semua pekerjaan harus menggunakan satu macam merk PC. PC harus disimpan secara baik, dihindarkan dari kelembaban sampai tiba saatnya untuk dipakai. PC yang telah mengeras atau membatu tidak boleh digunakan. PC harus disimpan sedemikian rupa, sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil contohnya. Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang tajam, keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan organis. Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik, basa, garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.

c.

d.

e.

3.1.1.2

Persyaratan Pelaksanaan. 1. Campuran Plesteran. a. Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan dinding pasangan bata atau bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh Direksi/Konsultan Pengawas. b Jenis Plesteran. Plesteran kasar adalah pesteran permukaan tidak dihaluskan.Campuran plesteran kasar adalah campuran kedap air, yaitu 1Pc : 2Ps dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan yang tertanam didalam tanah hingga kepermukaan tanah dan atau lantai. Plesteran biasa adalah campuran 1Pc : 4Ps. Adukan plesteran ini untuk pasangan batu bata dan batu tempel serta untuk menutup semua permukaan dinding

c.

pasangan bagian dalam bangunan, yang dinyatakan tidak kedap air seperti tercantum didalam gambar kerja. d. Plesteran kedap air adalah campuran 1Pc : 2Ps. Adukan plesteran ini untuk : Menutup semua adukan dinding pasangan pada bagian luar dan tepi luar bangunan. Semua bagian dan keseluruhan permukaan dinding pasangan yang disyaratkan harus kedap air seperti tercantum didalam gambar kerja hingga ketinggian 150 cm dari permukaan lantai. Semua pasangan bata dibawah permukaan tanah hingga ketinggian minimal 20 cm dari permukaan lantai, kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja. Plesteran halus/aci adalah campuran Pc dengan air yang dibuat sedemikan rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran halus ini merupakan pekerjaan penyelesaian akhir dari dinding pasangan. Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan sesudah aduk plesteran sebagai lapisan dasar berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering benar. Waktu Pencampuran Adukan Plesteran. Semua jenis plesteran tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang waktu antara waktu pencampuran aduk plesteran dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit, terutama untuk plesteran kedap air. Kontraktor harus menyediakan pekerja/tukang yang ahli untuk pelaksanaan plesteran ini, khususnya untuk plesteran aci halus. Terkecuali plesteran kasar, permukaan semua aduk plesteran harus diratakan. Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/aci halus, harus rata, tidak bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga dan berlubang, tidak mengandung kerikil ataupun bendabenda lain yang membuat cacat. Untuk permukaan dinding pasangan sebelum diplester harus dibasahi terlebih dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam 1 cm. Sedang untuk permukaan beton yang akan diplester, permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting, kemudian dikasarkan (scratched). Semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau formtie harus tertutup aduk plesteran. Untuk semua bidang dinding yang akan dilapis dengan cat/wallpaper dipakai plesteran aci halus diatas

e.

f.

permukaan plesterannya. Untuk bidang dinding pasangan yang menggunakan bahan/material akhir lain, permukaan plesterannya harus diberi alur-alur garis horizontal untuk memberikan ikatan yang lebih baik terhadap bahan/material yang akan digunakan tersebut. Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenisnya pada satu bidang datar, harus diberi naat/celah dengan ukuran lebar 0.7 cm dalam 0.5 cm. Untuk permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 5 mm, untuk setiap jarak 2 m. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom seperti yang dinyatakan dan dicantumkan dalam gambar kerja. Tebal plesteran adalah minimal 1,5 cm dan maksimum 2,5 cm. Jika ketebalan melebihi 2,5 cm, maka diharuskan menggunakan kawat yang diikatkan/dipaku kepermukaan dinding pasangan yang bersangkutan, untuk memperkuat daya lekat plesteran. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa listrik, pipa plumbing untuk seluruh bangunan. g. Pemeliharaan. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat. Pembasahan tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai. Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh, selama plesteran belum dilapis dengan bahan/material akhir, Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor, dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah. Tidak dibenarkan pekerjaan penyelesaian dengan bahan/material akhir di atas permukaan plesteran dilakukan sebelum plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda dan cacat lain seperti yang disyaratkan tersebut diatas. Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh Direksi/Konsultan Pengawas, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Biaya untuk perbaikan tersebut ditanggung oleh Kontraktor dan tidak dapat dijadikan sebagai pekerjaan tambah.

2.

Bahan. a. Semen. Semen harus Portland Cement (PC) dengan merk standar yang telah disetujui oleh badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan Portland Cement klas I. b. Pasir. Agregat halus (pasir) harus bersih, keras dan awet, bebas dari minyak, bahan organis dan unsur lain yang merusak dan harus sesuai dengan ketentuan pasal pekerjaan beton. c. Air. Air untuk mencampur harus bersih, segar dan bebas dari bahan yang merusak, seperti minyak, alkali, asam atau bahan nabati.

3.

Campuran dan Tebal. a. Campuran. Adukan plesteran harus dicampur dengan perbandingan sesuai ketentuan yang telah ditentukan dalam tebal tersebut dibawah ini. b. Tebal. Semua plesteran harus dipasang menurut tebal seperti tabel dibawah ini. Tebal tambahan diperlukan menutup bagian yang tidak rata pada beton atau permukaan pekerjaan pasangan. Tebal standar dari ukuran yang dipasang pada dinding luar adalah 20mm. TEBAL LPS KASAR Dinding Dalam Dinding Luar Bagian Lain 10 10 10 LPS SEDANG 7 7 7 (MM) LPS HALUS 3 3 3 TEBAL SELURUHNYA 20 20 20

4.

Penggunaan. a. Lapisan Kasar. Lapisan kasar harus menutupi seluruh bidang dinding. Sebelum lapisan kasar mengeras, harus dibuat goresan melintang untuk memperoleh ikatan mekanis bagian lapisan sedang. Lapisan ini harus dibasahi selama tidak kurang dari 24 jam dan dibiarkan jenuh sebelum lapisan sedang dipasang. Lapisan kasar harus dipasang merata dan dengan cukup tekanan untuk menghasilkan ikatan yang baik.

b.

Lapisan Sedang. Sebelum mulai memasang lapisan sedang, permukaan dari lapisan kasar harus dibasahi. Lapisan sedang harus dibentuk menjadi suatu permukaan yang betul-betul rata, kemudian dibuat kasar dengan mistar kayu atau dibuat goresan melintang untuk memperoleh letakan lapisan halus. Lapisan ini harus tetap basah selama 48 jam dan dibiarkan agar mengering. Lapisan halus. Lapisan halus tidak boleh dipasang sebelum lapisan sedang menyesuaikan diri selama 7 (tujuh) hari. Sesaat sebelum lapisan halus dipasang, lapisan sedang harus dibasahi lagi secara merata. Kemudian disendok sedemikian rupa, sehingga butir pasir terpaksa masuk kedalam plesteran dan dengan penyendokan terakhir diperoleh permukaan yang licin dan bebas dari bidang yang kasar, tanpa bekas sendok atau noda lainnya. Lapisan halus dibasahi sekurang-kurangnya 2 (dua) hari dan selanjutnya harus dilindungi terhadap pengeringan yang cepat sampai mengeras dengan seksama dan sempurna.

c.

5.

Cara pengukuran dan pembayaran. Hasil pekerjaan plesteran batu gunung dihitung dalam bentuk meter persegi, terpasang dan di terima baik oleh direksi. Jumlah pekerjaan yang diukur dengan cara tersebut di atas akan dibayar sesuai dengan harga satuan untuk pekerjaan tersebut seperti dibawah ini. Didalam pekerjaan ini sudah termasuk pekerjaan perbaikan, material, upah dan biaya lain yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan tersebut.

Mata Pembiayaan dan Uraian 3.1.1 Pasangan Plesteran dinding batu gunung camp 1 : 2

Satuan M2

3.1.2 Pekerjaan Pasangan Paving Tebal 8 cm. 1. Uraian Pekerjaan. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan lantai dengan bahan paving dengan spesifikasi dan mempunyai bentuk, ukuran, serta kedudukan seperti Gambar Rencana serta petunjuk-petunjuk Dieksi. 2. Pelaksanaan Sebelum dilakukan pekerjaan paving lokasi harus sudah dipersiapkan dulu baik pembentukan lahan, perataan, pemadatan. Untuk pekerjaan pemadatan, lokasi yang akan dipasang paving harus benarbenar padat supaya setelah dipasang paving lantai tidak mengalami penurunan, dan setelah lokasi siap kemudian di hampar/pekerjaan urugan pasir dengan tebal sesuai dengan Gambar Rencana atau ditentukan lain oleh Direksi agar lokasi benar-benar rata, kemudian dipasang paving dan dikunci dengan pasir dan di di kunci dengan beton cor K-175. Dan sebaiknya dikerjakan dengan tukang yang ahli agar diperoleh hasil yang sesuai dengan gambar rencana, dan apabila dalam pemasangannya tidak sesuai maka direksi/pengawas konsultan wajib menegur kontraktor untuk memperbaiki, dan bukan merupakan pekerjaan tambahan. 4. Cara pengukuran dan pembayaran. Hasil pekerjaan pasangan paving dihitung dalam bentuk meter persegi, terpasang dan di terima baik oleh direksi. Jumlah pekerjaan yang diukur dengan cara tersebut di atas akan dibayar sesuai dengan harga satuan untuk pekerjaan tersebut seperti dibawah ini. Didalam pekerjaan ini sudah termasuk pekerjaan perbaikan, material, dan upah.

No 3.1.2

Mata Pembiayaan dan Uraian Pekerjaan Pasangan Paving Tebal 8 cm

Satuan M2

IV. PENUTUP 4.1. Semua sisa-sisa bahan bangunan/alat-alat bantu harus dikeluarkan dari komplek/lokasi pekerjaan segera setelah pekerjaan selesai atas biaya Kontraktor. Untuk itu Kontraktor harus memperhitungkannya dalam penawaran khusus mengenai mobilisasi/demobilisasi peralatan. 4.2. Bila terdapat hal-hal yang belum tercakup dalam RKS ini dan memerlukan penyelesaian dilapangan akan diatur/dibicarakan kemudian oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor dan Konsultan Perencana diketahui oleh Direksi.