Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

70
UNDANG-UNDANG APARATUR SIPIL NEGARA Prof. Eko Prasojo – Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 1

Transcript of Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

Page 1: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

UNDANG-UNDANG APARATUR SIPIL NEGARA

Prof. Eko Prasojo – Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

1

Page 2: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

STRATEGI REFORMASI BIROKRASI NASIONAL

1. Makro : Kerangka Regulasi Nasional

1. Makro : Kerangka Regulasi Nasional

UU APARATUR SIPIL NEGARAUU APARATUR SIPIL NEGARA

9 Program Percepatan Reformasi Birokrasi9 Program Percepatan Reformasi Birokrasi

1. Penataan Struktur Organisasi Pemerintah2. Penataan Jumlah dan Distribusi PNS3. Pengembangan Sistem Seleksi dan Promosi Secara Terbuka4. Peningkatan Profesionalisasi PNS5. Pengembangan Sistem Pemerintahan Elektronik yang terintegrasi6. Peningkatan Pelayanan Publik7. Peningkatan Integritas dan Akuntabilitas Kinerja Aparatur8. Peningkatan Kesejahteraan Pegawai Negeri9. Peningkatan Efisiensi Belanja Aparatur2. Mikro :

Program/kegiatan pd tingkat Instansi (K/L dan Pemda)

2. Mikro : Program/kegiatan pd tingkat Instansi (K/L dan Pemda)

8 Area Perubahan8 Area Perubahan

RUU Administrasi Pemerintahan

RUU Sistem Pengawasan Internal Pemerintah

RUU Administrasi Pemerintahan

RUU Sistem Pengawasan Internal Pemerintah

Peraturan Pelaksana: 19 PP, 4 PERPRES, 1 PERMENPeraturan Pelaksana: 19 PP, 4 PERPRES, 1 PERMEN

2

Page 3: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

Meningkatkan: •Independensi dan Netralitas •Kompetensi•Kinerja/ Produktivitas Kerja•Integritas•Kesejahteraan•Kualitas Pelayanan Publik•Pengawasan Dan Akuntabilitas

TUJUAN UTAMA UU ASN 3

Page 4: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

Pengembangan “sistem merit ” dalam kebijakan dan manajemen ASN dengan ciri-ciri:•Seleksi dan promosi secara adil dan kompetitif•Menerapkan prinsip fairness•Penggajian, reward and punishment berbasis kinerja•Standar integritas dan perilaku untuk kepentingan publik•Manajemen SDM secara efektif dan efisien•Melindungi pegawai dari intervensi politik & dari tindakan semena-mena.

PRINSIP DASAR UU ASN 4

Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, ataupun kondisi kecacatan.

Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, ataupun kondisi kecacatan.

Page 5: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

UU POKOK KEPEGAWAIAN UU ASN

VI BAB XV BAB

41 Pasal 141 Pasal

PERBEDAAN STRUKTUR 5

Page 6: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

BAB I Ketentuan UmumBAB II Asas, Prinsip, Nilai Dasar, Kode Perilaku dan Kode EtikBAB III Jenis, Status, dan Kedudukan ASN BAB IV Fungsi, Tugas, dan Peran ASNBAB V Jabatan ASN•Jabatan Administrasi•Jabatan Fungsional•Jabatan Pimpinan TinggiBAB VI Hak dan Kewajiban ASNBAB VII Kelembagaan•Komisi Aparatur Sipil Negara•Lembaga Administrasi Negara•Badan Kepegawaian Negara

SISTEMATIKA UU ASN 6

Page 7: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

BAB IX Manajemen Aparatur Sipil Negara• Pejabat Pembina Kepegawaian dan Pejabat yang Berwenang • Manajemen PNS• Manajemen PPPK

BAB IX Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi• Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi di Instansi Pusat• Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi di Instansi Daerah• Penggantian Pejabat Pimpinan Tinggi• Pejabat Pimpinan Tinggi yang Mencalonkan diri sebagai Kepala Daerah• Pengawasan dalam Proses Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi

Bab X Pegawai ASN Yang Menjadi Pejabat Negara Bab XI OrganisasiBab XII Sistem Informasi Aparatur Sipil NegaraBab XIII Penyelesaian SengketaBab XIV Ketentuan PeralihanBab XV Ketentuan Penutup

SISTEMATIKA UU ASN 7

Page 8: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

• Memiliki standar pelayanan profesi• Memiliki dan menegakkan kode etik dan kode perilaku profesi • Memiliki sistem pendidikan dan pelatihan profesi• Memiliki standar sertifikasi profesi• Memiliki organisasi profesi yang independen

Pasal 126 RUU ASN

ASN SEBAGAI PROFESI 8

Page 9: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

9

1. PNS (Pasal 1 butir 3 & Pasal 7)1. PNS (Pasal 1 butir 3 & Pasal 7)

• Berstatus pegawai tetap dan Memiliki NIP secara Nasional;

• Menduduki jabatan pemerintahan.

2. PPPK (Pasal 1 butir 4 & Pasal 7)2. PPPK (Pasal 1 butir 4 & Pasal 7)

• Diangkat dengan perjanjian kerja sesuai kebutuhan instansi dan ketentuan Undang-Undang.

• Melaksanakan tugas pemerintahan.

PEGAWAI ASN

• berkedudukan sebagai unsur aparatur negara• melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan• harus bebas dari pengaruh/intervensi golongan & partai

politik

• berkedudukan sebagai unsur aparatur negara• melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan• harus bebas dari pengaruh/intervensi golongan & partai

politik

Page 10: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

JABATAN ADMINISTRASI JABATAN FUNGSIONAL JABATAN PIMPINAN TINGGI

• Jabatan Administratormemimpin pelaksanaan

seluruh kegiatan pelayanan dan administrasi

• Jabatan Pengawasmengendalikan pelaksanaan

kegiatan

• Jabatan Pelaksanamelaksanakan kegiatan

pelayanan dan administrasi pemerintahan dan pembangunan

• Jabatan fungsional keahlian, terdiri atas:

a. ahli utama; b.ahli madya; c. ahli muda; dan d.ahli pertama.

• Jabatan fungsional keterampilan, terdiri atas:

a. penyelia;b.mahir;c. terampil; dand.pemula.

• JPT utama;• JPT madya; dan• JPT pratama.

Berfungsi memimpin dan memotivasi setiap Pegawai ASN melalui:

• kepeloporan• pengembangan kerja sama;

dan• keteladanan.

JABATAN ASN

1. Jabatan ASN diisi dari Pegawai ASN.2. Jabatan ASN tertentu dapat diisi dari prajurit TNI dan anggota Polri1. Jabatan ASN diisi dari Pegawai ASN.2. Jabatan ASN tertentu dapat diisi dari prajurit TNI dan anggota Polri

Page 11: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

11

PNSPNS

PNS berhak memperoleh:•gaji, tunjangan, dan fasilitas;•cuti;•jaminan pensiun dan jaminan hari tua;•perlindungan; dan•pengembangan kompetensi.

PPPKPPPK

PPPK berhak memperoleh:•gaji dan tunjangan;•cuti;•perlindungan; dan•pengembangan kompetensi.

HAK PEGAWAI ASN

Page 12: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

1. Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam kebijakan, pembinaan profesi, dan Manajemen ASN.

2. Untuk menyelenggarakan kekuasaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Presiden mendelegasikan sebagian kekuasaannya kepada:• Menteri/Kementerian PANRB;• KASN;• LAN; dan• BKN.

Pasal 23 RUU ASN

PEMBINAAN DAN MANAJEMEN ASN 12

Page 13: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

13

Menteri/Kementerian PANRBMenteri/Kementerian PANRB

• Perumusan dan penetapan kebijakan,

• Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan,

• Pengawasan atas pelaksanaan kebijakan ASN;

BKN BKN

• Penyelenggaraan manajemen ASN

• Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan NSPK manajemen ASN

• ( Mengelola Pegawai ASN )

KEWENANGAN & HUB OTORITAS LEMBAGA

KASNMonitoring, evaluasi kebijakan, dan rekomendasi yang mengikat untuk menjamin perwujudan sistem merit & pengawasan penerapan asas, kode etik, dan kode perilaku ASN

LANLAN

• Penelitian, pengkajian kebijakan manajemen ASN,

• Pembinaan dan penyelenggaraan Diklat ASN

Page 14: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

PRESIDENPRESIDEN

KEMEN PANRBKEMEN PANRB

LANLAN BKNBKN

LNS

KASNMerumuskan kebijakan

MelaksanakanKajian dan diklat

Mengelola pegawai ASN

1. Menjaga merit system2. Monev Seleksi JPT3. Laporan ke Presiden

Memegang kekuasaan tertinggi pembinaan dan manajemen ASN

STRUKTUR KELEMBAGAAN KASNSTRUKTUR KELEMBAGAAN KASN

LPNK

KEMENTERIAN

Page 15: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

1. Sifat dan Kedudukan: (Pasal 27)a. Lembaga Non Struktural

b. Mandiri, bebas dari intervensi politik

2. Tujuan : (Pasal 28)• menjamin terwujudnya Sistem Merit dalam kebijakan dan Manajemen ASN;• mewujudkan ASN yang profesional, berkinerja tinggi, sejahtera, dan berfungsi

sebagai perekat NKRI;• mendukung penyelenggaraan pemerintahan negara yang efektif, efisien, terbuka,

dan bebas KKN;• mewujudkan Pegawai ASN yang netral dan tidak diskriminatif dalam pelayanan;• menjamin terbentuknya profesi ASN yang dihormati; dan• mewujudkan ASN yang dinamis dan berbudaya pencapaian kinerja.

KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA 15

Page 16: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

Fungsimengawasi pelaksanaan norma dasar, kode etik/perilaku, penerapan Sistem Merit.

Tugasa. menjaga netralitas Pegawai ASN; b. melakukan pengawasan atas pembinaan profesi ASN; danc. melaporkan pelaksanaan tugas kepada Presiden.

Dalam melakukan tugasnya KASN dapat:a. melakukan penelusuran data dan informasi pada Instansi Pemerintah;b. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan fungsi Pegawai ASN; c. menerima laporan terhadap pelanggaran norma dasar, kode etik dan kode perilaku Pegawai

ASN;d. melakukan penelusuran data dan informasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan

pelanggaran norma dasar, kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN; dane. melakukan upaya pencegahan pelanggaran norma dasar, kode etik dan kode perilaku Pegawai

ASN.

FUNGSI DAN TUGAS KASN 16

Page 17: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

Wewenang (Pasal 32)

a. mengawasi setiap tahapan proses pengisian JPT;b. mengawasi & mengevaluasi penerapan asas, nilai dasar, kode etik/perilaku;c. meminta informasi dari pegawai ASN dan masyarakat;d. memeriksa dokumen terkait pelanggaran norma dasar, kode etik dan kode

perilaku Pegawai ASN; dane. meminta klarifikasi dan/atau dokumen yang diperlukan.

Tindak lanjut hasil pengawasan (Pasal 33)Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada huruf b, KASN berwenang untuk memutuskan adanya pelanggaran kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN.

WEWENANG KASN 17

Page 18: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

Tindak Lanjut Keputusan KASN 18

Hasil pengawasan

KASN

Tidak ada pelangaran

PPK dan PyB wajib menindaklanjuti

Keputusan KASN: pelanggaran kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN

Ditindaklanjuti

Tidak Ditindaklanjuti

KASN merekomendasikan kepada Presiden untuk menjatuhkan sanksi terhadap PPK dan PyB yang melanggar prinsip Sistem Merit dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sanksi sebagaimana dimaksud berupa:a. peringatan; b. teguran;c. perbaikan, pencabutan, pembatalan, penerbitan keputusan, dan/atau pengembalian pembayaran;d. hukuman disiplin untuk PyB sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dane. sanksi untuk PPK, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sanksi sebagaimana dimaksud berupa:a. peringatan; b. teguran;c. perbaikan, pencabutan, pembatalan, penerbitan keputusan, dan/atau pengembalian pembayaran;d. hukuman disiplin untuk PyB sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dane. sanksi untuk PPK, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ada pelanggaran

Page 19: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

Penjatuhan Sanksi atas pelanggaran Sistem Merit:

• Presiden selaku pemegang kekuasan tertinggi pembinaan ASN, terhadap keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian; dan

• Menteri PANRB terhadap keputusan yang ditetapkan oleh Pejabat yang Berwenang, dan terhadap Pejabat Pembina Kepegawaian di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

Kewenangan Menjatuhkan Sanksi 19

Page 20: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

1. KASN, terdiri atas: (Pasal 35)a. 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota.b. 1 (satu) orang Wakil Ketua merangkap anggotac. 5 (lima) orang anggota.

2. Unsur keanggotaan:terdiri dari unsur pemerintah dan/atau non-pemerintah3. Syarat menjadi Anggota KASN

– WNI; – setia dan taat kepada Pancasila dan UUDNRI 1945;– berusia paling rendah 50 (lima puluh) tahun pada saat mendaftarkan diri;– tidak sedang menjadi anggota parpol dan/atau tidak sedang menduduki jab.politik;– mampu secara jasmani dan rohani untuk melaksanakan tugas;– memiliki kemampuan, pengalaman, dan/atau pengetahuan di bidang manajemen SDM;– berpendidikan paling rendah strata dua (S2) di bidang AN, manajemen SDM, kebijakan

publik, ilmu hukum, ilmu pemerintahan, dan/atau S2 di bidang lain; – tidak merangkap jabatan pemerintahan dan/atau badan hukum lainnya; dan– tidak pernah dipidana penjara.

SUSUNAN & KEANGGOTAAN KASN 20

Page 21: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

KASN dibantu oleh: Asisten Pejabat Fungsional keahlian yang dibutuhkan.Syarat sebagai asisten KASN:- diangkat dan diberhentikan oleh ketua KASN berdsrkan persetujuan rapat KASN;- dapat berasal dari PNS maupun non-PNS yang memiliki kualifikasi akademik

paling rendah S2 di bidang AN, manajemen publik, manajemen SDM, psikologi, kebijakan publik, ilmu hukum, ilmu pemerintahan, dan/atau S2 di bidang lain yang berkaitan dengan manajemen SDM.

- tidak sedang menjadi anggota dan/ pengurus parpol, tidak merangkap jabatan, serta diseleksi secara terbuka dan kompetitif.

- memiliki dan melaksanakan nilai dasar, kode etik dan kode perilaku serta diawasi oleh anggota KASN

ASISTEN KASN 21

Page 22: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

1. Penetapan (Pasal 37 ayat (1))Presiden menetapkan Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota KASN dari anggota KASN terpilih yang diusulkan oleh tim seleksi.

2. Masa Jabatan (Pasal 37 ayat (2))Ketua, Wakil Ketua, dan anggota KASN ditetapkan untuk masa jabatan 5 tahun dan hanya dapat diperpanjang untuk 1 kali masa jabatan.

3. Pemberhentian : (Pasal 37 ayat (3)) • meninggal dunia; mengundurkan diri; tidak mampu jasmani atau rohani

sehingga tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai anggota KASN;• dihukum penjara berdasarkan keputusan pengadilan yang sudah

memperoleh kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan; atau

• menjadi anggota partai politik dan/atau menduduki jabatan negara.

PENGANGKATAN & PEMBERHENTIAN ANGGOTA KASN

22

Page 23: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

Menjamin Netralitas Anggota KASN:• Anggota KASN yang berasal dari PNS diberhentikan sementara dari jabatan ASN. • Anggota KASN yang berasal dari PPPK diberhentikan statusnya dari PPPK.• Anggota KASN yang berasal dari non-pegawai ASN harus mengundurkan diri

sementara dari jabatan dan profesinya.Tim Seleksi Anggota KASN:• Beranggotakan 5 (lima) orang yang dibentuk oleh Menteri.• Tim seleksi dipimpin oleh Menteri dan melakukan tugas selama 3 (tiga) bulan.• Anggota tim seleksi harus memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang ASN,

rekam jejak yang baik, integritas moral, dan netralitas.• Melakukan proses seleksi anggota KASN dengan mengumumkan secara terbuka

lowongan tersebut kepada masyarakat secara luas, melakukan penilaian pengetahuan, kompetensi, integritas moral, rekam jejak calon, dan uji publik.

• Tim seleksi menyampaikan 2 (dua) kali jumlah anggota KASN untuk dipilih dan ditetapkan oleh Presiden.

Seleksi Anggota KASN 23

Page 24: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

• KASN memiliki dan melaksanakan kode etik dan kode perilaku.

• Dalam hal terjadi pelangggaran kode etik dan kode perilaku sebagaimana dimaksud, Presiden membentuk Majelis kehormatan kode etik dan kode perilaku.

• Majelis kehormatan kode etik dan kode perilaku terdiri atas: - 5 (lima) orang yang berasal dari luar KASN dan - memiliki pengetahuan, pengalaman, dan kompetensi di

bidang ASN, rekam jejak yang baik, integritas moral, dan netralitas, serta

- berusia paling rendah 55 (lima puluh lima) tahun.

Majelis Kehormatan KASN 24

Page 25: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

LAN memiliki fungsi: » pengembangan standar kualitas pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN;» pembinaan pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial Pegawai ASN;» penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial Pegawai ASN baik secara sendiri

maupun bersama-sama lembaga pendidikan dan pelatihan lainnya;» pengkajian terkait dengan kebijakan dan Manajemen ASN; dan» melakukan akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN, baik sendiri maupun bersama

lembaga pemerintah lainnya.LAN bertugas:• meneliti, mengkaji, dan melakukan inovasi Manajemen ASN sesuai kebutuhan kebijakan;• membina dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN berbasis kompetensi; • merencanakan dan mengawasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN secara nasional;• menyusun standar dan pedoman penyelenggaraan dan pelaksanaan diklat, serta pemberian akreditasi dan

sertifikasi di bidangnya dengan melibatkan K/L terkait; • memberikan sertifikasi kelulusan peserta pendidikan dan pelatihan penjenjangan; • membina dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan analis kebijakan publik; dan• membina jabatan fungsional di bidang pendidikan dan pelatihan

Lembaga Administrasi Negara 25

Page 26: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

LAN berwenang:a. mencabut izin penyelenggaraan pendidikan dan latihan

Pegawai ASN yang melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. memberikan rekomendasi kepada Menteri dalam bidang kebijakan dan Manajemen ASN; dan

c. mencabut akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN yang tidak memenuhi standar akreditasi.

Kewenangan LAN 26

Page 27: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

BKN memiliki fungsi:• pembinaan penyelenggaraan Manajemen ASN;• Manajemen ASN dalam bidang pertimbangan teknis formasi, pengadaan, perpindahan

antarinstansi, persetujuan kenaikan pangkat, pensiun; dan• penyimpan informasi Pegawai ASN dan pengembangan Sistem Informasi ASN.BKN bertugas:• mengendalikan seleksi calon Pegawai ASN;• membina dan menyelenggarakan penilaian kompetensi serta mengevaluasi pelaksanaan

penilaian kinerja Pegawai ASN oleh Instansi Pemerintah;• membina jabatan fungsional di bidang kepegawaian; • mengelola dan mengembangkan sistem informasi kepegawaian ASN;• menyusun NSPK kebijakan Manajemen ASN;• menyelenggarakan administrasi kepegawaian ASN; dan• mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan NSPK manajemen kepegawaian ASN

BKN 27

Page 28: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

• Presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi pembinaan ASN dapat mendelegasikan kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian pejabat selain pejabat pimpinan tinggi utama dan madya, dan pejabat fungsional keahlian utama kepada:– Menteri di kementerian;– Pimpinan lembaga di LPNK;– sekretaris jenderal di sekretariat lembaga negara dan LNS;– gubernur, di provinsi; dan – bupati/walikota, di kabupaten/kota.

Pejabat Pembina Kepegawaian 28

Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN dan pembinaan Manajemen ASN di instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 29: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

• Presiden dapat mendelegasikan kewenangan pembinaan Manajemen ASN kepada Pejabat yang Berwenang di kementerian, sekjen/ sekretariat LN, sekretariat LNS, Sekda provinsi dan kabupaten/kota.

• Pejabat yang Berwenang dalam menjalankan fungsi Manajemen ASN di Instansi Pemerintah berdasarkan Sistem Merit dan berkonsultasi dengan Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing.

• Pejabat yang Berwenang memberikan rekomendasi usulan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing.

• Pejabat yang Berwenang mengusulkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional kepada Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing.

Pejabat yang Berwenang 29

Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 30: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

Manajemen PNS meliputi:a. penyusunan dan penetapan kebutuhan;b. pengadaan;c. pangkat dan jabatan;d. pengembangan karier;e. pola karier;f. promosi;g. mutasi;h. Penilaian kinerja

Manajemen PNS 30

i. penggajian dan tunjangan;j. penghargaan;k. disiplin;l. pemberhentian;m. pensiun dan tabungan hari

tua; dann. perlindungan.

Page 31: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

1. Dasar penetapan kebutuhan :a. Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan berdasarkan

analisis jabatan dan analisis beban kerja.b. Perencanaan kebutuhan SDM 5 tahun dengan rincian per tahun

berdasarkan prioritas kebutuhanc. Ditetapkan oleh Menteri secara nasional.

2. Metode: analisis jabatan dan analisis beban kerja

(Pasal 56 RUU ASN)

PENETAPAN KEBUTUHAN DAN PENGENDALIAN JUMLAH

31

Page 32: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

1. Dasar pengadaan:- pengisian kebutuhan jabatan yang lowong- sesuai kebutuhan pegawai yang ditetapkan Menteri

2. Tahapan :a. Perencanaan b. Pengumuman lowonganc. Pelamarand. Seleksi (administrasi, kompetensi dasar, dan kompetensi bidang)e. Pengumuman hasil seleksif. Masa percobaang. Pengangkatan menjadi PNS

(Pasal 58)

PENGADAAN PNS 32

Page 33: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

• PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu.• Setiap jabatan dikelompokkan dalam klasifikasi jabatan PNS yang

menunjukkan kesamaan karakteristik, mekanisme, dan pola kerja.• PNS dapat berpindah antar dan antara JPT, Jabatan Administrasi,

dan Jabatan Fungsional di Instansi Pusat dan Daerah berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan penilaian kinerja.

• PNS dapat diangkat dalam jabatan tertentu pada lingkungan instansi TNI dan Polri yang pangkat/jabatannya disesuaikan dengan pangkat dan jabatan di lingkungan instansi TNI dan Polri.

Pangkat dan Jabatan 33

Page 34: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

• dilakukan berdasarkan:- kualifikasi;- Kompetensi (teknis, manajerial, sosial kultural);- penilaian kinerja, dan - kebutuhan Instansi Pemerintah.• Dilakukan dengan mempertimbangkan integritas dan

moralitas.

Pengembangan Karier 34

Page 35: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

• Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi antara lain melalui: pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus, dan penataran.

• Harus dievaluasi oleh PyB dan digunakan sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan pengembangan karier.

• Wajib disusun dalam rencana pengembangan kompetensi tahunan dalam rencana kerja anggaran tahunan instansi.

Pengembangan Kompetensi 35

PNS diberikan kesempatan untuk melakukan praktik kerja di instansi lain di pusat/daerah yang dilakukan melalui pertukaran antara PNS dengan pegawai swasta dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh LAN dan BKN.

Page 36: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

• Setiap PNS yang memenuhi syarat mempunyai hak yang sama untuk dipromosikan ke jenjang jabatan yang lebih tinggi.

• Promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara: - kompetensi; - kualifikasi;

- persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan; - penilaian atas prestasi kerja;

- kepemimpinan, kerja sama, kreativitas; dan - pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja PNS pada Instansi Pemerintah“tanpa membedakan jender, suku, agama, ras, dan golongan.”

• Promosi Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional PNS dilakukan oleh PPK setelah mendapat pertimbangan Tim Penilai Kinerja PNS pada Instansi yang dibentuk oleh PyB.

PROMOSI PNS 36

Page 37: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

• Setiap PNS dapat dimutasi tugas dan/atau lokasi dalam satu Instansi Pusat, antar-Instansi Pusat, satu Instansi Daerah, antar-Instansi Daerah, antar-Instansi Pusat dan Instansi Daerah, dan ke perwakilan NKRI di luar negeri.

• Dilakukan oleh PPK dalam wilayah kewenangannya.• Perpindahan PNS antarkabupaten/kota dalam satu provinsi ditetapkan oleh

Gubernur setelah memperoleh pertimbangan Kepala BKN. • Mutasi PNS antar provinsi ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri setelah

memperoleh pertimbangan Kepala BKN. • Mutasi PNS daerah ke Instansi Pusat atau sebaliknya, ditetapkan oleh Pejabat yang

Berwenang setelah mendapatkan pertimbangan teknis dari Kepala BKN.• Mutasi PNS antar Instansi Pusat ditetapkan oleh Kepala BKN.

MUTASI PNS 37

• Mutasi PNS dilakukan dengan memperhatikan prinsip larangan “konflik kepentingan”.• Pembiayaan sebagai dampak mutasi dibebankan pada APBN dan APBD.

Page 38: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

Dilakukan berdasarkan:• perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi;Memperhatikan • target, sasaran, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS.Metode• objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.• Berada di bawah kewenangan PyB, didelegasikan secara berjenjang

kepada atasan langsung dari PNS, dan dapat mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya.

• Hasil penilaian kinerja PNS disampaikan kepada Tim Penilai Kinerja PNS.

PENILAIAN KINERJA PNS 38

PNS yang penilaian kinerjanya tidak mencapai target kinerja dikenakan sanksi administrasi sampai dengan pemberhentian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 39: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

• Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PNS serta menjamin kesejahteraan PNS.

• Dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab, & resiko pekerjaan.

• Pelaksanaannya dilakukan secara bertahap.• PNS di pusat dibebankan pada APBN, PNS di daerah dibebankan APBD. • Selain gaji, PNS juga menerima tunjangan dan fasilitas yang meliputi:

– tunjangan kinerja dan (dibayar sesuai pencapaian kinerja)

– tunjangan kemahalan (dibayar sesuai tingkat kemahalan: indeks harga di daerah)

• Tunjangan PNS dibebankan pada APBN dan APBD

Penggajian dan Tunjangan PNS 39

Page 40: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

• PNS yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya dapat diberikan penghargaan.

• Penghargaan sebagaimana dimaksud dapat berupa pemberian:– tanda kehormatan;– kenaikan pangkat istimewa;– kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau– kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan.

Penghargaan PNS 40

Page 41: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

PNS diberhentikan dengan hormat karena:• meninggal dunia;• atas permintaan sendiri;• mencapai batas usia pensiun;• perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pensiun

dini; atau• tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan

kewajiban.PNS dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak diberhentikan karena:

dihukum penjara/kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan hukuman pidana penjara singkat 2 (dua) tahun dengan tidak berencana.

PNS diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri karena:melakukan pelanggaran disiplin PNS tingkat berat.

Pemberhentian PNS 41

Page 42: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

PNS diberhentikan tidak dengan hormat karena:a. melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUDNRI 1945; b. dihukum penjara/kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah

memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan dan/atau pidana umum;

c. menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; ataud. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki

kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana yang dilakukan dengan berencana.

Pemberhentian Tidak Dengan Hormat

42

Page 43: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

PNS diberhentikan sementara, apabila:• diangkat menjadi pejabat negara;• diangkat menjadi komisioner atau anggota lembaga

nonstruktural; atau• ditahan karena menjadi tersangka tindak pidana.Pengaktifan kembali PNS yang diberhentikan sementara

dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.

Pemberhentian Sementara PNS 43

Page 44: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

Batas usia pensiun PNS yaitu:– 58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pejabat Administrasi; – 60 (enam puluh) tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi; dan– sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi

Pejabat Fungsional.

Batas Usia Pensiun 44

Page 45: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

• Hak bagi PNS yang berhenti bekerja.• PNS diberikan jaminan pensiun apabila:

– meninggal dunia;– atas permintaan sendiri dengan usia dan masa kerja tertentu;– mencapai batas usia pensiun;– perampingan organisasi /kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pensiun dini; atau– tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan

kewajiban.

• Jaminan pensiun dan jaminan hari tua mencakup jaminan pensiun dan jaminan hari tua yang diberikan dalam program jaminan sosial nasional.

• Sumber pembiayaan berasal dari pemerintah selaku pemberi kerja dan iuran PNS yang bersangkutan.

Jaminan Pensiun & Jaminan Hari Tua 45

Page 46: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa: jaminan kesehatan; jaminan kecelakaan kerja; jaminan kematian; dan bantuan hukum.

-> berupa pemberian bantuan hukum dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugasnya.

Perlindungan 46

Mencakup jaminan sosial yg diberikan dalam program jaminan sosial nasional

Page 47: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

Manajemen PPPK meliputi:a. penetapan kebutuhan;b. pengadaan;c. penilaian kinerja;d. gaji dan tunjangan;e. pengembangan kompetensi;f. pemberian penghargaan;g. disiplin;h. pemutusan hubungan perjanjian kerja; dani. perlindungan.

MANAJEMEN PPPK 47

Page 48: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

• Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PPPK berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja.

• Jenis jabatan yang dapat diisi oleh PPPK diatur dengan Peraturan Presiden.

• Penyusunan kebutuhan jumlah PPPK dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan.

• Kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PPPK sebagaimana dimaksud ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

PENETAPAN KEBUTUHAN 48

Page 49: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

• Pengadaan PPPK merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pd Instansi.• Pengadaan calon PPPK dilakukan melalui tahapan:

– perencanaan, – pengumuman lowongan, – pelamaran, – seleksi, – pengumuman hasil seleksi, dan – pengangkatan menjadi PPPK.

• Penerimaan calon PPPK dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah melalui penilaian secara objektif berdasarkan kompetensi, kualifikasi, kebutuhan Instansi Pemerintah, dan persyaratan lain yang dibutuhkan dalam jabatan.

• Pengangkatan calon PPPK ditetapkan oleh PPK untuk masa perjanjian kerja

minimal 1 tahun & dapat diperpanjang sesuai kebutuhan & penilaian kinerja.

PENGADAAN PPPK 49

PPPK tidak dapat diangkat secara otomatis menjadi calon PNS. Untuk diangkat menjadi calon PNS, PPPK harus mengikuti semua proses seleksi yang dilaksanakan bagi calon PNS dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 50: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

Tujuan • menjamin objektivitas prestasi kerja yang sudah disepakati berdasarkan perjanjian kerja.Metode • dilakukan berdasarkan perjanjian kerja di tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi

dengan memperhatikan target, sasaran, hasil, manfaat yang dicapai, dan perilaku pegawai.• dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.• berada di bawah kewenangan PyB Instansi Pemerintah masing-masing, didelegasikan secara

berjenjang kepada atasan langsung dari PPPK.• dapat mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya.• Hasil penilaian kinerja PPPK disampaikan kepada Tim Penilai Kinerja PPPK.Hasilnya untuk: • dimanfaatkan untuk menjamin objektivitas perpanjangan perjanjian kerja, pemberian

tunjangan, dan pengembangan kompetensi. • PPPK yang dinilai oleh atasan dan Tim Penilai Kinerja PPPK tidak mencapai target kinerja yang

telah disepakati dalam perjanjian kerja diberhentikan dari PPPK.

PENILAIAN KINERJA PPPK 50

Page 51: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

• Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PPPK.

• Gaji sebagaimana dimaksud diberikan berdasarkan beban kerja, tanggungjawab jabatan, dan resiko pekerjaan.

• Gaji dibebankan pada APBN untuk PPPK di Instansi Pusat dan APBD untuk PPPK di Instansi Daerah.

• Selain gaji, PPPK dapat menerima tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Gaji dan Tunjangan PPPK 51

Page 52: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

• PPPK diberikan kesempatan untuk pengembangan kompetensi.

• Kesempatan untuk pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud direncanakan setiap tahun oleh Instansi Pemerintah.

• Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud harus dievaluasi oleh PyB dan dipergunakan sebagai salah satu dasar untuk perjanjian kerja selanjutnya.

Pengembangan Kompetensi PPPK 52

Page 53: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

• PPPK yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya dapat diberikan penghargaan.

• Penghargaan sebagaimana dimaksud dapat berupa pemberian:– tanda kehormatan;– kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau– kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan.

• PPPK yang dijatuhi sanksi administratif tingkat berat berupa pemutusan hubungan perjanjian kerja tidak dengan hormat dicabut haknya untuk memakai tanda kehormatan berdasarkan Undang-Undang ini.

Penghargaan PPPK 53

Page 54: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

• Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas, PPPK wajib mematuhi disiplin PPPK.

• Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakkan disiplin terhadap PPPK serta melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin.

• PPPK yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.

Disiplin PPPK 54

Page 55: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

Pemutusan hubungan perjanjian kerja dilakukan dengan hormat :• jangka waktu perjanjian kerja berakhir;• meninggal dunia;• atas permintaan sendiri;• perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan

pengurangan PPPK; atau• tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan

kewajiban sesuai perjanjian kerja yang disepakati.Pemutusan hubungan perjanjian kerja dilakukan dengan hormat tidak atas

permintaan sendiri :• dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh

kekuatan hukum tetap karena melakukan tid.pidana dengan pidana penjara paling singkat 2 tahun dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan tidak berencana;

• melakukan pelanggaran disiplin PPPK tingkat berat; atau• tidak memenuhi target kinerja yang telah disepakati.

Pemutusan Hubungan Kerja PPPK 55

Page 56: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

• melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUDNRI 1945;• dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang

telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan dan/atau pidana umum;

• menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau• dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki

kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.

Pemutusan Hubungan Perkanjian Kerja Tidak dengan Hormat

56

Page 57: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

• Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa:– jaminan hari tua;– jaminan kesehatan;– jaminan kecelakaan kerja;– jaminan kematian; dan– bantuan hukum.

• Perlindungan berupa jaminan hari tua, jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan kematian sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d dilaksanakan sesuai dengan sistem jaminan sosial nasional.

• Bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, berupa pemberian bantuan hukum dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugasnya.

Perlindungan PPPK 57

Page 58: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI

58

Page 59: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

• JPT utama dan madya tertentu dapat berasal dari non-PNS dengan persetujuan Presiden yang pengisiannya dilakukan secara terbuka dan kompetitif serta ditetapkan dalam KEPRES.

• JPT dapat diisi oleh prajurit TNI dan anggota Polri setelah mengundurkan diri dari dinas aktif apabila dibutuhkan dan sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan melalui proses secara terbuka dan kompetitif.

• JPT di lingkungan Instansi Pemerintah tertentu dapat diisi oleh prajurit TNI dan anggota Polri sesuai dengan kompetensi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pengisian JPT dari Non-PNS 59

Page 60: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

PIMP K/L /PPK

MEMBENTUK

PANSEL

MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA

MENYAMPAIKAN 3 CALON JPT

Laporan PRESIDENKEPUTUSAN PRESIDEN JPT TERPILIH

PENGAWASAN PELAKSANAAN SELEKSI DAN KEPUTUSAN MENGIKAT

PENGAWASAN PEMBENTUKAN PANSEL DAN KEPUTUSAN MENGIKAT

MEMASTIKAN SISTEM MERIT

11

55

66

77

33

22

PENGISIAN JPT UTAMA DAN MADYA K/L PUSAT

KASN

88

MENYAMPAIKAN 3 CALON

44

KOORDINASI

60

Page 61: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

PPK

MEMBENTUK

PANSELMENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA

MENYAMPAIKAN 3 CALON JPT

Laporan PRESIDEN

MEMASTIKAN SISTEM MERIT

1155

MEKANISME SELEKSI JPT PRATAMA K/L PUSAT

KASN

66

77

Pembatalan, Peringatan dan Teguran

PENGAWASAN PELAKSANAAN SELEKSI DAN KEPUTUSAN MENGIKAT

PENGAWASAN PEMBENTUKAN PANSEL DAN KEPUTUSAN MENGIKAT

22

4433

KOORDINASI PyB

MEMILIH & MENETAPKAN

88

61

Page 62: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

GUBERNUR/ PPK

MEMBENTUK

PANSEL

MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA

MENYAMPAIKAN 3 CALON JPT

Laporan PRESIDENKEPUTUSAN PRESIDEN JPT TERPILIH

MEMASTIKAN SISTEM MERIT

11 55

66

88

33

MEKANISME SELEKSI JPT MADYA DI DAERAH

KASN

99

MENYAMPAIKAN 3 CALON

MENDAGRI

PENGAWASAN PELAKSANAAN SELEKSI DAN KEPUTUSAN MENGIKAT

PENGAWASAN PEMBENTUKAN PANSEL DAN KEPUTUSAN MENGIKAT

22

44

PENGAWASAN DAN KEPUTUSAN MENGIKAT

77

KOORDINASI

62

Page 63: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

GUBERNUR/PPK

MEMBENTUK

PANSEL

MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA

MENYAMPAIKAN 3 CALON JPT

LAPORAN PRESIDEN

MEMASTIKAN SISTEM MERIT

1155

88

33

MEKANISME SELEKSI JPT PRATAMA DI DAERAH

77Pembatalan,

Peringatan dan Teguran

MENETAPKAN JPT

66

KASN

PENGAWASAN PELAKSANAAN SELEKSI DAN KEPUTUSAN MENGIKAT

PENGAWASAN PEMBENTUKAN PANSEL DAN KEPUTUSAN MENGIKAT

22

44

PyBKOORINASI

63

Page 64: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

• Diduduki maksimal selama 5 (lima) tahun.• Pejabat yang habis masa jabatannya harus mengikuti seleksi/uji kompetensi

kembali untuk menduduki jabatan yang sama pada periode berikutnya.• Pejabat ybs harus memenuhi target kinerja yang diperjanjikan dengan atasan.• Pejabat yang tidak memenuhi kinerja yang diperjanjikan dalam waktu 1 (satu)

tahun pada suatu jabatan, diberikan kesempatan selama 6 (enam) bulan untuk memperbaiki kinerjanya.

• Dalam hal Pejabat sebagaimana dimaksud tidak menunjukan perbaikan kinerja, maka Pejabat yang bersangkutan harus mengikuti seleksi ulang uji kompetensi kembali. Dari hasil seleksi ulang tersebut Pejabat ybs dapat dipindahkan pada jabatan lain sesuai dengan kompetensi yang dimiliki atau ditempatkan pada jabatan yang lebih rendah.

POLA KARIR JPT 64

Page 65: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

1. Kedudukan: Wadah Korps Profesi Pegawai ASN RI untuk menyalurkan aspirasinya.

2. Tujuan : a. Menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN: danb. Mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.

3. Fungsi :a. Pembinaan dan pengembangan profesi ASNb. Memberikan perlindungan hukum dan advokasi terhadap dugaan

pelanggaran sistem merit dan masalah hukum dalam melaksanakan tugas

c. Memberikan rekomendasi kepada majelis kode etik instansi terhadap pelanggaran kode etik profesi dan kode perilaku profesi

d. Menyelenggarakan usaha-usaha untuk peningkatan kesejahteraan anggota korps profesi ASN RI sesuai dengan peraturan perudang-undangan

Pasal 109 RUU ASN

ORGANISASI ASN 65

Page 66: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

1. Tujuan: Efisiensi, Efektivitas, Akurasi Pengambilan Keputusan dalam manajemen ASN.

2. Sifat: Nasional dan terintegrasi antar instansi.

3. Pembangunan dan pemutakhiran Data secara berkala.

4. Berbasis TI yang mudah diaplikasikan, mudah diakses dan memiliki sistem keamanan terpercaya.

5. Pengelola: BKN dan dapat digunakan/diakses oleh instansi terkait baik untuk keperluan update data maupun untuk pengambilan keputusan.

SISTEM INFORMASI ASN 66

Page 67: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, terhadap jabatan PNS dilakukan penyetaraan: •jabatan eselon Ia kepala LPNK setara dengan JPT utama;•jabatan eselon Ia dan eselon Ib setara dengan JPT madya; •jabatan eselon II setara dengan JPT pratama;•jabatan eselon III setara dengan jabatan administrator;•jabatan eselon IV setara dengan jabatan pengawas; dan•jabatan eselon V dan fungsional umum setara dengan jabatan pelaksana,sampai dengan berlakunya peraturan pelaksanaan mengenai Jabatan ASN dalam Undang Undang ini.

PENYETARAAN 67

Page 68: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

• Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini harus sudah ditetapkan paling lambat 2 (dua) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.

• ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai kode etik dan penyelesaian pelanggaran terhadap kode etik bagi jabatan fungsional tertentu dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini.

• Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah disebut sebagai Pegawai ASN.

KETENTUAN TRANSISI 68

Page 69: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

Kebijakan dan Manajemen ASN yang diatur dalam Undang-Undang ini dilaksanakan dengan memperhatikan:

a. kekhususan daerah-daerah tertentu; dan/ataub. Warganegara berkebutuhan khusus.

Penjelasan Pasal: Yang dimaksud dengan daerah-daerah tertentu misalnya daerah yang memiliki otonomi khusus, daerah tertinggal, daerah konflik, daerah terpencil, daerah istimewa dan lain-lain.

KETENTUAN AFIRMATIF 69

Page 70: Sosialisasi UU ASN 8 Jan 2014

TERIMA KASIH

70