Sosialisasi UU No 5 Th 2014 Ttg ASN

71
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG APARATUR SIPIL NEGARA ( UU No. 5 tahun 2014 ) 1

description

Penjelasan Undang-Undang Aparatur Sipil Negara tahun 2014

Transcript of Sosialisasi UU No 5 Th 2014 Ttg ASN

Slide 1

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG APARATUR SIPIL NEGARA( UU No. 5 tahun 2014 )11STRATEGI REFORMASI BIROKRASI NASIONALMakro : Kerangka Regulasi NasionalUU APARATUR SIPIL NEGARA9 Program Percepatan Reformasi BirokrasiPenataan Struktur Organisasi PemerintahPenataan Jumlah dan Distribusi PNSPengembangan Sistem Seleksi dan Promosi Secara TerbukaPeningkatan Profesionalisasi PNSPengembangan Sistem Pemerintahan Elektronik yang terintegrasiPeningkatan Pelayanan PublikPeningkatan Integritas dan Akuntabilitas Kinerja AparaturPeningkatan Kesejahteraan Pegawai NegeriPeningkatan Efisiensi Belanja Aparatur2. Mikro : Program/kegiatan pd tingkat Instansi (K/L dan Pemda) 8 Area PerubahanRUU Administrasi PemerintahanRUU Sistem Pengawasan Internal PemerintahPeraturan Pelaksana: 19 PP, 4 PERPRES, 1 PERMEN22Meningkatkan: Independensi dan Netralitas KompetensiKinerja/ Produktivitas KerjaIntegritasKesejahteraanKualitas Pelayanan PublikPengawasan Dan Akuntabilitas

TUJUAN UTAMA UU ASN3ASN3Pengembangan sistem merit dalam kebijakan dan manajemen ASN dengan ciri-ciri:Seleksi dan promosi secara adil dan kompetitifMenerapkan prinsip fairnessPenggajian, reward and punishment berbasis kinerjaStandar integritas dan perilaku untuk kepentingan publikManajemen SDM secara efektif dan efisienMelindungi pegawai dari intervensi politik & dari tindakan semena-mena.PRINSIP DASAR UU ASN4Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, ataupun kondisi kecacatan.4UU POKOK KEPEGAWAIANUU ASNVI BAB XV BAB41 Pasal141 PasalPERBEDAAN STRUKTUR5BAB IKetentuan UmumBAB IIAsas, Prinsip, Nilai Dasar, Kode Perilaku dan Kode EtikBAB IIIJenis, Status, dan Kedudukan ASN BAB IV Fungsi, Tugas, dan Peran ASNBAB VJabatan ASNJabatan AdministrasiJabatan FungsionalJabatan Pimpinan TinggiBAB VI Hak dan Kewajiban ASNBAB VIIKelembagaanKomisi Aparatur Sipil NegaraLembaga Administrasi NegaraBadan Kepegawaian NegaraSISTEMATIKA UU ASN6BAB IXManajemen Aparatur Sipil NegaraPejabat Pembina Kepegawaian dan Pejabat yang Berwenang Manajemen PNSManajemen PPPKBAB IXPengisian Jabatan Pimpinan TinggiPengisian Jabatan Pimpinan Tinggi di Instansi PusatPengisian Jabatan Pimpinan Tinggi di Instansi DaerahPenggantian Pejabat Pimpinan TinggiPejabat Pimpinan Tinggi yang Mencalonkan diri sebagai Kepala DaerahPengawasan dalam Proses Pengisian Jabatan Pimpinan TinggiBab XPegawai ASN Yang Menjadi Pejabat Negara Bab XIOrganisasiBab XII Sistem Informasi Aparatur Sipil NegaraBab XIIIPenyelesaian SengketaBab XIVKetentuan PeralihanBab XV Ketentuan Penutup

SISTEMATIKA UU ASN7Memiliki standar pelayanan profesiMemiliki dan menegakkan kode etik dan kode perilaku profesi Memiliki sistem pendidikan dan pelatihan profesiMemiliki standar sertifikasi profesiMemiliki organisasi profesi yang independen

Pasal 126 RUU ASNASN SEBAGAI PROFESI8Pengertian

KedudukanPENGERTIAN DAN KEDUDUKAN9Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.berkedudukan sebagai unsur aparatur negaramelaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinanharus bebas dari pengaruh/intervensi golongan & partai politik1. PNS (Pasal 1 butir 3 & Pasal 7)Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Berstatus pegawai tetap dan Memiliki NIP secara Nasional;Menduduki jabatan pemerintahan.2. PPPK / Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (Pasal 1 butir 4 & Pasal 7)PPPK merupakan Pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai dengan perjanjian kerja oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan ketentuan Undang-Undang ASN. Melaksanakan tugas pemerintahan.PEGAWAI ASN#JABATAN ADMINISTRASIJABATAN FUNGSIONALJABATAN PIMPINAN TINGGIJabatan Administratormemimpin pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan dan administrasi

Jabatan Pengawasmengendalikan pelaksanaan kegiatan

Jabatan Pelaksanamelaksanakan kegiatan pelayanan dan administrasi pemerintahan dan pembangunanJabatan fungsional keahlian, terdiri atas:ahli utama; ahli madya; ahli muda; dan ahli pertama.

Jabatan fungsional keterampilan, terdiri atas:penyelia;mahir;terampil; danpemula.JPT utama;JPT madya; danJPT pratama.

Berfungsi memimpin dan memotivasi setiap Pegawai ASN melalui:kepeloporanpengembangan kerja sama; danketeladanan.JABATAN ASNJabatan ASN diisi dari Pegawai ASN.Jabatan ASN tertentu dapat diisi dari prajurit TNI dan anggota PolriPNSPNS berhak memperoleh:gaji, tunjangan, dan fasilitas;cuti;jaminan pensiun dan jaminan hari tua;perlindungan; danpengembangan kompetensi. PPPKPPPK berhak memperoleh:gaji dan tunjangan;cuti;perlindungan; danpengembangan kompetensi.HAK PEGAWAI ASN#Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam kebijakan, pembinaan profesi, dan Manajemen ASN.

Untuk menyelenggarakan kekuasaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Presiden mendelegasikan sebagian kekuasaannya kepada:Menteri/Kementerian PANRB;KASN;LAN; danBKN.

Pasal 23 RUU ASN

PEMBINAAN DAN MANAJEMEN ASN1313Menteri/Kementerian PANRBPerumusan dan penetapan kebijakan, Koordinasi dan sinkronisasi kebijakan,Pengawasan atas pelaksanaan kebijakan ASN; BKNPenyelenggaraan manajemen ASN Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan NSPK manajemen ASN( Mengelola Pegawai ASN )KEWENANGAN & HUB OTORITAS LEMBAGAKASN ( Komisi ASN )Monitoring, evaluasi kebijakan, dan rekomendasi yang mengikat untuk menjamin perwujudan sistem merit & pengawasan penerapan asas, kode etik, dan kode perilaku ASNLANPenelitian, pengkajian kebijakan manajemen ASN, Pembinaan dan penyelenggaraan Diklat ASN#PRESIDENKEMEN PANRBLANBKNLNSKASNMerumuskan kebijakanMelaksanakanKajian dan diklatMengelola pegawai ASNMenjaga merit systemMonev Seleksi JPTLaporan ke PresidenMemegang kekuasaan tertinggi pembinaan dan manajemen ASN LPNKKEMENTERIAN STRUKTUR KELEMBAGAAN KASN

Sifat dan Kedudukan: (Pasal 27)a. Lembaga Non StrukturalMandiri, bebas dari intervensi politik

2. Tujuan : (Pasal 28)menjamin terwujudnya Sistem Merit dalam kebijakan dan Manajemen ASN;mewujudkan ASN yang profesional, berkinerja tinggi, sejahtera, dan berfungsi sebagai perekat NKRI;mendukung penyelenggaraan pemerintahan negara yang efektif, efisien, terbuka, dan bebas KKN;mewujudkan Pegawai ASN yang netral dan tidak diskriminatif dalam pelayanan;menjamin terbentuknya profesi ASN yang dihormati; danmewujudkan ASN yang dinamis dan berbudaya pencapaian kinerja.

KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA1616Fungsimengawasi pelaksanaan norma dasar, kode etik/perilaku, penerapan Sistem Merit.Tugasmenjaga netralitas Pegawai ASN; melakukan pengawasan atas pembinaan profesi ASN; danmelaporkan pelaksanaan tugas kepada Presiden.Dalam melakukan tugasnya KASN dapat:melakukan penelusuran data dan informasi pada Instansi Pemerintah;melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan fungsi Pegawai ASN; menerima laporan terhadap pelanggaran norma dasar, kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN;melakukan penelusuran data dan informasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan pelanggaran norma dasar, kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN; danmelakukan upaya pencegahan pelanggaran norma dasar, kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN.FUNGSI DAN TUGAS KASN17Wewenang (Pasal 32)mengawasi setiap tahapan proses pengisian JPT;mengawasi & mengevaluasi penerapan asas, nilai dasar, kode etik/perilaku;meminta informasi dari pegawai ASN dan masyarakat;memeriksa dokumen terkait pelanggaran norma dasar, kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN; danmeminta klarifikasi dan/atau dokumen yang diperlukan. Tindak lanjut hasil pengawasan (Pasal 33)Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada huruf b, KASN berwenang untuk memutuskan adanya pelanggaran kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN.WEWENANG KASN18Tindak Lanjut Keputusan KASN19Hasil pengawasan KASNTidak ada pelangaranPPK dan PyB wajib menindaklanjutiKeputusan KASN: pelanggaran kode etik dan kode perilaku Pegawai ASNDitindaklanjutiTidak DitindaklanjutiKASN merekomendasikan kepada Presiden untuk menjatuhkan sanksi terhadap PPK dan PyB yang melanggar prinsip Sistem Merit dan ketentuan peraturan perundang-undangan.Sanksi sebagaimana dimaksud berupa:peringatan; teguran;perbaikan, pencabutan, pembatalan, penerbitan keputusan, dan/atau pengembalian pembayaran;hukuman disiplin untuk PyB sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dansanksi untuk PPK, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Ada pelanggaranPenjatuhan Sanksi atas pelanggaran Sistem Merit: Presiden selaku pemegang kekuasan tertinggi pembinaan ASN, terhadap keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian; danMenteri PANRB terhadap keputusan yang ditetapkan oleh Pejabat yang Berwenang, dan terhadap Pejabat Pembina Kepegawaian di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.Kewenangan Menjatuhkan Sanksi20KASN, terdiri atas: (Pasal 35)1 (satu) orang Ketua merangkap anggota.1 (satu) orang Wakil Ketua merangkap anggota5 (lima) orang anggota.Unsur keanggotaan:terdiri dari unsur pemerintah dan/atau non-pemerintahSyarat menjadi Anggota KASNWNI; setia dan taat kepada Pancasila dan UUDNRI 1945;berusia paling rendah 50 (lima puluh) tahun pada saat mendaftarkan diri;tidak sedang menjadi anggota parpol dan/atau tidak sedang menduduki jab.politik;mampu secara jasmani dan rohani untuk melaksanakan tugas;memiliki kemampuan, pengalaman, dan/atau pengetahuan di bidang manajemen SDM;berpendidikan paling rendah strata dua (S2) di bidang AN, manajemen SDM, kebijakan publik, ilmu hukum, ilmu pemerintahan, dan/atau S2 di bidang lain; tidak merangkap jabatan pemerintahan dan/atau badan hukum lainnya; dantidak pernah dipidana penjara.

SUSUNAN & KEANGGOTAAN KASN2121KASN dibantu oleh: Asisten Pejabat Fungsional keahlian yang dibutuhkan.Syarat sebagai asisten KASN:- diangkat dan diberhentikan oleh ketua KASN berdsrkan persetujuan rapat KASN;dapat berasal dari PNS maupun non-PNS yang memiliki kualifikasi akademik paling rendah S2 di bidang AN, manajemen publik, manajemen SDM, psikologi, kebijakan publik, ilmu hukum, ilmu pemerintahan, dan/atau S2 di bidang lain yang berkaitan dengan manajemen SDM.tidak sedang menjadi anggota dan/ pengurus parpol, tidak merangkap jabatan, serta diseleksi secara terbuka dan kompetitif.memiliki dan melaksanakan nilai dasar, kode etik dan kode perilaku serta diawasi oleh anggota KASN

ASISTEN KASN22Penetapan (Pasal 37 ayat (1))Presiden menetapkan Ketua, Wakil Ketua, dan Anggota KASN dari anggota KASN terpilih yang diusulkan oleh tim seleksi.Masa Jabatan (Pasal 37 ayat (2))Ketua, Wakil Ketua, dan anggota KASN ditetapkan untuk masa jabatan 5 tahun dan hanya dapat diperpanjang untuk 1 kali masa jabatan.Pemberhentian : (Pasal 37 ayat (3)) meninggal dunia; mengundurkan diri; tidak mampu jasmani atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai anggota KASN;dihukum penjara berdasarkan keputusan pengadilan yang sudah memperoleh kekuatan hukum yang tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan; ataumenjadi anggota partai politik dan/atau menduduki jabatan negara.

PENGANGKATAN & PEMBERHENTIAN ANGGOTA KASN23Menjamin Netralitas Anggota KASN:Anggota KASN yang berasal dari PNS diberhentikan sementara dari jabatan ASN. Anggota KASN yang berasal dari PPPK diberhentikan statusnya dari PPPK.Anggota KASN yang berasal dari non-pegawai ASN harus mengundurkan diri sementara dari jabatan dan profesinya.Tim Seleksi Anggota KASN:Beranggotakan 5 (lima) orang yang dibentuk oleh Menteri.Tim seleksi dipimpin oleh Menteri dan melakukan tugas selama 3 (tiga) bulan.Anggota tim seleksi harus memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang ASN, rekam jejak yang baik, integritas moral, dan netralitas.Melakukan proses seleksi anggota KASN dengan mengumumkan secara terbuka lowongan tersebut kepada masyarakat secara luas, melakukan penilaian pengetahuan, kompetensi, integritas moral, rekam jejak calon, dan uji publik.Tim seleksi menyampaikan 2 (dua) kali jumlah anggota KASN untuk dipilih dan ditetapkan oleh Presiden.Seleksi Anggota KASN24KASN memiliki dan melaksanakan kode etik dan kode perilaku.Dalam hal terjadi pelangggaran kode etik dan kode perilaku sebagaimana dimaksud, Presiden membentuk Majelis kehormatan kode etik dan kode perilaku.Majelis kehormatan kode etik dan kode perilaku terdiri atas: -5 (lima) orang yang berasal dari luar KASN dan -memiliki pengetahuan, pengalaman, dan kompetensi di bidang ASN, rekam jejak yang baik, integritas moral, dan netralitas, serta -berusia paling rendah 55 (lima puluh lima) tahun.Majelis Kehormatan KASN25LAN memiliki fungsi: pengembangan standar kualitas pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN;pembinaan pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial Pegawai ASN;penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial Pegawai ASN baik secara sendiri maupun bersama-sama lembaga pendidikan dan pelatihan lainnya;pengkajian terkait dengan kebijakan dan Manajemen ASN; danmelakukan akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN, baik sendiri maupun bersama lembaga pemerintah lainnya.LAN bertugas:meneliti, mengkaji, dan melakukan inovasi Manajemen ASN sesuai kebutuhan kebijakan;membina dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN berbasis kompetensi; merencanakan dan mengawasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN secara nasional;menyusun standar dan pedoman penyelenggaraan dan pelaksanaan diklat, serta pemberian akreditasi dan sertifikasi di bidangnya dengan melibatkan K/L terkait; memberikan sertifikasi kelulusan peserta pendidikan dan pelatihan penjenjangan; membina dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan analis kebijakan publik; danmembina jabatan fungsional di bidang pendidikan dan pelatihanLembaga Administrasi Negara26LAN berwenang:a.mencabut izin penyelenggaraan pendidikan dan latihan Pegawai ASN yang melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan;memberikan rekomendasi kepada Menteri dalam bidang kebijakan dan Manajemen ASN; danmencabut akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN yang tidak memenuhi standar akreditasi.Kewenangan LAN27BKN memiliki fungsi:pembinaan penyelenggaraan Manajemen ASN;Manajemen ASN dalam bidang pertimbangan teknis formasi, pengadaan, perpindahan antarinstansi, persetujuan kenaikan pangkat, pensiun; danpenyimpan informasi Pegawai ASN dan pengembangan Sistem Informasi ASN.BKN bertugas:mengendalikan seleksi calon Pegawai ASN;membina dan menyelenggarakan penilaian kompetensi serta mengevaluasi pelaksanaan penilaian kinerja Pegawai ASN oleh Instansi Pemerintah;membina jabatan fungsional di bidang kepegawaian; mengelola dan mengembangkan sistem informasi kepegawaian ASN;menyusun NSPK kebijakan Manajemen ASN;menyelenggarakan administrasi kepegawaian ASN; danmengawasi dan mengendalikan pelaksanaan NSPK manajemen kepegawaian ASNBKN28Presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi pembinaan ASN dapat mendelegasikan kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian pejabat selain pejabat pimpinan tinggi utama dan madya, dan pejabat fungsional keahlian utama kepada:Menteri di kementerian;Pimpinan lembaga di LPNK;sekretaris jenderal di sekretariat lembaga negara dan LNS;gubernur, di provinsi; dan bupati/walikota, di kabupaten/kota.

Pejabat Pembina Kepegawaian29Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN dan pembinaan Manajemen ASN di instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Presiden dapat mendelegasikan kewenangan pembinaan Manajemen ASN kepada Pejabat yang Berwenang di kementerian, sekjen/ sekretariat LN, sekretariat LNS, Sekda provinsi dan kabupaten/kota.Pejabat yang Berwenang dalam menjalankan fungsi Manajemen ASN di Instansi Pemerintah berdasarkan Sistem Merit dan berkonsultasi dengan Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing.Pejabat yang Berwenang memberikan rekomendasi usulan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing.Pejabat yang Berwenang mengusulkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional kepada Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-masing.

Pejabat yang Berwenang30Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Manajemen PNS meliputi:penyusunan dan penetapan kebutuhan;pengadaan;pangkat dan jabatan;pengembangan karier;pola karier;promosi;mutasi;Penilaian kinerja

Manajemen PNS31penggajian dan tunjangan;penghargaan;disiplin;pemberhentian;pensiun dan tabungan hari tua; danperlindungan.

Dasar penetapan kebutuhan :Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja.Perencanaan kebutuhan SDM 5 tahun dengan rincian per tahun berdasarkan prioritas kebutuhanDitetapkan oleh Menteri secara nasional.

Metode: analisis jabatan dan analisis beban kerja

(Pasal 56 RUU ASN)PENETAPAN KEBUTUHAN DAN PENGENDALIAN JUMLAH32Dasar pengadaan:-pengisian kebutuhan jabatan yang lowong-sesuai kebutuhan pegawai yang ditetapkan Menteri

Tahapan :Perencanaan Pengumuman lowonganPelamaranSeleksi (administrasi, kompetensi dasar, dan kompetensi bidang)Pengumuman hasil seleksiMasa percobaanPengangkatan menjadi PNS (Pasal 58)PENGADAAN PNS33PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu.Setiap jabatan dikelompokkan dalam klasifikasi jabatan PNS yang menunjukkan kesamaan karakteristik, mekanisme, dan pola kerja.PNS dapat berpindah antar dan antara JPT, Jabatan Administrasi, dan Jabatan Fungsional di Instansi Pusat dan Daerah berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan penilaian kinerja.PNS dapat diangkat dalam jabatan tertentu pada lingkungan instansi TNI dan Polri yang pangkat/jabatannya disesuaikan dengan pangkat dan jabatan di lingkungan instansi TNI dan Polri.

Pangkat dan Jabatan34dilakukan berdasarkan:kualifikasi;Kompetensi (teknis, manajerial, sosial kultural);penilaian kinerja, dan kebutuhan Instansi Pemerintah.Dilakukan dengan mempertimbangkan integritas dan moralitas.Pengembangan Karier35Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi antara lain melalui: pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus, dan penataran.Harus dievaluasi oleh PyB dan digunakan sebagai salah satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan pengembangan karier.Wajib disusun dalam rencana pengembangan kompetensi tahunan dalam rencana kerja anggaran tahunan instansi.Pengembangan Kompetensi36PNS diberikan kesempatan untuk melakukan praktik kerja di instansi lain di pusat/daerah yang dilakukan melalui pertukaran antara PNS dengan pegawai swasta dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh LAN dan BKN.Setiap PNS yang memenuhi syarat mempunyai hak yang sama untuk dipromosikan ke jenjang jabatan yang lebih tinggi.Promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara: - kompetensi; - kualifikasi; - persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan; - penilaian atas prestasi kerja; - kepemimpinan, kerja sama, kreativitas; dan - pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja PNS pada Instansi Pemerintahtanpa membedakan jender, suku, agama, ras, dan golongan.Promosi Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional PNS dilakukan oleh PPK setelah mendapat pertimbangan Tim Penilai Kinerja PNS pada Instansi yang dibentuk oleh PyB.PROMOSI PNS3737Setiap PNS dapat dimutasi tugas dan/atau lokasi dalam satu Instansi Pusat, antar-Instansi Pusat, satu Instansi Daerah, antar-Instansi Daerah, antar-Instansi Pusat dan Instansi Daerah, dan ke perwakilan NKRI di luar negeri.Dilakukan oleh PPK dalam wilayah kewenangannya.Perpindahan PNS antarkabupaten/kota dalam satu provinsi ditetapkan oleh Gubernur setelah memperoleh pertimbangan Kepala BKN. Mutasi PNS antar provinsi ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri setelah memperoleh pertimbangan Kepala BKN. Mutasi PNS daerah ke Instansi Pusat atau sebaliknya, ditetapkan oleh Pejabat yang Berwenang setelah mendapatkan pertimbangan teknis dari Kepala BKN.Mutasi PNS antar Instansi Pusat ditetapkan oleh Kepala BKN.

MUTASI PNS38Mutasi PNS dilakukan dengan memperhatikan prinsip larangan konflik kepentingan.Pembiayaan sebagai dampak mutasi dibebankan pada APBN dan APBD.Dilakukan berdasarkan:perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi;Memperhatikan target, sasaran, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS.Metodeobjektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.Berada di bawah kewenangan PyB, didelegasikan secara berjenjang kepada atasan langsung dari PNS, dan dapat mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya.Hasil penilaian kinerja PNS disampaikan kepada Tim Penilai Kinerja PNS.PENILAIAN KINERJA PNS39PNS yang penilaian kinerjanya tidak mencapai target kinerja dikenakan sanksi administrasi sampai dengan pemberhentian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PNS serta menjamin kesejahteraan PNS.Dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab, & resiko pekerjaan.Pelaksanaannya dilakukan secara bertahap.PNS di pusat dibebankan pada APBN, PNS di daerah dibebankan APBD.Selain gaji, PNS juga menerima tunjangan dan fasilitas yang meliputi: tunjangan kinerja dan (dibayar sesuai pencapaian kinerja)tunjangan kemahalan (dibayar sesuai tingkat kemahalan: indeks harga di daerah)Tunjangan PNS dibebankan pada APBN dan APBDPenggajian dan Tunjangan PNS40PNS yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya dapat diberikan penghargaan.Penghargaan sebagaimana dimaksud dapat berupa pemberian:tanda kehormatan;kenaikan pangkat istimewa;kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/ataukesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan.Penghargaan PNS41PNS diberhentikan dengan hormat karena:meninggal dunia;atas permintaan sendiri;mencapai batas usia pensiun;perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pensiun dini; atautidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan kewajiban.PNS dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak diberhentikan karena:dihukum penjara/kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan hukuman pidana penjara singkat 2 (dua) tahun dengan tidak berencana.PNS diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri karena:melakukan pelanggaran disiplin PNS tingkat berat.

Pemberhentian PNS42PNS diberhentikan tidak dengan hormat karena:melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUDNRI 1945; dihukum penjara/kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan dan/atau pidana umum;menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; ataudihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana yang dilakukan dengan berencana.Pemberhentian Tidak Dengan Hormat43PNS diberhentikan sementara, apabila:diangkat menjadi pejabat negara;diangkat menjadi komisioner atau anggota lembaga nonstruktural; atauditahan karena menjadi tersangka tindak pidana.Pengaktifan kembali PNS yang diberhentikan sementara dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.

Pemberhentian Sementara PNS44Batas usia pensiun PNS yaitu:58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pejabat Administrasi; 60 (enam puluh) tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi; dansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi Pejabat Fungsional.Batas Usia Pensiun45Hak bagi PNS yang berhenti bekerja.PNS diberikan jaminan pensiun apabila:meninggal dunia;atas permintaan sendiri dengan usia dan masa kerja tertentu;mencapai batas usia pensiun;perampingan organisasi /kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pensiun dini; atautidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan kewajiban.Jaminan pensiun dan jaminan hari tua mencakup jaminan pensiun dan jaminan hari tua yang diberikan dalam program jaminan sosial nasional.Sumber pembiayaan berasal dari pemerintah selaku pemberi kerja dan iuran PNS yang bersangkutan.Jaminan Pensiun & Jaminan Hari Tua46Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa:jaminan kesehatan;jaminan kecelakaan kerja;jaminan kematian; danbantuan hukum.-> berupa pemberian bantuan hukum dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugasnya.

Perlindungan47Mencakup jaminan sosial yg diberikan dalam program jaminan sosial nasionalManajemen PPPK meliputi:penetapan kebutuhan;pengadaan;penilaian kinerja;gaji dan tunjangan;pengembangan kompetensi;pemberian penghargaan;disiplin;pemutusan hubungan perjanjian kerja; danperlindungan.MANAJEMEN PPPK48Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PPPK berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja.Jenis jabatan yang dapat diisi oleh PPPK diatur dengan Peraturan Presiden.Penyusunan kebutuhan jumlah PPPK dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan. Kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PPPK sebagaimana dimaksud ditetapkan dengan Keputusan Menteri.PENETAPAN KEBUTUHAN49Pengadaan PPPK merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pd Instansi.Pengadaan calon PPPK dilakukan melalui tahapan:perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi, pengumuman hasil seleksi, dan pengangkatan menjadi PPPK.Penerimaan calon PPPK dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah melalui penilaian secara objektif berdasarkan kompetensi, kualifikasi, kebutuhan Instansi Pemerintah, dan persyaratan lain yang dibutuhkan dalam jabatan.Pengangkatan calon PPPK ditetapkan oleh PPK untuk masa perjanjian kerja minimal 1 tahun & dapat diperpanjang sesuai kebutuhan & penilaian kinerja.PENGADAAN PPPK50PPPK tidak dapat diangkat secara otomatis menjadi calon PNS. Untuk diangkat menjadi calon PNS, PPPK harus mengikuti semua proses seleksi yang dilaksanakan bagi calon PNS dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Tujuan menjamin objektivitas prestasi kerja yang sudah disepakati berdasarkan perjanjian kerja.Metode dilakukan berdasarkan perjanjian kerja di tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi dengan memperhatikan target, sasaran, hasil, manfaat yang dicapai, dan perilaku pegawai.dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.berada di bawah kewenangan PyB Instansi Pemerintah masing-masing, didelegasikan secara berjenjang kepada atasan langsung dari PPPK.dapat mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya.Hasil penilaian kinerja PPPK disampaikan kepada Tim Penilai Kinerja PPPK.Hasilnya untuk: dimanfaatkan untuk menjamin objektivitas perpanjangan perjanjian kerja, pemberian tunjangan, dan pengembangan kompetensi. PPPK yang dinilai oleh atasan dan Tim Penilai Kinerja PPPK tidak mencapai target kinerja yang telah disepakati dalam perjanjian kerja diberhentikan dari PPPK. PENILAIAN KINERJA PPPK51Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PPPK.Gaji sebagaimana dimaksud diberikan berdasarkan beban kerja, tanggungjawab jabatan, dan resiko pekerjaan.Gaji dibebankan pada APBN untuk PPPK di Instansi Pusat dan APBD untuk PPPK di Instansi Daerah.Selain gaji, PPPK dapat menerima tunjangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Gaji dan Tunjangan PPPK52PPPK diberikan kesempatan untuk pengembangan kompetensi.Kesempatan untuk pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud direncanakan setiap tahun oleh Instansi Pemerintah. Pengembangan kompetensi sebagaimana dimaksud harus dievaluasi oleh PyB dan dipergunakan sebagai salah satu dasar untuk perjanjian kerja selanjutnya. Pengembangan Kompetensi PPPK53PPPK yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya dapat diberikan penghargaan.Penghargaan sebagaimana dimaksud dapat berupa pemberian:tanda kehormatan;kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/ataukesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan.PPPK yang dijatuhi sanksi administratif tingkat berat berupa pemutusan hubungan perjanjian kerja tidak dengan hormat dicabut haknya untuk memakai tanda kehormatan berdasarkan Undang-Undang ini.Penghargaan PPPK54Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas, PPPK wajib mematuhi disiplin PPPK.Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakkan disiplin terhadap PPPK serta melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin.PPPK yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.Disiplin PPPK55Pemutusan hubungan perjanjian kerja dilakukan dengan hormat :jangka waktu perjanjian kerja berakhir;meninggal dunia;atas permintaan sendiri;perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pengurangan PPPK; atautidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan kewajiban sesuai perjanjian kerja yang disepakati.Pemutusan hubungan perjanjian kerja dilakukan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri :dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tid.pidana dengan pidana penjara paling singkat 2 tahun dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan tidak berencana;melakukan pelanggaran disiplin PPPK tingkat berat; atautidak memenuhi target kinerja yang telah disepakati.

Pemutusan Hubungan Kerja PPPK56melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUDNRI 1945;dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan dan/atau pidana umum;menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; ataudihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun atau lebih dan tindak pidana tersebut dilakukan dengan berencana.Pemutusan Hubungan Perkanjian Kerja Tidak dengan Hormat57Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa:jaminan hari tua;jaminan kesehatan;jaminan kecelakaan kerja;jaminan kematian; danbantuan hukum. Perlindungan berupa jaminan hari tua, jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, dan jaminan kematian sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d dilaksanakan sesuai dengan sistem jaminan sosial nasional.Bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, berupa pemberian bantuan hukum dalam perkara yang dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugasnya. Perlindungan PPPK58Sifat Dasar pengisian: Dilakukan secara kompetitif dan terbuka dikalangan PNSSeleksi: dilakukan oleh Panitia Seleksi Instansi yang dipilih dan diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berkoordinasi dengan KASN;Proses Pengisian jabatan: Pimpinan Tinggi Utama dan Madya dilakukan pada tingkat nasional, Pimpinan Tinggi Pratama dilakukan pada tingkat nasional, propinsi, atau antar intansi dalam 1 (satu) kabupaten/kota.

PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI59JPT utama dan madya tertentu dapat berasal dari non-PNS dengan persetujuan Presiden yang pengisiannya dilakukan secara terbuka dan kompetitif serta ditetapkan dalam KEPRES.JPT dapat diisi oleh prajurit TNI dan anggota Polri setelah mengundurkan diri dari dinas aktif apabila dibutuhkan dan sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan melalui proses secara terbuka dan kompetitif.JPT di lingkungan Instansi Pemerintah tertentu dapat diisi oleh prajurit TNI dan anggota Polri sesuai dengan kompetensi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.Pengisian JPT dari Non-PNS60PIMP K/L /PPKMEMBENTUKPANSELMENYELEKSI JPT SECARA TERBUKAMENYAMPAIKAN 3 CALON JPTLaporanPRESIDENKEPUTUSAN PRESIDEN JPT TERPILIHPENGAWASAN PELAKSANAAN SELEKSI DAN KEPUTUSAN MENGIKATPENGAWASAN PEMBENTUKAN PANSEL DAN KEPUTUSAN MENGIKATMEMASTIKAN SISTEM MERIT156732PENGISIAN JPT UTAMA DAN MADYA K/L PUSATKASN8MENYAMPAIKAN 3 CALON 4KOORDINASI61PPKMEMBENTUKPANSELMENYELEKSI JPT SECARA TERBUKAMENYAMPAIKAN 3 CALON JPTLaporanPRESIDENMEMASTIKAN SISTEM MERIT15MEKANISME SELEKSI JPT PRATAMA K/L PUSATKASN67Pembatalan, Peringatan dan TeguranPENGAWASAN PELAKSANAAN SELEKSI DAN KEPUTUSAN MENGIKATPENGAWASAN PEMBENTUKAN PANSEL DAN KEPUTUSAN MENGIKAT243KOORDINASIPyBMEMILIH & MENETAPKAN862GUBERNUR/ PPK MEMBENTUKPANSELMENYELEKSI JPT SECARA TERBUKAMENYAMPAIKAN 3 CALON JPTLaporanPRESIDEN

KEPUTUSAN PRESIDEN JPT TERPILIHMEMASTIKAN SISTEM MERIT15683MEKANISME SELEKSI JPT MADYA DI DAERAHKASN9MENYAMPAIKAN 3 CALON MENDAGRIPENGAWASAN PELAKSANAAN SELEKSI DAN KEPUTUSAN MENGIKATPENGAWASAN PEMBENTUKAN PANSEL DAN KEPUTUSAN MENGIKAT24PENGAWASAN DAN KEPUTUSAN MENGIKAT7KOORDINASI63GUBERNUR/PPK MEMBENTUKPANSELMENYELEKSI JPT SECARA TERBUKAMENYAMPAIKAN 3 CALON JPTLAPORANPRESIDENMEMASTIKAN SISTEM MERIT1583MEKANISME SELEKSI JPT PRATAMA DI DAERAH7Pembatalan, Peringatan dan TeguranMENETAPKAN JPT 6KASNPENGAWASAN PELAKSANAAN SELEKSI DAN KEPUTUSAN MENGIKATPENGAWASAN PEMBENTUKAN PANSEL DAN KEPUTUSAN MENGIKAT24PyBKOORINASI64Diduduki maksimal selama 5 (lima) tahun.Pejabat yang habis masa jabatannya harus mengikuti seleksi/uji kompetensi kembali untuk menduduki jabatan yang sama pada periode berikutnya.Pejabat ybs harus memenuhi target kinerja yang diperjanjikan dengan atasan.Pejabat yang tidak memenuhi kinerja yang diperjanjikan dalam waktu 1 (satu) tahun pada suatu jabatan, diberikan kesempatan selama 6 (enam) bulan untuk memperbaiki kinerjanya. Dalam hal Pejabat sebagaimana dimaksud tidak menunjukan perbaikan kinerja, maka Pejabat yang bersangkutan harus mengikuti seleksi ulang uji kompetensi kembali. Dari hasil seleksi ulang tersebut Pejabat ybs dapat dipindahkan pada jabatan lain sesuai dengan kompetensi yang dimiliki atau ditempatkan pada jabatan yang lebih rendah.

POLA KARIR JPT65Kedudukan: Wadah Korps Profesi Pegawai ASN RI untuk menyalurkan aspirasinya. Tujuan : Menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN: danMewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.Fungsi :Pembinaan dan pengembangan profesi ASNMemberikan perlindungan hukum dan advokasi terhadap dugaan pelanggaran sistem merit dan masalah hukum dalam melaksanakan tugasMemberikan rekomendasi kepada majelis kode etik instansi terhadap pelanggaran kode etik profesi dan kode perilaku profesiMenyelenggarakan usaha-usaha untuk peningkatan kesejahteraan anggota korps profesi ASN RI sesuai dengan peraturan perudang-undanganPasal 109 RUU ASN

ORGANISASI ASN66Tujuan: Efisiensi, Efektivitas, Akurasi Pengambilan Keputusan dalam manajemen ASN. Sifat: Nasional dan terintegrasi antar instansi. Pembangunan dan pemutakhiran Data secara berkala. Berbasis TI yang mudah diaplikasikan, mudah diakses dan memiliki sistem keamanan terpercaya. Pengelola: BKN dan dapat digunakan/diakses oleh instansi terkait baik untuk keperluan update data maupun untuk pengambilan keputusan. SISTEM INFORMASI ASN67Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, terhadap jabatan PNS dilakukan penyetaraan: jabatan eselon Ia kepala LPNK setara dengan JPT utama;jabatan eselon Ia dan eselon Ib setara dengan JPT madya; jabatan eselon II setara dengan JPT pratama;jabatan eselon III setara dengan jabatan administrator;jabatan eselon IV setara dengan jabatan pengawas; danjabatan eselon V dan fungsional umum setara dengan jabatan pelaksana,sampai dengan berlakunya peraturan pelaksanaan mengenai Jabatan ASN dalam Undang Undang ini.PENYETARAAN68Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini harus sudah ditetapkan paling lambat 2 (dua) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai kode etik dan penyelesaian pelanggaran terhadap kode etik bagi jabatan fungsional tertentu dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini.Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah disebut sebagai Pegawai ASN.

KETENTUAN TRANSISI69Kebijakan dan Manajemen ASN yang diatur dalam Undang-Undang ini dilaksanakan dengan memperhatikan:kekhususan daerah-daerah tertentu; dan/atauWarganegara berkebutuhan khusus.

Penjelasan Pasal: Yang dimaksud dengan daerah-daerah tertentu misalnya daerah yang memiliki otonomi khusus, daerah tertinggal, daerah konflik, daerah terpencil, daerah istimewa dan lain-lain.

KETENTUAN AFIRMATIF70

TERIMA KASIH7171