Softskill Download

download Softskill Download

of 11

Transcript of Softskill Download

APA ITU SOFTSKILL ?Assalamualaikum wr wb. Agan-agan sekalian pada kesempatan kali ini ane akan membahas tentang softskill. Apa sih softskill itu ? Apa contoh dari softskill tersebut ? jika agan-agan mempunyai pertanyaan seperti di atas,insyaAllah akan terjawab setelah membaca postingan ane ini,amiiiinnn !! pengertian softskill : Soft skills didefinisikan sebagai Personal and interpesonal behaviors that develop and maximize human performance (e.g. coaching, team building, initiative, decision making etc.) Soft skills does not include technical skills such as financial, computing and assembly skills . (Berthal). Softskills adalah ketrampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (termasuk dengan dirinya sendiri). Atribut soft skills, dengan demikian meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter dan sikap. Atribut softskills ini dimiliki oleh setiap orang dengan kadar yang berbeda-beda, dipengaruhi oleh kebiasaan berfikir, berkata, bertindak dan bersikap. Namun, atribut ini dapat berubah jika yang bersangkutan mau merubahnya dengan cara berlatih membiasakan diri dengan hal-hal yang baru. Penulis buku-buku serial manajemen diri, Aribowo, membagi soft skills atau people skills menjadi dua bagian, yaitu intrapersonal skills dan interpersonal skills. Intrapersonal skills adalah keterampilan seseorang dalam mengatur diri sendiri. Intrapersonal skills sebaiknya dibenahi terlebih dahulu sebelum seseorang mulai berhubungan dengan orang lain. Adapun Interpersonal skills adalah keterampilan seseorang yang diperlukan dalam berhubungan dengan orang lain. Dua jenis keterampilan tersebut dirinci sebagai berikut : Intrapersonal Skill Transforming Character Transforming Beliefs Change management Stress management Time management Creative thinking processes Goal setting & life purpose Accelerated learning techniques Interpersonal Skill Communication skills Relationship building Motivation skills Leadership skills Self-marketing skills Negotiation skills Presentation skills Public speaking skills

contohnya gini gan,seorang pemain sepak bola harus memiliki kemampuan dasar atau kemampuan teknis (hardskills) seperti menendang bola,berlari dan menggiring bola.sedangkan softskills nya pemain sepak bola tadi harus memiliki kemampuan bekerjasama,gigih,dan berani mengambil keputusan. Jadi jika dijelaskan dengan lebih sederhana softskills adalah kemampuan yang dapat meningkatkan interaksi antarindividu, performa kerja, dan lain-lain. Tulisan ane di atas tentunya di bantu oleh mbah www.google.co.id semoga postingan ini dapat bermanfaat untuk agan-agan sekalian terimakasih.

http://adamndhika.wordpress.com/2010/10/03/apa-itu-softskill/, diunduh 28 Mei 2012 Pk 19.30

oftskill dan Hardskill Bagi Dunia Kerja, Manakah Yang Paling Penting ?

Kebutuhan Soft Skill Di Dunia KerjaDi dalam persaingan seperti sekarang, kebutuhan akan tenaga kerja yang memiliki profesionalisme dan manajerial skill yang berbasis kemampuan sudah merupakan tuntutan. Terlebih di dunia kerja sekarang banyak dipengaruhi perubahan pasar, ekonomi dan teknologi. Tenaga kerja yang memiliki kecerdasan emosional (Emotional Quatient) sangat mendukung pemenuhan kebutuhan tersebut disamping kecerdasan intelektual. Berdasar hasil survey Nasional Assosiation of Colleges and Employers USA (2002) terhadap 457 pimpinan perusahaan menyatakan bahwa Indeks Kumulatif Prestasi (IPK) bukanlah hal yang dianggap penting dalam dunia kerja. Yang jauh lebih penting adalah sotfskill antara lain kemampuan komunikasi, kejujuran, kerjasama, motivasi, kemampuan beradaptasi dan kemampuan interpersonal dengan orientasi nilai pada kinerja yang efektif. Kemampuan softskill diatas, sebetulnya masuk dalam kecerdasan emosional yang menurut definisi adalah Kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain, Kemampuan memotivasi diri, Kemampuan mengendalikan diri/ mengelola emosi pada diri sendiri dalam hubungan dengan orang lain (Daniel Goleman). Ada lima kecedasan emosial yang dibutuhkan didunia kerja sekarang ini, yaitu :

1. Kesadaran Emosional , yang meliputi kedewasaan emosi dalam pengambilan keputusan yangwin-win solution.

2. Pengelolaan Emosional (pengedalian diri) yang meliputi kemampuan kepekaan, sabar dan tabahdalam menjalankan tugas.

3. Motiovasi Diri, yang meliputi kemampuan berpikir positif, ulet dan pantang menyerah

4. Empati pada Sesama ; yang meliputi kemampuan memahami, merasakan, peduli, hangat, akrabdan kekeluargaan 5. Ketrampilan Sosial , yang meliputi kemampuan bermusyawarah, bekerjasama, kepentingan umum/tim) Di sisi lain secara teori, di dalam dunia kerja, ada 3 (tiga) unsur utama yang harus dipenuhi agar seseorang dikatakan memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi knowledge atau cognitive domain, skill atau psychomotor domain, serta attitude atau affective domain.(Jayagopan Ramasamy, Malaysia 2006). Dalam teori tersebut dikatakan bahwa kompetensi tersebut harus bisa diukur (measurable), dinilai, ditunjukkan (demonstrable) dan diamati (observable) melalui perilaku pada saat melaksanakan tugas. Sasaran akhir dari kompetensi adalah perilaku yang diharapkan (desired behaviour) dan perlu ditunjukkan dalam melaksanakan tugas. kompetensi yang berkaitan langsung dengan bidang kerja.

Selain itu menurut Spencer & specer ada 2 (dua) kompetensi yang berkaitan dengan bidang kerja, yakni Generic competencies, merujuk pada kompetensi yang perlu ada pada semua pegawai mengarah ke softskills, sikap mental dalam bekerja dan Functional competencies, merujuk pada kompetensi khusus yang diperlukan bagi suatu fungsi atau pekerjaan tertentu mengarah ke hardskills dan kemampuan teknis. Sedangkan di lapangan, kompetensi tersebut terbagi atas kebutuhan kemampuan Knowledge: diukur melalui ujian penilaian yang dilaksanakan oleh pihak berwenang, Skill : diukur dengan mengikutsertakan ke dalam pelatihan-pelatihan tertentu dan Attitude: diukur secara lebih subjektif melalui penilaian terhadap perilaku yang ditunjukkan dalam melaksanakan tugas. Knowledge (melalui pendidikan), Skill (melalui pelatihan) dan Attitude yg harus dimiliki oleh tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha/dunia kerja dengan menggunakan konsep Link and Match.

Sedangkan ketrampilan softskill tenaga kerja, dalam perkembangannya banyak disumbang oleh karakter pribadi yang berasal dari didikan lingkungan keluarga (pola asuh), tradisi dan pengaruh lingkungan sekolah (sosial). Di beberapa perusahaan, ketrampilan softskill yang dibutuhkan meliputi leadership, kreativitas, kominukasi, kejujuran dan fleksibel. Memang dalam prakteknya ketrampilan softskill dapat dilatih dan disiapkan, namun menurut pengalaman dari PT Charoen Pokphand Indonesia misalnya, perubahanperubahan dalam organisasi termasuk budaya organisasi juga dapat menyumbang terhadap peningkatan softskill tenaga kerja. Pembinaan softskill yang baik, menurut pengalaman PT. Charoen dengan komunikasi asertif, yaitu komunikasi yang berdasar keterbukaan, jujur, tegas, langsung dan dengan cara yang sopan.

Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad)

Keterkaitan Antara Softskill dan HardskillBukan hanya di lingkungan akademisi kita di tuntut untuk mengembangkan sofkill kita, sebelum nantinya kita siap untuk memasuki dunia nyata (real word) tapi pengasahahan sofkill juga di dalam agama kita di suruh untuk mengasahnya keterampilan menjadi seorang yang profesional dan ahli di bidang yang digeluti. Hadis di atas menegaskan kita untuk membangun sebuah kemapuan baik itu Hardskill maupun Sofkill. Sukses meraih cita-cita dan karir di masa depan tidak hanya ditentukan oleh hardskill, seperti tingginya nilai indeks prestasi (IP), penguasaan teori serta terampil dalam mengoperasikan peralatan laboratorium dan perangkat berteknologi tinggi. Ada banyak cerita dari orang-orang yang tidak memiliki IP yang tinggi meraih sukses dalam kehidupannya, karena mereka mengandalkan pertumbuhan softskill.

Istilah softskill memang tergolong baru terdengar, tetapi softskill merupakan kemampuan-kemampuan dasar yang perlu ditumbuhkan dalam diri Anda, agar Anda dapat memotivasi diri dan orang lain, bertanggung jawab, membangun relasi, berkomunikasi, negosiasi, beradaptasi dengan lingkungan, berkreasi, berinovasi dan berwirausaha, memimpin, membangun kerjasama, mengelola sumber daya dan lain sebagainya.

Perbedaan antara Sofkill dan Hardskill ?

Wikipedia menuliskan pengertian Soft Skill dan Hard Skill sebagai berikut Soft skills is a sociological term which refers to the cluster of personality traits, social graces, facility with language, personal habits, friendliness, and optimism that mark people to varying degrees. Soft skills complement hard skills, which are the technical requirements of a job. sementara untuk pengertian hardskill atau sebagai orang menyebutnya Hard Competence sebagai berikut : The hard competence referring to job-specific abilities, and relevance will be about specific knowledge relating to up to date systems.

Dari pengertian antara sofkill dan hardskill dapat kita menyimpulkan :Setiap profesi profesi di tuntut untuk memiliki hardskill yang khusus, tetapi sofkill bisa merupakan kemampuan yang harus di miliki setiap profesi. Apa hubungan Softkill, Hardskill dengan sekolah atau kuliah ? Bukan berarti bahwa sekolah atau kuliah menjadi tidak penting. Namun, keseimbangan dari pertumbuhan hardskill dan softskill akan membuat Anda mengalami sukses lebih cepat dan lebih jauh dari kesuksesan yang hanya ditunjang oleh salah satu faktor tersebut. Perpaduan antara hardskill dan softskill sangat diperlukan untuk meraih jenjang karir yang tinggi atau memperluas bisnis di masa depan.

Why Sofkill?You are about to enter, the real world Banyak lulusan dari perguruan tinggi baik itu negri dan swasta yang tidak siap menghadapi dunia nyata atau dunia kerja. Persaingan yang ketat kita di tuntut untuk memiliki kempuan yang lebih bukan hanya kemampuan Hardskill (nilai IPK yang tinggi) tetapi kita di tuntut untuk memeliki sebuah kompetensi seorang lulusan. Berikut ini kompetentsi lulusan yang di harus dimiliki didalam menghadapi persaingan di dunia nyata :

Komunikasi tertulis Bekerja dalam tim Teknologi Berpikir logis Berkomunikasi lisan Bekerja mandiri Ilmu pengetahuan Berpikir analitis

Kemampuan-kemampuan di atas sebenarnya kita bisa dapatkan semasa sekolah, kuliah. Organisasilah yang bisa membentuk seseorang bisa memiliki kemampuan-kemampuan di atas, apakah anda memiliki kemampuan-kemampuan tersebut ? Belajar dan belajar itulah jawabannya dan yang paling penting percaya pada kata PROSES. http://10507276.blog.unikom.ac.id/softskill-dan.2pf, diunduh tgl 28 Mei 2012

pengertian SOFT SKILLsoft skill?? Soft skill yaitu kemampuan yang lebih mengutaman kemampuan intra dan interpersonal diluar kemampuan teknis dan akademis. Soft skill merupakan pengembangan dari kecerdasan emosional yang dimiliki oleh setiap manusia. Soft skill bisa disebut juga kemampuan internal yang dimiliki oleh setiap manusia. Softskill mempunyai dua keterampilan yaitu Interpersonal skill (keterampilan dalam mengatur dirinya sendiri) dan intra personal skill (keterampilan untuk mengembangkan unjuk kerja secara maksimal). Interpersonal skill mencakup kesadaran sosial (kesadaran politik, mengembangkan orang lain, memanfaatkan keragaman, orientasi pelayanan, empati dan keterampilan sosial (kepemimpinan, pengaruh, komunikasi, manajemen konflik, kerjasama, kerjasama tim, sinergi). Sedangkan, intrapersonal skill mencakup: kesadaran diri (percaya diri, penilaian sifat, diri & preferensi, kesadaran emosional) dan kemampuan diri (perbaikan, kontrol diri, kepercayaan, kelayakan, waktu / manajemen sumber, proaktif, hati nurani). Soft skill itu sangatlah penting untuk menentukan kesuksesan seseorang. Sebuah penelitian telah menyatakan bahwa kesuksesan seseorang itu sebagian besar dikarenakan adanya 80% soft skill dan 20% hard skill. Karena dari itulah perlu adanya kerjasama yang baik antara soft skill dan hard skill. Soft skill bisa dikatakan dengan istilah sosiologis yang mengacu pada karakter kepribadian, kebiasaan sosial, kebiasaan bahasa, kebiasaan pribadi, keramahan, dan optimisme. Soft skill melengkapi keterampilan hard skill, yang merupakan persyaratan teknis pekerjaan. Contoh soft skill antara lain: 1. Kemampuan komunikasi 2. Beradaptasi 3. Pengambilam keputusan 4. Pemecahan masalah 5. Kepemimpinan 6. Cara menggunakan bahasa tubuh 7. Kemampuan verbal dan tertulis 8. Mendengarkan 9. Memberikan dukungan 10. Kerjasama 11. Bernegosiasi 12. Membangun relasi 13. Mengelola sumber daya 14. Berinovasi dan berwirausaha 15. Berkreasi , dan lain sebagainya. Cara untuk melihat kemampuan soft skill yang dimiliki oleh seseorang itu dapat dilakukan dengan wawancara yang menyeluruh dengan melihat penampilan wawancara seseorang , dari gaya bicara dan bahasa tubuhnya. Karena dari penampilan wawancara seseoranglah kita dapat menilai kemampuan softskill yang dimilikinya.

http://syuebb.blogspot.com/2012/03/pengertian-soft-skill.html, DIUNDUH TGL 28 MEI 2012

Pengembangan Soft Skill dalam PembelajaranAtribut soft skill sebenarnya dimiliki oleh setiap orang, tetapi dalam jumlah dan kadar yang berbeda-beda. Atribut tersebut dapat berubah jika yang bersangkutan mau mengubahnya. Atribut ini juga dapat dikembangkan menjadi karakter seseorang. Bagaimana mengubah atau mengembangkannya? Tidak lain tidak bukan, harus diasah dan dipraktekkan oleh setiap individu yang belajar atau ingin mengembangkannya. Salah satu ajang yang cukup baik untuk mengembangkan soft skill adalah melalui pembelajaran dengan segala aktivitasnya dan lembaga kesiswaan. Soft skill merupakan kemampuan khusus, diantaranya meliputi social interaction, ketrampilan teknis dan managerial. Kemampuan ini adalah salah satu hal yang harus dimiliki tiap siswa dalam memasuki dunia kerja. Seperti diungkapkan Nasution (2006) dalam seminar soft skill Kunci Menuju Sukses yang disenggarakan di ITS. Hakim memberikan gambaran mengenai persentase kemampuan seorang siswa yang diperoleh dari kampus mereka. Berdasarkan data yang diadopsi dari Havard School of Bisnis, kemampuan dan keterampilan yang diberikan di bangku pembelajaran, 90 persen adalah kemampuan teknis dan sisanya soft skill. Padahal, yang nantinya diperlukan untuk menghadapi dunia kerja yaitu hanya sekitar 15 persen kemampuan hard skill. Dari data tersebut, lanjutnya, dapat menarik benang merah bahwa dalam memasuki dunia kerja soft skill-lah yang mempunyai peran yang lebih dominan. Untuk mendiseminasikan soft skill pada para siswa, faktor yang sangat berpengaruh adalah dimulai dari guru. Maka, Ichsan yang juga turut merumuskan pengembangan soft skill di ITB, mendukung pelaksanaan pelatihan bagi para guru supaya mengerti lebih jauh tentang soft skill. Menurutnya, guru harus bisa jadi living example. Dari mulai datang tepat waktu, mengoreksi tugas, dan sebagainya. Bukan apa-apa, kemampuan presentasi dan menulis siswa masih banyak yang belum bagus. Guru juga harus bisa melatih siswa supaya asertif, supaya berani membicarakan ide. Fenomena siswa menyontek juga jangan dianggap biasa, ini masuk faktor kejujuran dan etika dalam soft skill. Lihat di Indonesia, korupsi begitu menjamur, karena orang sudah terbiasa tidak jujur sejak masa sekolah. Soft skill yang diberikan kepada para siswa dapat diintegrasikan dengan materi pembelajaran. Menurut Saillah (2007), materi soft skill yang perlu dikembangkan kepada para siswa, tidak lain adalah penanaman sikap jujur, kemampuan berkomunikasi, dan komitmen. Untuk mengembangkan soft skill dengan pembelajaran, perlu dilakukan perencanaan yang melibatkan para guru, siswa, alumni, dan dunia kerja, untuk mengidentifikasi pengembangan soft skill yang relevan. Tentu saja pengidentifikasian tersebut bukan sesuatu yang hitam-putih, tetapi lebih merupakan kesepakatan. Dengan asumsi semua guru memahami betul isi pembelajaran yang dibina dan memahami konsep soft skill beserta komponen-komponennya, maka pengisian akan berlangung objektif dan cermat. Dengan cara itu setiap guru mengetahui komponen soft skill apa yang harus dikembangkan ketika mengajar. Hard skill dapat dinilai dari technical test atau practical test. Bagaimana untuk menilai soft skill siswa? Evaluasi dengan kertas dan pensil dengan jawaban tunggal (konvergen) tidak cukup. Perlu dilengkapi dengan model soal yang divergen dengan jawaban beragam. Ketika

siswa mengidentifikasi informasi, sangat mungkin hasilnya beragam dan semuanya benar. Demikian pula ketika siswa menyampaikan pendapat. Komponen kesadaran diri juga lebih dekat dengan ranah afektif, sehingga evaluasinya tidak dapat hanya dengan tes. Diperlukan format observasi guna mengetahui apakah siswa memang sudah menghayati yang direpresentasikan dalam tindakan keseharian. Tes kinerja dan lembar observasi juga diperlukan untuk mengetahui kinerja siswa dalam mengerjakan tugas/tes maupun perilaku keseharian. Substansi ujian sebaiknya dikaitkan dengan masalah nyata, sehingga dapat menjadi bentuk authentic evaluation paling tidak berupa shadow authentic evaluation yang bersifat pemecahan masalah (problem based). Cara lain untuk menilai soft skill yang dimiliki oleh siswa dapat dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara yang mendalam dan menyeluruh dengan pendekatan behavioral interview. Dengan behavioral interview, diharapkan siswa lulus tidak hanya memiliki hard skill namun juga didukung oleh soft skill yang baik. Diposkan oleh Anwar Holil di 00:02http://anwarholil.blogspot.com/2009/01/pengembangan-soft-skill-dalam.html, diunduh tgl 28 Mei 2012

Pengembangan Softskill Dalam Pembelajaranoleh: save4me

Pengarang : TNT Teaching&Training Magazine

Summary rating: 2 stars (16 Tinjauan) Kunjungan : 2503 kata:300

More About : pembelajaran soft skill

Banyak survey yang telah dilakukan dan mengungkapkan bahwa lulusan universitas yang dibutuhkan di dunia kerja adalah lulusan yang tidak hanya memiliki hardskills namun juga yang memiliki serangkaian softskill. sebutlah seperti kemampuan berkomunikasi dan bekerja dalam tim. hampir tidak ada lapangan pekerjaan yang tidak membutuhkan orang-orang yang memiliki kemampuan tersebut. pada umumnya, hardskills didefinisikan sebagai kemampuan menguasai ilmu pengetahuan teknologi dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya. misalnya seorang insinyur mesin seharusnya menguasai ilmu dan teknik permesinan. sedangkan softskills didefinisikan sebgai kemampuan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skills) dan kemampuan dalam mengatur/mengelola dirinya sendiri (intrapersonal skills). Pengembangan Softskills langkah-langkah penyusunan pengembangan softskills dapat dilakukan dengan berbagai cara: 1. Indetifikasi softskills, identifikasi softskills apa saja yang dibutuhkan oleh lulusan jurusan anda. untuk memperoleh ini, dapat dilakukan dengan meminta masukan dari alunmi ataupun industri pengguna lulusan. 2. Definisi softskills, setelah softskills yang dibutuhkan diidentifikasi, maka "pilihlah" softskills yang memang "paling" penting diadopsi dalam kurikulum jurusan anda. 3. Program pengembangan, (1) written curriculum, ini dilakukan dengan memasukan softskills yang telah ditentukan ke dalam rancangan pembelajaran. dengan demikian penguasaan mahasiswa terhadap softskills tertentu harus dimasukkan dalam aspek penilaian mata kuliah tersebut. (2) hidden curriculum, ini dilakukan secara informal yaitu melalui interaksi dosen-mahasiswa. dosen sebagai panutan (role model). dapat juga dilakukan dengan menciptakan atmosfir akademik di lingkungan jurusan anda. (3) Co-curriculum, manfaatkan kegiatan seperti magang (internship), kerja praktik (KP), ataupun KKN (kuliah kerja nyata). (4) Extra-curriculum, libatkan unit kegiatan mahasiswa sebagai wadah untuk melatih softskills mahasiswa tersebut. 4. Evaluasi softskills, tentukan alat ukur yang sesuai untuk menilai softskills yang talah anda masukan ke dalam kurikulum jurusan anda.

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/1882455-pengembangan-softskill-dalampembelajaran/#ixzz1wAVxbjGs, diunduh 28 Mei 2012

Mengembangkan Soft Skill SiswaJanuari 10, 2008 Hary Pendidikan merupakan suatu proses dimana peserta didik akan memiliki pengetahuan (kognitif), sikap (apektif) dan ketrampilan (psikomotorik) guna bekal hidup layak di tengah-tengah masyarakat. Proses ini mencakup peningkatan intelektual, personal dan kemampuan social yang diperlukan bagi peserta didik sehingga tidak saja berguna bagi diri pribadi dan keluarga tetapi juga keberadaannya bermanfaat bagi masyarakat. Maka strategi yang dikembangkan dalam kurikulum pendidikan nasional kita selalu berdasarkan pada ketiga ranah di atas baik dalam proses pembelajaran maupun avaluasinya. Sejalan dengan pengertian di atas, menurut UNESCO, tujuan belajar yang dilakukan oleh peserta didik harus dilandaskan pada 4 pilar yaitu learning how to know, learning how to do, learning how to be, dan learning how to live together. Dua landasan yang pertama mengandung maksud bahwa proses belajar yang dilakukan peserta didik mengacu pada kemampuan mengaktualkan dan mengorganisir segala pengatahuan dan ketrampilan yang dimiliki masing-masing individu dalam menghadapi segala jenis pekerjaan berdasarkan basis pendidikan yang dimilikinya (memilik Hard Skill). Dengan kata lain peserta didik memiliki kompetensi yang memungkinkan mereka dapat bersaing untuk memasuki dunia kerja. Sedangkan 2 landasan yang terakhir mengacu pada kemampuan mengaktualkan dan mengorganisir berbagai kemampuan yang ada pada masing-masing individu dalam suatu keteraturan sistemik menuju suatu tujuan bersama. Maksudnya bahwa untuk bisa menjadi seseorang yang diinginkan dan bisa hidup berdampingan bersama orang lain baik di tempat kerja maupun di masyarakat maka harus mengembangkan sikap toleran, simpati, empati, emosi, etika dan unsure psikologis lainnya. Inilah yang disebut dengan Soft Skill.

Relevansi Soft Skill Dalam era industri modern saat ini, komponen pokok dalam kegiatan produksi adalah mesinmesin penggerak yang berfungsi meningkatkan dan mengganti kekuatan otot manusia. Bahkan di beberapa Negara maju mesin-mesin penggerak mulai digantikan robot. Maka tatkala semua komponen fisik dan otak manusia telah sebagian diganti atau paling tidak dikuatkan manusia, lalu apa yang harus diperbuat manusia? Yang jelas ada satu komponen yang tidak tergantikan oleh perkembangan teknologi pada diri manusia yaitu yang namanya emosi, semangat, empati, ambisi dan lain-lainya yang tidak mungkin tergantikan oleh alatalat ukur apapun. Dalam kondisi demikian, kemampuan mengelola hubungan antar manusia menjadi semakin meningkat relevansinya. Mengapa? Kinerja system beserta komponen system yang mendukung kehidupan manusia tidak sematamata didasari oleh keberadaan peralatan yang ada, tetapi karena adanya dorongan dari manusia untuk mengaktualisaikan kemampuannya. Dorongan dari dalam diri manusia itulah

yang dimaksud dengan kemampuan soft skill. Jadi soft skill tidak semata-mata kemampuan manajerial saja yang orientasinya pada umumnya hanya pada upaya efisiensi dan efektifitas, tetapi juga bagaimana mampu mengelola manusia agar semua manusia yang berposisi sebagai pendukung system mempunyai kepuasan psikologis. Itu tadi yang disebabkan karena manusia masih mempunyai emosi, ambisi, ambisi, etika, semamgat yang tidak tergantikan oleh robot-robot yang basisnya adalah mekanistis terukur. Mengembangkan Soft Skill Guru sebagai salah satu komponen dalam system pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa, memiliki peranan penting dalam menentukan arah dan tujuan dari suatu proses pembelajaran. Kemampuan yang dikembangkan tidak hanya ranah kognitif dan psikomotorik semata yang ditandai dengan penguasaan materi pelajaran dan ketrampilan , melainkan juga ranah kepribadian siswa. Pada ranah ini siswa harus menumbuhkan rasa percaya diri sehingga menjadi manusia yang mampu mengenal dirinya sendiri yakni manusia yang berkepribadian yang mantap dan mandiri. Manusia utuh yang memiliki kemantapan emosional dan intelektual, yang mengenal dirinya, yang mengendalikan dirinya dengan konsisten dan memiliki rasa empati (tepo seliro). Menurut Howard Gardner dalam bukunya yang bejudul Multiple Inteligences (1993), bahwa ada 2 kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan mengembangkan kepribadian yaitu : 1. Kecerdasan Interpersonal (interpersonal Intelligence) adalah kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, dan temperamen orang lain. Kepekaan akan ekspresi wajah, suara dan gerak tubuh orang lain (isyarat), dan kemampuan untuk menjali relasi dan komunikasi dengan berbagai orang lain. 2. Kecerdasan Intrapersonal (intrapersonal intelligence) adalah kemampuan memahami diri dan bertindak adaptif berdasarkan pengetahuan tentang diri. Kemampuan berefleksi dan keseimbangan diri, kesadaran diri tinggi, inisiatif dan berani. Mengingat pentingya soft skill dalam upaya membentuk karakter siswa, maka strategi pembelajaran yang bisa dikembangkan adalah dengan mengoptimalkan interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, guru dengan siswa dan lingkungan, serta interaksi banyak arah. Disamping itu perlu juga kreativitas guru untuk mampu memancing siswa untuk terlibat secara aktif, baik fisik, mental, sosial dan emosional. Dengan demikian bila hal itu sudah terbiasa dilakukan oleh siswa maka akan terbawa nantinya bila mereka terjun di dunia kerja dan di masyarkat. Wallahu alam bis shawab.

http://harysmk3.wordpress.com/2008/01/10/mengembangkan-soft-skill-siswa/, diunduh 28 Mei 2012