Sl Family Folder Zoe

download Sl Family Folder Zoe

of 30

Transcript of Sl Family Folder Zoe

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    1/30

    Page | 1

    Laporan Kasus Osteoartritis

    Dengan Pendekatan Kedokteran Keluarga

    ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

    FAMILY FOLDER

    NAMA : ZOLRINA BINTI ZOLKAPLI

    NIM : 10-2008-233

    PEMBIMBING : Dr.Ferina

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

    2010

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    2/30

    Page | 2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Latar belakangPrinsip pokok dari dokter keluarga adalah untuk dapat menyelenggarakan pelayanan

    kedokteran secara menyeluruh. Oleh karena itu perlu diketahui berbagai latar belakang

    pasien yang menjadi tanggungannya. Untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan

    seperti itu diperlukan adanya kunjungan rumah (home visit) serta melakukan pelayanan

    kesehatan standar. Untuk memajukan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada

    masyarakat,maka perlu adanya kerjasama antara petugas kesehatan dan pasien. Pemantauan

    terhadap penyakit pasien tidak hanya sekadar mendapatkan pengobatan di puskesmas,

    malah lingkungan pasien turut diikut sertakan dalam usaha meningkatkan kesehatan pasien.

    Home visit atau kunjungan dilakukan dengan tujuan untuk melihat lingkungan rumah

    pasien dan sekaligus mengedukasi dan memberi penyuluhan yang terkait dengan penyakit

    pasien.

    2. Tujuan

    Tujuan umum: Meningkatkan pelayanan kesehatan.

    Tujuan khusus: Dalam rangka allo-anamnesis terhadap anggota keluarga pasien dan untuk

    mendapatkan informasi tentang kondisi lingkungan pasien.

    3. Manfaat

    Manfaat yang didapatkan dari kunjungan ke rumah pasien antara lain : Meningkatkan pemahaman dokter tentang pasien Meningkatkan hubungan dokter pasien Menjamin terpenuhinya kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien Menjamin terpenuhinya kebutuhan pasien.

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    3/30

    Page | 3

    BAB II

    HASIL DAN TINJAUAN PUSTAKA

    LAPORAN HOME VISIT:

    Puskesmas: Puskesmas Kel.Grogol 2, Kec Grogol Petamburan, Wilayah Kota Madya

    Jakarta Barat

    Nomor register:

    Tanggal kunjungan : 14 Juli 2011

    a) Identitas Penderitai. Nama : Ibu Atikah

    ii. Umur : 60 tahuniii. Jenis kelamin : Perempuaniv. Pekerjaan : Suri rumah tanggav. Pendidikan : Tamat SD

    vi. Agama : Islamvii. Alamat : RT 06 / RW05, Kaliangan, Kecamatan Tambura, Jakarta Barat

    : Telepon : 6312426

    b) Riwayat Biologis Keluargai. Keadaan kesehatan sekarang : sedang

    ii. Kebersihan perorangan : baikiii. Penyakit yang sering diderita : sakit sendi lutut,sukar bergerak,sakit bila

    mahu bangun dari duduk

    iv. Penyakit keturunan : tiadav. Penyakit kronis / menular : tiada

    vi. Kecacatan anggota keluarga : tidak cacatvii. Pola makan : baik

    viii. Pola istirahat : kurang , selalu terjaga malam

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    4/30

    Page | 4

    ix. Jumlah anggota keluarga : 11 orang (Bapak + Ibu + 3 anak + 3 menantu + 5cucu)

    c) Psikologis keluargai. Kebiasaan buruk : tiada , tidak merokok

    ii. Pengambilan keputusan : hasil diskusi keluargaiii. Ketergantungan obat : tiadaiv. Tempat mencari pelayanan kesehatan : puskesmasv. Pola rekreasi : buruk

    d) Keadaan rumah / lingkungani. Jenis bangunan : permanen

    ii. Lantai rumah : keramikiii. Luas rumah : 3 x 8 m2iv. Penerangan : kurangv. Kebersihan : baik

    vi. Ventilasi : kurangvii. Dapur : ada

    viii. Jamban keluarga : adaix. Sumber air minum : ledengx. Sumber pencemaran air : tiada

    xi. Pemanfaat perkarangan : tiadaxii. Sistem pembuangan limbah : tiada

    xiii. Tempat pembuangan sampah : adaxiv. Sanitasi lingkungan : kurang

    e) Spiritual keluargai. Ketaatan beribadah : baik

    ii. Keyakinan tentang kesehatan : kurang

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    5/30

    Page | 5

    f) Keadaan sosial keluargai. Tingkat pendidikan : sedang

    ii. Hubungan antar anggota keluarga : baikiii. Hubungan dengan orang lain : baikiv. Kegiatan organisasi sosial : kurangv. Keadaan ekonomi : kurang

    g) Kultural keluargai. Adat yang berpengaruh : tidak berpengaruh

    h) Daftar anggota keluarga

    i) Keluhan utama : sendi-sendi lutut,buku lali dan tangan merasa sakit,terutamasekali pada waktu malam sehingga mengganggu tidur

    j) Keluhan tambahan : tidak bisa berdiri lama,rasa mahu duduk sepanjang masa danjika dingin sendi terasa sakit seperti menyucuk-yucuk.

    No Nama Hub dgn

    KK

    Umur

    (thn)

    Pendidikan Pekerjaan Agama Keadaan

    kesehatan

    Keadaan

    gizi

    Imunisasi KB Ket.

    1 Saino KK 72 SD BRT Islam Sedang Cukup Lupa - -

    2 Atika Isteri 60 SD IRT Islam Sedang Cukup Lupa - -

    3 Irta Anak 1 39 STM Bangunan Islam Baik Cukup Ya - -

    4 Irawati Anak 2 35 SMA Dealer Islam Baik Cukup Ya - -

    5 Nuraini Anak 3 30 SMA IRT Islam Baik Cukup Ya - -

    6 Khoirul A Cucu 1 8 SD Pelajar Islam Baik Cukup Ya - -

    7 Elphiera Cucu 2.1 6 SD Pelajar Islam Baik Cukup Ya - -

    8 Gita R. Cucu 2.2 11bln - - Islam Baik Cukup Ya - -

    9 Andri Cucu 3.1 5 TK Pelajar Islam Baik Cukup Ya - -

    10 Indri Cucu 3.2 4 TK Pelajar Islam Baik Cukup Ya - -

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    6/30

    Page | 6

    k) Riwayat Penyakit Dahulu : pernah ke puskesmas atas keluhan yang sama yaitusendi lutut yang sakit ketika malam hari, dan sukar berdiri lama

    l) Pemeriksaan fisik: keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, tekanan darah120 / 80 mmHg.

    m)Diagnosis penyakit : Osteo artritisn) Diagnosis keluarga : Suami menderita hipertensi, anak pertama pernah menghidap

    paru-paru berair tetapi sudah sembuh.

    o) Farmakologis : Tidak lagi mengambil obat

    p) Anjuran penatalaksanaan penyakit: Promotif : Perubahan gaya hidup,perbanyakkan olahraga Preventif : batasi makanan yang kandungan asam uratnya tinggi, minum

    susu untuk elakkan osteoporosis

    Kuratif : mendapatkan ubat OA (OAINS) dari puskesmas Rehabilitatif : kurangkan membuat kerja berat

    q) Prognosis: dubia

    TINJAUAN PUSTAKA

    Berdasarkan diagnosis keluhan yang dialami oleh Ibu Atikah, penderita menderita osteo arthritis

    (OA) yang sudah dideritainya sejak 2 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan tekanan darah, didapati

    tensi penderita adalah 120 / 80 mmHg, kesadaran compos mentis, frekuensi nadi dan nafasnya

    dalam batas normal. Keluhan yang mengarah ke OA adalah sukar bergerak, rasa sakit pada sendi

    terutama pada waktu pagi dan malam bila pasien beristirahat, dan bertambah bila sendi

    digerakkan atau bila memikul beban tubuh.

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    7/30

    Page | 7

    PEMERIKSAAN

    Anamnesis

    Sebuah wawancara yang dilakukan antara dokter dan pasien yang bertujuan untuk

    mengetahui penyakit yang dikeluhkan pasien.

    Riwayat penyakit

    Riwayat penyakit sangat penting dalam langkah awal diagnosis semua penyakit,

    termasuk pula penyakit reumatik. Sebagaimana biasanya diperlukan riwayat penyakit yang

    deskriptif dan kronologis; ditanyakan pula faktor yang memperberat penyakit dan hasil

    pengobatan untuk mengurangi keluhan pasien.1

    Umur

    Penyakit reumatik dapat menyerang semua umur, tetapi frekuensi setiap penyakit

    terdapat pada kelompok umur tertentu. Misalnya osteoartritis lebih sering ditemukan pada pasien

    usia lanjut dibandingkan dengan usia muda. Sebaliknya lupus eritematosus sistemik lebih sering

    ditemukan pada wanita usia muda dibandingkan dengan kelompok usia lainnya.1

    Pada umumnya pasien OA mengatakan bahwa keluhan-keluhannya sudah berlangsung lama,

    tetapi berkembang secara perlahan-lahan.

    Nyeri sendi

    Penting untuk membedakan nyeri yang disebabkan perubahan mekanis dengan nyeri

    yang disebabkan inflamasi. Nyeri yang timbul setelah aktivitas dan hilang setelah istirahat serta

    tidak timbul pada waktu pagi hari merupakan tanda nyeri mekanis. Sebaliknya nyeri inflamasi

    akan bertambah berat pada pagi hari saat bangun tidur disertai kaku sendi atau nyeri yang sangat

    hebat pada awal gerak dan berkurang setelah melakukan aktivitas.

    Pada osteoartritis nyeri paling berat pada malam hari, pagi hari terasa lebih ringan dan

    membaik pada siang hari. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang

    dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    8/30

    Page | 8

    dibanding gerakan yang lain. Nyeri pada OA juga dapat berupa penjalaran atau akibat

    radikulopati, misalnya pada OA servikal dan lumbal. OA lumbal yang menimbulkan stenosis

    spinal mungkin menimbulkan keluhan nyeri di betis, yang biasa disebut dengan claudicatio

    intermitten. Nyeri malam hari terutama bila dirasakan seperti suatu regangan merupakan nyeri

    akibat peninggian tekanan intra-artikular akibat suatu nekrosis avaskular atau kolaps tulang

    akibat artritis yang berat. Nyeri yang menetap sepanjang hari (siang dan malam) pada tulang

    merupakan tanda proses keganasan.1

    Hambatan Gerakan Sendi

    Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat pelan-pelan sejalan dengan

    bertambahnya rasa nyeri.

    Kaku sendi

    Kaku sendi merupakan rasa seperti diikat, pasien merasa sukar untuk menggerakan sendi

    (worn off). Keadaan ini biasanya akibat desakan cairan yang berada diantara sekitar jaringan

    yang mengalami inflamasi (kapsul sendi, sinovia atau bursa). Kaku sendi makin nyata pada pagi

    hari atau setelah istirahat. Setelah digerak-gerakan, cairan akan menyebar dari jaringan yang

    mengalami inflamasi dan pasien merasa terlepas dari ikatan (wears off). Lama dan beratnya kaku

    sendi pada pagi hari atau setelah istirahat biasanya sejajar dengan beratnya inflamasi sendi (kakusendi pada artritis reumatoid lebih lama dari osteoarthritis.

    1

    Gaya berjalan

    Gaya berjalan yang normal terdiri dari 4 fase, yaitu heel strike phase, loading/stance

    phase, toe off phase, dan swing phase.

    Gaya berjalan yang abnormal :

    a. Gaya berjalan antalgik, dimana pasien akan segera mengangkat tungkai yang nyeri ataudeformitas sementara pada tungkai yang sehat akan lebih lama diletakan di lantai; biasanya

    akan diikuti oleh gerakan lengan yang asimetri.

    b. Gaya berjalan trendelenburg, disebabkan oleh abduksi koksae yang tidak efektif sehinggapanggul kontralateral akan jatuh pada swing phase.

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    9/30

    Page | 9

    c. Waddle gait, yaitu gaya berjalan trendelenburg bilateral sehingga pasien akan berjalandengan pantat bergoyang.

    d. Gaya berjalan histerikal/psikogenik, tidak memiliki pola tertentu.e. Gaya berjalan paraparetik spastik, kedua tungkai melakukan gerakan fleksi dan ekstensi

    secara kaku dan jari-jari kaki mencengkram kuat sebagai usaha agar tidak jatuh.

    f. Gaya berjalan paraparetik flaksid (high stepping gait = steppage gait), yaitu gaya berjalanseperti ayam jantan, tungkai diangkat vertikal terlalu tinggi karena terdapat foot drop akibat

    kelemahan otot tibialis anterior.

    g. Gaya berjalan hemiparetik, tungkai yang parese akan digerakan ke samping dulu baru diayunkedepan karena koksae dan lutut tidak dapat difleksikan.

    h. Gaya berjalan ataktik/serebelar (broad base gait), kedua tungkai dilangkahkan secarabergoyang-goyang kedepan dan ditapakkan secara ceroboh diatas lantai secara berjauhan satu

    sama lain.

    i. Gaya berjalan parkinson (stopping, festinant gait), gerak berjalan dilakukan perlahan,setengah diseret, tertatih-tatih dengan jangkauan yang pendek-pendek. Tubuh bagian atas

    fleksi kedepan dan selama gerak berjalan, ngan tidak diayun.

    j. Scissor gait, yaitu gaya berjalan dengan kedua tungkai bersikap genu velgum sehingga lututyang satu berada di depan lutut yang lain secara bergantian.

    Keadaan ini hampir selalu berhubungan dengan nyeri karena menjadi tumpuan berat

    badan. Terutama dijumpai pada OA lutut, sendi paha dan OA tulang belakang dengan stenosis

    spinal.

    Kenaikan Suhu Sekitar Sendi

    Pada perubahan dengan menggunakan punggung tangan akan dirasakan adanya kenaikan

    suhu disekitar sendi yang mengalami inflamasi.

    Bengkak Sendi

    Bengkak sendi dapat disebabkan oleh cairan, jaringan lunak atau tulang. Cairan sendi

    yang terbentuk biasanya akan menumpuk di sekitar daerah kapsul sendi yang resistensinya

    paling lemah dan mengakibatkan bentuk yang khas pada tempat tersebut.

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    10/30

    Page | 10

    Bulge sign ditemukan pada keadaan efusi sendi dengan jumlah cairan yang sedikit dalam

    rongga yang terbatas. Bila dilakukan tekanan pada satu titik akan menyebabkan

    penggelembungan di tenpat lain. Keadaan ini sangat spesifik pada efusi sendi. Pembengkakan

    kapsul sendi merupakan tanda spesifik sinovitis. Pada pembengkakan tergambar batas kapsul

    sendi, yang makin nyata pada pergerakan dan teraba pada pergerakan pasif.3

    Nyeri Raba

    Menentukan lokasi nyeri raba yang tepat merupakan hal yang penting untuk menentukan

    penyebab keluhan pasien. Nyeri raba kapsular / artikular terbatas pada daerah sendi merupakan

    tanda artropati atau penyakit kapsular. Nyeri raba periartikular agak jauh dari batas daerah sendi

    merupakan tanda bursitis atau entesopati.

    Krepitus

    Krepitus merupakan bunyi berderak yang dapat diraba sepanjang gerakan struktur yang

    terserang. Krepitus halus merupakan krepitus yang dapat didengar dengan menggunakan

    stetoskop dan tidak dihantarkan ke tulang di sekitarnya. Keadaan ini ditemukan pada radang

    sarung tendon, bursa atau sinovia. Pada krepitus kasar, suaranya dapat terdengar dari jauh tanpa

    bantuan stetoskop dan dapat diraba sepanjang tulang. Keadaan ini disebabkan kerusakan rawan

    sendi atau tulang.Gejala ini lebih berarti untuk pemeriksaan klinis OA lutut. Pada awalnya hanya berupa

    perasaan akan adanya sesuatu yang patah atau remuk oleh pasien atau dokter yang memeriksa.

    Dengan bertambah beratnya penyakit, krepitasi dapat terdengar sampai jarak tertentu. Gejala ini

    mungkin timbul karena gesekan kedua permukaan tulang sendi pada saat sendi digerakkan atau

    secara pasif dimanipulasi.3

    Gangguan Fungsi

    Fungsi sendi dinilai dengan observasi pada penggunaan normal; seperti bangkit dari kursi

    dan berjalan dapat digunakan untuk menilai sendi koksae, lutut dan kaki.

    Gambaran Radiologi :

    a. Foto konvensional lutut posisi AP

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    11/30

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    12/30

    Page | 12

    interface akustik dan jaringan. Namun USG memiliki kekurangan karena ketergantungannya

    kepada operator.

    Kelebihan USG dapat dilihat dari penggunaannya untuk menuntun aspirasi cairan sendi

    maupun ditempat lain dan dapat dipakai untuk menilai sifat permukaan rawan sendi.

    e. ArtrografiUntuk pemeriksaan ini diperlukan suntikan bahan kontras kedalam sendi, diikuti oleh

    pemeriksaan radiology. Kegunaan daripada artrografi ini antara lain untuk memeriksa

    struktur dalam sendi seperti meniscus sendi lutut yang tidak dapat dilihat dengan

    pemeriksaan radiology konvensional. Namun pemeriksaan ini junga mengandung resiko,

    antara lain kemungkinan masuknya bakteri kedalam sendi atau adanya reaksi terhadap bahan

    kontaras atau anastesi local.

    PEMERIKSAAN LABORATORIUM

    Analisis cairan sendi

    Jenis-jenis pemeriksaan cairan sendi meliputi :

    Pemeriksaan makroskopis : pemeriksaan rutin, viskositas, potensi terbentuknya bekuan, danvolume.

    Pemeriksaan mikroskopis : jumlah leukosit, hitung jenis leukosit. Mikrobiologi : pencegahan khusus (silver, PAS, Ziehl Nielson), kultur bakteri, jamur, virus,

    dan bakteri tahan asam; menganalisa antigen atau asam nukleat mikroba.

    Serologi : kadar komplemen hemolitik, kadar komponen komplemen, autoantibody. Kimiawi : glukosa, protein total, pH, pO2, asam organic, LDH.5

    Pada pemeriksaan pasein yang menderita OA :

    a. Laju endap darah normal

    b. Serum kolesterol sedikit meninggi

    c. Pemeriksaan faktor rheumatoid negatif

    Hasil pemeriksaan laboratorium pada OA biasanya tak banyak berguna. Darah tepi

    (hemoglobin, leukosit, laju endap darah) dalam batas-batas normal, kecuali OA generalisata yang

    harus dibedakan dengan artritis peradangan. Pemeriksaan imunologi (ANA, faktor reumatoid dan

    komplemen) juga normal. Pada OA yang disertai peradangan, mungkin didapatkan penurunan

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    13/30

    Page | 13

    viskositas, pleositosis ringan sampai sedang, peningkatan ringan sel peradangan (

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    14/30

    Page | 14

    yang lebih tinggi, sehingga pembentukan tidak mengimbangi kebutuhan. Sejumlah kecil

    kartilago tipe I menggantikan tipe II yang normal, sehingga terjadi perubahan pada diameter dan

    orientasi serat kolagen yang mengubah biomekanika dari kartilago. Rawan sendi kemudian

    kehilangan sifat kompresibilitasnya yang unik. Walaupun penyebab yang sebenarnya dari

    osteoarthritis tetap tidak diketahui, tetapi kelihatannya proses penuaan ada hubungannya dengan

    perubahan-perubahan dalam fungsi kondrosit, menimbulkan perubahan pada komposisi rawan

    sendi yang mengarah pada perkembangan osteoarthritis.

    Faktor-faktor genetic memainkan peranan pada beberapa bentuk osteoarthritis.

    Perkembangan osteoarthritis sendi-sendi interfalang distal tangan (Nodus Heberden) dipengaruhi

    oleh jenis kelamin dan lebih dominan pada perempuan. Nodus Heberdens 10 kali lebih sering

    ditemukan pada perempuan dibandingkan laki-laki.

    Hormone seks dan faktor-faktor hormonal lain juga kelihatannya berkaitan dengan

    perkembangan osteoarthritis. Hubungan antara esterogen dan pembentukan tulang dan prevalensi

    osteoarthritis pada perempuan menunjukkan bahwa hormone memainkan peranan aktif dalam

    perkembangan dan progresivitas penyakit ini.

    Sendi yang paling sering terserang osteoarthritis adalah sendisendi yang harus memikul

    beban tubuh, antara lain lutut, panggul, vertebra lumbal dan servikal, dan sendi-sendi pada jari.

    Gambaran osteoarthritis yang khas adalah lebih seringnya keterlibatan sendi falang distal dan

    proksimal, sementara sendi metakarpofalangeal biasanya tidak terserang.Osteoarthritis terutama menyebabkan perubahan-perubahan biomekanika dan biokimia di

    dalam sendi; penyakit ini bukan suatu gangguan peradangan. Namun, sering kali perubahan-

    perubahan di dalam sendi ini disertai oleh sinovitis, menyebabkan nyeri dan perasaan tidak

    nyaman.9

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    15/30

    Page | 15

    Diferensial Diagnosis

    1. Artritis Reumatoid (AR)Merupakan penyakit autoimun yang ditandai oleh sinovitis erosif yang simetris dan

    pada beberapa kasus disertai keterlibatan jaringan ekstraartikular. Sebagian kasus

    perjalanannya kronik fluktuatif yang mengakibatkan kerusakan sendi yang progresif,

    kecacatan dan bahakan kematian dini.

    Di Indonesia, dari hasil penelitian penduduk di Malang yang berusia diatas 40 tahun

    didapatkan prevalensi AR 0,5% di daerah Kotamadya dan 0,6% di daerah Kabupaten.

    Atritis Reumatoid ini sering mengenai usia-usia produktif sehingga memberi dampak

    social dan ekonomi yang besar.

    2. Gout atau asam uratMerupakan sekelompok penyakit yang terjadi akibat deposit kristal monosodium urat

    di jaringan. Deposit ini berasal dari jaringan ekstraselular yang sudah mengalami

    supersarurasi dari hasil akhir metabolisme purin yaitu asam urat. Manifestasi klinik pada

    gout memiliki tiga tahapan, yaitu, atritis gout akut, stadium interkritikal, dan stadium atritis

    gout menahun, dimana pada atritis gout akut pasien akan merasakan gejala-gejala yang

    bersifat monoartikuler yaitu nyeri pada sendi, bengkak terasa hangat dan sering disertai

    demam.

    3.

    Systemic Lupus Erythematosus (SLE)Merupakan penyakit kronik inflamatif autoimun. Penyakit ini ditandai oleh adanya

    periode remisi dan episode serangan akut dengan gambaran klinis yang beragam berkaitan

    dengan berbagai organ yang terlibat.

    Gambarang klinis keterlibatan sendi atau musculoskeletal dijumpai pada 90% kasus

    SLE. Gejala konstitusionalnya dapat berupa kelelahan, penurunan berat badan, demam,

    rambut rontok, hilang nafsu makan, dll.

    Manifestasi musculoskeletal dapat dilihat melalui nyeri otot, nyeri sendi, dan kaku

    sendi.

    4. Penyakit-penyakit metabolik dan herediter yang dapat menimbulkan gambaran radiografiosteoarthritis misalnya hiperparatiroidisme.

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    16/30

    Page | 16

    Gambaran Klinis

    1. Nyeri sendi

    Terutama apabila sendi bergerak atau menganggung beban. Nyeri tumpul ini berkurang bila pasien beristirahat, dan bertambah bila sendi digerakkan

    atau bila memikul beban tubuh.

    2. Kekakuan sendi

    Setelah sendi tersebut tidak digerakkan beberapa lama, tetapi kekakuan ini akan hilangsetelah sendi digerakkan.

    Kekakuan pada pagi hari, jika terjadi, biasanya hanya bertahan selama beberapa Spasmeotot atau tekanan pada saraf di daerah sendi yang terganggu adalah sumber nyeri.

    3. Keterbatasan dalam gerakan (terutama tidak dapat berekstensi penuh), nyeri tekan local,

    pembesaran tulang di sekitar sendi, sedikit efusi sendi, dan krepitasi.

    4. Perubahan yang khas terjadi pada tangan. Nodus Heberden atau pembesaran tulang sendi

    interfalang distal sering dijumpai. Nodus Bauchard lebih jarang ditemukan, yaitu pembesarantulang sendi interfalangs proksimal.

    5. Perubahan yang khas juga terlihat pada tulang belakang, yang akan menjadi nyeri, kaku, dan

    mengalami keterbatasan dalam bergerak (ROM). Pertumbuhan tulang yang berlebihan atau spur

    dapat mengiritasi radiks yang keluar dari tulang vertebra. Hal ini akan menyebabkan terjadinya

    perubahan neuromuscular, seperti nyeri, kekakuan, dan keterbatasan gerak. Ada beberapa orang

    yang mengeluh sakit kepala sebagai akibat langsung dari osteoarthritis pada tulang belakang

    bagian leher.

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    17/30

    Page | 17

    Manifestasi klinis

    Primer : rasa nyeri, kaku, dan gangguan fungsional.

    Gangguan fungsional disebabkan oleh rasa nyeri ketika sendi digerakkan dan keterbatasan

    gerakan yang terjadi akibat perubahan structural dalam sendi. Meskipun osteoarthritis terjadi

    paling sering pada sendi penyokong berat badan (panggul, lutut, servikal, dan tulang belakang),

    sendi tengah dan ujung jari juga sering terkena.

    Nyeri merupakan keluhan utama tersering dari pasien-pasien dengan OA yang

    ditimbulkan oleh kelainan seperti tulang, membran sinovial, kapsul fibrosa, dan spasme otot-otot

    di sekeliling sendi. Nyeri awalnya tumpul kemudian semakin berat, hilang timbul, dan diperberat

    oleh aktivitas gerak sendi. Nyeri biasanya menghilang dengan istirahat.9

    Kekakuan pada kapsul sendi dapat menyebabkan kontraktur (tertariknya) sendi dan

    menyebabkan terbatasnya gerakan. Penderita akan merasakan gerakan sendi tidak licin yang

    disertai bunyi gemeretak (krepitus). Sendi terasa lebih kaku setelah istirahat. Perlahan-lahan

    sendi akan bertambah kaku. Sendi akan terlihat membengkak karena adanya penumpukan cairan

    di dalam sendi. Pembengkakan ini terlihat lebih menonjol karena pengecilan otot sekitarnya yang

    diakibatkan karena otot menjadi jarang digunakan.

    Faktor resiko osteoarthritis antara lain umur, obesitas, trauma, genetik, hormone, sex, penyakit

    otot, lingkungan :

    o UmurFaktor ketuaan adalah yang terkuat. Prevalensi, dan beratnya osteoartritis semakin

    meningkat dengan bertambahnya umur. Hal ini disebabkan karena adanya hubungan antara

    umur dengan penurunan kekuatan kolagen dan proteoglikan pada kartilago sendi. OA hampir

    tak pernah pada anak-anak, jarang pada umur di bawah 40 tahun dan sering pada umur di

    atas 60 tahun.

    o Jenis kelaminPada orang tua yang berumur lebih dari 55 tahun, prevalensi terkenanya osteoartritis pada

    wanita lebih tinggi dari pria. Usia kurang dari 45 tahun Osteoarthritis lebih sering terjadi

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    18/30

    Page | 18

    pada pria dari wanita. Wanita lebih sering terkena OA lutut dan OA banyak sendi, dan lelaki

    lebih sering terkena OA paha, pergelangan langan dan leher. Secara keseluruhan, di bawah

    45 tahun frekuensi OA kurang lebih sama pada laki-laki dan wanita, tetapi di atas 50 tahun

    (setelah menopause) frekuensi OA lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal ini

    menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis OA.

    o Suku bangsaOsteoartritis primer dapat menyerang semua ras meskipun terdapat perbedaan prevalensi

    pola terkenanya sendi pada osteoartritis.

    o GenetikFaktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoarthritis. Adanya mutasi dalam gen

    prokolagen II atau gen-gen struktural lain untuk unsur-unsur tulang rawan sendi seperti

    kolagen tipe IX dan XII, protein pengikat atau proteoglikan dikatakan berperan dalam

    timbulnya kecenderungan familial pada osteoartritis.

    o Kegemukan dan penyakit metabolicBerat badan yang berlebih ternyata dapat meningkatkan tekanan mekanik pada sendi

    penahan beban tubuh, dan lebih sering menyebabkan osteoartritis lutut. Kegemukan ternyatatidak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung beban, tetapi juga

    dengan osteoartritis sendi lain, diduga terdapat faktor lain (metabolik) yang berperan pada

    timbulnya kaitan tersebut antara lain penyakit jantung koroner, diabetes melitus dan

    hipertensi.

    o Cedera sendi (trauma), pekerjaan dan olah ragaPekerjaan berat maupun dengan pemakaian suatu sendi yang terus-menerus, berkaitan

    dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Demikian juga cedera sendi dan oleh raga

    yang sering menimbulkan cedera sendi berkaitan resiko osteoartritis yang lebih tinggi. Peran

    beban benturan yang berulang pada timbulnya OA masih menjadi pertentangan. Aktivitas-

    aktivitas tertentu dapat menjadi predisposisi OA cedera traumatik (misalnya robeknya

    meniscus, ketidakslabilan ligamen) yang dapat mengenai sendi.

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    19/30

    Page | 19

    o Kelainan pertumbuhanKelainan congenital dan pertumbuhan paha (misalnya penyakit Penhes dan dislokasi

    congenital paha) telah dikaitkan dengan timbulnya OA paha pada usia muda. Mekanisme ini

    juga diduga berperan pada lebih banyaknya OA paha pada laki-laki dan ras tertentu.

    o Faktor-faktor lainTingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan risiko timbulnya OA.

    Merokok dilaporkan menjadi faktor yang melindungi untuk timbulnya OA, meskipun

    mekanismenya belum jelas.

    Penatalaksanaan

    TERAPI NON-FARMAKOLOGIS

    PeneranganMaksud dari penerangan adalah agar pasien mengetahui sedikit seluk-beluk tentang

    penyakitnya, bagaimana menjaganya agar penyakitnya tidak bertambah parah serta

    persendiannya tetap dapat dipakai.

    Terapi Fisik dan RehabilitasiTerapi ini untuk melatih pasien agar persendiannya tetap dapat dipakai dan melatih pasien

    untuk melindungi sendi yang sakit.

    Penurunan Berat BadanBerat badan yang berlebihan ternyata merupakan faktor yang akan memperberat penyakit

    OA. Oleh karenanya berat badan harus selalu dijaga agar tidak berlebihan. Apabila berat badan

    berlebihan, maka harus diusahakan penurunan berat badan, bila mungkin mendekati berat badan

    ideal.1

    TERAPI FARMAKOLOGIS

    Analgesik Oral Non OpiatPada umumnya pasien telah mencoba untuk mengobati sendiri penyakitnya, terutama dalam hal

    mengurangi atau menghilangkan rasa sakit. Banyak sekali obat-obatan yang dijual bebas yang

    mampu mengurangi rasa sakit. Pada umumnya pasien mengetahui hal ini dari iklan pada media

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    20/30

    Page | 20

    masa, baik cetak (koran), radio maupun televisi.

    Analgesik TopikalAnalgesik topikal dengan mudah dapat kita dapatkan dipasaran dan banyak sekali yang dijual

    bebas. Pada umumnya pasien telah mencoba terapi dengan cara ini, sebelum memakai obat-

    obatan peroral lainnya.

    Obat Anti Inflamasi Non Steroid (GAINS).Apabila dengan cara-cara tersebut di atas tidak berhasil, pada umumnya pasien mulai datang ke

    dokter. Dalam hal seperti ini kita pikirkan untuk pemberian GAINS, oleh karena obat golongan

    ini di samping mempunyai efek analgetik juga mempunyai efek anti inflamasi. Oleh karena

    pasien OA kebanyakan usia lanjut, maka pemberian obat-obatan jenis ini harus sangat berhati-

    hati. Jadi pilihlah obat yang efek sampingnya minimal dan dengan cara pemakaian yang

    sederhana, di samping itu pengawasan terhadap kemungkinan timbulnya efek samping selalu

    harus dilakukan.

    Chondroprotective Agent.Yang dimaksud dengan Chondroprotective agent adalah obat-obatan yang dapat menjaga atau

    merangsang perbaikan (repair) tulang rawan sendi pada pasien OA. Sebagian peneliti

    menggolongkan obat-obatan tersebut dalam Slow Acting and Osteoarthritis Drugs (SAAODs)

    atau Disease Modifying Anti Osteoarthritis Drugs (DMAODs). Sampai saat ini yang termasukdalam kelompok obat ini adalah : tetrasiklin, asam hialuronat, kondroitin sulfat,

    glikosarninoglikan, vitamin-C, superoxide desmutase dan sebagainya.

    Tetrasiklin dan derivatnya mempunyai kemampuan untuk menghambat kerja enzimMMP dengan cara menghambatnya. Salah satu contoh adalah doxycycline, sayangnya

    obat ini baru dipakai pada hewan dan belum dipakai pada manusia.

    Asam hialuronat disebut juga sebagai viscosupplement oleh karena salah satu manfaatobat ini adalah dapat memperbaiki viskositas cairan sinovial, obat ini diberikan secara

    intra-artikuler. Asam hialuronat temyata memegang peranan penting dalam pembentukan

    matriks tulang rawan melalui agregasi dengan proteoglikan. Di samping itu pada binatang

    percobaan, asam hialuronat dapat mengurangi inflamasi pada sinovium, menghambat

    angiogenesis dan khemotaksis sel-sel inflamasi.

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    21/30

    Page | 21

    Glikosaminoglikan, dapat menghambat sejumlah enzim yang berperan dalam prosesdegradasi tulang rawan, antara lain : hialuronidase, protease, elastase dan cathepsin B1 in

    vitro dan juga merangsang sintesis proteoglikan dan asam hialuronat pada kultur tulang

    rawan sendi manusia. Dari penelitian Rejholec tahun 1987 (dikutip dari Fife & Brandt,

    1992) pemakaian glikosarninoglikan selama 5 tahun dapat memberikan perbaikan dalam

    rasa sakit pada lutut, naik tangga, kehilangan jam kerja (mangkir), yang secara statistic

    bermakna. Juga dilaporkan pada pemeriksaan radiologis menunjukkan progresivitas

    kerusakan tulang rawan yang menurun dibandingkan dengan kontrol.

    Kondroitin sulfat, merupakan komponen penting pada jaringan kelompok vertebrata, danterutama terdapat pada matriks ekstraselular sekeliling sel. Salah satu jaringan yang

    mengandung kondroitin sulfat adalah tulang rawan sendi dan zat ini merupakan bagian

    dari proteoglikan. Menurut Hardingham (1998), tulang rawan sendi, terdiri dari 2% sel

    dan 98% matriks ekstraselular yang terdiri dari kolagen dan proteoglikan. Matriks ini

    membentuk satu struktur yang utuh sehingga mampu menerima beban tubuh. Pada

    penyakit sendi degeneratif seperti OA terjadi kerusakan tulang rawan sendi dan salah satu

    penyebabnya adalah hilangnya atau berkurangnya proteoglikan pada tulang rawan

    tersebut. Menurut penelitian Uebelhart dkk (1998) pemberian kondroitin sulfat pada

    kasus OA mempunyai efek protektif terhadap terjadinya kerusakan tulang rawan sendi.

    Sedang Ronca dkk (1998) telah mengambil kesimpulan dalam penelitiannya tentangkondroitin sulfat sebagai berikut : efektivitas kondroitin sulfat pada pasien OA mungkin

    melalui 3 mekanisme utama, yaitu : 1) anti inflamasi; 2) efek metabolik terhadap sintesis

    hialuronat dan proteoglikan; 3) anti-degradatif melalui hambatan enzim proteolitik dan

    menghambat efek oksigen reaktif.

    Vitamin C, dalam penelitian temyata dapat menghambat aktivitas enzim lisozim. Padapengamatan temyata vitamin C mempunyai manfaat dalam terapi OA. (Fife & Brandt,

    1992)

    Superoxide Dismutase, dapat dijumpai pada setiap sel mamalia dan mempunyaikemampuan untuk menghilangkan superoxide dan hydroxil radicals. Secara in vitro,

    radikal superoxide mampu merusak asam hialuronat, kolagen dan proteoglikan sedang

    hydrogen peroxyde dapat merusak kondrosit secara langsung. Dalam percobaan klinis

    dilaporkan bahwa pemberian superoxide dismutase ini dapat mengurangi keluhan-

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    22/30

    Page | 22

    keluhan pada pasien OA. (Fifi & Brandt, 1992)

    Steroid intra-artikuler, pada penyakit artritis reumatoid menunjukkan hasil yang baik.Kejadian inflamasi kadang-kadang dijumpai pada pasien OA, oleh karena itu

    kortikosteroid intra artikuler telah dipakai dan mampu mengurangi rasa sakit, walaupun

    hanya dalam waktu yang singkat. Penelitian selanjutnya tidak menunjukkan keuntungan

    yang nyata pada pasien OA, sehingga pemakaiannya dalam hal ini masih kontroversial.1

    TERAPI BEDAH

    Terapi ini diberikan apabila terapi farmakologis tidak berhasil untuk mengurangi rasa

    sakit dan juga untuk melakukan koreksi apabila terjadi deformitas sendi yang mengganggu

    aktivitas sehari-hari.1

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    23/30

    Page | 23

    BAB III

    METODE STUDI KASUS

    3.1Rancangan Studi KasusPada studi kasus ini rancangan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif

    observatif dengan cara wawancara, yaitu yang menjelaskan atau menerangkan peristiwa meliputi

    kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera,

    dengan cara mengobservasi yang dilakukan melalui penglihatan, penciuman, perabaan,

    pendengaran dan pengecapan .

    3.2Subyek penelitianSubyek penelitian merupakan subyek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti atau subyek yang

    menjadi pusat perhatian atau sasaran penelitian. Pada studi kasus ini menggunakan subyek

    penelitian 1 orang yang memiliki tekanan darah 120/80, perempuan berusia 60 tahun, mengidap

    osteoarthritis tapi sudah tidak mengambil obat.

    3.3Fokus studiFokus studi kasus ini adalah keluhan pasien yang sakit ketika melakukan aktivitas dan mengeluh

    tidak bisa bergerak seperti biasa dan mengganggu aktivitas sehariannya.

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    24/30

    Page | 24

    3.4Definisi operasional3.4.1 Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan

    kerusakan kartilago sendi.

    3.4.2 Penyakit ini bersifat kronik, berjalan progresif lambat, tidak meradang, dan ditandaioleh adanya deteriorasi dan abrasi rawan sendi dan adanya pembentukan tulang baru

    pada permukaan persendian.

    3.4.3 Faktor resiko osteoarthritis antara lain umur, obesitas, trauma, genetik, hormone, sex,penyakit otot, lingkungan

    3.5Pengumpulan DataData yang diperlukan dalam studi kasus ini adalah data subyektif berupa pola makan pada

    penderita hipertensi dengan wawancara langsung pada penderita tentang pola makan yang

    selama ini dilakukan, untuk mendapatkan keterangan secara lisan dari responden, dengan

    menggunakan alat berupa daftar pertanyaan.

    3.6Pengolahan Data dan Analisa DataPengolahan data pada akhir studi kasus ini adalah dengan cara deskriptif yaitu peneliti

    ingin mengetahui pola kehidupan sehari-harinya antara lain pola makan yang dikonsumsi

    penderita selama ini dengan tekanan darah penderita.

    3.7Penyajian DataHasil pengumpulan data baik wawancara dan observasi disajikan dalam bentuk naratif.

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    25/30

    Page | 25

    BAB 1V

    ANALISIS KASUS

    Dari anamnesis penderita didapatkan keluhan sakit pada sendi lutut dan buku lali serta rasa kaku

    pada vertebra dan lutut yang kumat-kumatan, pada waktu malam sakitnya bertambah dan

    menganggu aktivitas harian. Dari pemeriksaan fisik didapat tekanan darah penderita 120/80

    mmHg, gaya jalan masih normal tidak ada deformitas pada sendi dan secara umum kesehatan

    pasien baik. Berdasarkan anamnesis dan gejala klinis yang ditunjukkan pasien didiagnosis

    menghidap osteoarthritis..

    Dari beberapa masalah yang ada factor usia dan sering membuat kerja berat dapat menjadi

    pemicu utama penyakit ini. Pasien sudah merasakan nyeri sendi ini sejak 2 tahun yang lalu dan

    udah lama tidak berobat ke puskesmas karena keadaaan ekonomi yang tidak mampu. Pendekatan

    yang dilakukan adalah penatalaksanaan dengan modifikasi gaya hidup, disamping diperlukan

    penatalaksanaan obat-obatan. Modifikasi gaya hidup adalah dengan melakukan olahraga secara

    rutin dan sentiasa berlatih teknik relaksasi. Dari segi obat, pasien diberikan obat OAINS,

    analgesic oral dan topical dan obat yang bersifat chondroprotective.

    Keadaan Biologis

    Keadaan biologis pasien berada pada garis keturunan yang sehat dan pasien sendiri mengatakan

    bahwa di dalam silsilah keluarganya tidak terdapat penyakit ini.

    Keadaan Psikososial

    Pasien berada di lingkungan keluarga yang harmonis. Bukan hanya dengan anggota keluarganya,

    melainkan dengan tetangga juga memiliki hubungan yang harmonis. Pasien sangat menikmati

    hidupnya, dalam arti tidak memiliki banyak masalah karena di dukung oleh anggota keluarga

    yang dapat menciptakan suasana keluarga yang harmonis.

    Keadaan Sosiologis

    Kehidupan social bermasyarakat pasien adalah sedang. Kawasan RT yang didiami pasien kurang

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    26/30

    Page | 26

    membuat aktiviti social karena bapak RT yang sibuk. Tetapi pasien selalu mengikut aktiviti

    keagamaan atau perayaan bersama-sama dengan keluarga dan jiran.

    Keadaan Ekonomi

    Keadaan ekonomi pasien tergolong cukup. Untuk menghidupi kehidupan sehari-hari, pasien

    menggunakan uang dari anaknya yang bekerja. Sedangkan untuk anak-anaknya menghidupi

    kebutuhannya masing-masing tanpa melibatkan pasien. Pasien tidak memiliki tanggungan. Jadi

    dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya tidak ada kendala. Tetapi disebabkan suami pasien

    menghidap hipertensi kronis maka pengobatan hanya diutamakan pada suaminya. Obat untuk

    dirinya tidak dibeli karena udah kurang mampu.

    Keadaan Budaya

    Pasien berasal dari Bogor. Dalam kehidupan sehari-harinya tidak terlalu menggunakan adat dari

    tempat asalnya.

    ANALISIS KUNJUNGAN RUMAH

    Kondisi pasien

    Kunjungan rumah pasien pertama dilakukan pada tanggal 14 Juli 2011. Pada saat kunjungan

    pasien sedang beristirahat dan bermain bersama cucunya. Pasien bercerita tentang keluhan

    penyakitnya yang sudah dialami selama 2 tahun. Pasien kelihatan sedikit letih setelah selesai

    mendukung cucunya. Tidak mempunyai masalah gerak tetapi mengeluh sendinya sakit kalau

    mahu bangun dari duduk.

    Pekerjaan

    Pekerjaan pasien sebagai ibu rumah tangga

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    27/30

    Page | 27

    Keadaan Rumah

    a. Letak / lokasi: rumah terletak di Kaliangan, Kecamatan Tambura, Jakarta Barat

    b. Bentuk rumah: permanen

    c. Luas rumah: 3m x 8m

    d. Lantai rumah: lantai rumah dari keramik dan tidak lembab.

    e. Ventilasi : Cahaya yang masuk ke rumah dirasakan sedang. Rumahnya agak ke dalam dan

    jumlah cahaya yang masuk tidak begitu banyak.

    f. Sanitasi dasar:

    - Sumber air: Pasien menggunakan air ledeng sebagai sumber air.

    - Jamban: Terdapat 1 kamar mandi dengan WC jongkok.

    - Tempat sampah: terdapat dorongan sampah yang datang setiap pagi untuk

    mengumpul sampah.

    g. Pemanfaatan halaman: Pasien tidak memiliki halaman.

    Keadaan Lingkungan

    Setelah saya mengamati keadaan rumah pasien, saya dapat menyimpulkan bahwa keadaan rumah

    pasien tergolong kedalam kebersihan yang sedang. Dari segi penerangan masih belum cukup,

    dalam sedikit gelap jika lampu dipadamkan Keadaan di luar rumah agak kurang bersih karena di

    depan rumahnya ada warong yang tidak rapi.

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    28/30

    Page | 28

    BAB V

    PENUTUP

    I. KesimpulanOsteoartritis merupakan penyakit degenerasi yang mengenai cartilago(tulang rawan

    sendi) dimana hal ini mengganggu aktivitas sehar-hari terutama bila mengenai sendi

    lutut. Ternyata osteoartritis merupakan penyakit yang perlu perhatian khusus dan

    tidak bisa dianggap ringan, karena bila penyakit ini tidak didapatkan terapi secara

    intensif maka akan memperberat keadaan sendi itu sendiri di mana sendi akan

    mengalami kemunduran.

    II. Saran

    1. Lakukan olahraga sesuai kebutuhan dan kemampuan2. Kendalikan berat badan3. Konsumsi makanan sehat4. Berikan kompres panas untuk mengurangi nyeri, relaksasi & melancarkan

    aliran darah.

    5.

    Berikan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit & ketegangan otot saatterjadi kekambuhan

    6. Pilih alas kaki yang tepat & nyaman7. Lakukan relaksasi dengan berbagai teknik8. Konsumsi obat-obatan sesuai anjuran dokter9. Dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari :

    - Gunakan alat bantu untuk mengatasi rasa nyeri

    - Hindari gerakan yang meregangkan sendi jari tangan

    - Sesekali rileks agar tidak terlalu letih

    - Gunakan otot & sendi yang paling kuat

    - Sebarkan beban pada beberapa sendi

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    29/30

    Page | 29

    BAB VI

    LAMPIRAN

  • 7/28/2019 Sl Family Folder Zoe

    30/30

    BAB VII

    Daftar Pustaka

    1. Soeroso J, Isbagio H, Kalim H, dkk. Buku ajar ilmu penyakit dalam : osteoartritis. Edisi IV.Jilid II. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran

    Universitas Indonesia ; 2006. h. 1205-12.

    2. Nasution AR, Sumariyono. Buku ajar ilmu penyakit dalam : Introduksi reumatologi. EdisiIV. Jilid II. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran

    Universitas Indonesia ; 2006. h. 1083-87.

    3. Isbagio H, Setiyohadi B. Buku ajar ilmu penyakit dalam : Anamnesis dan pemeriksaan fisispenyakit muksuloskeletal. Edisi IV. Jilid II. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu

    Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ; 2006. h. 1149-56.

    4. Price SA, Wilson LM. Patofisiologis: konsep klinis proses-proses penyakit ; alih bahasa ,Brahm U. Pendit ... [et. al.] ; editor edisi bahasa Indonesia, Huriawati Hartanto ... [et. al.].

    Edisi 6. Jakarta : EGC ; 2005.

    5. Sumariyono. Buku ajar ilmu penyakit dalam : Atrosentesis dan analisis cairan sendi. EdisiIV. Jilid II. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran

    Universitas Indonesia ; 2006. h. 1157-60.6. Osteoartritis. 6 Januari 2009. Diunduh dari

    http://www.lenterabiru.com/2009/01/osteoartritis.html. 18 Juli 2011.

    7. Osteoartritis. 4 Juni 2009. Diunduh darihttp://www.irwanashari.com/2008/01/osteoarthritis.html. 19 Juli 2011.

    8. Penatalaksanaan Osteoartritis. Maret 2009. Diunduh darihttp://www.irwanashari.com/2009/03/penatalaksanaan-osteoartritis.html. 19 Juli 2011.

    9. Price S.A., Wilson L.M., Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit Buku II. Edisi 6.Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2005.

    http://www.irwanashari.com/2008/01/osteoarthritis.html.%2026%20maret%202010http://www.irwanashari.com/2008/01/osteoarthritis.html.%2026%20maret%202010http://www.irwanashari.com/2009/03/penatalaksanaan-osteoartritis.htmlhttp://www.irwanashari.com/2009/03/penatalaksanaan-osteoartritis.htmlhttp://www.irwanashari.com/2009/03/penatalaksanaan-osteoartritis.htmlhttp://www.irwanashari.com/2008/01/osteoarthritis.html.%2026%20maret%202010