SkripsiKU Akhir

119
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Be lak ang Masalah Dalam rangka menyikapi era gl obalisasi, Pemeri nt ah Republ ik Ind one sia tel ah mel akukan ber bag ai langka h kon kri t gun a mel aks ana kan reformasi disegala bidang, salah satu tandanya dengan dikeluarkannya UU  No. 22 tahun 199 9 ten tang Oto nomi Daer ah dan UU No. 25 tah un 199 9 tentan g Pe ri mb angan Ke ua ngan Pusa t da n Da er ah yang ke mu di an disempurnakan dengan UU No.32 dan 33 tahun 2004. Khususnya mengenai reformasi bidang pendidikan, pemerintah telah berusaha untuk menjabarkan desentralisasi pendidikan di daerah-daerah seperti yang tercantum dalam pasal 7 Undang-Undang No. 22 tahun 1999. Dari mulai tingkatan pendidikan dasar dan mene nga h yan g dia tur sepe nuh nya oleh peme rintah daera h sampai  pend idika n tinggi yang diber i kewenan gan meng elola insti tusin ya dalam  bentuk Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Dalam PP No.153 tahun 2000 dijela skan penge lolaan Perguruan Tinggi BHMN tersebut melip uti sumb er daya, kerjasama dan keuangan sepenuhnya diserahkan ke perguruan tinggi  bersangkutan ( http://www.ugm.ac.id/workshop, 07 Juli 2004). Undang-undang otonomi daerah tersebut memberi wewenang kep ada  perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan untuk melakukan otonomi dalam  peng emban gan insti tusin ya. Dalam perkembanga n selan jutny a pemer intah menindaklan juti reformasi pendi dikan tersebut denga n meng eluarkan UU 1

Transcript of SkripsiKU Akhir

Page 1: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 1/119

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam rangka menyikapi era globalisasi, Pemerintah Republik 

Indonesia telah melakukan berbagai langkah konkrit guna melaksanakan

reformasi disegala bidang, salah satu tandanya dengan dikeluarkannya UU

 No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan UU No. 25 tahun 1999

tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang kemudian

disempurnakan dengan UU No.32 dan 33 tahun 2004. Khususnya mengenai

reformasi bidang pendidikan, pemerintah telah berusaha untuk menjabarkan

desentralisasi pendidikan di daerah-daerah seperti yang tercantum dalam pasal

7 Undang-Undang No. 22 tahun 1999. Dari mulai tingkatan pendidikan dasar 

dan menengah yang diatur sepenuhnya oleh pemerintah daerah sampai

  pendidikan tinggi yang diberi kewenangan mengelola institusinya dalam

 bentuk Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Dalam PP No.153 tahun 2000

dijelaskan pengelolaan Perguruan Tinggi BHMN tersebut meliputi sumber 

daya, kerjasama dan keuangan sepenuhnya diserahkan ke perguruan tinggi

 bersangkutan (http://www.ugm.ac.id/workshop, 07 Juli 2004).

Undang-undang otonomi daerah tersebut memberi wewenang kepada

 perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan untuk melakukan otonomi dalam

  pengembangan institusinya. Dalam perkembangan selanjutnya pemerintah

menindaklanjuti reformasi pendidikan tersebut dengan mengeluarkan UU

1

Page 2: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 2/119

Sisdiknas (UU No.20 Tahun 2003). Semangat otonomi dari peraturan tersebut

menegaskan bahwa perguruan tinggi diberi keleluasaan untuk 

mengembangkan segala potensinya dengan mengadakan kerjasama akademik 

dan non akademik dengan lembaga atau badan di dalam maupun di luar negeri

tanpa terkait secara langsung ataupun tidak langsung dengan pemerintah

 pusat. Kerjasama yang dikembangkan tentunya tidak hanya bertaraf lokal saja

melainkan sampai melakukan kerjasama luar negeri (internasional).

Sebenarnya dalam peraturan terdahulu, terutama dalam pasal 122

Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi

disebutkan bahwa perguruan tinggi dapat melaksanakan kerjasama dengan

 perguruan tinggi lain dan atau lembaga lain baik di dalam maupun di luar 

negeri dalam upayanya untuk meningkatkan kualitas belajar dan mengajar di

  perguruan tinggi yang bersangkutan. Selengkapnya untuk kerjasama luar 

negeri diatur kemudian dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan No. 0109/U/1992 serta petunjuk pelaksanaannya yang ditetapkan

dengan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi No.

72/Dikti/Kep/1992. Kedua peraturan tersebut memberikan kemudahan secara

teknis dan yuridis kepada institusi pendidikan tinggi untuk mengadakan

kerjasama dengan berbagai pihak di dalam dan luar negeri dengan

memanfaatkan semua potensi yang ada dalam menjalin kerjasama. Namun

karena semangat sentralisasi dalam segala bidang termasuk dalam pendidikan

 pada saat itu masih kuat maka pengembangan kerjasama luar negeri perguruan

tinggi masih stagnan dan diatur sepenuhnya oleh pemerintah pusat. Saat ini,

2

Page 3: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 3/119

setelah reformasi digulirkan peluang tersebut sangat terbuka, namun pada

realitanya peluang menjalin kerjasama tentunya tidak tercipta begitu saja,

melainkan harus memiliki metode dan strategi tertentu yang memerlukan

 perencanaan matang, koordinasi dan relasi yang baik. Selanjutnya agar tujuan

 peningkatan kualitas pendidikan melalui kerjasama luar negeri di atas tercapai

maka harus mengacu pada kaidah yang tepat yaitu berdasarkan kaidah hukum

internasional.

Sebagai contoh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang sudah

menerapkan pola kerjasama berdasarkan standar kaidah hukum internasional

adalah Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, yang sampai akhir tahun

2002 tercatat 14 kerjasama dengan perguruan tinggi di Eropa, 8 perguruan

tinggi di Asia dan 9 perguruan tinggi di Australia yang hampir semuanya

dilaksanakan berdasarkan perjanjian secara tertulis melalui Memorandum of 

Understanding  (MOU) (http://www.undip.ac.id/kerjasama.htm, tanggal 13

September 2004). Selain itu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) seluruh Indonesia

sudah sejak lama menjalin kerjasama dengan institusi pendidikan di luar 

negeri. Berdasarkan rekapitulasi jumlah kerjasama luar negeri perguruan

tinggi swasta di Indonesia periode tahun 1998-2000 saja tercatat 311

kerjasama untuk 17 kopertis wilayah dan untuk kopertis wilayah V (D.I.

Yogyakarta) terdapat 30 kerjasama yang terlaksana dengan berlandaskan

MOU ( http://www.dikti.org/pts1998-2000, 24 Agustus 2004).

Kalau melihat contoh pelaksanaan kerjasama internasional di atas,

kemudian timbul pertanyaan mengapa setiap perjanjian internasional harus

3

Page 4: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 4/119

  berdasarkan pada bukti tertulis melalui Memorandum of Understanding 

(MOU) atau Nota Kesepakatan, jawabannya karena MOU merupakan dan

termasuk suatu perjanjian yang dibuat oleh 2 (dua) pihak yang berkepentingan

(Mulyadi, SH. LLM dalam http//.www.hukum-online.com/wawancara,

tanggal 28 September 2004) dan menurut Mohd.Burhan Tsani (1990:67)

dalam pergaulan internasional MOU adalah instrumen penting untuk 

mendapatkan pengakuan umum anggota masyarakat bangsa-bangsa.  Oleh

karenanya suatu MOU yang dibuat antara 2 (dua) belah pihak akan mengikat

kedua belah pihak tersebut. Kedua belah pihak tersebut sedemikian rupa

harus mematuhi seluruh ketentuan-ketentuan sebagaimana dinyatakan dalam

klausula-klausula yang terdapat dalam MOU. Lebih lanjut manfaat kerjasama

luar negeri dengan berlandaskan MOU setidaknya dapat dirasakan oleh

Universitas Islam Indonesia (UII) dikala pelaksanaan MOU itu mandeg atau

dengan istilah “MOU macan kertas” artinya kesepakatan mati bisa

dibangkitkan dan ditelusuri secara hukum supaya hidup kembali. Seperti yang

diungkapkan oleh Ir. Wiryono Rahardjo M.Arch PR IV UII dalam UII News,

Edisi 10 Tahun I, tanggal 17 Februari 2004.

Secara formal, peraturan terbaru mengenai pelaksanaan kerjasama atau

hubungan luar negeri diatur dengan UU No. 37 tahun 1999 tentang hubungan

luar negeri, secara tersirat dalam peraturan tersebut perguruan tinggi sebagai

institusi dan lembaga hukum di bawah Departemen Pendidikan Nasional

(Depdiknas) memiliki kecakapan hukum sebagai subjek hukum internasional

untuk mengadakan hubungan luar negeri dan sekaligus mengadakan perjanjian

4

Page 5: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 5/119

internasional sebagaimana tercantum dalam pasal 1 ayat 1 dan 3 sebagai

 berikut : dalam ayat 1 yang dimaksud dengan hubungan luar negeri adalah

setiap kegiatan yang menyangkut aspek regional dan internasional yang

dilakukan oleh Pemerintah di tingkat pusat dan daerah, atau lembaga-

lembaganya, lembaga negara, badan usaha, organisasi politik, organisasi

masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, atau warga negara Indonesia.

Selanjutnya dalam ayat 3 menyatakan, perguruan tinggi dapat mengadakan

  perjanjian internasional dengan mengacu pada maksud perjanjian dalam

 bentuk dan sebutan apa pun, yang diatur oleh hukum internasional dan dibuat

secara tertulis oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan satu atau lebih

negara, organisasi internasional atau subjek hukum internasional lainnya, serta

menimbulkan hak dan kewajiban pada Pemerintah Republik Indonesia yang

 bersifat hukum publik.

Dalam UU No. 24 Tahun 2000 tentang perjanjian internasional pasal 5

ayat 1 disebutkan bahwa lembaga negara dan lembaga pemerintah, baik 

departemen maupun non-departemen di tingkat pusat dan daerah yang

mempunyai rencana untuk membuat perjanjian internasional terlebih dahulu

melakukan konsultasi dan koordinasi mengenai rencana tersebut dengan

menteri.

Kedua undang-undang di atas selanjutnya akan mendasari pelaksanaan

kerjasama luar negeri setiap insititusi atau lembaga baik secara administrasi

maupun legalitas berdasarkan hukum internasional yaitu pemberian hak dan

5

Page 6: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 6/119

kewajiban dalam hal ini kepada perguruan tinggi untuk melaksanakan

kerjasama dan hubungan luar negeri.

Menurut biro kerjasama luar negeri departemen pendidikan nasional

dalam portal resmi Depdiknas (http//.www.depdiknas.go.id/info, tanggal 22

Oktober 2004) dalam kolom informasi mengenai tata cara melakukan

  perjanjian internasional di lingkungan departemen pendidikan nasional

setidaknya ada 15 bentuk kerjasama luar negeri yang bisa dituangkan dalam

 bentuk perjanjian internasional, yaitu :

1. Traktat (treaty)

2. Konvensi (convention)

3. Persetujuan (agreement )

4. Memorandum saling pengertian /MOU (Memorandum of Understanding )

5. Protokol ( protocol)

6. Piagam (charter )

7. Deklarasi (declaration)

8. Final Act 

9. Kesepakatan (arrangement )

10. Pertukaran Nota (exchange of notes)

11. Risalah yang disepakati (agreed minutes)

12. Summary Record 

13. Process Verbal 

14. Modus Vivendi

15. Letter of intent 

6

Page 7: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 7/119

Pada umumnya bentuk perjanjian internasional menunjukkan bahwa

materi yang diatur oleh perjanjian tersebut mewakili bobot kerjasama yang

  berbeda tingkatannya. Namun secara hukum perbedaan tersebut tidak 

mengurangi hak dan kewajiban para pihak yang tertuang di dalam suatu

  perjanjian internasional. Penggunaan suatu bentuk tertentu bagi perjanjian

internasional pada dasarnya hanya menunjukkan keinginan dan maksud para

 pihak terkait serta dampak politiknya bagi para pihak tersebut. Sebagaimana

secara umum sudah dipahami, bahwa setiap perjanjian melahirkan hubungan

hukum berupa hak-hak dan kewajiban bagi para pihak yang terikat pada

  perjanjian, dari semenjak perundingan untuk merumuskan perjanjian,

  pemberlakuan, pelaksanaan dan segala permasalahan yang timbul serta

  pengakhiran berlakunya perjanjian, seluruhnya tunduk pada hukum

internasional maupun hukum perjanjian internasional, sebagaimana yang

diungkapkan oleh I Wayan Parthiana (2002:17).

 Namun perlu diketahui, bentuk perjanjian bagaimana yang melahirkan

hubungan hukum berupa hak-hak dan kewajiban bagi para pihak yang terikat

 pada perjanjian dan adakah akibat hukumnya bagi suatu perjanjian hubungan

luar negeri yang tidak termasuk dalam 15 bentuk perjanjian di atas. Dalam arti

adakah perbedaan kekuatan hukum suatu perjanjian secara tertulis dengan

 perjanjian tidak tertulis. Pada umumnya perjanjian internasional digolongkan

dalam dua bentuk. Pertama, perjanjian internasional tidak tertulis, maksudnya

suatu perjanjian itu terbentuk berdasarkan suatu kebiasaan internasional

(sopan santun internasional) dimana perjanjian itu muncul manakala dua

7

Page 8: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 8/119

 pemimpin negara atau dua pihak yang mewakili lembaga dari suatu negara

yang berkumpul dalam suatu forum resmi atau setengah resmi dan terjadi

 percakapan timbal balik seolah-olah berjanji kepada pihak yang diajak bicara

dan bagi negara yang diajak bicara terhadap manapun ucapan atau perilaku itu

ditujukan, dapat memandangnya sebagai janji atau kesediaan negara yang

diwakilinya. Apalagi kalau ucapan itu diucapkan secara berkali-kali (Syahmin

AK,1985: 71-73). Kedua, perjanjian internasional tertulis, yaitu suatu

 perwujudan kata sepakat yang otentik dan mengikat para pihak. Kata sepakat

itu dirumuskan dalam bahasa dan tulisan yang dipahami dan disepakati para

 pihak yang bersangkutan (I Wayan Parthiana, 2002:27).

Dari kedua bentuk perjanjian di atas baik perjanjian tidak tertulis

maupun perjanjian tertulis sama-sama memiliki akibat hukum tertentu tetapi

lebih lanjut menurut I Wayan Parthiana, perjanjian internasional dengan

 bentuk tertulis menjamin adanya ketegasan, kejelasan, dan kepastian hukum

  bagi para pihak maupun bagi pihak ketiga yang mungkin suatu waktu

tersangkut pada perjanjian tersebut. Sedangkan perjanjian internasional dalam

  bentuk tidak tertulis dalam praktek hubungan antar negara harus memiliki

unsur-unsur tertentu supaya memenuhi kriteria hukum internasional. Selain itu

tidak semua perjanjian internasional dalam bentuk tidak tertulis dapat

dipandang sah sebagai suatu janji kepada pihak lain. Jadi terdapat perbedaan

yang signifikan secara kualitas yuridis (keterikatan pada hukum) suatu

hubungan luar negeri dalam bentuk perjanjian kerjasama secara tertulis dan

 bentuk perjanjian kerjasama secara tidak tertulis.

8

Page 9: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 9/119

Selanjutnya, lahirnya hubungan hukum berupa hak-hak dan kewajiban

 bagi para pihak yang terikat pada perjanjian menandakan betapa pentingnya

suatu kerjasama luar negeri yang berdasarkan kaidah hukum internasional.

Dan pelaksanaan kerjasama luar negeri yang berbentuk tertulis atau tidak 

tertulis inilah yang menarik perhatian untuk diteliti di Universitas Negeri

Yogyakarta, karena Universitas Negeri Yogyakarta sebagai institusi

  pendidikan tinggi negeri yang memiliki kewenangan dan otonomi untuk 

melaksanakan hubungan atau kerjasama luar negeri sebagaimana telah

dijelaskan dalam peraturan di atas belum memanfaatkan secara maksimal

kekuatan hukum dari MOU secara yuridis dalam melaksanakan kerjasama luar 

negerinya, selain itu kurangnya upaya peningkatan jumlah kerjasama dan

 berbagai kendala yang dihadapi Universitas Negeri Yogyakarta menyebabkan

secara kualitas dan kuantitas kerjasama belum signifikan dirasakan.

Dalam Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

 Nomor 003/O/2001 tentang Statuta Universitas Negeri Yogyakarta, BAB XV

tentang Kerjasama, pasal 83 menyatakan :

(1). Untuk melaksanakan kegiatan akademik, Universitas Negeri Yogyakarta

menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dari dalam dan luar negeri.

(2). Kerjasama akademik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah

kerjasama dalam pelaksanaan dan atau pengembangan pendidikan,

 penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam pengertian luas.

Berlandaskan statuta tersebut sebenarnya banyak yang bisa dilakukan

Universitas Negeri Yogyakarta dalam upayanya meningkatkan kualitas dan

9

Page 10: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 10/119

kuantitas pelaksanaan kerjasama luar negerinya. Sebagai pedoman yuridis

 pengembangan universitas, secara umum statuta tersebut bisa dijadikan modal

  penanganan secara professional serta pemahaman dari pelaku kerjasama

mengenai kemampuan strategi dan tools yang dibutuhkan untuk kerjasama

yang akan dilaksanakan baik dari aspek teknis maupun hukum (lampiran

Pidato Rektor UNY, pada Dies Natalis ke XXXVII, 21 Mei 2001).

Sebagai gambaran disajikan daftar mitra kerjasama Universitas Negeri

Yogyakarta yang telah dan sedang menjalin kerjasama mulai tahun 1993-2004

sebagaimana tercantum dalam tabel 1 berikut ini.

10

Page 11: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 11/119

Tabel 1. Daftar Mitra Kerjasama Luar Negeri Universitas Negeri

Yogyakarta Tahun 1993-2004

  No Nama Mitra Macam Naskah Dan Waktu TandaTangan

Komponen Kerjasama Bidang Ilmu

MOU Tanpa MOU

1 Deakin UniversityAustralia

Tanpa MOUTahun 1993

Pertukaran InformasiPenelitian, Informasi,

Staf dan Mahasiswa

Bahasa Asing(Inggris dan

Indonesia)

2 University of Western Sydney(UWS) Australia

Tanpa MOU25 November 1996

Pertukaran di beberapa bidang akademis:

research, pengajaran, science, Teknologi dan

Informasi

• Historical CoursesProgram

• Seminar dan

Workshop

Olahraga

• Pertukaran Staf 

• Kerajinan dan Seni

3 Charles Sturt Univesity (CSU)

Australia

Tanpa MOU

05 Januari

1998

Pelatihan, pertukaran

 bahan penelitian, staf 

dan mahasiswa

• Pertukaran bahasa

dan budaya

• Pertukaran dosen

dam mahasiswa

4 La-Trobe University

Australia

Tanpa MOU

Januari 1995

Pertukaran Informasi

disemua bidang

akademis: research,

 pengajaran, science,Teknologi dan

Informasi

Semua bidang

5 AMESAustralia

Tanpa MOUTahun 1996

Pelatihan, pertukaran bahan penelitian, staf 

dan mahasiswa

Semua bidang

6 University of NewcastleAustralia

Tanpa MOUTahun 2001

Pelatihan, pertukaran bahan penelitian, staf 

dan mahasiswa

Semua bidang

7 The University of ProfesionalEducation of Utrech

Belanda

MOUTanggal 21

Juni 2002

Pelatihan, pertukaran bahan penelitian, staf 

dan mahasiswa

Semua bidang

8 Sun Moon UniversityKorea Selatan

MOUTanggal 25

Februari 2002

Pelatihan, pertukaran bahan penelitian, staf 

dan mahasiswa

Semua bidang

9 Hogskolan I BorasSwedia

MOUTanggal 2

Juni 2002

Pelatihan, pertukaran bahan penelitian, staf 

dan mahasiswa

Semua bidang

10 Osaka Sangyo University

Jepang

Tanpa MOU

Tanggal 24 Februari

2003

Semua bidang

11 Deutscher Akademischer 

Austauch-Dienst (DAAD)

Tanpa MOU Tahun

2003

Pertukaran Pengajar Bahasa Jerman dan

Beasiswa

12 Sun Moon UniversityKorea Selatan Dan Asian

University Federation

Tindaklanjut MOU2003-2004

Beasiswa dari AUFuntuk belajar di SMU

Bahasa Korea

13 Australia Consortium for In-

Country Indonesia StudiesAustralia

Tindak lanjut

kerjasama,TanpaMOU Tahun 2004

Pertukaran Pelajar Fotografi, tari,

lingkungan, musik dan pengajaran

 bahasa Indonesia

untuk orang asing

14 European Union Tanpa MOU Tahun

2004

Pengiriman/pertukara

m informasi

Pengiriman buku,

leafleat, dan kaset

video tentang Negara-negara UE

dan tawaran grant

15 Japan InternationalCorporation Agency (JICA)

MOU Tindak lanjut MOUdengan FMIPA

Peningkatan mutu pengajaran matematika

dan sains

Hibah peralatanlaboratotium,

 pelatihan dan buku-

 buku.

Sumber : Laporan Pelaksanaan Kerjasama Luar Negeri tahun 2003-2004,

Kantor kerjasama Humas dan Protokol Universitas Negeri Yogyakarta.

11

Page 12: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 12/119

Berdasarkan data di atas, nampak secara kuantitas sedikit sekali jumlah

kerjasama yang dilakukan Univesitas Negeri Yogyakarta dengan pihak luar 

negeri. Kemudian dari kualitas kerjasama yaitu macam naskah kerjasama

yang dilakukan terutama untuk penggunaan naskah kerjasama secara tertulis

(berbentuk MOU) dalam menjalin kerjasama, nampak hanya empat MOU dari

lima belas kerjasama yang pernah dan sedang dijalin. Dengan demikian sudah

menjadi tugas bagi Universitas Negeri Yogyakarta melalui Kantor Kerjasama,

Humas dan Protokol untuk lebih meningkatkan kuantitas dan kualitas

kerjasama dengan pihak luar negeri, sehingga terjalin kerjasama yang saling

menguntungkan untuk kemajuan Universitas Negeri Yogyakarta dalam segala

aspek pengembangan dan pembangunan yang dibutuhkan.

12

Page 13: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 13/119

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

 beberapa masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kualitas dan kuantitas pelaksanaan kerjasama yang dilakukan

Universitas Negeri Yogyakarta dalam upaya meningkatkan jalinan

kerjasama luar negeri?

2. Hambatan apakah yang dihadapi Universitas Negeri Yogyakarta dalam

upaya menjalin pelaksanaan kerjasama luar negeri?

3. Upaya apa yang telah dan akan di lakukan oleh Universitas Negeri

Yogyakarta untuk mengatasi hambatan tersebut?

C. Tujuan Penelitian

Ada hal-hal yang ingin diketahui dalam penelitian yang menjadi tujuan

dari penelitian, antara lain :

1. Untuk mengetahui kualitas dan kuantitas pelaksanaan kerjasama luar 

negeri yang dilakukan Universitas Negeri Yogyakarta dalam upaya

menjalin kerjasama luar negeri.

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi Universitas Negeri

Yogyakarta dalam upaya menjalin pelaksanaan kerjasama luar negeri.

3. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Universitas Negeri Yogyakarta

dalam mengatasi hambatan tersebut.

13

Page 14: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 14/119

Page 15: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 15/119

3. Kerjasama Luar Negeri

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kerjasama artinya kegiatan

atau usaha yang dilakukan oleh beberapa pihak untuk mencapai tujuan

 bersama. Jadi dalam hal ini yang dimaksud pelaksanaan kerjasama luar 

negeri adalah kegiatan atau usaha yang dilaksanakan oleh Universitas

 Negeri Yogyakarta dengan pihak luar negeri untuk mencapai tujuan

 bersama.

15

Page 16: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 16/119

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian, Tugas dan Fungsi Perguruan Tinggi

1. Pengertian Perguruan Tinggi

Menurut UU No. 20 tahun 2003 pasal 19 ayat 1 :

“yang dimaksud perguruan tinggi adalah merupakan jenjang

  pendidikan setelah pendidikan menengah mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggi ”.

Selain itu perguruan tinggi juga mempunyai pengertian pendidikan

 pada jenjang yang lebih tinggi daripada pendidikan menengah di jalur 

 pendidikan sekolah. Perguruan Tinggi di sini adalah tingkatan universitas

yang terdiri atas sejumlah fakultas yang menyelenggarakan pendidikan

akademik dan/atau profesional dalam sejumlah disiplin ilmu tertentu (H.

Basir Barthos,1992:25).

2. Tugas Perguruan Tinggi

Menurut Cony R. Semiawan (1998:12) secara umum tugas

  penyelenggaraan pendidikan tinggi saat ini bertambah berat karena

  paradigma baru seperti akuntabilitas, kualitas pendidikan, otonomi dan

evaluasi diri pendidikan tinggi dipersyaratkan oleh masa depan yang

menuntut aktualisasi keunggulan kemampuan manusia secara optimal,

yang sementara ini masih “tersembunyi” dalam diri (hidden excellence in

 personhood ). Prinsip-prinsip sebagaimana tersebut di atas dihadang oleh

  berbagai masalah krusial dalam strategi pengembangannya. Peradaban

16

Page 17: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 17/119

 baru yang dijanjikan oleh abad baru ke 21 menuntut perguruan tinggi

untuk mampu menciptakan lulusan perguruan tinggi untuk berkinerja,

sehingga dapat bertahan ( survive) dan berkembang mencapai aktualisasi

keunggulan secara optimal. Namun pada dasarnya strategi dalam

mencapai cita-cita tersebut banyak ditentukan oleh visi dan kebijaksanaan

( policy) pengambil keputusan dalam proses pengembangan pendidikan

tinggi di perguruan tinggi bersangkutan (pimpinan perguruan tinggi).

Secara khusus tugas perguruan tinggi dapat kita lihat dalam PP No.

30 tahun 1990 tentang Perguruan Tinggi. Dalam ketentuan umum, Pasal 1

ayat 2 :

“Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang

menyelenggarakan pendidikan tinggi”.

Selanjutnya dalam mukadimah Keputusan Menteri Pendidikan

 Nasional nomor 603/O/2001 dinyatakan tugas perguruan tinggi adalah :

“…… berperan aktif dalam perbaikan dan pengembangan kualitas

kehidupan dan kebudayaan, pengembangan ilmu pengetahuan, dan

  pengembangan pengertian dan kerjasama internasional untuk 

mencapai kedamaian dunia dan kesejahteraan lahir batin umat

manusia berkelanjutan…”.

Di situ dijelaskan bahwa  selain diberi tugas  untuk 

menyelenggarakan pendidikan tinggi, perguruan tinggi juga mengemban

tugas pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia,

  pengembangan kerjasama internasional, kedamaian dunia dan

kesejahteraan lahir batin umat manusia.

3. Fungsi Perguruan Tinggi

17

Page 18: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 18/119

Selanjutnya menurut Conny R. Semiawan (1998:33) pendidikan

tinggi antara lain berfungsi untuk mempersiapkan peserta didik menjadi

manusia yang memiliki perilaku, nilai dan norma sesuai sistem yang

 berlaku sehingga mewujudkan totalitas manusia yang utuh dan mandiri

sesuai tata cara hidup bangsa. Dalam penelitian ini, peneliti ingin

menyoroti wewenang para pengambil kebijakan di perguruan tinggi yang

  berkaitan langsung dalam kewenangannya menentukan kebijakan

kerjasama luar negeri disatuan pendidikan perguruan tinggi untuk menguji

sejauh mana peran pengambil kebijakan di Perguruan Tinggi dalam upaya

  peningkatan kerjasama luar negeri. Mengenai kewenangan penentuan

kebijakan ini, PP No.30 tahun 1990 Bab I Pasal 1 ayat 8 tentang ketentuan

umum mengatur sebagai berikut :

“Perangkat kewenangan tertinggi dalam penentuan kebijakan

adalah pimpinan perguruan tinggi sebagaimana ditetapkan di

 perguruan tinggi masing-masing”.

Para pimpinan perguruan tinggi dengan wewenangnya bertugas

untuk mengembangkan perguruan tinggi-nya ke luar dan ke dalam

 berdasarkan pedoman tertentu yang disebut statuta, yang termaktub dalam

Bab I Pasal 1 ayat 7 tentang aturan umum perguruan tinggi yang berbunyi:

“Statuta adalah suatu pedoman dasar penyelenggaraan kegiatan

yang dipakai sebagai acuan untuk merencanakan, mengembangkan

 program dan penyelenggaraan kegiatan fungsional sesuai dengan

tujuan perguruan tinggi yang bersangkutan, berisi dasar yang

dipakai sebagai rujukan pengembangan peraturan umum, peraturan

akademik dan prosedur operasional yang berlaku di perguruan

tinggi yang bersangkutan”.

18

Page 19: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 19/119

Statuta tersebutlah yang menjadi pedoman dan barometer 

keberhasilan dan kemajuan pengembangan perguruan tinggi dari salah satu

upaya ke arah pengembangannya melalui kerjasama luar negeri. Hal ini

 bukan tidak berdasarkan alasan yang jelas melainkan sudah dirasakan

menjadi keperluan mendesak. Sebagaimana Asosiasi Perguruan Tinggi

Agama Islam (APTAIS) mengemukakan bahwa pembukaan kerjasama

luar negeri adalah langkah strategis meningkatkan kualitas PTAIS (Swara

Dipertais, No.14 Th.II, 31 Agustus 2004).

B. Tinjauan Umum Hukum Internasional

1. Pengertian Hukum Internasional

Berbicara tentang hukum internasional maka akan dihadapkan

  pada dinamika hukum internasional itu sendiri yang terus berkembang

sesuai dengan perubahan jaman baik dari segi subjek maupun isinya. Hal

tersebut setidaknya dapat kita lihat dari berbagai macam pendapat para

ahli Hukum Internasional dalam mendefinisikannya.

Banyak para ahli hukum memberikan definisi hukum internasional,

diantaranya adalah Rebbeca M. Wallace (1986:1) mengemukakan bahwa:

“Hukum internasional adalah peraturan-peraturan dan norma-

norma yang mengatur tindakan negara-negara dan kesatuan lain

yang pada suatu saat diakui mempunyai kepribadian internasional.”

Sedangkan Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes (2003:4)

memberikan definisi sebagai berikut:

“Hukum internasional ialah keseluruhan kaidah dan asas yang

mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas Negara

19

Page 20: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 20/119

antara: (1) Negara dengan Negara (2) Negara dengan subjek 

hukum lain bukan Negara atau subjek hukum bukan Negara satu

sama lain.”

Pendapat lain datang dari J.G. Starke (1992:15) yang

mendefinisikan Hukum Internasional sebagai berikut:

“Hukum internasional sebagai keseluruhan hukum yang untuk 

sebagian besar terdiri dari prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah

  perilaku yang terhadapnya negara-negara merasa dirinya terikat

untuk menaati, dan karenanya benar-benar ditaati secara umum

dalam hubungan-hubungan mereka satu sama lain”.

Berdasarkan pengertian hukum internasional dari beberapa pakar 

hukum internasional di atas, dapat terlihat gambaran umum tentang isi dan

ruang lingkup hukum internasional. Di dalamnya terkandung unsur, subjek 

atau pelaku-pelaku yang berperan, hubungan-hubungan hukum antara

subjek serta kaidah-kaidah maupun prinsip-prinsip hukum yang lahir dari

hubungan antar subjek tersebut yang keseluruhannya itu merupakan suatu

kesatuan yang saling terjalin satu dengan yang lainnya (I Wayan

Parthiana, 1990:4).

2. Subjek Hukum Internasional

a. Subjek Hukum Internasional Umum

Menurut I Wayan Parthiana (1990:58) subjek hukum pada

umumnya diartikan sebagai pemegang hak dan kewajiban menurut hukum.

Dengan kemampuan sebagai pemegang hak dan kewajiban tersebut,

  berarti adanya kemampuan untuk mengadakan hubungan hukum yang

melahirkan hak-hak dan kewajiban. Secara umum yang dipandang sebagai

subjek hukum adalah : (a) individu atau orang perorangan atau disebut

20

Page 21: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 21/119

  pribadi alam dan (b) badan atau lembaga yang sengaja didirikan untuk 

suatu maksud dan tujuan tertentu yang karena sifat, ciri, dan coraknya

yang sedemikian rupa dipandang mampu berkedudukan sebagai subjek 

hukum. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa subjek hukum

internasional adalah pemegang atau pendukung hak dan kewajiban

menurut hukum internasional; dan setiap pemegang atau pendukung hak 

dan kewajiban menurut hukum internasional adalah subjek hukum

internasional.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh F. Sugeng Istanto (1998:17)

yang mengatakan bahwa yang dianggap sebagai subjek hukum bagi

hukum internasional adalah negara, organisasi internasional dan individu.

Subjek hukum tersebut masing-masing mempunyai hak dan kewajiban

sendiri yang berbeda satu sama lain.

 b. Subjek Hukum Internasional Khusus

Yang dimaksud subjek hukum internasional khusus menurut I

Wayan Parthiana (1990:58) adalah pribadi hukum atau badan-badan

hukum dalam sistem hukum nasional dari pelbagai negara seperti

  perseroan terbatas, lembaga hukum adat dan lain-lainnya. Pribadi

hukum/badan hukum tersebut lazim dipandang sebagai subjek hukum

internasional tetapi juga bisa berkedudukan sebagai subjek hukum

nasional.

Berpegang pada pengertian subjek hukum internasional pada

umumnya dan subjek hukum internasional pada khususnya di atas maka

21

Page 22: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 22/119

secara mudah dapat dirumuskan apa yang dimaksud dengan subjek hukum

internasional. Subjek hukum internasional adalah pemegang dan

  pendukung hak dan kewajiban hukum internasional. Dengan perkataan

lain, setiap pendukung atau pemegang hak dan kewajiban internasional

(termasuk di dalamnya pribadi hukum dan badan hukum nasional) adalah

subjek hukum internasional. Kemudian siapa saja yang diakui sebagai

subjek hukum internasional. Ada beberapa pendapat pakar hukum

internasional di bawah ini:

a. Menurut Mochtar kusumaatmadja, subjek hukum

internasional ada 6 :

1. Negara

2. Tahta Suci

3. Palang Merah Internasional

4. Organisasi Internasional

5. Orang perorangan (individu)

6. Pemberontak dan pihak dalam sengketa

(Mochtar Kusumaatmadja & Etty R. Agoes, 2002: 98-110)

 b. Menurut I Wayan Parthiana, subjek hukum internasional ada 8 :

1. Negara

2. Organisasi internasional

3. Palang Merah Internasional

4. Tahta suci atau Vatikan

5. Organisasi pembebasan atau bangsa-bangsa yang sedang

memperjuangkan hak-haknya.6. Wilayah-wilayah perwalian

7. Kaum beligerensi

8. Individu

( I Wayan Parthiana, 1990:59)

c. Menurut J.G Starke, subjek hukum internasioal ada 5 :

1. Lembaga-lembaga dan organisasi internasional

2. Negara

3. Individu-individu

22

Page 23: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 23/119

4. Bagian-bagian dari negara, wilaya-wilayah yang belum

merdeka, protektorat-protektorat dan wilayah-wilayah yang

dimasukan ke dalam lingkup beberapa konvensi.5. Para pemberontak (belligerent)

( J.G Starke, 1992: 77)

d. Lain hal menurut Rebecca M. Wallace yang menyebut subjek hukum

internasioal dengan istilah Kepribadian Internasional, menurutnya

subjek hukum internasional ada 4 :

1. Negara-negara

2. Organisasi organisasi internasional3. Individu

4. Kesatuan lain anomali-anomali (Tahta Suci).

( Rebecca M. Wallace, 1986: 62)

Perbedaan jumlah subjek hukum internasional yang dikemukan

 para pakar hukum internasional di atas menandakan bahwa hukum dan

subjek hukum internasional senantiasa berubah secara dinamis dan sudah

merupakan fakta yang tidak dapat disangkal lagi.

Fakta yang menunjukkan perubahan jumlah subjek hukum

internasional tersebut diakibatkan oleh meningkatnya hubungan-hubungan

internasional yang pada perkembangannya menempatkan badan-badan

hukum dalam sistem hukum nasional seperti perseroan terbatas (lembaga

negara), lembaga-lembaga hukum adat dan lainnya dipandang sebagai

subjek hukum internasional (I Wayan Parthiana, 1990:58). Dengan

 perkembangan tersebut secara legal lembaga negara seperti perguruan

tinggi dapat menjadi subjek hukum internasional.

3. Sumber Hukum Internasional

23

Page 24: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 24/119

Selanjutnya sebagai runtutan kajian permasalahan peneliti maka

yang paling pokok dalam penelitian adalah kajian sumber hukum

internasional dimana salah satu sumber hukum internasional adalah

 perjanjian internasional dan perjanjian internasional itu adalah hal yang

mutlak dalam melaksanakan hubungan atau kerjasama internasional.

Untuk lebih paham apa itu sumber hukum internasional maka pengertian

dan apa saja sumber hukum internasional harus diketahui terlebih dahulu.

Secara hukum formal I Wayan Parthiana (1990:148) mengatakan

 bahwa yang dimaksud sumber hukum internasional adalah segala sesuatu

yang berkaitan darimana awal mula atau asal usul hukum, bagaimana

terjadi hukum dan dalam bentuk apa saja hukum itu mewujudkan atau

menampakkan diri sebagai acuan atau petunjuk bagi Mahkamah

Internasional dalam memeriksa dan memutuskan suatu perkara

internasional.

Menurut J.G Starke (1992:42) yang dimaksud sumber hukum

internasional adalah bahan-bahan aktual darimana seorang ahli

menentukan kaidah hukum yang berlaku terhadap keadaan tertentu.

Hampir semua sarjana hukum internasional dalam membahas

sumber hukum internasional dalam arti formal, tidak jauh menyimpang

dari rumusan seperti tercantum dalam pasal 38 Statuta Mahkamah

Internasional. Tegasnya yang termasuk sebagai sumber hukum

internasional dalam arti formal adalah :

1. Kebiasaan

24

Page 25: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 25/119

2. Perjanjian internasional atau traktat

3. Keputusan pengadilan

4. Doktrin atau pendapat para sarjana

5. Keputusan-keputusan atau resolusi-resolusi organisasi internasional

Jadi dengan sangat jelas bahwa perjanjian internasional adalah

salah satu dari sumber hukum internasional yang oleh karenanya setiap

subjek hukum internasional mengadakan perjanjian internasional terikat

secara hukum di dalamnya (Mochtar Kusumaatmadja & Etty R. Agoes,

2002:113).

B. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Internasional

1. Pengertian Perjanjian Internasional

Secara umum dan luas perjanjian internasional dalam bahasa Indonesia

disebut juga persetujuan, traktat ataupun konvensi. Banyak para sarjana

hukum internasional memberikan definisi perjanjian internasional,

diantaranya adalah T. May Rudy (2002:123) mengemukakan :

“Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antara

anggota masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan untuk 

menimbulkan akibat hukum tertentu”.

Sedangkan menurut Mochtar Kusumaatmadja & Etty R. Agoes,

 pengertian perjanjian internasional lebih sederhana lagi :

“Perjanjian internasional adalah perjanjian yang diadakan antara

anggota masyarakat bangsa-bangsa dan bertujuan untuk 

mengakibatkan akibat hukum tertentu”.

25

Page 26: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 26/119

Menurut Rebecca M. Wallace (1986:20), secara tersirat

mendefinisikan:

“Perjanjian internasional adalah suatu perjanjian yang dilakukan

oleh subjek hukum internasional yang mengkin terjadi diantara dua

negera (bipartite) atau antara banyak negara (multi partite) yang

membentuk hukum-hukum (traite lois).

Menurut Konvensi Wina 1969 dan Konvensi Wina 1986 pasal 2

ayat 1 huruf a definisi perjanjian internasional adalah :

“Treaty means an international agreement concluded between

 states in written form and governed by international law, wheter embodied in a single instrument or in two or more related instrument ang whatever its particular designation”(Perjanjian internasional berarti suatu persetujuan internasional

yang ditanda-tangani antar Negara dalam bentuk tertulis dan diatur 

oleh hukum internasional, apakah dibuat dalam wujud satu

instrumen tunggal atau dalam dua instrumen yang saling

  berhubungan atau lebih dan apapun yang menjadi penandaan

khususnya).

Menurut I Wayan Parthiana (1992:12) dari keempat pengertian

 perjanjian internasional yang dikemukakan di atas masih sangat umum dan

luas, ditunjukkan pada:

 Pertama, dalam definisi semua subjek hukum internasional

dipandang dapat mengadakan perjanjian internasional, padahal dalam

kenyataan tidaklah setiap subjek hukum internasional dapat berkedudukan

sebagai pihak dalam perjanjian internasional atau tidak semua subjek 

hukum internasional itu dapat mengadakan perjanjian internasional.

Hingga kini, hanya negara, tahta suci, dan organisasi internasional (tidak 

semuanya), kaum belligerensi bangsa yang memperjuangkan hak-haknya

yang dapat berkedudukan sebagai pihak dalam perjanjian internasional.

26

Page 27: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 27/119

 Kedua, definisi tersebut di samping mencakup perjanjian

internasional tertulis juga mencakup perjanjian internasional yang

  berbentuk tidak tertulis, yang masing-masing memiliki karakter yang

sangat berbeda, meskipun sama-sama merupakan perjanjian internasional.

2. Fungsi Perjanjian Internasional

Menurut Mohd. Burhan Tsani (1990:66-67) dalam kehidupan

masyarakat internasional dewasa ini perjanjian internasional mempunyai

 beberapa fungsi yang tidak bisa diabaikan, diantaranya :

1. untuk mendapatkan pengakuan umum anggota

masyarakat bangsa-bangsa.

2. sarana utama yang praktis bagi transaksi dan

komunikasi antar anggota masyarkat negara.

3. berfungsi sebagai sumber hukum internasional

4. sarana pengembang kerjasama internasional secara

damai

3. Unsur-unsur Perjanjian Internasional

Salah-satu hal yang menjadi titik fokus perhatian penelitian ini

adalah dari segi bentuk perjanjian internasional tertulis atau tidak tertulis

yang telah jelas dikemukakan di atas memiliki kekuatan hukum yang

 berbeda walaupun sama-sama merupakan perjanjian internasional, namun

adakah para sarjana hukum internasional memberikan batasan pada

  perjanjian internasional tertulis dan tidak tertulis dalam menentukan

27

Page 28: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 28/119

  bentuk perjanjian internasional pada umumnya. Menurut I Wayan

Parthiana (1992:13) yang dimaksud perjanjian internasional yaitu:

“Kata sepakat antara dua atau lebih subjek hukum internasional

(negara, tahta suci, kelompok pembebasan, organisasi

internasional) mengenai suatu obyek tertentu yang dirumuskan

secara tertulis dan tunduk pada atau yang diatur oleh hukum

internasional”.

Dengan demikian maka dapat dijabarkan beberapa unsur atau

kualifikasi yang harus terpenuhi suatu perjanjian, untuk dapat disebut

sebagai perjanjian internasional, yaitu:

a. Kata sepakat

 b. Subjek-subjek hukum

c. Berbentuk tertulis

d. Obyek tertentu

e. Tunduk pada atau diatur oleh hukum internasional.

(Walter S. Jones, 1993:113)

4. Subjek-subjek hukum internasional yang memiliki kemampuan untuk 

mengadakan perjanjian internasional.

Menurut T. May Rudy (2002:131) pada umumnya hanya negara-

negara yang memenuhi syarat ketatanegaraan menurut hukum

internasional dan organisasi internasional yang dapat menjadi peserta dan

dapat mengadakan perjanjian internasional. Tetapi kemudian pernyataan

tersebut di atas dilengkapi oleh I Wayan Parthiana (2002:18), yang

menyatakan bahwa semua subjek hukum internasional adalah pemegang

hak dan kewajiban berdasarkan hukum internasional, termasuk memiliki

hak untuk mengadakan ataupun menjadi pihak atau peserta pada suatu

28

Page 29: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 29/119

  perjanjian internasional. Namun bukan berarti semua subjek hukum

internasional memiliki kemampuan untuk mengadakan ataupun sebagai

 pihak atau peserta pada perjanjian internasional. Dengan kata lain, tidak 

semua subjek hukum internasional memiliki kapasitas yang sama. Ada

yang memiliki kapasitas atau kemampuan penuh ( full capacity), ada yang

memiliki kemapuan lebih terbatas, bahkan ada yang sama sekali tidak 

memiliki kemampuan untuk mengadakan perjanjian internasional. Sebagai

contoh, individu dapat diakui sebagai subjek hukum internasional

sepanjang hak-hak dan kewajiban-kewajiban individu tersebut termasuk 

dalam masalah masyarakat dan hukum internasional. Tegasnya subjek-

subjek hukum internasional yang memiliki kemampuan untuk 

mengadakan perjanjian internasional adalah :

1. Negara

2. Negara bagian

3. Tahta suci atau Vatikan

4. Wilayah Perwalian

5. Organisasi Internasional

6. Kaum Beligerensi

7. Bangsa-bangsa yang sedang memperjuangkan haknya (I

Wayan Parthiana, 2002:14).

Selanjutnya negara sebagai subjek hukum internasional yang

memiliki kemampuan penuh untuk mengadakan perjanjian internasional,

 pada prakteknya tidak hanya mengadakan perjanjian antar negara dengan

29

Page 30: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 30/119

Page 31: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 31/119

dan daerah, atau lembaga-lembaganya, lembaga negara, badan usaha,

organisasi politik, organisasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat,

atau warga Negara Indonesia. Karena Universitas Negeri Yogyakarta

termasuk lembaga negara di bawah Departemen Pendidikan Nasional

maka dapat melakukan kegiatan internasional termasuk membuat

  perjanjian internasional. Namun dalam hal membuat perjanjian

internasional tersebut Universitas Negeri Yogyakarta harus terlebih dahulu

  berkonsultasi dengan Menteri Pendidikan Nasional sebagaimana diatur 

Undang-undang Nomor 37 Tahun 1999 pasal 13 :

“Lembaga Negara dan lembaga pemerintah, baik departemen

maupun non departemen yang mempunyai rencana untuk membuat

  perjanjian internasional terlebih dahulu melakukan konsultasi

mengenai rencana tersebut dengan menteri”

Kemudian diatur lebih lanjut melalui Undang-undang Nomor 24

Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional khususnya pasal 5 ayat 1

yang bunyinya hampir sama :

“Lembaga Negara dan lembaga pemerintah, baik departemen

maupun non departemen yang mempunyai rencana untuk membuat

 perjanjian internasional terlebih dahulu melakukan konsultasi dan

koordinasi mengenai rencana tersebut dengan menteri”

Adanya penambahan kata “koordinasi” pada pasal 5 ayat 1 tersebut

menunjukkan aturan yang lebih spesifik mengenai peraturan pembuatan

 perjanjian luar negeri lembaga pemerintah daripada aturan sebelumnya.

Sebenarnya aturan yang lebih lengkap mengenai pembuatan

  perjanjian di lingkungan lembaga pemerintah khusunya Departemen

Pendidikan Nasional dapat dilihat pada Informasi Pembuatan Perjanjian

31

Page 32: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 32/119

Internasional yang merupakan pedoman pembuatan perjanjian baku di

lingkungan Departemen Pendidikan Nasional. Dalam Bab IV pedoman

  pembuatan perjanjian internasional tersebut dijelaskan bahwa yang

dimaksud perjanjian internasional, meliputi beberapa jenis kerja sama luar 

negeri yang berbentuk kerjasama :

a. Antar pemerintah (Government to Government/G to G)

Kerjasama luar negeri G t o G ini dimaksudkan sebagai

kerjasama luar negeri antar pemerintah Republik 

Indonesia/Departemen Pendidikan Nasional dan pemerintah

negara asing secara bilateral.

 b. Antar pemerintah dan orgnisasi non pemerintah (Government 

to Non Government Organization/G to NGO).

Kerjasama luar negeri G to NGO ini dimaksudkan sebagai

kerjasama luar negeri antar pemerintah Republik 

Indonesia/Departemen Pendidikan Nasional dan

 badan/organisasi non pemerintah asing (swasta).

c. Kerjasama Khusus (University to University/U to U )

Kerjasama luar negeri secara khusus ini dimaksudkan

kerjasama luar negeri antar lembaga pendidikan

tinggi/universitas di Indonesia dan di luar negeri. Kerjasama

tersebut sering disebut kerjasama antar universitas yang diatur 

dalam keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia, No. 223/U/1998 tentang “Kerjasama antar 

32

Page 33: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 33/119

Page 34: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 34/119

Mengenai persyaratan kerjasama luar negeri secara umum meliputi

hal-hal sebagai berikut :

a. tidak ada ikatan politik apapun

 b. mitra sejajar 

c. tidak semata-mata mencari keuntungan

d. tersedia tenaga pendamping/pengelola dan sarana

e. kejelasan kegiatan program

f. kejelasan sumber dana untuk pembiayaan

g. kontribusi program/kegiatan kerja sama.

5. Perbedaan antara perjanjian internasional tertulis dan perjanjian

internasional tidak tertulis

Dalam istilah para sarjana hukum internasional dikenal adanya dua

 bentuk perjanjian internasional yaitu :

1. Berbentuk tidak tertulis atau perjanjian internasional

lisan (unwritten agreement atau oral agreement ).

2. Perjanjian internasional yang berbentuk tertulis

(written agreement ).

Perjanjian internasional tak tertulis, pada umumnya adalah

merupakan pernyataan secara bersama atau secara timbal balik yang

diucapkan oleh kepala negara, kepala pemerintahan atau menteri luar 

negeri, atas nama negaranya masing-masing mengenai suatu masalah

tertentu yang menyangkut kepentingan para pihak (I Wayan Parthiana,

1990:160). Di samping itu, suatu perjanjian internasional tidak tertulis

34

Page 35: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 35/119

dapat berupa pernyataan sepihak yang dikemukakan oleh para pejabat atau

organ-organ pemerintah negara yang kemudian pernyataan tersebut

ditanggapai secara positif oleh pejabat atau organ-organ pemerintah dari

negara lain yang berkepentingan sebagai tanda persetujuan. Menurut

Mohd.Burhan Tsani (1990:66) menyatakan bahwa apapun penanda khusus

 pada suatu perjanjian internasional dibenarkan oleh hukum internasional

(dalam pasal 2 ayat 1a Konvensi Wina 1986) asal merupakan

kesepakatan/persetujuan (agreement ) para pihak yang melakukan

 persetujuan dan bentuk perjanjian tidak harus dalam bentuk tertulis.

Jika dibandingkan dengan perjanjian internasional yang berbentuk 

tertulis, perjanjian internasional tak tertulis mempunyai bentuk maupun

sifat yang kurang formal. Tentu saja juga kurang jelas dan kurang

menjamin kepastian hukum bagi para pihak, tetapi dapat mengikat sebagai

hukum yang sama derajatnya dengan perjanjian internasional yang

 berbentuk tertulis ( I Wayan Parthiana, 2002: 35-36).

Perjanjian internasional yang berbentuk tertulis dewasa ini

mendominasi hukum internasional maupun hubungan-hubungan

internasional. Hal ini disebabkan karena memang perjanjian internasional

yang berbentuk tertulis memiliki beberapa keunggulan, seperti ketegasan,

kejelasan, dan kepastian hukum, bagi para pihak dan merupakan sumber 

hukum utama yang paling logis (Walter S. Jones, 1993:331).

Untuk lebih jelasnya di bawah ini disajikan tabel perbedaan antara

 perjanjian internasional tak tertulis dan perjanjian internasional tertulis :

35

Page 36: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 36/119

Page 37: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 37/119

1. Judul;

2. Preambul;

3. Klausula substantif;

4. Klausula formal;

5. Pembuktian formal;

6. Tanda tangan delegasi.

Selanjutnya dari keenam pola struktur perjanjian internasional di

atas dijelaskan oleh Mohd.Burhan Tsani (1990:72-73).

Dalam judul suatu perjanjian internasional pada umumnya tersirat :

1. Nama yang dimaksud bagi perjanjian internasional yang

  bersangkutan; apakah dengan nama convention, treaty, agreement,

 final act ataukah nama yang lain;

2. Materi pokok yang diatur dengan perjanjian internasional yang

  bersangkutan, misalnya : mengenai hukum perjanjian internasional,

hubungan diplomatik dan konsuler, penindasan perbuatan melawan

hukum terhadap pesawat terbang;

3. Sering pula dimuat nama tempat dilangsungkan atau

ditandatanganinya suatu perjanjian internasional.

Preambul adalah bagian pokok perjanjian internasional yang

merupakan permulaan pengucapan suatu perjanjian internasional. Hal-hal

yang biasa dimuat dalam preambul (pembukaan) adalah :

1. Pembeberan nama para pihak, apakah kepala negara,

negara ataukah pemerintah;

37

Page 38: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 38/119

2. Tujuan atau maksud ditutupnya suatu perjanjian

internasional;

3. Ketetapan hati, dasar atau alasan para pihak untuk ikut

serta atau menyelenggarakan perjanjian internasional.

4. Nama-nama dan penandaan (identitas) para utusan yang

mempunyai kuasa penuh.

Klausula substantif sering juga disebut dengan istilah “dispositive

 provisions” (ketentuan yang bersifat mengatur) atau batang tubuh

  perjanjian internasional. Klausula ini terdiri dari pasal-pasal yang

mengatur inti persoalan atau materi pokok perjanjian internasional. Dari

  pasal-pasal inilah dapat diketemukan hukum internasional positif yang

 berlaku bagi materi yang bersangkutan. Klausula substantif inilah yang

merupakan bagian pokok terpenting perjanjian internasional yang

 bersangkutan.

Klausula formal sering juga disebut dengan istilah klausula final

atau klausula protokoler. Dalam klausula ini dimuat hal-hal yang bersifat

teknis, hal-hal pokok yang formal dan masalah-masalah yang berhubungan

dengan penerapan dan mulai berlakunya perjanjian internasional yang

 bersangkutan. Klausula formal ini pada umumnya secara terpisah memuat

dan mengatur hal-hal sebagai berikut :

1. tanggal perjanjian;

38

Page 39: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 39/119

Page 40: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 40/119

Bagian akhir suatu perjanjian internasional pada umunya memuat

tanda-tangan para utusan yang mempunyai “ full-powers”. Akan tetapi ada

 juga perjanjian internasional yang memakai sistem pemuatan tanda-tangan

 para delegasi pada instrumen yang terpisah dari perjanjian internasional itu

sendiri, yaitu dalam final act (Starke, 2000 : 439,440).

Untuk memudahkan pemahaman di bawah ini bagan struktur 

 perjanjian internasional :

Gambar 1. Pola “Struktur Perjanjian Internasional”

40

I

I

I

I

I

I

V

I JUDUL : PERJANJIAN INTERNASIONAL

PREAMBUL :

membeberkan nama para pihak (Kepala Negara/Pemerintah)

tujuan ditutupnya Perjanjian Internasional

dasar alasan menjadi pihak Perjanjian Internasional

nama-nama dan penunjuk para pihak 

Klausula substantif/depositive provisions/

Ketentuan-ketentuan yang mengatur : hal-hal yang menyangkut materi perjanjian

internasional (berujud pasal-pasal).

Klausula formal (klausula final) protokoler :

1. hal-hal teknis

2. hal-hal formal

3. masalah yang berhubungan dengan penerapan atau mulai berlakunya

 perjanjian internasional

Page 41: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 41/119

(Sumber : Mohd.Burhan Tsani, 1990, p 74).

7. Bentuk-bentuk (istilah) perjanjian internasional tertulis

Untuk lebih memahami perjanjian internasional dalam bentuk tertulis,

secara garis besar berikut disampaikan pendapat dua pakar hukum

internasional. Pertama Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R. Agoes yang

mengemukakan bahwa istilah-istilah perjanjian internasional adalah :

1. Traktat (treaty)

2. Pakta ( pact )

3. Konvensi (convention)

4. Piagam ( statute)

5. Charter  

6. Deklarasi

7. Protocol8. Arrangement

9. Accord

10. Modus vivendi

11. Covenant

(Sumber : Mochtar Kusumaatmadja, & Etty R. Agoes, 1993:119)

Sedangkan menurut I Wayan Parthiana lebih lengkap, yaitu dengan

disebutkannya pengertian dari setiap bentuk perjanjian internasional,

diantaranya sebagai berikut:

41

V

V

I

Pembuktian formal/pengakuan

(pembenaran) penandatangan

Tanggal dan tempat penandatanganan.

TANDA TANGAN DELEGASI

Page 42: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 42/119

1. Traktat

Traktat adalah istilah yang sudah umum dipergunakan untuk 

  perjanjian-perjanjian internasional antara negara-negara yang

substansinya tergolong penting bagi para pihak.

Contoh : Treaty Banning Nuclear Weapon test in the atsmosphere in

outher space and under water of August 5, 1963 (Traktat tentang

larangan melakukan percobaan senjata nuklir di atmosfir, angkasa luar,

dan di bawah air, tanggal 5 Agustus 1963).

2. Konvensi (Convention atau conventie).

Adalah istilah umum yang digunakan untuk menyebut suatu perjanjian

internasional multilateral, baik yang diprakarsai oleh negara-negara

maupun oleh lembaga-lembaga atau organisasi internasional.

Contoh : Convention of the crime of genocide of December 9, 1948

(konvensi tentang pencegahan dan penghukuman atas kejahatan

genocide, tanggal 9 Desember 1948).

3. Deklarasi ( Declaratie atau declaration).

Deklarasi merupakan kesepakatan antara para pihak yang masih

  bersifat umum dan berisi tentang hal-hal yang merupakan pokok-

 pokok saja.

Contoh : Deklarasi Bangkok 8 Agustus 1967, Universal Declaration of 

Human Rights, tanggal 10 Desember 1948.

4. Statuta ( statute)

42

Page 43: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 43/119

Adalah perjanjian internasional yang dijadikan sebagai konstitusi suatu

organisasi internasional.

Contoh : Organisasi internasional yang menggunakan istilah statute

untuk piagamnya adalah Mahkamah Internasional Permanent dan

Mahkamah Internasioanal yang masing-masing piagamnya disebut

Statute of Permanent Court of International justice, dan Statute of 

International Court of justice.

8. Piagam ( Charter )

Adalah perjanjian internasional yang dijadikan sebagai konstitusi suatu

organisasi internasional.

Contoh : Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan Charter of 

United Nations.

9. Kovenan (Covenant ).

Istilah covenant juga mengandung arti sama dengan piagam, jadi

digunakan sebagai konstitusi suatu organisasi internasional.

Contoh : pemakainya adalah Liga Bangsa-Bangsa dengan (Covenant 

of the League of Nations).

10. Persetujuan (agreement, arrangement )

Adalah perjanjian internasional yang ditinjau dari segi isinya lebih

 bersifat teknis dan administratif.

43

Page 44: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 44/119

Contoh :   Agreement between the government of the Republic of 

 Indonesia and the government of the Republic India relation of the

delimitation of the continental shelf boundary between the two

countries, August 21, 1974.

11. Perjanjian

Perbedaan persetujuan dengan perjanjian sangat penting artinya dalam

hukum nasional, khusunya Hukum Tata Negara terutama berkenaan

dengan pengesahan atau pengundangannya menjadi peraturan

  perundang-undangan. Menurut praktek yang berlaku perjanjian

disahkan atau diundangkan dalam bentuk undang-undang sedangkan

  persetujuan disahkan atau diundangkan dalam bentuk keputusan

 presiden.

12. Pakta ( Pact )

Adalah perjanjian internasional dalam bidang militer, pertahanan dan

keamanan.

Contoh : Pakta Pertahanan Atlantik Utara (  North Atlantic Treaty

Organizations-NATO).

13. Protokol ( protocol )

Menurut J.G Starke yang dikutip oleh I Wayan Parthiana, protokol

merupakan jenis perjanjian internasional yang kurang formal jika

dibandingkan traktat ataupun konvensi.

14. MOU (Memorandum of Understanding )

44

Page 45: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 45/119

Secara harfiah MOU dapat dikatakan sebagai Nota kesepakatan atau

memorandum saling pengertian, tetapi secara hukum dapat diartikan

sebagai suatu dokumen sah yang menggambarkan suatu

  persetujuan/perjanjian antara para pihak dan merupakan suatu

alternatif yang lebih formal bagi suatu persetujuan/perjanjian, tetapi

lebih sedikit formal dibanding suatu kontrak (Ensiklopedia

Wikipedia.org, www.en.wikipedia.org/wiki/MOU).

Contoh : MOU antara Indonesia dan Malaysia tentang penempatam

tenaga kerja Indonesai di Malaysia, 10 Mei 2004.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelititan ini dilaksanakan di Kantor Kerjasama Humas dan Protokol

Universitas Negeri Yogyakarta. Dipilihnya lokasi tersebut dengan

  pertimbangan bahwa di Kantor kerjasama Humas dan protokol ditemukan

 permasalahan mengenai kerjasama luar negeri Universitas Negeri Yogyakarta.

Penelitian ini berlangsung mulai November 2004 sampai dengan Juni

2005.

B. Jenis dan Pendekatan Penelitian

45

Page 46: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 46/119

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan

metode penelitian kualitatif. Dikatakan penelitian deskriptif, karena penelitian

ini hanya untuk menggambarkan atau mendeskripsikan suatu keadaan objek 

 penelitian, yaitu menggambarkan kualitas dan kuantitas kerjasama luar negeri

Universitas Negeri Yogyakarta, hambatan-hambatan yang dihadapi, dan upaya

untuk menghadapi hambatan-hambatan tersebut. Seperti dikatakan Hadari

  Nawawi dan Mimi Martini (1994: 73), metode deskriptif dapat diartikan

sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan

atau melukiskan keadaan objek pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta

yang tampak atau sebagaimana adanya. Metode deskripsi memusatkan

 perhatiannya pada penemuan fakta-fakta ( fact finding ) sebagaimana keadaaan

sebenarnya. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa penelitian deskriptif 

adalah penelitian yang memberi gambaran atau deskripsi tentang fenomena

atau kejadian yang secara akurat berdasarkan fakta-fakta yang ada.

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian kualitatif karena data yang dihasilkan dalam penelitian ini

 berupa kata-kata tertulis atau lisan. Hal ini sesuai dengan pendapat Bogdan

dan Taylor yang dikutip Lexy J. Moleong (2002:3) yang menyatakan bahwa

metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari seorang lain dan perilaku

yang diamati. Data yang dihasilkan dari penelitian ini berupa kata-kata tertulis

atau lisan. Dengan demikian penelitian kualitatif dapat difahami sebagai

  penelitian yang dilaksanakan secara intensif, terperinci dan mendalam

46

Page 47: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 47/119

terhadap suatu organisasi, lembaga, atau gejala tertentu melalui metode

kualitatif untuk menghasilkan data deskriptif.

C. Penentuan Subjek Penelitian

Yang dimaksud subjek penelitian menurut Sanapiah Faisal (2001:109),

menunjuk pada orang/individu atau kelompok yang dijadikan unit atau satuan

(kasus) yang diteliti. Teknik penentuan subjek penelitian yang digunakan

adalah dengan menggunakan teknik ( purposive). Teknik purposive adalah

  berdasarkan pertimbangan atau kriteria tertentu (Lexy J. Moleong, 2002 :

165).

Dalam penelitian ini subjek penelitian yang dihubungi disesuaikan

dengan ciri-ciri tertentu yang ditetapkan berdasarkan permasalahan penelitian

yaitu tentang pelaksanaan kerjasama luar negeri Universitas Negeri

Yogyakarta (Tinjauan Hukum Internasional). Adapun kriteria yang

ditentukan peneliti adalah:

1. Pejabat Universitas Negeri Yogyakarta yang mempunyai

wewenang untuk menentukan kebijakan kerjasama luar negeri dengan

 pihak asing

2. Pejabat Universitas Negeri Yogyakarta yang secara langsung

ataupun tidak langsung terlibat dalam pembuatan naskah kerjasama luar 

negeri.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka subjek penelitian yang diperoleh, yaitu :

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Pembantu Rektor I Universitas Negeri Yogyakarta.

47

Page 48: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 48/119

3. Kepala Kantor Kerjasama Humas dan Protokol Universitas Negeri

Yogyakarta.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara ( Interview)

Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak,

yaitu pewawancara (interviewer ) yang mengajukan pertanyaan dan yang

diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu

(Lexy J. Moleong, 2002: 135). Dengan kata lain, wawancara merupakan

suatu proses interaksi dan komunikasi antara pewawancara dengan yang

diwawancarai.

Metode wawancara mempunyai kedudukan yang utama sebagai

metode pengumpulan data dalam penelitian. Metode wawancara bertujuan

untuk memperoleh data primer karena data ini diperoleh langsung dari

subjek penelitian melalui serangkaian tanya jawab dengan pihak-pihak 

yang terkait langsung dengan pokok permasalahan.

Tujuan diadakannya wawancara yaitu untuk menggali data,

informasi dan keterangan dari subjek penelitian mengenai kuantitas dan

kualitas kerjasama, hambatan-hambatan yang dihadapi Universitas Negeri

Yogyakarta ditinjau dari hukum internasional. Wawancara dilakukan

dengan menggunakan pedoman wawancara. Pedoman wawancara yang

digunakan adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu cara mengajukan

 pertanyaan yang dikemukakan secara bebas artinya kalimat tidak terpaku

  pada pedoman wawancara tentang masalah-masalah pokok dalam

48

Page 49: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 49/119

 penelitian kemudian dapat diperdalam dan dikembangkan sesuai dengan

kondisi di lapangan.

2. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi digunakan untuk 

memperkuat data yang ada. Dokumentasi sebagai sumber data

dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan dan meramalkan (Lexy J.

Moleong, 2002: 161). Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi

sebagai sumber data sekunder adalah setiap bahan baik yang tertulis

maupun yang tidak tertulis baik dalam bentuk gambar atau yang lain yang

dapat dipergunakan untuk memperkuat data yang ada. Dalam penelitian ini

dokumentasi yang dimaksud berupa data tertulis yang berkaitan dengan

kerjasama Universitas Negeri Yogyakarta ditinjau dari kaidah hukum

internasional.

Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data antara lain :

1. Jumlah pelaksanaan kerjasama luar negeri Universitas

 Negeri Yogyakarta mulai tahun 1993 sampai 2004.

2. Jumlah pelaksanaan kerjasama luar negeri Universitas

 Negeri Yogyakarta yang dilakukan melalui penandatanganan MOU.

3. Daftar mitra kerjasama luar negeri Universitas Negeri

Yogyakarta.

4. Dokumentasi berkaitan dengan upaya menjalin

kerjasama luar negeri yang dilakukan oleh pejabat Universitas Negeri

Yogyakarta.

49

Page 50: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 50/119

Page 51: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 51/119

Page 52: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 52/119

dalam upaya menjalin kerjasama luar negeri dan upaya Universitas

  Negeri Yogyakarta untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

Selanjutnya data-data tersebut masih perlu disederhanakan lagi.

2. Unitisasi dan Kategorisasi

Data yang telah disederhanakan dan dipilih tersebut kemudian

disusun secara sistematis ke dalam suatu unit-unit dengan sifat masing-

masing dan dengan menonjolkan hal-hal yang bersifat pokok dan

 penting. Unit-unit data yang telah terkumpul dipilah-pilah kembali dan

dikelompokkan sesuai dengan kategori yang ada sehingga dapat

memberikan gambaran yang jelas dari hasil penelitian tentang

kerjasama luar negeri Universitas Negeri Yogyakarta ditinjau dari

kaidah hukum internasional dan upaya apa yang dilakukan oleh

Universitas Negeri Yogyakarta untuk meningkatkan kualitas dan

kuantitas kerjasama luar negeri dan bagaimana caranya untuk 

mengatasi hambatan-hambatan yang ada.

3. Display Data

Pada tahap ini, peneliti menyajikan data yang telah direduksi ke

dalam laporan secara sistematis. Data disajikan dalam bentuk narasi

 berupa informasi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian yaitu

mengenai kerjasama luar negeri Universitas Negeri Yogyakarta

ditinjau dari kaidah hukum internasional, hambatan-hambatan yang

dihadapi dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas kerjasama

52

Page 53: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 53/119

dan bagaimana mengatasai hambatan tersebut. Selain itu berfungsi

 juga sebagai daftar yang bisa diringkas dan dapat menunjukkan data

yang telah dikumpulkan bila dianggap belum lengkap atau kurang

dapat diburu datanya pada sumber yang relevan.

4. Pengambilan kesimpulan dan verifikasi

Data yang telah diproses dengan langkah-langkah seperti di

atas, kemudian ditarik kesimpulan yang berangkat dari hal-hal yang

khusus untuk memperoleh kesimpulan umum yang obyektif.

Kesimpulan tersebut kemudian diverifikasi dengan cara melihat

kembali pada hasil reduksi data maupun display data, sehingga

kesimpulan yang diambil tidak menyimpang dari permasalahan

 penelitian.

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Selintas Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta

Sejarah lahirnya Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tidak dapat

dilepaskan dari sejarah perkembangan IKIP Yogyakarta, bahkan lebih jauh

lagi perkembangan Universitas Gadjah Mada. Pada tanggal 23 Januari 1951,

53

Page 54: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 54/119

Page 55: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 55/119

Page 56: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 56/119

Menteri PTIP pada tanggal 21 Mei 1964, dipimpin oleh seorang Rektor, dan

tanggal tersebut ditetapkan sebagi Dies Natalis IKIP Yogyakarta.

Pada bulan Desember 1965 dikeluarkan keputusan Rektor Nomor 05

Tahun 1965 tentang Struktur Organisasi IKIP Yogyakarta. Berdasarkan SK 

Rektor tersebut IKIP Yogyakarta menyelenggarakan 5 Fakultas dengan

 jumlah total jurusan sebanyak 26 jurusan.

Mulai tanggal 28 Maret 1977 berdasarkan Keputusan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 042/C/1977, Sekolah Tinggi Olahraga

dimasukkan ke dalam IKIP Yogyakarta dengan nama Fakultas Keguruan Ilmu

Keolahragaan (FKIK), dengan jurusan: (1) Jurusan Olahraga

Prestasi/Kepelatihan, dan (2) Jurusan Olahraga Pendidikan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1981 tentang

 penataan Fakultas, dan Keputusan Presiden Nomor 54 tahun 1982 ditetapkan

 jumlah, jenis, dan urutan fakultas di IKIP Yogyakarta sebagai berikut :

1. Fakultas Pendidikan (FIP)

2. Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS)

3. Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)

4. Fakultas Pendidikan llmu Pengetahuan Sosial (FPIPS)

5. Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK)

6. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK)

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI

  Nomor 0554/0/1983 tanggal 8 Desember 1983 dan Keputusan Direktur 

Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud Nomor 31/DIKT1/Kep/1984, IKIP

56

Page 57: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 57/119

Yogyakarta memiliki 30 Jurusan dan 36 Program Studi. Dalam

 perkembangannya lebih lanjut atas Kebijaksanaan Dirjen Dikti, 3 Program

Studi pada FIP IKIP Yogyakarta, yakni Program Studi Filsafat dan Sosiologi

Pendidikan, Psikologi Pendidikan, dan Program Studi Pengembangan

Kurikulum. sejak tahun 1987/1988 tidak lagi menerima mahasiswa baru.

Pada Tahun 1990 sejalan dengan kebijaksanaan nasional tentang peng-

hapusan SPG dan SGO yang kemudian diintegrasikan pada Lembaga Pendi-

dikan Tenaga Pendidikan (LPTK), IKIP Yogyakarta menyelenggarakan

Program DII Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Guru Kelas, yang

 pengelolaannya di bawah Fakultas Ilmu Pendidikan. Tahun berikutnya 1991

diselenggarakan pula Program D2 PGSD Guru Pendidikan Jasmani yang

dikelola oleh FPOK, namun program ini hanya sekali diselenggarakan pada

tahun akademik 1991/1992.

Sejak tahun 1993/1994 program studi Keterampilan Kerajinan pada

 jurusan Seni Rupa FPBS yang semula diselenggarakan dalam jenjang D3 telah

mendapat persetujuan untuk diselenggarakan dalam jenjang S 1.

Pada tahun 1996 Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi mengeluarkan Surat

Keputusan Nomor 245/Dikti/Kep/1996 tentang Program studi yang diseleng-

garakan di lingkungan IKIP Yogyakarta yang meliputi 25 program studi.

Selanjutnya pada tahun 1997 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi me-

ngeluarkan Surat Keputusan Nomor 240/Dikti/Kep/1997, tertanggal 15

Agustus 1997 tentang jumlah program studi non kependidikan di lingkungan

57

Page 58: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 58/119

Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Yogyakarta, sehingga keseluruhan ada

37 program studi baik untuk kependidikan maupun nonkependidikan.

Seiring dengan perkembangan IKIP Yogyakarta, sejak tahun 1990

mulai berkembang ide atau pemikiran tentang pengembangan IKIP Yogya-

karta menjadi Universitas. Pemikiran ini lahir karena struktur kelembagaan

yang berbentuk IKIP dirasakan terlalu sempit untuk pengembangan dan sra-

wung keilmuan. Di samping itu dengan semakin banyaknya alumnus IKIP

Yogyakarta yang mampu menembus pasar kerja non guru serta meningkatnya

tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang memiliki skill yang mantap, juga ikut

memberikan dorongan kuat bahwa IKIP Yogyakarta sudah selayaknya

dikembangkan menjadi universitas yang direncanakan bernama Universitas

 Negeri Yogyakarta (UNY).

Dalam rangka merealisasikan pemikiran mengenai pengembangan

IKIP Yogyakarta menjadi Universitas maka serangkaian diskusi dan

  penyusunan konsep, untuk pengembangan itu terus dilakukan. Memasuki

tahun 1996, pemikiran tentang pengembangan dan perluasan mandat IKIP

Yogyakarta menjadi universitas telah mengkristal dan memasuki tahap

legalitas. Dalam kaitan ini Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdikbud

telah mengeluarkan Surat Keputusan Nornor 1449/I)/T/ 1996 tertanggal 20

Juni 1996 yang menetapkan bahwa IKIP Yogyakarta, juga 3 IKIP yang lain

(IKIP Medan, IKIP Padang, IKIP Malang) diberi perluasan tugas ke arah

 perubahan kelembagaan menjadi universitas. Sejak penetapan ini maka IKIP

Yogyakarta mulai dan terus bekerja menyiapkan segala sesuatunya yang

58

Page 59: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 59/119

terkait dengan persiapan dan kesiapan pengembangan IKIP Yogyakarta

menjadi Universitas Negeri Yogyakarta. Untuk itu telah dibentuk tim yang

 bertugas merancang dan menyusun konsep pengembangan termasuk konsep

 penamaan kelembagaan dan model pengembangan kurikulum sesuai dengan

visi dan misi Universitas Negeri Yogyakarta.

Dalam rangka pelaksanaan perluasan mandat tersebut, maka mulai

tahun 1997/1998 berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi

 Nomor 240/DIKT1/Kep/1997 tertanggal 15 Agustus 1997, IKIP Yogyakarta

membuka 12 Program Studi non  kependidikan jenjang S1 dan D3 pada 3

fakultas, FPBS, FPMIPA dan FPTK. Menyusul kemudian pada tahun aka-

demik 1999/2000 dibuka 2 program studi yakni 1 di FPIPS dan 1 di FPOK.

Sejalan dengan Surat Keputusan dari Dirjen Dikti tersebut, rencana pengem-

 bangan IKIP Yogyakarta menjadi Universitas Negeri Yogyakarta dilaksana-

kan dalam 2 tahap. Pertama: tahap perluasan mandat yang sudah dimulai sejak 

tahun akademik 1997/1998 dengan membuka dan menerima mahasiswa baru

non kependidikan pada fakultas-fakultas kependidikan yang berpotensi

menyelenggarakan dan mengembangkan bidang ilmu non kependidikan.

 Kedua : tahap pelaksanaan konversi IKIP menjadi Universitas Negeri

Yogyakarta yang dimulai tahun akademik 1999/2000 dengan bertumpu pada

  program studi non kependidikan yang telah dibuka dan pengembangan

fakultas-fakultas kependidikan menjadi fakultas-fakultas non kependidikan.

Sehubungan dengan tahapan yang kedua tersebut, setelah menunggu

  beberapa saat maka pada tanggal 4 Agustus 1999 Universitas Negeri

59

Page 60: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 60/119

Page 61: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 61/119

kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan menempatkan manusia sebagai kunci

 pembangunan yang bermartabat setara dengan bangsa-bangsa lain di dunia

untuk mencapai kesejahteraan lahir dan batin serta kedamaian dalam

kehidupan. (b). Misi, mendidik manusia dan masyarakat Indonesia dengan

melaksanakan pendidikan akademik dan atau profesional dalam bidang

kependidikan dan non kependidikan yang diarahkan untuk menghasilkan

manusia bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia yang

memiliki kecerdasan dan keterampilan yang bemanfaat bagi pembangunan

  bangsa dan negara, melakukan kegiatan penelitian untuk mengkaji dan

mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang mensejahterakan

manusia serta melakukan kegiatan pendidikan pada masyarakat yang mengacu

 pengembangan segala potensi alam dan sosial.

Kekhususan Universitas Negeri Yogyakarta berbeda dengan

universitas pada umumnya terutama yang sekaligus sebagai Lembaga

Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), Universitas Negeri Yogyakarta

memiliki kekhasan dalam penyelenggaraan kelembagaan dan

  pembelajarannya antara bidang kependidikan dan non kependidikan. Bisa

dilihat dengan adanya program studi kependidikan berada di dalam jurusan

non kependidikan dengan kata lain ada perpaduan antara ilmu kependidikan

dan ilmu murni, sehingga srawung keilmuan antara mahasiswa dan dosen

antar bidang (kependidikan dan non kependidikan) secara alamiah akan saling

memperkaya satu sama lain. Di samping itu, akan diperoleh efisiensi biaya

 penyelenggaraan pendidikan, baik jumlah dosen, tenaga administrasi maupun

61

Page 62: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 62/119

sarana akademik non akademik. Pola pembelajaran dan penyusunan

kurikulumnya berpola common ground , sehingga mobilitas mahasiswa dalam

menempuh beban studi sangat luwes. Disadari, bahwa pola ini menuntut

kesiapan administrasi akademik yang berat dan teliti. Sistem Informasi

Akademik (SIAKAD) dipersiapkan lebih dini. Sifat khusus lain adalah bahwa

Universitas Negeri Yogyakarta tetap memberikan prioritas dalam

mengembangkan dan menyelenggarakan pendidikan guru. Dengan demikian

setiap alumnus program bidang kependidikan memiliki kemampuan

 profesional guru yang tinggi.

Kemampuan lulusan Universitas Negeri Yogyakarta disetiap jenjang

dan program studi harus menghasilkan lulusan dengan ciri-ciri kemampuan

sebagai berikut :

Sarjana mempunyai kemampuan

a. Menerapkan pengetahuan yang menyangkut keahlian dan profesinya ke

dalam kegiatan produktif dan memberikan pelayanan kepada masyarakat;

  b. Mengikuti perkembangan bidang profesi dan bidang ilmunnya melalui

studi literatur.

Magister mempunyai kemampuan:

a. Meningkatkan pelayanan profesi dengan jalan riset  pengembangan

 b. Berpartisipasi dalam pengembangan bidang ilmu

c. Mengembangkan penampilan profesionalnya dalam spektrum yang lebih

luas dengan mengaitkan bidang ilmu atau profesi yang serupa.

62

Page 63: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 63/119

d. Merumuskan pendekatan untuk memecahkan berbagai masalah

masyarakat dengan cara penalaran ilmiah.

Doktor mempunyai kemampuan :

a. Mengembangkan konsep baru dalam bidang ilmunya atau

 profesinya melalui riset.

 b. Melaksanakan, mengorganisasikan dan memimpin program riset.

c. Pendekatan interdisipliner bagi penerapan professional.

Bertolak dari dasar bentuk peranan seorang tenaga kependidikan

khususnya guru maka lulusan UNY harus memiliki :

1. Kemampuan pribadi

2. Kemampuan akademik 

3. Kemampuan profesi

4. Kemampuan kemasyarakatan.

Keempat kemampuan ini harus terkait dalam satu pribadi yang utuh.

Khusus yang menyangkut ketetuan-ketentuan pokok Pendidikan Tenaga

Kependidikan Sekolah Menengah (PTKSM) yang mulai diberlakukan sejak 

tahun 1992 ditetapkan beberapa perangkat kemampuan yang diharapkan

dikuasai lulusan program pendidikan prajabatan guru yang pada dasarnya

meliputi:

1. Kesadaran dan kemampuan pengembangan diri sebagai individu warga

 pendidikan tinggi dan sebagai pekerja profesional.

2. Menguasai bidang ilmu dan sumber bahan ajar.

63

Page 64: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 64/119

3. Menguasai prinsip-prinsip kependidikan dan memahami hakekat subjek 

didik.

4. Kemampuan menyusun dan menyelenggarakan program pengajaran dan

tugas-tugas kegiatan kependidikan lainnya (Sumber disarikan dari Majalah

Pewara Nomor 20 Tahun II, Edisi April 2001.)

B. Struktur Organisasi Universitas Negeri Yogyakarta.

Sebagai bentuk pelaksanaan ketentuan pasal 4 Keputusan Presiden

Republik Indonesia Nomor 93 Tahun 1999 tentang perubahan Institut

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) menjadi Universitas, maka lahirlah

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 274/O/1999 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Universitas Negeri Yogyakarta. Dari Keputusan

Menteri tersebut dapat dilihat kedudukan, tugas pokok, dan fungsi Universitas

 Negeri Yogyakarta dan masing-masing unsur pimpinan di UNY.

Struktur organisasi Universitas Negeri Yogyakarta yang secara formal

dalam pasal 1 keputusan presiden di atas menjelaskan Universitas Negeri

Yogyakarta selanjutnya disebut UNY adalah perguruan tinggi yang

diselenggarakan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, mempunyai tugas

menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sejumlah

disiplin ilmu teknologi dan/atau kesenian tertentu. Kemudian untuk 

menyelenggarakan tugas pokok tersebut, UNY mempunyai fungsi :

64

Page 65: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 65/119

a. Pelaksanaan dan pengembangan pendidikan tinggi;

 b. Pelaksanaan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan/atau kesenian;

c. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat;

d. Pelaksanaan pembinaan sivitas akademika dan hubungannya dengan

lingkungan;

e. Pelaksanaan kegiatan layanan administratif 

Dalam bagan di bawah ini digambarkan Organisasi dan Tata Kerja

Universitas Negeri Yogyakarta :

65

Page 66: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 66/119

Page 67: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 67/119

1. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

2. Fakultas Teknik  

3. Fakultas Ilmu Pendidikan

4. Fakultas Bahasa dan Seni

5. Fakultas Ilmu Sosial

6. Fakultas Ilmu Keolahragaan

d. Program Pasca Sarjana;

e. Dosen;

f. Lembaga Penelitian;

g. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat;

h. Biro Admistrasi Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan, dan Sistem

Informasi;

i. Biro Administrasi Umum dan Keuangan;

 j. Unit Pelaksana Teknis;

1. Perpustakaan

2. Pusat Komputer 

3. Unit Pelaksana Teknis Lainnya;

k. Dewan Penyantun;

Masing-masing unsur dan pimpinan di atas memiliki tugas dan fungsi

sebagai berikut :

1. Rektor dan Pembantu Rektor 

Rektor mempunyai tugas :

67

Page 68: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 68/119

a). Memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian

kepada masyarakat, membina tenaga kependidikan, mahasiswa, tenaga

administrasi, dan hubungannya dengan lingkungan;

 b). Membina dan melaksanakan kerjasama dengan instansi, badan swasta,

dan masyarakat untuk memecahkan persoalan yang timbul, terutama

yang berkaitan dengan bidang tanggung jawabnya.

Dalam melaksanakan tugasnya Rektor dibantu oleh 3 (tiga) orang

Pembantu Rektor yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung

kepada Rektor, yaitu :

a. Pembantu Rektor Bidang Akademik, yang selanjutnya disebut

Pembantu Rektor I;

 b. Pembantu Rektor Bidang Admistrasi Umum, yang selanjutnya

disebut Pembantu Rektor II;

c. Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, yang selanjutnya

disebut Pembantu Rektor III;

Dari ketiga Pembantu Rektor tersebut memiliki tugas sebagai berikut:

Pembantu Rektor I

Pembantu Rektor I mempunyai tugas membantu Rektor dalam memimpin

 pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Pembantu Rektor II

Pembantu Rektor II mempunyai tugas membantu Rektor dalam memimpin

 pelaksanaan kegiatan dibidang keuangan dan admisitrasi umum.

Pembantu Rektor III

68

Page 69: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 69/119

Page 70: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 70/119

Dekan mempunyai tugas memimpin penyelenggaraan pendidikan,

  penelitian, pengabdian kepada masyarakat, membina tenaga

kependidikan, mahasiswa, tenaga administrasi, administrasi fakultas.

Pembantu Dekan terdiri atas :

a. Pembantu Dekan Bidang Akademik, selanjutnya disebut

Pembantu Dekan I;

 b. Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum, selanjutnya

disebut Pembantu Dekan II;

c. Pembantu Dekan Bidang kemahsiswaan, selanjutnya

disebut Pembantu Dekan III;

Dari ketiga Pembantu Dekan tersebut memiliki tugas sebagai berikut :

Pembantu Dekan I

Pembantu Dekan I mempunyai tugas membantu Dekan dalam

memimpin pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada

masyarakat.

Pembantu Dekan II

Pembantu Dekan II mempunyai tugas membantu Dekan dalam

memimpin pelaksanaan kegiatan di bidang keuangan dan admisitrasi

umum.

Pembantu Dekan III

Pembantu Dekan III mempunyai tugas membantu Dekan dalam

memimpin pelaksanaan kegiatan di bidang pembinaan mahasiswa dan

layanan kesejahteraan mahasiswa.

70

Page 71: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 71/119

2). Jurusan

Jurusan adalah unsur pelaksana akademik pada fakultas yang memiliki

tugas melaksanakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam

sebagian atau satu cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau

kesenian tertentu. Jurusan dipimpin oleh seorang ketua dan dibantu

oleh seorang Sekretaris Jurusan.

3). Laboratorium/Studio

Laboratorium/Studio mempunyai tugas melakukan kegiatan dalam

cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian tertentu

sebagai penunjang pelaksanaan tugas jurusan sesuai dengan ketentuan

 bidang yang bersangkutan.

4). Bagian Tata Usaha

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan administrasi

umum, perlengkapan, keuangan, kepegawaian, dan pendidikan di

fakultas. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut bagian tata usaha

mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan administrasi pendidikan;

 b. Pelaksanaan administrasi umum dan perlengkapan;

c. Pelaksanaan administtrasi keuangan dan kepegawaian

d. Pelaksanaan administrasi kemahasiswaan dan alumni

Bagian Tata Usaha tersebut terdiri atas :

a. Subbagian Pendidikan, dengan tugas melakukan administrasi

 pendidikan

71

Page 72: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 72/119

  b. Subbagian Umum dan Perlengkapan, dengan tugas melakukan

urusan tata usaha, rumah tangga dan perlengkapan.

c. Subbagian Keuangan dan Kepegawaian, dengan tugas melakukan

administrasi keuangan dan kepegawaian

d. Subbagian Kemahasiswaan, dengan tugas melakukan administrasi

kemahsiswaan dan alumni.

3. Program Pasca Sarjana

Program Pasca Sarjana mempunyai tugas melaksanakan pendidikan

Program Magister dan Doktor berfungsi sebagai :

a. Pelaksanaan dan pengembangan pendidikan;

  b. Pelaksanaan penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan/atau kesenian;

c. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat;

d. Pelaksanaan pembinaan sivitas akademika

e. Pelaksanaan urusan tata usaha

4. Dosen

Dosen mempunyai tugas utama mengajar, membimbing, dan/atau melatih

mahasiswa serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

5. Lembaga Penelitian

Lembaga Penelitian mempunyai tugas melaksanakan, mengkoordinasikan,

memantau, menilai pelaksanaan kegiatan penelitian yang diselenggarakan

oleh Pusat Penelitian, serta ikut serta mengendalikan administrasi sumber 

daya yang diperlukan. Adapun fungsinya adalah :

72

Page 73: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 73/119

a. Melaksanakan penelitian ilmiah murni;

  b. Melaksanakan penelitian ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau

kesenian tertentu untuk menunjang pembangunan;

c. Melaksanakan penelitian untuk pendidikan dan pengembangan

institusi;

d. Melaksanakan penelitian ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau

kesenian serta penelitian untuk mengembangkan konsepsi

 pembangunan nasional, wilayah, dan/atau daerah;

e. Melaksanakan urusan tata usaha.

6. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat

Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat mempunyai tugas

menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan ikut

mengusahakan sumber daya yang diperlukan, dengan fungsinya sebagai

 berikut :

a. Pengamalan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian;

  b. Peningkatan relevansi program UNY sesuai dengan kebutuhan

masyarakat;

c. Pelaksanaan pemberian bantuan kepada masyarakat dalam

melaksanakan pembangunan;

d. Pelaksanaan pengembangan pola dan konsepsi pembangunan

nasional, wilayah, dan/atau daerah;

e. Pelaksanaan tata usaha.

73

Page 74: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 74/119

7. Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan, dan Sistem

Informasi.

Biro ini mempunyai tugas memberikan layanan administrasi bidang

akademik, kemahasiswaan, perencanaan, dan sistem informasi di

lingkungan UNY, dengan fungsi sebagai berikut :

a. Pelaksanaan administrasi pendidikan dan kerjasama;

 b. Pelaksanaan administrasi kemahasiswaan;

c. Pelaksanaan administrasi perencanaan dan sistem informasi.

Biro administrasi akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan, dan Sistem

Informasi terdiri atas :

a. Bagian Pendidikan dan Kerjasama, dengan tugas melaksanakan

administrasi pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat

dan kerjasama;

Bagian Pendidikan dan Kerjasama dibagi menjadi empat Subbagian :

1) Subbagian Pendidikan dan Evaluasi, dengan tugas

melakukan administrasi pendidikan dan evaluasi;

2) Subbagian Registrasi dan Statsistik, dengan tugas

melakukan registrasi dan statistik;

3) Subbagian Sarana Pendidikan, dengan tugas melakukan

adminstrasi sarana pendidikan;

4) Subbagian Kerjasama, dengan tugas melakukan

administrasi kerjasama.

 b. Bagian Kemahasiswaan

74

Page 75: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 75/119

Bagian Kemahasiswaan mempunyai tugas melaksanakan administrasi

kemahasiswaan, dan untuk menyelenggarakan tugas tersebut

mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan administasi minat, penalaran, dan informasi

kemahasiswaan;

 b. Pelaksanaan layanan kesejahteraan mahasiswa.

Bagian kemahasiswaan ini terdiri atas :

1) Subbagian Minat, Penalaran, dan Informasi

Kemahasiswaan dengan tugas melakukan administrasi minat,

 penalaran, dan informasi kemahasiswaan.

2) Subbagian Pelayanan Kesejahteraan Mahasiswa, dengan

tugas melakukan tugas layanan kesejahteraan mahasiswa.

c. Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi

Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi mempunyai tugas

melakukan administrasi perencanaan dan untuk menyelenggarakan

tugas tersebut mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan administrasi perencanaan;

 b. Pelaksanaan adminstrasi sistem informasi;

Bagian Perencanaan dan Sistem Informasi terdiri atas :

1) Subbagian Perencanaan, dengan tugas melakukan

tugas administrasi perencanaan akademik dan fisik.

2) Subbagian Sistem dan Informasi, dengan tugas

melakukan pengumpulan data serta layanan informasi.

75

Page 76: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 76/119

8. Biro Adiministrasi Umum dan Keuangan

Biro Adiministrasi Umum dan Keuangan mempunyai tugas memberikan

layanan adiministrasi umum dan keuangan di lingkungan UNY dan untuk 

menyelenggarakan tugas tersebut mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga, hukum dan

tatalaksana, dan perlengkapan;

 b. Pelaksanaan urusan kepegawaian;

c. Pelaksanaan urusan keuangan.

Biro Adiministrasi Umum dan Keuangan terdiri atas :

a. Bagian Umum, Hukum dan Tatalaksana, dan

Perlengakapan dengan tugas melaksanakan urusan umum, hukum dan

tatalaksana, dan perlengakapan.

Bagian Umum, Hukum dan Tatalaksana, dan Perlengakapan terdiri

dari:

Subbagian Tata Usaha, dengan tugas

melakukan urusan tata usaha.

2) Subbagian Rumah Tangga, dengan tugas

melakukan urusan rumah tangga.

3) Subbagian Hukum dan Tata Laksana,

dengan tugas urusan hukum dan perundang-undangan, tata laksana,

dan hubungan masyarakat.

4) Subbagian Perlengakapan, dengan tugas

melakukan urusan perlengkapan.

76

Page 77: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 77/119

  b. Bagian Kepegawaian mempunyai tugas

melaksanakan urusan kepegawaian. Untuk menyelenggarakan tugas

tersebut bagian kepegawaian mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan administrasi akademik 

 b. Pelaksanaan administrasi tenaga administratif 

Bagian Kepegawaian terdiri atas:

1) Subbagian Tenaga Akademik, dengan tugas melakukan

administrasi akademik dan tenaga penunjang akademik.

2) Subbagian Tenaga Administratif, dengan tugas

melaksanakan administrasi dan tenaga penunjang administrasi.

c. Bagian keuangan.

Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan administrasi

keuangan. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut bagian keuangan

mempunyai fungsi:

a) Pelaksanaan administrasi anggaran

rutin dan pengkoordinasian anggaran pembangunan;

 b) Pelaksanaan administrasi dana

yang berasal dari masyarakat;

c) Pelaksanaan monitoring dan

evaluasi.

Bagian keuangan terdiri dari :

77

Page 78: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 78/119

1) Subbagian Anggaran

Rutin dan Pembangunan, dengan melakukan adminstrasi anggaran

rutin dan administrasi pembangunan.

2) Subbagian Dana

Masyarakat, dengan tugas melakukan administrasi dana yang

 berasal dari masyarakat.

3) Subbagian Monitoring

dan Evaluasi, dengan tugas melakukan administrasi monitoring dan

evaluasi.

9. Unit Pelaksana Teknis

a. Perpustakaan

Perpustakaan mempunyai tugas memberikan layanan bahan pustaka

untuk keperluan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada

masyarakat. Dan untuk menyelenggarakan tugas tersebut perpustakaan

mempunyai fungsi :

a) Penyediaan dan pengolahan bahan pustaka;

 b) Pemberian layanan dan pendayagunaan bahan

 pustaka;

c) Pemeliharaan bahan pustaka;

d) Pemberian layanan referensi;

e) Pelaksanaan urusan tata usaha.

 b. Pusat Komputer 

78

Page 79: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 79/119

Pusat Komputer mempunyai tugas mengumpulkan, mengolah,

menyajikan, menyimpan, data dan informasi, serta memberikan

layanan untuk program-program pendidikan, penelitian, dan

 pengabdian kepada masyarakat

10. Kantor Kerjasama Humas dan Protokol

Kantor Kerjasama Humas dan Protokol berdasarkan hasil wawancara

tanggal 28 Februari 2005 dengan SG sebagai kepala kantor kerjasama

humas dan protokol adalah lembaga unifikasi dari subbagian kerjasama,

kehumasan dan protokoler yang diresmikan pada tanggal 29 Maret 2004

 berkedudukan di bawah rektor dan bertanggung jawab langsung kepada

rektor dengan tugas pokok melaksanakan kerjasama dalam dan luar negeri,

kehumasan dan urusan protokoler di lingkungan UNY.

Lebih lanjut dalam pasal 96 Keputusan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 207/O/1999 dinyatakan bahwa tata kerja setiap pemimpin

suatu organisasi dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip

koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi, baik di lingkungan masing-masing

maupun antar satuan organisasi di lingkungan UNY serta dengan instansi lain

di luar UNY sesuai dengan tugas masing-masing.

C. Pelaksanaan Kerjasama Luar Negeri Universitas Negeri Yogyakarta

Penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan metode

kualitatif, yang bertujuan untuk menggambarkan pelaksanaan kerjasama luar 

negeri di Universitas Negeri Yogyakarta, hambatan-hambatan yang timbul

79

Page 80: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 80/119

dalam pelaksanaan dan upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi

hambatan tersebut ditinjau dari sudut pandang hukum internasional. Hasil

 penelitian ini berupa data-data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan

 para subjek penelitian, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil wawancara

dan observasi dalam penelitian ini merupakan data primer, sedangkan data

dokumentasi merupakan data sekunder.

Bertitik tolak dari uraian tersebut di atas dan berdasarkan informasi

yang diberikan informan dan studi dokumentasi, dijelaskan oleh SG selaku

Kepala Kantor Kerjasama Humas dan Protokol Universitas Negeri Yogyakarta

 bahwa secara umum sebenarnya pelaksanaan kerjasama luar negeri baik yang

 berdasarkan perjanjian tertulis dalam bentuk MOU maupun perjanjian tidak 

tertulis khususnya bidang pendidikan sudah dilakukan oleh masing-masing

fakultas di lingkungan Universitas Negeri Yogyakarta. Hal ini diperkuat oleh

SY selaku Rektor yang menyatakan bahwa secara teknis pelaksanaan

kerjasama luar negeri yang sudah berjalan selama ini sebenarnya banyak 

dilakukan oleh fakultas atau malah inisiatif fakultas sendiri yang kemudian di

fasilitasi oleh universitas, jadi mekanismenya bisa top-down atau bottom-up.

Artinya kerjasama tersebut bisa usulan dari universitas kemudian dilaksanakan

oleh fakultas (sebagai pelaksana teknis) atau sebaliknya atas usulan fakultas

dan dilaksanakan oleh universitas dan fakultas atau malah bisa jadi atas usulan

fakultas dan universitas (wawancara tanggal 14 Maret 2005, pukul 09.03-

09.25). Hal senada juga dikemukakan oleh SM selaku Pembantu Rektor I

yang mengatakan bahwa UNY sebenarnya tidak begitu ketinggalan dari

80

Page 81: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 81/119

universitas lain dalam hal kerjasama luar negeri. Ini bisa dibuktikan dengan

adanya program-program kerjasama pertukaran dosen dan mahasiswa,

kerjasama publikasi ilmiah, penelitian ilmiah dan lainnya yang dilaksanakan

atau diprakarsai oleh universitas maupun fakultas baik itu berdasarkan

 perjanjian tertulis maupun tidak tertulis (wawancara tanggal 08 Maret 2005,

 pukul 08.50-09.50). Khusus untuk perjanjian secara tertulis dikemukakan SY

 bahwa perlunya formalisasi kerjasama, maksudnya kedepan kerjasama yang

 belum diformalkan akan segera di formalkan/tertulis (wawancara tanggal 14

Maret 2005, pukul 09.03-09.25). Sementara itu untuk penandatanganan

naskah MOU biasanya dilakukan oleh Rektor, selanjutnya Rektor 

mendelegasikan Pembantu Rektor I dan Dekan Fakultas yang bersangkutan

untuk membuat perjanjian pelaksanaan kerjasama yang bersifat teknis dan

secara formal disebut “ Action Plan”. Lebih lanjut mengenai bentuk perjanjian

(naskah MOU), dikatakan oleh SG bahwa bila perjanjian tersebut

dilaksanakan antara G to G (  government to government ) maka naskah

 perjanjian tersebut biasanya berbentuk  agreement  tetapi bila antar lembaga

maka bentuk naskah perjanjian tersebut adalah MOU. (Wawancara, tanggal 29

Februari 2005, pukul 10.00-11.05 WIB).

Lebih rinci SG memberikan paparan mengenai proses dan tahapan

 pelaksanaan kerjasama luar negeri Universitas Negeri Yogyakarta dalam tiga

  proses utama yang diikuti oleh tahapan-tahapan tertentu pada setiap

 prosesnya. Adapun ketiga proses tersebut adalah sebagai berikut :

81

Page 82: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 82/119

Proses Pra

Penandatangan Draft MOU

a. Tahap usulan

Dengan adanya otonomi fakultas, maka mekanisme usulan bisa

 bersifat bottom-up artinya inisiatif atau usulan kerjasama bisa datang

dari fakultas atau jurusan kemudian disampaikan ke tingkat universitas

untuk mendapat persetujuan. Begitupun juga sebaliknya kerjasama

yang akan dijalin mekanismenya bisa top-down artinya inisiatif 

kerjasama atas prakarsa universitas untuk ditindaklanjuti oleh fakultas

atau pihak yang ditunjuk atau bisa campuran antara keduanya.

 b. Tahap identifikasi

Tahapan ini adalah identifikasi atas pihak atau lembaga mana yang

akan bekerjasama, kerjasama apa yang akan dilakukan, bagaimana

kredibilitas lembaganya dan dalam bentuk apa kerjasama itu akan

diformalkan.

c. Tahap negosiasi

Tahapan ini meliputi:

a) Pertemuan penjajakan antara kedua

  pihak yang merupakan tahap awal perundingan mengenai

kemungkinan dibuatnya suatu perjanjian kerjasama luar negeri.

 b) Pertemuan lanjutan antara kedua

 belah pihak untuk membahas substansi dan masalah teknis yang

akan disepakati dalam kerjasama luar negeri.

82

Page 83: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 83/119

c) Setelah pertemuan lanjutan

mencapai kesepakatan antara kedua pihak tahapan selanjutnya

adalah membuat draft bentuk formal kerjasama, bila disepakati

 bentuk kerjasama akan diformalkan dalam MOU maka kedua belah

 pihak membuat draft MOU bersama.

d) Tahapan selanjutnya setelah

 pembuatan draft selesai adalah penandatanganan draft MOU oleh

kedua belah pihak menjadi sebuah naskah MOU sebelum

mendapat kekuatan hukum tetap dari instansi terkait negeri

masing-masing pihak.

Proses Pasca

Penandatangan Draft MOU

Setelah kedua belah pihak menyetujui naskah MOU dan

menandatanganinya maka bagi pihak Universitas Negeri Yogyakarta,

langkah selanjutnya adalah mengirimkan naskah MOU yang telah

ditandatangani tersebut ke Departemen Pendidikan Nasional untuk 

mendapatkan pengesahan Dirjen Dikti Depdiknas dan didaftarkan di

Departemen Luar Negeri kemudian tembusannya disampaikan ke

Sekretariat Negara Republik Indonesia.

Pengembalian

naskah MOU yang telah disahkan.

83

Page 84: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 84/119

Setelah ketiga proses di atas dilalui maka naskah MOU telah menjadi

dokumen resmi suatu perjanjian internasional yang memiliki kekuatan

hukum formal dan berlaku mengikat secara definitif kedua belah pihak 

sesuai dengan perjanjian yang tertulis dalam MOU tersebut (pasal 6 ayat 2

Undang-Undang nomor 24 Tahun 2000).

Sebagai gambaran berikut disajikan Skema alur proses kerjasama luar 

negeri yang telah dilakukan oleh Universitas Negeri Yogyakarta :

Gambar 3: Skema Alur proses kerjasama luar negeri Universitas

Negeri Yogyakarta.

84

Meliputi 4 Tahap

Usulan kerjasama

Perumusan kerjasama

Pembuatan naskah kerjasama

 Negosiasi

Tahapan ini meliputi hal :Pembicaraan

Penentuan bentuk kerjasama

Pembuatan draft kerjasama

Pra Penandatanganan DraftMOU

Pasca Penandatanganan Draft

MOU

Pengiriman draft kerjasama untuk 

mendapat pengesahanan Dirjen

Dikti, didaftarkan di Deplu dan

ditembuskan ke Setneg

Pengembalian MOU yang sudah

disetujui dan disahkan (naskah)

MOU siap digunakan sebagai dasar 

hukum formal dalam kerjasama

Penandatanganan Draft

Page 85: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 85/119

Dari paparan alur proses kerjasama luar negeri Universitas Negeri

Yogyakarta yang dikemukakan SG di atas dapat ditinjau secara yuridis

  berdasarkan instrumen perundang-undangan yang berlaku yaitu Undang-

Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional. Indikator 

tinjauannya adalah sebagai berikut:

a. Proses Perumusan

Dalam hukum perjanjian internasional dikenal adanya langkah dalam

 proses perumusan perjanjian yaitu pendekatan Informal menuju langkah

Formal. Artinya pihak-pihak yang bermaksud untuk membuat atau

merumuskan suatu perjanjian internasional mengenai masalah tertentu,

terlebih dahulu melakukan pendekatan-pendekatan baik yang bersifat

informal maupun formal dalam rangka mencapai suatu kesepakatan (I

85

Page 86: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 86/119

Wayan Parthiana, 2002:93). Langkah-langkah tersebut yang secara teknis

dijelaskan pada pasal 6 ayat 1 UU Nomor 24 Tahun 2000 "Pembuatan

 perjanjian internasional dilakukan melalui tahap penjajakan, perundingan,

  perumusan naskah, penerimaan, dan penandatanganan”. Dan apabila

  bentuk perjanjian internasional tersebut melibatkan banyak pihak yang

mengikatkan diri (multilateral agreement ) maka penandatanganan bukan

merupakan pengikatan diri sebagai negara pihak, keterikatan terhadap

  perjanjian internasional dapat dilakukan melalui pengesahan

(ratification/accession/-acceptance/approval ) kecuali perjanjian tersebut

hanya mengikat dua pihak (bilateral ). Oleh karena semua bentuk 

kerjasama yang telah dilakukan Universitas Negeri Yogyakarta adalah

kerjasama bilateral (bilateral agreement ) maka penandatanganan naskah

kerjasama merupakan tahap akhir dalam perundingan untuk melegalisasi

naskah kerjasama tersebut. Hal ini dapat dilihat dalam penjelasan pasal 15

ayat 1 yang menyatakan:

“Perjanjian internasional yang tidak mensyaratkan adanya pengesahan

dalam pemberlakuan perjanjian tersebut dan memuat materi yang

 bersifat teknis atau merupakan pelaksanaan teknis atas suatu perjanjian

induk, dapat langsung berlaku setelahpenandatanganan, pertukaran

dokumen perjanjian/nota diplomatik atau setelah melalui cara-cara lainsebagaimana disepakati para pihak pada perjanjian internasional.

Perjanjian yang termasuk dalam kategori tersebut diantaranya adalah

  perjanjian yang secara teknis mengatur kerja sama di bidang

  pendidikan, sosial, budaya, pariwisata, penerangan, kesehatan,

keluarga berencana, pertanian, kehutanan, serta kerja sama antar 

 propinsi dan antar kota”.

Dipertegas dengan pasal 11 Konvensi Wina 1969 yang dikutip I Wayan

Parthiana (1990:176) yang menyatakan bahwa penandatangan ( signature)

86

Page 87: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 87/119

adalah salah satu cara yang sudah dikenal untuk menyatakan persetujuan

terikat pada suatu perjanjian internasional. Seperti secara jelas

dikemukakan oleh Mochtar Kusumaatmadja yang dikutip oleh I Wayan

Parthiana (1990:170) bahwa ditinjau dari tahap yang harus dilalui sampai

  berhasil dilahirkan atau dibentuk suatu perjanjian internasional maka

naskah MOU Universitas Negeri Yogyakarta dapat dikategorikan sebagai

 perjanjian internasional melalui dua tahap. Kedua tahap tersebut adalah

tahap perundingan (negotiation) dan tahap penandatanganan ( signature).

Dalam tahap perundingan ini, wakil-wakil para pihak bertemu dalam suatu

forum merumuskan pokok-pokok masalah yang dirundingkan. Selanjutnya

memasuki tahap kedua yaitu tahap penandatanganan, maka perjanjian

tersebut telah mempunyai kekuatan hukum mengikat bagi para pihak yang

  bersangkutan. Dengan demikian, tahap terakhir dalam perjanjian dua

tahap, mempunyai makna sebagai persetujuan pengikatan diri dari para

  pihak terhadap naskah perjanjian yang telah disepakati (Consent to be

 Bound by a Treaty). Cara-cara tersebut sudah lazim dilakukan sebagai

hukum kebiasaan internasional, dimana langkah penandatanganan sebagai

 pernyataan persetujuan untuk terikat pada perjanjian digabungkan dengan

langkah langkah pengadopsian dan pengotentikasian naskah perjanjian.

Pasal 12 ayat 1 Konvensi Wina 1969 selengkapnya menyatakan sebagai

 berikut :

The Consent of a state to be bound by a treaty is expressed by the signature of its representative when:

(a) The treaty provides that signature shall have that affect;

87

Page 88: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 88/119

(b) It is otherwise established that the negotiating States

were agred that signature should have that effect; or 

(c) The intention of the State to give that effect to the signature appears from the full power of its representative or was

expressed during the negotiation.

Persetujuan suatu negara untuk terikat pada suatu perjanjian

internasional dinyatakan dengan penandatanganan wakil-wakilnya,

apabila:

(a) Perjanjian itu sendiri menentukan bahwa

  penandatanganan tersebut menjadikan negara-negara itu terikat

 pada perjanjian tersebut;

(b) Sebaliknya negara-negara yang melakukan perundingan

menyepakati bahwa penandatanganan akan menjadikan negara-negara itu akan terikat pada perjanjian tersebut;

(c) Maksud dari suatu negara untuk menjadikan terikat

dengan cara penandatanganan tersebut tampak dari kuasa penuh

dari wakilnya atau dinyatakan selama perundingan.

Dari pasal yang dikutip oleh Sugeng Istanto (2002:112) di atas,

menyatakan bahwa suatu perjanjian internasional dimana negara-negara

menyatakan persetujuan untuk terikat pada perjanjian internasional dengan

cara melakukan penandatanganan, diatur secara legal dalam hukum

internasional.

 b. Pengesahan naskah

Secara umum yang dimaksud pengesahan menurut Undang-Undang

 Nomor 24 Tahun 2000 adalah perbuatan hukum untuk mengikatkan diri

 pada suatu pejanjian internasional dalam bentuk ratifikasi (ratification),

aksesi (accession), penerimaan (acceptance) dan penyetujuan (approval ).

 Namun seperti dikemukakan di atas keempat bentuk pengesahan tersebut

diperlukan apabila memang dipersyaratkan dalam perjanjian. Bila suatu

  perjanjian tidak mensyaratkan pengesahan, maka tidak ada unsur 

keharusan untuk mendapatkan pengesahan. Hal tersebut diatur dalam pasal

88

Page 89: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 89/119

Page 90: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 90/119

University, dilihat struktur MOU tersebut berdasarkan pola struktur perjanjian

internasional :

90

Page 91: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 91/119

91

Page 92: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 92/119

92

Page 93: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 93/119

Page 94: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 94/119

Keterangan struktur perjanjian (MOU) di atas :

I. Menunjukkan Judul perjanjian

II. Menunjukkan Preambul perjanjian

III. Menunjukkan Klausula substantif  

IV. Menunjukkan Klausula formal

V. Menunjukkan Pembuktian formal

VI. Menunjukkan Tandatangan para delegasi.

94

Page 95: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 95/119

Melihat prakteknya struktur di atas bisa saja ditambahi dengan

tandatangan pengesahan dari pihak berwenang (Dirjen Dikti) yang

ditempatkan dibawah tandatangan para delegasi.

Perkembangan yang tidak kalah menarik selain bentuk kerjasama

secara tertulis Universitas Negeri Yogyakarta dengan pihak luar negeri, juga

 perlu diperhatikan bentuk kerjasama berdasarkan perjanjian yang tidak tertulis

atau yang lebih dikenal (unwritten agreement/oral agreement ). Menurut hasil

wawancara dengan SG (wawancara tanggal 12 Juni 2005) menjelaskan bahwa

 peranan kerjasama luar negeri secara lisan atau berdasarkan hasil kesepakatan

tanpa MOU dengan pihak luar negeri tidak kalah penting kontribusinya

daripada perjanjian secara tertulis bagi perkembangan kerjasama luar negeri

Universitas Negeri Yogyakarta terutama dalam tahap penjajagan atau

  perintisan kerjasama selanjutnya. Walaupun proses pembuatan

kesepakatannya hanya merupakan perjanjian secara lisan antara pihak 

(delegasi) Universitas Negeri Yogyakarta dengan pihak (delegasi) luar negeri,

tetapi daya mengikat perjanjian tersebut dapat dirasakan pada implementasi

kegiatannya yang tidak jarang malah menjadi suatu awal (rintisan) pada

  perjanjian formal (tertulis). Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa

kerjasama yang telah dan sedang berlangsung. Di bawah ini daftar beberapa

kerjasama yang sempat terdokumentasikan oleh Kantor Kerjasama Humas dan

Protokol, dari tahun 2000-2005 :

Tabel 3 : Daftar kerjasama (Non MOU) yang digolongkan sebagai

unwritten agreement tahun 2000-2004.

 N Pihak Kerjasama Waktu Bentuk Kerjasama Tindak lanjut

95

Page 96: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 96/119

o

UNY dan National 

University of Singapore(NUS)

16 Mei

2000

Kunjungan studi banding tim kesenian

 NUS & penajajagan kerjasama dalam bidang kesenian

Dalam

 penjajagan/proses

UNY dengan  EuropeanUnion (EU)

Tidak 

disebutkan

Pengiriman buku-buku,

informasi,leaflet, kaset, video dll.

Kiriman rutin

UNY dengan Consortium  For Teaching Asia And 

The Fasific In The School (CTAPS) Amerika Serikat

20 Juli

2000

Kunjungan Studi Banding guru TK-

SMU dari AS dilanjutkan dengan

diskusi, pertukaran informasi dan

ramah tamah.

Tidak ada

UNY dengan American

Embassy

3 Agustus,

9 Oktober 

2000 dan

26 Januari

2001

Dialog, promosi Civic Education, ,dan

 pertukaran informasi.

Kiriman e-mail

secara rutin

UNY dengan AustralianEmbassy dan University of Western Sidney (UWS)

21 November 

2000

Seminar dan kursus bahasa indonesia Tidak ada

UNY dengan  Deutscher   Akademischer Austauch-

 Dienst (DAAD)

2003 Penugasan Volenteer pengajar Bahasa

Jerman di UNY

Tidak ada

UNY Dengan  Australian

Consortium For In-Country Indonesian

Study(ACICIS), Australia.

2003-2004 Pertukaran Mahasiswa Tindak lanjut

dari tahun 2003

UNY dengan Konstanz

University Jerman

2004 Pementasan Drama Multimedia Tidak ada

UNY dengan Pitoe

Galery-UniversityKebangsaan Malaysia

(UKM)

2004 Malam refleksi puisi dan dialog sastra

dengan menhadirkan Prof.Siti Zainon Tidak adaketerangan

UNY dengan prof. Bart

Crum (Belanda)

2004 Sosialisasi Tenis Kursi Roda bantuan

ITF

Tidak ada

Walailan University

Thailand

2005 Pertemuan Delegasi dari Tahiland

untuk membicarakan peluang

Kerjasama bidang Pendidikan

Dalam tahap

 perumusan

Sumber : Hasil rekapitulasi pada Lampiran Pidato Rektor Universitas Negeri

Yogyakarta tahun 2001-2004.

Dalam prakteknya, kerjasama non MOU ini merupakan serangkaian

komunikasi bilateral antara kedua belah pihak yang biasanya berawal dari

  perbincangan nonformal antara (delegasi) pejabat UNY dengan pihak luar 

negeri di suatu pertemuan. Hasil perbincangan itu ditindak lanjuti dengan

saling berkirim surat atau E-mail (Dokumen yang diperlukan) dan bila

dianggap perlu saling menelpon. Bila komunikasi sudah matang maka akan

ditindak lanjuti dengan pertemuan. Pertemuan ini diperlukan apabila dari

96

Page 97: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 97/119

  pertukaran dokumen dan informasi tadi terlihat suatu peluang saling

menguntungkan kemudian saling menjajagi perihal peluang kerjasama yang

lebih intensif, perkenalan program dan tawar menawar bila kemungkinan

adanya pendanaan (dana pendamping) bagi kerjasama yang akan

dilaksanakan. Namun apabila dipandang tidak ada peluang, biasanya akan

terjadi kesepakatan secara lisan untuk saling berkirim informasi/dokumen

lainnya yang sifatnya tidak mengikat dan tidak perlu ada konsekwensi timbal

 balik (pendanaan). Sebagai contoh kerjasama yang terjalin selama ini antara

UNY dengan EU dan DAAD dalam hal pertukaran informasi study di negara

Eropa. Bentuk kerjasamanya adalah saling berkirim buku, leafleat, jurnal dan

lain-lain (Wawancara dengan SG tanggal 11 Juni 2005, pukul 08.30-09.00

WIB).

D. Hambatan-hambatan Yang Timbul Dalam Pelaksanaan

Kerjasama Luar Negeri Universitas Negeri Yogyakarta.

Untuk mencapai sebuah kemajuan tentunya akan selalu dihadapkan

 pada tantangan dan hambatan. Hal tersebut dapat dirasakan oleh Universitas

  Negeri Yogyakarta dalam upayanya mengembangkan kerjasama luar 

negerinya. Dari data yang didapat tentang Mitra Kerjasama Luar Negeri UNY

sampai dari 1993 sampai tahun 2004 terlihat bahwa hanya 4 kerjasama dari

lima belas kerjasama yang terjalin yang memiliki dokumen formal melalui

97

Page 98: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 98/119

MOU. Hal ini mengindikasikan adanya beberapa hambatan dalam

 pelaksanaannya, diantaranya adalah:

1. Kerjasama memerlukan dana pendamping yang besar.

Seperti diungkapkan oleh SG pada saat wawancara tanggal 23 Februari

2005, bahwa dasar pertimbangan kerjasama luar negeri dalam bentuk 

kerjasama apapun adalah prinsip menguntungkan kedua pihak. Hal ini

 berarti bila satu pihak mengeluarkan dana maka pihak lain yang diajak 

kerjasama juga harus mengeluarkan hal yang sama, secara gamblang SG

membuat contoh bila UNY mengadakan kerjasama dengan suatu

universitas di luar negeri maka UNY harus menyediakan dana

 pendamping untuk melaksanakan kegiatan kerjasama tersebut. Sedangkan

dana untuk kegiatan kerjasama di UNY sangat terbatas bahkan kalau

dilihat dalam Alokasi Anggaran Rutin (DIK) Universitas Negeri

Yogyakarta Tahun 2003 tidak terlihat penganggaran khusus, berikut

disajikan tabel alokasi anggaran rutin UNY :

Tabel 4. Alokasi Anggaran Rutin (DIK) Universitas Negeri

Yogyakarta Tahun 2003. No Kode

Pembelanjaan

Uraian Anggaran Alokasi Anggaran

(Rp)

12

3

4

5

6

7

8

MAK 5110MAK 5120

MAK 5150

MAK5120

MAK5220

MAK5230

MAK5250

MAK5330

Belanja Pegawai

Gaji upahTunjangan beras

1. Honor vakasi

2. Lembur 

3. T I D

  Sub Jumlah

Belanja Barang

Keperluan sehari-hari perkantoran

Inventaris kantor 

Langganan daya dan jasa

Belanja barang dan lain-lain

Sub Jumlah

Belanja Pemeliharaan

Pemeliharaan kendaraan dinas

38,672,056,0001, 231,299,000

216,000,000

32,040,000

99,600,000

40,250,995,000

250,000,000

18,000,000

600,000,000

1,100,000,000

1,968,000,000

80,000,000

98

Page 99: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 99/119

9

10

MAK5350

MAK 5410

Pemeliharaan lain-lain

  Sub Jumlah

Belanja perjalanan

Perjalanan dinas

  Sub Jumlah

500,000,000

580.000,000

43,998,000

43,998,000

Jumlah Total 42,842,993,000

Sumber : Lampiran Laporan Dies Natalis XXXIX UNY Tahun 2003.Hal 119

Dari keseluruhan anggaran di atas diakui oleh SG memang tidak adanya

anggaran khusus untuk kerjasama karena semua anggaran diperuntukkan

hanya untuk kegiatan riil yang bersifat rutin dan pasti, sedangkan bila ada

kerjasama yang memerlukan dana pendamping maka bisa diambilkan dari

dana cadangan yang tidak pasti jumlahnya. Hal tersebut diperkuat oleh SM

sebagai Pembantu Rektor I yang menyatakan bahwa kendala utama

 peningkatan kerjasama luar negeri UNY adalah masalah pendanaan karena

setiap universitas/pihak di luar negeri biasanya mau mengadakan barter 

kerjasama selalu memakai standar US Dollar dalam pendanaannya. Hal ini

  jelas sangat memberatkan UNY dan tidak semua dapat dilaksanakan

kecuali kontra prestasi atau imbal jasa dari pihak UNY bukan berbentuk 

dana segar melainkan fasilitas fisik atau jasa yang ada di UNY

(Wawancara tanggal 08 Maret 2005, pukul 08.50-09.50 WIB).

Hal senada juga disampaikan oleh SY selaku Rektor UNY yang

mengatakan bahwa mengadakan kerjasama itu bukan tidak memiliki

kendala, salah satu kendala yang penting adalah UNY tidak memiliki

Anggaran (budget ). Misalnya salah satu syarat pertukaran mahasiswa atau

dosen luar negeri adalah UNY harus mengcover seluruh asuransi bagi

mahasiswa/dosen asing yang datang ke UNY. Hal tersebut tidak mungkin

99

Page 100: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 100/119

terpenuhi oleh UNY secara finansial (Wawancara tanggal 14 Maret 2005,

 pukul 10.12-10.50 WIB).

Dari ketiga pernyataan pejabat UNY di atas dapat disimpulkan bahwa

ternyata ada pengecualian apabila ada kerjasama yang memerlukan dana

 pendamping yang sifatnya masih terjangkau dan saling menguntungkan

yaitu bisa diambilkan dari dana cadangan yang tidak pasti jumlahnya,

 pernyataan tersebut setidaknya dilontarkan oleh SG pada saat wawancara

tanggal 29 Februari 2005, pukul 10.00-11.05 WIB. Pernyataan SG

tersebut dapat disinkronkan dengan data Alokasi Anggaran Pembangunan

(DIP) Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2003, sebagai berikut:

Tabel 5. Alokasi Anggaran Pembangunan (DIP) Universitas Negeri

Yogyakarta tahun 2003.TOLOK 

UKUR 

URAIAN KEGIATAN JML

ANGGARAN

0101

0407

2201

2517

3113

ADMINISTRASI PROYEK 

1. Pengelolaan proyek selama 10 BL

BANTUAN BEASISWAA. Bantuan beasiswa PPA

1. Mahasiswa lama (715 orx12 bl)2. Mahasiswa baru (60 orx 4 bl)

B. Beasiswa bantuan Belajar Mahasiswa (BBM)

PENGADAAN ALAT PENDIDIKAN1. Pengadaan alat/peraga dan penunjang pendidikan

PENGADAAN BUKU-BUKU PERPUSTAKAAN

1. Pengadaan buku-buku perpustakaan

PEMBANGUNAN GEDUNG PENDIDIKAN

1. Lanjutan pemb.gedung lab serbaguna nonstandard

44.545.000

44.545.000

1.349.820.000661.500.000

643.500.00018.000.000

688.320.000

335.000.000

335.000.000

48.000.000

48.000.0003.300.000.000

3.300.000.000

100

Page 101: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 101/119

4320

5102

5106

6340

6601

tahap VI

OPERASI & PEMELIHARAAN FASILITAS PEND

1. Operasional&Pemeliharaan Pend.Tinggi (DBO)2. Bahan

3. Lain-lain

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNISDiklat Pekerti

1. Gaji/upah

2. Bahan

3. Perjalanan

4. Lain-lain

RINTISAN PENDIDIKAN GELAR 

A. Penyelengaraan S2

1. Gaji/upah

2. Bahan

3. Perjalanan

4. Lain-lain

B. Penyelenggaraan S3

1. Gaji/upah

2. Bahan

3. Perjalanan

4. Lain-lain

PENELITIAN ILMU TERAPAN

-Penelitian

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

A. Operasional SP4 PT

B. Kerjasma dengan JICA Teknik (FMIPA)

C. Pengembangan Due Like tahun ke V

1.007.975.000

1.007.975.000657.375.000

350.600.000

20.000.000

20.000.000

4.340.0007.250.000

3.480.0004.930.000

3.529.959.000

2.736.519.000576.504.000

55.162.000122.000.000

1.983.053.000

793.440.000

147.114.000

21.978.00012.000.000

612.348.000

135.000.000

135.000.000

3.279.000.000

29.000.000250.000.000

3.000.000.000

JUMLAH 13.049.299.000

Sumber: Lampiran Laporan Dies Natalis ke XXXIX UNY tahun 2003 Hal 121

Dalam kolom tolok ukur 6601 huruf B disebutkan bahwa kerjasama

dengan JICA Teknik FMIPA membutuhkan anggaran sebesar Rp.

250.000.000,-. Ketika alokasi dana tersebut dikonfirmasikan kepada SM

 beliau membenarkan bahwa kerjasama luar negeri yang selama ini yang

masih berjalan adalah dengan JICA ( Japan International Coorporations

 Agency) dalam bidang pendidikan. Secara teknis memang Fakultas MIPA

101

Page 102: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 102/119

(FMIPA) yang bekerjasama dengan pemerintah Jepang namun dalam hal

  pengadaan dana pendamping kerjasama tetaplah universitas yang

mendanai walau dalam jumlah yang terbatas.

2. Isu global (politik dan keamanan)

Hambatan peningkatan kualitas dan kuantitas kerjasama yang satu

ini sangatlah pelik. Dikatakan pelik karena memang berkaitan dengan isu

 politik-keamanan lokal dan global. Sebagaimana diketahui setelah rezim

orde baru runtuh tahun 1998 kondisi keamanan Indonesia semakin buruk.

Banyak investor luar negeri yang hengkang dari negeri ini dikarenakan

tidak terjaminnya keamanan. Hal ini tentunya berdampak buruk kepada

seluruh sektor pembangunan tak terkecuali sektor pendidikan merasakan

dampaknya. Banyak para pelajar dan pangajar dari luar negeri yang

dipanggil pulang oleh institusinya dengan alasan tidak bisa menjamin

keamanan mereka selama tinggal di Indonesia, ini menjadi bumerang bagi

  pengembangan kerjasama luar negeri bidang pendidikan di institusi

manapun. Diperparah lagi dengan kejadian 12 Oktober 2002 yaitu

meledaknya Bom Bali. Ini merupakan pukulan telak bagi dunia parawisata

  pada umumnya dan dunia pendidikan pada khusunya. Setidaknya

dirasakan oleh UNY yang banyak memiliki mahasiswa asal Austarlia,

akibat kejadian bom tersebut hubungan kerjasama yang selama ini terjalin

dengan baik menjadi terganggu. Langkah Australia yang memanggil

  pulang warga negaranya (mahasiswa/dosen), menjadi pedoman bagi

negara asing seperti dari Eropa dan Asia lainnya untuk melakukan hal

102

Page 103: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 103/119

yang sama. Dampak buruk lainnya merambat pada pertimbangan negara

asing dalam mengambil kebijakan untuk bekerjasama dengan institusi

yang berada di Indonesia. Mereka pikir-pikir dan sangat hati-hati untuk 

mengambil keputusan “Ya” dalam mengadakan kerjasama. Dengan

otomatis setelah kejadian tersebut banyak kerjasama dan peluang

kerjasama yang terputus begitu saja, ini dikarenakan pemerintah negara

asing, sebagai contoh Australia lalu mengeluarkan Travel Warning bagi

semua warganya yang ada di Indonesia atau akan bepergian ke Indonesia

(Wawancara dengan SG Tanggal 23 Februari 2005). Pernyataan SG

tersebut diperkuat oleh SY sebagai Rektor UNY yang mengatakan bahwa

  pengaruh politik dan keamanan di negara kita akhir-akhir ini sangat

  berpengaruh terhadap pengembangan kerjasama institusi pendidikan

termasuk di dalamnya UNY.(Wawancara tanggal 08 Maret 2005, pukul

10.10-11.00 WIB).

3. Birokrasi

Walaupun bukan merupakan hal yang sangat mempengaruhi

  peningkatan kualitas dan kuantitas kerjasama luar negeri UNY.

Kelambanan dan sulitnya birokrasi proses pengakuan/pengesahan naskah

kerjasama UNY yang memerlukan rentetan urusan birokrasi dengan Dirjen

Dikti Depdiknas kemudian Sekretaris Negara dan Departemen Luar 

 Negeri, sedikit banyaknnya mempengaruhi prospek kerjasama yang yang

ada. Seperti sebuah pengalaman yang diungkapkan SG kepada peneliti :

“Memang benar, alur birokrasi selama ini cukup panjang bahkan

kadang memerlukan waktu berbulan-bulan sampai satu tahun

103

Page 104: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 104/119

untuk mendapat pengesahan. Bahkan suatu ketika, UNY

  berkehendak memperpanjang MOU dengan suatu universitas di

luar negeri menjadi batal dikarenakan MOU tersebut nyangkut disalah satu instansi di Jakarta (Dirjen Dikti), ketika pihak kami

datang untuk menelusuri, jawabannya adalah “MOU yang mana

ya?, coba kami periksa! Atau anda membuat lagi MOU tersebut!

Bagaimana?” begitulah jawaban diplomatis dari instansi tersebut

yang mengindikasikan bahwa MOU tersebut sudah hilang entah

kemana”. (wawancara tanggal 26 Februari 2005, pukul 09.00-

10.15 WIB).

Ketika pengalaman kemacetan birokrasi di Jakarta tersebut

disampaikan kepada SM selaku PR I beliau memberi komentar bahwa

 birokrasi Jakarta sebenarnya tidak sulit melainkan “Jakarta” selalu berhati-

hati dan memberikan pertimbangan apakah MOU yang akan dijalankan itu

mampu secara finansial dilaksanakan, karena suatu MOU tentu akan

memuat suatu hak dan kewajiban bagi para pihak untuk dilaksanakan. Jika

memang terjadi MOU yang sedang diperpanjang hilang ketika dalam

  proses maka itu adalah “Keteledoran Jakarta” yang perlu diperbaiki

 bersama. Beliau mengakui bahwa semua proses pengajuan kerjasama tidak 

semuanya mulus melainkan banyak pertimbangan dengan sangat hati-hati.

Beliau menambahkan lagi kendala yang paling utama adalah justru datang

dari UNY itu sendiri yaitu bagaimana meningkatkan sumber daya UNY

untuk menunjang kerjasama tersebut terutama kemampuan Bahasa Inggris

dosen yang ada sebagai modal utama kerjasama luar negeri. (Wawancara

tanggal 08 Maret 2005, pukul 10.00-11.05 WIB).

Secara teknis menurut pertimbangan SG, bila suatu kegiatan

kerjasama dilaksanakan tanpa MOU maka akan mengakibatkan

konsekwensi sebagai berikut:

104

Page 105: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 105/119

Page 106: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 106/119

a) Kependidikan

 b) Ilmu Pengetahuan Dasar 

c) Karya Teknologi

d) Karya Seni

4) Optimalisasi Anggaran Pembangunan

Sebagaimana diungkapkan oleh SM pada saat diwawancarai

tanggal 8 Maret 2005, upaya peng-internasionalan UNY sudah dilakukan

melalui berbagai upaya diantaranya memberikan test TOEFL gratis bagi

25 dosen yang diharapkan bila berhasil mencapai nilai TOEFL tinggi

maka dapat melanjutkan studi keluar negeri disamping itu tujuan lainnya

adalah guna membentuk sebuah “Pasukan Elit UNY” istilah pasukan elit

ini dimaksudkan sebagai pasukan khusus UNY yang terdiri dari beberapa

dosen yang mempunyai kemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh

dosen lainnya, yaitu memiliki skor TOEFL minimal 500. Ini ditujukan

guna mempersiapkan sumber daya manusia UNY yang siap dan mampu

menjadi subjek kerjasama luar negeri untuk kemajuan UNY. Kalau diteliti

apa yang diungkapkan oleh SM di atas adalah sebagian contoh upaya

UNY dalam peningkatan SDM-nya. Fakta lain dapat dilihat dari data

kuantitatif dosen yang sedang menempuh pendidikan lanjut baik di dalam

maupun luar negeri tahun akademik 2003/2004. Berikut adalah tabelnya:

Tabel 6. Dosen yang sedang menempuh pendidikan lanjut menurut

fakultas dan strata tahun akademik 2003/2004.

Fakultas S2 S3 Jumlah

DN LN DN LN

FMIPA 10 0 9 6 25

106

Page 107: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 107/119

FT

FIP

FBS

FIS

FIK 

19

20

35

7

11

0

0

1

2

0

14

6

10

5

5

4

0

0

0

0

37

26

46

14

16

Jumlah 102 3 49 10 164

Sumber : Lampiran Dies Natalis XL UNY Tahun 2004 hal 99.

Data di atas menunjukan upaya serius UNY dalam upaya

 peningkatan kualitas SDM guna menunjang semua aspek pengembangan

termasuk di dalamnya kerjasama luar negeri, walau bisa dicermati lebih

 banyak dosen yang melanjut pendidikan di dalam negeri yaitu 102 orang

untuk S2 sebanyak 49 orang untuk S3, daripada dosen yang melanjutkan

studi ke luar negeri yaitu 3 orang untuk S2 dan 10 orang untuk S3. Kalau

dijumlahkan berdasarkan tempat studi maka 152 orang melanjutkan studi

di dalam negeri dan 13 orang melanjutkan studi di luar negeri.

Upaya peningkatan SDM tidak hanya sebatas upaya peningkatan

skor TOEFL bagi dosen saja melainkan mahasiswa pun menjadi garapan

selanjutnya. Langkah ini mulai di realisasikan pada tahun ajaran

2004/2005 melalui test TOEFL yang diwajibkan bagi mahasiswa baru. Hal

ini dapat dilihat dari data kuantitatif yang disampaikan oleh SM selaku PR 

II pada saat pengarahan bagi segenap karyawan FIS, tanggal 16 Februari

2005 di Gedung Cut Nyak Dien :

Diagram 1 : Persentase Sekor Min 400 Test TOEFL Mhs &

Persentase Absensi

107

0

5

10

15

20

25

30

SEKOR MIN 400 16,5 29,2 26,5 21,4 11,7 0,64 17,7

ABSEN 18,3 6,26 11,3 9,37 29,2 1,43 12,6

FIP FMIPA FBS FIS FT FIK UNIV

Page 108: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 108/119

Page 109: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 109/119

ditebitkan oleh jurnal/majalah ilmiah dan surat kabar di luar penerbitan

UNY dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 7. Jumlah artikel civitas akademika UNY tahun 2002-2003

Media 2002 2003

Jurnal/Majalah internasional 4 11

Jurnal/Majalah terakreditasi 41 92

Jurnal/Majalah ber-ISSN 63 188

Surat Kabar Lokal/Nasional 110 124

Jumlah 218 415Sumber. Lampiran I hasil pelaksanaan program dan pengembangan tahun

2003/2004 (Dies Natalis XL UNY tahun 2004).

Data di atas menunjukan peningkatan jumlah publikasi dari tahun

2002 sampai tahun 2003 terutama yang berhasil dipublikasikan di

Majalah/jurnal internasional karena hal tersebut diharapkan akan dapat

merangsang minat institusi di luar negeri untuk mengadakan kerjasama

dengan UNY.

Disamping menerapkan metode promosi universitas ke dalam

maupun ke luar negeri untuk mengatasi hambatan peningkatan kerjasama

luar negeri, pihak Universitas Negeri Yogyakarta melalui kantor 

kerjasama telah melakukan langkah konstruktif dengan mengunjungi dan

mendelegasikan kepada mahasiswa atau dosen yang sedang menempuh

studi di beberapa universitas di luar negeri terutama Australia guna

memberikan penjelasan secara mendasar mengenai kondisi keamanan

Indonesia khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta yang aman bagi

warga negara manapun untuk melakukan kegiatan kerjasama dalam segala

 bidang. Pada prinsipnya banyak lembaga dan institusi di luar negeri yang

109

Page 110: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 110/119

faham dengan penjelasan seperti itu, tetapi keputusan tetap ada pada

kebijakan masing-masing pemerintahnya. (Wawancara dengan SG,

tanggal 28 Februari 2005, pukul 08.10-09.00 WIB.).

Lain hal mengenai masalah sulitnya birokrasi pengesahan MOU ke

Jakarta, dijawab secara diplomatis oleh SM selaku PR I bahwa untuk 

mengatasi hal tersebut perlunya upaya peningkatan SDM UNY karena

mungkin saja mereka khawatir tidak siapnya UNY untuk melakukan

kerjasama (Wawancara tanggal 08 Maret 2005, pukul 10.00-11.05 WIB ).

Dari penjabaran upaya-upaya mengatasi hambatan pengembangan

 program kerjasama di atas baik dalam atau luar negeri. Kantor kerjasama

humas dan protokol UNY dalam laporan Dies Natalis XL menyimpulkan

upaya apa saja yang sedang dan akan ditempuh melalui kegiatan-kegiatan

yang mendasarkan pada isu-isu yang berkembang, diantaranya sebagai

 berikut:

1. Menggali dan mengidentifikasi lembaga-lembaga dalam

dan luar negeri yang memilki potensi untuk melakuakan kerjasama.

2. Mengkoordinasikan kegiatan kerjasama yang dilakukan

oleh perorangan atau fakultas dengan kantor kerjasama, sehingga

terjadi pemanfaatan kerjasama yang optimal oleh fakultas/lembaga,

dan universitas.

3. Mempromosikan program-program unggulan di UNY

untuk meningkatkan daya tarik UNY bagi lembaga-lembaga dalam dan

110

Page 111: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 111/119

luar negeri, sehingga mereka termotivasi untuk melakukan kerjasama

dengan UNY di bawah koordinasi Kantor Kerjasama.

4. Mengevaluasi realisasi dan penjabaran MOU yang telah

ditandatangani oleh UNY dan lembaga-lembaga eksternal.

5. Mempererat jalinan kerjasama dengan lembaga kerjasama

di universitas maupun lembaga lain, terutama dalam pengelolaan

informasi.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarakan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

mengenai pelaksanaan kerjasama luar negeri Universitas Negeri Yogyakarta

111

Page 112: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 112/119

  bidang pendidikan dari tahun 1993-2004 dapat dikemukakan kesimpulan

sebagai berikut:

1. Pelaksanaan kerjasama luar negeri yang dilakukan oleh Universitas

 Negeri Yogyakarta, dikoordinasikan oleh Kantor Kerjasama Humas dan

Protokol sehingga terjadi pemanfaatan kerjasama yang optimal oleh

fakultas/lembaga, dan universitas.

2. Adapun pelaksanaan kerjasama luar negeri secara tertulis

Universitas Negeri Yogyakarta dapat dibagi menjadi tiga proses yaitu :

a. Proses Pra Penandatangan Draft MOU

Proses ini meliputi beberapa tahapan yaitu:

1). Tahap usulan

Mekanisme usulan bisa bersifat bottom-up artinya inisiatif atau

usulan kerjasama bisa datang dari fakultas atau jurusan kemudian

disampaikan ke tingkat universitas untuk mendapat persetujuan.

Begitupun juga sebaliknya kerjasama yang akan dijalin

mekanismenya bisa top-down artinya inisiatif kerjasama atas

 prakarsa universitas untuk ditindaklanjuti oleh fakultas atau pihak 

yang ditunjuk atau bisa campuran antara keduanya.

2). Tahap identifikasi

Tahapan ini adalah identifikasi atas pihak atau lembaga mana yang

akan bekerjasama, kerjasama apa yang akan dilakukan, bagaimana

kredibilitas lembaganya dan dalam bentuk apa kerjasama itu akan

diformalkan.

112

Page 113: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 113/119

3). Tahap negosiasi

Tahapan ini meliputi:

a) Pertemuan penjajakan antara kedua

  pihak yang merupakan tahap awal perundingan mengenai

kemungkinan dibuatnya suatu perjanjian kerjasama luar negeri.

 b) Pertemuan lanjutan antara kedua

  belah pihak untuk membahas substansi dan masalah teknis

yang akan disepakati dalam kerjasama luar negeri.

c) Setelah pertemuan lanjutan

mencapai kesepakatan antara kedua pihak tahapan selanjutnya

adalah membuat draft bentuk formal kerjasama, bila disepakati

 bentuk kerjasama akan diformalkan dalam MOU maka kedua

 belah pihak membuat draft MOU bersama.

d) Tahapan selanjutnya setelah

 pembuatan draft selesai adalah penandatanganan draft MOU

oleh kedua belah pihak menjadi sebuah naskah MOU sebelum

mendapat kekuatan hukum tetap dari instansi terkait negeri

masing-masing pihak.

 b. Proses Pasca Penandatangan Draft MOU

Setelah kedua belah pihak menyetujui naskah MOU dan

menandatanganinya maka bagi pihak Universitas Negeri Yogyakarta,

langkah selanjutnya adalah mengirimkan naskah MOU yang telah

ditandatangani tersebut untuk mendapatkan pengesahan Dirjen Dikti

113

Page 114: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 114/119

Depdiknas, didaftarkan di Departemen Luar Negeri kemudian

tembusannya disampaikan ke Sekretariat Negara Republik Indonesia.

c. Pengembalian naskah MOU yang telah disahkan.

Setelah ketiga proses di atas dilalui maka naskah MOU telah menjadi

dokumen resmi suatu perjanjian internasional yang memiliki kekuatan

hukum formal dan berlaku mengikat secara definitif kedua belah pihak 

sesuai dengan perjanjian yang tertulis dalam MOU tersebut

3. Kesesuaian dengan kaidah hukum internasional.

Kerjasama luar negeri Universitas Negeri Yogyakarta secara

yuridis formal telah memenuhi kriteria prosedur pembuatan dan penulisan

  berdasarkan kaidah hukum nasional dan internasional berdasarkan

Undang-Undang Nomor 37 tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri,

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional,

Pedoman Pembuatan Perjanjian Internasional di lingkungan Departemen

Pendidikan Nasional dan Konvensi Wina 1969 yang merupakan pedoman

Hukum Perjanjian Internasional.

4. Dalam pelaksanaan peningkatan kualitas dan kuantitas kerjasama

luar negeri Universitas Negeri Yogyakarta dijumpai beberapa hambatan,

diantaranya :

a. Pelaksanaan kerjasama memerlukan dana pendamping

yang besar.

Bahwa dasar pertimbangan kerjasama luar negeri dalam bentuk 

kerjasama apapun adalah prinsip menguntungkan kedua pihak. Hal ini

114

Page 115: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 115/119

 berarti bila satu pihak mengeluarkan dana maka pihak lain yang diajak 

kerjasama juga harus melakukan hal yang sama. Hal ini berlaku pula

 bila UNY mengadakan kerjasama dengan suatu universitas di luar 

negeri maka UNY harus menyediakan dana pendamping untuk 

melaksanakan kegiatan kerjasama tersebut. Sedangkan dana untuk 

kegiatan kerjasama di UNY sangat terbatas.

 b. Isu global (politik dan keamanan)

Sebagaimana diketahui setelah rezim orde baru runtuh tahun 1998

kondisi keamanan Indonesia semakin buruk. Banyak investor luar 

negeri yang hengkang dari negeri ini dikarenakan tidak terjaminnya

keamanan. Hal ini tentunya berdampak buruk kepada seluruh sektor 

 pembangunan tak terkecuali sektor pendidikan merasakan dampaknya.

Banyak para pelajar dan pangajar dari luar negeri yang dipanggil

 pulang oleh institusinya dengan alasan tidak bisa menjamin keamanan

warga negaranya yang tinggal di Indonesia, ini telah menjadi menjadi

 bumerang bagi UNY pada khususnya. Diperparah lagi dengan kejadian

12 Oktober 2002 yaitu meledaknya Bom Bali. Ini merupakan pukulan

telak bagi UNY yang banyak memiliki mahasiswa dan pengajar yang

 berasal dari luar negeri. Hubungan kerjasama yang selama ini terjalin

menjadi terganggu, bahkan tidak sedikit yang meninjau ulang kembali

kebijakan untuk bekerjasama dengan institusi yang berada di

Indonesia.

c. Kelambanan dan sulitnya birokrasi

115

Page 116: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 116/119

Secara langsung ataupun tidak kelambanan dan sulitnya birokrasi

mempengaruhi peningkatan kualitas dan kuantitas kerjasama luar 

negeri UNY, proses pengakuan/pengesahan naskah kerjasama yang

memerlukan rentetan urusan birokrasi dengan Dirjen Dikti Depdiknas

kemudian Sekretaris Negara dan Departemen Luar Negeri. Alur 

  birokrasi yang cukup panjang tersebut kadang memerlukan waktu

 berbulan-bulan bahkan sampai satu tahun untuk dapat pengesahan.

5. Upaya yang dilaksanakan Universitas Negeri Yogyakarta dalam

mengatasi hambatan pelaksanaan kerjasama luar negeri.

Upaya tersebut adalah :

1. Optimalisasi anggaran pembangunan dan pengembangan

universitas, sehingga semua kerjasama luar negeri yang dianggap

mengungtungkan UNY dan pihak luar negeri dan jumlah dana

 pendampingnya terjangkau maka bisa mendapatkan dana pendamping

dari dana cadangan universitas.

2. Pendelegasian dosen dan mahasiswa yang sedang studi di

luar negeri untuk menjelaskan keadaan sebenarnya di Indonesia dan

mempromosikan program-program unggulan di UNY untuk 

meningkatkan daya tarik UNY bagi lembaga-lembaga dalam dan luar 

negeri

3. Peningkatan Sumber Daya Manusia Universitas Negeri

Yogyakarta baik tenaga akademik maupun tenaga administrasi

116

Page 117: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 117/119

sehingga meyakinkan Depdiknas untuk memberikan pengesahan

secara cepat pada setiap pembuatan MOU.

B. Saran

Dari beberapa hal yang diperoleh dari penelitian di Universitas Negeri

Yogyakarta maka saran-saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengatasi hambatan dana pendamping dalam melaksanakan

kerjasama, hendaknya UNY mengusulkan kepada pemerintah untuk 

memberikan dana khusus pendampingan bagi universitas yang akan

melakukan kerjasama tentunya dengan catatan bahwa dana tersebut

tidaklah cuma-cuma melainkan harus melalui kompetisi khusus untuk 

mendapatkannya.

2. Untuk mengatasi hambatan pengaruh isu politik dan keamanan,

hendaknya UNY dengan berkoordinasi dengan instansi terkait sering

menyelengarakan atau memfasilitasi even-even internasional dimana

dalam acara tersebut diselipkan pesan-pesan dan pemberitahuan tentang

kondisi keamanan sebenarnya di Indonesia. Cara yang lainnya yang bisa

ditempuh adalah dengan mengirimkan nota atau surat resmi kepada

  pemerintah negara-negara sahabat atau mitra kerjasama UNY tentang

kondisi politik dan keamanan Indonesia pada umumnya.

3. Sedang untuk mengatasi hambatan birokrasi yang lamban dan sulit,

hendaknya UNY membentuk tim khusus seperti “Pasukan Elit-nya UNY”

atau dengan membentuk “Korps Diplomatik” yang secara serius dan

  profesional menjadi duta dan ujung tombak dalam menggarap sektor 

117

Page 118: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 118/119

  pengembangan kualitas dan kuantitas kerjasama sehingga mampu

menembus birokrasi yang lamban atau bahkan mampu menaklukan

 birokrasi yang sangat sulit sekalipun.

 

118

Page 119: SkripsiKU Akhir

8/6/2019 SkripsiKU Akhir

http://slidepdf.com/reader/full/skripsiku-akhir 119/119

119