skizofrenia paranoid

38
Tinjauan pustaka Skizofrenia Paranoid Bernadina NS Lewowerang 102011303 Kelompok : 2 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 email : [email protected] Pendahuluan Skizofrenia adalah suatu gangguan dengan etiologi tak diketahui, ditandai oleh gejala psikotik yang secara berarti mengganggu fungsi dan menyangkut gangguan dalam perasaan, berpikir, dan perilaku. Gangguan ini kronik dan umumnya memiliki fase prodromal, fase aktif dengan delusi, halusinasi, atau keduanya, dan suatu fase residual di mana gangguan itu mungkin dalam keadaan remisi. 1 . Hampir 1% penduduk di dunia menderita skizofrenia selama hidup mereka. Diagnosis terhadap skizofrenia mengalami perubahan-perubahan, ada bebrapa cara untuk menegakkan diagnosis. Pedoman untuk menegakkan diagnostik adalah DSM-IV (Diagnostik and statistical manual) dan PPDGJ-III/ICD-X. Dalam kasus skizofrenia diperlukan penegakkan diagnosis yang tepat dan cepat serta pemberian terapi; baik berupa obat-obatan (terapi biologis), psikoterapi, dan psikososial. 2 Pembahasan 1

description

makalah

Transcript of skizofrenia paranoid

Page 1: skizofrenia paranoid

Tinjauan pustaka

Skizofrenia Paranoid

Bernadina NS Lewowerang

102011303

Kelompok : 2

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510

email : [email protected]

Pendahuluan

Skizofrenia adalah suatu gangguan dengan etiologi tak diketahui, ditandai oleh gejala psikotik

yang secara berarti mengganggu fungsi dan menyangkut gangguan dalam perasaan, berpikir, dan

perilaku. Gangguan ini kronik dan umumnya memiliki fase prodromal, fase aktif dengan delusi,

halusinasi, atau keduanya, dan suatu fase residual di mana gangguan itu mungkin dalam keadaan

remisi.1. Hampir 1% penduduk di dunia menderita skizofrenia selama hidup mereka. Diagnosis

terhadap skizofrenia mengalami perubahan-perubahan, ada bebrapa cara untuk menegakkan

diagnosis. Pedoman untuk menegakkan diagnostik adalah DSM-IV (Diagnostik and statistical

manual) dan PPDGJ-III/ICD-X. Dalam kasus skizofrenia diperlukan penegakkan diagnosis yang

tepat dan cepat serta pemberian terapi; baik berupa obat-obatan (terapi biologis), psikoterapi, dan

psikososial.2

Pembahasan

Anamnesis

Anamnesa pada pasien dapat dilakukan secara autoanamnesis maupun alloanemnesis. Seperti

biasa, anamnesa selalu didahului dengan pengambilan data identitas pasien secara lengkap.

Seperti nama, tanggal lahir, umur, jenis kelamin, alamat dan pekerjaan, kemudian diikuti dengan

keluhan utama dan selanjutnya baru ditanyakan riwayat penyakit sekarang yang dikeluhkannya

kemudian ditanyakan riwayat penyakit dahulu dan riwayat kesehatan dan penyakit dalam

keluarga3. Semua itu sebenarnya sekaligus dalam pengambilan data riwayat psikiatri yang ada

dibahas selanjutnya.

1

Page 2: skizofrenia paranoid

Tinjauan pustaka

Pemeriksaan

Riwayat psikiatri

1. Data pribadi pasien2

Nama

Umur

Jenis kelamin

Status perkawinan

Pekerjaan

Agama/suku bangsa

2. Alasan merujuk2

Catat sesuai kata-kata pasien sendiri.

Catat telah berapa lama pasien mengalami keiuhan tersebut

Gunakan pertanyaan terbuka untuk mengetahui keluhan saat ini.

Biarkan pasien bercerita tanpa terputus unfuk beberapa menit pertama sebelum

melanjutkan pertanyaan.

3. Riwayat keluhan saat ini2,3

Kapan keluhan dimulai?

Apakah kemudian keiuhan berubah? Jika ya, bagaimana perubahannya?

Apakah ada kejadian sebelumnya yang memicu timbulnya keiuhan, seperti kematian,

perceraian?

Apakah terdapat gejala psikologis lainnya, seperti rasa cemas, bersalah, keinginan bunuh

diri? Apakah terdapatgejala fisik, seperti gangguan tiduratau nafsu makan, variasi mood

diurnal?

Apakah terdapat pengobatan psikologis atau obatobatan yang digunakan untuk keiuhan saat

ini? Jika ya, apakah pengobatan tersebut membantu?

Lakukan penapisan keiuhan lainnya. Semua pasien harus ditanyakan tentang adanya

keinginan bunuh diri, depresi, perilaku obsesif dan psikosis.

Apakah terdapat gejala gangguan biologis, seperti tidur (insomnia pada awal tidur,

insomnia pada pertengahan tidur, terbangun pagi lebih awal), nafsu makan (meningkat atau

menurun), variasi diurnal dalam mood, energi, libido, konsentrasi, kesedihan?

4. Riwayat Psikiatri terdahulu2

2

Page 3: skizofrenia paranoid

Tinjauan pustaka

Apakah terdapat masaiah psikiatri yang serupa atau yang lain sebelumnya?

Catat kunjungan ke dokter umum, penggunaan layanan psikiatri atau rawat inap.

Catat kapan keluhan terjadi, berapa lama berlangsungnya dan penatalak-sanaan yang

diberikan.

5. Latar belakang pribadi2,3

Bagian yang panjang dari riwayat psikiatri yang dibagi dalam subbagian-subbagian.

Lakukan pendekatan pada bagian ini dengan menerangkan kepada pasien bahwa anda ingin

mengetahui lebih banyak tentang mereka agar dapat memahami masalah mereka dan

membantu mereka secara lebih baik.

6. Riwayat keluarga2

Kumpulkan informasi tentang orang tua, saudara kandung serta kerabat lainnya yang

berhubungan.

Tanyakan umur, pekerjaan, lingkungan sosial, gangguan psikiatri/masalah kesehatan

lainnya dan hubungan dengan pasien.

Buatlah genogram dari informasi tadi.

7. Riwayat pribadi2

Masa kanak-kanak: riwayat kelahiran, tahap perkembangan, khususnya keterlambatan;

deskripsi masa kanak-kanak awal; atrnosfer/suasana keluarga dan rumah.

Sekolah: umur lulus; suka membolos atau menolak untuk sekolah, suka mengganggu;

hubungan dengan teman-teman sebaya, guru-guru; ujian yang dikerjakan dan kecakapan,

pendidikan lebih lanjut. Pekerjaan: datalah semua pekerjaan dan lama bekerja, alasan

berhenti, dan periode menganggur.

Riwayat hubungan dan psikoseksual: hubungan saat ini bila ada, aktifitas seksual, orientasi

seksual, masaiah seksual, pengalaman seksual pertama, pengalaman seksual yang aneh/

kekerasan seksual. Untuk wanita catat usia menarke/meno-pause, hubungan masa lalu yang

penting, alasan hubungan tersebut berakhir.

Kebiasaan/ketergantungan: alkohol, rokokdan obat-obatan terlarang; catat jumlah,;

penggunaan saat ini dan sebelumnya; pola penggunaan; gejala/tanda ketergantungan dan

putus obat; masalah yang berkaitan, misalnya masaiah dalam pekerjaan.

Riwayat forensik: catat semua pelanggaran baik dihukum maupun tidak

Situasi sosial saat ini: tipe rumah, siapa saja yang tinggal di rumah; keadaan keuangan, dll.

3

Page 4: skizofrenia paranoid

Tinjauan pustaka

8. Kepribadian sebelum sakit (premorbid)2

Sulit untuk dinilai melalui wawancarayang singkat. Titik berat pada pola perilaku yang

konsisten selama hidup. Bagian ini harus mencantumkan masukan dari oranq lain, karena

tidak ada individu yanq mampu menggambarkan kepribadiannya sendiri secara objektif.

Hal-hal yang mencakup: sikap kepada orang lain dalam hubungan; sikap pada diri sendiri,

misalnya menyukai diri sendiri, percaya diri; mood pre-dominan, misalnya ceria,

optimistik; menikmati aktivitas dan hal-hal yang diminati; reaksi terhadap stres, mekanisme

mengatasi masalah (coping mechanisms).

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan umum terdiri dari pemeriksaan tanda vital dan fisik. Pemeriksaan fisik

tersebut digunakan untuk memeriksa apakah ada tanda-tanda kelainan organik.

Pemeriksaan status mental

Hindari melaporkan gambaran-gambaran yang terdahulu pada status mental, laporan

merupakan suatu potret keadaan pasien saat itu juga.2 Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan

dalam pemeriksaan status mental;

1. Penampilan dan perilaku

Pakaian, perawatan diri, misalnya pemakaian warna-warna dan riasan yang cerah dapat

terlihat pada pasien mania, pengabaian terlihat pada pasien depresi. Perilaku selama

wawancara: kegelisahan, kesedihan, kontak mata, mudah marah, kesesuaian, mudah

teralihkan. Psikomotor: kemiskinan, stereotipe, ritual, gerakan-gerakan abnormal lainnya.4,5

2. Bicara

Kecepatan: lambat/terbelakang, atau tertahan/tidak dapatdiinterupsi. Irama: normal,

intonasi datar atau berlebihan. Volume: berbisik, tenang, keras. Isi: mempermainkan kata-kata

yang berlebihan, asosiasi bunyi (clang association), berbicara satu-satu suku kata

(monosyllabic), spontan atau hanya menjawab pertanyaan. Periksa juga adanya disfasia

maupun disartria.4,5

3. Mood

Amati mood pasien selama wawancara dan tanyakan juga bagaimana perasaan mereka:

(1) secara objektif/afek: kesan Anda (sesuai/tidak sesuai)—depresi, elasi, eutimia, tumpul atau

datar, cemas. (2) Secara subjektif: bagaimana pasien melaporkan mood yang dominan,

depresi, elasi

4

Page 5: skizofrenia paranoid

Tinjauan pustaka

NB: Di sini Anda dapat merekam gambaran-gambaran biologis dari depresi jika tidak

terdapat dalam riwayat penyakit. Cari juga apakah ada aide untuk bunuh diri.5

4. Isi Pikiran

a. Gangguan isi pikiran formal (bentuk pikiran abnormal)

Pasien tidak mengikuti susunan yang umum dalam komunikasi dan akibatnya pembicaraan

menjadi kurang berarti. Biasanya pada skizofrenia.

Derailment (gerakan Knight): terdapat kekacauan kata-kala secara tiba-tiba dari waktu ke

waktu, yang seharusnya sesuai, namun tidak dalam konteks ini (jalannya isi pikiran

menjadi keluar jalur).

Circumstantiality (asosiasi ionggar): isi pikiran menjadi somar-samar dan tampak campur

aduk.

Bloking isi pikiran: sensasi-sensasi isi pikiran tiba-tiba berhenti.5

b. Tempo isi pikiran abnormal

Akselerasi (isi pikiran ditekan, Sight of ideas dapat timbul tanpa penekanan untuk bicara)

atau retordasi.

c. Kepemilikan isi pikiran abnormal

Pasien merasa pikirannya dikendalikan oleh sesuatu dari luar—penarikan isi pikiran,

insersi, penyiaran (merasa pikiran seseorang ditarik oleh orang lain).

d. Isi pikiran abnormal

Preokupasi/ide yang berlebihan (ide-ide ini sangat kuat dan dominan dan tidak selalu tidak

logis atau tidak layak secara budaya). Obsesi, kompulsi, ruminasi. Trias kognitif Beck,

pandangan negatif terhadap diri, dunia dan masa depan.5

5. Waham-waham (delusi)

Waham adalah kepercayaan yang salah, tidak mudah digoyahkan, di luar sistem

kepercayaan sosial dan budaya normal seorang individu.3,5 Tipe-tipe waham:

Grandiose (kebesaran): percaya bahwa mereka memiliki kemampuan dan misi khusus.

Poverty (kemiskinan): percaya bahwa mereka telah dibuat miskin.

Guilt (rasa bersalah): percaya bahwa mereka telah melakukan kejahatan dan pantos

dihukum.

Nihilistic (ketidakberadaan): percaya bahwa mereka tidak berarfi afau tidak ada.

Hypochondriacal: percaya bahwa mereka mengidap suatu penyakit fistk.

5

Page 6: skizofrenia paranoid

Tinjauan pustaka

Persecutory (penganiayaan): percaya bahwa semua orang berkonspirasi melawan mereka.

Reference (referensi): percaya bahwa mereka dipengaruhi oleh maja-lah/televisi.

Jealousy (kecemburuan): percaya bahwa pasangan mereka tidak setia meskipun tidak ada

buktinya.

Amorous (penuh cinta): percaya bahwa orang lain sedang jatuh cinta dengan mereka.

Infestation (serbuan): percaya bahwa mereka diserbu oleh serangga atau parasit.

Passivity experiences: percaya bahwa mereka disuruh melakukan se-suatu, atau merasakan

emosi-emosi, atau dikendalikan dari iuar; somatic passivity—merasa seolah-olah mereka

dipindahkan dari luar.3

Waham kemungkinan sesuai dengan mood, misalnya waham kebesaran, penganiayaan

dalam moodelasi; waham hipokondrik, kemiskinan, bersalah, dan nihilistic dalam mood

depresi. Waham dapatdiklasifikasikan menjadi primer dan sekunder:

Waham primer timbul 'entah dari mana' tanpa ada contoh yang dapat diidentifikasi.

Waham sekunder timbul dari mood yang mendasari, fenomena psikosis atau kerusakan

kognisi dan dapat dipahami dalam konteks tersebut. Waham ini timbul ketika berusaha

memahami kejadian penyakit primernya.3,5

6. Persepsi5

Gangguan sensorik: sensitivitas terhadap suara atau warna meningkdt.

Ilusi: salah menginterpretasikan stimuli yang normal.

Halusinasi: persepsi yang salah tanpa adanya stimulus apapun; merasa hal itu berasal dari

luar dirinya.

Pendengaran: suara-suara orang kedua langsung diarahkan kepada

pasien. Tanyakan waktu terjadi, pemicu, jumlah suara, orang pertama atau kedua, misalnya

suara tersebut mungkin mengatakan "saya tidak berguna".

Penglihatan

Penciuman: biasanya bau yang tidak sedap

Pengecapan: biasanya suatu perasaan bahwa sesuatu terasa berbeda dan ini diinterpretasikan

sebagai akibat peracunan.

Sensasi somatik: misalnya, sensasi adanya serangga di bawah kulitatau gerakan sendi-sendi

Pemeriksaan penunjang

6

Page 7: skizofrenia paranoid

Tinjauan pustaka

1. Brain imaging

a. CT-scan -- atrofi kortikal pada 10-35% pasien; pembesaran ventrikel III dan lateral pada

10-50% pasien; atrofi vermis serebelar dan turunnya radiodensitas parenkim otak. Mungkin

ada korelasi antara CT abnormal dan adanya gejala negatif (misal, afek datar, withdrawal

sosial, retardasi psikomotor, kurang motivasi), gangguan neuropsikiatrik, naiknya frekuensi

gejala ekstrapiramid akibat obat antipsikotik, dan riwayat premorbid lebih buruk.

b. Positron emission tomography (PET) -- pada sebagian penderita dapat ditemukan turunnya

metabolism lobus frontal dan parietal, metabolisme posterior relatif tinggi, dan lateralitas

abnormal.

c. Aliran darah serebral (CBF = cerebral blood flow) -- pada sebagian penderita, dapat

ditemukan kadar istirahat aliran frontal turun, aliran darah parietal naik, dan aliran darah

otak keseluruhan turun. Bila studi PET dan CBF digabungkan dengan CT-scan, disfungsi

lobus frontal paling jelas terlibat. Disfungsi lobus frontal mungkin sekunder terhadap

patologi tempat lain di otak.6

2. EEG

Umumnya pasien skizofren memiliki EEG normal tapi sebagian menunjukkan turunnya

aktivitas alfa dan naiknya aktivitas teta dan delta; gangguan paroksismal; dan naiknya

kepekaan terhadap prosedur aktivasi, misal deprivasi tidur.6

3. Laboratorium

Tidak ada hasil laboratorium karakteristik ditemukan dalam skizofrenia. Seperti pada

pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium ini dapat digunakan untuk menyingkirkan

dugaan-dugaan kelainan yang berhubungan dengan sistem tubuh pasien sendiri. Pemeriksaan

rutin berikut yang harus dilakukan pada semua pasien, pada awal penyakit dan secara berkala

setelah itu, pemeriksaan itu antara lain;

- Hitung darah lengkap

- Hati, tiroid, dan tes fungsi ginjal

- Elektrolit, glukosa, B12, folat, dan kalsium.

- Jika sejarah pasien memberikan alasan untuk mencurigai, memeriksa HIV; RPR,

ceruloplasmin, ANA, urin untuk kultur dan sensitivitas dan / atau obat-obatan dari

penyiksaan; am kortisol, dan koleksi urin 24 jam untuk porfirin, tembaga, atau logam berat.

- Jika pasien adalah wanita usia subur, tes kehamilan itu penting.

7

Page 8: skizofrenia paranoid

Tinjauan pustaka

- Jika kecurigaan kuat neurosifilis ada, tes treponemal tertentu dapat membantu.6,7

Diagnosis

Diagnosis Kerja : skizofrenia

Skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab (banyak belum

diketahui) dan perjalanan penyakit (tidak selalu bersifat kronis atau “deteriorating”) yang

luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan

sosial budaya.

Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karateristik dari pikiran

dan presepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) or tumpul (blunted). Kesadaran

yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara,

walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.8

Pedoman Diagnostik :

Harus ada sedikitnya satu dari gejala ini yang amat jelas:

a. - Thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya

(tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama namun kualitasnya

berbeda.

- Thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam

pikirannya atau pikirannya diambil keluar oleh suatu dari luar dirinya.

- Throught broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain

mengetahuinya.8,9

b. - delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh sesuatu kekuatan

tertentu dari luar

- delusion of influence = waham tentang dipengaruhi oleh suatu kekuatan dari luar

- delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap sesuatu kekuatan tertentu dari luar

- delusional of perception = pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat.8,9

c halusinasi auditorik:

- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien

- Mendiskusi perihal pasien diantara mereka sendiri

8

Page 9: skizofrenia paranoid

Tinjauan pustaka

- Jenis suara yang berasal dari salah satu bagian tubuh.9

d. Waham-waham menetap lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar

dan suatu yang mustahil.9

Atau paling sedikit dua jenis gejala di bawah ini harus selalu ada:

e. halusinasi yang menetap dari panca indra apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang

mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan efektif yang jelas,

ataupun disertai oleh ide-ide yang berlebihan yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari

selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan secara terus menerus.8

f. arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan yang berakibat inkoherensi atau

berbicara yang tidak relevan atau neologis.8

g. perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah, posisi tubuh tertentu, atau fleksibelitas

cerea, negativisme, mutisme dan strupor.8

h. gejala-gejala negatif. Seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang dan respon emosional

yang menumpul atau tidak wajar, biasanya mengakibatkan penarikan diri pergaulan sosial

dan menurunnya kinerja sosial, tetapi harus jelas semua hal tidak disebabkan oleh depresi

atau medikasi neuroleptika.8

Adanya gejala khas diatas telah berlangsung kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku

untuk fase nonpsikotik prodormal).

Harus ada suatu perubahan yang konsisten yang bermakna dalam mutu dari beberapa aspek

prilaku pribadi, bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tidak bertujuan, tidak berbuat

sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri dan penarikan diri secara sosial.8

Klasifikasi Skizofrenia

Semua pasien skizofren sebaiknya digolongkan ke dalam salah satu subtipe yang

ditegakkan berdasarakan manifestasi perilaku yang menonjol.

1. Skizofrenia paranoid

Tipe ini yang paling sering, gejalanya sangat konsisten, sering paranoid, asien dapat atau

tidak bertindak sesuai dengan wahamnya. Pasien ini sering tidak kooperatif dan sulit untuk

mengadakan kerjasama, dan mungkin agresif, marah, atau ketakutan dan paling sering pasien

memperlihatkan inkoherensi/disorganisasi. Waham dan halusinasi menonjol sedangkan afek

9

Page 10: skizofrenia paranoid

Tinjauan pustaka

dan pembicaraan hampir tidak terpengaruh. Beberapa contoh gejala paranoid yang paling

sering di temukan yaitu:

Waham kejar, rujukan, kebesaran, waham dikendalikan, dipengaruhi dan cemburu.

Halusinasi akustik berupa ancaman, perintah atau menghina.3

2. Skizofrenia disorganisasi

Gejala-gejalanya:

Afek tumpul, ketolol-tololan atau tidak serasi

Sering inkoheren

Waham tidak sistematis

Perilaku disoranisasi seperti menyeringai

3. Skizofrenia katatonik

Beberapa bentuk katatonik:

Stupor katatonik atau mutisme yaitu pasien tidak merespon terhadap lingkungan atau

orang. Pasien menyadari hal-hal yang sedang berlangsung disekitarnya.

Negativisme katatonik yaitu pasien melawan semua perintah-perintah atau usaha-

usaha untuk menggerakkan fisiknya.

Rigiditas katatonik yaitu pasien secara fisik sangat kaku.

Postur katatonik yaitu pasien mempertahankan postur yang tidak biasa.

Kegembiraan katatonik yaitu pasien sangat aktif dan gembira yang mungkin dapat

membahayakan jiwanya karena kelelahan.3,8

4. Skizofrenia tak terinci

Pasien mempunyai halusinasi, waham, dan gejala-gejala psikosis aktif yang sangat menonjol

(misalnya: kebingungan, inkoheren) atau memenuhi criteria skizofrenia tetapi tidak dapat di

golongkan pada tipe paranoid, katatonik, hebefrenik, residual dan depresi pasca skizofrenia.3

5. Skizofrenia residual

Pasien dalam keadaan remisi dari keadaan akut tetapi masih memperlihatkan gejala-gejala

residual (penarikan diri secara social, efek datar atau tak serasi, perilaku esentrik, asosiasi

melonggar, atau pikiran tidak logis).3

6. Depresi pasca skizofrenia

10

Page 11: skizofrenia paranoid

Tinjauan pustaka

Suatu episode depresif yang mungkin berlangsung lama dan timbul sesudah suatu penyakit

skizofrenia. Beberapa gejala skizofrenia masih ada dan menetap tetapi tidak mendominasi

gambaran klinisnya. Gejala yang menetap dapat berupa gejala positif atau negative. Pedoman

diasnotiknya:

Pasien telah menderita skizofrenia selama 12 bulan.

Beberapa skizofrenia masih tetap ada

Gejala depresif menonjol dan mengganggu, memenuhi sedikitnya criteria untuk

episode depresif dan telah ada paling sedikit 2 minggu.3

7. Skizofrenia simpleks

Tipe ini adalah suatu diagnosis yang sulit dibuat secara meyakinkan karena tergantung pada

pemastian perkembangan yang berlangsung perlahan, progresif dari gejala negatif yang khas

dari skizofrenia residual tanpa adanya halusinasi, waham atau manifestasi lain tentang

adanya suatu episode psikotik sebelumnya dan disertai dengan perubahan-perubahan yang

berkmakna pada perilaku perorangan, yang bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang

mencolok, kemalasan dan penarikan diri secara social.3

8. Skizofrenia lainnya

Termasuk: Skizofrenia senestopatik, gangguan skizofrenia YTT, skizofrenia siklik,

skizofrenia laten, gangguan lir skizofrenia akut.3

9. Skozofrenia yang tak tergolongkan (YTT)

Perjalan penyakit skizofrenia dapat di klasifikasikan sebagai penyakit berlangsung terus-

menerus, episodik dengan atau tanpa gejala residual diantara episode, atau episode tunggal

dengan remisi sempurna atau parsial. Gejala-gejala cenderung tumpang tindih dan diagnosis

dapat berpindah-pindah dari satu subtipe ke subtipe lain sesuai dengan perjalanan waktu.3

Diagnosis Banding

Psikotik Akut

Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan individu menilai

kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh.

11

Page 12: skizofrenia paranoid

Tinjauan pustaka

Gangguan psikotik singkat/akut didefinisikan sebagai suatu gangguan kejiwaan yang terjadi

selama 1 hari sampai kurang dari 1 bulan, dengan gejala psikosis, dan dapat kembali ke tingkat

fungsional premorbid.

Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut adalah sebagai berikut :

1. Halusinasi (persepsi indera yang salah atau yang dibayangkan : misalnya, mendengar suara

yang tak ada sumbernya atau melihat sesuatu yang tidak ada bendanya).

2. Waham (ide yang dipegang teguh yang nyata salah dan tidak dapat diterima oleh kelompok

sosial pasien, misalnya pasien percaya bahwa mereka diracuni oleh tetangga, menerima

pesan dari televisi, atau merasa diamati/diawasi oleh orang lain).

3. Agitasi atau perilaku aneh (bizar).

4. Pembicaraan aneh atau kacau (disorganisasi).

5. Keadaan emosional yang labil dan ekstrim (iritabel).

Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tapi sebagian besar di jumpai pada pasien dengan

gangguan kepribadian mungkin memiliki kerentanan biologis atau psikologis terhadap

perkembangan gejala psikotik. Satu atau lebih faktor stres berat, seperti peristiwa traumatis,

konflik keluarga, masalah pekerjaan, kecelakaan, sakit parah, kematian orang yang dicintai, dan

status imigrasi tidak pasti, dapat memicu psikosis reaktif singkat.8,9

Gangguan waham

Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan Penilaian realitas yang salah,

keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya.

Manifestasi klinik waham yaitu berupa : klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya

(tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi

tidak sesuai kenyataan, klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak

(diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai

lingkungan / realitas, ekspresi wajah tegang, mudah tersinggung.9

Manifestasi klinis

12

Page 13: skizofrenia paranoid

Tinjauan pustaka

Skizofrenia merupakan penyakit kronik. Sebagian kecil dari kehidupan mereka berada dalam

kondisi akut dan sebagian besar penderita berada lebih lama (bertahun-tahun) dalam fase residual

yaitu fase yang memperlihatkan gambaran penyakit yang “ringan”. Selama periode residual,

pasien lebih menarik diri atau mengisolasi diri, dan “aneh”. Pemikiran dan pembicaraan mereka

samar-samar sehingga kadang-kadang tidak dapat dimengerti. Mereka mungkin mempunyai

keyakinan yang salah dan tidak dapat dikoreksi.

Gejala penyakit biasanya terlihat jelas oleh orang lain. Pasien dapat kehilangan pekerjaan dan

teman karena ia tidak berminat dan tidak mampu berbuat sesuatu atau karena sikapnya yang

aneh. Penampilan dan kebiasan mereka mengalami kemunduran serta afek mereka terlihat

tumpul. Meskipun dapat mempertahankan intelegensi yang mendekati nomal, sebagian besar

performa uji kognitifnya buruk.3

Selain itu juga dapat mengalami anhedonia yaitu ketidakmapuan merasakan rasa senang. Pasien

juga mengalami deteriorasi yaitu perburukan yang terjadi secara berangsur – angsur.

Episode pertama psikotik sering didahului oleh suatu periode misalnya perilaku dan pikiran

eksentrik pada fase prodormal. Kepribadian prepsikotik dapat ditemui pada pasien dengan

ditandai oleh penarikan diri dan terlalu kaku secara social, sangat pemalu, dan sering mengalami

kesulitan disekolah meskipun IQ nya normal.

Suatu pola yang sering ditemui yaitu keterlibatan dalam aktivitas antisosial ringan dalam satu

sampai dua tahun sebelum episode psikotik.3

Skozofrenia sering memperlihatkan berbagai campuran gejala-gejala dibawah ini: 3

A. Gangguan pikiran

1. Gangguan proses pikir

Pemikiran pasien sering tidak dimengerti oleh orang lain dan terlihat tidak logis. Tanda-

tandanya adalah:

Asosiasi longgar : ide pasien sering tidak nyambung yaitu seolah dapat melompat

dari satu topik ke topik lainnya yang tidak berhubungan sehingga membingungkan

pendengar.

Pemasukan berlebihan : arus pikiran pasien terus-menerus mengalami gangguan

karena pikiran sering dimasuki informasi yang tidak relevan.

Neologisme : pasien menciptakan kata-kata baru.

13

Page 14: skizofrenia paranoid

Tinjauan pustaka

Terhambat : pembicaraan tiba-tiba terhenti dan disambung kembali beberapa saat

yang biasanya topik lain. Ini menunjukan adanya interupsi yang dimana pikiran

pasien dimasuki ide-ide lain dan perhatian pasein lebih mudah teralih.

Klang asosiasi : pasien memilih kata-kata berdasarkan bunyi kata-kata yang baru saja

terucap bukan dari pikiran mereka.

Ekolali : pasien mengulang kata/kalimat yang baru saja diucapkan orang lain.

Konkritisasi : pasien dengan IQ normal/tinggi sangat buruk kemampuan abstraknya.

Alogia : pasein berbicara sangat sedikit tetapi bukan disebabkan oleh resistensi yang

disengaja (miskin pembicaraan) atau dapat berbicara dalam jumlah normal tetapi

sangat sedikit ide yang disampaikan ( miskin isi pembicaraan).

2. Gangguan isi pikir

Waham : suatu kepercayaan palsu yang menetap yang tidak sesuai dengan fakta

dan kepercayaan dan kepercayaan tersebut mungkin aneh. Waham sering ditemui

pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham spesifik sering ditemukan

pada skizofrenia. Waham yang sering ditemukan yaitu:

o Waham kejar

o Waham kebesaran

o Waham rujukan : pasien meyakinkan ada arti dibalik peristiwa-peristiwa dan

meyakini bahwa peristiwa atau perbuatan orang lain tersebut diarahkan

kepadanya.

o Waham penyinaran pikiran

o Waham penyisipan pikiran

Tilikan :

Pasien mengalami pengurangan tilikan yaitu pasien tidak menyadari penyakit serta

kebutuhan terhadap pengobatan, meskipun gangguan yang ada dirinya dapat dilihat

oleh orang lain.

B. Gangguan persepsi

Halusinasi

14

Page 15: skizofrenia paranoid

Tinjauan pustaka

Halusinasi paling sering ditemui, biasanya berbentuk pendengaran tetapi bisa juga

berbentuk penglihatan, penciuman dan perabaan.

Ilusi dan depersonalisasi

Ilusi adalah misinterpretasi panca indra terhadap objek. Depersonalisasi yaitu adanya

perasaan asing terhadap diri sendiri. Derealisasi yaitu adanya perasaan asing terhadap

lingkungan sekitarnya misalnya dunia terlihat tidak nyata.

C. Gangguan emosional

Pasien Skozofrenia dapat memperlihatkan berbagai emosi dan berpindah dari satu emosi ke

emosi lain, ada 3 afek dasar yaitu:

Afek tumpul/datar : ekspresi/emosi pasien sangat sedikit bahkan ketika afek tersebut

seharusnya di ekspresikan.

Afek tak serasi : afeknya mungkin bersemangat atau kuat tapi tidak sesuai dengan

pikiran dan pembicaraan pasien.

Afek labil : dalam jangka pendek terjadi perubahan afek yang jelas.

D. Gangguan perilaku

Berbagai perilaku yang tidak sesuai atau aneh dapat terlihat seperti gerakan tubuh

yang aneh, wajah dan menyeringai, perilaku ritual, sangat ketolol-tololan dan agresif dan

perilaku seksual yang tidak pantas. Kebanyakan pasien mengalami kekambuhan dalam

bentuk episode aktif, secara periodik, dalam kehidupannya secara khas dengan jarak

beberapa bulan atau tahun. Sebagian besar pasien skizofrenia yang dalam keadaan remisi

dapat memperlihatkan tanda-tanda awal kekambuhan. Tanda-tanda awal pasien skizofrenia

mengalami remisi yaitu peningkatan kegelisahan, ketegangan, penurunan nafsu makan,

depresi ringan dan anhedonia, tidak bisa tidur dan konsentrasi terganggu.3

Etiologi

Belum ditemukan etiologi yang pasti mengenai skizofrenia.

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan seseorang menderita skizofrenia yaitu3:

1) Faktor biologis: kemaknaan penemuan-penemuan di bawah ini belum diketahui pasti,

bagaimanapun, ini menunjukkan adanya dasar biologik dan heterogenitas skizofrenia.

15

Page 16: skizofrenia paranoid

Tinjauan pustaka

— Tidak ada gangguan fungsional dan struktur yang patognomonik pada penderita

skizofrenia.

— Ditemukan beberapa gangguan organik seperti pelebaran ventrikel III dan lateral yang

stabil dan kadang-kadang sudah terlihat sebelum awitan penyakit.

— Atropi bilateral lobus temporal medial dan lebih spesifik yaiti girus parahipokampus,

hipokampus dan amigdala

— Disorientasi spasial sel pyramid hipokampus

— Penurunan volume korteks prefrontal dorsolateral

— Komplikasi persalinan (premature, berat badan lahir rendah, lahir pada masa epidemic

influenza) lebih besar kecenderungan pada yang lahir pada akhir musim dingin atau awal

musim panas dan terdapat gangguan neurologi minor.

2) Biokomia3

— Dapat berupa gangguan neurotransmitter (penyampai pesan secara kimiawi) dimana

terjadi ketidakseimbangan produksi neurotransmitter dopamine, apabila kadar dopamine

berlebihan atau kurang, penderita dapat mengalami gejala positif atau negatif. Gejala

positif adalah gejala yang berupa peningkatan atau distorsi dari fungsi yang normal

manakala gejala negative adalah berupa pengurangan atau kehilangan dari fungsi normal.

— Hipotesis yang paling banyak yaitu adanya gangguan neurotransmitter sentral yaitu

terjadinya peningkatan aktivitas dopamine sentral. Hipotesisi ini dibuat berdasarkan

penemuan bahwa pemberian obat-obat neuroleptika yang efektif pada pasien skizofrenia

karena ia bekerja menghambat reseptor dopamine pasca sinaps (tipe 2) dan penemuan

peningkatan jumlah reseptor D2 di nucleus kaudatum, nucleus akumben dan putamen

pada skizofrenia.

— Teori lain adalah peningkatan serotonin di susunan saraf pusat dan kelebihan norepinefrin

(NE) di forebrain limbik (hanya terjadi pada beberapa penderita skizofrenia).

3) Genetika3

— Mempunyai komponen yang diturunkan secara bermakna, kompleks dan poligen

— Skozofrenia adalah gangguan yang bersifat keluarga, semakin dekat hubungan

kekerabatan semakin tinggi risiko

16

Page 17: skizofrenia paranoid

Tinjauan pustaka

— Kembar monozigot mempunyai risiko 4-6 kali lebih sering dibandingkan dengan kembar

dizigot

— Anak yang mempunyai orang tua skizofrenia diadopsi sewaktu lahir oleh keluarga yang

normal mempunyai peningkatan angka sakitnya sama dengan apabila anak tersebut

diasuh sendiri oleh orang tuanya yang skizofrenia.

Epidemiologi

Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering. Hampir 1% penduduk di dunia

menderita skizofrenia selama hidup mereka. Skizofrenia adalah salah satu kondisi kesehatan

mental serius yang paling umum. National Survey of Psychiatric Morbidity 2000 di Inggris

menemukan bahwa 5 di 1000 orang mengalami gangguan psikotik (termasuk skizofrenia dan

depresi manik). Pria dan wanita sama-sama dipengaruhi oleh kondisi tersebut. Pada pria,

skizofrenia biasanya dimulai antara usia 15 dan 30. Pada wanita, skizofrenia biasanya terjadi

kemudian, dimulai antara usia 25 dan 30. Prevalensi, morbiditas dan keparahan presentasi adalah

lebih besar pada area urban daripada rural, area industrialisasi dari nonindustrialisasi. Naiknya

prevalensi di golongan sosioekonomi rendah.9

Patofisiologi

Tak ada defek struktural konsisten; perubahan yang ditemui termasuk turunnya jumlah neuron,

naiknya gliosis, dan disorganisasi arsitektur neuron. Degenerasi pada sistem limbik, khususnya

amigdala, hipokampus, dan korteks singulat, serta di ganglia basal, khususnya substansia nigra

dan korteks prefrontal dorsolateral.3,8

Namun pada penderita skizofrenia, dapat ditemukan beberapa gejala yang khas. Gejala tersebut

dapat dikelompokan menjadi dua kelompok, yaitu gejala primer dan gejala sekunder.

Gejala Primer

1. Gangguan proses pikiran (bentuk, langkah dan isi pikiran).

Pada skizofrenia inti gangguan memang terdapat pada proses pikiran. Yang terganggu terutama

ialah asosiasi. jalan pikiran pada skizofrenia sukar atau tidak dapat diikuti dan dimengerti. Hal

ini dinamakan inkoherensi. Jalan pikiran mudah dibelokkan dan hal ini menambah

inkoherensinya.

Seorang dengan skizofrenia juga mempunyai kecenderungan untuk menyamakan hal-hal,

umpamanya seorang perawat dimarahi dan dipukuli, kemudian seorang lain yang ada di

sampingnya juga dimarahi dan dipukuli. Kadang-kadang pikiran seakan-akan berhenti, tidak

17

Page 18: skizofrenia paranoid

Tinjauan pustaka

timbul idea lagi. Keadaan ini dinamakan "blocking", biasanya berlangsung beberapa detik saja,

tetapi kadang-kadang sampai beberapa hari. Bila suatu idea berulang-ulang timbul dan

diutarakan olehnya dinamakan perseverasi atau stereotipi pikiran.

Pikiran melayang ("flight of ideas") lebih sering terdapat pada mania, pada skizofrenia lebih

sering. inkoherensi. Pada inkoherensi sering tidak ada hubungan antara emosi dan pikiran, pada

pikiran melayang selalu ada efori. Pada inkoherensi biasanya jalan pikiran tidak dapat diikuti

sama sekali, pada pikiran melayang idea timbul sangat cepat, tetapi masih dapat diikuti, masih

bertujuan.3,8

2. Gangguan afek emosi

Gangguan ini pada skizofrenia mungkin berupa :

Kedangkalan afek dan emosi ("emotional blunting"), misalnya penderita menjadi acuh-tak-

acuh terhadap hal-hal yang penting untuk dirinya sendiri seperti keadaan keluarganya dan

masa depannya. Perasaan halus sudah hilang.

Parathimi : apa yang seharusnya menimbulkan rasa senang dan gembira, pada penderita

timbul rasa sedih atau marah.

Paramimi : penderita merasa senang dan gembira, akan tetapi ia menangis. Parathimi dan

paramimi bersama-sama dalam bahasa Inggerfs dinamakan "incongruity of affect", dalam

bahasa Belanda hal ini dinamakan "inadequaat".

Kadang-kadang emosi dan afek serta expresinya tidak mempunyai kesatuan, umpamanya

sesudah membunuh anaknya penderita menangis berhari-hari, tetapi mulutnya tertawa.

Emosi yang berlebihan, sehingga kelihatan seperti dibuat-buat, seperti penderita sedang

bermain sandiwara.

Yang penting juga pada skizofrenia ialah hilangnya kemampuan untuk mengadakan hubungan

emosi yang baik ("emotional rapport"). Karena itu sering kita tidak dapat merasakan perasaan

penderita.

Karena terpecah-belahnya kepribadian, maka dua hal yang berlawanan mungkin terdapat

bersama-sama, umpamanya mencintai dan membenci satu orang yang sama; atau menangis

dan tertawa tentang satu hal yang sama. Ini dinamakan ambivalensi pada afek.

3. Gangguan kemauan

Banyak penderita dengan skizofrenia mempunyai kelemahan kemauan. Mereka tidak dapat

mengambil keputusan, tidak dapat bertindak dalam suatu keadaan. Mereka selalu memberikan

18

Page 19: skizofrenia paranoid

Tinjauan pustaka

alasan, meskipun alasan itu tidak jelas atau tepat. Kadang-kadang penderita melamun berhari-hari

lamanya, bahkan berbulan-bulan. Perilaku demikian erat hubungannya dengan otisme dan stupor

katatonik.

Penderita skizofrenia juga memiliki sikap negativism, yaitu sikap atau perbuatan yang negatif

atau berlawanan terhadap suatu permintaan. Kemudian sikap ambivalensi kemauan: yaitu

menghendaki dua hal yang berlawanan pada waktu yang sama, umpamanya tangan diulurkan

untuk berjabatan tangan, tetapi belum sampai tangannya sudah ditarik kembali. Jadi sebelum

suatu perbuatan selesai sudah timbul dorongan yang berlawanan. Pasien shizofren juga memiliki

otomatisme, yaitu penderita merasa kemauannya dipengaruhi oleh orang lain atau oleh tenaga

dari luar, sehingga ia melakukan sesuatu secara otomatis.

4. Gejala psikomotor

Gejala psikomotor juga dinamakan gejala-gejala katatonik atau gangguan perbuatan. Sebetulnya

gejala katatonik sering mencerminkan gangguan kemauan. Bila gangguan hanya ringan saja,

maka dapat dilihat gerakan-gerakan yang kurang luwes atau yang agak kaku. Penderita dalam

keadaan stupor tidak menunjukkan pergerakan sama sekali.

Mutisme dapat disebabkan oleh waham, ada sesuatu yang melarang ia berbicara. Mungkin juga

oleh karena sikapnya yang negativistik atau karena hubungan penderita dengan dunia luar sudah

hilang sama sekali sehingga ia tidak ingin mengatakan apa-apa lagi. Sebaliknya tidak jarang

penderita dalam keadaan katatoni menunjukkan hiperkinesa, ia terus bergerak saja dan sangat

gelisah. Bila penderita terus menerus berbicara saja, maka keadaan ini dinamakan logorea.

Kadang-kadang penderita menggunakan atau membuat kata-kata yang baru : neologisme.

Penderita juga dapat berulang-ulang melakukan suatu gerakan atau sikap yang disebut stereotipi,

umpamanya menarik-narik rambutnya. Stereotipi pernbicaraan dinamakan verbigerasi, kata atau

kalimat diulang-ulangi. Hal ini sering juga terdapat pada gangguan otak organik. Manerisme

adalah stereotipi yang tertentu pada skizofrenia, yang dapat dilihat dalam bentuk grimas pada

mukanya atau keanehan berjalan dan gaya.

Gejala katalepsi ialah bila suatu posisi badan dipertahankan untuk waktu yang lama. Flexibilitas

cerea : bila anggota badan dibengkokkan terasa suatu tahanan seperti pada lilin. Negativisme :

menentang atau justru melakukan yang berlawanan dengan apa yang disuruh. Penderita juga

mengalami otomatisme komando (command automatism) yang di dalamnya termasuk echolalia

dan ekhopraxia.3,8

19

Page 20: skizofrenia paranoid

Tinjauan pustaka

Gejala sekunder

1. Waham

Pada skizofrenia waham sering tidak logis sama sekali. Penderita menganggap pahamnya

merupakan fakta dan tidak dapat diubah oleh siapapun. Sebaliknya ia tidak

mengubah sikapnya yang bertentangan. Misalnya penderita berwaham bahwa ia adalah raja,

namun ia mau melakukan pekerjaan kasar jika diperintah. Mayer-gross membagi waham dalam 2

kelompok, yaitu waham primer dan waham sekunder. Waham primer timbul secara tidak logis

sama sekali, tanpa penyebab apa-apa dari luar. Waham sekunder biasanya logis kedengarannya;

dapat diikuti dan merupakan cara bagi penderita untuk menerangkan gejala-gejala skizofrenia

lain.8

2. Halusinasi

Pada skizofrenia, halusinasi timbul tanpa penurunan kesadaran dan hal ini merupakan suatu

gejala yang hampir tidak dijumpai pada keadaan lain. Paling sering pada skizofrenia ialah

halusinasi pendengaran (oditif atau akustik). Kadang-kadang terdapat halusinasi penciuman

(olfaktorik), halusinasi citarasa (gustatorik) atau halusinasi singgungan (taktil). Halusinasi

penglihatan agak jarang pada skizofrenia, lebih sering pada psikosa akut yang berhubungan

dengan sindroma otak organik.8

Pada penderita shizofren juga didapatkan gejala positif dan gejala negatif. Gejala positif

(positive symptom) berupa peningkatan atau distorsi dari fungsi yang normal. Gejala negatif

berupa pengurangan atau kehilangan dari fungsi normal.8

Penatalaksanaan

Medikamentosa

a. Terapi biologik 3,10

Skizofrenia diobati dengan antipsikotik. Obat ini dibagi dalam 2 golongan yaitu antipsikotik

generasi I (APG I) atau dopamine reseptor antagonis (DRA) dan anti psikotik generasi II

(APG II) atau serotonin dopamine antagonis (SDA) atau Pada awalnya pikirkan obat APG II

yakni klorpromazine yang dapat diberikan pada kisaran dosis ekuivalen 300-600 mg per hari.

20

Page 21: skizofrenia paranoid

Tinjauan pustaka

Pemeliharaan dosis rendah antipsikotik diperlukan, setelah kekambuhan pertama. Dosis

pemeliharaan sebaiknya dipertahankan selama beberapa tahun.2

Obat APG I berguna terutama untuk mengontrol gejala positif sedangkan untuk gejala

negative tidak bermanfaat. Obat APG II bermanfaat baik untuk gejala positif maupun

negative. Standart emas adalah APG II.10

Klozapin dipakai pada kasus resisten. Pada umumnya obat potensi tinggi maupun rendah

sama efektifnya, tapi salah satunya mungkin lebih manjur pada kasus individual. Gunakan

klorpromazin sebagai rujukan untuk potensi relative. Haloperidol dipakai untuk penangan

cepat (1-10mg peroral atau IM selama 30-60 menit); dosis harian dapat setinggi 100 mg.

Beberapa contoh obat APG I, antara lain:3,10

Fenotiazine ( chlorpromazine, thioridazine, perphenazine, trifluoperazine)

Tioxantine

Butirofenon (haloperidol)

Dibenzixazepine

Dihidronidol

Difenilbutil piperidine (pimozid)

Beberapa contoh obat APG II, antara lain:

Clozapine

Risperidone

Olanzapine

Quetiapine

Ziprasidone

Pemeliharaan: sesudah tanda dan gejala reda dan pasien stabil (biasanya sesudah 4 minggu),

dosis dapat diturunkan ke tingkat rendah untuk menjaga pasien bebas gejala. Sesudah 6 bulan

remisi, obat dapat distop sementara masa percobaan apakah timbul relaps, jika kambuh obat

diberikan lagi. Sebagian pasien mungkin memerlukan terapi pemeliharaan seumur hidup

untuk mencegah relaps.

b. Terapi kejang listrik(TKL) 3

Bermanfaat untuk mengontrol dengan cepat beberapa psikosis akut. Beberapa pasien

skizofrenia yang tidak berespons dengan obat dapat membaik dengan TKL.

Non- medika mentosa:

21

Page 22: skizofrenia paranoid

Tinjauan pustaka

Psikososial

Terapi kelompok: focus pada dukungan dan pengembangan keterampilan sosial

(aktivitas sehari- hari). Kelompok khususnya berguna mengurangi isolasi sosial dan

menambah uji realita.

Terapi keluarga: dapat secara berarti mengurangi angka relaps untuk anggota

keluarga skizofrenik. Interaksi keluarga berekspresi emosi tinggi dapat dikurangi

dengan terapi keluarga.

Terapi seni: Terapi seni dirancang untuk mempromosikan ekspresi kreatif. Bekerja

dengan terapis seni dalam sebuah kelompok kecil atau individu dapat memungkinkan

Anda untuk mengekspresikan pengalaman Anda dengan skizofrenia. Beberapa orang

menemukan bahwa mengekspresikan hal-hal dalam cara non-verbal melalui seni

dapat memberikan pengalaman baru skizofrenia dan membantu mereka

mengembangkan cara-cara baru berhubungan dengan orang lain. Terapi seni telah

ditunjukkan untuk mengurangi gejala negatif dari skizofrenia pada beberapa orang.3

Pencegahan

Tidak ada cara yang dikenal untuk mencegah terjadinya skizofrenia. Mengurangi stress

dapat juga mengurangi risiko terkenanya skizofrenia.Timbulnya gejala dapat dicegah dengan

minum obat secara teratur.3

Komplikasi

Skizofrenia meningkatkan risiko terjadinya hal berikut, antara lain:

- Penyalahgunaan alcohol atau obat – obatan (nikotin)

- Penyakit fisik seperti HIV karena gaya hidup yang berantakan.

- Depresi dan bunuh diri

Prognosis 3

A) Prognosis ke arah baik berkaitan dengan:

Onset lambat

Faktor pencetus yang jelas seperti stress

Onset akut

Riwayat sosial, seksual dan pekerjaan premorbid yang baik

22

Page 23: skizofrenia paranoid

Tinjauan pustaka

Gejala gangguan mood (terutama gangguan depresif)

Menikah

Riwayat keluarga gangguan mood

Sistem pendukung yang baik

Gejala positif

Afek terpelihara dengan baik

B) Prognosis ke arah buruk berkaitan dengan :

Onset muda (timbul sebelum usia 20 tahun)

Tidak ada faktor pencetus

Onset tidak jelas umumnya timbul perlahan

Riwayat sosial dan pekerjaan premorbid yang buruk

Perilaku menarik diri atau autistic

Tidak menikah, bercerai atau janda/ duda

Sistem pendukung yang buruk

Gejala negatif

Tanda dan gejala neurologist

Riwayat trauma perinatal

Tidak ada remisi dalam 3 tahun

Banyak relaps

Riwayat penyerangan

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembelajaran yang telah dijabarkan diatas, maka saya dapat menyimpulkan

bahwa pasien yang ada dalam skenario kasus tersebut dapat didiagnosis menderita skizofrenia

dengan tipe paranoid. Skizofrenia merupakan suatu sindrom dengan variasi penyebab dan

perjalanan penyakit yang luas serta sejumlah akibat yang cukup mengganggu. Perlunya

pengobatan pada pasien skizofrenia agar dapat mengurangi angka resiko, seperti bunuh diri,

23

Page 24: skizofrenia paranoid

Tinjauan pustaka

depresi, penyakit medis lainnya. Oleh karena itu, pengetahuan dan pemahaman akan penyakit ini

sangat penting dalam membantu diagnosis dan penatalaksanaannya.

Daftar pustaka

1. Harold I Kaplan, Benjamin J.S. Buku Saku Psikiatri Klinik. Jakarta: Binapura

Aksara;2002.h.85-101.

2. Hibber Aison, Godwin Alice, Dear Frances. Rujukan Cepat Psikiatri. Dalam: Husny

Muttagin. Jakarta: EGC; 2008. h.3-9;94-101.

3. Nurmiati A. Skizofrenia pada Buku Ajar Psikiatri. Jakarta:Badan Penerbit FK

UI;2010.h.170-196.

4. Rusdi Maslim. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa PPDGJ-III. Jakarta:2003.h.46-52.

5. Frankenburg FD. Schizophrenia. 2011. Diunduh dari :

http://emedicine.medscape.com/article/288259-overview. 07 agustus 2015.

6. Stuart CY, Robert EH. Psychotic disorders. In clinical manual of neuropsychiatry. Virginia:

American Psychiatric Publishing; 2011. p.136-9.

7. Lumbantobing SM. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental. Jakarta: Balai Penerbit

FKUI; 2010. h.152-3.

8. Kaplan HI, Sadock BJ. Skizofrenia. Dalam: Wiguna IM. Buku Saku Psikiatri Klinik.

Jakarta: Binarupa Aksara; 1994. h.112-25.

9. Maharatih A, Nuhriwangsa I, Sudiyanto A. Psikiatri komprehensif. Jakarta: Penerbit buku

kedokteran ECG; 2008. hal. 13-4, 47-53

10. John L, Stefano P. Basic science underlying schizophrenia. In clinical manual of treatment

for schizophrenia. Virginia: American Psychiatric Publishing; 2011.p.25-71.

24