Skizofrenia Dan Gangguan Psikotok Lainnya
-
Upload
nabila-salsabila -
Category
Documents
-
view
15 -
download
2
description
Transcript of Skizofrenia Dan Gangguan Psikotok Lainnya
Overview
SKIZOFRENIA DAN GANGGUAN
PSIKOTOK LAINNYA
Sejarah konsep skizofrenia
Benedict Morel
Emil Kreaplin
Eugen Bleuler
Kurt Schneider
Bentuk-bentuk lain dari gangguan psikotik
1. Gangguan psikotik singkat
2. Ganguan skizofreniform
3. Gangguan delusi
a. Tipe erotomanik
b. Tipe kebesaran
c. Tipe cemburu
d. Tipe persekusi
e. Tipe somatic
f. Tipe campuran
4. Gangguan skizoafekif
5. Gangguan psikotik terbagi
Skizofrenia
1. Fase-fase terjadinya skizofrenia
a. Fase aktif
b. Fase prodromal (fase akut)
c. Fase residual
2. Prevalensi skizofrenia
3. Ciri-ciri utama
a. Gangguan dalam pikiran dan
pembicaraan (waham/delusi)
b. Gangguan perspsi
c. Gangguan emosi
d. Gangguan bahasa dan komunikasi
e. Gangguan perilaku
f. Disfungsi social dan pekerjaan
g. Gangguan-gangguan lainnya
4. Subtype
a. Tipe tidak terorganisasi
b. Tipe katatonik
c. Tipe paranoid
d. Tipe terdiferensiasi
e. Tipe reside
f. Tipe I vs tipe II
- Simtom positif
- Simtom negative
Perspektif teoritis (biopsikososial)
a. Perspektif psikodinamika
b. Perspektif Belajar
c. Perspektif Biologis
1. Faktor genetis
2. Faktor Biokimia
3. Infeksi virus
4. Etidaknormalan otak
d. Teori-teori keluarga
1. Penyimpangan dalam komunikasi
2. Ekspresi emosi
3. Faktor keluarga dalam skizofrenia
4. Model diathesis-stres
Pendekatan penanganan (biopsikososial)
a. Pendekatan biologis
b. Faktor sosiokultural dalam penanganan
c. Terapi psikodinamika
d. Terapi-terapi berdasarkan teori belajar
e. Rehabilitasi psikososial
f. Program intervensi keluarga
Skizofrenia Dan Gangguan Psikotok Lainnya
Sejarah konsep skizofrenia
Emil Kreaplin
Kreaplin menyebut gangguan skizofrenia sebagai dementia praecox. Istilah ini diambil
dari bahasa Latin dementis, yang berarti “di luar” (de-) jiwa seseorang (mens). Dementia
praecox selanjutnya mengacu pada gangguan prematur (premature impairement) dari
kemampuan mental. Kraepelin percaya bahwa gangguan halusinasi, delusi, dan perilaku ganjil
yang terlihat pada orang-orang skizofrenia dapat dilacak pada abnormalitas fisik atau penyakit.
Eugen Bleuler
Eugen Bleuler (1857-1939) mengganti nama dementia praecox menjadi skizofrenia, dari kata
Yunani schitos, yang berarti “terpotong” atau “terpecah”, dan phren berarti “otak”, sehingga
skizofrenia dapat diartikan sebagai terpisahnya fungsi otak yang mempengaruhi kognisi, respons-
respons perasaan atau afektif, dan tingkah laku.
Bleuler meyakini bahwa skizofrenia dapat dikenali berdasarkan empat ciri atau simtom primer.
Saat ini kita menyebutnya sebagai empat A:
1) Asosiasi; gangguan berfikir, dapat dibuktikan dari adanya ucapan yang melantur dan tidak
koheren.
2) Afek; gangguan pengalaman dan ekpresi emosi. Seseorang mungkin menunjukan hilangnya
respons terhadap peristiwa yang tidak menyenangkan, atau tertawa terbahak-bahak setelah
mendengar anggota keluarga atau teman meninggal dunia.
3) Ambivalensi; ketidakmampuan untuk membuat atau mengikuti keputusan. Seseorang yang
menderita skizofrenia memiliki perasaan ambivalen atau konflik terhadap orang lain, seperti
mencintai dan membenci mereka pada saat yang sama.
4) Autisme; kecenderungan untuk mempertahankan gaya eksentrik dari pemikiran dan perilaku
egosentris. Istilah ini menjelaskan penarikan diri ke dunia fantasi pribadi yang tidak terikat
oleh prinsip-prinsip logika.
Kurt Schneider
Dalam pandangan Schneider, halusinasi dan waham merupakan simtom peringkat pertama yang
utama. Gangguan mood dan kekacauan pikiran dianggap sebagai simtom peringkat kedua.
Bentuk-bentuk lain dari gangguan psikotik
1. Gangguan psikotik singkat
Gangguan psikotik singkat merupakan suatu gangguan yang dicirikan dengan onset tiba-tiba
simton-simton psikotik yang berlangsung kurang dari satu bulan. Simton tersebut biasanya
muncul ketika seseorang dihadapkan pada kondisi stress.
2. Ganguan skizofreniform
Gejala gangguan skizofreniform ini berlangsung lebih lama dibandingkan gejala pada
gangguan psikotik singkat, namun lebih pendek apabila dibandingkan dengan apa yang
didiagnosis oleh para klinisi sebagai skizofrenia. Biasanya, gejala aktif akan berakhir dari 1-6
bulan, apabila gejala tersebut masih bertahan hingga lebih dari 6 bulan, klinisi akan
cenderung membuat diagnosis adanya gangguan skizofrenia.
3. Gangguan delusi
Gangguan delusi (delusional disorder) memunculkan system psikotik tunggal yang menonjol,
suatu system yang terorganisasi yang berisi kepercayaan yang salah. Mereka yang mengalami
gangguan ini, tidak memperlihatkan simtom-simtom lain yang mengarahkan mereka kepada
diagnosis skizofrenia atau gangguan mood. Delusi yang mereka alami menonjol dan tidak
terlalu aneh bila dibandingkan dengan penderita skizofrenia.
Macam-macam delusi
a. Tipe erotomanik: bentuknya perasaan cinta, individu berkeyakinan bahwa orang lain
menyukai dirinya.
b. Tipe delusi kebesaran (grandiose): adalah suatu delusi yang wujudnya adalah
kepercaayaan bahwa dirinya adalah orang besar atau orang penting.
c. Tipe pencemburu: bahwa partnernya adalah partner yang tidak setia
d. Tipe kejaran (persecutory) atau penganiaya: bahwa mereka telah mengalami
penganiyayaan atau ditekan
e. Tipe somatis: percaya bahwa mereka memiliki sebuah penyakit dan akan segera
meninggal
f. Tipe campuran
4. Gangguan skizoafekif
Seseorang yang mengalami suatu episode depresi mayor, suatu episode mania, atau suatu
episode campuran pada saat yang bersamaan hingga mereka memenuhi kriteria diagnostik
bagi skizofrenia.
5. Gangguan psikotik terbagi
Pada gangguan ini, satu atau beberapa orang mengembangkan suatu sistem delusi sebagai
suatu hasil dari kedekatan hubungan dengan seorang penderita psikotik yang delusi. Biasanya
dua orang yang terlibat dalam gangguan tersebut dan disebut dengan istilah kebodohan
bersama. Terkadang terdapat dua atau lebih dari keseluruhan anggota keluarga yang
mengalami gangguan tersebut. Gangguan ini berkembang dalam konteks hubungan yang
dekat yang terdapat suatu sejarah ketergantungan patologis. Seorang nonpsikotik menjadi
terbiasa dan mengonsumsi kepercayaan irasional yang ada.
SKIZOFRENIA
Skizofrenia (schizophrenia) adalah gangguan dengan serangkaian simtom yang meliputi gangguan
konteks berfikir, bentuk pemikiran, persepsi, afek, rasa terhadap diri (sense of self), motivasi,
perilaku, dan fungsi interpersonal. Skizofrenia menyentuh setiap aspek kehidupan dari orang yang
terkena.
Skizofrenia biasanya berkembang pada masa remaja akhir atau dewasa awal, tepat pada saat orang
mulai keluar dari keluarga menuju dunia luar. Orang yang mengidap skizofrenia semakin lama
semakin terlepas dari masyarakat. Merek gagal untuk berfungsi sesuai peran yang diharapkan
sebagai pelajar, pekerja, atau pasangan, dan keluarga serta komunitas mereka menjadi kurang toleran
terhadap perilaku mereka yang menyimpang.
Fase-fase terjadinya skizofrenia
1. Fase aktif
2. Fase prodromal (fase akut)
terjadi penurunan yang lebih perlahan dan berangsur-angsur dalam fungsi individu.
Karakteristik fase predromal
1) Berkurangnya minat dalam aktivitas social
2) Meningkatnya kesulitan dalam memenuhi tanggung jawab di kehidupan sehari-
hari.
3) Menjadi kurang peduli akan penampilannya, mereka tidak mandi secara teratur
atau menggunakan pakaian yang sama secara berulang-ulang.
4) Terjadi penurunan-penurunan dalam perrforma kerja dan tugas sekolah.
5) Pembicaraan mereka semakin tidak jelas dan melantur
Seiring waktu, perilaku mereka menjadi bertambah aneh atau eksentrik seperti
menimbun makanan, mengumpulkan sampah, atau berbicara sendiri di jalan-jalan.
Fase akut dari gangguan skizofreniapun dimulai. Simtom-simtom psikotik yang
sebenarnya berkembang, seperti halusinasi, waham, dan meningkatnya perilaku
yang aneh.
3. Fase residual
fase dimana perilaku mereka kembali pada tingkat sebelumnya yang merupakan
karakteristik dari fase prodmoral
Prevalensi skizofrenia
Menurut hasil penelitian multinasional World Helath Organization (WHO), jumlah rata-rata
penderita skizofrenia tampak serupa pada budaya maju maupun sedang berkembang (Jablensky dkk.,
1992).
Laki-laki cenderung memiliki resiko yang sedikit lebih tinggi untuk mengalami skizofrenia
(APA, 2000). Perempuan cenderung mencapai tingkatan fungsi yang lebih tinggi sebelum
munculnya gangguan dan memiliki perjalanan penyakit yang kurang parah daripada laki-laki.
Cirri-ciri utama
1. Gangguan dalam pikiran dan pembicaraan (waham/delusi)
2. Gangguan perspsi
3. Gangguan emosi
4. Gangguan bahasa dan komunikasi
5. Gangguan perilaku
6. Disfungsi social dan pekerjaan
7. Gangguan-gangguan lainnya
Subtype
1. Tipe tidak terorganisasi
2. Tipe katatonik
3. Tipe paranoid
4. Tipe terdiferensiasi
5. Tipe reside
6. Tipe I vs tipe II
- Simtom positif
- Simtom negative
Perspektif teoritis (biopsikososial)
1. Perspektif psikodinamika
2. Perspektif Belajar
3. Perspektif Biologis
a. Faktor genetis
b. Faktor Biokimia
c. Infeksi virus
d. ketidaknormalan otak
4. Teori-teori keluarga
5. Penyimpangan dalam komunikasi
6. Ekspresi emosi
7. Faktor keluarga dalam skizofrenia
8. Model diathesis-stres
Pendekatan penanganan (biopsikososial)
1. Pendekatan biologis
2. Faktor sosiokultural dalam penanganan
3. Terapi psikodinamika
4. Terapi-terapi berdasarkan teori belajar
5. Rehabilitasi psikososial
6. Program intervensi keluarga