skenario c 25
-
Upload
octiaraestya -
Category
Documents
-
view
212 -
download
0
Transcript of skenario c 25
-
8/17/2019 skenario c 25
1/9
ANALISIS MASALAH
- Tn. Apriyanto, umur 69 tahun dibawa ke poliklinik rumah sakit Moh.Hosein keluhan
gangguan keseimbangan saat berjalan yang dialami secara perlahan-lahan selama tahun
terakhir. Awalnya, penderita mengalami kesulitan berbalik arah saat berjalan dan
kesulitan menaiki anak tangga tapi perlahan-lahan penderita mulai sulit bangkit dari
tempat duduk dan memerlukan alat bantu jalan berupa tongkat. !Main "roblem#
a. $agaimana mekanisme kesulitan berbalik arah saat berjalan dan kesulitan menaiki
tangga%
&iwayat pendarahan sub arachnoid ' tahun yll setelah hemmorhage subarachnoid,
granulation arachnoid ()illus arachnoid dipenuhi darah )ili arachnoid !yang
ber*ungsi untuk mengabsorbsi +# dalam jumlah sangat sedikit atau terjadi
mal*ungsional gangguan absorbsi + penumpukan + di )entrikel
-
8/17/2019 skenario c 25
2/9
pelebaran pada )entrikel !)entrikulomegali# peregangan pada substansi alba
para)entrikuler ! di dalam substansi alba terdapat ganglia basalis yang ber*ungsi
sebagai mengatur gerakan bersi*at ekstrapiramidalis# terjadinya gangguan
keseimbangan dan jalan pada Tn. Apriyanto yang bersi*at progresi* diawali dari sulituntuk berbalik arah lalu sulit menaik tangga
b. $agaimana progesi)itas keluhan gangguan keseimbangan pada kasus%!lati*ah, tya#
&iwayat pendarahan sub arachnoid ' tahun yll setelah hemmorhage subarachnoid,
granulation arachnoid ()illus arachnoid dipenuhi darah )ili arachnoid yang
ber*ungsi untuk mengabsorbsi + dalam jumlah sangat sedikit atau terjadi
mal*ungsional gangguan absorbsi + penumpukan + di )entrikel
pelebaran pada )entrikel !)entrikulomegali# terjadi peregangan pada struktur
anatomi otak.
. angguan ait
"rogresi)itas diawali dari sulit untuk berbalik arah lalu sulit menaik tangga lalu sulit
bangkit dari tempat duduk sampai harus menggunakan tongkat untuk berjalan
/. angguan Memori
"eregangan )entrikel menyebabkan gangguan juga pada sistem limbic !terutama pada
hippocampus# sehigga terjadilah gangguan memori.
"rogresi)itasnya pada kasus mengalami gangguan memori yang ringan berupa
kesulitan mengingat nama orang-orang yang dikenal.Terjadi gangguan memori tetapi biasanya rekognisinya masih baik, tingkat lanjutnya
orang tersebut akan lambat(lama dalam mengolah in*ormasi yang diterima, dan
semakin lanjut progresi)itasnya ia akan sulit melakukan akti)itas yang bersi*at
kompleks.
0. angguan $erkemiih
Akibat adanya peregangan pada serabut para)entrikuler menyebabkan hilangnya
inhibisi sehingga terjadi inkontinensia urin !mengompol#.
-Analisa Aspek 1linis
a. 2aktor resiko
2aktor &esiko yang meningkatkan terjadinya Normal Pressure Hydrocephalus, yaitu
3
- 4sia tua, paling sering terjadi pada orang dewasa di atas usia 65 tahun.
- Hemmorhage subarachnoid
- edera 1epala
- Meningitis
- "enyakit serebro)askular
- Alheimer
-dll
-
8/17/2019 skenario c 25
3/9
b. "rognosis
emakin cepat terapi dikerjakan, semakin baik hasilnya, semakin lama penyakit dan
berat dementia juga berpengaruh pada perbaikannya.
7ubia ad bonam
LEARNING ISSUE
Perdarahan Subaraknoid
"87AH4+4A
"erdarahan subaraknoid adalah salah satu kedaruratan neurologis yang disebabkan oleh
pecahnya pembuluh darah di ruang subaraknoid.1ejadian perdarahan sub-araknoid berkisar
antara /.555 hingga 00.555 orang per tahun di Amerika erikat. Mortalitasnya kurang lebih'5: pada 05 hari pertama sejak saat serangan, dan pasien yang bisa bertahan hidup
kebanyakan akan menderita de*isit neurologis yang bias menetap.0,; "erdarahan subaraknoid
adalah salah satu jenis patologi stroke yang sering dijumpai pada usia dekade kelima atau
keenam, dengan puncak insidens pada usia sekitar '' tahun untuk laki-laki dan 65 tahun
untuk perempuan< lebih sering dijumpai pada perempuan dengan rasio 03/.
8T=>+>=
"enyebab paling sering perdarahan subaraknoid nontraumatik adalah aneurisma
serebral, yaitu sekitar ?5: hingga @5:, dan mal*ormasi arterio)enosa !sekitar '-5:# !table
#. Aneurisma sakuler biasanya terbentuk di titik-titik percabangan arteri, tempat terdapatnya
tekanan pulsasi maksimal. &isiko pecahnya aneurisma tergantung pada lokasi, ukuran, dan
ketebalan dinding aneurisma. Aneurisma dengan diameter kurang dari ? mm pada sirkulasi
serebral anterior mempunyai risiko pecah terendah< risiko lebih tinggi terjadi pada aneurisma
di sirkulasi serebral posterior dan akan meningkat sesuai besarnya ukuran aneurisma.
Mal*ormasi arterio)enosa !MA# adalah anomali )askuler yang terdiri dari jaringan
pleksi*orm abnormal tempat arteri dan )ena terhubungkan oleh satu atau lebih *istula. 7aerah
tersebut tidak mempunyai tipe kapiler spesi*ik yang merupakan celah antara arteriola dan
)enula, mempunyai dinding lebih tipis dibandingkan dinding kapiler normal. MA
dikelompokkan menjadi dua, yaitu kongenital dan didapat. MA yang didapat terjadi akibat
trombosis sinus, trauma, atau kraniotomi.
8tiologi perdarahan subaraknoid
- Trauma dan cedera iatrogenik selama pembedahan
-
8/17/2019 skenario c 25
4/9
- Aneurisma serebral dan mal*ormasi arterio)enosa
- "erdarahan perimesense*alik dan perluasan perdarahan intraserebral
- askulitis
- "enyebab hematologik !7=, hemo*ilia, purpura trombotik trombositopenik#
- Tumor susunan sara* pusat
- 7iseksi arterial
"8M8&=1AA
Tanda, gejala, dan faktor risiko
ambaran klasik adalah keluhan tiba-tiba nyeri kepala berat, sering digambarkan oleh pasien
sebagai Bnyeri kepala yang paling berat dalam kehidupannyaB. ering disertai mual, muntah,
*oto*obia, dan gejala neurologis akut *okal maupun global, misalnya timbulnya bangkitan,
perubahan memori atau perubahan kemampuan konsentrasi, dan juga meningismus. "asien
mungkin akan mengalami penurunan kesadaran setelah kejadian, baik sesaat karena adanya
peningkatan tekanan intrakranial atau ire)ersibel pada kasus-kasus parah. Tabel /
memperlihatkan beberapa tanda dan gejala klinis yang sering dijumpai pada pasien
perdarahan subaraknoid.
Tanda dan gejala perdarahan subaraknoid
- >nset penyakit berupa nyeri kepala mendadak seperti meledak, dramatis, berlangsung
dalam atau / detik sampai menit, kurang lebih /': pasien didahului nyeri kepala
hebat.
- ertigo, mual, muntah, banyak keringat, menggigil, mudah terangsang, gelisah dan
kejang,
- "enurunan kesadaran, kemudian sadar dalam beberapa menit sampai beberapa jam
- gejala-gejala meningeal,
- pada *unduskopi, didapatkan 5: pasien mengalami edema papil beberapa jam setelah perdarahan dan perdarahan retina berupa perdarahan subhialoid !5:#, yang merupakan
gejala karakteristikkarena pecahnya aneurisma di arteri komunikans anterior atau arteri
karotis interna, gangguan *ungsi autonom berupa bradikardia atau takikardia, hipotensi
atau hipertensi, dan banyak keringat, suhu badan meningkat, atau
- gangguan pernapasan.
1ejadian misdiagnosis pada perdarahan subaraknoid berkisar antara /0: hingga '0:.
1arena itu, setiap keluhan nyeri kepala akut harus selalu die)aluasi lebih cermat. Terjadinya
-
8/17/2019 skenario c 25
5/9
misdiagnosis sering berhubungan dengan status mental pasien yang masih normal, )olume
perdarahan subaraknoid kecil, dan terjadinya aneurisma masih dini. Tabel memperlihatkan
beberapa *actor risiko perdarahan subaraknoid.
Tabel . 2aktor risiko perdarahan subaraknoid
$isa dimodi*ikasi Tidak $isa dimodi*ikasi
Hipertensi
"erokok !masih atau riwayat#
1onsumsi alkohol
Tingkat pendidikan rendah
$ody mass indeC rendah
1onsumsi kokain dan narkoba jenis lainnya
$ekerja keras terlalu ekstrim pada / jam
sebelum onset
&iwayat pernah menderita perdarahan
subaraknoid
&iwayat keluarga perdarahan subaraknoid
atau naneurisma
"enderita atau riwayat keluarga menderita
polikistik renal atau penyakit jaringan ikat
!sindrom 8hlers- 7anlos, sindrom Mar*an
dan pseudoCanthoma elasticum#
"emeriksaan *isik
"emeriksaan *isik cermat pada kasus - kasus nyeri kepala sangat penting untuk
menyingkirkan penyebab lain nyeri kepala, termasuk glaukoma, sinusitis, atau arteritis
temporalis. 1aku kuduk dijumpai pada sekitar ?5: kasus. Aneurisma di daerah persimpangan antara arteri komunikans posterior dan arteri karotis interna dapat
menyebabkan paresis n. ===, yaitu gerak bola mata terbatas, dilatasi pupil, dan(atau de)iasi
in*erolateral. Aneurisma di sinus ka)ernosus yang luas dapat menyebabkan paresis n. =.
"emeriksaan *unduskopi dapat memperlihatkan adanya perdarahan retina atau edema papil
karena peningkatan tekanan intracranial. Adanya *enomena embolik distal harus dicurigai
mengarah ke unruptured intracranial giant aneurysm.
"encitraan
"emeriksaan computed tomography !T# non kontras adalah pilihan utama karena
sensiti)itasnya tinggi dan mampu menentukan lokasi perdarahan lebih akurat< sensiti)itasnya
mendekati 55: jika dilakukan dalam / jam pertama setelah serangan, tetapi akan turun
'5: pada minggu setelah serangan. 7engan demikian, pemeriksaan T scan harus
dilakukan sesegera mungkin. 7ibandingkan dengan magnetic resonance imaging !M&=#,
T scan unggul karena biayanya lebih murah, aksesnya lebih mudah, dan interpretasinya
lebih mudah.
-
8/17/2019 skenario c 25
6/9
"ungsi +umbal
Dika hasil pemeriksaan T scan kepala negati*, langkah diagnostik selanjutnya adalah pungsi
lumbal. "emeriksaan pungsi lumbal sangat penting untuk menyingkirkan diagnosis banding.
$eberapa temuan pungsi lumbal yang mendukung diagnosis perdarahan subaraknoid adalah
adanya eritrosit, peningkatan tekanan saat pembukaan, dan(atau Cantokromia. Dumlah eritrosit
meningkat, bahkan perdarahan kecil kurang dari 5,0 m+ akan menyebabkan nilai sekitar
5.555 sel(m+. Eantokromia adalah warna kuning yang memperlihatkan adanya degradasi
produk eritrosit, terutama oksihemoglobin dan bilirubin di cairan serebrospinal.
Angiogra*i
7igital-subtraction cerebral angiography merupakan baku emas untuk deteksi aneurisma
serebral, tetapi T angiogra*i lebih sering digunakan karena non-in)asi* serta sensiti)itas dan
spesi*isitasnya lebih tinggi. 8)aluasi teliti terhadap seluruh pembuluh darah harus dilakukan
karena sekitar ': pasien memiliki aneurisma multipel. 2oto radiologik yang negati* harus
diulang ?-; hari setelah onset pertama. Dika e)aluasi kedua tidak memperlihatkan
aneurisma, M&= harus dilakukan untuk melihat kemungkinan adanya mal*ormasi )askular di
otak maupun batang otak.
"arameter klinis
$eberapa parameter kuantitati* untuk memprediksi luaran !outcome# dapat dijadikan panduan
inter)ensi maupun untuk menjelaskan prognosis, misalnya skala Hunt dan Hess< skala ini
mudah dan paling banyak digunakan dalam praktik klinis !tabel /#. ilai tinggi pada skala
Hunt dan Hess merupakan indikasi perburukan luaran. kala ini juga mempunyai beberapa
keterbatasan, seperti beberapa gambaran klinis teridenti*ikasi samar, sehingga sulit
menentukan nilai gradasi, dan tidak mempertimbangkan kondisi komorbiditas pasien.
Tabel /. kala Hunt dan Hess
kala
5
ambaran 1linis
4nruptured
= yeri kepala minimal atau asimtomatik, kaku
kuduk ringan
== yeri kepala sedang(berat, kaku kuduk, tidak
ada de*isit neurologis, kecuali parese ner)i
kraniales
-
8/17/2019 skenario c 25
7/9
=== Mengantuk, bingung, de*isit neurologis *okal
sedang
= tupor, hemiparesis sedang( berat, mungkin
terjadi rigiditas deserebrasi dini
1oma dalam, rigiditas deserebrasi, munculnya
tanda-tanda end state
MAAD8M8
Manajemen umum
Tujuan manajemen umum yang pertama adalah identi*ikasi sumber pendarahan dengan
kemungkinan bisa diinter)ensi dengan pembedahan atau tindakan intra)askuler lain. 1edua
adalah manajemen komplikasi. +angkah pertama, konsultasi dengan dokter spesialis bedah
sara* merupakan hal yang sangat penting untuk tindakan lebih lanjut pada aneurisma
intrakranial. "asien perdarahan subaraknoid harus dirawat di =ntensi)e are 4nit !=4# untuk
pemantauan kondisi hemodinamiknya. =dealnya, pasien tersebut dikelola di eurology
ritical are 4nit yang secara signi*ikan akan memperbaiki luaran klinis.
Dalan napas harus dijamin aman dan pemantauan in)asi* terhadap central )enous pressure
dan(atau pulmonary artery pressure, seperti juga terhadap tekanan darah arteri, harus terus
dilakukan. 4ntuk mencegah peningkatan tekanan intrakranial, manipulasi pasien harus
dilakukan secara hati-hati dan pelan-pelan< dapat diberikan analgesik dan pasien harus
istirahat total. etelah itu, tujuan utama manajemen adalah pencegahan perdarahan ulang,
pencegahan dan pengendalian )asospasme, serta manajemen komplikasi medis dan
neurologis lainnya. Tekanan darah harus dijaga dalam batas normal dan, jika perlu, diberi
obat-obat antihipertensi intra)ena, seperti labetalol dan nikardipin. etelah aneurisma dapat
diamankan, sebetulnya hipertensi tidak masalah lagi, tetapi sampai saat ini belum ada
kesepakatan berapa nilai amannya. Analgesik sering kali diperlukan< obat-obat narkotika
dapat diberikan berdasarkan indikasi. 7ua *aktor penting yang dihubungkan dengan luaran
buruk adalah hiperglikemia dan hipertermia< karena itu, keduanya harus segera dikoreksi.
"ro*ilaksis terhadap trombosis )ena dalam !deep )ein thrombosis# harus dilakukan segera
dengan peralatan kompresi* sekuensial< heparin subkutan dapat diberikan setelah dilakukan
penatalaksanaan terhadap aneurisma. alcium channel blocker dapat mengurangi risiko
komplikasi iskemik, direkomendasikan nimodipin oral. Manajemen khusus aneurisma
Terdapat dua pilihan terapi utama untuk mengamankan aneurisma yang ruptur, yaitu
microsurgical clipping dan endo)ascular coiling< microsurgical clipping lebih disukai.
-
8/17/2019 skenario c 25
8/9
$ukti klinis mendukung bahwa pada pasien yang menjalani pembedahan segera, risiko
kembalinya perdarahan lebih rendah, dan cenderung jauh lebih baik daripada pasien yang
dioperasi lebih lambat. "engamanan aneurisma yang ruptur juga akan mem*asilitasi
manajemen komplikasi selama )asospasme serebral. Meskipun banyak ahli bedah
neuro)askular menggunakan hipotermia ringan selama microsurgical clipping terhadap
aneurisma, cara tersebut belum terbukti berman*aat pada pasien perdarahan subaraknoid
derajat rendah. =nternational ubarachnoid Aneurysm Trial !=AT# secara prospekti*
menge)aluasi beberapa pasien aneurisma yang dianggap cocok untuk menjalani endo)ascular
coiling atau microsurgical clipping. 4ntuk beberapa kelompok pasien tertentu, hasil baik
!bebas cacat selama tahun# secara signi*ikan lebih sering pada kelompok endo)ascular
coiling daripada surgical placement o* clips. &isiko terjadinya epilepsi lebih rendah pada
pasien- pasien yang menjalani endo)ascular coiling, akan tetapi risiko kembalinya
perdarahan lebih tinggi. elanjutnya pada pasien yang di-*ollow-up dengan pemeriksaan
angiogra*i serebral, tingkat terjadinya oklusi komplit aneurisma lebih tinggi daripada surgical
clipping.
"8&7A&AHA 4$A&A1>=7 $8&4+A
etelah tindakan clipping, risiko perdarahan berulang sebesar /,/: pada 5 tahun setelahnya
dan 9,5: pada /5 tahun setelah tindakan. "asien dengan ruptur aneurisma serebral
mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami perdarahan subaraknoid berulang, bahkan
setelah pembedahan. "enelitian terkini melaporkan bahwa risiko kejadian perdarahan
subaraknoid berulang setelah clipping // kali lebih tinggi dibanding populasi berdasarkan
umur dan jenis kelamin.
=M"4+A
"erdarahan subaraknoid adalah kejadian akut yang mempunyai potensi signi*ikan
menyebabkan tingginya tingkat morbiditas dan mortalitas. 1arena inter)ensi dini dapat
memberikan hasil lebih baik, pasien dengan keluhan nyeri kepala berat dengan onset baru
disertai penurunan kesadaran harus diduga mengalami perdarahan subaraknoid. etelah
diagnosis ditegakkan, pasien harus dirawat di =4 karena memerlukan pemantauan
hemodinamik dan e)aluasi status neurologis terus-menerus. elanjutnya, harus
dikonsultasikan ke dokter spesialis bedah sara* untuk penanganan lebih lanjut jika perlu.
-
8/17/2019 skenario c 25
9/9
7A2TA& "4TA1A
7armojo, $oedhi. /5. Buku Ajar Geriatri (Ilmu esehatan !sia "anjut#, $disi eempat,
%etakan etiga. Dakarta3 $alai "enerbit 214=
etyopranoto, =smail. /5/. Penatalaksanaan Perdarahan &u'araknoid 71 =ndonesian
Medical Dournal )ol. 09 no. . diunduh pada http3((www.kalbemed.com(
"ortals(6(5'F99"enatalaksanaan:/5perdarahan:/5subaraknoid.pd*