Skenario B Blok 28 FIX
-
Upload
ayu-rizky-fitriawan-ayu -
Category
Documents
-
view
21 -
download
3
description
Transcript of Skenario B Blok 28 FIX
Skenario B Blok 28
Dr. Gudman, merupakan seorang dokter praktek umum yang bertugas di
sebuah kecamatan yang penduduknya kebanyakan bekerja sebagai petani dan
buruh kerja di perkebunan. Dr. Gudman juga telah melakukan kontrak dengan
BPJS.
Hari ini ia kembali dikunjungi oleh Pak Kasti yang sudah lama menjadi
langganannya. Dulu setiap 1 bulan sekali Pak Kasti datang berobat ke Dokter
Gudman. Kalau bukan karena darah tingginya yang kumat maka penyakit
gastritisnya yang kambuh. Tapi akhir-akhir ini pak Kasti lebih sering datang dan
penyakitnya cenderung lebih berat. Namun Dr. Gudman selalu menerima pak
Kasti dengan ramah dan meresepkan obat-obatan yang diberikannya.
Tapi kali ini pak Kasti tidak langsung pulang sehabis menerima resep
tersebut. Ia menanyakan kepada dokter tentang istrinya yang sejak lama sering
mengalami sakit kepala. “setiap kali minum obat sakit kepala penyakitnya tersebut
kambuh, tapi tidak beberapa lama kemudian sakit kepalanya terasa kembali.
Sekarang ia juga sering merasa sakit diperut seperti saya. Tapi karena tidak
separah yang saya alami ia tidak mau diajak berobat kesini. Bagaimana menurut
Dokter?” mendengar itu Dr. Gudman menasehatkan kepada pak Kasti agar kalau
ada waktu membawa istrinya untuk datang berobat.
Sebagai salah seorang dokter praktek umum yang telah mendapatakan
pelatihan tentang prinsip-prinsip dokter keluarga dan dikter layanan primer yang
telah dikontrak oleh BPJS, anda diminta untuk mengevaluasi dan mengkritisi
penatalaksanaann pasien yang telah dilakukan Dr.Gudman dalam menangani
pasien tersebut dengan menerapkan secara lengkap dan benar semua prinsip-
prinsip kedokteran keluarga dan dokter layanan primer tersebut.
Klarifikasi Istilah :
BPJS : Badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program Jaminan Kesehatan.
Dokter Praktek Umum : Dokter lulusan program studi pendidikan dokter
yang kewenangannya hanya sebatas memberikan
pelayanan primer, layanan yang
1
diselenggarakannya (wewenang) sebatas
kompetensi dasar kedokteran yang
diperolehnya selama pendidikan kedokteran
dasar.
Gastritis : Peradangan atau pembengkakan lapisan lambung
Dokter Keluarga : Dokter umum yang menyelenggarakan pelayanan
primer yang komprehensif, kontinyu,
mengutamakan pencegahan, koordinatif,
mempertimbangkan kelurga, komunitas, dan
lingkungannya dilandasi keterampilan dan
keilmuan yang mapan.
Dokter Layanan Primer : Jenjang baru pendidikan yang dilaksanakan setelah
program profesi dokter dan program internship,
serta setara dengan jenjang pendidikan dokter
spesialis
Identifikasi Masalah
1. Dr. Gudman, dokter praktek umum yang telah berkontrak dengan BPJS,
bertugas di sebuah kecamatan yang penduduknya kebanyakan bertani dan
buruh perkebunan.
2. Pak Kasti, pasien langgananya, sering datang berobat karena penyakit
tekanan darah tinggi dan gastritisnya sering kambuh bahkan semakin
parah. Dr. Gudman menerima kedatangannya dengan ramah dan selalu
memberikan obat-obatan yang biasa diberikan.
3. Istri Pak Kasti mengalami sakit kepala, sembuh bila minum obat, namun
berulang. Selain itu ia mengalami sakit perut yang sama seperti pak Kasti
namun istrinya menolak karena gejalanya tidak separah pak Kasti. Dr.
Gudman hanya menyarankan agar Pak Kasti membawa serta Istrinya
berobat bila ada waktu.
2
Analisis Masalah :
1. Apa saja syarat untuk melakukan kontrak sebagai dokter BPJS ?
a. Syarat Fasilitas
Fasilitas kesehatan tingkat pertama yang ingin bekerja sama dengan
BPJS Kesehatan harus dapat melayani:
pelayanan kesehatan promotif
pelayanan kesehatan preventif
pelayanan kesehatan kuratif
pelayanan kesehatan rehabilitatif
pelayanan kebidanan
pelayanan kesehatan darurat medis
pelayanan penunjang (laboratorium sederhana dan farmasi). Jika
faskes tidak memiliki layanan penunjang, maka wajib membangun
jejaring dengn sarana penunjang tersebut.
b. Kelengkapan dokumen untuk praktik dokter:
Surat Ijin Praktik (SIP)
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
Perjanjian kerja sama dengan laboratorium, apotek, dan jejaring
lainnya
Surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait
dengan Jaminan Kesehatan Nasional.
2. Apa saja tugas dan kewajiban dokter BPJS ?
3
Tugas dan kewajiban DoGa:
1. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan
bermutu guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan,
2. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan
tepat,
3. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat
sehat dan sakit,
4. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya,
5. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya
peningkatan taraf kesehatan,pencegahan penyakit, pengobatan dan
rehabilitasi,
6. Menangani penyakit akut dan kronik,
7. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke RS,
8. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter
Spesialis atau dirawat di RS,
9. Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,
10. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,
11. Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan
pasien,
12. Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,
13. Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara
umum dan ilmu kedokteran keluarga secara khusus
WEWENANG DOKTER KELUARGA:
1. Menyelenggarakan Rekam Medis yang memenuhi standar,
2. Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat,
3. Melaksanakan tindak pencegahan penyakit,
4. Mengobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer,
5. Mengatasi keadaan gawat darurat pada tingkat awal,
6. Melakukan tindak prabedah, beda minor, rawat pascabedah di unit
pelayanan primer,
7. Melakukan perawatan sementara,
4
8. Menerbitkan surat keterangan medis,
9. Memberikan masukan untuk keperluan pasien rawat inap,
10. Memberikan perawatan dirumah untuk keadaan khusus
3. Bagaimana cakupan wilayah kerja dokter BPJS?
Satu dokter layanan primer idealnya melayani 5000 penduduk,
tetapi dalam artikel Jamkes Indonesia tidak disebutkan berapa jiwa yang
menjadi tanggung jawab dokter layanan primer/dokter BPJS, karena BPJS
akan mengelompokkan Faskes nantinya berdasarkan jenis lokasi. Dokter
BPJS melayani pasien yang telah terdaftar menjadi anggota BPJS, dimana
pasien yang mendaftar mendapatkan dokter sesuai alamat KTPnya secara
otomatis atau memilih dokter yang diinginkannya di daerah tempat
tinggalnya, sehingga secara “tidak langsung” dokter BPJS yang tinggal di
alamat pasien tersebut yang akan bertanggung jawab terhadap pelayanan
kesehatan pasien tersebut.
Berdasarkan kontrak dengan BPJS Fasyankes bertanggung jawab
atas pemeliharaan sejumlah peserta tertentu sesuai dengan
kontrak/kerjasama yang disepakati (1 dokter /500-600 KK) namun untuk
saat ini masih kekuranga tenaga dokter maka rasio dokter dan peserta
adalah 1: 5000.
Dalam artikel lain disampaikan bahwa 1 dokter BPJS memegang
3000 pasien. Dalam 3 bulan pertama, tim BPJS lah yang akan memberi
daftar nama pasien kepada dokter umum. Selanjutnya, pasien berhak
memilih dokter yang diinginkan tetapi 1 dokter dibatasi kuota 5000 pasien.
4. Bagaimana kompetensi dokter Gudman (dokter keluarga/dokter BPJS) ini
terhadap hipertensi dan gastritis?
Hipertensi esensial atau hipertensi primer adalah hipertensi yang
tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik SKDI 3A
(bisa mendiagnosis dan terapi pendahuluan)
Hipertensi sekunder atau hipertensi renal adalah hipertensi yang
penyebab spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal,
5
hipertensivaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom cushing,
feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan, dan lain–lain SKDI 4A (bisa mendiagnosis dan
menatalaksana sampai tuntas)
Gastritis adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan
peradangan pada lapisan lambung. Penyebab gastritis yang paling umum
adalah infeksi Helicobacter pylori (H. Pylori), yang disebabkan oleh
bakteri yang menginfeksi lapisan lambung. Bakteri-bakteri ini terutama
ditularkan dari orang ke orang dan juga melalui makananan atau air yang
terkontaminasi. Gastritis dapat dibagi menjadi 2 tipe: akut dan kronis.
Gastritis akut adalah suatu peradangan berat yang terjadi secara tiba-tiba
pada lapisan lambung sedangkan gastritis kronis adalah peradangan yang
berlangsung selama bertahun-tahun atau bahkan seumur hidup apabila
dibiarkan tidak dirawat. Apabila gastritis kronis tidak dirawat, hal ini dapat
menyebabkan terjadinya gastritis atrofikans. Gastritis atrofikans
menghancurkan sel-sel pada lapisan lambung yang menghasilkan asam
lambung dan enzim-enzim pencernaan. Hal ini juga dapat menyebabkan
dua jenis kanker: kanker gaster dan limfoma jaringan limfoid yang
berhubungan dengan mukosa gaster (gatric mucosa-associated lymphoid
tissue /MALT lymphoma), suatu kanker pada sel-sel limfatik dari sistem
kekebalan tubuh. SKDI 4A (bisa mendiagnosis dan menatalaksana
sampai tuntas).
5. Apa tatalaksana holistik yang seharusnya dilakukan kepada pak Kasti
sebagai dokter Keluarga?
Berdasarkan dari prinsip-prinsip dokter keluarga maka ada
beberapa hal yang harus diperbaiki oleh dr. gudman dalam menjalankan
perannya. Dokter keluarga berprinsip komprehensif dan holistik dalam
mengobati pasien yaitu melakukan pemeriksaan secara keseluruhan dan
mempertimbangkan rasionalitas dan manfaat. Pada kasus ini, saat penyakit
pak Kasti makin memburuk, maka seharusnya dr. gudman melakukan
penelusuran lebih jauh terhadap penyakit pak Kasti. Karena bisa saja
6
obatnya kurang tepat, dosis kurang adekuat, atau mungkin ada kesalahan
dalam diagnosis dan kepatuhan dalam makan obat. Bahkan mungkin dapat
dilakukan pemeriksaan penunjang dan rujukan bila perlu. Selain itu dr.
gudman harus rajin dalam memantau perkembangan kesehatan pasiennya,
termasuk pak Kasti.
Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif serta
mempertimbangkan keluarga, komunitas dan lingkungannya, artinya
dalam mengobati pak Kasti, dr. gudman harus bekerja sama dengan
keluarga pak Kasti serta mempertimbangkan keluarga, komunitas, dan
lingkungan yang dapat saling mempengaruhi kesehatan dengan kesehatan
pak Kasti. Dengan kata lain, tidak hanya memantau kesehatan pak Kasti,
tapi juga memantau apa saja yang berada di sekitarnya yang mungkin
berhubungan dengan kesehatannya sehingga dapat meningkatkan taraf
kesehatan pak kasti.
6. Apa saja prinsip dokter keluarga? Apakah dokter ini telah menerapkan
prinsip dokter keluarga ? prinsip mana saja yang tidak diterapkan oleh
dokter ini?
Prinsip-prinsip pelayanan atau pendekatan kedokteran keluarga dalam
layanan primer, yaitu:
1. Pelayanan yang komprehensif dan holistik
Pelayanan yang komprehensif artinya pelayanan yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya penyakit (preventif), peningkatan derajat
kesehatan (promotive), penyembuhan (curative) dan rehabilitasi jika
perlu. Pelayanan yang holistik, maksudnya pelayanan yang tidak
hanya mempertimbangkan aspek fisik tetapi juga mempertimbangkan
aspek mental, sosial dan spiritual.
2. Pelayanan yang Kontinu
Pelayanan kedokteran yang terus menerus, tidak hanya
menyembuhkan tetapi harus mengawasi kemungkinan terjadinya
komplikasi, pencatatan rekam medic yang berkesinambungan
sehingga dapat digunakan dalam mengevaluasi pasien dan mengobati
7
secara tepat, pelayanan yang proaktif, jika pasien mulai malas untuk
memeriksakan maka dokter wajib mengingatkan bahkan datang ke
rumah jika perlu sehingga pasien tetap terpantau,
3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
Pelayanan yang melakukan usaha agar suatu penyakit tidak terjadi
sehingga derajat kesehatan di cakupan wilayahnya dapat meningkat
sehingga biaya kesehatan yang dikeluarkan dapat berkurang.
4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
Melakukan kerja sama lintas sector sehingga dapat mendukung dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
5. Penanganan personal sebagai bagian integral dari keluarganya
Pelayanan dokter keluarga harus memandang individu adalah bagian
dari keluarga artinya keluarga pasien dapat mempengaruhi kesehatan
pasien atau pasien yang dapat mempengaruhi kesehatan keluarganya.
6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja dan
lingkungan sekitar
Selalu mempertimbangkan pengaruh keluarga, komunitas, masyarakat
dan lingkungannya yang dapat mempengaruhi penyembuhan
penyakitnya.
7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika moral dan hukum
Selalu mempertimbangkan etika dan moral setiap melakukan
tindakan, dan menyadari bahwa setiap kelalaian dalam melakukan
tindakan dapat menimbulkan masalah hukum
8. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu
Mampu memberikan pelayanan yang biayanya sesuai dengan
keefektifan dari tindakan yang dilakukan dan sesuai dengan indikasi
penyakit.
9. Pelayanan yang dapat di audit dan dipertanggung jawabkan
Rekam medik yang lengkap dan mudah dibaca, melaksanakan
pelayanan sesuai standar yang ditetapkan BPJS seperti kuratif,
rehabilitative, preventif dan promotif
8
Pada kasus dr. Gudman, ada beberapa prinsip kedokteran keluarga
belum secara maksimal diterapkan. Prinsip yang paling mencolok adalah:
Pelayanan yang holistik dan komprehensif
Pelayanan holistik (menyeluruh) yaitu memandang manusia bukan
dari segi “penyakit” namun sebagai manusia seutuhnya. Pelayanan ini
dapat meliputi usaha promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Agar dapat melaksanakan pelayanan kedokteran seperti ini, diperlukan
informasi lengkap tentang berbagai latar belakang pasien, keadaan
pasien dan keluarga, dan suasana lingkungan di sekitar rumah pasien
sehingga data pasien dapat diketahui secara lengkap. Pelayanan
kedokteran yang komprehensif (menyeluruh) adalah melaksanakan
pelayanan kedokteran secara aktif, yaitu dengan diwujudkan melalui
kunjungan pasien di rumah.
Pada skenario ini dokter Gudman hanya melakukan pelayanan
kesehatan secara pasif dengan berpegangan terhadap data pasien yang
didapatkan dari hasil anamnesis saja tanpa melakukan pemeriksaan
fisik, penunjang ataupun memperkirakan hubungan sebab-akibat
antara gejala yang didapat oleh pak Kasti dengan masalah pekerjaan,
lingkungan, psikologis, ekonomi, ataupun kondisi sosial yang dialami
oleh pak Kasti dan keluarganya. Dr. Gutman juga tidak menggali lebih
lanjut (keseluruhan) penyebab yang menyebabkan kambuhnya
penyakit Hipertensi dan Gastritis Pak Kasti sehingga penyakit Pak
Kasti cenderung kambuh.
Mengutamakan pencegahan
Dr. Gutman telah mendapatkan pasien yang mengalami gastritis.
Jadi pendekatan preventif yang dilakukan Dr. Gutman belum
maksimal. Dan dalam skenario juga terlihat bahwa Dr. Gutman tidak
aktif dalam melakukan kegiatan pencegahan, seperti penyuluhan,
edukasi terutama pada keluarga pak Kasti untuk mencega keluarganya
mengalami hal yang sama dengan pak Kasti.
9
Pelayanan yang kontinu
Pelayanan yang kontinu merupakan pelayanan dokter keluarga
yang berpusat pada orangnya (patient-centered) bukan pada
penyakitnya (disease centered). Seorang dokter harus proaktif dalam
menatalaksana pasien. Aktif di sini dimaksudkan untuk selalu men-
follow up kemajuan kesehatan pasien. Pada skenario, dokter Gudman
hanya memberikan pengobatan seperti biasa padahal pak Kasti sudah
menjelaskan bahwa penyakit yang biasanya dialami sekarang semakin
parah. Dokter Gudman tidak secara tuntas menyelesaikan
permasalahan (penyakit) yang dialami oleh pak Kasti sehingga
penyebab semakin parahnya penyakit pasiennya tidak tertangani secara
baik.
Penangangan personal bagi setiap pasien sebagai integral dari
keluarganya
Lebih menekankan bahwa individu merupakan bagian dari
keluarga. Pasien umumnya merupakan anggota sebuah keluarga yaitu
sebagai seorang suami, isteri, atau anak. Pendekatan keluarga
mempunyai banyak keuntungan terutama untuk dukungan guna
mengatasi masalah kesehatan. Hal ini juga terjadi pada pak Kasti yang
datang ke tempat praktek dokter Gudman tanpa ditemani keluarga.
Dokter Gudman seharusnya menyarankan pak Kasti untuk sesekali
membawa satu anggota keluarga agar penyampaian edukasi dalam tata
laksana tidak hanya diterapkan oleh pasien tapi juga oleh anggota
keluarganya bahkan dokter Gudman juga harus melakukan kunjungan
rumah untuk memantau kondisi kesehatan keluarga pak Kasti.
Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
Pada kasus ini penyakit Hipertensi dan Gastritis Pak Kasti selalu
kambuh. Sebagai dokter keluarga, harus melakukan konsultasi dengan
dokter spesialis atau pemeriksaan penunjang (laboratorium, dsb).
10
Perlu juga dilakukan koordinasi dengan keluarga cara mengkonsumsi
obat sehingga pengobatan lebih efisien.
Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan
lingkungan tempat tinggalnya
Pelayanan ini sama hal nya sebagai gerakan dalam memberikan
pelayanan secara holistik dan komprehensif. Seorang dokter
seharusnya memandang seorang pasien secara keseluruhan, baik dari
fungsi biologis, psikologis, dan fungsi sosial-ekonomis. Pandangan
tersebut harus menghubungkan apakah gejala yang dialami oleh pasien
berasal dari rusaknya beberapa fungsi tersebut atau tidak.
7. Apakah ada hubungan antara penyakit bapak Kasti dan Bu Kasti?
Sebenarnya apakah ada hubungan secara langsung masih perlu
dilakukan pemeriksaan lebih mendalam, dari anamnesis maupun tinjauan
langsung ke rumah pasien oleh dokter secara aktif untuk melihat pola
hidup, pekerjaan, lingkungan rumah, lingkungan kerja pak Kasti dan Bu
Kasti dan mencari tahu apakah factor pencetus atau etiologi kedua pasien
ini sama, bila ternyata faktor tersebut ditemukan sama maka harus
dilakukan upaya pengendalian dan mungkin perubahan perilaku untuk
mengontrol penyakitnya. Tetapi hubungan secara tidak langsung keluhan
kedua pasien ini yaitu ada pada peran Dr. Gudman sendri yang sebagai
dokter layanan primer yang belum maksimal, belum menerapkan prinsip
Doga yang mengutamakan pencegahan dan peran aktif dokter, sehingga
upaya kesehatan yang menitik beratkan pada keluarga belum berjalan baik
akibatnya pencegahan dan kontrol penyakit belum maksimal.
8. Apa tindakan yang harus dilakukan dokter Gudman untuk menyelesaikan
masalah ibu Kasti yang tidak mau berobat kedokter?
Dokter Gudman harus melakukan komunikasi efektif kepada istri
pak Kasti. Komunikasi efektif ini bisa melalui via telepon atau mendatangi
langsung orang yang bersangkutan. Istri pak Kasti diberitahukan dampak
11
apa saja yang terjadi apabila penyakitnya ini tidak ditatalaksana dengan
benar. Dokter Gudman juga harus memberikan sedikit pengetahuan
mengenai penyakit yang diderita ibu ini untuk meyakinkan si ibu untuk
berobat ke dokter. Selain itu dokter Gudman juga harus menjelaskan
bahayanya mengkonsumsi obat tanpa resep dokter. Pengetahuan-
pengetahuan yang disampaikan dokter Gudman tidak boleh seolah-olah
seperti mengajari si ibu, dan seoalah menganggap remeh si ibu, serta
memakai bahasa yang sopan atau santun sehingga si ibu tidak merasa
tersinggung sehingga si ibu merasa nyaman berkonsultasi dengan dokter
Gudman dan mau berobat ke dokter. Dokter gudman juga seharusnya
melakukan penyuluhan kepada warga di sekitar tempat tinggalnya tentang
pentingnya menjaga kesehatan dan pentingnya memeriksakan kesehatan
secara teratur.
9. Apa tindakan yang harus dilakukan dokter Gudman agar Ibu kasti tidak
lagi melakukan pengobatan sendiri?
Berkunjung ke rumah pak kasti sebagai bagian dari tugasnya
sebagai dokter umum untuk memberikan pelayanan yang personal dan
pasif. Disana dokter gudman menjelaskan bahwa apa yang selama ini ibu
kasti lakukan adalah salah dan dapat membahayakan kesehatan ibu kasti.
Agar ibu kasti tidak mengulanginya dokter gudman harus menjelaskan
tentang apa saja dampak pengkonsumsian obat yang belum tentu indikasi
penyakitnya bagi kesehatan ibu kasti serta manfaat apa saja yang dapat ibu
kasti rasakan jika ibu kasti selalu mengkonsultasikan masalah
kesehatannya ke dokter. Selanjutnya meminta ibu kasti untuk
memeriksakan dirinya lebih lanjut ke praktik dokter gudman.
10. Bagaimana bentuk aplikasi prinsip dokter keluarga yang seharusnya
dilakukan dokter Gudman untuk masalah Pak Kasti dan Bu kasti?
a. Pelayanan Holistik dan komprehensif
Melakukan pendataan lengkap mengenai riwayat penyakit pasien
dan keluarganya. Pendataan lengkap mulai dan survey dari
12
pekerjaan, wilayah kerja, tempat tinggal, dan lingkungan sekitar
pak Kasti
Melakukan anamnesis yang menyeluruh luas tentang kehidupan
keluarga, lingkungan, psikologi, sosial pak Kasti
Diperlukan pemeriksaan fisik dan penunjang untuk penegakkan
diagnosis dan prognosis yang tepat tentang penyakit pak Kasti
Dokter Gudman harus melakukan tindakan promotif tentang
hipertensi dan gastritis terutama penyuluhan yang membahas
tentang pengertian hipertensi dan gastritis, faktor risiko yang
menyebabkan timbulnya hipertensi dan gastritis, hal yang dapat
memperburuk keadaan penyakit dan apa saja yang harus dilakukan
agar keadaannya dapat membaik. Dokter Gudman juga harus
melakukan tindakan pencegahan agar komplikasi dari penyakit
yang dialami pak kasti dan istrinya tidak terjadi, seperti
menganjurkan untuk melakukan pola hidup sehat. Dokter Gudman
juga harus melakukan tindakan kuratif yang bermutu, artinya
tindakan yang dilakukan memang efektif dalam mengatasi
penyakit sehingga dapat mencegah terjadinya perburukan dari
keadaan kesehatan pak Kasti dan istrinya. Jika perlu dilakukan
rehabilitasi pada Pak Kasti dan istrinya maka harus dilakukan.
Melakukan konseling kepada pasien dan keluarganya tentang
pentingnya kesehatan, gizi dalam keluarga, dan pencegahan
terhadap berbagai penyakit yang rentan terjadi pada suatu keluarga
Konsultasi pada dokter keluarga yang lebih piawai atau
berpengalaman apabila diperlukan
Pada saat-saat tertentu dinilai perlu bagi dokter Gudman untuk
menindaklanjuti tatalaksana pengobatannya pada pasien, baik di
klinik maupun di rumah pasien (follow up)
Pada saat-saat dinilai bahwa penatalaksanaan pasien akan berhasil
lebih baik bila adanya partisipasi dari keluarga, termasuk konseling
keluarga
13
Melakukan kunjungan ke rumah Pak Kasti untuk menggali
informasi dari Ibu Kasti yang mengalami sakit kepala berulang dan
gastritis.
Selain melakukan tindakan komprehensif yang dijelaskan tadi,
dokter Gudman juga harus melakukan pelayanan yang holistik,
maksudnya dokter Gudman harus juga mempertimbangkan
keadaan psikososial dari pak Kasti dan istrinya yang kemungkinan
dapat mempengaruhi keadaan kesehatan dari pak Kasti dan
istrinya.
b. Pelayanan yang bersifat kontinu
Sebagai dokter layanan primer, DK merupakan tempat kontak pertama
dengan pasien, tanpa mamandang jenis kelamin, usia, keluhan
utamanya atau sistem organ yang terganggu. Sebenarnya 85%
masalah kesehatan dapat diselesaikan di layanan primer jika kinerja
DPU/DK dapat kontinuitas pelayanan :
Dokter keluarga harus terus mengontrol penyakit penyakit pasien
nya, Terutama untuk kasus-kasus kronik yg perlu monitoring rutin
dan pelayanan komplikasi yg mungkin muncul. Seperti Hipertensi,
DM, Hiperlipidemia, dll.
Penting adanya good medical record keeping, komunikasi dan
diskusi mengenai rencana penanganan masalah.
klinik harus dilengkapi dengan rekam medis yang memadai dan
sarana komunikasi yang handal sehingga dokter dapat dihubungi
sewaktu-waktu diperlukan.
membuat surat rujuk pindah jika ada pasien yang hendak pindah
tempat tinggal misalnya pindah kota atau pindah klinik. Dalam
surat rujuk pindah itu harus dilengkapi dengan data kesehatan yang
penting, dengan data tambahan data yang diperlukan.
c. Mengutamakan Pencegahan
14
- Kepada Bapak Kasti, dapat dilakukan pencegahan komplikasi
dengan melakukan pemeriksaan fisik bahkan pemeriksaan
penunjang bila dibutuhkan tentang hipertensi dan gastritisnya agar
didapatkan etiologi yang pasti
- Dokter Gudman juga harus mempelajari lebih dalam apakah ada
hubungan antara obat yang dia berikan dengan gastritis pak Kasti,
bila ada ia harus mencari alternative lain untuk mencegah
gastritisnya semakin parah.
- Kepada ibu Kasti, juga dapat dilakukan diagnose lebih cepat
tentang penyebab sakit kepalanya agar dapat diberikan tatalaksana
adekuat dan mencegah kearah perburukan dan mencegah efek
samping dari ketergantungan obatnya. Karena ibu Kasti tidak mau
datang berobat maka dokter Gudman harus mendatangi Ibu kasti
- Lalu lakukan juga upaya pencegahan kepada anak atau anggota
keluarga pak kasti yang lain, bila telah diketahui ada faktor
pencetus penyakit tersebut di rumahnya maka batasi pada angota
keluarga lain yang masih sehat, edukasi tentang pola hidup sehat
pada anggota keluarga nya yang lain untuk mencegah mengalami
hipertensi di kemuadian hari
- Lakukan screening hipertensi ada warga di wilayah kerjanya
- Dr. Gudman bisa membuat program senam jantung sehat setiap
minggu pagi untuk warga di wilayah kerjanya untuk mencegah
timbulnya hipertensi pada warga di wilayah kerjanya
- Dr.Gudman dapat melakukan penyuluhan dan edukasi ke balai
warga tentang bahaya penggunaan obat yang tidak sesuai dengan
indikasi
- Dr. Gudman dapat bekerjasama dengan toko atau apotek untuk
mencatatat jenis obat apa yang banyak diberli warga secara bebas,
siapa yang membeli dan berapa sering ia mengonsumsi obat
tersebut agar dapat mengontrol dan mengedukasi langsung pada
yang bersangkutan
15
- Dr. Gudman juga dapat bekerjasama dengan pemerintah atau tokoh
masyarakat setempat untuk mengeluarkan kebijakan atau tentang
pembatasan pembelian obat tanpa resep, atau menghimbau warga
untuk mau berobat kedokter bila mulai ada perubahan kondisi
kesehatannya, jangan menunggu sampai parah.
d. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
- Dokter Gudman harus Mudah dihubungi misalnya dengan
memberikan nomor telpon dsb.
- Bila diperlukan pemeriksaan lebih lengkap atau merujuk pasien,
dokter Gudman harus memastikan rujukan berjalan baik bila
(Diskusikan dgn pasien dan keluarga, Hub. Dr.Sp sebelum
merujuk)
- Libatkan keluarga dalam pendidikan pasien yaitu dengan
memanfaatkan potensi pasien dan keluarganya seoptimal mungkin
untuk penyembuhan.
Contoh: melatih anggota keluarga untuk mengukur dan memantau
suhu tubuh pasien atau bahkan tekanan darah dan kadar gula
darahnya. Hasil itu selanjutnya dilaporkan secara berkala kepada
dokter yang bersangkutan
- Koordinasi dengan staf
- Kerjasama dengan para spesialis yang dikoordinasikan oleh dokter
keluarga ini akan menjadikan kolaborasi scientific yang handal
untuk meningkatkan kepercayaan pasien kepada pelayanan medik
yang disediakan. Dengan demikian terjadi saling kontrol sehingga
efektivitas pengobatan dan efisiensi biaya dapat terwujud.
- Tulisan direkam medis jelas
e. Pelayanan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral bagi
keluarganya
Setiap individu mempunyai karakteristik dan faktor genetik yang
berbeda-beda (tidak identik) walaupun individu tersebut juga
16
merupakan bagian dari keluarga. Respon tubuh terhadap penyakit yang
dideritapun berbeda-beda. Oleh karena itu pelayanan yang personal
bagi setiap individu merupakan hal yang esensial untuk menciptakan
masyarakat yang sehat. Pada kasus ini dokter gudman sudah
memberikan pelayanan personal kepada pak kasti. Namun dokter
gudman belum memberikan pelayanan personal kepada istrinya pak
kasti. Langkah yang diambil dokter gudman sudah benar bahwa ia
meminta istri pak kasti untuk datang ke praktiknya untuk diperiksa
secara personal. Itu artinya dokter gudman tidak memberikan ijin
kepada pak kasti untuk memberikan obat pak kasti ke istrinya
walaupun gejala yang dirasakan sama, namun belum tentu penyakit
yang diderita sama. Untuk masalah sakit kepala yang diderita istri pak
kasti, seharusnya istri pak kasti tidak mengkonsumsi obat yang tidak
diresepkan tersebut, karena sakit kepala merupakan suatu gejala
penyakit yang oleh sebab itu untuk mengatasinya, diperlukan
pelayanan personal yang dapat dilakukan oleh dokter keluarga seperti
dokter gudman.
f. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja dan
lingkungan tempat tinggal
Menilai suatu penyakit bukan hanya dari gejala namun dari segi
faktor resiko yang didapatkan dari lingkungan sekitar seperti
keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan tempat tinggal
Menjelaskan kepada pasien mengapa hal-hal tersebut dapat
menjadi faktor resiko dalam kesehatan sehingga menjadi langkah
awal dalam pelayanan preventif
Dokter Gudman juga harus memanfaatkan anggota keluarga lain
agar keadaan pak Kasti dan istrinya dapat membaik seperti minta
agar anggota keluarga lain mengingatkan agar pak Kasti dan
istrinya dalam mengkonsumsi obat, menerapkan pola hidup sehat
dan selalu menganjurkan agar segera ke dokter jika terdapat
masalah pada kesehatan mereka.
17
Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga melalui konseling
atau pembinaan untuk selalu menjaga kesehatan dan meminimalisir
paparan faktor resiko
Jika perlu lakukan tindakan promosi kesehatan di lingkungan
keluarga dan lingkungan kerja mengenai pentingnya kesadaran
akan sehat
Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
g. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum
Sadar etika dalam praktiknya diwujudkan dalam perilaku dokter
dalam menghadapi pasiennya tanpa memandang status sosial, jenis
kelamin, jenis penyakit, ataupun sistem orang yang sakit. Semua
dalah pasiennya dan harus dilayani secara profesional.
Sadar hukum : perilaku dokter untuk tetap bekerja dalam batas-
batas kewenanangan dan selalau mentaati kewajiban yang
digariskan oleh hukum yang berlaku di daerah tempat praktiknya
h. Pelayanan yang dapat di audit dan dipertanggungjawabkan?
- Dr. gudman harus memberikan pelayanan medis sesuai evidence
based medicine, ia harus melakukan pemeriksaan fisik, penunjang
bila diperlukan serta memberikan tatalaksana pada bapak Kasti
sesuai dengan perkembangan pengetahuan saat ini, tidak boleh
hanya memberikan tatalaksana tanpa ada bukti atau pemeriksaan
terlebih dahulu
- Dr. gudman harus membuat catatan rekam medis pasien untuk
keperluan penyimpanan arsip dan data pasien yang sewaktu –
waktu akan diperlukan sebagai alat bukti, juga harus memberikan
pelayanan sesuai dengan SOP
i. Pelayanan yang sadar biaya dan mutu
18
- Memberikan pengobatan yang sesuai dengan mempertimbangkan
status ekonomi pasien tanpa mengurangi mutu pelayanan (cost-
effectiveness)
- Utamakan pelayanan preventif pada pasien yang memiliki resiko
penyakit untuk menghindari timbulnya penyakit
- Mampu bernegosiasi dengan pelayanan kesehatan yang lain
(Rumah Sakit, Apotik, Optik dan lain-lain) secara berimbang
sehingga tercapai kerjasama yang menguntungkan semua pihak
khususnya pasien.
11. Apa saja upaya promotif dan preventif yang harus dilakukan dr.Gudman
agar masalah ini tidak terjadi lagi pada warga lainnya?
Dokter gudman pada kasus ini diasumsikan sebagai dokter
keluarga. Menurut IDI, dokter keluarga adalah dokter praktek yang
memberikan pelayanan kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik
berat pada keluarga, yang memandang pasien sebagai individu dan bagian
dari keluarga dengan pelayanan yang bersifat pasif dan aktif. Berdasarkan
skenario, dokter Gudman sudah melakukan pelayanan kesehatan pasif
yang baik. Namun sebagai dokter keluarga, dokter gudman belum
melakukan pelayanan kesehatan yang aktif. Seharusnya ia menjangkau
semua keluarga yang termasuk dalam cakupannya. Ia dapat memberikan
pelayanan aktif seperti berkunjung ke rumah keluarga cakupannya dan
mendata status kesehatan warganya (riwayat penyakit, kebiasaan hidup,
penyakit menular yang sedang diderita). Dengan pertemuan secara
langsung merupakan suatu kesempatan yang baik untuk mempraktekkan
upaya promotif dan preventif, mendidik dan memberikan konseling tidak
hanya terbatas pada pemberian informasi seputar penyakit anggota saja,
tapi juga mencakup upaya hidup sehat, perubahan gaya hidup, gizi , cara
mengatasi masalah kesehatan sehari-hari dan lain-lain. Kegiatan preventif
pada tingkat keluarga dilakukan dengan kunjungan rumah bagi pasien
yang memiliki masalah penyakit tertentu, dan kontrol terhadap penyakit,
mengetahui potensial hazard, memberi motivasi ke anggota atau sekedar
19
memperkenalkan diri karena merupakan suatu program yang baru.
Sementara upaya proaktif ke lapangan dalam melakukan surveillance yang
bertujuan untuk peningkatan dan pencegahan anggotanya.
Dr gudman juga dapat memberdayakan organisasi di desa seperti
ibu pkk dan karang taruna untuk menjadi kader dokter gudman dalam
mensosialisasikan kebiasaan peduli kesehatan dan prilaku hidup bersih.
Dengan demikian tugas dan tujuan dokter gudman sebagai dokter keluarga
dapat berjalan efektif dan efisien. Ia juga dapat memberikan penyuluhan
kepada warganya untuk selalu peduli dengan kesehatan dan menerapkan
PHBS. Ia harus dapat menghimbau warganya agar mau memeriksakan diri
kedokter apabila sakit. Ia harus mampu menjelaskan sakit yang dialami
oleh setiap individu tidaklah sama walaupun gejalanya serupa. Selain itu,
dokter gudman juga harus mampu merubah prilaku masyarakat yang suka
membeli dan mengkonsumsi obat tanpa konsultasi ke dokter sebelumnya.
Dia harus mampu menjelaskan bahwa obat yang dikonsumsi tidak sesuai
indikasi dapat menyebabkan ketergantungan, overdosis, sehingga
munculah komplikasi yang dapat membahayakan nyawa warga tersebut.
Kesimpulan: Dokter Gudman seorang dokter keluarga yang telah kontrak
dengan BPJS belum menerapkan prinsip Dokter keluarga layanan primer
secara maksimal kepada pak Kasti dan Bu Kasti sehingga penyakit pak
Kasti dan Bu Kasti semakin memburuk.
Kerangka Konsep
20
Dr. Gudman
Pak Kasti menderita Hipertensi dan
Gastritis
Ibu Kasti Mengalami Sakit Kepala dan Sakit perut serta
melakukan pengobatan sendiri
Melakukan kunjungan rumah dan edukasi
Menerapkan prinsip holistic dan komprehensif (anamnesis ,
P.fisik, p.penunjang)
Learning Issue
Dokter Keluarga
Batasan dan Ruang Lingkup
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan
pelayanan primer yang komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif,
dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan
21
Belum menerapkan Prinsip DoGa maksimal
Pasien belum Sembuh
Diagnosa cepat dan tepat
Kerjasama lintas sektoral
Tatalaksana adekuat dan follow up
Koordinatif dan kolaboratif (konsultasi dengan sejawt)
Follow Up
Melibatkan keluarga (periksa TD, kontrol
kepatuhan obat
serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang
jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya.
Karakteristik Dokter Keluarga
a. Lynn P. Carmichael (1973)
a. Mencegah penyakit dan memelihara kesehatan
b. Pasien sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat
c. Pelayanan menyeluruh, mempertimbangkan pasien dan keluarganya
d. Andal mendiagnosis, tanggap epidemiologi dan terampil menangani
penyakit
e. Tanggap saling-aruh faktor biologik-emosi-sosial, dan mewaspadai
kemiripan penyakit.
b. Debra P. Hymovic & Martha Underwood Barnards (1973)
a. Pelayanan responsif dan bertanggung jawab
b. Pelayanan primer dan lanjut
c. Diagnosis dini, capai taraf kesehatan tinggi
d. Memandang pasien dan keluarga
e. Melayani secara maksimal
c. IDI (1982)
a. Memandang pasien sebagai individu, bagian dari keluarga dan masyarakat
b. Pelayanan menyeluruh dan maksimal
c. Mengutamakan pencegahan, tingkatan taraf kesehatan
d. Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien dan memenuhinya
e. Menyelenggarakan pelayanan primer dan bertanggung jawab atas
kelanjutannya
Prinsip-Prinsip Dokter Keluarga:
Prinsip-prinsip pelayanan atau pendekatan kedokteran keluarga dalam layanan
primer, yaitu:
1. Pelayanan yang holistik dan komprehensif
22
2. Pelayanan yang kontinu
3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian dari keluarganya
6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan
lingkungan tempat tinggalnya
7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum
8. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertanggungjawabkan
9. Pelayanan yang sadar biaya dan mutu
Tugas Dokter Keluarga, meliputi :
1. Menyelenggarakan pelayanan primer secara paripurna menyuruh, dan bermutu
guna penapisan untuk pelayanan spesialistik yang diperlukan,
2. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat,
3. Memberikan pelayanan kedokteran secara aktif kepada pasien pada saat sehat
dan sakit,
4. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarganya,
5. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf
6. kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi,
7. Menangani penyakit akut dan kronik,
8. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit,
9. Tetap bertanggung-jawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter Spesialis atau
dirawat di RS
10. Memantau pasien yang telah dirujuk atau di konsultasikan,
11. Bertindak sebagai mitra, penasihat dan konsultan bagi pasiennya,
12. Mengkordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien,
13. Menyelenggarakan rekam Medis yang memenuhi standar,
14. Melakukan penelitian untuk mengembang ilmu kedokteran secara umum dan
ilmu kedokteran keluarga secara khusus.
Wewenang Dokter Keluarga
1. Menyelenggarakan Rekam Medis yang memenuhi standar,
23
2. Melaksanakan pendidikan kesehatan bagi masyarakat,
3. Melaksanakan tindak pencegahan penyakit,
4. Mengobati penyakit akut dan kronik di tingkat primer,
5. Mengatasi keadaan gawat darurat pada tingkat awal,
6. Melakukan tindak prabedah, beda minor, rawat pascabedah di unit pelayanan
primer,
7. Melakukan perawatan sementara,
8. Menerbitkan surat keterangan medis,
9. Memberikan masukan untuk keperluan pasien rawat inap,
10. Memberikan perawatan dirumah untuk keadaan khusus.
Kompetensi Dokter Keluarga Menurut PDKI Tahun 2006:
1. Kompetensi dasar
2. Ilmu dan keterampilan klinis layanan primer cabang ilmu utama
3. Keterampilan klinis layanan primer lanjut
4. Keterampilan pendukung
5. Ilmu dan keterampilan klinis layanan primer cabang ilmu pelengkap
6. Ilmu dan keterampilan manajemen klinis
DOKTER BPJS
Dokter, dalam BPJS merupakan penyelenggara fasilitas kesehatan tingkat
pertama. Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang bekerja sama dengan BPJS
Kesehatan harus menyelenggarakan pelayanan kesehatan komprehensif
berupa pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif,
pelayanan kebidanan, dan Pelayanan Kesehatan Darurat Medis, termasuk
pelayanan penunjang yang meliputi pemeriksaan laboratorium sederhana dan
24
pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Fasilitas Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 (sala satunya
dokter) mengadakan kerja sama dengan BPJS Kesehatan yang dilakukan
melalui perjanjian kerja sama. Perjanjian kerja sama Fasilitas Kesehatan
dengan BPJS Kesehatan dilakukan antara pimpinan atau pemilik Fasilitas
Kesehatan yang berwenang dengan BPJS Kesehatan. Perjanjian kerja sama
sebagaimana dimaksud berlaku sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dan dapat
diperpanjang kembali atas kesepakatan bersama.
Persyaratan yang harus dipenuhi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (1), bagi Fasilitas Kesehatan tingkat pertama terdiri atas:
a. Untuk praktik dokter atau dokter gigi harus memiliki:
1. Surat Ijin Praktik;
2. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
3. perjanjian kerja sama dengan laboratorium, apotek, dan jejaring lainnya;
4. surat pernyataan kesediaan mematuhi ketentuan yang terkait dengan
Jaminan Kesehatan Nasional.
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama merupakan pelayanan kesehatan
non spesialistik yang meliputi:
a. administrasi pelayanan;
b. pelayanan promotif dan preventif;
c. pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;
d. tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif;
e. pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;
f. transfusi darah sesuai dengan kebutuhan medis;
g. pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pratama; dan
h. Rawat Inap Tingkat Pertama sesuai dengan indikasi medis.
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama sebagaimana dimaksud dalam Pasal
16 untuk pelayanan medis mencakup:
25
a. kasus medis yang dapat diselesaikan secara tuntas di Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama;
b. kasus medis yang membutuhkan penanganan awal sebelum dilakukan
rujukan;
c. kasus medis rujuk balik;
d. pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan pelayanan kesehatan gigi
tingkat pertama;
e. pemeriksaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita oleh
bidan atau dokter; dan
f. rehabilitasi medik dasar
Daftar Pustaka
Examinar, Fridamarva Yasmine, Putri Kurniasari, dan Sitiawaliayati
Deliabilda. 2013. Gate Keeper Era JKN. [Online] Available at:
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/06/13/gate-keeper-era-
jkn-568472.html
26
Jamkes Indonesia. 2014. Menjadi Faskes Tingkat Pertama BPJS Kesehatan.
Diakses melalui
(http://www.jamkesindonesia.com/home/cetak/93/Faskes%20%3E
%20INFO%20BAGI%20FASKES%20%3E%20MENJADI
%20FASKES%20TINGKAT%20PERTAMA%20BPJS
%20KESEHATAN) Tanggal 1 Desember 2014
Prasetyawati, Arisita Eka. 2010. Kedokteran Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013.
Diakses melaui
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/PMK%20No.
%2071%20Th%202013%20ttg%20Pelayanan%20Kesehatan%20Pada
%20JKN.pdf Tanggal 1 Desember 2014
27