Skenario a Blok 5
-
Upload
riskifitrinopina -
Category
Documents
-
view
221 -
download
6
description
Transcript of Skenario a Blok 5
Skenario
Seorang ibu rumah tangga berusia 50 tahun berat badan 55 kg tinggi 150 cm, menapoause dan menderita hipertiroid. Mengalami patah tulang paha kanan 8 bulan yang lalu, langsung berobat ke dukun patah. Bagian yang patah lalu dipasang bidai belahan bamboo dan disuruh latihan jalan suapaya cepat sembuh.
Saat ini ibu tersebut datang ke dokter keluarga dengan keluhan masih sakit terutama bila digerakkan, masih bengkak, bentuk kaki kanan dan berbeda dengan kaki kiri
Pada pemeriksaan fisik : deformitas pada region femoris dextra
A. Klarifikasi Istilaha. hipertiroid : berlebihnya aktivitas kelenjar tiroid ditandai dengan peningkatan mtabolisme, struma, dan gangguan sistem saraf otonom dan metabolisme keratin b. menopause : tidak haid lagi karena usia lanjut atau mati haidc. bidai :jalinan bilah bambu atau kulit kayu randu yang digunakan untuk membalut tangan yang patahd. deformitas : suatu jenis defek structural yang ditandai dengan bentuk atau posisi yang abnormal dari suatu bagian tubuh, disebabkan oleh kekuatan mekanis yang tidak terputus-putuse. rontgen :alat potret yang menggunakan sinar X dapat menembus bagian-bagian dalam tubuhf. fraktur :keretakan atau keadaan patahg. kallus : jalinan tulang yang tidak teratur terbentuk pada ujung-ujung tulang yang patah yang diadsorpsi setelah pemulihan sempurna dan akhirnya digantikan dengan tulang aslih. delay union : keadaan patah tulang yang tidak sembuh setelah selang waktu 3-5 bulani. enzyme kalium phospatase : berperan penting dalam pembentukan tulangj. region femoris dextra :k. fratur sepertiga distal :
B. Identifikasi Masalaha) Seorang Ibu rumah tangga berusia 50 tahun BB 55 Kg tinggi 150 cm
menopause dan menderita hipertiroid Vb) Bagian yang patah lalu dipasang bidai belahan bambu dan disuruh latihan
jalan supaya cepat sembuh Vc) Ibu tersebut datang ke dokter keluarga dengan keluhan masih sakit terutama
bila digerakkan masih bengkak bentuk kaki kanan berbeda dengan kaki
kiri .Pada pemeriksaan fisik : deformitas pada region dextra. Hasil pemriksaan rontgen tampak os femur bagian dextra mengalami fraktur pada sepertiga distal, anatomi tidak sama dengan kiri, garis patah masih jelas kallus sangat sedikit VVV
d) Pemeriksaan laboratorium, peningkatan enzyme kalium phospatase tidak signifikan V
e) Dokter menyatakan bahwa ibu tersebut mengalami delayed union pada fraktur femoris dextra vv
C. Analisis Masalah
a) Ibu tersebut datang ke dokter keluarga dengan keluhan masih sakit terutama bila digerakkan masih bengkak bentuk kaki kanan berbeda dengan kaki kiri .Pada pemeriksaan fisik : deformitas pada region dextra. Hasil pemeriksaan rontgen tampak os femur bagian dextra mengalami fraktur pada sepertiga distal, anatomi tidak sama dengan kiri, garis patah masih jelas kallus sangat sedikit a. bagaimana penyembuhan tulang normal?
Jawab:Tulang bisa beregenerasi sama seperti jaringan tubuh yang lain. Fraktur merangsang tubuh untuk menyembuhkan tulang yang patah dengan jalan membentuk tulang baru diantara ujung patahan tulang. Tulang baru dibentuk oleh aktivitas sel-sel tulang.Terdapat lima stadium penyembuhan tulang, yaitu:1. Stadium satu – Pembentukan Hematoma
Pembuluh darah robek dan terbentuk hemtoma diserkitar daerah fraktur. Sel-sel darah membentuk fibrin guna melindungi tulang yang rusak dan sebagai tempat tumbuhnya kapiler baru dan fibroblast. Stadium ini berlangsung 24-48 jam dan pedarahan berhenti sama sekali.
2. Stadium dua – Proliferasi SelulerPada stadium ini terjadi proliferasi dan diferensiasi sel menjadi
fibro kartilago yang bersal dari periosteum, dan bone marrow yang telah mengalami trauma. Sel-sel yang mengalami proliferasi ini erus masuk ke dalam lapisan yang lebih dalam disanalah osteoblast bergenerasi dan terjadi proses osteogenesis. Dalam beberapa hari terbentuklah tulang baru yang menggabungkan dua fragmen tulang yang patah. Fase ini berlangsung selama 8 jam setelah fraktur sampai selesai tergantung frakturnya.
3. Stadium tiga - Pembentukan KallusSel-sel yang berkembang memiliki potensi yang kondrogenik
dan osteogenik, bila diberikan keadaan yang tepat, sel itu akan mulai membentuk tulang dan juga kartilago. Populasi sel ini dipengaruhi oleh aktivitas osteoblast dan osteoklast yang mulai berfungsi dengan mengabsorbsi sel sel tulang yang mati. Massa sel yang tebal dengan tulang yang imatur dan kartilago, membentuk kallus atau bebat pada permukaan endosteal dan pariosteal. Sementara tulang yang imatur (anyaman tulang) menjadi lebih padat sehingga gerakan pada tempat fraktur berkurang pada 4 minggu setelah fraktur menyatu.
4. Stadium empat – KonsolidasiBila aktivitas osteoclast dan osteoblast berlanjut, anyaman
tulang berubah menjadi lamellar. Sistem ini sekarang cukup kaku da memungkinkan osteoclast menerobos melalui reruntuhan pada garis fraktur, dan tepat dibelakangnya osteoclast mengisi celah celah yang tersisa diantara fragmen dengan tulang yang baru. Ini adalah proses yang lambat dan mungkin perlu beberapa bulansebeum tulang kuat untuk membawa beban yang normal.
5. Stadium lima – RemodellingFraktur telah dijembatani oleh suatu manset tulang yang padat.
Selama beberapa bulan atau tahun, pengelasan kasar ini dibentuk ulang oleh proses resorbsi dan pembentukan tulang yang terus-menerus . lamellae yang lebih tebal dletakkan pada tempat yang tekanannya lebih tinggi, dindng yang tidak dikehendaki dibuang, rongga sumsum dibentuk, dan akhirnya terbentuk struktur yang mirip dengan normalnya.
b. apa hubungan kallus dengan penyembuhan patah tulang?c. bagaimana bentuk os femur yang normal ? d. bagaimana perawatan pada patah tulang secara medis?
e. apa saja jenis-jenis patah tulang?Jawab:Fraktur dapat diklasifikasikan dalam beberapa keadaan berikut:
1) Fraktur traumatikTerjadi karena trauma yang tiba-tiba mengenai tulang dengan kekuatan yang besar dan tulang tidak mampu menahan trauma tersebutsehingga terjadi patah.
2) Fraktur fatologisTerjadi karena kelemahan tulang-tulang sebelumnya akibat kelainan patologis di dalam tulang. Fraktur patologis terjadi pada daerah-daerah tulang yang menjadi lemah karena tumor atau proses patologis lainnya. Tulang sering kali menunjukan penurunan densitas. Penyebab yang paling sering dari fraktur-fraktur semacam ini adalah tumor, baik tumor primer maupun metastasis.
3) Fraktur stress.Terjadi karena adanyatrauma yang terus-menerus pada suatu tempat tertentu.
Proses terjadinya fraktur dapat sangat bervariasi, tetapi untuk alasan yang praktis, dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu: Berdasarkan sifat fraktur (luka yang ditimbulkan), terbagi menjadi:
a) Fraktur tertutup (closed), bila tidak terdapat hubungan anatara fragmen tulang dengan dunia luar, disebut juga fraktur bersih (karena kulit masih utuh) tanpa komplikasi.Pada fraktura tertutup adaklasifikasi tersendiri yang berdasarkan keadaan jaringan lunak sekitar trauma, yaitu:- Tingkat 0: fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa cidera
jaringan lunak sekitarnya.- Tingat 1: fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan
jaringan subkutan.- Tingkat 2: fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan
lunak bagian dalam dan pembengkakan.- Tingkat 3: cidera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang
nyata dan ancaman sindroma kompartement. b) Fraktur terbuka (open/compound), bila terdapat hubungan
antara fragmen dengan dunia luar karena adanya perlukaan kulit
Berdasarkan komplit atau ketidakkomplitan fraktur, terbagi menjadi:a) Fraktur komplit, bila garis patah melalui seluruh penampang
tulang atau melalui kedua korteks tulang.b) Fraktur inkomplit, bila garis patah tidak melalui seluruh
penampang tulang- Hair Line Fraktur (garis fraktur hampir tidak tampak sehingga
tidak ada perubahan bentuk tulang)- Buckle atau torus fraktur, bila terjadi lipatan dari satu korteks
dengan kompresi tulang spongiosa di bawahnya.
- Green stick fraktur, mengenai suatu korteks dengan angulasi korteks lainnyayang terjadi pada tulang panjang.
Berdasarkan bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma, terbagi menjadi:a) Fraktur transversal: fraktur yang arahnya melintang pada tulang
dan merupakan akibat trauma angulasi atau langsung.b) Fraktur oblik: fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut
terhadap sumbu tulang dan merupaka akibat trauma angulasi juga.c) Fraktur spiral: fraktur yang arah garis patahnya membentuk spiral
yang disebabkan oleh trauma rotasi.d) Fraktur kompresi: fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi
yang mendorong tulang ke arah permukaan lain.e) Fraktur avulsi: fraktur yang diakibatkan krena rauma tarikan atau
traksi otot pada insersinya pada tulang.
Berdasarkan jumlah garis patah, terbagi menjadi:a) Fraktur komunitif: fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan
saling berhubungan.b) Fraktur segmental: fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan
tidak saling berhubungan.c) Fraktur mutiple: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi
tidak pada tulang yang sama.
Berdasarkan pergeseran fragmen tulang, terbagi menjadi:a) Fraktur undisplaced (tidak bergeser): garis patah lengkap tetapi
kedua frgmen tidak bergeser dan periosteum masih utuh.b) Fraktur diplaced (bergeser) terjadi pergeseran fragmen tulang.
Berdasarkan posisi fraktur, terbagi menjadi:
a) 1/3 proksimalb) 1/3 medialc) 1/3 distal