Skenario a Blok 28 (Repaired)
-
Upload
gina-sonia-fy-effendi -
Category
Documents
-
view
44 -
download
0
description
Transcript of Skenario a Blok 28 (Repaired)
LAPORAN TUTORIAL SKENARIO A
BLOK 28
Tutor
Dr.H.M.A.Husnil Farouk, MPH, PKK
Oleh
Muhamad Mukhlis 04111401053
Meida Rarasta 04111401054
Gina Sonia Fensilia Yolanda 04111401082
Fakultas Kedokteran Pendidikan Dokter Umum
Universitas Sriwijaya
2014
Skenario A Blok 28 2014
Dokter Budi, seorang dokter keluarga yang sudah bekerja selama 3 tahun di
kelurahan Pulo Kerto yang terletak di Kecamatan Gandus, berpraktek di ruangan
berukuran 2x3 yang merupakan ruang tamu dari rumahnya dengan dibantu oleh
satu orang perawat yang juga bekerja sebagai tenaga administrasi.
Pada sore hari, dokter Budi didatangi oleh serombongan orang yang memintanya
datang untuk memeriksa seorang ibu yang sedang bersalin di rumah dukun desa
yang terletak 5 rumah dari praktel dokter Budi. Ibu tersebut sedang melahirkan
anaknya yang ke-5, tidak pernah melakukan ANC pada dokter Budi sebelumnya,
dan dikatakan oleh dukun desa bahwa sudah ditolonh selama 1 setengah jam
tetapi anak tidak lahir- lahir. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan :
Tekanan darah : 90/60mmHg
Nadi : 120 kali/menit
Frekuensi nafas : 28 kali /menit
Suhu : 37,9 derajat
Pada pemeriksaan dalam didapatkan bahwa pembukaan 6 cm, ketuban (-), bau (-),
meconium (+), penurunan kepala hodge I-II, DJJ bayi didapatkan 180x/menit.
I. Klarifikasi Istilah
1. Dokter keluarga : dokter umum/ dokter lulusan fakultas kedokteran
yang orientasi kerjanya pada pelayanan keluarga
2. Administrasi : manajemen/ pengelolaan
3. ANC : ante natal care, kunjungan ibu hamil ke fasilitas
kesehatan
4. Mekonium : feses bayi
5. BPJS : badan penyelenggara jaminan sosial, asuransi yang
diselenggarakan oleh pemerintah
II. Identifikasi Masalah
1. Dokter Budi, berpraktek sebagai dokter keluarga dengan ruang
prakter berukuran 2x3 di rumahnya sendiri dan dibantu oleh
seorang perawat yang juga sebagai tenaga administrasi.
2. Dokter Budi kedatangan tetangga dan diminta untuk memeriksa
bumil yang sedang bersalin di rumah dukun yang berjarak 5 rumah
dari tempat prakteknya dengan G5 dan tidak pernah ANC ke
dokter budi.
3. Bumil tersebut sudah ditolong selama 1,5 jam oleh dukun, tetapi
anaknya tidak juga lahir. Dan pada pemeriksaan tanda vital
didapatkan td 90/60, nadi 120, RR 28, suhu 37,7
4. Pada pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 6 cm, ketuban (-),
bau (-), meconium (+), kepala hodge I-II, DJJ (+), 180x/menit
5. Dokter budi menyarankan pasien untuk dipasang infus dan dirujuk
secepatnya, akan tetapi keluarga menolak karena menyatakan tidak
ada biaya, dan menyatakan bahwa mereka tidak mempunyai kartu
BPJS
III. Analisis Masalah
1. Dokter Budi, berpraktek sebagai dokter keluarga dengan ruang
prakter berukuran 2x3 di rumahnya sendiri dan dibantu oleh
seorang perawat yang juga sebagai tenaga administrasi.
a. Apa yang dimaksud dokter keluarga ?
- Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang
menyelenggarakan pelayanan primer yang komprehensif,
kontinu, mengutamakan pencegahan, koordinatif,
mempertimbangkan keluarga, komunitas dan lingkungannya
dilandasi ketrampilan dan keilmuan yang mapan. (Depkes RI)
- Dokter yang mengutamakan penyediaan pelayanan
komprehensif bagi semua orang yang mencari pelayanan
kedokteran, dan mengatur pelayanan oleh provider lain bila
diperlukan. Dokter ini adalah seorang generalis yang menerima
semua orang yang membutuhkan pelayanan kedokteran tanpa
adanya pembatasan usia, gender ataupun jenis penyakit, tanpa
membedakan ras, budaya dan tingkat sosial. Secara klinis
dokter ini berkompetensi untuk menyediakan pelayanan dengan
sangat mempertimbangkan dan memperhatikan latar belakang
budaya, sosialekonomi, dan psikosis pasien, dan bertanggung
jawab atas berlangsungnya pelayanan yang komprehensif dan
bersinambungan bagi pasien. (World of National College and
Academic Association of General Practitioners / Family
Physicians, WONCA, 1991)
b. Apa yang dimaksud dengan pelayanan dokter keluarga ?
- Pelayanan dokter keluarga melibatkan Dokter Keluarga sebagai
penyaring di tingkat primer sebagai bagian suatu jaringan
pelayanan kesehatan terpadu yang melibatkan dokter spesialis
di tingkat pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai
tempat pelayanan rawat inap, diselenggarakan secara
komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan
mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan
lingkungannya serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada
semua pasien tanpa memilah jenis kelamin, usia serta faktor-
faktorlainnya.
(The American Academy of Family Physician, 1969; Geyman,
1971; McWhinney, 1981)
c. Apa prinsip-prinsip pelayanan dokter keluarga ?
WONCA dan WHO
- Pelayanan holistik dan komprehensif
- Pelayanan yang kontinu
- Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
- Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
- Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagianintegral
dan keluarganya
- Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan
kerja, dan lingkungan tempat tinggalnya
- Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum
- Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu
- Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat
dipertanggungjawabkan
Lynn P. Carmichael (1973)
- Mencegah penyakit dan memelihara kesehatan
- Pasien sebagai bagian dari keluarga dan masyarakat
- Pelayanan menyeluruh, mempertimbangkan pasien dan
keluarganya
- Andal mendiagnosis, tanggap epidemiologi dan terampil
menangani penyakit
- Tanggap saling-aruh faktor biologik-emosi-sosial, dan
mewaspadai kemiripan penyakit
Debra P. Hymovic & Martha Underwood Barnards (1973)
- Pelayanan responsif dan bertanggung jawab
- Pelayanan primer dan lanjut
- Diagnosis dini, capai taraf kesehatan tinggi
- Memandang pasien dan keluarga
- Melayani secara maksimal
IDI (1982)
- Memandang pasien sebagai individu, bagian dari keluarga dan
masyarakat
- Pelayanan menyeluruh dan maksimal
- Mengutamakan pencegahan, tingkatan taraf kesehatan
- Menyesuaikan dengan kebutuhan pasien dan memenuhinya
- Menyelenggarakan pelayanan primer dan bertanggung jawab
atas kelanjutannya
d. Bagaimana standar ruang praktek dokter keluarga ?
- Standar fasilitas praktik DoGa, pelayanan dokter keluarga
memiliki fasilitas pelayanan kesehatan strata pertama yang
lengkap serta beberapa fasilitas pelayanan tambahan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat sekitarnya.
- Luas gedung minimal 55m² dengan dilengkapi dengan ruang
pendaftaran, rekam medik, kasir, tempat penyimpanan obat,
ruang tunggu, ruang konsultasi dan pemeriksaan fisik, ruang
pemeriksaan khusus, ruang administrasi, gudang dan juga
toilet.
e. Apa beda antara dokter keluarga dan dokter praktek umum ?
- Tabel ini menjelaskan tentang perbedaan antara dokter praktek
umum dengan dokter keluarga (Qomariah, 2000)
Dokter Umum Dokter Keluarga
Cakupan pelayanan terbatas Lebih luas
Sifat pelayanan Sesuai keluhan Menyeluruh,
paripurna, bukan
sekedar yang
dikeluhkan
Cara pelayanan Kasus per kasus
dengan
pengamatan sesaat
Kasus per kasus
dengan
berkesinambungan
sepanjang hayat
Jenis pelayanan Lebih kuratif Lebih preventif, tanpa
mengabaikan
pengobatan dan
rehabilitas
Peran keluarga Kurang
dipertimbangkan
Lebih diperhatikan
dan dilibatkan
Promotif dan
pencegahan
Tidak jadi
perhatian
Lebih diperhatikan
dan dilibatkan
Hubungan dokter -
pasien
Dokter – pasien Dokter – pasien –
teman sejawat dan
konsultan
Awal pelayanan Secara individual Secara individual
sebagai bagian dari
keluarga, komunitas
dan lingkungan
f. Siapa saja tenaga medis sebagai mitra dokter keluarga ?
- Seorang dokter umum
- 1 sampai 2 orang tenaga medis terlatih (bidan, perawat)
- 1 sampai 2 orang tenaga non medis (pekerja sosial, tenaga
administrasi)
- Mitra kerja dokter keluarga adalah asuransi sosial (BPJS, dll)
- Rumah sakit
2. Dokter Budi kedatangan tetangga dan diminta untuk memeriksa
bumil yang sedang bersalin di rumah dukun yang berjarak 5 rumah
dari tempat prakteknya dengan G5 dan tidak pernah ANC ke dokter
budi.
a. Apa yang dimaksud dengan ANC ?
- Kunjungan ibu hamil dengan tenaga kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar yang ditetapkan.
Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa
ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah
setiap kontak tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok
bersalin desa, kunjungan rumah dengan ibu hamil tidak
memberikan pelayanan ANC sesuai dengan standar dapat
dianggap sebagai kunjungan ibu hamil (Depkes RI, 2008)
b. Berapa kali sebaiknya ANC dilakukan ?
- Pemeriksaan kehamilan di lakukan berulang-ulang dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin
ketika haidnya terlambat satu bulan.
2. Periksa ulang 1 x sebelum sampai kehamilan 7 bulan.
3. Periksa ulang 2 x sebulan sampai kehamilan 9 bulan.
4. Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan
5. Periksa khusus bila ada keluhan-keluhan
c. Mengapa bumil datang ke dukun untuk bersalin ?
- Dengan alasan keluarga pasien menolak rujukan ke rumah
sakit, kemungkinan besar pasien memilih bersalin didukun
karena alasan biaya.
d. Apa saja resiko yang mungkin terjadi dari grande multi gravida ?
- Banyak kompilaksi yang mungkin terjadi pada kasus
multigravida salah satunya adalah partus kasep / partus lama /
partus macet. Hal ini dapat meningkatkan resiko terjadinya
morbiditas dan mortalitas pada ibu dan janin meningkat.
e. Metode KB jenis apa yang bisa diberikan pada ibu dengan G5 ?
1. Tubektomi
- Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk
menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan
(Saiffudin,2006; h. MK-81).
- Tubektomi adalah tindakan oklusi/pengambilan sebagian
saluran telur wanita untuk mencegah proses fertilisasi
(Saifuddin, 2007; h.486).
- Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur
yang menyebabkan wanita bersangkutan tidak akan mendapat
keturunan lagi (Mansjoer, 2001; h. 369).
2. Vasektomi
- Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi merupakan suatu
metode kontrasepsi operatif minor pria yang sangat aman,
sederhana dan sangat efektif, memakan waktu operasi yang
singkat dan tidak memerlukan anestesi umum ( Hartanto,
2004 ; h. 307).
- Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan
kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa
deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan
proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi
(Saifuddin, 2006 ; h. MK-85).
- Vasektomi adalah pemotongan vas deferens, yang merupakan
saluran yang mengangkut sperma dari epididimis di dalam
testis vesikula seminalis (Everett, 2008; h.70).
3. Bumil tersebut sudah ditolong selama 1,5 jam oleh dukun, tetapi
anaknya tidak juga lahir. Dan pada pemeriksaan tanda vital
didapatkan td 90/60, nadi 120, RR 28, suhu 37,7
a. Berapa waktu persalinan normal ?
- Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala I serviks
membuka dari 0 sampai 10 cm. Kala I dinamakan juga kala
pembukaan. Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran, oleh
karena kekuatan his dan kekuatan mengedan, janin di dorong
keluar sampai lahir kala II ini biasanya terjadi dalam waktu 2
jam untuk primipara dan 1 jam pada multipara. Dalam kala III
atau disebut juga kala uri, plasenta terlepas dari dinding uterus
dan dilahirkan. Kala IV mulai dari lahirnya plasenta sampai 2
jam kemudian. Dalam kala tersebut diobservasi apakah terjadi
perdarahan post partum. (Rohani; dkk, 2011)
b. Apa dampak partus kasep ?
- Morbiditas dan mortalitas ibu dan janin
- Infeksi pesalinan
c. Apa kompetensi dokter keluarga ?
WONCA dan WHO, 2003
- Melaksanakan asuhan bagi pasien dalam usia tertentu
- Mengintegrasikan komponen asuhan komprehensif
- Mengkoordinasikan pelayana kesehatan
- Menangani masalah-masalah kesehatan yang menonjol
- Melaksanakan profesi dalam tim penyedia kesehatan
PDKI, 2006
- Kompetensi dasar
- Ilmu dan keterampilan klinis layanan primer cabang ilmu
utama
- Keterampilan klinis layanan primer lanjut
- Keterampilan pendukung
- Ilmu dan keterampilan klinis layanan primer cabang ilmu
pelengkap
- Ilmu dan ketrampilan manajemen klinis
d. Bagaimana pengelolaan partus kasep sesuai dengan kompetensi
dokter keluarga ?
1. Perawatan pendahuluan :
Penatalaksanaan penderita dengan partus kasep(lama) adalah
sebagai berikut:
- Suntikan cortone acetate: 100-200 mg intramuscular
- Penisilin prokain: 1 juta IU intramuscular
- Streptomisin : 1gr intramuscular
- Infus cairan:
Larutan garam fisiologis
Larutan glukose 5-10% pada jam pertama: 1liter/jam
- Istirahat 1 jam untuk observasi, kecuali bila keadaan
mengharuskan untuk segera bertindak.
2. Pertolongan:
- Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi
forsep, manual aid pada letak sungsang, embriotomi bila
janin meninggal, seksio sesarea, dan lain-lain.
- Puncak kewaspadaan dilaksanakan dengan melakukan
rujukan penderita ke pusat pelayanan dengan fasilitas
setelah melampaui garis waspada agar penderita diterima di
pusat pelayanan dalam keadaan optimal. Memberikan
rehidrasi dan infus cairan pengganti.
- Memberikan perlindungan antibiotika-antipiretika.
- Mengantar penderita, sehingga dapat memberikan
keterangan atau memberikan keterangan tertulis.
- Intervensi medis lainnya tidak perlu dilakukan sebab
kemungkinan akan menambah bahaya ibu atau janin dalam
rahim.
3. Apa interpretasi dari pemeriksaan tanda vital ?
- Tekanan darah : 90/60mmHg (menurun)
- Nadi : 120 kali/menit (meningkat)
- Frekuensi nafas : 28 kali /menit (meningkat)
- Suhu : 37,9 derajat (meningkat)
4. Pada pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 6 cm, ketuban (-),
bau (-), meconium (+), kepala hodge I-II, DJJ (+), 180x/menit
a. Apa interpretasi dari pemeriksaan dalam ?
- Pembukaan 6cm (persalinan masih terjadi pada kala I)
- Ketuban (-) ini menandakan persalinan sudah terjadi cukup
lama karena telah terjadi pengeluaran air ketuban dan tidak
adaknya air ketuban akan menghambat keluarnya janin
- Bau (-)
- Meconium (+) normalnya meconium belum ada, jika
didapatkan meconium kemungkinan sudah terjadi distress janin
- Kepala hodge I-II (kemingkinan kepala bayi tidak dapat
melewati PAP)
- DJJ(+), 180x/menit (DJJ meningkat kemunkinan terjadi distress
janin, normalnya 120-160x/menit)
b. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan dalam ?
- Posisikan ibu pada litotomi
c. Bagaimana prognosa dari kasus ibu G5 ini?
- Vitam dan fungsional : Dubia
Karena pada kasus ini waktu persalinan telah memanjang
disertai dengan tidak adanya air ketuban yang akan menggangu
kehidupan janin di dalam rahim, hal ini di tunjukan dengan
adanya meconium dan DJJ meningkat
5. Dokter budi menyarankan pasien untuk dipasang infus dan dirujuk
secepatnya, akan tetapi keluarga menolak karena menyatakan tidak
ada biaya, dan menyatakan bahwa mereka tidak mempunyai kartu
BPJS
a. Cairan jenis apa yang diberikan pada ibu G5?
- Larutan garam fisiologis
- Larutan glukose 5-10% pada jam pertama: 1liter/jam
- Oksitosin diberikan jika penyebab partus macet akibat kelainan
HIS
b. Bagaimana cara merujuk pasien?
-
c. Apa yang dimaksud BPJS ?
- Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan
lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan program
jaminan sosial di Indonesia menurut Undang-undang Nomor 40
Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011.
Sesuai Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional, BPJS merupakan badan hukum
nirlaba.
d. Ada berapa jenis BPJS ?
- Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011, BPJS
akan menggantikan sejumlah lembaga jaminan sosial yang ada
di Indonesia yaitu lembaga asuransi jaminan kesehatan PT
Askes Indonesia menjadi BPJS Kesehatan dan lembaga
jaminan sosial ketenaga kerjaan PT Jamsostek menjadi BPJS
Ketenagakerjaan. Transformasi PT Askes dan PT Jamsostek
menjadi BPJS dilakukan secara bertahap. Pada awal 2014, PT
Askes akan menjadi BPJS Kesehatan, selanjutnya pada 2015
giliran PT Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan.
e. Apa beda BPJS dengan asuransi swasta ?
- BPJS: Jaminan kesehatan ini punya keunggulan iuran murah
dengan manfaat lengkap yang tanpa pre-exisiting condition,
tanpa medical check-up dan tidak ada batasan plafond. Tanpa
plafond, essentially, semua tagihan rumah sakit akan dicover
oleh BPJS selama mengikuti prosedur dan kelas kamar.
Sejumlah keunggulan ini yang sulit didapatkan di asuransi
kesehatan swasta, yang preminya lebih mahal, manfaat terbatas
hanya rawat inap dan ada batasan plafond. Namun,
tantangannya di BPJS adalah proses berbelit, antrian panjang
dan terbatasnya pilihan rumah sakit. Proses di BPJS masih jauh
dari convenience buat peserta.
- Asuransi Kesehatan: Asuransi unggul dalam hal kecepatan,
kemudahan dan fleksibilitas memilih rumah sakit. Pengobatan
di semua rumah sakit pada dasarnya diterima oleh asuransi,
baik itu yang kerjasama (cashless) dan tidak kerjasama
(reimbursement). Kekurangannya, manfaat lebih terbatas (tidak
ada rawat jalan, kehamilan, gigi dan optik), larangan pre-
exisiting condition jika punya penyakit bawaan (terutama usia –
usia tua), premi mahal dan ada plafond yang bisa membuat
tagihan tidak semua dibayar (jika melebihi plafond), terutama
pengobatan yang biayanya mahal (yang justru jadi alasan
kenapa kita membeli asuransi in the 1st place).
f. Bagaimana menjadi anggota BPJS ?
- Syarat dan Ketentuan :
1. Pengguna Layanan Pendaftaran BPJS Kesehatan harus
memiliki usia yang cukup secara hukum untuk melaksanakan
kewajiban hukum yang mengikat dari setiap kewajiban apapun
yang mungkin terjadi akibat penggunaan Layanan Pendaftaran
BPJS Kesehatan
2. Mengisi dan memberikan data dengan benar dan dapat
dipertanggungjawabkan,
3. Mendaftarkan diri dan anggota keluarganya menjadi peserta
BPJS Kesehatan.
4. Membayar iuran setiap bulan sebelum tanggal 10
5. Melaporkan perubahan status data peserta dan anggota
keluarga, perubahan yang dimaksud adalah perubahan fasilitas
kesehatan, susunan keluarga/jumlah peserta, dan anggota
keluarga tambahan
6. Menjaga identitas peserta (e ID atau Kartu BPJS Kesehatan)
agar tidak rusak, hilang atau dimanfaat oleh orang yang tidak
berhak
7. Melaporkan kehilangan dan kerusakan identitas peserta yang
diterbitkan oleh BPJS Kesehatan kepada BPJS Kesehatan
8. Mengikuti ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan yang
ditetapkan oleh BPJS Kesehatan
g. Apa manfaat dari BPJS ?
- BPJS dapat menjadikan setiap warga mendapatkan hak
kesehatan secara merata
h. Bagaimana metode kerja BPJS ?
-
IV. Kesimpulan
Dokter Budi berpraktek sebagai dokter keluarga di ruang tamu
rumahnya dengan dibantu seorang perawat yang juga sebagai pegawai
administrasi, diminta untuk menolong persalinan ibu dengan G5 dan
tidak pernah ANC dengan diagnosa partus kasep, dan keluarga ibu
menolak untuk dirujuk karena tidak mempunyai biaya dan belum
menjadi anggota BPJS.
V. Kerangka Konsep
Dokter Budi DK
Seorang Perawat
merangkap tenaga
administrasi
Berpraktek di Ruang
tamu rumah ukuran 2x3
m
Membantu persalinan bumil
G5 dengan partus kasep dan
tidak pernah ANC
Ibu disarankan dirujuk
Keluarga menolak untuk
dirujuk
Tidak ada biaya dan BPJS
VI. Learning Issue
1. Pelayanan Dokter keluarga
2. Standar manajemen klinikal dokter keluarga Kedaruratan obgyn
3. Edukasi doga
4. JKN