Skenario a Blok 20 2015 b4(1)

12
Analisis Masalah 1. Seorang anak laki-laki, 9 tahun datang berobat ke poliklinik IKKK RSMP dengan keluhan kulit kepala bersisik dan rambut ro ntok disertai rasa gatal sejak 2 bulan yang lalu. a. Bagaimana patofisiologi kuit kepala bersisik dan rambut rontok?

description

sken a blok 20 2015

Transcript of Skenario a Blok 20 2015 b4(1)

Page 1: Skenario a Blok 20 2015 b4(1)

Analisis Masalah

1. Seorang anak laki-laki, 9 tahun datang berobat ke poliklinik IKKK RSMP dengan keluhan

kulit kepala bersisik dan rambut ro ntok disertai rasa gatal sejak 2 bulan yang lalu.

a. Bagaimana patofisiologi kuit kepala bersisik dan rambut rontok?

Page 2: Skenario a Blok 20 2015 b4(1)

2. Pasien awalnya merasaka ada bintil bersisik ukuran biji jagung yang terasa gataldi kulit

kepala. Kisaran 2 minggu bintil menjadi bercak tebal warna putih keabuan dan bersisik

sebesar uang logam, rambut di atasnya patah dan rontok.

a. Bagaimana mekanisme terjadinya perubahan setelah 2 minggu dari bintil menjadi tebal,

warna putih keabuan, berisisik sebesar uang logam ?

Page 3: Skenario a Blok 20 2015 b4(1)

3. Status dematologikus

a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan status dematologikus?

4. Analisis Aspek Klinis

a. Bagaimana cara penegakan diagnosis pada kasus?

1) Anamnesis

keluhan utama

riwayat penyakit

2) Pemeriksaan Fisik

Lesi primer di kulit bagian : kepala, alis,bulu mata.

Pada inflamatori: limfadenopati servikal

Wood lamp

3) Laboratorium

Kultur KOH

Histology: dengan biopsy kulit terdapat: hifa jamur, hyperkeratosis, infiltrasi

inflamatori perivaskular

Metanamin silver & periodic acid Schiff

Imunofluorescent: untuk tahu antigen fungal

b. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada kasus?

Diagnosis klinik dermatofitosis dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan mikroskopik dan

atau kultur. Walaupun dengan beberapa menit saja pemeriksaan mikroskopik dapat

Page 4: Skenario a Blok 20 2015 b4(1)

membuat bukti infeksi jamur tapi kadang tidak selalu spesifik untuk golongan jamur

tertentu dan kadang sering muncul hasil negatif palsu.

1) Pemeriksaan mikroskopik. Rambut,

Pemeriksaan langsung menggunakan wood lamp pada lesi sering menunjukkan

flurosense pada pteridine patogens tertentu. Sangat perlu diketahui jika golongan

patogens ektotrix sering memberikan flourosensi positif, yaitu dari golongan M.

Canis dan M. Audouinii sedangkan untuk patogen endotrix menunjukkan flourosensi

negatif. Ketika ingin dilakukan pengecatan, rambut harus di cabut dan jangan di

potong, taruh di slide/ gelas objeks mikroskop dan ditetesi dengan potassium

Hydroxide (KOH) 10-20 % 1-2 tetes. Setelah itu dipanaskan dengan tujuan untuk

melarutkan dan diamati dari perbesaran lemah 10 x 10 dilanjutkan dengan 10 x 45

tetapi tidak diperlukan mencapai 10 x 100 perbesaran dan akan tampak gambaran

khas berupa ektotrix atau endotrix. Ektotix (artroconidia mengelilingi batang rambut)

dan endotrix (antrokonidia didalam batang rambut). Kulit dapat didapatkan dari

kerokan kulit dengan sisi tumpul skapel pada tepi lesi yang aktif. Kuku termasuk

potongan potongan dari bagian distrofik kuku, seperti mulai bagian proximal ke

bagian distal. Pada sediaan kulit dan kuku sering dapat di lihat gambaran hifa sejajar

dengan adanya sekat dan kadang terlihat spora pada infeksi yang lama dan atau sudah

diobati.   

2) Kultur test.

Agar sabouroud’s merupakan media yang sering digunakan untuk membiakkan

jamur. Walaupun demikian dapat juga tumbuh organisme saprofit yang akan me-

masking organisme yang sesungguhnya. Biasanya di butuhkan cycloheximide (0,5

g/L) dan chlorampenicol (0,05 g/L) untuk membuat media agar sangat selektif hanya

pada dermatofita. Media kultur disimpan dalam ruangan suhu 26 C selama 4 minggu.

c. Apa diagnosis banding pada kasus?

Tinea Capitis Alopecia Areata Impetigo Psoriasis Dermatitis

Page 5: Skenario a Blok 20 2015 b4(1)

Seboroik

1. Batas Tegas,

erithematous

2. Nyeri +++

3. Rambut

Kusam, patah

4. Hiperkeratosis

+

1. Batas (-) tegas

2. Nyeri (-)

3. Rambut

eritem→(n),

patah

4. Hiperkeratosis

1. Batas

tegas

2. Nyeri +

3. Rambut

patah

1. Nyeri +

2. Rambut(-)

patah

1. Batas

Tegas,

(-)eritemat

ous

2. Nyeri +

3. Rambut

(-) patah

d. Apa working diagnosis pada kasus?

Tinea Capitis gray Patch ringworm

e. Apa saja etiologi dan faktor resiko pada kasus?

Etiologi gray patch worm: M. audouinii, M. canis

faktor resiko:

o DM

o Orang kulit hitam

o Anak-anak pre-pubertas

o Pekerja salan

o Daerah padat penduduk

o Saling pakai sisir

f. Bagaimana patogenesis pada kasus?

Page 6: Skenario a Blok 20 2015 b4(1)

1) Adherence/ pengikatan. Fungi selalu mempunyai hambatan dalam proses infeksinya,

fungi harus resisten terhadap sinar UV, tahan terhadap berbagai temperature dan

kelembaban, kompetisi dengan flora normal kulit, spingosine yang di hasilkan oleh

keratinosit. Asam lemak yg di produksi oleh glandula sebasea bersifat fungistatik

(menghambat pertumbuhan jamur). Mulainya di produksi asam lemak pada anak anak

post-pubertas mungkin menerangkan menurunnya kejadian tinea kapitis secara

drastis.

2) Penetration setelah fase adherence, spora akan tumbuh dan memasuki stratum

korneum dengan kecepatan yang lebih cepat dari waktu deskuamasi epidermis.

Penetrasi juga di dukung dengan keluarnya enzim proteinase, lipase dan musinolitik

yang juga membantu dalam pembuatan nutrisi fungi. Fungal mannans yang ada di

dinding sel dermatofita juga dapat menurunkan poliferasi sel keratinosit. Pertahanan

terbaru pada lapisan epidermis yang lebih dapat tercapai diantaranya berkompetisi

dengan besi dan juga penghambatan pertumbuhan jamur oleh progesteron.

g. Bagaimana respon imun pada kasus?

Proses inflamasi yang terjadi sangat tergantung dari sistem imun host dan juga oleh jenis

organisme. Beberapa fungi dapat menghasilkan faktor kemotaktik dengan berat melekul

rendah seperti yang dihasilkan bakteri. Antibodi tidak terlihat pada infeksi dermatofita,

tetapi hanya menggunakan jalur reaksi hipersensitivitas tipe IV. Infeksi yang sangat

ringan sering hanya menimbulkan inflamasi yang ringan juga, pertama muncul berupa

eritema dan scale / skuama yang menandakan terjadinya peningkatan pergantian

keratinosite (keratinocyte turnover). Antigen dermatofit di proses oleh sel langerhans

epidermis dan di presentasikan di nodus limpa lokal menuju ke limfosit T. Kemudian

limfosit T mengalami poliferasi dan bermigrasi ke lokasi untuk membunuh jamur dan

pada waktu ini lesi menjadi mendadak inflamasi. Oleh sebab ini barier epidermal menjadi

permeable terhadap transferin dan migrasi sel.

h. Bagimana maninfestasi klinis pada kasus?

semula berupa papula kecil eritematus yang gatal, mengelilingi satu batang rambut

yang meluas sentrifugal mengelilingi rambut-rambut sekitarnya

Page 7: Skenario a Blok 20 2015 b4(1)

terdapat skuama, tetapi inflamasi minimal.

rambut pd daerah yg trkena berubah mnjd abu-abu dan kusam serta patah beberapa

milimeter diatas

sembuh spontan biasanya terjadi pada infeksi Microsporum berhubungan dengan

mulainya masa puber yang terjadi perubahan komposisi sebum asam lemak-lemak

yang fungistatik

i. Bagaimana penatalaksaan pada kasus?

1) Terapi Utama: Pengobatan yang ideal dan cocok untuk anak-anak adalah sediaan

bentuk likuid, terasa enak, terapi singkat, keamanan yang baik dan sedikit interaksi

antar obat.

a) Tablet Griseofulvin 10-25 mg/kg BB diberikan 1-2x sehari. Lama pengobatan

tergantung lokasi, penyebab penyakit dan imunitas penderita. Setelah sembuh

klinis pengobatan dilanjutkan sampai 2 minggu.

b) Tablet microsize (125, 250, 500mg) 20 mg / Kg BB/hari, 1-2 kali/hari selama 6-

12 minggu

c) Tablet ultramicrosize (330mg) 15 mg/Kg BB/hari, 1-2 kali/hari selama 6-12

minggu.

d) Kapsul Itrakonazol (100 mg) dosis 3-5 mg/Kg BB/hari selama 4-6 minggu.

e) Terapi denyut dosis 5 mg/Kg BB/ hari selama 1 minggu, istirahat 2

minggu/siklus.

f) Tablet Terbinafin (tablet 250 mg).

g) Tablet Flukonazo.

2) Terapi Ajuvan

Page 8: Skenario a Blok 20 2015 b4(1)

a) Shampo

Shampo obat berguna untuk mempercepat penyembuhan, mencegah kekambuhan

dan mencegah penularan, serta membuang skuama dan membasmi spora viabel,

diberikan sampai sembuh klinis dan mikologis.

Shampo selenium zulfit 1% – 1,8% dipakai 2-3 kali/ minggu didiamkan 5

menit baru dicuci.

Shampo Ketokonazole 1% – 2% dipakai 2-3 kali/ minggu didiamkan 5 menit

baru dicuci.

Shampo povidine iodine dipakai 2 kali / minggu selama 15 menit.

Setelah menggunakan shampo diatas maka dianjurkan memakai Hair

Conditioner dioleskan dirambut dan didiamkan satu menit baru dicuci air. Hal ini

untuk membuat rambut tidak kering. Juga shampo ini dipakai untuk karier

asimptomatik yaitu kontak dekat dengan pasien, seminggu 2 kali selama 4

minggu. Karena asimptomatik lebih menyebarkan tinea kapitis disekolah atau

penitipan anak yang kontak dekat dengan karier daripada anak-anak

yang terinfeksi jelas.

j. Bagaimana pencegahan pada kasus?

1) Mencari binatang penyebab dan diobati di dokter hewan untuk mencegah infeksi pada

anak-anak lain.

2)  Mencari kontak manusia atau keluarga, dan bila perlu dikultur

3) Anak-anak tidak menggunakan bersama sisir, sikat rambut atau topi, handuk, sarung

bantal dan lain yang dipakai dikepala.

4) Anak-anak kontak disekolah atau penitipan anak diperiksakan ke dokter/rumah sakit

bila anak-anak terdapat kerontokan rambut yang disertai skuama. Dapat diperiksa

dengan lampu Wood.

Page 9: Skenario a Blok 20 2015 b4(1)

5) Pasien diberitahukan bila rambut tumbuh kembali secara pelan, sering perlu 3-6

bulan. Bila ada kerion dapat terjadi beberapa sikatrik dan alopesia permanen.

6) Mencuci berulang kali untuk sisir rambut, sikat rambut, handuk, boneka dan pakaian

pasien, dan sarung bantal pasien dengan air panas dan sabun atau lebik baik dibuang.

7) Begitu pengobatan dimulai dengan obat anti jamur oral dan shampo, pasien dapat

pergi ke sekolah.

8) Tidak perlu pasien mencukur gundul rambutnya atau memakai penutup kepala.

k. Bagaimana komplikasi pada kasus?

Komplikasi utama dari dermatofitosis adalah infeksi bakteri. Kebotakan merupakan

komplikasi dari tinea capitis.

l. Bagaimana prognosis?

Tinea kapitis tipe Gray patch sembuh sendirinya dengan waktu, biasanya permulaan

dewasa. Semakin meradang reaksinya, semakin dini selesainya penyakit, yaitu yang

zoofilik (M. canis, T. mentagrophytes dan T. verrucosum) . Infeksi ektotrik sembuh

selama perjalanan normal penyakit tanpa pengobatan. Namun pasien menyebarkan jamur

penyebab kelain anak selama waktu infeksi.

m. Apa SKDI kasus?

4A

Learning Issue

Tinea capitis ( gray-patch ringworm) (Devin, Balkis, Sarah, Vita, Ica, Nay, Ezi)