Skenario 8 Blok 8 subclavia dan cabangnya
-
Upload
tria-itu-ridut-ningnang-ningrum -
Category
Documents
-
view
74 -
download
0
description
Transcript of Skenario 8 Blok 8 subclavia dan cabangnya
Sistem sirkulasi darah Pada Manusia
Tria Puspa Ningrum
102013110
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510, Tlp : 5666952
Abstrak
Dalam tubuh manusia, bekerja sejumlah sistem-sistem yang sangat penting. Misalnya sistem respirasi, sistem pencernaan, sistem saraf, sistem kardiovaskular, dan sebagainya. Salah satu sistem terpenting yang akan dibahas dalam tinjauan pustaka ini berkaitan dengan sistem kardiovaskular. Sistem kardiovaskular atau biasa dikenal dengan sistem sirkulasi memiliki fungsi untuk membawa darah yang berisi nutrien dan gas ke semua sel, jaringan, organ dan sistem organ, serta membawa hasil sisa metabolisme keluar dari tubuh. Selain jantung untuk melakukan kegiatan sirkulasi, darah sendiri memerlukan pembuluh darah untuk agar semua jaringan mendapatkan darah yang adil sebagai transportasinya. misalnya arteri carotis communis dan arteri subclavia. Akan membawa darah menuju kepala dan sebagian extremitas superior. Hal ini di tunjang dengan pembahasan darah dan cabang dari arteri yang terkait dengan skenario.
Kata kunci : arteri carotis communis, arteri subclavia
Abstrak
In the human body, working a number sistem are very important. For example respirastory system, digestive system, nervous system, cardiovaskular system and so on. One of the most important system wich will be discussed in the literature reviewis related to the cardiovaskular system. The cardiovascular system or comonly known with the circulatory system has a fungtion to carry blood that contains nutrients and gases to all cells, tissues, organ and organ system. And bringing the result of metabolism out of the body. In addition to the to the heart to perform activities requiring its own blood circulation, blood vessels to the network so that all get a fair blood as its transport. For example arteries carotis communis artery and subclavia. Will bring the blood to the head and a portion of extremitas superior. It is in discussion with glood blood and a branch of the artery associated with scenario.
Keyword : artery carotis communis, artery subclavia
Pendahuluan1
Dalam tubuh manusia, bekerja sejumlah sistem-sistem yang sangat penting. Misalnya
sistem respirasi, sistem pencernaan, sistem saraf, sistem kardiovaskular, dan sebagainya.
Salah satu sistem terpenting yang akan dibahas dalam tinjauan pustaka ini berkaitan dengan
sistem kardiovaskular yang membutuhkan pembuluh darah sebagai media transportasi dan
tempat pertukaran gas, nutrien serta sisa metabolisme. Manusia memiliki sistem pendarahan
darah tertutup yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh
jantung. Sistem pembuluh darah merupakan salah satu bagianyang terpenting dalam tubuh
manusia.Apabila salah satu dari sistem ini terganggu makafungsi dan tugas organ tubuh yang
lain juga akan terganggu,sehingga besar kemungkinan nekrosis atau kematian jaringan karna
tidak mendapat asupan nutrien yang cukup dan menumpuknya sisa matabolisme yang akan
menjadi racun pada jaringan itu sendiri, dalam tinjauan pustaka ini di tunjang dengan
pembahasan arteri carotis communis dan arteri subclavia, serta mengenai darah dan jenisnya.
Skenario
Seorang laki-laki berusia 27 tahun diantar ke IGD RS dalam keadaan tidak sadar sejak
15 menit yang lalu akibat kecelakaan. Dari pemeriksaan didapatkan pasien mengalami fraktur
pada articulatio sternoclavicula dan mencederai arteri subclavia sehingga menyebabkan
pendarahan. Selain itu, juga di dapatkan cedera pada kartilago thyroid hingga merusak
pembuluh darah di dekatnya yaitu arteri carotis communis. Hal ini menyebabkan gangguan
pada percabangan dua pembuluh darah tersebut
Hipotesa
Seorang laki-laki berusia 27 tahun di dapatkan tidak sadar karena tidak lancarnya
pendarah kepada percabang dari kedua arteri tersebut. Di karenakan terjadinya fraktur yang
menyebabkan arteri subclavia dan arteri carotis communis cedera sehingga peredaran darah
pada percabangan arteri tidak lancar
Pembahasan2,3
Sistem kardiovaskuler adalah suatu sistem organ yang bertugas untuk menyampaikan
nutrien ( asam amino dan elektrolit ) ,hormon, sel darah , dan lain-lain. Dari dan menuju sel-
sel tubuh manusia yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan homeostasis . Sistem
kardiovaskular terdiri dari tiga komponen yaitu jantung, pembuluh darah, dan darah. Dari
ketiga komponen tersebut, jantung merupakan bagian paling utama.
Jantung dibagi oleh septa venrtikel menjadi empat ruang: atrium dextrum, atrium
sinistrum, ventriculus dexter, dan ventriculus sinistrum. Atrium dextrum terletak anterior
terhadap ventriculus sinistrum, dan ventriculus dexter anterior terhadap ventriculus sinister.
Dinding jantung tersusun atas otot jantung, myocardium, yang di luar terbungkus oleh
pericardium serosum, yang disebut epicardium, dan di bagian dalam diliputi oleh selapis
endothel yang disebut endocardium. Daerah yang rendah kandungan O2 dan tinggi
O2 yang berasal dari sirkulasi sistemik dihantarkan melalui vena kava superior dan inferior
menuju atrium kanan ,masuk ke ventrikel kanan lalu dihantarkan melalui arteri pulmonalis
menuju ke paru-paru untuk dioksigenasi kembali. Selanjutnya, darah yang telah kaya
O2 masuk melaui vena pulmonalis menuju atrium kiri ,lalu masuk ke ventrikel kiri untuk
dihantarkan menuju sirkulasi sistemik melalui pembuluh aorta dan deemikian seterusnya.
Arteri Subclavia3,4
Arteri subclavia dextra yang merupakan hasil percabangan dari arteri brachiocephalica
yang terletak di belakang articulatio sternoclavicula kemudian berjalan ke lateral dan
membentuk lengkungan di belakang muskulus scalenus anterior. Pada tepi lateral costa 1 dan
melanjutkan sebagai arteri axillaris dan arteri subclavia kiri yang merupakan hasil
percabangan dari arcus aorta di belakang arteri carotis communis sinistra kemudian berjalan
naik ke pangkal leher dan melengkung ke lateral.
Bagian pertama arteri subclavia terbentang mulai dari awal sampai ke tepi medial
muskulus scalenus anterior. Pada bagian anterior, dari medial ke lateral terdapat arteri carotis
communis, ansa subclavia, nervus vagus, vena jugularis interna, dan vena vertebralis dan
nervus phrenicus. Juga terdapat rami cardiaci n. X dan saraf simpatik. Pada bagian posterior
terdapat cupula pleura, apex paru, ansa subclavia dan nervus laryngeus reccurens dextra.
Pada bagian ini terdapat beberapa percabangan.
1. Arteri Vertebralis
akan bercabang menjadi arteri basilaris, merupakan arteri serebri posterior kiri dan
kanan, arteri spinalis dan serebelaris. Arteri ini dippercabangkan dari puncak arteri subclavia
dan naik ke leher di antara muskulus longus colli dan muskulus scalenus anterior. Berjalan di
depan processus transversus C6 kemudian akan naik melalui foramina processus transversi
enam vertebrae cervicales atas. Setelah muncul dari processus transversus atlas melengkung
ke posterior di belakang massa lateralis atas. Arteri ini berjalan ke medial, menembus
duramater dan masuk ke canalis verterbralis. Selanjutnya masuk ke dalam cranium melalui
foramen magnum dan berjalan ke atas, dan ke medial pada medulla oblongata. Sampai pada
tepi bawah pons, arteri ini bergabung dengan pembuluh pasangannya dan membentuk arteri
basilaris. Pada bagian anteriornya, terdapat Arteri carotis communis, vena vertebralis, arteri
thyreoidea inferior, pada sisi kiri disilangi oleh ductus thoracicus. Pada bagian posterior
terapat processus transversus C7, ganglion cervicothoracicum symphaticum (ganglion
stellatum), dan rami ventrales C7 dan 8. Sewaktu ia naik melalui foramina processus
transversi, ia terletak di depan rami ventrales cervicales.
2. Trunkus Thyreocervicalis
memperdarahi bagian tiroid, cervical, dan scapula. Merupakan trunkus yang pendek
dan lebar dicabangkan dari sebelah depan arteri subclavia bagian pertama pada tepi medial
muskulus scalenus anterior. Arteri ini kemudian bercabang tiga, yaitu arteri thyreoidea
inferior, arteri cervicalis superficialis, dan arteri suprascapularis.
3. A. Thoracica interna/ A. Mammaria interna
memperdarahi otot thorax dan intercostal, mediastinum dan diafragma. Dicabangkan
dari tepi bawah bagian pertama a. subclavia. Masuk ke thorax setelah turun di belakang
cartilage costae 1, di depan pleura. Disilangi secara serong oleh nervus phrenicus, dari lateral
ke medial.
Arteri subclavia bagian kedua terletak di bagian belakang dari muskulus scalenus
anterior. Pada bagian anteriornya terdapat m. scalenus anterior, pada bagian posteriornya
terdapat cupula pleura dan apex paru. Cabang dari arteri subclavia bagian kedua ini adalah
trunkus costocervicalis yang memperdarahi otot intercostal bagian atas dan bagian belakang
leher. Trunkus ini dicabangkan dari bagian belakang arteri subclavia begian keua, kemudian
berjalan ke posterior di atas pleura menuju collum costae 1. Sampai disini ia bercabang
menjadi arteri intercostalis superior dan arteri cervicalis profunda. Arteri intercostalis
suprema selanjutnya akan mempercabangkan diri menjai arteri intercostalis posterior primer
dan sekunder. Arteri cervicalis profunda berjalan ke belakang di antara processus transversus
C7 dengan collum costae 1. Arteri ini memperdarahi otot belakang leher.
Bagian ketiga arteri subclavia menjalar sepanjang tepi lateral muskulus scalenus
anterior sampai ke lateral costa 1. Bagian ini berjalan dari sisi lateral scalenus anterior
menuju ke tepi luar costae 1, dimana ia menjadi arteri axillaris dan merupakan arteri yang
terletak paling superfisial dan terletak sebagian besar pada segitiga supraclavicular, dimana
denyutnya dapat teraba. Pada bagian anteriornya terdapat kulit, platysma, fascia superfisialis,
nervus supraclavicularis, dan fascia cervicalis profunda. Bagian luar vena jugularis
menyilang pada bagian medial akhir dan pada bagian tersebut bagian ini menerima vena
suprascapularis, vena cervicalis transversus, dan vena jugularis anterior yang sering tampak
bersama plexus venous.
Arteri Carotis Communis3,4
Arteri karotis komunis adalah pembuluh darah yang memperdarahi daerah kepala dan
leher . Terdapat perbedaan antara sisi kanan dan kiri, arteri carotis komunis dextra adalah
cabang dari arteri brachiocephalica yang pendek., dan arteri karotis komunis sinistra keluar
langsung dari arcus aorrta. Pada setiap sisi, arteri carotis komunis berjalan ke atas dalam leher
di bawah muskulus strenomastoideus dan terbagi pada setinggi batas atas cartilago thyroid
menjadi arteri karotis externa dan interna.
Arteri carotis externa memperdarahi leher dan kepala melalui percabanganya, yang
terbesar adalah arteri thyroidea superior umtuk memperdarahi glandula thyroidea, arteri
lingualis untuk memperdarahi lidah, arteri facialis untuk memperdarahi bagian wajah, arteri
occipitalis untuk bagian belakang kepala, arteri temporalis untuk memperdarahi bagian depan
dan samping kepala. Serta arteri maxillaris untuk memperdarahi bagian belakang rahang atas
dan yang terakhir arteri meningea media, ini adalah salah satu dari cabang arteri maxillaris
yang berjalan melalui lubang kecil pada tengkorak untuk memperdarahi meningen. Arteri ini
dapat robek pada fraktur tengkorak.
Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteria karotis komunis kira-kira
setinggi kartilago tiroidea. Arteri karotis interna masuk ke dalam tengkorak dan bercabang
kira-kira setinggi kiasma optikum, menjadi arteri serebri anterior dan media. Arteri serebri
anterior memberi suplai darah pada struktur-struktur seperti nukleus kaudatus dan putamen
basal ganglia, kapsula interna, korpus kolosum dan bagian-bagian (terutama medial) lobus
frontalis dan parietalis serebri, termasuk korteks somestetik dan korteks motorik. Arteri
serebri media mensuplai darah untuk lobus temporalis, parietalis dan frontalis korteks serebri.
Sirkulasi sistem kardiovaskular5
Sisi kiri jantung mempompa darah ke sirkulasi sistemik, yang menjangkau seuruh sel
tubuh kecuali sel-sel yang berperan dalam pertukaran gas di paru. Sisi kanan jantung
memompa darah ke sirkuasi paru, yang yang mengalir ke paru untuk mendapatkan oksigen.
Sirkulasi Paru
Darah di atrium kanan mengalir ke ventrikel kanan melalui katup AV lainya, yang
disebut katup trikuspid. Darah keluar dari vntrikel kanan dan mengalir melewati katup
keempat, katup pulmonalis, ke dalam arteri pulmonalis. Arteri pulmonalis bercabang-cabang
menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang masing-masing mengalir ke paru kanan dan
paru kiri berturut-turut. Di paru, arteri pulmonalis bercabang berkali-kai menjadi arteriol dan
kemudian kapiler. Masing-masing kapiler memperfusi alveolus yang merupakan unit
pernapasan. Semua kapiler menyatu kembai untuk menjadi venula, dan venula menjadi vena.
Vena-vena menyatu untuk membentuk vena pulmonalis besar.
Sirkulasi sistemik
Darah masuk ke atrium kiri dari vena pulmonalis. Darah di atrium kiri mengalir ke
dalam ventrikel kiri. Katup atrioventrikel (AV), yang terletak di atrium dan entrikel kiri.
Katup ini di sebut katup mitral. Semua katup jantung membuka jika tekanan dalam ruang
jantung atau pembuluh yang berada di atasnyalebih besar dari tekanan di dalam ruang atau
pembuluh yang ada di bawah.
Aliran keluar darah radi ventrikel kiri adalah menuju ke sebuah arteri besar yang
mengandung banyak otot plos, yang di sebut aorta. Darah mengalir dari ventrikel kiri ke aorta
melalui katup aorta. Darah di aorta disalurkan keseluruh sirkulasi sistemik. Melalui arteri,
arteriol, dan kapiler yang kemudian menyatu membentuk vena. Vena dari bagian bawah
tubuh mengembalikan darah ke vena terbesar, vena kava inferior. Vena dari bagian bagian
atas tubuh mengembalikan darah ke vena kava superior. Kedua vana kava bermuara di muara
di atrium kanan.
Arteri dapat di bagi lagi menjadi beberapa cabang pada titik yang sama atau beberapa
cabang menyebar secara berurutan. Arteri tidak selalu berakhir pada kapiler tapi banyak
saling menyatu membentuk anasomosis. Contoh anastomosis di temukan di otak dimana dua
arteri serebral beranastomosis membentuk arteri basilar dan dua arteri serebral anterior di
sambungkan oleh arteri kominikan anterior. Pembesaran anastomisis dapat membentuk
sirkulasi kolateral bila pembuluh di sumbat oleh cedera atau penyakit. Sumbatan yang tiba-
tiba dapat menyebaban kematian jaringan yang di suplai oleh pembuluh darah tersebut,
sedangkan sumbatan yang terjadi secara bertahap membuat anastomosis berilatasi, sehingga
memungkinka pemberian nutrisi yang adekuat ke jaringan. Beberapaarteri tidak
beranastomosis dengan artrei lain dan arteri ini di sebut ujung arteri. Sumbatan pada ujung
arteri akan menyebabkan kematian (nekrosis) jaringan yang di suplai pembuluh darah
tersebut.
Pembuluh Darah 1,2,6,7,8,9
sistem sirkulasi darah dalam tubuh di bagi menjdi dua bagian, yang pertama adalah
peredaran dara pulmonal yaitu sistem yang menyalurkan darah dari jantung ke paru-paru dan
yang kedua adalah sistem peredaran darah sistemik yaitu yang menyalurkan darah dari
jantung ke seluruh organ atau jaringan tubuh dan dari seluruh tubuh ke jantung. Pembuuh
darah yang berfungsi untuk mendistribusikan O2, zat makanan hormon serta enzim ke jaringan
dan mengumpulkan CO2 serta limbah metabolisme ion dari jaringan unuk disaluran ke organ
ekskretorius. Pembuluh darah juga berfungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran zat dari
dan ke jaringan.
Pada arteri potongan melintang di dapatkan tiga lapisan yaitu, Tunika intima terdiri atas
endotel di lapisan paling dalam, sub endoetl yang merupakan yang merupakan jaringan ikat,
dan lamina elastika interna (lei)yang menandakan batas antara tunika intima dan tunika
media. Tunika media terdiri dari serat otot sirkular , anyaman serabut elastin halus terdapat di
antara sel otot polos. Tunika adventisiaterdiri dari jaringan ikat yangmengandung susuna n
saraf kecil dan embuuh darah kecil. Pembuluh darah di dalam adventisia di sebut vasa
vasorum atau pembuluh darah pada pembuluh darah. Bila sebuah arteri memiliki 25 lapisan
otot polos di dalam tunika media, arteri ini di sebut arteri muskular atau arteri pendistribusi.
Serat elastin atau lamina elastika externa (lee) yang menjadi batas antara tunika media dan
tunika adventisia.
Arteri besar (elastis)
Arteri besar (elastis) berfungsi membantu menstabilkan aliran darah. Arteri besar
mencakup aorta beserta cabang-cabang besarnya. Diameternya lebih dari 1 cm, rata-rata 2,5
cm. Tebal dindingnya rata-rata 2 mm. Warnanya kekuningan karena banyaknya elastin di
bagian medianya. Lamina intima lebih tebal dibandingkan dengan lapisan intima di arteri
sedang. Lamina elastika interna meskipun ada namun tidak terlihat jelas karena serupa
dengan lamina-lamina elastika di lapisan media.
Tunika media terdiri atas serat-serat elastin dan sederetan lamina elastis yang
berlubang-lubang dan tersusun melingkar, yang jumlahnya bertambah dengan meningkatnya
usia (pada neonates berjumlah 40, pada orang dewasa berjumlah 70). Diantara lamina-lamina
elastis terdapat sel-sel otot polos, serat retikulin, proteoglikan, dan glikoprotein. Tunika
adventisia relatif kurang berkembang. Lamina elastis membantu fungsi penting yaitu agar
influx darah lebih merata.
Arteri besar mempunyai fungsi menyalurkan darah, meredam tekanan yang disebabkan
sistole jantung, menjaga agar aliran darah berjalan mulus atau tidak terhentak-hentak, disebut
conducting arteries. Contoh arteri inominata, subclavia, arteri carotis communis, arteri iliaka.
Arteri sedang (muskular)
Arteri ini dapat mengendalikan banyaknya darah yang menuju organ dengan
mengontraksi atau merelaksasikan sel-sel otot polos tunika media. Diameternya 0,5 mm –
1cm, rata-rata 0,4 mm, tebal dinding 1 mm. Tunika elastika interna dan eksterna tampak
jelas, terutama tunika elastika interna karena lapisan ini merupakan komponen terluar dari
tunika interna.
Tunika media dapat terdiri atas lapisan-lapisan sel otot polos sampai 40 lapisan. Sel-sel
ini berbaur dengan lamina-lamina elastis (tergantung ukuran pembuluh) maupun serat-serat
retikulin dan proteoglikan, yang dihasilkan serabut otot polos dalam jumlah yang bervariasi.
Lamina elastika eksterna, yaitu komponen terakhir dari tunika media, hanya terdapat pada
arteri muskular yang lebih besar.
Adventisia terdiri atas jaringan ikat kira-kira tebalnya sama dengan tebal tunika
medianya. Kandungan kolagen yang lebih tinggi dngan fibroblas. Serat elastik terkonsentrasi
di lamina elastika eksterna.
Arteri sedang mempunyai fungsi untuk membagi darah ke organ yang
membutuhkannya (distributing arteries). Contoh pada arteri brakhialis, arteri ulnaris, dan
arteri femoralis.
Arteriol (arteri kecil)
Merupakan sebuah arteri yang umumnya mempunyai diameter kurang dari 0,5 mm dan
memiliki lumen yang relatif sempit. Rata-rata mempunyai tebal 20 µm. Lapisan subendotel
tersebut sangat tipis. Pada arteriol yang sangat kecil, tidak terdapat lamina elastika interna,
dan tunika media umumnya terdiri atas satu atau dua lapis sel otot polos yang melingkar,
tidak ada lamina elastika eksterna. Di atas arteriol terdapat arteri kecil dengan tunika media
yang lebih berkembang, dan lumennya lebih besar daripada lumen arteriol. Arteri kecil
mempunyai sampai 8 lapis otot polos paa tunika media. Pada arteriol dan arteri kecil, tunika
adventisianya sangat tipis.
Arteriol atau arteri kecil merupakan kunci yang mengontrol jumlah aliran darah.
Arteriol mempunyai fungsi mendistribusikan darah ke jaringan organ-organ dalam dan
mengontrol aliran darah ke dalam kapiler.
Kapiler
Pembuluh kapiler adalah pembuluh mikroskopik yang membentuk jalinan yang
menghubungkan arteriol dengan venula. pembuluh darah terkecil di tubuh, berdiameter antara
5 hingga 10 mikrometer, yang menghubungkan pembuluh arteri dan vena, dan
memungkinkan pertukaran air, oksigen, karbon dioksida, serta nutrien dan zat kimia sampah
antara darah dan jaringan di sekitarnya.Darah mengalir dari jantung ke arteri, yang bercabang
dan menyempit ke arteriola, dan kemudian masih bercabang lagi menjadi kapiler. Setelah
terjadinya perfusi jaringan, kapiler bergabung dan melebar menjadi vena, yang
mengembalikan darah ke jantung. Dinding kapiler adalah endotel selapis tipis
sehingga gas danmolekul seperti oksigen, air, protein, dan lemak dapat mengalir melewatinya
dengan dipengaruhi oleh gradien osmotik dan hidrostatik.
Vena
Merupakan suatu pembuluh darah yang membawa darah dengan tekanan rendah
kembali jantung. Ada 3 tipe vena yaitu vena besar, vena sedang, vena kecil. Mempunyai
tunika intima, media dan adventisia. Dinding vena lebih tipis daripada dinding arteri.
Beberapa vena mempunyai katup untuk mencegah aliran darah balik.
Vena besar
Vena besar mempunyai tunika intima yang berkembang baik, tunika intima sama
seperti vena sedang yang umumnya memiliki lapisan subendotel. Pada tunika media
perkembangannya kurang sempurna, kadang tidak ada. Bila ada, struktur histologis mirip
dengan vena sedang. Tunika medianya lebih tipis, dengan beberapa lapisan sel otot polos dan
sejumlah jaringan ikat.
Tunika adventisia beberapa kali lebih tebal daripada tunika medianya. Terdiri atas
jaringan ikat dengan serat kolagen tersusun longitudinal. Terdapat berkas otot polos yang
sangat mencolok dan tersusun longitudinal.
Vena sedang
Mempunyai diameter 1-2 mm. Pada tunika intima selapis sel endotel, kadang-kadang
ada jaringan ikat di bawahnya. Tunika medianya jauh lebih tipis daripada arteri sedang, serat
kolagen lebih menonjol daripada serat otot polos. Tunika adventisianya lebih tebal daripada
tunika medianya, jaringan ikat dan beberapa otot polos.
Vena kecil
Vena kecil sel otot polos mula-mula selapis, kemudian lapisan otot polos bertambah
banyak mengelilingi endotel. Diameter venula makin lama makin besar menjadi vena kecil.
Sedangkan pada Vena memiliki katup yang berguna untuk mengatasi gaya berat
sehingga darah tidak mengalir kembali ke arteri, sebagai pompa dan mencegah agar kekuatan
kontraksi otot rangka tidak menimbulkan tekanan balik ke kapiler darah.
Darah 2
Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya tertahan dan di bawa dalam matriks
cairan (plasma). Dalah memiliki berat yang lebih dari pada air. Cairan ini memiliki raa dan
bau yang khas di karnakan dari komposisi dan ada di dalamnya, dan memiliki ph 7,4 ( 7,35-
7,45). Sel-sel darah merupakan bagian yang padat, sedangakan cairan tempat sel-sel ini
berada merupakan bagian cair yang disebut plasma. Sel-sel darah membentuk 45% seluruh
volume darah dan plasma membentuk 55% seluruh volume darah di dalam tubuh. Darah
terdiri radi tiga jenis sel utama. Eritrosit, (sel darah merah), leukosit (sel darah putih) dan
trombosit. Sel-sel ini teredam di dalam medium cair yang di sebut plasma.
Hematopoisis
1. Area pembentukan
Selama perkembangan embrio, hematopoisis pertama kali dberlangsung dalam
kantorng kuning terul dan berlanjut di hati. Limpa, nodus limfe, dan seluruh sumsusm tulang
janin yang sedang berkembang. Setelah lahir dan selama masa kanak-kanak, sel-sel darah
terbentuk dalam sum-sum semua tulang. Ketika dewasa sel darah merah hanya terbentuk
pada sum-sum tulang membranosa seperti sternum, tulang costa. Vertebra, dan tulang ilia
girdelpelvis, sel-sel darah yang sudsah matang masuk ke sirkulasi utama dari sum-sum tulang
melalui vena rangka.
2. Deferensiasi Sel Darah
Semua sel darah di turunkan dari hemositoblas ( sel batang primitif) pada sum-sum
tulang, yang di bagi dan di bedakan menjadi beberapa jenis sel yaitu proetritoblas yang
mengais memlaui sejumlah tahapan (eritoblas basofilik, eritroblas kromatofilik, normobas,
dan retikulosit) dan setelah matang akan menjadi eritrosit. Selama masa perkembangan.
Eritrosis mensisntesis hempoglobin yaitu suatu pigmen pembawa oksigen dan melepas
organelnya. Nukleus mengecil dan akhirnya keluar dari sel.setelah nukleus hilang eritrosis
tetap berada di sum-sum tulang selama beberapa hari sampai matang dan kemudian di lepas
kedalam sirkulasi.
Yang kedua adalah meioblas yang merupakan asal promtelosit, yang mengalami
penyimpangadalam perembanganya dan menjadi granulosit, neutrofil, eosinofil, dan basofil.
Yang ketiga adalah limfoblas yang merupakan asal limfosit. Monobas mrupakan asal
monosit limfosit dan monosit disebut agranulosit
Yang terakhir adalah megakarioblas yang membentuk megakariosit yang merupakan
asal dari trombosit.
Komponen Darah 1,2
Palsma Darah
Plasma darah adlah cairan bening kekuningan dengan unsur pokonya sama dengan
sitoplama. Plasma terdiri dari 90 % air dan mengandung campuran kompleks zat organik
maupun anorganik yang ada di dalam darah. plasma juga dapat mengabsorbsi panas,
menahan panas dan mendistribusikan panas yang di hasilkan oleh proses metabolisme oleh
jaringan.
Protein plasma mencapai 7 % dan merupakan satu-satunya unsur pokok plasma yang
tidak dapat menembus membran kapiler untuk mencapai sel. Ada tiga jenis protein plasma
yang utama yaitu albumin, koloid, fibrinogen.
Albumin adalah protein plasma yang terbanyak, sekitar 55sampai dengan 60 %. Tetapi
ukruanya paling kecil. Albumin di sintesis dalam hati dan bertanggung jaab untuk tekanan
osmotik koloid darah . koloid adalah zat yang berdiameter 1nm sampai 100 nm. Sedangkan
kristaloid berdiameter kurang dari 1 nm. Plasma mengandug koloid. Tekanan osmotik koloid
di tentukan berdasarkan jumlah partikel kooid dalam larutan. Tekana =n ini merupakan suatu
ukuran (daya tarik) plasma terhadap difusi air dari cairan extra sluler yang melewati
membran kapiler.
Globulin membentuk sekitar 30 % protein plasma. Alfa & beta globulin di sintesis di
hati denagn fungsi utama sebagai molekul pembawa lipid. Beberapa hormon, berbagai
substrat dan zat penting tubuh lainya. Pada gamma globulin (imunoglobulin) adalah antibodi.
Ada lima jenis imunoglobulin yang produksi jaringan limfoid da berfungsi dalam imunitas.
Fibrinogen membentuk 4% protein [plasma. Disintesis dihati dan merupakan
komponen esensial dalam mekanisme pembekuan darah. Plasma juga mengadung nutrien,
gas darah, elektrolit plasma , mineral. Hormon, vitamin, dan zat-zat sisa
Eritrosit ( Sel Darah Merah)
Eritrosi merupakan diskus bikonkaf, bentuknya bulat dengan lekukan pada sentralnya.
Eritrosist terbungkus dalam membran sel dengan permeabilitas tinggi dan dapat menembus
kapiler. Setiap eritrosist mengandung sekitar 300 juta molekul hemoglobin. Sejenis pigmen
pernapasan yang mengikat oksigen. Volume hemoglobin mencapai sepertiga dari volume sel.
Struktur kimia hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul yang tersusun dari suatu protein, globin. Globinterdiri dari
empat rantai polipeptida yang melekat pada empat gugus heme yang mengandung zat besi.
Heme berperan juga dalam pewarnaa darah. pada hemoglobin orang dewasa (HgA) rantai
polipetidanya terdiri dari dua rantai alfa dan dua rantai beta yang identik. Masing-masing
membawa gugusnya. Sedangkan hemoglobin janin (HgF) terdiri dari dua rantai alfa dan dua
rantai gamma. HgF memiliki afinitas yang sangat besar terhadap oksigen dibandingkan HgA.
Fungsi hemoglobin
Jika hemoglobin terpajan oksigen, makan molekul oksigen akan bergabung dengan
rantai alfa dan beta, untuk membentuk oksihemoglobin. Berwarna merah terang jika oksigen
di lepas ke jaringan, maka hemoglobinya di sebut deoksihemoglobin atau hemoglobin
tereduksi. Hemoglobin ini terlihat lebih gelap atau bahkan kebiruan, saat vena terlihat dari
permukaan kulit. Setiap gram HgA membawa 1,3 ml oksigen, sekitar 97% oksigen dalam
darah yang di bawa paru-paru bergabung dengan hemoglobin, sisanya yag 3 % larut dalam
plasma. Heoglobin berikatan dengan karbondioksida di bagian asam amino dalam globin.
Karbaminoglobin yang terbentuk hanya memakai 20 % karbondioksida yang terkandung
dalam darh. 80% sisanya dibawa dalam bentuk ion bikarbonat.
Fungsi sel darah merah mentranspor oksigen ke seluruh jaringan melalui pengikatan
hemoglobin terhadap oksigen. Hemoglobin sel darah merah berikatan dengan karbon
dioksida untuk ditranspor ke paru-paru, tetapi sebagian besar karbon dioksida yang dibawa
plasma berada dalam bentuk ion bikarbonat.
Pengaturan produksi sel darah merah diatur eritropoietin, suatu hormone glikoprotein
yang diproduksi terutama oleh ginjal. Kecepatan produksi eritropoietin berbanding terbalik
dengan persediaan oksigen dalam jaringan. Faktor apapun yang menyebabkan jaringan
menerima volume oksigen yang kurang akan mengakibatkan peningkatan produksi
eritropoietin, sehingga semakin menstimulasi produksi sel darah merah.
Leukosit ( Sel Darah Putih)
leukosit pada keadaan normal memiliki jumlah 7000 sampai 9000 per mm3. Pada
infeksi atau kerusakan jaringan akan mengakibatkan meningkatnya jumlah total leukosit.
Leukosist memiliki fungsi sebagai pelindung tubuh dari invasi benda asing termasuk bakteri
dan virus. Sebagian besar aktivitas leukosit berlangsung di dalam jaringan bukan aliran darah.
leukosit memiliki sifat diapedesis yaitu kemampuan untuk menembus pori-pori membran
kapiler dan masuk ke dalam jaringan untuk melawan bakteri atau virus, pergerakan dari
leukosit sendiri adalah amuboid (gerakan seperti amuba) dan beberapa sel mampu bergerak
tiga kali panjang tubuhnya dalam satu menit.
Kemampuan kemotasis atau pelepasan zat kimia oleh jaringan yang rusak akan
menyebabkan leukosit bergerak mendekati sumber zat.pada nutrofil dan monosit lebih
berkembang untuk menjaadi fagositosis, leukosut sendiri rentang terhadap kehidupan, setelah
diproduksi di sum-sum tulang, leukosit bertahan kurang lebih satu hari dalam sirkulasi
sebelum masuk ke jaringan. Sel ini tetap dalam jaringan selama beberapa hari. Beberapa
minggu atau bahkan beberapa bulan tergantung dari jenis leukositnya .
Leukosit tidak memiliki hemoglobin sehingga tidak berwarna atau putih. Leukosit
mempunyai variasi dalam struktur, fungsi dan jumlahnya. Di dalam darah terdapat lima jenis
leukosit yang berbeda, yaitu: neutrofil, eusinofil, basofil, monosit dan limfosit masing-masing
dengan struktur dan fungsi tersendiri.
Dari kelima leukosit itu, dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yang bergantung
pada gambaran nucleus dan ada tidaknya granula dalam sitoplasmanya jika dilihat dibawah
mikroskop. Neutrofil, eosinofil dan basofil di kategorikan sebagai granulosit (sel yang
mengandung granula) polimorfonukleus (bentuk inti beragam). Monosit lebih besar daripada
limfosit dan memiliki nucleus berbentuk oval atau seperti ginjal. Sedangkan limfosit adalah
leukosit yang paling kecil, biasanya memiliki nucleus bulat besar yang menempati sebagian
besar sel.
Kelima leukosit tersebut mempunyai peran yang berbeda-beda. Neutrofil berfungsi
sebagai fagosit yang akan memakan bakteri dan dan debu. Eosinofil berfungsi untuk
menyerang cacing parasit dan penting dalam reaksi alergi. Basofil berfungsi untuk
mensekresikan histamine yang penting untuk reaksi alergi, dan heparin yang penting untuk
membantu menghancurkan lemak dalam darah. Monosit sebagai jaringan makrofag dalam
darah dan Limfosit yang digolongkan menjadi dua yaitu limfosit B yang berfungsi untuk
menghasilkan antibody. serta limfosit T yang berfungsi sebagai respon imun. [1],[3],[4],[5]
Trombosit
berjumlah 250.000 sampai 400.000 per mm3. Bagian ini merupakan fragmen sel tanpa
nucleus yang berasal dari megakariosit raksasa multinukleus dalam sumsum tulang. Ukuran
trombosit mencapai setengah ukuran sel darah merah. Sitoplasmanya terbungkus suatu
membrane plasma dan mengandung berbagai jenis granula yang berhubungan dengan proses
koagulasi darah. Trombosit berfungsi dalam hemostasis (penghentian pendarahan) dan
perbaikan pembuluh darah yang robek.
Pembekuan Darah 1,2,7
Pembekuan darah di bagi menjadi 2 bagian mekanisme instrinsik dan ekstrinsik. Jalur
intrinsik, yaitu semua zat yang terikat dengan pembekuan darah berasal dari darah. Jalur ini
memerlukan faktor IX, faktor X, faktor XI, dan faktor XII, selain itu juga memerlukan
prekalikrein dan HMWK, begitu juga ion kalsium dan fosfolipid yang disekresi dari
trombosit. Darah yang mengalami kontak dengan serat kolagen pembuluh darah yang kasar
secara bertahap akan mengaktifkan faktor XII, XI, dan IX. Selanjutnya faktor IX akan
mengaktifkan faktor X yang aktif bereaksi dengan faktor V, Ca2+ dan fosfolipid dari
trombosit untuk mengatur aktifator protrombin. Jalur intrinsik terjadi apabila prekalikrein,
HMWK, faktor XI dan faktor XII terpapar ke permukaan pembuluh darah adalah stimulus
primer untuk fase kontak. Kumpulan komponen-komponen fase kontak merubah
prekallikrein menjadi kallikrein, yang selanjutnya mengaktifasi faktor XII menjadi faktor
XIIa. Faktor XIIa kemudian dapat menghidrolisa prekallikrein lagi menjadi kallikrein,
membentuk kaskade yang saling mengaktifasi. Faktor XIIa juga mengaktifasi faktor XI
menjadi faktor XIa dan menyebabkan pelepasan bradikinin, suatu vasodilator yang poten dari
HMWK. Dengan adanya Ca2+, faktor XIa mengaktifasi faktor IX menjadi faktor IXa, dan
faktor IXa mengaktifasi faktor X menjadi faktor Xa.
Jalur ekstrinsik dengan menggunakan zat-zat yang bukan berasal dari darah. Jaringan dan
pembuluh yang rusak akan menghasilkan tromboplastin (faktor III suatu kompleks protein-
fosfolipid) yang secara langsung dapat mengubah faktor X menjadi faktor VII dan faktor V.
Jalur ekstrinsik lebih cepat dari jalur intrinsik . Jalur ekstrinsik dimulai pada tempat yang
trauma dalam respons terhadap pelepasan tissue factor (faktor III). Kaskade koagulasi
diaktifasi apabilatissue factor dieksresikan pada sel-sel yang rusak atau distimulasi ( sel-sel
vaskuler atau monosit), sehingga kontak dengan faktor VIIa sirkulasi dan membentuk
kompleks dengan adanya ion kalsium. Tissue factor adalah suatu kofaktor dalam aktifasi
faktor X yang dikatalisa faktor VIIa. Faktor VIIa, suatu residu gla yang mengandung serine
protease, memecah faktor X menjadi faktor Xa, identik dengan faktor IXa dari jalurinstrinsik.
Aktifasi faktor VII terjadi melalui kerja trombin atau faktor Xa.
Kesimpulan
Sirkuasi sistemik adalah sirkulasi yang memperdarahi seluruh bagian tubuh. Pada
sirkulasi ini terdapat banyak arteri dan cabang-cabangnya salah satunya adalah arteri corotis
communis dan arteri subclavia yang akan membawa darah untuk kebutuhan jaringan. Jika
kedua arteri ini cedera maka peredaran darah serta asupan nutrisi untuk jaringan akan
berkurang atau tidak ada sama sekali dan sisa metabolisme jaringan pun akan menumpuk dan
akan menjadi toxin bagi jaringan tersebut.
Daftar Pustaka
1. Lauralee S. Fisiologi manusia: Dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC,2011.h.327-47
2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2004 218-26
3. Snell. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2006. H. 101-12.
4. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Edisi 10. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2002. Halaman 267-72
5. Crowin EJ. Buku saku patofisiolgi. Ed 3. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.
H. 451-3
6. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta. EGC. 2002. H. 105-11
7. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar: teks dan atlas. Edisi 10. Jakarta: EGC;
2007.h. 360-5
8. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. Edisi 11. Elsevier,2006.h.103-468
9. Lauralee S. Fundamental of human physiology. Edisi 4. Brooks,2011.h.229-340