Skenario 8 Blok 9

41
Struktur dan Mekanisme Sistem Pencernaan Pada Manusia Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Abstrak Sistem pencernaan merupakan salah satu mekanisme tubuh untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Sistem pencernaan melibatkan saluran pencernaan maupun organ- organ, yang terbentang mulai dari mulut hingga anus. Mekanisme pada sistem pencernaan dapat dibedakan menjadi motilitas, sekresi, pencernaan dan penyerapan yang berbeda-beda mekanismenya pada setiap organ maupun saluran pencernaan.. Melalui sistem pencernaan nutrien, air dan elektrolit yang kita konsumsi dapat dipindahkan ke lingkungan internal tubuh. Kata kunci: saluran pencernaan, motilitas, sekresi, penyerapan. Abstract The digestive system is one of the body's mechanisms to maintain sustainability.The digestive system involve gastrointestinal tract and organs, from mouth to anal. The mechanism of the digestive system can be divided intomotility, secretion, digestion and absorption, which is different in each 1

description

mekanisme sistem pencernaan

Transcript of Skenario 8 Blok 9

Page 1: Skenario 8 Blok 9

Struktur dan Mekanisme Sistem Pencernaan Pada

ManusiaFakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

Abstrak

Sistem pencernaan merupakan salah satu mekanisme tubuh untuk mempertahankan

kelangsungan hidup. Sistem pencernaan melibatkan saluran pencernaan maupun

organ-organ, yang terbentang mulai dari mulut hingga anus. Mekanisme pada sistem

pencernaan dapat dibedakan menjadi motilitas, sekresi, pencernaan dan penyerapan

yang berbeda-beda mekanismenya pada setiap organ maupun saluran pencernaan..

Melalui sistem pencernaan nutrien, air dan elektrolit yang kita konsumsi dapat

dipindahkan ke lingkungan internal tubuh.

Kata kunci: saluran pencernaan, motilitas, sekresi, penyerapan.

Abstract

The digestive system is one of the body's mechanisms to maintain

sustainability.The digestive system involve gastrointestinal tract and organs, from

mouth to anal. The mechanism of the digestive system can be divided intomotility,

secretion, digestion and absorption, which is different in each organ and digestive

tract.Through the digestive system nutriens, water and electrolytes that we consume

can be transferred to the internal environment of the body.

Keyword: digestive tract, motility, secretion, absorbtion.

Pendahuluan

Setiap manusia memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Sari

makanan dapat diangkut oleh darah dalam bentuk molekul-molekul yang kecil dan

1

Page 2: Skenario 8 Blok 9

sederhana. Oleh karenanya, makanan yang dimakan dihancurkan terlebih dahulu

sebelum diangkut. Proses ini disebut proses pencernaan. Pencernaan dilakukan oleh

sistem pencernaan. Sistem pencernaan meliputi saluran pencernaan dan kelenjar

pencernaan. Saluran pencernaan merupakan alat yang dilalui makanan seperti mulut,

kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Saluran pencernaan

berfungsi memecahkan makanan yang besar menjadi berukuran lebih kecil dan halus.

Kerja saluran pencernaan dibantu dengan adanya enzim pencernaan yang dihasilkan

oleh kelenjar pencernaan.

A. Struktur Makroskopik dan Mikroskopik

Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran dan organ pencernaan yang

terentang dari mulut (cavum oris) sampai anus, dengan organ aksesoris tambahan

seperti gigi, lidah, kelenjar saliva, hati, kantung empedu, dan pankreas.Sistem

pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organberturut- turut dimulai

dari rongga mulut, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, rektum, anus.

I. Mulut (cavum oris)

Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut,

dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan

makanan. Mulut terdiri atas dua bagian yaitu bagian luar (vestibula), ruang diantara

gusi, gigi, bibir, dan pipi, serta bagian dalam yang terdiri atas rongga mulut.1

Terdapat rima oris, batas anterior vestibulum oris, yang merupakan bukaan

kecil seperti celah diantara labia (bibir) yang menghubungkan vestibulum oris ke sisi

luar. Rima oris disusun atas bibir labium superior dan inferior yang digerakan oleh

Mm. orbicularis oris. Kemudian pada buccae sebelah dalam, batas medial vestibulum

oris, terdapat papilla salivaria buccalis setinggi gigi molar 2 sebagai tempat keluar

kelenjar parotis. Buccae digerakan oleh M. bucinatorius.1

1. Terdapat 4 otot pengunyah pada mulut, yang dipersarafi oleh

N. V cabang portio minor, yaitu2:

M. Masseter

Pars superficialis digunakan untuk elevasi dan menarik mandibula ke depan

(protrusi), sementara pars profunda untuk retraksi.

M. Temporalis

2

Page 3: Skenario 8 Blok 9

Pars anterior (vertical) untuk mengangkat mandibula, sedangkan pars posterior

untuk retrusi.

M. Pterygoideus medialis (internus)

Terdapat pada permukaan dalam mandibular, berfungsi untuk menutup mulut

M. Pterygoideus lateralis (externus)

Mempunyai arah serabut melintang. Berfungsi untuk membuka mulut.

Bibir yang menyusun rima oris terdiri atas labium superior dan inferior yang

digerakan oleh Mm. orbicularis oris dan diperdarahi oleh A. labialis yang bercabang

dari A. facialis. Secara mikroskopis susunan labium oris yaitu:3

Area Kutanea

Merupakan struktur kulit tipis yitu epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk.

Area Intermedia (merah bibir)

Tersusun atas epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk, yang tampak jernih

karena mengandung butir-butir eleidin dan banyak terdapat kapiler darah

sehingga menyebabkan bibir berwarna merah.

Area Oral Mukosa

Terdiri atas epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Pada tunika sub

mukosanya terdapat glandula labialis yang bersifat seromukus.

Di dalam rongga mulut terdapat organ aksesoris seperti gigi geligi dan lidah.

Gigi secara makro terbentuk dari tulang gigi yang disebut dentin. Struktur gigi terdiri

atas mahkota gigi yang terletak diatas gusi, leher gigi yang dikelilingi oleh gusi,dan

akar gigi yang tertanam dalam rahang. Mahkota gigi dilapisi email yang berwarna

putih yang keras karena terdiri atas Calsium Fosfat dalam bentuk kristal apatit. Gigi

dipersarafi oleh Nn. Alveolares superiores &inferiores. Perdarahan gigi dilakukan

oleh Rr. Alveolaris Aa.Maxillaris externus dan A. infraorbitalis, A. palatini major

serta A. buccalis. Secara mikro dentin membentuk bagian terbesar dari gigi. Dentin

berasal dibentuk oleh odontoblas. Email dibentuk oleh ameoblas.3

Lidah berfungsi untuk menggerakkan makanan saat dikunyah atau ditelan,

sebagai pengecapan dan membantu dalam berbicara. Lidah terutama terdiri dari otot-

otot ekstrinsik dan intrinsik. Otot-otot intrinsik yang berorigo dan insersio di lidah

berfungsi untuk merubah bentuk lidah.Terdiri atas 4 otot yaitu M. horizontalis, M.

3

Page 4: Skenario 8 Blok 9

verticalis, M. longitudinalis sup, M.longitudinalis inferior. Sementara otot-otot

ekstrinsik lidah berorigo di luar dan insersionya di lidah. Berfungsi untuk

memindahkan posisi lidah. Terdiri atas 3 otot yaitu; M. stilloglosus dari processus

thyroideus yang berfungsi untuk menarik lidah ke dorsal; M. hyoglosus dari Os hyoid

yang berfungsi menarik sisi lateral lidah ke bawah; dan M. genioglosus dari

mandibula yang berfungsi menarik lidah ke luar.1,2

Persarafan otot-otot instrinsik maupun ekstrinsik oleh N XII. Sementara yang

sensorik yaitu di bagian2/3 anterior lidah (korpus) oleh N. III untuk sensible dan

untuk pengecap oleh N. VII. Sedangkan bagian 1/3 posterior yang sensibel oleh N. IX

& X serta yangpengecap oleh N. IX.1

Secara mikroskopis, lidah tersusun atas epitel berlapis gepeng bertanduk dan

tidak bertanduk.Pada 2/3 bagian anterior lidah terdiri dari papilla filiformis dan

papilla fungiformis. Papilla filiformis dan fungiformis merupakan proyeksi jaringan

ikat yang ditutup oleh epitel. Papilla filiformis merupakan papil terbanyak yang

tersebar diseluruh permukaan dorsal lidah, bentuknya runcing dan tidak terdapattaste

buds. Tersusun atas epitelnya berlapis gepeng bertanduk. Sementara papilla

fungiformis tersebar diantara papilla filiformis. Memiliki epitel berlapis gepeng

tidak/sedikit bertanduk. Memiliki taste buds dan permukaannya lebih lebar dari

dasarnya. Sedangkan 1/3 posterior bagian dorsal lidah bebas dari papilla lidah,

disinilah terdapat tonsilla linguae. Pada dorsal sulcus terminalis yang berbentuk huruf

V terbalik terdapat papilla circumvallata yang memiliki epitel berlapis gepeng tidak

bertanduk.3

Glandula Saliva

Kelenjar saliva mensekresikan saliva kedalam rongga mulut. Saliva terdiri

daricairan encer yang mengandung enzim dan cairan kental yang mengandung mukus.

Terdapat tiga pasang kelenjar saliva pada manusia, yaitu:3

Kelenjar parotis

Merupakan kelenjar saliva terbesar yang terletak agak ke bawah dan di depan

telinga dan membuka melalui duktus parotid (Stensen). Glandula parotis ini

berjenis serosa murni.

Kelenjar submandibular

4

Page 5: Skenario 8 Blok 9

Terletak di permukaan dalam mandibula serta membuka melalui duktus Wharton

menuju ke dasar mulut pada kedua sisi frenulum lingua. Berjenis mukoserosa

sehingga sel-selnya terlihat berwarna terang.

Kelenjar sublingualis

Terletak di dasar mulut dan membuka melalui duktus sublingua kecil menuju ke

dasar mulut. Berjenis mukoserosa dimana sel-selnya sebagian besar berwarna

gelap.

II. Esofagus

Esofagus merupakan saluran muscular dengan panjang sekitar 25cm yang

melewatkan bolus dari orofaring ke gaster. Esofagus dibagi menjadi dua bagian yaitu

pars cervicalis dan pars thoracalis. Pada pars cervikal dimulai setinggi kartilago

krikoid pada C6. Kemudian pars thoracalis dari vertebra T1 – T10. Bagian paling

sempit pada esophagus yaitu pada setinggi C6. Setinggi T3 – T4 esophagus akan

tertekan oleh arcus aorta. Juga nantinya akan mengalami penekanan oleh bifurcation

trakea sehingga akan sedikit miring ke kiri. Kemudian ketika melewati diaphragm

juga akan mengalami penyempitan. Persarafan simpatis esofagus berasal dari cabang-

cabang N. vagus dan N. recurrens. Sedangkan parasimpatis di bawah hilus pulmonis,

Nn. Vagi membentuk plexus pada dinding esofagus, yang kiri ke sisi anterior dan

yang kanan ke posterior.2

Struktur mikroskopis esofagus terdiri dari empat lapisan yaitu, lapisan

mukosaepitel berlapis gepeng. Pada lamina proprianya terdapat kelenjar mucus

tubulosa kompleks yang merupakan perlusan kelenjar kardia. Kelenjar ini

menghasilkan mucus yang melindungi epitel dari bolus. Kemudian pada lapisan

submukosa terdapat kelenjar oesophageal dan plexus submukosa (meisnerr).Pada

tunika muskularis eksterna terdapat otot polos dan otot lurik. Dimana 1/3 proximal

merupakan otot lurik, 1/3 tengah merupakan campuran otot lurik dan polos, 1/3 distal

terdiri atas polos.3

III. Gaster

Lambung (Gaster) adaah bagian tractus gastrointestinais yang paling berdiatasi

dan memiiki bentuk seperti huruf J. Terletak diantara esophagus pars abdominais dan

intestinum tenue, gaster berada di regio epigastrium, umbilicais, dan

hypochondriacum sinistra abdomen.1,2

5

Page 6: Skenario 8 Blok 9

Gaster dibagi menjadi 4 regio: 1

- Pars cardiaca yang mengelilingi lubang esophagus kedalam gaster. Daerah ini

sempit pada batas gastroesophageal lebarnya 2-3 cm

- Fundus gastricus yang merupakan area diatas ostium cardiacum. Daerah

berbentuk kubah di kiri esophagus, dan sering berisi gas

- Corpus gastricum,yang merupakan daerah terluas gaster. Bagian terbesar yang

juga bertugas untuk membentuk adonan

- Pars pyorica, yang terbagi menjadi antrum. bagian yang mengkerut, berbentuk

corong, dan dilengkapi sfringter pilorik yang tebal untuk mengontrol

pengeluaran kimus secara bertahap ke duodenum.

- Pyoricum dan canalis pyoricus merupakan ujung distal gaster.

Bagian paling distal dari gaster adalah pylorus. Dengan adanya konstriksi

pyloricus yang berisi suatu cincin musculorum gaster yang menebal, sphincter

pyloricum, yang mengelilingi lubang distal gaster, ostium pyloricum. Ostium

pyloricum berada tepat disisi kanan garis tengah pada suatu bidang yang melewati

tepi bawah vertebra L1 (planum transpyoricum). Ciri-ciri dari gaster meliputi :1

- Curvatura gastrica/ventriculi major, yang merupakan suatu tempat perlekatan

ligamentum gastrosplenicum/gastroienale dan omentum majus.

- Curvatura gastrica/ventricui minor, yang merupakan suatu tempat perlekatan

untuk omentum minus.

- Incisura cardiaca yang membentuk sudut superior saat esophagus memasuki

gaster

- Incisura angularis, merupakan takik pada curvatura gastrica/ventriculi minor.

Lambung mendapat darah secara eksklusif dari cabang-cabang axis coeliaca.

Vaskularisasi gaster oleh A. Gastrica sinistra et dextra (untuk kurvatura minor), A.

Gastroepiploica dextra et sinistra (kurvatura mayor) dan A. Gastrica brevis (didaerah

fundus gaster). Suplai arterial gaster meliputi:2

- A. gastrica sinistra dari trincus coeliacus

- A. gastrica dextra dan arteria hepatica propia

- A. gastro-omentalis (epiploica)dextra dari arteria gastro-duodenalis

- A. gastro-omentalis (epiploica) sinistra dari arteria splenica (lienalis)

6

Page 7: Skenario 8 Blok 9

- A. gastrica posterior dari arteria splenica (lienais)

Persarafan pada lambung umumnya bersifat otonom. Suplai saraf parasimpatis

untuk lambung di hantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf vagus, yaitu N.X

kanan untuk facies posterior gastrica dan N.X kiri untuk facies anterior. Sedangkan

saraf simpatisanya, terdiridari serabut preganglionic yaitu N. Splanichus thoracalis.

Serta serabut post ganglionic yaitu ganglion plexus celliacus.1

Secara mikroskopik lambung tersusun atas 4 lapisan yaitu mukosa,

submukosa, muskularis eksterna dan serosa. Mukosa lambung terdiri dari Epitel

lambung yang berupa epitel selapis toraks yang terdiri atas sel epitel permukaan, yang

menghasilkan lapisan mukus yang kental. Lamina propianya terdiri dari jaringan ikat

longgar yang sangat vaskular. Sebagian besar di penuhi oleh banyak kelenjar fundus.

Tiap kelenjar fundus memanjang dari muskularis mukosa sampai dasar sumur

lambung. Epitel selapis silindris yang menyusun kelenjar fundus terdiri atas 6 sel

yaitu sel epitel permukaan, sel mukus leher, sel regeneratif, sel parietal (oksintik), sel

utama (zimogen), dan sel enteroendokrin. Sel mukus leher menghasilkan mukus encer

yang bercampur dan melumasi kimus, sehingga mengurangi gesekan saat lewat

sepanjang saluran cerna. Sel parietal merupakan sel besar bentuknya bulat sampai

seperti piramid, kaya akan mitokondria. Sel ini menghasilkan asam klorida (HCl) dan

faktor intrinsik lambung. Chief sel kebanyakan terdapat didasar, berbentuk kolumnar,

sitoplasma basofilik, dan bagian apikalnya mengandung granula sekretorik yang berisi

proenzim pepsinogen, rennin, dan lipase lambung.4

Mukosa kardia berbeda dengan mukosa fundus lambung dalam hal sumur

kelenjar lambungnya (foveola gastrica) yang lebih dalam dan bagian kelenjar yang

sangat bergelung. Kelenjar pilorus mengandung jenis sel yang serupa dengan kelenjar

kardia, tetapi sel terbanyak adalah sel mukus leher. Selain itu sumur lambungnya

sangat dalam, lebih dalam dibandingkan dengan kardia dan fundus. Sumur lambung

ini masuk kedalam dan mencapai lamina propia.5

Pada lapisan submukosa terdapat plexus submokasa/ Meisnerr, serupa dengan

saluran pencernaan lainnya. Lapisan muskularis eksterna lambung terdiri atas tiga

lapisan. Lapisan terdalam yang oblique (tidak tampak jelas) dan lapisan tengah yang

sirkular (tampak jelas, sangat jelas pada pilorus lambung karena membentuk sfingter

pilorus). Lapisan luar yang logitudinal tampak jelas pada kardia dan korpus lambung,

7

Page 8: Skenario 8 Blok 9

tetapi kurang berkembang pada pilorus. Lapisan pleksus mienterikus terdapat diatara

lapisan tengah yang sirkular dan lapisan luar yang logitudinal.5

Seluruh lambung dilapisi oleh serosa yang terdiri atas jaringan ikat longgar

subserosa yang tipis dan diliputi oleh sel gepeng selapis yang tampak basah dan licin

dibagian luarnya. Serosa ini menyediakan lapisan yang bebas gesekan selama gerakan

mengocok oleh lambung.4

IV. Usus Halus (Intestinum Tenue)1,2

Intestinum tenue merupakan bagian terpanjang dari tractus gastrointestinalis

dan terbentang dari ostium pyloricum gaster sampai plica ilioceacale. Struktur ini

berupa tabung sepanjang 6-7 meter dengan diameter yang menyempit dari permulaan

sampai ujung akarbohidratir, yang terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Yang

mana secara mikroskopik memiliki vili-vili intestinal dalam fungsinya untuk

memperluas area penyerapan zat makanan.

Duodenum

Duodenum merupakan bagian pertama dari intestinum tenue dengan bentuk

seperti huruf C, bersebelahan dengan caput pancreas dan berada di atas umbilicus.

Lumennya merupakan yang paling lebar diantara intestinum tenue lainnya. Struktur

ini terletak secara retroperitoneale (kecuali bagian awalnya), yang dihubungkan

dengan hepar oleh ligamentum hepatoduodenale yang merupakan bagian dari

omentum minus.1

Duodenum terbagi menjadi 4 bagian:3

a. Pars superior

Terbentang dari ostium piloricum gaster sampai collum vesicae fellea dan

berjalan di anterior ductus choledochus, arteria gastroduodenalis, v. porta hepatis,

v. cava inferior. Permulaan bagian ini disebut sebagai ampulla (duodenal cap).

b. Pars descendens

Berada pada sisi kanan garis tengah tubuh. Permukaan anteriornya disilang oleh

colon transversum, di posterior terdapat ren dextra dan di medialnya terdapat

caput pancreas. Bagian ini berisi papilla duodeni major, yang merupakan pintu

masuk bersama bagi ductus choledochus dan ductus pancreaticus, dan papilla

duodeni minor, yang merupakan pintu masuk bagi ductus pancreaticus

8

Page 9: Skenario 8 Blok 9

accessories dan pertemuan dari preentoron dan mesenteron tepat di bawah

papilla duodeni major.

c. Pars inferior (horizontalis)

Merupakan bagian terpanjang, menyilang vena cava inferior, aorta, dan columna

vertebalis.Di anteriornya disilang oleh A.V. mesenterica superior.

d. Pars ascendens

Berjalan naik pada sisi kiri dari aorta sampai kira-kira vertebra LII dan

berakarbohidratir sebagai flexura duodenojejunalis yang digantung oleh

ligamentum suspernsorius duodeni (ligamentum Treitz).

Perdarahan duodenum diperdarahi oleh rami duodenales A.

pancreaticoduodenalis superior anterior dan posterior yang merupakan cabang A.

gastroduodenalis; rami duodenales A. pancreaticoduodenalis inferior anterior dan

posterior, cabang A. mesenterica superior. Vena pancreaticoduodenalis superior

bermuara ke vena portae hepatik, vena pancreaticoduodenalis inferior bermuara ke

vena mesenterica superior. Persarafannya berasal dari saraf simpatis dan parasimpatis

(vagus) dari plexus coeliacus dan plexus mesentericus superior.2

Lapisan dinding duodenum terdiri atas empat lapisan, sama halnya dengan

struktur umum saluran pencernaan: mukosa dengan epitel pelapis, lamina propria, dan

mukosa muskularis; jaringan ikat submukosa; tunika muskularis eksterna yang terdiri

atas otot sirkular dan longitudinal; dan serosa (peritoneum viseral). Epitel pada

mukosa duodenum tersusun atas epitel selapis toraks dengan sel goblet. Lamina

proprianya terdapat glandula intestinalis (kryptus Lieberkarbohidratun) yang

bermuara di antara vili intestinalis. Kriptus Lieberkuhn memiliki sel paneth yang

berfungsi menghasilkan lisozim yaitu zat anti bakteri. Vilus merupakan tonjolan

lamina propria yang bentuknya mirip jari yang diliputi sel epitel. Vili pada duodenal

lebih besar dan tinggi dengan sel goblet ang lebih sedikit dibanadingkan jejunum san

ileum. Pada ujung vilus terdapat juga mikrovilus.4

Pada lapisan submukosanya terdapat kelenjar duodenalis (kelenjar Brunner)

yang menghasilkan mucus alkali yang kaya akan bikarbonat dan urogastron sebagai

respon rangsangan parasimpatis. Terdapat juga persarafan intrinsik berupa plexus

submukosa Meissner. Tunika muskularis eksterna tersusun atas lapisan otot polos

yang terdiri atas lapisan sirkular dalam dan longitudinal luar. Diantaranya terdapat

plexus Mienterikus Auerbach sebagai persarafan intrinsik lapisan muscular.4

9

Page 10: Skenario 8 Blok 9

Jejunum

Jejunum menyusun bagian 2/5 proximal, yang sebagian besarnya berada di

kuadran kiri atas abdomen dengan diameter yang lebih besar dan dinding yang lebih

tebal dibandingkan ileum. Lapisan bagian dalam memiliki banyak lipatan menonjol

yang disebut plica sirkularis Kerckringi. Arkade arterinya kurang jelas dan hanya

terdiri atas satu tingkat sehingga vasa rectanya panjang dibandingkan pada ileum.

Suplai darah jejunum berasal dari Aa. jejunales yang bercabang dari A. mesenterica

superior.1,5

Secara mikroskpik, susunan lapisannya sama dengan pada duodenum, namun

pada lapisan submukosanya tidak terdapat kelenjar Brunner. Vili pada duodenum

lebih langsing, pendek dan jarang, dengan sel goblet yang lebih banyak dibanding

duodenum.4

Ileum

Ileum menyusun 3/5 bagian distal intestinum tenue dan sebagian besar berada

pada kuadran kanan bawah. Dibanding jejunum, dinding ileum lebih tipis denga plika

circular yang lebih sedikit dan kurang menonjol, arcade bertingkat-tingkat sehingga

vasa recta lebih pendek. Ileum bermuara ke dalam intestinum crissum, tempat caecum

dan colon ascendens bertemu. Suplai arterial untuk ileum berasal dari Aa.iliales dari

A. mesenterica superior dan suatu cabang dari A. iliocolica (cabang A. mesenterica

superior).2

Secara mikroskopik ciri khas ileum yaitu terdapat Agmina/Plaque Peyeri yang

merupakan kelompok nodulus limfatikus yng terdapat pada lamina proprianya dan

meluas hingga tunika submukosa sehingga kadang struktur tunika muskularis mukosa

tidak nampak jelas. Vili intestinalnya lebih pendek dan langsing dibanding duodenum

dan jejunum dengan jumlah yang paling sedikit.4

V. Usus Besar (Intestinum Crassum)

Intestinum crassum terbentang dari ujung distal ileum hingga anus, berfungsi

mengabsorbsi cairan dan garam-garam dari isi lumen intestinum sehingga terbentuk

feces. Struktur ini dimulai dari caecum pada region inguinalis dextra dengan appendix

vermiformis, berlanjut ke atas menjadi colon ascendens yang melewati region

lumbalis dextra dan menuju region hipokondrium dextra. Tepat di bawah hepar,

10

Page 11: Skenario 8 Blok 9

intestinum crassum membelok ke kiri membentuk flexura coli dextra dan

menyebrangi abdomen sebagai colon transversum menuju region hipokondrium

sinistra. Tepat di bawah lien intestinum crassum membelok ke bawah membentuk

flexura coli sinistra dan lanjut sebagai colon descendens melewati region lumbalis

sinistra menuju region ingunalis sinistra. Intestinum crassum memasuki bagian atas

cavitas pelvis sebagai colon sigmoideum.1

Caecum dan appendix vermiformis

Caecum adalah bagian intestinum crassum yang terletak di perbatasan ileum

dan intestinum crassum. Caecum merupakan kantong buntu yang terletak pada fossa

iliaca dextra seluruhnya diliputi oleh peritoneum. Appendix vermiformis adalah

struktur tabung sempit, berongga,berujung buntu dan berhubungan dengan caecum di

ujung yang lain. Appendix vermiformis berhubungan dengan rongga caecum melalui

lubang yang terletak di bawah dan belakang ostium ileale. Dinding appendix

menggantung pada pada ileum terminal oleh mesoapendix. Proyeksi permukaan basis

appendix vermiformis terletak pada pertemuan antara 1/3 lateral dan 1/3 garis tengah

garis SIAS sampai umbilicus (titik McBurney). 3

Suplai arterial untuk caecum dan appendix vermiformis adalah arteria caecalis

anterior dan arteria caecalis posterior membentuk arteria ileocolica, sebuah cabang

arteria mesenterica superior. Venae mengikuti arteri yang sesuai dan mengalirkan

darahnya ke vena mesenterica superior. Saraf-saraf berasal dari cabang-cabang saraf

simpatis dan parasimpatis (nervus vagus) membentuk plexus mesentericus superior.2

Secara mikroskopis appendix vermiformis memiliki struktur lapisan sama

halnya dengan saluran pencernaan pada umumnya. Epitelnya berlapis gepeng tanpa

tanduk dengan banyak sel goblet (sama seperti colon, tidak lagi terdapat vili

intestinal). Lumennya lebih sempit dan sering berisi debris. Banyak terdapat folikel

lymphoid di submukosa. Tidak terdapat taenia coli.4

Colon

Colon terbentang di superior caecum. Segmen ascendens dan descendens

terletak retroperitoneale (sekunder) sementara segmen transversum dan sigmoideum

terletak intraperitoneal.Colon dilapisi oleh mesocolon. Colon ascendens membentang

ke atas dari caecum sampai permukaan inferior lobus hepatis dexter,lalu membelok ke

kiri membentuk flexura coli dextra, dan berlanjut sebagai colon transversum.

11

Page 12: Skenario 8 Blok 9

Peritoneum meliputi bagian depan dan samping colon ascendens dan menghubungkan

colon ascendens dengan dinding posterior abdomen. Pada colon ascendens terdapat

appendices epiploicae dan taenia coli yaitu taenia libera pada sisi anterior, taaenia

mesocolica pada sisi medial dan taaenia omentalis pada sisi lateral. Perdarahan colon

ascendens oleh A. ileocolica dan arteria colica dextra yangmerupakan cabang A.

mesenterica superior. Venae mengikuti arteriae yang sesuai dan bermuara ke V.

mesenterica superior.1

Colon transversum berjalan menyilang abdomen,menempati regio umbilicalis,

dimulai dari flexura coli dextra di bawah lobus hepatis dexter dan tergantung ke

bawah oleh mesocolon transversum dari pancreas. Kemudian colon transversum

berjalan ke atas sampai flexura coli sinistra di bawah lien. Mesocolon transversum

menggantungkan colon transversum dari facies anterior pancreas. Dua per tiga bagian

proksimal colon transversum diperdarahi oleh A. colica media cabang dari A.

mesenterica superior.1/3 distal diperdarahi oleh A. colica sinistra, cabang A.

mesenterica inferior.1

Colon descendens terletak di kuadran kiri atas dan bawah, berjalan ke bawah

dari flexura coli sinistra sampai fossa iliaca sinistra, kemudian berlanjut sebagai colon

sigmoideum. Perdarahan colon descendens oleh rms.descendens A. colica sinistra

yang merupakan cabang A. mesentericainferior. Colon sigmoideus diperdarahi oleh

A. sigmoidea dari A. mesenterica inferior.1

Struktur lapisan colon terdiri atas 4 lapisan: tunika mukosa, tunika submukosa,

tunika muskularis eksterna, tunika adventitia. Berbeda dengan di usus halus, lapisan

mukosa colon tidak terdapat vili, epitelnya sama yaitu epitel selapis silindris dengan

sel goblet. Mukosanya berlekuk-lekuk oleh kelenjar intestinal tubular panjang (kripti

Lieberkuhn) yang menerobos lamina propria sampai muskularis mukosa. Lamina

propria mengandung banyak jaringan limfoid difus. Sebuah limfonodus terlihat di

lamina propria bagian dalam. Limfonodus yang lebih besar dapat menembus mukosa

muskularis, masuk ke dalam submukosa.5

Lapisan memanjang muskularis eksterna disusun berupa untaian serat otot

polos yang disebut taenia koli. Ganglia parasimpatis pleksus mienterikus terlihat di

antaralapisan otot muskularis eksterna. Serosa menutupi kolon transversum dan kolon

sigmoid, tetapi kolon asendens dan desendens letaknya retroperitoneal dan lapisan

luar permukaan posteriornya adalah adventisia.5

12

Page 13: Skenario 8 Blok 9

VI. Rektum dan Anus

Rektum merupakan kelanjutan setelah colon sigmoidea. Biasanya pertemuan

rectosigmoidea berada pada level vertebra SIII (ujung mesocolon sigmoideum karena

rectum adalah struktur retroperitoneale). Canalis analis merupakan kelanjutan dari

intestinum crassum di inferior rectum. Tunika muskularis dari rectum disusun oleh M.

sphincter ani internus yang merupakan otot polos dan M. sphincter ani externus yang

merupakan otot lurik. Pada tunika mukosa terdapat 3 lipatan melintang yang disebut

dengan plica transversalis recti Kohlrausch. Rectum diperdarahi oleh A. rectalis

superior cabang A. mesenterica inferior pada 1/3 proximal, A. rectalis media cabang

A. iliaca interna pada 1/3 tengah dan A. rectalis inferior cabang A. pudenda interna

pada 1/3 distal. Sementara sistem venanya oleh v. rectalis superior, v. rectalis media

dan v. rectalis inferior.2

Rektum memiliki lapisan mukosa yang tersusun atas epitel selapis toraks

dengan sel goblet dan memiliki criptus. Linea pectineata merupakan pertemun antara

rectum dan anus. Anus terbagi dalam 3 segmen yaitu zona collumnaris yang

mengandung kelenjar apokrin collumnanalis, zona intermedia dan zona cutanea. Pada

tunika submukosa mengandung banyak pembuluh darah, serat saraf dan badan vater

Paccini. Pembuluh vena disini membentuk plexus hemmoroid. Tunika muskularis

mukosa pada anus membentuk M. dilatator ani internus. Sedangkan tunika muskularis

sirkular pada anus membentuk M. sphcinter ani Internus. Diluar dari lapisan otot ini

terdapat lapisan otot lurik yang membentuk M. sphincter ani externus.3,5

B. Mekanisme Pencernaan dan Enzim-Enzim yang Terlibat

Fungsi utama sistem pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau

nutrien, air dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal

tubuh. Saluran cerna memberikan tubuh persediaan air, elektrolit vitamin-vitamin dan

zat makanan secara terus menerus. Untuk mencapai hal ini dibutuhkan gerakan

makanan melalui saluran cerna, sekresi getah pencernaan, pencernaan makanan,

absorsi air, berbagai elektrolit dan hasil pencernaan, sirkulasi darah yang melalui

organ-organ gastrointestinal yang membawa zat-zat yang diabsorbsi dan pengaturan

semua fungsi ini oleh sistem local, saraf dan hormon.6

Motilitas

13

Page 14: Skenario 8 Blok 9

Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran

pencernaan. Otot polos dinding saluran cerna mempertahankan kontraksi tingkat

rendah atau disebut tonus yang berfungsi untuk mempertahankan tekanan tetap pada

isi saluran cerna sehingga mencegah dinding teregang permanen serta distensi.6

Terdapat dua tipe gerakan yaitu mendorong (propulsi) dan mencampur

(segmentasi). Gerakan propulsif yaitu gerakan mendorong atau memajukan isi saluran

pencernaan sehingga berpindah tempat ke segmen berikutnya dengan gerakan

peristaltic (seperti cincin), dimana gerakan ini pada setiap segmen akan berbeda

tingkat kecepatannya sesuai dengan fungsi dari regio saluran pencernaan. Sementara

gerakan mencampur mempunyai 2 fungsi yaitu untuk mencampur makanandengan

getah pencernaan dan mempermudah penyerapan pada usus.7

Semua pergerakan ini akibat adanya kontraksi otot polos di dinding organ-

organ pencernaan, kecuali pada ujung-ujung saluran yaitu mulut di awal dan sfingter

ani eksternus di akarbohidratir, dimana motilitas lebih melibatkan aktivitas otot

rangka daripada otot polos. Oleh karena itu tindakan mengunyah, menelan dan

defekasi berada di bawah control sadar sementara motilitas di saluran lainnya

dilaksanakan oleh otot polos sehingga berlangsung secara involunter.7

Sekresi

Getah pencernaan disekresikan ke lumen saluran pencernaan oleh kelenjar

eksokrin. Sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen organik

spesifik sepertienzim, garam empedu, atau mukus. Sekresi tersebut dikeluarkan ke

lumen saluran pencernaan karena adanya rangsangan saraf atau hormon yang sesuai.

Selain itu, sel-sel endokrin di dinding saluran cerna mensekresikan hormon

pencernaan ke dalam darah untuk pengontrolan motilitas pencernaaan dan sekresi

kelenjar eksokrin.6

Pencernaan (Digesti)

Digesti merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang kompleks

menjadi satuan-satuan yang lebih kecil dengan bantuan enzim-enzim yang diproduksi

dalam sistem pencernaan (secara hidrolisis enzimatik). Karbohidrat (polisakarida)

dipecah menjadi monosakarida, lemak (trigliserida) dipecah menjadi monogliserid

dan asam lemak, sedangkan protein diubah menjadi asam amino. Fungsi regulasi

pencernaan bersifat kompleks dan sinergistik sehingga diatur oleh empat faktor:7

14

Page 15: Skenario 8 Blok 9

a. Fungsi otonom otot polos

Otot polos traktus gastrointestinal hampir terus menerus tereksitasi oleh

aktivitas listrik yang lambat yang disebut BER (Basic Electrical Rhythm)

melalui membran serabut otot yang terjadi secara berirama. Aktivitas listrik

yang dihasilkan oleh sel interstisium Cajal (tidak untuk kontraksi) ini bukanlah

suatu potensial aksi. Jika ada makanan yang masuk saluran pencernaan, akan

memicu gelombang lambat untuk mencapai potensial ambang sehingga

menimbulkan potensial aksi yang akan menimbulkan kontraksi serat-serat

intestinal.

b. Plexus saraf intrinsik

Dua anyaman utama yaitu plexus submukosa (plexus meisnerr) dan plexus

mienterikus Auerbach yang disebut sebagai sistem saraf enteric. Plexus saraf

ini mengkoordinasikan aktivitas local di dalam saluran cerna,

c. Saraf ekstrinsik

Saraf ekstrinsik adalah serat-serat dari kedua cabang sistem saraf otonom yang

berasal dari luar saluran cerna dan mempersarafi berbagai organ pencernaan.

Pada saluran pencernaan saraf simpatis dan parasimpatis mempunyai efek

yang berkebalikan dengan pada umumnya. Saraf simpatis yang bekerja saat

flight or fight cenderung akan menghambat kontraksi maupun sekresi saluran

cerna. Sebaliknya saraf parasimpatis (nervus vagus) yang lebih dominan

cenderung untuk menjaga atau meningkatkan.

d. Hormon

Pada stimulasi sesuai hormon pencernaan akan dikeluarkan oleh kelenjar

endokrin ke darah untuk dibawa ke sel target untuk menimbulkan efek

eksitatorik atau inhibitorik pada otot polos maupun kelenjar endokrin.

Penyerapan (Absorbsi)

Setelah pencernaan tuntas (di usus halus) kemudian selanjutnya akan terjadi

absorbsi unit-unit kecil hasil pencernaan yang dipindahkan dari lumen saluran cerna

ke pembuluh darah (karbohidrat dan protein) dan pembuluh limfe (lemak).6

I. Mulut

15

Page 16: Skenario 8 Blok 9

Rongga mulut merupakan pintu masuk saluran cerna. Dimana pada

strukturnya terdapat uvula yang berfungsi untuk menutup saluran pernapasan (hidung)

ketika menelan. Terdapat gigi yang berfungsi secara mekanis untuk mengunyah yang

dibantu oleh lidah untuk menuntun makanan di dalam mulut.1

Di mulut terjadi motilitas berupa gerakan mengunyah (mastikasi) yang

awalnya terjadi secara volunteer yang berlanjut sebagai reflex ritmik yang diaktifkan

oleh otot rangka rahang, bibir, pipi dan lidah sebagai respons terhadap tekanan

makanan pada jaringan mulut. Fungsi mengunyah adalah untuk menggiling dan

memecah makanan menjadi potongan yang lebih kecil sehingga mudah ditelan,

meningkatkan luas permukaan makanan yang akan terkena enzim, mencampur

makanan dengan liur, merangsang kuncup kecap dan secara refleks meningkatkan

sekresi liur, lambung, pankreas, dan empedu untuk persiapan bagi kedatangan

makanan melalui mekanisme feedforward. Gerakan mengunyah terjadi oleh

perangsangan formasio retikularis dekat pusat batang otak untuk pengecapan dan di

area hipotalamus, amigdala dan korteks serebri untuk pengecapan dan penghidu.6

Sekresi yang dilakukan di mulut berupa sekresi saliva oleh 3 kelenjar liur

utama.Liur mengandung 99,5% H2O dan 0,5% elektrolit dan protein, amilase, mucus

untuk proteksi dan lubrikasi dan lisozim untuk antibakteri. Perangsangan salive terjadi

di pusat saliva di medulla oblongata baik secara sederhana maupun terkondisi oleh

rangsang parasimpatis: dominan, encer, kaya enzim; maupun simpatis: lebih sedkit,

kental, kaya mucus.7

Pencernaan di mulut berupa pencernaan karbohidrat oleh enzim amilase yang

mensubstrat baik amilum maupun glikogen menjadi maltose dengan memcah ikatan

glikosidik alfa 1,4.Pada mulut belum terjadi penyerapan makanan.7

II. Faring dan Esophagus

Motilitas yang terjadi pada area ini adalah deglutisi (menelan) dari mulut

mulut ke lambung. Menelan dimulai secara volunteer kemudian proses tidak dapat

dihentikan. Perangsangan pusat menelan pada daerah di medulla dan pons bagian

bawah, yang kemudian impuls motoric disalurkanke faring dan esophagus melalui

N.V, N.IX, N.X, N.XII. Menelan terjadi secara 2 tahap yaitu:7

a. Tahap Orofaring (faringeal)

Karena orofaring merupakan saluran bersama baik pernapasan maupun

pencernaan maka tahapan ini mengganggu proses pernapasan namun hanya

16

Page 17: Skenario 8 Blok 9

selama 1 detik. Terjadi perpindahan bolus dari mulut ke esophagus melalui

pharing.Trakea tertutup, adanya gelombang peristaltic cepat (dari faring)

mendorong bolus ke esophagus.

b. Tahap Esofagus (esofagal)

Uvula tertutup, laring dan trakea tertutup, sfingter faringoesofagus kontraksi

(terbuka), otot-otot faring mendorong bolus ke esophagus.Terjadi gelombang

peristaltik pada esofagus yang mendorong bolus menujusfingter esofagus

bagian distal, kemudian menuju lambung. Peristaltik mengacu padakontraksi

berbentuk cincin otot polos sirkuler yang bergerak secara progresif ke

depandengan gerakan mengosongkan, mendorong bolus di depan

kontraksi.Gelombang peristaltik primer berlangsung sekitar 5– 9 detik untuk

mencapai ujung bawah esophagus sehingga sfingter gastroesofagus terbuka,

yang dikontrol oleh saraf ektrinsik. Bila bolus besar dan lengket akan memicu

gelombang peristaltic sekunder oleh rangsangan reseptor saraf intrinsik.

Sekresi esophagus berupa mucus untuk proteksi mukosa esophagus dari bolus

yang tajam maupun dari asam getah lambung dan lubrikasi. Dalam esophagus tidak

terjadi pencernaan maupun penyerapan. Waktu transit keseluruhan di faring dan

esophagus yaitu 6-10 detik dengan gelombang peristaltic primer. Jika butuh

gelombang sekunder maka akan berlangsung lebih lama.6

III. Lambung

Terdapat empat aspek motilitas pada lambung:6

a. Pengisian lambung (gastric filling)

Volume lambung saat kosong sekitar 50 ml, namun dapat mengembang hingga

kapasitasnya mencapai sekitar 1 liter saat makan. Akomodasi perubahan volume

ini dapat menyebabkan ketegangan pada dinding lambung danmeningkatkan

tekanan intralambung, tapi hal ini tidak akan terjadi karena adanya faktor

plastisitas otot polos lambung dan relaksasi resesif lambung pada saat terisi.

b. Penyimpanan lambung (gastric storage)

Adanya vasovagal dari lambung ke batang otak yang kemudian dikembalikan

ke lambung akan menurunkan tonus dinding korpus sehingga dinding dapat

menampung makanan yang makin lama makin banyak (relaksasi sempurna 1,5

liter).

17

Page 18: Skenario 8 Blok 9

c. Pencampuran lambung (gastric mixing)

Ketika terisi, tekanan dalam lambung akan meningkat. Kontraksi peristaltik

lambung yang kuat merupakan penyebab makanan bercampur dengan sekresi

lambung, seperti asam dan enzim pencernaan, dan menghasilkan kimus.

Kontraksi peristaltic timbul akibat adanya BER (3 kali per menit) yang

berlangsung terus menerus disertai kontraksi otot polos sirkuler yang

mengakibatkan penyempitan dan pelebaran. Kemudian gelombang peristaltic

menyebar ke seluruh fundus dan korpus ke antrum dan sfingter pylorus. Setiap

gelombang peristaltik antrum mendorong kimus ke depan ke arah sfingter

pilorus. Hanya sebagian kecil kimus yang terdorong oleh kontraksi peristaltic,

dan melewati sfingter pilorus yang sedang berelaksasi ke duodenum. Ketika

gelombang peristaltic mencapai sfingter pylorus maka sfingter berkontraksi

lebih kuat, menutup dan menghambat aliran kimus ke dalam duodenum.

Sebagian besar kimus antrum yang terdorong ke depan tapi tidak masuk ke

duodenum berhenti secara tiba-tiba pada sfingter yang tertutup dan bertolak

kembali ke dalam antrum, hanya untuk didorong kedepan dan bertolak kembali

pada saat gelombang peristaltik yang baru datang. Gerakan maju mundur ini

disebut retropulsi yang menyebabkan kimus bercampur secara merata di

antrum. Oleh karena itu lapisan otot antrum lebih tebal daripada fundus dan

korpus.

d. Pengosongan lambung (gastric emptying)

Faktor pada lambung umumnya meningkatkan pengosongan lambung yakni

jumlah kimus dan derajat keencerannya. Semakin banyak kimus yang masuk,

lambung akan semakin meregang, sehingga merangsang mekanoreseptor untuk

meningkatkan motilitas lambung melalui peregangan otot polos, plexus

instrinsik, saraf ekstrinsik dan hormon gastrin. Semakin encer kimus makin

akan semakin cepat untuk memasuki duodenum.

Faktor pada duodenum yang umumnya menghambat pengosongan lambung:

lemak, sebagai perangsang yang dicerna dan diserap lebih lama dari karbohidrat

dan protein, selain itu pencernaannya hanya berlangsung di usus halus; asam,

kimus yang asam (akibat HCL) ketika masuk duodenum harus dinetralkan

terlebih dahulu oleh Natrium Bikarbonat yang dihasilkan oleh pancreas, guna

menghindari iritasi mukosa duodenum sehingga enzim yang dihasilkan oleh

pancreas dapat bekerja secara optimum di duodenum (harus dalam keadaan

18

Page 19: Skenario 8 Blok 9

sedikit basa atau netral); hipertonisitas, banyaknya kimus dalam lumen

mengakibatkan kimus menjadi lebih kental sehingga plasma harus kehilangan

banyak air untuk diencerkan kembali (dapat menggagu sirkulasi), sehingga

pengosongan lambung harus ditunda; peregangan, kimus yang terlalu banyak di

duodenum akan menghambat pengosongan isi lambung lebih lanjut agar

duodenum memiliki waktu ubtuk memproses kelebihan volume kimus yang

sedang ditampungnya sebelum duodenum menerima kimus tambahan.

Mukosa lambung mempunyai dua tipe yaitu mukosa oksintik yang melapisi

korpus dan fundus dan daerah kelenjar pilorik yang melapisi antrum. Kelenjar

oksintik akan mensekresikan HCL dan faktor intrinsik oleh sel parietal, pepsinogen

oleh chief sel dan mucus oleh sel mucus. Kelenjar pilorik terutama mensekresi

hormon gastrin oleh sel G yang dapat merangsang sekresi HCL. HCL ini berfungsi

untuk mengaktifkan pepsinogen, membantu penguraian partikel makanan besar

menjadi kecil dan mematikan mikroorganisme. Gastrin yang dihasilkan sel G di DKP

(daerah kelenjar pylorus) akan dilepaskan ke darah dan diangkut kembali ke mukosa

oksintik untuk merangsang sel chief dan sel parietal untuk mensekresikan HCL.

Enzim-enzim yang terdapat di lambung yaitu pepsinogen (inaktif),

rennin/kimosin dan lipase. Pepsinogen akan diaktifkan oleh HCL menjadi pepsin

kemudian akan menghidrolisis (proteolitik) ikatan peptide secara endopeptidase

menjadi polipeptida pendek (pepton). Enzim rennin yang hanya terdapat pada bayi

akan mengkoagulasikan protein susu dengan bantuan Ca yang memperlambat laju

protein di lambung sehingga pencernaannya dapat lebih maksimal. Lipase terdapat di

lambung namun karena pH optimum tidak sesuai, enzim tidak bereaksi.

IV. Usus Halus

Pada usus halus terjadi sebagian besar pencernaan dan penyerapan. Motilitas

pada usus halus adalah segmentasi dan peristaltik. Metode motilitas utama usus halus

yaitu proses mencampur dan mendorong secara perlahan kimus dengan cara kontraksi

bentuk cincin otot polos sirkuler di sepanjang usus halus, diantara segmen yang

berkontraksi terdapat daerah yang berisi kimus. Cincin-cincin kontraktil timbul setiap

beberapa sentimeter, membagi usus halus menjadi segmen-segmen. Segmen-segmen

yang berkontraksi, setelah jeda singkat, melemas dan kontraksi-kontraksi berbentuk

cincin mendorong kimus dalam dua arah ke daerah yang semula melemas. Dengan

19

Page 20: Skenario 8 Blok 9

pencampuran maka kimus akan bercampur dengan getah pencernaan dan

memaparkan seluruh kimus ke permukaan absorbtif usus halus. Motilitas ini diinisiasi

oleh Cajal sel dan intenstias kontraksinya dipengaruhi oleh gastrin dan aktivitas saraf

ekstrinsik. Sementara peristaltik berlangsung sangat lambat, rata-rata 1cm/menit.

Dicetuskan oleh reflex saraf ekstinsik dan plexus saraf intrinsik. Dimana setelah

makan aktivitas peristaltic sangat meningkat.

Berbeda jika tidak terdapat makanan dalam lumen, motilitas diantara waktu

makan yaitu complex motilitas migrasi yang berupa gelombang peristaltic repetitive

lambat yang berjalan singkat dari lambung yang bermigrasi sampai bagian

akarbohidratir usus halus. Setiap kontraksi akan menyapu sisa makanan, debris dan

bakteri ke arah kolon. Jika makanan datang kompleks motilitas migrasi akan berhenti

digantikan aktivitas segmental.

Sekresi usus halus ke dalam lumen yaitu berupa mucus dan cairan garam yang

disebut sukus enterikus. Sekresi mucus dilakukan oleh kelenjar Brunner yang

berfungsi untuk proteksi dan lubrikasi. Sementara getah pencernaaan oleh kriptus

Lieberkarbohidratun yang terdapat diantara vili. Sel gobletnya untuk sekresi mucus,

sel enterosit di dalam kripta untuk sekresi air dan elektrolit.

Sementara sekresi enzim terjadi pada sel enterosit mukosa yang menutupi

vili/brush border. Enzim yang disekresikan berupa:

Aminopeptidase hidrolisis fragmen peptide kecil menjadi komponen asam

amino

Disakaridase (maltase, sukrase, lactase) menuntaskan pencernaan

karbohidrat dengan menghidrolisis disakrida (maltose, sukrosa, laktosa) menjadi

monosakarida.

Enterokinase mengaktifkan enzim tripsonogen yang dihasilkan pancreas.

Pencernaan di dalam lumen usus halus dilaksanakan oleh enzim-enzim

pankreas dan sekresi empedu untuk membantu pencernaan lemak. Proses pencernaan

lemak selesai dalam lumen usus halus, namun pencernaan protein dan karbohidrat

belum. Pencernaan karbohidrat dan protein berlangsung pada mikrovili (brush

border).

Lipase pancreas mereduksi lemak menjadi monogliserida dan asam lemak

bebas yang dapat diserap. Diskresikan dalam bentuk aktif.

20

Page 21: Skenario 8 Blok 9

Amilase pancreas mereduksi karbohidrat menjadi disakarida dan beberapa

monosakarida. Disekresikan dalam bentuk aktif.

Enzim proteolitik pancreas (tripsinogen, kemotripsinogen,

prokarboksipeptidase) menguraikan protein menjadi fragmen peptida kecil.

Disekresikan dalam bentuk inaktif, yang nantinya akan aktif setelah mencapai

duodenum. Enterokinase yang disekresikan duodenum akan mengaktifkan

tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin akan mengautokatalisis baik tripsinogen

untuk aktif. Begitu juga kemotripsinogen kemotripsin dan

prokarboksipeptidase karboksipeptidase dengan bantuan tripsin.

Absorbsi yang terjadi pada usus halus meliputi absorbsi asam lemak dan

gliserol, monosakarida, asam amino, ion dan air. Semua produk pencernaan

karbohidrat, protein dan lemak, elektrolit, vitamin dan air diserap semua. Penyerapan

Ca dan Fe disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Absorbsi sebagian besar berlangsung

di duodenum dan jejunum. Di ileum terjadi penyerapan B12 yang dibantu oleh faktor

intrinsik.

Dengan adanya lipatan-lipatan pada mukosa usus halus, luas daerah

penyerapan akan semakin besar sehingga penyerapan menjadi lebih optimum.

Modifikasi mukosa usus halus untuk memperluas daerah absorbsi yaitu melalui

lipatan sirkuler, vili dan mikrovili (brush border).

a. Penyerapan Karbohidrat

Karbohidrat diserap dalam bentuk disakarida maltosa, sukrosa, dan

laktosa. Disakaridase yang ada di brush border menguraikan disakarida ini

menjadi monosakarida yang dapat diserap yaitu glukosa, galaktosa dan fruktosa.

Glukosa dan galaktosa diserap oleh transportasi aktif sekunder sedangkan

fruktosa diserap melalui difusi terfasilitasi.8

b. Penyerapan Protein

Protein diserap di usus halus dalam bentuk asam amino dan peptida. Asam

amino diserap menembus sel usus halus melalui transpor aktif sekunder. Peptida

masuk melalui bantuan pembawa lain dan diuraikan menjadi konstituen

asamaminonya oleh aminopeptidase di brush border dan masuk ke jaringan

kapiler yang ada di dalam vilus. Dengan demikian proses penyerapan

karbohidrat dan protein melibatkan sistem transportasi karbohidrat usus yang

21

Page 22: Skenario 8 Blok 9

diperantarai oleh pembawa dan memerlukan pengeluaran energi serta

kotransportasi Na.8

c. Penyerapan Lemak

Proses pencernaan lemak di usus halus melibatkan garam empedu yang

dihasilkan oleh sel hepatosit. Ketika kimus (yang mengandung lemak) masuk

dalam duodenum, akan diemulsikan dengan bantuan garam empedu menjadi

butir lemak kecil. Sehingga luas permukaan untuk aktivitas enzim lipase

pancreas meningkat. Kemudian setelah terurai menjadi monogliseral dan asam

lemak, garam empedu akan membantu pembentukan misel guna mempermudah

penyerapan gliserol oleh viili. Setelah diserap gliserol akan bergabung lagi

(trigliserid) yang diselubungi lipoprotein menjadi kilomikron. Selanjutnya akan

dieksositosiskan untuk diserap ke lacteal pusat dan masuk ke dalam pembuluh

limfe.8

V. Usus Besar

Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks dan rektum. Rata-rata kolon

menerimasekitar 500 ml kimus dari usus halus setiap harinya, isi usus yang disalurkan

ke kolon terdiri dari residu makanan yang tidak dapat dicerna (misal selulosa),

komponen empedu yang tidak diserap dan sisa cairan, bahan ini akarbohidratirnya

yang disebut feses. Selulosa dan bahan makanan lain yang tidak dapat dicerna

membentuk sebagian besar feses dan membantu pengeluaran tinja secara teratur

karena berperan menentukan isi kolon.

Gerakan usus besar umumnya lambat dan tidak propulsif, sesuai dengan

fungsinya sebagai tempat absorpsi dan penyimpanan. Motilitas yang terjadi pada

kolon adalah kontraksi haustra yaitu gerakan mengaduk isi kolon dengan gerakan

maju mundur secara perlahan. Sekresi yang terjadi di kolon berupa sekresi NaHCO3

(mucus basa) yang berfungsi untuk melindungi mukosa usus besar dari cedera

kimiawi dan mekanis. Mukus menghasilkan pelumasan untuk mempermudah feses

bergerak. Sementara NaHCO3 akan menetralkan asam-asam iritan yang diproduksi

oleh fermentasi bakteri local.

Tidak terjadi pencernaan pada usus besar. Namun bahan yang tidak dicerna di

usus besar seperti selulosa akan dicerna oleh bakteri kolon untuk kepentingan mereka.

Absorbsi yang terjadi berupa absorbsi air, mineral dan elektrolit, yang mana akan

mengubah isi lumen menjadi feses.

22

Page 23: Skenario 8 Blok 9

Defekasi

Pergerakan massa mendorong feses masuk ke dalam rectum akan

menimbulkan keinginan defekasi (buang air), termasuk refleks kontraksi rectum dan

relaksasi sfingter anus. Pendorongan massa feses yang terus-menerus melalui anus

dicegah oleh kontraksi tonik dari (1) sfingter ani internus, penebalan otot polos

sirkular yang terletak tepat di sebelah dalam anus, dan (2) sfingter ani eksternus, yang

terdiri dari otot lurik volunteer yang mengelilingi sfingter internus dan meluas ke

sebelah distal. Sfingter eksternus diatur oleh serat-serat saraf dalam nervus pudendus,

yang merupakan bagian dari sistem saraf somatic dank arena itu di bawah pengaruh

volunteer, kesadaran: secara tidak sadar, sfingter biasanya secara terus-menerus

mengalami konstriksi kecuali bila ada impuls kesadaran yang menghambat konstriksi.

Biasanya, defekasi ditimbulkan oleh refleks defekasi. Salah satunya adalah refleks

intrinsic yang diperantai oleh sistem saraf enterik setempat. Bila feses memasuki

rectum, peregangan dinding rectum menimbulkan sinyal-sinyal aferen yang menyebar

melalui pleksus mienterikus untuk menimbulkan gelombang peristaltic di dalam kolon

desenden, sigmoid dan rectum untuk mendorong feses ke arah anus. Sewaktu

gelombang peristaltic mendekati anus, sfingter ani internus direlaksasi oleh sinyal-

sinyal penghambat dari pleksus mienterikus; jika sfingter ani eksternus secara sadar,

sacar volunteer berelaksasi bila pada waktu yang bersamaan, akan terjadi defeksi.7

Akan tetapi untuk menimbulkan defekasi secara efektif, refleks biasanya harus

diperkuat oleh refleks defekasi jenis lain, sebuah refleks defekasi parasimpatis. Bila

ujung-ujung saraf dalam rectum dirangsang, sinyal-sinyal dihantarkan pertama ke

dalam medulla spinalis dan kemudian secara refleks kembali ke kolon desenden,

sigmoid, rectum dan anus melalui serat-serat saraf parasimpatis dalam nervus

pelvikus. Sinyal-sinyal ini memperkuat gelombang peristaltic dan juga

merelaksasikan sfingter ani internus, dengan demikian akan mengubah gerakan yang

lemah pada refleks defekasi intrinsic menjadi suatu proses defekasi yang kuat, yang

kadang-kadang efektif dalam pengosongan usus besar secara sekaligus dari fleksura

splenikus kolon sampai ke anus.7

Disamping refleks defekasi, dibutuhkan efek-efek lain sebelum terjadi

defekasi yang sebenarnya. Pada manusia yang sudah dilatih untuk defekasi di toilet,

relaksasi sfingter internus dan gerakan feses maju ke depan menuju anus secara

normal akan menimbulkan kontraksi sfingter eksternus seketika itu juga, yang masih

23

Page 24: Skenario 8 Blok 9

mencegah terjadinya defekasi untuk sementara. Pikiran sadar kemudian akan

mengambil alih kontrol volunteer sfingter eksternus dan merealisasikannya untuk

menimbulkan defekasi atau mengkontraksikan lebih lanjut jika keadaan tidak

memungkinkan untuk defekasi. Bila sfingter eksternus tetap dikontraksikan, refleks-

refleks defekasi akan hilang setelah beberapa menit dan tetap hilang selama beberapa

jam atau sampai sejumlah feses tambahan memasuki rectum. Pada neonatus dan pada

beberapa orang dengan medulla spinalis yang terpotong, refleks defekasi secara

otomatis menyebabkan pengosongan usus bagian bawah pada saat yang tidak tepat

sepanjang hari karena hilangnya latihan kontrol kesadaran melalui kontraksi volunteer

sfingter ani eksternus. 7

Kesimpulan

Sistem pencernaan berperan dalam homeostasis dengan memindahkan nutrien, air,

dan elektrolit dari lingkungan eksternal ke lingkungan internal. Sistem ini tidak

mengubah penyerapan nutrien, air atau elektrolit sesuai kebutuhan tubuh, tetapi sistem

ini mengoptimalkan kondisi untuk pencernaan dan penyerapan dari apa yang kita

24

Page 25: Skenario 8 Blok 9

makan dan minum. Makanan yang kita telan merupakan sumber energi dan sumber

bahan baku untuk memperbarui dan menambah jaringan tubuh. Sebelum itu, makanan

harus dicerna, atau diuraikan secara biokimiawi, menjadi molekul-molekul sederhana

yang dapat diserap dari saluran cerna ke dalam sistem sirkulasi untuk didistribusikan

ke sel-sel.. Jika terjadi kerusakan pada salah satu saluran pencernaan, maka akan

menyebabkan gangguan pada mekanisme pencernaan. Gangguan pada aktivitas

absorbsi (digesti) akan menyebabkan seseorang kekurangan nutrisi dan bahan-bahan

untuk memperbarui tubuh. Hal ini akan menimbulkan berbagai penyakit seperti

marasmus.

Daftar Pustaka

1. Drake RL, Vogl AW, Mitchell WM. Gray dasar-dasar anatomi. 1st ed.

Elsevier: Singapore; 2012.h.134-99,585-93.

2. Winami W, Kindangen K, Inggriani Y. Buku ajar traktus digestivus. Edisi 2.

Jakarta: Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida

Wacana;2010.

3. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta : EGC ; 2006.

4. Gartner LP, Hiatt JL. Buku ajar histologi berwarna. Singapore: Saunders

Elsevier; 2012.h.355-98.

5. Fawcett D W. Buku ajar histologi. Edisi 12. Jakarta: EGC; 2005.h.499-

510,530-47,552-76.

6. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2011.h.641-92.

7. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC;

2006.h.813-66.

8. Oenzil F. Ilmu gizi: pencernaan, penyerapan dan detoksifikasi zat gizi.

Jakarta: EGC; 2004.h.27-34.

25