Skenario 5

69
BAB II PEMBAHASAN 1. Pemeriksaan fisik A. Antropometri Berat badan Berat badan bayi ditimbang dengan timbangan bayi, sedangkan pada anakdengan timbangan berdiri. Sebelum menimbang, periksa lebih dahulu apakah alat sudah dalam keadaan seimbang (jarum menunjuk angka nol). Bayi ditimbang dalam posisi berbaring telentang atau duduk (jika bayi sudah dapat duduk) tanpa menggunakan pakaian., sedangkan anak ditimbang dalam posisi berdiri tanpa sepatu dengan pakaian minimal. Sampai umur 1 tahun bayi ditimbang tiapbulan, kemudian tiap 3 bulan sampai umur 3 tahun dan dilanjutkan dengan 2 kali setahun sampai umur 5 tahun. Diatas umur 5 tahun, penimbangan dilakukan setiap tahu, kecuali bila diduga terdapat kelainan atau penyimpangan berat badan. Dalam keadaan normal, berat badan bayi umur 4 bulan sudah mencapai 2 kali berat badan lahir (BBL) dan pada umur 1 tahun sudah 3 kali berat badan lahir. 1,2 Tinggi badan Alat pengukur badan bayi disebut infantometer, salah satu ujungnya mempunyai batas yang tetap atau bagian yang statis sedang ujung lainnya mempunyai bagian yang 1

Transcript of Skenario 5

Page 1: Skenario 5

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pemeriksaan fisik

A. Antropometri

Berat badan

Berat badan bayi ditimbang dengan timbangan bayi, sedangkan pada anakdengan

timbangan berdiri. Sebelum menimbang, periksa lebih dahulu apakah alat sudah

dalam keadaan seimbang (jarum menunjuk angka nol). Bayi ditimbang dalam

posisi berbaring telentang atau duduk (jika bayi sudah dapat duduk) tanpa

menggunakan pakaian., sedangkan anak ditimbang dalam posisi berdiri tanpa

sepatu dengan pakaian minimal.

Sampai umur 1 tahun bayi ditimbang tiapbulan, kemudian tiap 3 bulan

sampai umur 3 tahun dan dilanjutkan dengan 2 kali setahun sampai umur 5 tahun.

Diatas umur 5 tahun, penimbangan dilakukan setiap tahu, kecuali bila diduga

terdapat kelainan atau penyimpangan berat badan. Dalam keadaan normal, berat

badan bayi umur 4 bulan sudah mencapai 2 kali berat badan lahir (BBL) dan pada

umur 1 tahun sudah 3 kali berat badan lahir.1,2

Tinggi badan

Alat pengukur badan bayi disebut infantometer, salah satu ujungnya mempunyai

batas yang tetap atau bagian yang statis sedang ujung lainnya mempunyai bagian

yang dapat digerakkan / digeser. Bayi diukur telentang tanpa sepatu dan tanpa topi

diatas tempat tidur yang keras. Usahakan saat mengukur tubuh bayi dalam

keadaan lurus. Panjang badan bayi dapat diukur dengan akurat dengan

meletkatkan vertex bayi pada bagian yang statis, sedangkan bagian yang dapat

bergerak menyentuh tumit bayi. Panjang badan bayi baru lahir cukup bulan ialah

sekitar 50 cm. secara kasar pada umur 1 tahun panjang bayi mencapai 1,5 kali

panjang waktu lahir dan pada umur 4 tahun 2 kali panjang waktu lahir.

Pada anak, tinggi badan diukur dalam posisi berdiri tanpa sepatu, telapak

kaki dirapatkan dengan punggung bersandar pada dinding.1,2

1

A B

Page 2: Skenario 5

Lingkar kepala

Pada bayi kurang dari 2 tahun, lingkar kepala diukur secara rutin. Pada anak yang

lebih besar, lingkaran kepala baru diukur apabila terdapat kecurigaan pada

kepalanya. Alat pengukur yang digunakan adalah pita metal yang fleksibel

sehingga dapat memberikan nilai yang benar.

Yang diukur ialah lengkaran kepala terbesar. Caranya dengan meletakkan

ppita mellingkari kepala melalui glabela pada dahi, bagian atas alis mata dan

bagian belakang kepala pasien yang paling menonjol yaitu protuberansia

oksipitalis. Pita pengukur diletakan sedemikian rupa hingga kencang melingkari

kepala.

Pada waktu lahir lingkaran kepala adalah sekitar 35 cm, pada umur 6 bulan

43,5 cm. pada umur 1 tahun lingkaran kepala sudah bertambah 12 cm dari waktu

lahir dan pada umur 6 tahun bertambah lagi 6 cm. setelah itu hanya terjadi

penambahan lingkaran kepala sedikit saja, pada waktu dewasa lingkaran kepala

adalah 55 cm.1,2

Lingkar lengan atas

Alat yang dipakai adalah pita pengukur lingkar lengan atas. Lingkarkanlah pita

pengukur pada lengan kiri atau kanan, antara akromion dan olekranon. Pada bayi

yang baru lahir lingkar lengan atas adalah 11 cm, pada umur 1 tahun lingkar

lengan atas menjadi 16 cm dan pada umur 5 tahun 17 cm.1,2

B. Pemeriksaan Denver II

Denver Developmental Screening Test (DDST) adalah salah satu dari metode

skrining terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah tes diagnostik atau

tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skring

yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukan

validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST

secara efektif dapat mengidentifikasi antara 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah

yang mengalami keterlambatan perkembangan dan pada follow up selanjutnya

ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan disekolah 5-6

tahun kemudian. Tetapi dari penelitaian Borowitz (1986) menunjukan bahwa DDST

tidak dapat mengidentifikasi lebih separoh anak dengan kelainan bicara. Frankenburg

melakukan revisi dan restandarisasi kembali DDST dan juga tugas perkembangan

2

Page 3: Skenario 5

pada sector bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi dari DDST tersebut

dinamakan Denver II.2

Aspek perkembangan yang dinilai

Berdasarkan revisi DDST yang telah dilakukan maka terdapat 125 tugas

perkembangan yang semula hanya ada 105 tugas perkembangan. (Lihat Lampiran

1 : Denver II) Semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan

perkembangan dan diatur dalam empat kelompok besar yang disebut sektor

perkembangan, yang meliputi:

Personal social (perilaku social)

Merupakan aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,

bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Fine motor adaptive ( gerakan motorik halus)

Merupakan aspek yang berhungan dengan kemampuan anak untuk mengamati

sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan

dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.

Language (bahasa)

Merupakan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti

perintah dan berbicara spontan.

Gross motor (gerakan motorik kasar)

Merupakan aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.2

Alat yang digunakan

Alat peraga : benang wol merah, kismis atau manic-manik, kubus warna

merah-kuning-hijau-biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil,

kertas dan pensil.

Lembar formulir DDST.

Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes

dan cara penilaiannya.

Prosedur DDST terdiri dari dua tahap

Tahap pertama, secara periodic dilakukan pada semua anak yang berusia :

a. 3-6 bulan

b. 9-12 bulan

3

Page 4: Skenario 5

c. 18-24 bulan

d. 3 tahun

e. 4 tahun

f. 5 tahun

Tahap kedua, dilakukan pada mereka yang dicurigai adanaya hambatan

perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi

diagnostik yang lengkap.2

Penilaian

Dari buku petunjuk terdapat penjelasan tentang bagaimana melakukan penilaian,

apakah lulus (Passed = P), gagal (Fail = F) ataukah anak tidak mendapat

kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = NO). kemudian ditarik garis

berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horizontal tugas

perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing

sektor berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil

tes diklasifikasikan dalam : Normal, Abnormal, Meragukan (Questionable) dan

tidak dapat dites (Untestable).

Abnormal (Lihat Lampiran 2)

a. Bila didapatkan dua atau lebih keterlambatan pada dua sektor atau lebih.

b. Bila dalam satu sektor atau lebih didapatkan dua atau lebih keterlambatan

plus satu sektor atau lebih dengan satu keterlambatan dan pada sektor yang

sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang brpotongan dengan

garis vertikal usia.

Meragukan (Lihat Lampiran 3)

a. Bila pada satu sektor didapatkan dua keterlambatan atau lebih.

b. Bila pada satu sektor atau lebih didapatkan satu keterlambatan dan pada

sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan

dengan garis vertikal usia.

Tidak dapat dites

Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau

meragukan.

Normal (Lihat Lampiran 4)

Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut diatas.2

4

Page 5: Skenario 5

Dalam pelaksanaan skrining dengan DDST ini, umur anak perlu ditetapkan

terlebih dahulu, dengan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk 1

tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan kebawah dan

sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan keatas. Perhitungan umur adalah

sebagai berikut : Misalnya Budi lahir pada tanggal 23 Mei 1992 dari kehamilan

yang cukup bulan dan tes dilakukan pada tnaggal 5 oktober 1994, maka

perhitungannya sebagai berikut :

1994 – 10 – 5 (saat tes dilakukan)

1992 – 5 – 23 (tanggal lahir Budi)

Umur Budi 2 – 4 – 12 = 2 tahun 4 bulan 12 hari, karena 12 hari adalah lebih kecil

dari 15 hari, maka dibulatkan kebawah, sehingga umur Budi 2 tahun 4 bulan.

Kemudian garis umur ditarik vertical pada formulir DDST yang

memotong kotak-kotak tugas perkembangan pada keempat sektor. Tugas-tugas

yang terletak disebelah kiri garis itu, pada umumnya telah dapat dikerjakan oleh

anak-anak seusia Budi (2 tahun 4 bulan). Apabila Budi gagal mengerjakan

beberapa tugas-tugas tersebut (F), maka berarti suatu keterlambatan pada tugas

tersebut. Bila tugas-tugas yang gagal dikerjakan berada pada kotak yang terpotong

pileh garis vertical umur, maka ini bukan suatu keterlambatan, karena pada

control lebih lanjut masih mungkin terdapat perkembangan lagi. Begitu pula pada

kotak-koatak disebelah kanan garis umur.

Pada ujung kotak sebelah kiri terdapat kode-kode R dan nomor. Kalau

terdapat kode R maka tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang tuanya,

sedangkan bila terdapat kode nomor maka tugas perkembangan dites sesuai

petunjuk dibalik formulir. Agar lebih cepat melaksanakan skrining, maka dapat

digunakan tahap pra skrining, maka dapat digunakan tahap praskrining dengan

menggunakan :

DDST Short Form, yang masing-masing sektor hanya diambil tiga tugas

(sehingga seluruhnya ada 12 tugas)yang ditanyakan pada ibunya. Bila

didapatkan salah satu gagal atau ditolak, maka dianggap “suspect” dan perlu

dilanjutkan dengan DDST lengkap. Dari penelitian Frankenburg didapatkan

25% anak pada pemeriksaan DDST Short From ternyata memerlukan

pemeriksaan DDST lengkap.

PDQ (Prasreening Developmental Questionnaire)

5

Page 6: Skenario 5

Bentuk kuesioner ini digunakan bagi orang tua yang berpendidikan SLTA

keatas. Dapat diisi orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik.

Dipilih 10 pertanyaan pada kuesioner yang sesuai dengan umur anak.

Kemudian dinilai berdasarkan criteria yang sudah ditentukan dan pada kasus

yang dicurigai dilakukan tes DDST lengkap.2

2. Tumbuh dan kembang anak

Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang berbeda, tetapi

saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan

pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan per

definisi adalah sebagai berikut :

- Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,

ukuran atau dimensi tingkat sel, organ, maupun individu yang bisa diukur dengan

ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolic.

- Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur

dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat

diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya

proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem

organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat

memenuhi fungsinya. Termasuk jugaperkembangan emosi, intelektual dan tingkah

laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek

fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ atau individu.

Walaupun demikian keduanya terjadi secara sinkron pada setiap individu.

Tujuan Ilmu Tumbuh Kembang adalah mempelajari berbagai hal yang

berhubungan dengan segala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang

anak baik fisik, mental dan sosial. Juga menegakkan diagnosis dini setiap kelainan

tumbuh dan kemungkinan penanganan yang efektif, serta mencari penyebab dan

mencegah keadaan tersebut.2,3

A. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang

Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang

anak, yaitu :

Faktor genetik

6

Page 7: Skenario 5

Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang

anak. Melalui instruksi genetic yang terkandung didalam sel telur yang telah

dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan

intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap

rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Yang termasuk

faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan

patologik. Potensi genetic yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan

lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. 2,3

Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya

potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya

potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan

ini merupakan lingkungan “bio-fisiko-psiko-sosial” yang mempengaruhi individu

setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya. Faktor lingkungan ini

secara garis besar dibagi menjadi :

Faktor lingkungan prenatal

Merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih

didalam kandungan, mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain :

a. Gizi ibu pada waktu hamil

Gizi ibu yang jelek sebelum terjadi kehamilan maupun pada waktu sedang

hamil, lebih sering menghasilkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR)

atau mati dapat juga menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin,

anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi,

abortus, dll.

Anak yang lahir dari ibu yang gizinya kurang dan hidup

dilingkungan miskin maka akan mengalami kurang gizi juga dan mudah

terkena infeksi dan selanjutnya akan menghasilkan wanita dewasa yang

berat dan tinggi badannya kurang pula. Keadaan ini merupakan lingkaran

setan yang akan berulang dari generasi kegenerasi selama kemiskinan

tersebut tidak ditanggulangi.2,3

b. Mekanis

7

Page 8: Skenario 5

Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan

bawaan pada bayi yang dilahirkan. Demikian pula dengan posisi janin

pada uterus dapat mengakibatkan talipes, dislokasi panggul, dll.2

c. Toksin atau zat kimia

Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat

teratogen. Misalnya obat-obatan seperti thalidomide, phenitoin, methadion,

obat-obat anti kanker, dll dapat menyebabkan kelainan bawaan. Demikian

pula dengan ibu hamil yang perokok berat atau peminium alcohol kronis

sering melahirkan bayi BBLR, lahir mati, cacat atau retradasi mental.

Keracunan logam berat pada ibu hamil, misalnya karena makan ikan yang

terkontaminasi merkuri dapat menyebabkan mikrosefali dan palsi

serebralis, seperti di Jepang yang dikenal dengan penyakit Minamata.2

d. Endokrin

Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin adalah

somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin, dll. Cacat bawaan

sering terjadi pada ibu diabetes yang hamil dan tidak mendapat pengobatan

pada trimester I kehamilan, umur ibu kurang dari 18 tahun atau lebih dari

35 tahun, defisiensi ada waktu hamil, PKU (phenylketonuria), dll.2

e. Radiasi

Radiasi pada kehamilan sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat

menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali atau cacat

bawaan lainnya. Sedangkan efek radiasi pada laki-laki dapat

mengakibatkan cacat bawaan pada anaknya.2

f. Infeksi

Infeksi intrauterine yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah

Toxoplasmosis, Rubedlla, Cytomegalaovirus, Herpes Simplex (TORCH).

Sedangkan infeksi lainnya yang dapat menyebabkan penyakit pada janin

adalah varisela, Coxakie, Echovirus, malaria, lues, HIV, polio, campak,

listeriosis, leptospira, mikoplasma, virus influenza dan virus hepatitis.2

8

Page 9: Skenario 5

g. Sters

Stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh

kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan jiwa, dll.2

h. Imunitas

Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops

fetalis, kern ikterus atau lahir mati.2

i. Anoksia embrio

Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali

pusat, menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR).

Faktor lingkungan post-natal

Merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

setelah lahir. Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari satu

sistem yang teratur yang sebagian tergantung pada organ-organ ibunya,

kesuatu system yang tergantung pada kemampuan genetik dan mekanisme

homeostatik bayi itu sendiri.

Terdapat perubahan lingkungan sebelum dan sesudah anak lahir, yaitu

lingkungan fisik, suhu luar stimulus sensoris, gizi, penyediaan oksigen dan

pengeluaran hasil metabolisme.

Masa perinatal adalah masa antara 28 minggu dalam kandungan

sampai 7 hari setelah dilahirkan, merupakan masa rawan dalam proses tumbuh

kembang anak, khususnya tumbuh kembang otak.

Dalam tumbuh kembang anak tidak sedikit peranan ibu dalam ekologi

anak, yaitu peran ibu sebagai “para genetik faktor”, yaitu pengaruh biologis

terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh psikobiologisnya terhadap

pertumbuhan postnatal dan perkembangan kepribadian. Disamping itu

pemberian ASI adalah periode ekstragestasi dengan payudara sebagai

“plasenta eksternal”, karena payudara menggantikan fungsi plasenta tidak

hanya dalam memberikan nutrisi bagi bayi, tetapi juga sangat mempunyai arti

dalam perkembangan anak karena seolah-olah hubungan anak-ibu tidak

terputus begitu dia dilahirkan kedunia. Demikian pula memberikan ASI sedini

mungkin segera setelah bayi lahir merupakan stimulasi dini terhadap tumbuh

9

Page 10: Skenario 5

kembang anak dan akan memberikan interaksi timbal balik baik bagi ibu

maupun anak. Dalam interaksi timbal balik antara ibu dan anak tersebut

terdapat keuntungan yang timbal balik pula.

a. Keuntungan yang diperoleh bayi

Bayi mendapat gizi ASI yang tinggi.

Pada ASI terdapat zat anti yang melindungi bayi terhadap berbagai

macam infeksi.

Bayi merasakan sentuhan, kata-kata dan tatapan kasih saying dari

ibunya.

Bayi mendapat kehangatan yang penting untuk tumbuh kembangnya.2-4

b. Keuntungan yang diperoleh ibu

Menimbulkan rasa percaya diri.

Sekresi hormon oksitosin yang mempercepat berhentinya perdarahan

setelah melahirkan

Hormon prolaktin yang mencegah terjadinya ovulasi yang mempunyai

efek menjarangkan kehamilan.2-4

Lingkungan post-natal yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang

anak secara umum dapat digolongkan menjadi :

a. Lingkungan biologis

Ras atau suku bangsa

Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh ras, bangsa kulit putih

atau ras Eropah mempunyai pertumbuhan somatik lebih tinggi

daripada bangsa Asia.

Umur

Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena pada masa itu

anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi. Disamping itu masa

balita merupakan dasar pembentukan kepribadian anak. Sehingga

diperlukan perhatian khusus.

Gizi

10

Page 11: Skenario 5

Makanan memegang peranan yang penting dalam tumbuh kembang

anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa, karena

makanan bagi anak dibutuhkan juga untuk pertumbuhan, dimana

dipengaruhi oleh ketahanan makanan keluarga. Ketahanan makanan

keluarga mencakup pada ketersediaan makanan dan pembagaian yang

adil makanan dalam keluarga. Satu aspek yang penting yang perlu

ditambahkan adalah keamanan pangan yang mencakup pembebasan

makanan dari berbagai “racun” fisika, kimia dan biologis yang kian

mengancam kesehatan manusia.

Perawatan kesehatan

Perawatan kesehatan yang secara teratur, tidak saja kalau anak sakit,

tetapi pemeriksaan kesehatan dan menimbang anak secara rutin setiap

bulan, akan menunjang pada tumbuh kembang anak. Oleh karena itu

pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan dianjurkan untuk dilakukan

secara komprehensif, yang mencakup aspek promotif, preventif, kuratif

dan rehabilitatif.

Kepekaan terhadap penyakit

Dengan memberikan imunisasi, maka diharapkan anak terhindar dari

penyakit-penyakit yang sering menyebabkan cacat atau kematian.

Disamping imunisasi, gizi juga memegang peranan penting dalam

kepekaan terhadap penyakit.

Penyakit kronis

Anak yang menderita penyakit menahun akan terganggu tumbuh

kembangnya dan pendidikannya, disamping itu anak juga mengalami

stres yang berkepanjangan akibat dari penyakitnya.

Fungsi metabolisme

Khusus pada anak, karena adanya perbedaan yang mendasar dalam

proses metabolisme pada berbagai umur, maka kebutuhan akan

11

Page 12: Skenario 5

berbagai nutrient harus didasarkan atas perhitungan yang tepat atau

setidak-tidaknya memadai.

Horrmon

Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang antara

lain :

Somatotropin atau growth hormon (GH)

Pengatur utama pada pertumbuhan somatik terutama pertumbuhan

kerangka. Pertambahan tinggi badan sangat dipengaruhi oleh

hormon ini, hormon ini merangsang terbentuknya somatomedin

yang kemudian berefek pada tulang rawan.

Hormon tiroid

Hormon ini mutlak diperlukan pada tumbuh kembang anak, karena

mempunyai fungsi pada metabolisme protein, karbohidrat dan

lemak. Maturasi tulang, pertumbuhan dan fungsi otak sangat

tergantung pada tersedianya hormon ini. Defisiensi hormon tiroid

mengakibatkan retardasi fisik dan mental. Sebaliknya

hipertiroidisme dapat mengakibatkan gangguan pada

kardiovaskular, metabolisme, otak, dll.

Hormon-hormon seks

Terutama mempunyai peranan dalam fertilitas dan reproduksi.

Insulin like growth factors (IGFs)

Merupakan somatomedin yang kerjanya sebagai mediator GH

dan kerjanya mirip dengan insulin. Fungsinya lainnya yaitu efek

mitogenik terhadap kondrosit, osteoblasdan jaringan lainnya. IGFs

diproduksi oleh berbagai jaringan tubuh, tetapi IGFs yang beredar

dalam sirkulasi terutama diproduksi di hepar.2

b. Faktor fisik

Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah.

Musim kemarau yang panjang atau adanya bencana alam dapat

berdampak pada tumbuh kembang anak. Demikian pula gondok

12

Page 13: Skenario 5

endemik banyak ditemukan pada daerah pegunungan, dimana air

tanahnya kurang mengandung yodium.

Sanitasi

Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun lingkungan

memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit. Akibat dari

kebersihan yang kurang maka anak akan sering sakit, misalnya diare,

cacingan, tifus abdominalis, dll. Demikian pula dengan polusi udara

yang berasal dari pabrik, asap kendaraan dan asap rokok, dapat

berpengaruh terhadap tingginya angka kejadian infeksi saluran nafas

atas (ISPA). Kalau anak sering menderita sakit, maka tumbuh

kembangnya pasti terganggu.

Keadaan rumah : struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan kepadatan

hunian.

Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunan yang

tidak membahayakan penghuninya, serta tidak penuh sesak akan

menjamin kesehatan penghuninya.

c. Faktor psikososial

Stimulasi

Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih

cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat

stimulasi.

Motivasi belajar

Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan

lingkungan yang kondusif untuk belajar, misalnya adanya sekolah

yang tidak terlalu jauh, buku-buku, suasana yang tenang, dll.

Ganjaran atau hukuman yang wajar

Kalau anak berbuat benar kita wajib memberikan pujia, tepuk tangan,

dll, yang akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk

mengulangi tingkah lakunya. Sedangkan menghukum anak dengan

13

Page 14: Skenario 5

cara-cara yang wajar kalau anak berbuat salah, masih dibenarkan.

Yang penting hukuman harus diberikan secara obyektif, disertai

pengertian dan maksud dari hukuman tersebut. Sehingga anak tahu

mana yang baik dan yang tidak baik, akibatnya akan menimbulkan rasa

percaya diri pada anak yang penting untuk perkembangan kepribadian

anak kelak kemudian hari.

Kelompok sebaya

Untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memererlukan

teman sebaya. Perhatian dari orang tua tetap dibutuhkan untuk

memantau dengan siapa anak tersebut bergaul.

Stres

Stres dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak, misalnya anak akan

menarik diri, rendah diri, terlambat berbicara, nafsu makan menurun,

dll.

Sekolah

Dengan adanya wajib belajar 9 tahun sekarang ini, diharapkan setiap

anak mendapat kesempatan duduk dibangku sekolah minimal 9 tahun.

Sehingga dengan mendapat pendididkan yang baik, maka diharapkan

dapat meningkatkan taraf hidup anak-anak tersebut. Yang masih

menjadi masalah saat ini adalah masih banyak anak-anak yang

terpaksa meninggalkan bangku sekolah karean harus membantu

mencari nafkah untuk keluarganya.

Cinta dan kasih sayang

Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan dilindungi. Anak

memerlukan kasih saying dan perlakuan yang adil dari orang tuanya.

Agar kelak kemudia hari anak dapat memberikan kasih sayangnya pula

kepada sesamanya. Kasih saying yang dibeikan secara berlebihan yang

menjurus kearah memanjakan akan menghambat bahkan mematikan

perkembangan kepribadian anak. Akibatnya, anak akan menjadi

manja,kurang mandiri, pemboros, sombong dan kurang bisa menerima

kenyataan.

14

Page 15: Skenario 5

Kualitas interaksi anak-orang tua

Interaksi timbal balik antara orang tua dan anak akan menimbulakan

keakraban dalam keluarga. Anak akan terbuka kepada orang tuanya,

sehingga komunikasi dapat dua arah dan segala permasalahan dapat

dipecahkan bersam karena adanya keterdekatan dan kepercayaan

antara orang tua dan anak.2

d. Faktor keluarga dan adat istiadat

Pekerjaan atau pendapatan keluarga

Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang

anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik

yang primer maupun yang sekunder.

Pendidikan ayah atau ibu

Dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala

informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik,

bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya, dll.

Jumlah saudara

Jumlah anak yang banyak dalam keluarga yang sosial ekonominya

rendah selain mengakibatkan kurangnnya kasih saying dan perhatian

pada anak, juga kebutuhan primer seperti makanan, sandang dan

perumahan pun tidak terpenuhi.

Jenis kelamin

Pada masyarakat tradisional, wanita mempunyai status yang lebih

rendah dibandingkan dengan laki-laki, sehingga dalam pendidikan,

masih banyak ditemukan wanita yang buta huruf.

Stabilitas rumah tangga

Tumbuh kembang anak akan berbeda pada keluarga yang harmonis,

dibandingkan dengan mereka yang kurang harmonis.

15

Page 16: Skenario 5

Kepribadian ayah atau ibu

Kepribadian ayah atau ibu yang terbuka tentu pengaruhnya berbeda

terhadap tumbuh kembang anak, bila dibandingkan dengan mereka

yang kepribadiannya tertutup.

Adat-istiadat, norma-norma, tabu-tabu

Adat istiadat yang berlaku ditiap daerah akan berpengaruh terhadap

tumbuh kemang anak. Misalnya di Bali karrena seringnya upacara

agama yang diadakan oleh suatu keluarga, dimana harus disediakan

berbagai makanan dan buah-buahan, maka sangat jarang terdapat anak

yang gizi buruk karena makanan maupun buah-buahan tersebut akan

dimakan bersama setelah selesai upacara.

Agama

Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada anak-anak sedini

mungkin, karena dengan memahami agama akan menuntun umatnya

untuk berbuat kebaikan dan kebajikan.2

B. Kebutuhan dasar anak

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara umum digolongkan menjadi 3

kebutuhan dasar.

Kebutuhan fisik-biomedis (“ASUH”)

Meliputi :

Pangan atau gizi merupakan kebutuhan yang terpenting.

Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI,

penimbangan bayi atau anak yang teratur, pengobatan jika sakit, dll.

Papan atau pemukiman yang layak.

Higine perorangan, sanitasi lingkungan.

Sandang

Kesegaran jasmani, rekreasi, dll.2

Kebutuhan emosi atau kasih saying (ASIH)

Pada tahun-tahun pertama kehiduapan,hubungan yang erat mesra dan selaras

antara ibu atau pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk

menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial.

16

Page 17: Skenario 5

Berperannya dan kehadiran ibu atau penggantinya sedini atau selanggeng

mungkin akan menjalin rasa aman bagi bayinya. Ini diwujudkan dengan kontak

fisik dan psikis sedini mungkin, misalnya dengan ment-yusui bayi seceapat

mungkin segera setelah lahir. Kekurangan kasih saying ibu pada tahun-tahun

pertama kehidupan mempunyai dampak negative pada tumbuh kembang anak

baik fisik, mental, maupun social emosi yang disebut Sindrom Deprivasi

Maternal.2

Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)

Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar pada anak. Stimulasi

mental ini mengembangkan perkembangan mental psikososial, seperti kecerdasan,

keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika,

produktivitas, dll.2

C. Ciri-ciri tumbuh kembang anak

Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai maturasi

atau dewasa yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Ini berarti

bahwa tumbuh kembang sudah terjadi sejak didalam kandungan dan setelah

kelahiran merupakan suatu masa dimana mulai saat itu tumbuh kembang anak

dapat dengan mudah diamati.

Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa perlambatan,

serta laju tumbuh kembang yang berlainan diantara organ-organ. Terdapat 3

periode pertumbuhan cepat, yaitu pada masa janin, masa bayi 0-1 tahun dan masa

pubertas.

Pola perkembangan adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya berbeda

antara anak satu dengan yang lain. Contoh, anak akan belajar duduk sebelum

belajar berjalan, tetapi umur saat anak belajar duduk atau berjalan berbeda antara

satu dengan lainnya.

Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf. Contoh,

tidak ada latihan yang dapat menyebabkan anak dapat berjalan samapi sistem

17

Page 18: Skenario 5

saraf saraf untuk itu, tetapi tidak adanya kesempatan praktek akan menghambat

kemampuan ini.

Aktifitas seluruh tubuh digganti respons individu yang khas. Contoh, bayi akan

menggerakkan seluruh tubuhnya, tangan dan kakinya kalau melihat sesuatu yang

menarik.

Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal. Langkah pertama sebelum berjalan

adalah perkembangan menegakkan kepala.

Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum

gerakan volunter tercapai.

Setiap anak adalah individu yang unik, karena faktor bawaan dan lingkungan

yang berbeda, maka pertumbuhan dan pencapaian kemampuan perkembangannya

juga berbeda., tetapi tetap akan menuruti patokan umum. Sehingga diperlikan criteria

sampai seberapa jauh keunikan seorang anak tersebut, apakah masih dalam batas-

batas normal atau tidak. Dikenal normal dalam arti medis dan normal dalam arti

statistik. Normal dalam arti medis yaitu apabila pertumbuhan dan perkembangan baik

fisik, intelek dan kepribadian berlangsung harmonis. Normal dalam arti statistik

adalah apabila anak tersebut berada dalam batas 2 SD dibawah atau diatas mean kurva

sebaran normal menurut Gauss, dimana seorang anak dibandingkan dengan anak

sebayanya. Jadi mungkin saja seorang anak termasuk abnormal dalam arti statistic

tetapi sesungguhnya masih normal dalam arti medis, misalnya anak dari keluarga

yang bertubuh kecil.2

D. Tahap-tahap tumbuh kembang anak

Walaupun terdapat variasi yang besar, akan tetapi setiap anak akan melalui

suatu “milestone” yang merupakan tahapan dari tumbuh kembangnya dan tiap-tiap

tahap mempunya cirri tersendiri. Dari kepustakaan terdapat berbagai pendapat

mengenai pembagian tahap-tahap tumbuh kembang ini, tetapi pada tulisan ini

18

Page 19: Skenario 5

digunakan pembgian berdasarkan Hasil Rapat Kerja UKK Pediatri Sosial di Jakarta,

Oktober 1986, yaitu dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 2.1. Tahap-tahap tumbuh kembang anak.

Sesungguhnya tiap-tiap tahap tumbuh kembang tersebut tidak terdapat bats

yang jelas, karena proses tumbuh kembang berjalan secara berkesinambungan.2

E. Pertumbuhan fisik

Merupakan hasil dari perubahan benruk dan fungsi dari organisme. Dibagi menjadi

dua yaitu pertumbuhan janin intrauterin dan pertumbuhn setelah lahir, yang masing-

masing akan dibahas dibawah ini.

Pertumbuhan janin intrauterin

Pada masa embrio yaitu 8 minggu pertama kehamilan, sel telur yang telah dibuahi

berdiferensiasi secara cepat menjadi organisme yang mempunyai bentuk anatomis

seperti manusia. Pada sistem-sistem tertentu organogenesis diteruskan sampai

lebih dari 8 minggu, oleh karena itu yang mengatakan bahwa 12 minggu pertama

kehamilan sebagai masa embrio.

Mortalitas pada masa embrio ini tinggi, yang disebabkan oleh abnormalitas

dari gen atau kromosom dan gangguan kesehatan ibu. Makin tua umur ibu

merupakan predisposisi kromosom dan gangguan kesehatan ibu. Sedangkan

19

Page 20: Skenario 5

infeksi pada ibu terutama yang disebabkan oleh TORCH yang jika terjadi pada

trimester I kehamilan sering menyebabkan kelainan bawaan.

Pada masa janin yaitu kehamilan 9-40 minggu pertumbuhan berjalan cepat

dan mulai berfungsinya organ-organ. Mortalitas pada masa janin terjadi akibat

gangguan oksigenasi, infeksi, trauma, radiasi, bahan kimia, gizi ibu dan imunitas.

Pada janin umur 8 minggu beratnya hanya 1 gram dengan panjangnya 2,5 cm.

pada 12 minggu beratnya 14 gram dan panjangnya 7,5 cm. jenis kelamin bisa

dikenali pada akhir trimester I. Pada kehamilan 16 minggu berat janin 100 gram

dan panjangnya 17 cm. pada umur kehamilan 20 minggu berat janin 500 gram, 28

minggu 1000 gram dan panjangnya 35 cm, 8 bulan usia kehamilan berat janin

1500 gram dan 9 bulan usia kehamilan atau pada waktu dilahirkan rata-rata berat

bayi 3200 gram, panjang badan 50 cm dan lingkar kepala 34 cm. Pertumbuhan

janin yang pesat pada trimester III kehamilan ini adalah sebagai akibat dari

bertambahnya jaringan lemak subkutan dan massa otot.2

Pertumbuhan setelah lahir

Berat badan

Pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali pada

hari ke 10. Berat badan menjadi dua kali berat badan waktu lahir pada bayi

umur 5 bulan, menjadi tiga kali berat badan lahir pada umur 1 tahun, dan

menjadi empat kali berat badan lahir pada umur 2 tahun. Pada masa

prasekolah kenaikan berat badan rata-rata 2 kg/tahun. Kemudian

pertumbuhan konstan mulai berakhir dan dimulai ”pre-adolescent growth

spurt” (pacu tumbuh pra-adolesen) dengan rata-rata kenaikan beratbadan 3-3,5

kg/tahun, yang kemudian dilanjutkan dengan ”adolescent growth spurt ” (pacu

tumbuh adolesen). Dibandingkan anak laki-laki, ”growth spurt” (pacu tumbuh)

anak perempuan lebih cepat yaitu sekitar umur 8 tahun, sedangkan anak laki-

laki baru pada sekitar umur 10 tahun. Tetapi pertumbuhan anak perempuan

lebih cepat terhenti daripada anak laki-laki. Anak perempuan umur 18 tahun

sudah tidak tumbuh lagi, sedangkan anak laki-laki baru berhenti tumbuh pada

umur 20 tahun.

Tinggi badan

20

Page 21: Skenario 5

Rekaman tinggi badan yang terkenal dan tertua dibuat pada abad ke 18 oleh

Count Philbert de Montbeillard, dengan merekam tinggi badan anak laki-

lakinya setiap 6 bulan sejak lahir sampai 18 tahun.

Gambar 2.6.a. adalah kurva jarak tempuh yang menggambarkan tinggi badan

anak dari umur keumur secara suksesif. Gambar 2.6.b. adalah kurva laju

pertumbuhan yang dengan demikian sebenarnya menggambarkan keadaan

anak tersebut pada setiap saat tertentu, sedangkan kurva jarak tempuh sangat

tergantung pada seberapa jauh anak tersebut telah tumbuh pada saat-saat

sebelumnya.

Dar gambar 2.6. terlihat pada umumnya laju pertumbuhan berkurang

sejak lahir sampai selesainya proses pertumbuhan. Pada kurva ini tampak

bahwa sejak lahir sampai umur 4-5 tahun laju pertumbuhan dengan cepat

berkurang dan kemudian mengurang secara perlahan-lahan hingga umur 5-6

tahun. Sejak saat ini sampai awal pacu pertumbuhan, maka pertumbuhan

bersifat konstan. Namun sering terjadi suatu enaikan kecil yang terjadi antara

6-8 tahun yang secara umum menyebabkan suatu gelombang lagi pada kurva

laju pertumbuhn, tetapi hal ini tidak selalu ada.

Rata-rata kenaikan tinggi badan pada anak prasekolah adalah 6-8

cm/tahun. Kemudian pada masa remaja terjadi pacu tumbuh adolesen, yang

berbeda antara anak laki-laki dan perempuan seperti halnya berat badan. Anak

perempuan umumnya memulai pacu tumbuh tinggi badan adolesennya kira-

kira pada umur 10,5 tahun dam mencapai puncaknya kira-kira umur 12 tahun

di Inggris dan 3 bulan lebih awal di Amerika. Anal laki-laki memulai pacu

tumbuh dan mencapai puncaknya 2 tahun kemudian. Namun puncak untuk

anak laki-laki lebih tinggi daripada anak perempuan. Rata-rata laju

pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki 10,3 cm per tahun dibandingkan

dengan 9 cm per tahun pada anak perempuan.

Rumus prediksi tinggi akhir anak sesuai dengan potensi genetik

berdasarkan data tinggi badan orang tua dengan asumsi bahwa semuanya

tumbuh optimal sesuai dengan potensinya, adalah sebagai berikut :

a. TB anak perempuan = (TB ayah – 13 cm) + TB ibu ± 8,5 cm

2

21

Page 22: Skenario 5

b. TB anak laki – laki = (TB ibu + 13 cm) + TB ayah ± 8,5 cm

2

(13 cm adalah rata-rata selisih tinggi badan antara orang dewasa laki-laki dan

perempuan di Inggris dan 8,5 cm adalah nilai absolut tinggi badan.)

Sehingga terdapat suatu rentangan antara angka tertinggi dan terendah.

Apabila seorang anak dapat mencapai tinggi antara 2 angka itu, maka secara

medis tidak perlu ada tindakan atau intervensi. Tinggi badan juga dapat

diperkirakan menggunakan rumus sebagai berikut :

a. Lahir 50 = cm

b. 1 tahun = 75 cm

c. 2-12 tahun = umur (tahun) x 6 + 77

Sedangkan kalau dilihat dari proporsi antara kepala, badan serta

anggota gerak maka akan tampak perbedaan yang jelas antara janin, anak-anak

dan dewasa, yaitu sebagai berikut :

a. Pada waktu janin umur 2 bulan, kepala tampak sama besar dan

memanjang, dimana ukuran panjang kepala hampir sama dengan panjang

badan ditambah tungkai bawah. Anggota gerak sangat pendek.

b. Pada waktu lahir, kepala relatif masih besar, muka bulat, ukran antero-

posterior dada masih lebih besar, perut membuncit dan anggota gerak

relatif lebih pendek. Sebagai titik tengah tinggi badannya adalah setinggi

umbilikus.

c. Pada dewasa, anggota gerak lebih panjang dan kepala secara proporsional

kecil, sehingga titik tengah adalah setinggi simfisis pubis.2

Kepala

Lingkar kepala pada waktu lahir rata-rata 34 cm dan besarnya lingkar kepala

ini lebih besar dari lingkar dada. Pada umur 6 bulan lingkar kepala rata-rata

adalah 44 cm, umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm.

Pertumbuhan tulang kepala mengikuti pertumbuhan otak, demikian

pula sebaliknya. Pertumbuhan otak yang tercepat terjadi pada trimester III

kehamilan sampai 5-6 bulan pertama setelah lahir. Pada masa ini terjadi

pembelahan sel-sel otak yang pesat., setelah itu pembelahan melambat dan

terjadi pembesaran sel-sel otak saja. Sehingga pada waktu lahir berat otak bayi

22

Page 23: Skenario 5

¼ berat otak dewasa, tetapi jumlah selnya sudah mencapai 2/3 jumlah sel otak

orang dewasa.

Masa pesat pertumbuhan jaringan otak adalah rawan, setiap gangguan

pada masa itu akan mengakibatkan gangguan pada jumlah sel otak dan

mielinisasi yang tidak bisa dikejar pada masa pertubmbuhan berikutnya.2

Gigi

Gigi pertama tumbuh pada umur 5-9 bulan, pada umur 1 tahun sebagaian

besar anak mempunyai 6-8 gigi susu. Selama tahun kedua gigi tumbuh lagi 8

biji, sehingga jumlah seluruhnya sekitar 14-16 gigi dan pada umur 2½ tahun

sudah tercapai 20 gigi susu. Sedangkan waktu erupsi gigi tetap adalah sebagai

berikut :

a. Molar pertama 6 - 7 tahun

b. Incisor 7 - 9 tahun

c. Premolar 9 - 11 tahun

d. Kaninus 10 - 12 tahun

e. Molar kedua 12 - 16 tahun

f. Malar ketiga 17 - 25 tahun

Jaringan lemak

Jaringan lemak menentukan ukuran dan bentuk tubuh seseorang. Pertambahan

sel lemak meningkat pada trimester III kehamilan sampai pertengahan masa

bayi. Setelah itu jumlah sel lemak tidak banyak bertambah. Banyak dan

besarnya sel lemak menentukan gemuk atau kurusnya seseorang. Pertumbuhan

jaringan lemak melambat sampai anak berumur 6 tahun, anak kelihatan kurus

atau langsing. Jaringan lamak akan bertambah lagi pada anak perempuan umur

8 tahun dan pada anak laki-laki umur 10 tahun sampai menjelang awal

pubertas. Setelah itu pertambahan jaringan pada pria mengurang, sedangkan

pada wanita bertambah dan mengalami reorganisasi hingga dicapai bentuk

tubuh wanita dewasa.2

Organ-organ tubuh

Pertumbuhan organ-organ tubuh mengikuti polanya sendiri-sendiri. Secara

umum terdapat pola pertumbuhan organ, yaitu :

23

Page 24: Skenario 5

a. Pola umum

Yang mengikuti pertumbuhan pola ini adalah tulang panjang, otot skelet,

system pencernaan dan pernafasan, peredaran darah dan volume darah.2

b. Pola neural

Yaitu perkembangan otak bersama-sama tulang tengkorak yang

melindunginya, mata dan telinga berlangsung lebih dini.2

c. Pola limfoid

Pertumbuhan mencapai maksimum sebelum adolesensi kemudian menurun

hingga mencapai ukuran dewasa.2

d. Pola genital

Organ-organ reproduksi mengikuti pola ini.

Pada anak laki-laki pacu tinggi badan dimulai kira-kira setahun setelah

pembesaran testis dan mencapai puncak pada tahun berikutnya bila pertumbuhan

panis mencapai maksimum dan rambut pubis pada stadium 3-4. Pada anak

perempuan tanda pubertas pertama pada umumnya adalah pertumbuhan payudara

stadium dua atau disebut “breast bud,” yaitu terdiri dari penonjolan putting

disertai pembesaran areola mamae sekitar umur 8-12 tahun. Haid pertama

(menarche) rata-rata pada umur 10,5-15,5 tahun.

Pertumbuhan organ-organ didalam tubuh sesuai dengan bentuk tubuh

seseorang. Pada orang yang pendek akan mempunyai organ-organ yang lebih

pendek daripada orang yang tinggi dan pada perempuan mempunyai organ yang

lebih kecil dari laki-laki. Pertumbuhan beberapa oragan seperti hati, pancreas,

adrenal, ovarium dan testis masih tumbuh untuk beberapa lama setelah

pertumbuhan tulang berhenti.2

F. Perkembangan anak balita

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa

ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan

selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,

kesadaran social, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan

landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar

24

Page 25: Skenario 5

kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Sehingga setiap baik, akan mengurangi

kualitas sumberdaya manusia kelak kemudian hari.

Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan

rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensi berkembang, sehingga perlu

mendapat perhatian. Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan san

interaksi antara anak dengan orang tuanya atau orang dewasa lainnya. Perkembangan

anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada

berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih didalam kandungan.

Sedangkan lingkungan yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan

anak. Frankenburg dkk tahun 1981 melalui DDST mengemukakan empat parameter

perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita. Pada DDST

banyak “milestone” atau tingkat perkembangan yang harus dicapai anak pada umur

tertentu. Dengan mengetahui “milestone”, maka kita dapat mengetahui apakah seorng

anak perkembangannya terlambat ataukah masih dalam batas-batas normal.

Kalau ada kecurigaan, kita dapat melakukan tes skrining, antara lain DDST.

Sehingga deteksi dini dan intervensi dini dapat dilakukan, agar tumbuh kembang anak

dapat lebih optimal.2

3. Imunisasi

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif

terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak

terjadi penyakit. Imunisasi adalah usaha untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit

infeksi pada bayi, anak dan juga orang dewasa. Imunisasi merupakan program utama

suatu negara. Bahkan merupakan salah satu alat pencegahan penyakit yang utama

didunia. Penyelenggaraan imunisasi diatur secara universal melalui berbagai kesepakatan

yang difasilitasi oleh badan dunia seperti WHO dan UNICEF. Pertemuan international

biasanya diselenggarakan secara teratur baik untuk tukar menukar pengalaman, evaluasi,

perlu tidaknya bantuan dan lain sebagainya. Imunisasi dibedakan benjadi dua, sebagai

berikut :

A. Imunisasi dasar

Sesuai dengan program pemerintah, anak-anak wajib mendapatkan imunisasi dasar

terhadap tujuh macam penyakit yaitu TBC, difteria, tetanus, batuk rejan (pertusis),

polio, campak (measles, morbili) dan hepatitis B. Berikut ini penjelasan mengenai

beberapa vaksin yang sering diberikan pada anak :

25

Page 26: Skenario 5

Vaksin BCG

Penularan penyakit TBC terhadap seorang anak dapat terjadi karena terhirupnya

percikan udara yang mengandung kuman TBC. Kuman ini dapat menyerang

berbagai organ tubuh, seperti paru-paru (paling sering terjadi), kelenjar getah

bening, tulang, sendi, ginjal, hati, atau selaput otak (yang terberat). Pemberian

imunisasi BCG sebaiknya dilakukan pada bayi yang baru lahir sampai usia 12

bulan, tetapi imunisasi ini sebaiknya dilakukan sebelum bayi berumur 2 bulan.

Imunisasi ini cukup diberikan satu kali saja. Bila pemberian imunisasi ini

"berhasil," maka setelah beberapa minggu di tempat suntikan akan timbul

benjolan kecil. Karena luka suntikan meninggalkan bekas, maka pada bayi

perempuan, suntikan sebaiknya dilakukan di paha kanan atas. Biasanya setelah

suntikan BCG diberikan, bayi tidak menderita demam.3,5,6

Vaksin DPT (Difteria, Pertusis, Tetanus)

Kuman difteri sangat ganas dan mudah menular. Gejalanya adalah demam tinggi

dan tampak adanya selaput putih kotor pada tonsil (amandel) yang dengan cepat

meluas dan menutupi jalan napas. Selain itu racun yang dihasilkan kuman difteri

dapat menyerang otot jantung, ginjal, dan beberapa serabut saraf. Racun dari

kuman tetanus merusak sel saraf pusat tulang belakang, mengakibatkan kejang

dan kaku seluruh tubuh. Pertusis (batuk 100 hari) cukup parah bila menyerang

anak balita, bahkan penyakit ini dapat menyebabkan kematian.

Di Indonesia vaksin terhadap difteri, pertusis, dan tetanus terdapat dalam 3

jenis kemasan, yaitu: kemasan tunggal khusus untuk tetanus, bentuk kombinasi

DT, dan kombinasi DPT. Imunisasi dasar DPT diberikan 3 kali, yaitu sejak bayi

berumur 2 bulan dengan selang waktu penyuntikan minimal selama 4 minggu.

Suntikan pertama tidak memberikan perlindungan apa-apa, itu sebabnya suntikan

ini harus diberikan sebanyak 3 kali. Imunisasi ulang pertama dilakukan pada usia

1 - 2 tahun atau kurang lebih 1 tahun setelah suntikan imunisasi dasar ketiga.

Reaksi yang terjadi biasanya demam ringan, pembengkakan dan nyeri di tempat

suntikan selama 1-2 hari. Imunisasi ini tidak boleh diberikan kepada anak yang

sakit parah dan yang menderita kejang demam kompleks.3,5,6

Vaksin Polio

26

Page 27: Skenario 5

Gejala yang umum terjadi akibat serangan virus polio adalah anak mendadak

lumpuh pada salah satu anggota geraknya setelah demam selama 2-5 hari.

Terdapat 2 jenis vaksin yang beredar, dan di Indonesia yang umum diberikan

adalah vaksin Sabin (kuman yang dilemahkan). Cara pemberiannya melalui

mulut. Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru lahir atau berumur beberapa hari

dan selanjutnya diberikan setiap 4-6 minggu. Pemberian vaksin polio dapat

dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B, dan DPT.3,5,6

Vaksin Campak (Morbili, Measles)

Penyakit ini sangat mudah menular. Gejala yang khas adalah timbulnya bercak-

bercak merah di kulit setelah 3-5 hari anak menderita demam, batuk, atau pilek.

Bercak merah ini mula-mula timbul di pipi yang menjalar ke muka, tubuh dan

anggota badan. Bercak merah ini akan menjadi coklat kehitaman dan menghilang

dalam waktu 7-10 hari. Pada stadium demam, penyakit campak sangat mudah

menular. Sedangkan pada anak yang kurang gizi, penyakit ini dapat diikuti oleh

komplikasi yang cukup berat seperti radang otak (encephalitis), radang paru, atau

radang saluran kencing. Bayi baru lahir biasanya telah mendapat kekebalan pasif

dari ibunya ketika dalam kandungan dan kekebalan ini bertahan hingga usia bayi

mencapai 6 bulan. Imunisasi campak diberikan kepada anak usia 9 bulan.

Biasanya tidak terdapat reaksi akibat imunisasi. Namun adakalanya terjadi demam

ringan atau sedikit bercak merah pada pipi di bawah telinga, atau pembengkakan

pada tempat suntikan.3,5,6

Vaksin Hepatitis B

Cara penularan hepatitis B dapat terjadi melalui mulut, transfusi darah, dan jarum

suntik. Pada bayi, hepatitis B dapat tertular dari ibu melalui plasenta semasa bayi

dalam kandungan atau pada saat kelahiran. Virus ini menyerang hati dan dapat

menjadi kronik/menahun yang mungkin berkembang menjadi cirrhosis

(pengerasan) hati dan kanker hati di kemudian hari. Imunisasi dasar hepatitis B

diberikan 3 kali dengan tenggang waktu 1 bulan antara suntikan pertama dan

kedua, dan tenggang waktu 5 bulan antara suntikan kedua dan ketiga.3,5,6

Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella).

27

Page 28: Skenario 5

Vaksin ini masih diimpor dan harganya cukup mahal. Penyakit gondongan

sebenarnya tidak berbahaya, tetapi bisa mengakibatkan komplikasi yang serius

seperti radang otak dan radang buah pelir (pada pria) atau kandung telur (pada

wanita) dan dapat mengakibatkan kemandulan. Penyakit rubella sebenarnya

ringan, tetapi dapat membahayakan karena dapat merusak janin dalam kandungan

pada masa kehamilan muda. Imunisasi MMR diberikan satu kali setelah anak

berumur 15 bulan. Imunisasi ulang dilakukan setelah anak berusia 12 tahun.3,5,6

Vaksin Tifus atau Demam Tifoid

Vaksin ini tidak diwajibkan dengan pertimbangan bahwa penyakit tifus tidak

berbahaya pada anak dan jarang menimbulkan komplikasi. Gejala penyakit yang

khas adalah demam tinggi yang dapat berlangsung lebih dari 1 minggu disertai

dengan lidah yang tampak kotor, sakit kepala, mulut kering, rasa mual, lesu, dan

kadang-kadang disertai sembelit atau mencret. Ada 2 jenis vaksin demam tifoid,

yaitu vaksin oral (Vivotif) dan vaksin suntikan (TyphimVi). Vaksin suntikan

diberikan sekali pada anak umur 2 tahun dan diulang setiap 3 tahun. Vaksin oral

diberikan pada anak umur 6 tahun atau lebih. Kemasan vaksin oral terdiri dari 3

kapsul yang diminum sekali sehari dengan selang waktu 1 hari.3,5,6

Vaksin Radang Selaput Otak Haemophilus influenzae tipe B (Hib)

Penyakit ini berbahaya dan paling sering menyerang anak usia 6-12 bulan. Radang

selaput otak Hib sering mengakibatkan cacat saraf atau kematian. Di Indonesia

telah beredar 2 jenis vaksin Hib, yaitu Act-HIB buatan Perancis dan PedvaxHIB

buatan USA.

PedvaxHIB: Imunisasi dasar diberikan 2 kali pada usia 2-14 bulan dengan

selang waktu 2 bulan. Bila dosis kedua diberikan pada usia di bawah 12 bulan,

maka imunisasi ulangan harus diberikan paling cepat 2 bulan setelah suntikan

kedua. Untuk anak yang baru mendapat imunisasi setelah berusia lebih dari 15

bulan, maka imunisasi cukup diberikan satu kali tanpa ulangan.

ActHIB: Imunisasi dasar diberikan pada usia 2-6 bulan sebanyak 3 kali

dengan jarak waktu 1-2 bulan. Imunisasi ulangan diberikan 12 bulan setelah

imunisasi terakhir. Bila imunisasi diberikan pada usia 1-5 tahun maka cukup

diberikan satu kali tanpa ulangan.3,5,6

28

Page 29: Skenario 5

Vaksin Hepatitis A

Walaupun gejalanya lebih nyata dan lebih berat dari hepatitis B, penyakit ini

jarang menyebabkan komplikasi atau kematian. Tanda-tandanya adalah demam,

mual, lesu, mata dan kulit kekuningan disertai warna kencing seperti air teh.

Biasanya akan sembuh dalam waktu 2-3 minggu. Imunisasi dasar dengan vaksin

Havrix diberikan 2 kali dengan selang waktu 2-4 minggu. Dosis ke-3 diberikan 6

bulan setelah suntikan pertama.3,5,6

Vaksin Cacar Air (Varicella)

Cacar air merupakan penyakit yang sangat menular, tetapi ringan. Gejalanya khas,

mula-mula timbul bintik kemerahan yang makin membesar membentuk

gelembung berisi air dan akhirnya mengering dalam waktu 1 minggu. Gejala ini

mula-mula muncul di daerah perut, dada dan punggung, kemudian menyebar ke

muka, kepala dan anggota badan. Komplikasi yang mungkin timbul adalah radang

kulit, radang paru (pneumonia), radang otak (encephalitis), atau varicella

kongenital bila ibu menderita varicella pada kehamilan muda. Harga vaksin

(Varillix) masih mahal, karena itu direkomendasikan diberikan pada anak berusia

di atas 12 tahun yang belum pernah terkena varicella dan diulang 6-8 minggu

kemudian.3,5,6

B. Imunisasi ulang

Vaksin DPT

Imunisasi ulang berikutnya dilakukan pada usia 6 tahun atau kelas 1 SD. Pada saat

kelas 6 SD diberikan lagi imunisasi ulang dengan vaksin DT (tanpa P).3,5,6

Vaksin Polio

Imunisasi ulangan diberikan bersamaan dengan imunisasi ulang DPT.3,5,6

Hepatitis B

Imunisasi hepatitis B dapat dipertimbangkan pada umur 10-12 tahun. Penelitian

kohort multisenter di Thailand dan Taiwan terhadap bayi dari ibu yang mengidap

hepatitis B yang telah memperoleh imunisasi dasar 3X pada masa bayi, dapat

diulangi pada umur 5 tahun, 90,7% diantaranya masih memiliki titer antibody anti

HBs yang protektif (titer anti HBs >10 mlU/ml). mengingat pola apidemiologi

hepatitis B di Indonesia mirip dengan Negara tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa imunisasi ulang pada umur 5 tahun tidak diperlukan kecuali apabila titer

29

Page 30: Skenario 5

anti HbsAg < 10mlU/ml. 3. DPT Imunisasi ulang yang pertama dilakukan pada

usia 1,5 - 2 tahun atau kurang lebih 1 tahun setekah penyuntikan imunisasi dasar

ketiga. Imunisasi ulang berikutnya dilakukan pada usia 6 tahun atau saat kelas 1

SD. Pada saat kelas 6 SD diberikan lagi imunisasi ulang dengan vaksin DT (tanpa

P).3,5,6

Tetanus Toksoid

Tetanus kelima diberikan pada usian masuk sekolah akan memperpanjang

imunitas 10 tahun lagi sampai umur 17-18 tahun. Dengan 5 dosis toksoid tetanus

pada anak dihitung setara dengan 4 dosis toksoid dewasa.3,5,6

Polio

Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun sejak imunisasi polio 4, selanjutnya

saat masuk sekolah (5-6 tahun).3,5,6

Campak

Penelitian titer antibody campak pada anak usia 6-11 tahun oleh badan penelitian

dan pengembangan DepKes dan KeSos tahun 1999 mendapatkan hanya 71,9%

anak yang masih mempunyai antibodi campak diatas ambang pencegahan,

sedangkan 28,3% diantaranya kelompok usia 5-7 tahun parnah menderita campak

walaupun sudah diimunisasi campak saat bayi. Bedasarkan penelitian tersebut

dianjurkan pemberian imunisasi campak ulang pada saat masuk sekolah dasar (5-6

tahun, guna mempertinggi serokonversi).3,5,6

4. Gizi anak

A. Kebutuhan gizi

Prinsip gizi seimbang bagi bayi

Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi

dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi

jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan atau pendamping ASI.

Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan

tambahan sewaktu hamil atau menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan

untuk memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/hari. Oleh karena itu, susu bayi

mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc

susu tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut.6

Macam-macam makanan bayi

30

Page 31: Skenario 5

Makanan bayi beraneka ragam macamnya yaitu :

ASI ( Air Susu Ibu)

Makanan yang paling baik untuk bayi segera lahir adalah ASI. ASI

mempunyai keunggulan baik ditinjau segi gizi, daya kekebalan tubuh,

psikologi, ekonomi dan sebagainya.

Manfaat ASI :

a. Bagi ibu

Aspek kesehatan ibu : isapan bayi akan merangsang terbentuknya

oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin akan membantu involusi

uterus dan mencegah terjadi perdarahan post partum. Penundaan haid

dan berkurangnya perdarahan post partum mengurangi prevalensi

anemia zat besi. Selain itu, mengurangi angka kejadian karsinoma

mammae. Pemberian ASI secara penuh selama paling tidak enam

bulan membantu ibu kembali pada bentuk tubuh semula tanpa

menjalankan diet khusus.

Aspek keluarga berencana : merupakan KB alami, sehingga dapat

menjarangkan kehamilan. Menurut penelitian, rerata jarak kehamilan

pada ibu yang menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak 11

bulan.

Aspek psikologis : ibu akan merasa bangga dan diperlukan oleh bayinya

karena dapat menyusui.4,7,8

b. Bagi bayi

Nutrien (zat gizi) yang sesuai untuk bayi : mengandung lemak,

karbohidrat, protein, garam dan mineral serta vitamin.

Mengandung zat protektif : terdapat zat protektif berupa laktobasilus

bifidus, laktoferin, lisozim, komplemen C3 dan C4, faktor

antistreptokokus, antibodi, imunitas seluler dan tidak menimbulkan

alergi. Keberadaan antibodi dan sel-sel makrofag dalam kolostrum dan

ASI memberikan perlindungan terhadap jenis-jenis infeksi tertentu.

Imunitas terhadap infeksi enteral dan infeksi parenteral pada taraf yang

lebih rendah, beradsal dari antibodi.

31

Page 32: Skenario 5

Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan : sewaktu menyusui

kulit bayi akan menempel pada kulit ibu, sehingga akan memberikan

manfaat untuk tumbuh kembang bayi kelak. Interaksi tersebut akan

menimbulkan rasa aman dan kasih sayang.

Menyebabkan pertumbuhan fisik dan kognitif yang baik : bayi yang

mendapat ASI akan mengalami kenaikan berat badan yang baik setelah

lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik dan mengurangi

obesitas. Perkembangan kognitif lebih tinggi pada anak-anak yang

disusui ibunya jika dibandingkan dengan anak-anak yang semasa

bayinya mendapat susu formula.

Mengurangi kejadian karies dentis : insiden karies dentis pada bayi

yang mendapat susu formula lebih tinggi dibanding yang mendapat

ASI, karena menyusui dengan botol dan dot pada waktu tidur akan

menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan sisa susu formula dan

menyebabkan gigi menjadi asam sehingga merusak gigi.

Mengurangi kejadian maloklusi : penyebab maloklusi rahang adalah

kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan

botol dan dot.4,7-9

c. Bagi keluarga

Aspek ekonomi : ASI tidak perlu dibeli dan karena ASI bayi jarang

sakit sehingga dapat mengurangi biaya berobat.

Aspek psikologis : kelahiran jarang sehingga kebahagiaan keluarga

bertambah dan mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.

Aspek kemudahan : menyusui sangat praktis sehingga dapat diberikan

dimana saja dan kapan saja serta tidak merepotkan orang lain.7

d. bagi Negara

Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak.

32

Page 33: Skenario 5

Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin

status gizi bayi baik serta angka kesakitan dan kematian menurun.

Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi

bayi dan anak dari penyakit infeksi, seperti diare, otitis media, dan

infeksi saluran pernafasan bagian bawah.4,7

Mengurangi subsidi untuk rumah sakit.

Dengan adanya rawat gabung maka akan memperpendek lama rawat

inap ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi

nosokomial serta mengurangi biaya perawatan anak sakit.7

Mengurangi devisa untuk membeli susu formula.

ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu

menyusui, diperkirakan akan menghemat devisa sebesar Rp 8,6 milyar

untuk membeli susu formula.7

Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa.

Anak yang dapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal, sehingga

kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.4,7

Komposisi ASI

Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan pada

stadium laktasi. Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

a. Kolustrum : ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga

setelah bayi lahir.

b. ASI transisi : ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari ke

sepuluh.

c. ASI mature : ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai dengan

seterusnya.

Tabel 2.2. Komposisi Kandungan ASI.

33

Page 34: Skenario 5

Kecukupan ASI

Untuk mengetahui kecukupan ASI dapat dilihat dari :

a. Berat badan waktu lahir telah tercapai sekurang-kurangnya akhir 2 minggu

setelah lahir dan selama itu tidak terjadi penurunan berat badan lebih 10

%.

b. Kurva pertumbuhan berat badan memuaskan, yaitu menunjukkan berat

badan pada triwulan ke 1: 150-250 gr setiap minggu, triwulan ke 2 : 500-

600 gr setiap bulan, triwulan ke 3 : 350-450 gr setiap bulan, triwulan ke 4 :

250-350 gr setiap bulan atau berat badan naik 2 kali lipat berat badan

waktu lahir pada umur 4-5 bulan dan 3 kali lipat pada umur satu tahun.

c. Bayi lebih banyak ngompol, sampai 6 kali atau lebih dalam sehari.

34

Kandungan Kolustrum Transisi ASI mature

Energi (kg kla) 57,0 63,0 65,0

Laktosa (gr/ 100 ml) 6,5 6,7 7,0

Lemak (gr/ 100 ml) 2,9 3,6 3,8

Protein (gr/ 100 ml) 1,195 0,965 1,324

Mineral (gr/ 100 ml) 0,3 0,3 0,2

Immunoglubin :

Ig A (mg/ 100ml)

Ig G (mg / 100 ml)

Ig M (mg/ 100 ml)

335,9

5,9

17,1

-

-

-

119,6

2,9

2,9

Lisosin (mg/ 100 ml) 14,2-16,4 - 24,3-27,5

Laktoferin 420-520 - 250-270

Page 35: Skenario 5

d. Setiap kali menyusui, bayi menyusu dengan rakus, kemudian melemah dan

tertidur.

e. Payudara ibu terasa lunak setelah menyusui.7

MPASI ( Makanan Pendamping ASI)

Makanan pendamping ASI (MPASI) diberikan setelah bayi berumur 6 bulan.

Jenis MPASI

a. Buah-buahan yang dihaluskan atau dalam bentuk sari buah. Misalnya

pisang Ambon, pepaya , jeruk, tomat.

b. Makanan lunak dan lembek. Misal bubur susu, nasi tim.

c. Makanan bayi yang dikemas dalam kaleng atau sachet.7

Tujuan diberikan MPASI

a. Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang.

b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam

makanan dengan berbagai rasa dan bentuk.

c. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.

d. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi

tinggi.7

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian MPASI

a. Perhatikan kebersihan alat makan.

b. Membuat makanan secukupnya.

c. Berikan makanan dengan sebaik-baiknya.

d. Buat variasi makanan.

e. Ajak makan bersama anggota keluarga lain.

f. Jangan memberi makanan dekat dengan waktu makan.

g. Makanan berlemak menyebabkan rasa kenyang yang lama.7

Cara pengelolaan makanan bayi

Bayi setelah lahir sebaiknya diberikan ASI, namun seiring dengan tumbuh

kembang diperlukan makanan pendamping ASI.

35

Page 36: Skenario 5

Tabel 2.3. Definisi pemberian makanan bayi.

Pemberian ASI Eksklusif

(Exclusive breastfeeding)

Bayi hanya diberikan ASI tanpa

makanan atau minuman lain termasuk

air putih, kecuali obat, vitamin dan

mineral dan ASI yang diperas.

Pemberian ASI Predominan

(Predominant breastfeeding)

Selain mendapat ASI, bayi juga diberi

sedikit air minum, atau minuman cair

lain, misal air teh.

Pemberian ASI Penuh

(Full breastfeeding)

Bayi mendapat salah satu ASI

eksklusif atau ASI predominan.

Pemberian Susu Botol

(Bottle feeding)

Cara pemberian makan bayi dengan

susu apa saja, termasuk juga ASI

diperas dengan botol.

Pemberian ASI Parsial

(Artificial feeding)

Sebagian menyusui dan sebagian lagi

susu buatan/ formula atau sereal atau

makanan lain.

Pemberian Makanan Pendamping

ASI (MPASI) tepat waktu (Timely

complementary feeding)

Memberikan bayi makanan lain

disamping ASI ketika waktunya tepat

yaitu mulai 6 bulan.

Tabel 2.4. Rekomendasi pemberian makanan bayi

Mulai menyusui Dalam waktu 30-60 menit setelah

melahirkan.

Menyusui eksklusif Umur 0-6 bulan pertama.

Makanan pendamping ASI

(MPASI)

Mulai diberikan pada umur antara 4-6

bulan (umur yang tepat bervariasi,

atau bila menunjukkan kesiapan

neurologis dan neuromuskuler).

Berikan MPASI Pada semua bayi yang telah berumur

36

Page 37: Skenario 5

lebih dari 6 bulan.

Teruskan pemberian ASI Sampai anak berumur 2 tahun atau

lebih.

Tabel 2.5. Jadwal pemberian makanan pada bayi

Umur Macam makanan Pemberian selama

24 jam

1-2 minggu

3 mg s/d 3 bulan

3 bulan

4-5 bulan

6 bulan

7-12 bulan

ASI atau

Formula adaptasi

ASI atau

Formula adaptasi

ASI atau

Formula adaptasi

Jus buah

ASI atau

Formula adaptasi

Bubur susu

Jus buah

ASI atau

Formula adaptasi

Bubur susu

Jus buah

ASI atau

Formula adaptasi

Bubur susu

Nasi tim

Jus buah

Sesuka bayi

6-7 kali 90 ml

Sesuka bayi

6 kali 100-150 ml

Sesuka bayi

5 kali 180 ml

1-2 kali 50-75 ml

Sesuka bayi

4 kali 180 ml

1 x 40-50 g bubuk

1 kali 50-100 ml

Sesuka bayi

3 kali 180-200 ml

2 x 40-50 g bubuk

1 kali 50-100 ml

Sesuka bayi

2 kali 200-250 ml

2x 40- 50 g bubuk

1 x 40-50 g bubuk

1-2 kali 50-100 ml

B. Status gizi

Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua.

Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta

37

Page 38: Skenario 5

bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat

pulih). Data tahun 2007 memperlihatkan 4 juta balita Indonesia kekurangan gizi, 700

ribu diantaranya mengalami gizi buruk. Sementara yang mendapat program makanan

tambahan hanya 39 ribu anak. Ditinjau dari tinggi badan, sebanyak 25,8 persen anak

balita Indonesia pendek (SKRT 2004). Ukuran tubuh yang pendek ini merupakan

tanda kurang gizi yang berkepanjangan. Lebih jauh, kekurangan gizi dapat

mempengaruhi perkembangan otak anak. Padahal, otak tumbuh selama masa balita.

Fase cepat tumbuh otak berlangsung mulai dari janin usia 30 minggu sampai bayi 18

bulan. Menurut ahli gizi dari IPB, Prdari Dr. Ir. Ali Khomsan, MS, standar acuan

status gizi balita adalah Berat Badan menurut Umur (BB/U), Berat Badan menurut

Tinggi Badan (BB/TB), dan Tinggi Badan menurut Umur (TB/U). Sementara

klasifikasinya adalah normal, underweight (kurus) dan overweight (gemuk). Untuk

acuan yang menggunakan tinggi badan, bila kondisinya kurang baik disebutstunted

(pendek). Pedoman yang digunakan adalah standar berdasar tabel WHO-NCHS

(National Center for Health Statistics).

Status gizi pada balita dapat diketahui dengan cara mencocokkan umur anak

(dalam bulan) dengan berat badan standar tabel WHO-NCHS, bila berat badannya

kurang, maka status gizinya kurang. Di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), telah

disediakan Kartu Menuju Sehat (KMS) yang juga bisa digunakan untuk memprediksi

status gizi anak berdasarkan kurva KMS. Perhatikan dulu umur anak, kemudian plot

berat badannya dalam kurva KMS. Bila masih dalam batas garis hijau maka status

gizi baik, bila di bawah garis merah, maka status gizi buruk.

Parameter yang umum digunakan untuk menentukan status gizi pada balita

adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Lingkar kepala sering digunakan

sebagai ukuran status gizi untuk menggambarkan perkembangan otak. Sementara

parameter status gizi balita yang umum digunakan di Indonesia adalah berat badan

menurut umur. Parameter ini dipakai menyeluruh di Posyandu. Menurut Prdari. Ali,

untuk membedakan balita kurang gizi dan gizi buruk dapat dilakukan dengan cara

berikut. Gizi kurang adalah bila berat badan menurut umur yang dihitung menurut

Skor Z nilainya kurang dari -2, dan gizi buruk bila Skor Z kurang dari -3. Artinya gizi

buruk kondisinya lebih parah daripada gizi kurang. Balita penderita gizi kurang

berpenampilan kurus, rambut kemerahan (pirang), perut kadang-kadang buncit, wajah

moon face karena oedema (bengkak) atau monkey face (keriput), anak cengeng,

38

Page 39: Skenario 5

kurang responsif. Bila kurang gizi berlangsung lama akan berpengaruh pada

kecerdasannya.

Penyebab utama kurang gizi pada balita adalah kemiskinan sehingga akses

pangan anak terganggu. Penyebab lain adalah infeksi (diare), ketidaktahuan orang tua

karena kurang pendidikan sehingga pengetahuan gizi rendah, atau faktor tabu

makanan dimana makanan bergizi ditabukan dan tak boleh dikonsumsi anak balita.

Kurang gizi pada balita dapat berdampak terhadap pertumbuhan fisik maupun

mentalnya. Anak kelihatan pendek, kurus dibandingkan teman- temannya sebaya

yang lebih sehat. Ketika memasuki usia sekolah tidak bisa berprestasi menonjol

karena kecerdasannya terganggu. Untuk mengatasi kasus kurang gizi memerlukan

peranan dari keluarga, praktisi kesehatan, maupun pemerintah. Pemerintah harus

meningkatkan kualitas Posyandu, jangan hanya sekedar untuk penimbangan dan

vaksinasi, tapi harus diperbaiki dalam hal penyuluhan gizi dan kualitas pemberian

makanan tambahan, pemerintah harus dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat agar

akses pangan tidak terganggu. Para ibu khususnya harus memiliki kesabaran bila

anaknya mengalami problema makan, dan lebih memperhatikan asupan makanan

sehari-hari bagi anaknya. Anak-anak harus terhindar dari penyakit infeksi seperti

diare ataupun ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas).

Semua nutrisi penting bagi anak dalam usia pertumbuhan. Prdari. Ali berpesan

untuk memperhatikan asupan sayur dan pangan hewani (lauk pauk), konsumsi susu

tetap dipertahankan, jangan terlalu banyak makanan cemilan (junk food) yang akan

menyebabkan anak kurang nafsu makan. Perhatikan juga asupan empat sehat lima

sempurna dengan kuantitas yang cukup.7

Penilaian perkembangan bayi

Perkembangan bayi sampai usia 6 bulan dapat dinilai dengan metode ABC, yaitu :

A = Average, perkembangan rata-rata

Bayi yang lahir dibandingkan dengan rata-rata berat dan panjang bayi secara

umum dari pertama kali dilahirkan, karena dengan demikian dapat dinilai

perkembangannya. Setiap bayi berkembang secara individual dan akan

mengikuti perkembangan yang sama dengan bayi-bayi yang lain

B = Birth weight, Berat badan bayi

Berat badan bayi pada saat lahir dapat dianggap berpengaruh pada

perkembangannya, tetapi bukanlah suatu petunjuk bagaimana

39

Page 40: Skenario 5

perkembangannya pada bulan-bulan berikutnya. Beberapa bayi lahir dengan

ukuran yang besar, misalnya pada ibu yang menderita Diabetes Melitus, belum

tentu akan berkembang lebih besar dari anak lain pada usia yang sama, juga

pada bayi prematur walaupun perkembangannya membutuhkan waktu lebih

lama, belum tentu memiliki tubuh yang kecil dibandingkan dengan anak lain

pada usia yang sama. Bayi berkembang tercepat pada saat masih dikandungan

pada usia 4 bulan

C = Centile Chart, Kartu Menuju Sehat

Berat badan bayi, tinggi badan dan lingkar kepala adalah hal-hal yang terdapat

didalam KMS (Kartu Menuju Sehat), yang dapat diisi oleh tenaga kesehatan

pada setiap kali pemeriksaan rutin. Secara rata-rata Berat Badan bayi akan

naik dua kali lipat pada usia enam bulan dan tiga kali lipat pada usia

pertamanya dibandingkan saat lahirnya.

D = Diet, Diet

Bayi memerlukan asupan kalori yang banyak terutama pada usia pertumbuhan

dan pada saat belajar jalan. Balita membutuhkan lebih banyak makanan kecil

dibandingkan dewasa karena mereka tidak dapat makan dalam jumlah besar.

Berikanlah makanan yang menyehatkan seperti buah, susu,keju, yoghurt dan

mentega. Hindari membuat anak menjadi terlalu gemuk karena DM tipe II

dapat berkembang dari Obesitas.

G = Genetik

Pertumbuhan bayi juga dipengaruhi tinggi dan berat dari ibu dan ayah si bayi.

Genetik juga mempengaruhi metabolisme dan bentuk tubuh, walaupun

makanan memainkan peranan penting dalam mempertahankan kesehatan dan

bentuk fisik. Pemberian makanan yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat

membuat berat badan bayi menjadi dibawah atau diatas berat badan rata-rata.

H = Height, Tinggi Badan

Pengukuran tinggi badan anak dilakukan setiap 6 bulan dari usia 18 bulan

sampai usia masuk sekolah.sJika anak anda kurang tinggi dari garis normal

40

Page 41: Skenario 5

pada KMS pada tiga kali pembacaan lebih baik dikonsultasikan ke tenaga

kesehatan.

P = Problem, Masalah

Bayi pada usia awal bisa saja tidak mendapat kenaikan berat badan, atau

bahkan turun berat badannya.Yang dilihat pada KMS adalah perkembangan

keatas dalam grafik berwarna yang sama,bukan naik turunnya pada grafik

yang berbeda atau berada jauh dari grafik normalnya. Lambatnya peningkatan

berat badan dan tinggi badan bisa menunjukkan adanya suatu yang salah pada

bayi, walaupun kebanyakan disebabkan masalah gizi. Anak dan bayi tidak

boleh diberikan komposisi diet yang sama dengan orang dewasa karena

adanya perbedaan kebutuhan gizi.

S = Spurts, Dorongan pertumbuhan yang cepat

Semua bayi dan Balita dapat mengalami pertumbuhan yang cepat dan mereka

membutuhkan asupan gizi yang banyak. Bahkan bisa jadi mereka menolak

tidur siang,dan mengalami peningkatan berat badan dan tinggi yang

pesat,terutama pada usia enam sampai tujuh tahun,dan juga pada saat pubertas.

Bayi membutuhkan dua setengah sampai tiga kali lipat kalori lebih banyak

sesuai berat badannya dibandingkan dengan orang dewasa.7

Kartu Menuju Sehat (KMS)

Kartu menuju sehat adalah suatu kartu yang berisikan rekomendasi tentang

standar pertumbuhan, prototipe grafik pertumbuhan dan petunjuk cara peggunaan

grafik pada pelayanan kesehatan. Prinsip pengawasan pertumbuhan dan grafik

pertumbuhan :

Jenis Pengukuran

Panjang atau tinggi badan

Panjang atau tinggi badan adalah merupakan ukuran yang sangat stabil dan

dapat diketahui riwayat kesehatan anak secara keseluruhan, tetapi

perubahannya sangat lambat pada penggunaan dalam pemantauan

pertumbuhan Lebih lanjut panjang atau tinggi badan tidak menurun, sehingga

tidak dapat dipakai untuk mengindikasikan adanya gangguan pada kesehatan.

41

Page 42: Skenario 5

Berat badan menurut usia

Perubahan berat badan dapat diamati pada masa tenggang beberapa hari,

selain itu ketepatannya dapat dipercaya. Kerugian yang mungkin terjadi adalah

jika dikacaukan dengan pembengkakan/oedema.

Berat badan menurut Tinggi badan

Menghubungkan berat badan anak dengan tinggi badan merupakan

pengukuran objektif derajat kekurusan anak yang bisa didapatkan. Untuk

pemantauan perkembangan seorang anak berat badan menurut tinggi badan

tidak mempunyai kelebihan dibandingkan berat badan menurut usia.

Lingkar badan

Lingkar kepala atau dada mempunyai kepentingan klinis khusus.

Lingkar lengan juga dapat dipakai sebagai alat ukur untuk menilai derajat

kekurusan.2,9

Waktu pengukuran

Pengukuran berat badan seorang anak hanya sekali saja sangat sulit ditafsirkan

tanpa informasi tambahan. Sehingga pengukuran harus dibuat secara berkala.

Pengukuran pertama dilakukan segera setelah melahirkan. Anak yang kecil pada

saat lahir, jika tidak disebabkan prematuritas atau gangguan gizi biasanya akan

tetap berukuran kecil dimana berat badan anak akan mengikuti kurva yang

berjalan sejajar tetapi dibawah median. Yang baik anak-anak harus ditimbang

sekurang-kurangnya sekali sebulan selama tahun pertama, setiap dua bulan pada

tahun kedua,dan setiap tiga bulan pada tahun berikutya sampai usia lima tahun.

Selain itu anak harus ditimbang dan dicatat pada saat anak dibawa ke puskesmas/

posyandu.2,9

Jenis grafik pertumbuhan

Grafik pertumbuhan adalah suatu grafik dimana berat badan dicantumkan sesuai

dengan usia, sehingga pertumbuhan dapat diikuti secara grafis dalam

perbandingan dengan standar rujukan. Satuan berat badan ditulis dalam sumbu

vertikal, biasanya kilogram. Sumbu horizontal memperlihatkan usia anak,

biasanya mulai lahir sampai usia 5 tahun dibagi perbulan dan pembagian setiap

bulan. Juga adanya pembagian ruang yang cukup untuk keterangan pada tiga

42

Page 43: Skenario 5

tahun pertama dan ruang yang dipersempit pada usia keempat dan kelima. Karena

lebih muda anak lebih cepat pertumbuhannya dan lebih peka terhadap

penyimpangannya, dan penimbangan harus dilakukan lebih sering pada usia dini

tersebut.2,9

Cara penggunaan grafik pertumbuhan

Dalam pemantauan kesehatan anak grafik harus digunakan sejak kelahiran. Kurva

yang berjalan dari berat badan kelahiran bayi ditandai pada kolom pertama grafik

pada setinggi berat badan yang dimaksud ke titik yang menunjukkan penimbangan

berat badan berkala berikutnya, dan merupakan indikator yang paling penting dari

keadaan kesehatan dan gizi anak tersebut.2,9

5. Pediatri sosial

Pediatri sosial merupakan wadah berbagai upaya kesehatan anak yang secara umum

mencakup upaya bidang promosi, pencegahan penyakit, deteksi dini, pengobatan, dan

rehabilitasi. Selain itu juga menangani seluruh aspek kehidupan anak, mulai dari

hubungan anak dengan keluarga, hingga interaksi dan hubungan dengan lingkungan.

Pediatri sosial sangat dekat kaitannya dengan pengkajian pola tumbuh kembang

anak. Banyak hal yang menjadi perhatian dalam pediatri sosial di antaranya mengenai

imunisasi, masalah gizi anak, gangguan tumbuh kembang, psikologi anak, penanganan

child abuse, drugs abuse, pekerja anak hingga anak-anak pengungsi. Pediatri sosial

bukanlah sebuah disiplin ilmu tersendiri. Namun lebih dari perpaduan berbagai profesi

yang terlibat di dalamnya guna memberikan masukan baik secara klinis maupun preventif

bagi masalah-masalah pediatri secara garis sosial.

Pediatri sosial merupakan suatu usaha atau cara pendekatan yang dilakukan secara

terus menerus pada anak, dimulai sejak dalam kandungan, waktu lahir, bayi, sampai usia

remaja, agar anak dapat tumbuh dan kembang sebaik-baiknya. Sebetulnya seluruh bidang

pediatri yang ada sekarang ini masuk ke dalam pediatri sosial. Dapat dikatakan bapak

segala ilmu mengenai pediatri itu adalah pediatri sosial. Bidang ini menjadi dasar yang

memberi kesempatan pada setiap anak untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal

secara fisik, intelektual, dan emosional. Dengan demikian seorang anak akan berpeluang

lebih baik untuk menjadi seorang dewasa yang sehat dan produktif. Dengan pemikiran

ini sebenarnya upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan anak harus

lebih diutamakan kepada upaya dalam bidang pediatri pencegahan yang termasuk dalam

43

Page 44: Skenario 5

pediatri sosial. Oleh karena pentingnya peranan pediatri sosial dalam memaksimalkan

proses tumbuh kembang anak.10

44