Skenario 5
-
Upload
moniq-girlzz -
Category
Documents
-
view
46 -
download
4
Transcript of Skenario 5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pemeriksaan fisik
A. Antropometri
Berat badan
Berat badan bayi ditimbang dengan timbangan bayi, sedangkan pada anakdengan
timbangan berdiri. Sebelum menimbang, periksa lebih dahulu apakah alat sudah
dalam keadaan seimbang (jarum menunjuk angka nol). Bayi ditimbang dalam
posisi berbaring telentang atau duduk (jika bayi sudah dapat duduk) tanpa
menggunakan pakaian., sedangkan anak ditimbang dalam posisi berdiri tanpa
sepatu dengan pakaian minimal.
Sampai umur 1 tahun bayi ditimbang tiapbulan, kemudian tiap 3 bulan
sampai umur 3 tahun dan dilanjutkan dengan 2 kali setahun sampai umur 5 tahun.
Diatas umur 5 tahun, penimbangan dilakukan setiap tahu, kecuali bila diduga
terdapat kelainan atau penyimpangan berat badan. Dalam keadaan normal, berat
badan bayi umur 4 bulan sudah mencapai 2 kali berat badan lahir (BBL) dan pada
umur 1 tahun sudah 3 kali berat badan lahir.1,2
Tinggi badan
Alat pengukur badan bayi disebut infantometer, salah satu ujungnya mempunyai
batas yang tetap atau bagian yang statis sedang ujung lainnya mempunyai bagian
yang dapat digerakkan / digeser. Bayi diukur telentang tanpa sepatu dan tanpa topi
diatas tempat tidur yang keras. Usahakan saat mengukur tubuh bayi dalam
keadaan lurus. Panjang badan bayi dapat diukur dengan akurat dengan
meletkatkan vertex bayi pada bagian yang statis, sedangkan bagian yang dapat
bergerak menyentuh tumit bayi. Panjang badan bayi baru lahir cukup bulan ialah
sekitar 50 cm. secara kasar pada umur 1 tahun panjang bayi mencapai 1,5 kali
panjang waktu lahir dan pada umur 4 tahun 2 kali panjang waktu lahir.
Pada anak, tinggi badan diukur dalam posisi berdiri tanpa sepatu, telapak
kaki dirapatkan dengan punggung bersandar pada dinding.1,2
1
A B
Lingkar kepala
Pada bayi kurang dari 2 tahun, lingkar kepala diukur secara rutin. Pada anak yang
lebih besar, lingkaran kepala baru diukur apabila terdapat kecurigaan pada
kepalanya. Alat pengukur yang digunakan adalah pita metal yang fleksibel
sehingga dapat memberikan nilai yang benar.
Yang diukur ialah lengkaran kepala terbesar. Caranya dengan meletakkan
ppita mellingkari kepala melalui glabela pada dahi, bagian atas alis mata dan
bagian belakang kepala pasien yang paling menonjol yaitu protuberansia
oksipitalis. Pita pengukur diletakan sedemikian rupa hingga kencang melingkari
kepala.
Pada waktu lahir lingkaran kepala adalah sekitar 35 cm, pada umur 6 bulan
43,5 cm. pada umur 1 tahun lingkaran kepala sudah bertambah 12 cm dari waktu
lahir dan pada umur 6 tahun bertambah lagi 6 cm. setelah itu hanya terjadi
penambahan lingkaran kepala sedikit saja, pada waktu dewasa lingkaran kepala
adalah 55 cm.1,2
Lingkar lengan atas
Alat yang dipakai adalah pita pengukur lingkar lengan atas. Lingkarkanlah pita
pengukur pada lengan kiri atau kanan, antara akromion dan olekranon. Pada bayi
yang baru lahir lingkar lengan atas adalah 11 cm, pada umur 1 tahun lingkar
lengan atas menjadi 16 cm dan pada umur 5 tahun 17 cm.1,2
B. Pemeriksaan Denver II
Denver Developmental Screening Test (DDST) adalah salah satu dari metode
skrining terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah tes diagnostik atau
tes IQ. DDST memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode skring
yang baik. Tes ini mudah dan cepat (15-20 menit), dapat diandalkan dan menunjukan
validitas yang tinggi. Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan ternyata DDST
secara efektif dapat mengidentifikasi antara 85-100% bayi dan anak-anak prasekolah
yang mengalami keterlambatan perkembangan dan pada follow up selanjutnya
ternyata 89% dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan disekolah 5-6
tahun kemudian. Tetapi dari penelitaian Borowitz (1986) menunjukan bahwa DDST
tidak dapat mengidentifikasi lebih separoh anak dengan kelainan bicara. Frankenburg
melakukan revisi dan restandarisasi kembali DDST dan juga tugas perkembangan
2
pada sector bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi dari DDST tersebut
dinamakan Denver II.2
Aspek perkembangan yang dinilai
Berdasarkan revisi DDST yang telah dilakukan maka terdapat 125 tugas
perkembangan yang semula hanya ada 105 tugas perkembangan. (Lihat Lampiran
1 : Denver II) Semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan
perkembangan dan diatur dalam empat kelompok besar yang disebut sektor
perkembangan, yang meliputi:
Personal social (perilaku social)
Merupakan aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Fine motor adaptive ( gerakan motorik halus)
Merupakan aspek yang berhungan dengan kemampuan anak untuk mengamati
sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan
dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
Language (bahasa)
Merupakan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti
perintah dan berbicara spontan.
Gross motor (gerakan motorik kasar)
Merupakan aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.2
Alat yang digunakan
Alat peraga : benang wol merah, kismis atau manic-manik, kubus warna
merah-kuning-hijau-biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil,
kertas dan pensil.
Lembar formulir DDST.
Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes
dan cara penilaiannya.
Prosedur DDST terdiri dari dua tahap
Tahap pertama, secara periodic dilakukan pada semua anak yang berusia :
a. 3-6 bulan
b. 9-12 bulan
3
c. 18-24 bulan
d. 3 tahun
e. 4 tahun
f. 5 tahun
Tahap kedua, dilakukan pada mereka yang dicurigai adanaya hambatan
perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi
diagnostik yang lengkap.2
Penilaian
Dari buku petunjuk terdapat penjelasan tentang bagaimana melakukan penilaian,
apakah lulus (Passed = P), gagal (Fail = F) ataukah anak tidak mendapat
kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = NO). kemudian ditarik garis
berdasarkan umur kronologis yang memotong garis horizontal tugas
perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing
sektor berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil
tes diklasifikasikan dalam : Normal, Abnormal, Meragukan (Questionable) dan
tidak dapat dites (Untestable).
Abnormal (Lihat Lampiran 2)
a. Bila didapatkan dua atau lebih keterlambatan pada dua sektor atau lebih.
b. Bila dalam satu sektor atau lebih didapatkan dua atau lebih keterlambatan
plus satu sektor atau lebih dengan satu keterlambatan dan pada sektor yang
sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang brpotongan dengan
garis vertikal usia.
Meragukan (Lihat Lampiran 3)
a. Bila pada satu sektor didapatkan dua keterlambatan atau lebih.
b. Bila pada satu sektor atau lebih didapatkan satu keterlambatan dan pada
sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan
dengan garis vertikal usia.
Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau
meragukan.
Normal (Lihat Lampiran 4)
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut diatas.2
4
Dalam pelaksanaan skrining dengan DDST ini, umur anak perlu ditetapkan
terlebih dahulu, dengan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk 1
tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan kebawah dan
sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan keatas. Perhitungan umur adalah
sebagai berikut : Misalnya Budi lahir pada tanggal 23 Mei 1992 dari kehamilan
yang cukup bulan dan tes dilakukan pada tnaggal 5 oktober 1994, maka
perhitungannya sebagai berikut :
1994 – 10 – 5 (saat tes dilakukan)
1992 – 5 – 23 (tanggal lahir Budi)
Umur Budi 2 – 4 – 12 = 2 tahun 4 bulan 12 hari, karena 12 hari adalah lebih kecil
dari 15 hari, maka dibulatkan kebawah, sehingga umur Budi 2 tahun 4 bulan.
Kemudian garis umur ditarik vertical pada formulir DDST yang
memotong kotak-kotak tugas perkembangan pada keempat sektor. Tugas-tugas
yang terletak disebelah kiri garis itu, pada umumnya telah dapat dikerjakan oleh
anak-anak seusia Budi (2 tahun 4 bulan). Apabila Budi gagal mengerjakan
beberapa tugas-tugas tersebut (F), maka berarti suatu keterlambatan pada tugas
tersebut. Bila tugas-tugas yang gagal dikerjakan berada pada kotak yang terpotong
pileh garis vertical umur, maka ini bukan suatu keterlambatan, karena pada
control lebih lanjut masih mungkin terdapat perkembangan lagi. Begitu pula pada
kotak-koatak disebelah kanan garis umur.
Pada ujung kotak sebelah kiri terdapat kode-kode R dan nomor. Kalau
terdapat kode R maka tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang tuanya,
sedangkan bila terdapat kode nomor maka tugas perkembangan dites sesuai
petunjuk dibalik formulir. Agar lebih cepat melaksanakan skrining, maka dapat
digunakan tahap pra skrining, maka dapat digunakan tahap praskrining dengan
menggunakan :
DDST Short Form, yang masing-masing sektor hanya diambil tiga tugas
(sehingga seluruhnya ada 12 tugas)yang ditanyakan pada ibunya. Bila
didapatkan salah satu gagal atau ditolak, maka dianggap “suspect” dan perlu
dilanjutkan dengan DDST lengkap. Dari penelitian Frankenburg didapatkan
25% anak pada pemeriksaan DDST Short From ternyata memerlukan
pemeriksaan DDST lengkap.
PDQ (Prasreening Developmental Questionnaire)
5
Bentuk kuesioner ini digunakan bagi orang tua yang berpendidikan SLTA
keatas. Dapat diisi orang tua di rumah atau pada saat menunggu di klinik.
Dipilih 10 pertanyaan pada kuesioner yang sesuai dengan umur anak.
Kemudian dinilai berdasarkan criteria yang sudah ditentukan dan pada kasus
yang dicurigai dilakukan tes DDST lengkap.2
2. Tumbuh dan kembang anak
Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang berbeda, tetapi
saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan
pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan per
definisi adalah sebagai berikut :
- Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran atau dimensi tingkat sel, organ, maupun individu yang bisa diukur dengan
ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolic.
- Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem
organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya. Termasuk jugaperkembangan emosi, intelektual dan tingkah
laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek
fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ atau individu.
Walaupun demikian keduanya terjadi secara sinkron pada setiap individu.
Tujuan Ilmu Tumbuh Kembang adalah mempelajari berbagai hal yang
berhubungan dengan segala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang
anak baik fisik, mental dan sosial. Juga menegakkan diagnosis dini setiap kelainan
tumbuh dan kemungkinan penanganan yang efektif, serta mencari penyebab dan
mencegah keadaan tersebut.2,3
A. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
anak, yaitu :
Faktor genetik
6
Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang
anak. Melalui instruksi genetic yang terkandung didalam sel telur yang telah
dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan
intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap
rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Yang termasuk
faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan
patologik. Potensi genetic yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan
lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. 2,3
Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya
potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya
potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan
ini merupakan lingkungan “bio-fisiko-psiko-sosial” yang mempengaruhi individu
setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya. Faktor lingkungan ini
secara garis besar dibagi menjadi :
Faktor lingkungan prenatal
Merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih
didalam kandungan, mulai dari konsepsi sampai lahir, antara lain :
a. Gizi ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadi kehamilan maupun pada waktu sedang
hamil, lebih sering menghasilkan bayi berat badan lahir rendah (BBLR)
atau mati dapat juga menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin,
anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terkena infeksi,
abortus, dll.
Anak yang lahir dari ibu yang gizinya kurang dan hidup
dilingkungan miskin maka akan mengalami kurang gizi juga dan mudah
terkena infeksi dan selanjutnya akan menghasilkan wanita dewasa yang
berat dan tinggi badannya kurang pula. Keadaan ini merupakan lingkaran
setan yang akan berulang dari generasi kegenerasi selama kemiskinan
tersebut tidak ditanggulangi.2,3
b. Mekanis
7
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan
bawaan pada bayi yang dilahirkan. Demikian pula dengan posisi janin
pada uterus dapat mengakibatkan talipes, dislokasi panggul, dll.2
c. Toksin atau zat kimia
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat
teratogen. Misalnya obat-obatan seperti thalidomide, phenitoin, methadion,
obat-obat anti kanker, dll dapat menyebabkan kelainan bawaan. Demikian
pula dengan ibu hamil yang perokok berat atau peminium alcohol kronis
sering melahirkan bayi BBLR, lahir mati, cacat atau retradasi mental.
Keracunan logam berat pada ibu hamil, misalnya karena makan ikan yang
terkontaminasi merkuri dapat menyebabkan mikrosefali dan palsi
serebralis, seperti di Jepang yang dikenal dengan penyakit Minamata.2
d. Endokrin
Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin adalah
somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin, dll. Cacat bawaan
sering terjadi pada ibu diabetes yang hamil dan tidak mendapat pengobatan
pada trimester I kehamilan, umur ibu kurang dari 18 tahun atau lebih dari
35 tahun, defisiensi ada waktu hamil, PKU (phenylketonuria), dll.2
e. Radiasi
Radiasi pada kehamilan sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat
menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali atau cacat
bawaan lainnya. Sedangkan efek radiasi pada laki-laki dapat
mengakibatkan cacat bawaan pada anaknya.2
f. Infeksi
Infeksi intrauterine yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah
Toxoplasmosis, Rubedlla, Cytomegalaovirus, Herpes Simplex (TORCH).
Sedangkan infeksi lainnya yang dapat menyebabkan penyakit pada janin
adalah varisela, Coxakie, Echovirus, malaria, lues, HIV, polio, campak,
listeriosis, leptospira, mikoplasma, virus influenza dan virus hepatitis.2
8
g. Sters
Stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh
kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan jiwa, dll.2
h. Imunitas
Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops
fetalis, kern ikterus atau lahir mati.2
i. Anoksia embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali
pusat, menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR).
Faktor lingkungan post-natal
Merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
setelah lahir. Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi, dari satu
sistem yang teratur yang sebagian tergantung pada organ-organ ibunya,
kesuatu system yang tergantung pada kemampuan genetik dan mekanisme
homeostatik bayi itu sendiri.
Terdapat perubahan lingkungan sebelum dan sesudah anak lahir, yaitu
lingkungan fisik, suhu luar stimulus sensoris, gizi, penyediaan oksigen dan
pengeluaran hasil metabolisme.
Masa perinatal adalah masa antara 28 minggu dalam kandungan
sampai 7 hari setelah dilahirkan, merupakan masa rawan dalam proses tumbuh
kembang anak, khususnya tumbuh kembang otak.
Dalam tumbuh kembang anak tidak sedikit peranan ibu dalam ekologi
anak, yaitu peran ibu sebagai “para genetik faktor”, yaitu pengaruh biologis
terhadap pertumbuhan janin dan pengaruh psikobiologisnya terhadap
pertumbuhan postnatal dan perkembangan kepribadian. Disamping itu
pemberian ASI adalah periode ekstragestasi dengan payudara sebagai
“plasenta eksternal”, karena payudara menggantikan fungsi plasenta tidak
hanya dalam memberikan nutrisi bagi bayi, tetapi juga sangat mempunyai arti
dalam perkembangan anak karena seolah-olah hubungan anak-ibu tidak
terputus begitu dia dilahirkan kedunia. Demikian pula memberikan ASI sedini
mungkin segera setelah bayi lahir merupakan stimulasi dini terhadap tumbuh
9
kembang anak dan akan memberikan interaksi timbal balik baik bagi ibu
maupun anak. Dalam interaksi timbal balik antara ibu dan anak tersebut
terdapat keuntungan yang timbal balik pula.
a. Keuntungan yang diperoleh bayi
Bayi mendapat gizi ASI yang tinggi.
Pada ASI terdapat zat anti yang melindungi bayi terhadap berbagai
macam infeksi.
Bayi merasakan sentuhan, kata-kata dan tatapan kasih saying dari
ibunya.
Bayi mendapat kehangatan yang penting untuk tumbuh kembangnya.2-4
b. Keuntungan yang diperoleh ibu
Menimbulkan rasa percaya diri.
Sekresi hormon oksitosin yang mempercepat berhentinya perdarahan
setelah melahirkan
Hormon prolaktin yang mencegah terjadinya ovulasi yang mempunyai
efek menjarangkan kehamilan.2-4
Lingkungan post-natal yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang
anak secara umum dapat digolongkan menjadi :
a. Lingkungan biologis
Ras atau suku bangsa
Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh ras, bangsa kulit putih
atau ras Eropah mempunyai pertumbuhan somatik lebih tinggi
daripada bangsa Asia.
Umur
Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena pada masa itu
anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi. Disamping itu masa
balita merupakan dasar pembentukan kepribadian anak. Sehingga
diperlukan perhatian khusus.
Gizi
10
Makanan memegang peranan yang penting dalam tumbuh kembang
anak, dimana kebutuhan anak berbeda dengan orang dewasa, karena
makanan bagi anak dibutuhkan juga untuk pertumbuhan, dimana
dipengaruhi oleh ketahanan makanan keluarga. Ketahanan makanan
keluarga mencakup pada ketersediaan makanan dan pembagaian yang
adil makanan dalam keluarga. Satu aspek yang penting yang perlu
ditambahkan adalah keamanan pangan yang mencakup pembebasan
makanan dari berbagai “racun” fisika, kimia dan biologis yang kian
mengancam kesehatan manusia.
Perawatan kesehatan
Perawatan kesehatan yang secara teratur, tidak saja kalau anak sakit,
tetapi pemeriksaan kesehatan dan menimbang anak secara rutin setiap
bulan, akan menunjang pada tumbuh kembang anak. Oleh karena itu
pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan dianjurkan untuk dilakukan
secara komprehensif, yang mencakup aspek promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif.
Kepekaan terhadap penyakit
Dengan memberikan imunisasi, maka diharapkan anak terhindar dari
penyakit-penyakit yang sering menyebabkan cacat atau kematian.
Disamping imunisasi, gizi juga memegang peranan penting dalam
kepekaan terhadap penyakit.
Penyakit kronis
Anak yang menderita penyakit menahun akan terganggu tumbuh
kembangnya dan pendidikannya, disamping itu anak juga mengalami
stres yang berkepanjangan akibat dari penyakitnya.
Fungsi metabolisme
Khusus pada anak, karena adanya perbedaan yang mendasar dalam
proses metabolisme pada berbagai umur, maka kebutuhan akan
11
berbagai nutrient harus didasarkan atas perhitungan yang tepat atau
setidak-tidaknya memadai.
Horrmon
Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang antara
lain :
Somatotropin atau growth hormon (GH)
Pengatur utama pada pertumbuhan somatik terutama pertumbuhan
kerangka. Pertambahan tinggi badan sangat dipengaruhi oleh
hormon ini, hormon ini merangsang terbentuknya somatomedin
yang kemudian berefek pada tulang rawan.
Hormon tiroid
Hormon ini mutlak diperlukan pada tumbuh kembang anak, karena
mempunyai fungsi pada metabolisme protein, karbohidrat dan
lemak. Maturasi tulang, pertumbuhan dan fungsi otak sangat
tergantung pada tersedianya hormon ini. Defisiensi hormon tiroid
mengakibatkan retardasi fisik dan mental. Sebaliknya
hipertiroidisme dapat mengakibatkan gangguan pada
kardiovaskular, metabolisme, otak, dll.
Hormon-hormon seks
Terutama mempunyai peranan dalam fertilitas dan reproduksi.
Insulin like growth factors (IGFs)
Merupakan somatomedin yang kerjanya sebagai mediator GH
dan kerjanya mirip dengan insulin. Fungsinya lainnya yaitu efek
mitogenik terhadap kondrosit, osteoblasdan jaringan lainnya. IGFs
diproduksi oleh berbagai jaringan tubuh, tetapi IGFs yang beredar
dalam sirkulasi terutama diproduksi di hepar.2
b. Faktor fisik
Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah.
Musim kemarau yang panjang atau adanya bencana alam dapat
berdampak pada tumbuh kembang anak. Demikian pula gondok
12
endemik banyak ditemukan pada daerah pegunungan, dimana air
tanahnya kurang mengandung yodium.
Sanitasi
Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun lingkungan
memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit. Akibat dari
kebersihan yang kurang maka anak akan sering sakit, misalnya diare,
cacingan, tifus abdominalis, dll. Demikian pula dengan polusi udara
yang berasal dari pabrik, asap kendaraan dan asap rokok, dapat
berpengaruh terhadap tingginya angka kejadian infeksi saluran nafas
atas (ISPA). Kalau anak sering menderita sakit, maka tumbuh
kembangnya pasti terganggu.
Keadaan rumah : struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan kepadatan
hunian.
Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunan yang
tidak membahayakan penghuninya, serta tidak penuh sesak akan
menjamin kesehatan penghuninya.
c. Faktor psikososial
Stimulasi
Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih
cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat
stimulasi.
Motivasi belajar
Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan
lingkungan yang kondusif untuk belajar, misalnya adanya sekolah
yang tidak terlalu jauh, buku-buku, suasana yang tenang, dll.
Ganjaran atau hukuman yang wajar
Kalau anak berbuat benar kita wajib memberikan pujia, tepuk tangan,
dll, yang akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk
mengulangi tingkah lakunya. Sedangkan menghukum anak dengan
13
cara-cara yang wajar kalau anak berbuat salah, masih dibenarkan.
Yang penting hukuman harus diberikan secara obyektif, disertai
pengertian dan maksud dari hukuman tersebut. Sehingga anak tahu
mana yang baik dan yang tidak baik, akibatnya akan menimbulkan rasa
percaya diri pada anak yang penting untuk perkembangan kepribadian
anak kelak kemudian hari.
Kelompok sebaya
Untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memererlukan
teman sebaya. Perhatian dari orang tua tetap dibutuhkan untuk
memantau dengan siapa anak tersebut bergaul.
Stres
Stres dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak, misalnya anak akan
menarik diri, rendah diri, terlambat berbicara, nafsu makan menurun,
dll.
Sekolah
Dengan adanya wajib belajar 9 tahun sekarang ini, diharapkan setiap
anak mendapat kesempatan duduk dibangku sekolah minimal 9 tahun.
Sehingga dengan mendapat pendididkan yang baik, maka diharapkan
dapat meningkatkan taraf hidup anak-anak tersebut. Yang masih
menjadi masalah saat ini adalah masih banyak anak-anak yang
terpaksa meninggalkan bangku sekolah karean harus membantu
mencari nafkah untuk keluarganya.
Cinta dan kasih sayang
Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan dilindungi. Anak
memerlukan kasih saying dan perlakuan yang adil dari orang tuanya.
Agar kelak kemudia hari anak dapat memberikan kasih sayangnya pula
kepada sesamanya. Kasih saying yang dibeikan secara berlebihan yang
menjurus kearah memanjakan akan menghambat bahkan mematikan
perkembangan kepribadian anak. Akibatnya, anak akan menjadi
manja,kurang mandiri, pemboros, sombong dan kurang bisa menerima
kenyataan.
14
Kualitas interaksi anak-orang tua
Interaksi timbal balik antara orang tua dan anak akan menimbulakan
keakraban dalam keluarga. Anak akan terbuka kepada orang tuanya,
sehingga komunikasi dapat dua arah dan segala permasalahan dapat
dipecahkan bersam karena adanya keterdekatan dan kepercayaan
antara orang tua dan anak.2
d. Faktor keluarga dan adat istiadat
Pekerjaan atau pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang
anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik
yang primer maupun yang sekunder.
Pendidikan ayah atau ibu
Dengan pendidikan yang baik, maka orang tua dapat menerima segala
informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik,
bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya, dll.
Jumlah saudara
Jumlah anak yang banyak dalam keluarga yang sosial ekonominya
rendah selain mengakibatkan kurangnnya kasih saying dan perhatian
pada anak, juga kebutuhan primer seperti makanan, sandang dan
perumahan pun tidak terpenuhi.
Jenis kelamin
Pada masyarakat tradisional, wanita mempunyai status yang lebih
rendah dibandingkan dengan laki-laki, sehingga dalam pendidikan,
masih banyak ditemukan wanita yang buta huruf.
Stabilitas rumah tangga
Tumbuh kembang anak akan berbeda pada keluarga yang harmonis,
dibandingkan dengan mereka yang kurang harmonis.
15
Kepribadian ayah atau ibu
Kepribadian ayah atau ibu yang terbuka tentu pengaruhnya berbeda
terhadap tumbuh kembang anak, bila dibandingkan dengan mereka
yang kepribadiannya tertutup.
Adat-istiadat, norma-norma, tabu-tabu
Adat istiadat yang berlaku ditiap daerah akan berpengaruh terhadap
tumbuh kemang anak. Misalnya di Bali karrena seringnya upacara
agama yang diadakan oleh suatu keluarga, dimana harus disediakan
berbagai makanan dan buah-buahan, maka sangat jarang terdapat anak
yang gizi buruk karena makanan maupun buah-buahan tersebut akan
dimakan bersama setelah selesai upacara.
Agama
Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada anak-anak sedini
mungkin, karena dengan memahami agama akan menuntun umatnya
untuk berbuat kebaikan dan kebajikan.2
B. Kebutuhan dasar anak
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara umum digolongkan menjadi 3
kebutuhan dasar.
Kebutuhan fisik-biomedis (“ASUH”)
Meliputi :
Pangan atau gizi merupakan kebutuhan yang terpenting.
Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI,
penimbangan bayi atau anak yang teratur, pengobatan jika sakit, dll.
Papan atau pemukiman yang layak.
Higine perorangan, sanitasi lingkungan.
Sandang
Kesegaran jasmani, rekreasi, dll.2
Kebutuhan emosi atau kasih saying (ASIH)
Pada tahun-tahun pertama kehiduapan,hubungan yang erat mesra dan selaras
antara ibu atau pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk
menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun psikososial.
16
Berperannya dan kehadiran ibu atau penggantinya sedini atau selanggeng
mungkin akan menjalin rasa aman bagi bayinya. Ini diwujudkan dengan kontak
fisik dan psikis sedini mungkin, misalnya dengan ment-yusui bayi seceapat
mungkin segera setelah lahir. Kekurangan kasih saying ibu pada tahun-tahun
pertama kehidupan mempunyai dampak negative pada tumbuh kembang anak
baik fisik, mental, maupun social emosi yang disebut Sindrom Deprivasi
Maternal.2
Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar pada anak. Stimulasi
mental ini mengembangkan perkembangan mental psikososial, seperti kecerdasan,
keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika,
produktivitas, dll.2
C. Ciri-ciri tumbuh kembang anak
Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai maturasi
atau dewasa yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Ini berarti
bahwa tumbuh kembang sudah terjadi sejak didalam kandungan dan setelah
kelahiran merupakan suatu masa dimana mulai saat itu tumbuh kembang anak
dapat dengan mudah diamati.
Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa perlambatan,
serta laju tumbuh kembang yang berlainan diantara organ-organ. Terdapat 3
periode pertumbuhan cepat, yaitu pada masa janin, masa bayi 0-1 tahun dan masa
pubertas.
Pola perkembangan adalah sama pada semua anak, tetapi kecepatannya berbeda
antara anak satu dengan yang lain. Contoh, anak akan belajar duduk sebelum
belajar berjalan, tetapi umur saat anak belajar duduk atau berjalan berbeda antara
satu dengan lainnya.
Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf. Contoh,
tidak ada latihan yang dapat menyebabkan anak dapat berjalan samapi sistem
17
saraf saraf untuk itu, tetapi tidak adanya kesempatan praktek akan menghambat
kemampuan ini.
Aktifitas seluruh tubuh digganti respons individu yang khas. Contoh, bayi akan
menggerakkan seluruh tubuhnya, tangan dan kakinya kalau melihat sesuatu yang
menarik.
Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal. Langkah pertama sebelum berjalan
adalah perkembangan menegakkan kepala.
Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum
gerakan volunter tercapai.
Setiap anak adalah individu yang unik, karena faktor bawaan dan lingkungan
yang berbeda, maka pertumbuhan dan pencapaian kemampuan perkembangannya
juga berbeda., tetapi tetap akan menuruti patokan umum. Sehingga diperlikan criteria
sampai seberapa jauh keunikan seorang anak tersebut, apakah masih dalam batas-
batas normal atau tidak. Dikenal normal dalam arti medis dan normal dalam arti
statistik. Normal dalam arti medis yaitu apabila pertumbuhan dan perkembangan baik
fisik, intelek dan kepribadian berlangsung harmonis. Normal dalam arti statistik
adalah apabila anak tersebut berada dalam batas 2 SD dibawah atau diatas mean kurva
sebaran normal menurut Gauss, dimana seorang anak dibandingkan dengan anak
sebayanya. Jadi mungkin saja seorang anak termasuk abnormal dalam arti statistic
tetapi sesungguhnya masih normal dalam arti medis, misalnya anak dari keluarga
yang bertubuh kecil.2
D. Tahap-tahap tumbuh kembang anak
Walaupun terdapat variasi yang besar, akan tetapi setiap anak akan melalui
suatu “milestone” yang merupakan tahapan dari tumbuh kembangnya dan tiap-tiap
tahap mempunya cirri tersendiri. Dari kepustakaan terdapat berbagai pendapat
mengenai pembagian tahap-tahap tumbuh kembang ini, tetapi pada tulisan ini
18
digunakan pembgian berdasarkan Hasil Rapat Kerja UKK Pediatri Sosial di Jakarta,
Oktober 1986, yaitu dapat dilihat pada table dibawah ini.
Tabel 2.1. Tahap-tahap tumbuh kembang anak.
Sesungguhnya tiap-tiap tahap tumbuh kembang tersebut tidak terdapat bats
yang jelas, karena proses tumbuh kembang berjalan secara berkesinambungan.2
E. Pertumbuhan fisik
Merupakan hasil dari perubahan benruk dan fungsi dari organisme. Dibagi menjadi
dua yaitu pertumbuhan janin intrauterin dan pertumbuhn setelah lahir, yang masing-
masing akan dibahas dibawah ini.
Pertumbuhan janin intrauterin
Pada masa embrio yaitu 8 minggu pertama kehamilan, sel telur yang telah dibuahi
berdiferensiasi secara cepat menjadi organisme yang mempunyai bentuk anatomis
seperti manusia. Pada sistem-sistem tertentu organogenesis diteruskan sampai
lebih dari 8 minggu, oleh karena itu yang mengatakan bahwa 12 minggu pertama
kehamilan sebagai masa embrio.
Mortalitas pada masa embrio ini tinggi, yang disebabkan oleh abnormalitas
dari gen atau kromosom dan gangguan kesehatan ibu. Makin tua umur ibu
merupakan predisposisi kromosom dan gangguan kesehatan ibu. Sedangkan
19
infeksi pada ibu terutama yang disebabkan oleh TORCH yang jika terjadi pada
trimester I kehamilan sering menyebabkan kelainan bawaan.
Pada masa janin yaitu kehamilan 9-40 minggu pertumbuhan berjalan cepat
dan mulai berfungsinya organ-organ. Mortalitas pada masa janin terjadi akibat
gangguan oksigenasi, infeksi, trauma, radiasi, bahan kimia, gizi ibu dan imunitas.
Pada janin umur 8 minggu beratnya hanya 1 gram dengan panjangnya 2,5 cm.
pada 12 minggu beratnya 14 gram dan panjangnya 7,5 cm. jenis kelamin bisa
dikenali pada akhir trimester I. Pada kehamilan 16 minggu berat janin 100 gram
dan panjangnya 17 cm. pada umur kehamilan 20 minggu berat janin 500 gram, 28
minggu 1000 gram dan panjangnya 35 cm, 8 bulan usia kehamilan berat janin
1500 gram dan 9 bulan usia kehamilan atau pada waktu dilahirkan rata-rata berat
bayi 3200 gram, panjang badan 50 cm dan lingkar kepala 34 cm. Pertumbuhan
janin yang pesat pada trimester III kehamilan ini adalah sebagai akibat dari
bertambahnya jaringan lemak subkutan dan massa otot.2
Pertumbuhan setelah lahir
Berat badan
Pada bayi yang lahir cukup bulan, berat badan waktu lahir akan kembali pada
hari ke 10. Berat badan menjadi dua kali berat badan waktu lahir pada bayi
umur 5 bulan, menjadi tiga kali berat badan lahir pada umur 1 tahun, dan
menjadi empat kali berat badan lahir pada umur 2 tahun. Pada masa
prasekolah kenaikan berat badan rata-rata 2 kg/tahun. Kemudian
pertumbuhan konstan mulai berakhir dan dimulai ”pre-adolescent growth
spurt” (pacu tumbuh pra-adolesen) dengan rata-rata kenaikan beratbadan 3-3,5
kg/tahun, yang kemudian dilanjutkan dengan ”adolescent growth spurt ” (pacu
tumbuh adolesen). Dibandingkan anak laki-laki, ”growth spurt” (pacu tumbuh)
anak perempuan lebih cepat yaitu sekitar umur 8 tahun, sedangkan anak laki-
laki baru pada sekitar umur 10 tahun. Tetapi pertumbuhan anak perempuan
lebih cepat terhenti daripada anak laki-laki. Anak perempuan umur 18 tahun
sudah tidak tumbuh lagi, sedangkan anak laki-laki baru berhenti tumbuh pada
umur 20 tahun.
Tinggi badan
20
Rekaman tinggi badan yang terkenal dan tertua dibuat pada abad ke 18 oleh
Count Philbert de Montbeillard, dengan merekam tinggi badan anak laki-
lakinya setiap 6 bulan sejak lahir sampai 18 tahun.
Gambar 2.6.a. adalah kurva jarak tempuh yang menggambarkan tinggi badan
anak dari umur keumur secara suksesif. Gambar 2.6.b. adalah kurva laju
pertumbuhan yang dengan demikian sebenarnya menggambarkan keadaan
anak tersebut pada setiap saat tertentu, sedangkan kurva jarak tempuh sangat
tergantung pada seberapa jauh anak tersebut telah tumbuh pada saat-saat
sebelumnya.
Dar gambar 2.6. terlihat pada umumnya laju pertumbuhan berkurang
sejak lahir sampai selesainya proses pertumbuhan. Pada kurva ini tampak
bahwa sejak lahir sampai umur 4-5 tahun laju pertumbuhan dengan cepat
berkurang dan kemudian mengurang secara perlahan-lahan hingga umur 5-6
tahun. Sejak saat ini sampai awal pacu pertumbuhan, maka pertumbuhan
bersifat konstan. Namun sering terjadi suatu enaikan kecil yang terjadi antara
6-8 tahun yang secara umum menyebabkan suatu gelombang lagi pada kurva
laju pertumbuhn, tetapi hal ini tidak selalu ada.
Rata-rata kenaikan tinggi badan pada anak prasekolah adalah 6-8
cm/tahun. Kemudian pada masa remaja terjadi pacu tumbuh adolesen, yang
berbeda antara anak laki-laki dan perempuan seperti halnya berat badan. Anak
perempuan umumnya memulai pacu tumbuh tinggi badan adolesennya kira-
kira pada umur 10,5 tahun dam mencapai puncaknya kira-kira umur 12 tahun
di Inggris dan 3 bulan lebih awal di Amerika. Anal laki-laki memulai pacu
tumbuh dan mencapai puncaknya 2 tahun kemudian. Namun puncak untuk
anak laki-laki lebih tinggi daripada anak perempuan. Rata-rata laju
pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki 10,3 cm per tahun dibandingkan
dengan 9 cm per tahun pada anak perempuan.
Rumus prediksi tinggi akhir anak sesuai dengan potensi genetik
berdasarkan data tinggi badan orang tua dengan asumsi bahwa semuanya
tumbuh optimal sesuai dengan potensinya, adalah sebagai berikut :
a. TB anak perempuan = (TB ayah – 13 cm) + TB ibu ± 8,5 cm
2
21
b. TB anak laki – laki = (TB ibu + 13 cm) + TB ayah ± 8,5 cm
2
(13 cm adalah rata-rata selisih tinggi badan antara orang dewasa laki-laki dan
perempuan di Inggris dan 8,5 cm adalah nilai absolut tinggi badan.)
Sehingga terdapat suatu rentangan antara angka tertinggi dan terendah.
Apabila seorang anak dapat mencapai tinggi antara 2 angka itu, maka secara
medis tidak perlu ada tindakan atau intervensi. Tinggi badan juga dapat
diperkirakan menggunakan rumus sebagai berikut :
a. Lahir 50 = cm
b. 1 tahun = 75 cm
c. 2-12 tahun = umur (tahun) x 6 + 77
Sedangkan kalau dilihat dari proporsi antara kepala, badan serta
anggota gerak maka akan tampak perbedaan yang jelas antara janin, anak-anak
dan dewasa, yaitu sebagai berikut :
a. Pada waktu janin umur 2 bulan, kepala tampak sama besar dan
memanjang, dimana ukuran panjang kepala hampir sama dengan panjang
badan ditambah tungkai bawah. Anggota gerak sangat pendek.
b. Pada waktu lahir, kepala relatif masih besar, muka bulat, ukran antero-
posterior dada masih lebih besar, perut membuncit dan anggota gerak
relatif lebih pendek. Sebagai titik tengah tinggi badannya adalah setinggi
umbilikus.
c. Pada dewasa, anggota gerak lebih panjang dan kepala secara proporsional
kecil, sehingga titik tengah adalah setinggi simfisis pubis.2
Kepala
Lingkar kepala pada waktu lahir rata-rata 34 cm dan besarnya lingkar kepala
ini lebih besar dari lingkar dada. Pada umur 6 bulan lingkar kepala rata-rata
adalah 44 cm, umur 1 tahun 47 cm, 2 tahun 49 cm dan dewasa 54 cm.
Pertumbuhan tulang kepala mengikuti pertumbuhan otak, demikian
pula sebaliknya. Pertumbuhan otak yang tercepat terjadi pada trimester III
kehamilan sampai 5-6 bulan pertama setelah lahir. Pada masa ini terjadi
pembelahan sel-sel otak yang pesat., setelah itu pembelahan melambat dan
terjadi pembesaran sel-sel otak saja. Sehingga pada waktu lahir berat otak bayi
22
¼ berat otak dewasa, tetapi jumlah selnya sudah mencapai 2/3 jumlah sel otak
orang dewasa.
Masa pesat pertumbuhan jaringan otak adalah rawan, setiap gangguan
pada masa itu akan mengakibatkan gangguan pada jumlah sel otak dan
mielinisasi yang tidak bisa dikejar pada masa pertubmbuhan berikutnya.2
Gigi
Gigi pertama tumbuh pada umur 5-9 bulan, pada umur 1 tahun sebagaian
besar anak mempunyai 6-8 gigi susu. Selama tahun kedua gigi tumbuh lagi 8
biji, sehingga jumlah seluruhnya sekitar 14-16 gigi dan pada umur 2½ tahun
sudah tercapai 20 gigi susu. Sedangkan waktu erupsi gigi tetap adalah sebagai
berikut :
a. Molar pertama 6 - 7 tahun
b. Incisor 7 - 9 tahun
c. Premolar 9 - 11 tahun
d. Kaninus 10 - 12 tahun
e. Molar kedua 12 - 16 tahun
f. Malar ketiga 17 - 25 tahun
Jaringan lemak
Jaringan lemak menentukan ukuran dan bentuk tubuh seseorang. Pertambahan
sel lemak meningkat pada trimester III kehamilan sampai pertengahan masa
bayi. Setelah itu jumlah sel lemak tidak banyak bertambah. Banyak dan
besarnya sel lemak menentukan gemuk atau kurusnya seseorang. Pertumbuhan
jaringan lemak melambat sampai anak berumur 6 tahun, anak kelihatan kurus
atau langsing. Jaringan lamak akan bertambah lagi pada anak perempuan umur
8 tahun dan pada anak laki-laki umur 10 tahun sampai menjelang awal
pubertas. Setelah itu pertambahan jaringan pada pria mengurang, sedangkan
pada wanita bertambah dan mengalami reorganisasi hingga dicapai bentuk
tubuh wanita dewasa.2
Organ-organ tubuh
Pertumbuhan organ-organ tubuh mengikuti polanya sendiri-sendiri. Secara
umum terdapat pola pertumbuhan organ, yaitu :
23
a. Pola umum
Yang mengikuti pertumbuhan pola ini adalah tulang panjang, otot skelet,
system pencernaan dan pernafasan, peredaran darah dan volume darah.2
b. Pola neural
Yaitu perkembangan otak bersama-sama tulang tengkorak yang
melindunginya, mata dan telinga berlangsung lebih dini.2
c. Pola limfoid
Pertumbuhan mencapai maksimum sebelum adolesensi kemudian menurun
hingga mencapai ukuran dewasa.2
d. Pola genital
Organ-organ reproduksi mengikuti pola ini.
Pada anak laki-laki pacu tinggi badan dimulai kira-kira setahun setelah
pembesaran testis dan mencapai puncak pada tahun berikutnya bila pertumbuhan
panis mencapai maksimum dan rambut pubis pada stadium 3-4. Pada anak
perempuan tanda pubertas pertama pada umumnya adalah pertumbuhan payudara
stadium dua atau disebut “breast bud,” yaitu terdiri dari penonjolan putting
disertai pembesaran areola mamae sekitar umur 8-12 tahun. Haid pertama
(menarche) rata-rata pada umur 10,5-15,5 tahun.
Pertumbuhan organ-organ didalam tubuh sesuai dengan bentuk tubuh
seseorang. Pada orang yang pendek akan mempunyai organ-organ yang lebih
pendek daripada orang yang tinggi dan pada perempuan mempunyai organ yang
lebih kecil dari laki-laki. Pertumbuhan beberapa oragan seperti hati, pancreas,
adrenal, ovarium dan testis masih tumbuh untuk beberapa lama setelah
pertumbuhan tulang berhenti.2
F. Perkembangan anak balita
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa
ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan
selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,
kesadaran social, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan
landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar
24
kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Sehingga setiap baik, akan mengurangi
kualitas sumberdaya manusia kelak kemudian hari.
Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan
rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensi berkembang, sehingga perlu
mendapat perhatian. Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan san
interaksi antara anak dengan orang tuanya atau orang dewasa lainnya. Perkembangan
anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada
berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih didalam kandungan.
Sedangkan lingkungan yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan
anak. Frankenburg dkk tahun 1981 melalui DDST mengemukakan empat parameter
perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita. Pada DDST
banyak “milestone” atau tingkat perkembangan yang harus dicapai anak pada umur
tertentu. Dengan mengetahui “milestone”, maka kita dapat mengetahui apakah seorng
anak perkembangannya terlambat ataukah masih dalam batas-batas normal.
Kalau ada kecurigaan, kita dapat melakukan tes skrining, antara lain DDST.
Sehingga deteksi dini dan intervensi dini dapat dilakukan, agar tumbuh kembang anak
dapat lebih optimal.2
3. Imunisasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak
terjadi penyakit. Imunisasi adalah usaha untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit
infeksi pada bayi, anak dan juga orang dewasa. Imunisasi merupakan program utama
suatu negara. Bahkan merupakan salah satu alat pencegahan penyakit yang utama
didunia. Penyelenggaraan imunisasi diatur secara universal melalui berbagai kesepakatan
yang difasilitasi oleh badan dunia seperti WHO dan UNICEF. Pertemuan international
biasanya diselenggarakan secara teratur baik untuk tukar menukar pengalaman, evaluasi,
perlu tidaknya bantuan dan lain sebagainya. Imunisasi dibedakan benjadi dua, sebagai
berikut :
A. Imunisasi dasar
Sesuai dengan program pemerintah, anak-anak wajib mendapatkan imunisasi dasar
terhadap tujuh macam penyakit yaitu TBC, difteria, tetanus, batuk rejan (pertusis),
polio, campak (measles, morbili) dan hepatitis B. Berikut ini penjelasan mengenai
beberapa vaksin yang sering diberikan pada anak :
25
Vaksin BCG
Penularan penyakit TBC terhadap seorang anak dapat terjadi karena terhirupnya
percikan udara yang mengandung kuman TBC. Kuman ini dapat menyerang
berbagai organ tubuh, seperti paru-paru (paling sering terjadi), kelenjar getah
bening, tulang, sendi, ginjal, hati, atau selaput otak (yang terberat). Pemberian
imunisasi BCG sebaiknya dilakukan pada bayi yang baru lahir sampai usia 12
bulan, tetapi imunisasi ini sebaiknya dilakukan sebelum bayi berumur 2 bulan.
Imunisasi ini cukup diberikan satu kali saja. Bila pemberian imunisasi ini
"berhasil," maka setelah beberapa minggu di tempat suntikan akan timbul
benjolan kecil. Karena luka suntikan meninggalkan bekas, maka pada bayi
perempuan, suntikan sebaiknya dilakukan di paha kanan atas. Biasanya setelah
suntikan BCG diberikan, bayi tidak menderita demam.3,5,6
Vaksin DPT (Difteria, Pertusis, Tetanus)
Kuman difteri sangat ganas dan mudah menular. Gejalanya adalah demam tinggi
dan tampak adanya selaput putih kotor pada tonsil (amandel) yang dengan cepat
meluas dan menutupi jalan napas. Selain itu racun yang dihasilkan kuman difteri
dapat menyerang otot jantung, ginjal, dan beberapa serabut saraf. Racun dari
kuman tetanus merusak sel saraf pusat tulang belakang, mengakibatkan kejang
dan kaku seluruh tubuh. Pertusis (batuk 100 hari) cukup parah bila menyerang
anak balita, bahkan penyakit ini dapat menyebabkan kematian.
Di Indonesia vaksin terhadap difteri, pertusis, dan tetanus terdapat dalam 3
jenis kemasan, yaitu: kemasan tunggal khusus untuk tetanus, bentuk kombinasi
DT, dan kombinasi DPT. Imunisasi dasar DPT diberikan 3 kali, yaitu sejak bayi
berumur 2 bulan dengan selang waktu penyuntikan minimal selama 4 minggu.
Suntikan pertama tidak memberikan perlindungan apa-apa, itu sebabnya suntikan
ini harus diberikan sebanyak 3 kali. Imunisasi ulang pertama dilakukan pada usia
1 - 2 tahun atau kurang lebih 1 tahun setelah suntikan imunisasi dasar ketiga.
Reaksi yang terjadi biasanya demam ringan, pembengkakan dan nyeri di tempat
suntikan selama 1-2 hari. Imunisasi ini tidak boleh diberikan kepada anak yang
sakit parah dan yang menderita kejang demam kompleks.3,5,6
Vaksin Polio
26
Gejala yang umum terjadi akibat serangan virus polio adalah anak mendadak
lumpuh pada salah satu anggota geraknya setelah demam selama 2-5 hari.
Terdapat 2 jenis vaksin yang beredar, dan di Indonesia yang umum diberikan
adalah vaksin Sabin (kuman yang dilemahkan). Cara pemberiannya melalui
mulut. Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru lahir atau berumur beberapa hari
dan selanjutnya diberikan setiap 4-6 minggu. Pemberian vaksin polio dapat
dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B, dan DPT.3,5,6
Vaksin Campak (Morbili, Measles)
Penyakit ini sangat mudah menular. Gejala yang khas adalah timbulnya bercak-
bercak merah di kulit setelah 3-5 hari anak menderita demam, batuk, atau pilek.
Bercak merah ini mula-mula timbul di pipi yang menjalar ke muka, tubuh dan
anggota badan. Bercak merah ini akan menjadi coklat kehitaman dan menghilang
dalam waktu 7-10 hari. Pada stadium demam, penyakit campak sangat mudah
menular. Sedangkan pada anak yang kurang gizi, penyakit ini dapat diikuti oleh
komplikasi yang cukup berat seperti radang otak (encephalitis), radang paru, atau
radang saluran kencing. Bayi baru lahir biasanya telah mendapat kekebalan pasif
dari ibunya ketika dalam kandungan dan kekebalan ini bertahan hingga usia bayi
mencapai 6 bulan. Imunisasi campak diberikan kepada anak usia 9 bulan.
Biasanya tidak terdapat reaksi akibat imunisasi. Namun adakalanya terjadi demam
ringan atau sedikit bercak merah pada pipi di bawah telinga, atau pembengkakan
pada tempat suntikan.3,5,6
Vaksin Hepatitis B
Cara penularan hepatitis B dapat terjadi melalui mulut, transfusi darah, dan jarum
suntik. Pada bayi, hepatitis B dapat tertular dari ibu melalui plasenta semasa bayi
dalam kandungan atau pada saat kelahiran. Virus ini menyerang hati dan dapat
menjadi kronik/menahun yang mungkin berkembang menjadi cirrhosis
(pengerasan) hati dan kanker hati di kemudian hari. Imunisasi dasar hepatitis B
diberikan 3 kali dengan tenggang waktu 1 bulan antara suntikan pertama dan
kedua, dan tenggang waktu 5 bulan antara suntikan kedua dan ketiga.3,5,6
Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella).
27
Vaksin ini masih diimpor dan harganya cukup mahal. Penyakit gondongan
sebenarnya tidak berbahaya, tetapi bisa mengakibatkan komplikasi yang serius
seperti radang otak dan radang buah pelir (pada pria) atau kandung telur (pada
wanita) dan dapat mengakibatkan kemandulan. Penyakit rubella sebenarnya
ringan, tetapi dapat membahayakan karena dapat merusak janin dalam kandungan
pada masa kehamilan muda. Imunisasi MMR diberikan satu kali setelah anak
berumur 15 bulan. Imunisasi ulang dilakukan setelah anak berusia 12 tahun.3,5,6
Vaksin Tifus atau Demam Tifoid
Vaksin ini tidak diwajibkan dengan pertimbangan bahwa penyakit tifus tidak
berbahaya pada anak dan jarang menimbulkan komplikasi. Gejala penyakit yang
khas adalah demam tinggi yang dapat berlangsung lebih dari 1 minggu disertai
dengan lidah yang tampak kotor, sakit kepala, mulut kering, rasa mual, lesu, dan
kadang-kadang disertai sembelit atau mencret. Ada 2 jenis vaksin demam tifoid,
yaitu vaksin oral (Vivotif) dan vaksin suntikan (TyphimVi). Vaksin suntikan
diberikan sekali pada anak umur 2 tahun dan diulang setiap 3 tahun. Vaksin oral
diberikan pada anak umur 6 tahun atau lebih. Kemasan vaksin oral terdiri dari 3
kapsul yang diminum sekali sehari dengan selang waktu 1 hari.3,5,6
Vaksin Radang Selaput Otak Haemophilus influenzae tipe B (Hib)
Penyakit ini berbahaya dan paling sering menyerang anak usia 6-12 bulan. Radang
selaput otak Hib sering mengakibatkan cacat saraf atau kematian. Di Indonesia
telah beredar 2 jenis vaksin Hib, yaitu Act-HIB buatan Perancis dan PedvaxHIB
buatan USA.
PedvaxHIB: Imunisasi dasar diberikan 2 kali pada usia 2-14 bulan dengan
selang waktu 2 bulan. Bila dosis kedua diberikan pada usia di bawah 12 bulan,
maka imunisasi ulangan harus diberikan paling cepat 2 bulan setelah suntikan
kedua. Untuk anak yang baru mendapat imunisasi setelah berusia lebih dari 15
bulan, maka imunisasi cukup diberikan satu kali tanpa ulangan.
ActHIB: Imunisasi dasar diberikan pada usia 2-6 bulan sebanyak 3 kali
dengan jarak waktu 1-2 bulan. Imunisasi ulangan diberikan 12 bulan setelah
imunisasi terakhir. Bila imunisasi diberikan pada usia 1-5 tahun maka cukup
diberikan satu kali tanpa ulangan.3,5,6
28
Vaksin Hepatitis A
Walaupun gejalanya lebih nyata dan lebih berat dari hepatitis B, penyakit ini
jarang menyebabkan komplikasi atau kematian. Tanda-tandanya adalah demam,
mual, lesu, mata dan kulit kekuningan disertai warna kencing seperti air teh.
Biasanya akan sembuh dalam waktu 2-3 minggu. Imunisasi dasar dengan vaksin
Havrix diberikan 2 kali dengan selang waktu 2-4 minggu. Dosis ke-3 diberikan 6
bulan setelah suntikan pertama.3,5,6
Vaksin Cacar Air (Varicella)
Cacar air merupakan penyakit yang sangat menular, tetapi ringan. Gejalanya khas,
mula-mula timbul bintik kemerahan yang makin membesar membentuk
gelembung berisi air dan akhirnya mengering dalam waktu 1 minggu. Gejala ini
mula-mula muncul di daerah perut, dada dan punggung, kemudian menyebar ke
muka, kepala dan anggota badan. Komplikasi yang mungkin timbul adalah radang
kulit, radang paru (pneumonia), radang otak (encephalitis), atau varicella
kongenital bila ibu menderita varicella pada kehamilan muda. Harga vaksin
(Varillix) masih mahal, karena itu direkomendasikan diberikan pada anak berusia
di atas 12 tahun yang belum pernah terkena varicella dan diulang 6-8 minggu
kemudian.3,5,6
B. Imunisasi ulang
Vaksin DPT
Imunisasi ulang berikutnya dilakukan pada usia 6 tahun atau kelas 1 SD. Pada saat
kelas 6 SD diberikan lagi imunisasi ulang dengan vaksin DT (tanpa P).3,5,6
Vaksin Polio
Imunisasi ulangan diberikan bersamaan dengan imunisasi ulang DPT.3,5,6
Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B dapat dipertimbangkan pada umur 10-12 tahun. Penelitian
kohort multisenter di Thailand dan Taiwan terhadap bayi dari ibu yang mengidap
hepatitis B yang telah memperoleh imunisasi dasar 3X pada masa bayi, dapat
diulangi pada umur 5 tahun, 90,7% diantaranya masih memiliki titer antibody anti
HBs yang protektif (titer anti HBs >10 mlU/ml). mengingat pola apidemiologi
hepatitis B di Indonesia mirip dengan Negara tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa imunisasi ulang pada umur 5 tahun tidak diperlukan kecuali apabila titer
29
anti HbsAg < 10mlU/ml. 3. DPT Imunisasi ulang yang pertama dilakukan pada
usia 1,5 - 2 tahun atau kurang lebih 1 tahun setekah penyuntikan imunisasi dasar
ketiga. Imunisasi ulang berikutnya dilakukan pada usia 6 tahun atau saat kelas 1
SD. Pada saat kelas 6 SD diberikan lagi imunisasi ulang dengan vaksin DT (tanpa
P).3,5,6
Tetanus Toksoid
Tetanus kelima diberikan pada usian masuk sekolah akan memperpanjang
imunitas 10 tahun lagi sampai umur 17-18 tahun. Dengan 5 dosis toksoid tetanus
pada anak dihitung setara dengan 4 dosis toksoid dewasa.3,5,6
Polio
Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun sejak imunisasi polio 4, selanjutnya
saat masuk sekolah (5-6 tahun).3,5,6
Campak
Penelitian titer antibody campak pada anak usia 6-11 tahun oleh badan penelitian
dan pengembangan DepKes dan KeSos tahun 1999 mendapatkan hanya 71,9%
anak yang masih mempunyai antibodi campak diatas ambang pencegahan,
sedangkan 28,3% diantaranya kelompok usia 5-7 tahun parnah menderita campak
walaupun sudah diimunisasi campak saat bayi. Bedasarkan penelitian tersebut
dianjurkan pemberian imunisasi campak ulang pada saat masuk sekolah dasar (5-6
tahun, guna mempertinggi serokonversi).3,5,6
4. Gizi anak
A. Kebutuhan gizi
Prinsip gizi seimbang bagi bayi
Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi
dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi
jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan atau pendamping ASI.
Banyaknya ASI yang dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan
tambahan sewaktu hamil atau menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan
untuk memberi 100-110 Kkal energi tiap kgBB/hari. Oleh karena itu, susu bayi
mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc
susu tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah energi tersebut.6
Macam-macam makanan bayi
30
Makanan bayi beraneka ragam macamnya yaitu :
ASI ( Air Susu Ibu)
Makanan yang paling baik untuk bayi segera lahir adalah ASI. ASI
mempunyai keunggulan baik ditinjau segi gizi, daya kekebalan tubuh,
psikologi, ekonomi dan sebagainya.
Manfaat ASI :
a. Bagi ibu
Aspek kesehatan ibu : isapan bayi akan merangsang terbentuknya
oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin akan membantu involusi
uterus dan mencegah terjadi perdarahan post partum. Penundaan haid
dan berkurangnya perdarahan post partum mengurangi prevalensi
anemia zat besi. Selain itu, mengurangi angka kejadian karsinoma
mammae. Pemberian ASI secara penuh selama paling tidak enam
bulan membantu ibu kembali pada bentuk tubuh semula tanpa
menjalankan diet khusus.
Aspek keluarga berencana : merupakan KB alami, sehingga dapat
menjarangkan kehamilan. Menurut penelitian, rerata jarak kehamilan
pada ibu yang menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak 11
bulan.
Aspek psikologis : ibu akan merasa bangga dan diperlukan oleh bayinya
karena dapat menyusui.4,7,8
b. Bagi bayi
Nutrien (zat gizi) yang sesuai untuk bayi : mengandung lemak,
karbohidrat, protein, garam dan mineral serta vitamin.
Mengandung zat protektif : terdapat zat protektif berupa laktobasilus
bifidus, laktoferin, lisozim, komplemen C3 dan C4, faktor
antistreptokokus, antibodi, imunitas seluler dan tidak menimbulkan
alergi. Keberadaan antibodi dan sel-sel makrofag dalam kolostrum dan
ASI memberikan perlindungan terhadap jenis-jenis infeksi tertentu.
Imunitas terhadap infeksi enteral dan infeksi parenteral pada taraf yang
lebih rendah, beradsal dari antibodi.
31
Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan : sewaktu menyusui
kulit bayi akan menempel pada kulit ibu, sehingga akan memberikan
manfaat untuk tumbuh kembang bayi kelak. Interaksi tersebut akan
menimbulkan rasa aman dan kasih sayang.
Menyebabkan pertumbuhan fisik dan kognitif yang baik : bayi yang
mendapat ASI akan mengalami kenaikan berat badan yang baik setelah
lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik dan mengurangi
obesitas. Perkembangan kognitif lebih tinggi pada anak-anak yang
disusui ibunya jika dibandingkan dengan anak-anak yang semasa
bayinya mendapat susu formula.
Mengurangi kejadian karies dentis : insiden karies dentis pada bayi
yang mendapat susu formula lebih tinggi dibanding yang mendapat
ASI, karena menyusui dengan botol dan dot pada waktu tidur akan
menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan sisa susu formula dan
menyebabkan gigi menjadi asam sehingga merusak gigi.
Mengurangi kejadian maloklusi : penyebab maloklusi rahang adalah
kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan
botol dan dot.4,7-9
c. Bagi keluarga
Aspek ekonomi : ASI tidak perlu dibeli dan karena ASI bayi jarang
sakit sehingga dapat mengurangi biaya berobat.
Aspek psikologis : kelahiran jarang sehingga kebahagiaan keluarga
bertambah dan mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
Aspek kemudahan : menyusui sangat praktis sehingga dapat diberikan
dimana saja dan kapan saja serta tidak merepotkan orang lain.7
d. bagi Negara
Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak.
32
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin
status gizi bayi baik serta angka kesakitan dan kematian menurun.
Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi
bayi dan anak dari penyakit infeksi, seperti diare, otitis media, dan
infeksi saluran pernafasan bagian bawah.4,7
Mengurangi subsidi untuk rumah sakit.
Dengan adanya rawat gabung maka akan memperpendek lama rawat
inap ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi
nosokomial serta mengurangi biaya perawatan anak sakit.7
Mengurangi devisa untuk membeli susu formula.
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu
menyusui, diperkirakan akan menghemat devisa sebesar Rp 8,6 milyar
untuk membeli susu formula.7
Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa.
Anak yang dapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal, sehingga
kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.4,7
Komposisi ASI
Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan pada
stadium laktasi. Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
a. Kolustrum : ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga
setelah bayi lahir.
b. ASI transisi : ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari ke
sepuluh.
c. ASI mature : ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai dengan
seterusnya.
Tabel 2.2. Komposisi Kandungan ASI.
33
Kecukupan ASI
Untuk mengetahui kecukupan ASI dapat dilihat dari :
a. Berat badan waktu lahir telah tercapai sekurang-kurangnya akhir 2 minggu
setelah lahir dan selama itu tidak terjadi penurunan berat badan lebih 10
%.
b. Kurva pertumbuhan berat badan memuaskan, yaitu menunjukkan berat
badan pada triwulan ke 1: 150-250 gr setiap minggu, triwulan ke 2 : 500-
600 gr setiap bulan, triwulan ke 3 : 350-450 gr setiap bulan, triwulan ke 4 :
250-350 gr setiap bulan atau berat badan naik 2 kali lipat berat badan
waktu lahir pada umur 4-5 bulan dan 3 kali lipat pada umur satu tahun.
c. Bayi lebih banyak ngompol, sampai 6 kali atau lebih dalam sehari.
34
Kandungan Kolustrum Transisi ASI mature
Energi (kg kla) 57,0 63,0 65,0
Laktosa (gr/ 100 ml) 6,5 6,7 7,0
Lemak (gr/ 100 ml) 2,9 3,6 3,8
Protein (gr/ 100 ml) 1,195 0,965 1,324
Mineral (gr/ 100 ml) 0,3 0,3 0,2
Immunoglubin :
Ig A (mg/ 100ml)
Ig G (mg / 100 ml)
Ig M (mg/ 100 ml)
335,9
5,9
17,1
-
-
-
119,6
2,9
2,9
Lisosin (mg/ 100 ml) 14,2-16,4 - 24,3-27,5
Laktoferin 420-520 - 250-270
d. Setiap kali menyusui, bayi menyusu dengan rakus, kemudian melemah dan
tertidur.
e. Payudara ibu terasa lunak setelah menyusui.7
MPASI ( Makanan Pendamping ASI)
Makanan pendamping ASI (MPASI) diberikan setelah bayi berumur 6 bulan.
Jenis MPASI
a. Buah-buahan yang dihaluskan atau dalam bentuk sari buah. Misalnya
pisang Ambon, pepaya , jeruk, tomat.
b. Makanan lunak dan lembek. Misal bubur susu, nasi tim.
c. Makanan bayi yang dikemas dalam kaleng atau sachet.7
Tujuan diberikan MPASI
a. Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang.
b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam
makanan dengan berbagai rasa dan bentuk.
c. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.
d. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi
tinggi.7
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian MPASI
a. Perhatikan kebersihan alat makan.
b. Membuat makanan secukupnya.
c. Berikan makanan dengan sebaik-baiknya.
d. Buat variasi makanan.
e. Ajak makan bersama anggota keluarga lain.
f. Jangan memberi makanan dekat dengan waktu makan.
g. Makanan berlemak menyebabkan rasa kenyang yang lama.7
Cara pengelolaan makanan bayi
Bayi setelah lahir sebaiknya diberikan ASI, namun seiring dengan tumbuh
kembang diperlukan makanan pendamping ASI.
35
Tabel 2.3. Definisi pemberian makanan bayi.
Pemberian ASI Eksklusif
(Exclusive breastfeeding)
Bayi hanya diberikan ASI tanpa
makanan atau minuman lain termasuk
air putih, kecuali obat, vitamin dan
mineral dan ASI yang diperas.
Pemberian ASI Predominan
(Predominant breastfeeding)
Selain mendapat ASI, bayi juga diberi
sedikit air minum, atau minuman cair
lain, misal air teh.
Pemberian ASI Penuh
(Full breastfeeding)
Bayi mendapat salah satu ASI
eksklusif atau ASI predominan.
Pemberian Susu Botol
(Bottle feeding)
Cara pemberian makan bayi dengan
susu apa saja, termasuk juga ASI
diperas dengan botol.
Pemberian ASI Parsial
(Artificial feeding)
Sebagian menyusui dan sebagian lagi
susu buatan/ formula atau sereal atau
makanan lain.
Pemberian Makanan Pendamping
ASI (MPASI) tepat waktu (Timely
complementary feeding)
Memberikan bayi makanan lain
disamping ASI ketika waktunya tepat
yaitu mulai 6 bulan.
Tabel 2.4. Rekomendasi pemberian makanan bayi
Mulai menyusui Dalam waktu 30-60 menit setelah
melahirkan.
Menyusui eksklusif Umur 0-6 bulan pertama.
Makanan pendamping ASI
(MPASI)
Mulai diberikan pada umur antara 4-6
bulan (umur yang tepat bervariasi,
atau bila menunjukkan kesiapan
neurologis dan neuromuskuler).
Berikan MPASI Pada semua bayi yang telah berumur
36
lebih dari 6 bulan.
Teruskan pemberian ASI Sampai anak berumur 2 tahun atau
lebih.
Tabel 2.5. Jadwal pemberian makanan pada bayi
Umur Macam makanan Pemberian selama
24 jam
1-2 minggu
3 mg s/d 3 bulan
3 bulan
4-5 bulan
6 bulan
7-12 bulan
ASI atau
Formula adaptasi
ASI atau
Formula adaptasi
ASI atau
Formula adaptasi
Jus buah
ASI atau
Formula adaptasi
Bubur susu
Jus buah
ASI atau
Formula adaptasi
Bubur susu
Jus buah
ASI atau
Formula adaptasi
Bubur susu
Nasi tim
Jus buah
Sesuka bayi
6-7 kali 90 ml
Sesuka bayi
6 kali 100-150 ml
Sesuka bayi
5 kali 180 ml
1-2 kali 50-75 ml
Sesuka bayi
4 kali 180 ml
1 x 40-50 g bubuk
1 kali 50-100 ml
Sesuka bayi
3 kali 180-200 ml
2 x 40-50 g bubuk
1 kali 50-100 ml
Sesuka bayi
2 kali 200-250 ml
2x 40- 50 g bubuk
1 x 40-50 g bubuk
1-2 kali 50-100 ml
B. Status gizi
Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua.
Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia balita didasarkan fakta
37
bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas ini, bersifat irreversible (tidak dapat
pulih). Data tahun 2007 memperlihatkan 4 juta balita Indonesia kekurangan gizi, 700
ribu diantaranya mengalami gizi buruk. Sementara yang mendapat program makanan
tambahan hanya 39 ribu anak. Ditinjau dari tinggi badan, sebanyak 25,8 persen anak
balita Indonesia pendek (SKRT 2004). Ukuran tubuh yang pendek ini merupakan
tanda kurang gizi yang berkepanjangan. Lebih jauh, kekurangan gizi dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak. Padahal, otak tumbuh selama masa balita.
Fase cepat tumbuh otak berlangsung mulai dari janin usia 30 minggu sampai bayi 18
bulan. Menurut ahli gizi dari IPB, Prdari Dr. Ir. Ali Khomsan, MS, standar acuan
status gizi balita adalah Berat Badan menurut Umur (BB/U), Berat Badan menurut
Tinggi Badan (BB/TB), dan Tinggi Badan menurut Umur (TB/U). Sementara
klasifikasinya adalah normal, underweight (kurus) dan overweight (gemuk). Untuk
acuan yang menggunakan tinggi badan, bila kondisinya kurang baik disebutstunted
(pendek). Pedoman yang digunakan adalah standar berdasar tabel WHO-NCHS
(National Center for Health Statistics).
Status gizi pada balita dapat diketahui dengan cara mencocokkan umur anak
(dalam bulan) dengan berat badan standar tabel WHO-NCHS, bila berat badannya
kurang, maka status gizinya kurang. Di Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), telah
disediakan Kartu Menuju Sehat (KMS) yang juga bisa digunakan untuk memprediksi
status gizi anak berdasarkan kurva KMS. Perhatikan dulu umur anak, kemudian plot
berat badannya dalam kurva KMS. Bila masih dalam batas garis hijau maka status
gizi baik, bila di bawah garis merah, maka status gizi buruk.
Parameter yang umum digunakan untuk menentukan status gizi pada balita
adalah berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Lingkar kepala sering digunakan
sebagai ukuran status gizi untuk menggambarkan perkembangan otak. Sementara
parameter status gizi balita yang umum digunakan di Indonesia adalah berat badan
menurut umur. Parameter ini dipakai menyeluruh di Posyandu. Menurut Prdari. Ali,
untuk membedakan balita kurang gizi dan gizi buruk dapat dilakukan dengan cara
berikut. Gizi kurang adalah bila berat badan menurut umur yang dihitung menurut
Skor Z nilainya kurang dari -2, dan gizi buruk bila Skor Z kurang dari -3. Artinya gizi
buruk kondisinya lebih parah daripada gizi kurang. Balita penderita gizi kurang
berpenampilan kurus, rambut kemerahan (pirang), perut kadang-kadang buncit, wajah
moon face karena oedema (bengkak) atau monkey face (keriput), anak cengeng,
38
kurang responsif. Bila kurang gizi berlangsung lama akan berpengaruh pada
kecerdasannya.
Penyebab utama kurang gizi pada balita adalah kemiskinan sehingga akses
pangan anak terganggu. Penyebab lain adalah infeksi (diare), ketidaktahuan orang tua
karena kurang pendidikan sehingga pengetahuan gizi rendah, atau faktor tabu
makanan dimana makanan bergizi ditabukan dan tak boleh dikonsumsi anak balita.
Kurang gizi pada balita dapat berdampak terhadap pertumbuhan fisik maupun
mentalnya. Anak kelihatan pendek, kurus dibandingkan teman- temannya sebaya
yang lebih sehat. Ketika memasuki usia sekolah tidak bisa berprestasi menonjol
karena kecerdasannya terganggu. Untuk mengatasi kasus kurang gizi memerlukan
peranan dari keluarga, praktisi kesehatan, maupun pemerintah. Pemerintah harus
meningkatkan kualitas Posyandu, jangan hanya sekedar untuk penimbangan dan
vaksinasi, tapi harus diperbaiki dalam hal penyuluhan gizi dan kualitas pemberian
makanan tambahan, pemerintah harus dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat agar
akses pangan tidak terganggu. Para ibu khususnya harus memiliki kesabaran bila
anaknya mengalami problema makan, dan lebih memperhatikan asupan makanan
sehari-hari bagi anaknya. Anak-anak harus terhindar dari penyakit infeksi seperti
diare ataupun ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas).
Semua nutrisi penting bagi anak dalam usia pertumbuhan. Prdari. Ali berpesan
untuk memperhatikan asupan sayur dan pangan hewani (lauk pauk), konsumsi susu
tetap dipertahankan, jangan terlalu banyak makanan cemilan (junk food) yang akan
menyebabkan anak kurang nafsu makan. Perhatikan juga asupan empat sehat lima
sempurna dengan kuantitas yang cukup.7
Penilaian perkembangan bayi
Perkembangan bayi sampai usia 6 bulan dapat dinilai dengan metode ABC, yaitu :
A = Average, perkembangan rata-rata
Bayi yang lahir dibandingkan dengan rata-rata berat dan panjang bayi secara
umum dari pertama kali dilahirkan, karena dengan demikian dapat dinilai
perkembangannya. Setiap bayi berkembang secara individual dan akan
mengikuti perkembangan yang sama dengan bayi-bayi yang lain
B = Birth weight, Berat badan bayi
Berat badan bayi pada saat lahir dapat dianggap berpengaruh pada
perkembangannya, tetapi bukanlah suatu petunjuk bagaimana
39
perkembangannya pada bulan-bulan berikutnya. Beberapa bayi lahir dengan
ukuran yang besar, misalnya pada ibu yang menderita Diabetes Melitus, belum
tentu akan berkembang lebih besar dari anak lain pada usia yang sama, juga
pada bayi prematur walaupun perkembangannya membutuhkan waktu lebih
lama, belum tentu memiliki tubuh yang kecil dibandingkan dengan anak lain
pada usia yang sama. Bayi berkembang tercepat pada saat masih dikandungan
pada usia 4 bulan
C = Centile Chart, Kartu Menuju Sehat
Berat badan bayi, tinggi badan dan lingkar kepala adalah hal-hal yang terdapat
didalam KMS (Kartu Menuju Sehat), yang dapat diisi oleh tenaga kesehatan
pada setiap kali pemeriksaan rutin. Secara rata-rata Berat Badan bayi akan
naik dua kali lipat pada usia enam bulan dan tiga kali lipat pada usia
pertamanya dibandingkan saat lahirnya.
D = Diet, Diet
Bayi memerlukan asupan kalori yang banyak terutama pada usia pertumbuhan
dan pada saat belajar jalan. Balita membutuhkan lebih banyak makanan kecil
dibandingkan dewasa karena mereka tidak dapat makan dalam jumlah besar.
Berikanlah makanan yang menyehatkan seperti buah, susu,keju, yoghurt dan
mentega. Hindari membuat anak menjadi terlalu gemuk karena DM tipe II
dapat berkembang dari Obesitas.
G = Genetik
Pertumbuhan bayi juga dipengaruhi tinggi dan berat dari ibu dan ayah si bayi.
Genetik juga mempengaruhi metabolisme dan bentuk tubuh, walaupun
makanan memainkan peranan penting dalam mempertahankan kesehatan dan
bentuk fisik. Pemberian makanan yang terlalu banyak atau terlalu sedikit dapat
membuat berat badan bayi menjadi dibawah atau diatas berat badan rata-rata.
H = Height, Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan anak dilakukan setiap 6 bulan dari usia 18 bulan
sampai usia masuk sekolah.sJika anak anda kurang tinggi dari garis normal
40
pada KMS pada tiga kali pembacaan lebih baik dikonsultasikan ke tenaga
kesehatan.
P = Problem, Masalah
Bayi pada usia awal bisa saja tidak mendapat kenaikan berat badan, atau
bahkan turun berat badannya.Yang dilihat pada KMS adalah perkembangan
keatas dalam grafik berwarna yang sama,bukan naik turunnya pada grafik
yang berbeda atau berada jauh dari grafik normalnya. Lambatnya peningkatan
berat badan dan tinggi badan bisa menunjukkan adanya suatu yang salah pada
bayi, walaupun kebanyakan disebabkan masalah gizi. Anak dan bayi tidak
boleh diberikan komposisi diet yang sama dengan orang dewasa karena
adanya perbedaan kebutuhan gizi.
S = Spurts, Dorongan pertumbuhan yang cepat
Semua bayi dan Balita dapat mengalami pertumbuhan yang cepat dan mereka
membutuhkan asupan gizi yang banyak. Bahkan bisa jadi mereka menolak
tidur siang,dan mengalami peningkatan berat badan dan tinggi yang
pesat,terutama pada usia enam sampai tujuh tahun,dan juga pada saat pubertas.
Bayi membutuhkan dua setengah sampai tiga kali lipat kalori lebih banyak
sesuai berat badannya dibandingkan dengan orang dewasa.7
Kartu Menuju Sehat (KMS)
Kartu menuju sehat adalah suatu kartu yang berisikan rekomendasi tentang
standar pertumbuhan, prototipe grafik pertumbuhan dan petunjuk cara peggunaan
grafik pada pelayanan kesehatan. Prinsip pengawasan pertumbuhan dan grafik
pertumbuhan :
Jenis Pengukuran
Panjang atau tinggi badan
Panjang atau tinggi badan adalah merupakan ukuran yang sangat stabil dan
dapat diketahui riwayat kesehatan anak secara keseluruhan, tetapi
perubahannya sangat lambat pada penggunaan dalam pemantauan
pertumbuhan Lebih lanjut panjang atau tinggi badan tidak menurun, sehingga
tidak dapat dipakai untuk mengindikasikan adanya gangguan pada kesehatan.
41
Berat badan menurut usia
Perubahan berat badan dapat diamati pada masa tenggang beberapa hari,
selain itu ketepatannya dapat dipercaya. Kerugian yang mungkin terjadi adalah
jika dikacaukan dengan pembengkakan/oedema.
Berat badan menurut Tinggi badan
Menghubungkan berat badan anak dengan tinggi badan merupakan
pengukuran objektif derajat kekurusan anak yang bisa didapatkan. Untuk
pemantauan perkembangan seorang anak berat badan menurut tinggi badan
tidak mempunyai kelebihan dibandingkan berat badan menurut usia.
Lingkar badan
Lingkar kepala atau dada mempunyai kepentingan klinis khusus.
Lingkar lengan juga dapat dipakai sebagai alat ukur untuk menilai derajat
kekurusan.2,9
Waktu pengukuran
Pengukuran berat badan seorang anak hanya sekali saja sangat sulit ditafsirkan
tanpa informasi tambahan. Sehingga pengukuran harus dibuat secara berkala.
Pengukuran pertama dilakukan segera setelah melahirkan. Anak yang kecil pada
saat lahir, jika tidak disebabkan prematuritas atau gangguan gizi biasanya akan
tetap berukuran kecil dimana berat badan anak akan mengikuti kurva yang
berjalan sejajar tetapi dibawah median. Yang baik anak-anak harus ditimbang
sekurang-kurangnya sekali sebulan selama tahun pertama, setiap dua bulan pada
tahun kedua,dan setiap tiga bulan pada tahun berikutya sampai usia lima tahun.
Selain itu anak harus ditimbang dan dicatat pada saat anak dibawa ke puskesmas/
posyandu.2,9
Jenis grafik pertumbuhan
Grafik pertumbuhan adalah suatu grafik dimana berat badan dicantumkan sesuai
dengan usia, sehingga pertumbuhan dapat diikuti secara grafis dalam
perbandingan dengan standar rujukan. Satuan berat badan ditulis dalam sumbu
vertikal, biasanya kilogram. Sumbu horizontal memperlihatkan usia anak,
biasanya mulai lahir sampai usia 5 tahun dibagi perbulan dan pembagian setiap
bulan. Juga adanya pembagian ruang yang cukup untuk keterangan pada tiga
42
tahun pertama dan ruang yang dipersempit pada usia keempat dan kelima. Karena
lebih muda anak lebih cepat pertumbuhannya dan lebih peka terhadap
penyimpangannya, dan penimbangan harus dilakukan lebih sering pada usia dini
tersebut.2,9
Cara penggunaan grafik pertumbuhan
Dalam pemantauan kesehatan anak grafik harus digunakan sejak kelahiran. Kurva
yang berjalan dari berat badan kelahiran bayi ditandai pada kolom pertama grafik
pada setinggi berat badan yang dimaksud ke titik yang menunjukkan penimbangan
berat badan berkala berikutnya, dan merupakan indikator yang paling penting dari
keadaan kesehatan dan gizi anak tersebut.2,9
5. Pediatri sosial
Pediatri sosial merupakan wadah berbagai upaya kesehatan anak yang secara umum
mencakup upaya bidang promosi, pencegahan penyakit, deteksi dini, pengobatan, dan
rehabilitasi. Selain itu juga menangani seluruh aspek kehidupan anak, mulai dari
hubungan anak dengan keluarga, hingga interaksi dan hubungan dengan lingkungan.
Pediatri sosial sangat dekat kaitannya dengan pengkajian pola tumbuh kembang
anak. Banyak hal yang menjadi perhatian dalam pediatri sosial di antaranya mengenai
imunisasi, masalah gizi anak, gangguan tumbuh kembang, psikologi anak, penanganan
child abuse, drugs abuse, pekerja anak hingga anak-anak pengungsi. Pediatri sosial
bukanlah sebuah disiplin ilmu tersendiri. Namun lebih dari perpaduan berbagai profesi
yang terlibat di dalamnya guna memberikan masukan baik secara klinis maupun preventif
bagi masalah-masalah pediatri secara garis sosial.
Pediatri sosial merupakan suatu usaha atau cara pendekatan yang dilakukan secara
terus menerus pada anak, dimulai sejak dalam kandungan, waktu lahir, bayi, sampai usia
remaja, agar anak dapat tumbuh dan kembang sebaik-baiknya. Sebetulnya seluruh bidang
pediatri yang ada sekarang ini masuk ke dalam pediatri sosial. Dapat dikatakan bapak
segala ilmu mengenai pediatri itu adalah pediatri sosial. Bidang ini menjadi dasar yang
memberi kesempatan pada setiap anak untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal
secara fisik, intelektual, dan emosional. Dengan demikian seorang anak akan berpeluang
lebih baik untuk menjadi seorang dewasa yang sehat dan produktif. Dengan pemikiran
ini sebenarnya upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan anak harus
lebih diutamakan kepada upaya dalam bidang pediatri pencegahan yang termasuk dalam
43
pediatri sosial. Oleh karena pentingnya peranan pediatri sosial dalam memaksimalkan
proses tumbuh kembang anak.10
44