C7 Skenario 5

21
Aspek Etik Dalam Perawatan Pasien Karsinoma Kolon Stadium Terminal Kelompok C7

description

ppt

Transcript of C7 Skenario 5

Aspek Etik Dalam Perawatan Pasien Karsinoma Kolon

Stadium Terminal

Kelompok C7

Kasus 5

• Seorang pasien berusia 62 tahun datang ke rumah sakit dengan karsinoma kolon yang telah terminal. Pasien masih cukup sadar berpendidikan cukup tinggi. Ia memahami benar posisi kesehatannya dan keterbatasan kemampuan ilmu kedokteran saat ini. Ia juga memiliki pengalaman pahit sewaktu kakaknya menjelang ajalnya dirawat di ICU dengan peralatan bermacam-macam tampak sangat menderita, dan alat-alat tersebut tampaknya hanya memperpanjang penderitaannya saja. Oleh karena itu, ia meminta kepada dokter apabila dia mendekati ajalnya agar menerima terapi yang minimal saja (tanpa antibiotika, tanpa peralatan ICU, dll) dan ia ingin mati dengan tenang dan wajar. Namun, ia tetap setuju apabila ia menerima obat-obatan penghilang rasa sakit bila memang dibutuhkan.

Pasien dgn karsinoma kolon stadium terminal meminta terapi

minimal

Bioetik

Prosedur MedisInformed Consent

Prosedur Medikolegal

Aspek Hukum

Hipotesis

• Pasien 62 tahun dengan karsinoma kolon stadium terminal meminta dokter agar memberikan terapi minimal dan ingin meninggal dengan tenang dan wajar.

Hak Pasien

Hak pasien menurut UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Pasal 53 (2):

• Hak atas informasi• Hak memberikan persetujuan• Hak atas rahasia kedokteran• Hak atas pendapat ke 2 (second opinion)

Hak Dokter

UU no 29 tahun 2004 pasal 50:• Dokter berhak memperoleh perlindungan hukum

sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi medis dan standar profesi operasional.

• Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar operasional.

• Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien maupun keluarganya.

• Memperoleh imbalan jasa.

Kewajiban Dokter

KEKI itu mengatur beberapa kewajiban dokter yaitu :

• Kewajiban Umum• Kewajiban dokter terhadap pasien• Kewajiban dokter terhadap teman sejawat• Kewajiban dokter terhadap diri sendiri

Etika Kedokteran

Prinsip Otonomi• Menghargai pasien menentukan nasib sendiri.• Berterus terang.• Menghargai privasi.• Melaksanakan informed consent.• Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomy

pasien.• Tidak berbohong meskipun demi kebaikan pasien.• Menjaga hubungan baik dengan pasien.

Etika Kedokteran

Prinsip Beneficence• Mengutamakan kepentingan pasien.• Memandang pasien/keluarga/sesuatu tidak hanya

sejauh menguntungkan dokter/rumah sakit/pihak lain.• Maksimalisasi akibat baik (termasuk jumlah > akibat

buruk).

Etika Kedokteran

Prinsip Non–maleficence• Tidak membunuh pasien.• Tidak memandang pasien hanya sebagai objek.• Mengobati secara proposional.• Mencegah pasien dari bahaya.• Memberikan semangat hidup pada pasien.• Tidak membahayakan kehidupan pasien karena

kelalaian.• Tidak melakukan white collar crime.

Etika Kedokteran

Prinsip Justice• Memberlakukan segala sesuatu secara universal.• Menghargai hak sehat pasien.• Menghargai hak orang lain.• Menjaga kelompok rentan.• Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang

tepat dan kompeten.• Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa

alasan sah/tepat.

Informed Consent

• Untuk memperoleh persetujuan dari pasien dan untuk menghindari adanya salah satu pihak yang di rugikan, dokter wajib memberikan informasi sejelas-jelasnya agar pasien dapat mempertimbangkan apa yang akan terjadi terhadap dirinya.

Informed Consent

• Hasil Pemeriksaan: Pasien memiliki hak untuk mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.

• Risiko: Risiko yang mungkin terjadi dalam terapi harus diungkapkan disertai upaya antisipasi yang dilakukan dokter untuk terjadinya hal tersebut.

• Alternatif: Dokter harus mengungkapkan beberapa alternatif dalam proses diagnosis dan terapi.

Informed Consent

• Rujukan/ konsultasi: Dokter berkewajiban melakukan rujukan apabila ia menyadari bahwa kemampuan dan pengetahuan yang ia miliki kurang untuk melaksanakan terapi pada pasien tertentu.

• Prognosis: Pasien berhak mengetahui semua prognosis, komplikasi, ketidaknyamanan, biaya, kesulitan dan risiko dari setiap pilihan termasuk tidak mendapat pengobatan atau tidak mendapat tindakan apapun.

Peranan Rekam Medik

• Peranan rekam medik sangat penting dalam praktek dokter. Rekam medik memuat semua informasi yang dibutuhkan, baik yang diperoleh dari pasien, pemikiran dokter, pemeriksaan dan tindakan yang dilakukan oleh dokter, komunikasi antar tenaga medis, informed consent.

• Berbagai tindakan medik lain yang tidak termasuk suatu kelalaian medik juga dapat diancam dengan pidana, seperti euthanasia, membantu pasien bunuh diri, melakukan aborsi, membuat keterangan palsu, dan lain-lain.

Prosedur Tindakan Medis

• Perawatan penderita tergantung pada tingkat staging kanker itu sendiri. Terapi akan jauh lebih mudah bila kanker ditemukan pada stadium dini.

• Tingkat kesembuhan kanker stadium 1 dan 2 masih sangat baik. Namun bila kanker ditemukan pada stadium yang lanjut, atau ditemukan pada stadium dini dan tidak diobati, maka kemungkinan sembuhnya pun akan jauh lebih sulit.

• Di antara pilihan terapi untuk penderitanya, opsi operasi masih menduduki peringkat pertama, dengan ditunjang oleh kemoterapi dan/atau radioterapi.

Pembahasan Kasus

• Sebagai seorang dokter professional, yang pertama di lakukan adalah memberi penjelasan mengenai metode terbaru yang dapat menunjang pengobatan penderita.

• Dapat di libatkan juga sanak saudara / keluarga yang paling dekat dengannya untuk mendapat informasi mengenai penyakit dan pengobatan yang dapat di lakukan kepada penderita.

• Lalu keluarga terdekatnya yaitu istri dan anaknya menyetujui bahwa pengobatan yang terbaru ini dapat memberikan harapan baru untuk pasien sembuh walaupun tidak 100 % pasti sembuh, pasien pun mengikuti saran dokter dan didukung oleh istri dan anaknya.

Pembahasan Kasus

• Disertai dengan Informed consent yang di tanda tangani oleh pasien sendiri dan disaksikan oleh keluarga terdekatnya.

• Tetapi karena memang kondisinya sudah sangat buruk terapi terbaru pun tidak dapat menolong banyak, akhirnya pasien di masukan ke ICU, walaupun pasien tadinya menolak memakai alat ICU tetapi dokter juga memiliki hak untuk menolak permintaan pasien karena memang ini dalam keadaan Gawat Darurat dan keluarganya pun sudah diberi tahu bahwa pasien ini harus segera di bawa ke ICU, tetapi pasien sudah mendekati ajalnya.

Pembahasan Kasus

• Sebagai dokter harus mengetahui jika sudah mati batang otaknya dengan pemeriksaan mati batang otak sudah positif, walaupun jantung masih berdenyut tetapi dengan bantuan alat, dokter memberi penjelasan kepada keluarga mengenai keadaan pasien sekarang ini, dengan menjelaskan bahwa pasien sudah berpulang dan hanya alat saja yang membantu fungsi dari jantungnya, keputusan untuk melepaskan alat-alat di ICU di berikan kepada keluarga pasien.

Kesimpulan

• Dokter harus benar- benar menyadari dan memahami hak dan kewajibannya serta hak dan kewajiban pasien. Hal itu penting sebab sekarang ini banyak dokter yang memiliki komunikasi dokter-pasien yang baik tidak terjadi. Dan tidak lupa selalu memberikan informed consent jika akan dilakukan tindakan pada pasien dan memperhatikan serta mengerti mengenai etika kedokteran yang berlaku di Indonesia.