SKENARIO 2 Blok 15

10
SKENARIO 2 >>> Gangguan Refraksi NO DEFINISI ETIOLOGI PATOFISIOLOGI GEJALA KLINIS DIAGNOSIS TATALAKSANA 1 Hipermetropia >Ggn kkuatan pmbiasan mata, sinar sejajar jauh tdk cukup dibiaskan shg titik focus di belakang retina (blkg macula lutea) macam pnyebab: a.H. Sumbu/aksial: klainan refraksi krn bola mata pendek/ sumbu anteropost pendek b.H. Kurvatur: lengkung kornea/lensa kurang c.H. Refraktif: indeks bias yg kurang pd system optic mata. Bentuk2 Hipermetropi: a.H. Manifest : hipermetrofi yg bs dikoreksi dgn kaca mata (+) maks. Tdd: H. Absolut & H. Fakultatif. Hipermetrofi manifest dikoreksi tanpa sikloplegik >>H. Absolut : Kelainan refraksi tanpa diimbangi akomodasi, perlu kacamata (+) utk lihat jauh >>H. Fakultatif: kelainannya bias diimbangi dgn akomodasi atau dgn kacamata (+). Pasien hanya akan melihat normal tanpa kacamata, dan kalaupun dikasi kacamata (+) maka dapat mengistirahatkan otot- otot akomodasinya -> so.. ini adalah jenis hipermetropi manifest yg masi punya tenaga akomodasi. b. H. Laten: Merupakan klainan hipertrofi yang masih diimbangi seluruhnya oleh akomodasi. Danuntuk mengukur besar hipermetropinya, harus >Penglihatan dekat dan jauh kabur >Sakit kepala, silau, rasa juling, penglihatan ganda. >Keluhan matanya lelah krn berakomodasi terus.sebabkan keadaan yg dsbut dengan “astenopia akomodatif” >krn terus2an akomodasi, bola mata bersama-sama mlakukan konvergensi, mata sering berkedudukan esotropia/juling k dalam. > pasien dgn hipermetropi, sering terjadi ambliopia pd salah 1 matanya, mata ambliopia, matanya bergulir k temporal >Metode trial and error: periksa 6 meter pake kartu snellen, priksa satu2 matane, tentukan tajam penglihatan tiap mata, kalo tajam penglihatan/visusny a gak 6/6 koreksi pake lensa sferis (+) >pd anak2/remaja yg punya keluhan asthenophia akomodativa-> tes pake sikloplegik dlu baru kmudian tentukan koreksinya. >Retinoskop >autorefraktometer >Kacamata: lensa sferis (+) terkuat yg bs berikan tajam penglihatan terbaik. >Lensa kontak:utk Anisometropia & Hipermetropia tinggi.

description

resume tutorial skenario 2 blok 15 (neurosensorik) tahun 2011

Transcript of SKENARIO 2 Blok 15

Page 1: SKENARIO 2 Blok 15

SKENARIO 2

>>> Gangguan Refraksi

NO DEFINISI ETIOLOGI PATOFISIOLOGI GEJALA KLINIS DIAGNOSIS TATALAKSANA1 Hipermetropia

>Ggn kkuatan pmbiasan mata, sinar sejajar jauh tdk cukup dibiaskan shg titik focus di belakang retina (blkg macula lutea)

macam pnyebab:

a.H. Sumbu/aksial: klainan refraksi krn bola mata pendek/ sumbu anteropost pendekb.H. Kurvatur: lengkung kornea/lensa kurangc.H. Refraktif: indeks bias yg kurang pd system optic mata.

Bentuk2 Hipermetropi:

a.H. Manifest : hipermetrofi yg bs dikoreksi dgn kaca mata (+) maks. Tdd: H. Absolut & H. Fakultatif. Hipermetrofi manifest dikoreksi tanpa sikloplegik>>H. Absolut : Kelainan refraksi tanpa diimbangi akomodasi, perlu kacamata (+) utk lihat jauh>>H. Fakultatif: kelainannya bias diimbangi dgn akomodasi atau dgn kacamata (+). Pasien hanya akan melihat normal tanpa kacamata, dan kalaupun dikasi kacamata (+) maka dapat mengistirahatkan otot-otot akomodasinya -> so.. ini adalah jenis hipermetropi manifest yg masi punya tenaga akomodasi.b. H. Laten: Merupakan klainan hipertrofi yang masih diimbangi seluruhnya oleh akomodasi. Danuntuk mengukur besar hipermetropinya, harus diukur pake sikloplegik. Biasanya pada kawula muda, kalo yang tua2 kebanyakannya yg fakultatif/ absolute

>Penglihatan dekat dan jauh kabur>Sakit kepala, silau, rasa juling, penglihatan ganda.>Keluhan matanya lelah krn berakomodasi terus.sebabkan keadaan yg dsbut dengan “astenopia akomodatif”>krn terus2an akomodasi, bola mata bersama-sama mlakukan konvergensi, mata sering berkedudukan esotropia/juling k dalam.> pasien dgn hipermetropi, sering terjadi ambliopia pd salah 1 matanya, mata ambliopia, matanya bergulir k temporal

>Metode trial and error: periksa 6 meter pake kartu snellen, priksa satu2 matane, tentukan tajam penglihatan tiap mata, kalo tajam penglihatan/visusnya gak 6/6 koreksi pake lensa sferis (+)>pd anak2/remaja yg punya keluhan asthenophia akomodativa-> tes pake sikloplegik dlu baru kmudian tentukan koreksinya. >Retinoskop>autorefraktometer

>Kacamata: lensa sferis (+) terkuat yg bs berikan tajam penglihatan terbaik. >Lensa kontak:utk Anisometropia & Hipermetropia tinggi.

2. Miopia >Kelainan refraksi, sinar sejajar yg masuk k mata yg dlm keadaan istirahat (tanpa akomodasi) dibias bentuk bayangan d depan retina/macula lutea.

Bentuk Miopia:

a.M.Refraktif/bias/indeks: bertambahnya indeks bias media penglihatan, lensa jd lebih cembung shg pembiasan lbh kuatb.M. Aksial: miopia krn panjangnya sumbu bola mata, dengan lengkung kornea dan lensa yg normal.

>>>Miopia menurut derajatnya :a.M. Ringan: 1-3 Db.M.Sedang: 3-6 Dc.M. Berat: lbh dr 6 D

>>>Miopia mnurut perjalanannya:a.M.Stasioner: myopia yg menetap stelah dewasa.b.M.Progressif: myopia yg bertambah terus saat usia dewasa krn pertambahan pjgnya bola matac.M. Maligna: myopia yg perjalanannya progressif dan bs akibatkan ablasio retina & kebutaan biasanya lbh dr 6 D,

>lihat dekat tuh jelas, tp kalo lihat jauh tu kabur>Sakit kepala, juling, celah kelopak yg sempit. >Kebiasann mengernyitkan mata untuk cegah aberasi sferis/ untuk dptkan efek pinhole (lubang kecil)>keluhan astenopia konvergensikalo menetap bs timbulkan juling k dalam / Esotropia

>Metode trial and error: periksa 6 meter pake kartu snellen, priksa satu2 matane, tentukan tajam penglihatan tiap mata, kalo tajam penglihatan/visusnya gak 6/6 koreksi pake lensa sferis (-)>Retinoskop>autorefraktometer>Funduskopi gambaran miopik kresen: gambaran bulan sabit pd polus posterior fundus mata, sclera dan koroid

>Kacamata: lensa sferis (-) terlemah yg berikan tajam penglihatan terbaik>Lensa kontak: utk anisometropia & myopia tinggi>Bedah refraktif: bedah refraktif kornea: untuk ubah kurvatura permukaan anterior kornea (Excimer laser , oprasi lasik)Bedah refraktif lensa: ekstraksi lensa jernih, diikuti dgn implantasi lensa intraokuler.

Page 2: SKENARIO 2 Blok 15

disertai dgn klainan pd fundus oculi, sampai mmbentuk stafiloma postikum.

3. Presbiopia>Berkurangnya kemampuan akomodasi mata krn makin meningkatnya usia/ pd usia lanjut

>Lemahnya otot akomodasi>lensa mata tdk kenyal/elastisitasnya berkurang krn sklerosis lensa

Dgn meningkatnya umur, lensa jd lbh keras (sklerosis), kehilangan elastisitasnyauntuk mencembung, shgga kemampuan utk melihat dekat makin berkurang.

>pd pasien dengan usia lbh dr 40 thn, keluhannya terutama stelah membaca yaitu: mata lelah, berair, sering terasa pedas.>Kesulitanmembaca dekat huruf dengan cetakan kecil>pasien cenderung menegakkanpunggungnya saat membaca,menjauhkan objek yg dibacanya, shingga mencapai titik dekatnya dan objek dapat terbaca dgn lbh jelas.

>metode “trial and error” hingga dapatkan visus 6/6>koreksi jauhnya scara binol=kuler kmudian ambahkan lensa sferis (+) & priksa dgn kartu Jeager dgn jarak 0.33 M

>Diberikan lensa sferis (+) sesuai pedoman usia, mulai usia 40thn kasi tambahan sferis (+) 1.00 dan tiap 5 thn ditambah lg (+) 0.50 penambahan lensa sferis (+) bs dalam berbagai cara :kacamata baca utk lihat dekat ajakacamata bifocal utk lihat jauh dan dekatkacamata progressive: tdk memiliki batas bagian lensa untuk lihat jauh dan dekat

>kalo koreksinya gak mencapai 6/6, tanpa terikat pedoman umur dapat diberikan seberapapun sampai bias mmbaca dengan nyaman.

4. Astigmatisma

Berkas sinar tdk difokuskan dgn tajam, di satu titik d retina, tp malah k 2 titik api yg saling tegak lurus

Hal ini krn kelainan kelengkungan perm. Kornea. 7 bisa jg karena kelainan lensa

Secara fisiologis, ada yg disebut dengan “astigmatisma with the rule” terjadi normal pd bayi baru lahir, yg memiliki kornea yg bulat/sferis, kemudian berkembang jd astigmatisma with the rule kelengkungan kornea pd bidang vertikalnya bertambah/ lbh kuat/ jari2nya lbh pendek dr jari2 lengkung korena d bidang horizontal. Kemudian d usia pertengahan, kornea jd lebih sferis kembali sehingga jd “astigmatisma against the rule” biasanya pd lansia, lengkung kornea bidang horizontal lbh kuat drpd bidang vertikalnya

Ada 2 macam astigmatisma :1. A. regular ; kekuatan pembiasan bertambah atau berkrang perlahan , teratur dr 1 meridian k meridian berikutnya. bayangan bs berbentuk : garis, lonjong atau lingkaran2.A. Irreguler: astigmatisma terjadi dgn tanpa memiliki meridian yg saling tegak lurus. Akibat kelengkungan kornea pd meridian yg berbeda, shgga bayangan terbentuk irregular. >>etiologi: bs karena infeksi kornea, trauma dan distrofi krn kelainan pembiasan pd meridian lensa yg berbeda.

>Metoda trial and error: periksa 6 meter pake kartu snellen, priksa satu2 matane, tentukan tajam penglihatan tiap mata, kalo tajam penglihatan/visusnya gak 6/6 koreksi pake lensa silinder -/+ dgn aksis diputar 0-180 derajat. Kadang kombinasi lensa + dan –.>Retinoskop>autorefraktometer>Juring atau kipas astigmat:garis warna hitam, disusun gradial , semisirkuler, adengan dasar yg putih, digunakan untuk px subjektif ada tdknya kelainan refaraksi astigmat.

>dengan lensa kontak keras bila epitel tdk rapuh>lensa kontak lembek bila disebabkan oleh infeksi, trauma dan distrofi untuk berikan efek permukaan yg irdreguler.

>pd astigmatisma regular: berikan kacamata sesuai kelainan yg didapat . koreksi gunakan lensa silinder -/+ dgn atau tanpa kombinasi lensa sferis>pd astigmatisma irregular : lensa kontak keras, bila kasus berat : transplantasi kornea.

Page 3: SKENARIO 2 Blok 15

>> Vision & visual effect

NO DEFINISI ETIOLOGI PATOFISIOLOGI GEJALA KLINIS DIAGNOSIS TATALAKSANA1. Amblyopia

Kondisi dimana tajam penglihatan tdk mencapai optimal sesuai dgn usia & intelegensinya walaupun sdh dikoreksi dgn kelainan refraksinya.

2 faktor penyebab ambliopia: 1.ambliopia nirpakai (non use): akibat tdk dipergunakannya elemen visual retinokortikal pd saat krisis perkembangan yaitu usia sblm 9 thn.2.ambliopia suppresi: dpt merupakan suatu proses kortikal, yg akibatkan terdapatnya skotoma absolute pd penglihatan binokular

Tanda2 mata dgn ambliopia:>berkurangnya penglihatan 1 mata>turunnya tajam penglihatan trutama pd fenomena crowding>hilang sensitivitas kontras>mata mudah alami fiksasi eksentrik>adanya anisokoria>tdk pengaruhi penglihatan warna>daya akomodasi turun>EEG&ERG penderita ambliopia selalu normal berarti tdk disertai kelainan organic d retina atau korteks serebri.

Macam2 ambliopia:1.A. Fungsional: bisa tjd qkongenital / didapat, kena 1 mata, dgn tajam penglihatan kyrang / kelainan organih=k, tdk bisa diperbaiki dgn kaca mata. Resiko terjadi pd anak2.Sampai usia 6-7 thn anak2 sensitif utk terkena ambliopia fungsional, tp pd usia mereka juga, ambliopia paling sukses berhasil diobati. >telat pengobatan bisa tjd defek visual.>pengobatan meliputi, oklusi, penalisasi, pleoptik2.A, Strabismik: terjadi krn juling lama (biasanya k dalam) pd anak sbelum penglihatan tetap, pd kondisi ini tjd suppresi pd mata utk cegah ggn penglihatan (diplopia). Kondisi keudukan bola mata tdk sejajar sehingga hanya 1 mata yg diarahkan pd benda yg dilihat. >pengobatan: menutup mata yg sehat & dirujuk pd dokter mata. Aambliopia jenis ini bisa pulih kmbali pd usia < dr 9 thn dgn menutup total mata yg baik.3. A. Refraktif: pd mata ametropia atau anisometropia yg tdk dikoreksi. Dan mata dgn isometropia sprit hipermetropia dalamatau myopia berat atau pd astigmatisme. penglihatan bisa baik dlm beberapa bln dgn gunakan kaca mata koreksi.>pengobatan dgn menutup mata yg baik setelah mata ambliopia dapatkan kacamata yg sesuai.4.A. Anisometropik: kelainan refraksi kedua mata yg berbeda jauh, bayangan benda d kedua mata tdk sama bezsar timbulkan bayangan benda pd retina secara relative diluar focus disbanding dgn mata lainnya. Shg mata akan memfokuskan melihat dgn 1 mata. Bayangan yg lebih suram akan di suppres, biasanya pd mata yg lbh ametropik. ambliopia tjd krn perbedaan refraksi kedua mata lbh besar dr 2,5 D. akibatkan ggn fungsi penglihatan binocular tunggal demikian pula tjd pd unilateral astigmatisma shg bayangan

-pencegahan terhadap ambliopia ialah jika pd anak <dr 5 thn perlu px tajam penglhatan terutama bila disertai juga dgn tanda2 juling

PEMERIKSAAN AMBLIOPIA:>>>perlu tau dulu perkembangan tajam penglihtan sejak bayi sampai anak usia 9 tahun untuk cegah keterlambatan perawatan>>> px kedudukan mata, reaksi pupil, px fundus

1.uji crowding fenomena: utk ketahui adanya ambliopia.--> pasien suru baca huruf kartu snellen sampe huruf terkecil, yg sebelumnya huruf2nya itu d tutupi pake selotip, dan di tunjukkan satu persatu, terus suru tebak itu huruf apa. Di tebaki juga antara huruf yg di selotipin dgn huruf yg ud terbuka selotipnya pd baris yg sama, jika tdpt penurunan tajam penglihatan dr huruf isolasi k huruf dalam baris, disebut sbg fenomena crowding.

2.uji density filter netral : utk tau adanya ambliopia mata orang ambliopia berada pd kondisi beradaptasi gelap, jd kalo d uji penglihatannya dgn intensitas sinar yg direndahkan, tdk akan tjd penurunan tajam penglihatan.-->dilakukan dgn pakai filter yg perlahan lahan digelapkan, shg tajam penglihatan pd mata normal akan turun 50% tp pd mata ambliopia, tdk tjd penurunan tajam penglihatan/ hanya sedikit penurunan.

3.uji worth four dot: utk fusi dan penglihatan stereosis utk melihat penglihatan binocular, adanya fusi, korespondensi retina abnormal, suppresi 1 mata dan juling. pasien pake kaca mata dgn filter merah pd mata kanan, dan filter biru pd mata kiri. Kemudian

saat yg sgt rentan, pd bayi usia 6 bln dan tdk terjadi setelah usia < dr 5 thn-perbaikan dpt dilakukan bila penglihatan masih dlm perkembangannya. Jika amabliopia ditemukan sebelum usia 6 thn masih bisa dilakukan latihan utk perbaikan penglihatan.Pengobatan: a.pada pasien muda, pengobatan antisuppresif aktif untuk singkirkan factor ambliopiagenik.b.oklusi mata yg sehatc.penalisasi dekat, mata ambliopia dibisakan utk melihat dekat, kasi lensa +2,5D & mata yg baik, kasi atropined.penalisasi jauh, mata ambliopi dibiasakan utk lihat jauh, sedangkan mata sehat di kasi lensa + 2,5D e.alatihan ortopik jika tjd julingf.pd anak < dr 5 thn px tajam penglihatan

Page 4: SKENARIO 2 Blok 15

jd kabur.>pengobatan: kacamata refraksi +penutupan pd mata yg sehat5.A. ametropik : menurunnya tajam penglihatan mata + kelainan refraksi berat yg tdk dikoreksi ()hipermetropi/ astigmat)perbaikan dlm beberapa bulan stelah diberi kacamata hasil pemeriksaan refraksi secara objektif6. A. eks anopsia: diduga disebabkan oleh suppresi atau proses aktif dr otak untuk menekan kesadaran melihat. Menurunnya penglihatan pd 1 mata akibat hilangnya kemampuan bentuk setelah fiksasi sentral.>pengobatan: menutup mata yg sehat, setelah bagian mata yg sakit dibersihkan kekeruhan media penglihatannya 7.A.intokikasi : o/k pemakaian tembakau, alcohol, timah atau bahan toksiak lain. Ditandai dgn gejala lapang pandang yg berubah ubah. Hilangnya tajam penglihatan sentral bilateral bisa karena metilalkohol & karena gizi buruk8.A. H=isteria: akibat hysteria yg kena 1 mata tp lbh sering kena di kedua mata pd pemeriksaan lapang pandanganya menciut konsentris. Gejala rangsang berupa: blefarospasme, memejamkan mata, lakrimasi.

melihat objek, yg disitu terdapat 4 titik (1 merah , 2 hijau, 1 putih)Interpretasi:>lampu putih terlihat merah oleh mata kanan>lampu hijau oleh mata kiri>merah hanya bs diliat kanan, hijau hanya bsa diliat kiri>normal : terlihat 4 titik, merah, hijau, dan putih terlihat sebagai gabungan merah dan hijau>4 titik jg bisa diliat oleh penderita juling. Tp yg telah tjd korespondensi retina yg tdk normal>pd pasien dgn suppresi: hanya terlihat 2 merah, jika mata kanan dominan. Dan 3 hijau, bila kiri dominan>kalo terlihat 5 titik (3 merah, 2 hijau) bersilangan mata kedudukan eksotropia, kalo gak bersilangan esotropia

2. DIPLOPIA

Keadaan melihat benda, Ganda, bila dilihat oleh 1 atau kedua mata.

Akibat penglihatan kedua mata serentak pd daerah retina yg tdk sekoresponden.

Beberapa bentuk diplopia:

A.diplopia binokuler = karena kedudukan kedua sumbu bola mata yg tdk sejajaar &/ tidak adanya keseimbangan otot penggerak mata kedua mata melihat bersama tp tdk terfokus baik : oleh krn penyakit seperti : penyakit bola mata, penyakit serebelum, serebrum dan meningen>>>Diplopia binokuler tdd :1.diplopia homonym: mata juling k dalam/ esodeviasi, bayangan yg terlihat oleh mata yg juling k dalam terletak d bagian luar sisi benda aslinya. disebut sbg diplopia tak bersilang.2.diplopia heteronym:tjd pd mata yg juling keluar / eksodeviasi, benda yg dilihat oleh mata kanan terletak d sebelah kiri, dan sebaliknya. diplopia heteronym ini bisa dialami secara fisiologik, missal kita mendekatka sebuah pensil did pan mata kita.

B. Diplopia monokuler: diplopia bila melihat dgn 1 mata, keluhan pasien berupa hysteria, astigmat, pupil ganda, lensa subluksasi, dan permulaan katarak

Uji diplopia:Pake kacamata filter merah di mata kanan, filter biru d mata kiri, pasien diminta melihat 1 sumber cahaya & akan menyatakanletak lampu merah dan hijau yg terlihat -Normal: bila mata berkedudukan ortoforia dan bayangan difokuskan d macula, maka lampu akan terlihat 1.-Diplopia bersilang: lampu merah terlihat d sebelah kiri bayangan biru pd diplopia yg dgn mata eksotropia-diplopia homonym: lampu merah ada d kanannya lampu hijau tjd pd mata dgn esotropia.

-

Page 5: SKENARIO 2 Blok 15

>>>OPTIC DISC & NERVE

NO DEFINISI ETIOLOGI PATOFISIOLOGI GEJALA KLINIS DIAGNOSIS TATALAKSANA1 PAPIL EDEMA

Pembengkakan tanpa peradangan papil saraf optic karena peningkatan TIK

-tumor intracranial-pseudotumor serebri-stenosis aquaductus serebri-hematom subdural & epidural -perdarahan subaraknoid-AV malformation-abses otak-meningitis , encephalitis-trombosis sinus sagitalis

Hambatan aliran vena, krn tekanan pd vena sentralis retina yg tinggalkan papil saraf optic, melewati ruang subarachnoid dan subdural.

-visus normal, kcuali pd std lanjut-sefalgia, nausea, vomit-defek lapang pandang-pembengkakan papil N VII, batas kabur-vena retina melebar dan berkelok

-px visus-funduskopi-lapang pandang-targent screen-goldman perimetri

DD:Pseudopapiledema, neuritis optic/papilitis, hiprtensi retinopati maligna, oklusi vena retina sentralis, iskemik optic neuropati

-diobati penyebabnya

2. Papil atrofi

Merupakan degenerasi saraf optic tampak sbg papil saraf optic yg warnanya lebih puzcat dr kondisi normalnya.

Vaskuler, degenerative, sekunder krn papil edema, sekunder karena papilitis, dtekanan pd saraf optic, toksik, metabolic, traumatic, glaucomatous.

Diklasifikasikan menjadi :1.papil atrofi primer: akarena proses degenerasi d retina / retrobulber. Klinis papil batas tegas, ekscavatio lebar, tampak lamina kribosa d dasar ekscavatio2.papil atrofi sekunder: akibat peradangan akut saraf optic yg berakhir dgn proses degenerasi. Klinis: tepi papil agak kabur, tampak pucat, lamina kribosa tdk tampak

#gejala umumnya;-kemunduran tajam penglihatan perlahan bs sampe 0-gangguan lapang pandang; pelebaran d bintik buta-kelainan fundus okuli: papil N II pucat, PD retina mengecil

-px tajam penglihatan : snellen chart-lapang pandang: perimeter goldmann, tangent screen-funduskopi: optalmoskop direk papil pucat, batas jelas, PD kecil/ menghilang.

DD;-anterior iskemik optic neuropathy, -papil glaukomatosa

-cari penyebabnya-visus yg menurun krn papil yg atrofi tdk bisa d perbaiki

>>>LENSA

NO DEFINISI ETIOLOGI PATOFISIOLOGI GEJALA KLINIS DIAGNOSIS TATALAKSANA1 KATARAK

Setiap keadaan kekeruhan pd lensa, yg dpt terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa,

Factor predisposisi pd katarak :-fisik-kimia-penyakit predisposisi-genetik & ggn perkembangan-infeksi virus d masa pertumbuhan janin-usia

-penglihatan berasap, tajam penglihatan menurun progresif-lensa yg keruh, jd tdk transparan lagi, pupil akan berwarna putih atau kelabu.

Klasifikasi katarak:1.katarak congenital :Sdh terlihat pd usia < dr 1 thn-penyebab kebutaan pd bayi-terbagi lg jd : katarak kapsulolentikular (katarak kapsular dan polaris) dan katarak lentikular (katarak yg kena korteks atau nukleus lensa saja)-diagnosis :

-px sinar celah (slit lamp)-funduskopi-tonometer-px tajam penglihatan: sebaiknyadilakukan sbelum dilakukan tindak pembedahan: untuk ketahui apakah kekeruhannya sebanding dgn turunnya tajam penglihatan.

-tindak pebedahan setelah pembedahan, lensa diganti dgn kacamata afakia, lensa kontak, atau lensa tanam intraokuler

Tatalaksana berdasarkan jenis klasifikasi:1 katarak congenital: operasi. Indikasi: dilakukan bila reflek fundus tdk ada, dan bila katarak bersifat total opp dilakukan pd usia < dr 2

Page 6: SKENARIO 2 Blok 15

atau keduanya >>pemeriksaan riwayat prenatal infeksi pd ibu (ex:rubella) d kehamilan TM 1, dan riwayat konsumsi obat2an .>> uji reduksi urin yg +, mungkin kataraknya krn galaktosemia. >>px darah : krn hubungannya dgn riwayat DM, kalsium dan fisfor-Gejala: pupil bayi terlihat ada bercak putih atau leukorea (px dgn cara melebarkan pupil)

2.Katarak juvenile: katarak yg lembek, trdapat pd usia muda, lbh dr 3 bln & kurang dr 9 thn. Biasanya kelanjutan dr katarak congenital.

3. katarak senile: semua kekeruhan lensa yg terdapat pd usia lanjut. Lbh dr 50 thn.-kekeruhan lensa dengan nucleus yg mengeras akibat usia lanjut biasanya mulai tjd pd usia lbh dr 60 thn.-terdapat 4 stadium:1,katarak insipient: kekeruhan dr tepi ekuator, berbentuk jeriji, menuju korteks ant dan post (katarak kortikal), berupa garis2 yg melebar dan makin k sentral mirip sprit ruji roda. biasanya pd std ini gakada ggn tajam penglihatan, & masih bs dikoreksi mencapai 6/62, katarak intumesen/imatur: kekeruhan lensa+ pembengkakan lensa, akibat lensa yg degeneratif menyerap air krn air masuk k dlm celah lensa, lensa jd bengkak dan besar, kemudian lensa mendorong iris shg akibatkan bilik mata jd lbh dangkal drpd kondisi normalnya. katarak imatur: kekeruhan terutama di bag posterior nucleus, belum mengenai seluruh lap. Lensa. Tjd pencembungan lensa sehingga tingkatkan daya bias shg kelainan refraksi lbh mirip miopi3, katarak matur: kekeruhan pd seluruh lensa: warna putih keabuan . tajam penglihatan menurun hanya dpt melihat gerakan tangandan persepsi cahaya4. katarak hipermatur: bila std matur dibiarkan bisa sebabkan pencairan korteks dan nucleus tenggelam k bawah (KATARAK MORGAGNI), atau bs jg lensanya terus2an kehilangan cairan & jd keriput (SHRUNKEN KATARAK)

thn atau lbh muda & bila telah dpt dilakukan pembiusan.-pd katarak total bilateral: bedah secepatnya-katarak total unilateral: bedah 6 bln stelah katarak terlihat, sbelum terjadi juling-katarak total/congenital unilateral: bedah secepat ungkin prognosis buruk, krn mudah terjadi ambliopia-katarak bilateral partial : konservatif, sementara dpt dicoba dgn kacamata/ midriatika.

2 DISLOKASI LENSA Disebabkan oleh krn trauma tumpul sebabkan putusnya zonula zinn , akibatkan kedudukan lensa terganggu.

Macam2 dislokasi lensa:

Page 7: SKENARIO 2 Blok 15